HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PRAMUKA DENGAN AKHLAK SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Starta 1 (S1) Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh : FATKHURROHMAN NIM: 3102316
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
Drs. Raharjo M.Ed.
Drs.Mahfud Junaidi, M.Ag.
Rt.01/11 Jembar Arum.Patebon Kendal
Jatisari Asri Blok A/7 Mijen. SMG
NOTA PEMBIMBING Lampiran
: 5 ( lima) lembar
Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi a.n. Fatkhurrohman
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah Saya teliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami menyatakan skripsi saudara : Nama
: Fatkhurrohman
NIM
: 3102316
Fakultas/ Jurusan
: Tarbiyah /Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi
: Pengaruh
Keaktifan
Mengikuti
Pramuka Terhadap Kedisiplinan
Pendidikan Siswa MAN
Semarang1 Tahun Pelajaran 2007/2008 Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.demikian harap menjadi Maklum Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing 1
Pembimbing II
Drs. Raharjo M.Ed.
Drs. Mahfud Junaiedi, M.Ag.
ABSTRAK Fatkhurrohman (3102316), judul hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Islam tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI tahun ajaran 007/2008, subyek penelitian siswa kelas XI MAN Semarang 1 yang aktif mengikuti Pramuka penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena sampelnya purpose dalam artian diambil semua sejumlah 55 siswa, sedangkan untuk pengumpulan data untuk kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka sebagai variable X dan akhlak siswaswa sebagai variable Y menggunakan instrument angket. Pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan uji statistic dengan menggunakan korelasi Poduct Moment maka hipotesis yang menyatakan: “Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti Pendidikan Pramuka dengan Akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 Tahun Pelajaran 2007/2008, pada taraf signifikansi 5 % diterima, demikian juga pada taraf signifikansi 1 % dapat diterima hal ini dibuktikan dari analisis uji hipotesis diperoleh nilai rxy sebesar 0,611 taraf signifikansi 5% rxy =0,611>0,22 (rt) ini berarti ada pengaruh (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut Pada taraf signifikansi 1% rxy = 0,611> 0,307 (rt) ini berarti ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel. Baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % menunjukan adanya angka yang lebih besar, ini artinya ada hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dan dapat dibuktikan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi pembina pramuka agar meningkatkan dan mengaktifkan kegiatan pramuka, demikian juga seluruh siswa, orang tua, guru dan juga kepala sekolah
vii
DEKLARASI
Penyusun menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang, Januari 2009 Deklarator
Fatkhurrohman NIM.3102316
vi
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka telp. 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Hari/tanggal
Tanda tangan
Drs. Djoko Widagdho, MPd. Ketua Sidang
__________________
_______________
Drs.H.Mat Solihin, M.Ag Sekretaris Sidang
__________________
_______________
Dr.Hj. Sukasih, M.Pd. Penguji I
__________________
_______________
Dra. Ani Hidayati Penguji II
__________________
_______________
iii
MOTTO
•
Akhlak mulia adalah satu susunan kesuksesan (Ja’far As.Shodiq)
•
Tak ada umat tanpa akhlak, tak ada akhlak tanpa aqidah, dan takkan ada aqidah tanpa adanya pemahaman (Jamaludin al-afghani)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penyusun persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua yang penuh kasih sayang membesarkan penyusun dan yang tak pernah hampa dari do’a 2. Mas Naibul Umam Yang telah dengan rela meminjamkan laptopnya untuk penyusunan Skripsi ini 3. Bapak Hari Abrimono Ch sekeluarga yang telah memberikan tempat untuk penyusunan Sekripsi ini 4. Sahabat-sahabatku di Pramuka yang selalu memberikan Motivasi Buat Penyusun 5. Adik- adiku di Racana Walisongo IAIN Walisongo Semarang 6. Seseorang yang dijadikan Allah SWT menjadi pendampingku 7. Para pembaca yang budiman
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, shalawat dan salam penyusun persembahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kami nantikan syafaatnya di hari akhirat nanti. Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penyusun sampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dari berbagai pihak baik berupa petunjuk, saran maupun dorongan semangat, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pendidikan Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa MAN Semarang 1 tahun Pelajaran 2007/2008” oleh karena itu tidak ada salahnya pada kesempatan ini penyusun menyampaikan penghargaan kepada : 1. Prof.Dr.Ibnu Hajar M.Ed., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah 2. Dra. Ani Hidayati selaku Dosen Wali studi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun 3. Bapak Drs H. Raharjo M.Ed, Bapak Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penyusun selama penyusunan sekripsi ini 4. Para dosen dan staf pengajar dan karyawan di lingkungan Institut Agama Islam Negeri Walisongo. 5. Drs.Syaefudin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN Semarang 1, yang telh memberikn izin peneliian. 6. Irfan Dwi Putranoto, SPd., Endang Purwtiningrum, SPd., selaku Pembina Pramuka, dan seluruh guru serta karyawan MAN Semarang 1 yang telah membantu dalam perolehan data 7. Ayah dan ibunda tercinta serta kakak-kakaku yang senantiasa mendoakan penyusun
viii
8. Adik-adiku di Racana Walisongo IAIN Walisongo Semarang yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan skripsi Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu
segala
kritik
dan
saran
yang
bersifat
membangun
demi
kesempurnaannya sangat penyusun harapkan. Akhir kata dengan segala harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang,
Januari 2009
Penyusun
Fatkhurrohman NIM: 3102316
ix
x
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak keluhan orang tua, ahli didik dan orang orang yang berkecimpung di bidang pendidikan, agama dan sosial, terhadap ulah, perilaku, remaja yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, berbuat keonaran, merokok, bergaya hidup hippies, bahkan melakukan tindakantidakan yang bersifat kriminal seperti pembunuhan, tawuran, pesta miras,dan menggunakan obat-obat terlarang serta tingkah laku menyimpang lainnya. Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan seringkali ditujukan kepada dunia pendidikan sebagai penyebab. Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan tampak tidak berdaya menghadapi krisis akhlak tersebut. Hal ini dimengerti, karena dunia pendidikan berada pada barisan depan untuk dapat menyiapkan sumber daya menusia yang berkualitas, secara moral memang harus berbuat demikian. Sebagaimana tujuan awal pendidikan nasional seperti yang termaktub pada UU No 20 tahun 2003 disebutkan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga demokratis yang bertanggungjawab1.
1
Undang – Undang RI No: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, Mini Jaya Abadi : Jakarta, 2003,hlm.3
2
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itu orang-orang yang beruntung”2 Sejalan dengan firman Allah tersebut dan kondisi di atas untuk itu pendidikan
akhlak siswa sangat urgen untuk dilakukan dan tidak dapat
dipandang ringan mengingat psikologis usia menginjak remaja merupakan usia kegoncangan, belum dapat berpikir panjang dan mudah terpengaruh, belum mempunyai bekal pengetahuan, mental dan pengalaman cukup.3 Akibatnya, para siswa mudah. sekali terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan kenakalan. Timbulnya krisis
akhlak tersebut, ditandai dengan meningkatnya
kenakalan siswa, salah satu cara yang dapat di tempuh untuk mendidik akhlak siswa adalah dengan menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk
teknologi
modern.
Kesempatan
baris-berbaris,
upacara,
pengembaraan, berkemah harus diterapkan sebagai peluang membina akhlak siswa.4 Kegiatan berkemah, baris-berbaris, perlombaan dan upacara terdapat pada kegiatan pendidikan Pramuka yang banyak diselenggarakan sekolah. Pendidikan Pramuka merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.5 Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini
dapat berupa pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan keterampilan dan penguasaan kerja serta pendidikan kepemudaan.6
2
Al-Qur’an dan Terjemahanya, Surat Ali Imran 104, Soenarjo,dkk.Departemen Agama, Ny.Singgih D. Gunarsa.Psikologi untuk keluarga. PT. BPK. Gunung Tinggi : Jakarta. 1982. hlm. 94 4 Ibid. hlm. 225 5 Undang – Undang op.cit hlm. 6 6 Ibid. hlm. 8 3
3
Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan kader pemimpin bangsa, seperti organisai pemuda, keolahragaan, palang merah, pecinta alam, kewirausahaan serta kegitan kepanduan/kepramukaan.7 Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian dan berwatak luhur, sehat jasmani dan rohani, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik, berguna, dapat membangun diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda berbentuk satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang berusia 17 s.d. 20 tahun. Realitas di MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2006/2007 yang dapat disimpulkan sementara berdasarkan hasil observasi dan interview, tingkat keaktifan siswa kelas XI dalam mengikuti kegiatan Pramuka cukup tinggi. Siswa kelas XI yang tingkat keaktifannya tinggi cenderung menunjukkan akhlak yang baik tetapi juga tidak menutup kemungkinan dalam kenyataannya justru merupakan kebalikannya. Misalnya siswa kelas XI yang aktif mengikuti kegiatan Pramuka tetapi juga memilki akhlak yang kurang baik. Tentunya hal tersebut banyak dihubungani beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Bertolak dari uraian di atas untuk mengetahui secara lebih dekat mengenai hubungan antara keaktifan siswa kelas XI mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa kelas XI, maka penulis mencoba membahas mengenai masalah tersebut melalui penelitian yang berjudul “HUBUNGAN KEAKTIFAN
MENGIKUTI
PENDIDIKAN
PRAMUKA
DENGAN
AKHLAK SISWA KELAS XI MAN SEMARANG 1 TAHUN PELAJARAN 2007/2008.”
7
Ibid. hlm. 30
4
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan di atas dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka Siswa kelas XI MAN Semarang 1, mulai dari berangkat latihan rutin, pemahaman terhadap materi yang disampaikan, pendidikan Pramuka sampai dengan aplikasi materi yang didapat mengikuti pendidikan Pramuka 2. Akhlak siswa kelas XI meliputi bagaimana akhlak terhadap Allah, terhdap sesame manusia,dan terhadap lingkungan. 3. Adanya keinginan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara keaktikan dalam mengikuti pendidikan pramuka terhadap akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 yang pada akhirnya akan diketahui bahwasanya keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka ada hubunganya dengan akhlak siswa kelas XI.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mengantarkan kebenaran pemahaman penelitian penulis, dan agar tidak terjadi kesalahan persepsi untuk mempertegas batasan istilah-istilah yang dimaksud8, serta memudahkan pengertian judul di atas penulis perlu menjelaskan maksud dan istilah penelitian ini, yaitu :
1. Hubungan Hubungan berarti ada keterkaitan, dalam hal ini ada keterkaitan antara variabel X dan variabel Y Selain mengetahui tentang variabel, perlu dipahami pula hubungan antar variabel. Pemahaman yang menyeluruh tentang hubungan ini memudahkan peneliti mengidentifikasi tentang jenis atau status variabel, seperti variabel mana yang mendahului
8
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta, Edisi Revisi III, 1996, hlm. 49
5
Hubungan timbal balik asimetris adalah hubungan yang teratur antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang cenderung bersifat satu arah. Enam pola dalam hubungan asimetris adalah (1) hubungan antara stimulus dan respons, (2) hubungan antara disposisi dan respons, (3) hubungan antara ciri individu dengan disposisi atau tingkah laku, (4) hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu, (5) hubungan imanen antara 2 variabel, (6) hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means). 2. Keaktifan Keaktifan diartikan selalu berusaha, bekerja, atau belajar dengan sungguhsungguh supaya mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang, keaktifan di disini berarti siswa kelas XI selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.9dan juga mengaplikasikan ajaran-ajaran yang didapat dari pendidikan Pramuka
3. Pendidikan Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlaktinggi,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.10
4. Pramuka Merupakan akronim dari Praja Muda Karana, Praja berarti sekumpulan atau rakyat, muda berarti pemuda karana berarti bekerja atau berkarya jadi Pramuka adalah sekumpulan pemuda yang suka berkarya. Gerakan
9 .Peter Salim.Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press : Jakarta. 1991. hlm.34 10 Undang – Undang RI loc.cit
6
Pramuka, yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa.11
5. Akhlak Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi, yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
6. Siswa kelas XI Undang – undang Sisdiknas disebut peserta didik yaitu anggota masyarakat
yang
mengembangkan
potensi
diri
melalui
proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.12 Siswa kelas XI yang dimaksud penulis adalah seluruh siswa kelas XI kelas 11 (sebelas) MAN Semarang 1 Tahun 2007/2008 yang aktif mengikuti pendidikan Pramuka dengan alasan sebagai berikut: a. Efesiensi waktu dan biaya, b. Hasil penelitian lebih fokus karena hanya kelas XI saja, dan c. Untuk kelas XI memiliki waktu yang tepat karena keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka bukan karena diwajibkan melainkan sukarela, 11
Anggaran rumah Tangga Gerakan Pramuk., WWW.Pramuka.co.id. 2006 Asma’ Umar Hasan fad’aq. Mengungkapkan makna dan hikmah sabar.PT.Lentera Basritama: Jakarta.2000. hlm.17 12
7
kelas X kurang tepat karena masih tergolong baru dan masih dalam pengenalan
lingkungan
disamping
itu
keaktifan
pendidikan
Pramukanya juga belum terlihat karena ada unsur diwajibkan dan hanya sekedar menggugurkan kewajiban, sedangkan kelas XII tidak diperkenankan aktif Pendidikan Pramuka karena persiapan UAN.
