STUDI EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK (STUDI KASUS DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK) Dillon Asmara Maknun, Suhardjono, Sumiadi Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No. 167 Malang 65145 – Telp (0341)562454 Email:
[email protected] ABSTRAK Kecamatan Driyorejo khususnya di Desa Randegansari merupakan daerah pemukiman yang padat penduduk yang telah mengalami banyak perubahan tata guna lahan. Kondisi lahan sebagai ruang terbuka hijau beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman dan perkantoran. Salah satu dampaknya adalah meningkanya aliran permukaan langsung dan menurunnya kuantitas air yang meresap ke dalam tanah, sehingga terjadi banjir pada musim hujan, maka perlunya penanganan antara lain rehabilitasi saluran dan perencanaan sumur resapan. Hasil perhitungan menunjukan bahwa ada beberapa daerah yang tidak bisa mereduksi limpasan yang disebabkan perubahan tata guna lahan dan drainase eksisting yang sudah tidak bisa menampung. Perhitungan rehabilitasi dimensi saluran dan dimensi sumur resapan disesuaikan dengan lahan yang ada, kemudian dimensi sumur resapan akan dibagi debit limpasan untuk mengetahui berapa jumlah sumur yang akan dibuat. Perhitungan sumur resapan menggunakan rumus Sunjoto. Dengan hasil perhitungan dimensi sumur resapan untuk diameternya sebesar 1,2 m dan kedalaman sumur 2,4 m. Kata kunci: drainase, sumur resapan, debit, saluran ABSTRACT Driyorejo Subdistrict especially in Randegansari Village is a densely populated residential area that has undergone many changes in order land use. The land as green open space converted to residential and office areas. One of effect is a increased direct runoff and decline the quality of water that enter seep into the ground, resulting in flooding during the rainly season, then one treatment is infiltration wells. Calculation result showing that there is some area can not reduce run off caused by change in land use and existing drainage that can not accommodate dimension calculation of adjusment Recharge wells adapted to existing land. Calculation of dimension channel rehabilition and dimension Recharge wells will be devided by discharge runoff to determine how many wells will be made. The calculation of recharge wells using the Sunjoto formula. The dimension result of recharge wells is diameter = 1.2 meter and depth = 2.4 meter. Keywords: drainage, recharge wells, discharge, channel
1. PENDAULUAN Pertambahan penduduk yang sangat pesat merupakan masalah utama yang sedang dihadapi oleh negara-negara erkembang, khususnya Indonesia. Dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan lahan pemukiman pun meningkat. Bertambahnya kawasan pemukiman menyebabkan pemanfaatan lahan yang semula terbuka, lolos air dan berfungsi sebagai daerah resapan berubah menjadi kawasan tertutup perkerasan dan kedap air yang dapat meningkatkan limpasan air permukaan, dan menyebabkan banjir dan genangan saat musim hujan. Saluran drainase dikatakan berfungsi apabila dapat mengalirkan air buangan, baik berasal dari rumah tangga, industri maupun air hujan. Air yang paling banyak adalah air hujan, apabila musim hujan telah tiba maka saluran drainase sangat penting. Apabila saluran tersebut dapat mengalirkan air hujan maka dengan cepat air itu akan berpindah dari tempat semula dan tidak akan menggenang. Kecamatan Driyorejo merupakan salah satu dari Kabupaten Gresik yang banyak mengalami perubahan tata guna lahan yang dulunya daerah persawahan atau lahan kering banyak beralih fungsi menjadi daerah perkantoran dan pemukiman. Seiring dengan perubahan tersebut tentunya akan membawa dampak negatif berupa genangan atau banjir yang banyak terjadi di beberapa kawasan di wilayah Kecamatan Driyorejo. Masalah ini tentunya akan mengganggu aktivitas manusia di sekitarnya apabila tidak segera ditangani. 1.1 Identifikasi Masalah Di Kecamatan Driyorejo secara umum permasalahan yang dihadapi sebagai berikut: 1. Di Desa Randegansari (dearah yang ada pada Sistem Kali Kundang) sering terjadi genangan setinggi lutut jika terjadi hujan karena saluran mengalami penyempitan.
