LAPORAN AKHIR TAHUN 2010 KOMUNIKASI HASIL PENGKAJIAN MENDUKUNG PROGRAM SLPTT DAN PSDS (PAMERAN, SOSIALISASI, TIT)
Oleh : Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010
i
LAPORAN AKHIR TAHUN 2010
KOMUNIKASI HASIL PENGKAJIAN MENDUKUNG PROGRAM SLPTT DAN PSDS (PAMERAN, SOSIALISASI, TIT)
Oleh : Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 2010
1.
Judul RPTP
: Komunikasi Hasil Pengkajian mendukung Program SL PTT dan PSDS (Pameran, Sosialisasi, dan TIT)
2. Unit Kerja 3. Alamat Unit Kerja 4. Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Fungsional 5. Lokasi 6. Status Penelitian (L/B) 7. Tahun Dimulai 8. Jangka Waktu 9. Biaya
: : : : : : : : : : :
BPTP Bengkulu JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
10. Sumber Dana
: Satker Balai pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian TA. 2010
Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP Pembina /IVa Penyuluh Pertanian Muda Provinsi Bengkulu Rutin 2010 Tahunan Rp 176.894.000,- (Seratus Tujuh Puluh Enam Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah)
Mengetahui Kepala Balai,
Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Ir. Tri Sudaryono, MS NIP. 19580820 1983031002
Dr. Ir, Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Bapa di Surga yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga kami diperkenankan menyelesaikan kegiatan Komunikasi Hasil Pengkajian mendukung Program SL PTT dan PSDS dari bulan Januari sampai bulan Desember 2010 yang tertuang dalam Laporan Akhir Tahun 2010. Kegiatan
Komunikasi
Hasil
Pengkajian
ini
merupakan
kegiatan
yang
harus
dilaksanakan di BPTP sebagai wujud nyata BPTP Bengkulu dalam mendukung program Kementerian Pertanian tahun 2010 yaitu mendukung Program SL PTT dan PSDS di Bengkulu. Selain itu BPTP Bengkulu dituntut untuk dapat menyediakan teknologi spesifik lokasi, meningkatkan kemitraan dengan stekholders, menjaring umpan balik teknologi
pertanian.
Tujuan
dari
penyusunan
laporan
ini
adalah
untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan selama 12 (dua belas) bulan dan sekaligus menghimpun masukan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. Realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan
sesuai dengan target bulan
Desember 100%, sedangkan realisasi keuangan mencapai 92,65%. Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu evaluasi dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini Bengkulu, Desember 2010 Penanggung Jawab Kegiatan
Dr. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
iv
DAFTAR ISI
Halaman
I
HALAMAN JUDUL.................................................................
I
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….
iii
KATA PENGANTAR ..............................................................
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….
vii
RINGKASAN
………………………………………………………………….
viii
SUMMARY ………………………………………………………………………
x
PENDAHULUAN
1
..............................................................
1.1.
Latar Belakang ......................................................
1
1.2.
Tujuan
...........................................................
1
1.3.
Luaran
...........................................................
2
II
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
3
III
METODE PELAKSANAAN .....................................................
4
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................
7
4.1 Hasil ...........................................................................
8
4.2. Pembahasan
............................................................
8
V
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
25
VI
KINERJA HASIL PELAKSANAAN ………………………………………….
27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................
28
LAMPIRAN
29
v
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Waktu dan Lokasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tahun 2010
2.
.................................................................
Hasil Pelaksanaan Sosialisasi BPTP di 6 Kabupaten Tahun 2010 ………………………………………………………………………
3.
8 9
Peserta Kegiatan Temu Informasi Tahun 2010 di BPTP Bengkulu………………………………………………………………
4.
14
Judul Materi Kegiatan Temu Informasi Tahun 2010 di BPTP Bengkulu................................................................
vi
15
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Suasana diskusi peserta dan nara sumber Sosialisasi di Kabupaten Seluma ………………………………………………. 30 2. Suasana Pembukaan acara oleh Kepala Bidang Pertanian dan diskusi peserta - nara sumber Sosialisasi di Kabupaten Bengkulu Tengah…………………………………………………….
30
3. Suasana pembukaan acara sosialisasi di Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur oleh Kepala Dinas Pertanian……………………. 30 4. Berbagai Produk Olahan Pangan dalam Stand BPTP, Rektor UNIB (Prof. Dr. Ir Zainal) berkesempatan mengunjungi stand BPTP .…………………………………………………………..
31
5. Aktifitas Para petugas stand BPTP melayani pengunjung pameran di UNIB ........................................................................ 31
1
RINGKASAN
Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lainnya atau individu dalam kelompok organisasi maupun dalam masyarakat guna menciptakan, mengirimkan dan menggunakan serta mempertukarkan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Suatu proses komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima/komunikan, dan saluran. Proses komunikasi diharapkan dapat memberikan dampak/ perubahan sebanyak banyaknya. Tujuan seseorang melakukan komunikasi ada 3 yaitu :(1) menyampaikan informasi yang bersifat obyektif dan nyata; (2) menggugah hati dan perasaan sasaran sehingga terjadi perubahan sikap; (3) membuat sasaran senang dan tidak bersikap apatis/pesimis. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara/medium atau media. Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, suratmenyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur). Pelaksanaan perakitan paket teknologi pertanian spesifik lokasi di Bengkulu telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian sesuai dengan kebutuhan pengguna, sosial ekonomi budaya petani kemudian dirakit menjadi paket teknologi pertanian spesifik lokasi. Paket teknologi pertanian spesifik lokasi tersebut perlu didiseminasikan kepada pengguna 2
dengan cara yang tepat melalui komunikasi tatap muka berupa Seminar / Lokakarya, Ekspose, Temu Lapang, Temu Usaha, Temu Informasi dan Pameran. Tujuan Kegiatan 1).Menyebarluaskan informasi teknologi mendukung kegiatan SL PTT, dan PSDS kepada penyuluh di lapangan, 90 kelompoktani dan masyarakat pengguna lainnya melalui pameran, Temu informasi dan Sosialisasi. 2). Mendapatkan informasi dari pengguna tentang permasalahan dan teknologi yang dibutuhkan melalui Temu informasi teknologi. dan 3).Menjalin hubungan antara petani dengan peneliti dan petugas terkait melalui apresiasi . Luaran dari kegiatan ini 1). Tersebarluasnya Paket teknologi pertanian kepada 90 kelompok tani pelaksana SL PTT, dan PSDS, penyuluh di lapangan, dan masyarakat pengguna lainnya melalui pameran, apresiasi dan sosialisasi. 2).Didapatkannya umpan balik berupa permasalahan yang dihadapi pengguna dan kebutuhan teknologi pertanian di 8 Kabupaten dan Kota melalui Temu Informasi.dan 3).Terjalinnya hubungan antara petani dengan peneliti/penyuluh, melalui apresiasi teknologi. Berdasarkan teknik komunikasi, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode komunikasi langsung (direct communication/face to face communication) antara penghasil dan pengguna teknologi maupun dengan pihak swasta. Disamping itu, berdasarkan sasaran yang dituju dilakukan dengan metode pendekataan kelompok dan massa. Hasil kegiatan disimpulkan bahwa : 1) Peranan BPTP Bengkulu dalam mendukung kegiatan SLPTT, PSDS, dan PUAP melalui kegiatan komunikasi dilakukan melalui kegiatan 1) apresiasi teknologi kepada 30 pengurus kelompok tani SLPTT Padi dan PSDS, 140 penyuluh lapangan; 2) sosialisasi kegiatan SL PTT, PSDS dan PUAP di 6 Kabupaten kepada 210 stakeholders ± 30 kelompok tani (KPK, penyuluh dan petugas teknis, kelompok tani); 3) pameran inovasi teknologi sebanyak dua kali tingkat provinsi dan Nasional untuk sasaran petani, swasta dan stakeholders; 4) pencetakan media informasi teknologi berupa leaflet, banner yang disebarluaskan melalui media pameran; 2) Kegiatan Temu Informasi Teknologi dan Sosialisasi program pusat di Provinsi efektif dalam menjaring kebutuhan teknologi dari stakeholders dan meningkatkan hubungan/jalinan kerjasama antara peneliti, penyuluh dan mitra kerja di Kabupaten; 3) Kegiatan Pameran Inovasi merupakan 3
media Komunikasi dan Informasi sehingga dapat memberikan hubungan timbal balik yang komunikatif antara petani dengan peneliti/penyuluh, petugas pelayanan/pengambil kebijakan. Hasil pameran yang nyata adalah lebih dikenalnya teknologi pengolahan pangan di Kota Bengkulu.
