PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : IMAM BUCHORI MUSLIM NIM. X2707008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2010
Oleh : IMAM BUCHORI MUSLIM NIM. X2707008
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKART 2010 i
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Rabu
Tanggal : 23 Juni 2010 Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Sukarno, M.Pd.
.......................................
Sekretaris
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.
.......................................
Anggota I
: Dra. Rukayah, M.Hum.
.......................................
Anggota II : Taufik Lilo, S.T., M.T
.......................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727198702100
ii
PERSETUJUAN Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Juni 2010
Pembimbing,
Supervisor,
Dra. Rukayah, M.Hum. NIP. 195708271982032002
Rumini, S.Pd. NIP. 196505172007012012
iii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL KELAS IV SDN CINTAMANIK 02 TAHUN 2009/2007 Oleh Imam Buchori Muslim NIM. X2707008
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan siswa kelas IV SDN Cintamanik 02. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan pada setiap siklus. Jika pada siklus I belum berhasil maka dilanjutkan dengan siklus II dan seterusnya hingga penelitian tindakan tersebut berhasil. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Kegiatan observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan, sedangkan tes dilakukan pada setiap akhir pemberian tindakan. Dari hasil tes pada siklus I didapat ketuntasan siswa 67,3%, dengan nilai ratarata kelas 62,6. Berdasarkan kesepakatan, tindakan dikatakan berhasil jika 75% siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM pada kurikulum KTSP di SDN Cintamanik 02. Berdasarkan kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I belum berhasil, dan perlu diadakan tindakan pada siklus II. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan tindakan, kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus II, dari hasil tes pada siklus II ternyata ketuntasan siswa meningkat menjadi 77,6%, dengan nilai rata-rata kelas 66,5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan kelas IV SDN Cintamanik 02
Kata kunci : prestasi , kontekstual, operasi pecahan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena atas karuniaNya penulis dapat menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Laporan PTK ini merupakan wujud nyata dari penelitian yang selama ini kami lakukan karena tugas dan tanggung jawab penulis sebagai seorang pengajar. Berdasarkan pengalaman penulis mengajarkan mata pelajaran matematika khususnya materi operasi hitung pecahan di kelas IV SDN Cintamanik 02, para siswa sangat sulit memahami materi tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin mengamati permasalahan tersebut dan menemukan solusinya. Untuk itu penulis coba melakukan PTK, yang berjudul ” Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Kelas IV SDN Cintamanik 02. PTK tersebut kami lakukan secara kolaboratif denagan Ibu Rumini S.Pd sebagai teman sejawat penulis, yang sama-sama bertugas sebagai guru kelas di SDN Cintamanik 02. Dukungan Bapak Abdul Djalil selaku kepala sekolah SDN Cintamanik 02 juga sangat membantu kami dalam melakukan PTK ini. Disamping itu, penulis juga merasa sangat terbantu dengan bimbingan yang diberikan Ibu Dra. Rukayah, M.Hum selaku dosen pembimbing kami. Beliau selalu meluangkan waktunya untuk membimbing kami dalam melakukan PTK, sehingga PTK ini bisa terlaksana sesuai dengan prosedur yang ada. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada beliau-beliu yang telah mendukung pelksanaan PTK ini. Dengan tidak mengecilkan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam PTK ini, penulis berharap kritik dan saran konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan dan masukan bagi penulis ketika akan melakukan PTK lainya. Semoga penulisan laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Trimakasih.