2. Kondisi saluran drainase sebagian besar masih belum optimal, tidak semua ruas jalan dilengkapi oleh saluran drainase. 3. Saluran drainase untuk mengurangi genangan akibat limpasan air tidak bekerja efektif akibat tertutup sampah. 1.2 Rumusan Masalah Adapun dalam studi ini, masalah yang dapat dirumuskan antara lain : 1. Bagaimana kondisi sistem saluran drainase saat ini di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo? 2. Berapa jumlah air limbah domestik yang diproyeksikan sampai tahun 2030 di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo? 3. Berapa besar debit banjir rancangan daerah kajian untuk kala ulang 5 tahun? 4. Bagaimana alternatif pemecahan masalah banjir atau genangan di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi sistem saluran drainase saat ini di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo. 2. Untuk mengetahui berapa besar jumlah air limbah domestik yang diproyeksikan sampai tahun 2030 di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo 3. Untuk mengetahui berapa besar debit banjir rancangan daerah kajian untuk kala ulang 5 tahun. 4. Untuk merencanakan alternatif pemecahan masalah genangan atau banjir di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Daerah studi berada dalam wilayah Kecamatan Driyorejo. Secara geografis Kecamatan Driyorejo terletak pada
koordinat 112o – 113o Bujur Timur dan 7o – 8o Lintang Selatan. Terdapat genangan yang sulit teratasi di lima saluran di suatu kawasan pemukiman yaitu di saluran randegansari 4, saluran telopok b, saluran telopok c, saluran bunut 1 dan saluran telopok 2. Studi ini berada di Desa Randegansari Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.
Lokasi Penelitian
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 2.2 Pengumpulan Data Penelitian Setelah mengetahui kondisi daerah studi, maka dilakukan pengumpulan datadata dari instansi yang terkait sebagai sumber data untuk keperluan studi ini. Datadata yang diperlukan dalam studi ini adalah : 1. Data Curah Hujan Data curah hujan yang diperoleh adalah data hujan 10 tahun terakhir yaitu mulai tahun 2004 sampai tahun 2013. Data curah hujan diperlukan dalam perhitungan debit rancangan. Stasiun hujan yang digunakan untuk menghitung curah hujan rancangan dalam studi ini adalah Stasiun Hujan Krikilan dan Stasiun Hujan Menganti karena letak dan luas daerah pengaruh paling besar terhadap lokasi studi ini.
2. Data dan Denah Kawasan Data dan denah kawasan diperlukan untuk mengetahui kondisi genangan air yang terjadi di kawasan serta untuk mengetahui pengaruh dari luas atap dan ruas jalan dalam penentuan limpasan permukaan. Hal ini dilakukan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan sesuai dengan kondisi nyata, dilakukan juga pengukuran luas daerah dengan pengamatan peta kontur dengan skala 1:50.000. 3. Data Penduduk Jumlah penduduk pada daerah studi pada tahun saat perencanaan dimulai dan pada tahun-tahun yang akan datang harus diperhitungkan untuk menghitung kebutuhan air tiap penduduk. Dari kebutuhan air tiap penduduk dapat diketahui jumlah air kotor (buangan) akibat rumah tangga. 3. ANALISA PERHITUNGAN 3.1. Analisa Hidrologi 3.3.1. Curah Hujan Harian Maksimum Pengertian dari curah hujan harian maksimum adalah jumlah curah hujan n hari yang paling maksimum terjadi dalam satu tahun, dimana n adalah jumlah hari. 3.3.2 Uji Konsistensi Data Hujan Dalam melakukan uji konsistensi data hujan dengan satu stasiun pengamatan, metode yang digunakan adalah Rest Adjusted Partial Sums (RAPS). Rumus Umum (Sri Harto Br, 1983 : 59): n
