PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR ANAK KELAS IV SD PANGUDI LUHUR DON BOSCO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2003/2004
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh : Chatarina Puji Astuti NIM 1401901092
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2005
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Kamis
Tanggal
: 24 Maret 2005
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Drs. Siswanto, MM NIP. 130515760
Drs. Zoedindarto Boedihartono NIP. 130345749
Penguji I
Penguji II
Dra. Mu’nisah. M.Pd NIP. 131787827
Drs. Edy Purwanto. M.Si NIP. 131699302
Penguji III
Harmanto. S. Pd. M. Pd NIP. 130891294
v
ABSTRAK Astuti, Chatarina. P. 2005. Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosco. Skripsi Jurusan PGSD, Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Harmanto, S.Pd, II. Drs. Edy Purwanto, M.Si. Kata Lunci : Bimbingan belajar dari orang tua, tanggung jawab belajar anak. Anak memulai belajar pertama kali ditanamkan oleh orang tuanya sendiri. Sejka kecil dilatih bertanggung jawab dengan memulai tugas-tugas yang sederhana hingga yang rumit, serta disesuaikan dengan perkembangan fisikmaupun psikisnya. Teladan orang tua serta turut sertanya orang tua menemani anaknya ketika melakukan tugas tersebut akan membesarkan hati, sehingga anak merasa senang dan termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Orang tua yang memperhatikan karakteristik pribadi anak akan memperkecil kegagalan dalam pengambilan keputusan yang patut dan efektif terhadap perubahan baik pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa di SD Pangudi Luhur Don Bosco ? Dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak. Sampel yang digunakan adalah murid kelas IV SD PL Don Bosco Semarang yang berjumlah 45 siswa. Analisa data menggunakan uji regresi linier sederhana. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan informasi yang cocok menggunakan angket dan skala psikologi. Untuk mengumpulkan data bimbingan belajar orang tua digunakan angket. Untuk mengumpulkan data tanggung jawab belajar digunakan skala psikologi. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh kesimpulan sebagian besar siswa kelas empat SD Don Bosco merasakan tingginya pengaruh bimbingan belajar orang tua mereka untuk tanggung jawab belajar. Jumlah anak yang berpendapat demikian sebesar 32 anak atau 71,11 % dari responden penelitian. Sedangkan tanggung jawab belajar juga tinggi yaitu 31 anak atau sebesar 68,89 % responden penelitian. Bimbingan belajar orang tua berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar anak berdasarkan hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar 45,891 (p < 0,05). Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 1,462 + 0,972X. Besarnya sumbangan pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak adalah sebesar 0,516 atau 51,6 %. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya meningkatkan tanggung jawab belajar anak kelas IV SD Don Bosco Semarang dengan cara orang tua perlu meluangkan waktu untuk mendampingi anak serta memotivasi anak untuk belajar sehingga anak memperoleh hasil yang maksimal.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kesadaran dalam melaksanakan tanggung jawab belajar merupakan awal keberhasilan dalam meningkatkan dan meraih cita-cita. 2. Pelaksanaan tanggung jawab oleh orang tua selalu menjadikan contoh kehidupan sehari-hari dalam keluarga bagi anak-anaknya.
PERSEMBAHAN Untuk suami dan anak-anakku.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD PL Don Bosco Semarang.” Keberhasilan penyusunan skripsi ini bukan hanya dari kerja keras penulis semata, melainkan juga dukungan dan bantuan dari segenap pihak. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Drs. Siswanto, MM. Dekan Fakultas Ilmu Kependidikan Universitas Negeri Semarang. 2. Harmanto, SPd. MPd. Pembimbingan I yang menyediakan waktu dan senantiasa memberikan masukan dan dorongan kepada penulis. 3. Drs. Edy Purwanto, Msi. Pembimbing II ynag juga menyediakan waktu dan senantiasa memberikan masukan dan dorongan kepada penulis. 4. Ibu C. Sukowati. Kepala Sekolah Don Bosco Semarang. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi segenap pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Semarang, Maret 2005 Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul
i
Halaman Pengesahan
ii
Abstraksi
iii
Motto
iv
Kata Pengantar
v
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
viii
Daftar Lampiran
ix
BAB
I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Keaslian Penelitian D. Penegasan Istilah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Sistematika Penulisan
BAB
II
KAJIAN TEORITIS A. Bimbingan Belajar Orang Tua B. Tanggung Jawab Belajar Siswa C. Kerangka Berfikir D. Hipotesa
ix
BAB
III
METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian B. Definisi Operasional Variabel Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Metode Pengumpulan Data E. Validitas dan Reabilitas Alat Pengumpulan Data F. Analisis Data
BAB
IV
HASIL-HASIL PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Penelitian B. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas dan Realibilitas 2. Deskripsi Variabel Penelitian 3. Uji Regresi Linier Sederhana C. Pembahasan
BAB
V
PENUTUP A. Simpulan B. Saran
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Indikator Variabel Penelitian
Tabel 2
Kisi-kisi Angket Bimbingan Belajar dari Orang Tua
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Bimbingan Orang Tua
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Tanggung Jawab Belajar
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Tabel 4.4
Hasil Pemberian Kategori Variabel Bimbingan Orang Tua
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tanggung Jawab Belajar
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner
Lampiran 2
Tabel Induk
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4
Perhitungan Manual Uji Validitas Item Pertama Variabel Bimbingan Orang Tua
Lampiran 5
Frekuensi Variabel Penelitian
Lampiran 6
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
xii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Anak memulai kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak dapat hidup dan berkembang dengan bantuan dari orang tuanya, karena anak merupakan harapan orang tua yang akan melanjutkan cita-cita dan eksistensi kehidupannya, maka orang tua dituntut memiliki kemampuan dalam merawat, menjaga keamanan, memelihara, membimbing, mendidik dan memberikan pertolongan. Dengan kemampuan orang tua tersebut anak secara berangsur-angsur dididik
dan
diarahkan,
agar
tumbuh
rasa
tanggung
jawab.
Untuk
menumbuhkannya dimulai dari pemberian berbagai tugas kecil dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, misalnya : membersihkan meja, merapikan tempat tidur dan lain-lain. Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya (Benyamin Spock, 1991 : 38). Untuk mengubah sikap anak secara jitu, orang tualah yang pertama-tama harus mengubah tanggapannya. Teriakan anak, malasnya merapikan tempat tidur, dan lain-lain tidak perlu ditanggapi, dengan mengubah reaksi, seluruh pola akan berubah termasuk si anak. Anak akan belajar dari tanggapan yang baru dari orang tuanya. Dengan demikian akan memungkinkan pembimbingan anak untuk bertindak secara tepat dan bertanggung jawab.
xiii
Menurut Dak ( 1987 : 64 ) dalam mengajar anak untuk bertindak secara tanggung jawab, pendidik perlu memperhatikan 2 hal yaitu : (1) Melihat tindakan yang tidak tepat dari anak sebagai suatu usaha untuk memperoleh peranannya ; (2) Relasi terhadap tindakan anaklah yang menentukan. Bimbingan terletak dalam relasi dengan anak-anak. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai ia mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab. Bimbingan itu meliputi bimbingan pribadi, sosial, dan karier. Bimbingan belajar sebaiknya diberikan orang sejak dini. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar (golden age). Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Namun demikian satu hal perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah mengembangkan rasa tanggung jawab belajar. Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar untuk membantu anak belajar bertanggung jawab. Pekerjaan dan tugas adalah hal yang konkret, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa pekerjaan harus dilakukan bisa ditentukan. Dengan demikian anak dapat mengembangkan model mental dan meningkatkan ketrampilan untuk melakukan pekerjaan atau tugas. Orang tua harus menyediakan waktu, perhatian, dukungan, dan itikad baik agar anak tidak kecewa. Setiap orang tua harus memperhatikan karakteristik anak. Anak akan mendapat pengertian mengenai pentingnya sikap bertanggung jawab melalui interaksi sehari-hari dengan orang tua, guru, dan teman-teman sebaya. Jika orang
xiv
tua dan guru bisa menyadari bahwa anak akan membuat kesalahan dan karenanya perlu diberitahu apa kesalahan serta alternatif yang bisa mereka ambil, maka anak bisa dipastikan anak akan tumbuh dewasa dengan rasa tanggung jawab yang kuat (Anton Adiwiyoto, 2001 : 12). Terlebih apa yang ditunjukkan itu mengenai belajar, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab belajar yang benar. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kelak hari anak akan memasuki dunia sekolah dengan banyak sikap dan kemampuan yang kompleks. Berhasil tidaknya mereka di sekolah sangat ditentukan oleh cara mereka menanggapi batasan dan aturan, serta bagaimana mereka menerima tanggung jawab. Jika anak terbiasa memiliki rasa tanggung jawab dan bimbingan belajar dari orang tua, guru di sekolah akan memberikan dukungan positif dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagai macam kegiatan belajar baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Perjalanan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan belajar. Agar lebih efektif dalam belajar, setiap anak harus memiliki rasa tanggung jawab. Memiliki rasa tanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah. Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterimanya sejak dini oleh
xv
orang tua akan membantu kegiatan belajar anak di sekolah lebih bermakna yakni memperoleh hasil belajar yang memuaskan semua pihak. Hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru kelas IV SD PL Don Bosco Semarang menunjukkan 7 siswa dari 45 siswa hasil belajar dan tanggung jawab dalam belajar masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan tanggung jawab dalam belajar dan prestasi belajar siswa antara lain : pemberian tugas, belajar kelompok dan PR, tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk skripsi ini dengan judul ” Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosko Semarang Tahun Pelajaran 2003 / 2004”.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah pengaruh bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak kelas IV SD Pengudi Luhur Don Bosko di Semarang.
Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa di SD Pangudi Luhur Don Bosko Semarang.
xvi
Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penyusunan skripsi, penulis terlebih dahulu menegaskan tentang pengertian judul sebagai berikut : Pengaruh Bimbingan Belajar dari Orang Tua Pengaruh Menurut Peter Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 195) Pengaruh adalah : Kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Bimbingan Belajar Menurut Oemar Hamalik (1990 : 195) Bimbingan belajar adalah suatu proses memberi bantuan kepada individu anak, agar individu anak itu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masalah hidupnya, bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan secara efektif bagi dirinya, menjalani kehidupannya sekarangsecara efektif dan menyiapkan dasar kehidupan masa depannya sendiri, mengembangkan potensi anak secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai anak yang potensial. Untuk mengembangkan potensi anak secara optimal dan kemampuan yang dimiliki sejak lahir dibutuhkan bimbingan dari orang tua. Dan bimbingan yang sangat berpengaruh adalah orang tua, karena orang
xvii
tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak yang dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan luar biasa di luar dirinya (Hibana S. Rahman, 2002 : 95). Dari penegasan istilah tersebut diatas, penulis mengartikan bimbingan belajar adalah suatu proses memberi bantuan kepada orang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun diluar sekolah, sehingga peserta bimbing mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal. Pembimbing diluar sekolah yang paling pertama dan utama adalah dilaksanakan oleh orang tua.
Orang Tua Menurut Dale R. Olen (1987 : 101) Orang tua adalah ibu, bapak dari seorang anak yang berperan sebagai pengasuh, penguasa, konsultan, dan teman dialog. Orang tua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tualah yang pertama kali sipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan luar biasa diluar dirinya. Dan dari orang tua anak pertama kali mengenal dunia. Melalui orang tua anak mengembangkan seluruh aspek pribadinya. Dalam hal ini konsep orang tua bukan harus orang tua yang melahirkan anak, melainkan orang tua yang mengasuh, melindungi, dan memberikan kasih sayang kepada anak (Hibana S. Rahman, 2002 : 96) Berkenaan dengan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh bimbingan belajar dari orang tua adalah daya yang dimiliki
xviii
orang tua untuk mempengaruhi anaknya agar dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajarnya, danmembentuk kebiasaan belajarnya dengan sistematik dan konsisten dan dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki. Tanggung Jawab Belajar Siswa Tanggung jawab Menurut Anton Adi Wiyoto (2001 : 2) Dalam bukunya melatih anak bertanggung jawab, arti tanggung jawab adalah mengambil keputusan yang patut dan efektif. Patut berarti menetapkan pilihan ynag terbaik dalam batas-batas normal sosial dan harapan yang umum diberikan, untuk meningkatkan hubungan antar manusia yang positif, keselamatan,
keberhasilan,
dan
kesejahteraan
mereka
sendiri,
misalnya : menanggapi sapaan dengan senyuman. Sedangkan tanggapan yang efektif berarti tanggapan yang memampukan anak mencapai tujuan-tujuan yang hasil akhirnya adalah makin kuatnya harga diri mereka, misalnya : bila akan belajar kelompok harus mendapat izin dari orang tua. Menurut Pam Schiller & Tamera Bryan t (2002 : 131) Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Belajar Menurut Arni Fajar (2002 : 10) belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan aktif anak dalam membangun makna atau
xix
pemahaman, maka anak perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. artinya memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika anak menghadapi masalah sehingga anak mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya. Sedangkan menurut Afifudin dan S. Mawardi (1988 : 114) belajar adalah merupakan suatu proses yang menghasilkan adanya perubahan. Perubahan itulah yang kemudian disebut sebagai “ciri khas perbuatan belajar”. Ciri khas perbuatan belajar adalah adanya perubahan pada diri seseorang yang mana perubahan itu berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, keterampilan, nilai-nilai sikap, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu dan lain sebagainya. Berkenaan dengan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa tanggung jawab belajar adalah perilaku dalam mengambil keputusan yang patut dan efektif terhadap perubahan diri seseorang yang mana perubahan itu berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. SD PL Don Bosko SD PL. Don Bosko didirikan diatas tanah yang luasnya 1.500 m² pada tahun 1951. lingkungan sekitarnya adalah perkampungan dan tidak jauh dari lingkungan masyarakat Kebanyakan siswanya berasal dari kota.
xx
Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak kelas IV SD PL. Don Bosko Semarang.
Manfaat Penelitian Bagi guru : Memberikan masukkan guru dan guru pembimbing bahwa bimbingan belajar dari orang tua ternyata berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar siswa. Bagi orang tua : Sebagai masukan bagi orang tua bahwa tanggung jawab belajar dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar. Bagi siswa : Dapat membuat siswa mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran tentang pembahasan skripsi ini maka sistematika penulisannya disusun sebagai berikut :
Bagian Awal Skripsi Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftra table. Bagian Isi Skripsi Bab I Pendahuluan, yang memuat gambaran skripsi secara garis besar terdiri atas Latar Belakang Masalah, Keaslian Penelitian, Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Bab II Kajian Teori, yaitu pijakan berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan bimbingan belajar dari orang tua yang terdiri dari (a) Bimbingan belajar dari orang tua yang
xxi
terdiri dari ; pengertian bimbingan, pengertian belajar, pengertian orang tua, pengertian bimbingan belajar dari orang tua (b). Tanggung jawab belajar siswa terdiri dari pengertian anggung jawab, pengertian siswa, pengertian tanggung jawab belajar siswa ; (c) Kerangka berfikir; (d) Hipotersis. Bab III Metode Penelitian, yang berisi : Variabel penelitian, Definisi Operasional Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Alat Pengumpul Data, Uji Validitas dan Reliabilitas serta Teknik Analisa Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari Langkahlangkah Penelitian, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas, Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan. Bab V Penutup, yang meliputi Kesimpulan dan Saran-saran. Bagian Akhir Skripsi, berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran
xxii
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bimbingan Belajar Orang Tua Pengertian Bimbingan Menurut Oemar Hamalik ( 2000 : 193 ) Bimbingan merupakan proses memberi bantuan kepada individu agar individu itu dapat mengenal dirinya dan dapat memecahkan masalah-masalah hidupnya sendiri, sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia. Menurut Stoops, Definisi bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Menurut Theo Riyanto (2002 : 24) Bimbingan adalah suatu proses yang memampukan seseorang tumbuh sesuai dengan pilihan-pilihan sadarnya sendiri, kemudian diharapkan mereka mampu mengatasi masalah-masalahnya sendiri dan menghadapi krisis-krisisnya sendiri. Sedangkan proses bimbingan sebenarnya merupakan proses untuk mencapai kesadaran bahwa banyak pilihan untuk bersikap dan bertindak. Bimbingan berperan ketika seseorang (anak) meminta bantuan untuk memperoleh informasi tertentu, untuk dapat mengambil suatu keputusan tertentu, untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi, bahkan untuk menumpahkan perasaan-perasaan yang sedang dialami. Menurut Crow & Crow Tahun 2002, Bimbingan adalah yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu pada setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri, dan memikul bebannya sendiri. Menurut Ruslan A. Gani (1992:1) Bimbingan adalah bantuan terhadap individu yang dilakukan secara kontinu, agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia dapat mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat. Bantuan ini dimaksudkan menemukan jati dirinya, sehingga dalam berperilaku dapat diterima oleh semua pihak. Dengan diterimanya tersebut berarti telah mendapatkan kebahagiaan tersendiri dalam hidupnya. Dengan demikian bimbingan itu merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menolong setiap anak dalam membuat pilihan dan menentukan sikap yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan kesempatan yang ada yang sejalan dengan nilai-nilai sosialnya. Bimbingan itu sendiri berfungsi untuk membantu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, dan membantu anak berlatih menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan. Untuk itu dibutuhkan pembimbing yang menyadari keberadaan diri termasuk nilai-nilai yang diyakini, mampu menganalisis perasaan-perasaannya sendiri, mampu menjadi teladan dan mampu mempengaruhi, mengutamakan orang lain, memiliki kepekaan etika yang tinggi, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar (Theo Riyanto, 2002 : 26).
