HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2013
Marissa Anggraini1, Evawany Y Aritonang², Zulhaida Lubis² 1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ² Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT Food consumption pattern is a description of the quantity, type and frequency of food that people eat everyday and it is typical to one particular group of people. The research objective was to determine the relationship of the pattern of food consumption with haemoglobin levels in pregnant mother in the third trimester in Desa Lalang Health Center in Medan Sunggal SubDistrict in 2013. This type of research is an observational cross-sectional design. The population is all pregnant mother with gestational age 27-40 weeks ( third trimester ) who reside in the Desa Lalang Health Center as many as 70 people. The samples are randomly by 50 people. The results showed that mothers who have normal haemoglobin levels are 40.0 % and 60.0 % are anemia. There are significant relationship between energy sufficiency, the adequacy of protein, the adequacy of iron, the adequacy of folic acid and iron supplement tablets with hemoglobin levels in pregnant mother in the third trimester Desa Lalang Health Center in Medan Sunggal SubDistrict in 2013. In other hand there was no relationship between the adequacy of vitamin B12 with the levels of hemoglobin in the third trimester pregnant mother. It is recommended to pregnant mother to pay attention to the pattern of food consumption and nutrition supplements of iron tablets during pregnancy to prevent anemia in pregnant mother in the third trimester that affecting mother and fetus. Keywords : Haemoglobin Levels, Food Consumption Pattern, Pregnant Mother, Third Trimester PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan dengan seksama berbagai dampak positif maupun negatif setiap kegiatan terhadap kesehatan masyarakat. Menurut Depkes RI (1994) tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Menurut Wirakusumah (1999) di Indonesia anemia pada ibu hamil trimester ketiga mencapai 30-50% disebabkan kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi. Keadaan ini dapat membawa akibat negative seperti rendahnya kemampuan kerja jasmani dan rendahnya kemampuan intelektual dan pertumbuhan fisik terganggu, terutama pada balita, bayi akan mengalami berat bayi lahir rendah, rendahnya kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan tingginya angka kesakitan, sebagai salah satu penyebab tingginya angka kesakitan ibu. Menurut Santosa (2004) pola konsumsi pangan merupakan gambaran 1
mengenai jumlah, jenis dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang seharihari dan merupakan ciri khas pada satu kelompok masyarakat tertentu. lemak, vitamin dan mineral dalam porsi yang sesuai. Pola konsumsi pangan individu atau keluarga dapat berfungsi sebagai cerminan dari kebiasaan makan individu atau keluarga. Frekuensi makan per hari merupakan salah satu aspek dalam kebiasaan makan. Frekuensi makan ini bisa menjadi penduga tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan, maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar. Makan makanan yang beranekaragam relatif akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan ibu hamil. Menurut Khomsan (2003) pola konsumsi pangan disusun berdasarkan data jenis bahan makanan, frekuensi makan dan berat bahan makanan yang dimakan. Semakin sering suatu pangan dikonsumsi dan semakin berat pangan yang bersangkutan dimakan, maka semakin besar peluang pangan tersebut tergolong dalam konsumsi pangan individu atau keluarga. Penilaian konsumsi pangan dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada penilaian secara kualitatif data yang dikumpulkan lebih menitik beratkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan kebiasaan makan seperti frekuensi makan, frekuensi menurut jenis makanan yang dikonsumsi maupun cara memperoleh makanan, penataan gizi pada wanita hamil sangat diperlukan untuk menjamin kecukupan kalori, protein, vitamin, mineral, dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin. Menurut Mochtar (1998), konsentrasi hemoglobin pada saat ibu hamil terlihat menurun walaupun sebenarnya lebih besar dari pada orang yang tidak hamil. Anemia fisiologi ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat. Konsentrasi hemoglobin menurun dari 12 g/dl menjadi 10 g/dl pada umur kehamilan 32-34 minggu hal ini berkaitan dengan meningkatnya volume plasma yang dapat mengakibatkan anemia. Selama kehamilan peningkatan volume darah sebesar 35-40% dari wanita-wanita tidak hamil terutama untuk peningkatan volume
plasma 45-50% dan masa sel-sel darah merah sebesar 15-20% pada trimester ketiga. Menurut RISKESDAS (2007) wanita dengan kadar hemoglobin <11,28 gr/dl di Indonesia sebanyak 11,3 %, sedangkan di Sumatera Utara sebesar 15,6 %. Dari hasil survey awal yang dilakukan pada bulan September Tahun 2012 di Kecamatan Medan Sunggal, ditemukan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil sebesar 21,7%, dan angka ini lebih besar dari puskesmas-puskesmas lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan antara pola konsumsi pangan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. Dimana tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kecukupan gizi (energi, protein, zat besi, asam folat, vitamin B12) pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. Untuk mengetahui konsumsi tablet besi pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. Dengan manfaat sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal dalam rangka penanggulangan masalah kekurangan gizi pada ibu hamil, terutama anemia gizi besi. Sehingga masalah gizi pada ibu hamil dapat lebih cepat diturunkan, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak sebagai sumber daya pembangun bangsa. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya. Memberi masukan bagi perencana, penanggulangan faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil dan membuat kebijakan dalam pengembangan program ibu hamil.
