2011 Social Performance Report
PT BANK ANDARA Jl. Hayam Wuruk No. 137 Denpasar 80237 Telp: (0361) 227 721 – 4 Faks: (0361) 236 712 Plaza Bapindo Citibank Tower Lt. 28 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54 – 55 Jakarta 12190 Telp: (021) 526 0707 Faks: (021) 526 6003
Social Performance Report
2011
PT. Bank Andara
w w w.bank andara.co.id
Menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia, mengembangkan inovasi dan jangkauan luas bagi mereka yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan.
Pioneered a major financial partner for the Indonesian microfinance sector, to develop innovative and extensive range for those who have less access to financial services.
Daftar Isi Content Pesan dari CEO - Message from CEO
Sekilas Bank Andara – Bank Andara at a Glance Tujuan, Visi & Misi – Aim, Vision & Mission Apa Yang Kami Lakukan – What we do Keuangan Mikro di Indonesia – Microfinance In Indonesia
Karakteristik Sosial Debitur/Peminjam- Social Characteristic Of Borrower Andara Bersama BPR – “APEX” Program With BPR AndaraLink Deposito Sosial Bank Andara – Bank Andara Social Deposit Fokus Tahun 2012 - Focus In 2012
Penutup - Conclusion Penjelasan Social Scorecard - Social Scorecard Explanation Lampiran - Attachment
i
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
1 3 5 7 10 11 13 14 15 16 17 19 21
PESAN DARI CEO MESSAGE FROM CEO
Don E. Johnston Jr. Director of Bussines Bank Andara
Yth. Stakeholder, Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami untuk menyampaikan laporan ini kepada Anda. Social Perfomance Report merupakan laporan tahunan yang bertujuan melaporkan aktivitas Bank Andara dalam membantu penyediaan akses keuangan masyarakat berpenghasilan rendah dan unbanked di Indonesia.
Dear stakeholder,
Selama tahun 2011, telah banyak hal yang berhasil dilalui dan dicapai oleh Bank Andara terutama dalam hal memperkuat hubungan dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia, khususnya pada LKM-LKM yang dianggap memiliki perhatian terhadap masyarakat berpenghasilan rendah (Pro-Poor). Beberapa poin penting dalam aktivitas Bank Andara di tahun 2011 yang perlu kami kemukakan sebagai berikut:
During 2011, there were many things have been through and successfully accomplished by Bank Andara in strengthening our role with Micro Finance Institutions (MFIs) in Indonesia, especially those MFIs which are considered focus in low income people (Pro-Poor).
-
Selama tahun 2011, Bank Andara telah melakukan pencairan pinjaman sebesar Rp 474,8 milyar dengan outstanding per Desember 2011 adalah sebesar Rp 479,4 milyar.
- Total (net) debitur yang telah dilayani sampai dengan tahun 2011 adalah 306 LKM dengan penambahan (net) debitur baru tahun 2011 adalah sebanyak 155 LKM.
1
-
Jenis LKM peminjam menjadi lebih beragam; selain BPR, Bank Andara sudah masuk secara lebih serius dalam pasar LKM Non-Bank, khususnya Koperasi. Dari 306 debitur, 39 di antaranya adalah LKM Non-Bank (Koperasi).
-
Peningkatan dalam hal jumlah dan persentase debitur Pro-Poor dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Total debitur Pro-Poor per Desember 2011 adalah 138 LKM (45% dari total debitur).
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
It is a great pleasure for us to deliver this social report to you. The Social Performance Report is an annual report explaining Bank Andara activities in assisting microfinance service to provide financial access to low income and unbanked people in Indonesia.
Following are some key points of Bank Andara achievements 2011 that we need to highlight: -
The Total Loan disbursement as per December 2011 is amounted of IDR 474.8 billion with total outstanding amounted of IDR 479.4 billion.
-
The Total (net) Served Borrower as of December 2011 are 306 MFIs with (net) 155 MFIs increment of new borrowers in 2011.
-
There are more diversity on type of borrowers which have been served beside of Rural Bank, Bank Andara has made more serious entry to non-bank MFI market, especially cooperatives. Out of 306 borrowers, 39 of them are non-bank MFI (Cooperative).
-
There are an increasing number and percentage of Pro-Poor borrowers compared to previous year. The Total Pro-Poor borrowers as per December 2011 is 138 MFIs (45% of the total borrower).
PESAN DARI CEO MESSAGE FROM CEO
Banyaknya tantangan dalam mencapai misi sosial ini tidak akan mengurangi fokus kami untuk meneruskan dan menaikkan eksistensi Bank Andara, terutama dalam penyediaan akses finansial bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan yang belum tersentuh oleh layanan perbankan (unbankable) di Indonesia. There are many challenges in pursuing the social mission but it will not reduce our focus to continue and improve our existence especially in providing financial access to low-income and unbanked people in Indonesia.
-
Pembukaan pasar baru untuk kredit ke wilayah Sumatera dan Sulawesi;
-
New loan market expansion in Sumatera and Sulawesi;
-
Selain itu, layanan AndaraLink juga telah membuka pasar baru di daerah Kalimantan.
-
AndaraLink service has also expanded to its new market in Kalimantan.
Bank Andara percaya bahwa banyaknya tantangan dalam mencapai misi sosial ini tidak akan mengurangi fokus kami untuk meneruskan dan menaikkan eksistensi Bank Andara, terutama dalam penyediaan akses finansial bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan yang belum tersentuh oleh layanan perbankan (unbankable) di Indonesia. Ini merupakan langkah awal dalam merealisasikan pencapaian tujuan bisnis dan misi sosial Bank Andara untuk mencapai jutaan masyarakat yang belum tersentuh oleh jasa perbankan di Indonesia. Tentu saja melalui jasa dan produk finansial yang inovatif dan melalui peran LKM secara luas.
Akhirnya, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC), Hivos-Triodos Fond, Cordaid, KfW, DWM dan Bapak I Wayan Gatha sebagai pemegang saham kami, dan kepada Gates Foundation, atas dukungan dan kepercayaan yang secara kontinu diberikan kepada Dewan dan seluruh karyawan untuk mewujudkan peranan yang lebih besar lagi dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Bank Andara believes that there are many challenges in pursuing the social mission but it will not reduce our focus to continue and improve our existence especially in providing financial access to low-income and unbanked people in Indonesia. As the initial step in realizing our business goals and social mission to reach millions of unbanked people in Indonesia. It is definitely through innovative services and financial products and role of MFIs widely.
Finally, I would like to convey our gratitude to Mercy Corps, International Finance Corporation (IFC), HivosTriodos Fond, Cordaid, KfW, DWM and Mr. I Wayan Gatha as our shareholders, and also to the Gates Foundation, for the ongoing support and confidence in the Board and all employees in realizing a bigger role in poverty alleviation in Indonesia.
Don Johnston Direktur/Director
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
2
SEKILAS BANK ANDARA BANK ANDARA AT A GLANCE
Sejak berdiri di tahun 2009, Bank Andara berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia dengan menyediakan jasa keuangan melalui LKM. Komitmen ini ditunjukkan dengan menyediakan pembiayaan dan produk perbankan lain untuk lembaga keuangan mikro (LKM). Pembiayaan dan produk perbankan ini diperkirakan dapat menjangkau jutaan orang yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan formal sehingga akhirnya dapat memainkan peran dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. PARTISIPASI PEMEGANG SAHAM Kepemilikan Bank Andara dirancang dengan hati-hati oleh kelompok kecil investor yang berkomitmen pada visi dan misi untuk mendukung sektor keuangan mikro Indonesia dalam upaya pengetasan kemiskinan.
This financing and banking products is expected to reach millions of people who do not have access to formal financial services that would ultimately play a role in poverty alleviation in Indonesia.
SHAREHOLDERS PARTICIPATION The ownership of Bank Andara was carefully designed by a small group of investors who are committed to the vision and mission to support the Indonesian microfinance sector in poverty alleviation efforts.