Pengertian Belajar Menurut Mustaqim, Abdul Wahib (1991 : 6) dijelaskan Belajar adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak diamati. Perubahan itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan. Hal yang sama dinyatakan belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal, yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang. (M. Ngalim Purwanto 1997 : 85). Menurut Totok Santoso (1998 : 1) belajar adalah sebagai proses untuk memiliki suatu pengetahuan. Dalam pengertian ini belajar mengandaikan dua hal yaitu proses dan hasilnya. Proses diartikan sebagai perubahan internal dalam diri individu, dan sebetulnya perubahan inilah yang merupakan inti dari kegiatan belajar.
xxiii
Dari berbagai pendapat sebagaimana tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah merupakan proses perubahan perilaku yang merupakan perilaku yang relative menetap, sebagai hasil pengalamanpengalaman atau praktek perubahan itu menuju kearah kemajuan atau kearah perbaikan menuju proses kegiatan belajar. Untuk pencapaian tersebut perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut M. Ngalim Purwanto (1997 : 102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan : (1). Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, dan (2). Faktor sosial yaitu faktor yang ada diluar individu, yang termasuk faktor sosial antara lain : keluarga, buruh, dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Abdul Wahid (1991 : 63) dijelaskan faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya : (1). Kemampuan pembawaan. Anak yang mempunyai kemampuan pembawaan akan lebih mudah dan cepat belajar dari pada anak yang mempunyai kemampuan. Tetapi faktor ini bukan faktor paling dominan dalam belajar. Kekurangan dalam faktor ini dapat dikurangi dengan cara membuat latihan-latihan yang banyak. (2). Kondisi psikis orang yang belajar. Anak yang sering sakit prestasinya menurun, apalagi anak yang mempunyai cacat panca indra dan ini perlu adanya perhatian khusus. (3). Kondisi fisik anak. Anak yang cacat jasmaninya juga harus medapatkan perhatian khusus. (4). Kemauan belajar ini memegang peranan penting di dalam belajar, dengan adanya kemauan dapat mendorong dalam prestasi belajar. (5). Sikap terhadap guru. Murid yang suka benci terhadap gurunya tidak akan lancar dalam belajarnya. Maka perlu dipwerhatikan sikap guru terhadap murid, yaitu ramah mengenal murid, perilaku yang baik dan sebagainya. (6). Bimbingan. Ini diberikan sebelum ada usaha-usaha belajar, atau sewaktu-waktu telah ada usaha-usaha yang tidak terpimpin. (7). Ulangan. Adanya ulangan-ulangan ini dapat menunjukkan pada orang kemajuan-kemajuan dankelemahan-kelemahannya. Dengan orang yang belajar akan menambah usaha untuk belajar.
Bimbingan Belajar dari Orang Tua Orang tua adalah orang yang mengukir jiwa raga atau melahirkan anaknya dan sanggup mendidik, memelihara, menjaga, merawatnya, dan membimbingnya. Bimbingan yang telah diberikan orang tua itu sejak lahir sampai dewasa, walaupun kadang-kadang orang tua dikecewakan perbuatan anaknyadi masa lalu. Hal ini dilakukan oleh orang tua dengan ikhlas, karena anak merupakan penerus cita-cita dan eksistensi orang tua dimasa yang akan datang. Sehingga kasih sayang yang penuh akan diberikan kepada anak itu hanya dari orang tua. Kasih sayang adalah bagian yang paling penting, dan cinta orang tua. (Benyamin Spock, 1991 : 21). Pendidikan dan bimbingan orang tua itu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa : (1). Kasih sayang. (2). Perhatian. (3). Kesadaran. (4). Penerimaan. (5). Pengertian. (6). Tanggung jawab. (7). Perlindungan , dan (8). Pemberian tugas. Anak-anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri masih sangat menggantungkan diri , masih meminta isi, bekal, cara bertindak, berfikir terhadap sesuatu dari orang tua (Agus Sujanto, Halem Lubis, Taufik Hadi, 2001 : 9), Dari pendapat yang lain juga dikemukakan ; Faktor utama yang mempengaruhi kemajuan anak adalah tingkat perhatian orang tua (Tampubolon, 1991 : 46). Apa yang dilakukan orang tua demi anaknya itu sampai minta tolong kepada yang lain, jika orang tua tidak mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini orang tua tanpa direncanakan dan disadari telah melakukan bimbingan alih tangan kasus yakni minta tolong ke dokter jika anaknya sakit, ke sekolah formal dalam hal belajar dan seterusnya. Asah alih tanpa dilakukan ajika konselor / pembimbing sudah menerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat mebantu sebagaimana yang diharapkan, maka dapat dialihkan kepada petugas atau badan yang lebih ahli (Priyatno, Erman Anti, 1999 : 119). Dalam memperhatikan perkembangan anak, orang tua memasukkan pendidikan formal yang sebelumnya telah dididik dan dibimbing sejak kecil. Dari cara mengungkapkan bahasa, berhitung, maupun membaca, dan menulis. Bercerita kepada anak memainkan peranpenting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak (Tampubolon, 1991 : 50). Pada masa sekolah ini, orang tua sudah tidak mampu memberikan pelayanan terhadap fungsi-fungsi perkembangan anak secara menyeluruh, terutama fungsi pengembangan intelektualnya. Oleh karena itu anak membutuhkan suatu lingkungan sosial baru yang lebih luas berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua potensinya. Di lingkungan sekolah, anak mulai belajar hidup di bawah peraturan-peraturan sekolah, disiplin belajar, disiplin kerja, dan bermacam-macam tuntutan lain yang ketat dan edukatip. Untuk mendapatkan prestasi yang maksimal, peran dan sikap orang tua dalam mendampingi di saat anak belajar sangat dibutuhkan, terutama dalam hal tanggung belajar. Sikap orang tua yang menunjang ini, misalnya : (1). Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri, (2). Menghargai pendapat anak dan mendorong untuk mengungkapkannya, (3). Menunjang dan mendorong kegiatan anak, (4). Menikmati kebersamaan dengan anak, (5). Menghargai apa yang dilakukan dan dihasilkannya, (6). Memberikan pujian, (7). Menjalin kerjasama, (8). Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal (Maria Etty, 2003 : 61). Menurut Totok Santoso (1988 : 27) bimbingan belajar yaitu proses pertolongan dari pembimbing kepada peserta bimbing dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah agar peserta bimbing dapat menyesuaikan diri dari situasi belajarnya, dapat mengembangkan ketrampilan belajarnya dan membentuk kebiasaan-kebiasaan belajar dengan sistematik dan
xxiv
konsisten atau ajeg dan dapat mencapai preastasi semaksimal mungkin sesuai potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya. Berdasarkan kajian teori sebagaimana tersebut di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa bimbingan belajar dari orang tua itu diberikan sehari-hari melekat dengan kebersamaan kehidupannya berupa aspek : (1). Kasih sayang, (2). Perhatian, (3). Kesadaran, (4). Penerimaan, (5). Pengertian, (6). Tanggung jawab, (7). Perlindungan, (8). Pemberian tugas, (9). Pertolongan. Untuk memecahkan kesulitan atau hambatan belajar sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi belajarnya, dapat mengembangkan ketrampilan belajarnya dan membentuk kebiasaan belajar yang ajeg dan dapat mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai potensi yang di milikinya.
Tanggung Jawab Belajar Siswa Pengertian Tanggung jawab belajar Siswa Menurut Anton Adi Wiyoto (2001:2) Dalam bukunya melatih anak bertanggung jawab, artu tanggung jawab adalah mengambil keputusan yang patut dan efektif, patut berarti menetapkan pilihan yang terbaik dalam batas-batas norma sosial dan harapan yang umum diberikan, untuk meningkatkan hubungan antar manusia yang positif, keselamatan, keberhasilan, dan kesejahteraan mereka sendiri, misalnya : menanggapi sapaan dengan senyuman. Sedangkan tanggapan yang efektif berarti tanggapan yang memampukan anak mencapai tujuan-tujuan yang hasil akhirnya adalah makin kuatnya harga diri mereka, misalnya : bila akan belajar kelompok harus mendapat izin dari orang tua. Menurut Pam Schiller & Tamera Bryant (2002:131) Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Seorang anak perlu mengembangkan rasa mampu untuk bisa memiliki harga diri yang kuat. Memiliki rasa mampu berarti memiliki sumber daya, kesempatan dan kemampuan untuk mempengaruhi keadaan hidupnya sendiri. Dengan sumber daya yang dimiliki, anak-anak akan
xxv
mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan yang di pandang ada manfaatnya. Pengambilan keputusan merupakan sikap bertanggung jawab yang perlu dikembangkan secara terus menerus dari sejak anak sampai dewasa. Anak belajar akan meningkatkan rasa mampunya. Anak akan lebih percaya diri, tahu bagaimana membawa diri, serta mengerti bagaimana anak dapat memperoleh pujian dan imbalan. Untuk mengembangkan rasa kemampuan pribadinya, anak memerlukan tiga faktor yaitu sumber daya, kesempatan, dan kemampuan (Harris Clemes, Reynold Bean dan Anton Adiwiyoto, 2001 : 69). Dari ketiga faktor tersebut anak dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan kegiatan. Bertolak dari kajian teori sebagaimana tersebut di atas dapat penulis simpulkan tanggung jawab adalah kesediaan wajib menanggung segala sesuatunya atas perilaku atau perbuatan. Dan resiko yang dihadapi akan semakin kecil jika dalam pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan, anak telah mempunyai tiga faktor persyaratan yaitu : sumber daya, kesempatan, dan kemampuan.
