BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Dunia telah memasuki era globalisasi. Globalisasi menuntut banyak
perubahan diberbagai pola kehidupan. Globalisasi menuntut suatu negara melakukan inovasi dan strategi untuk memiliki daya saing, posisi, pengaruh, pengakuan, dan dapat dikenal secara luas di dunia luar.1 Layaknya produk, dewasa ini sebuah negara juga memiliki Brand yang mewakili negaranya untuk bersaing dengan negara lain dan sebagai elemen untuk memasarkan negaranya. Stategi ini dikenal dengan Nation Branding/Country Branding. Nation branding pada dasarnya adalah pengembangan dari konsep Place Branding Branding. Nation Branding pertama kali dikemukakan oleh Simon Anholt pada tahun 1996. Menurut Raymond Miller, dalam bukunya yang berjudul Globalization and Identity,
nation
branding
didefinisikan
sebagai
sekumpulan
teori
dan
penerapannya yang bertujuan untuk mengukur, membangun dan mengatur reputasi dari suatu negara (masih berhubungan dengan place branding branding).2 Nation branding bertujuan untuk meningkatkan daya saing suatu negara menghadapi kompetisi global dengan melakukan suatu stategi yang bersinergi antar pemangku kepentingan untuk menjaga citra negara agar tetap baik dimata dunia dan calon investor, turis, penduduk baru, maupun eksportir.
1
Hospers, G.J. 2003. Creative Cities in Europe: Urban Competitiveness in the Knowledge Economy. Journal Intereconomics. Hal. 11 2 Miller, Raymond. 2009. Globalization and Identity. Collins Publisher. New York. Hal.7
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Pemasaran dan brand suatu negara menjadi hal yang penting untuk dikelola oleh pemerintah karena memiliki kontribusi besar dalam ekonomi dan pembentukan
fisik
untuk
konsumsi
global.
Kavaratzi
dalam
Grodach
menyebutkan inti dari proses pemasaran adalah membangun, mengomunikasikan dan mengelola citra suatu negara.3 Untuk membentuk nation branding, sebuah negara haruslah berbenah diri dengan melangkah memperbaiki reputasi, baik reputasi penguasa khususnya, serta rakyat dan masyarakat pada umumnya. Menjaga reputasi adalah hal utama dalam menjadikan citra sebuah negara bersih dari segala penilaian negatif dari pihak luar. Menciptakan dengan penuh kesadaran sebuah image bagi Indonesia. “Citra negara” yang dikemukakan oleh Anholt merujuk pada “reputasi negara, sebagaimana citra yang melekat pada perusahaan, yang merupakan sebuah manifestasi dari proses dan manajemen yang baik dari negara itu sendiri”4. Maka mengembangkan Nation Branding adalah tugas yang harus diselesaikan bersama-sama oleh segenap pemangku kepentingan dan elemen dalam sebuah negara itu sendiri. Dalam buku Competitive Identity, Identity Anholt menyebutkan bahwa sebagian besar negara berkomunikasi dengan dunia melalui enam saluran. Salah satunya yang peneliti pilih untuk lebih di fokuskan yaitu promosi pariwisata dan pengalaman orang yang mengunjungi negara tersebut sebagai turis atau pelancong bisnis. Para turis atau pelancong inilah yang paling
3
Kavaratzis, M. 2004. From city marketing to city branding: towards a theoretical framework for developing city brands, Place Branding and Public Diplomacy, Vol. 1 No. 1, Hal. 58 4 Anholt, S, 2007, Competitive Identity – The New Brand Management for Nations, Cities, and Regions, Palgrave Macmillan, New York. Hal. 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
bersuara keras yang akhirnya bisa mempromosikan kembali pariwisata Indonesia kepada teman atau masyarakat dunia melalui digital media.5 Selama beberapa dekade, pariwisata telah mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperdalam diversifikasi menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling cepat berkembang di dunia. Dinamika ini telah mengubah pariwisata menjadi pendorong utama bagi kemajuan sosial ekonomi.
