Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Studi tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas yang berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan tersebut kadangkala disebut “ilmu pengetahuan komunikasi”8. Komunikasi massa, seperti bentuk komunikasi lainnya (komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, atau komunikasi organisasi),memiliki setidaknya enam unsur yakni komunikator (penyampai pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), efek dan umpan balik. Namun definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan medai massa9. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah; radio siaran dan televisi keduannya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduannya disebut sebagai media cetak, serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tetang pengertian
8
Ibid.5 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm.3
9
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
13
massa serta media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item
yakni: “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, kepada khayalak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televis, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986: 26).10 Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan beberapa ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan defiisi-definisi itu satu sama lain saling meengkapi. Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi: “ komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rahmat, 2003: 189
10
Ibid.6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
14
2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2002) terdiri dari: 1. Surveillance (Pengawan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (a) warning or beware sureillance (pengawan peringatan); (b). Instrumental surveillance (pengawan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin 11
topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprhatinkan,
tayangan inflansi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 12 Be Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana saham-saham dibursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode13, resep masakan dan sebagainnya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. 2. Interpretation (penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pemgawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta-fakta dan, data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan pristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
11
Ibid.14 Ibid.15 13 Ibid.16 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
15
3. Linkage ( pertalian ) Media massa Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu 4. Transmision of Values ( penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi).
Sosialisasi
mengacu
kepada
cara,
dimana
individu
mengadopsi prilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakli gambaran masyarakat itu di tonton dan dibaca.14 5. Entertainment (hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hempir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga per empat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Adapun karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut. a. Komunikator Terlembagakan
14
Ibid.17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
16
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan diterima oleh komunikan. b. Pesan Bersifat Umum 15 Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenannya pesan komunikasi massa bersifat umum. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat di media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebgian besar komunikan. 16 c. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi masa komunikannya bersifat anonim dan heterogen.
17
Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal
komunikannya,
18
mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunnya, sedangkan dalam komunikasi massa komunikator tidak
15
Ibid.7 Ibid.8 17 Ibid.9 18 Ibid.10 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
17
megenal komunikan (anonim), karena komunikasinnya menggunakan media dan tidak tatap muka. d. Media Massa Meimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Komunikasi Menggunakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau dimensi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan
19
komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi kom
massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinnya mealui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikanpun aktif menerima pesan, namun diantara keduannya tidak
19
Ibid.11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
18
dapat melakukan dialong sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. h. Umpan Balik Tertunda (delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.2 Televisi Sebagai Media Massa Televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia dibandingkan dengan semua media komunikasi lain. Adalah suatu anugrah bagi kita, dengan hadirnya televisi yang begitu banyak memberikan informasi kepada kita. Beragam stasiun televisi dengan aneka program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang apik, menjadikan televisi sebagai sumber segala
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
19
informasi, berita, dan juga hiburan yang dibutuhkan kita semua. Hampir seluruh rumah tangga di Indonesia maupun dunia, memiliki sebuah televisi atau lebih. 20 Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesisik atau audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukan pada tahn 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jentara Nipkow dan Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektrik. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu Tele ( bahasa Yunani ) yang berarti jauh, dan Visi (Videre-bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang bahasa Innggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan materi gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui suatu perangkat penerima (televisi set) Televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Menggunakan teknologi rumit dan praktek penyelenggaraan siaran. Diantarannya menggunakan alat transmisi, kamera, ruang kontrol, mirophone, pita kaset, teleprompter, antena, satelit, da sebagainnya. b. Memiliki langsung,
kecepatan (velocity). komunikasi
Dibandingkan
menggunakan
media
dengan televisi
komunikasi lebih
cepat
menjangkau khalayak, juga tercepat menyajikan informasi. Suatu kejadian yang telah berlangsung dapat dilaporkan 20
Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Bandung: PT. Remaja Karya 2003
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
20
c. Dalam jumlah besar (amplitude). Dalam penyelenggaraan komunikasi massa, media televisi membutuhkan personil, dana, serta teknologi relatif lebih besar dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh target khalayak yang dijangkau sangat besar. 21 Televisi sebagai media dianggap mampu menyiarkan informasi kepada masyarakat secara memuaskan, ini disebabkan oleh dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yakni: a.
