1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selain itu, Bank Indonesia juga telah menerbitkan beberapa peraturan yang terkait dengan perdagangan sukuk dan Obligasi Syariah yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. Dalam peraturan tersebut, dinyatakan bahwa
bank umum konvensional dapat memiliki Obligasi
Syariah tidak hanya untuk tujuan kebutuhan likuiditas tapi juga diperdagangkan.1 Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September
1
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Kajian Pasar Sekunder Sukuk, (Jakarta, 2012), hlm. 12.
2
2007.2 Diantara efek-efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Obligasi Syariah, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah, dan Saham. Emisi Obligasi Syariah sejak tahun 2002 hingga saat ini terus mengalami peningkatan. Tahun 2003 sebanyak 5 emisi senilai 565 miliar rupiah, kemudian 2004 sebanyak 7 emisi. Tahun 2009 mengalami peningkatan signifikan yaitu mencapai 14 emisi dengan nilai Rp.1,52 triliun.3 Berikut grafik serta tabel penerbitan Obligasi Syariah tahun 20022012.
2
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, “Sejarah Pasar Modal Syariah”, http://www.bapepam.go.id/syariah/sejarah_pasar_modal_syariahlm.html. Diakses pada 23 November 2012, 22.30 WIB. 3 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Kajian Simplifikasi Penerbitan Efek Syariah (Sukuk), (Jakarta, 2012), hlm.1.
3
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Penerbitan Obligasi Syariah di Indonesia Tahun 2002- Maret 2013
Sumber: www.bapepam.go.id, 2013. Tabel 1.1 Penerbitan Obligasi Syariah Korporasi di Indonesia Tahun 2002-2012
Sumber: www.bapepam.go.id, 2013.
Obligasi Syariah berbeda dengan Obligasi Konvensional. Jika Obligasi Konvensional merupakan surat berharga berupa utang berbunga tetap, Obligasi Syariah lebih kepada penyertaan dana berdasarkan prinsip
4
bagi hasil.4 Obligasi Syariah diterbitkan oleh emiten yang berlaku sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor sebagai shahibul mal. Obligasi Syariah yang pertama kali terbit pada tahun 2002, yaitu Obligasi Syariah oleh PT Indosat tbk. Pada tahun 2003 beberapa perusahaan menerbitkan pula instrumen tersebut, seperti PT Ciliandra Perkasa, PT Pembangunan Permahan, PT Berlian Laju Tangker, dan beberapa perusahaan lain. Menariknya adalah emiten-emiten tersebut memiliki usaha yang berbeda-beda, mulai dari telekomunikasi, perkebunan, ritel, lembaga keuangan, transportasi, industri wisata, dan lain sebagainya.5 Bagi perusahaan penerbit, Obligasi Syariah merupakan salah satu sumber pendanaan. Dengan kata lain, emiten memiliki alternatif pembiayaan
dan
memperoleh
dana
yang
makin
kompetitif
serta
menguntungkan.6 Sedangkan bagi seorang investor, dapat dijadikan instrumen
investasi
baru.
Instrumen
investasi
yang
memberikan
pengembalian berdasarkan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh emiten. Selain sesuai dengan syariah, berinvestasi dengan Obligasi Syariah relatif lebih aman karena memiliki risiko yang relatif rendah. Sukuk adalah investasi berbasis aset (asset-based investment), yaitu setiap penerbit sukuk harus memiliki aset yang dapat dijadikan sebagai underlying asset. Oleh sebab itu, Sukuk merupakan alat yang ideal bagi 4
Heri Sudarsono dalam Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 125. 5 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 103-104. 6 Muhamad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi, 2009), hlm. 278.
5
manajemen likuiditas karena sukuk disamping memfasilitasi datangnya dana dari investor, juga merupakan instrumen investasi yang relatif aman disebabkan sukuk merupakan investasi berbasis asset.7
Namun, dalam setiap investasi, untuk mendapatkan keuntungan selalu muncul potensi adanya risiko kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan investasi tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan. Diantara risiko tersebut adalah risiko default atau gagal bayar. Penerbitan obligasi korporasi, harus disertai dengan peringkat karena peringkat merupakan salah satu informasi bagi para investor untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bayar si penerbit atas kewajibankewajibannya.8 Peringkat merupakan indikator dari risiko default (gagal bayar). Semakin tinggi peringkat maka semakin kecil kemungkinan mengalami gagal bayar. Besarnya risiko sangat bergantung pada kinerja emiten. Oleh karena itu penting memerhatikan peringkat Obligasi Syariah yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat yang terpercaya.9 Di Indonesia ada beberapa Lembaga Pemeringkat, seperti PT Pefindo, PT ICRA, Fitch Indonesia dan lainnya. Namun dalam penelitian ini lebih mengacu kepada PT Pefindo karena: 1.
Mendominasi
pasar
atas
Lembaga
Pemeringkatan
Obligasi.
Perusahaan ini juga sangat sering menerbitkan rating-nya ke publik.
7
Vishwanath and Azmi dalam Eka Siskawati, “Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan”. Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol .5 No.2 Desember 2010, hlm. 2. 8 Hendy M. Fakhruddin, GoPublic: Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, ( Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 10. 9 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, (Bandung:Alvabeta, 2012), hlm. 173.
6
Perusahaan ini membuat kerja
sama dengan perusahaan
rating
Internasional yaitu Standard and Poor mulai Juli 1996.10 2.
Jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkatan obligasi PT Pefindo jauh lebih banyak.11
3.
