K6sif*asi vegetasi Gunung Salak, BogaL Jawa BaEt (l,l Wihado el al.)
KLASIFIKASI VEGETASI GUNUNG SALAK, BOGOR, JAWA BARAT1)
(Vegetation Classification of Mount Salak, Bogor, West Jawa) Muhammad Wiharto, Cecep Kusmana2r,
Lilik Budi Prasetyo'?). dan Tukirin Partomihardjo'?) ABSTRACT
one af the impaiant factors for lhe management activily at Salak Mountain presenco af Salak Mountain's vegetatian classification, which until rccently is the been done. The rcsearch abiectives werc ta classify the variely of never has vegetation types at Salak Maunlain. Vegelatian sampling was made with systematic sampling with randam slat1. Vegetatian type at alliance level was detetnined with vegetation otdination. Thrce vegelatian alliances can be exttacted from lhe ardinalian. These alliances are Shcina walichii-Pandanus punctalus/ Cincora sinensis farcst alliance; Glocidion apus-Mallotus blumeana/Chima sinensis forcst alliance; and Pinus morkusii-Dysaxiylum ahorescens/Dysoxiylum dicholoma farcsl alliance. Vegetation alliances are farming mainly because oftheir similatity in thei structure, composition, and physiognamy af vegetation. The abiotic factars that cansistently differenliale alliance 1 with the other alliances are N total, dust cantent af the sail, and slape. P sail's canlent is tho abiotic faclot that consistently differenliates alliance 2 with the other alliances, while C arganic sail's cantent and catian exchange capacity of the sail arc the abiolic factors that consistently differentiate alliance 3 with the ather alliances. There are five vegetatian assocriailon al allinace 1, six alliance 2 and seven at alliance 3. Each daminant spesles has uniquely preference to abiolic factat in theh dislribution at Gunung Sa/ak. Slard siruclr./res of alliance 1 and 3 forming J reverse cuNe. Key words: association, ardination, Salak Mauntain, vegetatian alliance, vegetalion classilicatlon PENDAHULUAN
Gunung Salak merupakan salah satu ekosistem pegunungan tropis yang terdapat diJawa garat dengan kisaran ketinggian antara 400 m dpl sampai dengan 2 21O dpl. Gunung lni penting bagi (1) konservasi keanekaragaman hayati
rt
pegunungan, dengan adanya spesies tumbuhan yang hanya ditemukan di cunung Salak, yaltu Rhizanlhes zippeli, Rafflesia rochusseni, dat Corybas vinosus (2) menjaga keseimbangan ekosistem (Dephut,2003), dan (3) konservasi tanah dan air, terutama untuk menjamin pasokan alr bagi berbagaidaerah yang terdapat
d
sekitarnya. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 17slKpts-1U2003 tanggal 10 Juni 2003 (Dephut, 2003), Gunung SaLak telah digabung dengan Taman Nasional Gunung Hallmun dengan nama Taman Nasiona Gunung Ha irnun Salak. Dengan adanya penggabungan ini, da am pengelolaannya perlu pengetahLran dan pemahaman yang mendaam tentang kondisi ekologi vegetasi Gunung Salak. r)Bagian da.idlseirasi penuLs pertama, Program Studl lmu Pengetahuan Kehuiaran, Sekolah 4 Bedurult'urul Kella dan Anggola KomislPembnrbng 13
Forun Pascasariana Val 31 1\1a
1
Januai
2AA8:1
3'23
Salah sat! faktor yang pent ng untuk kegiatan pengolo aan Gunung Sa ak adalah
kasfikasi tpe vegetasi untuk w ayah tersebLrt Sampai saat ini kasfikasi
berbaga t pe vegelasi di Gunung Sa ak be um pernah d akukan. Tuluan darl pene tian n adaah untuk mengklasfikasi tpe vegetasl yang menyusun Gunung Salak secara fsognom slruktura dan florstik. Se anjutnya
iuga dkaj str!ktur vegetas dan preferens ekologis spesies di seiiap aiansi vegetas dr wiayah Gunung Salak
IlTETODE PENELITIAN
Peneltian in dilaksanakan
d
hutan sub peg!nungan (sL/b-morlare) Gunung
Saak. Lokas peneitan dlangka!
