BAB II LANDASAN TEORI
A. Peraturan Bapepam dan LK Peraturan No X.K.2, Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep346/BL/2011, berisi tentang penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik. Laporan keuangan berkala yang dimaksud dalam peraturan ini adalah laporan keuangan tahunan atau laporan keuangan tengah tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam penelitian ini laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dimana laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.54 Perusahaan-perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan
Peng-LK-00112/BEI.PPR/06-2013
dan
Peng-LK-
00124/BEI.PPJ/06-2013, Ketentuan 11.6.1 Peraturan Nomor I-H: Tentang Sanksi, Bursa akan memberikan Peringatan Tertulis I atas keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan.
54
Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-346/BL/2011 Peraturan No. X.K.2 tanggal 05 Juli 2011 melalui www.bapepam.go.id, diakses tanggal 18 maret 2015
41
42
Ketentuan 11.6.2 Peraturan Nomor I-H: Tentang Sanksi, Bursa memberikan Peringatan Tertulis I dan denda sebesar Rp50.000.000, apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap lidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan. Dengan demikian, batas waktu penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2012 setelah Peringatan Tertulis II dan denda sebesar Rp50.000.000 adalah tanggal 30 Mei 2013. Ketentuan 11.6.3. Peraturan Nomor I-H: Tentang Sanksi, Bursa memberikan Peringatan Tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp I50.000.000 (seratus lima puluh juta Rupiah), apabila mulai hari kalender ke61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan atau menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan 11.6.2.55 Jika terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan juga akan berdampak pada reaksi pasar dan akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan berisi informasi yang dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor.56
55 56
Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id, diakses tanggal 2 April 2015 Bapepam-LK, http://www.bapepam.go.id, Di akses 18 maret 2015
43
B. Laporan dan Pelaporan Keuangan 1. Definisi Laporan dan Pelaporan Keuangan Laporan
keuangan
merupakan
suatu
informasi
yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan
tersebut.57
Laporan
keuangan
adalah
laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yaang dipercayakan kepadanya kepada pemangku kepentingan atau
pihak-pihak
yang
punya
kepentingan
(stakeholders)
diluar
perusahaan: pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor dan pihak lainnya.58 Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 dan Standar Akuntansi Keuangan tahun 1994 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan meliputi : a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Statement) c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (the Statement of Change in Financial Position), yang menyajikan: 1) Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) 2) Laporan Arus Dana atau Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Funds Flow Statement)
57
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 2. Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 1. 58
44
3) Laporan Saldo Laba atau Laporan Perubahan Laba yang Ditahan atau Laporan Perubahan Ekuitas (the Statement of Retained Earning) d. Catatan atas Laporan Keuangan (Footnotes or Notes to the Financial Statement).59 Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi
tentang
prospek
perusahaan
yang merupakan
bagian
integral.60 2. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan Ada beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, yaitu:
59
Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 6. 60 Winwin Yadiati, Teori Akuntansi: Suatu Pengantar ( Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 52.
45
a. Kreditur Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang (money), barang (goods) maupun dalam bentuk jasa (service). b. Investor Investor disini bisa pembeli saham maupun komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan. c. Akuntan Publik Akuntan publik adalah orang yang ditugaskan untuk melakukan audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi. d. Bapepam Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu perusahaan
yang
akan
go
public
maka
perusahaan
tersebut
berkewajiban untuk memperlihatkan laporan keuangannya kepada Bapepam dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia.