Immediacy, menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung.
b. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinnya audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adannya sesuai dengan kenyataan. Penyelenggaraan siaran televisi harus memberikan sajian program-program menarik yang sesuai dengan etika, norma, ideologi yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Selain itu selera masyarakat sebagai konsumen harus lebih diperhatikan karena masyarakalah yang menentukan untuk menonton program yang di inginkan dengan selera mereka sendiri. 2.2.1 Fungsi Televisi Televisi adalah media massa elektronik yang dalam perkembangannya didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi. Media televisi diarahkan
21
Onong U.Effendy. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: Alumni,1984.hlm.27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
21
agar mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu: pemberi penerangan atau informasi, pendidikan, dan hiburan. Fungsi pertama adalah fungsi penerangan ( The Information Function ). Ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu “immediacy” dan “realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa di dalam televisi dapat dilihat dan di dengar oleh para pemirsa saat peristiwa itu berlangsung. Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti stasiun televisi menyiarkan informasi secara audio dan visual dengan perantaraan mikrofon dan kamera apa adannya sesuai dengan kenyataan. Fungsi kedua yaitu sebagai sarana pendidikan ( The Educational Function). Televisi adalah sarana yang ampuh menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimulan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Fungsi ketiga adalah hiburan (Entertainment). Fungsi ini lebih dominan dari fungsi-fungsi sebelumnya. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran di isi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. Berdasarkan penjelasan tersebut maka akan dapat disimpulkan bahwa media televisi sebagai media massa elektronik mempunyai fungsi untuk memberikan informasi yang bersifat informatif, edukatif, dan memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
22
informasi yang bersifat hiburan, selain itu televisi juga bisa mempengaruhi sikap, pandangan, dan persepsi para pemirsannya.
2.3 Pengertian Program Televisi Kata program brasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti
acara
atau
rencana.
Undang-Undang
Pnyiaran
Indonesia
tidak
menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah ‘siaran” yang di definisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam penyiaran Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu epada pengertian untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program22 memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain dalam hal ini audien dan pemasang iklan Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinnya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan memdapatkan penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan penonton.
22
Ibid.28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
23
2.3.1 Jenis Program Televisi Stasiun televisi setiap harinnya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program yang dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan 2) Program Hiburan entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenias, (entertainment). yaitu: berita keras ( hard news ) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan ( game show ), dan pertunjukan. 23 Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita, documenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Penjelasa lebih rinci akan dibahas dibawah seperti berikut: 1. Program Informasi Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi ditengah masyarakat. Programmer dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu orang untuk menarik sebanyak audien,
23
Morissan. Manajemen Meda Penyiaran, Jakarta; Kencana 2011. Hlm.219
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
24
program informasi di televisi, sesuai dengan namannya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).24 a. Berita Keras. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras disajikan dalam satu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras dengan kata lain suatu program berita merupakan kumpulan dari berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu: straight news, feature, dan infotainment. b. Berita Lunak. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk
24
Ibid.221
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
25
kategori ini ditayangkan pada suatu program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk kedalam kategori berita lunak ini adalah: current affair, magazine, dokumenter dan talk show. 25 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan. a. Drama. kata drama berasal dari bahsa Yunani dran
yang berarti
bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang meilbatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. b. Sinetron. sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainnya.
25
Ibid.223
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
26
Penayangan sinetron biasannya dibagi m enjadi beberapa episode. Sinetron yang memiliki episode terbatas dinamakan mini seri. c. Film. Televisi sering manayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. adapun yang dimaksud disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater) maka biasannya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop atau bahkan setelah film itu di distribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. d. Permainan. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara indiviu atau pun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat. Program permainan biasannya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang dapat digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 26 e. Quiz Show. Quiz show merupakan permainan yang menekankan pada kemampuan intelektualitas, permainan ini biasannya melibatkan peserta dari kalangan biasa atau anggota masyarakat, namun terkadang pengelola program dapat menyajikan acara khusus yang melibatkan orang-orang terkenal (selebritis)
26
Ibid.227
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
27
f. Ketangkasan. Peserta dalam permainan ini harus mmenunjukan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. Permainan ini juga terkadang juga menguji pengetahuan umum peserta. g. Reality Show. Sesuai dengan namannya maka program ini menyajikan sesuatu seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adannya. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game). Tingkat realitas yang disajikan ini pun bermacam-macam. Mulai dari yang betul-betul realistis misalnya hidden camera hingga yang terlalu banyak rekayasa namun tetap menggunakan nama reality show. 27 h. Musik. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan dilapangan (outdoor) outdoor) ataupun didalam studio ((indoor). outdoor indoor). Program musik indoor ditelevisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penmpilannya agar menjadi lebih menarik. i.