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak yang menggunakan jasa PT Pefindo untuk memeringkat obligasi yang akan diterbitkan.12
4.
Sebagian besar Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah menggunakan PT Pefindo untuk memeringkatnya. Dalam melakukan pemeringkatan sektor korporasi, PT Pefindo
menggunakan beberapa metode yang mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu risiko industri (industryrisk), risiko bisnis (businessrisks) dan risiko finansial (financial risks). Dari sisi risiko finansial, PT Pefindo menganalisis13
a.
Kebijakan keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen, strategi dan kebijakan atas risiko keuangan (historis, sekarang dan proyeksi ke depan). Selain itu, pemeriksaan atas target keuangan manajemen (pertumbuhan, leverage,
10
Adia Pakarinti, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Instistusional, Kualitas Auditor, Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. SkripsiSarjana Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro, 2012. hlm. xviii. 11 Anna Purwaningsih, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi”, Jurnal Kinerja, X11, 1, 2008, hlm. 87. 12 Enny Dwi Maharti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”, Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro, 2011. hlm. xxxii 13 PT Pefindo, “Rating Methodology: Sektor Korporasi”. http://new.pefindo.com/ scrm_korporasi_index.php. Diakses pada 21 Mei 2013.
7
struktur utang, kebijakan dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai (hedging), dan kebijakan-kebijakan lain dalam upaya mengurangi risiko keuangan perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu vs proyeksi masa depan). Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajiban secara tepat waktu. b.
Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup pemeriksaan terhadap leverage perusahaan di masa lalu, saat ini dan proyeksi kedepannya (total utang dan nilai bersih utang dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan komposisinya (Rupiah vs mata uang asing, utang jangka pendek vs utang jangka panjang, dengan tingkat suku bunga tetap vs suku bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan kewajiban juga dikaji secara mendalam.
c.
Perlindungan Arus Kas (Cash Flow Protection). Analisis meliputi kajian menyeluruh dari arus kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat kemampuan membayar hutang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendek juga dikaji secara mendalam.
8
d.
Fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman
yang
menyeluruh
tentang
kesehatan
keuangan
perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi, klausula-klausula yang membatasi dalam perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang tercakup adalah evaluasi pilihan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak terduga (contingency plan) dan kemampuan serta fleksibilitas lainnya untuk mengatasi berbagai skenario yang merugikan. Dukungan pemegang saham dan komitmennya juga sangat dipertimbangkan. Menurut Endri, dalam penelitiannya yang berjudul ”Corporate Governance terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di Indonesia”, setiap laporan keuangan yang baru diterbitkan atau muncul kejadian penting yang menyangkut perusahaan serta bersifat material dan berdampak bagi kemampuan bayar kewajiban, akan mengubah posisi peringkat sukuk. Sukuk yang memiliki peringkat tinggi ditandai dengan fundamental keuangan dan usaha yang kuat, serta memiliki citra yang baik. Dengan kata lain, kinerja keuangan berpengaruh pada peringkat sukuk tersebut.14
14
Endri, ”Corporate Governance terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di Indonesia”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No. 2, 2011, hlm. 179.
9
Rasio keuangan yang terlihat dalam laporan keuangan suatu perusahaan dapat digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat untuk mengetahui performa perusahaan. Rasiorasio keuangan menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Menganalisa kinerja perusahaan dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan tahun ini dengan rasio rasio keuangan tahun-tahun sebelumnya untuk melihat trend atau perubahan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, kinerja perusahaan dapat juga dilihat dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan tersebut dengan rata-rata industrinya untuk melihat seberapa baik kinerja suatu perusahaan jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya.15 Beberapa penelitian sebelumnya mengenai rasio-rasio keuangan terhadap peringkat Obligasi baik Obligasi Syariah maupun Obligasi konvensional
telah
dilakukan.
Dari
beberapa
penelitian
tersebut
menunjukkan perbedaan hasil mengenai faktor atau variabel yang memengaruhi peringkat Obligasi. Seperti penelitian oleh Raharja dan Maylia Pramono Sari tahun 2008, dengan menggunakan variabel independen Leverage, Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Produktifitas serta dependen Peringkat Obligasi (tahun amatan 2004-2005) menghasilkan kesimpulan bahwa semua
15
Helfert dalam Arvin Setyo Harsono, “Pengaruh Current Ratio, Debt o Equity Ratio, Return On Asset, dan Ukuran perusahaan terhadap Peringkat Obligasi”, Skripsi Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. hlm. 20.
10
variabel independen dapat membentuk prediksi peringkat obligasi.16 Kemudian ada penelitian oleh Magreta dan Poppy tahun 2009 mengenai pengaruh Size, Current Ratio, Return On Investment, Dept to Equity Ratio, Produktivitas, Secure, Maturity, dan Reputasi Auditor terhadap peringkat obligasi (tahun amatan 2004-2007) dengan kesimpulan Return On Investment, produktifitas dan secure yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.17 Selanjutnya penelitian oleh Laili Rahmawati tahun 2009 tentang pengaruh DER, ROA, CR dan OPM terhadap Peringkat Obligasi Syariah (tahun amatan 2002-2006) dengan hasil bahwa hanya CR dan OPM yang berpengaruh signifikan.18 Lalu tahun 2013, penelitian oleh Damalia Afiani mengenai pengaruh CR, TAT, ROA, DER terhadap peringkat sukuk (tahun amatan 2008-2010)
yang menghasilkan kesimpulan hanya CR dan ROA yang
berpengaruh signifikan.19 Hal itu yang membuat peneliti tertarik untuk menguji beberapa variabel bebas (independent variable), seperti Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas hubungannya dengan peringkat Obligasi Syariah. Beberapa
16
Raharja dan Sari, “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi: PT Kasnic Kredit Rating”, Jurnal Maksi, VIII, 2, (Agustus, 2008), hlm. 228. 17 Magreta dan Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non-Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11, 3, (Desember, 2009), hlm. 152. 18 Laili Rahmawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rating Obligasi Syariah”. Skripsi Sarjana Strata Satu Ilmu Ekonomi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, (Yogyakarta, 2009),hlm. 121. 19 Damalia Afiani, “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk BUS dan UUS 2008-2010”, Accounting Analysis Journal, I, 3, (Februari, 2013), hlm. 114.