melalui Desa Gunung Bunder Dua (56' 41'484'-E106" 42'234") dan Desa Glnlng Sarl (Kawah Ratu) (56'41'.786'E1 06"42'.006), Kecamatan Pam iahan, Kabupaten Bogor
Samplng vegetasi dilakukan dengan syslemailc sampling whh random stad. Jumlah seluruh ialur sebanyak 12 buah, dengan mas ng-masing 3 buah pada seUap arah mata angin. Setiap jalur mernlki panlang 1000 m dan lebar 20 m. Pada setiap ja ur dilakukan pembagian p ofp ot pengamatan sebagai berlkuir (1) plot pengamatan untuk vegetasi pohon berukuran 20 m x 20 m, (2) untuk semak dan anakan pohon berukuran 10 m x 10 m dan(3) untuk herba berukuran 5 m x 5 nr. [.]niuk memudahkan di daam rsaah pene tan, untuk setap kumpulan plot pengamatan sebanyak 10 buah dliadikan satu buah blok pengamatan. Dengan demikian, terdapat 60 buah b ok pengamatan dengan luas seluruh lokasi samplng ada ah 24 ha. Data lingkungan abiotik yang dikumpu kan adaah (1) data tanah, (2) data berbaga gangg!an yang terjadi pada p ot pengamatan, (3) kemirngan lereng plot pengamatan dan arah ereng, dan (4) ketnggan pot dari permukaan laut. Daia sekunder diperoleh dar Station Klmatologi Dramaga, Bogor, berupa daia klmatologi kawasan penelitian yang terdir aias (1)curah hulan rata-rata tahunan (mm) dan (2) suhu ldara (oC). Daia Perum Perhltani Unt 3 Jawa Barat dan penduduk setempat berupa (1) berbagai aklviias manusia d kawasan peneltian dan (2) perlstiwa a am yang berlangsung pada kawasan pene ltian. Komposisi spesies yang menyusun vegeiasi pada area kaiian dlketahui dari
daftar spesies yang d catat dari pengamatan apangan melalu herbarlumnya di aboratoTUm. Analisis tanah dlakukan dl Laboraiorium Lmu Tanah lPB. Analisis vegetasl diakukan dengan meng kui I\,4ue ler-Oombois dan E lenberg (1974). Pengelompokan blok vegetasi yang membentuk aliansi dilakukan melalui ordinasi dengan ana isls faktor dan asos asi dengan analisls klaster. Tlpe vegetasl yang d bentuk mengacr pada llatianal Vegetatian Classification Stardard (NVCS) (FGDC, 1997; Grossman el a/., 1994) Fakior aboilk yang membedakan antaraliansi dikai dengan statistk U Mann-Whitney (DanieL, 1987). Struktur tegakan pohon secara horizontal dikelahu dengan mengkali sebaran diameter dari seUap individu pohon di dalam blok pengamatan Muelier-Dombo s dan E lenberg (1974).
Selaniutnya, kajian preferensi spesles dengan berbagai faktor abiotik dalam berd shibusi dl setiap aliansi vegetasl Gunung Salak diakukan dengan uji statistik Chlsquare (Dan el, 1987). Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Excel, dan perhiiungan statist k dilakukan dengan memanfaaikan perangkat lunak
Klasilikasi Vegetasi Aunung Sata|, EogaL
Ja\|.
tsara!
