PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F 14103073
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F14103073
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI SAWAH DI KECAMATAN JONGGOL BERBASIS SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) DAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : RADITA NOVAN DIPAYANA F14103073
Dilahirkan pada tanggal 20 November 1985 Di Trenggalek
Disetujui, September 2007 Dosen Pembimbing
Ir. Mohamad Solahudin, M.Si NIP. 131 965 838
Radita Novan Dipayana. F14103073. Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service). Di bawah bimbingan : Mohamad Solahudin. 2007.
RINGKASAN Lahan didefinisikan sebagai sumber daya alam yang sifatnya terbatas yang dapat dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan segala macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengklasifikasian lahan pertanian pada suatu daerah memberi pengetahuan tingkat kesesuaian lahan dengan komoditi yang akan dikembangkan di daerah tersebut. Kualitas dan daya dukung lahan diketahui dari hasil evaluasi lahan yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Evaluasi lahan yang umumnya dilakukan dengan evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. GMap merupakan SIG yang dibangun sebagai aplikasi dalam klasifikasi kesesuaian lahan pertanian untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang didalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengakses data di dalamnya. GMap merupakan modifikasi SIG yang dibangun oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dimana modifikasinya terletak pada penggunaan MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 untuk membangun SIG serta penambahan aplikasi SMS untuk memudahkan dalam pengaksesan data yang ada di dalam SIG. Teknologi SMS dipilih karena teknologi ini telah banyak digunakan dan kemudahan penggunaan serta akses jaringan yang mudah diperoleh. Tujuan utama penelitian ini adalah membangun aplikasi untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dibangun oleh Lusi Lestari (2003) dengan perangkat lunak MapObject dan menambahkan aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alternatif media akses sistem. Pengembangan sistem ini dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Agustus 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan tahap pengembangan sistem informasi dengan metode System Development Life Cycle (SDLC) yang memiliki 5 tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem. Gmap terdiri dari dua aplikasi utama yaitu aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol dan aplikasi SMS server untuk mengakses informasi yang ada di dalam aplikasi SIG tersebut. Database yang dibangun merupakan hasil pengolahan dan overlay hasil dari mencocokkan sifat fisik dan kimia tanah dengan kategori karakteristik lahan bagi tanaman menurut sistem FAO, 1976 dengan menggunakan kriteria/parameter kualitas lahan Pusat Penelitian Tanah, 1994. Adapun database
yang digunakan adalah database berbasis Dbase Files (*.dbf), Shapefiles (*.shp) yang dibangun dengan menggunakan fasilitas ArcInfo 3.5.2 dan Database dengan menggunakan model data relasional (Relational Database Management System) yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access. Informasi yang diberikan melalui SMS dalam sistem ini antara lain adalah penggunaan lahan (landuse) beserta luasnya untuk setiap desa, subkelas masingmasing desa beserta luasnya, jenis tanah masing-masing desa beserta luasnya, pembatas masing-masing desa beserta luasnya serta klasifikasi kesesuaian lahan masing-masing desa beserta luasnya. Para pengguna yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan, dapat mengakses informasi melalui layanan SMS dengan format-format SMS tertentu. Dari pengamatan unjuk kerja sistem dilakukan tiga macam pengujian yaitu pengujian proses konektivitas komputer dengan telepon selular, simulasi dengan operator selular berbeda dan pengamatan sistem secara keseluruhan. Untuk pengujian proses konektivitas komputer dari hasil simulasi didapat bahwa ratarata waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan program utama setelah proses koneksi adalah 1.23 detik. Untuk pengujian proses kedua, simulasi ini dilakukan dalam 2 kategori, yaitu pengamatan terhadap waktu rata-rata per layanan SMS dan analisis biaya dari kombinasi beberapa operator layanan selular pada beberapa waktu pengamatan. Berdasarkan grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS dari kombinasi beberapa operator layanan selular yang sama maupun berbeda, layanan SMS operator antar sesama XL memiliki waktu rata-rata per layanan SMS yang paling cepat diantara kombinasi operator selular yang lain. Sedangkan layanan SMS operator antar operator yang berbeda yaitu Indosat dan Telkomsel memiliki waktu rata-rata per layanan SMS yang paling lama. Selain itu dari pengamatan didapat hasil bahwa waktu yang paling cepat untuk mengirimkan SMS adalah pada waktu pagi hari. Pada pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan dengan melakukan pengujian sistem dengan mengirimkan format SMS untuk semua jenis layanan informasi. Dari pengujian tersebut didapat hasil yaitu waktu rata-rata per layanan SMS adalah 30.25 detik. Program yang dikembangkan ini secara operasional sudah dapat diimplementasikan untuk pengaksesan informasi klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Namun di samping itu, masih banyak saran-saran yang perlu dilaksanakan untuk penyempurnaan sistem di masa yang akan datang.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana yang diharapkan. Salawat dan salam penulis panjatkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan dalam menjalani hidup ini. Skripsi ini berjudul ”Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service)”. Selama melaksanakan penelitian dan penulisan laporan akhir ini telah banyak pihak yang membantu penulis, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Mohamad Solahudin, M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang berharga bagi penulis. 2. Bapak Dr. Ir. Yuli Suharnoto M. Eng selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 3. Bapak Chusnul Arif S.Tp selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis 4. Bapak Ibu tercinta atas doa dan dukungannya baik moril dan material. 5. Aay Arum tercinta atas segala doa dan dukungannya. 6. Bapak Gozali selaku teknisi Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian FATETA IPB atas segala dukungan dan bantuannya. 7. Salman Widodo, Budi Setiawan, Rena Nurista dan Tia GFM 41 yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 8. Rekan-rekan SMMP’40 dan seluruh teman-teman TEP 40 IPB serta semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangannya dan penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukannya. Bogor, Agustus 2007
Penulis
BIODATA RINGKAS Penulis dilahirkan pada tanggal 20 November 1985 di Trenggalek, Jawa Timur sebagai anak tunggal, dari pasangan Sunaryo dan Pri Subekti. Riwayat pendidikan penulis antara lain : SDN Bendorejo I (1991-1997), SLTPN I Pogalan (1997-2000) dan SMUN I Trenggalek (2000-2003). Pada tahun 2003 penulis berkesempatan melanjutkan studi Strata-1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Masuk Seleksi Perguruan Tinggi IPB) dan masuk sebagai mahasiswa Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Pada tahun 2006 penulis melaksanakan praktek lapangan di PGT (Pabrik Gondorukem dan Terpentin) Rejowinangun Trenggalek, Jawa Timur dengan hasil laporan berjudul ”Mempelajari Aspek Manajemen Produksi Pada Proses Pembuatan Gondorukem dan Terpentin di Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Rejowinangun, Trenggalek, Jawa Timur”. Penulis berhasil merampungkan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian setelah menyelesaikan skripsi hasil penelitian dengan judul ”Pengembangan Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dan SMS (Short Message Service)”. Selama masa studi di Departemen Teknik Pertanian IPB, penulis berkesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah Gambar Teknik (2006/2007). Selain itu penulis aktif dalam kegiatan organisasi kampus yaitu pada Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) pada tahun 2005-2006 dan aktif pada kepanitian Departemen Profesi.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... .....
iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... .....
v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. ......
1
A. LATAR BELAKANG .................................................................. ......
1
B. TUJUAN ....................................................................................... ......
3
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
4
A. LAHAN ...............................................................................................
4
B. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN.................................................
4
C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ................................................
8
D. MAP OBJECT ......................................................................................
10
E. SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) ..................................................
11
F. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) ................................
15
G. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) .........................
16
1. Investigasi Sistem ..........................................................................
16
2. Analisis Sistem ..............................................................................
17
3. Desain Sistem ................................................................................
17
4. Implementasi Sistem .....................................................................
18
5. Pemeliharaan Sistem .....................................................................
18
H. PENELITIAN TERDAHULU ............................................................
19
III. METODE PELAKSANAAN .................................................................
21
A. WAKTU DAN TEMPAT ...................................................................
21
B. ALAT DAN BAHAN .........................................................................
21
C. METODOLOGI ..................................................................................
22
1. Investigasi Sistem ..........................................................................
22
2. Analisis Sistem ..............................................................................
23
3. Desain Sistem ................................................................................
24
4. Implementasi Sistem .....................................................................
27
5. Perawatan Sistem ..........................................................................
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
29
A. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ....................................
29
B. INVESTIGASI SISTEM .....................................................................
31
1. Studi Kelayakan Teknis ................................................................
31
2. Studi Kelayakan Ekonomis ............................................................
32
3. Studi Kelayakan Operasional .........................................................
33
C. ANALISIS SISTEM ...........................................................................
34
1. Identifikasi Kebutuhan ..................................................................
34
2. Kebutuhan Fungsional ...................................................................
34
D. DESAIN SISTEM ...............................................................................
35
1. Deskripsi Sistem.............................................................................
35
2. Alur Sistem Aplikasi ......................................................................
36
3. Domain Sistem ...............................................................................
37
4. Analisa Aliran Data........................................................................
38
5. Desain Aplikasi ..............................................................................
42
a. Desain Internal .........................................................................
42
b. Desain Eksternal ......................................................................
62
E. IMPLEMENTASI SISTEM ................................................................
72
1. Konektivitas Komputer dengan Telepon Seluler ...........................
72
2. Pengoperasian Sistem.....................................................................
73
3. Pengamatan Unjuk Kerja Sistem....................................................
74
F. PEMELIHARAAN SISTEM ..............................................................
78
G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM ................................
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
80
A. KESIMPULAN ...................................................................................
80
B. SARAN ...............................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
82
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jenis-jenis parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan tingkat semi detail........................................................................................... 6 Tabel 2. Delapan Perbedaan header untuk mengirim SMS ke SMS centre dengan SMS yang diterima dari SMS Centre..................................... 12 Tabel 3. Software yang digunakan dalam penelitian........................................ 21 Tabel 4. Luas penggunaan lahan dan persentasenya pada Kecamatan Jonggol ............................................................................................... 29 Tabel 5. SPT dan Penamaan berdasarkan Taksonomi dan Nama PPT............. 30 Tabel 6. Perbandingan Antara Berbagai Transmisi yang Menggunakan Telepon dalam Beberapa Aspek......................................................... 32 Tabel 7. Daftar Tabel pada klcov1.mdb ............................................................ 48 Tabel 8. Hasil Pengamatan Waktu Rata-rata per Layanan SMS Operator Layanan Selular .................................................................................. 75 Tabel 9. Hasil Pengujian Waktu Total Rata-rata untuk Pengiriman dan Penerimaan SMS ................................................................................ 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Halaman Arsitektur jaringan SMS ............................................................ 14
Gambar 2.
Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC ...................
Gambar 3.
Gambaran umum Sistem Informasi Klasifikasi Kesesuaian
18
Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor berbasis SIG dan SMS ....................................................
25
Gambar 4.