11
variabel tersebut dipilih karena dapat menggambarkan kemampuan penerbit dalam membayar kewajibannya.20 B. Rumusan Masalah 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 20082012? 2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012? 3. Apakah Return on Aset (ROA) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 20082012? 4. Apakah DER, CR, dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012? C. Batasan Masalah Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa pembatasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti: 1. Kinerja keuangan dalam penelitian ini dibatasi pada tiga rasio, yaitu Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Return on Aset. Pemilihan rasio ini berdasarkan adanya perbedaan hasil penelitian pada
20
Arvin Setyo Harsono, “Pengaruh Current Ratio, Debt o Equity Ratio, Return On Asset, dan Ukuran perusahaan terhadap Peringkat Obligasi”, hlm. 2.
12
penelitian sebelumnya dan merupakan rasio yang sering digunakan oleh para investor dalam menilai kinerja saham suatu perusahaan. 2. Obligasi Syariah yang diteliti hanya yang terdaftar di Daftar Efek Syariah selama kurun 2008-2012 serta diperingkat PT Pefindo. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menguji apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012. 2. Menguji apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 20082012. 3. Menguji apakah Return on Aset (ROA) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012. 4. Menguji apakah DER, CR, dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012. E. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis 1. Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan referensi bagi ilmu-ilmu manajemen, khususnya Manajemen Keuangan Syariah.
13
2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman peneliti mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap peringkat Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah2008-2012. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dan masukan bagi penelitian selanjutnya. Manfaat praktis 1. Memenuhi tugas dan syarat skripsi sarjana Ekonomi Syariah 2. Memberi masukan tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap peringkat Obligasi Syariah pada manajemen perusahaan, khususnya perusahaan-perusahaan terdaftar di Daftar Efek Syariah, sehingga dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 3. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap peringkat Obligasi Syariah bagi investor yang berkepentingan untuk berinvestasi di pasar modal syariah. F. Tinjauan Pustaka Dalam proses pembuatan proposal ini, peneliti telah menemukan beberapa penelitian terdahulu yang membahas pengaruh kinerja keuangan terhadap peringkat obligasi baik Obligasi Syariah maupun Obligasi konvensional. Seperti penelitian oleh Raharja dan Maylia Pramono Sari tahun 2008 yang meneliti kemampuan Leverage,
14
Likuiditas,
Solvabilitas,
Profitabilitas,
dan
Produktifitas
dalam
memprediksi Peringkat Obligasi oleh PT Kasnic Credit Rating. Sampel penelitian tersebut adalah 13 perusahaan manufaktur 52 penerbitan obligasi.21 Penelitian Magreta dan Poppy Nurmayanti tahun 2009 tentang faktor apa saja yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang ditinjau dari faktor akuntansi (Size, Current Ratio, Return On Investment, Dept to Equity Ratio, dan Produktivitas) dan non akuntansi (Secure, Maturity, dan Reputasi Auditor) dengan periode penelitian tahun 2005-2008. Dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa variabel Return On Investment, produktifitas, dan secure berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.22 Laili Rahmawati tahun 2009 meneliti tentang pengaruh DER, ROA, CR dan OPM terhadap Peringkat Obligasi Syariah (2002-2006) dengan hasil bahwa hanya CR dan OPM yang berpengaruh signifikan.23 Damalia Afiani tahun 2012 dalam penelitiannya mengenai CR, TAT, ROA, dan DER terhadap Peringkat Sukuk yang diterbitkan oleh BUS dan UUS dengan sampel sebanyak 17 Bank dan tahun amatan
21
Raharja dan Sari, “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi: PT Kasnic Kredit Rating”, hlm. 228. 22 Magreta dan Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non-Akuntansi”, hlm. 152 23 Laili Rahmawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rating Obligasi Syariah”, hlm. 121.
15
2008-2010. Dari penelitian tersebut CR, ROA berpengaruh signifikan terhadap peringkat sukuk oleh BUS dan UUS.24 Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 1.2 berikut:
24
Damalia Afiani, “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk BUS dan UUS 2008-2010”, hlm. 114.
16
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No
Judul, Peneliti, Tahun
1
- Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating) - Raharja dan Maylia Pramono Sari. 2008.
Independen: Peringkat Obligasi. Dependen: Leverage, Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, dan Produktifitas.
2
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. - Magreta dan Poppy Nurmayanti.
Variabel dependen: Peringkat Obligasi. Variabel independen: Size, Current Ratio, Return On Investment, Dept to Equity Ratio, Produktivitas, Secure, Maturity,
Variabel
Metode Penelitian Teknik analisis: Multiple DiscriminantAnalysis (MDA) Sampel: 13 perusahaan manufaktur 52 penerbitan obligasi.