D. PERUMUSAN MASALAH
Kerangka pemikiran dan latar belakang masalah di atas menjadi acuan permasalahan yang menjadi pokok kajian penelitian ini yaitu : Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Setiap orang yang melakukan penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda sesuai dengan bidang penelitian berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan antara lain untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keaktifan siswa dalam mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak Siswa kelas XI Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu menjadi bahan bagi pihakpihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Manfaat Praktis Sebagai informasi tambahan bagi siswa kelas XI, maupun guru tentang pendidikan Pramuka dan akhlak dan juga agar siswa kelas XI lebih aktif aktu mengikuti pendidikan Pramuka serta lebih berakhlak mulia 2. Manfaat Teoritis Sumber referensi sehubungan pengetahuan literatur ilmu pendidikan khususnya PAI dan menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam tentang hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa.
8
8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN 1. Pengartian dan Sejarah Gerakan Pramuka Pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana (Pramuka) adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Gerakan Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda, dengan bimbingan orang dewasa.2 Menurut Lord Baden Powel pendiri pertama pendidikan kepramukaan menyebutkan : “SCOUTING is not secience to be solemnly studeied, NOT is it a collection of doctrine and texts. No! It is ajolly game in the out of doors, where boy man and boys can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and helpfulness”.3 Artinya: Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran naskah buku. Bukan ! Kepramukaan suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan separti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan memberi pertolongan. Pendidikan Pramuka merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.4 Pendidikan nonformal
1
Undang – Undang op.cit. hlm. 5 Anggaran Dasar op.cit 3 Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan. Kwarda 11 Jawa Tengah: Semarang. 2001. hlm.21 4 Undang – Undang op.cit. hlm. 6 2
9
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
dapat berupa
usia dini, pendidikan
ketrampilan dan penguasaan kerja serta pendidikan kepemudaan.5 Pendidikan kepemudaan diselenggarakan untuk mempersiapakan kader pemimpin bangsa, separti organisai pemuda, keolah ragaan, palang merah,
pecinta
alam,
kewirausahaan
serta
kegitan
6
kepanduan/kepramukaan.
Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan
dan
ditugaskan
menyelenggarakan
Pendidikan
Kepramukaan/Kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya
disesuaikan
dengan
perkembangan,
keadaan
dan
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara7. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia berkepribadian dan berwatak luhur, sehat jasmani rohani, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, berjiwa Pancasila, setia, patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat baik dan berguna, dapat membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang 5
Ibid. hlm. 19 Ibid. hlm. 60 7 Sejarah pramuka Indonesia, http//www.pramadewa.com/conten/view/11/34 6
10
tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.8 Gerakan Pramuka lahir pada 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1900 sampai dengan 1960. Organisasi kepramukaan
di
Indonesia
dimulai
adanya
cabang
Nederlandse
Padvinders Organisatie (NPO) tahun 1912, bertepatan pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereenigin (NIPV) tahun 19169 Organisasi kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) yang
berdiri atas prakarsa
S.P.Mangkunegara VII tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, separti di atas dapat diperhatikan pada adanya Padvinder Muhammadiyah yang pada 1920 berganti nama menjadi Hisbul Wathon (HW), Nationale Padvinderij yang didirikan oleh Budi Utomo.
10
Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling
Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai terbentuknya PAPI yaitu Persaudaraan Antara Pandu Indonesia merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij) PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang 8
Al-Qur’an dan Terjemahanya, Departemen Agama, Surat An-nahl125 Sejarah Pramuka. WWW. Wikipedia.com.2006 10 Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Loc.Cit31 9
11
menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada April 1938. Antara 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. Kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia
(PI),
Padvinders
Organisatie
Pasundan
(POP),
Pandu
Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).11 Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia
kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.12 Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu
pemerintah
RI
mengakui
sebagai
satu-satunya
organisasi
kepramukaan. Tertuang dalam keppres no.238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs. Presiden RI Ir. Juanda karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke Jepang. Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan
11 12
hlm.29
Ibid. hlm. 32 Andri Bob Sumardi.Boy man ragam latih pramuka.Nuansa Muda: Bandung. 2001.
12
kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaanya13. 2. Tujuan dan Sasaran Gerakan Pendidikan Pramuka Gerakan
Pramuka
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
pendidikan kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan: a. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman, bertakwa, berwawasan ilmu pengetahuan teknologi( IPTEK). b. Membentuk sikap perilaku positif, menguasai keterampilan kecakapan memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik sehingga dapat menjadi manusia berkepribadian Indonesia, percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup membangun dirinya
sendiri
serta
bersama-sama
bertanggungjawab
atas
pembangunan masyarakat, bangsa negara. Sasaran kepramukaan mempersiapkan kader bangsa yang memiliki : a. Kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila b. Akhlak yaitu berpikir, bersikap dan bartingkah laku tartib c. Kesehatan mental, moral dan fisik d. Jiwa patriot berwawasan luas berjiwa nilai-nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa. e.
Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian, kebersamaan, kepedulian, bertanggungjawab, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas serta memiliki komitmen.14
3. Fungsi Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah keluarga, sebagai wadah pembinaan, pengembangan sumber daya generasi muda, berlandaskan sistem among menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan 13 Ringsung Suratno, Sejarah Kepramukaan Indonesia,http://www.pramuka net.org/index.php?option=com 14 Anggaran Dasar op.cit
13
dengan keadaan, kepentingan, perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.15 Kepramukaan merupakan proses pendidikan dengan bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar metode kepramukaan, yang sasaran akhir pembentukan watak. Nilai-nilai akhlak
dan budi
pekarti luhur. Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, fisik, sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pendidikan kepramukaan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan yang berkesinambungan bagi sumber daya manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sasarannya menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. Dengan landasan uraian di atas, Kepramukaan mempunyai fungsi : a. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda Kegiatan menarik (game) di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. b. Pengabdian (job) bagi orang dewasa c. Bagi orang dewasa Pramuka bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi sukesnya pencapaian tujuan organisasi. d. Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi Kepramukaan merupakan alat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. 16
15 16
Bahan Kursus Pembina op.cit. hlm 20 Bahan Kursus Pembina ibid. hlm.22
14
Agar Fungsi Pendidikan Pramuka dapat tercapai dengan maksimal para pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati dan menyadari bahwa: 1) Karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental, moral, spiritual, emosional, sosial intelektual dan fisiknya 2) Pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih pelan daripada proses pengajaran 3) Pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak yang dididik, pendidik hanya pemberi bahan pendidikan yang selanjutnya diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut sendiri 4) Dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru dan harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus berharga/bernilai untuk ditiru.
4. Sifat Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka dapat didirikan di seluruh wilayah tanah air Indonesia dan diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia tanpa membedakan Suku dan Ras Gerakan Pramuka tidak terlepas dari idealisme, prinsip dasar dan metode gerakan kepanduan sedunia. Keanggotaan Gerakan Pramuka bersifat sukarela, yang berarti tidak ada unsur kewajiban dan paksaan. Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang-undangan negara dan kebijakan umum pemerintah Republik Indonesia dan bukan organisasi kekuatan sosial politik dan bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik manapun. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik praktis. Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing, membina anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menumbuhkan dan memupuk kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar umat beragama dengan saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan orang lain.
15
5. Metode Pendidikan Pramuka Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsurunsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:17 a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya yaitu janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan. Pengucapan janji tersebut merupakan tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji dan juga merupakan titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan (untuk Pramuka Penggalang diri)/ikut serta ( Pramuka penegak dan dewasa) membangun masyarakat 3) Menepati Dasadarma.18
17 18
Anggaran Dasar loc.cit Anggaran Dasar loc.cit
16
Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral yang disebut Darma sebagai alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekarti luhur, upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota. Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Dasadarma Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka berMusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil, dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani, dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.19 Kode Kehormatan dilaksanakan dengan: a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masingmasing. b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara. c. Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya. d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia. e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani.
19
ibid
17
f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat/gagasan orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar. g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa. h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan, sebagai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya
melatih
keterampilan
dan
pengetahuan
sesuai
kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi. l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.
18
b. Belajar sambil melakukan Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan: 1) Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin praktek secara praktis dalam upaya memberikan bekal pengalaman dan keterampilan yang bermanfaat bagi anggota muda dan anggota dewasa muda. 2) Mengarahkan perhatian anggota muda dan anggota dewasa muda untuk berbuat hal-hal nyata dan merangsangnya agar rasa keingintahuan akan hal-hal baru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan timbul, daripada hanya menjadi penonton. c. Sistem berkelompok/beregu Sistem berkelompok/beregu pada hakikatnya menetapkan anakanak/pemuda dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 sampai 10 orang, 20 hal tersebut dilaksanakan agar anggota muda dan anggota dewasa muda memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Sistem kelompok dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) yaitu kemampuan untuk memahami dan berintraksi dengan orang lain.21 Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak, yang masing-masing dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang merupakan wadah kerukunan di antara mereka. d. Kegiatan di alam terbuka Kegiatan di alam terbuka, kegiatan rekreasi edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Kegiatan ini memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsurunsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, selain itu 20
Bahan Kursus Pembina loc.cit Linda cambel. Metode praktis pembelajaran barbasis multiple intelligences. Intuisi Pers: Jakarta. 2004. hlm. 3 21
19
mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam. Bagi anggota muda dan anggota dewasa muda menjaga lingkungan adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam tiap kegiatan yang selaras dengan alam. Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerjasama dan rasa memiliki.
e. Sistem tanda kecakapan Tanda kecakapan tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang anggota muda dan anggota dewasa muda. Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka supaya berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan. Setiap Pramuka wajib berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat22. f. Kegiatan yang menantang. Kegiatan menantang dan progresif serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan anggota dewasa muda. Maksud penggunaan prinsip penyesuaian dengan perkembangan rohani dan pertumbuhan jasmani itu agar proses pendidikan Pramuka dapat mengenai sasarannya dengan pasti dan tepat dalam tiap peserta didik. Segala kegiatan disesuaikan dengan kemampuan mental dan jasmani peserta didik meskipun perencanaan kegiatan kepramukaan dirumuskan secara umum namun pelaksanaannya harus diikuti oleh setiap peserta didik sesuai dengan kemampuan mental dan fisiknya.23. Untuk mempermudah pelaksanaan prinsip penyesuaian maka peserta 22 23
Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.Loc.Cit,hlm.66 ibid hlm.70
20
didik di golongkan yaitu, Golongan anak-anak yaitu Pramuka Siaga, Golongan remaja yaitu Pramuka Penggalang, Golongan Pemuda yaitu Pramuka Penegak, Golongan pemuda dewasa yaitu Pramuka Pandega g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri Sistem satuan terpisah lengkapnya sistem satuan-satuan terpisah untuk anggota-anggota putera dan untuk anggota puteri.24 Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Puteri dan perkemahan putera dipimpin oleh Pembina Putera. h. Kiasan dasar Kiasan dasar alam pikiran yang mengandung kiasan (gambar) sesuatu yang disanjung dan didambakan yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar bangsa Indonesia.25 Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda. Kiasan dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman. 24 25
ibid.hlm.67 Ibid. hlm.46
21
6. Keaktifan Mengikuti Pendidikan Pramuka Keaktifan siswa kelas XI MAN Semarang 1 dalam mengikuti Pendidikan Pramuka dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu; a. Frekuensi kehadiran mengikuti latihan Frekuensi dapat diartikan suatu kejadian yang berkelanjutan. Jumlah kehadiran dalam mengikuti pendidikan Pramuka secara berkelanjutan. Biasanya dihitung dalam jumlah kehadiran tiap minggu perbulanya dari daftar hadir. b. Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Pramuka Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan “sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.”26 Menurut Sumadi Suryabrata, motif adalah “keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan.”27 Seseorang melakukan aktivitas pramuka karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk mengikuti pendidikan Pamuka. c. Minat mengikuti Pendidikan Pramuka Minat Secara bahasa berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu28.” Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
26
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,1988)
hlm. 73 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989). hlm. 32. Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 583 27 28
22
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard yang dikutip oleh Slameto menyatakan “Interest is persisting tendency to pay attention to end enjoy some activity and content.”29 Sardiman A. M. berpendapat bahwa “minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri.”30Selanjutnya
menurut
Zakiah
Daradjat, mengartikan minat adalah “kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang.”Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat31. d. Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam mengikuti kegiatan Pramuka. Menurut Sumadi Suryabrata “perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.”32 Kemudian Wasti Sumanto berpendapat “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
29
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1991), hlm. 57 30 Sardiman A. M, Op.Cit h. 76 31 Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai Moral di Indonesia.Bulan Bintang.Jakarta.1977.hlm 56 32 Sumadi Suryabrata, Op.Cit 14
23
aktivitas.”33 Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang Pembina Pramuka harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pendidikan Pramuka yang diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap pendidikan pramuka, ia pasti akan berusaha keras untuk menerapkan materi yang ada di Pramuka e. Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka Unsur tak kalah penting adalah perasaan siswa terhadap materi pramuka. Perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”34 Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Perasaan di sini adalah perasaan senang dan perasaan tertarik. “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.”35 Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman latihan Pramuka, dan 33
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), h. 32. Sumadi Suryabrata, Op.Cit., hlm. 66. 35 W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983),hlm.30 34
24
penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam mengikuti pendidikan Pramuka.
