6/13/2012
KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) Diyah Ayu Amalia Avina M.Si Fitri Hariana Oktaviani M.Commun
SEJARAH SINGKAT – ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA Bullet Theory
Limited Effect Model
Moderate Effect Model
Powerful effect model
Penelitian efek komunikasi mengungkapkan pasang surut kekuatan media massa
KEPERKASAAN MEDIA MASSA : BULLET THEORY
-
-
Mengasumsikan bahwa massa tidak berdaya ditembaki oleh stimulus media massa. Dikenal juga dengan model jarum hipodermis. Media massa dipandang sangat kuat. Beberapa study terkenal dalam kerangka teori ini adalah: Lasswells’ propaganda techniques in world war (1972) Institute for propaganda analysis (1942-1945)
1
6/13/2012
LIMMITED EFFECT MODELS
efek media pada dasarnya sangat terbatas, ironisnya teori ini dikemukakan bersamaan dengan munculnya televisi Dilakukan tahun 1940 an People’s choice by Paul Lazarsfeld et al. meneliti mengenai bagaimana mengapa orang memilih dalam pemilu (dasar kritik bullet theory)
MODERATE EFFECT MODELS (1)
Efek media massa pada manusia terbatas pada beberapa hal, misalnya selective perception, selective exposure, selective memory, proses kelompok, norma kelompok, dan opinion leadership. (Joseph Klapper (1960)
MODERATE EFFECT MODELS (CONT)
Bila ada efek, hal tsb merupakan peneguhan dari sikap & pendapat yang sudah ada Efek berbeda2 tergantung prestise sumber komunikasi Monopoli komunikasi memberikan kesempatan lebih besar pada efek Efek dipengaruhi penting/tidaknya sebuah persoalan Pemilihan & penafsiran isi dipengaruhi norma2 dan kepentingan kelompok Struktur hubungan interpersonal pada khalayak memoderasi efek
Dennis McQuail
2
6/13/2012
Uses & Gratifications Dari Elihu Kantz:
Agenda Setting dari McComb dan Shaw
Khalayak dianggap aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya
memusatkan pada efek media terhadap pengetahuan. Media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang di pikirkan (kebanyakan) orang
POWERFULL EFFECT MODEL
Noelle-Neuman menekankan kembali pentingnya dampak media masa pada suatu sistem komunikasi yang otoriter Media massa menimbulkan efek yang kuat, karena mampu membentuk opini mayoritas. Minoritas cenderung diam, oleh karenanya terjadi die schweigespirale atau lingkaran kebisuan pada mereka yang tidak setuju.
TIGA FAKTOR PENTING MEDIA MASSA Ubiquity (serba ada)
Media massa berada dimana-mana sehingga manusia sulit menghidari pesan media massa
Kumulasi Pesan
Berbagai pesan dalam media massa dapat bergabung menjadi satu kesatuan dalam satu waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena adanya perulangan pesan dari berbagai media yang menerpa audience, sehingga memperkuat dampak media massa, Siaran berita pada berbagai media cenderung sama, sehingga dunia yang disajikan pada khalayak tampak seragam.
Consonance of journalist (Keseragaman Wartawan)
3
6/13/2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KHALAYAK PADA KOMUNIKASI MASA Manusia bukan robot yang dikontrol lingkungan, tetapi memiliki kemampuan untuk mengalami lingkungan secara fenomenologis
TEORI DEFLEUR & BALL ROCKEACH:
Kerangka teoritis pertemuan khalayak dengan media:
Perspektif perbedaan individual:
sikap&organisasi personal individu menentukan bagaimana ia memilih stimulus dari lingkungan & bagaimana ia memaknainya.
Perspektif kategori sosial:
dalam masyarakat terdapat kelompok2 sosial yang reaksi pada stimulus cenderung sama.
Perspektif hubungan sosial:
pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam memengaruhi reaksi orang terhadap media massa
PENDEKATAN MOTIVASI DAN USES& GRATIFICATION
-
-
Digagas oleh Katz, Blummer & Gurevutch, 1974 Model ini memandang invididu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Asumsi dasar: Khalayak dianggap aktif Khalayak memilih media untuk memenuhi kebutuhannya Media bersaing
4
6/13/2012
MOTIF MENGKONSUMSI MEDIA Apakah konsumsi media massa merupakan perilaku yang didorong oleh MOTIF?