Teknik analisis: Regresi Logistik Sampel: 80 Perusahaan listed PT Pefindo. Studi dokumentasi.
Hasil
Keempat variabel independen dapat membentuk model prediksi peringkat Obligasi.
Perbedaan
Lembaga Pemeringkat: PT Kasnic Perusahaan manufaktur Obligasi konvensional Tahun amatan: 2004-2005
Hanya menggunakan 4 Return On variabel: CR, DER, dan ROA, Investment, dan TAT. produktifitas, dan Obligasi secure yang konvensional. berpengaruh Independen signifikan terhadap menggunakan peringkat obligasi. size, secure, maturity, reputasi auditor.
Persamaan Meneliti pengaruh rasiorasio keuangan terhadap peringkat obligasi. Variabel independen: Leverage, likuiditas, dan profitabilitas. Meneliti pengaruh rasiorasio keuangan terhadap peringkat obligasi. Menggunakan variabel independen Current Ratio, Dept to Equity Ratio.
17
2009
3
4
- Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Rating Obligasi Syariah. - Laili Rahmawati. 2009
Tahun amatan: 2004-2007
dan Reputasi Auditor
Dependen: Rating Obligasi Syariah. Independen : DBA, CR, ROA, CTD, dan OPM.
Dependen: Peringkat Sukuk - Analisis Faktor- Independen: Faktor yang Growth, Size, Mempengaruhi Likuiditas, Prediksi Peringkat Sukuk. Profitabilitas, - Fahror Rozi dan Leverage, Sinking Sofie. 2010 Fund, Secure, Maturity, Reputasi Auditor.
Sampel: 16 Perusahan, 43 data pengamatan. Jenis: Dokumenter Analisis Data: Asumsi Klasik, Analisis regresi berganda, Pengujian hipotesis.
Sampel: 15 Emiten, 36 data amatan. Jenis: Dokumenter Analisis Data: Regresi Logit
Secara simultan; DER, CR, ROA, CTD, dan OPM berpengaruh terhadap rating Obligasi Syariah. Secara parsial; hanya CR dan OPM berpengaruh signifikan.
Tahun amatan: 2002-2006 Lembaga pemeringkat: tambahan Kasnic. Terdapat tambahan 2 variabel; OPM dan CTD.
Hanya Likuiditas, Leverage, dan Reputasi Auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk.
Tahun Amatan: 2005-2007. Lembaga Pemeringkat: Pefindo dan Kasnic Credit Rating Indonesia. Variabel Independen: terdapat variabel Growth, Size, Sinking Fund,
Lembaga Pemeringkat PT. Pefindo Meneliti pengaruh rasiorasio keuangan terhadap peringkat obligasi syariah. Lembaga pemeringkat PT Pefindo. Independen: DER, CR, ROA. Meneliti pengaruh beberapa variabel independen terhadap peringkat sukuk. Terdapat rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage sebagai variabel
18
Secure, Maturity, dan reputasi auditor.
5
6
- Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk. - Damalia Afiani. 2013
- Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo: Berdasarkan Informasi Keuangan. - Ninik Amalia. 2013
Dependen: Peringkat Sukuk Independen: CR, TAT, ROA, DER.
Dependen: Peringkat Obligasi. Independen: Leverage (DER dan DAR), Likuiditas (CR dan CAS) Profitabilitas (ROA dan ROE).
Sumber: Data diolah, 2014.
Sampel: 17 Bank, 51 data amatan. Jenis: Dokumenter Teknik Analisis: Regresi berganda
Teknik analisis: Deskriptif dan Inferensial (reg.log) Sampel: 71 perusahaan. Jenis: studi dokumenter
Tahun amatan: Secara Parsial, CR, 2008-2010 ROA berpengaruh Penerbit sukuk: BUS dan UUS. signifikan.
DER berpengaruh negatif. DAR berpengaruh negatif Likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi oleh Pefindo. ROA berpengaruh positif. ROE tidak berpengaruh.
Tahun amatan: 2011 Obligasi konvensional.
independen.
Independen: CR, ROA, DER Lembaga Pemeringkat: PT Pefindo
Meneliti pengaruh rasiorasio keuangan terhadap peringkat obligasi. Menggunakan DER, CR dan ROA.
19
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap Peringkat Obligasi. Namun penelitian-penelitian terdahulu lebih banyak meneliti peringkat pada Obligasi Konvensional dengan populasi Bursa Efek Indonesia. Untuk yang meneliti peringkat Obligasi Syariah masih terbilang sedikit apalagi dengan populasi Daftar Efek Syariah. Maka penelitian ini dikhususkan pada Obligasi syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah dengan periode 2008-2012. Variabel dependen dari penelitian ini adalah peringkat Obligasi Syariah dan terdapat tiga variabel independen yang akan diteliti, yaitu Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Return on Aset. Pemilihan variabel ini berdasarkan adanya perbedaan hasil penelitian pada penelitian sebelumnya dan merupakan rasio yang sering digunakan oleh para investor dalam menilai kinerja saham suatu perusahaan. G. Kerangka Teori 1.