B. AKHLAK 1. Pengartian Akhlak a. Menurut Bahasa: Kata akhlak berasal dari bahasa Arab ( )ق اﺧﻼbentuk jamak dari ( )ق ﺧﻠﻮyang biasa berartikan tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan bahkan agama,36 kalimat tersebut menganduang segi persesuaian dengan perkataan (
) yang berarti kejadian yang erat hubungannya dengan ()ﺧﺎﻟﻖ
yang berarti pencipta dan ( )ﻣﺨﻠﻮقyang berarti diciptakan.37 Namun
kata
(akhlak arab) tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggalnya kata tersebut yaitu ( )ق ﺧﻠﻮyang tercantum dalam AlQuran surat Al-Qalam ayat 4.
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekarti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4)38. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekarti atau kelakuan39. b. Menurut Istilah Akhlak ialah suatu haiat atau bentuk dari suatu jiwa yang benarbenar telah meresap dari situlah timbulnya perbuatan-perbuatan yang 36
kamus bahasa arab Drs. Hamzah Ja’cub. Etika Islam. CV. Publica: Jakarta. 1978. hlm.10 38 Departemen agama. Al-Qur’an dan Terjemahanya,Lubuk Agung: Bandung.1989.hlm.960 39 Poerwdarminta op.cit 37
25
spontanitas dan mudah, tanpa dibuat-buat dan tanpa membutuhkan pemikiran atau angan-angan. Apabila dari haihat tadi timbul kelakuankelakuan yang baik maka yang demikian itulah yang dinamakan budi pekarti yang baik. Sebaliknya apabila yang timbul kelakuan-kelakuan yang buruk, maka haiat yang demikian dinamakan budi pekarti yang buruk.40 Jadi apabila seseorang memaksakan diri untuk mendermakan hartanya, dilakukan jarang sekali dan tiba-tiba, maka bukanlah orang yang sedemikian ini disebut dermawan sebagai dasar budi pekartinya, selama keadaan yang semacam itu tidak meresap, menetap benar-benar dalam jiwanya dan dilakukan tanpa angan-angan. c. Akhlak Menurut Beberapa tokoh 1) Imam Al-Ghazali menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa. Daripada jiwa itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan partimbangan fikiran41. 2) Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan. Maksudnya, sesuatu yang mencirikan akhlak itu ialah kehendak
yang
dibiasakan.
Artinya,
kehendak
itu
apabila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad Amin menjelaskan arti kehendak itu ialah ketentuan daripada beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan pula ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya. Daripada kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah menimbulkan apa yang disebut sebagai akhlak42. 3) Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi kebiasaan. Sikap jiwa seseorang yang mendorongnya 40
Muhammad Jamaludin Alqasimi Addimasyqi. Bimbingan untuk mencapai tingkat mu’min. CV. Diponegoro : Bandung. 1988. hlm.505 41 Pengartian Akhlak Menurut Sarjana lslam http://aliasppd.tripod.com/pengartianakhlak.htm 42 Ibid
26
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui partimbangan (terlebih dahulu)43
2. Perbedaan Moral Akhlak Dan Etika Kata akhlak sering juga disebut dengan moral, etika dan budi pekarti hal tersebut tidak ada bedanya sama-sama membahas baik-buruk laku manusia. Bukti dari persamaan diantaranya bahwa itu berasasal dari bahasa arab (arab) bentuk jamak dari (arab) yang berarti tabiat, budi pekarti, watak. Dalam hal ini juga terdapat beberapa kata ganti lain atau sinonim untuk perkataan akhlak separti kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia juga mempunyai arti moral dan etika. Sedangkan menurut bahasa inggris dengan nama ethos, ethikos dalam bahasa yunani.44 Menurut istilah, moral berasal daripada bahasa latin moralis atau mores yaitu jamak kepada perkataan mos yang berarti kebiasaan yaitu perbuatan, budi pekarti dan perangai. Dictionary of Education menyatakan bahawa moral ialah suatu istilah yang digunakan untuk menetukan batasbatas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan secara layak dapat diaktakan benar, salah, baik, atau buruk. Moral merupakan tindakan lahiriyyah manusia dalam hubungan sesama manusia berdasarkan kepada pemikiran dan pandangan umum dalam sesuatu kumpulan, masyarakat, pada sesuatu kumpulan, masyarakat, pada sesuatu masa dan tempat tertentu. Nilai-nilai yang bersifat relative, subjektif dan temporal. Oleh itu, moral mungkin berubah menurut sesuatu lingkungan pemikiran, suasana dan tempat. Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, meskipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka 43 Ibid Dra.Hj. Aisyah Syukur. Aqidah Akhlak Untuk MA Kelas X. C.V. Gani & Son : Semarang. 2004. hlm.21 44
27
dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan sebagainya, sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional, meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama. Secara harfiahnya, kedua-dua istilah tersebut dapatlah disamakan dengan istilah akhlak daripada bahasa Arab yang membawa arti perangai, tingkah laku, perilaku, tata susila dan budi pekarti45. Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika itu masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan. Melihat akhlak, etika atau moral seseorang, harus dibedakan antara perbuatan yang bersifat tempe ramental dengan perbuatan yang bersumber dari karakter kepriba diannya. Temperamen
merupakan
corak
reaksi
seseorang
terhadap
berbagai rangsang yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, oleh karena itu sulit untuk berubah. Sedangkan karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkahlaku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat. Karakter seseorang terbentuk melalui perjalanan hidupnya, oleh karena itu bisa berubah46. Islam sebagai agama yang komprehensif dan sempurna, menjadikan akhlak sebagai satu cabang yang asasi dalam program hidup individu, merupakan tuntutan wajib bagi setiap orang. Ilmu akhlak berusaha membina dan memupuk rohaniah manusia, membina insaniyyah, 45
Agus Syafi’i.Akhlakul Karimah dan Pengertiannya http://groups.yahoo.com/ group/ ppiindia/message/68918 46
Agus Syafi’i. Ibid
28
membentuk tingkah laku dan mengarahkan individu ke arah kebaikan dan ketinggian di samping mengingakan bahaya-bahaya keburukan dan kejahatan supaya masing-masing berusaha menjauhkan diri daripada terjebak dengan pengaruh-pengaruh sifat negatif. Oleh kerana ilmu akhlak ini menyentuh tentang tingkah laku manusia, tentang ketinggian budi dan rohaniah, ia juga dinamakan Ilmu Al-Suluk (Ilmu Tingkah Laku), Ilmu Hikmah dan Ilmu Tahdhib Al-Akhlak (Ilmu Penceriaan Akhlak). Jika dihubungkan ilmu ini dengan agama, tidak menjadi salah jika kita menamakan ilmu ini sebagai Ilmu Aqliyy. Sekarang dapat dilihat persamaan antara ilmu akhlak, moral dan etika, yaitu menetukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbedaannya pula terletak pada ukuran masing-masing, di mana ilmu akhlak dalam menilai
perbuatan manusia
menurut ukuran Al-Quran dan As-Sunnah, etika dengan pertimbangan akal fikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku dalam masyarakat.
3. Pembagian Akhlak Akhlak dibagi menjadi 2 (dua) akhlak baik (mahmudah) akhlak buruk (madzmummah). Para filosof dan teolog sering membahas tentang arti baik dan buruk, serta tentang pencipta kelakuan tersebut, yakni apakah kelakuan itu merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusia sendiri, ataukah berada di luar kemampuannya. Secara nyata terlihat dan sekaligus kita akui bahwa terdapat manusia yang berkelakuan baik, dan juga sebaliknya. Ini berarti bahwa manusia memiliki kedua potensi tersebut.Terdapat sekian banyak ayat Al-Quran yang dipahami menguraikan hal hakikat ini, antara lain:
29
Maka Kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk) (QS Al-Balad [90]: 10)47.
Dan (demi) jiwa serta penyempurnaaaan ciptaannya, maka Allah mengilhami (jiwa manusia) kedurhakaan dan ketakwaan (QS Asy-Syams [91]: 7-8)48. Walaupun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, namun ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-Quran bahwa kebajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia daripada kejahatan, dan bahwa manusia pada dasarnya cenderung kepada kebajikan. Al-Quran surat Thaha menguraikan bahwa iblis menggoda Adam sehingga, durhakalah Adam kepada Tuhannya dan sesatlah ia. Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaan konsep-konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan jika terjadi terletak pada bentuk, penerapan atau pengartian yang tidak sempurna terhadap konsep-konsep moral, yang disebut ma'ruf dalam bahasa Al-Quran. Potensi yang dimiliki manusia untuk melakukan kebaikan dan keburukan, serta kecenderungannya seharusnya
mengantarkan
yang
manusia
mendasar
kepada kebaikan,
memperkenankan perintah Allah
(agama-Nya) yang dinyatakan-Nya sesuai dengan fithrah (asal kejadian manusia). Dalam Al-Quran surat Ar-Rum(30): 30 dinyatakan, .
47 48
Departemen Agama Op.cithlm.1061 Ibid. hlm.1064
30
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahu (QS. Ar-Rum(30): 30)49. Itulah fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Di sisi lain, karena kebajikan merupakan pilihan
dasar manusia,
kelak di hari kemudian pada saat pertanggungjawaban, sang manusia dihadapkan kepada dirinya sendiri. Tolok ukur akhlak yang baik menurut Elizabeth Hur lock adalah : True morality is behaviour wich conforms to social standards and wich also carried out poluntary by the individual. Yang pokok dari kutipan itu adalah, moralitas yang sungguhsungguh itu sebagai berikut : 1. Kelakuan yang sesuai dengan ukuran masyarakat, yang timbul dari hati sendiri(bukan paksaan luar) 2. Rasa tanggungjawab atas tindakan itu 3. Mendahulukan kepantingan umum dari pada keinginan pribadi.50 Kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan Allah. Demikian rumus yang diberikan oleh kebanyakan ulama. Perlu ditambahkan, bahwa apa yang dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk. Di sisi lain, Allah selalu memperagakan kebaikan, bahkan Dia memiliki segala sifat yang terpuji. Al-Quran suci surat Thaha (20): 8 menegaskan:
49
Ibid. hlm. 645 Dr. Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai moral di Indonesia.Bulan Bintang: Jakarta.1977. hlm 8 50
31
(Dialah) Allah tiada Tuhan selain Dia, Dia mempunyai terpuji (Al-Asma' Al-Husna) (QS Thaha [20]: 8)51.
Sifat-sifat yang
4. Sasaran Akhlak Akhlak mencakup beberapa hal
yang
tidak merupakan sifat
lahiriah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak diniah (agama) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
dan benda-benda tak bernyawa).Berikut
upaya
pemaparan sekilas beberapa sasaran akhlak Islamiyah. a. Akhlak terhadap Allah Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. Mahasuci engkau --Wahai Allah-- kami tidak mampu
memuji-Mu; Pujian
atas-Mu, adalah yang Engkau pujikan kepada diri-Mu. Demikian ucapan
para
malaikat. Itulah
sebabnya
mengajarkan kepada manusia untuk
mengapa
Al-Quran
memuji-Nya, Wa qul al-
hamdulillah (Katakanlah "al-hamdulillah"). Dalam Al-Quran surat An-Nam1 (27): 93,secara tegas dinyatakan-Nya bahwa,
Dan katakanlah, "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan52." Akhlak mulia kepada Allah berati mengikuti seluruh perintah yang telah disampikan Allah kepada Rasul yang Maha Mulia 51
Departemen Agama.loc.cit 476 52 Ibid.hlm.605
32
Muhammad SAW. Seluruh perintah tersebut sudah tercatat dalam Al-Quran dan Hadist. b. Akhlak Terhadap Sesama Manusia Banyak
sekali
rincian
yang
dikemukakan
Al-Quran
berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif separti
membunuh,
menyakiti
badan,
atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu. .