lt
Wjhatloeta )
HASIL DAN PEMSAHASAN
Hasil
Meau' o o:-as o.oero,en l:ga aia-s vegelas, {Carrbar I). vatJ a arls: h-ta_ Schlma alichi-Pandanus punclatustcincona sineasrs 14,rn"l ,, ,,';n;, h,ta1 Giganlochloa apus-Matolus btuneana. Cincona s,nensa lAlians.'2i. oan ala-si nuian Pinus merkusii-Dysorytun aharcscens/Dicranopioris a,ciotiia (Al'a_si 3). Aitansi . terdir alas 36 o,ok pengamaran (600;). Ar.ans 2 sebanvak i7 blok (28.34%), oan Atia-si 3 seba-yak 7 o.o\ (1, 66 oo) Kasfikasl terhadap spesies diffetensial pada Alians 1 menghaslkan s asos asi vegetas, yaitu asosiasi holat\ Tarenna polycarpa-Maesa;sis emeniil Pandanus polycephalus, asos as hutan M.blumeana-Ljthocarpus ;teganslFicus s/ruala, asosiasi hulan Anticlesima t-atrandun-Alseadaphne u'nteliftoiit
Slaurogyne sp., asos asi h!].an pleclocomia elongata-potysoma interifolialCalamus ./;vdne,'rsls. dan acosra5 -ran 4gpLtm par,,,ttorL)n Cto^ictian n, poteucun-Dona,
Pada Aliansi 2 d peroleh 6 asosiasi, yaitu asosias ht)lan Cyathea contafi;nans-M.emni Cdlomus la,/anens$, asos as, h-ra- G. apus.Casraaops,s acuminaisstma'F, s/r.rafd. asosasi nutan PeperAm,a taer italia-pinangA tavan; Ellngera pun,^ea asosias LLlan A-n1,,1,m 6,t61a1lrm-61.chitlion hipoieucunrt Rhaphidophora sp asosias h-ran C. Smens,s p. rrerA&s/l /. g/obosa, d;n asos asi hular M. b I u m e an a - Sc h effle ra a rom at i ca/pi pe r ad u n c u m _
'',;.;€, e-
Keierangan: t= Atiansi 1i 2= Atansi 2i 3= AIansi 3
Gambar 1. pola penyebaran al ansi vegetasi di Gunung Salak D oero'eh 7
a
15
Farun Pascasariana Val.31 Na.1 Januad 2008:13'23
C.contaminants/C-latebrosa, asosias hrlar A.dilalalum-Euoidea latifofia/ Selaginela plana, dar asosiasl hutan lllhocarpus elegans-P.merkusii/l. Glabosa. Alansi 1 didominasi oleh puspa (S. walichii) pada strata vegetasi pohon, spesles lni palng domlnan pada 30 dari 37 bok pengamatan (81.08%). Aliansi 1 ner!pakan hutan campuran, dan pada alansi ln juga d temukan beberapa spesies domlnan ain pada straia pohon. Spesles_spesles tersebut ada ah panggang puyuh (O. arbor'escers), ki srem (Euge,1la oclusa), bambu buluh (Sch/zosfachyum brachycladun), dan cangkuang (P. purctalus). A ansi 2 merupakan hutan bambu, yang mendominasi pada skata vegetasi pohon di sebagian besar blok pengamatan, yaiu sebanyak 14 blok (82.35%). Alansi vegetasi 3 didorn nasl oleh spesies pnus (P merkusli ) pada skata vegelasi pohon. Spesies ini merupakan speses palng dominan pada 3 blok (42.86o/d) pengamatan yang menyusun aiansi ini. Alians 3 merupakan hutan tanaman, kecuali panggang puyuh (D. arborescens ) dan pakis benyi (Athy um d,kial{./m), spes es-spesles dominan pada sirata vegeias pohon di aliansi ini merupakan tumbuhan yang dilanam oleh petugas daam rangka reboisasi. Spesies-spesies lersebut adalah pinus (P merkusr4, rasamala (A. excelsa), dan mani! (Maesopsls emlro (Yusuf et a/., 2003). Faktor-faklor abiotik yang secara signifikan menjad pembeda antaraliansi vegetasi yang ada di Gunung Salak dapat dilihat pada Tabel 1. Tampak bahwa kandungan N total, debu lanah, dan arah lereng merlpakan faktor abiotik yang konsisten membedakan Aliansi 1 dengan aliansi lainnya. Faktor abioiik yang konsisten membedakan Aiansi 2 dengan aLlansi 1 dan 3 adalah kandungan P tanah. Kandungan C organk ianah dan kapastas tukar kauon (KTK) merupakan faktor abiotik yang secara konsisien membedakan Aliansi 3 dengan aliansi lainnya.