(Yi - Yrata - rata)2
Sk* = n ni
2
Dy
=
(Yi - Yrata - rata) 2 n i
n Sk * Sk** = Dy 3.3.3. Curah Hujan Rancangan Hujan rancangan maksimum adalah curah hujan terbesar tahunan yang mungkin terjadi di suatu daerah dengan kala ulang
tertentu, yang dipakai sebagai dasar perhitungan perencanaan suatu dimensi bangunan. Berbagai metode yang dapat dipakai dalam menganalisa curah hujan rancangan antara lain distribusi Gumbel, Log Normal, Log Pearson III, dan lain–lain. Untuk menentukan macam analisa frekuensi, perlu dihitung parameterparameter statistik seperti koefisien Cs, Cv, Ck. Syarat untuk distribusi (Limantara, 2009: 58): 1. Gumbel : Ck =5,4 dan Cs =1,14 2. Log Normal : Cs = 0 dan Ck = 3 3. Log Pearson III: Ck dan Cs bebas 3.3.4. Uji Kesesuaian Distribusi 3.3.4.1. Uji Chi-Square Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal apakah distribusi pengamatan dapat diterima secara teoritis. Langkah-langkahnya adalah : a. Menghitung selisih data curah hujan perhitungan (Xt) dengan nilai data curah hujan hasil pengamatan (Xe). b. Selisihnya dikuadratkan lalu dibagi nilai tiap tahunnya lalu dijumlahkan untuk beberapa tahun. Nilai ini disebut X2 hit. c. Harga X2hit dibandingkan dengan harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat dengan dan jumlah data (n) tertentu. Apabila X2hit < X2Cr maka hipotesa distribusi dapat diterima. 3.3.4.2. Uji Smirnov-Kolmogorov Uji Smirnov-Kolmogorov ini akan membandingkan harga maks dengan suatu harga kritis yang ditentukan berdasarkan jumlah data dan batas nilai simpangan data. Bila maks < kritis, hipotesa tersebut dapat diterima. 3.3.5. Intensitas Hujan Intensitas hujan didefinisikan sebagai tinggi curah hujan per satuan waktu. Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi digunakan rumus Mononobe sebagai berikut (Suripin, 2004 : 68):
I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3 dengan : I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) R24= curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm) Tc = waktu konsentrasi (jam) 3.3.6. Waktu Konsentrasi Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai titik keluaran air. Besarnya waktu konsentrasi dihitung dengan menggunakan rumus Kirpich berikut (Limantara,2009:139): Tc = 0,0195 [ L/S0,5]0,77 dengan : Tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang aliran (km) S = kemiringan saluran 3.3.7. Koefisien Pengaliran Untuk menentukan harga koefisien pengaliran suatu daerah yang terdiri dari beberapa jenis tata guna lahan dapat ditentukan dengan mengambil harga rata– rata koefisien pengaliran pada setiap tata guna lahan, yaitu dengan memperhitungkan bobot masing–masing bagian sesuai dengan luas daerah yang diwakili (Suhardjono,2013:78): C1. A1 C 2 . A2 ....... Cn . An Cm = A1 A2 .......... An n
Ci . Ai
Cm
=
