perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KESIAPAN KONTRAKTOR KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES NO. 54/2010 DAN PERATURAN TERKAIT (The Readiness of Medium and Small Scale Contractors in Surakarta Faciling Presidential Regulation No. 54/2010 and Related Regulations)
SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
SUGENG LUHUR PAMBUDI I 1105028
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (Ath Thalaq : 2 – 3)
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah maha mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk Ibu,Bapak, Adikadikku dan Keluargaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sugeng Luhur Pambudi, 2012. “KESIAPAN KONTRAKTOR KUALIFIKASI MENENGAH DAN KECIL DI SURAKARTA DALAM MENGHADAPI PERPRES NO. 54/2010 DAN PERATURAN TERKAIT”. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengaturan dibidang jasa konstruksi secara nasional mengalami perkembangan sejalan dengan dinamika kondisi global serta kebijakan pembangunan nasional. Pemerintah berusaha menghilangkan keluhan dari sistem tender yang selama ini diterapkan, tentunya untuk menghadirkan kesetaraan dan mempercepat penyerapan anggaran sehingga pembangunan dapat berlangsung lancar dan kesejahteraan bagi masyarakat cepat terwujud. Akhir tahun 2010 Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden RI nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai pengganti Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003, dengan harapan agar terselenggaranya pengadaan barang dan jasa pemerintah yang lebih efisien, terbuka dan kompetitif. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government, maka pemerintah harus siap melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independent), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara para pihak terkait secara adil, transparan, professional dan akuntabel. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari studi literatur, penentuan obyek penelitian, pengumpulan data dengan cara menggunakan angket dan wawancara serta analisa data. Objek dari penelitian ini adalah kontraktor swasta nasional di wilayah Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner kepada kontraktor. Data dari hasil kuisioner diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk kemudian dianalisis. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas, analisis distribusi (mean dan frekuensi) serta analisis regresi linier dan analisis T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan kontraktor di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54/2010 menunjukkan bahwa 70,42% kontraktor siap dan 29,58% kontraktor belum siap . Beberapa variabel yang kurang siap yaitu mampu melaksanakan pelelangan dengan sistem e-proc, terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE. Kemampuan keuangan, kualifikasi, dan usia kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesiapan menghadapi Perpres. Tingkat kesiapan kontraktor menengah dan kecil terdapat perbedaan yang signifikan serta tingkat kesiapan kontraktor menengah lebih baik daripada kontraktor kecil.
Kata kunci : Peraturan Presiden, Kontraktor, Pengadaan Barang dan Jasa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAC
Sugeng Luhur Pambudi, 2012. “THE READINESS OF MEDIUM AND SMALL SCALE CONTRACTORS IN SURAKARTA FACILING PRESIDENTIAL REGULATION NO. 54/2010 AND RELATED REGULATIONS”. Thesis, Civil Engineering Departement of Engineering Faculty of Sebelas Maret University. Setting field of construction sevices nationally has developed in line with dynamics of global conditions and national development policies. The government attempted to eliminate complaints from tendering system which has been applied, of course to bring equality and accelerate the absorption of the budget so that development can take place smoothly and quickly realized prosperity for society. Late in 2010 the Government has set a Presidential Regulation No. 54 of 2010 regarding Procurement Government in lieu of Presidential Decree No. 80 of 2003, with the expectation that the implementation of government procurement of goods and services more efficient, open and competitive. To implement the principles of Good Governance and Clean Government, then the government must be prepared to implement the principles of accountability and managing resources efficiently, and make it happen with good acts and regulations and impartial (independent), and ensuring the economic and social interaction between the partiesrelated in a fair, transparent, professional and accountable. The method consists of research conducted literature studies, determination of the object of research, data collection by using questionnaires and interviews and data analysis. The object of this study is a national private contractors in Surakarta. Methods of data collection conducted by questionnaire to the contractors. Data form the questionnaire results processed using Microsoft Excel program for latter to be analysis. The analysis performed included using validity and reliability, analysis of distribution (mean and frequency) and linear regression analysis and analysis of T-test. The results showed that the level of preparedness in faciling with contractors in Surakarta Presidential Regulation number 54/2010 indicates that 70,42% the general contractors is ready and 29,58% not yet ready. Some variables that are less prepared is capable of carrying out auctions with e-proc system, and registered regristation in the national procurement portal or LPSE. Financial capability, qualifications, and age of contractors is significantly influence contractors preparedness level of regulation. Readiness level of medium and small contractors there are significant difference and medium contractors readiness level is better than the small contactor. Key words : Regulation of the President, Contractors, Procurement of Goods and Services. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Ç`»uH÷q§•9$# «!$# ÉOó¡Î0 ÉOŠÏm§•9$# Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah dan Kecil di Surakarta Dalam Menghadapi Perpres No. 54/2010 dan Peraturan Terkait” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penyusun sehingga dapat menjadi bekal dikemudian hari. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ir. Delan Soeharto, MT, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini.
2.
Ir. Sugiyarto, MT, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak membantu untuk memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
3.
Fajar Sri Handayani, ST, MT, selaku Pembimbing Akademis.
4.
Tim Penguji Pendadaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6.
Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surkarta.
7.
Segenap staf pengajar dan staf administrasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas MarettoSurakarta. commit user
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Ibu dan Bapakku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas dan tak terhingga nilainya demi kelancaran kuliah penyusun.
9.
Adik-adikku tercinta yang sangat aku sayangi (Agung, Panji dan Wisnu).
10. Ditta Diani Irinsya Putri (mamah), yang telah memberikan rasa sayang, dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas. 11. Rekan-rekan Asosiasi Gapeksindo Cabang Surakarta (Bp. Heri Purnomo, Bp. Budhi Setyowoko, Bp. Slamet Riyanto, dll) yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan. 12. Rekan-rekan HPPGP Perumnas Gemolong Permai. 13. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Non Reg angkatan 2005 atas kerjasama selama menempuh studi pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 14. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat penyusun sebutkan satu-persatu. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta mempertimbangkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bersifat dinamis sejalan dengan dinamika pemikiran manusia. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penusun harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umunya dan bagi mahasiswa pada khususnya.
Surakarta, Januari 2012
Penyusun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................
iv
ABSTRAK ...........................................................................................................
v
ABSTRACT .........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
ix
DAFTAR NOTASI .............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................
3
1.3. Batasan Masalah .........................................................................................
3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................
4
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka .........................................................................................
5
2.2. Dasar Teori ..................................................................................................
6
2.3. Sumber Data ................................................................................................
22
2.4. Populasi dan Sampel...................................................................................
23
2.5. Metode Pengumpulan Data ........................................................................
24
2.6. Teknik Analisis Data ..................................................................................
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum..............................................................................................
34
3.2. Tempat dan Waktu Penyebaran Kuesioner ...............................................
34
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................
34
3.4. Metode Penelitian .......................................................................................
35
3.5. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................
36
3.6. Perancangan Kuesioner ..............................................................................
37
3.7. Persiapan Penelitian ....................................................................................
37
3.8. Analisis Data ...............................................................................................
37
3.9. Flow Chart Metodologi Penelitian.............................................................
40
BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Populasi Responden.....................................................
42
4.2. Profil Responden.........................................................................................
44
4.2.1. Kemampuan Keuangan Perusahaan..............................................
44
4.2.2. Kualifikasi Perusahaan...................................................................
45
4.2.3. Usia Perusahaan .............................................................................
46
4.3. Analisis Data ...............................................................................................
47
4.3.1. Uji Validitas Instrumen..................................................................
47
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen..............................................................
48
4.4. Analisa Hasil Survey ..................................................................................
49
4.4.1. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Finansial ...............................
49
4.4.2. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia ........
51
4.4.3. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi .........
53
4.4.4. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi .....
55
4.4.5. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Semua Aspek .......................
57
4.4.6. Analisis Regresi Linier ..................................................................
62
4.4.7. Analisis Uji T-test Tingkat Kesiapan Variabel Antara Kontraktor Kualifikasi Kecil dan Menengah ...............................
67
4.5. Pembahasan.................................................................................................
69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................................
73
5.2. Saran ............................................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
75
LAMPIRAN ........................................................................................................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
∑
= Jumlah
k
= Jumlah item
n
= Jumlah reponden
r
= Koefisien korelasi
s
= Standar deviasi
S
= Varians
α
= Tingkat signifikasi
Ḁ̅
= Rata-rata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penggolongan Klasifikasi dan Kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi........................................................................
13
Tabel 2.2. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ...........................................
28
Tabel 4.1. Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian .........................
43
Tabel 4.2. Frekuensi Kemampuan Keuangan Perusahaan ...............................
44
Tabel 4.3. Frekuensi Kualifikasi Perusahaan....................................................
45
Tabel 4.4. Frekuensi Usia Perusahaan...............................................................
46
Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas ...........................................
47
Tabel 4.6. Rekapitulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen .....................
48
Tabel 4.7. Rekapitulasi Frekuensi Tingkat Kesiapan Finansial.......................
50
Tabel 4.8. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia....................................................................................
52
Tabel 4.9. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi....................................................................................
54
Tabel 4.10. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi .........................................................................................
56
Tabel 4.11. Resume Prosentase Terbesar Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Tiap Variabel ....................................................................
57
Tabel 4.12. Frekuensi Respon Semua Variabel ..................................................
59
Tabel 4.13. Frekuensi Respon Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil ............
60
Tabel 4.14. Frekuensi Respon Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah ....
61
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi X1 Terhadap Y............................................
63
Tabel 4.16. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X1 .................
63
Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi X2 Terhadap Y............................................
64
Tabel 4.18. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X2 .................
65
Tabel 4.19. Hasil Analisis Regresi X3 Terhadap Y............................................
66
Tabel 4.20. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X3 .................
67
Tabel 4.21. Analisis T-test Kontraktor Kecil dan Kontraktor Menengah ......... commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan alir kerangka pikir ............................................................
40
Gambar 3.2. Bagan alir metode penelitian .......................................................
41
Gambar 4.1. Grafik Prosentase Jumlah Kontraktor Jasa Konstruksi Kota Surakarta Tahun 2008.........................................................
42
Gambar 4.2. Grafik Prosentase Kemampuan Keuangan Perusahaan.............
44
Gambar 4.3. Grafik Prosentase Kualifikasi Greed Perusahaan ......................
45
Gambar 4.4. Grafik Prosentase Usia Perusahaan ............................................
46
Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kesiapan Finansial .............................................
50
Gambar 4.6. Grafik Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia ......................
52
Gambar 4.7. Grafik Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi .......................
54
Gambar 4.8. Grafik Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi ...................
56
Gambar 4.9. Grafik Tingkat Kesiapan Semua Aspek .....................................
59
Gambar 4.10. Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Kecil ................................
60
Gambar 4.11. Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Menengah .......................
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
: Blanko Kuesioner
Lampiran B
: Data Perusahaan
Lampiran C
: Data Hasil Kuesioner, Perhitungan Analisis Statistik
Lampiran D
: Administrasi Skripsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan AFTA (Asian Free Trade Area) sudah bergulir, kompetisi berbagai bidang di seluruh dunia pun mulai berjalan termasuk tentunya sektor konstruksi. Banyak Negara-negara sudah mempersiapkan sejak awal guna memasuki era tersebut. Dunia industri konstruksi mungkin adalah merupakan salah satu dunia yang paling dinamis dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara yang sedang berkembang seperti di Indonesia.Kondisi pasar yang selalu berubah, periode konstruksi yang relatif sangat singkat, serta adanya fluktuasi harga material yang sangat sulit diprediksi membutuhkan suatu kemampuan manajerial yang handal serta pengetahuan yang baik . Peranan jasa konstruksi semakin meningkat tetapi belum optimal sebagaimana terlihat pada kenyataan bahwa pangsa jasa konstruksi asing di Indonesia masih cukup besar, juga proses pembangunan yang belum efektif dan efisien. Peran industri konstruksi dalam ekonomi juga dapat dilihat dari segi potensi lapangan kerja, kebutuhan material dan dampaknya, peraturan publik yang mendukung ekonomi, dan termasuk dampak perluasan industri konstruksi terhadap ekonomi, distribusi pendapatan bagi masyarakat lapisan bawah. Jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain adalah landasan fisik dimana usaha pengembangan dan peningkatan standar hidup dibentuk. Dimana pada sebagian besar negara berkembang, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksi adalah penting, termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai usaha yang menghasilkan produk berupa prasarana dan sarana fisik, industri konstruksi mempunyai peran yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian nasional sehingga perlu diperhatikan berbagai permasalahan yang sering terjadi yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa konstruksi. Tolak ukur kesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya. Kondisi saat ini menunjukkan berbagai permasalahan yang sering terjadi di sektor konstruksi
sehingga
mengakibatkan
penurunan
kinerja
jasa
konstruksi.