Penulis, v
Imam Buchori Muslim DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL ........................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ........................................ 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 5 A. Kajian Teori ................................................................................ 5 B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ..................................... 7 D. Kerangka Pikir ............................................................................ 8 E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 9 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................... 10 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 10 B. Subjek Penelitian ....................................................................... 11 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 17 A. Hasil Penelitian .......................................................................... 17 B. Pembahasan ............................................................................... 24 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 27 A. Simpulan ...................................................................................... 27 vi
B. Saran ......................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 29 DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Jadwal kegiatan ..........................................................................10 2. Tabel 2. persentase ketuntasan siswa siklus I........................................... 13 3. Tabel 3. Presentase alokasi waktu belajar pada siklus I .......................... 14 4. Tabel 4. Persentase ketuntasan siswa siklus II ........................................ 16 5. Tabel 5. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan 1..........................................................................17 6. Tabel 6. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 ..........................................................................18 7. Tabel 7. Distribusi hasil tes siswa silkus I ................................................19 8. Tabel 8. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 .......................................................................21 9. Tabel 9. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 ........................................................................21 10. Tabel 10. Distribusi hasil tes siswa silkus I ...............................................22
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Bagan kerngka pikir penerapan model pembelajaran kontekstual ...................................................................... 8 2. Gambar 2. Grafik distribusi hasil tes siswa siklus I ...............................19 3. Gambar 3. Diagram ketuntasan siswa pada siklus I .............................. 20 4. Gambar 4. Grafik distribusi hasil tes siswa siklus II ............................. 23 5. Gambar 5. Diagram ketuntasan siswa pada siklus II ............................ .23 6. Gambar 6. Grafik perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ................................... .24 7. Gambar 7. Grafik perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan pada siklus II pertemuan 1 dan 2.................................. .25 8. Gambar 8. Perbandingan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II ...........................................26
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) ...........................................30 2. Analisa Hasil Hasil Tes Siswa .............................................................48 3. Rekap Hasil Tes Siswa ........................................................................52 4. Lembar Observasi Siswa .....................................................................58 5. Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa ........................................64 6. Lembar Pertanyaan Siswa ....................................................................72 7. Daftar Hadir Guru ................................................................................76 8. Buku Absensi Siswa ............................................................................80 9. Curriculum Vitae Peneliti ………………………………………….....83 10. Foto-foto Kegiatan PTK ……………………………………………...84
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa. Hal ini karena, mata pelajaran matematika banyak sekali digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur, menaksir, dan lain-lain. Berbanding terbalik dengan pentingnya pelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari siswa, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Disamping itu prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika umumnya rendah. Prestasi belajar yang rendah tersebut juga di alami oleh siswa kelas IV di SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Terbukti dari 49 siswa yang terdiri dari 30 laki-laki dan 19 perempuan setelah dilakukan evaluasi, hanya 24 siswa (49%) yang mendapat nilai di atas KKM ( KKM = 56), sedang sisanya sebanyak 25 siswa (51%) belum tuntas. Evaluasi ini dilakukan pada mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutanya. Keadaan seperti ini merupakan permasalahan yang perlu dipecahkan oleh guru. Disamping itu dari hasil wawancara dengan siswa, siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika yang diajarkan guru khususnya pada operasi hitung pecahan. Selama ini pembelajaran matematika lebih banyak dengan metode ceramah yang kemudian diteruskan pemberian soal-soal latihan, bahkan kadang- kadang guru mengajar tanpa menggunakan media. Pembelajaran semacam ini biasanya membuat siswa jenuh sehingga konsep matematika yang ingin ditanamkan oleh guru susah diterima siswa dan kurang membekas pada diri siswa. Misalnya ketika guru mengajarkan tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, guru langsung
1
2
menjelaskan bahwa jika pecahan biasa dikalikan dengan pecahan biasa caranya adalah dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Pembelajaran semacam ini tidak dapat menanamkan konsep matematika secara integral. Sehingga prestasi belajar siswa pada matematika, khususnya operasi hitung pecahan rendah. Disamping masalah pembelajaran, kondisi kelas juga menjadi masalah tambahan bagi guru yang mengajar di kelas IV SDN Cintamanik 02. Jumlah siswa di kelas IV SDN Cintamanik yang akan diteliti 49 siswa, yang terdiri dari 30 siswa lakilaki dan 19 siswa perempuan. Jumlah siswa kelas IV SDN Cintamanik 02 ini tergolong terlalu banyak untuk sebuah kelas yang efektif. Kemampuan akademik siswa-siswa di kelas IV SDN Cintamanik 02 juga sangat bervariasi. Disamping itu latar belakang mereka sebagian besar adalah anak buruh tani, yang memungkinkan kurangnya perhatian terhadap mereka di rumah. Kondisi yang perlu diperhatikan juga yaitu, sarana dan prasarana yang ada di SDN Cintamanik 02 masih terbatas. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching learning) pada pokok bahasan operasi pecahan.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahanya 1.
Rumusan Masalah Berdasrkan hasil identifikasi dan analisis masalah dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: a. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi pecahan di kelas IV SDN Cintamanik 02? b. Bagaimana
langkah-langkah
yang
tepat
dalam
menerapkan
model
pembelajaran kontekstual pada pembelajaran operasi pecahan di kelas IV SDN Cintamanik 02?
3
2.