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263)53. c. Akhlak Terhadap Lingkungan Yang dimaksud lingkungan di sini adalah yang berada
di
sekitar
54
manusia ,
segala
sesuatu
baik binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada
dasarnya,
akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut
adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan
mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil 53 54
Ibid.hlm.66 Peter Salim Loc.cit.hlm.877
33
buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang
sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan,
Bahwa binatang melata dan burung-burung pun adalah umat separti manusia juga, sehingga semuanya tidak bolehdiperlakukan secara aniaya55. Bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan manusia kepada kesadaran
bahwa
genggaman tangannya,
apa
tidak
pun lain
yang kecuali
berada
di
dalam
amanat
yang
harus dipertanggungjawabkan. Setiap jengkal tanah yang terhampar di bumi, setiap angin sepoi yang berhembus di udara, dan setiap tetes
hujan
yang
pertanggungjawaban
tercurah manusia
dari
langit
menyangkut
akan
dimintakan
pemeliharaan
dan
pemanfatannya, demikian kandungan penjelasan Nabi Saw. Dengan demikian bukan saja dituntut agar tidak alpa dan angkuh terhadap sumber daya yang dimilikinya, melainkan juga dituntut untuk memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki
55
Departemen Agama Op.Cit.192
34
oleh Pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar manusia. Pernyataan Allah ini mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus bersikap
berpikir
dan
demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh
bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku sewenang-wenang terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam ajaran Islam. Istilah itu muncul
dari
pandangan
mitos Yunani
yang
beranggapan bahwa benda-benda alam merupakan dewa-dewa yang memusuhi manusia sehingga harus ditaklukkan. Yang menundukkan alam menurut Al-Quran adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Maha suci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan kami sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13)
5. Faktor Pembentukan Akhlak Siswa Akhlak adakalanya merupakan insting yang tumbuh tanpa memerlukan latihan, namun mayoritas akhlak manusia terbentuk karena latihan atau pengaruh dari dalam dan luar diri manusia.56 Seseorang yang jiwanya sudah rusak sudah senantiasa dikalahkan oleh nafsu kebatilan, orang yang demikian sukar untuk melatih diri berakhlak yang baik sehingga beranggapan bahwa ahlak seseorang tidak dapat dirubah.57
56
.hlm.9
57
ibnu arabi. Hiasilah Dirimu Dengan Ahlak Mulia. Cahaya Hikmah:Yogyakarta 2004
Muhamad Jamaludin Alqasimi Addimasyqi.Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mu,Min . CV. Diponegoro: Bandung.1988.hlm.508
35
Jika pendapat yang demikian itu benar tentu tidak berguna lagi pemerintah untuk memberikan wasiat, nasehat pesan dan pendidikan dan juga pastilah rasulullah tidak bersabda yang artinya perbaikilah akhlakmu jadi jelas bahwa ahlak seseorang itu dapat dirubah, sebagaimana manusia dapat mengubah tabiat binatang yang liar menjadi jinak. segala yang wujud di dunia dibagi menjadi 2 dua macam pertama, segala sesuatu yang tidak ada pengaruh manusia sejak awal mulanya separti langit, bintangbintang dan lain sebagainya. Kedua sesuatu yang telah ada dan masih dalam keadaan kurang tetapi di dalamnya dikaruniai Allah SWT. Suatu kekuatan untuk menerima kesempurnaan apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk mencapai kesempurnaan, syarat-syarat tersebut adakalanya berhubungan dengan manusia separti biji buah apel tidak akan dapat menjadi buah apel tanpa diolah (ditanam dan dirawat) oleh manusia begitu juga ahlak.
6. Upaya Dalam Mendidik Akhlak Siswa. Pendidikan akhlak bagi siswa mutlak harus dilaksanakan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan antara lain: a. Memantapkan pelaksanaan pendidikan agama, yang tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, haji, zakat tetapi harus mencakup keseluruhan hidup dan menjadi pengendali dalam segala tindakan58. Model pengajaran yang dilakukan tidak hanya pengalihan pengetahuan agama (transfer of religion knowledge) tapi juga harus untuk mewujudkan perilaku manusia yang sesuai dengan tuntutan agama.59 Pendidikan yang dilakukan harus melibatkan seluruh guru bukan hanya tanggung jawab guru agama semata.selain itu sekolah juga harus menajalin dengan pihak keluarga.
58
.hlm 66
59
Zakiah Drajat.Membina nilai-nilai Moral di Indonesia.Bulan Bintang.Jakarta, 1977
Abudin Nata.manajemen Pendidikan mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,Prenada Media:Jakarta edisi pertama, 2003,hlm 202.
36
b. Menciptakan rasa aman dalam keluarga dan masyarakat, rasa aman merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak,diantara faktor timblnya kerusakan moral adalah perasaan gelisah dan kurang aman. Rasa aman ini harus diciptakan oleh keluarga, pemerintah (aparat terkait) c. Memperbanyak bimbingan dan penyuluhan untuk mengurangi kegelisahan siswa dalam menghadapi problem hidup perlu adanya biro konsultasi atau badan yang dapat memmberikan penyeuluhan.60 d. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.61 e. Pengisian waktu luang (leisure time), pengaturan untuk mengisi waktu luang harus terprogram dengan baik dan menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan latihan ketrampilan, dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan bagi yang mempuanyai bakat.62 f. Pendidikan akhlak harus menggunakan seluruh kesempatan, berbagai sarana termasuk teknologi modern, kesempatan berekreasi, pameran, kunjungan, berkemah, dan sebagainya harus digunakan sebagai peluang untuk membina akhlak. Demikian juga sarana masjid, radio, televisi, internet dan sebagainya.
C. PENDIDIKAN
PRAMUKA
IMPLEMENTASINYA
DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA Masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang di mana saja baik masyarakat yang masih terbelakang maupun
telah maju.
Misi diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah untuk meyempurnakan agamaagama sebelumnya karenanya Islam yang beliau bawa misinya universal dan abadi, universal artinya untuk seluruh umat manusia dan abadi maksudnya untuk seluruh zaman. Dalam inti ajaran islam ialah mengadakan bimbingan 60
Zakiah darajat ibid.hlm 73 singgih Gunarsa.psikologi remaja.PT.BPK Gunung Mulia: Jakarta.1983.hlm.162 62 zakiah darajat op.cit hlm 78 61
37
bagi kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang inilah terletak hakekat manusia. Sikap mental dan jiwa itulah yang menentukan bentuk kehidupan lahir. Nabi Muhammad bersabda :
ق اﻟﺨﻼ ﻣﻜﺮم ﻻﺗﻤﻢ ﺑﻌﺜﺖ اﻧﻤﺎ Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak.( HR. Ahmad dan Bayhaqy)63 Menurut ajaran islam pendidikan Akahlak merupakan hal yang penting dalam membina umat atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan tidak semata-mata ditenukan oleh besarnya investasi materil,64 karena betapun melimpahnya investasi materil kalau pelaksananya tidak mempunyai akhlak niscaya semuanya akan berantakan karena penyelewengan. Akhlak dari suatu bangsa menentukan sikap hidup dan perbuatannya. Betapa pentingnya akhlak, termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi menurut Gerakan Pramuka merupakan pendidikan non formal yang berperan sebagai komplemen dan suplemen terhadap pendidikan formal untuk melahirkan generasi yang bertanggungjawab pada masa depan. Diperlukan sikap akhlak yang baik, dan itu perlu ditanamkan dari sekarang dalam kurun waktu 47 tahun Gerakan Pramuka telah melaksanakan pelbagai kegiatan dalam rangka pembentukan akhlak
para generasi muda itu. rasulullah
bersabda yang artinya: Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat, maka ia tidak wajib untuk mendengar dan taat. (HR. Bukhori) Gerakan Pramuka memiliki banyak kegiatan positif bagi pembinaan kaum muda. Apabila berbagai kegiatan ini dapat diselenggarakan dengan baik, tujuan Gerakan Pramuka, seperti yang tercantum dalam AD/ART,
63 64
Hadits Drs. Nasarudin Razak. Dienul islam. PT.Alma’rif : Bandung. 1996. hlm.37
38
yakni membentuk generasi muda yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa, cerdas dan terampil serta kuat dan sehat, akan dapat dicapai dengan memuaskan, yang kesemuanya ini apabila dapat diwujudkan pada gilirannya akan berperan sangat signifikan dalam mencegah terjadinya pelbagai hal negatif diantara generasi muda.beberapa kegiatan yang positif diantaranya: 1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama masing-masing 2) Kerukunan antar umat seagama dan antar umat pemeluk agama yang satu dengan yang lain. 3) Penghayatan dan pengamalan pancasila untuk memantapkan jiwa pancasila dan mempertebal kesdaran sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara. 4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya 5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan. Selain untuk membina akhlak siswa kegiatan-kegiatan Pramuka juga bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan,
memupuk
dan
mengembangkan
persaudaraan
dan
persahabatan baik nasional maupun internasional, menumbuh kembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif, dan inovatif, rasa tanggung jawab, menumbuh kembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan, memupuk dan mengembangkan kepemimpinan, membina dan melatih jasmani, panca indra, daya pikir, penelitian, kemandirian dan sikap otonom, ketrampilan, dan hasta karya.
39
D.
KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Dalam penelitian yang penulis lakukan ternyata bukan merupakan penelitian yang pertama kali yang berkaitan dengan pendidikan pramuka dan akhlak , akan tetapi sebelum penulis melakukan penelitian ada orang lain yang meneliti hampir mirip dengan yang penulis lakukan sebut saja skripsinya M.Nurrofik Fakultas Dakwah IAIN Walisongo 2003 dengan judul
Skripsi
Kontribusi
Racana
Walisongo
Semarang
Dalam
Pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamal Sari Kelurahan Kedungpane Mijen Kota Semarang, dalam skripsi ini berisi mengenai sejauh mana kontribusi Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Pramuka Racana Walisongo dalam mengembangkan kehidupan beragama masyarakat Jamal Sari terutama dari sisi dakwahnya, yang kedua skripsinya Lukluil maknun Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2002 yang berjudul Dasa Dharma Implementasinya Dalam Kepemimpinan Islam skripsi ini lebih fokus ke Dasa Dharma dan kepemimpinan Islam apakah anggota gerakan Pramuka yang betul-betul menerapkan makna dasadharma sesuai dengan kepribadian para pemimpin muslim, Kedudukan
penelitian
kali
ini
berbeda
dengan
penelitian
sebelumnya.dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya dengan memfokuskan pembahasan mengenai pengaruh keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak
siswa jadi apakah keaktifan siswa dalam mengikuti pendidikan
memiliki peranan penting dalam pembentukan akhlak siswa.
E.
PENGAJUAN HIPOTESIS Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah. Dengan kata lain ”hipotesis” merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan.65Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah dan untuk memberikan tujuan yang tegas maka diperlukan hipotesa. 65
Ibnu hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press,1996,hlm.61)
40
Kata hipotesis berasal dari bahasa yunani yang berarti suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.66 Sesuai dengan judul yang ada, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah “ Bahwa kegiatan pendidikan Pramuka mempunyai hubungan positif dengan
akhlak
siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran
2007/2008” dengan kata lain semakin aktif siswa mengikuti pendidikan Pramuka maka akhlak siswa semakin baik.maka yang perlu dibuktikan kebenaranya adalah: 1. Ada hubungan
keaktifan mengikuti pendidikian pramuka terhadap
akhlak siswa 2. Berapakah taraf signifikansi hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa
66
Sutrisno Hadi .Metodologi Reseach Jilid I. Andi Offset : Yogyakarta. 1973. hlm.63
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Setiap orang yang melakukan penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda sesuai dengan bidang penelitianya. Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini memilki tujuan Untuk mengetahui hubungan keaktifan dalam mengikuti pendidikan Pramuka terhadap
akhlak
siswa kelas XI MAN Semarang 1 Tahun pelajaran
2007/2008.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan oleh penyusun selama satu bulan yaitu mulai tanggal 10 Januari sampai dengan 10 Februari 2008 adapun tempat penilitianya di MAN Semarang 1
C. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini penyusun menggunakan dua variabel, yaitu : 1. Keaktifan siswa mengikuti kegiatan Pramuka sebagai variabel X dengan indikator sebagai berikut : a. Frekuensi kehadiran mengikuti latihan b. Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Pramuka c. Minat mengikuti Pendidikan Pramuka d. Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka e. Perasaan mengikuti Pendidikan Pramuka 2. Akhlak siswa sebagai variabel Y dengan indikator sebagai berikut : a.
Akhlak siswa terhadap Allah.
42
b. Akhlak siswa terhadap sesama manusia c.
Akhlak siswa terhadap lingkungan
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penghitungan menggunakan rumus korelasi product moment, menggunakan survey dengan angket sebagai alat pengumpul data.
E. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.1 Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasilhasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa –siswi kelas XI MAN Semarang 1 adapun yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh 1
. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Aneka Cipta : Jakarta, 1993, hlm. 102
43
siswa MAN Semarang 1 kelas XI tahun pelajaran 2007/2008 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka siswa, dalam hal ini seluruh siswa kelas XI yang mengikuti Pendidikan Pramuka sejumlah 66 siswa sehingga penelitian ini dapat disebut penelitian populasi. Hal ini berdasarkan teori yang dikemukakan Dr. Suharsimi Arikunto bahwa populasi yang kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semua.
F. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penyusun menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Angket Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memeperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.2 Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas XI yang aktif mengikuti pendidikan pramuka yang berjumlah 55 siswa dari seluruh angket yang dibagikan untuk diisi kemudian dikumpulkan lagi. Angket yang di ajukan berupa angket tertutup hal ini memudahkan jawaban responden dan memperlancar dalam menganalisa data. Metode ini dilakukan untuk mengetahui data X dan Y yang terdiri dari angket motivasi, minat dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pendidikan Pramuka, serta akhlak siswa. 2. Observasi Observasi diartikan sebagai memperhatikan sesuatu dengan mata. di Dalam pengertian psikologi observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. pengamatan dan pendataan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidikinya.3 Penggunaan metode ini untuk mendapatkan data – data mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti 2
Ibid. hlm. 139 3 . Suharsimi Arikunto, Opcit hlm.145.
44
kegiatan Pramuka, mulai dari latihan, sampai pulang latihan dan kegiatan pramuka yang dilakukan diluar sekolah, serta keseharian siswa yang aktif mengikuti pendidikan Pramuka 3. Interview Interview yaitu dialog yang yang dilakukan interviewer
untuk
memperoleh informasi dari interviewe.4 Metode ini penyusun gunakan untuk mengadakan wawancara dengan pihak sekolah berkaitan dengan sekolahan, Pembina Pramuka, yang meliputi keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka juga
akhlak
siswa yang mengikuti pendidikan
Pramuka. 4. Dokumentasi Dokumentasi dengan cara mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku kegiatan, majalah, agenda dan sebagainya. Operasional metode ini dipakai untuk mendapatkan data yang bersifat dokumenter atau yang didokumentasikan.5metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang sekolah,
kegiatan
siswa pada saat
mengikuti Pendidikan Pramuka.
G. METODE ANALISIS DATA
Setelah data-data terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan pendekatan. dan selanjutnya digunakan data-data statistik dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskritif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan tujuan data variable yang diperoleh dan kelompok subyek yang diteliti6.Yang termasuk dalam
4
.Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Aneka Cipta : Jakarta, 1993, hlm.. 144 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. 2003 Bumi Aksara : Jakarta. Hlm. 81 6 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet.I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998) 5
45
analisis data statistic adalah penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi, table histogram, mean dan skor deviasi Dalam analisis ini, data dari masing-masing variable akan ditentukan a) Penskoran Pada pensekoran ini langkah yang ditempuh adalah memasukan datadata angket yang telah diperoleh, kemudian menjumlahkan masingmasing jawaban yang telah diberikan responden angket penelitian ini terdiri dari 20 soal (10 soal untuk Variabel X dan 10 soal untuk Variabel Y). Dengan menggunakan skala likert (walaupun sebenarnya skala likert sendiri bukan merupakan skala, melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberikan skor pada indeks) Pada tahap ini data diperoleh dari hasil angket yang disebarkan selama penelitian dimasukkan dalam tabel persiapan dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data tersebut dengan angket – angket kualitatif. Dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1) Untuk alternatif jawaban a dengan skor 4 2) Untuk alternatif jawaban b dengan skor 3 3) Untuk alternatif jawaban c dengan skor 2 4) Untuk alternatif jawaban d dengan skor 1 hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Masri Singarimbun7 b) Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan menentukan: •
Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.R = NT-NR
•
Menentukan banyak kelas Interval dengan membagi R dengan jumlah kelas
c) Menentukan tabel frekuensi d) Mencari nilai rata-rata(mean) dari Variabel (X) dan Variabel (Y) 2. Analisis Statistik Infersial 7
219
Masri Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survei, (Yogyakarta: LP3S, 1989), hlm.
46
Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik dengan menggunakan menggunakan teknik korelasi product moment, adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan mencari hubungan variabel (X) terhadap variabel (Y). Dalam penelitian yang berjudul Hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak Siswa kelas XI MAN Semarang 1 Tahun Pelajaran 2007/2008, ini mempunyai variabel (X) keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dan variabel (Y) yaitu akhlak siswa adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata X dan Y dengan rumus:
X= Y =
∑X N ∑Y N
b. Mencari score deviasi
(∑ X ) −
2
∑x
2
=∑X
2
N
(∑ Y ) ∑ y = ∑Y − N
2
2
2
∑ xy = ∑ XY −
(∑ Y )(∑ Y ) N
c. Mencari koefisien korelasi: rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y 2
2
)
3. Pembahasan Penelitian Tahap ini merupakan analisis data lebih lanjut dari deskripsi data penelitian dan pengujian hipotesis. Ini merupakan interpretasi lebih jauh
47
setelah hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya dalam penelitian. Dalam tahap ini terdapat dua kemungkinan: 1. Dalam taraf kepercayaan 5% dan 1%, apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih besar dari pada nilai r dalam tabel (rt ) maka hasil penelitian dinyatakan signifikan dan ada hubungan positif X terhadap Y 2. Apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih kecil dari pada tabel (rt ) maka hasil penelitian dinyatakan non signifikan dan tidak ada hubungan positif X terhadap Y
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN 1.Gambaran Umum MAN semarang 1 a. Historis MAN Semarang 1 sampai saat ini usianya sudah menginjak dua puluh enam tahun, merupakan perubahan dari SP IAIN Sunan Kalijaga dengan SK Menteri Agama No.17 Th. 1978. MAN Semarang 1 mengalami pergantian pimpinan sebanyak sebelas kali. Saat ini dipimpin oleh Drs. Syaefudin, MPd. Pada usia yang kedua puluh enam tahun ini MAN 1 Semarang telah mengalami pergantian kepala madrasah sebanyak sebelas kali, yaitu: 1)
K.H. Ahmad Daroji
2)
Drs. K. Abdul Karim Husein
3)
H. Abdul Fatah
4)
Drs. Suhadi Rachmat
5)
Drs.H Ismono
6)
Drs.H Rachmat Shofi
7)
Drs.H. Mahmudi
8)
Drs.Agus Hadi Susanto
9)
Drs.H.Haryono
10) Drs. H Basuki,M.Ag. 11) Drs.Syaefudin, M.Pd.
b. Letak Geografis Lokasi gedung MAN Semarang 1 terletak Kelurahan Pedurungan Kidul, tepatnya di jalan brigjen Sudiarto, kec. Pedurungan. Dari simpang lima kurang lebih 6 Km.
48
Gambar. 1 Denah Lokasi MAN Semarang 1
Arah Simpanglima
Arah Purwodadi
Jl. Plamongan Sari Raya
Jl. Brigjen Sudiarto
KETERANGAN :
= Gedung MAN 1
= STEKOM
c. Visi dan misi MAN 1 semarang Visi: Terwujudnya tamatan yang iman, taqwa, berprestasi dan berakhlakul karimah Misi: MAN Semarang 1 1) Menyiapkan calon pemimpin dan mubalighul islam yang kreatif, inovativ dan aspiratif, dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT. 2) Meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidikan sesuai perkembangan zaman 3) Menjadikan
MAN
Semarang
1
sebagai
madrasah
yang
mengembangkan pengajaran iptek dan imtaq 4) Diterimanya lulusan MAN Semarang 1 diperguruan tinggi dan punya prestasi akademik yang baik
49
5) Terciptanya lingkungan yang islami penuh ukhuwah, sederhana disiplin dan berkreasi.
d. Keadaan Gedung dan Fasilitas Keadaan MAN Semarang 1 saat ini: Gedung yang dimiki oleh Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1 adalah : 1) Luas tanah
: 11.463 m2
2) Luas Bangunan
: 3.763m2
3) Jumlah Kelas
: 32 kelas terdiri dari :
4) Jumlah Siswa
-
Kelas X
11 Kelas
-
Kelas XI
11 kelas
-
Kelas XIII
11 kelas
: 1.238 siswa
1) Gedung Gambar.2 Denah Ruang MAN Semarang 1 K1
K2 A3 A2
A1 B2 B1
C
D
U G
E F
H
U
J
L
O1 O2 O3
M
M
M
Oa Oa Oa
LH LH
O4 LB
P P P R R R
I
N
LK LK
P P P R
R R
P P P R
R R
Q
KETERANGAN : A1 = Kelas III IPA1
L = RUANG MUSIK
A2 = Kelas III IPA2
M = LAB. KOMPUTER
50
A3 = Kelas III IPA3
N
= RUANG GURU
B1 = Kelas III BAHASA 1
O1
= KELAS IPS 1
B2 = Kelas III BAHASA 2
O2
= KELAS IPS 2
C
= RUANG MULTIMEDIA
O3
= KELAS IPS 3
D
= RUMAH PENJAGA
Oa
= KELAS IMERSI
E
= AULA
LK
= LAB. KIMIA
F
= MASJID
LH
= LAB.BAHASA
G
= RUANG TU
LB
= LAB.BIOLOGI
H
= RUANG KEPALA SEKOLAH P
= KELAS X
I
= POS SATPAM
R
= KELAS XI
J = PERPUSTAKAAN
Q
= KANTIN
K2
= ASRAMA PUTRA
K1
= ASRAMA PUTRI
2) Fasilitas a) Laboratorium 6 ruang (Fisika, kimia/ biologi, bahasa, IPS, Komputer) b) Perpustakaan c) Masjid d) Ruang BK e) Ruang OSIS f) Ruang UKS/ PMR g) Sanggar Pramuka h) Kantin i) Toko Koperasi/Foto Copy j) Lapangan basket/tenis/volly ball e. Keadaan Guru dan Karyawan Guru dan karyawan MAN Semarang 1 berjumlah 100 orang yang terdiri dari : 1) Guru
: 80
Orang
2) TU
: 20 Orang
3) Pesuruh
:
4 Orang
51
f. Keadaan Siswa Yang dimaksud siswa disini semua peserta didik MAN Semarang 1 Pada tahun pelajaran 2007/2008 seluruhnya berjumlah 1.238 siswa g. Kegiatan Belajar Mengajar Guna meningkatkan prestasi MAN Semarang 1 Dalam kegiatan belajar mengajar memakai KTSP untuk semua mata pelajaran Kegiatan belajar mengajar dimulai dari jam 07.00 WIB sampai dengan 13.30 WIB. Berangkat hari senin sampai sabtu, ahad libur. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah disamping itu dalam proses pengajaran
menggunakan
kreatifitas
dan
penggunaan
media
pembelajaran, juga mengadakan latihan dasar kepemimpinan bagi pengurus OSIS, Perwakilan Kelas, Pramuka dan PMR juga kegiatan Workshop in House training guru Tu dan komite sekolah h. Kegiatan Intra Kurikuler Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan struktur program seperti terdapat dalam kurikulum kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan tatap muka di depan kelas. Selain itu boarding school atau system asrama merupakan sistem yang telah berjalan di MAN Semarang 1 tujuanya yaitu mengadakan pembinaan siswa selama 24 Jam, titik beratnya adalah pada pelaksanaan ibadah, kajian kitab kuning, pelaksanaan pelatihan mubaligh dan efektifitas bimbingan belajar serta penguasaan bahasa asing dan daerah. i. Kegiatan Kokurikuler Kegiatan ini dilaksanakan di luar jam tatap muka, sehingga kegiatan ini dilaksanakan di luar jam sekolah dan di luar sekolah. j. Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran atau di luar jam tatap muka, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan. Kegiatan ektrakurikuler yang terdapat MAN Semarang 1 adalah kegiatan Pramuka, PMR, Pencak Silat, Basket, Karya Ilmiah
52
Remaja, Bahasa, Karate, Majalah Dinding, Teater,Tilawatil Qur’an dan seni rebana, yang dilaksanakan secara rutin dan telah terprogram.