Be the change
Be the change
3
Since its establishment in 2009, Bank Andara is committed to alleviate poverty in Indonesia by providing financial services through MFIs. This commitment is demonstrated by providing financing and other banking products to microfinance institutions (MFIs).
Mercy Corps adalah suatu lembaga bantuan kemanusiaan dan pembangunan internasional. Organisasi ini telah mengembangkan lembaga keuangan mikro di 16 negara berkembang.
Mercy Corps is an international relief and development organization. The agency has developed microfinance institutions in 16 developing countries.
International Finance Corporation (IFC), anggota kelompok Bank Dunia yang menciptakan peluang bagi masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dan memperbaiki tingkat hidupnya. IFC membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di negara-negara berkembang dengan cara mendukung pembangunan sektor swasta, memobilisasi modal swasta, memberikan jasa konsultasi dan pengurangan risiko bagi dunia usaha dan juga pemerintah.
International Finance Corporation (IFC), a member of the World Bank Group, creates opportunity for people to escape from poverty and improve their lives. IFC foster sustainable economic growth in developing countries by supporting private sector development, mobilizing private capital, and providing advisory and risk mitigation services to business and governments.
The Hivos-Triodos Fond merupakan lembaga kerjasama dari Hivos dan Triodos Bank yang berbasis di Belanda. Melalui pengelolaan empat lembaga investasi dengan spesialisasi di bidang keuangan mikro termasuk Hivos - Triodos Fund – Triodos Bank merupakan pionir penyedia modal bagi sektor keuangan mikro sejak 1994.
The Hivos-Triodos Fund is a joint initiative of Hivos and Triodos Bank based in the Netherlands. Through the management of four specialized microfinance investment funds – including Hivos-Triodos Fund – Triodos Bank has been a pioneering provider of capital the microfinance sector since 1994.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
KfW Bankgruppe adalah bank pemerintah Republik Federal Jerman, yang menawarkan dukungan untuk mendorong perbaikan yang berkesinambungan di bidang perekonomian, kondisi sosial dan ekologi dan kondisi ekonomi, selain hal-hal lainnya di bidang usaha kecil dan menengah.
KfW Bankgruppe is a government bank under the ownership of the Federal Republic and Federal State of Germany which offers support to encourage sustainable improvement in economic, sosial, ecological living and business conditions, among others in the areas of small and medium enterprise.
Cordaid memiliki pengalaman dan keahlian selama lebih dari 90 tahun dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan. Dengan basis di Belanda dengan jaringan hampir 1000 organisasi mitra di 36 negara. Cordaid mempunyai track record yang kuat dalam pembiayaan dan mendukung sektor keuangan mikro di seluruh dunia.
Cordaid combines more than 90 years experience and expertise in structural poverty eradication and development. Based in the Netherlands, with almost a thousand partner organizations networking in 36 countries, Cordaid has a strong track record in financing and supporting the microfinance sector worldwide.
Developing World Markets adalah sebuah asset manager dan bank investasi yang berdedikasi untuk melakukan investasi sosial secara positif dalam rangka mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan pada skala global.
Developing World Markets is an asset manager and investment bank dedicated to make positive social investments to promote sustainable economic and social development in global scale.
Mr. I Wayan Gatha telah berpengalaman di industri perbankan lebih dari 30 tahun. Memiliki mimpi yang besar dengan menolong komunitas pedesaan untuk menentaskan kemiskinan.
Mr. I Wayan Gatha has been in banking industry for over than 30 years. He had a dream to become big through helping the rural community to alleviate poverty.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
4
TUJUAN, VISI DAN MISI AIM, VISSION AND MISSION
TUJUAN
5
AIM
Sebagai katalisator untuk mencapai jangkauan yang lebih luas kepada jutaan penduduk Indonesia yang kurang memiliki akses kepada sektor keuangan dengan cara menyediakan produk dan jasa keuangan inovatif kepada dan melalui lembaga keuangan mikro.
As catalyzer to large scale outreach to millions of Indonesians who have no access to the financial sector by providing innovative financial products and services to and through microfinance institutions.
Untuk memaksimalkan nilai investasi pemegang saham, selain juga menciptakan sebuah lembaga keuangan yang permanen dan menguntungkan.
To maximize the value of its shareholders’ investments, aside of creating a long-term, profitable financial institution.
Meningkatkan akses lembaga keuangan mikro kepada produk dan jasa keuangan dalam skala luas.
To increase MFI access to a range of responsive financial products and services in a global scale.
Memadukan teknologi dengan praktek terbaik di dunia internasional untuk memperluas jasa keuangan yang dapat tersedia oleh LKM.
To incorporate technology with international best practices to expand the range of services available through MFIs.
Memfasilitasi aliran pendanaan efisien kepada LKM Indonesia.
lebih
To facilitate efficient funding flow to the Indonesian microfinance sector.
Menyediakan landasan kerjasama perbankan komersial untuk mengembangkan sektor keuangan mikro.
To provide a commercial banking partnership platform to develop the microfinance sector.
Melaksanakan operasional secara sepenuhnya transparan dan kolaboratif untuk membangun kinerja LKM dan meningkatkan kepercayaan pemodal dan masyarakat terhadap sektor ini.
To operate in a fully transparent and collabortive manner to build MFI performance and increase investor and public confidence in the sector.
Menciptakan suatu lembaga keuangan yang inovatif dan menguntungkan dengan profil resiko yang solid dan stabil.
To create an innovative and profitable financial institution with a stable and solid risk profile.
Pada akhirnya akan meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha kecil dan mikro di seluruh Indonesia pada skala yang luas, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
To increase access to finance for low-income people and micro, small and medium-sized enterprises throughout Indonesia in global scale to drive economic growth and alleviate the poverty.
Laporan Kinerja Sosial
yang
Social Performance Report
2011
VISI
VISION
“Kami mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah dengan memperluas akses perbankan bagi mereka melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM)”
"We encourage the improvement of living standards of low-income communities by expanding access to banking through Microfinance Institution (MFI’s)”
Bank Andara sebagai wholesale bank berkomitmen penuh membantu pengentasan kemiskinan melalui operasional yang sehat dan menguntungkan untuk mendukung LKM di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan dan meningkatkan akses penggunaan jasa keuangan mobile bagi penduduk miskin yang kurang memiliki akses terhadap lembaga keuangan.
Bank Andara as a wholesale bank is fully committed to help the poverty alleviation through sound and profitable operations to support the MFIs in Indonesia. One of these is by providing and improving access to the use of mobile financial services to the poor who have no access to financial institutions.
Selain itu, Bank Andara menawarkan produk dan jasa manajemen keuangan inovatif serta permodalan yang fleksibel kepada LKM yang layak dibiayai melalui skala pemeringkatan. Melalui kerjasama dengan Bank Andara, LKM juga akan lebih mampu untuk menyediakan produk-produk beragam selain pinjaman mikro dan simpanan kepada nasabah mereka, termasuk jasa pengiriman uang, asuransi mikro dan berbagai macam produk berbasis teknologi.
In addition, the Bank Andara offers the innovative products and financial management services, also flexible capital to MFIs that are feasible to be funded through the rating scale. Through a partnership with Bank Andara, the MFI will also be able to provide a variety of products in addition to micro-loans and savings to their customers, including money transfer services, micro-insurance and a wide range of technology-based products.
MISI
MISSION
Menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia, mengembangkan inovasi dan jangkauan luas bagi mereka yang kurang mendapatkan akses jasa keuangan.
To be pioneer in financial partner of the Indonesian microfinance sector, promoting innovation and massive outreach to those who lack of access to financial services.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
6
APA YANG KAMI LAKUKAN WHAT WE DO
BANK NBP 32
PT. BPR NUSANTARA BONA PASOGIT 32
G
7
R
O
U
P
CERITA SUKSES MFI
MFI SUCCESS STORY
“Sudah banyak nasabah kami yang kami bimbing dan kami bina sejak dari usahanya masih sangat kecil hingga menjadi besar. Tapi sayangnya, ketika usaha mereka sudah besar justru banyak diambil oleh bank umum. Tapi tak mengapalah, kami justru bangga bisa membantu mengembangkan usaha mereka,” cerita Wahidin Hutapea, Direktur Utama PT BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 32 di kantornya.
