Warta Tumbuhan Obat Indonesia
-
THE JOURNAL ON INDONESIAN MEDICINAL PLANTS 200 1
VOLUME
I
A R T I K E L
VOMOR I
I
KONSERVASI EX-SITU
TEMU IRENG (CURCUMA AERUGINOSA ROXB.) DI KEBUN RAYA BOGOR
ABSTRAK Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)
m e ~ p a k a nsalah satu jenis suku Zingiberaceae yang telah dikenal masyarakat sebagai bahan pengobatan tradisional. Rimpang tanaman ini biasanya digunakan sebagai obat batuk, asma, kudis, cacing, malaria, kurang segar sehabis melahirkan, serta sebagai obat penambah
PENDAHULUAN
J
ENIS tumbuhan yang termasuk dalam temu-temuan pada umumnya adalah tumbuhan asli Indonesia. lenis ini biasanya merupakan terna tahunan yang rimbun, berbatang semu sampai 2 m, berimpang, dimana rimpang ini mengeluarkan aroma sedap atau bau tajam menusuk yang disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri. Jenis ini sering dijumpai di hutan (hutan jati) dan di pekarangan secara liar. Jenis ini pada umumnya mempunyai nilai yang cukup penting, yaitu dapat digunakan sebagai rempah, dimakan (rimpang atau daun mudanya), dan sebagai bahan pengobatan tradisional. Salah satu jenis temu-temuan yang terdapat di Indonesia adalah temu ireng atau temu hitam (Currum aeruginosa Roxh.). Sedangkan jenis lainnya antara lain temu giring (C. heyneana). temu glenyeh (C. soloensis), temu kunci (Gasrrochilus pandurafum), temu kuning (C. domesrica), temu lawak (C. xanrhorriza). temu poh (C. mangga). temu putri (C. periolara), temu tis (C. purpurascensis) dan temu putih (C. zedoarin) (I). Temu ireng sudah lama dikenal oleh masyarakat terutama sehubungan dengan manfaamya sebagai obat tradisional. Jenis ini telah lama ditanam oleh karena rimpangnya. Memang rimpang inilah yang akan diambil dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Walaupun jenis ini di alam belum dinyatakan langka, namun Kebun Raya Bogor sebagai suatu lembaga konservasi ex-situ telah mengkonservasikannya sejak
*
UPT Balai Pengembangan Kebun Raya
- LIPI. Bogor
nafsu makan. Kebun Raya Bogor sebagai suatu lembaga konsetvasi ex-situ telah mengoleksi jenis ini sejak tahun 1918. Saat ini di Kebun Raya Bogor terdapat 11 nomor koleksi yang berasal dari Jawa, Sumatra. Maluku, dan Burma. Sebagian besar koleksi tumbuh dengan baik. lama. Usaha untuk mengoleksi jenis ini telah dilakukan sejak tahun 1918. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana usaha yang telah dilakukan Kebun Raya Bogor dalam mengkonservasi temu ireng. Selain itu juga untuk mengetahui pertumbuhan koleksi temu ireng yang ada. baik yang sudah ditanam di kebun maupun yang masih berada di pemhibitan. CARA KEWA Untuk mengetahui informasi tentang koleksi temu ireng yang sudah pernah ditanam di Kebun Raya Bogor, dilakukan penelusuran data di Bagian Regismi, antara lain di buku penerimaan material, kartu mati dan kartu hidup. buku kebun. sena buku lapangan. Informasi yang dicatat antara lain tentang cara memperoleh koleksi, daerah asal koleksi, kolektor, bentuk material yang ditanam (bempa rimpang atau tanaman), nomor registrasi koleksi, tahun penanaman, lokasi penanaman, dan tahun mati. Di samping itu juga dicatat koleksi yang diperoleh dari h a i l eksplorasi. Dari data ini hal-ha1 yang dicatat antara lain daerah asal koleksi, tanggal dikoleksi. bentuk material yang diambil, kolektor, nomor koleksi, dan nomor registrasi. Pengamatan terhadap spesimen koleksi dilakukan langsung baik di kebun maupun di pembibitan. Pengamatan di kebun dilakukan untuk mengamati spesimen yang sudah ditanam di lokasi atau vak tertentu dan sudah mempunyai nomor koleksi. Hal-ha1 yang dicatat antara lain morfologi tanaman. kondisi tanaman, serta kondisi tempat tanam. Sedangkan pengamatan yang dilakukan di
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
2
pembibitan untuk mengetahui kondisi spesimen hasil eksplorasi yang belum ditanam di kebun.
