KEBERHASILAN PETERNAK PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN DI KABUPATEN ENDE
( THE SUCCESS OF THE BREEDERS IN THE PROGRAM FARMERS EMPOWERMENT THROUGH THE AGRICULTURE TECHNOLOGY AND INFORMATION IN ENDE REGENCY)
Theresia Pati1,Syahdar Baba2, St. Nurani Sirajuddin2 1
Penyuluh Pertanian Lapangan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ende, , 2,Bagian Sosial dan Ekonomi Peternakan, FakultasPeternakan, Universitas Hasanudin
Alamat Korespondensi: Theresia Pati, S.Pt Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ende Jl. Melati No. 3 Kelurahan Paupire HP: 082144432104 Email:
[email protected]
Abstrak P3TIP merupakan suatu program yang dirancang untuk mendukung pelaksanaan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Kehutanan (RPPK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalis perbedaan tingkat keberhasilan peternak babi yang mengikuti P3TIP dan tidak mengikuti P3TIP serta menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan peternak babi dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Ende. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey penjelasan (explanatory survey method). Responden ditentukan secara simple random sampling. Jumlah responden masing-masing adalah 100 orang. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh dari peternak babi yang mengikuti P3TIP. Pengumpulan data di lakuakan pada bulan Maret – April 2014. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif yaitu uji t, uji Mann-Whitney U test dan analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peternak yang mengikuti P3TIP lebih berhasil dari peternak yang tidak mengikuti P3TIP dari aspek ekonomi, sosial dan pengemabangan sumber daya manusia. Faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan peternak babi yang mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende adalah skala usaha, pengalaman, peran penyuluh sebagai motivator, peran penyuluh sebagai fasilitator, materi pembelajaran dan partisipasi dalam pemanfaatan.
Kata kunci : Keberhasilan , Peternak, P3TIP
Abstract FEATI is a program designed to support the implementation of the Revitalization of Agricultural Extension, Fisheries Forestry .) This research aimed (1) to analyze the levels of the pig farmer success when following the FEATI; (2) to alalyse the factors affecting ther leverls the pig farmer as viewed from economic aspect, social aspect and the development of the human resources in Ende Regency. The research method used was the explanatory survey method. The respondents were chosen by using the simple random sampling. The total respondents comprised 100 farmers for each who implemented the FEATI. The data collection was conducted during months of March troungh April 2014. The data were then analyzed quantitatively by using the t-test, Mann-Whitney U test anda the multiple Linier Regression analysis. Result of research show existence of difference pig farmers following more FEATI is success the than breeder which do not follow FEATI from economics aspect, social and development of human resource. factors Influencing efficacy of pig farmers following FEATI in Ende Regency is effort scale, experience, extension agent role as motivator, extension agent role as fasilitator, study items and participate in exploiting.
Keywords : Success Rate, breeders, FEATI
PENDAHULUAN Pemberdayaan menjadi suatu model pendekatan dalam pembangunan didasari oleh ketidak-puasan masyarakat terhadap model pembangunan yang bersifat top down dan centralized. Dengan pendekatan top down, maka yang diuntungkan dalam pembangunan hanya sekelompok kecil masyarakat, dan diharapkan dari kelompok kecil tersebut akan muncul efek menetes ke bawah (trickle down effect). Pendekatan bottom up adalah suatu pendekatan yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh petani bersama-sama dengan pemerintah menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan pemerintah juga berfungsi sebagai fasilitator, Adi (2008). Kementerian Pertanian dengan Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi Informasi Pertanian (P3TIP) atau