46
e. Underwriter Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal. 3. Tujuan Laporan dan Pelaporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.61 SFAC No.1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditor, manajemen, pemerintah dan pengguna lainnya.62 Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna bagi investor sekarang dan potesnsial ekuitas, debitur dan kreditur lainnya dalam pengambilan keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal. Tujuan pelaporan keuangan perusahaan akan diterapkan untuk semua
61
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 5. Andrias Harefa dalam Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 5. 62
47
pemakai laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tujuannya yaitu: a) Salah satu tujuan utama dari penerbitan laporan keuangan perusahaan adalah untuk menyediakan akuntans melalui fungsi-fungsi pengurusan manajemen, dan juga keberhasilannya (ataupun kebalikannya) dalam mencapai sasaran untuk menghasilkan kinerja ekonomi perusahaan yang memuaskan dan menjaganya dalam posisi keuangan yang sehat dan kuat. b) Tujuan pelaporan keuangan yang baik adalah untuk menyediakan suatu informasi dalam bentuk sedemikian rupa untuk meminimalkan ketidakpastian tentang validitas informasi. c) Mempunyai cakupan yang luas untuk inovasi dan evolusi sehingga perbaikan dimungkinkan. d) Dibuat untuk diarahkan pada kebutuhan pemakai yang dapat memahami secara lengkap serangkaian laporan keuangan. Framework
for
financial
reporting
mempunyai
beberapa
karakteristik kualitatif, karakterisitk kualitiatif tersebut harus ada pada laporan keuangan yang di publikasikan ke publik. Karakteristik kualitatif pada conseptual framework for financial reporting adalah:63 a. Relevan Relevan adalah salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan. Relevan artinya bahwa informasi tersebut dapat 63
Sofyan Syafri Harahap dalam Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 7
48
membantu para pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Pembuatan keputusan ekonomi dilakukan dengan mengevaluasi peristiwa yang terjadi di masa lalu, saat sekarang maupun masa yang akan datang. b. Dapat dipahami Maksudnya dapat dipahami adalah tidak hanya informasi tersebut
jelas,
tetapi
para
pengguna
juga
harus
dapat
memahaminya. c. Dapat diverifikasi Dapat diverifikasi disini yaitu hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama. d. Netral Artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik. e. Tepat waktu Merupakan komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari
adanya
keterlambatan
pengambilan keputusan ekonomi.
atau
penundaan
dalam
49
f. Dapat dibandingkan Yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan. g. Lengkap Artinya telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain. Salah satu karakteristik kualitatif diatas terdapat satu komponen yaitu tepat waktu. Tepat waktu disini artinya informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Informasi yang usang tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan karena apa yang terkandung di dalam informasi tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini.
C. Ketepatan Waktu (Timeliness) Ketepatan waktu (Timeliness) penyampaian laporan keuangan dapat mempengaruhi
kualitas
laporan
keuangan
karena
ketepatan
waktu
menunjukkan bahwa informasi yang diberikan bersifat baru dan informasi tersebut menunjukkan bahwa kualitas dari laporan keuangan tersebut baik. Kerelevanan suatu laporan keuangan dapat diperoleh apabila laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan tepat waktu.
50
Tepat waktu maksudnya informasi akuntansi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan perusahaan dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan.64 Ketepatan Waktu merupakan rentang waktu pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik yaitu lamanya hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan laporan
keuangan tahunan yang telah
diaudit ke publik, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal penyerahan ke BAPEPAM (paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya).65 Contoh perusahan Astra Agro Lestari Tbk, pada tahun 2010 menyampaikan laporan keuangannya pada tanggal 18 Februari 2011 sedangkan pada tahun 2011 menyampaikan laporan keuangannya pada tanggal 20 Februari 2012. Maka ketepatan perusahaan Astra Agro Lestari Tbk yaitu: Tahun 2010 = 18 Februari 2011 = 49 hari Tahun 2011 = 20 Februari 2012 = 51 hari Laporan keuangan yang tepat waktu akan lebih berguna dari pada yang tidak tepat waktu. Setelah informasi yang relevan tersedia lebih cepat, mampu meningkatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi
keputusan, dan
kurangnya ketepatan waktu dapat mengurangi informasi dari kegunaannya. 64
Teguh Wahyono, Membuat Sendiri Program Akuntansi (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), hlm. 19. 65 Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-346/BL/2011 Peraturan No. X.K.2 tanggal 05 Juli 2011 melalui www.bapepam.go.id, diakses tanggal 18 maret 2015
51
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyediakan informasi tepat waktu seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal, tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambilan keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.66 Ketika keterlambatan pelaporan keuangan terjadi maka informasi yang diberikan sudah tidak relevan sehingga tidak dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam PSAK 1 paragraf 10 tahun 2012 tertera tujuan laporan keuangan,
tujuan
laporan
keuangan
untuk
tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
D. Rasio Keuangan 1. Definisi Rasio Keuangan Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada 66
Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 20.