4
SUMMARY Communication is an individual process that is undertaken in conjunction with any other individual or individuals within groups and in community organizations to create, send and use and exchange information to coordinate their environment and others. A communication process will be able to run well if there are elements that constitute a unity that is the source of communication, message, receiver / communicant, and channels. Communication process is expected to provide impact / change as much. The purpose of a person to communicate there are 3 namely: (1) convey information that is objective and real, (2) to inspire the hearts and feelings of the target resulting in a change in attitude, (3) make good targets and not be apathetic / pessimistic. According to communication techniques, agricultural extension methods were classified into 1) direct communication (direct communication / face to face communication), for example: a chat on the field, chat in the village hall, the chatter in the home, telephone / mobile, agricultural courses, demonstration of field trips, and exhibitions and 2) indirect communication (inderect communication), for example, publications in print, posters, radio / TV, and film performances. So, in an indirect communication, the message conveyed through the medium / medium or media. Based on the number of targets achieved, agricultural extension methods were classified into 1) an individual approach, for example: home visits, farm visits, correspondence, and phone calls, 2) a group approach, for example: group discussion, demonstration (how or outcomes), field trips, field retrieval, retrieval effort, and peasant classes, 3) mass approach, for example: exhibitions, film screenings, rural broadcast / TV, posters, banners installation, and dissemination of reading materials (folders, leaflets, liptan, brochures). Implementation of specific agricultural technology package assembly locations in Bengkulu have been carried out through the research and assessment in accordance with user needs, socio-economic culture of farmers and then assembled into packages of agricultural technologies specific location. Agricultural technology location specific packages need to be disseminated to users in a timely way through face to face communication in the form of seminars / workshops, exposure, Gathering Field, Business Meeting, Meeting and Exhibition Information. The purpose of Activity 1). Disseminate information technology support activities SL PTT, and PSDS to the extension in the field, 90 farmer group and other users of the community through exhibitions, Gathering of information and socialization. 2). Getting information from users about the problem and the technology required by Gathering of information technology. AND 3). Maintain relationship between farmers with researchers and associated personnel through appreciation. Outcome of this activity 1). Package Tersebarluasnya agricultural technology to farmers implementing SL 90 PTT, and PSDS, extension in the field, and other user communities through exhibitions, appreciation and dissemination. 2). Obtainment feedback in the form of the problems faced by users and the needs of agricultural technology in 8 districts and municipalities through the Gathering Informasi.dan 3). Relations between farmers and researchers / educators, through an appreciation of technology. Based on communication techniques, implementation of activities carried out by the method of direct communication (direct communication / face to face communication) between producers and users of technology as well as with private parties. In addition, based on the intended target was conducted using hole and
5
groups. The result of activity are : 1) BPTP Bengkulu in supporting the SLPTT, PSDS, and PUAP activities carried out through the following activities 1) appreciation of technology to 30 farmer groups SLPTT Padi and PSDS, 140 field agriculture extention (PPL), 2) socialization activities SL PTT, PSDS and PUAP in 6 districts to 210 ± 30 farmer groups of stakeholders (Commission, extension workers and technical personnel, farmers' groups); 3) exhibition of technological innovation as much as two times the provincial and national level to target farmers, private sector and stakeholders; 4) printing media of information technology in the form of leaflets, banners distributed through the medium of the exhibition. 2). The meeting technology Information activity and Dissemination/socialisation of Technology in the province center is effective in capturing the technology needs of stakeholders and improving the relationship / partnership between researchers, extension workers and partners in the District; 3) Exhibition of Innovation Activities and Information Communications is a media that can provide a communicative interrelationships between farmers with researchers / educators, ministry officials / decision makers. Results show that the real is more familiar food processing technology in the city of Bengkulu.
6
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di daerah yang dalam pelaksanaan tupoksinya berkoordinasi dengan instansi jajaran pemerintah daerah dan perguruan tinggi untuk menjadi penggerak pembangunan pertanian dan pusat informasi untuk menyiapkan, menghasilkan dan menyediakan paket teknologi pertanian spesifik lokasi. Disamping itu BPTP harus mampu dalam memfasilitasi inovasi
teknologi
pertanian
spesifik
lokasi
sebagai
salah
satu
pendorong
pembangunan pertanian wilayah. Pembangunan pertanian adalah suatu rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah (Badan Litbang Pertanian, 2004a). Inovasi teknologi pertanian merupakan salah satu cara untuk mempercepat pembangunan pertanian, sehingga peran penelitian dan pengembangan (Litbang) pertanian menjadi penting artinya sebagai salah satu pendukung pembangunan pertanian. Dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian yang maju, efisien dan berkelanjutan, diperlukan dukungan teknologi pertanian yang telah teruji sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kemampuan wilayah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah banyak melakukan kegiatan penelitian yang hasilnya sebagian besar telah diterapkan oleh pengguna secara luas. Namun disadari, masih banyak informasi teknologi hasil penelitian yang belum diketahui oleh para pengguna dan pembuat kebijakan.
Hal ini terlihat dari cukup tingginya senjang hasil yang
dicapai oleh pengguna dengan hasil yang dicapai oleh lembaga penelitian, bahkan tingkat teknologi yang diterapkan oleh pengguna masih relatif rendah. Hal tersebut dapat dijadikan indikator belum lancarnya arus informasi teknologi dari dan ke pengguna. Pelaksanaan perakitan paket teknologi pertanian spesifik lokasi di Bengkulu telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian sesuai dengan kebutuhan pengguna, sosial ekonomi budaya petani kemudian dirakit menjadi paket teknologi pertanian spesifik lokasi. Paket teknologi pertanian spesifik lokasi tersebut perlu didiseminasikan kepada pengguna dengan cara yang tepat
7
melalui komunikasi tatap muka berupa Seminar / Lokakarya, Ekspose, Temu Lapang, Temu Usaha, Temu Informasi dan Pameran (Badan Litbang Pertanian, 2004b). Komunikasi hasil pengkajian baik tercetak maupun elektronik merupakan salah satu metode diseminasi yang memungkinkan terjadinya dialog antara penyaji/pembicara guna menyampaikan informasi dengan peserta (audience) yang menerima informasi inovasi teknologi pertanian, sehingga kebutuhan teknologi yang diperlukannya
dapat
terpenuhi.
Kegiatan
komunikasi
dilaksanakan
dengan
pertimbangan bahwa : 1. Proses adopsi teknologi spesifik lokasi dipengaruhi oleh faktor internal dan persepsi petani terhadap sifat inovasi teknologi. Faktor Internal berupa pendidikan formal, pengalaman berusaha tani, luas lahan yang dimiliki, penyediaan sarana produksi. Sedangkan sifat inovasi yang berpengaruh adalah keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas. 2. Proses difusi inovasi teknologi pertanian dirasakan berjalan lambat dan memerlukan waktu untuk meyakinkan petani agar mau mengadopsi teknologi yang dianjurkan. 3. Metode diseminasi teknologi pertanian melalui kegiatan komunikasi tatap muka dan
pameran/ekspose
teknologi
merupakan
salah
satu
upaya
untuk
efektif
dalam
mempercepat tersebarluasnya informasi teknologi kepada petani. 4. Metode
tatap
muka
merupakan
metode
yang
cukup
penyebarluasan informasi, karena interaksi antara penyaji sebagai sumber inovasi teknologi dan peserta sebagai pengguna berlangsung lebih intens dibandingkan dengan metode lain seperti melalui media cetak dan elektronik.
