REPLIK
Kepada Yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Nomor: 340/Pdt.G/2008/PN.Sby Pengadilan Negeri Surabaya Jalan Arjuno Nomor 16-18 SURABAYA
Dengan hormat, Untuk dan atas nama klien kami:
1. Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.Si., Umur 41 tahun, Pekerjaan Swasta, Agama Hindu, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai: PENGGUGAT I. ------------------------------------------------------------------------------------
2. Dr. JUTAKA KETUT SIDHARTA, Umur 38 tahun, Pekerjaan Dokter PNS, Agama Islam, Alamat Jalan Ketintang Baru IV B Nomor 26 Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai: PENGGUGAT II. ------------------------------------------------------------------------------------
Untuk selanjutnya PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II disebut sebagai: PARA PENGGUGAT. ------------------------------------------------------------------------------
Dengan ini memberikan REPLIK atas adanya jawaban:
1. Ir. POERWADI DJOJONEGORO, Alamat Jl. Tidar Nomor 98, RT 003, RW 007, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai: TERGUGAT I. ---------------------------------------------------------------------------------------
2. ISMOYO HARYANTO, Jl. Cempaka Putih Raya Nomor 34, RT 02, RW 04, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Untuk selanjutnya disebut sebagai: TERGUGAT II. --------------------------------------------------------------------------------------
Untuk selanjutnya TERGUGAT I dan TERGUGAT II disebut sebagai: PARA TERGUGAT. --------------------------------------------------------------------------------
Dan terhadap: *
MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., Notaris beralamat di Jl. Pandugo Timur I A Nomor 8-9, Surabaya. Untuk selanjutnya disebut sebagai: TURUT TERGUGAT. ------------------------------------------------------------------------------
DALAM KONPENSI: 1.
Bahwa
pada
berpegang
prinsipnya
PARA
PENGGUGAT
tetap
berpendirian
dan
teguh pada GUGATAN tertanggal 6 Juni 2008 dan menolak
dengan keras semua dalil-dalil dalam Jawaban PARA TERGUGAT terkecuali yang
memang
benar-benar
telah
diakui
secara
tegas
oleh
PARA
PENGGUGAT. 2.
Bahwa kemudian terhadap poin 2, 3 dan 4 dalam Jawaban PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT, tampak sebuah dalil yang mencoba mengingkari dari fakta
yang
sebenarnya.
Sebab
pada
dalil
yang
dikemukakan
PARA
PENGGUGAT sebagaimana dalam GUGATAN tertanggal 6 Juni 2008, adalah nyata-nyata sesuai dengan bukti yang ada. Karenanya terhadap fakta semacam ini akan PARA PENGGUGAT beberkan pada siding pembuktian yang akan datang. 3.
Bahwa selanjutnya terhadap poin 5 dalam Jawaban PARA TERGUGAT ditolak dengan keras oleh PARA PENGGUGAT. Sebab PARA TERGUGAT nyata-nyata telah mengingkari dengan cara mengalihkan pokok perkara dari adanya Hutang Piutang menjadi Pengakuan Penjualan Secara Lepas adalah hal yang antara TERGUGAT I, Ir. POERWADI DJOJONEGORO, dengan Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT, yaitu pinjam uang sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah), sebagaimana dalam Bukti Surat Tanda Terima dengan 3 (tiga) sertifikat tanah untuk disimpan sebagai jaminan pembayaran hutang oleh TERGUGAT I. Itu sebabnya terhadap dalil Jawaban PARA TERGUGAT mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menolak Jawaban PARA TERGUGAT.
4.
Bahwa selanjutnya terhadap poin 6 dan 7 dalam Jawaban PARA TEGUGAT adalah sebuah dalil yang mengada-ada. Karena secara eksplisit dalam Pengakuan Hutang tersebut PARA TERGUGAT sepertinya hendak ingin menguasai obyek tanah yang menjadi jaminan guna dikuasai sebagai hak miliknya. Terbukti bahwa Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA
PENGGUGAT
hanya
“Memberi
Kuasa”
kepada
Ir.
POERWADI
DJOJONEGORO, TERGUGAT I, tentang pengurusan tanah seperti dalam HGB Nomor 67, SHM Nomor 1438 dan HGB Nomor 76, di hadapan Notaris MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., TURUT TERGUGAT dan bukan transaksi jual beli tanah. Itu sebabnya secara yuridis, jika Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT meninggal dunia, maka segala transaksi sepeninggalnya yaitu dengan para Ahli Warisnya yakni PARA PENGGUGAT. 5.
