4
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Salah satu cara yang dapat ditempuh manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman adalah melalui penerapan dan pengembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurut Sewoyo
(2001) dalam Suryansyah (2005) mengemukakan bahwa teknologi dapat berupa teknik, metode atau cara serta peralatan yang digunakan untuk menyelenggarakan suatu rancangan transformasi input menjadi output dengan sasaran tertentu yang didasarkan atas hasil ilmu pengetahuan dan rekayasa tercapai.
Menurut
Nazaruddin (2008), teknologi dapat dipandang dalam konteks produksi sebagai kombinasi dari empat komponen dasar yang berintegrasi secara dinamis dalam suatu proses trasformasi. Sistem transformasi memerlukan keempat komponen teknologi secara simultan. Transformasi tidak dapat dilakukan tanpa salah satu dari keempat komponen tersebut. Berikut penjelasan dari keempat komponen teknologi (UNESCAP 1989 dalam Wiratmaja et al 2004). 1) Fasilitas rekayasa (technoware) merupakan teknologi yang melekat pada objek (object-embodied technology). Fasilitas ini mencakup peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, alat pengangkutan dan infrastruktur fisik; 2) Kemampuan manusia (humanware) merupakan teknologi yang melekat pada manusia (human-embodied technology). Kemampuan manusia ini mencakup pengetahuan, ketrampilan, kebijakan, kreativitas dan pengalaman; 3) Informasi (infoware) merupakan teknnologi yang melekat pada dokumen (document-embodied
technology).
Informasi
berkaitan
dengan
proses,
prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan dan keterkaitan; 4) Organisasi (orgaware) merupakan teknologi yang melekat pada kelembagaan (institution-embodied technology). Organisasi ini mencakup praktik-praktik manajemen, linkages dan pengaturan organisasional. Diperlukan suatu kondisi minimum tertentu agar pemanfaatan dari keempat komponen teknologi berjalan secara efektif pada fasilitas transformasi. Dengan
5
demikian, keempat komponen teknologi tersebut saling melengkapi dan diperlukan secara simultan pada setiap fasilitas transformasi.
Komponen-
komponen teknologi juga berinteraksi dalam bentuk yang kompleks. Gambar interaksi dinamis antara komponen teknologi disajikan pada Gambar 2.
Sumber : Wiratmaja et al (2004) Gambar 2 Interaksi dinamis antara komponen teknologi 2.2 Penilaian Teknologi Dalam dunia industri yang terus menerus berkembang menuntut perusahaan agar dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam persaingan industri. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengidentifikasi tingkat muatan teknologi yang digunakan.
Penilaian teknologi merupakan
tinjauan teknologi yang teratur tentang kekuatan dan kelemahan teknologi yang berkaitan dengan produk dan proses.
Penilaian teknologi dapat berupa :
melakukan pemeriksaan dan audit terhadap teknologi yang digunakan serta melakukan perbandingan dengan dasar bench-marking antara teknologi yang digunakan terhadap praktek industri terbaik. Penilaian teknologi menurut Lowe (1995) dalam Fauzan (2009) bertujuan untuk : 1) Menjelaskan dan menilai teknologi yang sedang digunakan; 2) Melakukan evaluasi biaya dan nilai tambah dari teknologi yang digunakan;
6
3) Melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan dari operasi teknologi perusahaan; 4) Menunjukkan cara membangun atau meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan melalui pemanfaatan yang lebih baik dari teknologi yang ada; 5) Melakukan indentifikasi teknologi yang ada dan tersedia yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam produk dan operasi bisnisnya; 6) Menentukan dampak dan nilai tambah dari suatu penggunaan teknologi baru; dan 7) Menilai pilihan teknologi yang mungkin bagi perusahaan. 2.2.1 Alat penilaian teknologi Salah satu metode untuk menilai teknologi diantaranya metode teknometrik. Menurut Indrawati (2003) metode teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (Technology Contribution Coeffisien/TCC) dalam suatu fasilitas transformasi dan diberikan dalam persamaan : TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo T, H, I, O adalah konstribusi dari masing-masing komponen teknologi dan β merupakan intensitas kontribusi dari masing-masing komponen terhadap koefisien TCC. 2.2.2 Alasan menggunakan metode teknometrik Penilaian teknologi dengan metode teknometrik memiliki sifat yang menguntungkan dalam penggunaannya.