msn DAN PEMBAHASAN 1. Aspek Botani Temu ireng mempakan salah Satu jenis dari suku Zingiberaceae. Suku Zingiberaceae sendiri termasuk suku yang beranggotakan besar, yaitu 1.000 jenis (2). atau sekitar 1.300 jenis (3). yang tersebar di daerah tropik, khususnya di Indomalaysia. Dalam suku ini terdapat 5 marga yang mempunyai anggota banyak, yaitu Alpinia (250 jenis), Amomum (90-150 jenis), Zingiber (85-90 jenis), Kaempferia (50-70 jenis), dan Hedychium (50 jenis) (2). Temu ireng termasuk dalam marga Curcuma. Nama temu ireng mempakan nama yang dikenal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di daerah Jawa Barat jenis ini dikenal dengan nama koneng hideung. Sedang nama daerah lainnya antara lain tamu hitam (Minangkahau). temo ereng (Madura), temu ireng (Bali), tamu leteng (Makasar), dan temu lotong (Bugis). Jadi kalau tanaman ini disebut dengan temu ireng kemungkinan besar disebabkan oleh sebagian bagian dalam rimpangnya berwama biru atau abu-abu gelap. Hasil pengamatan mengenai ciri-ciri morfologi tanaman temu ireng adalah sebagai berikut. Tinggi mencapai 2 meter, berbatang semu, basah, dan berwarna hijau. Rimpang dapat mencapai ukuran besar, berdaging. bercabang horizontal, bagian luar k n v a m a abu-abu dan halus. bagian dalam bila diiris melintang kelihatan lingkaran berwarna bin, bim kehijauan atau bim violet, dan sebagian benvama putih, bagian pucuk rimpang bewarna putih atau merah muda. Tangkai daun hijau, panjang sampai 30 cm, daun berbentuk jorong, berwarna hijau, di sepanjang tulang daunnya benvama merah lembayung sampai ungu. Perbungaan keluar dari bagian samping batang semunya dengan daun mahkota benvama merah. Seperti halnya jenis Zingiberaceae lainnya, di alam temu ireng menyukai tempat yang agak ternaung di hutan dataran rendah yang bertanah subur (2). Di Jawa Timur jenis ini ditemukan tumbuh liar di hutan jati, di ladang yang tidck terpelihara, dan di tempat yang berbatu (4). Di Jawa dapat ditemukan di daerah dengan ketinggian 5750 m di atas permukaan laut (5) atau pada ketinggian 400-750 m dpl (6). yaitu tumbuh liar di ladang mmput dan di hutan jati. Secara umum jenis ini dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sampai ketinggian 750 m dpl. (4). Temu ireng berasal dari Burma, yang kemudian menyebar ke daerah uopik lainnya seperti Kamboja dan terutama di Indomalaysia. termasuk Indonesia. Berdasarkan catatan di Kebun Raya Bogor, jenis ini pemah dikoleksi dari daerah Sumam, Jawa, Maluku, dan Burma. Backer dan Bakhuizen (5) mencatat ada 16 jenis temutemuan (Curcuma) yang terdapat di Jawa, dan di dalamnya termasuk temu ireng (C. aeruginosa). Di Jawa
2001
temu ireng dapat ditemukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pada umumnya temu ireng banyak ditanam orang karena rimpangnya. Rimpang tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional. Selain itu juga merupakan sumber pati yang dapat digunakan sebagai pengganti ketela atau jagung. Rimpang yang belum diolab mempunyai aroma sedap atau bau tajam menusuk. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri. Selain itu daunnya yang masih muda dapat dimakan dengan dibuat sayur. Rimpang temu ireng dapat digunakan sebagai obat seperti obat cacing, kudis, badan terlalu gemuk, kurang segar sehabis nifas atau haid, serta encok (7). Orang Malaysia memanfaatkan rimpang temu ini untuk obat, narnun tidak dijelaskan untuk mengobati penyakit apa. Di Singapura rimpang ini mempakan salah satu bahan untuk membuat tonik atau jamu yang digunakan untuk mengobati batuk dan asma. Rimpang yang dicampur dengan minyak kelapa digunakan untuk membalur tengkuk (8). Temu ireng diberikan pada wanita nifas untuk melancarkan pembersihan (6). Di Jawa Tengah rimpang ini diolah untuk diambil patinya. Di Jakarta digunakan untuk obat, dimana temu ini merupakan bagian utama dari minuman atau jamu yang diberikan pada wanita nifas dalam waktu antara 1-3 hari setelah melahirkan. Fungsinya adalah untuk membersihkan darah. Temu ireng juga dapat digunakan sebagai obat luar atau diminum untuk menyembuhkan penyakit kulit. Caranya, bubur rimpang yang dicampur dengan minyak kelapa dibalurkan pada kulit yang sakit, misalnya sakit kudis. Rimpang temu ireng yang direndam bersama-sama dengan rimpang Zerumbed nigrum akan menghasilkan air benvarna kuning, dimana wama ini dapat bertahan lama dan tidak mudah luntur. Pati rimpangnya mempakan bahan makanan dan &pat digunakan sebagai obat perangsang nafsu makan. Apabila pati ini dicampur dengan daun pepaya muda dapat digunakan sebagai obat malaria (1). Temu ireng sudah dibudidayakan, misalnya di Jawa, Maluku, Malaya. dan juga di tempat lain. Jenis ini dapat dibudidayakan di kebun yang agak terbuka pada tanah yang berhumus cukup. Jenis ini tidak tahan terhadap genangan air. Perbanyakan biasanya dengan menggunakan rimpang. 2. Aspek Pertombuban Kebun Raya Bogor sudah mengoleksi temu ireng sejak tahun 1918. Koleksi pertama yang ditanam berasal dari Burma. Spesimen ini merupakan sumbangan dari Kebun Raya Singapore, ditanam di vak. XI.B.V.59 pada tanggal 15 Oktober 1918 dan dinyatakan mati pada tanggal 17 Juni 1974.
Volume 7 Nomor 1
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
Koleksi temu ireng yang terdapat di Kebun Raya Bogor antara lain merupakan sumbangan dari luar negeri, hasil koleksi orang yang mengadakan di kawasan Indonesia. dan dari hasil eksplorasi khusus tanaman obat yang dilakukan karyawan Kebun Raya Bogor. Eksplorasi khusus tanaman obat b m dilakukan di pulau Jawa yang meliputi daerah di Jawa Barat. Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari sebanyak kurang lebih 38 perjalanan, 15 tim berhasil mengoleksi temu ireng. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Bentuk spesimen yang diambil saat eksplorasi berupa rimpang atau tanaman. Lokasi atau asal koleksi juga bermacam-macam, yaitu pekarangan. kebun yang tidak dipelihara, bahkan ads yang mengoleksinya dengan cara membeli di pasar. Koleksi temu ireng yang terdapat di Kebun Raya Bogor terdiri atas koleksi yang sudah ditanam di kebun (lapangan) dan koleksi yang masih berada di pembibitan. Spesimen yang masih berada di pembibitan merupakan spesimen hasil eksplorasi yang masih dalam proses adaptasi. Semua hasil eksplorasi pa& awalnya ditempatkan di pembibitan. dan apabila pertumbuhannya sudah baik b m dipindah ke kebun. Vak atau lokasi yang digunakan untuk menanam jenis yang termasuk dalam suku Zingiberaceae adalah vak XLB. Namun untuk jenis Zingiberaceae yang berkhasiat atau telah dikenal merupakan tanaman yang berkhasiat obat ditanam di vak yang khusus untuk menanam jenis tanaman obat, yaitu vak XX1V.A dan XX1V.B. Koleksi temu ireng di Kebun Raya Bogor ditanam pada lokasi yang mirip dengan tempat tumbuh alaminya, yaitu di tempat yang agak terbuka dengan tanah yang subur. Petak penanaman diberi kompos agar kebutuhan akan uct hara organik tercukupi. dan tanah di sekitar rimpang gembur. Adapun koleksi temu ireng yang sekarang ada di kebun dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan hasil pengamatan tentang kondisi pertumbuhan spesimen baik yang berada di kebun maupun yang berada di pembibitan dapat dilihat pa& Tabel 3. Sebagian besar koleksi temu ireng yang terdapat di Kebun Raya Bogor dapat tumbuh dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. antara lain cara pengoleksian dari alam yang baik. cara mengepak atau membawa material yang baik, cara menanam di pembibitan yang baik, dan juga cara penanaman di kebun yang baik. Mengoleksi material yang baik, misalnya dengan mengambil rimpang yang masih baik. besar, mempunyai mata dengan mata tunas yang banyak, atau dapat juga dengan memecah rumpun yang subur, dimana akar pecahan rumpun yang diambil tersebut kemudian dibungkus dengan plastik yang sebelumnya diberi media dulu. Membawa material dari tempat yang jauh juga h m s hatihati. Apabila ditempatkan dalam kardus, usahakan kardus diisi penuh untuk mengurangi adanya guncangan di dalamnya. Jangan lupa kardus h m s diberi lubang-lubang kecil supaya udara dapat masuk. Material h m s ditata
3
sedemikian tupa supaya tidak saling merusak. Material yang baru datang dari luar Kebun Raya biasanya langsung dibawa ke pembibitan. Penanaman dilakukan dalam polibag dengan media kompos. Penyiraman dilakukan secara teratur. Apabila tanaman sudah tumbuh dengan baik akan dipindahkan ke kebun. Sebelum koleksi ditanam, biasanya terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tersebut diberi kompos dan dibiarkan beberapa hari sebelum ditanami. Perawatan yang dilakukan terhadap koleksi, antara lain penyiraman, pemupukan. serta penyiangan disertai dengan penggemburan tanah di sekitar tanaman. Perawatan ini dilakukan secara teratur, untuk menjaga supaya tanaman tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada beberapa tanaman koleksi yang sudah lama sekali ditanam tetapi sampai sekarang masih hidup. misalnya koleksi di vak XI.B.Vl.33 dan XI.B.VI. I17 yang keduanya ditanam pada tahun 1931. Seandainya tidak ada perawatm yang teratur, kemungkinan tanaman yang sudah berumur banyak sudah mati. Pada musim penghujan sebagian besar tanaman tumbuh dengan subur. Habitusnya kelihatan kokoh dan daunnya segar menghijau. Sedangkan pada mmusim kemarau, ada beberapa koleksi yang seolah-olah sudah mati. Pada keadaan ini secara sepintas terlihat tanaman sudah hilang atau mati, sebab tidak terlihat satu helai daunpun di atas tanah. Tetapi sebenamya koleksi ini masih hidup. Hal ini ditunjukkan pada saat musim hujan tanaman akan muncul lagi dengan tunas-tugasnya yang baru. Data yang tertera pada Tabel 3 merupakan hasil pengamatan yang dilakukan selama bulan Agustus 1998.
KESIMPULAN Kebun Raya Bogor sebagai suatu lembaga konsewasi ex-situ telah mengoleksi temu ireng sejak tahun 1918. Usaha yang telah dilakukan untuk menambah jumlah koleksi antara lain dengan menerima sumbangan dari luar negeri atau dari orang yang telah melakukan pe rjalanan ke daerah, serta dengan melakukan eksplorasi khusus tanaman obat. Saat ini jumlah koleksi yang ada di kebun sebanyak 11 nomor. Sebagian besar koleksi tersebut tumbuh dengan baik. DAFTAR PUSTAKA
-
1. Ensiklopedi Indonesia. lchtiar Baru van Hoeve. Jakarta. 1980. 2. Zomlefer WE. Guide lo Flowering Plant Families. The U n h s i t y of North Carolina Press. Chapel Hill 8 London. 1994. 3. Heywood VH. Flowering Plants ai the World. Oxiord University Press. New York. 1980:297-298. 4. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Ubi-ubian. Bogor. 1977. 5. Backer CA. Bakhuizen van d m Brink RC. Flora of Java. Vol. Ill. Nallers-Noordhofl N.V. Groningen The Nelherlands. 1968:69-72. 6. Heyne K. Tumbuhan Berpuna Indonesia I. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. 1987:594-595. 7. Indeks Tumbuh-tumbuhan di Indonesia. PT Eisai Indonesia. 1986:342. 8. Burkill IH. A Dictionary of the Plants Economic Product of Malay Peninsula.voi. I. Mlnislry of Agriculture and C w r a h . Kuala Lurnpur Malaysia. 1966:715-716
-
2001
Wana Tumbuhan Obat I n d o n e s i a
4
Tabei 1.
No.
Hasil eksplorasi temu ireng lahun 1994-1997 oleh Kebun Raya Bogor
No. Regkhasl
Asal
KokLtor
Bhun
Bentvk materlsl
Ketemgan
pago1eksi.n
1.
W.Xll.15m4
P a w Yogy&ma Jalcng
Dm. Erri Munawamh. dkk.
timpng
Oklobet 1%
Sudah diunun di k c h n
2.
995.V32im
Ds. Belawn. K u . Sedong. Circbon, labar
Drs. AMul Hanan. dkk.
tanaman
Mei 1995
Sudah diunam di kebun
3.
995.IX.6M4
Dr. M c b Jaya Kab. Indmmuyu. Jnwa B m
Dm. AMul Hanan, dkk.
rimpng
Juii 1995
Maaih bx& di psmbibilan
4.
995.IX.119RO
Dr. Braan Lor. Kee. Ngrayun Kab. Ponomgo, Jntim
Dm. Kunmmi. dkk.
M I -O
Juli 1995
Svdrh d i m m di kcbun
3.
995.IX.94R6
P a r Cede. Solo. Jntcng
Ir. Kanikn Ning 'Qrr.
rimpng
Juli 1995
Mrrih benda di ambibitan
6.
B 1995121912111
Ds.WnrungKecWmng Cunung. Krb. kbuk. Jnbnr
IF. Sugihani. dkk.
rimpnng
Oktaber 1995
Dinyslakan mli tangpi 15-2-1991
7.
995.X.36M
Dr. Cigomwong. K u . B w h Dua Kab. Sum4mg. Jnbv
Ir. Holif Immunudin, dkk.
timpng
Oktobcr 1995
Sudnh diranm di k e h n
8.
995.X.4WOI
Ds. Mekar Mukti. Kee. C i s g a
D t s Didi Supnrdi, dkk.
rimpng
September 1995
Dinymkan m t i mggnl 12-5-1991
Ir. Sti M a p . dkk.
rimpang
Oklober I995
Sudnh dilnnnm di kcbun
Dr. Sindrng Sui. Kec. Banjarhajo. Kab. Brebeq Jrleng
Om. Hmdtian. dkk
rimpang
Mei 19%
Mrrih M s di pemhibilan
11. B 9606152R0
Dr. Patoknn K s . Bantnran. Kab. Pmbolinggo. Jatim
Dm. lnggit Puji Asturi. dkk.
rimpang
Mei 19%
Dinyatakm mali umggal 1-8-1997
12. B 9%10389116
h.Tamn Sumh. Kab. Bmyuwangi. Jafim
DR.A W d Hanan. dkk
rimpng
Juni 1996
Dinyalaksn mali m g e l 2-9-1997
B 9M7167m2
Kee. Cidaun. Kab. Kuningon. Jrbar
End81 Hidajsl. dkk.
timpng
Juni 19%
Sudrh ditanam di kcbun
14. B W 1 9 m
Or. Pagendingan. K s . Galis. Kab. PEmcka~an,Jatim
Dm. Abdul Hsnan. dkk.
rimpng
Juni 19%
Mrrih bcmd. di pmbibitan
0s. Kuninn. Kec. Ngnmbc. Kab. Nerwi
Ic l u l i m i dkk.
ma-
Oklober 1996
Dinyolaknn mmi tanggal 11-6-1991
dkk.
IOb. Cirmis. lrbar 9.
B 19%020315
Dr. Tanjungmri. Kec. 'llog*
wungo. Kab. Psi, lnteng 10.
13.
15.
B 9hWRRl
B 9%119m9
Tabel 2. Koleksi temu ireng
No. R @ m i
No.