Tanggung jawab Belajar Siswa Siswa yang tercatat akan terkena aturan sekolah tersebut. Dan aturan itu harus diikuti serta dilaksanakan oleh semua personel yang ada. Meliputi siswa, guru, dan tenaga administrasi sekolah, masing-masing mempunyai tugas dan kewajiban serta tanggung jawab yang berbeda. Jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal. Yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU.No. 20 / 03 Bab VI pasal 13 ayat 1). Untuk siswa memiliki tugas belajar yang harus dilaksanakan. Siswa harus mengambil keputusan dengan benar agar pelaksanaan tugas belajar mengajar dapat dipertanggung jawabkan. Memiliki rasa bertanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah. Untuk belajar diperlukan tanggung jawab pribadi yang besar (Harris Clemes, Reynold Bean dalam Anton Adiwiyoto, 2001 : 85).
xxvi
Kembali kepembahasan belajar, tentang pengertian belajar dapat juga disimpulkan ciri khas dalam belajar, terjadinya suatu perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai, yang bersifat konstan atau tetap (Totok Santoso, 1988 : 4). Tanggung jawab pribadi siswa yang besar itu ditunjukkan untuk mem[eroleh hasil belajar, dengan memperoleh perubahan sebagaimana ciri-ciri belajar tersebut. Menurut Anton Adiwiyoto (2001 : 89) seorang anak bertanggung jawab kalau ia : (1). Melakukan tugas rutin tanpa harus diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan apa yang dilakukannya, (3). Tidak menyalahkan orang lain yang berlebihan, (4). Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif, (5). Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati, (6). Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya, (7). Punya beberapa saran atau minat yang ia tekuni, (8). Menghormati dan menghargai aturan, (9). Dapat berkonsentrasi pasa tugas-tugas yang rumit, (10). Mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan, (11). Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alas an yang dibuat-buat. Berdasarkan kajian teori sebagaimana tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah : anak berusaha mengembangkan diri melalui pendidikan di sekolah untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang bersifat menetap dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang diakibatkan dari kegiatan belajar dan memperhatikan tanggung jawab belajar sebagai berikut : (1). Melakukan tugas belajar rutin tanpa diberi tahu, (2). Dapat menjelaskan alas an atas belajar yang dilakukannya, (3). Mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar, (4). Menghormati dan menghargai aturan di sekolah, (5). Mengerjakan tugas dari guru di sekolah maupun di rumah, (6). Mengakui kesalahan dalam belajar tanpa alas an yang dibuat-buat, (7). Dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit, (8). Mempunyai minat yang kuat untuk menekuni dalam belajar.
Kerangka Berfikir Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya (Benyamin Spock, 1991 : 38). Oleh karena itu perhatian orang tua selalu memberikan tugas kepada anaknya, setelah tugas yang lalu selesai dengan baik akan semakin mendewasakan anak itu untuk lebih bertanggung jawab. Tugas yang diberikan itu dengan sendirinya sudah disesuaikan dengan perkembangan anaknya, semakin anak itu tumbuh berkembang, tugas yang diberikan semakin komplek. Dari kebiasaan tanggung jawab menyelesaikan tugas yang diberikan oleh orang tua, akan diteruskan perhatiannya pada dunia belajar anak itu sendiri. Menurut Tampubolon (1991 : 46) peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikana anak, terutama pada tingkat pra sekolah dan SD. Khususnya dalam membaca dan perkembangan bahasa. Melalui percakapan orang dewasa atau orang tua sehari-hari, anak-anak dengan potensi kebahasaan memperoleh kaidahkaidah bahasa yang bersangkutan. Dengan kaidah-kaidah itu, anak kemudian memahami bahasa di lingkungannya. Kemudian potensi itu berkembang secara berjenjang menjadi kemampuan bicara dan berbahasa yang lancar. Di lingkungan orang tua sering membacakan buku-buku atau surat kabar maupun majalah. Akan ditiru oleh anak-anaknya yakni dengan cara melihat, memegang maupun yang lain. Dari keterikatan itu dikembangkan menjadi kemampuan anak melatih dan ikut aktif mengikuti perkembangan apa yang dibaca orang tua. Sehingga anak setelah memasuki sekolah formal dengan bantuan guru, anak tersebut dengan mudh dapat membaca dan menulis. Setiap kali menerima pekerjaan dari guru, anak selalu menyampaikan kepada orang tua atau sebaliknya orang tua yang menanyakan kegiatan anak yang dilakukan ketika di sekolah. Sehingga ada hubungan yang erat ekali antara anak dengan orang tua dalam perkembangan belajar anaknya. Hubungan ini dapat dirasakan ketika anak menyampaikan kesulitan belajarnya kepada orang tuanya, sehingga orang tua dengan sabar dan ikhlas turut memecahkannya. Jika mampu, ditanganinya sendiri namun jika tidak permasalahan anaknya dapat teratasi. Jalan keluar yang orang tua tempu itu bermacam cara. Diantaranya : melengkapi kebutuhan sarana pra sarana belajar. Dari apa yang diusahakan orang tua itu, agar dapat ditiru oleh anaknya dan memiliki tanggung jawab dalam belajarnya. Dengan demikian bimbingan belajar dari orang tua akan sangat penting bagi keberhasilan anaknya, untuk meningkatkan tanggung jawab belajarnya. Selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada pengaruh antara orang tua dengan tanggung jawab belajar siswa.
Hipotesis Hipotesa dirumuskan, karena dapat memberikan pedoman dan pengarahan pada penelitian dan pemecahan masalah. Hipotesis adalah dugaan, yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Ia akan ditolak jika faktanya menyangkal, jadi hipotesanya salah atau palsu. Dan hipotesa akan diterima, jika fakta membuktikan kebenarannya. Hipotesis biasanya minimal terdiri dari dua variabel. Dalam hal ini peneliti menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah bimbingan belajar dari orang tua, sedangkan variabel terikatnya adalah tanggung jawab belajar anak. Syarat-syarat hipotesis antara lain. : (1). Hipotesis adalah hasil konstruksi dari gagasan yang dapat diterangkan berdasarkan teori atau hasil pengamatan tertentu, (2). Hasil harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan
xxvii
bukan pertanyaan, (3). Hasil selalu dikaitkan dengan keadaan populasi, (4). Dalam hasil harus dilibatkan sedikitnya dua variable, (5). Suatu hasil penelitian harus dapat diuji kemudian variabelnya harus dapat ditentukan indikator. Peran dan sikap orang tua dalam mendampingi di saat anak belajar sangat dibutuhkan, terutama dalam hal tanggung jawab belajar anak. Peran dan sikap orang tua yang menunjang ini misalnya : (1). Membimbing belajar dengan penuh kasih sayang, (2). Menerima anak apa adanya, (3). Bertanggung jawab akan kebutuhan belajar anak, (4). Memberikan pertolongan dan perlindungan dalam belajar, (5). Membantu mengatasi kesulitan dalam berkonsentrasi belajar. Dengan keterikatan peran dan sikap orang tua, dengan sendirinya rasa tanggung jawab belajar anak akan berkembang. Dikatakan anak bertanggung jawab dalam belajar jika : (1). Melakukan tugas belajar, (2). Menentukan kegiatan belajar, (3). Menghormati aturan belajar, (4). Mengakui kesalahan dalam hal belajar, (5). Konsentrasi dalma belajar, (6). Minat dalam belajar. Dengan demikian bimbingan belajar dari orang tua akan sangat penting dalam meningkatkan tanggung jawab belajar anak. Berdasarkan analisis teoritik yang dilakukan dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam penelitian sangat diperlukan metode-metode yang mendukung keberhasilan dalam mencapai keberhasilan penelitian. Untuk mendapatkan data yang cocok dan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka suatu penelitian sangat mementingkan beberapa metode pengumpulan data yang mana metode yang satu akan menutup kelemahan dari metode yang lain. Baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung dari teknik-teknik
xxviii
pengumpulan datanya. Untuk memperoleh data, maka pekerjaan penelitian harus menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Jadi metode penelitian adalah suatu cara yang untuk mwenemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu data dengan metode ilmiah. Untuk menentukan metode penelitian ini perlu penulis kemukakan beberapa pokok masalah agar dapat memudahkan antara lain : Variabel penelitian, Difinisi operasional variabel penelitian, Subyek penelitian, metode dan pengumpul data.
A. Variabel Penelitian Menurut Suharsini Arikunto (1998 : 99) variabel adalah obyek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan menurut Sutrisno Hadi dan Suharsimi Arikunto (1998 : 97) variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Dalam suatu penelitian perlu diklasifikasikan suatu variabel bebas atau variabel terikat atau variabel independen dan dependen. Berdasarkan kajian teori diatas, maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Bimbingan belajar dari orang tua. Di dalamnya ada sub variabel, yaitu kasih sayang dalam mendampingi belajar, kesadaran/penerimaan, tanggung jawab akan belajar anak, memeberikan pertolongan, dan membantu mengatasi kesulitan konsentrasi belajar anak. Sedangkan variabel terikatnya adalah tanggung jawab belajar anak. Di dalamnya ada sub variabel, yaitu melakekan tugas belajar, menentukan kegiatan belajar, menghormati aturan belajar di sekolah maupun di rumah, mengakui kesalahan belajar, berkonsentrasi dalam belajar, dan minat/kemauan dalam belajar.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Salah satu unsur untuk membantu penelitian adalah definisi operasional variabel penelitian, yang merupakan petunjuk tentang variabel yang diukur. Maksudnya dengan definisi operasional variabel dan akan menunjukkan alat suatu pengambilan data yang digunakan Definisi operasional variabel dapat diambil dari kesimpulan tinjauan pustaka atau kajian teori. Dalam bagian ini perlu dijelaskan secara singkat dan jelas definisi operasional dari variabel yang ada serta dijelaskan pula tentang indikator atau ciri-ciri dari variabel tersebut. Menurut DirektoratPendidikan Tinggi Depdikbud dalam buku Metologi Penelitian Pendidikan (Amirul Hadi, 1998 : 205) menjelaskan bahwa yang dimaksud operasional variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian. Konsep dapat diamati ini penting karena hal yang diamati itu dapat membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang sama. Penelitian ini akan mengetahui ada tidaknya pengaruh antara bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak AD PL Don Bosko tahun pelajaran 2003/2004. Seperti dikemukakan di atas ada dua variabel penelitian yaitu variabel bebasnya bimbingan belajar dari orang tua dan variabel terikatnya adalah tanggung jawab belajar anak. Sedangkan definisi operasionalnya adalah : (1). Bimbingan belajar dari orang tua adalah daya yang ada pada orang tua untuk membantu memecahkan kesulitan atau hambatan belajar. (2). Tanggung jawab belajar siswa adalah : Perilaku dalam mengambil keputusan yang patut dan efektif terhadap perubahan diri seseorang yang mana perubahan itu berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Berikut ini akan disajikan penjabaran dan dilengkapi dengan indikatornya.