Gambar 1.1 Why Tourism Matters
Perkembangan saat ini dan prakiraan: 1. Kedatangan wisatawan internasional tumbuh sebesar 4,4% pada 2014 2. Pada tahun 2014, pariwisata internasional yang dihasilkan US $ 1,5 triliun
pendapatan ekspor 3. UNWTO
memperkirakan
pertumbuhan
kedatangan
wisatawan
internasional antara 3% dan 4% pada tahun 2014 5
Anholt, S, 2007, Competitive Identity – The New Brand Management for Nations, Cities, and Regions, Palgrave Macmillan, New York. Hal. 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Sejak tahun 1996 atau sejak dikemukakannya istilah Nation Branding berbagai negara mulai mempromosikan negaranya dengan perwakilan Nation Branding tersebut yang juga lebih berfokus disektor pariwisata. Salah satunya dari negara tetangga kita yang cukup santer terdengar dan terbilang sukses yaitu Malaysia Truly Asia dan Your Singapore. Kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai pihak yang berkewajiban untuk mengembangkan dunia pariwisata Indonesia melakukan serangkaian strategi untuk mengembangkan Nation Branding Indonesia. Salah satu langkah awalnya adalah dengan menetapkan Nation Branding Indonesia sebagai promosi pariwisata yang kemudian akan diperkenalkan kepada masyarakat dunia, yaitu Wonderful Indonesia. Wonderful Indonesia adalah Nation branding yang dipakai Negara Indonesia sejak tahun 2011 hingga saat ini. Kemenparekraf mengusung 5 kriteria Wonderful Indonesia: Wonderful Nature, Wonderful Culture, Wonderful People, Wonderful Food, Wonderful Value for Money.. Untuk
memasarkan
pariwisata
indonesia
dan
menyebarluaskan
pengetahuan dunia tentang Wonderful Indonesia, kemenparekraf melakukan berbagai strategi promosi melalui berbagai media. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Aktivitas marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal sebagai digital marketing atau e-marketing6.
E-marketing merupakan penggunaan data dan
6
Boone, Louis E., and Kurtz, David L. 2005. Contemporary Marketing. Mason, OH: Thomson-Nelson. hal.12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi7. Berdasarkan data terbaru menurut We Are Social, sebuah agensi marketing sosial, total pengguna aktif internet di Indonesia per tahun 2015 mencapai 72,7 juta. 72 juta pengguna aktif media sosial, dimana 62juta penggunanya mengakses media sosial menggunakan perangkat mobile8.
Gambar 1.2 Digital in Indonesia
7
Strauss, Judy. Dan Raymond, Frost. 2001. 2nd Edition. Prentice Hall, New Jersey. hal 25 8 http://wearesocial.sg/blog/2015/01/digital-social-mobile-2015/ Kamis 12 Maret 2015 17.46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Hal tersebut menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 28% dari total populasi penduduk Indonesia yang sebesar 255,5 juta jiwa. Menurut Holcomb (2001) saat ini sumber pemasaran terbesar adalah melalui internet. Seberapapun luasnya suatu negara dapat ditampilkan dengan biaya yang relatif kecil dan potensial untuk menjangkau seluruh lapisan orang dalam skala global. Setiap orang saat ini mampu mengakses ke dalam situs website tanpa biaya, hanya dengan mengandalkan ketersediaan akses internet. Internet menjadi media yang paling luas untuk menjangkau dalam proses pemasaran
negara.
Internet
memungkinkan
aparat
pemerintahan
untuk
menggabungkan elemen dari negara tersebut untuk audiens yang global. Sebagai media yang sedang diminati dan paling sering digunakan pemanfaatannya dewasa ini Internet Marketing menjadi salah satu fokus kemenparekraf untuk mengkampanyekan Wonderful Indonesia. Selain pembuatan berbagai media sosial, satu hal yang penting yang menjadi tujuan pencarian pertama kebanyakan orang saat ingin lebih mengetahui akan suatu hal ialah website mengenai kampanye itu sendiri. Maka dari itu Kemenparekraf mebuat Website www.indonesia.travel sebagai salah satu media kampanye Nation Branding
Indonesia.
