6/14/2013
Pendahuluan •
•
Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan Kehutanan BPTKPDAS, Th. 2013
•
• •
• •
Pohon mati
Kekeringan
Banjir
1
6/14/2013
Tujuan Tulisan:
Manfaat : • •
Bahan & Alat
Metode Penelitian
Bak DRO
Jenis yg Diteliti No. Spesies tanaman 1. Sengon (Paraserianthes falcataria) 2. Akasia (Acacia mangium) 3.
Kayu putih (Melaleuca cajuputi)
4.
Nyamplung (Calophyllum inophyllum) Mahoni (Swietenia mahagoni) Ekaliptus (Eucalyptus pellita)
5. 6.
Lokasi penelitian Wonosobo
Kawasan Hutan KPH Kedu Selatan
Tanaman
*
Tanaman
Bak
*
BF
Wonogiri Sumatera Selatan - Grobogan - Gunung Kidul - Ponorogo Karanganyar -
Ngawi Riau
-
KPH Surakarta PT. Musi Hutan Persada KPH Gundih KPH Madiun
DRO Tanah
BF
Batu Kali
1 -1,5m Ijuk
Tanah/Kebun milik masyarakat KPH Ngawi PT. Arara Abadi, Perawang
ET = P – (DRO + BF + ΔS) Penakar Curah Hujan
2
6/14/2013
3
6/14/2013
Spesies tanaman Sengon
Akasia mangium
Lokasi
Jarak tanam
Wonosobo
Plot 1: (2mx3m) + kopi Plot 2: (2mx3m) + kopi Plot 3: (2mx3m) + kopi Plot 1: (4mx3m) Plot 2: (4mx3m) Plot 3: (4mx4m) 3mx3m 2mx4m 2mx4m 2mx4m Plot 1: 2mx2m Plot 2: 3mx3m 2mx4m 3mx2m
Wonogiri
Nyamplung
Sumsel Grobogan Gunung Kidul Ponorogo Karanganyar
Mahoni Ekaliptus pellita
Ngawi Riau
Kayu putih
Kondisi tanaman bawah Dibiarkan 100% Dibiarkan 50% Dibiarkan 25%
Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 100% Dibiarkan 50% Dibiarkan 100%
Durasi Pengamatan (th) 1
1
2 1 1 1 1 1 4
Jenis pohon
Umur tanaman (th)
Lokasi studi
Jenis Tanah
Kelas tekstur tanah
Kadar air tanah (%)
Air tersedia (%)
Sengon
4
Wonosobo
Inceptisols
Lempung
2,81 - 16,80
13,40 - 23,50
Akasia mangium
4
Wonogiri
Inceptisols
Lempung
2,62 - 12,50
11,70 - 19,00
Kayu putih Kayu putih Kayu putih
4 4 6
Sumatera Selatan Gundih Ponorogo Gunung Kidul
Nyamplung
4
Karanganyar
Mahoni
4
Ngawi
Vertisols
Riau
Ultisols
Akasia
Ekaliptus pellita
2-3
2-5
Ultisols Vertisols Vertisols Vertisols Inceptisols
Lempung pasiran Lempung Lempung Lempung Lempung debuan Lempung debuan Geluh pasiran
2,31 - 2,69
9,40 - 18,80
2,16 – 2,76 1,67 – 2,47 2,29 - 3,01
18,00 – 19,50 9,30 – 19,85 24,23 - 33,45
2,10 - 8,51
10,54 – 17,65
2,85 - 12,47
16,60 - 34,80
2,46 - 3,20
8,91 - 13,90
Hasil Penelitian Nilai ET Jenis pohon
Lokasi
Sengon Akasia
Wonosobo Wonogiri Sumater Selatan Gundih Ponorogo Gunung Kidul Karanganyar Ngawi Riau
Akasia kayu putih kayu putih kayu putih Nyamplung Mahoni Ekaliptus
(%) ET terhadap CH Rata-rata Kisaran 28,5 22,2-34,9 29,2 22,9-34,8
CH rata-rata (mm/th)
ET rata-rata (mm/th)
2.487 2.045
708 597
3.069
1.843
59,9
58,8-61,1
981 1.982 1.875 1.983 1.665 2.485
397 750 612 497 566 1.450
40,5 37,8 32,7 25,0 34,0 59,7
40,5 37,8 30,6-34,9 23,0-27,1 31,4-36,6 47,8-71,5
60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 ,00
4
6/14/2013
Pembahasan
Pembahasan
•
•
•
•
Referensi nilai ET berbagi spesies Jenis pohon Pinus merkusii P. merkusii P. merkusii P. merkusii P. caribaea P. caribaea P. patula E. urophylla E. deglupta E. alba E. trianta E. grandis E. grandis E. grandis E. hybrid E. hybrid Eucalyptus sp.
