2. Tauhid dan Niat
TUJUAN •
Peserta memahami makna iman kepada Allah
•
Peserta memahami hukum niat
•
Peserta mengetahui hadits-hadits yang berkaitan dengan niat
•
Peserta termotivasi untuk selalu berusaha meluruskan niat dalam melakukan berbagai hal
METODE PENDEKATAN •
Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN Hadits 1
سلَّ َم ذَاتَ ٌَ ْو ٍم ِإ ْذ ُ ع ْن ُ س ِع ْندَ َر ٌ بَ ٌْنَ َما نَحْ ُن ُجلُ ْو: ع ْنهُ أٌَْضا ً قَا َل َ ُصلَّى هللا َ ًُ هللا ِ ع َم َر َر َ َ علَ ٌْ ِه َو َ ِس ْو ِل هللا َ ض َ َ ّ َ َ َ ُ َ َّ َّ َ َ َّ َحتى،ٌ َوال ٌَ ْع ِرفهُ ِمنا أ َحد،سفَ ِر َ ب َ عل ٌْنَا َر ُج ٌل َّ عل ٌْ ِه أث ُر ال ِ اض ال ِثٌَا ِ ٌََش ِد ٌْدُ ب َ ال ٌ َُرى،س َوا ِد الش ْع ِر َ طلَ َع َ ُش ِد ٌْد ع ِن َ ًِ ٌَا ُم َح َّمد أ َ ْخبِ ْرن:َعلَى فَ ِخذَ ٌْ ِه َوقَال َ ض َع َكفَّ ٌْ ِه َ ً ِ ملسو هيلع هللا ىلص فَأ َ ْسنَدَ ُر ْكبَت َ ٌْ ِه إِلَى ُر ْكبَت َ ٌْ ِه َو َو َ ََجل ّ ِس إِلَى النَّب َ َصال َّ س ْو ُل هللاِ َوت ُ ِقٌ َْم ال ُ اْ ِإل ِسالَ ُم أ َ ْن ت َ ْش ََدَ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر: س ْو ُل هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص ُ فَقَا َل َر،اْ ِإل ْسالَ ِم َ َ ضانَ َوت َ ُح َّج ْالبٌَْتَ إِ ِن ا ْست َّ ً ُ فَعَ ِج ْبنَا لَهُ ٌَسْأَلُه، َصدَ ْقت ُ َ الزكا َ َ َوت َ ص ْو َم َر َم َ طعْتَ إِلَ ٌْ ِه َ : سبِ ٌْالً قَا َل َ َِوتُؤْ ت َاآلخ ِر َوتُؤْ ِمن ِ س ِل ِه َوا ْلٌَ ْو ِم ُ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر: ان قَا َل َ ًِ فَأ َ ْخبِ ْرن:َ قَال،ُص ِدّقُه َ ٌَُو ِ ع ِن اْ ِإل ٌْ َم َ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ أ ْن ت َ ْعبُدَ هللاَ َكأنَّكَ ت ََراهُ فَإ ِ ْن ل ْم تَك ْن ت ََراه: قَا َل،ان َ ًِ قَا َل فَأخبِ ْرن، َصدَقت َ ْع ِن ا ِإلح َ قَا َل.ِبِ ْالقَدَ ِر َخٌ ِْر ِه َوش ِ َّره ِ س ع ْن َّ ع ْن ََا بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ ال َّ ع ِن ال َ ًِ قَا َل فَأ َ ْخبِ ْرن.سائِ ِل َ َما ْال َمسْؤُ ْو ُل:َ قَال،ع ِة َ سا َ ًِ فَأ َ ْخبِ ْرن:َ قَال. َفَإِنَّهُ ٌَ َراك َ َ اء ٌَت َّ عا َء ال ث ُ َّم،ان ِ ش َ قَا َل أ َ ْن ت َ ِلدَ اْأل َ َمةُ َربَّت َ ََا َوأ َ ْن ت ََرى ْال ُحفَا َ ْالعُ َرا َ ْالعَالَةَ ِر،اراتِ ََا َ أ َ َم ِ ٌَط َاولُ ْونَ فًِ ْالبُ ْن َ ا ْن قَا َل فَإِنَّهُ ِج ْب ِر ٌْ ُل أَتـَا ُك ْم. س ْولُهُ أ َ ْعلَ َم َّ ع َم َر أَتَد ِْري َم ِن ال ُ ٌَا: ث ُ َّم قَا َل،طلَقَ فَلَبِثْتُ َم ِلًٌّا ُ هللاُ َو َر: ُسائِ ِل ؟ قُ ْلت . ٌُعَ ِلّ ُم ُك ْم ِد ٌْنَ ُك ْم ]مسلم
[رواه
Artinya
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Hadits 2 Niat dalam beramal hukumnya wajib Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya segala pekerjaan itu (diterima atau tidaknya di sisi Allah) hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya, maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan dia menikah dengannya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan. HR. Muttafaq 'alaih. Pelajaran dari Hadits di atas adalah:
Para ulama sepakat bahwa niat adalah syarat mutlak agar suatu amal diganjar atau dibalas dengan pahala. Namun, apakah niat merupakan syarat sahnya suatu amal atau perbuatan, mereka berbeda pendapat.