“We have helped and built our customers’ business growth until they had a great business recently. Alas, when their business succeed, they were approached by commercial banks - but we felt very proud to help their business,” said Wahidin Hutapea, CEO of PT BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 32, in his office.
Masih menurut Wahidin, yang dilakukannya merupakan bagian dari komitmen BPR dalam meningkatkan kesejahteraan para nasabah terutama masyarakat ekonomi lemah. BPR NBP 32 terletak di Karawang, Jawa Barat ini berdiri sejak tahun 1994 dan menjadi salah satu BPR yang melayani masyarakat ekonomi lemah terutama di daerah pinggiran Karawang.
According to Wahidin, it is part of BPR commitment to improve the welfare of their customers, especially for low income people. BPR NBP 32 was founded in 1994, located in Karawang, West Java and became one of the rural banks (BPR) that serve the low income people, especially in the Karawang suburb.
Sebagian besar nasabah BPR berprofesi sebagai pedagang kecil. Akan tetapi, BPR juga melayani para TKI, PNS dan karyawan pabrik karena wilayah Karawang memang didominasi pabrik-pabrik besar. Oleh karena beragamnya jenis nasabah BPR NBP 32 maka beragam pula jenis produk dan layanan yang dilayani di sana. Tujuannya supaya bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dengan fokus utama tetap pada masyarakat miskin.
Most of the BPR NBP 32 customers are small vendors. However, BPR NBP 32 also serve the migrant workers, civil servants and factory worker as Karawang was dominated by big factories. Due to various types of customers to be served that BPR NBP offers various types of products and services too. The goal is to reach all level of communities by focusing on the pro poor communities.
Kabupaten Karwang merupakan salah satu daerah penyangga Jakarta, dengan populasi labih dari 2 juta jiwa. Saat ini Karawang dijadikan sebagai kawasan industri di Jawa Barat. Mata pencaharian masyarakat di sana adalah bertani, pedagang dan buruh pabrik. Masyarakat bependapatan rendah di Karawang merupakan salah satu yang belum mandapatkan akses keuangan mikro yang maksimal karena masih terbatasnya LKM di sana.
Karawang Regency as one of Jakarta’s pillars has more than 2 million population. Currently, Karawang has been designated as one of industrial center in West Java. Mostly, the community are farmers, labors and small vendors.
Saat ini, BPR NBP 32 telah mendapatkan fasilitas pinjaman modal kerja dan AndaraLink dari Bank Andara. Fasilitas-fasilitas tersebut telah menolong meningkatkan pelayanan keuangan mikro BPR NBP 32 pada lebih dari 3.700 end client-nya.
Currently, BPR NBP 32 has got loan facility and AndaraLink services by Bank Andara. These facilities help BPR NBP 32 to increase microfinance services to over than 3.700 of its end clients.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
Industri tempe Bekasi, Jawa Barat.
CERITA NASABAH
END USER’S STORY
Ibu Nining adalah salah satu pelanggan BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 14 sejak 2010. Nining mengelola dua bisnis yaitu memproduksi tempe dan rias pengantin bersama suaminya. Dia memulai usahanya memproduksi tempe di Caringin, Bogor, Jawa Barat. Sebenarnya, Nining memiliki usaha sejenis sebelumnya yaitu produksi tempe di Bekasi, Jawa Barat. Bisnisnya bisa dibilang sangat maju, bahkan suaminya menjadi salah satu pengurus Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (KOPTTI) di Bekasi.
Mrs. Nining is one of customers BPR Nusantara Bona Pasogit (NBP) 14 since 2010. Nining managed two businesses i.e producing Tempe and bridal house with his husband. She started her business in producing tempe in Caringin, Bogor, West Java. Actually, Nining has a similar business in producing tempe before in Bekasi, West Java. She has a leading business and even her husband was appointed as the committee member of Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (KOPTTI) in Bekasi.
Namun, karena kondisi kesehatan Nining, mereka berdua pindah dan memulai bisnis baru mereka di Caringin, Bogor tahun 2001. Pada awal bisnis di Caringin, keduanya menyewa rumah saudara mereka sebagai tempat produksi. Seiring waktu, suami Nining yang juga berjualan tempe di sebuah kios di pasar Cigombong, berkenalan dengan BPR NBP 14. "Saya sering melihat pegawai BPR NBP 14 yang datang ke nasabah di pasar Cigombong. Akhirnya saya tertarik untuk mengajukan pinjaman di sana,” kata Nining.
However, due to Nining’s health condition, they both moved and started their new business in Caringin in 2001. At the beginning of business in Caringin, both of them rent their brother’s house as a production site. By then, Nining’s husband who also has kiosk at the the Cigombong market, became acquainted with BPR NBP 14. “I often see BPR NBP 14 employees visited the customers in Cigombong market. Then I finally interested to apply for a loan there,” said Nining.
BPR NBP 14 adalah bank komunitas kecil yang terletak di pinggiran kota Bogor, Jawa Barat. Kemudian, mereka berdua memutuskan untuk mengajukan permohonan pinjaman kepada BPR NBP 14 sejumlah Rp25 Juta (USD 2.780) dengan mobil mereka sebagai jaminan pada tahun 2010. Uang pinjaman ini digunakan oleh Nining untuk menyewa tempat yang digadaikan padanya dan digunakan sebagai tempat produksi. Selain itu, Nining juga meningkatkan kapasitas produksinya hingga 25 30 kilogram setiap minggu. Dari pinjaman ini, Nining melanjutkan produksi sampai hari ini dan usahanya cukup berhasil karena tempe merupakan makanan konsumsi sehari-hari. "Sampai sekarang, jualan saya selalu habis setiap hari, kecuali saat hujan besar orang enggan untuk pergi ke pasar," jelas Nining.
BPR NBP 14 is a small community Bank located in a suburb of Bogor, West Java. Then, they both decided to apply for a loan to the BPR NBP 14 on amount IDR25 million (USD 2780) with their car as collateral in 2010. Then, Nining rent a place which was a mortgaged to her that used for production site. Besides that, Nining also increase her production capacity up to 25 – 30 kilogram every week. From this loan, Nining continued her production until today and her business has been very successful because tempe is a daily consume food. “Every day my tempe has always been sold out, unless there is heavy rain that people feel reluctant to go to the market,” Nining explained.
Selain memproduksi tempe, Nining kadang menerima order sebagai perias pengantin, tetapi produksi tempe masih menjadi bisnis utama mereka. Dengan ketekunan dan kerja keras Nining bisa mengirim tiga dari enam anaknya ke perguruan tinggi. Dia optimis bahwa usahanya bisa tumbuh. Untuk jangka panjang, Nining dan suaminya memiliki rencana untuk membeli lokasi produksi mereka sekarang. Dia merasa kehadiran NBP telah membantu menjalankan bisnis mereka.
Aside of producing tempe, Nining sometimes receives order as a bridal make up, but producing tempe still remains as her main business. With her hard work and integrity, Nining has successfully sent her three of six children to college. She is optimistic that her business will grow. For a long term plan, Nining and her husband have a plan to own their production sites. She feels the presence of NBP has helped in running their business.
BPR NBP 14 adalah salah satu klien Bank Andara, didirikan pada tahun 1994 dan berkantor pusat di Caringin, Bogor, Jawa Barat. BPR NBP 14 adalah kelompok BPR yang dimiliki oleh PT Nusantara Bona Pasogit yang memiliki 33 BPR yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Riau dan Sumatera Utara. Target pasar BPR ini adalah pedagang, sektor jasa dan usaha kecil lainnya. Mayoritas debitur adalah sektor perdagangan dan sektor jasa.