Proses overlay untuk menghasilkan coverage kesesuaian lahan
26
Gambar 5.
Alur Proses Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor .........................................................
Gambar 6.
36
DFD (Data Flow Diagram) level 1 pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap).
39
Gambar 7.
DFD (Data Flow Diagram) level 2 Proses 1..............................
41
Gambar 8.
Contoh format SMS registrasi untuk pengguna .........................
43
Gambar 9.
SMS balasan untuk keberhasilan registrasi ...............................
48
Gambar 10. SMS balasan untuk kesalahan password ....................................
49
Gambar 11. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi landuse desa Jonggol).................................................................
49
Gambar 12. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi luas landuse kampung desa Jonggol) ....................................................................................................
50
Gambar 13. Contoh format SMS balasan belum terdaftar .............................
50
Gambar 14. Contoh format SMS balasan kesalahan format SMS yang dikirim.........................................................................................
51
Gambar 15. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG ..................
52
Gambar 16. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SMS.................
53
Gambar 17. Perintah pendaftaran komponen MapObject 2.2 pada registry Microsoft Windows .....................................................................
54
Gambar 18. Perintah pendaftaran komponen Mobile FBUS v.1.5 pada registry Microsoft Windows........................................................
55
Gambar 19. Desain tampilan splash GMap ...................................................
63
Gambar 20. Desain tampilan lisensi dari GMap............................................
63
Gambar 21. Desain tampilan menu utama GMap .........................................
64
Gambar 22. Desain tampilan about designer GMap .....................................
64
Gambar 23. Desain tampilan input password dan nomor HP pengguna GMap ..........................................................................................
65
Gambar 24. Desain tampilan koneksi GMap..................................................
65
Gambar 25. Desain tampilan program utama aplikasi SMS GMap..............
66
Gambar 26. Desain tampilan info data HP ....................................................
67
Gambar 27. Desain tampilan about GMap.....................................................
67
Gambar 28. Desain tampilan ganti password sistem......................................
68
Gambar 29. Desain tampilan help program ....................................................
68
Gambar 30. Desain tampilan awal SIG ..........................................................
69
Gambar 31. Desain peta tematik Kabupaten Bogor .......................................
69
Gambar 32. Desain tampilan peta dasar Kecamatan Jonggol.........................
70
Gambar 33. Desain tampilan menu Tata Guna Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) ............................
71
Gambar 34. Desain Tampilan Menu Kelas Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah) .............................................
72
Gambar 35. Grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS..............
75
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Produksi tanaman padi sawah (ton/tahun) dirinci menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 1997-1999 (BPS, 1999)...........
86
Lampiran 2. Luas kesesuaian lahan Kecamatan Jonggol tingkat subkelas dan persentasenya.................................................................................
87
Lampiran 3. Karakteristik lahan pada masing-masing SPT (PPT, 1981) .................
88
Lampiran 4. Atribut Tabel Coverage KLCOV (Kesesuaian Lahan) ........................
89
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, permintaan akan bahan pangan beras semakin meningkat dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan utama. Oleh karena itu, untuk mengatasi dan mengantisipasi kekurangan pangan (beras), maka pemerintah melaksanakan pembangunan dan perbaikan dalam sektor pertanian melalui beberapa program diantaranya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Dalam rangka meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tersebut, perlu dilakukan pengkajianpengkajian terhadap lahan pertanian untuk melihat kondisi daya dukung lahan, faktor-faktor penghambat dan mengetahui tingkat kesesuaian lahan. Lahan didefinisikan sebagai sumber daya alam yang sifatnya terbatas yang dapat dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan segala macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik materiil maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan lahan non pertanian (Arsyad, 1989). Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian khususnya untuk lahan pemukiman meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan sebagian kegiatan pertanian semakin berkurang dan bergeser ke lahan-lahan yang memiliki kualitas dan daya dukung yang rendah. Kualitas dan daya dukung lahan diketahui dari hasil evaluasi lahan yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Evaluasi lahan yang umumnya dilakukan yaitu evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Jonggol merupakan penghasil padi terbesar di Kabupaten Bogor. Hal ini dapat dilihat dari produksi padi per kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 1997 hingga 1999. Pada tahun 1999, Jonggol memproduksi 60,321 ton padi
dengan luas panen 11,838 ha (BPS, 1999). Kecamatan Jonggol terletak di bagian timur Kabupaten Bogor, dengan luas 101.46 km2 yang terdiri atas 13 desa. Salah satu jenis tanah di kecamatan Jonggol yaitu Alfisol dengan bahan induk batu liat yang bertopografi berombak dengan kemiringan rata-rata 4% (Rismaneswati, 1999). Ciri lain dari tanah ini adalah drainasenya sedang dan permeabilitas tanah yang agak lambat. Alfisol Jonggol memiliki solum dalam dengan kedalaman efektif > 100 cm. Berdasarkan hasil analisis terhadap lapisan olah pada kedalaman 0-20 cm diketahui bahwa tanah alfisol Jonggol memiliki kejenuhan basa yang sangat tinggi (100%), reaksi tanah masam (pH 5.1), Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang rendah (9.9 me/100gram) dan kandungan basa-basa seperti Ca, Mg yang tinggi (12.4 dan 3.9 me/100gram) dan K serta Na yang rendah yaitu masing-masing sebesar 0.2 dan 0.4 me/100 gram. Jonggol mengalami musim kering yang lebih pendek, yaitu pada bulan Juni hingga September dengan curah hujan masih di atas 98 mm/bulan. Suhu udara tahunan rata-rata sebesar 25.9 °C, sedangkan suhu udara tahunan ratarata maksimum dan minimum sebesar 32.1 °C dan 21.8 °C. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan sebesar 84.2 %, kecepatan angin rata-rata tahunan sebesar 7.8 km/jam dan jumlah evapotranspirasi bulanan sebesar 9.9 mm (Nasution, 2000). Dengan kondisi tersebut, secara umum Jonggol cukup sesuai untuk lahan padi sawah. Namun untuk melihat tingkat kesesuaian berdasarkan klasifikasi kesesuaian lahan dan gambaran yang lebih detail mengenai kondisi Jonggol, masih diperlukan analisis lebih lanjut. Secara geografis, Jonggol merupakan kota satelit bagi Jakarta, sehingga mengakibatkan lahan-lahan pertaniannya banyak yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan industri. Dalam hal ini, perlu dicermati tentang peralihan fungsi tersebut agar tidak menggeser lahan-lahan potensial (tingkat kesesuaiannya tinggi) untuk pertanian, khususnya lahan sawah, yang selama ini menjadi penghasil padi terbesar untuk Kabupaten Bogor dan agar lahan-lahan yang telah berganti fungsi dapat diganti dengan lahan yang baru. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk melihat tingkat kesesuaian lahan dengan klasifikasi lahan pertanian.
Penelitian tentang analisa kesesuaian lahan dan analisa ketersediaan traktor roda dua telah dilaksanakan oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian tersebut di atas dimana dalam penelitian ini ditambahkan aplikasi fitur SMS untuk melengkapi kemudahan mengakses data-data yang ada di dalam SIG dan MapObject sebagai aplikasi untuk mendesain tampilan antar muka yang lebih user friendly. Penggunaan teknologi SMS dipilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang menggunakan telepon sebagai medianya, seperti WAP (Wireless Application Protocol) dan IVRS (Interactive Voice Response System).
B. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Membangun aplikasi user interface untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dibangun oleh Lestari (2003) dengan perangkat lunak MapObject. 2. Membangun aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alternatif media akses sistem.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. LAHAN Lahan merupakan daerah dari permukaan bumi yang dicirikan oleh adanya suatu susunan sifat-sifat khusus dan proses-proses yang saling terkait dalam ruang dan waktu dari tanah, atmosfer dan air, bentuk lahan, vegetasi dan populasi fauna, sebagai hasil dari aktifitas manusia atau tidak (Townshend, 1981). Hardjowigeno, et.al., 1999, menjelaskan bahwa lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi,
dimana
faktor-faktor
tersebut
mempengaruhi
potensi
penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia, seperti reklamasi daerah pantai, penebangan hutan dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam.
B. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tata guna tanah yang intinya membandingkan persyaratan yang diminta oleh jenis penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan untuk jenis penggunaan tersebut (Hardjowigeno, et.al. 1999). Istilah kemampuan lahan (land capability) digunakan oleh banyak sistem klasifikasi lahan, terutama oleh Soil Conservation Service, USDA (The United State Department of Agriculture). Dalam sistem USDA ini, satuan peta tanah dikelompokkan terutama atas dasar kemampuannya (capability) untuk memproduksi tanaman pertanian dan rumput makanan ternak, tanpa menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu panjang. Beberapa ahli mengartikan kapabilitas (kemampuan) sebagai kapasitas suatu lahan untuk berproduksi, sedangkan kesesuaian (suitability) merupakan kecocokan (adaptibility) dari suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Kapabilitas kadangkadang diartikan pula sebagai klasifikasi lahan yang didasarkan pada faktorfaktor penghambat yang merusakkan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
istilah ”capability” dan ”suitability” merupakan dua istilah yang mempunyai arti sama, sehingga dapat saling menggantikan. Food and Agricultural Organization (FAO), 1976 menggunakan istilah ”land suitability” dengan alasan karena istilah ”land capability” seolah-olah merupakan istilah soil conservation service, USDA. Namun demikian, pengertian yang umum dianut pada waktu ini adalah kemampuan lahan berarti potensi lahan untuk penggunaan pertanian secara umum, sedangkan kesesuaian lahan berarti potensi lahan untuk jenis tanaman tertentu (Hardjowigeno, et.al.,1999). Menurut FAO (1976), kegiatan yang perlu dilakukan dalam evaluasi lahan adalah sebagai berikut : 1. Konsultasi pendahuluan, meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan, antara lain: penetapan tujuan evaluasi, jenis data yang akan digunakan, asumsi yang akan digunakan dalam evaluasi, kondisi daerah penelitian, intensitas pengamatan dan tingkat survey. 2. Penelaahan
terhadap
jenis
penggunaan
lahan
yang
sedang
dipertimbangkan dan syarat-syarat yang diperlukan. Penelaahan terhadap satuan peta lahan dan kualitas lahan didasarkan pada pengetahuan tentang syarat-syarat yang diperlukan untuk penggunaan lahan tertentu. 3. Membandingkan penggunaan lahan dengan tipe-tipe sekarang. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data lahan, penggunaan lahan serta informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama. 4. Klasifikasi kesesuaian lahan. 5. Penyajian hasil. Pemilihan jenis dan jumlah parameter yang dinilai ditentukan sesuai dengan tingkat pemetaan tanah. Parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan adalah kualitas lahan yang dicerminkan oleh karakteristik lahan yang nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Djaenudin, et.al., 1994). Jenis parameter yang digunakan dalam evaluasi lahan tingkat semi detail disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan tingkat semi detail (Djaenudin, et.al., 1992) NO KUALITAS LAHAN KARAKTERISTIK LAHAN A. Persyaratan Tumbuh Tanaman/Ekologi 1. Regim Suhu - Panjang/lama penyinaran 2. Regim Suhu - suhu rata-rata tahunan - suhu rata-rata bulanan - suhu rata-rata maks/min tahunan 3. 4.