Farmer Empowerment Trought Agricultural Technology and Information/FEATI Project. Kabupaten Ende merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang ditetapkan sebagai pelaksana program P3TIP. Tujuan dari P3TIP adalah memberdayakan petani dan organisasi petani dalam peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan aksesibilitas terhadap informasi, teknologi, modal dan sarana produksi, pengembangan agribisnis dan kemitraan usaha.P3TIP merupakan program yang memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian yang dikelola oleh petani atau Farmers Managed Extension Activities (FMA). Tahun 2009 sebanyak 8 FMA yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang pengendalian SE pada ternak babi, Tahun 2011 ada 4 FMA yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang agribisnis ternak babi dan pada tahun 2012 sebanyak 8 FMA yang melaksanakan kegiatan tentang pengembangan usaha ternak babi. (BKP3 Kab. Ende,2012). Intensitas kegiatan pada setiap FMA berbeda ada yang hanya melaksanakan 1 kali kegiatan yaitu pada 7 FMA dan ada yang 2 kali kegiatan pada 6 FMA. FMA-FMA yang dilaksanakan selama empat tahun (2009-2012) belum terlihat adanya keberlanjutan, dimana FMA masih menjalani kegiatan penyuluhan yang difasilitasi oleh program. Sebanyak 40 FMA yang difasilitasi oleh P3TIP belum bisa secara swadaya penuh melaksanakan kegiatan penyuluhan, serta belum adanya aktivitas baru diluar kegiatankegiatan yang didanai. Selain itu kelompok-kelompok yang dilatih selama program berjalan belum mampu mendiseminasikan inovasi dan informasi kepada petani lain. Penerimaan inovasi tersebut, biasanya dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang lain, sebagai cerminan dari adanya perubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Mardikanto, 2009). Masalah tersebut sesuai dengan hasil kajian yang ditemukan oleh Rusmono dan Chaidirsyah (2011) yang mengemukakan bahwa tahapan FMA pada akhir
tahun 2010 sudah dimulai pada tahapan peningkatan scaling up atau skala usaha tetapi bergeser sampai tahun 2011 sehingga hasil kegiatan FMA belum tampak. Arti (2011) yang menemukan bahwa P3TIP melalui pembelajaran FMA memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan bersih/keuntungan petani. Tingkat keberhasilan peternak dalam menjalankan usaha ditinjau dari segi perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya peran penyuluh, kualitas pembelajaran, tingkat partisipasi peternak, dan karateristik peternak. Bertitik tolak pada latar belakang dan masalah diatas maka akan dilakukan penelitan tentang
Analisis
Tingkat
Keberhasilan
Peternak
Babi
yang Mengikuti
Program
Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) terhadap Peningkatan Sosial Ekonomi Peternak Babi di Kabupaten Ende. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat keberhasilan peternak babi yang yang mengikuti P3TIP dan peternak yang btidak mengikuti P3TIP.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014 di FMA penerima bantuan P3TIP Kabupaten Ende. Lokasi penelitian meliputi desa-desa yang mendapatkan bantuan P3TIP yaitu Desa Nanganesa, Desa Wolotolo Tengah, Desa Wolofeo, Desa Nuamuri dan Desa Wolosambi. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah penelitian survei penjelasan (explanatory survey method), yaitu survei yang mencoba mengkaji keeratan hubungan variabel bebas dan mengkajiderajat asosiatif diantara variabel bebas dengan variabel terikat, serta melakukan pengujian hipotesis terhadap variabel penelitian Populasi dan Sampel Populasi penelitian sebanyak 427 orang yang merupakan peternak yang mendapatkan kegiatan pembelajaran FMA ternak babi. Kelompok kontrol yang menjadi pembanding untuk melihat dampak P3TIP adalah peternak yang tidak mengikuti kegiatan P3TIP yang berada di desa yang sama. Jumlah responden ditentukan dengan rumus Slovin. Sehingga perhitungan jumlah sampel = 81 orang.. Jumlah responden untuk peternak yang mengikuti P3TIP dan kelompok kontrol adalah masing-masing 100 orang yang diambil dari peternak babi yang berada di desa yang sama tetapi tidak mengikuti kegiatan FMA.
Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang dihimpun dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan datasekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang meliputi data tentang presepsi peternak yaitu peternak babi pada program P3TIP dan luar kegiatan P3TIP. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pencatatan data yang telahtersedia di kantor-kantor , Badan Pusat Statistik Kabupaten Ende, Dinas Pertanian, Hortkultura dan Tanaman Pangan Kabupaten Ende, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ende, Pengelola P3TIP Kabupaten Ende Jenis data sekunder ini meliputi :Keadaan umum daerah penelitian seperti keadaan geografis, iklim, sosial ekonomi. Analisa Data Dalam penelitian ini ada dua alat analisis yang digunakan meliputi : Untuk menguji perbedaan tingkat keberhasilan peternak babi mengikuti kegiatan P3TIP dan yang tidak mengikuti digunakan Uji beda dan Uji Mann-Whitney U-Test, dan untuk mengukur faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan peternak babi yang mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis regresi berganda yang dilakukan ditunjukkan dengan rumus umum sebagai berikut. Y(1,2,3) = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8+ b9X9 +b10X10 +b11X11 +b12X12 + b13X13 + b14X14 +ei Keterangan : Y(1,2,3) adalah tingkat keberhasilan peternak babi yang mengikuti P3TIP dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan pengembangan SDM., X1 = umur responden, X2 = pendidikan formal yang dijalani oleh responden, X3 = jumlah kepemilikan ternak babi, X4 = pengalaman beternak babi, X5 = peran PPL sebagai fasilitator, X6 = peran PPL sebagai motivator, X7 = peran PPL sebagai pendidik, X8 = peran PPL sebagai organisator, X9 = partisipasi dalam perencanaan, X10 = partisipasi dalam pelaksanaan, X11 = partisipasi dalam pemanfaatan, X12 = materi pembelajaran FMA, X13 = peran PPL swadaya, X14 = metode pembelajaran, a = Konstanta, b1, b2, b3, b4, b5, b6,b7,b8,b9,b10,b11,b12,b13,b14 = Koeffisien regressi dan ei = Standar Error
HASIL Gambaran Umum Kabupaten Ende Luas wilayah Kabupaten Ende seluruhnya 2046,60 Km2 (204,660 Ha). Secara administratif Kabupaten Ende terbagi menjadi 21 wilayah kecamatan yang terdiri dari 278 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Kabupaten Ende tahun 2013 sebanyak 286.780 jiwa yang terdiri atas 145.744 jiwa penduduk perempuan dan 141.036 jiwa penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk pada tahun 2013 adalah 140.13 jiwa/km2 dan jumlah rumah tangga adalah sebesar 54.763 RT dengan rata-rata penduduk per RT 4 – 5 jiwa/RT. Lapangan pekerjaan utamanya adalah pada sektor pertanian sebesar 51,31%, diikuti oleh sektor sekunder 36,045% yang meliputi sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air minum dan sektor bangunan. Sisanya adalah 12,62% bekerja disektor keuangan dan jasa-jasa. Jumlah kelompok tani Kabupaten Ende sebanyak 1743 kelompok, sedangkan jumlah Gapoktan sebanyak 200 Gapoktan yang tersebar pada 21 kecamatan dan 200 desa/kelurahan, serta jumlah petani yang terhimpun dalam keanggotaan Gapoktan sebanyak : 24.823 orang. Pada tahun 2013 sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ende, jumlah ternak terdiri dari sapi senayak 25.929 ekor, kerbau 1.425 ekor, kuda 2.129 ekor, kambing 19.989 ekor, babi 60.450 ekor, ayam buras 193.122 ekor, ayam ras peterlur 2.348 ekor, ayam ras pedaging 28.593 ekor dan bebek 5.202 ekor. Tingkat penerapan teknologi disektor peternakan terkait sapta usaha ternak (bibit, kandang, pakan, manajemen reproduksi, pencegahan dan pengendalian penyakit, pasca panen dan pemasaran) rata-rata berkisar antara 15-64%. Hal ini berarti belum semua peternak menerapkan teknologi sesuai anjuran dan kelengkapan teknologi yang belum tepat Karakteristik Responden Berdasarkan kriteria umur, responden dibagi menjadi tiga
kelompok usia yaitu
kelompok usia umur produktif, belum produktif dan tidak produktif. Distribusi responden dari masing-masing kelompok usia meliputi peternak yang mengikuti P3TIP terdiri dari 81% usia produktif dan 19% usia tidak produktif. Sedangkan untuk peternak non P3TIP terdiri dari 41% usia produktif dan 59% usia tidak produktif. Peternak P3TIP memiliki umur pada usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan peternak yang tidak mengikuti P3TIP. Kemampuan fisik dan pemikiran seseorang salah satunya dapat dilihat dari umur kerja atau umur produktif. Pendidikan formal, peternak yang mengikuti P3TIP pada umumnya mengikuti pendidikan formal berupa SD sebanyak 38%, SMP sebanya 24%, SMA sebanyak 23% dan
perguruan tinggi sebanyak 4% dan 11% tidak tamat SD. Sedangkan untuk non P3TIP terdiri dari 30% SD, 18% SMP, 19% SMA, 1% perguruan tinggi dan 32% tidak tamat SD. Kepemilikan adalah jumlah ternak yang dipelihara. Peternak yang mengikuti P3TIP rata-rata memiliki ternak sebanyak 4 ekor dan yang dan yang nonP3TIP sebanyak 2 ekor. Jumlah ternak yang dimiliki masih dalam skala kecil dikarenakan usaha ternak babi merupakan usaha sampingan.