Tabel 1. Perbedaan faktor abiotik pada seluruh aliansi vegelasl di Gunung Salak
- Alansi
Slalistk
sanqalduram Tngg minima
T ngg
151_
z
z
.H
C
orcani[
KTK
1-3
q Keleransar:
"
:sion fikan pada P <0.01i
'
:s g
n pada P < 0.05; t : signiflkan pada laraf 0,10
cambar 2 memperlihatkan bahwa pada seiuruh aLiansi yang ada di Gunung Salak, rata-rata persentase penutupan tajuk pada strata pohon berkisar 64.03o/o66.767o, strata senak dan anakan pohon berkisar 57.78%-63.91yo, strata herba berkisar 31.79%-39.37%. Pada seluruh aliansi rata-rala kisaran penutupan tajuk pada sirata vegetasi pohon di atas 60%. I\4engacu pada UNESCO (N,4uellerDombols dan Ellenberg, 1974), dan NVCS ( FGDC, 1997; dan Grossman el a/., 15
Kasifikasi Vegetasi AunDng Salak, Bagar
Ja||aBaral(' l/ihadaeta )
1994), unit pada llngkat keas vegetasi yang ada di Gunung Salak adaah kelas vegetasihuian. Pada pene itian n d ketahu bahwa hutan yang menyusun a ians vegetasi d Gunung Salak ierbentlk oleh pppphonan yang sepaniang tahun memiik tajuk dengan daun yang seau hrlau. Berdasarkan krltera UNESCO (4,4!e ler-Donrbois dan Elenberg, 1974) dan NVCS ( FGDC, 19S7; Grossman eial., 1994) subkelas yang menyusun a ansi yang ada d GunLrng sa ak adalah hutan se alLr h jau. l\rlengacu UNESCO (Mueler-Dombos dan Elenberg, 1974) dan NVCS
(FGDC, 1997; dan Grossman et al., 1994) dsebutkan bahwa k.ieria yang digunakan da am penentuan unil vegetasl t ngkat kelompok ada ah kondis k m makro terdapat suatu vegelas dilemukan. I\,4elalui Gambar 3 d ketahu bahwa pada daerah peneltian suhu rata-rata adalah 25.830C dengan suhu rata-rata tertingg ada ah 26-4oC pada bulan lve dan terendah adalah 24-9'C pada bu an Januar. Curah hulan tert nggl (,195.20 mm) terjad pada bu an Januaridan terendah (167.80 mm)pada bu an Agustus.
Berdasarkan kaslfikas iklim Koppen (Kimmns, 1987), sualu kawasan
dlkatakan beriklim tropls basah jka iidak memiliki musim dlngin dan suhu udara pada bulan yang lerdlngin tidak kurang dari '18"C, juga pada bu an terkerng curah hujan tidak d bawah 60 mm. Sebagaimana yang ierlihat pada Gambar 3, rata,rata suhu udara yang ada d daerah peneliian iidak ada yang di b6wah 18"C daam setahun, bahkan pada bulan yang terdingin seka ipun, dan curah hujan semua di atas 150 mm.
3
s
l
Stralavegeras
lPoho
:-
semak dM
amkan WHsba
Gambar 2. Rata-rata persentase penutupan tajuk pada seluruh a iansi yang ada di Gununq Salak
Fatun Pascasa4anavol 31Na
1
Jantati2aa8:l3
2i
Berdasarkan krlteria UNESCO (N4uel er"Dombois dan E lenberg, 1974) suatLr formasi untuk hutan trop s dataran rendah dan hutan lropis subpegunungan dapal
'aq dioeoahan .e--ao Lga, yail . {1) _,'an /a_g o:dor_as
oe turbu_a_ -n
dan (3) oe:da-n leba-, (2) hJlan yang dioo r''asr oleh t-T]o-ra- oe oaun,a Se anjutnya berdasarkan krlteria tlmbuhan bambu. yang oeh ddominasl hutan NVCS (FGDC, 1997; dan Grossman et a/,1994), hutan tanaman lermasuk ke daiam krterla tersendir, yaitu hutan folmas hutan tanaman/perkebunan dan budi
daya.
.oo ,,
. ' 26
rld a(oc)
'
. .
,r5 !
il
10 1. 300 6 5. 3
c."r rq""t..l
.