BPR NBP 14 is one of Bank Andara’s clients was established in 1994 and headquartered in Caringin, Bogor, West Java. BPR NBP 14 is a group of BPR owned by PT Nusantara Bona Pasogit that has 33 rural banks spread across Banten, West Java, Riau and North Sumatera. The target markets of BPR are traders, services sectors and other small businesses. The majority of debitors are trade and service sectors.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
8
END USER SUCCESS STORY “Initially I started the printing business by hiring two employees only and renting the workshop. But now I have 10 employees and have shop house to rent "Abdullah said wistfully as he recalled his business at early year. Abdullah is one of the BPR NBP 32 customers located in Karawang, West Java. Abdullah admitted that BPR NBP 32 has been one of supporters of Abdullah's success until now. His acquaintance with NBP BPR 32 is based on his colleague recommendation in 2000. Based on the need to increase his capital, then Abdullah applied for his first loan in 2000 for amount of IDR10 million (U.S. $ 1,111.11). "I borrowed solely based on the needs. What made me interested in joining the BPR NBP 32 is because the easiness and intimacy to customers, "he said.
CERITA SUKSES NASABAH END USER “Dulu saya mengawali bisnis percetakan ini hanya dengan dua orang karyawan dan lokasi produksinya masih mengontrak. Tapi sekarang saya punya 10 orang karyawan dan bisa mengontrakkan ruko,” kata Abdullah menerawang sambil mengenang perjalanan bisnisnya dulu. Abdullah merupakan salah satu nasabah BPR NBP 32 yang terletak di Karawang, Jawa Barat. Abdullah mengakui BPR NBP 32 merupakan salah satu pendukung kesuksesan Abdullah hingga saat ini. Ihwal perkenalannya dengan BPR NBP 32 adalah berdasarkan rekomendasi rekannya di tahun 2000. Didasari kebutuhan untuk menambah modal usahanya, maka Abdullah mengajukan permohonan kredit pertamanya di tahun 2000 sebesar Rp10 juta (US$ 1111,11). “Saya meminjam berdasarkan kebutuhan saja. Dan yang membuat saya tertarik untuk bergabung dengan BPR NBP 32 ini karena mudah dan kedekatannya dengan nasabah,” katanya. Kebetulan BPR NBP 32 memang terletak tidak terlalu jauh dengan usaha Abdullah. BPR NBP 32 merupakan salah satu bank perkreditan rakyat di kawasan Karawang yang fokus pada pengembangan usaha mikro dan kecil masyarakat disekitarnya. Sejatinya, bisnis Abdullah berdiri sejak tahun 1999. Karena lama berkecimpung di dunia percetakan dan sablon, maka Abdullah pun mendirikan usaha percetakan Aghil ini dengan modal sebesar Rp100 juta. Selain melayani pembuatan undangan pernikahan, Abdullah juga melayani order dari pemerintahan seperti pembuatan map, formulir dan juga berbagai brosur. Tidak heran bila bisnisnya kian pesat dan akhirnya di tahun 2004 Abdullah memutuskan untuk mendirikan CV Aghil untuk legalitas usahanya. Kini, Abdullah mampu mendulang omset sebesar Rp30 juta per bulan. Abdullah juga menyewakan kios-kios dideretan usaha percetakannya. Bahkan, Abdullah juga memberdayakan kaum marginal yaitu kaum waria disekitar tempat usahanya untuk membantu bisnis percetakannya. ”Cita-cita saya dari dulu ingin memperkerjakan dan membuka kesempatan kerja untuk orang lain sebanyak-banyaknya. Termasuk memberdayakan para waria agar mereka bisa melakukan hal positif dilingkungannya. Harapannya, akan semakin banyak lagi orang yang bisa saya pekerjakan,” pungkasnya.
9
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
BPR NBP 32 is incidentally located nearby Abdullah’s business. BPR NBP 32 is one of rural banks in the Karawang area which is focused on the development of micro and small business. Abdullah established his business in 1999. Since he has been involved quite sometimes in printing and screen printing business, then Abdullah also established a printing business Aghil with a capital of IDR100 million. Aside of wedding invitations, Abdullah also receives other orders from the government such as business folders, forms and brochures. No wonder the business grew rapidly, and finally in 2004, Abdullah decided to set up CV Aghil as the legality of his business. Recently, Abdullah enjoys a turnover of IDR30 million per month. Abdullah also renting stalls around his printing business location. Abdullah also empower the marginalized community - they are the transvestites around his business area to help his printing business. "My initial goals are to hire and provide work opportunities for other people as much as possible. Including empowering the transvestites that they can do positive things. I hope, there will more and more people that can be employed”, he concluded.
KEUANGAN MIKRO DI INDONESIA
MICROFINANCE IN INDONESIA
Sektor keuangan mikro di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia dengan sekitar 50.000 lembaga keuangan mikro (LKM) yang melayani lebih dari 40 juta orang. Namun demikian, diperkirakan 50 juta penduduk saat ini masih belum mendapatkan akses terhadap jasa keuangan dan hampir separuh dari jumlah tersebut hidup dengan penghasilan dibawah US$ 2 per hari.
The microfinance sector in Indonesia is one of the world’s largest with around 50,000 microfinance institutions serving more than 40 million people. Yet, it’s estimated that 50 million people still do not have access to banking services and nearly half of the population lives on less than US$2 a day.
Usaha mandiri adalah fitur kunci dari ekonomi Indonesia. Lebih dari 40 juta penduduk merupakan pengusaha mandiri dalam bentuk usaha mikro dan kecil, namun hanya 13 persen yang telah memperoleh akses ke jasa keuangan formal. Keuangan mikro merupakan sebuah jalan yang telah terbukti mampu membantu penduduk untuk keluar dari kemiskinan secara permanen. Akan tetapi, saat ini hal tersebut masih belum mencapai target potensi atau skala maksimumnya di Indonesia.
Self-employment is a key feature of the Indonesian economy. Over than 40 million people are self-employed through micro and small businesses but only 13% have access to formal financial services. Microfinance is a proven way to help people move permanently out of poverty, however it hasn’t yet reached its full potential target or maximum scale in Indonesia.
Industri keuangan mikro Indonesia didominasi oleh lembaga keuangan mikro (LKM) kecil, yang melayani kurang dari 10.000 nasabah aktif melalui pemberian pinjaman individu, dengan pendanaan diperoleh terutama dari simpanan nasabah. Sektor LKM tersebut meliputi berbagai jenis lembaga milik swasta dan milik publik, mulai dari bank komersial dan bank di pedesaan hingga koperasi dan lembaga milik desa.
Indonesia’s microfinance industry is dominated by small microfinance institutions (MFIs), which serve fewer than 10,000 active clients through individual lending approaches and secure their funding primarily through client savings. The MFI sector is comprised of a wide array of private and public institutions ranging from commercial and rural banks, to cooperatives and village-owned institutions.
Meskipun cukup besar, sektor keuangan mikro di Indonesia masih memiliki kelemahan. Kendala yang cukup besar masih menghalangi LKM ini untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanannya serta menjangkau rakyat miskin lebih jauh lagi.
Yet despite its size, the Indonesian microfinance sector is fractured. Significant obstacles remain that keep MFIs from improving the quality of their services and expanding their reach to a larger percentage of the country’s poor.
Salah satu kendala tersebut adalah kurangnya akses terhadap permodalan. Hasilnya, sebagian besar lembaga keuangan mikro hanya mampu melayani nasabah dengan produk-produk dasar perbankan. Selain itu, sebagian besar masyarakat miskin berada diluar jangkauan dari sektor keuangan formal yang di sebabkan karena mereka bertempat tinggal diluar daerah pelayanan, atau mereka dinilai beresiko terlalu tinggi untuk pinjaman tradisional.