Pertunjukan.
Pertunjukan
adalah
program
yang
menamoilkan
kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor)
27
Ibid.229
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
28
ataupun diluar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainnya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak di produksi sendiri oleh stasiun televisi.
2.4 Infotainment Kebutuhan akan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam media massa informasi yang disampaikan disebut dengan berita. Setidaknya ada tiga komponen penting yang membuat sebuah informasi layak disebut berita, yaitu merupakan informasi yang baru, dibutuhkan dan penting bagi publik, serta harus segera disampaikan kepada publik. Tayangan infotainment sebagai salah satu bagian dari tayangan televisi, yang menyajikan berita seharusnya juga harus memenuhi syarat-syarat tersebut. Dalam kenyataanya informasi yang disuguhkan dalam infotainment lebih banyak bersifat hiburan dan tidak memenuhi syarat sebagai sebuah berita. Contohnya saja berita tentang artis yang pacaran, tentu saja bukan informasi yang penting dan dibutuhkan masyarakat. Namun karena hal itu serimg ditayangkan dan menyangkut seseorang yang dikenal banyak masyarakat maka terkadang berita itu menjadi penting28
28
Ilham Prisgunanto. Praktik Ilmu Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari, cet. Ke-1. Jakarta: Teraju,2004,hlm.245
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
29
Kata “infotainment” berasal dari dua kata, yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemainan film/sinetron, penyanyi dan sebgainnya, maka berita dari mereka disebut juga dengan infotainment.29 Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Program berita reguler terkadang menampilkan berita mengenai kehidupan selebritis yang biasannya disajikan pada segmen akhir suatu program berita. Namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri, yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis. 30 Munculnya infotainment, tidak lepas dari tabloidisasi. Sesuai sejarahnya, tabloidisasi adalah pencampuran antara model penyampaian unsur informasi dan hiburan yang berbentuk model jurnalisme tabloid yang menyajikan pemberitaan para
artis
atau
selebritis.
Perkembangan
media
televisi
kemudian
mentransformasikan model tabloidisasi dalam produk infotaiment. Infotainment mengajak penonton untuk lebih mendekat kepada dunia selebritis dengan menjadi lubang untuk mengintip atau berprilaku mengintip (voyeurism)31. .
29
Op.cit.220 Toto Djuroto. Teknik Mencari dan Menulis Berita, Semarang: Dahara Prize,2003. Hlm.6 31 Hedi Pudjo Santoso.menelisik lika-liku infotainment di media televisi, Yogyakarta.Gapai Asa Media Prima.hlm 9 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
30
2.5 Hedonisme Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan/ pleasure (barten, 2002), dimana istilah ini sudah lama dikenal dan banyak tokoh yang telah melakukan kajian mengenai konsep hedonisme. Aristippus (435-366 SM) salah satu pengikut Socrates, mengajarkan bahwa kesenangan satu-satunnya yang ingin dicari manusia. Kesenangan dapat diperoleh langsung dari panca indera. Orang yang bijaksana selalu mengusahakan pleasure/ kesenangan sebanyak-banyaknya, sebab pain merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Tokoh lain yaitu Epicurus (341-270 SM) tokoh masa Hellenisme. Mmpunyai argumen yang lebih rinci mengenai hedonisme. Baginya kesenangan tetap menjadi sumber norma tetapi tidak hanya meliputi kesengangan/ kesengangan/pleasure jasmaniah saja sebab pleasure seperti ini akan menimbulkan pain juga.32 Pleasure bagi Epicurus bermakna tidak hanya pain dalam badan dan tidak adannya kesulitan dalam kejiwaan. Sehingga puncak kesenangan bagi epicurus adalah ketenangan jiwa. Sesuai dengan kata hedonisme yaitu hedone yang diakhiri dengan akhiran –isme,, konsep ini menggambarkan bahwa segala cara dapat menimbulkan pleasure memiliki peran sentral dan baik untuk digunakan, maka dapat dikatakan fakta yang mendasari Hedonisme yaitu manusia akan melakukan tindakan yang menyenangkan baginnya serta menghindari hal yang merugikan. Sehinnga Hedonisme dapat didefinisikan sebagai nilai yang dimilki individu untuk
32