2
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional (potong lintang) yaitu metode penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi sekali saja pada saat penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang tahun 2013. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi Desa Lalang terletak di jalan Binjai Km 7,5 pasar II Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. Dan mempunyai wilayah kerja sebanyak 2 kelurahan yaitu Kelurahan Lalang dan Sei Kambing B. Puskesmas Desa Lalang terletak di Ibukota Provinsi Sumatera Utara dengan wilayah kerja dataran rendah. Adapun batasbatas wilayah yaitu : Sebelah Utara : Kelurahan Cinta Damai Sebelah Selatan : Kelurahan Sei Kambing B Sebelah Barat : Kelurahan Lalang Sebelah Timur : Kelurahan Simpang Tanjung Batas wilayah kerja puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan berdasarkan Geografis, Demografis, sarana transportasi, masalah setempat, sumber daya dan lain-lain. Kelurahan Lalang 13 Lingkungan dan Kelurahan Sei Kambing B 22 Lingkungan. Jumlah penduduk Desa Lalang Tahun 2012 adalah 48.580 jiwa yang terdiri dari 10.149 jiwa laki-laki dan 9.927 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga adalah 584 jiwa. Kebayakan penduduk Desa lalang bersuku Jawa, Agama Islam, lebih banyak berpendidikan D3, serta bermata pencaharian wiraswasta. Distribusi jumlah penduduk menurut kepala keluarga dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Data Daftar Nama Kelurahan, Luas dan Penduduk Puskesmas Desa lalang Tahun 2012 Jumla Jumlah Jumlah Nama Luas h Lingkun Penduduk Kelura Wila Pendu gan LK PR han yah duk Lalang 125 20.076 13 10.1 9.92 49 7 SSB 284 28.504 22 14.5 13.9 85 19 Jumlah 409 48.580 35 24.7 23.8 39 46 Sumber: Puskesmas Desa Lalang, Tahun 2012
Jumlah Jum lah KK 4.06 9 4.51 5 8.58 5
Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan suami, penghasilan, usia kehamilan dan kehamilan ke- yaitu bahwa responden paling banyak pada kelompok umur 27-29 tahun sebesar 30,0% dan sedikit pada kelompok umur 18-40 tahun sebesar 8,0%, responden paling banyak berpendidikan SMA/SMK sebesar 46,0% dan sedikit yang tamat SD sebesar 12,0%, responden paling banyak bekerja sebagai tukang bangunan sebesar 30,0% dan sedikit yang sebagai pegawai Bank sebesar 8,0%, responden paling banyak berpenghasilan <2 juta sebesar 78,0% dan sedikit ≥2 juta sebesar 22,0%, usia kehamilan responden paling banyak 8 bulan sebesar 56,0% dan sedikit usia kehamilan 7 bulan sebesar 44,0%, sedangkan responden paling banyak pada kehamilan pertama sebesar 44,0% dan sedikit kehamilan keempat sebesar 8,0%. Konsumsi Ibu Hamil Kecukupan Energi Distribusi data responden berdasarkan kecukupan energi terlihat bahwa sebanyak 7 orang (14,0%) yang energi baik, sebanyak 9 orang (18,0%) yang energi sedang, sebanyak 13 orang (26%) yang energi cukup dan sebanyak 21 orang (42,0%) yang energi defisit, seperti terlihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Energi di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kecukupan Jumlah Persentase Energi (n) (%) 1 Baik 7 14,0 2 Sedang 9 18,0 3 Cukup 13 26,0 4 Defisit 21 42,0 Jumlah 50 100,0
3
Kecukupan Protein Distribusi data responden berdasarkan kecukupan protein terlihat bahwa sebanyak 12 orang (14,0%) yang protein baik, sebanyak 12 orang (24,0%) yang protein sedang, sebanyak 10 orang (20,0%) yang protein cukup dan sebanyak 16 orang (32,0%) yang protein defisit, seperti terlihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Protein di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kecukupan Jumlah (n) Persentase Protein (%) 1 Baik 12 24,0 2 Sedang 12 24,0 3 Cukup 10 20,0 4 Defisit 16 32,0 Jumlah 50 100,0
