JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK SEKOLAH DASAR Riyan Rosal Yosma Oktapyanto SDN Ciparay 01 Kabupaten Bandung
[email protected] Abstrak. Model Pembelajaran Simulasi merupakan salah satu model yang baik diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar karena usia anak sekolah dasar masih masuk pada usia anakanak, sedangkan dunia anak-anak merupakan dunia bermain. Bermain suatu simulasi memberi kesempatan bagi siswa yang terlibat untuk menjadi orang lain dan bukan menjadi dirinya sendiri sehingga akan memperoleh gagasan-gagasan tentang orang lain. Keikutsertaan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menjadi tujuan yang penting dalam model ini. Penerapan model simulasi dimana anak berperan dan bermain seakan-akan memerankan seseorang atau sesuatu dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan social mereka, karena berinteraksi dengan orang lain merupakan salah satu keterampilan sosial. Kata kunci: Model pembelajaran simulasi, keterampilan sosial, anak sekolah dasar.
Abstract. The model simulation is one of the learning models applied in learning in elementary school because of the age of elementary school children still get in on the age of the children, while children's world is a world of play. Play a simulation gives the opportunity for the students involved to be someone else and not being himself so it would obtain ideas about others. Participation and the liveliness of the learners in the learning becomes an important objective in this model. Application of simulation model where children play a role and playing as if the role of someone or something in a study expected to increase their social skills, for interacting with others is one of social skills. Keywords: Model simulation learning, social skills, elementary school children.
96
[Type here]
A. Pendahuluan
Peserta didik memiliki beragam
adanya
model
fisik
dan
model
potensi, karakter, dan kebutuhan dalam
konseptual, bahkan ada pula yang
belajar. Pada proses pembelajaran guru
disebut
dihadapkan
(hypothetical model) (Wahab, 2007).
untuk
memilih
model
pembelajaran dari sekian banyak model
dengan
Model
model
hipotetik
pembelajaran
dapat
yang telah ditemui oleh para ahli
dikatakan sebagai suatu rencana atau
sebelum
pola yang dapat digunakan untuk
menyampaikan
pengajaran untuk
materi
mencapai tujuan
membentuk
pembelajaran.
kurikulum
(rencana
jangka
panjang),
pembelajaran
Penggunaan
model
dalam
merancang bahan-bahan pembelajaran,
mengajar bukanlah suatu hal yang baru.
dan
Filosof Yunani misalnya menggunakan
dikelas atau yang lain
model yang ia kembangkan dalam
Weil, 1980:1).
mengajar
dapat dijadikan pola pikiran, artinya
dengan
yang gaya
(Socratic
sekarang mengajar
Teaching
dikenal Socrates
style)
para
membimbing
guru
pembelajaran (Joyce dan
Model pembelajaran
boleh
memilih
model
dengan
pembelajaran yang sesuai dan efisien
menekankan pada kegiatan bertanya,
utntuk mencapai tujuan pendidikannya.
menjawab atau diskusi yang bermakna.
Salah satu model yang dapat
Pada bidang-bidang lain seperti sains
digunakan
dan teknik juga digunakan model-
mengikuti pembelajaran dengan baik
model yang dapat menggambarkan
dan dalam penerapannya pun lebih
secara rinci replika dari sesuatu benda
efektif adalah dengan menggunakan
yang
model simulasi. Melalui
akan
bendungan,
dibangun,
misalnya
yang dalam kenyataan
siswa
agar
diberi
siswa
dapat
model ini
kesempatan
untuk
sebenarnya akan di bangun menurut
mengalami
spesifikasi-spesifikasi dari yang ada
langsung
pada model. Oleh sebab itu dikenal
maupun menjadi orang lain yang
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
dan menjadi
terlibat
secara
dirinya
sendiri
Riyan Rosal Yosma, O. 97
[Type here]
kemudian dapat diimplementasikan
untuk menjadi orang lain dan bukan
dalam
menjadi dirinya sendiri dan di dalam
kehidupan
sehari-hari
(kontekstual).
proses
digunakan
sebagai
akan
memperoleh gagasan gagasan tentang
Model pembelajaran simulasi dapat
yang baik mungkin
orang
metode
lain.