Repository.usu.ac.id/.../1/132316966.pdf (online) diakses pada 16 April 2014 jam 17.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
31
mencapai pleasure dan pada perkembangan selanjutnya Hedonisme juga berarti mencapai pleasure untuk menghindari pain (Bentham dalam Allport, dkk, 1954). 2.5.1 Karakteristik Etika Hedonisme Untuk membedakan etika hedonisme perlu kiranya membedakan dengan sistem etika yang lain, karena setiap teori etika memiliki titik tekanan masingmasing. Ada lima tipe umum teori etika. pertama teori etika yang tertua hedoisme, teori yang berusaha untuk memandang upaya moral manusia dalam prinsip-prinsip dasar bahwa kesenangan merupakan satu-satunya kebaikan bagi manusia. Kedua teori utilitarian yang menekankan “salah” dan “benar” dari perbuatan manusia yang dilihat dari dampaknya terhadap banyak orang, yang dipandang baik atau buruk. Ketiga teori yang menyebutkan bahwa sumber bagi perbuatan etis adalah rasa kewajiban ide. Kewajiban merupakan hal yang mendasar, teori ini yang disebut dengan deontologi yang berasal dari bahasa Yunani (Deon), yang bermakna “kewajiban”. Keempat, teori idealis yang mencari dasar pembuatan yang benar dan akhir yang baik dalam konteks relasinya dengan seluruh rangkaian kehidupan. Kelima, teori subyektifisme yang mencoba untuk menjelaskan pertimbangan-pertimbangan moral sebagai ekspresi subyektif dari perasaan atau emosi33. Secara umum, dari kelima tipe tersebut pandangan-pandangan mengenai etika yang berkembang dibelahan dunia ini dikelompokan menjadi tiga: etika hedonistic, utilitarian, dan deontologis. Hedoisme mengarahkan etika kepada keperluan
33
untuk
menghasilkan
sebanyak-banyaknya
Bentham dalam Allport, dkk, 1954
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kesenangan.
Dalam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
32
hedonisme ini tidak sembarang kesenangan, tetapi kesenangan yang secara intrinsik diinginkan (intrinsically desirable). Kaum hedonist tidak menyangkal bahwa terdapat sesuatu yang diinginkan, tetapi mereka menyangkal bahwa sesuatu itu secara intrinsik memang diinginkan. Pandangan ini berangkat dari argumentasi bahwa sesuatu yang diinginkan, baik atau bermanfaat, adalah hal itu datang dengan sendirinya dan tanpa pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kaum hedonist juga sepakat bahwa ada sesuatu yang bisa diinginkan secara instrumental, sekalipun tidak diinginkan secara intrinsik. Menurut mereka memang tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat sesuatu yang sama-sama diinginkan baik secara instrumental maupun secara intrinsik. Singkatnya, batasan kesenangan menurut hedonisme adalah ketika kesenangan itu secara intrinsik di inginkan, bukan secara instrumental atupun yang lainnya. Paparan di atas jelas bahwa etika hedonisme lebih bercorak individual. Ia hanya mencari kebahagiaan pribadi. bukan kebahagiaan orang banyak. Hedonisme sendiri muncul dengan beragam bentuk. Pertama, hedonisme etis yang memandang bahwa manusia akan jadi bahagia asal saja ia mengejar nikmat dan menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Garis pokok argumentasinya adalah bahwa manusia akan bahagia apabila ia mencapai perasaan nikmat sebanyak mungkin dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak, dan mengajarkan bahwa kenikmatan itu snediri adalah berharga, sehingga yang penting bukanlah sifat kenikmatannya melainkan jumlah kenikmatannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
33
Kedua, hedonisme psikologis, yang mendasarkan diri pada suatu teori yang mengatakan bahwa manusia bagaimanapun juga selalu mencari nikmat dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak saja. Jadi teori hedonisme psikologis adalah sebuah teori yag sinis, yang tidak percaya bahwa manusia dapat betul-betul tergerak oleh cita-cita yang luhur misalnya dorongan untuk membantu orang lain dan sebagainya. Menurut teori ini manusia pada hakekatnya seorang egois yang hanya mencari nikmat saja, tetapi menyembunyikanya dibalik suatu tirai cita-cita suci. 34 2.5.2 Tinjauan Kritis Etika Hedonisme Adapun tinjauan kritis mengenai etika hedonisme yaitu ; a. Dalam hedonisme terkandung kebenaran yang mendalam: manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan.