Teori Signal (Signalling Theory) Teori signal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak
manajemen
perusahaan
dan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan. Asimetri informasi dapat terjadi diantara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak
20
mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham.25 Asimetri informasi muncul karena adanya salah satu pihak yang mempunyai informasi lebih baik, misalnya seorang manajer yang mengetahui informasi mengenai prospek perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan para investornya. Berkaitan dengan asimetri informasi, sangat sulit bagi para investor dan kreditur untuk membedakan antara perusahaan yang berkualitas tinggi dan rendah.26 Atau dengan kata lain teori signal digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya.27 Teori signal mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal pada pengguna laporan keuangan. Manajer dengan keunggulan informasi memiliki insentif untuk memberikan sinyal berupa informasi privat melalui pemilihan tingkat utang yang digunakannya. Perusahaan dengan aliran kas yang rendah tidak menggunakan utang terlalu tinggi karena akan sangat mahal biayanya.28 Dengan kata lain, penerbitan surat berharga seperti
25
Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi dalam Raharja dan Sari, “Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan dan Regresi Logistik) Terhadap Peringkat Obligasi (PT Pefindo)”, Jurnal Maksi, VIII, 1, (Januari, 2008), hlm. 89. 26 Raharja dan Sari, “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi: PT Kasnic Kredit Rating”, Jurnal Maksi, VIII, 1, hlm. 89. 27 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm. 65-65 28 Ross, The Determination of Financial Structure: The Incentive – Signalling Approach, dalam Bram Hadianto. “Prediksi Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Dan Status Perusahaan Terhadap Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi:
21
Obligasi Syariah memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki aliran kas yang tinggi sehingga pasar merespon positif terhadap peristiwa ini. Meskipun pasar merespon positif, namun tidak semua Obligasi Syariah yang diterbitkan perusahaan memiliki reputasi yang baik. Kemampuan perusahaan dalam memberikan imbalan dan pokok dana Obligasi Syariah menjadi salah satu indikator penilaian reputasi tersebut yang juga tercermin melalui peringkat Obligasi Syariah tersebut. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi signal kondisi perusahaan terutama yang berhubungan dengan kemampuan bayar perusahaan akan Obligasi Syariah. 2.
Obligasi Syariah Di dunia internasional, Obligasi Syariah dikenal dengan istilah sukuk. Sukuk diambil dari Bahasa Arab, jamak dari kata sak atau yang dalam Bahasa Indonesia diartikan mirip dengan ”sertifikat”.29 Namun di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Obligasi Syariah. Ada beberapa pengertian mengenai sukuk atau Obligasi Syariah. Diantaranya adalah menurut Fatwa DSN, mendefinisikan Obligasi Syariah sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan kepada pemegang obligasi syariah, yang
Studi Empirik Pada Perusahaa Yang Menerbitkan Obligasi Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Vol III No 3 (Desember, 2010), hlm.2. 29 Damalia Afiani, “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk BUS dan UUS 2008-2010”, hlm.111.
22
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar dana obligasi pada saat jatuh tempo.30 Kemudian ada BAPEPAM LK Nomor: 131/BL/2006 dalam peraturan No.IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah, mendefinisikan sukuk sebagai: “Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1. Kepemilikan aset berwujud tertentu. 2. Nilai manfaat dan jasa atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu. 3.
Kepemilikan atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu”.31 Dengan kata lain, Obligasi Syariah bukanlah surat utang seperti pada obligasi konvensional, melainkan sertifikat bukti kepemilikan atas suatu asset berwujud atau hak manfaat (beneficial title) yang menjadi underlying asset nya. Jadi akadnya bukan akad utang-piutang melaikan
investasi.
Dana
yang
terhimpun
disalurkan
untuk
mengembangkan usaha lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari usaha lama.32 Obligasi Syariah ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada 30
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Nomor 32/DSNMUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah Butir Ketentuan Umum Nomor 3, (Jakarta, 2002), hlm. 3. 31 Ira Megasyara, “Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Sukuk Musyarakah dan Istishna”, Jurnal Akuntansi Unesa, Vol. 2 No.3 Tahun 2014, hlm. 4. 32 Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, ( Jakarta: Penerbit Salemba, 2009), hlm. 327.
23
pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah.33 3.
Peringkat Obligasi Syariah Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi emiten untuk menerbitkan Obligasi Syariah, seperti aktivitas utama perusahaan tidak bertentangan dengan prinsip syariah, peringkat investment grade (memiliki fundamental usaha yang kuat, fundamental keuangan yang kuat, dan citra yang baik).34 Setiap Obligasi Syariah perusahaan memiliki risiko gagal bayar (default risk) yaitu apabila penerbit kesulitan memberikan pendapatan dan pengembalian dana Obligasi Syariah. Hal itu mempengaruhi kualitas dari Obligasi Syariah tersebut. Sebagai investor, dapat melihatnya melalui peringkat Obligasi Syariah yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemeringkat.35 Peringkat Obligasi Syariah sangat berguna, baik bagi emiten maupun investor. Bagi perusahaan, peringkat menjadi cerminan baik buruknya kinerja perusahaan. Bagi investor, peringkat dapat menjadi informasi dan sinyal tentang kemungkinan default suatu emiten.36
33
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm.126. 34 Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, hlm. 137. 35 Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm.86. 36 Fahror Rozi dan Sofie, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Sukuk”. Jurnal Akuntansi Islam, 01, 1, (Juni, 2010), hlm. 40.