Bahwa demikian juga terhadap poin 9 dalam Jawaban PARA TERGUGAT, dengan ini disangkal dengan tegas oleh PARA PENGGUGAT. Sebab pada kenyataannya, terhadap Hutang Piutang tersebut memang terdapat bunga harian sebagaimana yang tertera dalam PASAL 1 Jo PASAL 6, Surat Pengakuan Hutang dengan masa waktu pinjaman 6 (enam) bulan. Berlaku sejak tanggal 11 Mei 2007 dan berakhir tanggal 11 November 2007, sebagaimana dalam LEGALISASI
oleh
Notaris
PROBO
NURIASARI,
SH.,
(isteri
TURUT
TERGUGAT: MOCH. DIDIT ERVADHI, SH.), sebagaimana yang tertuang dalam Nomor 009/2007 tertanggal 11 Mei 2007. Karena itu itikat baik Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah PARA PENGGUGAT adalah berkewajiban untuk membayar bunga dan bukan sebagai uang pemasukan HOTEL CEMARA yang diberikan kepada Ir. POERWADI DJOJONEGORO, TERGUGAT I.
Bahwa berdasarkan Uraian dan Alasan sebagaimana tersebut di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini untuk berkenan memutuskan halhal sebagai berikut:
DALAM KONPENSI 1.
Menolak semua Jawaban PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT.
2.
Mengabulkan seluruh GUGATAN PARA PENGGUGAT.
3.
Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.
DALAM REKONPENSI 1.
Bahwa pada dasarnya Para Penggugat Rekonpensi menolak dengan keras semua dalil - dalil yang terurai dalam Konpensi maupun Rekonpensi yang diajukan oleh Para Penggugat Rekonpensi, kecuali yang memang benarbenar diakui secara tegas oleh Para Tergugat Rekonpensi.
2.
Bahwa Para Tergugat Rekonpensi menolak dan menyangkal dengan tegas semua dalil-dalil yang dikemukakan Para Penggugat Rekonpensi dalam point 1, 2 dan 3 yang menyatakan bahwa tanah dan bangunan seperti dalam HGB Nomor 67, HGB Nomor 76 dan SHM Nomor 1438, dikatakan sebagai Hak Milik Penggugat Rekonpensi / ISMOYO HARYANTO dengan alasan karena ada Akta Jual Beli Nomor 026, 027 dan 028 tertanggal 21 September 2007. Sebab, justru Akta Jual Beli inilah yang menjadi sumber perkara yang dilakukan oleh Notaris / PPAT MOCH. DIDIT ERVADHI, SH., yang akan kita uji kebenarannya dalam proses dan prosedur cara-cara proses peralihan haknya di Pengadilan Negeri Surabaya karena memang telah nyata-nyata cacat hukum. Sebab, dari Pengakuan Hutang yang dibuat antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., (almarhum), ayah Para Tergugat Rekonpensi dengan Ir. POERWADI DJOJONEGORO adalah murni masalah Hutang Piutang berikut bunga prosentasenya. Sedangkan Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., pada tanggal 16 Juni 2007 sudah meninggal dunia. Sehingga proses jual beli sesudah ayah Para Tergugat Rekonpensi meninggal dunia, maka proses peralihannya Akta Jual Beli dimaksud secara hukum harus dengan Ahli Warisnya, yaitu Para Tergugat Rekonpensi. Karenanya terhadap
dalil Para Penggugat Rekonpensi yang demikian itu kiranya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk “Menolak” atau setidaknya menyatakan Gugatan Para Penggugat Rekonpensi “Tidak Dapat Diterima” (niet onvankelijk verklaard). 3.
Bahwa tidaklah benar jika Para Tergugat Rekonpensi datang ke HOTEL CEMARA dengan membawa banyak orang untuk menguasai HOTEL CEMARA, sebagaimana dalil-dalil pada point 4 dalam Gugatan Para Penggugat Rekonpensi. Sebab Tergugat Rekonpensi I, Ir. I PUTU NGURAH SUTISNA, M.SI., selain sebagai Ahli Warisnya juga sebagai salah satu Pemegang Saham PT. PAYUNG MAS yang berhak dan berwenang mengelola HOTEL CEMARA dengan segala aktifitas operasionalnya, seperti yang termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. PAYUNG MAS, Nomor 44. Karenanya pengakuan Para Penggugat Rekonpensi yang membeli obyek tanah sengketa tersebut tertanggal 21 September 2007 berdasar Surat Kuasa sesudah meninggalnya ayah Para Tergugat Rekonpensi adalah nyata-nyata “Tidak Sah dan Cacat Hukum”. Sebab, Surat Kuasa tersebut menjadi gugur, sebagaimana yang dimaksud dalam PASAL 1813 KUH PERDATA / BW, bahwa: “Pemberian kuasa berakhir: dengan ditariknya kembali kuasanya si kuasa; dengan
pemberitahuan
penghentian
kuasanya
oleh
si
kuasa;
dengan
meninggalnya, pengampuannya, atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si kuasa dengan perkawinannya si perempuan yang memberikan atau menerima kuasa”. 4.