Psikologi
modern
khususnya
psikologi
yang
memanfaatkan psikoanalisis Sigmund Freud memperlihatkan bahwa kecenderungan manusia itu bahkan terdapat pada taraf tak sadar. Seringkali manusia mencari kesenangan tanpa diketahuinya. b. Kritik yang lebih berat lagi adalah bahwa dalam mengatasi hedonisme terdapat loncatan yang tidak dipertanggung jawabkan. Dari anggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan (yang menurut hemat kami dapat dipertanyakan lagi) ia sampai pada menyetarakan kesenangan dengan moralitas yang baik. Secara logis hedonisme harus membatasi diri pada suatu etika deskriptif saja ( pada kenyataanya kebanyakan manusia
34
Bertens K, Etika, Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm 252
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
34
membiarkan tingkahlakunya di kuasai oleh kesenangan), dan tidak boleh merumuskan suatu etika normatif (yang baik secara moral adalah mencari kesenangan). c. Para hedonis mempunyai konsepsi yang salah tentang kesenangan. Mereka berfikir bahwa seuatu adalah baik, karena disenangi. Akan tetapi kesenangan bukan merupakan suatu perasaan yang subjektif belaka tanpa acuan objektif apapun. Sebenarnya kesenangan adalah pantulan subjektif dari sesuatu yang objektif. Sesuatu tidak menjadi baik karena disenangi tapi sebaliknya kita merasa senang karena memperoleh atau memiliki sesuatu yang baik. d. Jika dipikirkan secara konsekuen, hedonisme mangandung suatu egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja yang dimaksudkan egoisme disini adalah egoisme etis atau egoisme yang mengatakan bahwa saya tidak mempunyai kewajiban moral membuat sesuatu yang lain dari pada yang terbaik bagi diri saya sendiri. Egoisme etis mempunyai prinsip saya duluan yang lain belakangan saja35. 2.5.3 Macam-Macam Hedonisme 1.
Hedonisme Egoistis Hedonisme yang bertujuan untuk medapatkan kesenangan semaksimal
mungkin. Kesenagan yang dimaksud ialah dapat di nikmati dengan waktu yang lama dan mendalam. Contohnya: makan-makanan yang enak-enak, jumlah dan jenisnya banyak, disediakan waktu yang cukup lama untuk menikmati semuanya,
35
Epihurus dalam Russell (2004: 372)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
35
seperti pada perjamuan ala romawi. Bila perut sudah penuh, maka disediakan sebuah alat untuk menggigit kerongkongan, dengan demikian isi perut dapat dimuntahkan keluar, kemudian dapat di isi kembali jenis makanan yang lain. 2.
Hedonisme Universal Suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme kesenangan
maksimal bagi semua, bagi banyak orang . contohnya: bila berdansa haruslah berdansa sama – sama, waktunya semalam suntuk, tidak boleh ada seorang pun yang absen ataupun kesenangan-kesenangan lainnya yang dapat dinikmati bersama oleh semua orang36. 2.5.44 Ciri-Ciri Hedonisme 1. Memiliki pandangan gaya instan, melihat sesuatu perolehan harta dari hasil akhir bukan dari proses untuk membuat hasil akhir. Hal ini membawa kearah sikap selanjutnya yaitu, melakukan rasionalisasi atau pembenaran dalam memenuhi kesenangan tersebut. 2. Menjadi pengejar modernitas fisik. Orang tersebut berpandangan bahwa memiliki barang-barag yang berteknologi tinggi adalah kebanggaan. 3. Memiliki realitivitas kenikmatan diatas rata-rata yang tinggi. Realitivitas ini berarti sesuatu yang bagi masyarakat umum sudah masuk ke tataran kenikmatan atau dapa disebut enak, namun baginya itu tidak enak. 4. Memenuhi banyak keinginan-keinginan
spontan yang muncul. Dalam
penjabaran benteng penahanan kesenangan yang sangat sedikit sehingga ketika orang menginginkan sesuatu harus segera dipenuhi.