One key factor preventing increased outreach is the lack of sufficient access to capital. As a result, the majority of MFIs are only able to offer most basic banking services. Additionally, most poor Indonesians are beyond the reach of the formal financial sector as they live in underserved areas or are considered too risky for traditional loans.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
10
KARAKTERISTIK SOSIAL PEMINJAM SOCIAL CHARACTERISTIC OF BORROWERS
Selama tahun 2011, Bank Andara telah menyetujui fasilitas kredit sebesar Rp 481,4 milyar dan mencairkan kredit sebesar Rp 474,8 milyar yang diberikan kepada 261 LKM. Total baki debet Kredit per Desember 2011 adalah sebesar Rp 479,4 milyar yang terdiri dari 306 LKM.
During 2011, Bank Andara has approved IDR 481.4 billion loan facility and disburse IDR 474.8 billion for 261 MFIs. The total outstanding loan in December 2011 is IDR 479.4 billion for 306 MFIs.
Dari total 306 debitur Bank Andara tersebut, 138 LKM (45%) tergolong Pro-Poor. Angka ini menunjukkan kenaikan dari jumlah maupun persentase LKM Pro-Poor dari tahun 2010 yang hanya 89 LKM Pro-Poor (40% dari total 221 debitur).
Out of total 306 borrowers, 138 (45%) of them are classified as Pro-Poor MFI. This figure shows an increase both in number and percentage of Pro-Poor MFIs from 2010 - which only 89 MFIs (40% of 221 borrowers).
JENIS LKM PEMINJAM Berdasarkan jenis LKM, dari 306 peminjam, 267 debitur adalah LKM-Bank (BPR) dan 39 LKM adalah LKM Non-Bank. Jika dilihat dari baki debet kredit, 14% (Rp 67,8 milyar) ditujukan kepada LKM Non-Bank dan 86% sisanya ditujukan kepada BPR.
TYPES OF BORROWER MFIs Based on the type of MFI, out of 306 borrowers, 267 of them are Bank MFI (BPR) and 39 Non-Bank MFIs. Furthermore, compared with the amount of loan outstanding, 14% is addressed to Non-Bank MFI (IDR 67.8 billion) and the rest 86% is for Bank-MFIs (BPR).
KARAKTERISTIK LKM PEMINJAM Dari total 267 BPR peminjam, 115 BPR (41%) tergolong Pro-Poor. Dari total 39 LKM Non-Bank peminjam, 23 LKM (59%) tergolong Pro-Poor.
CHARACTERISTIC OF BORROWER MFIs Out of total 267 Rural Bank (BPR) borrowers, 109 of them (41%) are classified as Pro-Poor MFI. Out of total 39 non-bank MFIs borrower, 23 of them (59%) are classified as Pro-Poor.
45%
55%
41%
Pro-Poor
BPR Non BPR
Not Pro-Poor
11
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
59%
Bali & Nusa Tenggara merupakan wilayah yang memiliki jumlah dan jenis LKM yang cukup banyak dan beragam. Bank Andara masih akan terus ekspansi untuk wilayah yang potensial ini. West Java, Banten & Jakarta
39%
61%
Jawa Barat dan Banten merupakan wilayah dengan potensi LKM Pro-Poor yang cukup besar; hal ini mengingat besarnya potensi sektor pertanian serta jumlah penduduk yang besar. Sedagkan Jakarta, adalah target Pro Poor adalah yang melayani “slum area”.
Bali & Nusa Tenggara are potential area with large number and type of MFIs. Bank Andara keeps expanding to this potential area. West Java, Banten & Jakarta
39%
61%
West Java and Banten are big potential Pro-Poor MFI area, that mainly focus in agriculture and have big number of citizen. Jakarta is targeted for Pro-Poor MFI that mainly serve slum area.
Central Java & Yogyakarta
Central Java & Yogyakarta
60%
60%
40%
40%
Perdagangan & industri kreatif dalam skala kecil (rumah tangga), serta banyaknya end user wanita, merupakan salah satu karakter dari LKM-LKM di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Trade and creative home industry and also big percentage of women borrower are some of MFI characteristics in Central Java & Yogyakarta.
East Java
East Java 43%
57%
43%
57%
Jawa Timur merupakan potensi LKM non-bank yang cukup besar yang merupakan target Bank Andara untuk tahun 2012. Sumatera & Sulawesi
29%
East Java is potential area with large number of Non-Bank MFI that will be targeted for 2012. Sumatera & Sulawesi
29% 71%
71%
Sulawesi rencananya akan menjadi batu loncatan untuk ekspansi pengembangan wilayah ke Indonesia bagian Timur.
Sulawesi is planned to be a step stone to expand to eastern Indonesia.
Sumatera adalah salah satu wilayah dengan potensi LKM Pro-Poor karena besarnya persentase sektor pertanian dan rata-rata kredit yang kecil.
Sumatera is area with potential Pro-Poor MFIs as their large percentage in agriculture and small scale of loan size.
Pro poor
Pro poor
Not Pro poor
Not Pro poor
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
12
ANDARA BERSAMA BPR “APEX” PROGRAM WITH BPR
ABB adalah salah satu bukti kepedulian Bank Andara terhadap perkembangan industri LKM di Indonesia. ABB merupakan salah satu produk Bank Andara yang fungsinya menyerupai cara kerja APEX untuk industri BPR di masing-masing wilayah. Salah satu fungsi ABB adalah sebagai lender of the first resort untuk membantu BPR yang mengalami mismatch likuiditas. Dalam hal ini, Bank Andara berfungsi selain sebagai pooling of fund dari anggota ABB, juga menyediakan dana buffer untuk kebutuhan tersebut.
One of the evidence of Bank Andara’s concern to the development of the MFI industry is the establishment of Andara Bersama BPR / ABB (generally means Andara together with rural banks) which is considered as product adaptation of the APEX for BPR industry in each region. One of the ABB functions is a lender of first resort helping rural bank that having liquidity mismatch. Aside of taking its role as pooling of funds from ABB members, Bank Andara also provides a buffer fund to meet the needs.
Sampai dengan akhir tahun 2011, Bank Andara telah bekerjasama dengan asosiasi BPR daerah (Perbarindo) di 3 Provinsi yaitu Bali, Jakarta & Nusa Tenggara Barat/NTB.
Up to end of 2011, Bank Andara has been in cooperation with local rural bank association (Perbarindo) in 3 Provinces: Bali, Jakarta & West Nusra (NTB).
Sampai dengan tahun 2011, anggota ABB telah mencapai 177 BPR yang tersebar di 3 Provinsi dan total dana partisipasi anggota yang terkumpul berjumlah Rp 8,6 milyar.
Up to 2011, there are 177 rural banks listed as members in 3 provinces and IDR 8.6 billion fund has been collected from the participated members.
Bali 106 BPRs
Jabodetabek 51 BPRs
NTB 20 BPRs
(ABB)
13
Per Desember 2011, outstanding deposito penempatan ke anggota ABB di Bali, Jakarta dan NTB adalah sebesar Rp 10.7 milyar yang ditempatkan pada 52 BPR.
As of December 2011, the total of outstanding fund placement to ABB members in Bali, Jakarta and NTB was reaching IDR10.7 billion from 52 rural banks.
Bank Andara berkomitmen meningkatkan jumlah daerah dan anggota ABB dengan tujuan semakin memperkuat industri BPR di seluruh wilayah di Indonesia.
Bank Andara is committed to increase the number of regions and member of ABB in order to strengthen BPR industry in all regions of Indonesia.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
ANDARALINK ANDARALINK
Bank Andara percaya dengan meluncurkan jasa layanan teknologi yang terintegrasi, Bank Andara akan dapat menjangkau masyarakat Indonesia dengan membantu mitra LKM melalui sarana yang dapat membantu mereka bersaing dengan bank-bank umum. Sistem teknologi bersama yang disediakan oleh Bank Andara ini akan lebih efektif dan terjangkau dalam membantu LKM memperbaiki kapasitas dan performanya sehingga mereka akan dapat melayani masyarakat dengan lebih efisien.
