BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Pupuk Urea memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 1 MST sampai dengan 4 MST, sedangkan pupuk KCl memberikan pengaruh sangat nyata pada umur 2 MST sampai dengan 4 MST dan interaksi kedua dosis tersebut memberikan pengaruh nyata pada umur 2 MST sampai dengan 4 MST, seperti dijelaskan pada Lampiran 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk KCl berdasarkan hasil uji BNJ disajikan pada Tabel 3 sampai Tabel 6 di bawah ini. Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Dosis Pupuk Urea (g/polybag)
0 0,35 0,525 0,7
Rata-rata (cm)
(N0) (N1) (N2) (N3)
12,34a 13,17a 14,20a 15,17b
(K0) (K1) (K2) (K3) (N.K)
13,00tn 14,37 14,05 13,46 tn
BNJ 5% (2,32) Dosis Pupuk KCl (g/polybag) 0 0,875 0,7 0,525 Interaksi
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan pupuk urea dan KCl setelah dilakukan uji lanjut BNJ 0,05% tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata.
Pengaruh perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (12,34 cm), tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g/polybag (13,17 cm), dan perlakuan 0,525 g/polybag (14,20 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g/polybag (15,17 cm).
Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Urea
Dosis Pupuk Kalum 0,875 0,7 18,5a 22,17a
0,525 18,77a
RATA-RATA
0
0 15a
0,35
21,4b
19,83a
25,67b
18,67a
21,39b
0,525
23,37b
23,6a
25,5b
20,67a
23,29b
0,7
23,83b
22,5a
24a
27,47b
24,45c
RATA-RATA
20,90a
21,11b
24,34c
21,40b
BNJ 5% (N)
2,33
BNJ 5% (K)
2,33
BNJ 5% (N.K)
6,40
18,61a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 4, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu perlakuan pupuk urea menunjukkan perlakuan tanpa pupuk urea (18,61 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g/polybag (21,39 cm), perlakuan 0,525 g/polybag (23,29 cm) dan perlakuan 0,7 g/polybag, tetapi perlakuan 0,35 (21,39 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g/polybag (24,45 cm), sedangkan pemberian perlakuan dosis pupuk KCl menunjukan perlakuan tanpa pupuk (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan dosis 0,875 g/polybag (21,11 cm), 0,7 g/polybag (24,34 cm) dan 0,525 g/polybag (21,40 cm), tetapi perlakuan 0,875 g/polybag tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g/polybag. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan KCl 0,525 g/polybag (27,47 cm).
Tabel 5. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi (cm) Tanaman Tomat Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0 0,875 0,7 22,33a 25,57a 35,17b
0,525 28,17a
27,81a
0,35
33,5b
29,67a
36bb
28,57a
31,94b
0,525
33,7b
34,33b
40b
30,5a
34,63b
0,7
32,87b
34b
35,67b
41,67b
36,05c
RATA-RATA
30,60a
30,89a
36,71
32,23a
BNJ 5% (N)
2,76
BNJ 5% (K)
2,76
BNJ 5% (N.K)
7,58
Dosis Pupuk Urea g/polybag 0
RATA-RATA
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 5, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tinggi tanaman pada umu 3 MST dapat dilihat bahwa perlakuan tanpa pemupukan Urea (kontrol) yaitu dengan rata-rata 27,81 cm, berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi perlakuan 0,35 g/polybag tidak berbeda nyata dengan 0,525 g/polybag, sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk Kalium (kontrol) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g/polybag (30,89 cm) dan perlakun 0,525 g/polybag (32,23 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (27,47 cm).
urea 0,7
Tabel 6. Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tomat Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0 0,875 0,7 29,67a 35,4a 42a
0,525 35a
35,52a
0,35
44,43b
42,3b
49,43b
37,9b
43,52b
0,525
47,43b
49,1b
47,33b
37,17b
45,26b
0,7
40.3b
48,03b
45,5b
55,33b
49,62c
RATA-RATA
40,51a
43,71b
46,07b
41,35b
BNJ 5% (N)
2,79
BNJ 5% (K)
2,79
BNJ 5% (N.K)
7,64
Dosis Pupuk Urea g/polybag 0
RATA-RATA
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 6, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu pada umur 4 MST menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk N (35,52 cm), memberikan beda nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi perlakuan 0,35 g/polybag (43,52 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g/polybag (45,26 cm). Pada perlakuan tanpa pupuk K atau kontrol (40,51 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g/polybag (43,71 cm) dan perlakuan 0,7 g/polybag (46,07 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g/polybag (41,35 cm), sedangkan perlakuan 0,875 g/polybag tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g/polybag (46,07 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (41,67cm). 2. Jumlah Daun Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan pupuk Urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun. Pupuk Urea memberikan pengaruh nyata pada umur 1 MST sampai dengan
4 MST, sedangkan pupuk KCl berpengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST, dan interaksi antara kedua dosis pupuk tersebut memberikan pengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST, seperti dijelaskan pada Lampiran 2. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk Kalium berdasarkan uji BNJ disajikan pada Tabel 7 sampai tabel 11 di bawah ini. Tabel 7. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Dosis Pupuk Urea (g/polybag)
0 0,35 0,525 0,7
Rata-rata (cm)
(N0) (N1) (N2) (N3)
11,09a 14,33a 14,50a 16,09b
(K0) (K1) (K2) (K3) (N.K)
13,67tn 14,0,8 12,92 15,33 tn
BNJ 5% (3,59) Dosis Pupuk KCl (g/polybag) 0 0,875 0,7 0,525 Interaksi
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan jumlah daun tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05
Berdasarkan Tabel 7, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata. Pada perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (11,09 helai), tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g/polybag (14,33 cm), perlakuan 0,525 g/polybag (14,50 helai), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g/polybag (16,09 cm).
Tabel 8. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Perlakuan Dosis Pupuk Urea (g/polybag)
0 0,35 0,525 0,7
Rata-rata (cm)
(N0) (N1) (N2) (N3)
11,09a 14,33a 14,50a 16,09b
(K0) (K1) (K2) (K3) (N.K)
13,67tn 14,0,8 12,92 15,33 tn
BNJ 5% (3,59) Dosis Pupuk KCl (g/polybag) 0 0,875 0,7 0,525 Interaksi
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan jumlah daun tn = interaksi tidak tidak brpengaruh nyata pada uji BNJ 0,05
Berdasarkan Tabel 8, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk kalium setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu tidak terdapat pengaruh interaksi dan perlakuan pupuk KCl tidak memberikan pengaruh nyata. Pada perlakuan pupuk Urea terlihat bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g/polybag (21,25 helai), perlakuan 0,525 g/polybag (22,50 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g/polybag (25,00 helai).
Tabel 9. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0 0,875 0,7 22,67a 39a 37a
0,525 22,67a
30,34a
0,35
31,33b
38,67a
42a
42,67a
38,67b
0,525
34,33b
33a
36a
30,33a
33,42a
0,7
30,33b
33,33a
45,33b
52,67b
40,42b
RATA-RATA
29,67a
36,00a
40,08b
37,09b
BNJ 5% (N)
7,02
BNJ 5% (K)
7,02
BNJ 5% (N.K)
19,28
Dosis Pupuk Urea g/polybag 0
RATA-RATA
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 9, menjelaskan bahwa pengaruh perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl setelah dilakukan uji BNJ 0,05 %, yaitu pada umur 3 MST pengaruh perlakuan pupuk Urea menunjukan bahwa antara perlakuan tanpa pupuk urea atau kontrol (30,34 helai) dengan perlakuan 0,525 g (33,42 helai) tidak memberikan perbedaaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g (38,67 helai) dan perlakuan 0,7 g (40,42 helai). Sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk KCl atau kontrol (29,67 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (36,00 helai) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (40,08 helai) dan perlakuan 0,525 g (37,09 helai). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (52,67).