2. Pendidikan Kepramukaan di MAN Semarang 1 Gambaran Umum Pendidikan Pramuka di MAN Semarang 1 Kegiatan Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstra yang telah lama diselenggarakan di MAN Semarang 1. Kegiatan Pramuka diikuti oleh siswa MAN Semarang 1 untuk siswa kelas X diwajibkan jadi semua ikut pendidikan Pramuka sedangkan untuk kelas XI dengan sukarela tidak ada paksaan untuk mengikuti kegiatan ini jumlah siswa kelas XI yang aktif berjumlah 66 siswa meskipun demikian siswa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan Pramuka, tapi ada juga yang ikut kegiatan Pramuka tetapi kurang aktif, ada juga yang mengikuti kegiatan ekstra lain. Kegiatan Pramuka di MAN 1 di pimpin oleh seorang pembina dan dibantu oleh pembantu pembina Program kerja kegiatan Pramuka di MAN Semarang 1 dibuat dalam sebuah musyawarah setiap satu tahun sekali yang dikuti oleh pengurus Gugus Depan yang terdiri dari dewan guru dengan bimbingan Majlis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) yang di ketuai oleh Kepala Sekolah dalam musyawarah tersebut pengurus Gugus Depan yang lama mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan, pembahasan dilanjutkan dengan perencanaan kegiatan tahun berikutnya selain itu juga ditetapkan pengurus baru Gugus Depan. Untuk lebih lengkapnya pengurus Gugus Depan dapat dilihat pada gambar 03, Sedangkan untuk Pengurus Dewan Ambalan yaitu untuk ambalan putra yaitu Sunan kalijogo dan untuk ambalan putri yaitu Cut Nyak Dien susunan kepengurusanya sebagai berikut: Pradana Putra
: Hafiz Fahmiar
Pradana putri
: Siti Nurkhikmah
Sekretaris
: Iwan Setyawan, Ikeu Maryani
Juru Uang
: Sahli, Eva Alfiana
53
Giat Ops
: Sutrisno M.Iksan, Puji Fitriani, Wisda Amalia
Tekpram
: Dimas Fahmi, Nurakhmad, Kusaeni, Sri Wahyuni, Endang Retnasih
Ev. dan Penelitian
: Joko, Zumrotul, Dwizuliati
Bin.Bang
: Mita susanti
Humas
: Anggi Surya, Heri budianto, Umi Solihati
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan struktur organisasi dewan Ambalan pada gambar.4 Gambar.3 Struktur Pengurus Gugus Depan 04.039-04.040 Pangkalan MAN Semarang 1 Masa Bakti 2007/2008
MABIGUS Drs. H.Syaifudin, MPd
KA. HAR. MABIGUS Drs. Isnandar
PEMBINA PUTERA Irfan Dwi Putranoto, SPd
PEMBINA PUTERI Endang Purwatiningrum,Spd.
PRADANA PUTERA M.Hafis Fahmiar
PRADANA PUTERI Noorkhikmah
ANGGOTA PUTERA
ANGGOTA PUTERI
54
Gambar. 4 STRUKTUR DEWAN AMBALAN SUNAN KALIJAGA DAN CUT NYAK DIEN GUDEP 04.039-04.040 PRADANA PUTRA HAFIS FAHMIAR PRADANA PUTRI SITI NUR HIKMAH
KERANI PUTRA IWAN SETYAWAN
JURU UANG PUTRA SAHLI
KERANI PUTRI IKEUMARYANI
JURU UANG PUTRI EVA ALFIANA
PEMANGKU ADAT PUTRA MUSLIKHUN
PEMANGKU ADAT PUTRI HANIF
GIAT OPS PUTRA SUTRISNO GIAT OPS PUTRI PUJI FITRIANI
TEKPRAM PUTRA DIMAS FAHMI TEKPRAM PUTRI ENDANG
EVALIT PUTRA JOKO EVALIT PUTRI DWI YULIANTI
BINBANG PUTRA AHMAD K BINBANG PUTRI MITA SUSANTI
HUMAS PUTRA ANGGI SURYA HUMAS PUTRI UMI SOLIHATI
Salah satu kegiatan yang telah diprogramkan dalam musyawarah Gugus Depan adalah latihan rutin yang diselenggarakan setiap hari jum'at mulai jam 14.00 WIB
sampai dengan jam 16.00 kegiatan latihan
dilaksanakan oleh peserta didik sendiri artinya siswa yang sudah senior melatih adik kelasnya yang yunior dengan pengawasan dari seorang pembina putera dan pembina puteri. Pelaksanaan latihan/ kegiatan dilakukan secara terpisah bagi anggota putra dan anggota putri dengan praktek secara praktis. Kegiatan
55
latihan dibagi menjadi 2 jenis kegiatan yaitu kegiatan di dalam ruangan dan kegitan di luar ruangan, kegiatan di dalam ruangan meliputi kegiatan pemberian materi kepramukaan dan materi lain yang berhubungan dengan Pramuka (agama, sejarah, ilmu teknologi dan lain-lain) oleh senior dan atau pembina sedang untuk kegiatan di luar ruangan meliputi latihan peraturan baris berbari (PBB), permainan yang mendidik, jelajah alam, halang rintang, bakti sosial dan lain-lain. Kegiatan dilakukan dengan lebih banyak praktek, berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan pengetahuan dan kecakapan. Kegiatan Pramuka Yang ada di MAN Semarang 1 tidak hanya latihan rutin saja setiap tahun ada program yang telah di rencanakaan oleh dewan ambalan diantaranya kemah penerimaan anggota baru, pelantikan bantara, memperingati ultah ambalan dan ultah Pramuka, pelantikan Bantara dan lain sebagainya yang dapat dilihat pada gambar program kerja dewan ambalan Pelaksanaan kegiatan juga dilakukan secara praktis, yaitu sederhana, mudah, memanfaatkan sumber daya yang ada dan menghemat biaya, tetapi berhasil guna, dan bertepat guna. Selain kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah siswa MAN Semarang 1 juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh Kwartir baik di tingkat Ranting (Kecamatan), Cabang (Kabupaten) bahkan Nasional. Kegiatan yang pernah diikuti antara lain Raimuna cabang dan Raimuna Nasional, ROVER SCOUT COMPETITION (ajang kompetisi Pramuka Penegak) yang diadakan IKIP PGRI Semarang pada kegiatan tersebut MAN Semarang 1 menjadi peserta tergiat ketiga, kegiatan Raimuna Cabang di Bumi Perkemahan Karangmalang, kegiatan Raimuna Nasional mewakili kontingan Jawa Tengah di Bumi perkemahan Cibubur Jakarta. Selain kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas masih banyak kegiatan-kegiatan yang diselengarakan oleh sekolah.
56
Mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat dari program kerja Gugus Depan pangkalan MAN Semarang 1 berikut ini : Tebel 01 Program Kerja Dewan Ambalan Sunan Kalijaga Cut Nyak Dien Gugus Depan Pangkalan MAN Semarang 1 SEMESTER I SEMESTER II NO BIDANG URAIN TUGAS/KEGIATAN BULAN BULAN 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 Merencanakan/menyusun X X materi latihan I TEKPRAM Memberikan materi kepada peserta didik XXXX X XXX X X X X Renungan dan ulang janji
X
Upacara Hari Pramuka
X
Mengikuti lomba-lomba Pelantikan anggota baru
X
X
X
Ziarah pendiri Ambalan Ultah Ambalan/ Gudep
X X
Latihan rutin
XXXX X XXX X X X X X
Penerimaan penegak tamu Pelaksanaan ujian SKU penegak bantara
X X X
Pelantikan bantara/laksana II
GIAT OPS.
X
Partisipasi Kegiatan Kwartir Perkemahan Bakti & Persami
X X
DIAN PINSAT/LPK
X
Musyawarah Gugus Depan Pengembaraan Hiking
X
Perkemahan/ KBPP Evaluasi materi PENELITIAN Mengaktifkan III DAN latihan/kegiatan EVALUASI Evaluasi pelaksaan kegiatan
XXXX X XXX X X X X XXXX X XXX X X X X X
X
X
X
57
Pembahasan tentang hasil penelitian ini akan penulis sajikan hasil dari penyebaran angket kepada peserta didik yang terpilih menjadi subjek penelitian yaitu sejumlah 55 orang peserta didik kelas XI dari keseluruhan peserta didik yang aktif mengikuti pendidikan Pramuka.di MAN Semarang 1 Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk memudahkan jalannya analisis adalah dengan melalui tahapan yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu analisis untuk mentabulasi data yang telah diperoleh dengan cara menggunakan tabel distribusi frekuensi dari Variabel pengaruh dan variabel bebas dan variabel terkait. Pada analisis pendahuluan hanya dipaparkan angket tentang keaktifan mengikuti pendidikan pramuka dan kedisiplinan siswa adapun cara yang ditempuh berdasarkan pada jawaban responden dalam suatu alternatif jawaban pada tiap-tiap item pertanyaan dengan menggunakan chek list untuk itu dilakukan penggolongan penilaian pada setiap point jawaban pada masingmasing pertanyaan dalam angket. Untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa dan Akhlak siswa MAN Semarang 1, maka penulis menentukan 2 (dua) variabel X dan Y. Variabel. X diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada respoden yang telah ditentukan yaitu 55 siswa, menjawab pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 soal yaitu nomor 1 sampai dengan 10 dalam angket (soal terlampir) dengan option jawaban a,b,c dan d dengan masing-masing option mempunyai bobot sebagai berikut : - Untuk option jawaban a dengan angka 4 - Untuk option jawaban b dengan angka 3 - Untuk option jawaban c dengan angka 2 - Untuk option jawaban d dengan angka 1 Data tersebut akan didistribusikan sebagai berikut :
58
1. Data tentang keaktifan mengikuti Pendidikan Pramuka Untuk mengetahui nilai kuantitatif data tentang keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dapat dilakukan dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 02 Data Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Pendidikan Pramuka No
Responden Jumlah skor
No
Responden
Jumlah Skor
1
R_1
37
29
R_29
38
2
R_2
38
30
R_30
37
3
R_3
38
31
R_31
37
4
R_4
36
32
R_32
38
5
R_5
37
33
R_33
37
6
R_6
39
34
R_34
39
7
R_7
37
35
R_35
36
8
R_8
36
36
R_36
35
9
R_9
36
37
R_37
38
10
R_10
35
38
R_38
37
11
R_11
39
39
R_39
37
12
R_12
37
40
R_40
36
13
R_13
37
41
R_41
39
14
R_14
36
42
R_42
36
15
R_15
34
43
R_43
35
16
R_16
34
44
R_44
37
17
R_17
34
45
R_45
36
18
R_18
36
46
R_46
38
19
R_19
37
47
R_47
33
20
R_20
37
48
R_48
39
21
R_21
33
49
R_49
36
59
22
R_22
40
50
R_50
38
23
R_23
34
51
R_51
36
24
R_24
37
52
R_52
37
25
R_25
34
53
R_53
37
26
R_26
37
54
R_54
37
27
R_27
37
55
R_55
37
28
R_28
37
2. Data Tentang Akhlak Siswa Variabel Y diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada respoden yang telah ditentukan yaitu 55 siswa, menjawab pertanyaan yang diajukan sebanyak 15 soal yaitu nomor 11 sampai dengan 20 dalam angket (soal terlampir) dengan option jawaban a,b,c dan d dengan masing-masing option mempunyai bobot sebagai berikut : - Untuk option jawaban a dengan angka 4 - Untuk option jawaban b dengan angka 3 - Untuk option jawaban c dengan angka 2 - Untuk option jawaban d dengan angka 1 Kemudian hasil skor yang diperoleh dari jawaban a,b,c dan d dijumlahkan maka di ketahui kedisiplinan siswa. Dengan cara tersebut diatas hasil penelitian yang diperoleh penulis dapat dilihat pada table berikut : Tabel 03 Data Hasil Angket Akhak Siswa no
Responden Jumlah
No
Responden Jumlah skor
skor 1
R_1
37
29
R_29
39
2
R_2
38
30
R_30
38
3
R_3
36
31
R_31
37
60
4
R_4
37
32
R_32
38
5
R_5
38
33
R_33
36
6
R_6
39
34
R_34
39
7
R_7
38
35
R_35
38
8
R_8
36
36
R_36
37
9
R_9
38
37
R_37
35
10
R_10
34
38
R_38
38
11
R_11
39
39
R_39
36
12
R_12
39
40
R_40
36
13
R_13
39
41
R_41
37
14
R_14
38
42
R_42
35
15
R_15
34
43
R_43
30
16
R_16
38
44
R_44
38
17
R_17
36
45
R_45
36
18
R_18
36
46
R_46
39
19
R_19
38
47
R_47
33
20
R_20
37
48
R_48
39
21
R_21
35
49
R_49
36
22
R_22
39
50
R_50
38
23
R_23
35
51
R_51
36
24
R_24
37
52
R_52
39
25
R_25
34
53
R_53
37
26
R_26
37
54
R_54
37
27
R_27
37
55
R_55
37
28
R_28
37
56
R_56
2. Analisis Uji Hipotesa Pengujian Hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Adapun
61
hipotesis yang penulis ajukan adalah terdapat hubungan positif antara keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan Akhlak siswa. Tabel 04 Pengaruh keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka Terhadap kedisiplinan Siswa No. Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
X
Y
37 38 38 36 37 39 37 36 36 35 39 37 37 36 34 32 34 36 37 37 33 40 34 37 34 37 37 37 38 37 37
37 38 36 37 38 39 38 36 38 34 39 39 39 38 34 38 36 36 38 37 35 39 35 37 34 37 37 37 39 38 37
x=X −X 0.38 1.38 1.38 -0.62 0.38 2.38 0.38 -0.62 -0.62 -1.62 2.38 0.38 0.38 -0.62 -2.62 -4.62 -2.62 -0.62 0.38 0.38 -3.62 3.38 -2.62 0.38 -2.62 0.38 0.38 0.38 1.38 0.38 0.38
y = Y − Y
x2
y2
0.09 1.09 -0.91 0.09 1.09 2.09 1.09 -0.91 1.09 -2.91 2.09 2.09 2.09 1.09 -2.91 1.09 -0.91 -0.91 1.09 0.09 -1.91 2.09 -1.91 0.09 -2.91 0.09 0.09 0.09 2.09 1.09 0.09
0.15 1.91 1.91 0.38 0.15 5.67 0.15 0.38 0.38 2.62 5.67 0.15 0.15 0.38 6.85 21.33 6.85 0.38 0.15 0.15 13.09 11.44 6.85 0.15 6.85 0.15 0.15 0.15 1.91 0.15 0.15
0.01 1.19 0.83 0.01 1.19 4.37 1.19 0.83 1.19 8.46 4.37 4.37 4.37 1.19 8.46 1.19 0.83 0.83 1.19 0.01 3.64 4.37 3.64 0.01 8.46 0.01 0.01 0.01 4.37 1.19 0.01
xy 0.03 1.51 -1.26 -0.06 0.42 4.98 0.42 0.56 -0.67 4.71 4.98 0.80 0.80 -0.67 7.62 -5.04 2.38 0.56 0.42 0.03 6.91 7.07 5.00 0.03 7.62 0.03 0.03 0.03 2.89 0.42 0.03
62
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
38 37 39 36 35 38 38 37 36 39 36 35 37 36 38 33 39 36 38 36 37 37 37 37 ΣX= 2014
N=55
38 36 39 38 37 35 38 36 36 37 35 30 38 36 39 33 39 36 38 36 39 37 37 37 ΣY= 2030
1.38 0.38 2.38 -0.62 -1.62 1.38 1.38 0.38 -0.62 2.38 -0.62 -1.62 0.38 -0.62 1.38 -3.62 2.38 -0.62 1.38 -0.62 0.38 0.38 0.38 0.38
1.09 -0.91 2.09 1.09 0.09 -1.91 1.09 -0.91 -0.91 0.09 -1.91 -6.91 1.09 -0.91 2.09 -3.91 2.09 -0.91 1.09 -0.91 2.09 0.09 0.09 0.09
1.91 0.15 5.67 0.38 2.62 1.91 1.91 0.15 0.38 5.67 0.38 2.62 0.15 0.38 1.91 13.09 5.67 0.38 1.91 0.38 0.15 0.15 0.15 0.15 ΣX2 = 144,98
1.19 0.83 4.37 1.19 0.01 3.64 1.19 0.83 0.83 0.01 3.64 47.74 1.19 0.83 4.37 15.28 4.37 0.83 1.19 0.83 4.37 0.01 0.01 0.01 ΣY2 = 170.55
Dari tabel kerja di atas diketahui nilai-nilai sebagai berikut:
N
= 55
ΣX
= 2014
ΣY
= 2030
ΣX2
= 144.98
ΣY
= 170.55
2
ΣXY = 96.09
1.51 -0.35 4.98 -0.67 -0.15 -2.64 1.51 -0.35 0.56 0.22 1.18 11.18 0.42 0.56 2.89 14.14 4.98 0.56 1.51 0.56 0.80 0.03 0.03 0.03 ΣXY= 96.09
63
1.
