ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DI SD NEGERI NO. 25/1 KAMPUNG BARU
SKRIPSI
OLEH : RIO TRISDO SAPUTRA A1D109018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 1
Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru Pada Mata Pelajaran ilmu pengetahuan sosial Rio Trisdo Saputra, Drs. Rasimin, M.Pd dan Drs.H.Firman Khaidir,M.Si Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Rio Trisdo Saputra, 2014. Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru Pada Mata Pelajaran ilmu pengetahuan sosial: Skripsi, Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Drs. Rasimin, M.Pd., (11) Drs. H.Firman Khaidir, M.Si. Kata kunci: Hubungan, motivasi, hasil belajar Latar belakang dalam penelitian ini adalah Motivasi belajar siswa karena motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Selama ini SD Negeri 25/I Kampung Baru kurang memperhatikan dan memberikan motivasi belajar kepada siswanya, sehingga hasil belajar siswa mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran di kelas dan itu berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun.. Tujuan dalam penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri 25/I Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial” sehingga siswa akan aktif pada saat proses belajar mengajar (PBM) pada akhirnya diharapkan hasil belajar pun meningkat pula. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan bersifat korelasi.Dengan Menggunakan pendekatan melalui Asosiatif(diberi butir pertanyaan).Penelitian ini dilakukan di SDNegeri No.25/1 Kampung Baru tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah teknik Sampel atau jumlah keseluruhan siswa,Jumlah sampelnya adalah 27 karna jumlah populasinya kurang dari 100 orang sebaiknya di ambil semua,maka sampel
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 2
ditetapkan sebanyak 27 orang siswa. Data dikumpulkan melalui angket dan dokumentasi hasil belajar siswa semester genap 2013-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi siswa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah baik. Untuk hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang diperoleh siswa kelas Va SDNegeri No.25/1 Kampung Baru dikategorikan sedang. Kesimpulan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang baik antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SDNegeri No.25/1 Kampung Baru Pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu fungsi guru dalam proses belajar mengajar adalah guru sebagai pengelola pengajaran (Muhibbin syah. 1995:252). Fungsi ini mengharapkan guru mampu dalam mengelola seluruh tahapan prses belajar mengajar berlangsung. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, “bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dengan hasil yang baik, maka harus benar-benar memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1) faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi faktor jasmaniah(fisiologis) dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor jasmaniah (fisiologis) antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA 1
Page 3
sebagainya, sedangkan yang termasuk faktor psikologis meliputi intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar), nonintelektual (motifasi belajar,
sikap,
perasaan,
minat,
kondisi
psikis,
dan
kondisi
akibat
keadaansosiokultur), dan faktor kondisi fisik. (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor fisik dan faktor lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputirumah, sekolah, peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi keluarga, guru, masyarakat, dan teman. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa motivasi dan lingkungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiridalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orang tua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Keluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill serta kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalamkeluarga dan kerja/ kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran keluarga yang palingkuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan sosial yang harmonis.
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 4
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Adapun ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar untuk hasil belajar yang baik antaralain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan memecahkan masalah. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Selama ini SD Negeri 25/I Kampung Baru kurang memperhatikan dan memberikan motivasi belajar kepada siswanya, sehingga hasil belajar siswa mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran di kelas dan itu berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun. Selain itu masih ada siswa yang terlambat mengerjakan tugas, tidak memiliki kelengkapan belajar misalnya: kalkulator, penggaris, itu semua kurang diperhatikan oleh guru sehingga siswa malas mengikuti pembelajaran dan hasil belajarnya menurun. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 5
sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto,2003:96) Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di Siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru menunjukkan bahwa nilai-nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial belum mencapai hasil yang maksimal. Dari kenyataan tersebut dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa belum cukup optimal. Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor yng mempengaruhi hasil belajar siswa dapat berasal dari dalam diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan.Yang termasuk lingkungan dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Atas dasar pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ Hubungan Motivasi dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 25/I Kampung Baru Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial” 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan motivasi dengan hasil belajar Siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?” 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk “mengetahui hubungan motivasi dengan
hasil belajar siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial”
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 6
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapakan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1. Manfaat teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah 1.4.2 Manfaat praktis a. Bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaran. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik c.