Permasalahan-permasalahan yang menimpa industri jasa konstruksi di Indonesia saat ini, antara lain buruknya sikap mental dan perilaku oknum, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya peran jasa konstruksi bagi kepentingan masyarakat itu sendiri (Alfian Malik, 2007). Permasalahan lain yang menyangkut jasa konstruksi kemungkinan karena Keppres no. 80 tahun 2003, dimana tidak ada perbedaan antara pengadaan barang dan jasa lain. Juga ada klausul yang menyatakan penawar terendah dalam suatu pelelangan yang harus dimenangkan, demi keuntungan Negara. Karena terendah itu, kemungkinan para pelaku jasa konstruksi melakukan berbagai penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pada bulan Agustus tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan baru, yaitu Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dengan arah perubahan menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja Negara, dan mempercepat pelaksanaan APBN atau APBD serta memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance. Aturan baru yang dikeluarkan tentunya diharapkan pula dapat lebih memberikan angin segar dan juga ketenangan kerja bagi para pelaku jasa konstruksi. Pasalnya, ketenangan dalam melaksanakan pekerjaan bagi pelaku jasa konstruksi, akan memberikan pengaruh cukup besar dalam ikut manunjang roda perekonomian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kesiapan kontraktor menengah dan kecil di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010? 2. Bagaimana pengaruh kemampuan keuangan kontraktor, kualifikasi kontraktor dan usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010? 3. Membandingkan kesiapan antara kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.
1.3. Batasan Masalah Untuk membatasi permasalahan agar penelitian terarah dan tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian perlu pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya membahas permasalahan kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil untuk klasifikasi bangunan gedung. 2. Jumlah kontraktor yang disurvei adalah kontraktor menengah dan kecil di Kota Surakarta tahun 2011. 3. Aspek yang ditinjau dalam penelitian ini hanya mencangkup : a. Finansial perusahaan b. Sumber daya manusia c. Inovasi dan teknologi perusahaan d. Kelengkapan kualifikasi perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah telah siap kontraktor menengah dan kecil di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan keuangan kontraktor, kualifikasi kontraktor dan usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara kontraktor kualifikasi menengah dan kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui posisi kontraktor menengah dan kecil di Surakarta apakah cukup kuat dalam menghadapi Perpes No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait.
2.
Sebagai bahan kajian empiris untuk pengembangan ilmu manajemen konstruksi dengan peraturan yang baru.
3.
Diharapkan
dari
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan bagi para pengusaha jasa konstruksi apa yang perlu diperhatikan guna meningkatkan kinerja perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka Sektor konstruksi berpengaruh
terhadap hampir seluruh
sektor bidang
perekonomian, antara lain jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain yang merupakan landasan fisik untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi ini merupakan faktor yang sangat penting. (Dr.Ir. Sudarto,2011 : 1) Bisnis di bidang jasa konstruksi merupakan bisnis yang melibatkan beragam sumberdaya, teknologi dan institusi (lingkungan bisnis). Oleh sebab itu, bisnis konstruksi harus dikelola secara terintegrasi, professional dengan berorientasi kepada kepentingan nasional. Sehingga, segala sumber daya yang terpakai dalam bisnis ini dapat menghasilkan produk yang memiliki manfaat dan nilai struktur, nilai teknis, nilai ekonomis dan nilai sosial bagi masyarakat. (Alfian Malik,2009:19) Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi. (Wulfram Ervianto, 2009 : 11) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sektor konstruksi berperan dalam pembangunan nasional di tiap pelosok wilayah dari Sabang sampai Merauke. Peningkatan kinerja perusahaan konstruksi dan usaha
konstruksi
dalam
bentuk
cluster
akan
menjamin
profitabilitas,
pertumbuhan, sustainability, produktivitas dan daya saing yang diinginkan untuk pembangunan yang construction driven selanjutnya pada masa mendatang. (Ir.Ismeth S Abidin,PhD, 2010)
2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pendahuluan Pengaturan dibidang jasa konstruksi secara nasional mengalami perkembangan sejalan dengan dinamika kondisi global serta kebijakan pembangunan nasional. Menyikapi akan hal tersebut kiranya semua pihak perlu mempersiapkan diri untuk terus memahami peraturan perundangan yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kekeliruan terutama dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaan
konstruksi
termasuk
pemeliharaannya.
Pemerintah
berusaha
menghilangkan keluhan dari sistem tender yang selama ini diterapkan, tentunya untuk menghadirkan kesetaraan dan mempercepat penyerapan anggaran sehingga pembangunan dapat berlangsung lancar dan kesejahteraan bagi masyarakat cepat terwujud. Akhir tahun 2010 Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden RI nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai pengganti Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003, dengan harapan agar terselenggaranya pengadaan barang dan jasa pemerintah yang lebih efisien, terbuka dan kompetitif. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government, maka pemerintah harus siap melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independent), serta menjamin terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antara para pihak terkait secara adil, transparan, professional commit to tender user proyek-proyek pemerintah. dan akuntabel. Demikian juga dalam sistem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government) adalah seluruh aspek yang terkait dengan kontrol dan pengawasan terhadap kekuasaan yang dimiliki pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui institusi formal dan informal. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang baru ini mengatur tata cara yang lebih sederhana, jelas dan komprehensif, dan sesuai dengan tata kelola yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi semua pihak yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dengan berlakunya Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa sejak ditetapkan pada tanggal 6 Agustus 2010, maka Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah kini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011.
2.2.2. Manajemen Proyek Konstruksi a.
Proyek
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau delivery yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Imam Soeharto,1999:2). Proyek adalah sekumpulan kegiatan terorganisasi yang mengubah sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang atau jasa bernilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan batasan waktu, biaya, dan kualitas yang ditetapkan melalui perjanjian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Kemudian proses penyelesaiannya harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain) : sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule, dan sesuai biaya yang direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan. Ciri-ciri tersebut diatas menyebabkan industri jasa konstruksi berbeda dengan industri lainnya (Ervianto,2005).
b. Jenis Proyek Konstruksi Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok(Ervianto,2005), yaitu : 1) Bangunan gedung : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah : a) Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal. b) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui. c) Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progessing pekerjaan. 2) Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciriciri dari kelompok ini adalah : a) Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. b) Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek. c) Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan. Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih, tetapi pada umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan pelaksana yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Pengadaan Barang dan Jasa
Proses pengadaan perusahaan jasa konstruksi diatur dalam Perpres yang berlaku terutama yang digunakan di lingkungan proyek pemerintah. Prinsip dasar pelelangan adalah : 1) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam
waktu
sesingkat-singkatnya
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. 2) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya sesuai sasaran yang ditetapkan. 3) Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat atau kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. 4) Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 5) Adil tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan atau alasan apapun. 6) Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Perpres No. 54 Tahun 2010, pengadaan barang atau jasa pemerintah meliputi pengadaan : 1) Barang, yaitu benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi atau peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang. 2) Pekerjaan konstruksi, yaitu seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. 3) Jasa konsultasi, yaitu jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware) 4) Jasa lainnya, yaitu jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan atau penyedia jasa selain jasa konsultasi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.
Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa menurut Perpres No. 54 Tahun 2010 dilakukan melalui : 1) Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borongan tenaga. 2) Pemilihan penyedia barang atau jasa, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dengan pemilihan penyedia barang atau jasa dengan metode dan tata cara yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Penyedia Barang dan Jasa Penyedia barang atau jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa konsultasi atau jasa lainnya. Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 penyedia barang atau jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan atau usaha. 2) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barang atau jasa. 3) Memperoleh paling kurang satu pekerjaan sebagai penyedia barang atau jasa dalam kurun waktu empat tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman sub kontrak kecuali bagi penyedia barang atau jasa yang baru berdiri kurang dari tiga tahun. 4) Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang atau jasa. 5) Dalam hal penyedia barang atau jasa akan melakukan kemitraan harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi atau kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut. 6) Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non kecil. 7) Khusus untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya harus memperhitungkan sisa kemampuan paket. 8) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani penyedia barang atau jasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9) Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh pasal 21, PPh pasal 23 (bila ada transaksi), PPh pasal 25 atau pasal 29 dan PPN (bagi pengusaha kena pajak) paling kurang tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan. 10) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak. 11) Tidak masuk dalam daftar hitam 12) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman. 13) Menandatangani Pakta Integritas. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi menjelaskan bahwa klasifikasi adalah bagian kegiatan regristrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub bidang usaha atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing, sedangkan kualifikasi adalah bagian kegiatan regristrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat atau kedalaman kompensasi dan kemampuan usaha, atau penggolongan profesi dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat atau kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian. Dalam penggolongan berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi kontraktor terdiri dari orang perseorangan, kualifikasi usaha kecil, kualifikasi usaha menengah dan kualifikasi usaha besar. Sebagai penyesuaian peraturan lama dikeluarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No : 16/SE/M/2010 Perihal Persyaratan Kualifikasi Usaha dan Nilai Paket Pekerjaan, usaha jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk Gred 2 sampai dengan Gred 4 termasuk usaha kecil, sedangkan Gred 5 sampai dengan Gred 7 termasuk Usaha Non Kecil. Penggolongan Kualifikasi sesuai dengan Permen PU No. 08/PRT/M/2011 ditabelkan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1. Penggolongan klasifikasi dan kualifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi No
Kualifikasi
Subkualifikasi
Penyesuaian dengan Peraturan Lama (Permen PU No. 08/PRT/M/2011)
1.
Orang Perseorangan
P
Gred 1
K1
Gred 2
K2
Gred 3
K3
Gred 4
2.
Usaha Kecil
M1 3.
Usaha Menengah
Gred 5 M2
4.
B1
Gred 6
B2
Gred 7
Usaha Besar
Keterangan : P
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya kecil sampai dengan Rp. 300 juta.
K1
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya sampai dengan Rp. 1 milyar.
K2
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi sederhana dan biaya sampai dengan Rp. 1,75 milyar.
K3
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko kecil, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 2,5 milyar.
M1
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 10 milyar.
M2
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko sedang, teknologi madya dan biaya sampai dengan Rp. 50 milyar.
B1
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan biaya sampai dengan Rp. 250 milyar.