Tabel 10. Rata-rata Pertumbuhan Jumlah daun (Helai) Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Urea g/polybag 0
Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0 0,875 0,7 31,67a 53,33a 43,67a
RATA-RATA 0,525 32a
40,17
0,35
54,33b
54a
55b
55b
54,58
0,525
46,33a
46,33a
41,67a
41,67a
44,00
0,7
35,67a
54,33a
61,33b
64,33a
53,92
RATA-RATA
29,67a
36,00a
40,08b
37,09b
BNJ 5% (N)
6,70
BNJ 5% (K)
6,70
BNJ 5% (N.K)
18,39
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 10, pengaruh pupuk Urea pada umur 4 MST menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (40,17 helai) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g (44 helai) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g dan 0,7 g (53,92 helai). Sedangkan untuk pengaruh perlakuan pupuk KCl menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (42 helai), berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (64,33 cm). 3. Diameter Batang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi perlakuan pupuk Urea dan Kalium berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tomat pada umur 1 MST sampai dengan 4 MST pada taraf α 5%, dan interaksi antara kedua dosis pupuk tersebut memberikan pengaruh nyata, seperti dijelaskan pada
Lampiran 3. Rata-rata pertumbuhan diameter batang
tomat pada perlakuan pupuk Urea dan pupuk Kalium disajikan pada Tabel 11 sampai Tabel 14 di bawah ini. Tabel 11. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 1 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Urea g/polybag
Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0,875 0,7 0,16a 0,21a
RATA-RATA
0
0 0,14a
0,525 0,2a
0,18a
0,35
0,19b
0,22b
0,2a
0,16a
0,19a
0,525
0,23b
0,23b
0,18a
0,16a
0,20b
0,7
0,25b
0,24b
0,27b
0,29b
0,26c
RATA-RATA
0,20a
0,21a
0,22b
0,20a
BNJ 5% (N)
0,02
BNJ 5% (K)
0,02
BNJ 5% (N.K)
0,03
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap diameter batang pada umur 1 MST menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk N atau kontrol (0,18 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g/polybag (0,19 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,525 g (0,20 cm) dan perlakuan 0,7 g (0,26 cm). Sedangkan pada perlakuan pupuk K menunjukan bahwa perlakuan tanpa pupuk KCl atau kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (0,21 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,20 cm), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,22 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (0,29 cm).
Tabel 12. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 2 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Urea g/polybag
Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0,875 0,7 0,25a 0,39a
RATA-RATA
0
0 0,28a
0,525 0,32a
0,31a
0,35
0,41b
0,45b
0,35a
0,41b
0,41b
0,525
0,4b
0,55b
0,37a
0,48b
0,45c
0,7
0,44b
0,47b
0,47b
0,57b
0,49a
RATA-RATA
0,38a
0,43b
0,40a
0,45c
BNJ 5% (N)
0,03
BNJ 5% (K)
0,03
BNJ 5% (N.K)
0,05
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang menunjukan pada umur 2 MST perlakuan tanpa pemberian pupuk N atau kontrol (0,31 cm) berbeda nyata dengan perlakuan 0,35 g (0,41 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,45 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,49 cm). Sedangkan pengaruh perlakuan pupuk K menunjukan perlakuan tanpa pupuk atau kontrol (0,38 cm), berbeda nyata dengan perlakuan 0,875 g (0,43 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,45 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,40 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk Kalium 0,525 g/polybag (0,57 cm).
urea 0,7 g/polybag dan
Tabel 13. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 3 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan Kalium Dosis Pupuk Urea g/polybag
Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0,875 0,7 0,41a 0,5a
RATA-RATA
0
0 0,32a
0,525 0,45a
0,42a
0,35
0,57b
0,67b
0,52a
0,61b
0,59b
0,525
0,54b
0,61b
0,56a
0,61b
0,58b
0,7
0,7c
0,63 b
0,63b
0,79c
0,69c
RATA-RATA
0,53a
0,58b
0,55a
0,62c
BNJ 5% (N)
0,05
BNJ 5% (K)
0,05
BNJ 5% (N.K)
0,11
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang menunjukan pada umur 3 MST perlakuan tanpa pemberian pupuk Urea atau kontrol (0,42 cm) memberikan perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lainnya, tetapi pada perlakuan 0,35 g (0,59 cm) tidak berbeda nyata dengan 0,525 g (0,58 cm). Sedangkan pengaruh perlakuan pupuk KCl menunjukan bahwa perlakuan tanpa pemberian pupuk atau kontrol (0,53 cm), berbeda nyata dengan perlakuan 0, 875 g (0,58 cm) dan perlakuan 0,525 g (0,62 cm), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,7 g (0,55 cm). Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (0,79 cm).
Tabel 14. Rata-rata Pertumbuhan Diameter Batang Umur 4 MST Melalui Pemberian Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea dan KCl Dosis Pupuk Urea g/polybag
Dosis Pupuk Kalium g/polybag 0,875 0,7 0,58a 0,57a
RATA-RATA
0
0 0,38a
0,525 0,57a
0,53a
0,35
0,71b
0,76b
0,77b
0,73b
0,74b
0,525
0,66b
0,79b
0,75b
0,7b
0,73b
0,7
0,76b
0,75b
0,69b
0,85c
0,76c
RATA-RATA
0,63a
0,72b
0,70a
0,71c
BNJ 5% (N)
0,05
BNJ 5% (K)
0,05
BNJ 5% (N.K)
0,07
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf α = 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat.
Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa pengaruh perlakuan pemberian pupuk urea terhadap terhadap pertumbuhan diameter batang pada umur 4 MST menunjukan tanpa pemberian pupuk Urea atau kontrol memberikan perbedaan yang nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan antar perlakuan 0,35 g (0,74 cm), perlakuan 0,525 g (0,73 cm) dan perlakuan 0,7 g (0,76 cm) tidak berbeda nyata. Kemudian pengaruh perlakuan pupuk Kalium menunjukan bahwa perlakuan tanpa pemberian pupuk atau kontrol (0,63 cm) berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedangkan antar perlakuan yang lainnya tidak memberikan perbedaan yang nyata. Interaksi kedua perlakuan tersebut, terdapat pada perlakuan pupuk urea 0,7 g/polybag dan Kalium 0,525 g/polybag (0,85 cm). B. Pembahasan 1. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea dengan dosis 0,7 g/polybag berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST, sedangkan perlakuan
pupuk KCl dengan dosis 0,7 g/polybag memberikan pengaruh nyata pada umur 2 MST, 3 MST dan 4 MST, dengan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk/kontrol (Tabel 3 sampai tabel 6). Hal ini diduga karena tanaman tomat pada awal pertumbuhan sangat membutuhkan pupuk nitrogen yang sangat tinggi dan pemberian pupuk Kalium dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Dengan adanya pemberian kedua dosis pupuk tersebut dapat membantu dan menambah ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, sehingga tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup dan dapat tumbuh optimal. Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh pupuk N dan K terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyati et.al., (2007) tentang respon tanaman tomat terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan urea terhadap pertumbuhan dan serapan N, menyimpulkan bahwa pupuk urea memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam, dan kadar N-jaringan tanaman. Sedangkan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 dan 21 hari setelah tanam, bobot berangkasan kering tanaman, serapan N. Selanjutnya penelitian Amisnaipa (2009) tentang penentuan kebutuhan pupuk kalium untuk budidaya tomat menggunakan irigsi tetes dan mulsa polyethylene, menyatakan bahwa Pemberian pupuk K pada status hara sangat rendah sampai sedang memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang nyata, sedangkan pemupukan K pada status hara K tanah yang tinggi dan sangat tinggi tidak memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada status hara K dari sangat rendah sampai sedang sangat membutuhkan penambahan pupuk kalium, untuk memberikan pertumbuhan tanaman yang baik. Sebaliknya pada status hara K tanah tinggi dan sangat tinggi tidak perlu penambahan pupuk kalium. Secara teoritis menurut penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Megi Sintia (2011) nitrogen berperan merangsang pertumbuhan batang yang akhirnya dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman. Selanjutnya Hakim ( Haris dan Veronika, 2005) menyatakan bahwa Kalium diserap dalam jumlah cukup besar
dan kadang melebihi jumlah nitrogen. Kalium dibutuhkan dalam proses fotosintesis, fiksasi CO2 dan transfer fotosintat ke berbagai penjuru tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Alfon dan Aryantoro (Haris dan Veronika, 2005) Pemupukan kalium disamping pupuk N dan P secara berimbang pada tanaman jagung manis membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan tahan kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit serta kualitasnya dapat meningkat. Peneltian Napitupulu dan Winarto (2010) tentang pengaruh pemberian pupuk N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah, menyatakan bahwa pemberian dosis pupuk N dan K berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bawang merah, yakni dengan perlakuan dosis N 250 kg/ha dan K 75 kg/ha nyata dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman yang lainnya dengan tinggi tanaman 47 cm. Pemberian pupuk N memberikan pengaruh yang besar terhadap kenaikan tinggi tanaman. Hal ini yang disebabkan tanaman bawang merah dalam pertumbuhan vegetatif membutuhkan pupuk N yang tinggi. Napitulu dan Winarto (2010) menyatakan bahwa meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun dengan pemberian pupuk N dan K, karena kedua pupuk tersebut dapat menambah ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah dan besarnya penambahan unsur hara yang diberikan tergantung pada jenis dan takaran pupuk yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Yetti dan Evawani (2008) yang menjelaskan bahwa, tanaman yang tidak mendapat tambahan unsur hara N akan tumbuh kerdil serta daun yag terbentuk lebih kecil, tipis dan jumlahnya sedikit, sedangkan tanaman yang mendapatkan unsur tumbuh lebih tinggi dan daun yang terbentuk lebih banyak dan lebar. Selain itu pemberian K berguna bagi tanaman untuk memperkuat tubuh tanaman dan perkembangan selsel tanaman. 2. Jumlah Daun Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea dengan dosis 0,7 g/polybag berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST, sedangkan perlakuan pupuk KCl dengan dosis 0,7 g/polybag memberikan pengaruh nyata pada umur 3 MST dan 4 MST. Kedua perlakuan dosis pupuk tersebut tumbuh lebih baik dibandingkan