I.
yang terdapat di
-
M hadioh. M.Sc..
Kebun Raya Bogor
h l
nnwl
Kolektor
tsnam
Iawa
2.
-
Jawa
3.
-
Jawa
4.
19-9-1916
Palembang
5.
3-12-1912
Ambon
Dr. B m r s m a
Lokasi dl
Kebnn
(vak)
XI.B.VI.105 XXIV.A.M.10
E. Jacobson Dr. Valeton
10-2-1921
XXN.A.IX.11 XI.B.VI. 104
10-3.1931
Xl.B.VI.33
6.
3-7-1926
Jakarta
19-12-1931
XI.B.VI.117
7.
D e w m b e r 1970
Cianjur SelaIan
Sudjana Kassan
7-1-1973
XI.B.VI.2OL
8.
994.X11.15/04
Yogyakana
Dra. Esti Munawaroh, dkk.
2-1-1995
Xl.B.11.52
9.
995.V.32/09
Cirebon
Drs. Abdul
24-10-1995
XXIV.A.XIV.IP
ln
.
Jawa lXXIV.A.IX.10)
-
23.4- 19%
XXIV.A.XX.19
Pati
Ir. Sri Rahayu. dkk.
25-4-1996
XI.B.IV.180
II. B 1996.010315115
Hannn.
dkk.
Volume 7 Nomor 1
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
Tabel 3. Kondisi tanarnan koleksi temu ireng di Kebun Raya Bogor
No.
Lokasi di kebun (Vak)
Kondisi
1.
XXIV.A.IX.10
Terdapat 5 tunas atau anakan. tinggi 15-20 cm. keadaan baik dimana daun kelihatan hijau segar, batang kuat. Spesimen ini terletak pa& lokasi yang cukup terbuka schingga sinar matahari dapat masuk. Tanaman yang ada di sekitamya bempa tanaman herba.
2.
XXIV.A.IX.1 I
Tanaman sedang dalam keadaan "dorman". Spesimen ini juga terletak di tempat yang agak terbuka. dengan tanaman di sekitamya berupa jenis herha.
3.
XXIV.A.XN.19
Terdapat 1 (satu) tunas. tinggi sekitar 10 cm. keadaan baik dengan daun yang tampak segar. Selain itu juga kelihatan rimpang di sekitamya yang masih "dorman". Spesimen ini terletak di tempat vang rerbuka.
4.
XXN.A.XX.19
Dalam petak tenebut terdapat 2 rumpun tanaman. Rumpun pertama dengan 2 anakan, tinggi 5-10 cm, keadaannya sudah mengering. Rumpun kedua terdiri alas 3 anakan, tinggi 40-50 cm, keadaannya dalam pmses mengering. Spesimen terdapar pada tempat vane terbuka. Tanaman dalam keadaan "dorman". Terletak di lokasi yang agak terbuka. Tanaman di sekitamya bempn tanaman herba. Tanaman dalam keadaan "dorman". Terletak di lokasi yang agak terbuka. Tanaman di sekitamya bempa tanaman herba.
7.
XI.B.VI.104
Terdapat dua rumpun. Rumpun penama terdiri atas satu anakan yang mempunyai 4 helai daun, tinggi tannman I5 cm, keadaan segar. Rumpun kedua hanya ads satu anakan yang lingginya sekitar 150 cm, dalam proses mengering. Terletak di lokasi yang agak ternaung. Ada beberapa tanaman besar di sekitamya.
8.
XI.B.II.180
Terdapat dua anakan yang sudah agak mengering. Tinggi tanaman 25-30 cm. Terdapat di lokasi yang agak lerbuka. Tanaman di sekiramya berupa herha.
9.
XI.B.VI.Il7
Tanaman dalam keadaan "dorman". Terletak di lokasi yang agak terhuka. Tanaman di sekitarnva bemva tanaman herba.
10.
CI.B.V1.201
Tanaman dalam keadaan "dorman". Terletak di lokasi yang agak terbuka dengan tanaman di sekitamya bempa herba. Ada beberapa pohon yang agak besar.
11.
XI.B.11.52
Tanaman dalam keadaan "dorman". Terletak di lokasi yang agak terbuka dengan tanaman di sekitamya bempa herba.
5