1.2. Tujuan 1. Menyebarluaskan informasi teknologi mendukung kegiatan SL PTT, dan PSDS kepada penyuluh di lapangan, 90 kelompoktani dan masyarakat pengguna lainnya melalui pameran, Temu informasi dan Sosialisasi. 2. Mendapatkan informasi dari pengguna tentang permasalahan dan teknologi yang dibutuhkan melalui Temu informasi teknologi. 3. Menjalin hubungan antara petani dengan peneliti dan petugas terkait melalui apresiasi
8
1.3. Luaran 1. Tersebarluasnya Paket teknologi pertanian kepada 90 kelompok tani pelaksana SL PTT, dan PSDS,
penyuluh di lapangan, dan masyarakat
pengguna lainnya melalui pameran, apresiasi dan sosialisasi 2. Didapatkannya umpan balik berupa permasalahan yang dihadapi pengguna dan kebutuhan teknologi pertanian di 8 Kabupaten dan Kota melalui Temu Informasi. 3. Terjalinnya hubungan antara petani dengan peneliti/penyuluh, melalui apresiasi teknologi
9
II TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lainnya atau individu dalam kelompok organisasi maupun dalam masyarakat guna menciptakan, mengirimkan dan menggunakan serta mempertukarkan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain. Suatu proses komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat unsur-unsur yang merupakan satu kesatuan yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima/komunikan, dan saluran. Proses komunikasi diharapkan dapat memberikan dampak/ perubahan sebanyak banyaknya. Tujuan seseorang melakukan komunikasi ada 3 yaitu :(1) menyampaikan informasi yang bersifat obyektif dan nyata; (2) menggugah hati dan perasaan sasaran sehingga terjadi perubahan sikap; (3) membuat sasaran senang dan tidak bersikap apatis/pesimis (Deptan, 2009). Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara/medium atau media (Deptaan, 2009). Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur). Video sebagai media elektronik adalah media komunikasi yang memiliki unsur audio-visual (narasi, musik, dialog, sound efect, gambar atau foto, teks, animasi, grafik) sebagai keunggulannya dibanding dengan media komunikasi massa lainnya (Tubbs dan Moss, 1994; De Vito, 2001 dalam Hubies. AV). Namun penggunaannya akan
memberi
efek
berbeda
untuk
situasi
10
tertentu
sehingga
memerlukan
pendesainan pesan tertentu pula agar penyampaian pesan dapat menjadi efektif (Rousseau, 1998 dalam Hubies AV). Informasi teknologi pertanian yang mudah dan tepat akan diadopsi oleh petani secara cepat, sehingga petani menguasai teknologi tersebut dan menjadi lebih tangguh dalam persaingan global. Petani menjadi tangguh karena memiliki keterampilan dalam menerapkan inovasi teknologi dan mampu menghadapi resiko usaha. Model adopsi menurut Kellogg menyebutkan bahwa pada proses adopsi teknologi pertanian dapat dilakukan melalui beberapa proses sehingga petani bersedia menerima/mengadopsi teknologi tersebut. Proses/tahapan tersebut adalah penentuan wilayah sasaran/identifikasi potensi wilayah; perencanaan/merekayasa teknologi
adaptif; pengujian dan verifikasi di tingkat usahatani; dan percobaan
dilapangan dan diseminasi. Model adopsi Kellogg ini yang dilaksanakan BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan diseminasi hasil pengkajian spesifik lokasi. Sebagai salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya teknologi ataupun informasi yang akan dimasyarakatkan di kalangan petani, maka materi penyuluhan harus berupa informasi yang merupakan jawaban ataupun pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Materi yang disampaikan tersebut dapat diterapkan dengan baik oleh pengguna, apabila secara ekonomi menguntungkan, mudah diterapkan dan bukan merupakan teknologi yang mahal (dapat dilaksanakan dengan biaya petani) serta sesuai dengan sosial masyarakat setempat. Proses adopsi teknologi spesifik lokasi dipengaruhi oleh faktor internal dan persepsi petani terhadap sifat inovasi teknologi. Faktor Internal berupa pendidikan formal dan pengalaman berusaha tani. Faktor eksternal berupa : luas lahan yang dimiliki dan penyediaan sarana produksi. Sedangkan sifat inovasi yang berpengaruh adalah keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas dan observabilitas. Proses difusi inovasi teknologi pertanian dirasakan berjalan lambat dan memerlukan waktu untuk meyakinkan petani agar mau mengadopsi teknologi yang dianjurkan. Metode diseminasi teknologi pertanian melalui kegiatan komunikasi tatap muka dan pameran/ekspose teknologi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat tersebarluasnya informasi teknologi kepada petani. Metode tatap muka merupakan metode yang cukup efektif dalam penyebarluasan informasi, karena interaksi antara penyaji sebagai sumber inovasi teknologi dan peserta (termasuk petani kooperator) sebagai pengguna berlangsung lebih intens. Hasil kegiatan komunikasi tahun yang lalu menunjukkan bahwa umpan
11
balik kebutuhan teknologi oleh pengguna dan stakeholders telah terumuskan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan tahun 2011, tersedianya informasi teknologi berupa bahan cetakan seperti leaflet (500 Eksp) dan buku kumpulan teknologi (Rekomendasi Pupuk Spesifik Lokasi, Pembuatan Kompos, Teknologi pendukung SL PTT Padi, P2SDS, dan PUAP) yang dibagikan pada saat pameran, sosialisasi, apresiasi dan koordinasi dengan stekholders serta tersebarnya 5 (lima) Varietas Unggul Baru (VUB) padi di Desa Rimbo Kedui dan Desa lainnya (Astuti, dkk. 2010). Hasil studi Hubies. A.V. menunjukkan bahwa penggunaan media video sebagai media pembelajaran peningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk agrodyke adalah efektif yang ditunjukkan dengan skor post-test yang lebih tinggi dari skor pre-test. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani yang ditunjukkan oleh skor post-test yang lebih tinggi dari skor pre-test. Unsur visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan petani.
12
III METODE PELAKSANAAN 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan Komunikasi Hasil Pengkajian mendukung Program SL PTT dan PSDS pada TA. 2010 terdiri atas: 1. Temu informasi
: 40 Orang selama 2 hari
2. Pameran/ Ekspose
: 2 paket
3. Sosialisasi kegiatan BPTP
: 300 Orang
4. Apresiasi Teknologi (SL PTT, PSDS)
: 12 BPP (240 penyuluh dan Kontak tani)
di BPP 3.2. Metode Pelaksanaan Berdasarkan teknik komunikasi, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode komunikasi langsung (direct communication/face to face communication) antara penghasil dan pengguna teknologi maupun dengan pihak swasta. Disamping itu, berdasarkan sasaran yang dituju dilakukan dengan metode pendekataan kelompok dan massa melalui kegiatan : Temu informasi
: Pertemuan untuk mendapatkan umpan balik informasi kebutuhan teknologi spesifik lokasi sebanyak 40 orang dilaksanakan 2 hari
Pameran
: Peragaan inovasi teknologi pertanian secara visual kepada 30 kelompok tani khususnya keberhasilan teknologi PTT Padi, Jagung, dan ternak sapi mendukung PSDS serta PUAP di Bengkulu
Sosialisasi
: Menyampaikan
program
dan
hasil
kegiatan
BPTP pada 10 kelompok tani, 15 petugas teknis, 30 penyuluh dan pengguna lainnya melalui metode tatap muka/pertemuan Apresiasi Teknologi : Peragaan dan pelatihan teknologi PTT Padi, Jagung, Ternak sapi kepada 15 petani dan 90 penyuluh melalui metoda belajar sambil mencoba di BPP/klinik agribisnis
13
3.3. Prosedur pelaksanaan Setiap kegiatan diawali dengan persiapan (koordinasi dengan pemda Kabupaten/Provinsi), disusun tim pelaksana sesuai Surat Perintah Tugas dari Ka BPTP Bengkulu, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi (laporan kegiatan)
14
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sosialisasi Program BPTP Sosialisasi kegiatan BPTP di 6 Kabupaten dilakukan dengaan metode pendekaatan kelompok. Dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementrian Pertanian (SL PTT, PSDS, PUAP). Sosialisasi merupakan salah satu metode penyampaian informasi melalui komunikasi langsung secara tatap muka. Metode komunikasi tatap muka ini dilakukan untuk memperoleh umpan balik /feed back dan kesepakatan secara langsung dari stakeholders dan pengguna. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Sosialisasi di Kabupaten (Tabel 1.) Tabel 1. No
Waktu dan Lokasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tahun 2010 Materi
Kabupaten
Waktu pelaksanaan
1
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT,PUAP
Kaur
25-26 April 2010
2
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT,PUAP
Bengkulu Selatan
27-28 April 2010
3
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT,PSDS, Kawasan Hortikultura dan PUAP
Bengkulu Utara
29-30 April 2010
4
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT, PSDS, PUAP
Bengkulu Tengah
11 Mei 2010
5
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT, PSDS, PUAP
Seluma
13 Mei 2010
6
Program Kementrian Pertanian dan BPTP Bengkulu 2010 Program SL PTT, PSDS, PUAP
Kota
15 Mei 2010
15
Hasil pelaksanaan kegiatan sosialisasi terangkum dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Sosialisasi BPTP di 6 Kabupaten Tahun 2010 No 1
Kabupaten Kaur
Hasil Pembukaan : Ka Dinas Pertanian - Permasalahan : 1) penanaman padi yang belum serempak, 2) adanya serangaan hama dan penyakit padi terutama tungro, dan 3) sulitnya untuk mendapatkan pupuk - Langkah yang ditempuh untuk mengatasi kesulitan pupuk yaitu melakukan kerjasama dengan distributor seperti Petrokimia. Diskusi Peserta dan Tim BPTP Bengkulu (Dr Umi Pudji Astuti, Dr Wahyu Wibawa, Drs Afrizon)
2
Bengkulu Selatan
Pembukaan acara oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Diskusi Peserta dan Tim BPTP Bengkulu (Dr Umi Pudji Astuti, Dr Wahyu Wibawa, A Damiri)
3
Bengkulu Utara -
4
Bengkulu Tengah
Pembukaan oleh Kepala Dinas Pertanian dilanjutkan penyampaian materi dari BPTP dan Diskusi : PPL sangat penting dlam pelaksanaan SL-PTT, untuk meningkatkan wawasan PPL, akan diberikan buku saku yang memuat semua teknik SL-PTT, apresiasi bagi PPL. Pengalokasian Gapoktan PUAP telah melalui pengusulan oleh Tim Teknis Kabupaten melalui SK Bupati. Belum tesedia varietas alternatif, karena sulit membedakannya secara visual. Uji adaptasi dilakukan agar petani dapat mengetahui keunggulan masing-masing varietas. Varietas baru yang diterapkan akan menjadi pertimbangan pilihan bagi petani untuk digunakan sebagai benih selanjutnya.