Kecukupan Zat Besi Distribusi responden berdasarkan kecukupan zat besi yaitu sebanyak 5 orang (10,0%) yang zat besi baik dan sebanyak 45 orang (90,0%) yang zat besi kurang, seperti terlihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Zat Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kecukupan Zat Jumlah Persentase Besi (n) (%) 1 Baik 5 10,0 2 Kurang 45 90,0 Jumlah 50 100,0
Kecukupan Asam Folat Distribusi responden berdasarkan kecukupan asam folat yaitu sebanyak 28 orang (55,0%) yang asam folat baik dan sebanyak 22 orang (44,0%) yang asam folat kurang, seperti terlihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Asam Folat di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kecukupan Jumlah Persentase Asam Folat (n) (%) 1 Baik 28 55,0 2 Kurang 22 44,0 Jumlah 50 100,0
Kecukupan Vitamin B12 Distribusi responden berdasarkan kecukupan vitamin B12 yaitu sebanyak 35 orang (70,0%) yang vitamin B12 baik dan
sebanyak 15 orang (30,0%) yang vitamin B12 kurang, seperti terlihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kecukupan Vitamin B12 di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kecukupan Jumlah Persentase Vitamin B12 (n) (%) 1 Baik 35 70,0 2 Kurang 15 30,0 Jumlah 50 100,0
Frekuensi Makanan Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu setiap hari, minggu, bulan, atau tahun. Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekunsi penggunaan makanan pada periode tertentu.Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. Supariasa (2002) Distribusi responden berdasarkan frekuensi makanan diperoleh bahwa makanan pokok lebih banyak responden mengkonsumsi nasi >1x/hari (100,0%), lauk hewani lebih banyak mengkonsumsi telur 1x/hari (72%), lauk nabati lebih banyak mengkonsumsi tahu 4-6x/minggu (56%), sayur-sayuran lebih banyak mengkonsumsi daun singkong 46x/minggu (76%), responden lebih banyak mengkonsumsi buah pepaya 4-6x/minggu (66%), lebih banyak responden mengkonsumsi makanan jananan rujak 13x/minggu (74%), minuman susu lebih banyak dikonsumsi 1x/hari oleh ibu hamil (76%), sedangkan ibu hamil yang tidak pernah mengkonsumsi dari bahan makanan adalah lauk hewani yaitu daging (76%). Suplemen Tablet Besi (Fe) Distribusi responden berdasarkan konsumsi suplemen tablet besi yaitu sebanyak 11 orang (22,0%) yang baik mengkonsumsi suplemen tablet besi (≥90) dan sebanyak 39 orang (78,0%) yang kurang mengkonsumsi 4
tablet besi (<90), seperti terlihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Konsumsi Suplemen Tablet Besi (Fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Suplemen Jumlah Persentase Tablet Besi (n) (%) 1 Baik (≥90) 11 22,0 2 Kurang (<90) 39 78,0 Jumlah 50 100,0
Penelitian oleh Sari (2012) tentang hubungan antara keteraturan mengkonsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di BPS titikariati Surabaya, menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketaatan konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil, dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Idealnya semua zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil dapat dipenuhi dari pola makan ber-Gizi Seimbang. Namun, pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan sangat tinggi sehingga tidak dapat atau sulit dipenuhi hanya dari makanan. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan minum suplemen zat besi, yang dikenal dengan nama tablet tambah darah (TTD). Ibu hamil dianjurkan minum 1 tablet per hari selama kehamilannya dan dilanjutkan selama masanifas (Kurniasih, 2010). Zat gizi besi (Fe) merupakan kelompok mineral yang diperlukan, sebagai inti dari hemoglobin, unsur utama sel darah merah. Menurut Almatsier, pada umumnya, besi di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik yang tinggi, besi di dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai ketersediaan biologik yang sedang, dan besi yang terdapat pada sebagian besar sayur-sayuran terutama yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologik yang rendah. Kadar Hemoglobin Distribusi data responden berdasarkan kadar hemoglobin terlihat bahwa sebanyak 20 orang (40,0%) yang normal dan sebanyak 30 orang (60,0%) yang anemia, seperti terlihat pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 No Kadar Jumlah Persentase Hemoglobin (n) (%) 1 Normal (Hb ≥ 20 40,0 11gr/dl) 2 Anemia (Hb < 30 60,0 11 gr/dl) Jumlah 50 100,0