Rata-rata pengalaman yang dimiliki oleh peternak yang
mengikuti P3TIP adalah 11 tahun, sedangkan untuk non P3TIP adalah 20 tahun.
Keberhasilan Peternak Babi di Kabupaten Ende Gambar 1. memperlihatkan adanya perbedaan tingkat keberhasilan dilihat dari aspek ekonomi. Rata-rata peternak yang mengikuti P3TIP memiliki ternak sebanyak 4 ekor sedangkan untuk peternak yang tidak mengikuti P3TIP
adalah sebanyak 2 ekor. Hasil
analisis ekonomi diperoleh rata-rata pendapatan yang dimiliki oleh peternak yang mengikuti P3TIP lebih tinggi dibandingkan dengan peternak babi yang tidak mengikuti P3TIP yaitu Rp. 6.922.730 per tahun untuk P3TIP dan Rp. 3. 192.910,- per tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil analisis Uji t yang menunjukkan adanyan perbedaan baik dari aspek pendapatan dan skala usaha dengan nilai (α = 0,001 ) dimana 0,000 < 0,01 (berbeda sangat signifikan). Tingkat keberhasilan usaha ternak babi dapat diukur dari aspek sosial yakni hubungan atau interaksi sosial penerima manfaat kegiatan. Gambar 1. menunjukkan bahwa adanya perbedaan interaksi baik antara peternak dengan penyuluh maupun peternak dengan peternak lain. Hal ini sesuai dengan hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa adanya perbedaan baik dari interaksi responden dengan peternak lain maupun dengan PPL dengan nilai (α = 0,001 ) dimana 0,000 < 0,01 (berbeda sangat signifikan). Aspek pengembangan sumber daya manusia diukur dari adopsi teknologi dan ketrampilan peternak, (Gambar 1). Peternak yang mengikuti P3TIP lebih banyak mengadopsi teknologi yaitu dengan rata-rata teknologi yang dimanfaatkan sebanyak 3 paket teknologi sedangkan non P3TIP sebanyak 1 paket teknologi. Hasil penelitian sesuai dengan hasil uji Mann-Whitney yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan baik dari jenis paket teknologi dan ketrampilan peternak, dengan nilai (α = 0,001 ) dimana 0,000 < 0,01 (berbeda sangat signifikan).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Ekonomi Peternak Babi yang Mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende Sebelum dilakukan analisis regresi dilakuakn uji asumsi klasik sebagai berikut : Uji Autokorelasi dengan melihat nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n = 100; k – 1 = 14 adalah dL = 1,248 dan dU = 1,868. Nilai dw = 1,616, artinya 1,248<1,616<2,132 Hasil pengolahan data pada
menunjuk kan nilai Durbin Watson untuk keberhasilan ekonomi
adalah tidak terjadi autokorelasi. Uji multikoliniearitas menguji apakah persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel umur (X1), pendidikan (X2), skala usaha (X3), pengalaman beternak (X4), peran PPL sebagai fasilitator (X5), peran PPL sebagai motivator (X6), peran PPL sebagai pendidik (X7), peran PPL sebagai organisator (X8), partisipasi dalam perencanaan (X9), partisipasi dalam pelaksanaan (X10), partisipasi dalam pemanfaatan (X11), materi pembelajaran (X12), peran PPL swadaya (X13) dan metode pembelajaran (X14) dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Berdasarkan hasil analisis nilai VIF dari empat belas variabel bebas pada