Gambar 3. Rata rata dlstribus suh! ldara dan curah huian (iahun 1991_2002) di Gunung Salak
Zone keh dupan yang dlgunakan untuk menentukan unit vegetasl pada tingkat formasl adaah zone kehdupan berdasarkan Van Steenis l.1972). Pada pene iUan lnl, pengkaj an d Gunung Salak d akukan pada ksaran ketinggian 1000_ 1350 m dp sehingga beTdasarkan kalegor Van Steenls (1972) area kailan di G!nung Sa ak merupakan zone subpegunungan. Bardasarkan hal yang d kemukakan di atas, hirark tipe vegetasl fisiognom sampal pada forrnasl ada ah sebagai berlkut: Kelas Subkelas Kelompok
Hutan : Hutan Selalu H lau.
:Hutan Huian Tropis Se a u Hlau 1. Formasir Hutan hujan tropis subpegunungan berdaun lebar
2. Formasl Huian bambu subpegunungan iropis 3. Forrnas iHutan tanaman sLlbpegunungan tropis
Distrbusi kelas dlameter pohon pada Aiansi 1 dan 3 membentuk grafik J terba lk (Gambar 4a dan c), dan teriad penurunan jumlah indvdu pohon secara eksponensial darl kelas d ameter kecil ke kelas diameter besar. Ha ini menunjukkan bahwa semakin besar kelas diameter pada suatLr a lansilum ah individu pohon akan sernakln berkurang. Melalui Gambar 4b, tampak pada A ansl 2 yang merLlpakan hutan bambu, pada ke as diameter H j!mlah ind v du semakln men ngkat. Spesies'spesies yang dltemukan pada kelas dameter n ddomnasl oeh speses bambu. Ha n dsebabkan karena bok-bLok yanq ada pada aliansi inl adalah b ok'bLok yang dkuasa oeh bambu. Ukuran yang besar dar rumpun bambu kalena dalam saiu rumplrn bambu dapat diemukan puluhan indvldu bambu dengan diameier ratarala 10 cm
struktLrr tegakan
Klastikasi Vegelasi Guhung Sal.k, Bogat, Jatla Ba.at
ill.
\Uihano er
at
)
I, E,-
E €as 335
E* "-,', ABCDEIGH G)
:h
:., tul : :*
(c)
Keleranlan: KD (keas Oameter) A: 10cm.KD<20cn E 50cm
B
2ocm
F 60cmcm
KD>BO
Gambar4. Distribusi kelas dtamater se uruh ndividu pohon pada (a)Aliansi 1, (b) Aliansl2, dan (c) Aliansi3 Preferensi spesles dominan terhadap berbagai faktor abiotik dalam
berdisiribusi di keliga aliansi vegetasi Gunung Salak dapat dilihat pada Tabel 2. Terlihai bahwa setiap spesies memiliki preferensi yang khas terhadap berbagai faktor abiotik. Pada penelitan lni, ditemukan 6 spesies yang memiik konsiste;si
preferensi ierhadap faktor abiotik di ketiga alansl vegetasl. Spesies-spesies iersebut adalah Mar)i (M. eninii) yang memllk konsistensi preferensi terhadap kandungan N tota tanah pada kategorl sedang dan kandungan C organ k tanai,r pada kategori sangat tinggl, rasamala (4. excelsa) ierhadap tekstur aanah pada kategori lempung. Spesies lainnya ya tu, caiik aagin (M. blumeana), cangkuang (e purcialus), pakis sier (A. Sorzogene,'rse), dan puspa (S. u/aillcr,ir) me;iiiki konsistens preferens terhadap kandungan C organik tanah pada kategori sangal t nggi. Selanjulnya, dari 6 spesles yang disebutkan di atas, tidak d temukan situ pun di antaranya yang memiliki konslsiens preferensi terhadap faktor abioiik topografi di ketiga alansr vegetasi. Pada sisi lain, hal yang harus dlperhatikan dari spesies-spesies inj adalah dalam berdistribusi di ketiga aliansi vegeias:. Spesies-spesies ini juga memilikl preferensi terhadap kombinasi faktor abiotk lainnya yang bersifat khai. Ha yanq
23 Fatun Pascasaiara Vat. 31 Na 1 Januari20aqt3
qama.temukan Daoa 22 spesles'annya, d.sl'ous soes'es_soesies oada alia_si oreferensr ler_aoap korrD nas Iaktor abrotik ,uno O"ro"o" akan nenghasilhan qa^ya o,te'nu
E!9a6d?trh,i|s
s/,,tN$ bstrrd,
: F.n"' ." r .,; ^"",", " . r- " rq - - "s ,'i'"'";",$ ;::"-: .."* "-.-" ;";;: ;,."1.:; .u-";:;;;':,-";
1;##i:,;il'"i:; ;"1j."ft ffi.rf";1 fnGf5q3 ir5oirso ,
"-":,,:"..:,- :
:;i'"";'.s::l:i-i;,
a
" H;."ij:."l.".rsa.