Salah
satu
tujuan
mengajar dengan asumsi tidak semua
pembelajaran ini adalah keikutsertaan
proses pembelajaran dapat dilakukan
dan keaktifan peserta didik dalam
secara langsung pada objek yang
pembelajaran, sehingga guru harus
sebenarnya. Salah satu contoh simulasi
lebih aktif dalam mencari model yang
adalah
yakni
sesuai dengan pembelajaran, salah
memperagakan proses terjadinya suatu
satunya yaitu dengan penerapan model
upacara tertentu sebagai latihan untuk
simulasi.
Gladiresik,
upacara sebenarnya supaya tidak gagal
Kajian
pada
artikel
dalam waktunya nanti. Demikian juga
menggunakan
untuk mengembangkan pemahaman
literature (review) yang menunjang
dan
perbaikan dalam pendidikan. kajian
penghayatan
terhadap
suatu
peristiwa yang lebih banyak mengarah
khusus
kepada psikomotor, maka penggunaan
optimalisasi
model pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat (Wahab, 2007). Model simulasi adalah salah satu
dari
pendekatan
ini
artikel
ini
studi
untuk
penerapan
model
pembelajaran
simulasi
untuk
meningkatkan
keterampilan
sosial
anak usia sekolah dasar.
model yang meminta siapa saja yang
Simulasi
berasal
dari
kata
terlibat dalam strategi tersebut untuk
simulate yang artinya berpura-pura atau
menganggap dirinya sebagai orang
berbuat seakan- akan. Sebagai metode
lain yang tujuannya adalah untuk
mengajar, simulasi dapat diartikan cara
mempelajari bagaimana orang lain
penyajian pengalaman belajar dengan
bertindak dan merasakan. Bermain
menggunakan
suatu
memahami tentang konsep, prinsip,
permainan
yang
memberi
kesempatan bagi siswa yang terlibat
situasi
tiruan
untuk
atau keterampilan tertentu.
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 98
[Type here]
Model pembelajaran simulasi
dikontrol, misalnya, dalam proses
merupakan model pembelajaran yang
simulasi
ini
dilakukan
membuat suatu peniruan terhadap
menggunakan simulator.
dengan
sesuatu yang nyata, terhadap keadaan
Jenis-Jenis model pembelajaran
sekelilingnya (state of affaris) atau
simulasi menurut Ronald T. Hyman
proses.
(Gilstrap dan Martin, 1975:87 dalam
Model pembelajaran ini
dirancang untuk
siswa
Abdul Azis Wahab, 2007) model
mengalami bermacam-macam proses
simulasi terbagi kedalam 3 jenis, yaitu
dan
kenyataan
membantu
sosial
dan
untuk
Bermain Peran (Role Playing), Dalam
mereka,
serta
Kehidupan Masyarakat (Socio Drama)
konsep
dan Bermain Simulasi (Simulation
menguji
reaksi
untuk
memperoleh
keterampilan pembuatan keputusan. Model
pembelajaran
Games). ini
1. Bermain Peran ( Role Playing)
diterapkan didalam dunia pendidikan dengan
tujuan
kemampuan
mengaktifkan
adalah berakting sesuai dengan peran
dianalogikan
yang telah ditemtukan terlibih dahulu
yang
dengan proses sibernetika. sebuah
disiplin
digambarkan mekanisme
ilmu,
sebagai control
system-sistem
Bermain peran (Wahab, 2007)
Sebagai
untuk tujuan-tujuan tertentu seperti
sibernetik suatu
studi
manusia,
dan
historis
kembali
misalnya
suasana
mengungkapkan
kembali perjuanagan para pahlawan
seperti
kemerdekaan,
computer (Joice, 2009). Fokus utama
kemungkinan
dalam teori ini adalah munculnya
datang, misalnya saja keadaan yang
kesamaan antara mekanisme control
kemungkinan dihadapi karena semakin
timbal balik dari sistem
besarya
dengan
elektronik,
menghidupkan
sistem-sistem
elektronik manusia.