36
Cicerno dalam Russell (2004:335)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
36
5. Ketika mendapat masalah yang dia anggap berat muncul anggapan bahwa dunia begitu membencinya. 6. Berapa uang yang dimiliki akan habis dan atau tersisa sedikit dengan skala uang yang dimiliki berada di hidup orang menengah dan tidak ada musibah selama memegang uang tersebut. Untuk masalah makanan saja begitu kompleks dan jenisnya banyak belum termasuk pakaian, rumah, barang-barang mewah, dsb. 2.6
Definisi Gaya Hidup Gaya hidup atau biasa disebut lifestyle memiliki makna yang tak tabu lagi
terdengar di telinga kita. Gaya hidup cenderung berkaitan dengan hasil budaya dari peradaban. Dan kini peradaban modern yang disertai perkembangan teknologi dan industri telah mendongkrak gaya hidup baru yang penuh dengan prestise tinggi. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang bedakan antara satu orang dengan orag lain ( istilah ini biasannya timbul dalam lingkup masyarakat modern). Menurut Chaney akhir dari modernitas semua yang kita miliki akan menjadi budaya tontonan. Semua orang menjadi penonton dan di tonton. Kamu bergaya maka kamu ada inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi getol bersolek (mempercantik) diri dengan menjadikan komoditi sebagai alat pemuas diri untuk dikonsumsi. Ketika gaya menjadi seglannya dan segala-galannya menjadi gaya, maka pemburuan penampilan dan citra diri akan masuk dalam permainan konsumsi. Unsur-unsur pembentuk gaya hidup akan menjadi komoditi dan ajang permainan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
37
konsumsi. Konsumsi pun menjadi tontonan sehingga membentuk cira tersendiri pada produk yang dipamerkan melalui media tontonan yang mengemas media budaya sebagai komoditi. Media
budaya
merupakan
sebutan dari produk teknologi yang
membudaya. Pesatnya teknologi menghasilkan media budaya yang akan tumbuh dan berkembang pada masyarakat industri dan majemuk. Media budaya tidak akan tumbuh pesat apabila berada pada tempat yang tepat yakni tempat yang memungkinkan segala bentuk industri khususnya industri teknologi tinggi yang akan dinikmati dan dibutuhkan masyarakat. Dengan kata lain masyarakat yang menerima kehadiran media budaya, mereka disebut masyrakat pengguna atau konsumen. Sehingga terciptalah struktur yang terdiri dari penciptaan media budaya dengan pemakai media budaya. 37 Semakin bertambahnya pemakai media budaya, membuat pencipta media budaya berlomba-lomba memproduksi media budaya yang beraneka ragam dengan maksud menarik masyarakat konsumen (pemakai media budaya) untuk mengkonsumsinya. Hal inilah yang memunculkan budaya baru yang disebut budaya konsumen dimana budaya ini mengedepankan besarnya peminat media budaya sebgai target utama dalam perkembangan teknologi.
2.6.1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup Gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh
individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan
37
David Chaney. Lifestye sebuah pengantar komperhensif (terjemahan). Jalasutra :1996. Hal.40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
38
barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan dan penentuann kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong menyatakan bahwa fakto-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada dua yaitu faktor yang berasal dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal) Faktor internal diantarannya sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, dan motif, dengan penjelasannya sebgai berikut:38 Sikap, ikap, sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan untuk memberikan taggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebudayaan , dan lingkungan sosialnya. 1. Pengalaman
dan
pengamatan,
pengalaman
dapat
mempengaruhi
pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajar, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek. 2. Kepribadian, kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berprilaku yang menentuka perbedaan prilaku dari setiap individu. 3. Konsep diri, konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat laus untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image
merek.
Bagaimana
individu
memandang
dirinya
akan
mempengaruhi minat akan suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentuka perilaku individu dalam menghadapi 38
http://blog.uad.ac.id/arifrahman/2011/12/05/prilaku-hedonisme (online) diakses pada 15 April 2014,jam 09.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
39
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang mejadi awal prilaku. 4. Motif, perilaku individu muncul karena adannya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise beberapa contoh untuk motif. Jika motif seseorang kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis. 5. Persepsi,
adalah
proses
dimana
seseorang
memilih,
mengatur,
menginterpretasikan, informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia. Adapun faktor eksternal sebagai berikut: 1. Kelompok referensi, adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotannya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota kelompok didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. 2. Keluarga, memegang peran terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
40
Penyebab utama orang hedonisme adalah orang tua lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya nilai spiritual. 3. Kelas Sosial, adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan apara anggota dalam setiap jenjang itu memilki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat yaitu kedudukan status dan peranan. 4. Kebudayaan, kebudayaan yang meliputi pengetahua, kepercayaan, kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat istiadat, dan kebiasaankebiasaan