MOTIF (KOGNITIF /AFEKTIF) DAN GRATIFIKASI MEDIA Inisiatif Motif
Kognitif
Afektif
Aktif
Pasif
Orientasi Stabilitas
Internal
Eksternal
Internal
Eksternal
Pemeliharaan
1. Konsistensi
2. Atribusi
3. Kategorisasi
4. Objektivikasi
Pertumbuhan
5. Otonomi
6. Stimulasi
7. teleologis
8. Utilitarian
Pemeliharaan
9. Reduksitas
10. Ekspresif
11. Ego defensif
12. Peneguhan
Pertumbuhan /pengembangan
13. Penonjolan
14. Afiliasi
15. Identifikasi
16 Peniruan
Tabel dari McGuire, dalam Rakhmat, 2011: 207
MOTIF KOGNITIF DAN GRATIFIKASI MEDIA
Teori konsistensi:
Teori atribusi:
empat teori utama yang berperan ketika manusia berusaha memelihara stabilitas psikologisnya (Mcguire) Teori kategorisasi
Teori objektivikasi:
5
6/13/2012
Teori konsistensi
menekankan kebutuhan individu untuk memelihara orientasi eksternal pada lingkungan.
Teori kategorisasi
yang menjelaskan upaya manusia untuk memberikan makna tentang dunia berdasarkan kategori internal dalam diri kita.
Teori atribusi
yang memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya.
Teori objektifikasi
yang menerangkan upaya manusia untuk memberikan makna tentang dunia berdasarkan hal-hal eksternal.
MOTIF KOGNITIF DAN GRATIFIKASI MEDIA
Teori otonomi
Teori stimulasi
Empat motif -teori yang berperan ketika manusia berusaha mengembangkan psikologisnya Teori teologis
Teori otonomi
Teori utilitarian
manusia berusaha mengaktualisasikan dirinya
Teori stimulasi manusia selalu berusaha mencari pengalaman-pengalaman baru Teori teologis
manusia mencoba mencocokkan persepsinya dengan kondisi internal yang dimiliki
Teori utilitarian:
individu memperlakukan situasi baru sebagai peluang untuk memperoleh informasi media
6
6/13/2012
MOTIF AFEKTIF DAN GRATIFIKASI MEDIA
Teori reduksi tegangan
Teori ekspresif
Motif2 afektif manusia yang berperan ketika manusia berusaha memelihara stabilitas psikologisnya: Teori ego defensif
Teori reduksi tegangan
Teori peneguhan
manusia sebagai system tegangan yang memperoleh kepuasan pada pengurangan ketegangan. Menurut kerangka teori ini, komunikasi massa menyalurkan kecenderungan destruktif manusia dengan menyajikan peristiwaperistiwa atau adegan-adegan kekerasan.
Teori ekspresif manyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya. Komunikasi massa mempermudah orang untuk berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya.
Teori egodefensif
Teori peneguhan
beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dunia kita. Dari media massa kita memperoleh informasi untuk membangun konsep diri kita, pendangan dunia kita, dan pandangan kita tentang sifat-sifat manusia dan hubungan social. Pada saat citra diri mengalami kerusakan, media massa dapat mengalihkan perhatian kita dari kecemasan kita. memandang bahwa orang dalamsituasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialami pada waktu lalu. Menurut kerangka teori ini, orang menggunakan media massa karena mendatangkan ganjarang berupa informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.
7
6/13/2012
MOTIF AFEKTIF DAN GRATIFIKASI MEDIA
Teori penonjolan
Teori afiliasi
Motif2 afektif manusia yang berperan ketika manusia berusaha mengembangkan psikologisnya: Teori identifikasi
Teori penonjolan
Teori afiliasi
Teori peniruan
manusia sebagai makhluk yang mengembangkan seluruh potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain. Komunikasi massa merupakan institusi pendidikan yang menyediakan informasi dan keterampilan yang membantu orang untuk menaklukkan dunia. Memenuhi kebutuhan individu akan keinginan berkuasa. manusia sebagai makhluk yang mencari kasih saying dan penerimaan orang lain. Isi media menegaskan kembali fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusian yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan orang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi social. Disamping itu, media massa juga dapat menjadi sahabat akrab bagi khalayaknya yang setia.
Teori identifikasi
manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya.
Teori peniruan
hampir sama dengan teori identifikasi, memandang manusia sebagai makhluk yang meminta mengembangkan kemampuan efektifnya. Tetapi, berbeda dengan teori identifikasi, teori peniruan menekankan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi. Di sini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya. Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan trend yang popular dikalangan masyarakat.
8