Kelembaban Udara Ketersediaan Air
-
5.
Media Perakaran
6.
Retensi Hara
7.
Ketersediaan Hara
8.
Bahaya Banjir
9. 10.
Kegaraman Toksisitas
-
Kelembaban nisbi curah hujan tahunan bulan kering panjang periode pertumbuhan drainase tekstur kedalaman efektif gambut KTK pH C organik N total P2O5 tersedia K2O tersedia Periode frekuensi Daya hantar listrik Kejenuhan Al Bahan sulfidik
B. 11.
Persyaratan Pengelolaan Kemudahan pengelolaan
12.
Potensi mekanisasi
-
Tekstur tanah/bahan kasar Kelas kemudahan pengolahan Kemiringan lahan Batu di permukaan lahan Singkapan batuan
C. 13.
Persyaratan Konservasi Tingkat Bahaya Erosi
- Indeks bahaya erosi
Berdasarkan metode FAO (1976), sistem klasifikasi kesesuaian lahan menggunakan 4 kategori, yaitu: 1. Ordo, menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak untuk penggunaan tertentu. Dikenal dua macam ordo, yaitu: a. Ordo S (sesuai): lahan yang termasuk ordo ini adalah lahan yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak terbatas untuk suatu tujuan
yang dipertimbangkan. Keuntungan dari hasil pengelolaan lahan itu akan memuaskan setelah dihitung dengan masukan yang diberikan, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lainnya. b. Ordo N (tidak sesuai): lahan ini memiliki kesulitan sedemikian rupa, sehingga mencegah penggunaannya untuk suatu tujuan yang telah direncanakan. Lahan dapat digolongkan sebagai tidak sesuai digunakan untuk suatu pertanian karena berbagai penghambat. 2. Kelas, menunjukkan tingkat kesesuaian suatu lahan. Pada tingkat kelas terdapat tiga kelas dalam ordo S dan dua kelas dalam ordo N, yaitu: a. Kelas S1 : sangat sesuai (highly suitable). Lahan ini tidak mempunyai pembatas yang besar untuk pengelolaan yang diberikan, atau hanya mempunyai pembatas yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan yang telah biasa diberikan. b. Kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang agak besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatan masukan yang diperlukan. c. Kelas S3 : sesuai marginal (marginally suitable). Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produk atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. d. Kelas N1 : tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable). Lahan yang
mempunyai
pembatas
yang
lebih
besar,
tetapi
masih
memungkinkan diatasi, walaupun tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal normal. Keadaan pembatas sedemikian besarnya sehingga mencegah penggunaan dalam jangka panjang. e. Kelas N2 : tidak sesuai untuk selamanya (permanently not suitable). Lahan yang mempunyai pembatas permanen yang mencegah segala kemungkinan penggunaan jangka panjang.
3. Sub kelas, menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan
dalam
masing-masing
kelas.
Pada
tingkat
subkelas
menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas. Dalam satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor penghambat. 4. Unit, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaan sub kelas.
C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Dilihat dari definisinya, sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan dan menghasilkan keluaran di dalam suatu proses yang terorganisasi (O’Brien, 1999). Menurut Simkin (1987), sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja sama baik secara manual maupun berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan. Selain itu, suatu sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan komponen yang bekerja sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi dan distribusi informasi (Mannino, 2001). Sistem informasi dapat pula didefinisikan sebagai sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan serta basis data. (Mannino, 2001). Secara umum, fungsi utama sistem informasi ada tiga, yaitu (1) mangambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer untuk mendayagunakan dan menghasilgunakan, penyimpanan,
pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersiil, pengelolaan maupun kebijaksanaan (Purwadhi, 1999). SIG mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola basis data, Data Base Management System (DBMS), sebagai perangkat analisis keruangan (Spatial Analysis), dan juga sekaligus sebagai proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Suatu SIG biasanya dihubungkan dengan teknologi komputer yang bereferensi geografis, suatu sistem terintegrasi yang dipakai sebagai aplikasi subtansial yang telah banyak menarik perhatian di seluruh dunia. Komponen SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), brainware, netware dan dataware. Kelima komponen tersebut saling bersinergi membentuk suatu sistem yang utuh. Secara umum keuntungan SIG pada perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam adalah sebagai berikut (Kam, et.al., 1992): 1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks, digital dan analog) dari berbagai sumber. 2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantaranya berbagai disiplin ilmu dan lembaga terkait. 3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif daripada pekerjaan manual. 4. Mampu melakukan permodelan, pengujian dan perbandingan antara berbagai alternatif kegiatan sebelum dilakukan aplikasi di lapangan. 5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik. Dengan berbagai keuntungan tersebut di atas, penggunaan SIG dalam klasifikasi penggunaan lahan akan sangat membantu. Dalam klasifikasi kesesuaian lahan yang membutuhkan fungsi tumpang tindih dari berbagai peta tematik, dapat dilakukan oleh SIG. Kemampuan SIG mengintegrasikan berbagai format data sangat dibutuhkan dalam klasifikasi kesesuaian lahan. Data penggunaan lahan, jenis tanah, kondisi iklim dan data pendukung
lainnya, serta parameter-parameter klasifikasi akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan hingga dapat menghasilkan informasi kesesuaian lahan. Kemampuan SIG menampilkan data dalam bentuk gambar (peta digital) memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang diinginkan, sebagai contoh untuk melihat daerah yang tidak sesuai dengan komoditi tertentu, perubahan penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan mudah dapat ditampilkan dengan SIG. Klasifikasi kesesuaian lahan dengan pendekatan SIG memungkinkan pengembangan database dalam bentuk sistem informasi berorientasi geografis. D. MAP OBJECT MapObject merupakan software yang membantu proses pemetaan untuk membangun dan mengembangkan sebuah aplikasi yang berhubungan dengan kondisi geografis suatu area. Penggunaan MapObject didasarkan pada rancangan standar suatu analisis geografis sehingga kita dapat memastikan bahwa kita akan mendapatkan informasi peta dan denah dari suatu area dengan akurat. MapObject terdiri dari komponen ActiveX Control dan ActiveX Automation Objects yang mendukung semua tools untuk membangun aplikasi SIG dan pemetaan sesuai dengan keinginan desainer. Fitur-fitur utama yang ada di dalam MapObject diantaranya adalah : 1. Extensive Data Support MapObject didukung oleh format data source yang luas, antara lain: a. Format standard GIS yang meliputi ArcInfo coverages, ESRI shapefiles, dan ESRI GRID. b. Format CAD (Computer Aided Design) yaitu DGN, DXF, dan DWG. c. Akses ke database lain melalui ActiveX Data Objects (ADO), Data Access Objects (DAO), dan Open Database Connectivity (ODBC). d. ESRI ArcView StreetMap untuk geocoding. e. Database ArcSDE (ESRI’s Spatial Database Engine).
2. On the Fly Projection Pengguna MapObject dapat mengkombinasikan data dari berbagai bentuk proyeksi sederhana ke dalam bentuk proyeksi baru yang lebih kompleks, khusus digunakan untuk menampilkan dan menganalisis, sebagai contoh berbagai layar peta sederhana dapat di-export ke dalam bentuk peta baru yang lebih kompleks. MapObject
juga dapat
menampilkan data dengan menggunakan klasifikasi, simbol dan label, memperbesar dan mengatur letak layar peta serta mendapatkan informasi dari bagian-bagian tekstur peta. Selain itu, MapObject memberikan fasilitas legenda dan scale bar control, termasuk di dalamnya source code, agar memudahkan dalam mengembangkan aplikasi yang dibangun. MapObject dibangun dalam arsitektur Microsoft ActiveX Control sehingga dapat diintegrasikan dan diaplikasikan dengan program Visual Basic, Visual Foxpro, Delphi, Borland, Visual C++, Power Builder, Microsoft Access dan program-program lain yang sejenis. Di samping itu, MapObject telah kompatibel dengan ESRI’s ArcIMS Web Connectivity sehingga mampu mengedit dan mengatur peta dalam jaringan internet melalui teknologi ArcIMS. E. SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SMS merupakan layanan komunikasi wireless dengan panjang maksimal satu kali pengiriman sepanjang 160 karakter. Prinsip kerja SMS yaitu pada saat pesan dikirim dari telepon selular pengirim (mobile originated), pesan tersebut tidak langsung dikirimkan ke telepon selular tujuan (mobile terminated) akan tetapi dikirimkan terlebih dahulu ke SMS center (SMSC), baru kemudian pesan tersebut diteruskan ke telepon selular tujuan. SMSC merupakan implementasi layanan SMS yang disediakan oleh operator. Secara fisik SMSC dapat berwujud sebuah PC biasa yang mempunyai interkonektivitas dengan jaringan GSM (Oetomo dan Handoko, 2003). Dengan adanya SMSC ini kita dapat mengetahui status dari pesan SMS yang telah dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh telepon selular tujuan. Apabila telepon selular tujuan dalam keadaan aktif dan dapat
menerima SMS yang dikirim, ia akan mengirimkan kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa pesan telah berhasil diterima. Kemudian SMSC akan mengirimkan kembali status tersebut kapada pengirim. Jika telepon selular tujuan dalam keadaan mati, pesan yang kita kirimkan akan disimpan pada SMSC sampai period-validity terpenuhi (Gunawan, 2003). Di balik tampilan menu messages pada sebuah ponsel sebenarnya adalah AT Command yang bertugas mengirim atau menerima data ke atau dari SMS-centre. AT command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang diwakili oleh unit-unit PDU (Protocol Data Unit). PDU berisi bilanganbilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O (Input/Output). PDU terdiri atas beberapa header dimana header untuk mengirim SMS ke SMS centre berbeda dengan SMS yang diterima dari SMS Centre (Khang, 2002). Adapun delapan perbedaannya dicantumkan dalam Tabel 2. SMS point to point menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan pendek (short message) ke dan dari piranti bergerak. Layanan ini menggunakan SMS Centre yang bertindak sebagai sistem simpan dan terusan (store and forward) untuk pesan pendek. Jaringan wireless akan menangani pengiriman pesan pendek antara SMSC dan piranti bergerak (Oetomo dan Handoko, 2003). Tabel 2. Delapan Perbedaan header untuk mengirim SMS ke SMS centre dengan SMS yang diterima dari SMS Centre (Khang, 2002) No.
Header untuk mengirim SMS ke SMS Centre
Header untuk menerima SMS dari SMS Centre
1.
Nomor SMS Centre
Nomor SMS Centre
2.