Menurut Indrawati (2003), sifat-sifat
TCC antara lain : 1) Fungsi TCC tidak memungkinkan bernilai nol karena tidak ada aktifitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi; 2) Persamaan memenuhi “Law of Diminishing Return” , artinya bila ingin meningkatkan teknologi melalui salah satu komponennya, sementara yang lain dipertahankan tetap secara matematis dapat dilakukan dengan menurunkan persamaan TCC terhadap salah satu komponen teknologi; 3) Proporsi kenaikan TCC akan sama dengan jumlah proporsi kenaikan pada keempat komponen teknologi yang diboboti oleh β-nya.
7
Terdapat lima langkah untuk mengestimasi nilai TCC (Nazaruddin 2008), yaitu : 1) Estimasi derajat kecanggihan Untuk menentukan derajat kecanggihan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Melakukan penelitian kualitatif untuk keempat komponen teknologi dan mengumpulkan semua informasi teknologi yang relevan; (2) Mengidentifikasikan semia item utama masing-masing komponen teknologi, berdasarkan penelitian kualitatif yang dilakukan; (3) Menentukan batas atas dan batas bawah derajat kecanggihan masingmasing komponen teknologi pada fasilitas yang diamati. 2) Pengkajian state of the art Pendekat yang digunakan untuk mengkaji state of the art komponen teknologi
didasarkan
pada
kriteria
generik,
yaitu
kriteria
yang
dikembangkan dengan sistem rating state of the art keempat teknologi. Setiap kriteria diberi skor 10 untuk spesifikasi terbaik dan skor 0 untuk spesifikasi terendah yang diijinkan. Sementara skor untuk nilai spesifikasi diantaranya dilakukan dengan bantuan interpolasi. 3) Penentuan kontribusi komponen Konstribusi komponen ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah diperoleh dari batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art melalui persamaan : T=
……………………………………...…….. (1)
H=
………………………………………….. (2)
I= O=
……………………………………...…..…… (3) ……………………………...……………. (4)
Keterangan : LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware ST = SOTA technoware
SI = SOTA infoware
UT = batas atas technoware
UI = batas atas infoware
LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware SH = SOTA humanware
SO = SOTA infoware
UH = batas atas humanware
UO = batas atas infoware
8
4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan estimasi intensitas kontribusi komponen : (1) Untuk fasilitas transformasi yang sedang diamati keempat komponen teknologi disusun secara hierarki menurut kenaikkan tingkat kepentingan; (2) Tingkat kepentingan relatif ditentukan dengan matriks perbandingan berpasangan; (3) Perbandingan berpasangan harus memenuhi syarat konsistensi, artinya memenuhi aturan ordinal. 5) Perhitungan TCC Dengan menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, koefisien kontribusi teknologi (TCC) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo
…………….….. (5)
Keterangan : TCC
= technology contribution coefficient
T
= nilai konstribusi komponen technoware
βt
= nilai intensitas konstribusi komponen technoware
H
= nilai konstribusi komponen humanware
βh
= nilai intensitas konstribusi komponen humanware
Nilai TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output.
Menurut Wiraatmaja dan
Ma’ruf (2004) nilai dari TCC dapat menunjukkan level teknologi pada suatu perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Penilaian kualitatif TCC Nilai TCC 0 < TCC ≤ 0,3 0,3 < TCC ≤ 0,7 0,7 < TCC ≤ 1,0
Klasifikasi Tradisional Semi Modern Modern
Sumber: Wiratmaja, Masni dan Diawati (2004)
9
2.3 Galangan Kapal Galangan kapal adalah suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore) dan bangunan terapung (floating plant) untuk kebutuhan pelanggan (Stroch 1995). Galangan kapal merupakan bangunan atau tempat yang terletak ditepi pantai perairan laut atau ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat untuk membangun dan mereparasi kapal (Mazurkiewich 1981 dalam Prawitaningrum 2002). 2.3.1 Pelayanan yang diberikan oleh galangan Perawatan kapal bertujuan agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi baik bagian luar maupun bagian dalam kapal, sehingga bila sewaktu-waktu diperlukan kapal tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik (Novita 2007). Menurut Simbolon D (1992) dalam Fauziyah (1997), perawatan kapal baik kapal kayu maupun kapal besi pada umumnya terdiri dari empat bagian utama, yaitu : 1) Pemeliharaan harian (pemeliharaan rutin) 2) Pemeliharaan tahunan (servis tahunan) 3) Dok besar (servis besar) 4) Pemeliharaan darurat (servis darurat). Korniak dalam Rusman (1982) menyatakan bahwa klasifikasi perbaikan kapal perikanan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu : 1) Badan kapal, meliputi perbaikan kapal pada umumnya (perbaikan jangkar, baling-baling, perkayuan, pengecatan, dll) 2) Mesin kapal, meliputi perbaikan mesin utama dan mesin bantu, instalasi pipa, cerobong dan tangki-tangki, instalasi dan perawatan elektrik, peralatan pengukur, dll) 3) Instalasi khusus, meliputi perbaikan alat penangkapan ikan, peralatan navigasi dan penelitian, instalasi pendingin, instalasi pengangkutan dan perlengkapan processing hasil tangkapan.