B2
: Mampu mengerjakan proyek dengan resiko tinggi, teknologi tinggi dan commit to user biaya sampai dengan tidak terbatas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.3. Kesiapan Kontraktor Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 Persaingan yang semakin ketat dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah mengharuskan peserta pengadaan membekali diri dengan pengetahuan dan aturan main sebagamana ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaaan Barang dan Jasa Pemerintah. Salah satu hal yang membedakan dengan peraturan perundang-undangan sebelumnya adalah adanya tata cara pengadaan yang diuraikan dalam dua dokumen pengadaan (standard bidding document) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Perpres No. 54 Tahun 2010. Pengetahuan peserta pengadaan tentang seluk beluk pengadaan juga merupakan hal penting yang sering kali luput dari perhatian (Nurachmad;2011). Masih banyak perusahaan jasa pelaksana konstruksi di Indonesia yang sudah professional, bahkan mampu bersaing dengan perusahaan asing. Tetapi, ketika mengikuti lelang mereka justru kalah bersaing dengan perusahaan lain yang tidak professional. Dan menjadi ironi ketika profesionalisme itu tidak menjamin untuk memenangkan sebuah kompetisi. Bukankah pemenang lelang sangat ditentukan oleh kelengkapan dan keabsahan administrasi, teknis serta harga yang kompetitif dan responsive. Padahal kelengkapan dan keabsahan administrasi, teknis dan biaya yang kompetitif lahir dari sebuah profesionalisme. Itu sebabnya mengapa semua pelaku bisnis jasa konstruksi perlu digiring ke arah yang lebih professional, agar stigma kolusi, korupsi dan nepotisme pelaku bisnis ini bisa dihilangkan. Jasa pelaksana konstruksi adalah bisnis yang memiliki ketergantungan terhadap ketersediaan modal. Modal diperlukan untuk membiayai seluruh aktivitas bisnis, baik dalam bentuk biaya langsung seperti untuk pengadaan bahan, upah tenaga kerja, pengadaan peralatan, pajak-pajak dan pengeluaran lain yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Disamping itu, modal diperlukan pula untuk biaya-biaya tidak langsung yaitu biaya yang diperlukan untuk kegiatan yang tidak secara langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan (Alfian Malik, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan kompetensi dalam perusahaan khususnya sumber daya manusia adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan
perusahaan
dan
keterlibatan
sumber
daya
manusia
dalam
pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektifitas organisasi dalam industri (A.Karami et.al,2004). Penunjang kesuksesan sebuah proyek, perusahaan perlu melakukan inovasi dan teknologi baru. Teknologi baru adalah suatu produk dan proses yang sebelumnya tidak digunakan dalam operasinya. Mitropoulus dan Tatum (2000) mendefinisikan teknologi proses sebagai teknologi yang digunakan oleh kontraktor dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi konstruksi (Sudarto, 2011). Menurut Chung (1987), kebijakan pemerintah, undang-undang, serta campur tangan pemerintah merupakan masalah yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan sebagai salah satu dari faktor eksternal. Secara tidak langsung pemerintah memengaruhi industri konstruksi dengan membentuk peraturan mengenai perijinan, kode, upah minimum, perpajakan, aturan impor dan pemakaian tenaga asing, dan sistem finansial konstruksi (Sudarto,2011). Pada hakekatnya berbagai peraturan atau kebijakan baru dari pemerintah terkait dengan pembinaan dan pengembangan jasa konstruksi nasional bertujuan untuk meningkatkan kinerja jasa konstruksi sekaligus meningkatkan peran masyarakat jasa konstruksi secara proporsional sehingga ke depan memiliki daya saing di pasar lokal, nasional dan internasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Latar Belakang Perubahan Perpres No. 54 Tahun 2010
Adapun latar belakang perubahan di dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 (Prabowo dkk, 2011) adalah : 1. Efisiensi belanja Negara dan persaingan sehat melalui pengadaan barang atau jasa pemerintah belum sepenuhnya terwujud. 2. Sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah belum mampu mendorong percepatan pelaksanaan belanja barang dan belanja modal dalam APBN atau APBD. 3. Sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah belum mampu mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industri dalam negeri. 4. Masih adanya multi tafsir serta hal-hal yang belum jelas dalam Keppres No. 80 Tahun 2003. 5. Perlunya memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana, namun tetap menjaga koridor good governance serta masih menjamin terjadinya persaingan yang sehat dan efisiensi. 6. Perlunya mendorong terwujudnya reward dan punishment yang lebih baik dalam sistem pengadaan barang atau jasa pemerintah.
b. Arah Perubahan Perpres No. 54 Tahun 2010 Adapun arah perubahan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 (Prabowo dkk, 2011) adalah : 1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja Negara dan mempercepat pelaksanaan APBN atau APBD. 2. Memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance. 3. Memperjelas konsep swakelola. 4. Memperjelas klasifikasi aturan. 5. Mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industri. 6. Memperkenalkan sistem reward Punishment yang lebih adil commitdan to user
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Perbedaan Pokok Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan Keppres No. 80 Tahun 2003
Beberapa perbedaan pokok Perpres No. 54 Tahun 2010 dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 (Prabowo dkk, 2011) adalah : 1.
Jenis Pengadaan Dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 jenis pengadaan berupa barang, jasa pemborongan, jasa konsultasi dan jasa lainnya. Sedangkan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 jenis pengadaan menjadi barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi, dan jasa lainnya.
2.
Pelaksanaan E-Procurement Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 setiap pengumuman ataupun pendaftaran harus melaksanakan sistem E-Procurement di website masing-masing instansi ataupun di portal pengadaan nasional, hal ini untuk lebih cepat, murah, transparan dan bebas premanisme atau mafia. Sedangkan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 pengumuman menggunakan media massa dan belum diatur secara jelas.
3.
Delegasi Kewenangan dan Tanggung Jawab Dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 belum diatur secara jelas. Sedangkan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 telah diatur yaitu Pengguna Anggaran adalah Penanggungjawab utama pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bertanggungjawab atas subtansi pengadaan, Unit Layanan Pengadaan (ULP) bertanggung jawab atas pelaksanaan lelang.
4.
Keberpihakan pada Usaha Kecil Pada Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk paket pekerjaan usaha kecil naik dari Rp. 1 milyar ke Rp. 2,5 milyar. Kemampuan dasar (KD) untuk pekerjaan konstruksi meningkat dari 2 NPt (nilai pengalaman tertinggi) menjadi 3 NPt. Untuk tahun perhitungan NPt naik dari 7 tahun menjadi 10 tahun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Penyederhanaan Pelaksanaan Pengadaan Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk pelelangan atau seleksi sederhana meningkat dari Rp. 100 juta menjadi sampai dengan Rp. 200 juta.
6.
Fleksibel dalam Mengahadapi Bencana dan Keadaan Darurat Ketentuan tentang bencana diperlonggar termasuk antisipasi sebelum bencana datang menerjang. Dalam menghadapi bencana dan keadaan darurat dapat dilakukan Penunjukan Langsung.
7.
Pengadaan Secara Swakelola Selain memperluas pekerjaan baru yang dapat dilaksanakan secara swakelola, Perpres No. 54 Tahun 2010 juga memberikan batasan yang jelas kepada pelaksanaan swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat khususnya untuk pekerjaan konstruksi.
2.2.4. Beberapa Aspek Kesiapan Kontraktor Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 Beberapa Aspek yang perlu dipersiapkan oleh kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 yaitu aspek finansial, aspek sumber daya manusia, aspek inovasi dan teknologi, aspek kelengkapan kualifikasi.
a.
Finansial
Masalah finansial sering kali menjadi penyebab kegagalan suatu kontraktor di dalam penyelesaian proyeknya. Ketidaklancaran cash flow di lapangan dapat menyebabkan sangat menurunnya produktifitas team lapangan walaupun dipimpin oleh seorang project manager yang sangat berpengalaman sekali. Masalah cash flow disamping karena adanya mismanagement di intern kontraktor sendiri juga sering kali dipengaruhi oleh faktor ekstern seperti kenaikan harga bahan bangunan yang sangat berbeda jauh dengan harga pada saat penawaran (Aryanto Yunus,2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lembaga keuangan seperti bank komersial sangat berperan dalam mendukung pelaksanaan pengadaan barang atau jasa pemerintah dan sebaliknya, pihak-pihak pembangunan adalah mitra komersial bagi pihak lembaga keuangan. Disisi lain kebijakan perbankan yang masih saja sulit memberikan dukungan atau kucuran kredit masih banyak dikeluhkan oleh para kontraktor (Alfian Malik,2009). Untuk keperluan pembiayaan pekerjaan pihak kontraktor tentu saja harus memiliki cukup modal sebagai modal kerja. Modal kerja dapat bersumber dari hutang dan atau kekayaan sendiri. Kemampuan modal untuk melaksanakan pekerjaan perlu dibuktikan dengan surat dukungan keuangan dari bank yang nilainya tidak kurang dari 10% dari nilai kontrak ini sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 (Alfian Malik,2009). Pada Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk pengadaan nilai paket pekerjaan untuk usaha kecil naik dari nilai sampai dengan Rp. 1 milyar menjadi sampai dengan Rp.2,5 milyar. Serta pada jaminan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh kontraktor menjadi lebih tinggi yaitu untuk penawaran dibawah 80% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS) nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai HPS yang dulu di dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 untuk penawaran dibawah 80% HPS nilai jaminan pelaksanaan 5% dikali 80% HPS. b. Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan mengintegrasikan manajemen sumber daya manusia dan strategi bisnis. Peningkatan dalam perusahaan khususnya sumber daya manusia adalah elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan keterlibatan sumber daya manusia dalam mengembangkan dan pelaksanaan strategi bisnis akan menciptakan efektivitas organisasi dalam industri (A. Karami et.al,2004). Penetapan personel baik sebagai penanggung jawab perusahaan maupun penanggung jawab pekerjaan dilapangan dimaksudkan untuk menghindari adanya tumpang tindih personel inti antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, serta commit to user untuk menjaga profesionalisme badan usaha. Tenaga ahli perusahaan harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki sertifikat keahlian (SKA) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keahlian seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu. Tenaga terampil bidang jasa konstruksi pada perusahaan harus memiliki sertifikat keterampilan kerja (SKT-K) sebagai bukti pengakuan kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja seseorang menurut disiplin ilmu, fungsi dan keahlian tertentu (Alfian Malik,2011). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi dimana sebuah perusahaan jasa konstruksi harus memiliki personel penanggungjawab yang bersertifikat SKA maupun SKT-K. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi dimana pada pelelangan
pemerintah
jasa
konstruksi
minimal
harus
mempunyai
penanggungjawab proyek dilapangan yang bersertifikat SKA dan dua orang untuk pelaksana dilapangan yang bersertifikat SKT-K (Alfian Malik,2011). Dengan
suatu perencanaan penempatan serta dukungan personel yang
berpengalaman, maka sumber daya manusia ini akan dapat ditransformasikan kepada suatu aktifitas fisik untuk kepentingan baik pemilik proyek maupun untuk perusahaan (Aryanto Yunus,2011). c.
Inovasi dan Teknologi
Untuk kesuksesan proyek dalam perusahaan diperlukan teknologi baru. Teknologi baru adalah suatu produk dan proses yang sebelumnya tidak digunakan dalam operasinya. Inovasi adalah mencari, mengenal dan menerapkan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Laborde and Sanvindo,1994). Ada 3 jenis inovasi (Bremer and Kok,2000), yaitu : 1. Inovasi dalam bidang teknologi informasi 2. Inovasi dalam peralatan dan perlengkapan 3. Inovasi dalam bentuk baru dari kerjasama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan menurut (Hitt et al.,1998) aspek-aspek dalam teknolgi dan inovasi, antara lain : 1. Inovasi produk 2. Aplikasi pengetahuan 3. Fokus pada privat dan pemerintah yang didukung oleh riset dan pengembangan 4. Teknologi komunikasi yang baru 5. Revolusi informasi Dalam Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi perusahaan konstruksi diwajibkan memiliki alat atau dukungan alat serta perlengkapan yang memadai dan memiliki standar kelengkapan alat keselematan kerja. Dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 untuk melaksanakan pelaksanaan konstruksi minimal dapat menggunakan produksi dalam negeri.
d. Kelengkapan Kualifikasi Setiap perusahaan yang akan mengikuti pelelangan harus memenuhi persyaratan kualifikasi untuk pekerjaan yang akan dilelangkan. Persyaratan kualifikasi memuat berbagai ketentuan berkaitan dengan kompetensi dan kemampuan usaha, antara lain (Alfian Malik,2011) : 1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan bisnis penyedia jasa konstruksi 2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan jasa konstruksi 3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi pidana 4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk membuat dan menandatangani perjanjian dan kontrak pengadaan 5. Telah melunasi kewajiban pajak-pajak yang berlaku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Dalam 4 tahun terakhir memiliki pengalaman pekerjaan menyediakan jasa, baik di lingkungan pemerintah atau swasta, termasuk pengalaman sub kontrak 7. Untuk penyedia jasa yang baru berdiri kurang dari 3 tahun, tidak diharuskan memiliki pengalaman pekerjaan 8. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, termasuk tenaga ahli khusus, peralatan khusus dan penguasaan teknologi tertentu (jika dipersyaratkan), serta fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang dan jasa konstruksi 9. Tidak termasuk dalam daftar hitam (blacklist) sebagai badan hukum yang memiliki cacat prestasi 10. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos. Dalam lampiran Perpres No. 54 tahun 2010 dimana dijelaskan untuk memenuhi kewajiban perpajakan maka perusahaan diminta untuk memiliki surat keterangan fiskal terbaru dari kantor pelayanan pajak setempat. Surat keterangan fiskal adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang berisi data pemenuhan kewajiban
perpajakan
wajib
pajak
untuk
masa
dan
tahun
tertentu
(Mardiasmo,2011).