Ulama Syafi’iyah menyebutkan, “Niat adalah syarat sahnya suatu amal atau perbuatan yang bersifat ‘pengantar’ seperti wudhu, dan yang bersifat ‘tujuan’ seperti shalat.” Ulama Hanafiyah menyebutkan, “Niat itu syarat sahnya amal atau perbuatan yang bersifat ‘tujuan’, dan bukan ‘pengantar’.”
Niat dilakukan di hati, dan tidak ada keharusan untuk diucapkan.
Ikhlas karena Allah merupakan salah satu syarat diterimanya amal atau perbuatan
Hadits 3.
Ikhlas dalam niat syarat diterimanya amal Ummul Mukminin, Ummu Abdillah, Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Satu pasukan tentara akan menyerang Ka’bah. Ketika tiba di suatu tanah lapang, mereka semua dibenamkan (ke tanah).” Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa mereka dibinasakan semuanya. Padahal di antara mereka terdapat kaum awam (yang tidak mengerti persoalan) dan orang-orang yang bukan golongan mereka (mereka ikut karena dipaksa)?” Rasulullah bersabda, “Mereka semua dibinasakan. Kemudian mereka akan dibangkitkan (pada hari Kiamat) sesuai niat mereka.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Ada beberapa pelajaran dari hadits di atas, antara lain sebagai berikut:
Perhitungan kebaikan dan keburukan didasarkan pada niat.
Peringatan untuk tidak berteman dengan orang-orang yang tidak baik.
Anjuran untuk berteman dengan orang-orang baik.
Berita dari Rasulullah tentang perkara-perkara gaib yang harus dipercaya apa adanya. Kita juga wajib percaya bahwa perkara-perkara itu akan terjadi sebagaimana diberitakan karena semua yang dikatakan Rasulullah adalah wahyu.
Hadits 4 Ikhlas dalam niat sebanding dengan pahala hijrah Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiada hijrah (ke Madinah) setelah penaklukan kota Mekah. Akan tetapi, (yang ada hanya) jihad dan niat. Jika kamu diajak pergi berjihad, pergilah.” (Muttafaq ‘alaih) Maksudnya hijrah dari mekah, karena Mekah telah menjadi negeri Islam. Pelajaran dari Hadits: 1. Jika suatu negara menjadi negara Islam, tidak ada keharusan berhijrah dari negara tersebut. 2. Hijrah tetap wajib bagi seorang muslim yang tinggal di negara kafir yang tidak memberikan kesempatan baginya untuk melaksanakan ajaran Islam. 3. Seorang muslim harus senantiasa mempunyai niat untuk berjihad, mempersiapkan jihad, dan memenuhi panggilan jihad ketika genderang jihad telah ditabuh.
Hadits 5 Seorang mukmin mendapatkan pahala karena niatnya sekalipun tidak mengerjakan niatnya itu karena uzur Abu Abdillah, Jabir bin Abdillah Al-Anshari RA berkata, “Kami bersama Nabi SAW dalam suatu peperangan (Perang Tabuk), lalu beliau bersabda, ‘Di Madinah ada sejumlah laki-laki, kalian tidak menempuh perjalanan atau melewati lembah, kecuali mereka bersama kalian. Mereka tertahan (di rumah) karena sakit.’ Di dalam riwayat lain disebutkan, ‘Mereka mendapatkan pahala sebagaimana kalian.’” (Muslim) Sedangkan Imam Bukhari meriwayatkannya dari Anas RA, “Saat kami pulang dari Perang Tabuk bersama Nabi SAW, beliau bersabda: ‘Ada beberapa kaum di Madinah, kita tidak melewati lereng gunung atau lembah kecuali mereka selalu bersama kita. Mereka tertahan oleh uzur (sakit atau usia yang sudah tua).’” Pelajaran dari Hadits: Seorang muslim yang benar-benar bertekad ingin berjihad, namun tidak bisa pergi karena alasan syar’i, maka ia mendapatkan pahala jihad.