Hubungan Kecukupan Energi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Energi merupakan sangat penting dibutuhkan pada tubuh. Pada seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan baru. Almatsier (2009). Dari hasil penelitian 14,0% ibu hamil yang kecukupan energi dalam jumlah yang mencukupi yaitu 2850 sesuai dengan angka kecukupan gizi ibu hamil, sedangkan kecukupan energi yang defisit 42,0%, energi sedang 18,0% dan energi cukup 26%. Hubungan energi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil menunjukkan bahwa yang energi baik yaitu sebesar 85,7% yang normal dan 14,3% yang anemia, energi sedang yaitu 88,9% yang normal dan 11,1% yang anemia, energi cukup yaitu 23,1% yang normal dan yang anemia 76,9%, sedangkan energi defisit yaitu 14,3% yang normal dan yang anemia 85,7%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak kecukupan konsumsi energi ibu hamil yang rendah. Sedangkan energi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan, apabila kekurangan energi dapat menyebabkan kematian saat persalinan, perdarahan, persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Depkes RI (2004). Kecukupan energi dapat dilihat juga dari frekuensi makanan ibu hamil yang tidak pernah mengkonsumsi daging 76,0%. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara energi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan penelitian Husaini (1998), yang menemukan bahwa konsumsi makanan memengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil. Apabila konsumsi 5
energi lebih rendah dari kebutuhan, mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Pemecahan jaringan lemak akan diikuti penurunan berat badan dan anemia. Seorang ibu yang sedang hamil seharusnya terpenuhi kecukupan gizinya untuk kepentingan dirinya sendiri dan janin yang sedang dikandungnya. Hubungan Kecukupan Protein dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Protein merupakan bahan dasar pembentukan sel-sel dan jaringan baru dalam tubuh. Protein juga berfungsi untuk pertumbuhan , pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Contoh nyata penggunaan protein dalam tubuh adalah untuk memperbaiki struktur rambut, otot, kuku, dan struktur tubuh lainya. Selain itu, protein juga berfungsi sebagai enzim dan hormon. Sebagai contoh, mengombinasikan serelia dengan bijibijian menghasilkan protein lengkap, dimana kedua sumber protein tersebut saling melengkapi asam amino yang dimilikinya. Dengan mengkonsumsi makanan yang bervariasi maka akan mengurangi resiko anemia pada ibu hamil. Wirakusumah (1999) Berdasarkan kecukupan protein dapat diliha bahwa protein baik 14,0%, protein sedang 24,0%, protein cukup 20,0% dan protein defisit 32,0%. Ibu hamil yang protein baik 75,0% yang normal 25,0% anemia, protein sedang 16,7% yang normal 83,3% anemia, protein cukup 50,0% yang normal 50,0% anemia, dan protein defisit 25,0% yang normal 75,0% anemia. Dari hasil tersebut bahwa kecukupan protein ibu hamil masih rendah, kecukupan protein bagi ibu hamil seharusnya didapat 67gram perhari sesuai angka kecukupan gizi, tetapi dapat dilihat dari frekuensi makanan ibu hamil yang masih kurang mengkonsumsi lauk hewani sebagai contoh daging dan ayam. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p=0,013 yang artinya ada hubungan antara protein dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hubungan Kecukupan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Jumlah zat besi sangat di butuhkan oleh ibu hamil, selama kehamilan seorang ibu memerlukan tambahan zat gizi untuk