Tipe SMS
Tipe SMS
3.
Nomor referensi SMS
Nomor ponsel pengirim
4.
Nomor ponsel penerima
Bentuk SMS
5.
Bentuk SMS
Skema encoding
6.
Skema encoding data I/O
Tanggal waktu SMS di-stamp di SMS Centre
7.
Jangka waktu expired
8.
Isi SMS
sebelum
SMS Batas waktu validitas Isi SMS
Selain sebagai media pengirim dan penerima pesan alfanumeris, SMS juga dapat digunakan sebagai pengangkut muatan biner (binary payload) dan mengimplementasikan
tumpukan
(stack)
WAP
(Wreless
Application
Protocol) lewat SMS Centre (Oetomo dan Handoko, 2003). Dalam arsitektur jaringan SMS, terdapat beberapa komponen dan bagian yang penting , diantaranya : 1. External Short Messaging Entities (ESME) adalah peralatan yang mampu menerima atau mengirimkan pesan pendek. ESME dapat berupa PC, telepon selular atau PDA. 2. Short Messaging Service Center (SMSC) adalah kombinasi perangkat keras dan lunak yang bertanggung jawab untuk mengirim, menyimpan dan meneruskan SMS, antara SMS sumber dan tujuan. SMSC harus mempunyai kemampuan menampung pelanggan (Throughput pesan) yang besar, sehingga tetap mampu memberikan pelayanan yang cepat walaupun jumlah pengguna semakin besar (Oetomo dan Handoko, 2003). 3. Signal Transfer Point (STP) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk komunikasi dengan jaringan mobile. 4. Home Location Register (HLR) adalah basis data yang berisi informasi routing subscriber. 5. Mobile Switching Center (MSC) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk mengirim SMS kepada mobile subscriber yang spesifik melalui base station yang sesuai. 6. Base Station (BS) adalah komponen yang bertanggung jawab untuk semua fungsi yang berkaitan dengan transmisi sinyal elektromagnetik antara MSC dan mobile device. 7. Air Interface adalah teknologi jaringan bergerak yang digunakan (GSM, TDMA, atau CDMA). 8. Mobile
Device
adalah
mengirimkan SMS.
peralatan
yang
mampu
menerima
dan
Arsitektur dan komponen-komponen yang menyusun jaringan SMS dapat dilihat pada Gambar 1.
HLR
PC
STP
MSC
BS
Air Interface
Mobile Device
MSC
BS
Air Interface
Mobile Device
SMS Centre
Ponsel
PDA
STP
ESME
HLR
Keterangan: 1. PC
: Personal Computer
2. PDA
: Personal Digital Assistant
3. ESME
: External Short Messaging Entities
4. STP
: Signal Transfer Point
5. HLR
: Home Location Register
6. MSC
: Mobile Switching Center
7. BS
: Base Station Gambar 1. Arsitektur Jaringan SMS Oetomo dan Handoko (2003) menyatakan bahwa ada beberapa
karakteristik pesan SMS yang penting, yaitu : 1. Pesan SMS dijamin sampai atau tidak sama sekali, selayaknya email sehingga jika terjadi
kegagalan sistem, time-out atau hal lain yang
menyebabkan pesan SMS tidak diterima, akan diberikan informasi yang menyatakan pesan SMS gagal dikirimkan.
2. Berbeda dengan fungsi call (panggilan), meski saat mengirimkan SMS ponsel tujuan tidak aktif, pengiriman SMS tidak akan gagal, tapi akan segera dikirimkan jika ponsel sudah aktif. 3. Bandwith yang digunakan rendah. Untuk SIG digunakan teknologi SMS untuk penggunaan dimana keamanan dari SIG dengan teknologi SMS ini harus diperhatikan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penggunaan password merupakan pengamanan yang paling praktis (Infokom, 2006). Keamanan akan lebih terjamin apabila kita menggunakan level security access yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingannya. F. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) Data adalah fakta yang terjadi dan tercatat. Database (basis data) merupakan koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan dari suatu enterprise (organisasi), yang dirancang untuk mempermudah sharing data. Sedangkan database management systems (DBMS) adalah koleksi terpadu dari sekumpulan program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database (Post, 1999). Tujuan utama DBMS adalah menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk pendayagunaan, pencarian dan penyimpanan data pada suatu basis data (Korth dan Silberschartz, 1998). Pada awalnya DBMS digunakan untuk mendukung penyimpanan dan pengambilan data. Sejalan dengan permintaan pasar dan inovasi produksi, penerapan DBMS meluas meliputi aktivitas lain yang lebih luas seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi, diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001). DBMS merupakan salah satu alat penting dalam berbisnis dan sistem informasi manajemen. Aplikasi komputer yang sudah dibangun dapat diubah oleh DBMS dan juga merubah cara mengatur (manajemen) perusahaan. Pendekatan awal dari basis data dengan menggunakan premis yang merupakan aspek penting adalah data yang disimpan (Post, 1999). Keuntungan menggunakan DBMS yaitu data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (user) maupun
program aplikasinya, metode untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten, tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data, data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence), dan keterkaitan logik antar data tetap terpelihara (Post, 1999). Suatu sistem agar dikategorikan sebagai sebuah DBMS maka harus memiliki kriteria sebagai berikut (Awad dan Goetere, 1992) : 1. Interface alamiah yang dapat digunakan oleh pengguna, tidak terikat pada struktur fisik database. 2. Sebuah lingkungan multi pengguna dimana pengguna dapat mengakses database yang sama, menggunakan tampilan yang diinginkan oleh masing-masing pengguna. 3. Kemampuan merubah data tanpa mempengaruhi program. 4. Pengendalian hak akses terhadap berbagai pengguna untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data yang tersimpan. 5. Mekanisme pencegahan dari kegagalan yang menyebabkan kehilangan data. G. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode dalam melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan yaitu investigasi (investigation) sistem, analisis (analysis) sistem, desain (design) sistem, implementasi (implementation) sistem, dan pemeliharaan (maintenance) sistem. 1. Investigasi sistem Manfaat dari fase penyelidikan adalah untuk menetukan problemproblem atau kebutuhan yang timbul. Pada tahapan investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh end user, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia, melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomi, teknik, operasional) analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek pengembangan (Post, 1999). Tahapan investigasi sistem terdiri dari studi awal dan studi kelayakan. Pada tahapan studi awal, dimana gagasan untuk membangun
sistem baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan, diterima dan dipelajari pada sistem yang berjalan paling awal (Sutabri, 2004). Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan mempengaruhi
kemampuan
sistem
untuk
mencapai
tujuan
yang
diinginkan. Tujuan studi kelayakan adalah mengevaluasi alternatif sistem dan kemudian mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem (Post, 1999). 2. Analisis sistem Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Proses analisis sistem dalam pengembangan
sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan atau dimodifikasi (Sutabri, 2004). Beberapa aktivitas dasar dari analisis sistem diperlukan dalam pembangunan aplikasi secara cepat maupun pembangunan proyek yang memerlukan waktu lama.
Kebanyakan
aktivitas tersebut merupakan perluasan dari pelaksanaan studi kelayakan. 3. Desain sistem Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi. Selain itu, melakukan desain informasi seperti content, form, dan time. Mendesain format tampilan yang dapat menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta membuat keamanan sistem. Tahapan desain sistem dalam SDLC meliputi : a. Desain user interface Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.
b. Desain data Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database yang akan digunakan oleh sistem. c. Desain proses Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa program dan prosedur yang telah diusulkan. 4. Implementasi sistem Tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa komponen yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar. 5. Pemeliharaan sistem Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak end user. Gambar 2 menunjukkan diagram alir aktivitas dan produk sistem dengan metode SDLC. Investigasi Sistem Produk : Studi Kelayakan
Analisis Sistem Produk : Kebutuhan Fungsional
Desain Sistem Produk : Spesifikasi Sistem
Implementasi Sistem Produk : Sistem Operasional Perawatan Sistem Produk : Perbaikan Sistem
Gambar 2.
Diagram alir pengembangan (O’Brien, 1999)
sistem
metode
SDLC
H. PENELITIAN TERDAHULU Yenita
(2000)
melakukan
penelitian
kelas
kesesuaian
dan
produktivitas lahan untuk padi sawah di desa Cijedil dan Cibeureum, Cianjur. Interpretasi data mencakup penetapan klasifikasi dan karakteristik tanah yang didasarkan pada Soil Survey Staff (1999), sedangkan klasifikasi lahan ditetapkan berdasarkan menurut sistem FAO (1976) dengan menggunakan kriteria Center of Soil Riset (CSR)/FAO, 1983 dan dikaitkan dengan produktivitas menurut data petani. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa desa Cijedil dan Cibeureum, Cianjur memiliki kesesuaianlahan aktual S3twn, yakni sesuai marjinal dengan faktor pembatas regim suhu, ketersediaan air dan ketersediaan hara. Setelah dilakukan usaha perbaikan kesesuaian lahan potensialnya menjadi S3t, yaitu sesuai merjinal dengan regim suhu sebagai pembatas. Pengklasifikasian kesesuaian lahan untuk padi sawah juga telah dilakukan oleh Latief (2001), di Sub DAS Cimuara-Cibeureum Kawasan DAS Cimanuk Hulu, Kabupaten Garut. Pada penelitian ini dilakukan penetapan klasifikasi kesesuaian lahan dengan penggunaan makro dari program Lotus 1-2-3 release 5. Khomarudin (1998) menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk menyusun peta-peta daerah yang sesuai untuk tanaman mangga dan jambu mente berdasarkan kesesuaian iklim dan tanah di Sulawesi Tenggara. Aplikasi Sistem Informasi Geografis digunakan oleh Kusumawati (1997) untuk mengolah data sekunder yang tersedia dalam upaya mempelajari hubungan antara sistem lahan dengan produktivitas, mengevaluasi kesesuaian lahan dari setiap sistem lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO 1983, melihat hubungan antara kesesuaian lahan menurut CSR/FAO dengan produktivitas. Studi kasus penelitian ini adalah pengusahaan tanaman padi sawah dan jagung di propinsi Jawa Barat. Ada tiga tahap kegiatan dalam penelitian ini, yaitu tumpang tindih peta produktivitas per kecamatan dengan sistem lahan menurut Regional Planning Programme for Transmigration (RePPProt); memadukan (matching) antara kriteria kesesuaian lahan menurut CSR/FAO 1983 dengan data karakteristik sistem lahan dari RePPProt. Dan
membandingkan hasil tumpang tindih antara peta produktivitas dengan peta kesesuaian lahan dari sistem lahan berdasarkan kriteria CSR/FAO. Lusi Lestari (2003) membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Lahan untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. SIG ini disajikan dalam format project Arcview, yang bersumber dari data digital Arcinfo. SIG ini terdiri atas informasi-informasi peta administrasi, peta kemampuan lahan dan kesesuaian lahan bagi tanaman padi sawah serta dilengkapi data penyebaran dan status ketersediaan traktor roda dua di kecamatan Jonggol. Klasifikasi kesesuaian lahan berkenaan dengan data-data yang bersifat spasial (keruangan) yang membutuhkan analisis geografis, sedangkan status ketersediaan traktor roda dua berkenaan dengan data-data tabular yang membutuhkan analisis matematik.