Bagi guru sebagai masukan untuk dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Motivasi belajar Motivasi berasal dari kata motif. Motif berarti suatu perangsang atau dorongan dari dalam (inner drive) yang menyebabkan seseorang membuat sesuatu. Simanjuntak (2001:199) mengatakan bahwa “motivasi dalam sekolah merupakan proses bagaimana menumbuhkan dan menimbulkan dorongan supaya seseorang berbuat atau belajar”. Pendapat lain juga mengatakan “bahwa motivasi
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 7
adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110) Menurut pendapat Dessler (1993) dalam Kuswadi (2004 : 328) bahwa : “Motivasi merupakan hal yang sederhana karena orang-orang pada dasarnya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan mengarah pada perolehan ganjaran”. Menurut As’ad (2003 : 120) bahwa “Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan, dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu”. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan 6 sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan bahwa “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”. Oleh sebab itu setiap guru akan selalu mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 8
cara yang efektif dan efisien. Untuk itu perlu diadakan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain hal-hal itu semua dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian motivasi adalah usaha atau kegiatan dari guru sekolah untuk menimbulkan dan meningkatkan semangat dan kegairahan belajar dari para siswanya. 2.2 Hasil Belajar Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini definisi tentang prestasi belajar Hamalik (2001 : 159) menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja”. Sedangkan definisi belajar menurut para ahli. Ahmadi dan Supriono (2004:128) berpendapat bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya”. Sutikno (2004 :136) mengartikan
“belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hakim (2002:28) mengartikan “belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningakatan kecakapan
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 9
pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya”. Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa. 2.3 Hubungan Motivasi dengan hasil belajar Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dengan kata lain, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar atau ujian akhir semester atau ujian akhir kenaikan kelas. Tes prestasi belajar bertujuan mengungkap kemampuan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
tahun
1991
dalam
(http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/27) pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 10
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan Pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3) : “Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi.” 2.4 Kerangka Berfikir Dari uraian diatas dapat dijelaskan secara konseptual mengenai variabelvariabel dalam penelitian ini. Deskripsi mengenai konseptual penelitian ini terlihat pada gambar dibawah ini a. Skema kerangka berfikir Variabel X Motivasi Belajar
rxy
Variabel Y Hasil Belajar
Dari skema diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini terdiri dari 2 variabel. Variabel X yaitu Motivasi belajar disebut variabel bebas yang memperngaruhi dan variabel Y yaitu hasil belajar siswa yang disebut variabel terikat yang mempengaruhi. Penelitian ini mengidentifikasikan sejauh mana hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. 2.5 Hipotesis tindakan
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 11
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : terdapat hubungan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SDN No. 25/I Kampung Baru. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional. Penelitian korelasional merupakan salah satu bentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian dan mencari hubungan berupa pengaruh dan kontribusi antar varibel, sehingga dapat diketahui pengaruh atau kontribusi dari masing-masing variabel. Menurut Suharsimi (2006:239), “penelitian korelasi bertujuan untuk menentukan ada tindakanya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi empiris dengan pendekatan penelitian deskriptif asosiatif. Metode studi empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman, objek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan penuli adalah deskriptif asosiatif. Di mana pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2008:5) adalah sebagai berikut: penelitian
dengan
metode
deskriptif
merupakan
penelitian
yang
akan
mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri.
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 12
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana hubungan motivasi terhadap hasil belajar pada siswa siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru dengan pendekatan penelitian Kuantitatif. 3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
A. Waktu. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014. Dari tanggal 24 April sampai 8 Mei 2014. B. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dengan subjek penelitian siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru. Penelitian ini dilakukan dengan alasan berikut : a. Melihat dari daftar nilai siswa. b. Melakukan study awal ke lapangan adakah Pengaruh Motifasi Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru. Oleh karena itu, Hasil Belajar tersebut perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkannya, digunakan Motifasi Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa SD Negeri 25/I Kampung Baru. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. 3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dalam penelitian ini adalah ditunjukan untuk mencegah terjadinya penafsiran yang berbeda dari makna yang diinginkan peneliti. 1. Motivasi belajar adalah sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 13
2. Hasil belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Dalam hal ini hasil belajar siswa dapat diukur berdasarkan nilai Mid semester siswa. 3.4. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. A siswa SDN 25/I Muara Tembesi yang berjumlah 27 Siswa yang terdiri dari 1 Rombongan Belajar (rombel). Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1: Sampel penelitian Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
V. A Jumlah
10 10
17 17
27 27
Sumber: Laporan Bulanan Desember 2013 SDN 25/I Kampung Baru 3.5 Perhitungan Statistik Untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa digunakan rumus korelasi produc moment. “korelasi produc moment digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan dependen, dimana salah satu variable independennya dibuat tetap/dikendalikan”. (sugiyono, 2010: 235-236). Adapun rumus korelasi product moment sebagai berikut: rxy
=
n∑xy - ∑x∑y
√
[n∑x2 – (∑x)2][n∑y2 – (∑y)2]
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 14
N
= Jumlah
∑xy = jumlah sekor hasil dikali sekor x dengan sekor y yang berpasangan ∑x
= Jumlah skor dalam sebaran x
∑y
= Jumlah skor dalam sebaran y
∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y Kemudian nilai dikonsultasikan dengan standar pengukuran. Menurut sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interprestasi
koefisien korelasi
adalah sebagai berikut: -
0,00-0,199 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat rendah
-
0,20-0,399 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah
-
0,40-0,599 menunjukkan tingkat hubungan yang sedang
-
0,60-0,799 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat
-
0,80-1,000 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat. Untuk menguji varian dari dua sampel tersebut homogen atau tidak.