10
2.3.2 Fasilitas pokok galangan Galangan kapal untuk pembangunan dan perbaikan memiliki fasilitas khusus yang biasanya disebut struktur utama galangan (Widjaja 1996). 1. Dok kapal Dok kapal adalah landasan di tepi laut/perairan yang dipergunakan untuk membangun/merakit kapal (Soegiono 2006). Umumnya landasan tersebut miring kearah permukaan air dan memanjang sampai ke bawah permukaan air yang dimaksudkan untuk meluncurkan kapal ke air setelah selesai dibangun. 1) Slipway (1) Memanjang (longitudinal) digunakan untuk peluncuran kapal secara memanjang. (2) Melintang (transversal) digunakan untuk peluncuran kapal secara melintang. 2) Marine railway digunakan untuk peluncuran baik kapal baru atau docking untuk perbaikan kapal. 3) Lift digunakan untuk pembangunan kapal baru atau docking. 4) Floating Dock (dok apung) digunakan terutama untuk pekerjaan reparasi, tetapi dapat digunakan untuk peluncuran kapal baru. 5) Graving Dock (dok kolam) merupakan suatu bangunan dari beton dengan bentuk seperti kolam yang dilengkapi dengan pintu kedap di mulut galangan dan pompa sebagai modal utama dalam pengoperasiannya. 6) Drydock (dok kering) (1) Dok darurat untuk docking kapal yang memiliki draught yang lebih dari normal dan kerusakan badan kapal yang serius. (2) Dok perbaikan dan perawatan kapal tanpa cargo. (3) Membangun kapal terutama bagi konstruksi kapal dengan dalam yang cukup. (4) Membangun dan docking kapal untuk konstruksi kapal dengan kedalaman yang cukup. Menurut A. Koniak dalam Ikhlas (1992), terdapat dua jenis instalasi doking yang sering digunakan kapal-kapal perikanan, yaitu : (1) Slipway untuk kapal-kapal perikanan yang berukuran sampai 350 GT
11
(2) Dok apung (floating dok) untuk kapal-kapal perikanan yang berukuran sampai 500 GT. 2. Gudang material Gudang material merupakan salah satu fasilitas yang sangat diperlukan untuk menunjang proses produksi kapal, khususnya sebagai tempat penyimpanan sementara material atau komponen yang dibutuhkan dalam suatu galangan kapal.gudang material ini merupakan suatu starting point dari suatu proses produksi, sehingga lokasi dari gudang material ini diusahakan agar sedekat mungkin dengan pintu masuk galangan kapal. Gudang material memiliki fungsi utama untuk menunjang proses produksi khususnya untuk memberikan fasilitas penerimaan, pemeriksaan dan penyimpanan material yang dibutuhkan galangan kapal. 3. Bengkel 1) Bengkel persiapan Pada bengkel persiapan, material yang telah dikirim dari gudang mendapat perlakuan pemeliharaan atau perawatan agar siap untuk dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya. Pada umumnya, proses pekerjaan perawatan dilaksanakan otomatis sebagai satu kesatuan operasi secara terus menerus. 2) Bengkel pabrikasi Pada bengkel pabrikasi, material yang telah mengalami pekerjaan perawatan kemudian dipotong atau dibentuk menjadi beberapa komponen kapal yang siap diproses lebih lanjut. 3) Bengkel assembly Pada bengkel assembly, material yang telah dipotong dan dibentuk sesuai dengan kontur yang diinginkan kemudian diassembly atau dirangkai sesuai dengan posisi dari komponen blok-blok dalam suatu kerangka kapal yang utuh. 4. Kantor galangan merupakan salah satu fasilitas yang digunakan sebagai tempat memulainya
kegiatan
pokok
dalam proses
pembangunan
kapal,yaitu
penyusunan persyaratan teknis, rancangan awal, rancangan kontrak kemudian proses kontrak.