Metode pengambangan sistem yang
digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) oleh O’Brien (1999). Untuk pemenuhan input data dalam SIG dilakukan pengumpulan data yang memanfaatkan data sekunder, baik data yang bersifat keruangan maupun data tabel yang meliputi data vektor/grafis dan data tabel/atribut. Desain sistem meliputi rancangan proses transformasi input menjadi output yang terdiri atas dua tahap yakni penyusunan basis dan analisis data keruangan dan data atribut/label. Proses kesesuaian lahan menggunakan sistem matching atau membandingkan, mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan syarat tumbuh tanaman. Dengan sistem ini, berlaku hukum minimum yaitu kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh nilai terkecil, dalam hal ini oleh parameter yang sifat pembatasnya terberat atau yang paling sulit diatasi. Klasifikasi tanaman padi sawah yang digunakan adalah Sistem FAO (1976).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Secara geografis Kecamatan Jonggol terletak antara 6°25’30”LS6°35’00”LS
dan
106°58’30”BT-107°8’00”BT
dengan
batas-batas
administrasi sebagai berikut: - sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cileungsi dan Kota Bekasi - sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukamakmur - sebelah Timur berbatasan dengan Kecamtan Cariu - sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Klapanunggal Wilayah Kecamatan Jonggol meliputi 13 desa, dengan luas 13564.6 ha. Berdasarkan topografi keadaan wilayah berombak dengan kemiringan bervariasi 0% hingga lebih besar dari 40%. Pada umumnya kemiringan berkisar 0-8% dengan ketinggian antara 0-700 m di atas permukaan laut. Penggunaan tanah sebagian besar digunakan untuk budidaya pertanian yaitu 83.11% dari luas Kecamatan Jonggol atau seluas 11273.29 ha. Penggunaan lainnya adalah untuk pemukiman yaitu 1544.71 ha (11.39%), tanah kosong, rumput, sungai dan lain-lain seluas 746.60 ha (5.5%). Luas penggunaan lahan beserta persentasenya pada Kecamatan Jonggol disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Luas penggunaan lahan dan persentasenya pada Kecamatan Jonggol. Penggunaan Lahan Hutan belukar Kampung Kebun campuran Kuburan Perkebunan besar Perkebunan rakyat Perumahan Rumput Sawah 1x panen/tahun Sawah 2x panen/tahun Situ Sungai Tanah kosong diperuntukkan Tegalan Jumlah Sumber: Lusi Lestari (2003)
Luas (ha) 172.24 1465.3 3565.19 4.33 14.32 15.79 79.18 101.57 160.79 4970.55 4.21 136.52 327.73 2546.65 13564.60
Persentase (%) 1.72 10.80 26.28 0.03 0.11 0.12 0.58 0.75 1.19 36.64 0.03 1.01 2.42 18.77 100.00
Kondisi tanah di Kecamatan Jonggol terdiri atas 10 SPT (Satuan Peta Tanah), dengan 5 jenis, yaitu aluvial, hidromof, latosol, podzolik dan renzina. Masing-masing SPT dan penamaan berdasarkan taksonomi tanah dan nama PPT (Pusat Penelitian Tanah) disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. SPT dan Penamaan berdasarkan Taksonomi dan Nama PPT. SPT Taksonomi Nama PPT 2 Fluventic Tropaquepts Aluvial Kelabu 3 Aeric Tropaquepts Aluvial Kelabu 5 Fluventic Eutropepts Aluvial Coklat 6 Tropofluvents Aluvial Coklat 8 Fluventic Tropaquepts Hidromorf Kelabu 9 Rendoll Renzina 11 Plinthic Tropudults Podzolik Coklat Kekuningan 13 Orthoxic Tropudults Podzolik Coklat Kekuningan 14 Orthoxic Tropudlts Latosol Coklat Kemerahan 15 Typic Haplorthox Latosol Merah Sumber: Lusi Lestari (2003) Sebagian besar jenis tanah di Kecamatan Jonggol merupakan tanah latosol. Tanah latosol mempunyai sifat fisik yang cukup baik, berpenampang dalam, homogen, bertekstur halus (liat berat) di seluruh lapisan, dengan drainase baik, permeabilitas baik sampai sedang. Kondisi tanah relatif tahan terhadap erosi, mudah diolah dan mempunyai kesuburan yang cukup baik. Reaksi tanah umumnya rendah (pH 4.7–5.6) di seluruh lapisan, kadar C organik dan N total rendah sampai sedang, kadar total P2O5 sedang di semua lapisan, kecuali pada SPT 15 cukup tinggi, dan kadar total K2O umumnya sangat rendah sampai rendah (PPT 1981). Suhu rata-rata tahunan daerah Jonggol adalah 25.9 °C, dengan curah hujan tahunan rata-rata lebih besar dari 1500 mm/tahun dan jumlah bulan kering berkisar 2-3 bulan. GMap merupakan SIG yang dibangun sebagai aplikasi dalam klasifikasi kesesuaian lahan pertanian untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang didalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengakses data di dalamnya. GMap merupakan modifikasi SIG yang dibangun oleh Lusi Lestari, 2003 dengan judul skripsi Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dimana modifikasinya terletak pada penggunaan
MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 untuk membangun SIG serta penambahan aplikasi SMS untuk memudahkan dalam pengaksesan data yang ada di dalam SIG. B. INVESTIGASI SISTEM Metode pengembangan aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode SDLC (Sistem Development Life Cycle). Tahapan pertama dari metode SDLC adalah tahap investigasi sistem yang dimaksudkan sebagai tahap perumusan masalah, perencanaan dan studi kelayakan. Studi kelayakan (feasibility study) diperlukan untuk menentukan layak tidaknya sebuah solusi untuk dilakukan. Analisa studi kelayakan yang dilakukan meliputi 3 hal yaitu kelayakan secara teknis, kelayakan secara ekonomis dan operasional. 1. Studi Kelayakan Teknis Secara teknis, aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor layak untuk dikembangkan dengan alasan sistem ini berbasis SMS dimana untuk era sekarang banyak penduduk Indonesia yang mempergunakan telepon selular untuk melakukan komunikasi dan memperoleh informasi melalui SMS. Sistem berbasis SMS dapat ditangani sendiri oleh pihak penyedia layanan sistem informasi geografis karena hanya memerlukan perangkat keras dan peralatan yang sederhana dan mudah diperoleh, yaitu seperangkat PC dan telepon selular atau modem GSM. Penggunaan teknologi SMS dipilih karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang menggunakan telepon sebagai medianya, seperti WAP (Wireless Application Protocol) dan IVRS (Interactive Voice Response System). Perbandingan transmisi yang menggunakan telepon dicantumkan dalam Tabel 6. Sedangkan untuk SIG, secara teknis dengan melihat keandalan software, hardware serta fasilitas pendukung untuk membangunnya, layak
untuk dikembangkan karena dibangun dengan menggunakan software MapObject 2.2 dan Microsoft Visual Basic 6.0 yang telah banyak beredar di pasaran serta relatif mudah digunakan. Tabel 6. Perbandingan Antara Berbagai Transmisi yang Menggunakan Telepon dalam Beberapa Aspek Jenis SMS WAP IVRS pembanding Biaya
Biaya akses dan Biaya lebih Biaya mahal (jika investasi murah mahal dari SMS menggunakan SLJJ)
Kecepatan Akses
Proses cepat
Ketersediaan Dimiliki fitur ponsel
akses Proses akses Proses lebih lambat dari lambat SMS
akses
semua Tidak semua Semua telepon ponsel memiliki mampu fitur ini melakukan panggilan ke IVRS
Ketersediaan Pemakainya Pemakainya Jumlah pemilik hardware sekitar 18 juta lebih sedikit dari telepon biasa orang di SMS hanya sekitar 5 Indonesia juta saluran sambungan Sifat data
Data bisa di- Data bisa di- Data tidak bisa update dari jarak update dari jarak diupdate dari jauh dan otomatis jauh dan otomatis jarak jauh
Sumber: Oetomo, B.S.D. dan Y. Handoko (2003) 2. Studi Kelayakan Ekonomis Baik untuk SIG maupun aplikasi SMS yang ada di dalamnya, tidak memerlukan sumberdaya peralatan, perangkat keras dan lunak yang mahal dan tidak terjangkau. Hampir sebagian besar sarana dan prasarana yang digunakan dalam sistem ini dapat diperoleh secara murah. Selain hal tersebut, sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis. Keuntungan dapat diperoleh dari penyedia layanan sistem yang memanfaatkan jasa sistem ini serta biaya akses pencari informasi ketika memanfaatkan sistem berbasis SMS. Penyedia layanan aplikasi SMS dapat bekerjasama dengan operator selular sehingga layanan ini dapat disponsori
oleh satu operator selular tertentu. Adanya kerjasama yang dibangun ini maka penyedia jasa layanan dapat memperoleh keuntungan berdasar perjanjian yang disepakati antara operator GSM dan penyedia layanan aplikasi SMS. Biaya operasional dari sistem ini meliputi biaya pemeliharaan sistem dan yang utama adalah biaya SMS untuk pelayanan informasi setiap pengoperasian sistem. Nilai dari SMS yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya untuk mengirim SMS. Biaya SMS untuk setiap kali pelayanan informasi berkisar antara Rp. 50,00 - Rp. 350,00. Biaya tersebut cukup murah bila dibandingkan dengan kemudahan pemantauan kondisi kesesuaian lahan secara langsung di lokasinya. Untuk SIG, dengan tersedianya berbagai macam software SIG yang telah dikembangkan, sebagai contoh MapObject 2.2, dan tersedianya fasilitas perangkat komputer yang memadai, secara ekonomis diperhatikan dari segi penghematan biaya serta peningkatan penghasilan dan profit, maka sistem ini layak untuk dikembangkan. 3. Studi Kelayakan Operasional Sistem
informasi
ini
layak
secara
operasional
dengan
mempertimbangkan aspek-aspek berikut : a. Pengguna telepon selular di Indonesia dengan layanan SMS sekitar 95 juta (ATSI, 2006) dan jumlah ini lebih besar dibanding pengguna internet yaitu sekitar 34 juta (APJII, 2006) b. Baik SIG maupun aplikasi SMS yang ada didalamnya mudah cara instalasinya, setup aplikasi dan cara pengoperasiannya. c. Baik SIG maupun aplikasi SMS yang ada didalamnya mudah untuk diperbaharui dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan. d. Aplikasi SMS yang dikembangkan mudah untuk diimplementasikan dalam bidang yang lain. e. SIG yang dikembangkan mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks, digital dan analog) dari berbagai sumber. f. SIG yang dikembangkan memiliki database yang mudah untuk diupdate.