Bahwa kemudian agar supaya Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini tidak mudah terkecoh dengan dalil-dalil Gugatan Para Penggugat Rekonpensi seperti yang tertuang dalam point 6 dan 7, dalam Gugatan Rekonpensinya, dimana seolaholah percaya begitu benarnya. Padahal jika dicermati, ternyata sebuah dalil
dalam sebuah gugatan yang salah dan cenderung mengada-ada. Itu sebabnya, pernyataan Para Penggugat Rekonpensi terkait pendapatan uang rata-rata sebesar Rp. 132.165.000,- (seratus tiga puluh dua juta seratus enam puluh lima ribu
rupiah) adalah
sebuah
perhitungan
yang mengada-ada. Itu pun,
sesungguhnya tidak sebesar nilai yang dibuat rata-rata oleh Para Penggugat Rekonpensi, akan tetapi memang terdapat pemasukan uang sebagai jasa, namun hal itu sebagai biaya operasional HOTEL CEMARA yang dikelola oleh Para Tergugat Rekonpensi sebagai Ahli Waris yang sah. 5.
Bahwa selanjutnya khusus terhadap point 8 dalam dalil-dalil Gugatan Para Penggugat Rekonpensi, secara tegas Para Tergugat Rekonpensi menolak dan menyangkalnya dengan keras. Sebab, relevansi dan obyek yang menjadi pokok perkaranya adalah tidak jelas dan kabur, lebih-lebih terkait rumah yang menjadi permohonan sitaan adalah rumah milik orang lain dan sebagian lainnya lagi masih menjadi sengketa perdata yang kini masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung. Karena itu, tampaknya Para Penggugat Rekonpensi ternyata tidaklah cermat dan menguasai permasalahan yang menjadi obyek pokok perkara dengan dijadikannya rumah milik orang lain yang hendak dimintakan sebagai Sita Jaminan. Adapun rumah yang dimintakan Para Penggugat Rekonpensi sebagai sita jaminan tersebut adalah: *
Tanah Pekarangan yang di atasnya berdiri sebuah rumah terletak di Jalan Ketintang Baru II Nomor 08, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, masih dalam dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI, karena ada sengketa hak kepemilikan antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., dengan Saudara BAMBANG.
*
Sedangkan Tanah Pekarangan yang terletak di Jalan Ketintang Baru IV Nomor 26, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, bukan milik dan atas nama Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., akan tetapi milik keluarga EDY RUSLI.
*
Kemudian Tanah Pekarangan Kosong yang terletak di Jalan Ketintang Baru II Nomor 16, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI, karena ada sengketa hak kepemilikan antara Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., dengan Saudara BAMBANG.
*
Dan Tanah Pekarangan yang terletak di Jalan Ketintang Baru IV Nomor 02, Kelurahan Ketintang, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, bukan Hak Milik Ir. I KETUT SANDHI, M.Sc., akan tetapi milik Saudara NARTO.
Oleh karena adanya dalil-dalil permohonan yang tidak jelas dan kabur (obscure libel) tersebut, mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan memutuskan perkara ini untuk menyatakan: “Menolak Gugatan Para Penggugat Rekonpensi” atau setidaknya menyatakan: “Gugatan Para Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard).
Bahwa berdasarkan Uraian dan Ulasan sebagaimana tersebut di atas, maka mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini untuk berkenan memutuskan halhal sebagai berikut: 1.
Menolak seluruh Gugatan Para Penggugat Rekonpensi.
2.
Menghukum Para Penggugat Rekonpensi untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini.
Dan, atau, Apabila Pengadilan Negeri Surabaya berpendapat lain, mohon adanya Putusan yang seadil-adilnya menurut hukum (ex aequa et bono).
Lamongan, 21 Agustus 2008
Hormat kami, Kuasa Hukum Para Penggugat,
Drs. LUQMANUL HAKIM, SH. MH.
FARIDATUL BAHIYAH, SH. MH.