";.,1""::;o;
-" ::"i:.iri '-i ".s" ..""i:,.;."":,,:"J::_;:c
!i: i:?:;,'-,::i .-,,".:.''""e:' 1.ffJ
di Tabel 2. Preferensi spesies lerhadap berbagai faktor abioiik dalam berdisiribusi
Gununo Sa ak
Pembahasan Pembentukan alansl vegetasi terutama didasarkan pada kesamaan struktur yang dan komposis! floristik spesles yang menyusun vegetasl' Selain iiu' dari hasll tisiognomi antara oe'beoaao'pero e_ raroa^ oa_wa sel'ao ala_sl nen-n.u.kan sau de_ga^ lan_/a. Vegelas'ya_9 Te_)usu_ Aliansi 1 sangal d dorli_asi oleh pur"n berdaun-lebar; Aljns 2 oleh hulan-huian bambui Aliansj 3 oleh tuiin "ui hutan berdaun iarum yang bercampur dengan hutan berdaun lebar' N4elalui Tabel i dapat dilihat bahwa keberadaan alansi vegeiasi di Gunung
Sala^ i.oa dioe'qaru'i olen .omo'^asi dari 'akto'abiolr. lanah, serla lopografl' trliyar'ot6 er ,f.. ,iOOSr nenyalaka^ bahwa perbedaa'1 anlal pe f'dtan oa a-r1 skala 20
Kasilikasi Veggtdsi Gunung Salak, Bogat, Jaffi Eat9t lM Wihadoetd )
okal le'kait dengE-
utama yang mengenda lka,n po a penyebaran vegetasi adalah koUnggian tapat dari
permukaan laut. Faktor
ini
merupakan suatu gradasi lngkungan yang bersfal
kompleks yang rnengkombinas kan beberapa faktor lingkungan yang leniing untuk pert!mbuhan lumbLrhan, terutama suhu udara dan curah huian. Paoa s.s. la.-, Va- Stee-s,1972) Te-yatahan o'anwa paoa skala ya-g ebih luas keberadaan huian pegunungan di pulau Jawa terbenluk karena r""poni
b'oog vegeEsi terhaoao kejad'a--kej"d a- pado e{osisten \anq oerlanosuno d. masa lal- sepet longsor. ratu-an deou ,ur.a.i<, da1 etutama it
Daia preferensi ekologis spesies menunjukkan bahwa faklor edafik dan topografi mempengaruhi distribusi spesies pada skala loka melalui oreferensi soes;es-spesies le.seout oada berbagai I saran kaiegor.akto. aootk. penelitian lain jug€ memperlihatkan hasil yang serupa. penelitian o eh l\4iyamoto et al, (2003) menunjukkan bahwa spesles-spes es yang palinq mel mpah dalam berdistr busi di hutan hu,a lrop.s Kal'fla^ran -nerrili^i p.e'e e-si rp-naoap fa.lo- eda.,\ k-ususnva \edalama_ h-nus oa.'opog-afr. r-bbel oan Foster (l986r Tenemuhan d hr,t;n rop's Ba-o Colorado. Pa-aTa.3600 oa- spesies ya-g oa,ng me.mpah d, Luian tersebut da arn berdistrlbLrsrnya mernilikr preferensi terhadap faklor topografi. Ha' ber kLt^ya ya.g dapar o, rF"t adatan bahwa tangqap spes;s terhadao tonos habitat be oeda-oedd sar- dengac annla. Da'ar b;rd str;b-s di selur-n aliansi vegetasi, setiap spesies memitiki preferensi yang khas dari spesies lersebui ierhadap k saran kombinasi faktor abioiik tanah dan topografi, yait! pada aliansi yang berbeda akan d temukan prelerensi