Menghitung rata-rata X dan Y dengan rumus:
∑X
X=
N ∑Y
Y = X = Y = 2.
N
∑X N ∑Y N
= =
2014 = 36,62 55
2030 = 36,91 55
Mencari koefisien korelasi: rxy =
rxy = rxy =
rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y 2
2
)
96,091 (170,5)(144,982) 96,091 24726,339
96,091 157,246
rxy = 0,611 Setelah hasil data tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah mengujinya dengan r tabel apakah hasilnya lebih kecil dari r tabel atau lebih besar dri r tabel, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya hubungan
3. Analisis Lanjut
Untuk membuktikan adanya Hubungan (korelasi) dua variabel dan sekaligus merupakan pengujian terhadap hipotesis ”Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti pendidikan pramuka terhadap kedisiplinan siswa MAN Semarang 1”. Dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Sebelum masuk pada tahap
64
analisis lanjut perlu disajikan nilai r Product Moment untuk taraf signifikansi 5% dan 1% dengan ketentuan N=55, r tabel untuk 5%=0,220, sedangkan r tabel untuk 1%=0,375. Guna mengetahui nilai r yang diperoleh dalamproses analisis uji hipotesis signifikan atau tidak, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r dalam tabel Product Moment, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dalam taraf kepercayaan 5% dan 1%, apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih besar dari pada nilai r dalam tabel (rt ) maka hasil penelitian dinyatakan signifikan dan ada hubungan positif X terhadap Y b. Apabila rxy yang diperoleh sama atau lebih kecil dari pada tabel (rt ) maka hasil penelitian dinyatakan non signifikan dan tidak ada hubungan positif X terhadap Y Nilai rxy yang diperoleh dari analisis uji hipotesis adalah sebesar 0,611 jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Pada taraf signifikansi 5% rxy =0,611 0,22 (rt) ini berarti ada pengaruh (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut b. Pada taraf signifikansi 1% rxy = 0,611> 0,307 (rt) ini berarti ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara kedua variabel tersebut. c. Baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1 % menunjukan adanya angka yang lebih besar, ini artinya ada hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka dengan akhlak siswa kelas XI MAN Semarang 1 tahun pelajaran 2007/2008, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai rxy lebih dari nilai r tabel, berarti signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka berpengaruh positif terhadap akhlak Siswa MAN semarang 1
65
Ada
faktor-faktor
yang
menyebabkan
keaktifan
mengikuti
pendidikan Pramuka mempunyai hubungan positif dengan akhlak Siswa MAN Semarang 1 di antaranya: 1. Pramuka Penegak yang ada di MAN Semarang 1 dalam proses pembinanya dilaksanakan dengan posisi pembina ing madyo mangun karso dimana kegiatannya dari mulai merencanakan sampai evaluasi dilakukan oleh anggota sendiri pembina hanya memberikan motivasi dan bimbingan bila diperlukan ini membiasakan anggotanya mandiri.dan lebih bertanggung jawab. 2. Dalam Gerakan Pramuka terdapat ”kode kehormatan yang juga dapat disebut kode etik atau kode tingkah laku, dalam bentuk janji dan dalam bentuk ketentuan moral makna kode kehormatan itu sendiri merupakan suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang tersimpan dalam hati orang sebagai konsekuensi orang tersebut tahu akan harga dirinya sedangkan kode kehormatan Pramuka adalah suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan Pramuka yang merupakan ukuran norma atau standar tingkah laku seorang pramuka Indonesia. 3. Kode kehormatan yang disebut trisatya itu mempunyai 3 makna Satya pertama, bahwa setiap manusia pada umumnya dan anggota pramuka pada khususnya, mengakui adanya Tuhan yang Maha kuasa yang telah menciptakan alam semesta ini, serta melaksanakan kewajibannya terhadap tuhan dengan menyembahnya, menjalankan segala perintahnya serta menjauhi segala laranganya. Sebagai warga negara indonesia mereka berjanji akan mempertahankan dan memikul tanggung jawab untuk mengisi dan dan membela negara kesatuan Republik Indonesia serta selalu berusaha mengamalkan pancasila di dalam kehidupan seharihari 4. Satya kedua, di dalam janji ini anggota Pramuka bersungguh-sungguh menolong sesama hidup, terutama manusia, namun tidak terlupakan pula untuk flora dan fauna. Hal ini dilakukan demi perkembangan tujuan
66
tersebut., mereka telah mempersiapkan diri dengan mengadakan berbagai program dan kegiatan agar mampu membangun masyarakat. Setelah itu, mereka berusaha terjun langsung berperan serta di dalam pelaksanaan pembaharuan dan pembangunan bangsa dan negara. 5. Satya ketiga, yaitu menepati Dasa Darma. Disini benar-benar diungkapkan nilai-nilai moral yang sangat luhur, baik nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai sosial budaya maupun nilai-nilai sosial ekonomi. Nilai-nilai ini sebagai pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun di dalam pergaulan dengan sesama manusia dari tri satya tersbut mengandung 6 kewajiban yang tidak hanya dihafalkan saja tetapi tetapi lebih penting dan harus diusahakan semaksimal mungkin untuk dijalankan dan diamalkan dalam kehidupan, yaitu:kewajiban terhadap Tuhan, Kewajiban terhadap Negara, kewajiban terhadap Pancasila, Kewajiban terahdap sesama hidup, kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap pelaksanaan dasa dasa darma 6. Kode kehormatan pramuka yang disebut dasa darma yang pertama Takwa kepada tuhan yang maha Esa mempunyai makna pelaksanaan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya dan suka melakukan perbuatan terpuji, menghindari dari perbuatan tercela. Pramuka harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan terus menerus untuk memelihara diri agar tetap taat dan selalu beribadah kepada Allah SWT demi mendapatkan kedudukan di sisi Allah. Realisasi dari pengertian Taqwa adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, beribadah sesuai dengan tata cara agama serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya
67
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam
penelitian
yang
penulis
lakukan
terdapat
keterbatasan-
keterbatasan di antaranya: 1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi Akhlak siswa, seperti faktor guru, media, lingkungan sosial, sarana prasarana dan lain sebagainya. Namun penulis hanya meneliti faktor keaktifan mengikuti pendidikan pramuka saja, agar lebih terkonsentrasi pada obyek penelitian tersebut. Untuk itu penulis menyarankan pada peneliti yang lain untuk meneliti faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa, sehingga dapat diketahui seberapa besar peran masing-masing faktor. 2. Sampel yang dipilih tidak bisa secara persis mencerminkan seluruh peserta didik MAN Semarang 1 yang ada. Maka hasil penelitian ini tidak bisa dikategorikan sebagai keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka di korelasikan dengan kedisiplinan siswa secara umum. Meskipun hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan status keilmiahannya, namun temuan yang dihasilkan tetap bersifat kasuistik. 3. Metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data tentang hubungan keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka terhadap akhlak siswa MAN Semarang 1 dengan menggunakan metode angket yang diisi oleh peserta didik dan juga observasi. Peneliti tidak menggunakan metode intervew secara langsung kepada peserta didik. Sehingga hasil penelitian tidak sevalid apabila menggunakan berbagai metode pengumpulan data. Dari beberapa keterbatasan di atas maka penulis menegaskan bahwa hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk seluruh peserta didik di Indonesia, tetapi hanya bisa digeneralisasi untuk sekolah yang diteliti saja yaitu MAN Semarang.1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA
: Fatkhurrohman
JENIS KELAMIN
: Laki - laki
TEMPAT / TGL. LAHIR
: Tegal 2 Maret 1983
ALAMAT
: RT 13/Rw 01 Grobog kulon Pangkah Tegal
AGAMA
: Islam
NAMA AYAH
: Soleh
NAMA IBU
: Watnah
PENDIDIKAN a. SD N II Pecabean lulus 1996 b. MTs Roudlotut Tholibin Kalikangkung lulus 1999 c. SMA N I Panglah lulus tahun 2002
DAFTAR KEPUSTAKAAN Abi Bakar As-Suyuti Jalaludin Abdurrohman, Al-Jami’ As-Shogir Fil Ahaditsil Bashir An-Nadhir. Alqasimi Addimasyiki, Muhamad Jamaludin Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Muk,min.CV. Diponegoro Bandung 1988 Al Asqolany, Al Hafids Ibnu Hajar, Bulughul marom.nur asia Alwasit,”Mengamalkan Nilai Kedisiplinan dalam Keseharian” http://www.alwasit.com/pilih majalahku_ detail &mod = yes&aksi = lihat &id=17. Anggaran
rumah
Tangga
Gerakan
Pramuk.,
WWW.Pramuka.co.id. 2006 Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1988),cet.11 Asma’ Umar Hasan fad’aq. Mengungkapkan Makna Dan Hikmah Sabar.(JakartaPT.Lentera Basritama:.2000). Azhad ”Masalah Disiplin Sekolah” http://www.blog. azhad. com. /2007 /08/masalah disiplin sekolah.htm. Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Kwarda Pramuka: (Semarang. 2005). Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan. Kwarda Pramuka: (Semarang. 2005) Drajat Zakiyah.Membina nilai-nilai moral di Indonesia. Bulan Bintang Jakarta. 1977
Data berkaitan MAN Semarang 1 diperoleh dari Sekolahan MAN Semarang 1 ketika melakukan penelitian Efendi Anom, Pengaruh Penguasaan Materi Akhlak dan Keharmonisan Keluarga Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa siswi SMP Muhamadiyah 8 Mijen, Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang : (Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) Elfiky Ibrahim,10 kunci sukses (Mengelola Potensi Diri Untuk Mewujudkan Mimpi-Mimpi Anda) Mizan Jakarta.tth Fad’aq Asma Umar Hasan. Mengungkapkan Makna dan hikmah Sabar. PT Lentera Basritama: Jakarta 2000 Fakultas Tarbiyah, Pedoman Penulisan Skripsi , Tarbiyah Press Semarang2007 Gunarso Ny.Singgih. Psikologi remaja PT. BPK Gunung Mulia : Jakarta 1983 Gunarso Ny.Singgih. Psikologi untuk keluarga PT. BPK Gunung Mulia : Jakarta 1983 Hadi Sutrisno Metodologi Research jilid 1 Fakultas Psikologi UGM:Yogyakarta.1973 Hadi Sutrisno Metodologi Research jilid 1 Fakultas Psikologi UGM:Yogyakarta. Hajar Ibnu, Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam Pendidikan, jakarta: Rajawali Press,1996, Ibnu ’Arabi.Hisilah dirimu dengan Akhlak mulia.Cahaya Hikmah: Yogyakarta 2004
Linda Cambel. Metode Praktis Pembelajaran Barbasis Multiple Intelligences. (Jakarta) Intuisi Pers: 2004. Maknun
Lukluil
”Dasa
Darma
Implementasinya
Dalam
Kepemimpinan Islam” Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang :Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2004. Miri, Jamaludin Tarbiyatul Aulad fil Islam terjemah. Pustaka Amani Yakarta 1995 Muchsin, menggagas Etika di tngah Modrnitas.CV Adis Surabaya:2002 Munawir, Ahmad Warson.Al Munawir kamus bahasa arab Indonesia.Pustaka Progresif.1997 Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islm di Indonesia. Prenada Media: Yakarta,edisi pertama.2003 Nurofik,”Kontribusi
Racana
Walisongo
Semarang
dalam
pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamal Sari Kelurahan Kedungpane Mijen Kota Semarang, Skripsi SI IAIN Walisongo Semarang :Perpustakaan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang,2006. Panji, Populasi dan Sampel http://ta-tugasakhir .blog spot .com/ 2007 / 10/populasi-dan-sampel.htmljakarta. 1982. Peter Salim.Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press : Jakarta. 1991. Poerwodarminto, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka Jakarta.1984 Rasidi, M.Etika dan Agama. PT. Sinar Budaya; Jakarta.1972
Razak Nasirudin. Dinul Islam PT. Al-Ma’rif;Bandung 1996. Shihab
Quraish.Wawasan
Al-Qur’an
http://WWW.Quraish
Shihab.com.2006 Solichin.Nashoihul ’ibad terjemah.Pustaka Amani:Jakarta.2002 Singarimbun,
Masri,dkk,
Metode
Penelitian
Survei,
(Yogyakarta:LP3S,1989) Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menmpengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta.1995) Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Jakarta: Departemen Agama RI,1971 Sumardi Bob Andri.Boy man ragam latih pramuka.(Bandung Nuansa Muda:. 2001) Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Raja Grasindo Persada, ,2001) Undang – Undang RI No: 20 Tahun 2003 Tentang Sisem Pendidikan Nasioanal, Mini Jaya Abadi : Jakarta, 2003. Sejarah Pramuka http//www.pramadewa.com/conten/view/11/34 Sudrsono.Etika
Islam
Tentang
Kenakalan
Remaja.Rineka
Cipta:Jakarta 1991 Tatapangarsa, Humaidi. Akhlak yang mulia. PT.Bina Ilmu Surabaya 1980 Usman Jakarta.2003.