Hadits 6 Ditetapkannya pahala karena niat bukan karena amal semata Abu Yazid, Ma’n bin Yazid bin Al-Akhnas RA berkata, “Ayahku mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan. Ia meletakkannya di dekat seorang laki-laki yang berada di masjid. Aku ambil dinar itu, lalu aku bawa pulang dan kutunjukkan kepada ayah. Ayah berkata, ‘Demi Allah, aku tidak bermaksud menyedekahkannya kepadamu.’ Aku (Ma’n) melaporkan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ‘Kamu mendapatkan pahala sesuai yang kamu niatkan, wahai Yazid. Sedangkan kamu, wahai Ma’n, kamu mendapatkan yang kamu ambil.’” (Bukhari) Pelajaran dari Hadits: 1. Sedekah boleh diberikan kepada anak atau orang tua, sedangkan zakat, tidak boleh. 2. Pemberian sedekah atau zakat boleh diwakilkan. 3. Setiap amalan yang diniatkan untuk beribadah baginya adalah pahala Hadits 7 Allah menilai niat yang ada di dalam hati seseorang
Abu Hurairah RA, Abdurrahman bin Sakhr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah tidak melihat tubuh dan rupamu. Akan tetapi, Dia melihat hatimu.” (Muslim) Pelajaran dari Hadits: 1. Pahala suatu amal sesuai dengan niat dan keikhlasan orang yang melakukannya. 2. Seorang muslim harus memperhatikan kondisi hatinya, dan membersihkannya dari sifat-sifat yang dibenci Allah SWT. 3. Perbaikan hati harus lebih diutamakan daripada perbaikan amal atau perbuatan. e. Yang membedakan satu amal dengan yang lainnya adalah niat Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asy’ari RA berkata, “Rasulullah pernah ditanya oleh sebagian sahabatnya tentang seseorang yang berperang karena berani (sifatnya yang pemberani), seseorang yang berperang karena fanatisme kebangsaan, dan seseorang yang berperang karena riya’ (agar dipuji orang lain). Manakah di antara niat tersebut yang termasuk jihad di jalan Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa yang berperang untuk menegakkan kalimat Allah sebagai kalimat yang paling tinggi, maka dia berada (berjihad) di jalan Allah.” (Muttafaq ‘alaih) Pelajaran dari Hadits: 1. Allah akan melihat amal seseorang dari niatnya. 2. Keutamaan orang yang berjihad hanya terbatas bagi mereka yang berjihad untuk menegakkan kalimat Allah. 3. Orang yang meninggal di medan jihad, diperlakukan layaknya orang yang mati syahid, tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan, tapi langsung dikubur. Sedangkan niatnya, diserahkan kepada Allah.
Hadits 8 Manusia dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat dengan niatnya sewaktu di dunia Abu Bakrah, Nufail bin Al-Harits Ats-Tsaqafi RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada dua muslim bertemu dengan membawa pedang (berusaha saling membunuh), maka orang yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka.” Aku (Nufail) berkata, “Ya Rasulullah, si pembunuh (sudah layak masuk neraka), sedangkan orang yang terbunuh, (mengapa ia juga masuk neraka)?” Rasulullah menjawab, “Karena ia juga ingin membunuh temannya.” (Muttafaq ‘alaih) Pelajaran dari Hadits:
1. Orang yang bertekad melakukan maksiat, dan sudah berusaha untuk melakukannya, maka ia mendapat dosa, baik kemaksiatan tersebut sudah ia lakukan maupun belum. Namun, jika kemaksiatan itu sekadar terlintas di pikirannya, lintasan kemaksiatan itu tidak terhitung sebagai dosa. 2. Peringatan dari Allah kepada kaum muslimin agar tidak saling membunuh karena hal itu akan menjadikan kaum muslimin lemah, juga mengundang kemarahan Allah SWT.