yang berbeda ierhadao kisaran ro.lb_as taklo. aoiori<. J-ga oaoai othat adanya runpang tindih p.e.e.e^s, terhadap faktor abiolik. Batbow et a|. (1987) menjelaskan bahwa setiap spesies dapat lumbuh dan berkembang pada kondisi kisaran terlentu faklor ingkungan Kisaran toleransi spesies ini dapat llas untuk faklor abiotik tertentu dan sebalknya dapat sempit Lntuk faklo. .an. Turpang l-oin 'ni nen-n_u.kan aoa,ya panisi s-nber dava oleh spesies. I\,4en-rut Ethe.ngton r1976). {o-d sidiaras renun ukrar ranooaoln spesres yang s,fa.^ya ,no vroua.isr\ lerraoap \ondsr lingku-gan. dan sii igus memperlihatkan bahwa spesies rnelakukan adaptasi yang khas ^terhadap kon;isi ingkungan tempatnya tumbuh. Se anjutnya Barboui el al (1987) menyatakan bahwa irnplikasi dari hat lnr adalah peuang untuk terjad:nya kompetisi mu ak dengan hanya satu pemenang menjadisangat keci karena seiiap spesies memiliki kebutLrhan fakior abiotik tertentu yang sama dalam suatu ekos;stem yang sama, lelao (eoul-han lerseb. t a^an barbeda-bed" paoa .inqrat ara- ka reoo, __kareo or i ienenru oa.i 'aktor abot,< rerseo_t. S,fa. adaplasi yang ii sel.ali!u" ^hashid-p rrerupa(a^ takror ya-g nenoukurg banya"nya spes,es ya-g oaoat oe-sia pada suaiu linghungan yang sama. Richard (1964) menyatakan bahwa kepadatan pohon d dalam huian hujan tropis !mumnya tidak teratur, biasanya kepadatan pohon akan tinggi pada keias diameter pohon yang kecil untuk kemudian menLtrun pada kelas dijmeter pohon yang semakin besar. Slruktur legakan J ierbalik menunjukkan bahwa individu pohon yang tumbuh pada masa awal pertumbuhan cuiup. Seirlng dengan
'l 2aA813'23 Forun PascasarjanaVal 31 Na Jan)ad
Ie-seout Te^galani perlu'nb_ha_ dan oer-bal'a_ wa
il"ra:r:i ^"i:1"*i besar.
)a-g
KESIMPULAN DAN SARAN KesimPulan
'lerdapal liga al'ans: vegelasi o Cunurg Sala\' )/allu ara_s hulan S', bl'rmeana' c. sinen'ri A a's 1)' a'ra-s' hutan G' apus'M' *.t;rni,-il"p'r'i,rtiiu, -i, D' dichoroma arborescens 'ilti,Jli" in i:t ar a's' nJtan P' n'etkusi''a seoanyak6 pada 2 Allansi vegelasi' a^s."andller Jna_ j) asos asl ral.nsr 3r ada Al';t 6'1sru'a- iasos asi vesetas" Ka"d-ngan \ [o1"'.:;#; yang "onslsten "ui,-4';3n' Lt"i-i"0""ir."_ oan arah lere^g ne'-oakan 'aktor ab'ot-h A, ans': 1. oenqaa' "i;i.|, J6Xl ."-'. -, "',!l-,o"ourun membedakan Alansl 2 dengan alan5! 1'"n'"uia'faktor ab'oli\ Yans ko^s'sten ii"li'r'i:"" a oiiu-:* qr: xixartu'3''' spes es nernlll\i preferensi memoeoa.an Arans' 3 de_gan ans 'al_nya' SeI'ap d' Gunu-s salak' oe'drsr'b-si ul-oasi, tarto- ao'orr\ da a'n -.Li"'r'-"o..o str'ktur nenbert-\ 3 oan oada A"ansi !i:-"r,]lf"Lilt'"' dengan kLrrva J terbalk.