variabel tidak bebas (tingkat keberhasilan ekonomi, sosial dan SDM) adalah kurang dari 10 artinya tidak ada multikolinieritas. Pola sebaran data pada variabel independent berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan uji normalitas. Penyebaran data dapat dilihat pada gambar 2. Grafik pada gambar dua dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 1. Memperlihatkan ada empat variabel bebas yang mempengaruhi keberhasilan ekonomi peternak babi yang mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende yaitu skala usaha (X3), pengalaman beternak (X4), peran PPL sebagai fasilitator (X5) dan
peran PPL sebagai
motivator (X6). Model persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut : YEkon=1,806–0.007X1+0,032X2+0,061X3+0.31X4–0,168X5+0,284X6+0,066X7 +0,002X8+0,031X9-,069X10+0,175X11+0,13X12+0,209X13+0,034X12 Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0,453 artinya besarnya sumbangan yang diberikan variabel bebas yaitu besarnya sumbangan yang diberikan variabel umur (X1), pendidikan (X2), skala usaha (X3), pengalaman beternak (X4), peran PPL sebagai fasilitator (X5), peran PPL sebagai motivator (X6), peran PPL sebagai pendidik (X7), peran PPL sebagai organisator (X8), partisipasi dalam perencanaan (X9), partisipasi dalam pelaksanaan (X10), partisipasi dalam pemanfaatan (X11), materi pembelajaran (X12), peran PPL swadaya (X13) dan metode pembelajaran (X14) terhadap keberhasilan ekonomi peternak babi sebesar 45.3%, sedangkan sisanya 54,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain di luar penelitian ini misalnya besar kecilnya faktor produksi dalam usaha ternak babi serta faktor motivasi dari peternak.
Nilai F hitung yang didapatkan adalah 5,034, sedangkan nilai Ftabel adalah sebesar 1,81. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel maka keputusan yang dapat diambil adalah Ho ditolak dan hipotesis penelitian diterima, artinya variabel umur (X 1), pendidikan (X2), skala usaha (X3), pengalaman beternak (X4), peran PPL sebagai fasilitator (X5), peran PPL sebagai motivator (X6), peran PPL sebagai pendidik (X7), peran PPL sebagai organisator (X8), partisipasi dalam perencanaan (X9), partisipasi dalam pelaksanaan (X10), partisipasi dalam pemanfaatan (X11), materi pembelajaran (X12), peran PPL swadaya (X13) dan metode pembelajaran (X14) secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keberhasilan ekonomi peternak babi yang mengikuti FMA di Kabupaten Ende. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas pada tingkat signifikansi (α = 5 %). Untuk memperoleh nilai T tabel, dapat dilihat pada tabel T Student, yaitu pada Degrees of Freedom (df) sebesar 85 (jumlah data dikurangi jumlah variabel) α = 0,05, maka nilai T tabel sebesar = 1,988. Dari hasil uji t maka dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas yang mempengaruhi keberhasilan ekonomi adalah skala usaha (X3), pengalaman (X4), peran PPL sebagai fasilitator (X5), peran dan PPL sebagai motivator (X6). Karena keempat variabel bebas tersebut memiliki nilai t hitung (Tabel 1.) lebih besar dari t tabel.