24
Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Adrian (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi adalah sebagai berikut37: a. Berbagai macam risiko rasio-rasio keuangan, termasuk
debt
ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut. b. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan
(mortage
provision). Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka rating pun akan membaik. c. Kedudukan obligasi dengan jenis
utang
lain. Apabila
kedudukan obligasi lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat lebih rendah dari yang seharusnya. d. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat. e. Adanya
singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar
pokok pinjaman sedikit demi sedikit setiap bulan). f. Umur obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil. g. Stabilitas laba dan penjualan emiten. h. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk. 37
Bramasta Wisnu Arif, “Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, (Semarang, 2012), hlm.22.
25
i. Kebijakan akuntansi. Penerapan kebijakan akuntansi yang konservatif mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas. Peringkat obligasi merupakan salah satu dokumen yang harus dipenuhi dalam go public. Perusahaan pemeringkat memberikan jasa penilaian terhadap obligasi yang akan diterbitkan maupun yang sudah beredar. Penilaian tersebut ditentukan melalui kode tertentu, sesuai dengan tradisi masing-masing pemeringkat.38 PT Pefindo memberikan simbol-simbol yang menggambarkan kualitas suatu efek, dari yang tertinggi idAAAsy (Triple A Syariah), idAAsy, idAsy, idBBBsy, idBBsy, idBsy, idCCCsy, idSDsy
dan terendah idDsy
yang berarti macet. Tabel 1.3 Peringkat Obligasi Syariah Oleh PT Pefindo Definisi
Rating
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idAAAsymerupakan
instrumen jangka panjang atau menengah dengan peringkat tertinggi idAAAsy
dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Mudharib yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idAAsy
idAAsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah yang memiliki kualitas sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Mudharib yang relatif sangat kuat dibanding entitas Indonesia
38
Sawidji Widioatmodjo, Jurus Jitu Go Public, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), hlm. 112.
26
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsipprinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idAsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah yang memiliki dukungan idAsy
kemampuan Mudharib yang kuat relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsipprinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBBBsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah yang didukung kemampuan Mudharib yang memadai relatif dibanding entitas Indonesia lainnya idBBBsy
untuk memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat instrumen jangka panjang atau menengah
idBBsy
merupakan
dengan dukungan
kemampuan Mudharib yang agak lemah relatif dibanding entitas idBBsy
Indonesia
lainnya
untuk
memenuhi
kewajiban
finansialnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan, serta sangat peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah dengan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun Mudharib masih idBsy
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan, adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut.
idCCCsy
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idCCCsy
merupakan
27
instrumen jangka panjang atau menengah di mana Mudharib pendanaan syariah tersebut tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan, serta hanya bergantung pada perbaikan keadaan eksternal. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idSDsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah di mana Mudharib pendanaan syariah tersebut gagal membayar satu atau lebih kewajiban idSDsy
finansialnya yang jatuh tempo tetapi terus memenuhi kewajiban lainnya, termasuk kewajiban terhadap instrument syariah yang diperingkat, berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan yang diperjanjikan. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idDsy
idDsy
merupakan
instrumen jangka panjang atau menengah berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang macet atau Mudharib nya sudah berhenti berusaha.
Sumber: Fakhruddin, 2008 Variabel peringkat obligasi yang digunakan dalam penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurmayanti(2009) 39 dan Ninik Amalia (2013)40. Peringkat yang digunakan hanya peringkat yang berada pada kategori investment grade yaitu AAA, AA, A, dan BBB. Peringkat tersebut kemudian dibagi kembali menjadi dua kategori yaitu high-investment dan low-investment grade. Kategori high-investmentgrade diberi kode 1, sedangkan low-investment grade diberi kode 0.
39
Magreta dan Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non-Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11, 3, (Desember, 2009), hlm. 149. 40 Ninik Amalia, “Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo:Berdasarkan Informasi Keuangan”, Accounting Analysis Journal, I, 3, (Februari, 2013), hlm.141.
28
Dalam memeringkat suatu Obligasi perusahaan, Lembaga Pemeringkat melakukan beberapa analisis salah satunya aspek keuangan.41 Dalam penelitian ini akan digunakan rasio keuangan berupa DER, CR, dan ROA untuk mengukur pengaruhnya terhadap peringkat Obligasi Syariah. 4. Debt to Equity Ratio Para
kreditur
jangka
panjang
berkepentingan
untuk
mengetahui apakah kredit yang akan diberikan cukup mendapat jaminan dari aktiva. Maka untuk mengetahuinya dapat dilihat dengan rasio leverage.42 Rasio yang banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio, yaitu perbandingan antara Total Kewajiban (Debt) dengan Total Modal (Equity). Digunakan untuk menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus43:
Contoh, pada PT Matahari Putra Prima pada tahun 2012 memiliki total liabilities sebesar Rp. 4,379,452,000,000
41
dan total
Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia:Pendekatan Tanya Jawa, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 44. 42 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta; ANDI, 2011), hlm. 86. 43 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung: Alvabeta, 2012), hlm. 128
29
equity sebesar Rp. 3,845,754,000,000.44 Maka, DER pada PT Matahari Putra Prima tahun 2012 sebesar DER = 1.14 Semakin tinggi rasio ini makin besar aset yang didanai dari utang. Hal ini menyebabkan perusahaan rawan akan risiko default. Menurut Raharja dan Sari, makin besar risiko makin rendah peringkat Obligasi yang diterbitkan perusahaan.45 Sebaliknya, menurut Afiani (2012) dan Magreta (2009), tidak ada pengaruh variabel leverage terhadap pemeringkatan Obligasi. 5. Current Ratio Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dipenuhi. Mereka lebih tertarik pada kemampuan perusahaan untuk bayar hutang lancarnya dengan dana yang berasal dari aktiva lancar, yaitu dengan fokus pada rasio likuiditas.46 Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Rasio ini terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. 44
Laporan Keuangan PT Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Tahun 2012, www.idx.co.id. 45 Raharja dan Sari, “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi: PT Kasnic Kredit Rating”, Jurnal Maksi, VIII, 2, (Agustus, 2008), hlm. 220. 46 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, hlm. 86.