menunjang pembentukan Hb. Jumlah tambahan zat besi yang dibutuhkan bervariasi, darah seorang ibu hamil memerlukan 500 mg zat besi, darah janin membutuhkan 200mg zat besi dan darah plasenta membutuhkan 25 mg zat besi. Total yang dibutuhkan selama kehamilan diperkirakan sebanyak 1000 mg. Krisnatuti (2000) Berdasarkan kecukupan zat besi yaitu zat besi baik 10,0% dan 90,0% yang zat besi kurang. Ibu hamil yang zat besi baik yaitu 100,0% yang normal dan tidak ada ibu hamil yang anemia, sedangkan zat besi kurang yaitu 33,3% yang normal dan yang anemia sebesar 66,7%. Dari hasil diatas bahwa masih kurangnya kecukupan zat besi pada ibu hamil, sedangkan kecukupan zat besi pada ibu hamil sangat dibutuhkan selama kehamilan, zat besi juga dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah pada ibu. Dapat dilihat juga dari suplemen tablet besi 78,0% dimana ibu hamil masih kurang mengkonsumsi tablet besi. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p=0,007 yang artinya ada hubungan antara zat besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hubungan Kecukupan Asam Folat dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Asam folat berperan penting selama kehamilan, salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya kelainan dan kecacatan pada saluran syaraf serta membantu dalam proses pembentukan otak. Setiap ibu hamil harus bisa memastikan terpenuhinya kebutuhan asam folat, karena asam folat juga bisa mencegah terjadinya kecacatan pada sumsum tulang belakang. Jumlah angka kecukupan harian untuk ibu hamil adalah 400-600 microgram perhari sesuai dengan angka kecukupan gizi. Rustan (2001) Berdasarkan kecukupan asam folat yaitu 55,0% yang asam folat baik dan 44,0% yang asam folat kurang. Ibu hamil yang asam folat baik yaitu 60,7% yang normal dan anemia 39,3%, sedangkan asam folat kurang yaitu 13,6% yang normal dan anemia sebesar 86,4%. Dari hasil tersebut dapat dilihat kurangnya kecukupan asam folat pada frekunsi makanan dimana kurangnya mengkonsumsi daging dan ikan dan hasil uji 6
chi square menunjukan bahwa nilai p=0,002 yang artinya ada hubungan asam folat dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hubungan Kecukupan Vitamin B12 dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang sangat kecil yaitu 2 mikro-gram perhari, dan kebutuhan bagi ibu hamil 2,6 ug perhari. Sumber vitamin B12 yang tinggi termasuk dalam daging dan organ tubuh seperti hati domba atau sapi, ginjal dan kerang. Dalam jumlah yang cukup tinggi terdapat dalam susu bubuk tanpa lemak, beberapa makanan laut, dan kuning telur. Wirakusumah (1999). Berdasarkan kecukupan vitamin B12 yaitu 70,0% yang vitamin B12 baik dan 30,0% yang vitamin B12 kurang. Vitamin B12 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil menunjukkan bahwa yang vitamin B12 baik yaitu 48,6% yang normal, sedangkan yang vitamin B12 kurang 20,0% yang mengalami normal. Dapat dilihat dari hasil diatas kecukupan vitamin B12 bagi ibu hamil baik, dikarenakan kecukupan ibu hamil tercukupi dengan mengkonsumsi susu setiap hari dan menutupi kekurangan asupan konsumsi lauk hewani. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,115 artinya tidak ada hubungan antara vitamin B12 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Hubungan Konsumsi Suplemen Tablet Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Konsumsi tablet besi adalah suplemen tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil selama kehamilan. Pada ibu hamil kecukupan zat besi sangat dibutuhkan untuk membantu mensuplai oksigen keseluruh tubuh ibu dan janin. Zat besi pada ibu hamil adalah sekitar 20-30 mg setiap hari, untuk membantu mencukupi kebutuhan itu maka diberikan suplemen tablet besi bagi setiap ibu hamil, setidaknya ibu mengkonsumsi 90 tablet besi pada masa kehamilan. Krisnatuti (2000) Berdasarkan konsumsi suplemen tablet besi yaitu 100% yang mengkonsumsi suplemen tablet besi (≥90) dengan kadar hemoglobin normal. Yang suplemen tablet