Pemecahan Masalah Dalam Trianto (2007: 103) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian autentik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian tindakan kelas ini diterapkan Model Pembelajaran Kontkstual dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN Cintamanik 02. Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual adalah dapat menjadi penawar dari pembelajaran yang monoton dan hanya mengandalkan pada rumus-rumus, tanpa melihat kenyataan yang sesungguhnya dari masalah-masalah matematika, yang sejatinya adalah masalahmasalah sering terjadi di lingkungan kehidupan siswa kelas IV SDN Cintamanik 02. Salain itu dengan Model Pembelajaran Kontekstual prestasi belajar siswa akan meningkat pada mata pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan 0perasi pecahan.
C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu: 1.
Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan siswa kelas IV SDN Cintamanik 02.
2.
Mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika tentang operasi pecahan pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02 dengan model pembelajaran kontekstual.
4
D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu : 1.
Manfaat Bagi Siswa - Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. - Meningkatkan keterampilan operasi hitung siswa. - Meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2.
Manfaat Bagi Guru - Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika. - Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran dikemudian hari, baik peneliti sendiri maupun teman guru yang lain.
3.
Manfaat Bagi Sekolah - Dapat meningkatkan prestasi belajar matematika di sekolah - Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Winkel berpendapat bahwa prestasi adalah usaha yang dicapai sedangkan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel : 36). Adapun Sutratinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, mauapun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro : 43). Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa. 2.
Operasi Pecahan Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam bentuk
a dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. simbolik b
pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal,(3) pecahan persen, (4) pecahan campuran. Yang dimaksud operasi pecahan dalam penelitian ini adalah operasi hitung yang berkaitan dengan pecahan meliputi penjumlahan, penguranagan, perkalian dan pembagian.
5
6
Contoh :
3.
Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Sugiyanto (2008: 7) Winataputra menjelaskan bahwa
model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Elaine B. Johnson (2009: 14) menjelaskan Model Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajaran akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pembelajaran tersebut. Menurut Trianto (2009: 105), karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual: 1. Saling menunjang 2. Kerjasama 3. Menyenangkan, mengasyikan 4. Tidak membosankan (joyfull, comfortable) 5. Belajar dengan bergairah 6. Pembelajaran terintegrasi 7. Menggunakan berbagai sumber siswa aktif Menurut Trianto (2009: 103), sebuah kelas dikatakan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen, yaitu (1)
7
kontruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) permodelan, (6) refleksi, (7) penilaian yang sebenarnya. Menurut Trianto (2009: 106), secara garis langkah-langkah pembelajaran dengan Model pembelakaran kontekstual sebagai berikut. 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompoknya) 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan 7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Mukhrozi. 2008. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cacaban 01 Tahun Pelajaran 2007/2008. Jakarta : Universitas Terbuka Hasil penelitian: Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V SD Negeri Cacaban. 2. Sudianto. 2007. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Wotgalih 03 Tahun Pelajaran 2006?2007. Jakarta: Universitas Terbuka Hasil penelitian: Pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Wotgalih 03.
8
C. Kerangka Pikir Selama ini pembelajaran matematika lebih banyak dengan metode ceramah yang kemudian diteruskan pemberian soal-soal latihan, bahkan kadang- kadang guru mengajar tanpa menggunakan media. Pembelajaran semacam ini biasanya membuat siswa jenuh sehingga konsep matematika yang ingin ditanamkan oleh guru susah diterima siswa dan kurang membekas pada diri siswa. Misalnya ketika guru mengajarkan tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa, guru langsung menjelaskan bahwa jika pecahan biasa dikalikan dengan pecahan biasa caranya adalah dengan mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Pembelajaran semacam ini tidak dapat menanamkan konsep matematika secara integral. Sehingga prestasi belajar siswa pada matematika, khususnya opersai hitung pecahan rendah. Oleh karena itu, pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dicoba menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajarn kontekstual yang akan diterapkan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu, dengan mengangkat masalah-masalah sehari-hari di sekitar siswa ketika menjelaskan, member contoh, penugasan, diskusi, maupun ketika melakukan evaluasi.. Sehingga pembelajarn akan lebih bermakna bagi siswa dan prestasi belajarnya meningkat. Hal ini seperti pemikiran yang tergambar pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Bagan kerngka pikir penerapan model pembelajaran kontekstual