i 1 n
Ai i 1
dengan: Cm = koefisien pengaliran rata-rata C1,C2,…,Cn = koefisien pengaliran yang sesuai dengan kondisi permukaan A1,A2,…,An = luas daerah pengaliran yang disesuaikan kondisi pemukaan 3.3.8. Debit Limpasan Untuk mendapatkan kapasitas saluran drainase, terlebih dahulu harus dihitung jumlah air hujan dan jumlah air
kotor atau buangan yang akan dibuang melalui saluran drainase tersebut. Besarnya debit limpasan dapat dihitung dengan rumus berikut (Suhardjono, 2013:74): Q = 0,002778 C.I.A dengan : Q = debit limpasan (m3/dt) C = koefisien pengaliran I = intensitas hujan rerata selama waktu tiba banjir (mm) A = luas daerah aliran (ha) 3.3.9. Debit Air Kotor Air buangan merupakan air sisa atau bekas dari air yang dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari. Untuk fasilitas sosial, pemerintahan dan perdagangan air buangan yang masuk ke saluran pengumpul air buangan diperkirakan sebesar 70–90 % dari kebutuhan air bersih. Untuk memperkirakan jumlah debit air kotor, dapat dirumuskan (Suhardjono,2013:108) : P .q Qak = n A dengan : Qak = debit air kotor (lt/dtk/km2) Pn = jumlah penduduk q = jumlah air buangan (lt/org/hari) A = luas daerah (km2) 3.3.10. Perencanaan Saluran Pembuang 3.3.10.1 Dimensi Saluran Untuk menghitung kapasitas saluran pembuang, dipakai rumus Manning sebagai berikut: V= dimana : Q = kapasitas saluran (m3/dt) A = Luas penampang (m2) V = Kecepatan aliran rata – rata (m/detik) n = Koefisien kekasaran Manning R = Jari–jari hidrolis (m) S = kemiringan dasar saluran 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Konsistensi Data Hujan 4.1.1. Pengujian RAPS
Tabel 1. Uji RAPS No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Rerata
CH. Maks. (mm) 60,00 85,00 67,00 75,00 73,00 52,00 97,00 76,00 73,00 67,00 725 72,50
Sk*
Dy2
-12,50 12,50 -5,50 2,50 0,50 -20,50 24,50 3,50 0,50 -5,50 0,00 0,00
15,63 15,63 3,03 0,63 0,03 42,03 60,03 1,23 0,03 3,03 141,25 14,13
Sk** |Sk**| -1,05 1,05 -0,46 0,21 0,04 -1,72 2,06 0,29 0,04 -0,46 Max Min
1,05 1,05 0,46 0,21 0,04 1,72 2,06 0,29 0,04 0,46 2,06 -1,72
Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan hasil perhitungan di atas dan dibandingkan dengan nilai statistik dengan data hujan n = 10 tahun, syarat Q/(n0.5) = 1,05 dan R/(n0.5) = 1,21, sedangkan hasil perhitungan Q/(n0.5) = 0,65 dan R/(n0.5) = 1,20 sehingga dapat disimpulkan data konsisten. 4.1.2. Curah Hujan Rancangan Dari hasil perhitungan Cs dan Ck untuk beberapa distribusi, diketahui bahwa hanya distribusi log Pearson III yang memenuhi syarat. Sehingga curah hujan rancangan yang digunakan sebagai dasar perencanaan adalah distribusi log Pearson III. Tabel 2. Hujan Rancangan Log Perason III No 1 2 3
Periode Ulang (T) ( tahun ) 2 5 10
G 0,014 0,845 1,272
Hujan Rancangan ( mm ) 59,480 71,978 79,384
Sumber: Hasil Perhitungan 4.1.3. Uji Kesesuaian Distribusi 4.1.3.1 Uji Chi-Square Dari perhitungan yang dilakukan, 2 diperoleh nilai X hitung = 3,6. Untuk α = 5% pada tabel nilai kritis untuk uji Chi2 2 Square diperoleh X cr = 6,635. Karena X 2 hitung < X cr, maka hipotesanya diterima.
4.1.3.2 Uji Smirnov-Kolmogorov Dari perhitungan yang dilakukan,