2.3. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :
2.3.1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilakukan baik melalui kuesioner, observasi maupun wawancara. Selanjutnya Umar Husain dalam Sri Rahayu (2005) menyatakan bahwa dalam penelitian, data primer merupakan jawaban kuesioner responden dari pertanyaan yang telah dibuat peneliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti yaitu melalui studi pustaka, pencarian informasi lain dan pemahaman teoritis untuk memecahkan masalah yang timbul melalui buku-buku literatur maupun sumbersumber lainnya.
2.4. Populasi dan Sampel 2.4.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55). Sedangkan populasi menurut (Sutrisno Hadi,1998) adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2002:56). Sedangkan menurut (Pangestu Subagyo,1998:93) Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5. Metode Pengumpulan Data 2.5.1. Studi Lapangan Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, yaitu :
a. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam membuat kuesioner perlu diperhatikan bahwa kuesioner disamping bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan juga merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan dengan baik. Suatu kuesioner yang baik harus memenuhi persyaratan umum yaitu : a) Mudah ditanyakan oleh petugas pengumpul data b) Mudah dijawab oleh pihak responden c) Mudah diproses oleh peneliti untuk selanjutnya dianalisis Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan kontraktor yang dipengaruhi oleh adanya Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan yang terkait. Indikator kesiapan yang terkait adalah dari segi finansial, Sumber daya manusia, Inovasi dan teknologi serta kelengkapan kualifikasi. Pengukurannya dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan (option) yang kemudian tinggal memilih tingkat kualitas atau intensitas terjadinya pertanyaan yang diajukan. Untuk menguji dari keandalan kuesioner yang digunakan adalah dengan menggunakan uji : 1) Uji Validitas Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang ingin diukur.
Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus pearson product moment, sebagai berikut :
Dimana :
ﱐ
.∑ō
∑ ōú
∑ō
r : koefisien korelasi product moment
∑ō . ∑ú .
.∑ú
∑ú
..............(2.1.1)
X : skor tiap pertanyaan/ item Y : skor total n : jumlah responden Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
Dimana : t
䘘
abr
= Nilai t hitung
√ﱐ
√1
2
ﱐ
...................... (2.1.2)
r = Koefisien korelasi rhitung n = Jumlah responden Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan : Ø Jika thitung > ttabel berarti valid Ø Jika thitung< ttabel berarti tidak valid
2) Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan penterjemahan dari kata reliability yang berasal dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang ukur dalam diri subjek belum berubah (Azwar, 2001).
Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error). Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.
Dalam suatu percobaan kita biasanya mengadakan pengukuran sebelum dan sesudah percobaan itu. Bila terdapat perbedaan, maka itu dianggap bahwa perubahan yang terjadi itu adalah pengaruh variabel eksperimen. Untuk itu tentu diperlukan alat pengukuran yang reliabel, sehingga dapat diketahui adanya perubahan dan besarnya perubahan sebagai akibat variabel eksperimen itu. Kalau alat itu tidak reliabel jadi tidak konsisten, sehingga tiap kali memberi hasil yang berlainan, maka tidak ada jaminan bahwa perbedaan hasil pngukuran sebelum dan sesudah eksperimen itu terjadi atas pengaruh variabel eksperimen itu.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan Metode Alpha, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ﱐ
Dimana :
1
1
r11
= Nilai reliabilitas
∑Si
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
St
= Varians total
k
= Jumlah item
commit to user
∑
a
........................ (2.2.1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis data dengan metode Alpha, sebagai berikut :
Langkah 1
: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item Dengan rumus :
Dimana :
Langkah 2
∑ ō
∑ ō
................... (2.2.2)
Si
= Varians skor tiap-tiap item
∑Xi2
= Jumlah kuadrat item Xi
(∑Xi)2
= Jumlah item Xi dikuadratkan
N
= Jumlah responden
: Menjumlahkan Varians semua item Dengan rumus :
Dimana :
Langkah 3
……………
∑Si
= Jumlah varians semua item
S1,S2,S3..n
= Varian item ke- 1,2,3…..n
r
......... (2.2.3)
: Menghitung Varians total Dengan rumus :
Dimana :
a
∑ ōa
∑ ōa
....................... (2.2.4)
St
= Varians total
∑Xt2
= Jumlah kuadrat X total
(∑Xt)2
= Jumlah X total dikuadratkan
N
= Jumlah responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah 4
: Masukkan nilai Alpha
Langkah 7
∑
1
................... (2.2.5)
Dimana :
ﱐ
r11
= Nilai reliabilitas
∑Si
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
St
= Varians total
k
= Jumlah item
1
a
: Menentukan kaidah pengujian Hasil r11 dikonsultasikan dengan rtabel Product Momen dengan dk = n – 1 tingkat signifikasi 5%.
Langkah 8
: Membuat Kesimpulan dengan membandingkan rtabel dengan rhitung Ø Jika r11 > rtabel berarti Reliabel Ø Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel
Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut : Tabel 2.2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
b. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Wawancara Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui pertanyaan kepada responden secara langsung baik individu maupun kelompok. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu : pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
2.5.2. Studi Pustaka Dalam teknik pengumpulan data dilakukan melalui riset kepustakaan untuk mendapatkan dasar teori yang kuat sebagai dasar dari masalah yang diteliti, sehingga akan memperoleh kesimpulan yang bersifat ilmiah.
2.6. Teknik Analisis Data 2.6.1. Analisis Statistik Deskriptif Satistik deskriptif adalah bidang atau bagan ilmu pengetahuan statistik yang bertugas mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyusunan, dan penyajian data penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai-nilai statistiknya seperti mean (rerata aritmatik), median, modus, standar deviasi, dan sebagainya. Analisis yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul berdasarkan jawaban responden adalah melalui distribusi item dari masing-masing variabel. Penyajian data yang telah terkumpul pembahasannya secara deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi. Yang termasuk dalam analisis ini adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Analisis frekuensi Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masingmasing jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal yang ditanyakan.
2.
Analisis mean Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan, begitu juga sebaliknya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar dari variabel-variabel
indikator yang mempengaruhi kesiapan
kontraktor.
2.6.2. Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : ú
Dimana :
ō........................................... (2.3.1)
ú
= Subyek variabel terikat yang diproyeksikan
X
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a
= Nilai konstanta harga Y jika X=0
b
= Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel Y.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk analisis regresi linier sederhana sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah 1
: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Langkah 2
: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Langkah 3
: Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik
Langkah 4
: Masukkan angka – angka statistik dari tabel penolong Dengan rumus : ∑ú
∑ ōú .∑ō
.∑ō
........................................ (2.3.2)
∑ō.∑ú ∑ō
.................................... (2.3.3)
Dimana :
Langkah 5
Y
= Subyek variabel terikat yang diproyeksikan
X
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
a
= Nilai konstanta harga Y jika X=0
b
= Nilai arah sebagai penentu prediksi
n
= Jumlah sampel
: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg(a)) Dengan rumus : ∑ú
Ƽ 䝸
Langkah 6
.................................. (2.3.4)
: Mencari jumlah kudarat regresi (JKReg(b/a)) Dengan rumus : Ƽ 䝸
Langkah 7
∑ ō ∑ú
ōú
/
........................ (2.3.5)
: Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) Dengan rumus : Ƽ 䝸
Langkah 8
ú
Ƽ 䝸
/
Ƽ 䝸
......................... (2.3.6)
: Mencari rata – rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg(a)) Dengan rumus : Ƽcommit 䝸
to䝸Ƽuser
.................................. (2.3.7)
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah 9
digilib.uns.ac.id
: Mencari rata – rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg(b/a)) Dengan rumus : Ƽ 䝸
Langkah 10
/
Ƽ 䝸
/
.................................. (2.3.8)
: Mencari rata – rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) Dengan rumus : Ƽ 䝸
Langkah 11
2
: Menguji signifikasi Dengan rumus : abr
Langkah 12
Ƽ 䝸
: Membuat kesimpulan
䝸Ƽ
䝸Ƽ
/
.................................. (2.3.9)
.................................. (2.3.10)
2.6.3. Uji T (T - Test) Uji T yang digunakan adalah independent-samples T-test dimana uji ini digunakan untuk menguji dua rata-rata dari dua sampel yang saling independen atau tidak berkaitan. Dapat pula dikatakan bahwa prosedur independent-samples T-Test adalah perbandingan rata-rata untuk dua kelompok kasus. Idealnya untuk test ini subyek materi harus secara acak ditugaskan untuk dua kelompok, sedemikian sehingga manapun perbedaan yang terjadi adalah dalam kaitan dengan perlakuan (atau ketiadaan perlakuan) dan bukan pada faktor lain. Dua variabel yang dibandingkan adalah kontraktor kecil dan kontraktor menengah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis data dengan Uji T (T-Test), sebagai berikut : Langkah 1
: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat : Ø Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kontraktor kecil dan kontraktor menengah dalam kesiapan menghadapi Perpres No. 54commit Tahun to 2010. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ø Ho : Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan antara kontraktor kecil dan kontraktor menengah dalam kesiapan menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010.
Langkah 2
: Membuat Ha dan Ho model statistik Ø Ha : µ1 ≠ µ2 Ø Ho : µ1 = µ2
Langkah 3
: Mencari rata-rata (Ḁ̅ ); standar diviasi (s); varians (S) dan korelasi.
Langkah 4
: Mencari thitung Dengan rumus : 䘘
abr
Dimana :
Langkah 5
Ḁ̅
= Rata-rata sampel
s
= Standar deviasi
S
= Varians
r
= Nilai korelasi
n
= Jumlah sampel
Ḁ̅
2ﱐ.
Ḁ̅ √
.......... (2.4.1) √
: Menentukan kaidah pengujian Taraf signifikasi = α = 0,05 dk = n1 + n2 – 2 Kriteria pengujian dua pihak Jika : - ttabel ≤ thitung ≤ + ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah 6
: Membandingkan ttabel dengan thitung
Langkah 7
: Membuat kesimpulan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Uraian Umum Penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab atau menyelesaikan masalah. Suatu penelitian akan berhasil dengan baik jika menggunakan metode penelitian dengan tepat. Peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan aspek metode yang tepat dengan rancangan penelitian yang ditetapkan. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis berarti dari data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan.
3.2. Tempat dan Waktu Penyebaran Kuesioner Lokasi penyebaran kuesioner dan pengumpulan data dalam penelitian di Kota Surakarta. Sedangkan jangka waktu penyebaran dan pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2011 sampai dengan 17 November 2011.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah kontraktor kualifikasi menengah dan kecil di wilayah Surakarta tahun 2011. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.3.2. Sampel Penelitian Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah kontraktor kualifikasi menengah dan kecil di wilayah Surakarta yang bersedia untuk disurvey dan sifatnya acak. Responden yang mengisi kuesioner harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Mengetahui profil internal perusahaan. b. Mengetahui keadaan lingkungan industri jasa konstruksi.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini digunakan teknik Random Sampling dengan memberikan kuesioner kepada responden.
3.4. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak mencari datadata pendukungnya yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Penelitian ini langkah pertama yaitu mengidentifikasikan dulu indikator dari perusahaan jasa konstruksi menurut Perpres No. 54 tahun 2010. Indikator tersebut didapatkan dengan mellihat di dalam Perpres No. 54 tahun 2010 dan dengan paper-paper, jurnal yang sudah meneliti tentang indikator perusahaan konstruksi dalam menghadapi peraturan yang terkait serta diambil dari buku-buku referensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
3.5.1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan penelitian. Menurut Nazir (1998), definisi dari studi literature adalah menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data serta untuk mengetahui mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Studi literatur diperlukan untuk mendapatkan indikator kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010. Studi literatur dilakukan untuk memenuhi data sekunder. Data-data ini diperoleh dari berbagai buku referensi, paper, jurnal maupun dari internet. Dari beberapa literatur yang dibaca, dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendukung kuesioner dan juga mendukung analisis pembahasan. Dari jawaban responden terhadap kuesioner tersebut serta untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.