KONDISI AWAL
PROSES
Pembelajaran dengan metode konvensional
Model Pembelajaran Quantum
Motivasi, kemampuan dan prestasi siswa rendah
SIKLUS I SIKLUS II
-
Kondisi Akhir
Pembelajaran efektif
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Motivasi, kemampuan dan prestasi siswa meningkat
9
D. Hipotesis Tindakan Jika Model Pembelajaran Kontekstual diterapkan pada pembelajaran matematika maka prestasi belajar siswa kelas IV SDN Cintamanik 02 menjadi meningkat.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari s.d. Juni 2010, dengan jadwal sesuai Table 1 berikut ini: Tabel 1. Jadwal kegiatan PTK BULAN NO
JENIS KEGIATAN
JAN
FEB
MA
APR
MEI
R 1
2 3 4 5 6 7
Observasi dan identifikasi
JUN I
X
masalah Penyusunan rancangan
X
X
tindakan Pelaksanaan PTK siklus 1
X
Refleksi dan analisis
X
prestasi siklus 1 Pelaksanaan PTK siklus 2
X
Refleksi dan analisis
X
prestasi siklus 2 X
Penyusunan laporan PTK
10
X
11
B. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini, siswa kelas IV di SDN Cintamanik 02, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, sebanyak 49 siswa yang terdiri dari 30 laki-laki dan 19 perempuan. C. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri empat tahap yang dilalui yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dilaksanakan untuk satu siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dengan dua pertemuan. 1. Pelaksanaan penelitian Tindakan Siklus I a. Tahap perencanaan Rancangan persiapan pada siklus I sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi Masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan operasi pecahan kelas IV pada siklus I.. 2) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika pokok bahasan operasi pecahan kelas IV ( dalam bentuk RPP ). 3) Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data yang digunakan dalam PTK ini. 4) Menyusun format observasi dan instrumen penilaian untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan operasi pecahan. b. Tahap pelaksanaan 1) Pertemuan 1 -
Guru menjelaskan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda, dengan cara mengalikan kedua penyebutnya.
-
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok
. - Siswa memperhatikan demonstrasi guru menggunakan benda konkrit
tentang penjumlahan pecahan. Kemudian siswa menuliskan bentuk
12
matematikanya
dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan
penjumlahan pecahan tersebut. (3 demonstrasi Misal : guru mendemonstrasikan menggabungkan ¼ buah apel dengan ½ buah apel. -
Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersamasama siswa
-
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru dan mencatatnya.
2) Pertemuan 2 -
Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan contoh penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda, Dengan menyamakan penyebutnya dengan mencari KPKnya.
-
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok.
-
menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan
-
Siswa memperhatikan demonstrasi guru menggunakan benda konkrit tentang penjumlahan pecahan. Kemudian siswa menuliskan bentuk matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan penjumlahan pecahan tersebut. ( 3 demonstrasi ).
Misal : guru
mendemonstrasikan menggabungkan ¼ buah apel dengan ½ buah apel. -
Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersamasama siswa
-
Siswa
menyimpulkan
materi
dengan
bimbingan
guru
dan
mencatatnya. c. Tahap observasi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Observasi terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru. 2) Menguji kemampuan siswa pada operasi pecahan dengan menggunakan soal tes.
13
3) Seluruh data hasil penelitian dianalisis dan diinterprestasikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan siklus II. d. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis dan memaknai prestasi tindakan
berdasarkan data siklus I oleh peneliti dan supervisor, untuk
kemudian disimpulkan apakah perlu merevisi gagasan umum atau mungkin memikirkan dan merencanakan kembali jenis tindakan berikutnya pada siklus II agar siswa dapat mudah mempelajari matematika dengan baik. Berdasarkan rancanganga penelitian yang telah disetujui, bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata di atas KKM SDN Cintamanik 02 (KKM = 56) dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas lebih dari 75 %. Adapun hasil pada siklus I sebagai berikut: Tabel 2. Persentase ketuntasan siswa siklus I No
Pertemuan ke
1 2
Anak yang medapat nilai
Prersentase
X ≥ 56
X ≤ 56
ketuntasan
1
30
19
61,2%
2
38
11
77,6%
Rata-rata
69.4%