atau mengungkapkan keadaan
jumlah
menggambarkan
yang
penduduk, keadaan
akan
atau
imaginer
pendekatan simulasi dirancang agar
yang dapat terjadi dimana dan kapan
mendekati kenyataan dimana gerakan
saja. Melalui itu siswa “memasuki
yang
diri” orang lain/individu lain dan
dianggap
kompleks
sengaja
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 99
[Type here]
dengan perilaku seperti orang yang
metode bermain peran, maka apa yang
diperankannya,
akan
terjadi dalam kegiatan menggunakan
tentang
strategi bermain peran dapat pula
yang
dikaitkan dengan penggunaan metode
siswa
memperoleh orang
siswa
pengetahuan
dan
motivasinya
menandai perilakuya. Peranan adalah merupakan
serangkaian
kata-kata
dan
terpola
dan
merupakan
perasaan,
tindakan-tindakan unik
sosiodrama.
yang
kebiasaan
telah
seseorang
Agar tidak keliru maka akan diuraikan
sedikit
tentang
atau
dramatisasi.
“dramatization”
Mengapa dikatakan demikian oleh
dalam berhubungan dengan orang
karena
lain, termasuk berhubungan dengan
mengandung
situasi dan benda-benda.
keduanya berbeda sebab
2. Drama Kehidupan Masyarakat (Socio Drama)
walaupun
sifatnya
kata
keduanya drama
namun
yang satu
terstruktur
(dramatisasi)
sedangkan lainnya tidak (sosiodrama).
Strategi mengajar socio drama
Dramatisasi disebut terstruktur karena
(Wahab, 2007) ialah sebuah cara
untuk menggunakan metode tersebut
memerankan
diperlukan naskah, panggung, latihan
pemecahan
masalah
secara kelompok yang memfokuskan
serta
pada
sosiodrama lebih
masalah-masalah
hubungan
manusia.
mungkin
mengenai
tentang
Masalah siswa
itu
dalam
tanpa
penonton,
sedangkan
bersifat
spontan
perlu naskah dan latihan.
Dramatisasi biasanya digunakan untuk
bekerja sama di sekolah, keluarga
menunjukkan
atau masyarakat. Dengan demikian
untuk
sosiodrama
kesempatan
kehidupan pada periode lain, atau
mempelajari
mendemonstrasikan beberapa masalah
kepada
memberi
siswa
untuk
alternatif-alternatif masalah kelompok.
yang
pemecahan dihadapi
Oleh
karena
oleh itu,
sosiodrama sering dikaitkan dengan
kejadian
menggambarkan
kehidupan.
Dalam
dramatisasi pada selalu
bersejarah,
terlibat
melaksanakan
umumnya dalam
suatu
kerja
siswa yang
banyak dan menuntut kreativitas.
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 100
[Type here]
Misalnya membuat
merencanakan
berbagi
literatur
melakukan
menunjukkan bahwa walaupun strategi
pekerjaan seni seperti panggung dan
tersebut telah lebih dari dua decade
kelengkapan lainnya, mempersiapkan
pengembangan dan implementasinya,
program, mengirimkan undangan dan
hanya sedikit yang diketahui tentang
melakukan seluruh persiapan bagi
pengaruhnya terhadap pengembangan
undangan terhadap proyek tersebut.
afektif dan kognitif siswa.
Hal
itu
kostum,
terhadap
menuntut
melaukan
siswa
persiapan,
untuk
kerjasama,
partisipasi, dan penilaian.
Dalam pembelajarannya guru biasanya
secara
langsung
menggunakan bermain simulasi sesuai
3. Simulasi dan bermain Simulasi
dengan pengajaran yang ada atau
Strategi ini memungkinkan bagi
menyesuaikannya dengan kebutuhan
peningkatan perhatian serta minat
setempat,
siswa
siswa, serta tujuan pengajaran.
karena
sifatnya
yang
permainan
belajar. Dalam
dan
Bermain adalah
teknik
secara
keseluruhan
sebelum menggunakannya di kelas.
bermain
Amat dianjurkan kepada guru/calon
masalah.
guru, untuk mencobakan permainan
(Wahab, 2007)
tersebut dengan sesame guru/calon
antara
pemecahan
simulasi
minat
juga
pelaksanaannya
mengkombinasikan
dan
Guru harus memahami betul
menekankan pada bermain sambil
peran
kemampuan
mengajar
dimana
guru
sebelum
siswa mengasumsikan peran khusus
sebagai
sebagai
mengetahui
pengambil
keputusan,
alat
menggunakannya pengajaran.
berbagai
hal
Setelah tentang
bertindak seolah- olah mereka benar-
bermain simulasi baik guru maupun
benar terlibat dalam suatu situasi dan
siswa
berkompetisi untuk tujuan- tujuan
permainannya.
menyiapkan
Keterampilan
tertentu sesuai dengan aturan-aturan
Sosial
sendiri
(Social
Skill) merupakan hal dasar yang harus
khusus. Namun
dapat
demikian
analisis
dimiliki
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
oleh
setiap
manusia.