3.5.2. Survei Kuesioner Kuesioner dibutuhkan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data primer. Dengan kuesioner diharapkan dapat membantu responden menjawab sejumlah pertanyaan yang disediakan. Kuesioner sendiri menurut Nazir (1998) adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.6. Perancangan Kuesioner Kuesioner yang diajukan berupa pilihan ganda dan menggunakan skala penelitian. Menyusun kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat kelompok pertanyaan sesuai dengan yang diinginkan peneliti 2. Membuat butir pertanyaan dengan pilihan jawaban berganda 3. Membuat petunjuk cara pengisian kuesioner Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner adalah : 1. Isian identitas responden 2. Kesiapan finansial kontraktor 3. Kesiapan sumber daya manusia 4. Kesiapan inovasi dan teknologi 5. Kesiapan kelengkapan kualifikasi
3.7. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan mengecek kembali kuesioner yang telah dibuat. Selain itu mencari daftar perusahaan kontraktor kualifikasi kecil dan menengah di Surakarta. Kemudian melaksanakan pra kuesioner terhadap kuesioner tersebut untuk mengkaji kelayakan kuesioner serta mengetahui pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
3.8. Analisis Data Analisis berarti data yang sudah ada baik data primer maupun data sekunder diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excell dan akan disajikan dalam bentuk kalimat, tabel serta grafik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.8.1. Analisis Deskriptif Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan mencari data-data pendukungnya yang diperoleh dari hasil wawancara atau kuesioner. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan data dan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 serta peraturan terkait lainnya. Yang termasuk dalam analisis ini adalah :
a. Analisis Frekuensi Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal yang ditanyakan.
b. Analisis Mean Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai mean yang didapatkan berarti semakin kecil pula pengaruhnya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar pengaruhnya.
3.8.2. Analisis Uji Validitas dan Realibilitas a. Uji Validitas Suatu penelitian seperti kuesioner perlu diukur validitasnya dengan tujuan agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan metode Product Moment commit to user yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yang menunjukkan
bagaimana
butir-butir
dari
kuesioner
berkorelasi
atau
berinterasi. Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil dan konsisten apabila dilakukan kembali terhadap subyek yang sama.
3.8.3. Analisis Regresi Linier Sederhana Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianilisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah dari segi kemampuan keuangan perusahaan, kualifikasi grid perusahaan, dan usia perusahaan. Sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010. Nilai signifikasi (α) yang dipakai adalah 5 persen. Signifikasi data diatas 0,05 berarti hipotesa (Ho) ditolak, sebaliknya jika signifikasi dibawah 0,05 maka hipotesa diterima. Bila hipotesa ditolak maka terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan keuangan perusahaan, kualifikasi grid perusahaan, dan usia perusahaan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010.
3.8.4. Analisis Independent T-Test Analisis ini dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya terdiri dari 2 variabel yang saling independent. Dua variabel disini adalah kontraktor kecil dan kontraktor menengah. Nilai signifikasi (α) yang dipakai adalah 5 persen. Signifikasi data diatas 0,05 berarti hipotesa (Ho) ditolak, sebaliknya jika signifikasi dibawah 0,05 maka hipotesa diterima. Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan antara kontraktor kecil dan kontraktor menengah dalam menghadapi Perpres No.to54user Tahun 2010. commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.9. Flow Chart Metodologi Penelitian a. Bagan Alir Kerangka Pikir Mulai
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
Studi Pustaka
Survey Data Sekunder
Perencanaan Survey Identifikasi Kesiapan, Metode Penelitian, dan Kuisioner
Survey Data Primer
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pikir Analisis Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1. Bagan alir kerangka pikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Diagram Alir Metode Penelitian
Mulai
-
Persiapan : Merumuskan masalah Menentukan tujuan penelitian Menentukan metode yang digunakan Tahap I
-
Survei Lapangan : Perijinan penelitian Menentukan kontraktor Tahap II
Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan informasi yang berupa data primer mengenai gejala yang ada dengan wawancara, observasi langsung di lapangan dan kuesioner serta pengumpulan data sekunder Tahap III Analisis Data : Menganalisis data dengan bantuan program komputer - Uji Validitas dan Reliabilitas - Analisis Deskriptif - Analisis Regresi Linier Gambar 2. Diagram AlirSederhana Metode Penelitian - Analisis Data Uji T (T-Test) Tahap IV Kesimpulan & Saran
Selesai Tahap V
Gambar 3.2. Bagan alir metode penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Populasi Responden Data dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari wawancara dan jawaban kuesioner responden. Data sekunder yang diambil mengenai data statistik sektor jasa konstruksi, diantaranya adalah kualifikasi kontraktor, dan jumlah kontraktor di Surakarta. Berdasarkan data dari LPJK Daerah Jawa Tengah Tahun 2008 di Kota Surakarta Terdapat 356 perusahaan jasa konstruksi. Berdasarkan data yang ada, di Kota Surakarta terdapat 299 kontraktor kualifikasi kecil atau 83,99% dari jumlah total perusahaan jasa konstruksi di Kota Surakarta. Kontraktor kualifikasi menengah sejumlah 47 perusahaan atau 13,20% dari jumlah total perusahaan konstruksi di Kota Surakarta. Sedangkan sisanya sekitar 10 perusahaan atau 2,81% merupakan kontraktor kualifikasi besar. Berikut digambarkan grafik prosentase kontraktor jasa konstruksi di kota Surakarta tahun 2008 pada gambar 4.1. Prosentase Kontraktor Jasa Konstruksi di Kota Surakarta Tahun 2008 2.81% 13.20% Kontraktor Kualifikasi Kecil Kontraktor Kualifikasi Menengah
83.99%
Kontraktor Kualifikasi Besar
Gambar 4.1. Grafik Prosentase Jumlah Kontraktor Jasa Konstruksi Kota Surakarta Tahun 2008
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Penelitian ini peneliti berhasil mendapat kembalian kuisioner sebanyak 45 dari total 60 kuisioner yang dibagikan atau 75% tingkat pengembalian kuisioner yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 45 perusahaan jasa konstruksi yang ada di Kota Surakarta. Pengisian kuisioner terdiri dari direktur perusahaan sebanyak 68,89% dan staf perusahaan sebanyak 31,11%. Secara keseluruhan 45 reponden memiliki sub klasifikasi bangunan gedung. Berikut data responden yang menjadi objek penelitian : Tabel 4.1. Nama Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NAMA PERUSAHAAN
NO
CV. AERISTA JAYA
24
CV. AJI SOKO CV. ANUGERAH JAYA ABADI CV. ARDIAN CV. ARISTA CV. ARKONSA CV. BUDI LUHUR CV. CINTA KASIH CV. CIPTA SURYA BUANA CV. DEWI FORTUNA CV. DIAMOND TEKNIK CV. DUTA KONSTRUKSI CV. ERLANGGA TEKNIK CV. GRAHA TAMA MULYA CV. JATI LUHUR CV. KIAT JAYA CV. LATISHA CV. MAHAMERU CV. MITRA ADHITAMA CV. PANCA YOGATAMA CV. PILAR KENCANA CV. PILAR MAS CV. PILAR MULIA
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
NAMA PERUSAHAAN CV. PRAKARSA MITRA MANDIRI CV. PUTRA MANDIRI ABADI CV. SEGITIGA CV. SETCO PERSADA CV. SETIATAMA CV. TEKEN MAS CV. TERATAI INDAH CV. ULIN KONTRAKTOR CV. WAHYU MEKAR JAYA CV. WASKITA NEMA SANTOSA CV. YANI JATI PT. ADAM KONSTRUKSI PT. BANYU BENING PT. BUANA PERSADA INTERNUSA PT. CIPTA GRAHA PUTRA PT. KARYA KENCANA MUKTI PT. KUSUMA WIJAYA PT. PANCADARMA PUSPAWIRA PT. PUTRA KURNIA JAYA PT. WIDORO KANDANG PT. WIRA SENA PERKASA PT. WISMATAMA INDAH MAKMUR
Kesulitan yang dihadapi peneliti dalam mengumpulkan kuisioner pada suatu perusahaan antara lain : 1.
Alamat perusahaan kurang jelas
2.
Alamat yang dituju bukan perusahaan yang dimaksud, dengan kata lain dalam keadaan kosong atau pindah ataupun perusahaan sudah tidak aktif
3.
Calon responden tidak bersedia mengisi kuisioner dengan berbagai alasan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2. Profil Responden 4.2.1. Kemampuan Keuangan Perusahaan Frekuensi responden berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini : Tabel 4.2. Frekuensi Kemampuan Keuangan Perusahaan NO 1 2 3 4 5 6
KEMAMPUAN KEUANGAN
FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
Rp. 50 Juta - Rp. 200 Juta Rp. 200 Juta - Rp. 350 Juta Rp. 350 Juta - Rp. 500 Juta Rp. 500 Juta - Rp. 1 Milyar Rp. 1 Milyar - Rp. 2 Milyar Rp. 2 Milyar - Rp. 10 Milyar
6 10 6 11 6 6
13,33% 22,22% 13,33% 24,44% 13,33% 13,33%
13,33% 35,56% 48,89% 73,33% 86,67% 100%
JUMLAH
45
100%
Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa prosentase terbesar kemampuan keuangan perusahaan Rp. 500 juta – Rp. 1 milyar sebesar 24,44%. Kemampuan keuangan perusahaan yang selanjutnya yaitu Rp. 200 juta – Rp. 350 juta sebesar 22,22%. Sedangkan untuk kemampuan keuangan Rp. 50 juta – Rp. 200 Juta, Rp. 350 juta – Rp. 500 juta, Rp. 1 milyar – Rp. 2 milyar, dan Rp. 2 milyar – Rp. 10 milyar
prosentasenya masing-masing
13,33%.