Bank Andara believes that by launching integrated technology services, Bank Andara can help to serve the poor by providing our MFI partners with the tools to compete effectively with commercial banks. The integrated technology system service provided by Bank Andara is affordable and effective in helping MFIs to improve their capacity and performance that they can provide services more efficiently for the underserved and unbanked people.
Saat ini AndaraLink telah digunakan oleh 201 LKM di lebih dari 13 Provinsi di Indonesia.
Currently, AndaraLink has been operated by 201 MFIs in more than 13 Provinces in Indonesia.
8% 46%
Java Island 46%
Bali & Nusa Tenggara Sulawesi, Sumatera & Kalimantan
"AndaraLink" mempersatukan LKM dengan platform teknologi untuk menyediakan layanan bernilai tambah yang sangat mudah diakses dan komprehensif untuk pelanggan. Hal ini juga memungkinkan LKM untuk mengambil keuntungan dari inisiatif pemasaran bersama dan pemasaran merek tunggal untuk membangun kesadaran dan memperluas jangkauan efektif untuk layanan kebutuhan dan produk yang kita telah bersama diidentifikasi sebagai kunci untuk terlayani dan tak memiliki rekening bank tersebut.
“AndaraLink” unites MFIs with a technology platform to provide highly accessible and added value comprehensive services and products to its customers. It also enable MFIs to take advantage of joint marketing initiatives and single brand marketing to build awareness and extend outreach effectively for the needs driven services and products that we have collectively identified as key for the underserved and unbanked.
AndaraLink memiliki tujuan untuk mendukung LKM dalam menyediakan layanan-layanan yang memberikan nilai tambah bagi nasabahnya, yang dalam hal ini ialah penyediaan layanan berbasis biaya/fee (fee-based product), meliputi pembayaran tagihan dan transfer uang, serta asuransi mikro; berikutnya isi ulang pulsa telepon seluler, hingga tabungan bersama (“joint saving”) beserta akses menggunakan fasilitas mobile banking dan ATM.
AndaraLink aims to enable MFIs to provide services having added values to its customers, which in this case is the fee-based products, including bill payment and money transfers, microinsurance, airtime recharge, and finally joint savings, as well as access of mobile banking and ATM.
Hal ini diharapkan akan memperluas cakupan layanan mereka, sehingga secara tidak langsung dengan adanya LKM di daerah yang lebih ke pedalaman, maka masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan dengan AndaraLink melalui LKM dapat mulai terlayani dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan dari segi perekonomian.
It is expected to broaden the range of their services, in more rural areas through the link provided to MFIs. Hopefully the areas that yet untouched by banking services will start improving their economy welfare.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
14
DEPOSITO SOSIAL BANK ANDARA BANK ANDARA SOCIAL DEPOSIT
15
Sosial Deposit Bank Andara adalah alternatif dari produk Deposito biasa dan ini satu-satunya produk Deposito di Indonesia yang menawarkan pada nasabah pengembalian finansial dan dampak yang efektif akan keuntungan sosial dari simpanan mereka. Beberapa keunggulan yang membedakan produk sosial deposito ini dibandingkan yang lainnya, antara lain:
The Bank’s Social Deposit product is an alternative to the common deposit and is the only deposit product in Indonesia that offers its customers both financial and high impact effective social gains for their deposit. Some of the advantages which distinguishes the social product compared to the other deposit are:
Dapat memilih fokus penggunaan deposito dalam membantu LKM Pro-Poor seperti Pro-Petani, Pro-Wanita, dan sebagainya.
The flexibility to choose the deposit to enable assisting Pro-Poor MFIs such as pro-farmer, pro-women, etc.
Untuk menghindari resiko dan biaya dari berhubungan langsung dengan pembiayaan mikro, Bank Andara dapat mengelola secara efektif dan efisien untuk memaksimalisasi dampak bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan tetap menawarkan tingkat suku bunga yang menarik.
The effective and efficient management to maximize impact for more low income people and still offer attractive interest rates for the deposit, in order to avoid the risk and expense of trying to channel micro loans.
Menerima laporan berkala mengenai bagaimana dana tersebut dimanfaatkan dan dampak dari dana tersebut terhadap kelompok pilihan mereka.
The periodic report submission on how the money has been used and the impact of the funding amongst the group of their choice.
Secara keseluruhan, setiap deposit yang diinvestasikan oleh nasabah di Bank Andara, akhirnya membantu semua pihak mendapatkan manfaat karena dana deposito tersebut akan langsung digunakan untuk membantu memerangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dan mengurangi resiko finansial mereka.
In overall, every single deposit invested in Bank Andara helps everyone to gain the advantage because the deposit will be used directly to helping fight poverty, build MFI customer’s welfareness and reduce their financial risk.
LKM juga mendapatkan manfaat, tidak hanya karena mendapatkan pembiayaan tapi juga melalui pelatihan dan penguatan kapasitas, dimana nasabah LKM dan kelompoknya mendapatkan manfaat melalui membaiknya perekonomian keluarga mereka. Dan Bank Andara juga mendapatkan manfaat karena menerima dukungan yang terus menerus untuk melanjutkan misinya untuk menjangkau yang paling membutuhkan.
MFIs also gain benefit, not only through obtaining lending but also training and capacity building activities, while the MFI’s customers and their communities win through improved economic welfare. And Bank Andara also benefited by having ongoing support to continue its mission to reach those unreached people.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
FOKUS TAHUN 2012 FOCUS IN 2012
Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan berat bagi Bank Andara baik untuk performa finansial maupun untuk performa sosialnya. Adapun fokus aktivitas Bank Andara di tahun 2012 adalah: Pembukaan pasar baru Di tahun 2012 ini, Bank Andara akan mulai memasuki area lain di Sumatera dan Kalimantan pasca keberhasilan membuka pasar baru di area Barat dan Utara Sumatera tahun 2011. Sedangkan Sulawesi menjadi batu loncatan Bank Andara untuk masuk ke pulau-pulau lain di wilayah Timur Indonesia seperti Maluku dan Papua.
2012 is a more challenging year for Bank Andara both for its financial performance and social performance. The focus of Bank Andara’s activity in 2012 are:
New Market Expansion After serving West and North Sumatra, Bank Andara will enter another area in Sumatera and Kalimantan in 2012. In the meantime, Sulawesi will be our step stone to areas in eastern Indonesia, such as Maluku and Papua.
Top Ten Pro Poor Bank Andara juga secara aktif berusaha untuk bekerjasama dengan Top Ten Pro Poor LKM di Indonesia yang prosesnya sudah dimulai pada akhir 2011. Top Ten Pro Poor ini termasuk LKM yang memiliki portofolio yang besar pada bagian Lending.
Top Ten Pro Poor Bank Andara has been actively in cooperation with top ten of Pro-Poor MFI in Indonesia since end of 2011. It is including MFIs with big percentage of group lending portfolio.
Social Deposit Sejak akhir 2011, Bank Andara telah secara serius menjajaki kerjasama dengan salah satu Yayasan untuk memperkuat LKM di Sumatera Utara dengan menggunakan Deposito Sosial. Diharapkan pada tahun 2012, portofolio Deposito Sosial akan digarap lebih serius dan akan bertumbuh lebih besar.
Social Deposit Since 2011, Bank Andara has been seriously following up a cooperation with a Foundation to strengthen MFI in North Sumatra through Social Deposit scheme. Hopefully in 2012, Social Deposit will be more seriously handled and grow even bigger.
Dana Siaga Bencana Bersama Mercy Corps dan MICRA, Bank Andara akan membuat suatu jaringan LKM di tempat-tempat yang rawan terhadap bencana karena Indonesia merupakan wilayah yang sangat rawan bencana. Jaringan ini nantinya akan menjangkau LKM di wilayah Jakarta, Padang, Yogya & Jawa Tengah.
