PERHATIKAN data berikut. 200 kata permenit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar. Benar. Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar, tepatnya mereka yang belum lama dan berlum berpengalaman membaca, adalah dua ratus kata permenit, atau 200 kpm. Itu kira-kira sama dengan satu setengah sampai dua paragraf bacaan per menitnya. Anda tentu sudah sangat berpengalaman membaca. Berapa usia Anda sekarang? Dua puluhan? Tiga puluhan? Empat puluhan, mungkin? Jelas, Anda sudah sangat lama dan sangat berpengalaman membaca. Tentu kecepatan Anda jauh di atas itu. Jadi, berapa kira-kira kecepatan baca Anda sekarang? Tiga ratus kata per menit? Empat ratus? Atau lima ratus, mungkin? Sayangnya, kemungkinan besar tidak demikian. Menurut data statistik, kecepatan baca rata-rata orang dewasa adalah 250 – 300 kata permenit. 200 kata per menit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar. 250 – 300 kata per menit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata orang dewasa. 250 – 300 kata permenit. Itu kira-kira sama dengan dua sampai tiga paragraf saja. Itu pun dengan tingkat pemahaman hanya sebesar 70%. Angka-angka itu menunjukkan bahwa sebagian besar manusia di dunia ini, sejak usia sekolah dasar hingga masa dewasa, tidak pernah mengalami peningkatan kecepatan membaca yang cukup berarti. Atau tepatnya, kecepatan membaca mereka tidak pernah meningkat secara signifikan. Dua ratus lima puluh kata kira-kira sama dengan seperempat halaman buku. Dengan kecepatan baca seperti itu, artinya kita membutuhkan empat menit untuk membaca satu halaman. Dan dua puluh jam untuk menamatkan satu buku setebal tiga ratus halaman. Jika Anda cuma punya waktu satu jam setiap hari untuk duduk diam dan membaca, artinya Anda membutuhkan dua puluh hari, untuk menamatkan buku tersebut. Dua puluh hari, untuk memetik isi hanya satu buku saja! Itu nyaris tidak ada bedanya dengan anak sekolah dasar. Serius. Ukurlah kecepatan baca Anda, bukan sekedar mengira-ngira. Inilah awalnya. Ini seperti Anda membandingkan foto wajah Anda sebelum dan sesudah mandi. Bagaimana Anda bisa tahu sudah sejauh apa pencapaian Anda, jika Anda tidak tahu dari titik mana Anda berangkat? Lakukan. Gunakan jam tangan. Atau alarm ponsel, tidak masalah. Stopwatch lebih baik, kalau ada. Baca sebuah bahan bacaan selama tepat satu menit, — dan pahami, jangan asal cepat –, tandai, dan hitung berapa kata yang sudah Anda baca.
Kalau Anda sudah tahu kecepatan baca Anda, kita bisa lihat data berikut. Oh ya, ‘kpm’ adalah ‘kata permenit’, menunjukkan kecepatan baca Anda. 0 – 150 kpm : buruk. 150 – 300 kpm : rata-rata. 300 – 500 kpm : baik. 500 – 700 kpm : sangat baik 750 – 1000 kpm : luar biasa. ebagian besar manusia di dunia ini hanya membaca dengan kecepatan rata-rata saja. Anda tentu ingin kecepatan Anda memahami, mengolah informasi, memiliki kualitas gagasan, atau punya potensi kreativitas lebih dari sekedar rata-rata kan? Informasi tambahan: kecepatan baca rata-rata orang Australia dewasa ternyata 200 kpm. Orang Amerika dewasa, hanya 250 kpm. Artinya, kita masih punya kesempatan! Asal tahu saja, John. F. Kennedy memiliki kecepatan baca 2500 kpm. Franklin J. Roosevelt biasa menamatkan 2 sampai 3 buku setiap harinya, di sela-sela waktu luang di luar jam kerja. Membaca itu sangat penting untuk pengembangan diri. Itu sebuah skill yang harus dilatih. Manusia unggul karena ilmu, ilmu ada di buku, buku harus dibaca, dan seterusnya. Apakah buku berupa kertas, halaman internet, e-book atau file PDF, relatif sama saja. Bagaimana dengan audiobook? Sayangnya, buruk. Kecepatan membaca (mendengar) dari audiobook akan sangat tergantung pada kecepatan naratornya. Dan audiobook diatur untuk dibacakan dengan kecepatan yang nyaman untuk didengar. Yaitu secepat 150 – 160 kata permenit. Ini bahkan lebih lambat dari kecepatan membaca anak sekolah dasar. Baca. Cepat, atau lambat. Intinya, jika ingin lebih unggul, cepat-atau-lambat, sekarang-atau-nanti, tetap saja Anda harus membaca. Dengan membaca dengan lebih cepat, artinya Anda memahami lebih cepat. Dengan mengolah informasi lebih cepat, Anda bisa menabung waktu, ide dan gagasan lebih banyak. Anda bisa menjadi lebih kreatif. Anda bisa menjadi lebih unggul. Waktu sisanya? Bisa Anda gunakan untuk hal lain. Mengolah kreativitas? Investasi, mungkin? Atau, lihat anak Anda. Bayangkan senangnya anak Anda jika Anda punya waktu lebih banyak untuk mendampingi mereka. Atau, berjalan-jalan santai dengan keluarga setiap sore, karena pekerjaan Anda selalu selesai lebih cepat. Sepertinya menyenangkan, kan?