Riyan Rosal Yosma, O. 101
[Type here]
Pembelajaran dan pembiasaan yang
kita
menyangkut
menginginkan
keterampilan
sosial
ingin
bersenang-senang orang
lain
dan
seperti
(social skill) sangat dianjurkan untuk
berada dekat dengan kita. Contohnya
diberikan
harus mengantri, berbagi, bersabar,
pada
peserta
didik
khususnya di tingkat SD.
menghormati,
“These are skills that you need when interacting with others. There
mendengarkan,
berbicara positif tentang orang lain dan bersikap ramah. (Pettry, 2006:6) Keterampilan
are certain ways we all must behave if
sosial
dapat
we want to have fun and to have
memiliki pengaruh pada pengalaman
others like being around us. For
sosial awal pada anak usia SD perilaku
example, we must take turns, share,
sosialnya bersifat menetap, karena
be patient, be respectful, listen, talk
pola perilaku yang dipelajari pada usia
positive about others and be friendly..
dini
(Pettry, 2006:6).
mempengaruhi perilaku dalam situasi
Pettry
(2006:6)
memberikan
pengertian bahwa keterampilan sosial adalah
keterampilan
yang
cenderung menetap,
hal
ini
social pada usia selanjutnya. (Hurlock, 257: 1978)
kita
Jadi dapat disimpulkan bahwa
butuhkan ketika berinteraksi dengan
keterampilan sosial adalah sesuatu hal
orang lain.
yang penting dimiliki manusia untuk
Ada cara-cara tertentu yang kita harus lakukan saat bersikap, ketika
dapat berinteraksi dengan sesama manusia maupun lingkungannya
B. Pembahasan
Model Pembelajaran Simulasi
dasar masih masuk pada usia anak-
merupakan salah satu model yang
anak
baik diterapkan dalam pembelajaran
merupakan dunia bermain.
dunia
anak-anak
Plummer (2008:1), mengatakan
di sekolah dasar, usia anak sekolah JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
karena
bahwa Play is a natural childhood Riyan Rosal Yosma, O. 102
[Type here]
activity and a child’s imagination is a
meningkatkan
valuable inner resource which can be
karena
used to foster creative thingking,
berinteraksi dengan orang lain.
healty self-esteem and ability to interact
successfully
Maksud
dari
with
Plummer
others. (2008:1),
keterampilan
dengan
Adapun model menurut
social
simulasi
melatih
tahap-tahap
dalam
pembelajaran Joyce
dan
simulasi Weil (1980)
adalah bahwa bermain adalah suatu
adalah sebagai berikut:
hal yang alami dari aktivitas masa
1. Sintakmatik (Prosedur/ langkah -
anak-anak dan imajinasi anak-anak
Langkah), diantaranya sebagai
adalah sumber nilai didalam dirinya
berikut:
dimana
Tahap I. Orientasi
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan kemampuan berpikir
Tahap II. Latihan bagi peserta
kreatif, kepercayaan diri yang baik,
Tahap III. Proses simulasi
dan kemampuan untuk berinteraksi
Tahap IV. Pemantapan dan
yang baik dengan orang lain.