TABEL I INDIKATOR VARIABEL PENELITIAN VARIABEL Bimbingan belajar dari orang tua
SUB VARIABEL 1.
Kasih sayang
INDIKATOR 1.1. 1.2.
xxix
Membimbing belajar denagn penuh kasih sayang. Kasih sayang diberikan dengan cara
1.3. 1.4.
mengecek kembali buku disaat anak sudah pulang sekolah. Membangun disaat anak bangun kesiangan. Mengecek buku tugas setiap hari.
2.1. Memberikan bimbingan dalam semua kegiatan. 2.2. Mengingatkan anak akan waktunya untuk belajar. 2.3. Memahami nilai hasil belajar yg kurang bagus. 2.4. Menerima usul anak, selama itu dipandang bagus. 2.
Kesadaran/peneri-maan.
3.
Tanggung jawab akan belajar anak
VARIABEL
SUB VARIABEL 4.
5.
Tanggung jawab belajar anak
3.1. Memberi terguran yang baik saat anak terlambat pulang. 3.2. Menyediakan dana untuk membeli buku pelajaran. 3.3. Memperhatikan kegiatan ekstrakulikuler anak yang ada kaitannya dengan prestasi belajar. 3.4. Mengizinkan jika anak mengkuti kemah.
1.
Memberikan perlindungan dan pertolongan.
Membantu mengatasi kesulitan dalam berkonsentrasi belajar. Melakukan tugas belajar.
xxx
INDIKATOR 4.1. Membantu anak dalam menyelesaikan tugas rumah dari guru. 4.2. Memberikan solusi jika anak mengalami kesulitan belajar. 4.3. Mengarahkan anak dalam menentukan jadwal belajar di rumah. 4.4. Mendampingi saat anak mengatur buku pelajaran. 5.1. Mengkondisikan anak senang disaat belajar. 5.2. Menciptakan suasana yang tenang disaat jam belajar. 5.3. Memperhatikan cara belajar yang baik. 5.4. Menyediakan waktu untuk menyegarkan pikiran saat menghadapi kejenuhan belajar anak.
1.1. 1.2. 1.3.
Mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan sungguh-sungguh. Berani bertanya kepada guru. Mengerjakan tugas rumah.
2.1. 2.2. 2.3.
Belajar sesuai dengan jadwal pelajaran. Belajar sesuai dengan jam belajar. Pelajaran yang anak senangi.
2.
Menentukan kegiatan belajar.
3.
Menghormati aturan belajar di rumah maupun di sekolah.
4.
Mengakui kesalahan belajar.
VARIABEL
SUB VARIABEL
INDIKATOR 3.1. Belajar sesuai dengan jam belajar tanpa di suruh. 3.2. Datang sekolah tidak pernah terlambat. 3.3. Memperhatikan jadwal pelajaran. 4.1. Melaporkan hasil belajar kepada orang tua. 4.2. Menolak diajak bermain playstation saat jam belajar. 4.3. Tanpa uang saku nilaia ulangan tetap bagus. 5.1. 5.2. 5.3.
5.
Konsentrasi dalam belajar.
5.4. 5.5.
Memperhatikan guru dengan penuh perhatian. Mengerjakan tugas rumah Menyadari belajar ditenang akan mendapat nilai bagus. Mau mengulang pelajaran saat belajar dirumah. Belajar dengan senang hati supaya pelajaran mudah dipahami.
6.1. Belajar secara kontinew. 6.2. Minat belajar kuat. 6.3. Menolak ajakan Bapak/Ibu karena ada ulangan.
6.
Minat dalam belajar.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
xxxi
Pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan seseorang selalu memerlukan adanya obyek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian, obyek itulah yang disebut populasi. Menurut Suharsini Arikunto (1998 : 115), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sutrisno Hadi (1988 : 220) berpendapat populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini, yang akan peneliti lakukan adalah semua siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosko Semarang Tahun Pelajaran 2003 / 2004 Data Siswa Kelas IV SD Pengudi Luhur Don Bosko Semarang Kecamatan Gajahmungkur. 2. Sampel Menurut Suharsini Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian individu dalam populasi yang diteliti. Mengingat jumlahnya populasi relatif sedikit, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sesnsus. Metode sensus adalah metode pengambilan sampel yang jumlahnya sama dengan populasi atau dengan kata lain seluruh populasi dijadikan sampel. Berdasarkan metode pengambilan sampel tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang.
D. Metode Pengumpul Data Untuk mengumpulkan data bimbingan belajar orang tua digunakan angket, sedangkan mengumpulkan data tanggung jawab belajar anak digunakan skala psikologi dengan alat skala tanggung jawab belajar. Setiap penelitian baik yang bersifat rahasia maupun terbuka selalu menggunakan pengumpul data, sesuai dengan tujuan penelitian, sedangkan alat pengumpul data banyak macamnya, antara lain metode observasi, interview (wawancara), angket, dokumentasi,
xxxii
eksperiment, dan sebagainya. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah : Metode Angket tentang bimbingan belajar orang tua sedangkan tanggung jawab belajar anak menggunakan skala psikologi. Sebagaimana diungkapkan Kartini Kartono (1980 : 200) metode angket adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respons) secara tertulis seperlunya. Alasan penulis menggunakan metode angket dengan pertimbangan sebagai berikut : (1). Dengan angket dapat memperoleh data yang banyak dalam waktu singkat, (2). Angket sangat mudah dalam pelaksanaannya, (3). Hemat dalam waktu, tenaga, dan biaya, (4). Individu atau subyek tinggal memilih jawaban yang tersedia, (5). Pengaruh subyektifitas dapat dihindarkan. Menurut jenis penyusunan itemsnya angket dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu (1). Angket isian, dan (2). Angket tipe pilihan (Sutrisno Hadi, 2000 : 158). Pada penelitian ini penulis menggunakan angket langsung dengan item angket tipe pilihan dimana cuma meminta respondent untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari sekian banyak jawaban (alternatif) yang sudah disediakan. Langsung disini bahwa angket tersebut diberikan langsung kepada subyek penelitian yang sekaligus menjadi sasaran penelitian, untuk memberikan jawaban informasi mengenai dirinya sendiri yaitu mengungkapkan mengenai pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar, peran sertanya dan upaya-upayanya penulis menggunakan empat optin dengan score 4,3,2,1. Adapun cara memberikan score adalah sebagai berikut : 4 untuk jawaban selalu (S), 3 untuk jawaban tidak pernah (TP) , 2. untuk jawaban Jarang (J) , 1. untuk jawaban sangat tidak pernah (TP). Sedangkan untuk pertanyaan negatif menggunakan score terbalik, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak pernah (TP), 3 untuk jawaban jarang (J), 2. untuk jawaban sering (S), 1. untuk jawaban selalu (S). Untuk mengetahui tanggung jawab penulis juga menggunakan skala penilaian yang terdiri dari empat pilihan nilai 4 untuk jawaban selalu (S), 3 untuk jawaban sering (S), 2 untuk jawaban tidak jarang (J), 1 untuk jawaban sangat tidak pernah (TP). Untuk pertanyaan negatif menggunakan score terbalik seperti pada bimbingan belajar dari orang tua. Berikut penulis buat kisi-kisi pertanyaan dan penyebarannya.
TABEL 2 Kisi-kisi Angket Bimbingan Belajar dari Orang Tua Variabel Bimbingan belajar dari orang tua
Sub Variabel 1. Kasih sayang
Indikator 1.1.
No Item
Membimbing belajar dengan penuh
1–4
kasih sayang. 1.2.
Kasih sayang orang tua diberikan anaknya dengan cara mengecek kembali buku anak setelah pulang sekolah.
1.3.
Membangunkan disaat anak bangun kesiangan.
1.4.
Mengecek buku tugas anak setiap hari.
2. Kesadaran/penerimaan
2.1.
Memberikan
bimbingan
dalam
5–8
semua kegiatan.
Variabel
Sub Variabel
Indikator
xxxiii
No Item
2.2.
Mengingatkan anak, akan waktunya untuk belajar.
2.3.
Memahami nilai hasil belajar anak kurang bagus.
2.4.
Menerima usul anak, selama usul itu dipandang bagus.
3. Tanggung jawab akan belajar
3.1.
anak
Memberi teguran yang baik saat
9 – 12
anak terlambat pulang. 3.2.
Menyediakan
dana
untuk
kepentingan sekolah. 3.3.
Memperhatikan
kegiatan
ekstrakulikuler anak. 3.4.
Mengizinkan jika anak mengikuti kemah.
Variabel
Sub Variabel
Indikator
4. Memberikan
4.1.
pertolongan/bantuan
Membantu
No Item
anak
dalam
13 – 16
menyelesaikan tugas rumah dari guru. 4.2.
Memberikan
solusi
jika
anak
mengalami kesulitan belajar. 4.3.
membantu anak dalam menentukan jadwal belajar dirumah.
5. Membantu mengatasi kesulitan
5.1.
konsentrasi belajar anak.
Mengkondisikan anak senang disaat belajar.