Lama Curah Penelitian/ ET hujan (mm/th) Umur tanaman (mm/th) (th) 8 3.056 1.971 3.695 1.308 5 1.816 - 1.002 3.455 1.253 900 1 1.121 717 1.770 1.160 8 3 3 3 1 6 9 3 -
3.056 3.136 3.136 3.136 1.121 1.147 1.396 3.187 1.518 500 1.200
1.128 1.659 1.643 1.673 922 1.092 1.345 1.912 1.024 450 1.000
ET (% dari Metode Pengukuran CH) 64,5 Lisimeter 35,4 Model Penman-Monteith 29 - 69 63,9 36,9 52,9 52,4 53,4 82,2 95,2 96,4 60,0 67,5 80 - 90
Model Soil Water Balance Model Penman-Monteith Model Catchment Water Balance Lisimeter Lisimeter Lisimeter Lisimeter Model Soil Water Balance Model Soil Water Balance Model Penman-Monteith Lisimeter -
Lokasi Studi
Referensi nilai ET berbagi spesies Sumber
Jenis pohon *)
Indonesia Indonesia Indonesia
Pudjiharta (1986) Arifjaya, dkk. (2002) Soedjoko, dkk. (1998)
Indonesia Brazil Fiji
Bruijnzeel (1997) Lima, et al. (1990) Waterloo (1994)
Kenya Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Brazil Brazil Brazil Congo -
Blackie (1979) **) Pudjiharta (1986) *) Pudjiharta (1992) *) Pudjiharta (1992) *) Pudjiharta (1992) *) Lima, et al. (1990) Almeida, et al. (2007) Soares, et al. (2001) Poore, et al. (1985) *) Laclau, et al. (2005) Poore, et al. (1985) *)
Schima walichii S. walichii
Lama Penelitian/ Umur tanaman (th) 8 -
Curah hujan (mm/th) 3.056 -
ET (mm/th) 700 1.200 1.300
Swietenia macrophylla Sorea. pinanga A. mangium Tectona grandis
6
4.016
4 4 -
3.465 3.465 -
Tectona grandis
3
1.671
Tectona grandis
3
1.671
Dalbergia latifolia
4
3.465
C. callothirsus Agathis sp.
3 -
3.402 -
Agathis damara
-
-
1.445 1.497 1.200 1.250 1.070
Altingia excelsa
3
3.402
1.429
2.317 1.154 2.384 950 1.600 1.164 946 1.118
ET (% dari Metode Pengukuran CH)
Lokasi Studi
Sumber
22,9 -
Lisimeter Model Penman-Monteith
Indonesia Indonesia
57,7
Lisimeter
Indonesia
Rusdiana, dkk (2002) Pudjiharta (1986) *)
33,3 68,8 -
Lisimeter Lisimeter Model Penman-Monteith
Indonesia Indonesia Indonesia
Pudjiharta (1986) *) Pudjiharta (1986) *) Hendrayanto, dkk (2002)
69,7
Model Tornthwaite-Matter Indonesia
Supangat dan Putra (2012) Supangat dan Putra (2012) Pudjiharta dan Pramono (1988) *) Pudjiharta (1986) *)
56,6 - 66,9 Model Penman-Monteith
Indonesia
41,7
Lisimeter
Indonesia
44,0 -
Lisimeter Model Penman-Monteith
Indonesia Indonesia
-
Model Catchment Water Balance Lisimeter
Indonesia
Pudjiharta (1986) *)
Rusdiana, dkk (202)
42,0
Indonesia
Bruijnzeel (1988) **) Pudjiharta (1986) *)
5
6/14/2013
Pembahasan
Kesimpulan
•
•
•
• •
Saran •
6
6/14/2013
ETo = ET tanaman standar (ET referensi) yaitu laju evapotranspirasi dari permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya seragam, tumbuh aktif, secara leng¬kap menaungi permukaan tanah dan tidak kekurangan air. Maximum ET rate (reference ET), sering disamakan artinya dgn ET potensial Kc merupakan koefisien tanaman yang menyatakan hubungan antara Eto dan ET tanaman. Nilai Kc beragam sesuai dengan jenis tanaman, fase pertumbuan dan kondisis cuaca yang ada (http://yanessipil.wordpress.com). Sehingga jumlah konsumtif kebutuhan air tanaman yang digunakan untuk penguapan (ET) adalah nilai dari perkalian Kc dan ETo. Kc merupakan koefisien tanaman dan Eto merupakan evaporasi tanaman referensi (Anonim, Tanpa Tahun). Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh koefisien tanaman (kc) yang menyatakan hubungan antara ETo dan ET tanaman (ETtanaman = kc . ETo). Nilai-nilai kc beragam dengan jenis tanaman, fase pertumbuhan tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca yang ada.
Evapotranspirasi potensial (ETp) dapat diartikan sebagai kemampuan atmosfer untuk mengambil air melalui proses evaporasi dan transpirasi dengan asumsi tidak ada kontrol mengenai keberadaan air (air melimpah). PET juga dapat diartikan sebagai kondisi maksimum kemungkinan tanaman mengalami proses evapotranspirasi dengan kondisi meteorologi lingkungan dan fisiologi tanaman sebagai parameter.
Impact of conifers and broadleaves in the uplands and lowlands • For every 10% of an upland catchment that was covered by mature (closed canopy) conifer forest, there would be a potential 1.5–2.0% reduction in water yield • Mixed-aged forest is likely to be less than a 1% reduction in yield per 10% forest cover over the whole forest rotation
7
6/14/2013
•
Strategi pengelolaan CWR • Mixed crops Agroforestry • Mixed-aged forest Sistem petak/kompartemen yg tidak terlalu luas • Pemanfaatan Cover crops di bawah tegakan
8