yang
diperoleh
individu
sebagai
anggota
masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari sesuatu yang dipelajari dari pola-pola prilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak. 2.6.2
Gaya Hidup Konsumtif Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam perilaku konsumtif Tambunan (2001) berpendapat ada dua aspek mendasar yaitu: 1. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi yang berlebih Situasi seperti ini kerap terjadi pada prilaku remaja ataupun orang dewasa yang memiliki banyak uang dimana akan menimbulkan pemborosan dan efisiensi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
41
a. Pemborosan Pada kondisi seperti ini, sekalinnya seseorang membeli sesuatau yang menurutnya semua barang diperlukan makan setiap barang akan dianggapnya penting dan wajib dibeli. Dan nilai barang yang tidak diperlukan lebih besar dari pada nilai dari kebutuhan mendasarnya untuk mencapai kepuasan yang maksimal. b. Efisiensi Biaya Kecenderunan remaja dan orang dewasa yang mudah terhipnotis oleh media iklan melalui televisi, majalah atau media massa lainnya membuat mereka tidak memilkirkan. 2. Perilaku tersebut bertujuan untuk mencapai kepuasan semata Kaitannya dengan kondisi ini yakni emosional konsumen berperan penting karena hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan berada pada kebutuhan emosional mereka, dimana akan mencapai tingkat puas bila konsumsi telah terpenuhi. a. Mengikuti mode Hal-hal yang berkaitan dengan gaya dan merk atau brand produk ternama tak akan habisnya, karena selalu berkembang dan update setiap harinya. Sehingga bilama ada satu mode tertinggal maka akan dianggap ketinggalan zaman alias tidak update. b. Memperoleh pengakuan sosial Status sosial merupakan apa yang didapat oleh seorang konsumtif dalam suatu kelompok. Tak hanya itu, rasa bangga akan prestise yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
42
terkandung dalam produk tersebut merupakan nilai lebih yang membentuk status tersebut. Semakin tinggi atau berhargannya sebuah barang yang dikonsumsi maka semakin tinggi pula status sosial yang didapat. 39 2.7 Selebriti Selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakan dari individu lain, sehingga terkadang hanya sekedar kharisma hingga perkataan yang diucapkan seseorang selebriti mampu mempengaruhi seseorang untuk berhenti dan mengarahkan perhatian kepadannya. “Menurut definisi selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinnya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Penggunaan selebriti sebagai endorser atau pendukung dalam kegiatan dan pendukung dalam kegiatan promosi sudah berlangsung cukup lama. Oleh karena itu, dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dipercaya dapat mempengaruhi minat beli konsumen yang kemudian dapat mendongkrak penjualan tersebut. Menurut Ohanlan (1991), mengemukakan bahwa hanya selebriti yang dipersepsikan
dengan
keahlian
dibidangnya,
yang
secara
significant
mempengaruhi konsumen untuk membeli sepatu produk. Sedangkan menurut O’Mahony dan Meenaghan (1998) dalam Sukmawati dan Suyono (2005),
39
www.e-psikologi.com. Tambunan. Remaja dan Prilaku Konsumtif. 2001. Diakses pada 7 Juni 2014 jam 12.43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
43
mengemukakan
bahwa
karakteristik
selebriti
sebagai
endorser
produk
berpengaruh besar pada minat beli konsumen. 40 2.8
Definisi Trendsetter Kata trendsetter mungkin sudah sering kita dengar atau bahkan di
ucapkan, apalagi bagi orang yang sering menggeluti dunia mode. Kata trendsetter tidak terbatas hanya pada dunia mode saja, namun bisa terjdi pada semua segi kehidupan, dan semua orang bisa menjadi trendsetter atau bahkan bisa menciptakan trendsetter. Lalu apa trendsetter itu ? Trendsetter adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian serta diikuti orang banyak. Trendsetter tercipta melalui proses, berikut proses terjadinya trendsetter : 1. Adanya ide kreatif dan inovatif dari seseorang atau sekelompok orang, ide ini harus benar-benar baru, atau bukan meniru yang sudah ada. 2. Kemudian hasil dari kreatifitas atau inovasi tersebut ditawarkan kepada masyarakat untuk bersaing dengan ide atau gagasan yang lain. Hal ini terjadi karena ide kreatif dan inovatif tidak hanya muncul dari satu orang saja, melainkan muncul dari banyak orang41. 3. Hasil dari kreatifitas dan inovasi tersebut akan dinilai oleh masyarakat, dan ide yang cocok dan bisa memenuhi keinginan sebagian besar masyarakat akan menjadi pusat perhatian dan akan digunakan oleh masyarakat. Sesuatu akan menjadi trendsetter melalui proses, dimana diawali dari ide kreatif dan inovatif, kemudian di tawarkan atau dikomunikasikan kepada 40 41
Digilib.upnjatim.ac.id..../jiptupn (online), diakses pada 16 April 2014 jam 17.25 http://emeilfashion.blogspot.com/p/definisi-trendsetter-dan-proses-.html?m=1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
44
masyarakat umum, lalu masyarakat akan menilaiya. Jika cocok dan bisa memenuhi keinginan masyarakat , ide tersebut akan menjadi pusat perhatian. 2.9
Semiotika Semiotika di definisikan oleh Ferdinand de Saussure di dalam Course in