5.2.
menciptakan suasana yang tenang disaat jam belajar.
5.3.
Memperhatikan cara belajar yang baik.
5.4.
Menyediakan
waktu
menyegarkan
pikiran
untuk saat
menghadapi kejemuan belajar pada anak.
Kisi-kisi Angket Tanggung Jawab belajar Anak
xxxiv
17 – 20
Variabel : Tanggung Jawab Belajar Siswa Sub Variabel 1. Melakukan tugas belajar
Indikator 1.1.
No Item
Mengikuti pelajaran didalam kelas dengan
1–3
penuh semangat.
2.
3.
4.
1.2.
Berani bertanya kepada guru.
1.3.
Mengerjakan tugas rumah.
2.1.
Belajar sesuai dengan jadwal.
2.2.
Belajar sesuai dengan jam belajar.
2.3.
Pelajaran yang disenangi.
Menghormati aturan belajar di sekolah
3.1.
Belajar sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
dan di rumah
3.2.
Datang sekolah tidak pernah terlambat.
3.3.
Memperhatikan jadwal pelajaran.
4.1.
Melaporkan hasil belajar kita kepada orang
Menentukan kegiatan belajar
Mengakui kesalahan belajar
4–6
7–9
10 – 12
tua. 4.2.
Menolak diajak bermain playstation saat jam belajar.
4.3.
Tidak mendapat uang saku nilai ulangan kurang bagus.
Sub Variabel 5.
Berkonsentrasi pada belajar
Indikator
No Item
5.1.
Memperhatikan guru dengan penuh semangat.
5.2.
Mengerjakan tugas rumah.
5.3.
Menyadari belajar dirumah akan mendapat
13 – 17
nilai bagus. 5.4.
Selalu mengulang pelajaran disaat belajar dirumah.
5.5.
Belajar sampai larut malam agar tidak dimarahi bapak/ibu.
6.
Minat dan kemauan dalam belajar
6.1.
Belajar secara kontinew.
6.2.
Minat belajar kuat.
6.3.
Menolak
ajakan
bapak/ibu
18 – 20
padahal
ada
ulangan
Berdasarkan kisi-kisi tersebut di atas maka penulis membuat 20 butir angket Bimbingan belajar orang tua dan 20 butir angket Tanggung jawab belajar
xxxv
siswa dalam bentuk skala Likert dengan option yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah dengan bentuk soal terlampir dibelakang.
E. Validitas dan Reabilita Alat Pengumpul Data 1. Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingka kevalidan atau keahlian suatu instrumen (Dr. Suharsimi Arikunto, 1998 : 60)”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu : a. Validitas eksternal Yaitu validitas yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. b. Validitas internal Yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat keseuaian antara bagianbagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dalam penelitian ini digunakan validitas internal. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan alat ukur untuk mencapai tujuan pengukuran guna menghasilkan alat ukur yang dapat dipercaya, dengan rumus (Anto Dajan, 1986) sebagai berikut :
xxxvi
rXY =
XY − (ΣX )(ΣY ) / n X 2 − ( ΣX ) 2 Y 2 − ( ΣY 2 ) / n
Dimana : rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X
: Jumlah skor Item
Y
: Jumlah skor Total individu
n
: Banyaknya responden yang diuji
2. Reliabilitas “Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Dr. Suharsimi Arikunto, 1993 : 142)”. Untuk mengukur reliabilitas digunakan formula Alpha Cronbach. Adapun rumusnya :
α=
k ΣS 2 x 1 − k − 1 ΣS 2 tot
Dimana : α
= koefisien reliabilitas alpha
k
= jumlah butir soal
ΣS2x
= varians butir soal
ΣS2tot
= varians total
xxxvii
F. Analisis Data Penelitian diadakan dengan suatu tujuan tertentu yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam suatu penelitian untuk mengungkapkan suatu fenomena tertentu atau untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian. Setelah merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses data kemudian membuat analisis data. Setelah semua itu terkumpul selanjutnya menganalisis data tersebut guna mengetahui hasilnya. Mengingat data yang terkumpul berupa angka-angka maka teknik yang tepat adalah menggunakan statistik. Teknik statistik digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan berbagai pertimbangan : (1). Data yang telah terkumpul dari angket selanjutnya dinilai dengan angka, maka data yang didapat berwujud angka atau data kuantitatif, (2). Peneliti ingin melihat hasil penelitian sesubyektif mungkin, (3). Dengan menggunakan teknik statistik penganalisaannya lebih teliti, sehingga hasilnya lebih bagus. Data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat dipergunakan begitu saja. Agar data yang diperoleh memberikan suatu keterangan yang dapat dipahami, tepat dan teliti maka dibutuhkan suatu pengolahan lebuh lanjut pada data tersebut. Sesuai dengan sifat data yang diperoleh, yaitu data yang bersifat kuantitatif, maka dipergunakan metode analisis statistik. Adapun analisa statistik yang digunakan adalah regresi linier dengan satu predictor dengan rumus sebagai berikut : Y = a + bxi Keterangan
xxxviii
(Σy i )(Σx 2 i ) − (Σxi )(Σxi y i ) a= 2 ΝΣx 2 i − (Σxi ) b=
N (Σxi y i ) − (Σxi )(Σxi y i ) 2
ΝΣx 2 i − (Σxi )
a atau b
: Koefisien regresi variabel x dan y
xi
: Skor total faktor x
yi
: Skor total faktor y
xi 2
: Jumlah kuadrat skor x
yi2
: Jumlah kuadrat skor y
N
: Jumlah populasi / responden
(Sudjana 1989 : 315)
xxxix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Langkah-langkah
Penelitian 1. Persiapan Penelitian Tahap persiapan merupakan langkah awal penelitian yang penulis laksanakan meliputi : a. Penentuan populasi Seperti yang penulis uraikan pada bab III, bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD PL. Don Bosko Semarang tahun pelajaran 2003 / 2004 yang berjumlah. b. Penyusunan angket bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa. Angket bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa disusun berdasarkan kisi-kisi (tabel 2) yang terdiri dari 40 item/butir pertanyaan. Kemudian merumuskan kriteria-kriteria
xl
yang ada dari dua variabel yaitu : pertama bimbingan belajar dari orang tua (X) sebagai variabel bebas yang dijabarkan menjadi lima sub variabel meliputi : (1). Kasih sayang sebanyak 4 item/butir pertanyaan, (2). Kesadaran/penerimaan sebanyak 4 item/butir pertanyaan, (3). Tanggung jawab akan belajar anak sebanyak 4 item/butir pertanyaan, (4). Memberikan pertolongan/bantuan sebanyak 4 item/butir pertanyaan, (5). Membantu mengatasi kesulitan konsentrasi belajar anak sebanyak 4 item/butir pertanyaan. Kedua tanggung jawab belajar anak (Y) sebagai variabel terikat yang dijabarkan menjadi 6 sub variabel, yaitu : (1). Melakukan tugas belajar sebanyak 3 item/butir pertanyaan, (2). Menentukan kegiatan belajar sebanyak 3 item/butir pertanyaan, (3). Menghormati aturan belajar di sekolah dan di rumah sebanyak 3 item/butir pertanyaan, (4). Mengakui kesalahan belajar sebanyak 3 item/butir pertanyaan, (5). Berkonsentrasi pada belajar kemauan dalam belajar sebanyak 3 item/butir pertanyaan. Setiap item/butir pertanyaan terdiri dari empat option. c. Pelaksana Penelitian Pelaksanaan penelitian angket bimbingan belajar dari orang tua dan skala tanggung jawab belajar siswa dilaksanakan secara bersama-sama dalam satu ruangan. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : (1). Membagikan angket bimbingan belajar dari orang tua dan skala tanggung jawab belajar siswa kepada seluruh responden, (2). Memberi
xli
petunjuk dan contoh mengerjakan, (3). Mempersilahkan responden mengerjakannya, (4). Setelah pekerjaan selesai, diolah dan dianalisis (hasilnya dapat dilihat pada lampiran 5).
B.
Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penyebaran kuesioner pada siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang, kemudian dilakukan tabulasi, editing serta pengkodean dari jawaban responden. Untuk mempermudah memahami hasil penelitian ini, maka dalam penyajian hasil penelitian akan dibagi dalam beberapa topik bahasan. Sedangkan untuk mempermudah dan memperkecil tingkat kesalahan dalam perhitungan maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 11, adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesakhihan suatu instrumen. Untuk mengukur hal tersebut terdapat kaidah-kaidah untuk pengambilan keputusan yaitu : 1) Jika r hitung > r tabel maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid. 2) Jika r hitung < r tabel maka dapat dikatakan bahwa alat pengkur tersebut tidak valid.