30
Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya. Untuk mengukurnya menggunakan rumus47:
Contoh, PT Adhi Karya Tbk pada tahun 2010 memiliki current assets sebesar Rp. 3,943,832,511,662 dan current liabilities sebesar Rp. 3,450,703,172,062. Maka, CR PT Adhi Karya Tbk tahun 2010,
= = 1.14 Current ratio yang tinggi semakin likuid suatu perusahaan dan tingkat risiko kegagalan bayar kecil. Semakin kecil risiko semakin tinggi peringkat dari suatu Obligasi Syariah.48 Namun menurut Amalia (2013), secara statistik, Current ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat Obligasi.49 6. Return On Asset Return On Asset digunakan untuk mengukur tingkat peghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan. ”Rasio 47
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 121. Damalia Afiani, “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk BUS dan UUS 2008-2010”, hlm. 114. 49 Ninik Amalia, “Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo:Berdasarkan Informasi Keuangan”, hlm.144. 48
31
ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan”. Rumus untuk menghitungnya, 50
Contoh, PT Perkebunan Nusantara VII tahun 2008 memiliki earning after tax sebesar Rp. 260,840,000,000 dan total assets sebesar Rp. 3,156,958,000,000.51 Maka Return On Assets PT Perkebunan Nusantara VII tahun 2008,
= 8.26 % Semakin banyak penghasilan yang diperoleh, semakin kecil kemungkinan mengalami risiko default.52 H. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.53 Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, maka sebuah
model untuk penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah
kerangka pemikiran pada gambar 1.1. Model tersebut terdiri dari tiga 50
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, hlm. 137. Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VII, www.idx.co.id. 52 Damalia Afiani, “Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk BUS dan UUS 2008-2010”, hlm. 114. 53 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 23 51
32
variabel independen diantaranya DER, CR, dan ROA serta satu variabel dependen yaitu Peringkat Obligasi Syariah yang terbagi menjadi HighInvesment dan Low-Invesment. Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
Leverage (DER) X1 Likuiditas (CR) X2 Profitabilitas (ROA) X3
Ha1
Ha4
Ha2
Peringkat Obligasi Syariah High-Invesment/Low-Invesment Y
Ha3
Sumber: Data diolah, 2014. Kerangka pemikiran di atas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu DER (X1), CR(X2), dan ROA (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu Peringkat Obligasi Syariah. I. Hipotesis Berdasarkan pembahasan pada kerangka teori, maka peneliti menarik hipotesis sebagai berikut: H01 : DER tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah. Ha1 : DER berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah. H02 : CR tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah Ha2 : CR berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah.
33
H03 : ROA tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah. Ha3 : ROA berpengaruh terhadap peringkat obligasi syariah. H04: DER, CR, dan ROA secara simultan tidak berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Syariah. Ha4 : DER, CR, dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Syariah. J. Metode Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu mengukur
data dengan angka-angka yang kemudian dianalisis, baik dengan rumusrumus statistik maupun komputer. Dalam penelitian ini, peneliti mencari data berupa laporan keuangan emiten dan peringkat obligasi syariah oleh PT Pefindo yang kemudian dianalisis dengan rumus-rumus statistik dan komputer yaitu dengan software SPSS for windows release 15.0. 2. Definisi Operasional Variabel
Variabel
Tabel 1.4 Definisi Operasional Variabel Definisi Indikator
Skala risiko bagi Dependen semua obligasi yang Peringkat diperdagangkan Obligasi yang menunjukkan Syariah tingkat kemanan obligasi tersebut. Perbandingan Variabel Total Independen antara Kewajiban DER (Debt) dengan
Skala
Instrumen
Variabel
Peringkat High-Investment Low-Investment
Obligasi Nominal
Syariah PT Pefindo
Rasio
Laporan Keuangan
34
Total Modal (Equity). Digunakan untuk menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan CR perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya Rasio yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan ROA mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan Sumber: Data diolah, 2014. 3.
Rasio
Rasio
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Sumber Data Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data yang bersumber dari
data sekunder yaitu data yang telah dikumpulan oleh suatu lembaga dan dipublikasikan.54 Dalam penelitian ini data berupa Salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang Daftar
Efek 54
Syariah
yang
dipublikasi
melalui
website
Mudrajad Kuncoro, Phlm.D. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga,2003), hlm. 127.
35
www.bapepam.go.id, laporan keuangan audited yang telah dipublikasikan baik di website www.idx.co.id maupun website perusahaan,
dan data
peringkat Obligasi Syariah pada website PT Pefindo (new.pefindo.com). 4.
Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, peneliti
menggunakan
metode
dokumenter/studi
dokumentasi
dengan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Dalam hal ini yaitu Daftar Efek Syariah, Laporan Keuangan Tahunan Emiten dan data peringkat Obligasi Syariah. Data ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download melalui situs www.idx.co.id ,www.bapepam.go.id, new.pefindo.com dan website perusahaan. 5.
Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, di mana kita tertarik untuk menganalisisnya. Populasi pada penelitian ini adalah Obligasi Syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah tahun 2008-2012, yaitu sebanyak 125 obligasi syariah dari 24 perusahaan. Tabel 1.5 Daftar Populasi Penelitian
No 1 2 3 4 5
Emiten PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk PT Perkebunan Nusantara VII PT Matahari Putra Prima Tbk PT Sona Topas Tourism PT CSM Corporatama
2008-2012 ( Jumlah Efek) 5 1 8 1 1
36
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PT Berlina PT Humpuss Intermoda Transportasi PT Apexindo Pratama Duta PT Indosat PT Ricky Putra Globalindo PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Summarecon Agung Tbk PT Metrodata Electronics PT Aneka Gas Industri PT Bakrieland Development Tbk PT Salim Ivomas Pratama PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk PT Mitra Adiperkasa PT Titan Petrokimia Nusantara PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat (Bank Nagari) PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
Total Sumber: Data diolah, 2014.
2 2 2 18 2 25 10 5 1 5 5 5 5 4 5 6 3 2 2 125
b. Sampel Penelitian Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1) Obligasi Syariah diperingkat oleh PT Pefindo; 2) Bukan sektor perbankan dan lembaga keuangan 3) Perusahaan penerbit memiliki laporan keuangan lengkap dan audited pada tahun 2008/2009/2010/2011/2012
37
Terdaftar di Daftar Efek Syariah 2008-2012 Perbankan Tidak diperingkat PT Pefindo Laporan Keuangan tidak lengkap
125 -9 -13 -9 94
Dari kriteria tersebut, diperoleh sampel penelitian sebanyak 94 Obligasi Syariah dari 13 perusahaan. Tabel 1.6 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Penerbitan 2008-2012 (kali No penerbitan) 1 PT Perkebunan Nusantara VII 1 2 PT Matahari Putra Prima Tbk 8 3 PT Humpuss Intermoda Transportasi 2 4 PT Indosat 18 5 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 27 6 PT Berlian Laju Tanker Tbk 5 7 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 4 8 PT Mayora Indah Tbk 5 9 PT Summarecon Agung Tbk 4 10 PT Bakrieland Development Tbk 5 11 PT Salim Ivomas Pratama 4 12 PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk 5 13 PT Mitra Adiperkasa Tbk 6 94 Total Sumber: data diolah, 2014. 6.
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, digunakan analisis Regresi Logistik, karena pada regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel independennya serta tidak memerlukan keseimbangan jumlah sampel untuk dua kategori high-investment dan low-investment. 1. Statistik Deskriptif Variabel Independen
38
Statistik deskriptif pada variabel independen dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai data yang akan diteliti. Gambaran tersebut berupa nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum. 2. Uji Normalitas Untuk regresi logistik, asumsi normalitas pada variabel independen tidak diperlukan.55 Namun untuk memastikan variabel bebas tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji dengan Kolmogorov-Smirnov. Yaitu dengan Merumuskan H0 dan Ha H0: Data berdistribusi normal Ha: Data tidak berdistribusi normal Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih kecil dari pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 maka H0 ditolak, artinya regresi logistik layak digunakan. 3. Menilai Kelayakan Model Regresi Output dari Hosmer dan Lemeshow, dengan hipotesis: Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chisquare pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow. Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak 55
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Cet. Ke-5 (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), hlm. 225.
39
Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima 4. Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit) Menilai angka
-2
log likelihood
pada awal (blok
number = 0) dan angka -2 log likelihood pada blok number = 1, jika terjadi penurunan angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang baik. 5. Nilai Nagel Karke (R²) Nilai Nagel Kerke digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model variabel bebas secara bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nagel Karke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R² dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagel Karke R² dapat diinterpretasikan seperti nilai R² pada multiple regression.56 6. Uji Hipotesis 1) Analisis Regresi Logistik Untuk menguji hipotesis digunakan model Regresi Logistik. Analisis ini dilakukan untuk menentukan pengaruh dari masing56
hlm. 341.
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,
40
masing variabel independen, yaitu DER, CR, dan ROA terhadap variabel dependen yaitu peringkat Obligasi Syariah. Adapun untuk persamaannya, +
+
Keterangan: Peringkat Obligasi Syariah
= 1, jika peringkat obligasi syariah termasuk High-Investment = 0, Jika peringkat obligasi syariah termasuk Low-Investment
= konstanta = koefesien regresi = Rasio DER = Rasio CR = ROA
2) Uji Simultan Untuk pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat melalui tabel omnibus test of model coefficient pada output SPSS. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Syariah. 57
57
Ninik Amalia, “Pemeringkatan Obligasi PT Pefindo:Berdasarkan Informasi Keuangan”, hlm. 141.
41
K. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini akan disusun dalam beberapa bab. Tiap-tiap bab akan memuat beberapa sub-bab sesuai dengan keperluan kajian yang akan dilakukan dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I
Berupa pendahuluan yang menuliskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan teori yang memuat uraian teoritis tentang variabel yang diteliti berupa tinjauan umum tentang Obligasi Syariah, Peringkat Obligasi Syariah dan rasio keuangan.
BAB III Berisi tentang hasil penelitian yang berupa gambaran umum tentang Obligasi Syariah di Indonesia, Obligasi Syariah di Daftar Efek Syariah 2008-2012, Peringkat Obligasi Syariah dan analisis rasio kinerja keuangan. BAB IV Berisi tentang analisis hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V
Merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran.