MENGUAK RAHASIAH BERSUCI Ditulis oleh Selasa, 19 April 2011 00:57 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 19 April 2011 01:03
0leh: Drs. Agus Sudrajat, MH *
Sebelum menganalisis hikmah bersuci (thaharah) dalam Islam, ada baiknya penulis kemukakan pendapat Imam Fathurruddin Ar-Razzi, beliau mengemukanan pendapat dalam menggali rahasiah ibadah sebagai berikmut: Ketahuilah, bahwa ibadah itu ada ibadah hati, ada ibadah lidah dan ada ibadah anggota badan. Ketiga bagian ibadah tersebut ada yang dapat difahami maknannya dan ada yang tidak dapat difahami maknanya, tetapi kita wajib mengimaninya karena kita telah mendengar dari Rasulullah saw, contoh ibadah hati , tidak dapat difahami kecuali secara spiritual adalah adanya jembatan sirotol mustakim, adanya timbangan amal, surga neraka hanya dapat difahami tentang kemungkinan adanya dan tidak dapat difahami wujudnya, kita mengimaninya secara aqidah (Tauhid). Ibadah badan pun ada yang tidak dapat difahami maknannya, contohnya tentang jumlah rakaat sholat, takaran zakat. Demikian pula ibadah lisan , seperti membaca alif lam mim dan beberapa awal surat lainnya seperti qof ha ya ‘ain shood dan lainnya yang tidak diketahui maknannya, maka seorang hamba membacanya karena melaksanakan perintah Allah dengan mengharap ridlo Allah, semata mata sebagai ibadah, sekalipun sang hamba tidak mengerti isinya.
Pada judul tersebut di atas, penulis akan mencoba menganalisis rahasiah atau hikmah di balik ibadah bersuci (thoharoh) baik hikmah besuci dari hadats besar dengan cara mandi junub, maupun hikmah bersuci dari hadats kecil dengan cara berwudlu. Kedua cara bersuci tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan air yang suci dan menyucikan apabila dalam keadaan normal, apabila tidak ditemukan air gunakanlah tepung tanah yang bersih, yang disebut dengan tayamum:
Wahai orang orang yang beriman, jika kamu hendak mendirikan sholat, maka basuhlah wajahmu dan kedua tanganmu sampai siku, dan basuhlah rambutmu dan kedua kakimu sampai mata kaki, apabila kamu junub, maka bersucilah kamu, dan apabila kamu sakit atau dalam perjalanan atau kamu buang hajat atau kamu bersanggama, kemudian tidak kamu dapati air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah halus yang bersih, maka basuhlah mukamu dan dua tangan sampai siku, Allah tidak menghendaki untuk kamu membuat kesulitan, akan tetapi Allah menghendaki supaya kamu bersuci dan untuk menyempurnakan nikmat-Nya
1/5
MENGUAK RAHASIAH BERSUCI Ditulis oleh Selasa, 19 April 2011 00:57 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 19 April 2011 01:03
padamu, semoga kamu berswyukur.
(Al-Maidah : 6).
Apa gerangan rahasiah di balik penggunaan air atau tanah, kedua benda tersebut digunakan dalam bersuci dari hadats. Dan kenapa anggota wudlu itu saja yang dibasuh.
1. Mengingatkan asal kejadian manusia
Penggunaan air atau tanah dalam menghilangkan hadast besar atau hadats kecil diharapkan dapat mengingatkan asal kejadain kita sebagai manusia. Ada puluhan ayat yang mengingatkan asal kejadian kita. Beberapa contoh dapat penulis kemukakan:
a. Dalam surat An-Nahl ayat 4 : Dia menjadikan manusia dari sferma (nuthfah), tiba tiba menjadi pembantah yang nyata. Disebutkan dalam surat Nuh 13-14: Mengapa kamu tidak percaya akan kebenaran Allah. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam
beberapa tahap (athwaro). Juga disebutkan dalam surat Al-Infithor 6 dan 7: Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu, berbuat durhaka, terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan, susunan tubuhmu seimbang ( ‘adalak).
b.Dalam surat Al-Qiyamah 37: Bukankah ia dahulu setetes sperma (maniyyi) yang ditumpahkan ( yu mna ). Dalam surat Al-Mu’minun 13 disebutkan: Kemudian Kami jadikan sari pati itu sferma yang disimpan dalam tempat kokoh ( qararin makin ).
c. Dalam surat Athoriq 6: Ia diciptakan dari air yang terpancar (dafiq). Disebutkan dalam surat Al-Mursalat 20: Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina ( mahin ).
2/5
MENGUAK RAHASIAH BERSUCI Ditulis oleh Selasa, 19 April 2011 00:57 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 19 April 2011 01:03
d. Disebutkan dalam surat Ad-Dahr 2: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sferma yang bercampur (amsyaj), supaya Kami mengujinya, lalu Kami jadikan dia mendengar lagi melihat.
e. Disebutkan dalam surat al-Mu’min 67: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah (turob), kemudian dari sferma ( nuthfah ), sesudah itu dari semacam gumpalan darah ( ‘alaqoh ). Disebutkan dalam surat Al-Mu’minun 14: Kemudian sferma itu Kami jadikan semacam gumpalan darah, lalu gumpalan itu Kami jadikan tulang belulang ( ‘idzoman ), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging ( lahma ), kemudian Kami jadikan dia makhluk yang bentuk lain, Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik.
Bersuci dari hadats kecil atau hadats besar dengan air atau tepung tanah mengingatkan kita tentang asal kejadian manusia, dengan mengingat asal kejadiannnya diharapkan manusia tidak akan sombong dan merunduk kepada kekuasaan Allah, mau mentaati perintahnya.
2.Membasuh muka, misalnya kalau buang udara pun, tentu yang menanggung malu tercermin di wajah. Demikian pula di muka ada mulut dan mata. Al-Qur’an mengingatkan mata kita untuk menundukan pandangan ( Yaghuddu abshorohum : Annur 31). Demikian pula mulut dilarang makan harta dengan cara batil (Al-Baqoroh ayat 188) dan mulut dilarang saling mempergunjingkan satu sama lain, boleh jadi yang dipergunjingkan lebih baik (Al Hujarat 11). Karena kerja mulut dunia bisa berperang. Mulutmu harimaumu, karena itu muka, padanya ada mulut dan mata, harus selalu disucikan batinnya, agar selalu membicarakan kebajikan dan melihat yang baik baik saja. Apabila kita atau ada orang lain yang berbuat baik, maka wajah kita akan berseri seri merasakan kesenangannya, oleh karena itu muka dibasuh dari sifat sifat tercela.
3/5
MENGUAK RAHASIAH BERSUCI Ditulis oleh Selasa, 19 April 2011 00:57 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 19 April 2011 01:03
3.Membasuh kedua tangan sampai siku. Kita diperintahkan untuk memberi dan taqwa (Al-lail :5), dan hendaklah orang yang mempunyai kelaluasan menanfkahkan harta yang diberikan Allah, demikian pula orang yang dalam kesempitan memberi sesuai yang Allah berikan kepadanya (Attolaq :7). Sedangkan orang yang suka menumpuk harta, maka diberi kabar gembira dengan adzab yang sangat pedih (A-Baqarah : 33).
4.Mengusap telinga sekaligus rambut. Karena dengan telingalah pembicaraan dari mulut ke mulut sampai kepada kita. Kita diwajibkan menjauhi purba sangka, kita dilarang
mengintip intip aib orang. Perbuatan seperti itu setingkat dengan memakan daging manusia yang meninggal (Al-Hujarat ayat 12). Di rambut ada akal, dengan akal kita bisa berfikir, dengan akal pula kita bisa mengelola alam. Karena itu kita wajib memelihara akal dengan tidak meminum yang dapat memabukan (Al-Maidah: 90) Beberapa ayat Al-Qur’an mendorong kita berfikir dan melakukan penelitian (afala ta’kilun, afala tatadabbarun, afala tubsirun). Karena segala perbuatan kita, baik buruknya sudah tentu difikirkan dahulu. Membasuh telinga dan rambut memungkinkan kita dapat membersihkan telinga dan akal dari fikiran yang tidak diridoi Allah SWT. Mengusap rambut mengandung makna mencuci otak dari perbuatan kotor dan merugikan orang lain yang membuatnya tidak nyaman.
5.Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Sebagian besar perbuatan kita dilakukan dengan kaki, karena itu kaki selalu dibasuh agar ia berjalan dalam kesucian kaki. Kita dilarang berjalan di muka bumi dengan sombong (Al-Isro ayat 37) dan kita dilarang membuat kerusakan di muka bumi (Al-Baqarah : 11).
Demikian esensialnya wudlu telah digambarkan dalam sebuah hadits Muslim dari abi Khurairoh: Apabila seorang hamba berwudlu, maka ketika membasuh wajah keluarlah dari wajahnya semua kesalahan yang dilihatnya keluar bersamaan mengalirnya air dari wajahnya bahkan sampai setetes air terakhir yang menetes dari wajahnya, demikian pula apabila membasuh tangannya, maka keluar segala kesalahan yang diperbuat tangannya bersamaan dengan mengalirnya air dari tangannya, dan apabila seorang hamba membasuh kakinya, maka keluarlah kesalahan yang diperbuat kakinya bersmaan dengan tetesan air dari kakinya .
Perintah menghilangkan hadats besar dan perintah menghilangkan hadats kecil dengan air atau dengan tepung tanah, bukan hanya melakukan perbuatan membasuh tubuh dan membasuh anggota wudlu dengan ikhlas saja, akan tetapi juga merupakan perintah untuk
4/5
MENGUAK RAHASIAH BERSUCI Ditulis oleh Selasa, 19 April 2011 00:57 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 19 April 2011 01:03
melakukan stirilisasi tingkah laku kita agar dapat menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT.
Anggota wudlu yang dibasuhpun selalu harus terlebih dahulu yang kanan oleh yang kiri. Kanan didahulukan sebelum kiri, menggambarkan kasih sayang kiri kepada kanan, demikian pula sebaliknya, pembasuhan berikutnya adalah tangan kiri oleh tangan kanan, menggambarkan kasih sayang kanan kepada yang kiri. Apabila kita impelementasikan dalam kehidupan di kantor, sikap kasih sayang atasan (kanan) kepada bawahan (kiri) harus selalu terjalin, demikian pula kasih sayang bawahan kepada atasan harus selalu dijaga dengan berwudlu, agar kedua pihak selalu mencuci perbuatannya, agar bekerja menjadi kondusif.
Seluruh anggota wudlu yang kita basuh dapat kita impelementasikan dalam kinerja kita di kantor, karena: muka, mata, mulut, tangan, telinga, otak dan kaki, semuanya akan dimintai pertanggungjawababannya (wakullukum mas-ulun ‘an ro’iyyatihi) di akhirat kelak dari perbuatan kita dalam bekerja. Demikian, analisis rahasiah berwudlu ini, diharapkan dapat mengilhami kita dalam meningkatkan kinerja kita yang berkuwalitas, sehingga masyarakat menjadi nyaman berhubungan dengan kepentingannya di kantor kita. Amin.
5/5