diperoleh nilai Dmax = 0,11. Untuk α 5% dan n = 10, pada tabel nilai kritis untuk uji Smirnov-Kolmogorov didapat Dcr = 0,409. Karena Dmax
maka
distribusinya
4.2. Intensitas Hujan Perhitungan intensitas hujan kala ulang 5 tahun sebagai berikut : I
m R 24 24 24 tc
I
71,978 24 24 0,44
0,667
I = 123,59 mm/jam 4.3. Koefisien Pengaliran Tiap kapling rumah rata-rata 85% berupa bangunan dan 15% berupa halaman. n
Ai .C i Cm
i 1 n
Ai i 1
Jadi C (koefisien limpasan) gabungan adalah 0,29. 4.4. Pertumbuhan Penduduk Proyeksi jumlah penduduk mengunakan cara perhitungan laju pertumbuhan geometri (Geometric Rate of Growth), pertumbuhan eksponensial (Eksponential Rate of Growth) dan metode aritmatika (Arithmatic Rate of Growth). Berikut akan dibahas pertumbuhan jumlah penduduk beserta prosentase pertambahan penduduk di Desa Randegansari. Jumlah penduduk Desa Randegansari tahun 2011 adalah 7050 jiwa (BPS Jumlah Penduduk Kecamatan Driyorejo) Pertumbuhan penduduk r=1,1% Nilai e = 2,718 .Proyeksi laju pertumbuhan Geometris adalah sebagai berikut : Pn = Po (1 + r)n
P2 = 7050 (1 + 0,011)2 Pn = 8716 jiwa Proyeksi laju pertumbuhan Eksponensial adalah sebagai berikut : Pn = Po.e r .n Pn = 7050 . 2,718 0,011.19 Pn = 8727 jiwa Proyeksi laju pertumbuhan Aritmatika adalah sebagai berikut : Pn = Po (1 + rn) P2 = 7050 (1 + 0,011.19) Pn = 8554 jiwa Pada perhitungan debit air buangan penduduk pertumbuhan jumlah penduduk yang digunakan adalah pertumbuhan penduduk eksponensial dengan rasio pertumbuhan penduduk Desa Randegansari + 1% sesuai dengan standar perhitungan yang digunakan BPS Kecamatan Driyorejo. 4.5. Debit Air Kotor Perhitungan air penduduk didapat dari: P .q Qak = n A 8727 x0,000926 Qak = 108 ,96 Qak = 0,00007416 l/dt/ha
buangan
4.6.
tiap
Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Eksisting Luas (A) = Dengan Pengukuran di lapangan didapat h = 0,84 b =1,91 A=(h.b) A = (0,84 . 1,91 ) A = 1,60 m² Keliling basah (P) = b + 2h P = 1,91 + 2.0,84 P = 3,59 (b.h) Jari-jari hidrolik (R) = b 2h (1,91.0,84 ) R= 1,91 2.0,84
R = 0,447 Dengan s = 0,0023 n = 0,017 1 2 1 Kecepatan (V) = .R 3 .s 2 n 2 1 1 .0,447 3.0,0023 2 V= 0,017 V = 1,657 m/s Debit (Q) = A . V Q = 1,60 . 1,657 Q = 2,658 m³/s 4.7. Perhitungan Debit Banjir dengan Metode Rasional
4.8. Perhitungan Sumur Resapan Konsep awal sumur resapan yaitu sebagai pengganti tanah resapan air hujan yang mengalami perkerasan yang menyebabkan air hujan yang jatuh tidak dapat langsung meresap ke dalam tanah. Untuk mereduksi limpasan yang terjadi di sekitar saluran drainase, maka sumur resapan dibangun di sekitar saluran drainase di wilayah yang termasuk dalam daerah tangkapan air saluran tersebut. Konstruksi sumur direncanakan kedalaman sumur resapan 240 cm dengan diameter 120 cm. Menghitung kapasitas sumur resapan Vsumur = 1/4. π. D2. H Vsumur = 1/4. π. 1,22. 2,4 V sumur = 2,713 m3 Menghitung debit resap Maka : Qresap sumur = F. K. H Qresap sumur = 2,4. 2,16.10-5. 2,4 Qresap sumur = 0,000124 m3/detik Menghitung debit sumur Maka : Maka :
1.Saluran Randegansari 4
2. Saluran Bunut 1
3. Saluran Telopok 2
Gambar 3.3 Keadaan Lokasi saluran