Grafik
frekuensi
kemampuan keuangan kontraktor pada gambar 4.2. sebagai berikut : Grafik Frekuensi Tingkat Kemampuan Keuangan Kontraktor 13.33%
Rp. 50 Juta - Rp. 200 Juta
13.33%
Rp. 200 Juta - Rp. 350 Juta
13.33% 22.22%
Rp. 350 Juta - Rp. 500 Juta Rp. 500 Juta - Rp. 1 Milyar
24.44%
13.33%
Rp. 1 Milyar - Rp. 2 Milyar Rp. 2 Milyar - Rp. 10 Milyar
Gambar 4.2. Grafik Presentase Kemampuan Keuangan Perusahaan commit to user
tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.2. Kualifikasi Perusahaan Frekuensi reponden berdasarkan kualifikasi perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini : Tabel 4.3. Frekuensi Kualifikasi Perusahaan NO 1 2 3 4
KUALIFIKASI Greed 2 Greed 3 Greed 4 Greed 5 JUMLAH
FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
23 6 5 11 45
51,11% 13,33% 11,11% 24,44% 100%
51,11% 64,44% 75,56% 100%
Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa prosentase terbesar kualifikasi perusahaan adalah greed 2 sebesar 51,11%. Kulifikasi perusahaan selanjutnya yaitu greed 5 sebesar 24,44%. Kualifikasi greed 3 sebesar 13,33% dan kualifikasi perusahaan yang terkecil yaitu greed 4 sebesar 11,11%. Grafik frekuensi tingkat kualifikasi kontraktor pada gambar 4.3. sebagai berikut :
Grafik Frekuensi Tingkat Kualifikasi Kontraktor 24.44% 51.11% 11.11%
Greed 2 Greed 3 Greed 4 Greed 5
13.33%
Gambar 4.3. Grafik Presentase Kualifikasi Greed Perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.3. Usia Perusahaan Frekuensi reponden berdasarkan usia perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini : Tabel 4.4. Frekuensi Usia Perusahaan NO 1 2 3 4
UMUR < 1 Tahun 1 Tahun - 4 Tahun 4 Tahun - 10 Tahun > 10 Tahun JUMLAH
FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
2 13 17 13 45
4,44% 28,89% 37,78% 28,89% 100%
4,44% 33,33% 71,11% 100%
Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa prosentase terbesar usia perusahaan adalah 4 tahun-10 tahun sebesar 37,78%. Usia perusahaan selanjutnya yaitu 1 tahun-4 Tahun dan lebih dari 10 tahun sebesar 28,89%. Usia perusahaan yang terkecil yaitu kurang dari 1 tahun sebesar 4,44%. Grafik frekuensi tingkat usia kontraktor pada gambar 4.4. sebagai berikut :
Grafik Frekuensi Tingkat Usia Kontraktor 4.44% 28.89%
28.89%
< 1 Tahun 1 Tahun - 4 Tahun 4 Tahun - 10 Tahun > 10 Tahun
37.78%
Gambar 4.4. Grafik Presentase Usia Perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3. Analisis Data 4.3.1. Uji Validitas Instrumen Uji Validitas disini untuk menguji keandalan atau kesahihan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah uji validitas instrumen dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung harga korelasi dengan rumus Pearson Product Moment 2. Menghitung harga t hitung dengan rumus : 䘘 3. Menentukan α sebesar 0,05 (5%)
abr
√r √
4. Menentukan derajat kebebasan = n – 2 = 45 – 2 = 43 5. Menentukan ttabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan = 43 dengan interpolasi yaitu sebesar 1,682 6. Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel, dengan kaidah keputusan jika thitung > ttabel berarti instrumen valid dan apabila thitung < ttabel berarti instrumen tidak valid. Uji validitas ini dilakukan pada semua instrumen, dari pengujian semua instrumen didapatkan bahwa semua instrumen valid. Selanjutnya untuk rekapitulasi perhitungan uji validitas ini ditabelkan pada tabel 4.5. sebagai berikut : Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas NO. ITEM PERTANYAAN a b c d e f g h i j k l m n
KOEFISIEN KORELASI 0,815 0,633 0,772 0,926 0,904 0,703 0,871 0,826 0,374 0,775 0,885 0,710 0,864commit 0,419
thitung
ttabel
KEPUTUSAN
9,208 5,363 7,973 16,135 13,841 6,474 11,603 9,594 2,646 8,050 12,494 6,620 to11,267 user
1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682 1,682
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
1,682
VALID
3,023
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen disini digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen, pengujian ini menggunakan metode Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Berikut ini adalah uji reliabilitas instrumen metode Alpha dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung varians skor tiap-tiap item kemudian menjumlahkan varians semua item 2. Menghitung varians total dan memasukkan nilai Alpha 3. Menentukan α = 5% dan derajat kebebasan = n – 1 = 45 – 1 = 44 4. Menentukan nilai rtabel dengan α = 5% dan derajat kebebasan = 44, dengan interpolasi yaitu sebesar 0,279 5. Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel, dengan kaidah keputusan jika r11 > rtabel berarti instrumen reliabel dan apabila r11 < rtabel berarti instrumen tidak reliabel. Berikut ini ditabelkan rekapitulasi perhitungan uji reliabilitas instrument pada tabel 4.6. sebagai berikut : Tabel 4.6. Rekapitulasi Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Jumlah Reponden (N)
Jumlah Item (k)
Total Skor (∑X)
Jumlah Varians Semua Item (∑Si)
Varians Total (St)
Nilai Alpha (r11)
rtabel
Kesimpulan
45
14
2.518
9,398
72,576
0,937
0,297
r11>rtabel Jadi Instrumen Reliabel
Dari tabel 4.6. dapat dilihat bahwa r11 > rtabel jadi semua instrumen reliabel dan r11 didapat 0,937 yang berarti nilai instrumen sangat kuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4. Analisa Hasil Survey 4.4.1. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Finansial Kesiapan finansial terdiri dari 3 variabel. Variabel yang pertama adalah dimana kontraktor untuk mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau bank negeri atau bank swasta. Variabel yang kedua adalah kontraktor mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan. Variabel yang ketiga adalah kontraktor sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS. Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel a mempunyai nilai rata-rata 4,40 dan standar deviasi 0,618. Dari perhitungan didapat bahwa 46,67% kontraktor sangat siap dan 46,67%
kontraktor menyatakan siap serta 6,67%
kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor dalam mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau bank negeri atau bank swasta prosentase terbesarnya yaitu 46,67% menyatakan sangat siap. Variabel b mempunyai nilai rata-rata 4,67 dan standar deviasi 0,522. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel b 68,89% kontraktor menyatakan sangat siap dan 28,89% kontraktor menyatakan siap serta 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan prosentase terbesarnya yaitu 68,89% menyatakan sangat siap. Variabel c mempunyai nilai rata-rata 3,31 dan standar deviasi 0,668. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel c 4,44% kontraktor menyatakan sangat siap dan 28,89% kontraktor menyatakan siap, 60,00% kontraktor menyatakan cukup siap dan 6,67% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS prosentase terbesarnya yaitu 60,00% menyatakan cukup siap. Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan finansial ditabelkan pada tabel 4.7. sebagai berikut : Tabel 4.7. Rekapitulasi Frekuensi Tingkat Kesiapan Finansial RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
RATARATA
PERSENTASE
KOMULATIF
18,00 15,67 10,33 1,00 0,00 45
40,00% 34,81% 22,96% 2,22% 0,00% 100%
40,00% 74,81% 97,78% 100%
Tingkat kesiapan finansial kontraktor dari tabel 4.7. dilihat bahwa 40,00% menyatakan sangat siap dan 34,81% menyatakan siap, 22,96% menyatakan cukup siap serta 2,96% menyatakan kurang siap. Tingkat kesiapan finansial kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 40,00% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan finansial digambarkan pada gambar 4.5. sebagai berikut : Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Finansial 2.22% 22.96%
40.00%
Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap
34.81%
Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kesiapan Finansial
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.2. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia Kesiapan sumber daya manusia terdiri dari 3 variabel yaitu memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal berijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun, yang kedua adalah memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan, dan yang ketiga adalah memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan. Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel d mempunyai nilai rata-rata 3,64 dan standar deviasi 1,131. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel d 33,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 15,56% kontraktor menyatakan siap, 33,33% menyatakan cukup siap, dan 17,78% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal berijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun prosentase terbesarnya yaitu 33,33% menyatakan sangat siap. Variabel e mempunyai nilai rata-rata 3,33 dan standar deviasi 1,365. Dari perhitungan didapat bahwa 31,11% kontraktor menyatakan sangat siap, 13,33% kontraktor menyatakan siap, 20,00% kontraktor menyatakan cukup siap, 28,89% kontraktor menyatakan kurang siap, dan 6,67% kontraktor menyatakan tidak siap. Kontraktor memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya adalah 31,11% menyatakan sangat siap. Variabel f mempunyai nilai rata-rata 4,47 dan standar deviasi 0,66. Dari perhitungan didapat bahwa 53,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 42,22% kontraktor menyatakan siap, 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap dan 2,22% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan prosentase terbesarnya adalah 53,33% menyatakan sangat siap. Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan sumber daya manusia ditabelkan pada tabel 4.8. sebagai berikut : Tabel 4.8. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
RATARATA
PERSENTASE
KOMULATIF
17,67 10,67 8,33 7,33 1,00 45
39,26% 23,70% 18,52% 16,30% 2,22% 100%
39,26% 62,96% 81,48% 97,78% 100%
Tingkat kesiapan sumber daya manusia kontraktor dari tabel 4.8. dilihat bahwa 39,26% menyatakan sangat siap, 23,70% menyatakan siap, 18,52% menyatakan cukup siap serta 16,30% menyatakan kurang siap dan 2,22% menyatakan tidak siap. Tingkat kesiapan sumber daya manusia kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 39,26% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan sumber daya manusia digambarkan pada gambar 4.6. sebagai berikut : Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia 2.22%
Sangat Siap
16.30% 39.26% 18.52%
Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap
23.70%
Gambar 4.6. Grafik Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.3. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi Kesiapan inovasi dan teknologi terdiri dari 4 variabel, variabel yang pertama yaitu kontraktor mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc, yang kedua yaitu kontraktor memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan, yang ketiga yaitu kontraktor mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan, dan yang keempat yaitu kontraktor memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi. Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel g mempunyai nilai rata-rata 3,04 dan standar deviasi 0,976. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel g 8,89% kontraktor menyatakan sangat siap, 22,22% kontraktor menyatakan siap, 33,33% kontraktor menyatakan cukup siap dan 35,56% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc prosentase terbesarnya yaitu 35,56% menyatakan kurang siap. Variabel h mempunyai nilai rata-rata 4 dan standar deviasi 0,674. Dari perhitungan didapat bahwa 22,22% kontraktor menyatakan sangat siap, 55,56% kontraktor menyatakan siap, dan 22,22% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya yaitu 55,56% menyatakan siap. Variabel i mempunyai nilai rata-rata 4,91 dan standar deviasi 0,288. Dari perhitungan didapat bahwa 91,11% kontraktor menyatakan sangat siap dan 8,89% kontraktor menyatakan siap. Kontraktor mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya yaitu 91,11% menyatakan sangat siap. Variabel j mempunyai nilai rata-rata 4,29 dan standar deviasi 0,505. Dari perhitungan didapat bahwa 31,11% kontraktor menyatakan sangat siap, 66,67% commit to user kontraktor menyatakan siap, dan 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kontraktor memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi prosentase terbesarnya yaitu 66,67% menyatakan siap. Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan sumber daya manusia ditabelkan pada tabel 4.9. sebagai berikut : Tabel 4.9. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
RATARATA
PERSENTASE
KOMULATIF
17,25 17,25 6,50 4,00 0,00 45
38,33% 38,33% 14,44% 8,89% 0,00% 100%
38,33% 76,67% 91,11% 100%
Tingkat kesiapan inovasi dan teknologi kontraktor dari tabel 4.9. dilihat bahwa 38,33% menyatakan sangat siap, 38,33% menyatakan siap, 14,44% menyatakan cukup siap, dan 8,89% menyatakan kurang siap. Tingkat kesiapan inovasi dan teknologi kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 38,33% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan inovasi dan teknologi disajikan pada gambar 4.7. sebagai berikut : Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi 8.89% 14.44%
38.33%
Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap
38.33%
Gambar 4.7. Grafik Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.4. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi Kesiapan kelengkapan kualifikasi terdiri dari 4 variabel. Variabel yang pertama yaitu kontraktor telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE. Variabel yang kedua yaitu kontraktor memiliki dan melaksanakan kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi. Variabel yang ketiga yaitu kontraktor memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan. Variabel yang keempat yaitu kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta. Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel k mempunyai nilai rata-rata 2,71 dan standar deviasi 1,199. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel k 13,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 11,11% kontraktor menyatakan siap, 17,78% kontraktor menyatakan cukup siap, 48,89% kontraktor menyatakan kurang siap, dan 8,89% kontraktor menyatakan tidak siap. Kontraktor telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE prosentase terbesarnya yaitu 48,89% menyatakan kurang siap. Variabel l mempunyai nilai rata-rata 4,6 dan standar deviasi 0,58. Dari perhitungan didapat bahwa 64,44% kontraktor menyatakan sangat siap, 31,11% kontraktor menyatakan siap, dan 4,44% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor
memiliki
dan
melaksanakan
kelengkapan
administrasi
(SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi prosentase terbesarnya yaitu 64,44% menyatakan sangat siap. Variabel m mempunyai nilai rata-rata 3,89 dan standar deviasi 1,05. Dari tabel dilihat bahwa 42,22% kontraktor menyatakan sangat siap, 11,11% kontraktor menyatakan siap, 40,00% kontraktor menyatakan cukup siap, dan 6,67% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan prosentase terbesarnya yaitu 42,22% menyatakan sangat siap. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel n mempunyai nilai rata-rata 4,69 dan standar deviasi 0,557. Dari tabel dilihat bahwa 73,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 22,22% kontraktor menyatakan siap, dan 4,44% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta prosentase terbesarnya yaitu 73,33% menyatakan sangat siap. Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan kelengkapan kualifikasi ditabelkan pada tabel 4.10. sebagai berikut : Tabel 4.10. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
RATARATA
PERSENTASE
KOMULATIF
21,75 8,50 7,50 6,25 1,00 45
48,33% 18,89% 16,67% 13,89% 2,22% 100%
48,33% 67,22% 83,89% 97,78% 100%
Tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi kontraktor dari tabel 4.10. dilihat bahwa 48,33% menyatakan sangat siap, 18,89% menyatakan siap, 16,67% menyatakan cukup siap, 13,89% menyatakan kurang siap, dan 2,22% menyatakan tidak siap. Tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 48,33% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi digambarkan pada gambar 4.8. sebagai berikut : Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi 2.22%
Sangat Siap
13.89% 48.33%
16.67%
Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap
18.89%
commit to user
Gambar 4.8. Grafik Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.5. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Semua Aspek Berdasarkan analisis frekuensi respon dapat diambil prosentase kesiapan setiap variabel yang ditabelkan pada tabel 4.11. sebagai berikut : Tabel 4.11. Resume Prosentase Terbesar Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Tiap Variabel VARIABEL
KETERANGAN VARIABEL FINANSIAL
%
TINGKAT KESIAPAN
40%
Sangat Siap
a
Mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau Bank Negeri/Bank Swasta
46,67%
Sangat Siap
b
Mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan
68,89%
Sangat Siap
c
Sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS
60%
Cukup Siap
39,26%
Sangat Siap
d
Memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal ber ijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun
33,33%
Sangat Siap
e
Memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan
31,11%
Sangat Siap
f
Memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan
53,33%
Sangat Siap
SUMBER DAYA MANUSIA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lanjutan Tabel 4.11. VARIABEL
KETERANGAN VARIABEL INOVASI DAN TEKNOLOGI dengan
%
TINGKAT KESIAPAN
38,33%
Sangat Siap
35,56%
Kurang Siap
g
Mampu melaksanakan pelelangan menggunakan sistem e-proc
h
Memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan
55,56%
Siap
i
Mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan
91,11%
Sangat Siap
j
Memiliki kemampuan dalam peralatan kerja dan teknologi
66,67%
Siap
48,33%
Sangat Siap
menggunakan
KELENGKAPAN KUALIFIKASI k
Telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE
48,89%
Kurang Siap
l
Memiliki dan melaksanakan kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi
64,44%
Sangat Siap
m
Memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan
42,22%
Sangat Siap
n
Mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
73,33%
Sangat Siap
Secara umum responden menyatakan sangat siap terhadap aspek finansial sejumlah 40% kontraktor, sumber daya manusia sejumlah 39,26% kontraktor, inovasi dan teknologi sejumlah 38,33% kontraktor serta kelengkapan kualifikasi sejumlah 48,33% kontraktor. Khusus untuk variabel g 35,56% kontraktor dan variabel k 48,89% kontraktor menyatakan kurang siap dalam melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc dan terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan semua aspek pada tabel 4.12 sebagai berikut : Tabel 4.12. Frekuensi Respon Semua Variabel RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
RATARATA FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
18,67 13,02 8,17 4,65 0,50 45,00
41,48% 28,94% 18,15% 10,32% 1,11% 100%
41,48% 70,42% 88,56% 98,89% 100%
Tingkat kesiapan kontraktor dalam semua aspek dari tabel 4.12. dilihat bahwa 41,48% kontraktor menyatakan sangat siap, 28,94% kontraktor menyatakan siap, 18,15% kontraktor menyatakan cukup siap, 10,32% kontraktor menyatakan kurang siap dan 1,11% kontraktor menyatakan tidak siap. Grafik respon tingkat kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 digambarkan pada gambar 4.9. sebagai berikut : Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 1.11% 10.32%
Sangat Siap 41.48%
18.15%
Siap Cukup Siap Kurang Siap
28.94%
Tidak Siap
Gambar 4.9. Grafik Tingkat Kesiapan Semua Aspek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan untuk kontraktor kualifikasi kecil pada tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13. Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
JUMLAH FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
135,00 159,00 109,00 66,00 7,00 476,00
28,36% 33,40% 22,90% 13,87% 1,47% 100%
28,36% 61,76% 84,66% 98,53% 100%
Dari tabel 4.13. dapat dilihat bahwa tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil 28,36% menyatakan sangat siap, 33,40% kontraktor menyatakan siap, 22,90% kontraktor menyatakan cukup siap, 13,87% kontraktor menyatakan kurang siap dan 1,47% menyatakan tidak siap. Grafik respon tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 digambarkan pada gambar 4.10. sebagai berikut : Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 1.47% 13.87%
Sangat Siap 28.36%
Siap 22.90%
Cukup Siap Kurang Siap 33.40%
Tidak Siap
Gambar 4.10 Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Kecil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi menengah berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan untuk kontraktor kualifikasi menengah pada tabel 4.14. berikut ini : Tabel 4.14. Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah RESPON Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap JUMLAH
JUMLAH FREKUENSI
PERSENTASE
KOMULATIF
128,00 23,00 3,00 0,00 0,00 154,00
83,12% 14,94% 1,95% 0,00% 0,00% 100%
83,12% 98,05% 100%
Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi menengah 83,12% menyatakan sangat siap, 14,94% kontraktor menyatakan siap, dan 1,95% kontraktor menyatakan cukup siap. Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 1.95% 14.94%
Sangat Siap Siap 83.12% Cukup Siap
Gambar 4.11. Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Menengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.4.6. Analisis Regresi Linier Kegunaan analisis regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel terikat (Y) atau kesiapan kontraktor dengan beberapa variabel bebas (X) yaitu tingkat kemampuan keuangan (X1), tingkat kualifikasi kontraktor (X2) dan tingkat usia kontraktor (X3). Persamaan yang digunakan adalah dengan menggunakan persamaan 2.3.1. Berikut ini diberikan tahapan analisis regresi liner : Ø Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat dan bentuk statistik Ø Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik Ø Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus regresi Ø Melakukan pengujian signifikasi Ø Melakukan pengujian linieritas Ø Membuat keputusan dengan membandingkan Ftabel dan Fhitung. Tingkat kesiapan kontraktor (Y) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 56, titik tengah (median) sebesar 54, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 74, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 9, skor maksimum sebesar 70, skor minimum sebesar 42, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 2518.
a. Pengaruh
Tingkat
Kemampuan
Keuangan
Kontraktor
Terhadap
Kesiapan Kontraktor Tingkat kemampuan keuangan kontraktor (X1) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 4, titik tengah (median) sebesar 5, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 3, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 2, skor maksimum sebesar 7, skor minimum sebesar 2, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 199. Berikut ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X1 terhadap Y pada tabel 4.15. berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi X1 terhadap Y KOEFISIEN VARIABEL
N
RATARATA
STD DEV.
∑SKOR
b
a
Y
45
56
9
2518
37,769
X1
45
4
2
199
0
0 4,112
Tabel 4.15. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 = 37,769 + 4,112 X1 Dimana : X1= Tingkat kemampuan keuangan Y = Kesiapan Kontraktor Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi (α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan 2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola linier Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X1 Sumber Varians
Total
Derajad Kebebasan
45
Jumlah Kuadrat (JK)
Rata-Rata Jumlah Kuadrat (RJK)
Fhitung
F tabel
Signifikasi
63,281
Linieritas
4,722
144.162
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu
1 1 43
140.896,089 1.944,566 1.321,345
140.896,089 1.944,566 30,729
Tuna Cocok Kesalahan (error)
4 39
431,109 890,236
107,777 22,827
commit to user
4,065 2,615
Keterangan : Perbandingan Fhitung dengan Ftabel, ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Tidak Berpola Linier
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.16. ternyata untuk uji signifikasi Fhitung didapatkan 63,281 lebih besar dari Ftabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat kemampuan keuangan kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan Fhitung 4,722 lebih besar dari Ftabel yaitu 2,615. Hal ini berarti tingkat kemampuan keuangan kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait tidak berpola linier.
b. Pengaruh
Tingkat
Kualifikasi
Kontraktor
Terhadap
Kesiapan
Kontraktor
Tingkat kualifikasi kontraktor (X2) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2, titik tengah (median) sebesar 1, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 2, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 1, skor maksimum sebesar 4, skor minimum sebesar 1, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 94. Berikut ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X2 terhadap Y pada tabel 4.17. sebagai berikut :
Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi X2 terhadap Y KOEFISIEN VARIABEL
N
RATARATA
STD DEV.
∑SKOR a
b
Y
45
56
9
2518
44,084
0
X2
45
2
1
94
0
5,683
Tabel 4.17. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b2X2 = 44,084 + 5,683 X2 Dimana : X2= Tingkat Kualifikasi Kontraktor Y = Kesiapan Kontraktor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi (α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan 2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola linier Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.18. sebagai berikut :
Tabel 4.18. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X2 Sumber Varians
Derajad Kebebasan
Total
45
Jumlah Kuadrat (JK)
Rata-Rata Jumlah Kuadrat (RJK)
Fhitung
F tabel
Signifikasi
104,54
Linieritas
1,954
144.162
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu
1 1 43
140.896,089 2.314,119 951,792
140.896,089 2.314,119 22,135
Tuna Cocok Kesalahan (error)
2 41
82,830 868,963
41,415 21,194
4,065 3,225
Keterangan : Perbandingan Fhitung dengan Ftabel, ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Berpola Linier
Berdasarkan tabel 4.18. diatas ternyata untuk uji signifikasi Fhitung didapatkan 104,54 lebih besar dari Ftabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat kualifikasi kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan Fhitung 1,954 lebih kecil dari Ftabel yaitu 3,225. Hal ini berarti tingkat
kualifikasi
kontraktor
terhadap
kesiapan
kontraktor
dalam
menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait berpola linier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pengaruh Tingkat Usia Kontraktor Terhadap Kesiapan Kontraktor Tingkat usia kontraktor (X3) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,91, titik tengah (median) sebesar 3, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 0,765, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 0,874, skor maksimum sebesar 4, skor minimum sebesar 1, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 131. Berikut ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X3 terhadap Y pada tabel 4.19 sebagai berikut :
Tabel 4.19. Hasil Analisis Regresi X3 terhadap Y KOEFISIEN VARIABEL
N
RATARATA
STD DEV.
∑SKOR
b
a
Y
45
56
9
2518
38,666
X3
45
2,91
0,874
131
0
0 5,939
Tabel 4.19. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + b3X3 = 38,666 + 5,939 X3 Dimana : X3= Tingkat Usia Kontraktor Y = Kesiapan Kontraktor Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi (α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan 2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola linier commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.20. sebagai berikut :
Tabel 4.20. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X3 Sumber Varians
Total
Derajad Kebebasan
Jumlah Kuadrat (JK)
45
Rata-Rata Jumlah Kuadrat (RJK)
Fhitung
F tabel
Signifikasi
24,545
4,065
Linieritas
0,338
3,225
144.162
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu
1 1 43
140.896,089 1.186,791 2.079,12
140.896,089 1.186,791 48,352
Tuna Cocok Kesalahan (error)
2 41
33,772 2.045,348
16,886 49,887
Keterangan : Perbandingan Fhitung dengan Ftabel, ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Berpola Linier
Berdasarkan tabel 4.20. diatas ternyata untuk uji signifikasi Fhitung didapatkan 24,545 lebih besar dari Ftabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat usia kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan Fhitung 0,338 lebih kecil dari Ftabel yaitu 3,225. Hal ini berarti tingkat usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait berpola linier.