Pernahkah Anda memikirkan kenapa artikel-artikel di koran ditulis dalam bentuk kolom-kolom dengan lebar spesifik? Sebenarnya desain dalam bentuk kolom-kolom itu dimaksudkan agar para pembacanya mudah membaca artikel dengan cepat. Tata letak berbentuk kolom seperti itu membuat pembaca lebih mudah menggerakkan matanya secara vertikal dari atas ke bawah selama membaca, alih-alih dari kiri ke kanan. Nah, dalam teknik membaca cepat, cara membaca seperti ini disebut teknik Membaca Vertikal. Jika Anda sudah berlatih membiasakan diri untuk membaca beberapa kata sekaligus dan memperluas jangkauan fiksasi mata Anda (caranya telah saya tulis pada artikel-artikel lalu: ‘Mengenali Kata’, ‘Mengenali Frasa’ dan ‘Membaca Satu Kelompok Kata’), maka sekarang Anda bisa mulai berlatih membaca secara vertikal. Prosesnya adalah seperti gambar berikut ini:
Dalam gambar potongan artikel koran di atas, setiap kolom terdiri dari empat sampai lima kata. Jika Anda sudah berlatih membaca satu kelompok kata sekaligus, maka sekarang, alih-alih Anda membaca dari kiri ke kanan, Anda bisa berlatih membiasakan diri untuk hanya menggerakkan mata Anda dari atas ke bawah dalam membaca setiap kolom koran. Dengan kata lain, Anda belajar untuk mengenali empat sampai lima kata sekaligus dalam sekali fiksasi, yang dilakukan secara vertikal.
Kita coba latihan berikut. Tahanlah mata Anda untuk tidak membaca dari kiri ke kanan, tapi hanya dari atas ke bawah dalam satu sapuan. Dua contoh kolom berikut ini saya kutip dari ebook saya, “Speed Reading for Beginners” yang bisa Anda download dengan bebas kapan saja.
Sebelumnya, aturlah jarak mata Anda dengan bidang bacaan agar mata Anda bisa melihat empat sampai lima kata sekaligus dalam sekali lihat. Nah. Meskipun mata Anda tetap fokus pada garis merah, namun Anda tetap bisa membaca katakata yang ada di kiri maupun kanan garis. Itulah membaca vertikal. Kita coba lagi, kali ini sedikit lebih sulit.
Nah. Dari contoh di atas, kelompok pertama terdiri dari tiga kata, lalu berikutnya empat kata, dan terakhir terdiri dari lima kata. Apakah Anda masih bisa mengenalinya sekaligus? Teknik membaca vertikal ini, jika telah dikuasai dengan baik, akan sangat berguna bukan saja ketika membaca artikel-artikel berbentuk kolom seperti dalam koran atau majalah, tapi juga ketika membaca buku, ketika jangkauan fiksasi mata sudah cukup luas untuk menjangkau banyak kata sekaligus dan Anda sudah mahir dengan teknik ini. Untuk memulai berlatih membaca vertikal, kini biasakanlah untuk membaca vertikal setiap kali Anda membaca koran. Setengah sampai satu jam setiap hari, sudah cukup. Pada awalnya, garisi terlebih dulu kolom-kolomnya bila memang diperlukan. Ini akan sangat membantu Anda untuk belajar menguasai teknik membaca secara vertikal. Selamat berlatih. Sumber : Muhammad Noer dalam www.membacacepat.com