52
kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuaangan yang sesuai dengan keinginan.67 Secara jangka panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebbagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement).68 Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artianya relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak
67 68
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 107 Ibid, hlm. 107-108.
53
dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dipergunakannya analisis rasio keuangan dalam melihat suatu perusahaan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Ini dikarenakan rasio keuangan juga meemungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditor dan investor dalam memperkirakan bagaimana memperoleh kebutuhan dana, serta seberapa besar dana sanggup diperoleh.69 2. Jenis-jenis rasio keuangan Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:70 a. Rasio-rasio
likuiditas
(liquidity
ratios),
yang
menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek b. Rasio-rasio
leverage
(leverage
atau
solvency
ratios),
yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang c. Rasio profitabilitas (profitability ratios), yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva71
69
Sofyan Syafri Harahap dalam Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 109-110 70 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 116
54
Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan dua rasio yang disebutkan di atas yaitu Likuiditas, Leverage, berikut penjelasan rasio yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
E. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal neraca dibuat). Kewajiban atau hutang jangka pendek yang ada dalam neraca dapat dipenuhi atau ditutupi dari aktiva lancar yang juga berputar dalam jangka pendek. Rasio likuiditas dihitung menggunakan data neraca perusahaan. Beberapa jenis rasio likuiditas yang sering dipergunakan antara lain sebagai berikut:72 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan aktiva lancar. Semakin tinggi rasio maka semakin besar kemampuannya. 2. Rasio sangat Lancar (Quick Ratio) Rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
71
Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 138. 72 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), hlm. 87
55
3. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya dengan kas dan efek. 4. Inventory to Net Working Capital Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengukuran antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek (hutang lancar).73 Alasan pemilihan current ratio sebagai alat ukur rasio likuiditas karena semakin tinggi jumlah (kelipatan) aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, semakin besar keyakinan bahwa kewajiban atau hutang lancar tersebut akan dibayar, juga sebagai penyangga kerugian karena makin besar penyangga makin kecil risikonya, serta current ratio menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non kas pada saat
73
Budi Rahardjo, Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan Perusahaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 138-139.
56
aset tersebut dilepas atau dilikuidasi.74 Rumus dari Current Ratio atau rasio lancar adalah: =
ℎ
100%
F. Leverage Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (baik jangka pendek maupun jangka panjang), apabila perusahaan saat itu dilikuidasi. Jika suatu perusahaan mengalami tingkat leverage yang semakin tinggi maka akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan perusahaan tersebut.75 Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka panjang dapat diukur dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Total Asset (DTA). Berikut penjelasan dari kedua rasio tersebut yaitu: a. Debt to Equity Ratio (DER) Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan antara seluruh utang dengan seluruh ekuitas.
74
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 121. Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 89 75
57
b. Debt to Total Asset (DTA) Merupakan rasio yang menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Namun, dalam penelitian ini rasio leverage diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), DER merupakan perbandingan antara jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri perusahaan.76 Semakin rendah hutang atas modal maka akan semakin baik karena aman bagii kreditor saat likuidasi.77 Berikut rumus dari Debt to Equity Ratio: =
ℎ
G. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (Size) merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran special yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil, semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang.78
76
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 139-
140. 77
Ibid, Irham Fahmi, hlm. 12 Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 102. 78
58
Ukuran
perusahaan
dianggap
memiliki
pengaruh
terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin cepat perusahaan melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu karena perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi dan untuk menjaga image perusahaan di mata masyarakat. Ukuran
perusahaan
merupakan
variabel
kontrol
yang
dipertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Secara umum biasanya size diproksi dengan total asset. Karena nilai total asset biasanya sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya. Penelitian ini menggunakan total asset sebagai pengukuran ukuran perusahaan.79 Rumus ukuran perusahaan adalah: Ukuran Perusahaan = LN Total Asset
79
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan: Pengujian-pengujian Empiris (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 274.