- kegiatan SL-PTT ini bukan kegiatan BPTP Bengkulu, tetapi kegiatan nasional dan semua sektor terlibat. Jadi BPTP Bengkulu juga sebagai pendukung dari kegiatan ini. - Untuk Display plot seluas 0,25 ha, kita perlu win-win solution. Kalau di Kabupaten Bengkulu Selatan daan Bengkulu Utara, sudah ada kesepakatan bahwa mereka setuju untuk memasukkan benih dari BPTP Bengkulu sebanyak 5 varietas untuk luasan 0,25 ha di lokasi LL dan kelebihan benih pada LL dikeluarkan untuk diberikan pada anggota kelompoktani lain. i - Dukungan BPTP terhadap program peternkan,dapat memberikan dukungan dengan penyusunan pakan ternak menggunakan limbah kelapa sawit (solid). - Dukungan lainnya berupa pelatihan pembuatan kompos guna memanfaatkan jerami padi untuk pupuk organik. - Mari kita bahas bersama surat dari Dirjen Tanamman Pangan agar kita dapat memahami bersama maksud dari isi surat. - Pertama surat ini ditujukan ke Dinas yang berarti apa yang dikatakan merupakan perkataan dari Dirjen Tanaman Pangan ke Dinas. - Pada poin 1 ada opsi a, b, c, d. Kalau opsi b yang dipilih seperti
16
yang disampaikan, ada konsekuensi sarana produksi disediakan. Ini berarti yang menyediakan adalah Dinas, karena surat ini untuk Dinas. Untuk itu pilihannya adalah a dengan konsekuensi benih yang ada di LL untuk 0,25 ha dikeluarkan dan diberikan ke anggota kelompok pada SL-PTT. 5
Seluma
6
Kota
Pembukaan Oleh Kepala Dinas Pertanian : - SL-PTT merupakan kegiatan penting, karena dapat merubah prilaku dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan produktivitas padi sawah yang sudah mmencapaai 5 t/ha. - Pada tahun 2008 yang lalu, Kabupaten Seluma telah mendapat penghargan karena keberhasilannya meningkatkan produksi padi. Dengan adaanya kegiatan SL-PTT, kemungkkiinan kembali akan mendapatkan penghargaan. - Bantuan benih pada SL-PTT merupakan stimulus dalam peninngkatan produktivitas padi. Namun peningkatan harga pupuk juga menghawatirkan keberhasilan ini akan dengan mudah dicapai, karena di lapangan sudah banyak keluhan dengan peningkatan harga pupuk yang mencapai 30%. - Dari segi SDM, Dinas Pertanian Kabupaten Seluma sudah memiliki jumlah SDM yang cukup. - Serangan Tungro yang terjadi beberapa waktu yang lalu bersifat spot-spot, dan tidak keseluruhan. Serangan ini terjadi pada pertanaman padi lokal berumur 6 bulan yang masih ditanam beberapa petani. - Dari segi penyuluhan sudah banyak dilakukan seperti ada musim yang kurang tepat untuk penanaman dan penanaman dilakukan serentak, masih ada juga petani yang tidak mematuhi anjuran tersebut. - SL-PTT yang dilakukan seluas 5.500 ha, belum mencakup keseluruhan wilayah pertanaman padi yang memiliki luas 13.000 ha. Pembukaan kegiatan oleh Kabid Tanaman Pangan Kota, dilanjutkan dengan diskusi. Peserta dihadiri oleh Kabid dan kasi produksi dinas Pertanian Provinsi - Akan kesulitan untuk varietas di Muara Bangkahulu yang lahan tadah hujan, sehingga disepakati varietas Ciherang. - Usul agar luas LL menjadi 24,75, sehingga 0,25 ha bisa digunakan untuk uji adaptasi. - Sebaiknya kegiatan BPTP Bengkulu berada di luar CPCL, namun dekat dengan lokasi dan BPTP menyediakan saprodinya. - Realitas di lapangan, petani enggan dengan varietas yang berbeda. - Pendampingan difokuskan di laboratorium lapaangan (LL), dan ini merupakan uji varietas unggul baru (VUB) yang pertama.
17
Dari pelaksanaan sosialisasi telah diikuti oleh 75 petugas teknis/penyuluh lapangan. Dari 5 Kabupaten disepakati adanya tindak lanjut sebagai berikut: 1. Penetapan lokasi untuk uji varietas dari BPTP di Kab Kaur belum dapat disepakati karena pada saat diskusi berlangsung lokasinya yang diminta belum dapat diberikan karena penentu kebijakan tidak hadir, untuk di Kota menunggu hasil pertemuan dengan petugas dari pusat pada tanggal 19 Mei 2010. Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Seluma, dan Benteng telah disepakati berada di wilayah LL SL PTT. 2. Terlaksananya Program Strategis Kementerian Pertanian di lapangan di perlukan kerjasama dan koordinasi yang intent antar pemangku kebijakan dan petugas lapangan. 3. Untuk kegiatan SL-PTT padi, BPTP Bengkulu akan segera melaukan overlay antara CPCL SL-PTT yang diusulkan dan PUAP untuk menentukan lokasi pendampingan (60%) dan demplot VUB di 2 kecamatan. 4.1.2. Pameran Kegiatan pameraan dilaksanakan dengan metode komunikasi langsung melalui pendekaatan massal dengan audiaance stakeholders tingkaat Provinsi daan Nasionaal sekitan 500 stekholders. Tujuan dilaksanakannya pameraan inovasi adalah untuk memperkenalkan komoditas unggulan daerah serta mempromosikan inovasi teknologi spesifik Bengkulu melalui eksspose inovasi teknologi pengolahan makanan dan eksspose buaah tropis unggulaan daaerah. Pelaksanaan kegiatan 2 (dua) kali sebagai berikut. 1. Pada bulan Juni dilakukan pameran inovasi teknologi pengolahan hasil berbahan baku jagung dan ubi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka dies natalis Fakultas Universitas Bengkulu 2010 2. Pameran Expo Buah Nusantara di Balitbu Solok Sumatera Barat dalam rangka 25 tahun Balitbu Tropika. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 9-11 Nopember 2010 di kebun Percobaan Sumani, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Jln raya Solok Sumatera Barat. Tujuan kegiatan pameran Expo Buah Nusantara untuk : 1. Mempercepat transfer inovasi teknologi kepada stakeholder (dunia Usaha, pengambilan kebijakan) dan masyarakat secara luas. 2. Fasilitasi jembatan komunikasi antar peneliti, pengambilan kebijakan, dunia usaha pelaku bisnis
18
3. Akselerasi diseminasi teknologi Pameran buah segar dan olahan stand BPTP Bengkulu menampilkan produk buah segar berupa : 1. Jeruk Rimau Gerga Lebong atau Jeruk Lebong merupakan primadona para pengunjung pameran. Buah ini berukuran cukup besar, 1 (satu) biji bisa mencapai berat 1 kg. Jeruk Rimau Gerga Lebong berbuah sepanjang masa, satu pohon ada 4-6 generasi (Dalam satu pohon ada bunga, buah muda sampai buah siap panen). Banyak pengunjung pameran yang tertarik untuk mencicipi buah ini, dan menurut mereka rasanya manis dan segar. Selain mereka tertarik dengan buahnya, para pengunjung juga tertarik untuk membeli bibit buah jeruk Lebong ini tetapi saying pihak BPTP Bengkulu tidak membawa bibit jeruk Lebong. 2. Jeruk Kalamansi dan sirup jeruk kalamnsi. Jeruk ini merupakan jeruk unggul dari Bengkulu yang rasanya asam sekali dan hanya cocok untuk dibuat sirup atau untuk buah peras di dalam mie pangsit. Di Bengkulu sirup ini sudah banyak tersedia di kios-kios makanan khas Bengkulu di daerah Anggut. Selain itu juga dipamerkan bibit jeruk kalamansi. Jeruk kalamansi banyak terdapat di daerah Seluma, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara. 3. Pisang Ambon Curup. Pisang Ambon Curup raasanya manis, daging buahnya halus dan lunak, bentuk buahnya yang khas, dan bila dimakan teksturnya terasa kering sangat disukai pengunjung pameran buah ini. Para pengunjung disediakan buah pisang ini untuk mereka cicipi rasanya. Menurut Mukhtasar, (2003) Pisang Ambon Curup merupakan jenis pisang Ambon yang hanya dijumpai di wilayah kabupaten Rejang Lebong, tersebar pada daerah-daerah dengan ketinggian 500 – 1500 m diatas permukaan laut (dpl). Karena
ciri yang diidentifikasi oleh
Mukhtasar itulah maka pisang Ambon Curup berbeda dengan pisang ambon lainnya. Sebenarnya ada 5 jenis pisang Ambon yang terdapat di Propinsi Bengkulu, yakni pisang Ambon Badak, pisang Ambon Curup, pisang Ambon Jepang, pisang Ambon Hijau dan pisang Ambon Kuning. Pisang Ambon Curup yang ditanam di Curup rasanya menjadi khas, sedangkan jika ditanam di daerah lain maka akan berbeda rasanya menjadi kurang enak dan bentuknya menjadi kecil-kecil.
19
4. Mangga
Bengkulu.
Mangga
Bengkulu
mempunyai
kelebihan
dibandingkan jenis mangga varietas lain yaitu ukuran buahnya yang cukup besar. Satu buah bisa mencapai berat 1 kg lebih. Mangga Bengkulu dapat tumbuh di tanah dengan ketinggian tempat 3 – 200 m dpl, temperature 23 – 32,8ºC dengan curah hujan berkisar 1500 – 3220 mm (bulan basah sepanjang tahun), kedalaman tanah > 60 cm serta tingkat kesuburan tanah baik hingga cukup rendah. Dari hasil pengkajian BPTP Bengkulu tentang budidaya mangga varietas Bengkulu dapat berproduksi rata-rata per tanaman dengan aplikasi paket teknologi introduksi bisa mencapai 18 kg/tanaman, sedangkan teknologi petani bisa mencapai 7,3 kg/tanaman. Mangga Bengkulu banyak ditanam di daerah kota Bengkulu, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah. 5. Keripik pisang jantan. Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu telah dapat memproduksi keripik pisang jantan. Pisang jantan merupakan salah satu pisang olahan (plantain) yang dapat diolah menjadi bermacam-macam produk, seperti kripik pisang dan ledre. Produk olahan pisang jantan tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah lebih tinggi dan jangkauan pemasaran yang lebih luas. 6. Salak pondoh organik. Salak pondoh organik yang berasal dari petani salak pondoh di Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan. Rasa salak pondoh ini sangat manis dan kering, tetapi sayang ukuran buahnya kurang besar. Salak ini ditanam tanpa pupuk anorganik. Manfaat yang dapat diambil dari hasil kegiatan pameran expo buah nusantara adalah 1) Aneka buah unggul Bengkulu akan menjadi buah unggul nasional yang diharapkan akan terus berkembang dan menjadi buah yang disukai masyarakat untuk membendung buah inport yang saat ini membanjiri pasar buah di Indonesia, sehingga akan meningkatkan pendapatan petani buah di Bengkulu; 2). Dengan adanya pameran ini diharapkan akan mendatangkan investor untuk menanamkan usahanya dalam bisnis buah local Bengkulu.
20
4.1.3. Temu Informasi Teknologi (TIT) Kegiatan Temu Informasi Teknologi diselenggarakan pada tanggal 24 s/d 25 November 2010 diaula BPTP Bengkulu. Peserta yang akan mengikuti kegiatan Temu Informasi yang diselenggarakan BPTP Bengkulu sebanyak 40 orang dilaksanakan selama 2 (dua) hari. Peserta kegiatan Temu Informasi Teknologi terangkum pada (Tabel 3). Tabel 3. Peserta Kegiatan Temu Informasi Tahun 2010 di BPTP Bengkulu
No
Peserta
Jumlah (orang)
Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
1 1 1
1 -
2
3
5
Narasumber - Bidang Produksi Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu - Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu - Kepala BPTP Bengkulu - BPSB Provinsi Bengkulu Jumlah Petani Padi Peternak sapi BX desa Kayu Manis Peternak sapi di lokasi LM3 Kab Bengkulu Utara Koordinator Penyuluh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan di ( Kabuoaten dan Kota BPTP Bengkulu Jumlah Peserta - BPTP Bengkulu - KTNA Provinsi - Perhiptani Prov. Bengkulu - Badan Koordinasi Penyuluhan Jumlah Jumlah Total
1 1 1 1 4 4 1 1 4 13 2 25 7 1 1 1 10 42
Tujuan dari kegiatan Temu Informasi Teknologi adalah
1. Menyampaikan keberhasilan dan permasalahan peningkatan produksi padi melalui penerapan teknologi PTT Padi dan
2. Mengevaluasi pencapaian hasil pelaksanaan SL-PTT dan dukungan terhadap P2SDS
21
3. Menginventarisir
kebutuhan
teknologi
untuk
melaksanakan
progran
kementerian Pertanian dan Program Daerah.
4. Menyusun prioritas program BPTP Bengkulu, sebagai bahan acuan usulan litkaji dan diseminasi tahun 2011 dan 2012. Metode Kegiatan Temu Informasi dilaksanakan melalui pemaparan materi dalam bentuk makalah oleh petani, Koordinator penyuluh, kepala dinas pertanian dan peternakan Kabupaten dan Kota, serta BPTP Bengkulu. Pada akhir pertemuan dilakukan perumusan hasil pertemuan. Materi yang disampaikan pada Kegiatan Temu Informasi Tahun 2010 (Tabel 4). Tabel 4. Judul Materi Kegiatan Temu Informasi Tahun 2010 di BPTP Bengkulu No
Materi
Narasumber
1
Pengalaman pelaksanaan Teknologi PTT Padi di Kecamatan Kedurang, Rimbo Kedui, dan Kecamatan Argamakmur
2.
Pengalaman Pendampingan lapangan dalam Korluh BPP Sulau, Talang upaya peningkatan produksi padi di wilayah kerja Dantuk, BPP Argamakmur BPP Kedurang, Talang Dantuk dan BPP (3) Argamakmur
3
Pengalaman Pelaksanaan Teknologi PSDS di peternak sapi BX dan LM3 di Desa Kayu Manis dan Baturoto
Peternak sap[I BX, dan LM3 (2)
4
Kebutuhan teknologi dalam mendukung pelaksanaan program Kementrian Pertanian dan Program Daerah di 9 Kabupaten dan Kota
Ka Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten dan Kota (13)
5
Evaluasi pendampingan Program SL-PTT Padi dan P2SDS serta inovasi teknologi dalam mendukung program pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu
BPT Bengkulu (1)
6
Program Pendampingan Teknologi BPTP Bengkulu dalam Mendukung Pelaksanaan Program Strategis Kementerian Pertanian di Bengkulu Tahun 2011
BPT Bengkulu (1)
22
Petani Pelaksanan SL PTT (3)
Rumusan Hasil Temu Informasi Teknologi (TIT) TA. 2010 a. SL-PTT,
PSDS,
PKAH,
dan
PUAP
merupakan
program
strategis
Kementerian Pertanian yang harus didukung sepenuhnya oleh Instansi Pertanian baik di pusat maupun di daerah secara terpadu dan bersinergi. b. BPTP Bengkulu mendukung program Strategis Kemtan melalui kegiatan pendampingan
inovasi
teknologi
dan
kelembagaan
dalam
bentuk
introduksi VUB, pencetakan dan distribusi informasi teknologi, nara sumber pelatihan dan apresiasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM dari petugas dan petani. Peningkatan kapasitas SDM juga dilakukan oleh Dinas Pertanian melalui pelatihan pemandu lapang (PL) II dan III. c. Program SL-PTT (padi, jagung, dan kacang tanah) di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan, namun sebagian besar Kabupaten dan Kota belum dapat melaporkan hasil atau produktivitasnya. Dari beberapa data yang masuk
diketahui
bahwa
Program
SL-PTT
dapat
meningkatkan
produktivitas padi 5%, jagung 8-12,8% dan kacang tanah 5%. d. Permasalahan yang muncul pada pelaksanaan SL-PTT diantaranya adalah: koordinasi antar institusi baik dari pusat sampai daerah belum optimal; pemahaman dari pelaksana program masih kurang
(Pedum,
juklak dan juknis belum dikuasai), sehingga sering dalam pelaksanaanya tidak
sesuai
dengan
prosedur;
jumlah
dan
kapasitas
dari
petugas/penyuluh masih kurang dan perlu ditingkatkan; ada sebagian benih yang dibagikan kualitasnya kurang baik e. Program PSDS
didukung dengan kegiatan LM3, SMD dan kelompok
penerima bantuan sapi Brahman Cross (BX) juga telah berhasil menambah populasi ternak sapi di Propinsi Bengkulu. Permasalahan yang terdapat pada program PSDS diantaranya adalah kesulitan adaptasi dari ternak sapi yang didatangkan dari luar negari (daerah sub tropis) sehingga banyak sapi yang tidak bisa berproduksi secara optimal; kurangnya peralatan, ketersediaan straw (semen beku), N2 cair dan hijauan pakan ternak serta petugas IB merupakan hambatan tersendiri bagi pelaksanaan dilapangan. f.
Optimalisasi kinerja dan koordinasi yang berkesinambungan dari Tim Teknis, petugas lapangan dan petani pelaksana sangat diperlukan dalam
23
kegiatan SL-PTT, PSDS, PKAH maupun kegiatan PUAP di Propinsi Bengkulu dimasa yang akan datang. g. Dampak dari perubahan iklim global terhadap sektor pertanian adalah terjadinya penurunan produktivitas, produksi dan kualitas hasil pertanian. Untuk itu perlu langkah atau strategi untuk menguragi dampak perubahan iklim melalui strategi antisipasi dan teknologi adaptasi. h. Secara umum teknologi yang di perlukan oleh Kabupaten/kota adalah: teknologi penggunaan bibit unggul; teknologi budidaya kedelai, jagung, kacang tanah, buah naga; rekomendasi pupuk berimbang, teknologi pengendalian OPT, sistem integrasi kambing dan kakao, budidaya musang, teknologi pra dan pasca panen; teknologi budidaya tanaman secara organik yang ramah lingkungan menjamin keberlanjutan fungsi lahan
pertanian
(sustainable
agriculture); teknologi pakan ternak
berbahan lokal; pengkajian padi gogo. 4.1.4. Apresiasi Teknologi Kegiatan Apresiasi Teknologi berupa pelatihan teknologi SL-PTT dan PSDS
di selenggaran di 13 BPP, peserta pertemuan terdiri dari penyuluh
lapangan, KTNA kecamatan, Kontak Tani pelaksana SL-PTT. Hasil kegiatan Apresiasi Teknologi adalah 1. Apresiasi Teknologi di BPP Kedurang Apresiasi
Teknologi di BPP Kedurang dilaksanakan pada tanggal 25
September 2010 di Ruang pertemuan BPP Kedurang, Kecamatan Kedurang Kab. Bengkulu Selatan. Peserta
sebanyak 20 orang terdiri dari penyuluh
lapang, KTNA dan kontak tani pelaksana SLPTT Untuk pelaksanaan SL PTT Padi di Kecamatan Kedurang 75% telah tanam, 25% akan tanam pada awal bulan Oktober 2010. SLPTT Kacang tanah telah 100% dilaksanakan dan telah panen seluas 40 ha. Penyampaian materi dari BPTP Bengkulu disampaikan oleh Dr Umi Pudji Astuti tentang komponen teknologi SL PTT Padi (yaitu pengaturan populasi tanam yang optimum, pemupukan yang sesuai kebutuhan tanaman/Konversi pupuk tunggak ke majemuk)
24
Setelah penyampaian materi dilanjutnya dengan diskusi I : 1. P Badrun Mohon dijelaskan manfaat pupuk organik dan NPK yang dibagikan oleh dinas pertanian karena masih ada petani yang belum yakin dengan pupuk tersebut dan masih ada yang belum dimanfaatkan. 2. P Medi Ukuran ubinan yang sesuai jarak tanam (tidak 2,5 X 2,5 m) apakah bisa disosialisasikan ke dinas pertanian supaya ukuran yang dibuat bisa disesuaikan. 3. P Walgito Mohon dijelaskan waktu pemupukan yang tepat sesuai umur tanaman (padi). Pada umur berapa tanaman harus dipupuk. 4. P Alimun Apa pengaruhnya penggunaan pupuk tunggal dan NPK, apa sudah ada penelitian perbedaan produksi.
Tanggapan 1. Pada prinsipnya penggunaan pupuk organik sangat bagus untuk memperbaiki
struktur
tanah
dan
pengurangi
penggunaan
pupuk
anorganik(pupuk pabrik) yang di pasaran sudah mulai langka dan harganya mahal. Kita lihat kandungan haranya di pupuk tersebut, kandungan N >12%, menurut kami ini sangat tinggi sekali sehingga perlu dicek/di analisis di laboratorium (BPTP bisa melakukan itu). Kandungan C/N 15 – 20%, pH 5 - 8, kadar air 12%. 2. Sosialisasi ukuran ubinan : yang penting penyuluh sebagai pelaksana teknis di lapangan tahu cara menghitung ubinan yang benar, tinggal kita sampaikan dengan petugas dinas dan statistik. Ini menjadi pengetahuan yang baru bagi kita (penyuluh di lapangan) 3. Waktu pemberian pupuk sebaiknya 3 kali sesuai kebutuhan tanaman. Untuk tanaman padi : pupuk dasar diberikan KCl)
25
: 7 – 10 HST (Urea, SP,
Susulan I
: 21 – 25 HST (Urea/ NPK) saat anakan banyak
Susulan II
: 40 - 45 HST
(Urea), menyediakan malai
banyak dan isisnya bernas 4. Penelitian tentang pemberian pupuk tunggal dan majemuk pada tanaman secara khusus belum ada. Yang penting dari dosis pupuk yang dibutuhkan kita hitung kebutuhan N?, P2O5?, K2O?. Mengapa ponska kita aplikasikan? Karena kandungan N,P dan K kita ketahui, dan lebih mudah/praktis membawa ke lahan. Jangan menggunakan pupuk dengan ukuran karung, tetapi dihitung dulu kandungan dalan karung itu. 5. Penggunaan Ponska (NPK) dalam penelitian-2 terdahulu (untuk tanaman padi) tidak menyebabkan penurunan produksi asalkan jumlah yang diberikan sesuai dengan konversinya (seperti penjelasan materi tadi). Diskusi II Penyampaian pengalaman KTNA kecamatan Kedurang (Radius Prawiro) tentang agribisnis hortikultura. KTNA ini Ex magang Jepang tahun 1996, kemudian berusahatani hortikultura di desa Kedurang. Komoditas Horti yang diusahakan : Melon, cabe, Tomat. Pemasran telah bekerjasama dengan perusahaan/swasta sehingga tidak bermasalah. KTNA ingin belajar bersama dengan petani di sini, dan mulai melakukan kegiatan usahatani yang berskala agribisnis. Penjelasan ini mendapat apresiasi dari petani dan penyuluh di Kedurang 2. Apresiasi Teknologi di BPP Gunung Alam Apresiasi
Teknologi di BPP Gunjung Alam
dilaksanakan pada tanggal 9
Oktober 2010 di Ruang pertemuan BPP Gunung Alama Kecamatan Lebong yang membawa materi yaitu Suharta, SP (Korluh BPP Gunung Alam) Dr. Tri Sudaryono (Ka BPTP Bengkulu), Ir. Susetia Budirahayu (Distan Provinsi Bengkulu), Dr. Umi Pudji Astuti (Penyuluh BPTP Bengkulu), Dr. Wahyu Wibawa (Peneliti BPTP Bengkulu),
Wahyuni A Wulandari, MSi (Peneliti
bidang Peternakan BPTP Bengkulu). Peserta berjumlah 22 orang (18 orang Penyuluh lapangan dan Kontak tani pelaksana SL PTT Padi, dan 5 orang pemateri dari BPTP).
26
Hasil Pelaksanaan : Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Koordinator Penyuluh BPP Gunung Alam (disiplin dan peningkatan kinerja penyuluh serta evaluasi pelaksanaan kegiatan SL PTT) dilanjutkan dengan sambutan dari BP4K Kabupaten Lebong. Selanjutnya penyampaian arahan dari Ka BPTP Bengkulu tentang pentingnya komitmen untuk melaksanakan program strategis Kementerian Pertanian di Lebong. Materi selanjutnya disampaikan oleh : (1) Dr Umi Pudji Astuti tentang komponen teknologi SL PTT Padi (Komponen teknologi PTT Padi Sawah, manfaat Sekolah Lapang, pemupukan sesuai dengan kebutuhan lapangan); (2) Dr Wahyu Wibawa tentang pentingnya penggunaan VUB yang bersertifikat dan upaya perbanyakan di tingkat lapangan. Disampaikan bahwa BPTP telah berupaya mendekatkan teknologi khususnya VUB padi (5 varietas) ke seluruh Kabupaten. Melalui demplot VUB dan display VUB yang dilakukan BPTP dapat dilanjutkan dan dikembangkan oleh Kabupaten. Materi terakhir disampaikan oleh Wahyuni A Wulandari, MSi tentang teknologi pendukung PSDS (Teknologi pakana sapi berkualitas, dan fermentasi jerami padi). Setelah menyampaian arahan kepada penyuluh, Dr Tri Sudaryono dan Ir Susetia BR melakukan diskusi dengan Ka Dinas Pertanian Kab Lebong di kantor Dinas Pewretanian dan materi dilanjutnya dengan diskusi : 1. P. Batubara (Penyuluh) Setelah menggunakan ponska, produksi padi cenderung menurun karena ukuran pupuknya mkn kurang. Mohon dijelaskan. Pada prinsipnya penggunaan pupuk NPK/Ponska harus diketahui dulu kandungan
N,P,dan
K.
untuk
ponska
N:15%,
K2O:15%,
dan
P2O5:15%.Sebagai contoh kalau dosis pupuk Urea : 200 kg, SP-36 :100 kg, KCl : 50 kg, kandungan unsurnya adalah 90 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O. Dalam 100 kg Phonska terdapat 15 kg N, 15 kg P2O5, 15 kg K2O, Phonska yang dibutuhkan : 30/15 x 100 kg = 200 kg Phonska. Kandungan 200 kg Phonska = 30 kg N, 30 kg P2O5, 30 kg K2O
Yang belum terpenuhi : 60 kg N= 60/45 x 100 kg Urea = 133 kg Urea, 6 kg P2O5
6/36 x 100 kg SP-36 = 16,6 kg SP-36
2. P Mustofa Jumlah populasi tanaman padi dengan tandur jajar legowo apakah benar lebih banyak dari Ukuran 25 X 25 cm , peningkatan populasi dari tandur
27
jajar legowo yg benar berapa. Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem tegel 25 x 25 cm = 16 tanaman. Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem jajar legowo 4 : 1 = 30 tanaman, Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem jajar legowo 2 : 1 = 33 tanaman 3. (Penyuluh) Bagaimana cara menentukan dosis pupuk yang tepat, kalau tidak punya dan tidak dilakukan analisis tanah. Yang paling sederhana adalah menggunakan Permentan, PUTS, analisis tanah di Labor (analisis jaringan), yang paling sederhana bila tidak bisa melakukan analisis tanah dengan Rice cek yaitu menanyakan dosis pupuk di daerah/lokasi yang produksi padinya paling bagus/tinggi. 4. Penyuluh BPP Supaya BPP bisa menjadi showroom teknologi seperti yang diharapkan Ka BPTP, mohon di BPP dilengkapi dengan berbagai bahan informasi baik cetak dan elektronik. 5. Sukmansyah Apakah tricoderma bisa diganti dengan EM-4, dan bagaimana caranya memperoleh starter trricoderma tsb 6. Apakah ada petunjuk teknis pembuatan pupuk organic cair? Karena yang dibuat selama ini tidak tahan lama 3. Apresiasi Teknologi di BPP Talang Dantuk Apresiasi
Teknologi di BPP Talang Dantuk
dilaksanakan pada tanggal 25
September 2010 di Ruang pertemuan Talang Dantuk Kecamatan Semidang Alas Maras kab. Seluma.Pembawa Materi
: Harsono, SPKP (Ka BPP Talang
Dantuk), Ir. Eddy Makruf (Penyuluh BPTP Bengkulu), Wahyuni A Wulandari, MSi (Peneliti bidang Peternakan BPTP Bengkulu). Peserta :
berjumlah
36
orang (Penyuluh lapangan dan Kontak tani pelaksana SL PTT Padi, Kacang tanah) Hasil Pelaksanaan : Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Koordinator Penyuluh BPP Talang Dantuk, dilanjutkan dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan SL PTT. Untuk pelaksanaan SL PTT Padi di Kecamatan Semidang Alas dan Semidang Alas
28
Maras akan dilaksanakan pada bukan Oktober ini BP3K akan melakukan konfirmasi ke Kabupaten. Selanjutnya penyampaian materi dari BPTP Bengkulu disampaikan oleh Ir Eddy Makruf tentang komponen teknologi SL PTT Padi (Komponen teknologi PTT Padi Sawah, dan manfaat Sekolah Lapang) dan Wahyuni A Wulandari, MSi tentang teknologi pendukung PSDS (Teknologi pakana sapi berkualitas) Setelah penyampaian materi dilanjutnya dengan diskusi I : 1.
P. Suran (Ketua kelompok tani) Mohon dijelaskan cara menentukan jumlah pupuk Urea, SP, dan KCl apabila diberikan pupuk majemuk/NPK. Pada prinsipnya penggunaan pupuk NPK/Ponska harus diketahui dulu kandungan N,P,dan K. untuk ponska N:15%, K2O:15%, dan P2O5:15%.Sebagai contoh kalau dosis pupuk Urea
: 200 kg, SP-36 :100 kg, KCl : 50 kg, kandungan
unsurnya adalah 90 kg N, 36 kg P2O5
dan 30 kg K2O. Dalam 100 kg
Phonska terdapat 15 kg N, 15 kg P2O5, 15 kg K2O, Phonska yang dibutuhkan : 30/15 x 100 kg = 200 kg Phonska. Kandungan 200 kg Phonska = 30 kg N, 30 kg P2O5, 30 kg K2O Yang belum terpenuhi : 60 kg N= 60/45 x 100 kg Urea = 133 kg Urea, 6 kg P2O5 6/36 x 100 kg SP-36 = 16,6 kg SP-36 2. P Sudarman (Penyuluh/bidang programa) Jumlah populasi tanaman padi dengan tandur jajar legowo apakah benar lebih banyak dari Ukuran 25 X 25 cm . Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem tegel 25 x 25 cm = 16 tanaman. Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem jajar legowo 4 : 1 = 30 tanaman, Jumlah tanaman pada luas 1 m2 sistem jajar legowo 2 : 1 = 33 tanaman 3. P Sukamto (Penyuluh) Apakah penggunaan NaCl berdampak negative terhadap tanaman? Karena langkanya pupuk yang terjadi akhir-akhir ini, yang tersedia hanya NaCl. Untuk fermentasi jerami apakan tinggi tumpukannya harus 3 tumpukan? Karena kalau ukurannya 2,5 akan sangat tinggi. NaCl tidak dianjurkan untuk memupuk tanaman karena fungsinya hanya menambah sifat basa tanah. Untuk fermentasi jerami jumlah tumpukan bisa dikurangi
29
Diskusi II 1. Kelompok Wanita Tani Kacang tanah yang ditanam tidak ada bijinya, buah kosong padahal 1/3 tanaman yang lain bisa berbuah. Setelah diskusi ternyata petani baru menanam I kali, tidak melakukan pembumbunan dan lahan tidak diberi legin 2. P Rasmendi Bagaimana mengukur status hara tanah? Status hara tanah sebaiknya diukur dulu pakai alat yang sederhana PUTS (sawah) atau PUTK (lahan kering) 3. P Erjan (Penyuluh) Apakah ada beda produksi Legowo 2:1 dan 4:1 ? Perbedaan produksi ada tetapi tidak jauh beda (asumsi penggunaan saprodi sama) 4. P Sudarman Untuk Bengkulu mengapa tidak ada yang tertarik mengusahakan sapi (perusahaan), apakah secara ekonomis tidak menguntungkan. Juga untuk ayam buras kurang menarik karena setelah 5 bulan pemeliharaan keuntungannya sedikit 5. Petani Bagaimana petani bisa memperoleh starbio? Bisa melalui BPTP atau pesan langsung di PT Lembah hijau, Surakarta. 6. P Jarmudi Proses pembuatan silase jerami yang disimpan di lubang tanpa udara apakah sama dengan fermentasi yang dijelaskan tadi. Apa manfaat daun pisang sebagai penutup. Selain sosialisasi di Kabupaten juga dilakukan di Provinsi tentang Sumberdaaya Genetik (SDG). Sosialisasi SDG dan pembentukan Komda SDG diselenggarakan pada hari Selasa, 21 Desember 2010 atas kerjasama antara BPTP Bengkulu dengan Balitbang dan Statistik Daerah serta Bappeda Provinsi Bengkulu. Bertindak sebagai Ketua Pelaksana Sosialisasi adalah Ka BPTP Bengkulu (Dr. Tri Sudaryono, MS). Dalam laporannya Ka BPTP Bengkulu menyatakan
bahwa
acara
ini
diikuti
oleh
stakeholders
dari
seluruh
kabupaten/kota yang jumlahnya 90 orang. Acara ini di buka oleh Wagub Provinsi Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd. Dalam sambutannya Wagub menyampaikan bahwa di wilayah
30
Bengkulu terdapat berbagai SDG lokal unggul (melinjo Enggano, jeruk keprok Lebong, pisang Curup, Durian Bentara, manggis Lebong, manggis Rejang Lebong/Marel, jeruk Kalamanci, cabe Curup) yang perlu untuk dikembangkan dan
dimanfaatkan
secara
optimal
dan
proporsional
serta
dilestarikan
keberadaannyaWagub juga menyatakan bahwa SDG sangat bermanfaat dalam menghadapi perubahan iklim global, sehingga keberadaan Komda SDG sangat diperlukan. Materi sosialisasi disampaikan oleh Komnas SDG (Dr. M. Thohari) dan BB Litbang Bioteknologi dan SDG Pertanian (Prof. Dr. Sugiyono Moeljopawiro). Dr. M. Thohari menyampaikan perkembangan Komda SDG dan jejaring kerjanya, sedang Prof. Dr. Sugiyono menyampaikan perlindungan produk pertanian spesifik lokasi. Seluruh peserta mengikuti sosialisasi dengan penuh perhatian dan melakukan diskusi dengan Nara Sumber.
Setelah penyampaian materi,
dilanjutkan dengan acara inisiasi dan pembentukan Komda SDG Provinsi Bengkulu. Acara ini dipimpin oleh Ketua Tim Perumus (Prof. Dr. Alnopri). Peserta sepakat untuk membentuk Komda SDG Provinsi Bengkulu dan membentuk Tim Formatur yang beranggotakan 7 orang dari 7 instansi yaitu: Bappeda Provinsi Bengkulu, Balitbang dan Statistik
Daerah Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian
Provinsi Bengkulu, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu, BPTP Bengkulu, Universitas Bengkulu dan Unihaz. Pembacaan Rumusan hasil sosialisasi dan pembentukan Komda SDG Provinsi Bengkulu oleh Tim Perumus (Ir. Ria Suminar). Rumusan hasil adalah sebagai berikut: 1. Propinsi Bengkulu kaya akan SDG baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan perikanan, akan tetapi pemanfaatan dan konservasinya
belum optimal oleh karena itu perlu mendapat perhatian dalam pemanfaatan dan perlindungannya. 2. Bila dimanfaatkan dan dikelola dengan baik serta bijak, SDG lokal dapat menghasilkan PAD. 3. Ketahanan pangan dan diversifikasi pangan sangat tergantung pada SDG. 4. Kementerian Pertanian melalui Litbang Pertanian akan mendukung kegiatan KOMDA SDG Provinsi Bengkulu dengan berbagai program dan kegiatan. 5. Terbentuknya
Komda
SDG
Provinsi
Bengkulu
yang
ditandai
dengan
penandatanganan Deklarasi pembentukan Komnas SDG Provinsi Bengkulu.
31
6. Pemda agar dapat mendorong dan memfasilitasi program dan kegiatan Komda SDG 7. Pemda Propinsi Bengkulu agar segera menetapkan KOMDA SDG ke 20 Ka Badan Litbang Pertanian (Dr. Haryono) berperan sebagai Deklarator terbentuknya KOMDA SDG Provinsi Bengkulu pada tanggal 21 Desember 2010 di Raffles City Hotel Bengkulu. Sosialisasi dan pembentukan Komda SDG ditutup secara resmi oleh Ka. Badan Litbang Pertanian. Pada kesempatan yang sama dilakukan penandatanganan dokumen Deklarasi Pembentukan Komda Provinsi Bengkulu. Deklarasi ini ditandatangani oleh Ka. Badan Litbang Pertanian (Dr. Haryono), Komnas SDG (Dr. M. Thohari), dan Ketua Tim Perumus (Prof. Dr. Alnopri) Penyerapan Anggaran Sampai bulan Desember
2010 anggaran yang terserap untuk kegiatan
Komunikasi dari anggaran Rp.176.894.000 (seratus tujuh puluh enam juta delapan ratus Sembilan puluh empat rupiah) terserap mencapai 92,65 % 4.2. Pembahasan Kegiatan Sosialisasi merupakan kegiatan komunikasi tatap muka yang bertujuan untuk mensosialisasikan informasi tentang program nasional dan daerah serta menyebarluaskan pedum/juklak SL PTT, PSDS, dan PUAP yang akan dilaksanakan. Adapun manfaat dari kegiatan komunikasi melalui sosialisasi adalah : secara tidak langsung dapat memotivasi petugas/petani dalam melaksanakan program Kementrian Pertanian di setiap Kabupaten, terkomunikasikanya secara langsung permasalahan yang selama ini dihadapi. Kegiatan Pameran Inovasi Teknologi
merupakan
salah
satu
metode
penyuluhan
pertanian
khususnya
penyampaian hasil teknologi baru/ekspose yang bertujuan untuk memotivasi audience/pengunjung agar mereka tertarik, minat dan ingin mencoba. Kegiaataan sosialisasi program nasional dari Badan Litbang juga dilakukan kepada stekholders di semua Kabupaten dan Kota tentang pentingnya pembentukan Komisi Daerah Sumberdaya Genetik (SDG). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Desember 2010 di Hotel Raffles City Bengkulu, dengan nara sumber Kepala Badan Litbang Pertanian, Ketua Komnas SDG (Dr Tohari), Prof Sugiyono, dan Wakil Gubernur Bengkulu. Setelah dilakukan sosialisasi dilanjutkan sosialisasi produk puslit hortikultura kepada Bupati Kepahiang beserta jajarannya. Dampak dari
32
kegiatan ini adalah adanya kerjasama teknologi dalam mendukung program nasional pengembangan tanaman hias di Kabupaten Kepahiang. Secara teoritis metode komunikasi tatap muka secara langsung lebih disenangi audience /sasaran komunikasi, hal ini juga terbukti melalui kegiatan sosialisasi dan pameran yang telah dilaksanakan bahwa petugas secara langsung mendapat jawaban dan pemecahan masalah yang dihadapi. Dari kegiatan sosialisasi diperoleh kesepakatan dan tindak lanjut dan memperjelas apa yang selanjutnya dilaksanakan oleh masing-masing peserta. Metode penyampaian informasi secara massal melalui kegiataan pameran akan efektif untuk mempromosikaan produk unggulan daerah sehingga perlu terus dikembangkan
33
V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Peranan BPTP Bengkulu dalam mendukung kegiatan SLPTT, PSDS, dan PUAP melalui kegiatan komunikasi dilakukan melalui kegiatan 1) apresiasi teknologi kepada 30 pengurus kelompok tani SLPTT Padi dan PSDS, 140 penyuluh lapangan; 2) sosialisasi kegiatan SL PTT, PSDS dan PUAP di 6 Kabupaten kepada 210 stakeholders ± 30 kelompok tani (KPK, penyuluh dan petugas teknis, kelompok tani); 3) pameran inovasi teknologi sebanyak dua kali tingkat provinsi dan Nasional untuk sasaran petani, swasta dan stakeholders; 4) pencetakan media informasi teknologi berupa leaflet, banner yang disebarluaskan melalui media pameran. 2. Kegiatan Temu Informasi Teknologi dan Sosialisasi program pusat di Provinsi efektif dalam menjaring kebutuhan teknologi dari stakeholders dan meningkatkan hubungan/jalinan kerjasama antara peneliti, penyuluh dan mitra kerja di Kabupaten. 3. Kegiatan Pameran Inovasi merupakan media Komunikasi dan Informasi sehingga dapat memberikan hubungan timbal balik yang komunikatif antara petani dengan peneliti/penyuluh, petugas pelayanan/pengambil kebijakan. Hasil pameran yang nyata adalah lebih dikenalnya teknologi pengolahan pangan di Kota Bengkulu.
34
VI. KINERJA HASIL PELAKSANAAN
1. Kegiatan komunikasi telah dilakukan kepada 60 kelompok tani melalui kegiatan sosialisasi SL PTT, PSDS dan PUAP, serta Apresiasi teknologi di BPP dengan materi teknologi SL PTT Padi dan PSDS. 2. Telah terbentuk pengurus KOMDA SDG Propinsi Bengkulu yang diketuai oleh ketua Bappeda, dan BPTP bertindak sebagai sekretaris serta anggota di beberapa departemen. 3. Melalui kegiatan pameran inovasi pengolahan pangan telah terjadi kerjasama dengan PKK kota Bengkulu dan PNPM tentang diversifikasi pangan lokal yaitu bertindak sebagai pelatih dalam pelatihan kelompok wanitatani di kota dan ibuibu Darmawanita Pemda/Kota (30 kelompok). 4. Materi informasi teknologi (SL PTT, PSDS) berupa leaflet dibagikan kepada penyuluh dan pengurus kelompok yang mengikuti apresiasi di BPP dan sisialisasi di Kabupaten.
35
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian, 2009. Modul Diklat Dasar Khusus Penyuluh Pertanian : Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Bogor. Badan Litbang Pertanian, 2004a. Konsep Akhir Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2005 – 2009. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Badan Litbang Pertanian, 2004b. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Hubies.S.A.V, Pengaruh Desain Pesan Videeo Instruksional terhadap Peningkatan Peengetahuan Petaani tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No.1, Mei 2007 : 1 – 10
36
LAMPIRAN Kegiatan Sosialisasi BPTP
Gambar 1. Suasana diskusi peserta dan nara sumber Sosialisasi di Kabupaten Seluma
Gambar 2. Suasana Pembukaan acara oleh Kepala Bidang Pertanian dan diskusi peserta - nara sumber Sosialisasi di Kabupaten Bengkulu Tengah
Gambar 3. Suasana pembukaan acara sosialisasi di Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur oleh Kepala Dinas Pertanian
37
B
Berbagai Kegiatan Pameran Inovasi Teknologi Pengolahan Pangan Di Universitas Bengkulu Bulan Juni 2010
Gambar 4. Berbagai Produk Olahan Pangan dalam Stand BPTP, Rektor UNIB (Prof. Dr. Ir Zainal) berkesempatan mengunjungi stand BPTP
Gambar 5. Aktifitas Para petugas stand BPTP melayani pengunjung pameran di UNIB
38