Menurut Sugiyono (2008:140) pengujian homogenitas digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut. F=
var ianterbesar var ianterkecil
Dengan derajat kebebasan (dk) 1 n1 - 1 , dan (dk) 2 n2 - 2 pada α 0,05 dan ketentuan pengujian bila F hitung < F tabel (dk 1 / dk 2 ), maka kedua varian homogen. Selanjutnya dilakukan uji signifikan koefisien korelasi dan pengujian hipotesis dengan mengunakan uji t (sugiyono, 2010:230). Rumus yang digunakan adalah: Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 15
t=
r n -2 1- r2
Pengujian signifikansi berfungsi untuk mencari makna dari hubungan variable X (perhatian orang tua) terhadap Y (motivasi belajar) , maka hasil korelasi tersebut diuji signifikansinya dengan hipotesis sebagai berikut: Ho
= Variable X tidak berhubungan secara signifikan dengan variable Y
Ha
= Variable X berhubungan secara signifikan dengan variable Y Dengan ketentuan pada tingkat kesalahan 5% jika t hitung > t table, maka
Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti signifikan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu “apakah hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial”. Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan terdahulu, maka pada bagian ini dibahas dan dijabarkan mengenai hasil penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan indikator faktor pribadi, responden memberikan jawaban cukup baik dengan skor rata-rata 3,88 dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan indikator faktor sosial, responden memberikan jawaban baik dengan skor rata-rata 4,03. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas Va SD Negeri 25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 16
sosial adalah Cukup Baik. Dilihat dari rangkuman hasil skor rata-rata motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial diperoleh skor rata-rata sebesar 3,88. Ini membuktikan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:82) “bahwa belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi suatu motivasi yang sangat positif untuk memperlancar tujuan pembelajaran”. Motivasi belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial digolongkan sedang yakni mempunyai nilai 70 sampai dengan 83,44. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial maupun pada mata pelajaran lainnya, diantaranya meningkatkan proses motivasi yang maksimal dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selanjutnya rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial”. Dari hasil penelitian bahwa hubungan motivasi dengan hasil belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial menghasilkan koefisien sebesar 0,746 dengan kategori kuat. Nilai hitung 0,746 pada n= 25 α 5% diperoleh r tabel 0,381 dalam ini r hitung ≥ r tabel , kemudian dikonsultasikan dengan interpretasi pada tabel r menunjukkan koefisien korelasi yang kuat. Selanjutnya untuk mengetahui
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 17
signifikan koefisien korelasi digunakan uji t, diperoleh t hitung 5,735 ≥ t tabel 2,052. Hal ini berarti terdapat hubungan yang baik antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa motivasi belajar siswa adalah cukup baik dengan dengan skor rata-rata 3,88. dan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri 25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial digolongkan pada kategori sedang dengan jumlah nilai antara 70 sampai 83,44 sehingga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan t hitung 0,746 ≥ t tabel 0,381 pada taraf signifikan. 5.2 Saran 1) Kepada siswa khususnya siswa kelas Va SD Negeri No.25/1 Kampung Baru untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajarnya baik di
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 18
rumah maupun di sekolah karna motivasi dari guru meiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar. 2) Kepada guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial hendaklah lebih memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih di meningkatkan lagi memberikan motivasi baik dengan faktor pribadi maupun dengan faktor sosial, agar hasil belajar lebih baik dan lebih maksimal. 3) Kepada pihak sekolah SD Negeri No.25/1 Kampung Baru Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Hendaknya selalu memotivasi guru dan siswa untuk senantiasa berupaya meningkatkan hasil pelaksanaan tugas masingmasing sehingga proses pembelajaran dikelolanya menjadi baik
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 19
Rio Trisdo Saputra : FKIP- S1 PGSD UNJA
Page 20
DAFTAR PUSTAKA Agus Sambeng. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi. Rabu, 27 Oktober 2010. http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/upaya-guru-dalammeningkatkan-motivasi.html. Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang. Dimyati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Dimyati dan Mudjono. 1999. Penilaian Aktivitas Belajar. Jakarta: Aksara Baru. Djamarah & Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hakim, 2002. Belajar Dalam Proses Kepribadian. Jakarta: PT. Bina Aksara. Hipni. 2011. Pengertian Hasil Belajar. (http://blogspot.com diakses 21 januari 2014. Kuswadi. 2004. Cara mengukur kepuasan karyawan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Mangkunegara, A.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, N. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Purwanto, 2002 : 102 Cara Belajar Yang Efisien. Bandungg: Alfabeta. Rini Susantih. 200. ”Bentuk tes dan tingkah laku belajar”. http://suyonoum08.wordpress.com/2008/02/09/bentuk-tes-dan-tingkah-lakubelajar/ Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat.
22
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutikno, Sobary. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. (online), (http: // www.massofa.wordpress.com.html. Diakses 19 Februari 2014). Syafií, Imam. 2009. Proses Belajar. (online), (http: // www.bruderfic.or.id.html. Diakses 19 Februari 2014).
49