C. ANALISIS SISTEM Tahapan kedua dalam pengembangan sistem dengan menggunakan metode SDLC adalah analisis sistem, dengan produk dari tahapan ini meliputi identifikasi kebutuhan dan kebutuhan fungsional agar dapat dibangun sebuah sistem yang mampu mengatasi kebutuhan-kebutuhan tersebut. 1. Identifikasi Kebutuhan Berbagai kalangan tertentu, terutama Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan memerlukan wadah informasi geografis daerah Kecamatan Jonggol yang sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi yang dibutuhkan oleh mereka yaitu informasi tentang parameter geografis untuk menentukan tingkat klasifikasi kesesuaian lahan yang meliputi subkelas dan pembatasnya, kemiringan lereng, pH, tekstur tanah, drainase, erosi, curah hujan, bulan kering, suhu, KTK, total nitrogen, kedalaman efektif, serta kadar P2O5 dan K2O. Informasi-informasi tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam mempertimbangkan keputusan, apakah kondisi lahannya sesuai atau tidak dengan perencanaan. 2. Kebutuhan Fungsional Pengguna dari sistem ini yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan memerlukan wadah informasi geografis daerah Kecamatan Jonggol yang sesuai dengan kepentingan mereka. Informasi geografis yang dimaksud adalah informasi tentang parameter geografis dalam bentuk lay out peta serta data numerik untuk menentukan tingkat klasifikasi kesesuaian lahan meliputi subkelas dan pembatasnya, kemiringan lereng, pH, tekstur tanah, drainase, erosi, curah hujan, bulan kering, suhu, KTK, total nitrogen, kedalaman efektif, serta kadar P2O5 dan K2O, yang didapatkan dari analisis dan pengumpulan datadata sekunder dalam SIG yang berupa data-data tabular/atribut dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Semua informasi yang dihasilkan diharapkan bisa didapatkan secara mudah, cepat dan tepat waktu. Media yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang real time seperti itu salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi SMS. Wadah informasi-informasi tersebut dirangkum dalam sebuah Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor dengan nama GMap. . D. DESAIN SISTEM Pada tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna. Pada tahap ini dilakukan perancangan yang detail terhadap spesifikasi sistem, desain user interface, dan desain proses dari sistem. Desain yang baik akan sangat menentukan kualitas aplikasi atau sistem yang dibangun dan dikembangkan, sehingga tahapan desain sangat menentukan dalam pengembangan aplikasi. Oleh karena itu, tahapan desain harus benar-benar direncanakan secara cermat dan teliti. 1. Deskripsi Sistem Sistem infomasi ini terdiri dari aplikasi utama, yaitu aplikasi SMS Server yang terdiri dari Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan dan database, dimana informasi-informasi yang terkandung dalam sistem tersebut dapat diakses melalui SMS. Database yang dibangun merupakan hasil pengolahan dan overlay hasil dari mencocokkan sifat fisik dan kimia tanah dengan kategori karakteristik lahan bagi tanaman menurut sistem FAO, 1976 dengan menggunakan kriteria/parameter kualitas lahan Pusat Penelitian Tanah, 1994. Pengguna dapat mengakses informasi dengan mengirimkan SMS menggunakan format SMS yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk mendapatkan informasi mengenai landuse yang ada di Desa Sukamanah, pengguna dapat mengirimkan SMS dengan format “landuse sukamanah” kepada SMS Server. SMS yang diterima modem GSM oleh sistem aplikasi
kemudian akan menjalankan query database berdasarkan format SMS untuk menampilkan jenis landuse yang ada di Desa Sukamanah. 2. Alur Sistem Aplikasi Tujuan
utama
dikembangkannya
sistem ini adalah untuk
menyediakan informasi tentang keadaan dan klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor kepada pengguna yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan secara cepat, tepat dan mudah. Agar sistem yang dikembangkan dapat memenuhi tujuan tersebut, maka sistem tersebut harus mempunyai alur kerja sistem yang baik dan jelas. Gambar 5 menunjukkan alur proses aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Incoming SMS
PENGGUNA SIG
Incoming SMS
REGISTRASI
APLIKASI SMS
Outgoing SMS
DATABASE
ADMINISTRATOR
Gambar 5. Alur Proses Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa alur proses yang terjadi dalam sistem melibatkan pengguna SIG sebagai pengguna utama serta melibatkan administrator sistem yang bertugas memantau, mengontrol dan memperbaharui database pekerjaan pada aplikasi berbasis SMS. Alur proses sistem dimulai dengan pengambilan data
sekunder yang didapat dari hasil overlay semua coverage parameter kesesuaian lahan daerah Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Data tersebut kemudian disimpan dalam database klcov.dbf. Data-data tersebut tersimpan dalam bentuk tabel dan akan diolah dengan menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) untuk menjadi informasi yang akan
disampaikan
kepada
pengguna
sesuai
dengan
permintaan
informasinya. Sebelum bisa mendapatkan informasi dari sistem, pengguna harus melakukan registrasi terlebih dahulu sebagai bagian anggota dari sistem. Tujuannya adalah agar administrator sistem lebih mudah dalam melakukan pemantauan dan kontrol. Selain itu dengan diberlakukannya aturan tersebut maka sistem dapat lebih mudah dalam melakukan pelaporan kinerja sistem. Proses registrasi dilakukan oleh pengguna dengan cara mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan. Pengguna yang sudah melakukan registrasi selanjutnya dapat melakukan permintaan informasi tentang parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol beserta luas untuk setiap desanya. Pengguna dapat memanfaatkan fasilitas akses informasi parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol beserta luas untuk setiap desanya melalui SMS dengan mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan kemudian dikirimkan pada nomor tertentu yang disediakan oleh sistem pada aplikasi SMS Server. 3. Domain Sistem Domain atau batasan sistem perlu ditentukan agar sistem yang dikembangkan lebih terarah dan tidak keluar dari tujuan utama sistem yang direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna, tujuan sistem dan alur proses sistem yang dikembangkan. Domain atau batasan dari sistem yang dikembangkan ini adalah: a. Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor dengan nama GMap ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan pengguna
yaitu Pemerintah Daerah Bogor, pengelola lahan di Kecamatan Jonggol, para pengambil keputusan dalam perencanaan tata ruang wilayah, para investor dan pengusaha agribisnis serta berbagai institusi pendidikan akan informasi tentang parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor beserta luas untuk setiap desanya. b. Sistem ini berperan sebagai sistem yang memberikan informasi kepada pengguna tentang keadaan klasifikasi kesesuaian lahan yang cocok ditanami padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. c. Sistem ini terdiri dari aplikasi utama berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dilengkapi dengan aplikasi SMS. d. Informasi yang diberikan melalui SMS dalam sistem ini antara lain adalah penggunaan lahan (landuse) beserta luasnya untuk setiap desa, subkelas masing-masing desa beserta luasnya, jenis tanah masingmasing desa beserta luasnya, pembatas masing-masing desa beserta luasnya serta klasifikasi kesesuaian lahan masing-masing desa beserta luasnya. Pengguna dapat mengakses informasi melalui layanan SMS dengan format-format SMS tertentu. 4. Analisa Aliran Data Aliran data dari Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor (GMap) dianalisa dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD merupakan sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan sejumlah kecil simbol-simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang berhubungan. Dengan menggunakan DFD, maka dapat dianalisa pihak-pihak yang terlibat, input, output, proses dan penyimpanan yang dibutuhkan oleh sistem yang dikembangkan, sehingga dengan DFD dapat diketahui datadata apa saja yang dibutuhkan dan dihasilkan dari setiap proses yang ada dan dapat ditentukan waktu dilakukan penyimpanan data pada database. DFD pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan
untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap) ditunjukkan pada Gambar 6.
Pengguna SIG
Password, nama
2 Registrasi
Pesan reply
3 Pelayanan Permintaan informasi
No hp, isi, status, jam, tanggal, bulan
berhasi l DB Pengguna
gagal 5 Reply SMS
Data Parameter Kesesuaian Lahan
No hp, nama
Hasil quer y
4 Query data
1 Proses Overlay Kesesuaian Lahan
Permintaan informasi
DB SIM DB SIG
Admin sistem
Gambar 6. DFD (Data Flow Diagram) level 1 pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS (GMap). Berdasarkan DFD pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa terdapat lima proses pengolahan data dan informasi yang terjadi dalam sistem ini. a. Proses 1 merupakan proses pembentukan database untuk Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor (GMap) yang telah dilakukan oleh Lusi Lestari (2003) dalam penelitiannya yang
berjudul
Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
Klasifikasi
Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Proses 1 ini menyatukan parameter-parameter dengan cara semua coverage peta yang berisi parameter-parameter kesesuaian lahan di overlay dengan
menggunakan Arcinfo. Semua coverage hasil overlay kemudian ditambahkan dengan parameter temperatur/suhu rata-rata tahunan, ketersediaan air (bulan kering dan curah hujan tahunan), media perakaran (drainase dan tekstur), retensi hara (KTK dan pH), serta hara yang tersedia (Total N, Kadar K2O dan Kadar P2O5). Hasil overlay total dari semua parameter-parameter yang telah disebutkan di atas tersimpan
dalam
file
TLL.dbf.