Emergency Liquidity Fund Bank Andara along with Mercy Corps and MICRA, will establish MFIs network in disaster prone areas in Padang (West Sumatra), Jakarta, Yogyakarta & Central Java in terms of preparing emergency liquidity fund after disaster.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
16
PENUTUP CONCLUSION
17
Kemiskinan di Indonesia sudah menjadi sebuah keprihatinan bersama baik individu, pemerintah, korporasi, maupun lembaga nirlaba. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per September 2011, jumlah penduduk miskin di Indonesia telah mencapai sebanyak 28,89 juta jiwa atau sekitar 12,36% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 233,7 juta jiwa. Tidak sedikit hal yang telah dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan ini. Salah satunya adalah Bank Andara yang turut ambil bagian dalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat Indonesia. Bahkan, keinginan kuat untuk berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan menjadi fondasi utama saat Bank Andara berdiri tahun 2009 silam.
The Poverty in Indonesia has become a common concern of individuals, government, corporations, and nonprofit institutions. Based on Central Bureau of Statistics as of September 2011, the number of poor in Indonesia has reached a total of 28.89 million people, or approximately 12.36% out of the total population of Indonesia that reaches 233.7 million. Many efforts have been carried out to alleviate this poverty. One of those is by taking part in the fighting against poverty the people of Indonesia. As a matter of fact, a strong desire to contribute in poverty reduction has been the main foundation of the Bank Andara which was established in 2009.
Fondasi inilah yang menjadi modal Bank Andara dalam menjalankan bisnis termasuk di dalamnya tanggung jawab sosial perusahaan. Karena, suka atau tidak, kini perusahaan dituntut untuk tidak hanya berbisnis namun tetap memperhatikan aspek lingkungan maupun komunitas sekitarnya. Terutama, semenjak paradigma triple bottom line dimana menekankan pentingnya peran serta perusahaan untuk menciptakan keseimbangan, yakni keseimbangan antara perhatian perusahaan kepada masyarakat dan kebermanfaatan sosial dengan curahan perhatian perusahaan dalam mencari laba merebak dan menjadi nafas yang harus dimiliki perusahaan.
This foundation may later became the capital of Bank Andara in running the business including its corporate social responsibility. Whether we like it or not, the companies are required to not only think about business but have to consider the environmental aspect as well as the surrounding community. Especially, since the paradigm of triple bottom line come up and has been become primary requirements by the company. This paradigm emphasizes the importance of the company’s role to create the balance between the public and the company's interest aside of focusing in making profit.
Demikian juga dengan Bank Andara. Sedari awal Bank Andara didirikan sudah menjadikan paradigma triple bottom line ini sebagai roh dan nafas perusahaan. Bank Andara membangun sebuah visi dan misi untuk menjadi pionir mitra keuangan utama bagi sektor keuangan mikro Indonesia dengan berbagai inovasi yang menjangkau masyarakat yang kurang mendapat akses jasa keuangan. Untuk itulah, Bank Andara menggandeng Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi, dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
Similarly, Bank Andara has been implementing the triple bottom line paradigm as a spirit of the company. Bank Andara has created a vision and mission to be a pioneer of financial partner for the Indonesian microfinance sector with a range of innovations that reach out to people who do not have access to financial services. Based on this consideration, the Bank Andara makes partnership with microfinance institutions (MFIs) such as rural banks (BPR), Cooperation, and Institute of Rural Villages (LPD).
Untuk mengukur tingkat keberhasilan dan sejauh mana Bank Andara telah bergerak, maka dibuatlah Social Performance Report yang dibuat secara rutin setiap enam bulan sekali. Terdapat beberapa indikasi positif yang telah diraih oleh Bank Andara di semester kedua tahun 2011, terutama dalam hal jangkauan terhadap LKM yang berpihak kepada pro poor.
Bank Andara has been conducting periodic social measurement in order to measure the success level and how far Bank Andara has performed, then we developed a tool which consists of some key indicators to help assessing how far the MFI focuses in providing financial access to low income and unbanked people in Indonesia. The Tool is called “Social Scorecard”. There are some positive indications that have been achieved by the Bank Andara in the second half of 2011, especially in terms of the reach of the MFIs that favor pro-poor.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
Beberapa diantaranya adalah keberhasilan Bank Andara menjangkau 138 lembaga keuangan mikro (LKM) Pro Poor atau 45,10% dari total debitur dibanding tahun 2009 sebanyak 89 LKM Pro Poor atau 40,27% dari total debitur. Sedangkan total (net) debitur yang telah dilayani sampai dengan tahun 2011 adalah 306 LKM dengan penambahan (net) debitur baru tahun 2011 adalah sebanyak 155 LKM. Jenis LKM peminjam pun semakin beragam; selain BPR, Bank Andara juga bergerak dalam pasar LKM Non-Bank, khususnya Koperasi. Dari 306 debitur, 39 diantaranya adalah LKM Non-Bank (Koperasi).
Some of those is Bank Andara’s success to reach 138 Pro Poor microfinance institutions (MFIs) or 45.10% out of the total debtors compared to the year of 2009, that reached 89 Pro Poor MFI or 40.27% of the total debtors. Up to 2011, the total (net) debtors that has been served is 306 MFIs (net) with 155 MFI as the new borrowers in 2011. The type of MFI borrowers are increasing diversely; other than BPRs Bank Andara is targeting non-bank MFI market, especially cooperatives. Out of 306 borrowers, 39 of them are non-bank MFIs (Cooperative).
Perjalanan untuk mendorong pengentasan kemiskinan di Indonesia memang tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Demikian juga perjalanan Bank Andara untuk terus menjangkau masyarakat yang tidak terjangkau akses lembaga keuangan serta memberdayakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
The journey of poverty reduction in Indonesia is not easy and takes a long time. Similarly, Bank Andara’s long journey to reach people who has no access to financial service and keep empowering for the independent and prosperous community.
Meski demikian, Bank Andara akan selalu konsisten dan pantang menyerah untuk terus menjalankan visi dan misi sosial yang telah dibangun semenjak Bank Andara ini berdiri. Rintangan dan halangan tidak membuat Bank Andara mundur, namun justru menjadikannya sebagai pecutan semangat untuk terus berjalan.
Nevertheless, Bank Andara will always be consistent and persistent to the original vision and social mission that has been set up. Bank Andara will not give up to any obstacles and barriers but will put it as a consistent spirit to carry on the battle to fight the poverty.
Bagi Bank Andara, sebuah kebahagiaan yang tak terukur nilainya saat mampu membuat rakyat miskin tersenyum dan memiliki harapan baru akan kehidupan yang layak dan mandiri.
It will be un measurable happiness for Bank Andara when making the poor smile and have a new hope for a decent and independent life.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
18
PENJELASAN SINGKAT SOCIAL SCORECARD
SOCIAL SCORECARD BRIEF EXPLANATION
19
Saat ini, Bank Andara melakukan pengukuran kinerja sosial secara periodik pada seluruh debitur. Mercy Corps dan IFC telah membantu membangun suatu alat yang terdiri dari beberapa indikator penting dalam menilai seberapa jauh suatu LKM fokus terhadap penyediaan akses keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan unbanked di Indonesia. Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini dinamakan sebagai “Social Scorecard”. Berdasarkan pengukuran Social Scorecard maka LKM yang dianggap memiliki kecenderungan yang kuat terhadap penyediaan akses keuangan mikro bagi masyarakat berpenghasilan rendah dianggap sebagai LKM yang Pro-Poor.
Currently, Bank Andara has been conducting periodic social measurement to all of borrowers. Mercy Corps and IFC have helped in developing a tool which consists of some key indicators to help assessing how far the MFI focuses in providing financial access to low income and unbanked people in Indonesia. The Tool which is called “Social Scorecard”. Based on Social Scorecard measurement, MFIs with strong commitment in providing microfinance to low income people is categorized as Pro-Poor MFI.