debriefing
Model
simulasi
merupakan
Joyce (1980:
model dimana anak berperan dan
model
bermain
memiliki
seakan-akan
seseorang pembelajaran
atau
memerankan
442), menjelaskan
pembelajaran tahapan
simulasi atau
ini
langkah-
sesuatu
dalam
langkah tersebut dapat disimpulkan
yang
dapat
sebagai berikut :
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 103
[Type here]
Tahap I. Orientasi Tahap II. Latihan bagi peserta a. Menyediakan berbagai topik a. Membuat skenario yang berisi simulasi dan konsep-konsep yang akan aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, diintegrasikan dalam proses simulasi. b. Menjelaskan prinsip Simulasi dan dan tujuan yang akan dicapai. permainan. b. Menugaskan para pemeran dalam simulasi c. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi. c. Mencoba secara singkat suatu episode Tahap III. Proses simulasi Tahap IV. Pemantapan dan a. Melaksanakan aktivitas permainan debriefing dan pengaturan kegiatan tersebut. a. Memberikan ringkasan mengenai b. Memperoleh umpan balik dan kejadian dan persepsi yang timbul evaluasi dari hasil pengamatan selama simulasi. terhadap performan si pemeran. b. Memberikan ringkasan mengenai c. Menjernihkan hal-hal yang kesulitan-kesulitan dan wawasan miskonsepsional para peserta. d. Melanjutkan permainan/simulasi c. Menganalisis proses d. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. e. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. f. Menilai dan merancang kembali simulasi.
2. Penerapan Model Pembelajaran
tersimulasi yang dirancang dalam
Simulasi
bentuk permainan dari pada dalam
Guru memiliki peran fungsional
bentuk
penjelasan-penjelasan
atau
yang cukup penting dalam model
ceramah dari guru. Menurut Joyce
pembelajaran
dengan
(2009:440) dalam hal ini ada empat
permainan dan isu yang lebih rumit,
peran guru dalam model simulasi,
aktivitas guru menjadi sangat penting
yaitu:
seandainya
a.
simulasi.
dilaksanakan
simulasi
tersebut
dalam
proses
pembelajaran.
Menjelaskan
Penerapan pembelajaran berdasarkan simulasi,
Ahli psikologi bidang sibernetik mengemukakan
pemain
harus
memahami aturan-aturan yang cukup
simulasi
memadai untuk bisa melaksanakan
siswa
aktivitas- aktivitas simulasi. namun,
untuk mempelajari pengalaman yang
bukanlah hal yang penting untuk
pendidikan
bahwa
para
memudahkan
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 104
[Type here]
membuat siswa memiliki pemahaman
menjadi penasihat yang sportif, bukan
penuh tentang simulasi pada waktu-
seorang pendakwah atau seorang ahli
waktu
suatu disiplin ilmu. Dalam simulasi,
awal.
sebagaimana
dalam
kehidupan nyata, beberapa aturan
siswa
menjadi relevan hanya pada saat
kesalahan dan menerima konsekuensi
aktivitas proses, dan bukan pada tahap
dari segala hal yang dilakukannya,
awal.
terutama siswa bisa belajar banyak hal
b. Mewasiti
dari simulasi ini.
Guru
harus
sebagai
memandang
keadaan
yang
simulasi menuntut
berpotensi
melakukan
d. Mendiskusikan Setelah
melewati
beberapa
sesi,
partisipasi aktif siswa dan sebab
diperlukan diskusi yang membahas
itulah, ada kebebasan untuk berubah,
hal-hal berikut, seperti bagaimana
dan siswa diberikan lebih banyak
eratnya
kesempatan untuk berbicara. Guru
dengan dunia nyata, kesulitan dan
harus bertindak sebagai wasit yang
pandangan apa yang dimiliki siswa,
melihat apakah peraturan benar-benar
dan
diikuti dan ditaati. namun guru, atau
ditemukan antara simulasi dengan
siapa
materi yang dipelajari.
pun
yang
melakukan
ini,
seharusnya tidak terlalu ikut campur
kaitan
hubungan
bermanfaat untuk :
c. Melatih
1) Melatih
memberikan
nasihat
bagi
dibutuhkan,
keterampilan
kehidupan
tertentu
sehari-
hari
2) Memperoleh pemahaman tentang
bermain dengan lebih baik, yakni
suatu
untuk memaksimalkan kemungkinan-
keterampilan sosial
kemungkinan simulasi secara penuh.
bisa
khususnya keterampilan sosial
pada pemain
untuk memudahkan mereka dalam
yang
baik bersifat profesional maupun
Guru harus betindak sebagai ketika
apa
tersebut
Model pembelajaran simulasi
dalam aktivitas permainan.