Langkah
selanjutnya
adalah
mengkonversi ke format Shapefile agar peta bisa ditampilkan ke dalam Visual Basic dengan bantuan MapObject. Setelah dilakukan konversi menjadi file TLL.shp, kemudian dilanjutkan dengan overlay kembali dengan coverage admin dan landuse menjadi land_adm. Selanjutnya dilakukan penggabungan (union) antara TLL.shp dan land_adm yang akan menghasilkan klcov.dbf yang digunakan sebagai database utama dari SIG (DB SIG). Dari hasil yang terbentuk (klcov), record-record dengan
penggunaan
lahan:
kampung;
kuburan;
perumahan;
perkebunan rakyat; perkebunan besar; situ; sungai diexclude dari penilaian kelas kesesuaian (Field KES_LAHAN2 pada tabel klcov.dbf) sehingga record-record tersebut tidak dinilai (diabaikan) kelas kesesuaiannya mengingat lahan tersebut sudah tidak mungkin dirubah menjadi lahan sawah. Untuk memperjelas proses yang terjadi, maka dibuat DFD level 2 dari proses 1 yaitu proses overlay untuk menghasilkan coverage
kesesuaian lahan (klcov) sebagai database
utama untuk Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor (Lusi Lestari, 2003) yang dapat dilihat dalam Gambar 7. Istilah level pada DFD digunakan untuk memperjelas suatu proses yang masih bisa dibagi menjadi proses-proses kecil yang menyusunnya. b. Proses 2 adalah proses registrasi pengguna sistem monitoring yang diperlukan agar pengguna dapat memperoleh identitas untuk menggunakan sistem. Input pengguna melalui SMS dengan format yang telah ditentukan untuk registrasi ke dalam sistem akan disimpan
dalam database untuk proses pencocokan data nomor telepon selular yang telah tersimpan untuk dipergunakan sebagai proses autentifikasi. Pada saat registrasi, pengguna mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan dengan disertai dengan password dan nama pengguna. Password
ditentukan
oleh
administrator
sistem
pada
awal
pengoperasian aplikasi sistem. Apabila password yang diberikan oleh pengguna sama dengan password sistem maka pengguna mendapatkan autentifikasi untuk mengakses sistem dan data nomor telepon selular serta nama pengguna disimpan ke dalam database yaitu DB Pengguna. Sedangkan bila password dari nama pengguna tidak sama dengan password sistem, maka akan dikirimkan pesan kesalahan password dan pengguna diminta untuk melakukan registrasi ulang. Data parameter kesesuaian lahan
Union antara TLL.shp dan land_adm menghasilkan KLCOV.shp Overlay semua coverage dengan perintah union di ArcInfo menghasilkan TLL.shp
DB SIG Gambar 7. DFD (Data Flow Diagram) level 2 Proses 1 c. Proses 3, 4 dan 5 merupakan suatu kesatuan proses pelayanan sistem monitoring. Pengguna yang sudah teregistrasi dapat meminta informasi parameter klasifikasi kesesuaian lahan untuk setiap desa di Kecamatan Jonggol pada sistem dengan mengirimkan SMS dengan format yang telah ditentukan (proses 3). Apabila format SMS yang dikirimkan sesuai maka dilakukan penyimpanan data pengakses sistem ke database yaitu DB SIM. Data-data yang disimpan antara lain yaitu data nomor telepon selular pengguna, isi SMS, permintaan informasi, status pelayanan, jam, tanggal, dan bulan terima SMS. Penyimpanan datadata tersebut dimaksudkan untuk mempermudah sistem pelaporan
kinerja sistem. Setelah dilakukan penyimpanan data pengakses sistem, maka dilakukan query data parameter-parameter klasifikasi kesesuaian lahan yang diambil dari klcov.dbf sesuai permintaan pengguna (proses 4). Hasil dari proses query selanjutnya disusun pada pesan SMS reply yang akan dikirimkan kembali kepada pengguna sesuai dengan permintaan informasinya (proses 5). 5. Desain Aplikasi Pada bagian aplikasi sistem ini dilakukan desain aplikasi yang dalam software engineering dibagi menjadi dua yaitu desain internal dan eksternal. Desain internal menjelaskan mengenai input, proses dan output dari tiap bagian aplikasi, sedangkan desain eksternal dalam suatu sistem desain menjelaskan rancangan tampilan dari aplikasi beserta fungsifungsinya. a. Desain Internal 1. Desain Input Input dari sistem adalah berupa SMS dengan format yang telah ditentukan yang berguna untuk proses-proses sistem tertentu. Input yang diperlukan oleh sistem antara lain adalah input untuk proses registrasi pengguna dan input untuk proses pelayanan Sistem Monitoring. a. Input registrasi pengguna Pengguna sistem sebelum dapat mengakses informasi dari
aplikasi
diharuskan
melakukan
registrasi
dengan
mengirimkan SMS registrasi atau pendaftaran agar pengguna sistem dapat teridentifikasi. Format SMS yang digunakan untuk melakukan registrasi adalah GMAPASS [password],[nama]. Contoh format SMS untuk registrasi pengguna dapat dilihat dalam Gambar 8.
GMAPASS 201185,Novan
Gambar 8. Contoh format SMS registrasi untuk pengguna b. Input proses pelayanan Sistem Monitoring Input ini digunakan untuk kategori pelayanan Sistem Monitoring yang diminta oleh pengguna. Format SMS yang dapat dikirimkan pengguna untuk mendapatkan pelayanan Sistem Monitoring antara lain yaitu : 1. LANDUSE [nama desa], untuk akses informasi jenis landuse yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. LSUNGAI [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sungai pada suatu desa. b. LKAMPUG [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kampung pada suatu desa. c. LKUBURA [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kuburan pada suatu desa. d. LTEGALA [nama desa], untuk akses informasi luas landuse tegalan pada suatu desa. e. LTANKOS [nama desa], untuk akses informasi luas landuse tanah kosong pada suatu desa. f. LANSITU [nama desa], untuk akses informasi luas situ landuse pada suatu desa. g. LSAWH2X [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sawah 2x panen/tahun pada suatu desa. h. LSAWH1X [nama desa], untuk akses informasi luas landuse sawah 1x panen/tahun pada suatu desa.
i. LRUMPUT [nama desa], untuk akses informasi luas landuse rumput pada suatu desa. j. LRUMAHN [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perumahan pada suatu desa. k. LKEBRYT [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perkebunan rakyat pada suatu desa. l. LKEBBSR [nama desa], untuk akses informasi luas landuse perkebunan besar pada suatu desa. m. LKEBCAM [nama desa], untuk akses informasi luas landuse kebun campuran pada suatu desa. 2. SUBKLAS [nama desa], untuk akses informasi jenis subkelas yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. SKLAN1R [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N1R pada suatu desa. b. SKLAN1S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N1S pada suatu desa. c. SKLAN2S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas N2S pada suatu desa. d. SS2WRFN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S2WRFN pada suatu desa. e. S2WRFNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S2WRFNS pada suatu desa. f. SKLS3FN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3FN pada suatu desa. g. SKS3FNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3FNS pada suatu desa. h. SKLAS3R [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3R pada suatu desa. i. SKLS3RF [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RF pada suatu desa.
j. SKS3RFN [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFN pada suatu desa. k. SS3RFNS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFNS pada suatu desa. l. SKS3RFS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RFS pada suatu desa. m. SKLS3RS [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3RS pada suatu desa. n. SKLAS3S [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas S3S pada suatu desa o. SKLATDK [nama desa], untuk akses informasi luas subkelas yang tidak dapat dikonversi menjadi sawah pada suatu desa. 3. KSLAHAN [nama desa], untuk akses informasi jenis kesesuaian lahan yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. KSLAHN1 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan N1 pada suatu desa. b. KSLAHN2 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan N2 pada suatu desa. c. KSLAHS3 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan S3 pada suatu desa. d. KSLAHS2 [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan S2 pada suatu desa. e. KSLATDK [nama desa], untuk akses informasi luas kesesuaian lahan tidak dapat dikonversi menjadi sawah pada suatu desa. 4. JNSTNAH [nama desa], untuk akses informasi jenis tanah yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. ALUVCOK [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah aluvial coklat pada suatu desa
b. ALUVKEL [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah aluvial kelabu pada suatu desa c. HIDRKEL [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah hidromof kelabu pada suatu desa d. LATCOKM [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah latosol coklat kemerahan pada suatu desa e. LATOMER [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah latosol merah pada suatu desa f. PODCOKU [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah podsolik coklat kekuningan'pada suatu desa g. RENZINA [nama desa], untuk akses informasi luas jenis tanah renzina pada suatu desa 5. PMBATAS [nama desa], untuk akses informasi jenis pembatas subkelas yang ada di tiap-tiap desa beserta luasnya yang terdiri dari: a. BTKTKK2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas BK, Ts,KTK,K2O pada suatu desa b. BTKTK2S [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas BK, Ts,KTK,K2O, s pada suatu desa c. BATASSD [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D pada suatu desa d. BATDKTK [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK pada suatu desa e. DKTKNK2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, N, K2O pada suatu desa f. DKTNK2S [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, N, K2O, s pada suatu desa g. DKTP2K2 [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, P2O5, K2O pada suatu desa h. BATDKTS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, KTK, s pada suatu desa
i. BATASDS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas D, s pada suatu desa j. BATKTKN [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas KTK, N pada suatu desa k. BAKTKNS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas KTK, N, s pada suatu desa l. PBATASS [nama desa], untuk akses informasi luas pembatas subkelas s pada suatu desa 2. Desain Database Database yang digunakan dalam sistem ini terdiri dari dua bentuk yaitu: a. Database berbasis Dbase Files (*.dbf), Shapefiles (*.shp) yang dibangun dengan menggunakan fasilitas ArcInfo 3.5.2. Dalam Aplikasi SMS pada SIG Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor ini, database yang telah terbentuk dalam format dbf dan shp tersebut
diolah
sedemikian
rupa
dengan
menggunakan
MapObject 2.2 untuk menampilkan peta digital didukung dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. b. Database
dengan
menggunakan
model
data
relasional
(Relational Database Management System) yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access. Alasan penggunaan software tersebut adalah kemudahan dan kompatibilitasnya dengan sistem operasi yang digunakan yaitu Microsoft Windows Millenium Edition serta bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun sistem ini, yaitu Microsoft Visual Basic 6.0. Kegiatan penyimpanan pada database dengan menggunakan
Microsoft
Access
dibuat
dengan
nama
klcov1.mdb. Daftar tabel yang ada dalam klcov1.mdb dapat dilihat dalam Tabel 7.
Tabel 7. Daftar Tabel pada klcov1.mdb No. 1. 2. 3.
Nama Tabel
Keterangan Tabel
Pengguna SIM klcov (format dbasefile)
Data Pengguna Sistem Data Pelayanan Sistem Monitoring Database Utama Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Berbasis SMS
3. Desain Output Desain output bertujuan untuk menampilkan informasiinformasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Desain output dari Aplikasi SMS pada Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor (GMap) adalah output outgoing SMS balasan untuk GMap yang meliputi : a. Output outgoing SMS pada proses registrasi dimana pengguna harus memasukkan password dan nama. Bila password pengguna dan password sistem sama maka akan dikirimkan SMS yang menyatakan keberhasilan registrasi seperti terlihat pada Gambar 9.
Terima kasih atas pendaftaran anda sebagai pengguna GMAP-ketik LANDUSE
, SUBKLAS, KSLAHAN, JNSTNH, PMBATAS
Gambar 9. SMS balasan untuk keberhasilan registrasi Apabila password yang dikirimkan pengguna tidak sesuai dengan password yang ada di sistem maka akan dikirimkan
pesan kesalahan password kepada pengguna seperti pada Gambar 10.
Maaf password yang anda kirim masih salah, silahkan kirim kembali GMAPASS <password>,
Gambar 10. SMS balasan untuk kesalahan password b. Output outgoing SMS pada proses pelayanan informasi dimana output SMS balasan dibagi menjadi beberapa kategori yang meliputi pesan balasan untuk informasi jenis dan luas setiap landuse yang ada di masing-masing desa, jenis dan luas setiap subkelas yang ada di masing-masing desa, jenis dan luas setiap kesesuaian lahan yang cocok di masing-masing desa, jenis dan luas setiap tanah yang ada di masing-masing desa serta jenis dan luas setiap pembatas yang ada di masing-masing desa. Contoh untuk output SMS pelayanan informasi GMap dapat dilihat pada Gambar 11.