Rata-rata pinjaman Secara umum, rata-rata pinjaman suatu LKM dapat menunjukkan tingkat penghasilan dari peminjamnya. Indikator ini bisa menggambarkan sejauh mana LKM tersebut menjangkau masyarakat berpenghasilan kecil sehingga kemudian kita dapat mengindikasikan fokus pelayanan pembiayaan LKM tersebut. Bank Andara menggunakan cara pengukuran yang sederhana yaitu dengan membagi total portofolio dengan total peminjam; rata-rata pinjaman di bawah Rp 5 juta dianggap merupakan indikasi kuat bahwa LKM yang Pro-Poor.
Average loan size In general, the average loan size of MFI indicates the level of income of borrowers. The indicator describes how extent the MFI reaches low-income people so that we are able to conclude the focus of MFI financing services. Bank Andara uses a simple formulation to measure this parameter by dividing the total portfolio with total borrowers, when average loan is under IDR 5 million (+US$ 500) then the MFI is considered as Pro-Poor.
Jumlah nasabah aktif (penabung, deposan dan peminjam) LKM yang memiliki fokus terhadap penyediaan akses keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, biasanya dituntut memiliki jumlah nasabah yang besar sehingga bisa tercipta efisiensi dalam LKM tersebut. Disamping itu besarnya jumlah nasabah aktif juga berarti luasnya jangkauan suatu LKM dalam penyediaan akses keuangan mikro.
Number of active clients (Savers, Depositors, Borrowers) MFIs which focuses in providing financial access to low income people is usually required large number of clients to create more efficiency in the MFI. Moreover, the larger the number of clients also means the wider MFI outreaches in providing access to microfinance.
Pertumbuhan nasabah aktif LKM yang fokus terhadap penyediaan akses keuangan mikro pada masyarakat berpenghasilan rendah dituntut untuk aktif menjangkau nasabah baik dalam kepentingan usahanya maupun dalam kepentingan yang lebih luas lagi dalam mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan nasabah lebih dari 30% dalam setahun dianggap sebagai indikasi kuat sebagai Pro-Poor LKM. Menjangkau area yang belum terlayani secara maksimal Termasuk pedesaan, daerah kumuh perkotaan, diluar Jawa/Bali, dan lainnya. Layanan perbankan komersial biasanya sangat mudah dijangkau di kota besar seperti Jakarta. Namun demikian akses keuangan terhadap masyarakat di pedesaan, daerah kumuh perkotaan, daerah diluar Jawa dan Bali, biasanya masih sangat terbatas sehingga Bank Andara secara aktif membantu LKM yang memiliki portofolio yang signifikan pada daerah-daerah tersebut. LKM dengan portofolio lebih besar dari 50% di daerah tersebut dianggap berindikasi
Growth in active client number MFI which is really focus in providing microfinance access to low income people also required to actively reach clients for their business needs and to broader range in order to reduce poverty. The client’s growth for more than 30% per year is considered as strong sign of Pro-Poor MFI.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
Outreach to Underserved areas including rural, urban slum, off-Java/Bali, and other The commercial bank services are easily accessed in big city like Jakarta. Alas, the financial access in rural area, urban slum, outside of Java/Bali usually is very limited. Bank Andara has been actively assisting those MFIs with significant portfolio in those area. MFI with portfolio more than 50% are considered as Pro-Poor MFIs.
PENJELASAN SINGKAT SOCIAL SCORECARD
SOCIAL SCORECARD BRIEF EXPLANATION
kuat sebagai LKM yang Pro-Poor. Menjangkau kelompok yang kurang terlayani dan rentan Wanita, Pemuda, Pekerja dan Petani. Selain daerah, kelompok-kelompok tertentu di masyarakat juga dianggap sebagai kelompok yang rentan dan masih belum terlayani secara maksimal oleh keuangan mikro, sehingga LKM yang memiliki lebih dari 50% nasabah aktif dari kelompok-kelompok ini dianggap memiliki indikasi kuat sebagai LKM yang Pro-Poor. Metodologi Pembiayaan Mayoritas (>50%) portofolio pembiayaan dengan menggunakan metodologi kredit kelompok, baik pola Grameen Bank, Solidarity Groups, dan sebagainya merupakan salah satu indikator keberpihakan LKM terhadap orang/kelompok miskin. Tujuan Sosial LKM yang fokus terhadap kelompok orang miskin juga biasanya juga akan secara tegas dinyatakan dalam visi dan misi, serta hal-hal lainnya karena hal ini akan mempengaruhi struktur, target pasar dan cara berjalannya LKM. Pengetahuan dan Praktek Manajemen Performa Sosial Pro Poor LKM yang telah memiliki pernyataan yang tegas, biasanya juga akan diimplementasikan secara rinci pada operasional perusahaan. Hal ini nantinya dapat mengukur tujuan sosial perusahaan tersebut. LKM secara aktif mengukur dampak sosial LKM yang peduli akan tujuan-tujuan sosial, biasanya juga secara aktif memonitor dampak sosial dari aktifitas keuangan mikro-nya. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan memonitor besarnya jumlah dan jender nasabah.
Outreach to Underserved & Vulnerable Groups Women, Youth, Migrant, Workers, and Farmers In spite of area, the certain groups in community are also considered as vulnerable group and underserved by microfinance, so the MFI who have more than 50% active clients from these groups will be considered as strong sign as Pro-Poor MFI.
Cara yang lebih kompleks adalah sbb: - Pengukuran dengan menggunakan Indeks Progres Kemiskinan (Poverty Progress Index) - Kontribusi terhadap pembukaan lapangan kerja baru. - Kontribusi terhadap kesamaan jender - Pelayanan terhadap kelompok marjinal, yang belum dan/atau tidak maksimal dilayani oleh LKM dan lain-lain
Following are the more complex ways to measure: - Measurement of Poverty Progress Index - Contribution to the widening of new jobs. - Contribution towards gender equality. - Service to marginal groups, who have not and / not maximally served by MFIs, etc.
Nilai Tambahan Nilai tambahan dalam pengukuran ini layak diberikan pada LKM yang memberikan bantuan/akses pada hal-hal lain selain keuangan mikro pada nasabahnya misalnya; akses pada layanan kesehatan dan layanan pendidikan.
Additional Point Additional point is given to MFIs that provide assistance / access to other things than microfinance service to clients such as: access to health care and education services.
Lending Methodologies The majority (> 50%)of lending portfolio uses the group lending methodology, both the Grameen Bank model, Solidarity Groups, etc., is considered as strong indication of MFI alignment with the poor. Social goals MFIs that focus on poor community usually state their vision and mission, as well as other things because this will affect the structure, target market and the management of MFI. Knowledge and Practice of Social Performance Management (SPM) Pro Poor MFIs that already have firm statement, usually also be implemented in detail on the company's operations. This in turn can measure the social objectives of the company. MFI Actively Measures Social Impact MFIs that concern with social goals, will actively monitor the social impact of their microfinance activities. One of the simplest way is to monitor the large number and gender of customers.
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
20
LAMPIRAN
ATTACHMENT
2011
2010
2009
YEAR
Borrower Social Performance
BPR
Non BPR
TOTAL
Ratio
Pro-Poor
37
0
37
42,05%
Not Pro-Poor
51
0
51
57,95%
Total
88
0
88
100,00%
Pro-Poor
89
0
89
40,27%
Not Pro-Poor
131
1
132
59,73%
Total
220
1
221
100,00%
Pro-Poor
115
23
138
45,10%
Not Pro-Poor
152
16
168
54,90%
Total
267
39
306
100,00%
Description
Pro-Poor Sub Total
Not Pro-Poor
Percentage Sub Total
Percentage
TOTAL
Central Java & Jogjakarta
29
21,01%
19
11,31%
48
West Java, Banten, Jakarta
58
42,03%
37
22,02%
95
East Java
21
15,22%
28
16,67%
49
Sumatra
18
13,04%
4
2,38%
22
Sulawesi
6
4,35%
6
3,57%
12
Bali & Nusa Tenggara
6
4,35%
74
44,05%
80
138
100,00%
168
100,00%
306
TOTAL
Laporan Kinerja Sosial
Social Performance Report
2011
21