Dengan demikian kegiatan siklus I antara pertemuan 1 dan pertemuan 2 prestasi siswa mengalami kenaikan. Secara umum pada siklus satu belum tuntas, karena pada rata-rata pertemuan 1 dan pertemuan 2 masih belum tuntas, maka diperlukan pelaksanaan siklus II. 2. Pelaksanaan penelitian Tindakan Siklus II a. Tahap perencanaan Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor tentang kegiatan pada siklus I, ternyata masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki untuk siklus II. Pada pelaksanaan siklus I dalam pengalokasian waktu untuk kegiatan pembelajaran masih kurang, oleh karena itu perlu diadakan pengefektifan waktu dengan mengurangi waktu untuk kegiatan awal dan
14
kegiatan akhir. Untuk kegiatan inti pada siklus II alokasi waktu untuk kegiatan inti di siklus II yang tadinya 40 menit, dengan mengurangi alokasi waktu pada kegiatan awal dan kegiatan akhir menjadi 45 menit. Hasil penghitungan alokasi waktu pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3. Presentase alokasi waktu belajar pada siklus No 1
2
3
Kegiatan Kegiatan Awal a. Mengkondisikan kelas b. Apersepsi c. Menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai siswa Kegiatan Inti a. Menjelaskan operasi penjumlahan pecahan dan mencatat pelajaran b. Melaksanakan kerja kelompok dan membahasnya c. Latihan mengerjakan soal
Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi pelajaran b. Mengerjakan soal tes c. Pemberian PR Jumlah
Alokasi Waktu
Persentase Selama 70 menit
1 menit 5 menit 1 menit
1,43 % 7,14 % 1,43 %
7 menit
10 %
25 menit 35,71 % 8 menit
10 %
57,14 %
11,43 %
3 menit 4,29 % 15 menit 21,43 % 5 menit 7,14 %
32,86 %
70 menit 100 %
100 %
Disamping itu, supervisor memberikan masukan bahwa pada kegiatan kerja kelompok sebaiknya siswa sendiri yang melakukan kegiatan demonstrasi untuk menunjukan operasi pecahan dengan benda konkrit. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perbaikan pada siklus II. Untuk itu dilaksanakan persiapan untuk siklus II sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah (mendiskusikan permasalahan) yang muncul berkaitan pada siklus I.
15
2) Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika pokok bahasan operasi pecahan kelas IV ( dalam bentuk RPP ). 3) Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan dan teknis analisis data yang digunakan dalam PTK ini. 4) Menyusun format observasi dan instrumen penilaian untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan 0perasi pecahan. b. Tahap pelaksanaan 1) Pertemuan 1 -
Guru menjelaskan oprasi pengurangan sambil mendemonstrasikanya menggunakan buah apel.
-
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok
. - Siswa mempraktikan contoh pengurangan pecahan menggunakan
benda konkrit dengan bimbingan guru dalam kelompoknya . Kemudian siswa menuliskan bentuk matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan pengurangan pecahan tersebut. (3 kegiatan). Misal : siswa memotong ¼ buah apel dari ½ potongan buah apel -
Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersamasama siswa
-
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru dan mencatatnya.
2) Pertemuan 2 -
Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan contoh pengurangan pecahan berpenyebut berbeda dengan menyamakan kedua penyebut dengan mencari KPKnya.
-
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok.
-
Guru menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan
16
-
Siswa
mempraktekan
pengurangan
pecahan.
menggunakan Kemudian
benda
siswa
konkrit
tentang
menuliskan
bentuk
matematikanya dalam lembar kerja kelompok dan menyelesaikan pengurangan
pecahan tersebut. ( 3 kegiatan ).
Misal : Siswa
memotong 1/8 potong buah apel dari ½ potong buah apel, untuk menunjukan pengurangan ½ - 1/8Guru membahas tugas kelompok tersebut di depan kelas bersama-sama siswa -
Siswa
menyimpulkan
materi
dengan
bimbingan
guru
dan
mencatatnya. c. Tahap observasi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Observasi terhadap aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru. 2) Menguji kemampuan siswa pada operasi pecahan dengan menggunakan soal tes. 3) Seluruh data hasil penelitian dianalisis dan diinterprestasikan sebagai dasar penentuan keberhasilan siswa dan diambil kesimpulanya. d. Refleksi Berdasarkan rancanganga penelitian yang telah disetujui, bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata di atas KKM SDN Cintamanik 02 (KKM = 56) dengan prosentase jumlah siswa yang tuntas lebih dari 75 %. Adapun hasil pada siklus I sebagai berikut: Tabel 4. Persentase ketuntasan siswa siklus II Nilai rata-rata siswa
Prersentase
≥ 56
≤ 56
ketuntasan
1
39
10
79,6%
2
40
9
81.6%
No
Pertemuan ke
1 2
80,6%
17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Siklus I Pelaksanaan PTK siklus I di SDN Cintamanik 02 dilaksanakan dengan 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2010 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2010. Alokasi waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Hasil dari siklus I meliputi: hasil observasi selama proses pembelajaran dan hasil tes setiap akhir pembelajaran. a.