Gambar 2. Kondisi Saluran Eksisting Qgenangan = (Qair kotor + Qair hujan) - Qeksisting Qhujan = 0,00278. C. I. A Qair kotor= Pn.q/A Qeksisting= A . V Diketahui: C = 0,29 I = 143,98 mm/jam A = 3,59 ha Qhujan = 0,00278. C. I. A Qhujan = 0,00278. 0,29. 143,98. 3,59 Qhujan = 0,47 m³/detik Perhitungan buangan air kotor penduduk: Qair kotor = Pn.q/A Qair kotor = 0,000266 dt/m³ Perhitungan banjir keadaan saluran eksisting: Q genangan= 1,1 (Qhujan+Qair kotor) - Qeksisting Q genangan= 1,1 (2,69-2,658) Q genangan = 0,03 m3/dt
Q sumur
F .K .H F . K .T
1 e
Qsumur
.R 2
2,4.0,0000216.2,4 2, 4.0, 0000216.17200
1 2,718
3,14.0, 5 2
Q sumur 0,00087 m3/detik Menghitung waktu pengisian sumur dan waktu resap Maka : tsumur = V sumur / Qsumur tsumur = 2,713 / 0,00087 tsumur = 3101,85 detik Maka : tresap = Vsumur / Qresap sumur tresap = 2,713 / 0,000124 tresap = 21805,56 detik Menghitung jumlah sumur yang dibutuhkan
Maka :n
=
Qtotal Qsumur
0,0326 0,00087 n = 37,25 dibulatkan → 38 sumur Menghitung volume reduksi genangan akibat limpasan -> Sebelum adanya sumur resapan: Maka : V = Qtotal. t V = 0,0326. 3600 V = 117,301 m3 V H= A 117 ,301 H= 35,915 H = 3,266 m -> Setelah adanya sumur resapan: Contoh Perhitungan: Data : Qlimpasan = -0,00065 m³ A = 35,915 m2 Maka : V = Qlimpasan. t V = -0,00065. 3600 V = -2,348 m3 = 0 m³ (tidak ada limpasan) H= V 2,348 H= A 35,915 H = -0,065 m = 0 m (tidak ada limpasan) Reduksi Volume limpasan = Vsebelum adanya sumur – Vsetelah adanya sumur Reduksi Volume limpasan = 117,301 - (-2,348) Reduksi Volume limpasan = 119,629 m³
n =
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan serta analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. Berdasarkan hasil survei dan peninjauan pada lokasi studi kondisi saluran drainase di Desa Randegansari saat ini masih kurang baik, dikarenakan tidak semua bahu jalan terdapat saluran drainase,
2.
3.
4.
adanya sampah atau kotoran yang tertimbun di saluran, dan sebagian saluran drainase rusak. b. Dari hasil evaluasi kapasitas saluran drainase Desa Randegansari diketahui dari empat puluh saluran terdapat lima saluran yang tidak dapat menampung debit banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun yaitu pada Saluran Randegansari 4 terjadi debit limpasan sebesar 0,03 m3/detik, Saluran Telopok B terjadi debit limpasan sebesar 0,05 m3/detik, Saluran Telopok C terjadi debit limpasan sebesar 0,06 m3/detik, Saluran Bunut 1 terjadi debit limpasan sebesar 0,04 m3/detik, dan Saluran Telopok 2 terjadi debit limpasan 0,02 m3/detik. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan debit air limbah domestik pada tahun 2030 adalah sebesar 0,00007416 m3/detik/ha. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan besar debit rancangan total pada Kali Kundang dengan kala ulang 5 tahun yang diperoleh dari penjumlahan debit air hujan (Qah) dengan debit air kotor (Qak) masing-masing saluran adalah sebesar 16,42 m3/detik. Untuk mencegah terjadinya genangan di Desa Randegansari, maka direncanakan beberapa alternatif sebagai berikut: a. Mengubah dimensi saluran dengan memperdalam saluran. Dari hasil perhitungan saluran maka perlu direncanakan penambahan kedalaman saluran pada Sal.Randegansari 4, Sal.Telopok B, Sal.Telopok C, Sal.Bunut 1, dan Sal.Telopok 2.