xlii
Adapun hasil pengujian validitas dengan menggunakan komputer adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Uji Variabel Bimbingan Orang Tua Pertanyaan
r hitung
r tabel
Status
1
0,572
0,2875
Valid
2
0,596
0,2875
Valid
3
0,444
0,2875
Valid
4
0,518
0,2875
Valid
5
0,629
0,2875
Valid
6
0,558
0,2875
Valid
7
0,601
0,2875
Valid
8
0,377
0,2875
Valid
9
0,494
0,2875
Valid
10
0,565
0,2875
Valid
xliii
11
0,506
0,2875
Valid
12
0,491
0,2875
Valid
13
0,441
0,2875
Valid
14
0,415
0,2875
Valid
15
0,564
0,2875
Valid
16
0,378
0,2875
Valid
17
0,387
0,2875
Valid
18
0,317
0,2875
Valid
19
0,389
0,2875
Valid
20
0,392
0,2875
Valid
Sumber : data primer yang dioleh Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Tanggung Jawab Belajar Pertanyaan
r hitung
r tabel
Status
1
0,651
0,2875
Valid
2
0,579
0,2875
Valid
3
0,607
0,2875
Valid
4
0,633
0,2875
Valid
5
0,630
0,2875
Valid
6
0,583
0,2875
Valid
7
0,663
0,2875
Valid
8
0,653
0,2875
Valid
9
0,511
0,2875
Valid
xliv
10
0,673
0,2875
Valid
11
0,627
0,2875
Valid
12
0,648
0,2875
Valid
13
0,673
0,2875
Valid
14
0,391
0,2875
Valid
15
0,572
0,2875
Valid
16
0,489
0,2875
Valid
17
0,629
0,2875
Valid
18
0,541
0,2875
Valid
19
0,406
0,2875
Valid
20
0,398
0,2875
Valid
Sumber : Data primer yang dioleh Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 di atas dapat terlihat bahwa nilai korelasi antara item pertanyaan dengan skor variabel memiliki nilai yang lebih besar dari 0,2875 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan yang disebarkan kepada responden valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan instrument tersebut menjadi alat ukur yang akurat. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali pada objek yang sama. Pengukuran ini menggunakan pengukuran reliabilitas dengan koefisiensi alpha melalui program
xlv
SPSS. Dalam hal ini terdapat kaidah-kaidah pengambilan keputusan yaitu : 1) Jika angka reliabilitas alpha > 0.6 maka item pertanyaan variabel tersebut berstatus reliable. 2) Jika angka reliabilitas alpha < 0.6 maka item pertanyaan variabel tersebut berstatus tidak reliabel. Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan terdapat nilai alpha sebagai berikut :
Tabel. 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian No
Variabel
Jml Item
Nilai Alpha
1.
Bimbingan orang tua
20
0,8116
2.
Tanggung jawab belajar
20
0,8930
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel.4.3 di atas dapat terlihat bahwa nilai alpha untuk variabel bimbingan orang tua dan tanggung jawab belajar lebih besar dari nilai 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan kedua variabel tersebut reliabel. 2. Deskripsi Variabel Penelitian
xlvi
Deskripsi variabel penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang persepsi responden pada variabel yang diukur dalam penelitian ini. Pendeskripsian dilakukan dengan pemberian kategori masing-masing variabel penelitian berdasarkan interval kelas yang tersusun dari pertanyaan masing-masing variabel. Adapun deksripsi masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Deskripsi Variabel Bimbingan Orang Tua Variabel bimbingan orang tua terdiri dari 20 item pertanyaan sehingga pembagian interval kelas untuk variabel ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Pertanyaan
= 20
Nilai Minimum
= 20
Maksimum
= 80
Rentang
= 15
Berdasarkan data diatas maka interval kelas yang terbentuk adalah sebagai berikut : Tidak Mendukung
= 20
-
34
Kurang Mendukung
= 35
-
49
Mendukung
= 50
-
64
Sangat Mendukung
= 65
-
80
Setelah dilakukan penyusunan interval kelas tersebut maka selanjutnya pemberian kategori setiap skoring pada masing-msing responden. Adapun hasil
xlvii
pemberian kategori pada masing-masing responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Pemberian Kategori Variabel Bimbingan Orang Tua Kategori
Jumlah
Persentase
Rendah
0
0,00
Sedang
2
4,44
Tinggi
32
71,11
Sangat tinggi
11
24,44
Jumlah
45
100,00
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang menilai bahwa mereka merasakan tingginya bimbingan orang tua untuk belajar. Jumlah siswa yang berpendapat demikian sebesar 32 siswa atau 71,11% dari responden penelitian. Sedangkan hanya 2 siswa atau 4,44% siswa yang berpendapat bahwa sedangnya bimbingan orang tua dalam belajar. b. Deskripsi Variabel Tanggung Jawab Belajar Variabel tanggung jawab belajar terdiri dari 20 item pertanyaan sehingga pembagian interval kelas untuk variabel ini adalah sebagai berikut : Jumlah Pertanyaan
= 20
Nilai Minimum
= 20
Maksimum
= 80
xlviii
Rentang
= 15
Berdasarkan data diatas maka interval kelas yang terbentuk adalah sebagai berikut : Rendah
= 20
-
34
Sedang
= 35
-
49
Tinggi
= 50
-
64
Sangat Tinggi
= 65
-
80
Setelah dilakukan interval kelas tersebut maka selanjutnya pemberian kategori setiap skoring pada masing-masing responden. Adapun hasil pemberian kategori pada masing-masing responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tanggung Jawab Belajar Kategori
Jumlah
Persentase
Rendah
0
0,00
Sedang
3
6,67
Tinggi
31
68,89
Sangat tinggi
11
24,44
45
100,00
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang memiliki tanggung jawab belajar yang tinggi yaitu sebanyak 31 siswa atau sebesar 68,89% responden penelitian. Sedangkan jumlah siswa
xlix
yang memiliki tanggung jawab belajar sedang hanya sebanyak 3 orang atau 6,67%. 3. Uji Regresi Linier Sederhana Pengujian statistik yang digunakan adalah uji regresi linier dengan satu prediktor. Penggunaan alat analisis dikarenakan alat ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang. Sebagai variabel bebasnya adalah bimbingan orang tua sedangkan variabel terikatnya adalah tanggung jawab belajar. Setelah dilakukan perhitungan dengan program SPSS versi 11, maka persamaan regresi sederhana yang terbentuk adalah : Y = 1,462 + 0,972 X Keterangan : Y
= Tanggung jawab belajar
X
= Bimbingan orang tua Pada persamaan tersebut jelas terlihat bahwa secara matematis
setiap peningkatan pada variabel bimbingan orang tua berakibat pada peningkatan tanggung jawab belajar siswa. Hal ini berarti bahwa pengaruh yangt diberikan oleh variabel bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar adalah positif. Hasil ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi bimbingan orang tua dalam belajar siswa maka semakin tinggi tanggung jawab belajar siswa. a.
Pengujian Hipotesa
l
Setelah diketahui persamaan regresi yang terbentuk selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dimana hipotesis yang diajukan adaah sebagai berikut : Ho = Tidak ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas empat SD Don Bosco Semarang. Ha
= Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab
belajar siswa akelas empat SD Don Bosco Semarang. Sedangkan uji hipotesis yang digunakan adalah uji F. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program komputer SPSS, diperoleh nilai F hitung sebesar 45,891 (perhitungan pada lampiran). Sedangkan nilai F tabel pada signifikansi 5% df = 1 dengan N = 43 adalah sebesar 4,0670. Mengingat F hitung lebih besar dari F tabel , maka pengujian hipotesis yang diajukan diatas adalah : 1) Hipotesis kerja (Ha) berbunyi : “ Ada pengaruh pengaruh bimbingan ornag tua terhadap minat tanggung jawab belajar siswa kelas empat SD Don Bosco Semarang ” diterima. 2) Hipotesis nihil (Ho) berbunyi : “ Tidak ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap minat tanggung jawab siswa kelas empat SD Don Bosco Semarang “ dinyatakan ditolak. b. Koefisien Determinasi ( R2 ) Koefisien Determinasi ( R2 ) digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disdebabkan oleh variabel bebas (X). Jika
R2 semakin besar, maka prosentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R2
li
semakin kecil, maka prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkabn oleh variabel bebas (X) semakin rendah. Berdasarkan perhitungan dengan program komputer diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,516 atau 51,6%. Hal ini berarti bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajarsiswa adalah sebesar 51,6 % . Sedangkan sisanya sebesar 48,4 % merupakan pengaruh variabel lain selain variabel bimbingan orang tua.
C.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh bimbingan belajar dari orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa. Adapun pengaruh tersebut bersifat positif yang mengindikasikan bahwa pada bimbingan orang tua yang tinggi dimana orang tua tersebut banyak mendampingi siswa untuk belajar maka berakibat pada semakin tingginya tanggung jawab belajar siswa tersebut. Pada siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang, bimbingan orang tua dalam belajar siswa sudah tergolong tinggi. Siswa merasa didampingi oleh orang tuanya baik dalam belajar individu, mengerjakan tugas sekolah maupun dalam membeli buku-buku pelajaran sekolah. Selain itu juga bimbingan orang tua yang diberikan kepada anaknya dengan disertai kasih sayang akan membangkitkan tanggung jawab belajar siswa tersebut. Kondisi ini sesuai dengan umur siswa yang masih tergolongan sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua dalam dunia pendidikannya.
lii
Sedangkan tanggung jawab siswa kelas IV SD Don Bosco tergolong tinggi dimana mereka telah memiliki kesungguhan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Selain itu juga siswa kelas IV telah dapat merasakan pelajaran yang disenanginya sehingga memudahkan guru maupun orang tua dalam membimbing siswa tersebut. Kondisi lain dengan tingginya tanggung jawab siswa untuk belajar juga ditandai dengan adanya minat belajar secara kontinyu dan teratur tanpa dipaksakan baik oleh guru dan orang tua. Namun sisi lain hasil penelitian ini terlihat bahwa kadar prosentase pengaruhnya masih tergolong rendah perlu mendapat perhatian baik dari orang tua maupun guru untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam belajar. Lebih lanjut dikemukakan bahwa bagi siswa-siswa yang telah memiliki tanggung jawab tinggi perlu ditingkatkan lagi. Bagi sekolah sendiri agar guru lebih sering memancing keinginan siswa untuk beljar dengan memberikan tugas tambahan di rumah yang sesuai dengan porsi usia siswa. Bagi orang tua siswa sebaiknya dengan hasil penelitian ini supaya lebih menyediakan waktu untuk membimbing anaknya dalam belajare. Dengan adanya bimbingan dari orang tuanya dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam menyelesaikan tugas maupun latihan dalam proses belajarnya.