besi kurang (<90) sebesar 23,1% memiliki kadar hemoglobin normal dan 76,9% anemia dengan suplemen tablet besi kurang (<90). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ibu hamil masih kurang mengkonsumsi suplemen tablet besi. Hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,0001 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi suplemen tablet besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. KESIMPULAN 1. Ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 paling banyak pada kelompok umur 27-29 tahun 30,0%, berpendidikan tamat SMA/SMK 46,0%, pekerjaan suami sebagai tukang bangunan 30,0% dengan pengahsilan <2 juta 78,0%, usia kehamilan ibu adalah 8 bulan 56,0% dan pada kehamilan pertama 44,0%. 2. Anemia banyak terjadi pada ibu hamil, tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil dapat memberikan dampak negatif terhadap janin yang dikandungnya dan ibu dalam kehamilan, dimana di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 terdapat ibu hamil 60,0% yang mengalami anemia. 3. Kurangnya akan kecukupan energi pada ibu hamil sampai mengalami energi defisit 42,0%, dan signifikan antara hubungan kecukupan energi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. 4. Kurangnya akan kecukupan protein pada ibu hamil sampai mengalami protein defisit 32,0%, dan signifikan antara hubungan kecukupan protein dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. 5. Berdasarkan kecukupan zat besi 90,0% yang mengalami zat besi kurang dan signifikan antara hubungan kecukupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. 7
6.
7.
8.
Berdasarkan kecukupan asam folat 44,0% yang asam folat kurang, yang signifikan antara hubungan kecukupan asam folat dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013. Berdasarkan kecukupan vitamin B12 70,0% yang vitamin B12 baik, dan tidak ada hubungan kecukupan vitamin B12 dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013 Berdasarkan konsumsi suplemen tablet besi 78,0% yang kurang mengkonsumsi tablet besi, dan signifikan antara hubungan konsumsi suplemen tablet besi dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester ketiga di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013
Mochtar, R, 1998. Sinopisis Obstetri. Jilid I, EGC, Jakarta. Rustan E, Saidin M, Rosmalina Y. Pengaruh penambahan asam folat, vitamin B12, dan B6 pada pil besi terhadap kadar homosistein plasma ibu hamil anemia. Pen Gizi dan Makanan 2001; (24): 4450. Santoso, Soegeng. 2004 Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Supariasa, I. D. N, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Wirakushuma, E, S. 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta
SARAN Kepada ibu hamil agar memperhatikan pola konsumsi pangan dan memberikan informasi kepada ibu hamil bagaimana menjaga kesehatan janin, tentang pentingnya kecukupan gizi dan suplemen tablet besi agar kebutuhan zat besi dapat terpenuhi serta dapat lebih cepat menurunkan masalah kekurangan gizi pada ibu hamil terutama anemia gizi besi dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak sebagai sumber daya pembangunan bangsa. DAFTAR PUSTAKA Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo persada. Departemen Kesehatan RI. 1994. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Krisnatuti, D., & R. Yenrina. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Puspa Swara, Jakarta. Kusmiyati, Y. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
8