Hunaini.
Pengantar
Statistika.
Bumi
Aksara
Daftar Pertanyaan Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb. Daftar pertanyaan dibawah ini disusun untuk menggali informasi berkaitan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti
Pramuka dan kedisiplinan siswa yang aktif mengikuti
pendidikan Pramuka. Adik-adik dimohon kesediaanya untuk mengisi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang dialami, seluruh jawaban tidak memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar adik, karena daftar pertanyaan ini murni untuk kepentingan peneliti. Isi jawaban adik-adik tetap dirahasiakan. Peneliti sangat berterimakasih atas kesediaan adik-adik memberikan jawaban sejujurnya dengan iringan do’a semoga keberhasilan belajar senantiasa menyertai adik. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Petunjuk Pengisian 1.
Pertanyaan dibawah ini sudah ada jawabanya, adik-adik diminta untuk melingkari huruf di depan jawaban yang sesuai dengan keadaan.
2.
Untuk data pribadi siswa tulislah dengan jelas dan mudah dibaca Nama lengkap :………………………………...........(L / P) Alamat :............................................................ ............................................................ Kelas :............................................................ 1.
2.
Selama satu bulan berapa kali adik mengikuti latihan pramuka? a.
4 kali
b.
3 kali
c.
2 kali
d.
1 Kali
Selama latihan apakah adik terlambat datang? a.
3.
4.
Tidak Pernah
b.
Pernah
c.
Sering
d.
Selalu
Apakah adik mendapat dukungan dari guru, orang tua dan teman-teman adik? a.
Selalu
b.
Sering
c.
pernah
d.
Tidak pernah
Menurut adik apakah latihan pramuka menarik? a.
Sangat menarik
b.
Menarik
c.
Kurang menarik
d.
Tidak menarik
5.
6.
Apakah adik merasa malu mengenakan atribut Pramuka? a.
Tidak pernah
b.
Kadang-kadang
c.
Sering
d.
Selalu
Dalam
mengikuti
latihan
apakah
adik
membawa
peralatan
latihan
yang
dibutuhkan/dipakai misalnya: (semaphore/tongkat, tali, first aid kit, peluit dsb)?
7.
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
Apakah adik merasa jelas dengan materi yang disampaikan oleh kakak Pembina, pelatih, atau senior?
8.
a.
Sangat jelas
b.
Jelas
c.
Kurang jelas
d.
Tidak jelas
Apa adik mempraktekan materi keparamukaan dalam kehidupan sehari-hari? a.
9.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
Apakah adik senang mengikuti latihan pramuka? a.
Sangat senang
b.
Senang
c.
Kurang senang
d.
Tidak senang
10. Apakah adik bosan dengan latihan dan Pramuka? a.
Tidak bosan
b.
Agak bosan
c.
Bosan
d.
Sangat bosan
11. apakah adik melaksanakan Shalat 5 waktu tepat pada waktunya? a.
Selalu
b.
Sering
c.
pernah
d.
Tidak pernah
12. Apakah adik suka berbohong? a.
Tidak pernah
b.
Pernah
c.
Sering
d.
Selalu
13. Apakah adik berdo’a sebelum dan sesudah beraktifitas? a.
Selalu
b.
Sering
c.
pernah
d.
Tidak pernah
14. Apakah adik takut berbut dosa? a.
Sangat takut
b.
Takut
c.
Agak takut
d.
Tidak takut
15. Apakah adik mematuhi perintah bapak ibu? a.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
16. Apakah adik berlaku sopan terhadap orang tua, guru, dan orang yang lebih tua? a.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
17. apakah adik menolong orang lain yang membutuhkn pertolongan? a.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
18. Apakah adik membuang sampah pada tempatnya? a.
Selalu
b.
Sering
c.
Pernah
d.
Tidak pernah
19. Apakah adik suka merusak tanaman atau membunuh binatang? a.
Tidak pernah
b.
pernah
c.
sering
d.
selalu
20. Apakah adik mengotori sungai ? a.
Tidak pernah
b.
Pernah
c.
Sering
d.
Selalu
Nama No.Urut
No.Urut
Responden
Nama Responden
1
UMI SOLIKHATI
30
AISAH NURKHASANAH
2
IWAN SETIAWAN
31
NUR ISNAINI
3
EVA ALVIANA
32
4
MITA SUSANTI
33
UMI FATIHAH DWI RAHMAWATI
5
DIAN OKTAVIANI
34
HARYANTI
6
SUTRISNO
35
DIMAS FAHMILA
7
ENDANG RATNAASIH
36
SURYAH
8
DWI ZULIANTIN
37
SOLEHATUN
9
NANDIROTUL UMAH
38
DZULIYANTI
10
SRI WAHYUNI
39
NURHIDAYAH
11
NURMA PW
40
YULI INDAH SARI
12
SAHLI
41
ULFAH R
13
IKEUMARYANI
42
SICHA TS
14
RATNA U RAHAYU
43
SITI MUZAYANAH
15
MASLICHA
44
DWI KIRANA
16
NAFISA ROFADA
45
RACHMAWATI
17
NILA FAUZIAH
46
YULI NUR LAELA
18
AGUSTIN P
47
NURUL AZMI
19
ARISA ZULFA M
48
RINA JAMILATUN
20
UMI RASYIDAH
49
AHMAD HIDAYAT
21
AJENG SARWENDAH
50
M. HAKIM
22
NURUL QARIYAH
51
ALI RAMDLON
23
SURIYAH
52
ADAM SENJA
24
NURFAIQATUL J
53
PUTRA NUGROHO
25
SICHA
54
MUSTOFIAH
26
SITI MUZAYANAH
55
FITRIA LINA
KURNIA
Tabel Variabel, Indikator dan Item Variabel Keaktifan mengikuti pendidikan Pramuka (X)
Indikator 1.Frekuensi kehadiran
Item 1) Jumlah kehadiran latihan Pramuka
mengikuti latihan.
2) Ketepatan waktu pada saat latihan Pramuka 1) Mendapatkan duungan dari guru,
2.Motivasi mengikuti pendidikan Pramuka
orang tua dan teman-teman 2) Ketertarikan dengan latihan pramuka
3.Minat mengikuti Pendidikan Pramuka
1) Tidak malu dalam memakai atribut Pramuka 2) Berminat dalam setiap latihan pramuka.
4.Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka
1) Jelas dengan materi yang disampaikan oleh kakak pelatih, atau senior 2) Mempraktikan materi kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari
Variabel Akhlak Siswa (X)
Indikator 1. Akhlak siswa kepada
Item 1) selalu melaksanakan shalat 5 waktu tepat pada waktunya
Allah
2) selalu berkata jujur 3) ber’do’a sesbelum dan sesudah beraktifitas 4) takut berbuat dosa 1) mematuhi perintah orang tua 2. Akhlak siswa kepada
2) berlaku sopan terhdap orang yng lebih tua
sesama manusia
3) menolong orang lain yang membutuhkan 3. akhlak siswa terhadap lingkungan
1) menjaga kebersihan lingkungan 2) tidak merusak alam 3) tidak mencemari lingkungan
TABEL PEMBAGIAN DAFTAR PERTANYAAN
I
Keaktifan Siswa mengikuti Kegiatan Pramuka sebagai variable
+/-
pengaruh (independensi variabel) dengan Indikator 1
2
Frekuensi Kehadiran Siswa Mengikuti Pendidikan Pramuka 1 Selama satu Bulan berapa kali adik mengikuti latihan pramuka?
+
2. apakah adik terlambat datang latihan
-
Motivasi Siswa Mengikuti Pendidikan Pramuka
3
3. Apakah adik mendapatkan dukungan
+
4. Menurut adik apakah latihan pramuka menarik?
+
Minat mengikuti Pendidikan Pramuka 5. Apakah adik merasa malu menggunakan atribut pramuka?
_
6. Dalam mengikuti latihan apakah adik membawa peralatan latihan yang + dipakai (semaphore,tongkat, tali, peluitdsb ?
4
Perhatian mengikuti Pendidikan Pramuka 7. Apakah adik merasa jelas dengan materi yang disampaikan oleh kakak + pelatih, atau senior ? 8. Apakah adik mempraktikan materi kepramukaan dalam kehidupan + sehari-hari
5
Perasaan mengikuti pendidikan Pramuka 9. apakah adik senang mengkuti pendidikan Pramuka?
+
10. Apakah adik bosan dengan latihan dan
-
II
Akhlak siswa sebagai Variabel Y
1
Akhlak terhadap Allah SWT
2
Pramuka
11. Apakah adik melaksanakan shalat 5 waktu tepat pada waktunya?
+
12. Apakah adik suka bohong?
_
13. Apakah berdo’a sebelum dan sesudah beraktifitas?
+
14. Apakah adik takut berbuat dosa?
+
Akhlak terhadap sesama manusia 15. Apakah adik mematuhi perintah bapak ibu?
+
16. Apakah adik berlaku sopan terhadap orang tua, guru, serta orang yang + lebih tua? 17. apakah adik menolong orang lain yang membutuhkan?
-
3
Aklak terhadap lingkungan 18. Apakah adik ikut menjaga kebersihan lingkungan?
+
19. apakah adik merusak alam?
+
20. Apakah adik suka mencemari lingkungan?
-