liii
BAB
V
PENUTUP
A. Simpulan Dari uraian yang peneliti laksanakan, maka dapat peneliti sebagai berikut : 1. Sebagian besar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang menilai bahwa mereka merasakan tingginya bimbingan orang tua untuk tanggung jawab belajar. Jumlah siswa yang berpendapat demikian sebesar 32 siswa atau 71,11% dari responden penelitian. Sedangkan hanya 2 siswa atau 4,44% siswa yang berpendapat bahwa sedangnya bimbingan orang tua dalam belajar. 2. Sebagian besar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang memiliki tanggung jawab sebanyak 31 siswa atau sebesar 68,89% responden penelitian. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki tanggung jawab belajar, sedang hanya sebanyak 3 orang atau 6,6 %.
liv
3. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 1,462 + 0,972 X, artinya dengan meningkatnya bimbingan orang tua berakibat meningkatnya tanggung jawab belajar siswa, dimana besarnya sumbangan bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa adalah sebesar 0,516% atau 6,67.
4. Hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 45,891. Sedangkan nilai F tabel pada signifikansi 5% df = 1 dengan N = 43 sebesar 4,067. Mengingat F hitung lebih besar dari F tabel, sehingga dapat diartikan hipotesis Ha yang berbunyi “ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas IV SD Don Bosco Semarang diterima.
B. Saran Berdasarkan temuan penelitian bahwa tanggung jawab belajar siswa sudah tinggi, namun perlu ditingkatkan kembali. Oleh karena itu guna perlu memberikan semangat yang lebih tinggi dengan cara sebagai berikut : 1. Bagi Guru Perlu peningkatan dalam memberikan semangat pada siswa untuk belajar melalui pemberian tugas tambahan di rumah yang sesuai dengan porsi usia siswa agar keinginan siswa untuk belajar dapat meningkat. 2. Bagi Orang Tua
lv
Perlu lebih menyediakan waktu untuk membimbing anaknya dalam belajar. Dengan adanya bimbingan dari orang tuanya dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam menyelesaikan tugas maupun latihan dalam proses belajarnya. 3. Bagi Siswa Hendaknya menjaga tanggung jawab belajarnya dengan belajar bersungguh-sungguh dan mengikuti setiap pelajaran serta mengerjakan tugas di rumah dengan baik. DAFTAR PUSTAKA
Afifudin, Mawardi. 1988. Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar. Harapan Massa Adiwiyato, Anton. 2001. Melatih Anak Bertanggung Jawab. Jakarta. Mitra Utama Azwar, Saiffudin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Benjamin Spock. 1991. Orang Tua Permasalahan dan Upaya Mengatasinya. Semarang. Dahara Prize Etty, Maria. 2003. Menyiapkan Masa Depan Anak. Jakarta. Grasindo Hadi, Sutrisno. 1998. Statistik II. Yogyakarta. Andi Offset Kartini Kartono. 1980. Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung. Mandai Maju Muliono, Naton. 1989. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Mustaqim, Abdul Wahib. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta Olen, Dale R. 1987. Kecakapan Hidup Pada Anak. Kanisius Priyatno, Erman Anti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
lvi
Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagai Suatu Bimbingan Pribadi. Jakarta. Grasindo Rudolf Dreikurs Cassel. 1986. Disiplin Tanpa Hukuman. Bandung. Remaja Karya Suharsini Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung. Angkasa Totok Santoso. 1988. Layanan Bimbingan Belajar. Semarang. Satya Wacana Tamara Bryant. Pam Schiller. 2002. 6 Modal Dasar Bagi Anak. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo
LAMPIRAN 1 PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut ini. 2. Pilihlah satu dari empat jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri anda dengan memberikan tanda (v) pada lembaran jawaban. Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah : Selalu :
Bila anda merasa selalu mengalami hal-hal yang sesuai dengan pernyataan.
Sering :
Bila anda merasa sering mengalami hal-hal yang sesuai dengan pernyataan.
Kadang-Kadang
: Bila anda merasa kadangkala mengalami hal-hal yang sesuai dengan pernyataan.
Tidak Pernah
: Bila anda merasa tidak pernah mengalami hal-hal yang sesuai dengan pernyataan.
lvii
3. Pilihlah jawaban hendaknya berdasarkan pada perasaan, pemikiran, dan keadaan anda saat ini. Untuk itu, saya berharap anda menjawab dengan sejujurnya, karena angket ini bukan merupakan tes. Di samping itu jawaban yang anda berikan tidak ada yang salah dan jawaban anda merupakan rahasia yang tidak akan dipublikasikan untuk khalayak. 4. Bila anda telah menyelesaikannya, periksa kembali apabila ada nomor yang terlewati. SELAMAT MENGERJAKAN ANGKET BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA
Hari, Tanggal : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. ! 1. Apakah orang tua dalam membimbing belajar anaknya dengan penuh kasih sayang ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 2. Apakah orang tua setiap hari mengecek kembali buku-buku yang akan dibawa anak ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 3. Apakah dengan sabar, orang tua membangunkan anaknya, jika anak bangun kesiangan ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 4. Apakah setiap hari orang tua membaca buku tugas anak ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 5. Apakah bimbingan orang tua diberikan dalam semua kegiatan belajar yang dilakukan anak ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tdak pernah 6. Apakah setiap hari, orang tua mengingatkan anaknya akan waktunya untuk belajar ? a. Selalu c. kadang-kadang
lviii
b. Sering d. tidak pernah 7. Apakah orang tua menasehati, jika nilai anaknya kurang bagus ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 8. Apakah orang tua mau menerima usul/saran dari anaknya mengenai jadwal belajar di rumah selama usulan itu bermanfaat ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 9. Apakah orang tua memberi teguran yang baik, jika anaknya terlambat pulang a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 10. Apakah orang tua menyediakan dana untuk kebutuhan membeli buku pelajaran sekolah ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 11. Apakah orang tua menyarankan kegiatan ekstrakurukuler anaknya yang menunjang prestasi blajar ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 12. Apakah orang tua mengizinkan anaknya mengikuti kemah yang merupakan kegiatan sekolah ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 13. Apakah orang tua membantu anaknya dalam menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 14. Apakah orang tua memberikan solusi, jika anak mengalami kesulitan dalam belajar ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 15. Apakah orang tua membantu anak dalam menentukan jadwal pelajarandi rumah ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 16. Apakah orang tua mendampingi anak, disaat anak mengatur buku pelajaran yang akan dibawa esok hari ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 17. Apakah orang tua mengkondisikan anak senang / gembira disaat belajar ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 18. Apakah orang tua setiap hari menciptakan suasana yang tenang disaat jam belajar ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 19. Apakah orang tua memperhatikan anak cara belajar yang baik ?
lix
a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 20. Apakah orang tua menyediakan waktu untuk menyegarkan pikiran, jika anak menghadapi kejenuhan belajar ? a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah
SKALA TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA
Hari, tanggal : ______________________ Kelas/No
: ______________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya ! 1. Saya mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan penuh semangat a. Selalu c. kadang-kadang b. Sering d. tidak pernah 2. Seriap ada kesulitan belajar di dalam kelas, saya bertanya kepada guru atau teman a. selalu c. kadang-kadang b. Selalu d. tidak pernah 3. Saya mengerjakan tugas rumah dari guru dengan sungguh-sungguh a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 4. Saya belajar sesuai dengan jadwal pelajaran esok hari a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 5. Saya tetap belajar, meskipun teman-teman bermain di depan rumah a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 6. Saya hanya belajar pelajaran yang saya senangi saja a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Saya selalu mematikan televisi saat belajar meskipun Bapak/Ibu tidak ada di rumah
lx
a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Setiap kali ke sekolah, saya datang 15 menit sebelum bel masuk berbunyi a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 9. Setiap kali mau berangkat sekolah, saya langsung berangkat tanpa mengecek jadwal pelajaran lagi a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 10. Saya melaaporkan kepada orang tua, meskipun nilai ulangan saya kurang bagus a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah
11. Saya menolak, disaat teman mengajak bermain playstation pada jam belajar. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 12. Saya jadi malas belajar di sekolah jika tidak diberi uang saku a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 13. Saya tetap memperhatikan guru di saat menerangkan pelajaran, meskipun teman sebangku mengajak ngobrol a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 14. Saya tetap mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru, meskipun adik menyalakan televisi yang kebetulan acara yang ditonton adik kesukaanku. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 15. Saya akan mendapat nilai bagus jika belajar di tempat yang sunyi. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Saya mengulang kembali pelajaran yang diberikan guru, disaat belajar dirumah. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 17. Saya belajat sampai larut malam, supaya tidak dimarahi Bapak/Ibu a. Selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah. 18. Saya belajar terus-menerus, meskipun Bapak/Ibu tidak mengingatkan a. Selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah. 19. Setelah mendengar nilai teman bagus, minat belajar saya tumbuh. a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 20. Saya menolak ajakan orang tua, disaat ada ulangan a. selalu c. kadang-kadang
lxi
b. sering
d. tidak pernah
lxii