Hasil Observasi Siswa Hasil observasi yang dilakukan guru dengan 5 buah kriteria sikap siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, masih menunjukan banyak siswa yang belum memenuhi kriteria sikap yang dapat mendukung pada proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama anak yang memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 84% dari jumlah siswa, aktif bertanya 8%, aktif mencatat pelajaran 98%, aktif dalam kerja kelompok 45%, dan mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa untuk bertanya dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
1
Tabel 5. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 Jumlah Persentase siswa Kriteria Sikap Siswa Ya Tdk Ya Tdk (V) (X) (V) (X) Memperhatikan penjelasan guru 41 8 84 % 16%
2
Aktif bertanya
4
45
8%
92%
3
Aktif mencatat pelajaran
48
1
98%
2%
4
Aktif dalam kerja kelompok
22
27
45%
55%
No
18
5
Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab
49
0
100%
0%
Pada pertemuan kedua anak yang memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 86% dari jumlah siswa, aktif bertanya 14%, aktif mencatat pelajaran 98%, aktif dalam kerja kelompok 41%, dan mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa untuk bertanya dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan2 Jumlah siswa Persentase No
Kriteria Sikap Siswa
Ya
Tdk
Ya
Tdk
(V)
(X)
(V)
(X)
1
Memperhatikan penjelasan guru
42
7
86%
14%
2
Aktif bertanya
7
42
14%
86%
3
Aktif mencatat pelajaran
48
1
98%
2%
4
Aktif dalam kerja kelompok
20
29
41%
59%
5
Mengerjakan tugas dengan penuh 49
0
100%
0%
tanggung jawab
b. Hasil Tes Pada siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dan setiap akhir pertemuan diadakan tes. Dari hasil tes tersebut ditentukan ketuntasan berdasarkan KKM pada kompetensi dasar di SDN Cintamanik 02. Siswa tuntas jika mendapat nilai sama atau lebih dari KKM. Nilai hasil ulangan pada siklus I kemudian dianalisa tiap butir soal. Setelah di analisa nilai kemudian dimasukan kedalam daftar nilai siklus I. Persebaran nilai anak pada siklus I dapat di lihat pada tabel berikut.
19
Tabel 7. Distribusi nilai siswa siklus I No
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah Nilai Rata-rata Siswa Tuntas % tuntas
Frekuensi Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 0 1 0 8 6 9 5 10 14 10 12 7 8 3 3 0 1 49 49 60,2 64,9 30 38
Untuk lebih jelasnya persebaran nilai siklus I dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 2. Grafik Distribusi Hasil Tes Siswa Siklus I 20 18
Frekuensi Siswa
16 14 12 10 PERTEMUAN I
8
PERTEMUAN II
6 4 2 0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Siswa
Dari hasil nilai yang terkumpul pada siklus I, ketuntasan siswa pada siklus adalah 67,3% dari jumlah siswa. Untuk lebih jelasnya, ketuntasan siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.
20
Gambar 3. Diagram Persentase ketuntasan siklus I
33% 67%
Tuntas Belum Tuntas
3. Hasil Siklus II Pelaksanaan PTK siklus II di SDN Cintamanik 02 dilaksanakan dengan 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 7 April 2010 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 April 2010. Alokasi waktu yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Hasil dari siklus I meliputi: hasil observasi selama proses pembelajaran dan hasil tes setiap akhir pembelajaran. a. Hasil Observasi Siswa Hasil observasi yang dilakukan guru dengan 5 buah kriteria sikap siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, masih menunjukan banyak siswa yang belum memenuhi kriteria sikap yang dapat mendukung pada
proses
pembelajaran.
Pada
pertemuan
pertama
anak
yang
memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 90% dari jumlah siswa, aktif bertanya 10%, aktif mencatat pelajaran 100%, aktif dalam kerja kelompok 67%, dan mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu : keaktifan siswa untuk bertanya dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
21
Tabel 8. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 No
Kriteria Sikap Siswa
1
Memperhatikan penjelasan guru
2
Aktif bertanya
3
Aktif mencatat pelajaran
4
Aktif dalam kerja kelompok
5
Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab
Jumlah siswa Ya Tidak (V) (X)
Persentase Ya Tidak (V) (X)
44
5
90 %
10%
5
44
10%
90%
49
0
100%
0%
33
16
67%
33%
49
0
100%
0%
Pada pertemuan kedua anak yang memperhatikan penjelasan guru ketika di jelaskan ada 92% dari jumlah siswa, aktif bertanya 18%, aktif mencatat pelajaran 100%, aktif dalam kerja kelompok 86%, dan mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab 100%. Jadi ada kriteria sikap siswa yang perlu ditingkatkan yaitu
keaktifan siswa untuk
bertanya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 9. Hasil observasi sikap siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 No 1 2 3 4 5
Kriteria Sikap Siswa Memperhatikan penjelasan guru Aktif bertanya Aktif mencatat pelajaran Aktif dalam kerja kelompok Mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab
Jumlah siswa Ya Tidak (V) (X)
Persentase Ya Tidak (V) (X)
45
4
92%
8%
9
40
18%
82%
49
0
100%
0%
42
7
86%
14%
49
0
100%
0%
22
Disamping dilakukan observasi oleh peneliti, kegitan pembelajaran juga diobservasi oleh supervisor. Hasil obserasi supervisor dapat dilihat di dalam lampiran. b. Hasil Tes Pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dan setiap akhir pertemuan diadakan tes. Hasil tes tersebut ditentukan ketuntasanya berdasarkan KKM pada kompetensi dasar. Siswa tuntas jika mendapat nilai sama atau lebih dari KKM. Nilai hasil ulangan pada siklus II kemudian dianalisa tiap butir soal. Setelah di analisa nilai kemudian dimasukan kedalam daftar nilai siklus II. Persebaran nilai siswa pada siklus II dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 10. Distribusii nilai siswa pada siklus II Frekuensi No
Nilai Pertemuan 1
Pertemuan 2
1
20
1
0
2
30
0
0
3
40
5
4
4
50
4
5
5
60
20
11
6
70
6
10
7
80
11
11
8
90
1
4
9
100
1
4
Jumlah
49
49
Nilai Rata-rata
63,5
69,6
Siswa Tuntas
39
40
% tuntas
Untuk lebih jelasnya persebaran nilai siklus II dapat dilihat pada grafik berikut.
23
Gambar 4. Grafik Distribusi Hasil Tes Siklus II 20 18 16
Frekuensi Siswa
14 12 10 PERTMUAN I 8
PETEMUAN II
6 4 2 0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Sisw a
Dari hasil nilai yang terkumpul pada siklus I, ketuntasan siswa pada siklus adalah 67,3% dari jumlah siswa. Untuk lebih jelasnya, ketuntasan siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut. Gambar 5 . Diagaram persentase ketuntasan siklus II
78% 22%
Tuntas Belum Tuntas
24
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus sangat penting untuk dilakukan pembahasan. Pembahasan tersebut meliputi siklus I, Siklus II, dan pembahasan antar siklus I dan siklus II. 1. Pembahasan Siklus I Berdasarkan penelitian pada siklus I pada pertemuan pertama, siswa yang sudah tuntas sebanyak 30 siswa atau 61,2% siswa dan yang belum tuntas sebanyak 19 siswa atau 38,8%. Nilai rata-rata kelas pada pertemuan pertama 60,2. Pada pertemuan kedua, siswa yang tuntas sebanyak 38 siswa atau 77,6% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 22,4%. Sedang nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua 64,9. Ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Meskipun antara pertemuan pertama dan kedua ada kenaikan, tapi secara umum untuk siklus I belum dianggap tuntas. Jika nilai pertemuan pertama dengan pertemuan kedua siswa dirata-rata, jumlah siswa yang sudah tuntas hanya sebanyak 33 siswa atau 67,3% dan yang tidak tuntas 16 siswa atau 32,7%. Sedang nilai rata-ratan kelas 62,6. Jadi, tindakan pada siklus pertama belum berhasil, karena kriteria untuk dikatakan berhasil jumlah siswa yang tuntas harus lebih dari atau sama dengan 75% dari seluruh siswa.
80
Gambar 6 . Diagram Perbandingan Hasil Pertemuan 1 dan 2 pada Sklus I
70 60 50 40
Rata-rata % tuntas
30 20 10 0 Pertem uan1
Pertem uan 2
25
Disamping itu dari hasil observasi guru dalam proses pembelajaran, masih sedikit siswa yang aktif bertanya dan aktif dalam kerja kelompok. 2. Pembahasan Siklus II Berdasarkan penelitian pada siklus II pada pertemuan pertama, siswa yang sudah tuntas sebanyak 39 siswa atau 79,6% siswa dan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 20,4%. Nilai rata-rata kelas siswa pada pertemuan pertama 63,5 Pada pertemuan kedua, siswa yang tuntas sebanyak 40 siswa atau 81,6% dan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 18,4%. Sedang nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua 69,6. Ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
Gambar7. DiagramPerbandingan Hasil Pertemuan 1 dan 2 pada Siklus II 90 80 70 60 50
Rata2 kelas Ketuntasan siswa
40 30 20 10 0 Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pada siklus II penelitian tindakan dapat dikatakan berhasil. Hal inai karena apabila nilai pertemuan pertama dirata-rata dengan nilai siswa pada pertemuan kedua, nilai rata-rata siswa pada pertemuan pertama dan kedua, adalah 77,6% dengan nilai rata-rata kelas 66,5sudah melebih kriteria yang di tentukan yang tuntas hanya sebanyak 33 siswa atau 67,3% dan yang tidak tuntas 16 siswa atau 32,7%. Sedang nilai rata-ratanya 62,6. Jadi, tindakan
26
pada siklus pertama belum berhasil, karena kriteria untuk dikatakan berhasil jumlah siswa yang tuntas harus lebih dari dan sama dengan 75% dari seluruh siswa. 3. Pembahasan Antar Siklus I dan Siklus II .
Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah berhasil. Hal ini dapat di lihat dari hasil tes dan observasi. Ternyata setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual pada operasi pecahan pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang segnifikan. Setelah dilakukan tindakan tersebut ternyata ketuntasan siswa pada mata pelajaran matematika materi operasi pecahan mengalami kenaikan dari siklus I hingga siklus II. Ini dapat digambarkan pada Diagram berikut. Gambar 8. Perbandinag Hasil Pra siklus, Siklus I, Siklus II 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Rata2 kelas %tuntas
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dengan Selesainya PTK ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain: a. Langkah-langkah yang perlu diterapakan dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual pada operasi pecahan di kelas IV, antara lain: 1. Memahami kompetensi yang harus dikuasai siswa. 2. Menentukan
metode,
strategi,
dan
media
pembelajaran
yang
memungkinkan terciptanya pembelajaran yang kontekstual. 3. Membuat sekenario pembelajaran. 4. Melaksanakan pembelajaran. 5. Mengadakan evaluasi proses dan hasil. 6. Menindak lanjuti hasil evaluasi yaitu dengan pengayaan dan perbaikan. b. Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02. c. Dalam pembelajaran peran media pembelajaran sangat penting, karena sangat membantu siswa dalam memahami materi yang dijelaskan guru.. d. Dalam membelajarkan mata pelajaran matematika metode-metode yang bervariasi sangat diperlukan. Hal ini, dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika. Tapi perlu diperhatikan, metode yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan guru, sehinga metode pembelajaran mudah diterapkan dan efektif.
B. Rekomendasi Setelah melakukan penelitian ini ada beberapa pelajaran yang dapat diambil bagi seorang guru, antara lain:
27
28
a. Model pembelajaran kontekstual bisa kita terapkan dalam pembelajaran matematika. b. Dalam kegiatan pembelajaran tidak ada metode, strategi, dan media yang paling tepat. Semua tergantung kemampuan guru yang bersangkutan. c. Agar tercipta pembelajaran yang efektif, seorang guru tidak boleh meninggalkan prosedur pembelajaran : merncanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evalusi, melkukan tindak lanjut, dan memberikan bimbingan pada siswa. d. Penelitian Tindakan Kelas sangat diperlukan oleh seorang guru, karena dengan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat menambah wawasan dan mengembagkan keterampilanya sebagai seorang guru yang profesional.
Daftar Pustaka
Abimanyu, Soli. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti
Johnson, Elaine B. 2009. Terjemahan Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.
Klien, S. B. 1996. Principles and Applicatin, third edition. New York : McGwaw-Hill
Sugiyanto. 2008. Modul PLPG Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PSG Rayon 13.
Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah Populer. www.scribd.com › School Work › Essays & Theses. Diakses 10-01-2010. Sukayati. 2009. Pembelajaran Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan di SD. www.slideshare.net/.../pembelajaran-operasi-hitungperkalian-pembagian-pecahan-di-sd - Amerika Serikat Tembolok. Diakses 10-01-2010 Trianto. 2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
29