General Linguistics, sebagai ilmu yang mengkaji tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Sebagai ilmu yang mengkaji tanda semiotik juga melihat tanda sebagai gejala budaya. Semiotik melihat kebudayaan sebagai suatu “sistem pemaknaan” (signifying system).42 Semiotika adalah studi mengenai tanda, atau cara-cara tanda di gunakan dalam mentafsirkan peristiwa-peristiwa. Semiotika melihat pada cara pesan di susun, jenis-jenis tanda yang digunakan, dan makna dari tanda-tanda yang di maksudkan dan dipahami oleh produsen serta konsumen. Pendeknya semiotika merupakan sebuah alat untuk menganalisis apa makna isi pesan media. Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau same, yang berarti “penafsir tanda” semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna. Semiotik berkaitan dengan makna dari tanda dan simbol dari bahasa. Gagasan penting adalah kata-kata atau tanda. Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik (semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud
42
Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKS Yogyakarta, 2007, hlm 155-156
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
45
dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (signs) baik yang terdapat pada media masa (seperti berbagai paket tayangan televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio dan berbagai betuk iklan) maupun yang terdapat diluar media massa (seperti karya tulis, patung, candi, monument, fashion show dan menu masakan pada suatu food festival). Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-maknayang diangkut dengan teks berupa lambanglambang (signs). Dengan kata lain pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik. Pusat dari konsentrasi ini adalah tanda. Kajian mengenai tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja disebut semiotik atau semiologi, dan kajian ini akan menyediakan fokus alternatif didalam buku ini. semiotika bagaimana kita menyebutnya memiliki tiga wilayah kajian: 1. Tanda itu sendiri, wilayah itu meliputi kajian berbagai jenis tanda yang berbeda , cara-cara berbeda dari tanda-tanda, mengahsilkan makna, dan cara
tanda-tanda
tersebut
berhubungan
dengan
orang
yang
menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami
dalam
kerangka
penggnaan/konteks
orang-orang
yang
menempatkan tanda-tanda tersebut. 2. Kode-kode atau sistem dimana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengirim kode-kode tesebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
46
3. Budaya temapat dimana kode-kode dan tanda-tanda beroprasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tandatanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri. 2.9.1 Teori Charles Sanders Peirce Peirce adalah tokoh semiotika yang berlatar belakang pendidikan filsafat dan menyebut ilmu yang dibangunnya (semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika, dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda.43 Menurut Peirce, semiotika itu terdiri dari tiga elemen utama. Teori dari Men Peirce disebut teori segitiga makna atau triangle of meaning, diantaranya:44 1. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain diluar tanda itu sendiri. 2. Objek ((Acuan Tanda Tanda)) adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. 3. Interpretant ((Pengguna Tanda) Tanda) adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
43
Arthur Asa Berger. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer . terjemahan Dwi Marianto dan Sunarto. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. 2000. Hal 11 44 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2008. Hal 263
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
47
Gambar 2.1 Model Charles Sanders Peirce (Triangle of Meaning) Sign
Objek
Interpretant
Sumber: Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi 4455
Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut Sesua ground. Konsekuensinya, tanda ((sign ground sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, ground object,dan dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legsign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sangat keruh yang menandakan bahwa ada hujan dihulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh
45
Ibid.263
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
48
tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.46 Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu kepada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.47 Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representamen) dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru saja menangis atau menderita penyakit mata. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu
46 47
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003. Hal 41 Ibid. Hal.42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
49
lalu lintas yang menyatakan bahwa di situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.48 Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi sepuluh jenis:49 1.
Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan.
2.
Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca.
3.
Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi di situ akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya, dilarang mandi di sini.
4.
Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor.
5.
Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.
6.
Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan dijawab, “Itu!”
48 49
Ibid. Hal. 42 Ibid. Hal .43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
50
7.
Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit.
8.
Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau.
9.
Dicent Symbol atau proposition (proposisi), adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata, “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengar hanya kata. Katakata yang kita gunakan membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi di dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan atau sikap.
10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap” Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung kebenaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/