4.4.7. Analisis Uji T-test Tingkat Kesiapan Variabel Antara Kontraktor Kualifikasi Kecil dan Kualifikasi Menengah Analisis uji T-tes disini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan respon tingkat kesiapan variabel antara kontraktor kualifikasi kecil dan kontraktor kualifikasi menengah. Berikut ini adalah tahapan analisis T-tes sebagai berikut : Ø Mendifinisikan hipotesa nol dan hipotesa alternatif Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kesiapan kontraktor kecil dan kontraktor menengah Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kesiapan kontraktor kecil dan kontraktor menengah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ø Menentukan Ttabel untuk tingkat signifikasi (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan = n1+n2-2 = 34 + 11 – 2 = 43, yaitu sebesar 2,018 dengan interpolasi. Ø Membandingkan Ttabel dan Thitung dengan kriteria pengujian dua pihak Jika –Ttabel ≤ Thitung ≤ + Ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Ø Membuat kesimpulan Berikut ini analisis T-test semua variabel yang disajikan dalam bentuk tabel 4.21. sebagai berikut : Tabel 4.21. Analisis T-test Kontraktor Kecil dan Kontraktor Menengah VARIABEL
KONTRAKTOR KECIL
KONTRAKTOR MENENGAH
KORELASI
Thitung
Ttabel
KESIMPULAN
0,000
0,937
-17,939
2,018
Ha Diterima
0,000
0,000
0,937
-10,802
2,018
Ha Diterima
4,091
0,539
0,291
0,937
-8,301
2,018
Ha Diterima
0,896
5,000
0,000
0,000
0,937
-20,042
2,018
Ha Diterima
1,362
4,909
0,302
0,091
0,937
-12,847
2,018
Ha Diterima
0,676
0,456
5,000
0,000
0,000
0,937
-13,077
2,018
Ha Diterima
2,618
0,652
0,425
4,364
0,505
0,255
0,937
-13,149
2,018
Ha Diterima
h
3,735
0,511
0,261
4,818
0,405
0,164
0,937
-11,504
2,018
Ha Diterima
i
4,882
0,327
0,107
5,000
0,000
0,000
0,937
-6,470
2,018
Ha Diterima
j
4,088
0,379
0,143
4,909
0,302
0,091
0,937
-13,593
2,018
Ha Diterima
k
2,147
0,657
0,432
4,455
0,688
0,473
0,937
-12,626
2,018
Ha Diterima
l
4,471
0,615
0,378
5,000
0,000
0,000
0,937
-11,298
2,018
Ha Diterima
m
3,529
0,961
0,923
5,000
0,000
0,000
0,937
-16,058
2,018
Ha Diterima
n
4,647
0,544
0,296
4,818
0,603
0,364
0,937
-1,166
2,018
Ho Diterima
_
_
x
s1
S1
x
s1
S1
a
4,206
0,592
0,350
5,000
0,000
b
4,559
0,561
0,315
5,000
c
3,059
0,489
0,239
d
3,206
0,946
e
2,824
1,167
f
4,294
g
Berdasarkan analisis uji T-test tabel 4.21. diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan kontraktor kecil dan kontraktor menengah untuk semua variabel terdapat perbedaan yang signifikan terkecuali untuk variabel n tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa tingkat kesiapan kontraktor menengah lebih baik daripada kontraktor kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.5. Pembahasan 4.5.1. Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah dan Kecil Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Terkait Pembahasan mengenai tingkat kesiapan finansial kontraktor dari hasil analisis dan perhitungan didapat 74,81% kontraktor di Surakarta
siap dalam menghadapi
aspek finansial dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya 25,10% kontraktor belum siap. Kontraktor dalam mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau bank negeri atau bank swasta 93,34% kontraktor menyatakan siap, sedangkan 6,67% kontraktor belum siap. Kontraktor mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan 97,78% kontraktor siap, sedangkan 2,22% kontraktor belum siap. Kontraktor sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS 33,33% kontraktor siap dan 66,67% kontraktor belum siap. Pembahasan mengenai tingkat kesiapan sumber daya manusia kontraktor dari hasil analisis dan perhitungan 62,96% kontraktor di Surakarta siap dalam menghadapi aspek sumber daya manusia dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya sebesar 37,04% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal berijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun 48,89% kontraktor siap dan 51,11% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan 44,44% kontraktor siap dan 55,56% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan 95,56% kontraktor siap dan 4,44% kontraktor belum siap. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembahasan mengenai tingkat kesiapan inovasi dan teknologi kontraktor dari hasil analisis dan perhitungan didapat 76,67% kontraktor di Surakarta siap dalam menghadapi aspek inovasi dan teknologi dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya 23,33% kontraktor belum siap. Kontraktor mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc nilai 31,11% kontraktor siap dan 68,89% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan 77,78% kontraktor siap dan 22,22% kontraktor belum siap. Kontraktor mampu dan melaksanakan penggunaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan 100% kontraktor siap. Kontraktor memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi 97,78% kontraktor sangat siap dan 2,22% kontraktor belum siap. Pembahasan mengenai tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi kontraktor dari hasil analisis dan perhitungan 67,22% kontraktor di Surakarta siap dalam menghadapi aspek kelengkapan kualifikasi dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya 32,78% kontraktor belum siap. Kontraktor telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE 24,44% kontraktor siap dan 75,56% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki dan melaksanakan kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi 95,56% kontraktor siap dan 4,44% kontraktor belum siap. Kontraktor memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan 53,33% kontraktor siap dan 46,67% kontraktor belum siap. Kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta 95,56% kontraktor siap dan 4,44% kontraktor belum siap. Pembahasan mengenai tingkat kesiapan semua variabel dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait dari hasil analisis dan perhitungan 70,42% kontraktor di Surakarta siap dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya 29,58% commit to userkontraktor belum siap. Beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel yang kurang siap yaitu mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc dan telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE. Tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil didapat 61,76% kontraktor kualifikasi kecil siap dalam menghadapi variabel yang ada dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan 38,24% kontraktor belum siap. Tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi menengah didapat 98,05% kontraktor kualifikasi menengah siap dalam menghadapi variabel yang ada dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait, sedangkan sisanya 1,95% kontraktor belum siap.
4.5.2. Pengaruh
Kemampuan
Keuangan
Kontraktor,
Kualifikasi
Kontraktor, dan Usia Kontraktor Terhadap Tingkat Kesiapan Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Terkait Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier diketahui bahwa tingkat kemampuan keuangan kontraktor (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesiapan kontraktor (Y) dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait dengan persamaan regresinya Y= 37,769 + 4,112.X 1. Hal ini berarti tingkat kemampuan keuangan kontraktor merupakan salah salah satu faktor yang berpengaruh dalam kesiapan kontraktor menghadapi peraturan yang berlaku. Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier diketahui bahwa tingkat kualifikasi kontraktor (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesiapan kontraktor (Y) dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait dengan persamaan regresinya Y= 44,084 + 5,683.X2. Hal ini berarti tingkat kualifikasi kontraktor merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam kesiapan kontraktor menghadapi peraturan yang berlaku. Semakin tinggi tingkat kualifikasi kontraktor, maka semakin baik tingkat kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier diketahui bahwa tingkat usia kontraktor (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesiapan kontraktor (Y) dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait dengan persamaan regresinya Y = 38,666 + 5,939.X3. Hal ini berarti tingkat usia kontraktor merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam kesiapan kontraktor menghadapi peraturan yang berlaku. Semakin lama usia kontraktor, maka semakin siap kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait.
4.5.3. Tingkat Kesiapan Variabel Antara Kontraktor Kualifikasi Kecil dan Kualifikasi Menengah Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Terkait Berdasarkan uji T-test diketahui bahwa tingkat kesiapan dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait antara kontraktor kualifikasi kecil dan kontraktor kualifikasi menengah mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap semua variabel yang ada. Variabel yang tidak mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu dalam hal kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta. Tingkat kesiapan untuk kontraktor kualifikasi menengah lebih baik daripada kontraktor kualifikasi kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kesiapan kontraktor di Surakarta dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dilihat dari besarnya tingkat kesiapan pada variabel-variabel yang ada menunjukkan bahwa 70,42% kontraktor di Surakarta siap menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait sedangkan sisanya sebesar 29,58% kontraktor belum siap dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait. Beberapa variabel yang kurang siap yaitu mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc dan telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE. 2. Kemampuan keuangan, kualifikasi, dan usia kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Kontraktor yang memiliki kemampuan keuangan lebih banyak mempunyai tingkat kesiapan lebih baik. Kontraktor yang memiliki kualifikasi lebih tinggi mempunyai tingkat kesiapan lebih baik. Kontraktor yang memiliki usia lebih lama mempunyai tingkat kesiapan yang lebih baik. 3. Tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil dan kontraktor kualifikasi menengah untuk semua variabel terdapat perbedaan yang signifikan. Variabel yang tidak mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu dalam hal kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta. Tingkat kesiapan kontraktor menengah lebih baik daripada kontraktor kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2. Saran Beberapa saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan yang dapat bermanfaat antara lain : 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam tingkat kesiapan kontraktor menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan pembahasan yang lebih spesifik supaya tingkat kesiapan dapat diketahui lebih dalam lagi. 3. Pembuatan quisioner agar dibuat lebih baik dan direncanakan dengan seksama dan mudah dimengerti oleh responden agar mendapatkan hasil yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto Yunus, 2011. Tantangan Industri Konstruksi. Majalah Konstruksi No. 397 Tahun XXXV Januari 2011. Trend Pembangunan. Jakarta. Bajongga, 2006. Faktor Eksternal Terhadap Daya Saing atau Competitiveness Perusahaan Jasa Konstruksi (Kontraktor) di Indonesia. Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Jakarta. Ervianto Wulfram, 2005. Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi. Andi Offset. Yogyakarta. Fauzie, 2006. Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah dan Kecil di Kediri Dalam Menghadapi Keppres No. 80/2003 dan Peraturan Terkait. Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Surabaya. Surabaya. Harinaldi, 2005. Prinsip-Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Erlangga. Jakarta. Malik Alfian, 2009. Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Andi Offset. Yogyakarta. Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Andi Offset. Yogyakarta. Nurachmad, 2011. Buku Pintar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Visimedia. Jakarta. Prabowo dkk, 2010. Sosialisasi Perpres 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. LKPP. Jakarta. www.lkpp.go.id/iv/bahansosialisasi-perpres-54-tahun-2010 update.ppt&ei=HFgxT5_OHMOxrAe5jf WPBA &usg =AFQjCNELAA 1RFBJ2pmPIfTzx84sd7EC Drw&cad=rja. Republik Indonesia, 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. Jakarta. Republik Indonesia, 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. Jakarta. Republik Indonesia, 2003. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Standar dantoPedoman Pengadaan Barang dan Jasa commit user Pemerintah. Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Republik Indonesia, 2010. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Bogor. Republik Indonesia, 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 Tentang Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi. Jakarta. Riduwan, 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru dan Karyawan. Alfabeta. Bandung. Simanihuruk Bertinus, 2003. Identifikasi Kesiapan Kontraktor Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi Untuk Meningkatkan Persaingan. Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Jakarta. Soepartono, 2011. Problematika Jasa Konstruksi. Majalah Pilar Jakon Edisi 08 Tahun III. LPJKD Jawa Tengah. Semarang. Sudarto, 2007. Identifikasi Permasalahan Pada Faktor Internal yang Mempengaruhi Kinerja Jasa Konstruksi di Indonesia. Jurnal Teknologi Edisi No. 2. Tahun XXI, Juni 2007, 102-110 ISSN 0215-1685 Universitas Indonesia. Jakarta. Sudarto, 2011. Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. Center for Construction and Infrastructure Studies. Jakarta. Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Tim Konstruksi, 2011. Peran Kontraktor dan Konsultan Nasional Pada Era AFTA dan Globalisasi. Majalah Konstruksi No. 397 Tahun XXXV Januari 2011. Trend Pembangunan. Jakarta. Utomo Handawati, 2004. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Industri Jasa Konstruksi (Studi Empiris pada Perusahaan Kontraktor Kecil dan Menengah di Kota Semarang). Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Widiatmoko Cristian, 2010. Kajian Terhadap Strength, Weakness, Opoortunies, Threat Kontraktor dalam Industri Jasa Konstruksi Sub Bidang Bangunan Gedung dan Perumahan (Studi Kasus Pada Kontraktor Golongan Kecil di Surakarta). Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta. commit to user