PEMBAHASAN Dalam penelitian terlihat bahwa adanya perbedaan tingkat keberhasilan yang sangat signifikan antara peternak babi yang mengikuti P3TIP dan peternak non P3TIP dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan pengembangan sumber daya manusia. Perbedaan-perbedaan tersebut terlihat dari jumlah kepemilikan ternak, pendapatan, interkasi antara peternak dengan PPL, interaksi antara peternak dengan peternak lain, jumlah teknologi yang digunakan dan ketrampilan peternak. Besarnya skala usaha awal dapat mempengarui produktivitas ternak (Green, 2012). Dipertegas oleh Arti (2011) yang menemukan bahwa dengan P3TIP dapat meningkatkan pendapatan dan skala usaha petani. Tingginya interaksi antara petani dan PPL dalam suatu pertemuan akan menyebabkan terjadinya alih teknologi dan menjadikan pertemuan menjadi tempat diskusi, belajar bagi petani dan penyuh untuk berusaha tani lebih baik, Subarna (2007). Pemanfaatan paket teknologi oleh peternak babi yang mengikuti P3TIP dan non P3TIP berbeda. Adapun jenis-jenis paket teknologi yaitu pemilihan bibit, perkandangan, penyusunan ransum, manajemen reproduksi, pengendalian penyakit, pengolahan limbah dan manajemen pemasaran. Dari ketujuh paket yang diajarkan belum semua responden memanfaatkan. Hal ini disebabkan karena teknologi yang ditawarkan
mahal, jumlah ternak yang dipelihara masih sedikit dan memakan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting dalam Abdullah (2008) yang menyatakan bahwa faktor penyebab sulitnya adopsi teknologi oleh petani dapat dilihat dari aspek (1) teknis yaitu pengaruh teknologi terhadap perbaikan hasil;
(2) pengetahuan yaitu kurangnya sistem
diseminasi teknologi dan rendahnya pengetahuan petani; (3) sosial yaitu petani miskin takut akan resiko kegagalan dan (4) ekonomi yaitu tingginya biaya produksi. Menurut hasil analisis regresi linier berganda, koefisien regresi skala usaha adalah 0,061 dengan nilai signifikansi 0,002. Hal ini berarti apabila skala usaha dalam hal ini jumlah ternak ditingkatkan sebesar 1 % akan memberikan dampak pada keberhasilan ekonomi peternak babi yang mengikuti P3TIP sebesar 6,5%. Skala usaha merupakan salah satu faktor yang dinamis yang mempengaruhi laju perkembangan dan sukses atau gagalnya usaha peternakan babi (Aritonang, 1997). Koefisien regresi pengalaman peternak 0,031 dengan nilai signifikansi 0,000 yang artinya berpengaruh nyata terhadap tingkat keberhasilan ekonomi peternak yang mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende. Pengalaman peternak memiliki hubungan yang positif dengan tingkat keberhasilan eknomi peternak babi. Artinya semakin banyak pengalaman peternak maka semakin meningkat keberhasilan ekonomi peternak babi yang mengikuti P3TIP di Kabupaten Ende.Setiap penambahan 1 tahun pengalaman beternak maka akan meningkatkan keberhasilan ekonomi peternak babi sebanyak 3,1%. Banyaknya pengalaman yang dimilki oleh peternak mengindikasikan banyaknya pengetahuan. Husnah dan Kallo (2010) menyatakan bahwa pengalaman merupakan ujung tombak dari suatu proses penemuan, dimana pengetahuan yang diperoleh seseorang dalam hal ini petani-peternak akan menjadi referensi bagi pengembangan usahatani-ternaknya ke depan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Baba, dkk., (2011) yang mengemukakan bahwa pengalaman merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi partisipasi peternak dalam penyuluhan, dimana hubungannya bersifat negatif dimana dengan bertambahnya pengalaman maka akan menurunkan partisipasi dalam penyuluhan. Diketahui bahwa penyuluhan merupakan proses transfer teknologi ke peternak guna dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani yang akan berdampak pada keberhasilan usaha petani.
Peran PPL dalam memfasilitasi
memiliki koefisien regresi sebesar -0,168 dengan nilai sgnifikasi 0,03. Variabel peran PPL sebagai fasilitator berhubungan negative artinya dengan penambahan peran sebanyak 1% akan mengurangi keberhasilan ekonomi sebanyak 16,8%. Dalam mendukung peran sebagai fasilitator PPL diberikan pelatihan teknik memfasilitasi. Dengan adanya ilmu dan ketrampilan tentang teknik memfasilitasi dapat berpengaruh negative terhadap keberhasilan ekonomi peternak babi. Peran PPL dalam memotivasi memiliki koefisien regresi sebesar
0,28 dengan nilai signifikansi 0,02. Hal ini berarti apabila peran PPL dalam memotivasi ditingkatkan sebesar 1 % akan memberikan dampak pada tingkat keberhasilan sosial peternak babi yang mengikuti P3TIP sebesar 28%. Peran PPL dalam memotivasi peternak babi di Kabupaten Ende dapat meningkatkan keberhasilan ekonomi. Bentuk motivasi dari PPL adalah berupa real action atau karya nyata berupa contoh usaha ternak babi yang baik. Hal ini membuat peternak termotivasi dalam membudidayakan ternak babi. Penyuluh sangat berperan dalam memotivasi peternak babi. Hasil penelitian ini dipertegas oleh Indraningsih (2011) yang menyatakan bahwa interaksi antara PPL dan petani kurang karena PPL kurang menjalankan perannya secara baik di wilayah kerja masing-masing.