perlakuan tanpa pupuk/ kontrol (Tabel 7 sampai tabel 10). Hal ini karena pupuk urea yang diberikan mudah diserap tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan pupuk KCl tidak mudah diserap oleh tanaman, sehingga tidak menujukan pengaruh pada awal tanam, tetapi kebutuhan akan dosis pupuk K semakin meningkat karena tanaman tomat menyerap unsur K dalam jumlah yang banyak. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Napitupulu dan Winarto (2010) tentang pengaruh pemberian pupuk N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah, menyatakan bahwa terjadi interaksi yang nyata pada pemberian pupuk N dan K terhadap jumlah daun perumpun. Kombinasi perlakuan N 250 kg/ha dan K 100 kg/ha menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi dengan rerata 43 helai atau meningkat sebesar 5,81% jika dibanding dengan kontrol. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Napitulu dan Winarto (2010) menyatakan bahwa meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun dengan pemberian pupuk
N dan K, karena kedua pupuk tersebut dapat menambah
ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah dan besarnya penambahan unsur hara yang diberikan tergantung pada jenis dan takaran pupuk yang diberikan. Penelitian Aristian (2010), tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif
(tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan
jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Terdapat interaksi antara pemupukan nitrogen dan kalium pada parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Dosis optimum N adalah 164.2 kg/ha dan K 100 kg/ha. Penelitian Dona dan Gunturo (2008) tentang pengaruh kalium terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas jagung muda (Zea mays L.), menyatakan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap peubah jumlah daun. Jumlah daun meningkat pada 4, 6, dan 8 MST. Pada akhir pengamatan peningkatan terjadi dari 10.86 dengan perlakuan tanpa pupuk menjadi 12.83 dengan perlakuan KCl 0
kg/ha. Antar dosis KCl, peubah jumlah daun tidak berbeda nyata. KCl standar memiliki nilai yang setara dengan KCl 75 kg/ha. Menurut Djalil (2003) bahwa pertumbuhan daun berjalan sangat singkat (pendek) waktunya sesuai dengan perkembangan jaringan bahagian ujung (apical) dan marginal daun yang pendek masanya pada kebanyakan tanaman. Penelitian Hidayati dan Munif (2009) tentang pengaruh pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban) di dataran tinggi, menyatakan bahwa perlakuan pupuk kalium tidak berpengaruh nyata terhadap semua jumlah daun tanaman induk umur 2 MST sampai 16 MST. Nilai rata-rata jumlah daun tanaman induk berkisar antara 6.33 smpai 28.63 helai/tanaman. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Tisdale dan Nelson (Djalil, 2003) menyatakan bahwa kalium bukanlah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa terpenting yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman seperti halnya unsur nitrogen (N) dan posfor (P). Selanjutnya dijelaskan bahwa unsur kalium berperan penting dalam pembentukan dan translokasi karbohidrat. Secara teoritis penelitian ini sesuai dengan pendapat Sintia (2011) menyatakan bahwa dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup pada saat pertumbuhan vegetatif, maka proses fotosintesis akan berjalan aktif, sehingga proses pembelahan, pemanjangan, dan differensiasi sel akan berjalan lancar pula. 3. Diameter Batang Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk Urea 0,7 g/polybag dan KCl dengan dosis 0,7 g/polybag berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang pada umur 1 MST, 2 MST, 3 MST dan 4 MST. Kedua perlakuan dosis pupuk tersebut tumbuh lebih baik dibandingkan perlakuan tanpa pupuk/ kontrol (Tabel 11 sampai tabel 14). Hal ini diduga karena dengan adanya pemberian kedua dosis pupuk tersebut cukup membantu dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, yakni dapat memperkuat batang sehingga dapat tumbuh lebih besar dan berpengaruh terhadap diameter batang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aristian (2010) tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf
dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif
(tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah cabang, dan jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Penelitian ini searah dengan penelitian dari Andalusia (2005) tentang pengaruh media tanam dan pupuk N terhadap pertumbuhan bibit jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), yang menyimpulkan bahwa Pemberian pupuk urea dengan dosis 0.5 g/tanaman secara umum memberikan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan diameter batang, jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis pupuk yang lain. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap diameter batang mulai 6 - 8 MSP, dan memberikan pengaruh yang nyata kembali pada 10 MSP. Menurut Andalusia (2005), nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh. Selanjutnya sejalan dengan pendapat Heddy (Anadulusia, 2005) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan diameter silinder kalium. Penelitian Santiko (2011) tentang pengaruh dosis pupuk kalium dan pemangkasan cabang terhadap hasil melon varietas Action 434 (Cucumis melon L.) menyimpulkan bahwa dosis pupuk kalium 40 g/tanaman memberikan hasil paling baik pada parameter diameter batang umur 14 dan 28 hst, bobot kering tanaman umur 14 dan 28 hst, luas daun umur 14 dan 28 hst, bobot buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, kadar air buah, ketebalan buah, kelunakan buah, kadar gula total. Hal ini sejalan dengan pendapat Sitompul dan Guritno (Hidayati dan Munif, 2009) menyatakan dengan semakin banyak akar maka semakin tinggi pertumbuhan atas tanaman sehingga perlakuan K menjadi nyata. Pendapat ini searah dengan pendapat Hidayati dan Munif, (2009) yang mengemukakan bahwa K selain berperan dalam proses fotosintesis dan pernapasan, kalium juga berperan dalam pembentukan pati, aktivator dari enzim,
pembukaan stomata, proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit serta meningkatkan sistem perakaran, membentuk batang yang lebih kuat, serta berpengaruh terhadap hasil. 4. Pengaruh Interaksi antara Pupuk Urea dan Pupuk KCl Pada Pertumbuhan Tanaman Tomat Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara pemberian pupuk Urea dan pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Pada umur 2 sampai 4 MST interaksi pupuk Urea dan KCl berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman, dan pada umur 3 dan 4 MST berpengaruh nyata pada pertumbuhan jumlah daun, sedangkan pada umur 1 sampai dengan 4 MST memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan diameter batang (Lampiran 1, 2 dan 3).
Pemberian kombinasi
perlakuan pupuk dengan dosis N 0,7 g/polybag dan K 0,525 g/polybag, memberikan pengaruh nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk/kontrol. Hal ini diduga karena pupuk nitrogen sangat dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat, yakni pupuk nitrogen yang berasal dari urea tersebut mudah diserap oleh tanaman, sedangkan pupuk kalium dapat mengurangi efek negatif dari pupuk nitrogen dan membantu meningkatkan pertumbuhan daun dan batang. Penilitian ini sejalan dengan pendapat Rismunandar (Mulyati et.al.,2007) yang menyatakan bahwa pemupukan N yang berlebihan pada tanaman tomat dapat menstumulir pertumbuhan vegetatif tanaman, sehingga daun menjadi lebat dan pembentukan bunga dan buah menjadi terhambat. Selanjutnya Lindawati (Kastono et al.,(2005), menyatakan bahwa pupuk nitrogen merupakan pupuk yang sangat penting bagi semua tanaman, karena nitrogen merupakan penyusun dari semua senyawa protein, kekurangan nitrogen pada tanaman yang sering dipangkas akan mempengaruhi pembentukkan cadangan makanan untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Andalusia (2005), Nitrogen memberikan pengaruh yang paling menyolok dan cepat. Unsur ini merangsang pertumbuhan diatas tanah dan
memberikan warna hijau pada daun. Selanjutnya Salisbury dan Ross (Andalusia, 2005) didalam tumbuhan, nitrogen terkandung dalam senyawa organik utama, diantaranya dalam protein, klorofil, dan asam nukleat. Menurut Bahri (2006), apabila pemberian pupuk kurang tepat maka akan mengakibatkan tanaman terganggu pertumbuhannya. Soepardi (Andalusia, 2005), bahwa nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh. Selanjutnya sejalan dengan pendapat Heddy (Andulusia, 2005) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan diameter silinder kalium. Penelitian Aristian (2010), tentang pertumbuhan dan produksi tanaman jarak (Jatropha curcas L) pada berbagai taraf dosis pemupukan nitrogen dan kalium, menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan kalium meningkatkan pertumbuhan vegetaif
(tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan
jumlah daun) dan produksi hingga akhir pengamatan. Terdapat interaksi antara pemupukan nitrogen dan kalium pada parameter pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang. Dosis optimum N adalah 164.2 kg/ha dan K 100 kg/ha.