"i,lf;"'";
#J"i#;;.:;;";
f llilT
'
Saran anta'a leon .a^j-t rerLllara \a'lan e(ofsologis n-b_ngan sansai diper'ukan .'-t'l l"iio, au o'r o' Gu'u^g .r""'"::""dJ;';";;ui 'n"salak untuk t'luan 1"ur Se'a_j-lnya daera' o vegetas' i."^r"r.. ;aui asosiasi' pada lrnskat ii"iijli"i,i ii#,J-;; p"m"Juan ueg"ta'i "a'pai
Penokaiian
DAFTAR PUSTAKA
-irri. -
I\,4.c. Bu.^. J.H. _ Baroou-, ""
n"uo
nq
W.o. 1g87. Terreslrial Ptan-t Ecology' Menlo Massachusetts' Singapore: I he Ca' 'orn a'
a.o
Prrls.
lnc' Benjarnln/Cumm ng Publishlng Company
n,niF -- - wW 1987 Eioslaltsiics: A Scrences
5ln eo
Foundarian Far Analysis
in The
Health
New Yo'< ' Joh^ Wi'ey da_ So_s'
Taman (Depdnenen (e'ulanonr' 2OO3 v'o ra\/ers: di balik p'" uasaF Deohul 0307' berrla "" "rvjLlr] hnro'/ vwv\'lgiarha'aDa''co 'o orru ng aat,mun-
Oglttlqltlfl. Etherlngton,
Olat<-ses tanggal 1 November 2003
J. R 1976. Envianmenlal
Easlern Llmited.
22
and Plant Ecalagy' New Delhi: Wiley
Klasifikasi Vegatasi Gununs Satak, Bosaa Jawa Barat li4. Wihado et
at
)
FGDC (Federal Geographic Data Comnrittee). 1997. Vegetation classifrcation sfarda,'d. [!lpj/ll&4djlg!E4wIg!E[hd. D akses tangga 1 5 Agustus 2004. crossTnan, D.H, Goodin, K.1., Li, X., Langerdoon,0.F., and Anderson, M. 1994. USGS NPS Vegetatian Mapping Prcgram. httot//bo oo.usos.qov/uosveq/ cassificaton/execsum.html. Diakses langga 15 Junl 2005. Hubbel. S P. da_ cosle.. R.B.
'986. Com-noness ano Ralty t^ A Neoropica
Eoresr: lmolcato_ fo. Tropica T'ee Co_se.valon in Caoservatiao Biotogy. 7h6 Scl6nc6 af Scarcity and Diversity. Ea,t oy So_te, M.E Sundertand. Sinaver Assoc ates, lnc. Publisher.
Kimmins, J.P. 1987. Faresl Ecalagy. New York: McM llan Publ shing Company. M yamoio, K., Suzuki, E , Kohyama, T., Se no, T., I\4irmanto,
E., and Simbolon, H. 2003. Habilat diffrentiation among tree species wilh small-scale variation of humus depth and lopography n a kopical heath forest Kalimantan, lndonesia. Jaufial af Tropical Ecology 19: 43-54.
of
Centra
[4!el]er-Dombois, D., and E lenberg, H. 1974. Aims and Methad of Vegetation Ecology. New Yorki John Wil ey and Sons.
Peet,
K. 1989. Forest of
Rocky Mounla ns
Vegetatian- Edit hy Batbour, Cambridge University Press.
N,4.G.
ln
Nafth American Teffestial
and Billings, W.D. Cambridge, New york:
Rchard, P.W. 1964. The Tropical Rain Farcst. An Ecologicat Study. Cambridge: Cambridge un versity Press.
Van Sieenis, C.G.G.J., 1972 The Mauntain Flora of Java. E.J. Bril, The Nether ands, Leiden.
Yusuf, R., Purwanjngs h, Sambas, E N., dan lsmai . 2003. Dlnamika Perllbahan Ekosistem Baglan Hulu dan Tengah DAS Cisadane dalam Manajenen Biorcgional Jabolabek: Tantangan dan Harapan. Bogor: Llpl, pusat Penelrtian Brolog
.