KESIMPULAN DAN SARAN Peternak babi yang mengikuti P3TIP lebih berhasil dibandingkan dengan peternak babi yang tidak mengikuti P3TIP. Skala usaha, pengalaman, peran PPL sebagai fasilitator dan peran PPL sebagai motivator adalah merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi keberhasilan peternak babi di Kabupaten Ende. Disarankan agar proses diseminasi berlangsung merata dan kompetensi PPL perlu dtingkatkan
DAFTAR PUSTAKA Abdullah A. (2008). Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak Untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong, Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong, Palu Adi I. R. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat.Rajawali Press. Jakarta Aritonang D.(1997). Babi, Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Bogor. Arti A. T. (2011). Analisis Dampak Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Petani, Thesis Universitas Gajah Mada. Yokyakarta Baba S., Isbandi, T. Mardikanto & Waridin, (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah dalam Penyuluhan di Kabupaten Enrekang.Jurnal ITP Vol. 1 No.3 Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan Pertanian Kabuaten Ende. (2012). Laporan Evaluasi Kegiatan P3TIP.Ende. Nusa Tenggara Timur Green M. (2012), Understanding Rural Transformation in Tanzania. Repoa Brief, Policy Research For Development Repoa. Tanzania Ife J. & F. Tesoriero. (2008). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Diterjemahkan dari Community-Based Alternatives in an Angel of Globalisation oleh S. Manullang, N. Yakin, M Nursahid. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Indraningsih K.S. (2011). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani Dalam Adopsi Teknologi Usahatani Terpadu, Jurnal Agro-Ekonomi Volume 29-21. Husnah N. & R. Kallo, (2010).Studi Adopsi dan Dampak Diseminasi Teknologi Pengemukan Sapi Mendukung Farmer Managed-Extension Activities (FMA) Provinsi Sulawesi Selatan. Laporan Penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Mardikanto, T. (2009). Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press, Surakarta Subarna, T. (2007). Pengaruh Penyuluhan dan Dukungan Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Agribisnis Padi di Jawa Barat. JPPTP Vo. 10 No. 2 Juli 2007 Rusmono M. dan R.M. Chaidirsyah, (2011). Strategi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dalam Percepatan Pencapaian Target dan Exit Strategi P3TIP/FEATI, Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi Pemberdayaan Petani, Kerjasama Undip, BPTP Jateng dan Pemprov Jateng. Semarang. 14 Juli 2011. Yulianti. Y. (2012). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat IPNPM) Mandiri Perkotaan di Kabupaten Solok, Thesis Program Pasca Sarjana, Universitas Andalas Padang.
Tabel
1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Ekonomi Peternak Babi yang Mengikuti P3TIP Koefisien Variabel T Sig. Regresi (Constant)* 1.806 3.428 0.001 Umur (X1) (0.007) (1.358) 0.178 Karakteristik Pendidikan (X2) 0.032 1.883 0.063 Peternak Skala Usaha(X3)* 0.061 3.120 0.002 Pengalaman(X4)* 0.031 2.188 0.031 Fasilitator(X5)* (0.168) (2.213) 0.030 Motivator(X6)* 0.284 2.368 0.020 Peran PPL Pendidik(X7) 0.066 0.386 0.700 Organisator(X8) (0.002) (0.012) 0.991 Perencanaan(X9) 0.031 0.400 0.690 Tingkat Pelaksanaan(X10) (0.069) 0.701 0.485 Partisipasi Pemanfaatan(X11) 0.175 1.866 0.066 Materi (X12) (0.130) (1.104) 0.273 Kualitas PPLSwadaya(X13) 0.209 1.362 0.177 Pembelajaran Metode(X14) 0.034 .285 0.776 2 R Square = 0,453; Sig. 0,000; Keterangan : * Nyata pada taraf < 5%
Gambar 1. Grafik Rata-rata Keberhasilan Peternak Babi Ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, pengembangan SDM 6 5 4 3
P3TIP NonP3TIP
2 1 0 Ekonomi
Sosial1
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014
Sosial2
SDM
Gambar 2. Grafik Uji Normalitas Data