pelatih
simulasi
3) Melatih
konsep
atau
prinsip
memecahkan
masalah
sosial
Sebagai seorang pelatih, guru haruslah JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 105
[Type here]
4) Meningkatkan keaktifan belajar
untuk memainkan peranan sesuai
5) Memberikan
dengan topik yang disimulasikan.
motivasi
belajar
kepada siswa
3) Simulasi dapat memupuk
6) Melatih siswa untuk mengadakan
keberanian dan percaya diri siswa.
kerjasama dalam situasi kelompok
4) Memperkaya pengetahuan, sikap,
sebagai salah satu keterampilan
dan
keterampilan
sosial
diperlukan
dalam
7) Menumbuhkan daya kreatif siswa
berbagai
8) Melatih
problematis.
siswa
untuk
5) Simulasi
sebagai salah satu keterampilan
gairah
sosial
permbelajaran.
Sanjaya
(2007),
menyatakan
sosial
dapat siswa
dalam
kelemahan
1) Pengalaman
menggunakan
simulasi sebagai metode mengajar.
melalui
Kelebihan Model pembelajaran ini di antaranya adalah:
menghadapi
siswa
dalam
situasi
yang
sebenarnya kelak, baik
tepat
yang
simulasi dan
diperoleh tidak
sesuai
selalu dengan
kenyataan di lapangan.
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bagi
proses
Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya adalah:
bekal
yang
meningkatkan
bahwa terdapat beberapa kelebihan dan dengan
menghadapi
situasi
mengembangkan sikap toleransi
yang
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
dalam
hiburan, sehingga tujuan
pembelajaran menjadi terabaikan.
kehidupan keluarga, masyarakat,
3) Faktor psikologis seperti rasa
maupun menghadapi dunia kerja.
malu
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui
dan
takut
sering
memengaruhi
siswa
dalam
melakukan simulasi.
simulasi siswa diberi kesempatan
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 106
[Type here]
C. Simpulan
Model
pembelajaran
simulasi
efektif
digunakan
jika
guru
merupakan model pembelajaran yang
menghendaki agar siswa menemukan
membuat suatu peniruan
terhadap
makna diri (jati diri) didalam dunia
sesuatu
yang
terhadap
sosial dan memecahkan dilema atau
keadaan
sekelilingnya
affaris)
nyata,
atau
(state
proses.
pembelajaran
ini
membantu
siswa
of
Model
dirancang untuk
bermacam-macam
mengalami proses
masalah dengan bantuan kelompok. Jenis
model
pembelajaran
sosial
misalnya melalui bermain peran dan atau simulasi. Pada model simulasi,
dan
siswa belajar menggunakan konsep
kenyataan sosial dan untuk menguji
peran, menyadari adanya peran-peran
reaksi
untuk
yang berbeda dan memikirkan perilaku
keterampilan
dirinya dan perilaku orang lain sebagai
mereka,
memperoleh pembuatan
serta
konsep keputusan
khususnya
bentuk keterampilan sosial.
dapat melatih keterampilan social siswa
tidak hanya dalam tataran
kognitif namun mengasah afektif dan psikomotornya. Kaitan Simulasi dengan kelompok model pembelajaran, adalah simulasi diarahkan pada model pembelajaran sosial berupa simulasi sosial. Simulasi sosial
adalah
dimaksudkan
simulasi mengajak
melalui suatu pengalaman
yang peserta yang
berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial. Model simulasi dalam konteks model pembelajaran sosial sangat JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 107
[Type here]
Daftar Pustaka
Hurlock .1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Penerbit Erlangga Joyce, Bruce et al. 2009. Models Of Teaching, Eighth Edition (Edisi Bahasa Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pettry .2006. Building Social Skills Through Activities. United States of America: e-book dari http://www.DannyPettry.Com Sanjaya, Wina. 2007. Kurikulum Pembelajaran. Bandung. Wahab, Abdul Aziz. Metode dan Model-Model Mengajar; Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta Plummer, Deborah M. 2008. Social Skills Games for Children. London & Philadelphia: Jessica. Kingsles Publisher
JPSD Vol. 2 NO. 1, Maret 2016 ISSN 2301-671X
Riyan Rosal Yosma, O. 108