Website
adalah
sebuah
website
yang
berfungsi
mengkampanyekan suatu kampanye. Jika kita mengetik keyword indonesia di search engine Goggle, yang muncul dalam laman pertama adalah pengetahuan tentang indonesia melalui situs
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
wikipedia, dan situs www.indonesia.travel yang merupakan website resmi pariwisata indonesia.
Gambar 1.3 Hasil pencarian dengan keyword Indonesia pada search engine Google
Gambar 1.4 Laman homepage www.indonesia.travel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Sebuah website atau dalam kasus ini yaitu website, merupakan alat pertama untuk memperkenalkan identitas brand dan bagaimana sebuah brand ingin di persepsikan di pikiran khalayak. Maka dari itu performa website dalam mengkomunikasikan kampanyenya harus diperhatikan. Karena itu pula penelitian ini akan menganalisis bagaimana kampanye Wonderful Indonesia pada media website www.indonesia.travel berdasarkan 7 key e-marketing communications planning process dalam usahanya mempromosikan pariwisata Indonesia dan penguatan nation branding Wonderful Indonesia kepada seluruh masyarakat dunia yang merupakan target market pariwisata Indonesia. Konten atau komunikasi pemasaran yang baik dapat meningkatkan ketertarikan khalayak untuk mengetahui lebih lanjut mengenai suatu kampanye dan jika dijaga dengan baik dengan berbagai kemudahan yang bisa di dapat di website tersebut, dapat mbimbing khalayak untuk segera berada di tahap action. membimbing Dalam menganalis media campaign Wonderful Indonesia pada website www.indonesia.travel peneliti akan fokus menganalisis website tersebut mengacu pada 7 key e-marketing communications planning process dan mewawancarai wakil dari kemenparekraf yang mempunyai andil dalam pembuatan website tersebut dan juga mewawancarai praktisi media campaign digital dalam memahami website www.indonesia.travel.
Dengan menggunakan metode
deskriptif dalam pendekatan penelitian kualitatif. Dengan menganalisis website tersebut diharapkan dapat menghasilkan penelitian deskriptif mengenai implementasi 7 key e-marketing communications planning process media campaign Wonderful Indonesia dan pemanfaatannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
yang mungkin bisa diterapkan pada website lainnya dalam mengembangkan Nation Branding dan diharapkan pula dapat memajukan kampanye tersebut dalam mengkomunikasikan Wonderful Indonesia pada masyarakat luas. Penelitian ini akan di gali secara lebih mendalam mengenai implementasi 7 key e-marketing communications planning process media campaign dalam website www.indonesia.travel dengan judul ”Analisis 7 Key E-Marketing Communications Planning Process Media Campaign Nation Branding Indonesia pada Website www.indonesia.travel” Setelah dilakukan analisis pada website www.indonesia.travel www.indonesia.travel, langkah terakhir dalam penelitian kualitatif adalah mengambil kesimpulan secara induktif, yaitu berdasarkan informasi atau data yang diperoleh dari berbagai sumber yang bersifat khusus dan individual, diambil kesimpulan yang bersifat umum atau general.9
1.2 Fokus Penelitian Bagaimana implementasi 7 key e-marketing communications planning process
media
campaign
Nation
Branding
Indonesia
pada
website
www.indonesia.travel?
9
Kholil, Syukur, 2006, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: Citapustaka Media, hlm. 134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui implementasi 7 key e-marketing communications planning process media campaign Nation Branding Indonesia pada website www.indonesia.travel
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan atau memiliki manfaat sebagai berikut a. Manfaat Teoritis 1. Untuk memberikan kontribusi ilmiah pada bidang ilmu periklanan & komunikasi pemasaran dalam fokus media campaign melalui website. 2. Untuk menambahkan studi mengenai Nation Branding Wonderful Indonesia. b. Manfaat Praktis Menambah mempromosikan
pemikiran Negaranya
baru
bagi
dengan
communication melalui website.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
para
sarana
stakeholder digital
untuk
marketing