Tabel 3. Rencana Perbaikan Saluran No
1 2 3 4 5
Nama Saluran
Sal. Randegansari 4 Sal. Telopok B Sal. Telopok C Sal. Bunut 1 Sal. Telopok 2
Tipe saluran
Segiempat Segiempat Segiempat Segiempat Segiempat
Dimensi Saluran Eksisting b (m) 1,91 1,92 2,17 0,66 0,46
Dimensi Saluran Rencana Rehabilitasi
h (m) 0,84 0,88 1,05 0,58 0,46
1 2 3 4 5
Nama Saluran
Sal. Randegansari 4 Sal. Telopok B Sal. Telopok C Sal. Bunut 1 Sal. Telopok 2
Tipe saluran
Segiempat Segiempat Segiempat Segiempat Segiempat
1,10 1,20 1,40 0,80 0,60
Dimensi Saluran Dimensi Saluran Rencana Rehabilitasi h Eksisting (m) b (m) 1,91 1,92 2,17 0,66 0,46
h (m) 0,84 0,88 1,05 0,58 0,46
No
Nama Saluran
1 2 3 4 5
Sal. Randegansari 4 Sal. Telopok B Sal. Telopok C Sal. Bunut 1 Sal. Telopok 2
h (m)
Sumber: Hasil Perhitungan b. Merencanakan Sumur Resapan. Dari Hasil perhitungan saluran yang tidak dapat menampung debit rencana maka ditentukan dimensi untuk sumur resapan adalah diameter 1,2 m dan tinggi 2,4 m. Jumlah sumur yang di butuhkan pada lokasi Saluran Randegansari 4 sebanyak 38 buah, pada lokasi Saluran Telopok B sebanyak 55 buah, pada lokasi Saluran Telopok C sebanyak 64 buah, pada lokasi Saluran Bunut 1 sebanyak 40 buah dan pada lokasi Saluran Telopok 2 sebanyak 23 buah. c. Memperdalam saluran dengan menambahkan perencanan sumur resapan. Ada dua pembagian, pertama mengalirkan air melalui saluran dengan 70% dari debit limpasan dan sisanya 30% direduksi oleh sumur resapan. Kedua melalui saluran dengan 50% dari debit limpasan dan sisanya 30% direduksi oleh sumur resapan. Tabel 4. Rencana Perbaikan Saluran Berdasarkan Prosentase Qlimpasan No
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 5. Perencanaan Sumur Resapan
70%
50%
0,845 0,892 1,064 0,589 0,472
0,843 0,887 1,060 0,586 0,468
D H Q Sumur (m) 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
(m) 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
(m³/detik) 0,00087 0,00087 0,00087 0,00087 0,00087
Mereduksi Q limp Mereduksi Q limp sebesar 50% sebesar 30% Qlimp jumlah Qlimp jumlah 0,016 19 0,010 12 0,024 28 0,014 17 0,028 32 0,017 20 0,018 21 0,011 13 0,010 12 0,006 7
Sumber: Hasil Perhitungan 5.2. Saran Berdasarkan pada studi yang telah dilakukan, maka penyusun dapat menyarankan beberapa masukan sebagai berikut: 1. Diperlukan kesadaran dari instansi dan masyarakat sekitarnya untuk memelihara saluran drainase dan pelengkapnya secara berkala agar saluran berfungsi secara baik. 2. Dari beberapa alternatif yang direncanakan untuk menangani genangan di Desa Randegansari, merehabilitasi dengan memperdalam saluran dan adanya perencanaan sumur resapan lebih disarankan untuk menjaga konservasi air tanah di daerah Desa Randegansari. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2014. Kabupaten Gresik Dalam Angka. Kabupaten Gresik. Press : http://Gresikkab.bps.go.id (diakses 10 Agustus 2015) Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi, Jakarta: Erlangga. Kusnaedi. 2000. Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. Limantara, Lily Montarcih. 2009. Hidrologi Praktis. Bandung: Lubuk Agung.
PU. 1990. Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan (SK SNI S-141990-F). Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. PU. 1991. Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan. Jakarta: SK SNI 03-2459-1991 Puslitbang Jalan. Balitbang PU. 2002. Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan. Jakarta : SK SNI 03-24532002 Puslitbang Jalan. Balitbang Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Soewarno. 1995. Hidrologi: Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Jilid 1. Bandung: Nova. Soewarno. 1995. Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data Jilid 2. Bandung: Nova. Sosrodarsono, S. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta : Pradya Paramitha Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku. 1993. Hidrologi perencanaan Bangunan Air. Jakarta: Pradnya Paramita Suhardjono. 1984. Draiansi, Malang: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Suhardjono, 2013. Naskah Buku Ajar Drainase Perkotaan. Malang. Universitas Brawijaya Suripin, 2003. Sistem Drainasi Perkotaan Yang Berkelanjutan, Yogyakarta : Penerbit Andi