KampungKebun Campuran Sawah 2x panen/tahunSungai Tanah Kosong diperuntukkan
Gambar 11.
Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi landuse desa Jonggol)
Untuk mengetahui informasi luas, misal landuse kampung yang ada di desa Jonggol, pengguna harus mengirimkan SMS lagi
dengan menggunakan format SMS yang telah ditentukan. Balasan SMS untuk luas dapat dilihat dalam Gambar 12.
Luas kampung adalah : 80.99 ha
Gambar 12. Contoh format SMS balasan untuk pengguna (informasi luas landuse kampung desa Jonggol) Jika pengguna yang melakukan akses terhadap informasi SIM belum terdaftar, maka sistem akan mengirimkan pesan belum terdaftar seperti pada Gambar 13.
Anda belum terdaftar, kirimkan GMAPASS <password>, untuk melakukan registrasi
Gambar 13. Contoh format SMS balasan belum terdaftar Apabila pengguna melakukan pengiriman permintaan informasi dengan format SMS yang salah maka sistem akan mengirimkan pesan format SMS kesalahan format SMS seperti pada Gambar 14.
Format SMS anda salah, ketik LANDUSE [namadesa], SUBKLAS [namadesa], KSLAHAN [namadesa], JNSTNH [namadesa], PMBATAS [namadesa]
Gambar 14. Contoh format SMS balasan kesalahan format SMS yang dikirim 4. Desain Proses Pada tahapan ini dilakukan penjabaran proses-proses yang telah
dianalisa pada tahapan analisa aliran data
dengan
menggunakan DFD (Data Flow Diagram) ke dalam algoritma pemrograman secara terperinci. Proses GMap terdiri dari dua proses utama yaitu registrasi dan proses aplikasi SMS. Masingmasing proses tersebut dijabarkan lagi menjadi proses-proses penyusun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Agar proses coding program yang akan dilakukan dapat dilakukan dengan baik dan sistematis maka perlu dibuat diagram alir dari aplikasi. Diagram alir yang dibuat dikembangkan berdasarkan aliran data yang telah didesain menggunakan Data Flow Diagram (DFD) pada tahap sebelumnya. Dan tahap analisis aliran data dapat diidentifikasi bahwa terdapat proses utama yang harus dipenuhi oleh program yaitu proses Sistem Monitoring terhadap
parameter-parameter
klasifikasi
kesesuaian
lahan.
Diagram alir dari program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG ditunjukkan pada Gambar 15, sedangkan diagram alir untuk aplikasi GMap berbasis SMS dapat dilihat pada Gambar 16.
Mulai
Koneksi Komponen MapObject ke Visual Basic
Baca Database
Editin g
Coloring dan Rendering
Labelin g
Transformasi
Layout/Tampilan
Selesai
Gambar 15. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SIG.
Mulai
Koneksi dengan HP
Scan Inbox HP
Ada SMS
Tidak
Sistem Idle
Ya Identifikasi format HP
Format/N o HP Benar
Tidak
Kirim SMS Pesan Kesalahan
Ya
Simpan SMS
Lakukan SMS Query Database Sesuai Isi SMS Kirim SMS Balasan Sesuai Identifikasi isi SMS
Gambar 16. Diagram alir program Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap berbasis SMS.
Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian program yang menangani Sistem Monitoring parameter klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi GMap. a. Koneksi MapObject 2.2 dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Langkah pertama yang dilakukan adalah menginstall Install ArcView 3.3 atau diatasnya, kemudian dilanjutkan dengan peng-copy-an beberapa file diantaranya MO20.ocx, Mtch.dll, Pe81.dll, Sg81.dll, AF20.dll, Shape20.dll ke dalam system32 untuk windows NT atau ke system untuk win98. Setelah proses peng-copy-an komponen maka jalankan perintah regsvr32 MFBUS15.ocx dari command prompt atau dari run program seperti ditunjukkan pada Gambar 17.
Gambar 17.
Perintah pendaftaran komponen MapObject 2.2 pada registry Microsoft Windows
b. Koneksi dengan Telepon Selular Proses ini dilakukan dengan pertama-tama menambahkan komponen Mobile FBUS v.1.5. Komponen Mobile FBUS terdiri dari tiga komponen yaitu gfjbus15.dll, MFBUS15.ocx dan MFBUS15.OCA. Agar dapat menggunakan komponen ini untuk pembuatan aplikasi dengan Microsoft Visual Basic 6.0 maka perlu dilakukan pendaftaran komponen tersebut ke dalam registry Microsoft Window dengan cara copy file-file komponen tersebut ke direktori sistem <Windows>\system intuk Windows 98/ME atau copy ke <Winnt>\system32 untuk Windows NT/2000. Setelah proses peng-copy-an komponen maka jalankan perintah regsvr32 MFBUS15.ocx
dari command prompt atau dari run program seperti ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18. Perintah pendaftaran komponen Mobile FBUS v.1.5 pada registry Microsoft Windows Setelah proses instalasi komponen berhasil maka akan muncul
pesan
yang
menunjukkan
keberhasilan
proses
pendaftaran. Setelah proses pendaftaran berhasil maka pada Microsoft Visual Basic 6.0 akan terdapat komponen baru dengan nama MobileFBUScontrol v1.5 yang terdapat pada menu Project Component. Telepon selular dihubungkan dengan komputer dengan kabel data pada line serial komputer atau COM. Koneksi dilakukan dengan perintah Mobile FBUS dengan code program sebagai berikut: kom = InputBox("Port COM yang digunakan Handphone", "Koneksi ke Handphone") kom = "COM" & kom BUS.Connect kom If BUS.Connected = True Then MsgBox "Handphone Terkoneksi", vbInformation, "Koneksi HP" End If
c. Scanning SMS Proses scanning dari inbox telepon selular dilakukan dengan menggunakan perintah-perintah dari MobileFBUS control v1.5. With BUS Set m_SmsBox = SMS.Inbox
'ambil dan delete isi INBOX dari Handphone For i = 1 To m SmsBox.Count With m_SmsBox(i) .. .. End With Next i End With
Proses ini akan melakukan scanning SMS yang ada di dalam inbox sebanyak jumlah SMS yang ada di dalamnya. Setelah proses pembacaan dan pengambilan SMS dari inbox telepon selular maka dilakukan proses identifikasi terhadap SMS yang masuk untuk menentukan jenis layanan. Setelah proses identifikasi pelayanan, kemudian SMS yang masuk tersebut akan disimpan dalam database dan dihapus dari inbox telepon selular. d. Penentuan Layanan SMS yang telah diambil oleh aplikasi kemudian dilakukan
pengecekan
atau
proses
identifikasi
untuk
menentukan jenis layanan. Source code program yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis layanan adalah sebagai berikut: terima = UCase(Mid(m_SmsBox(i).Text, 1, 7)) panjang = Len(m_SmsBox(i).Text) sisa = panjang - 7 tambah = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) pisah = SplitMyString(tambah, ",")
Program di atas digunakan untuk mengambil tujuh karakter pertama untuk penentuan layanan. Sebagai contoh jika
pengguna
“GMAPASS
mengirimkan
201185,Novan”,
SMS maka
dengan akan
format dilakukan
pemisahan terhadap tujuh karakter pertama dan karakter sisa SMS yang dipisahkan oleh tanda koma, dengan perincian sebagai berikut string pertama yang dialamatkan pada variable terima adalah GMAPASS (fungsi “UCase”
adalah untuk menjadikan string menjadi huruf besar/upper case)
kemudian
variable
pisah
digunakan
untuk
menampung pemisahan string sisa yang dipisahkan dengan tanda baca koma dalam variable array, pemisahan string ini dilakukan oleh fungsi SplitMyString. Bagian program yang menyatakan identifikasi pelayanan atau verifikasi format SMS yang masuk ditunjukkan dengan menggunakan fungsi “CASE” untuk variable terima. Contoh baris program untuk identifikasi pelayanan permintaan informasi penggunaan lahan atau landuse di Desa Sukamanah adalah sebagai berikut: Case "LANDUSE" sMsg = .Sender sisa = panjang - 7 ambil1 = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) Tanggal = m_SmsBox(i).DateTime pisah = SplitMyString(Tanggal, " ") bulan = SplitMyString(pisah(0), "/") ambilSIMRS.AddNew ambilSIMRS("NO_HP") = sMsg ambilSIMRS("ISI") = m_SmsBox(i).Text ambilSIMRS("STATUS") = "N" ambilSIMRS("JAM") = pisah(1) ambilSIMRS("TANGGAL") = pisah(0) ambilSIMRS("BULAN") = bulan(0) & "/"&bulan(2) ambilSIMRS.Update m_SmsBox(i).Delete Set RSA = New Recordset RSA.Open "SELECT DISTINCT LANDUSE From klcov Where nama = '" & ambil1 & "'", db, adOpenStatic, adLockOptimistic g = 0 Do While Not RSA.EOF landuse(g) = RSA("LANDUSE") RSA.MoveNext balas = balas + landuse(g) g = g + 1
Loop . . . . 'Kirim Balasan Set balasRS = New Recordset balasRS.Open "select * from SIM where STATUS='N'",db, adOpenStatic,adLockOptimistic Do While Not balasRS.EOF BUS.SendSMSMessage balasRS("NO_HP"), balas If balas1 <> 0 Then BUS.SendSMSMessage balasRS("NO_HP"),balas1 End If balasRS("Status") = "Y" balasRS.Update balasRS.MoveNext Loop
Penentuan layanan program untuk informasi keadaan jenis landuse di Desa Sukamanah ditandai dengan pengecekan terhadap format SMS yang masuk dengan format “landuse sukamanah” atau tidak. Jika format SMS yang masuk sesuai dengan format di atas, maka SMS tersebut akan disimpan dalam database pada tabel SIM dalam file klcov1.mdb. Setelah itu sistem akan melakukan query database untuk menemukan informasi yang sesuai yaitu jenis landuse yang ada di Desa Sukamanah yang kemudian akan dikirim melalui SMS balasan. Selain
informasi
tentang
jenis-jenis
parameter
kesesuaian lahan yang ada di masing-masing desa di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, aplikasi SMS dalam sistem ini juga ditambahkan informasi tentang luas dari jenisjenis parameter kesesuaian lahan yang ada di masing-masing desa di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Berikut contoh penggalan script penentuan layanan informasi luas landuse sungai di Desa Sukamanah: Case "LSUNGAI" sMsg = .Sender sisa = panjang – 7
ambil1 = Mid(m_SmsBox(i).Text, 9, sisa) Tanggal = m_SmsBox(i).DateTime pisah = SplitMyString(Tanggal, " ") bulan = SplitMyString(pisah(0), "/") ambilSIMRS.AddNew ambilSIMRS("NO_HP") = sMsg ambilSIMRS("ISI") = m_SmsBox(i).Text ambilSIMRS("STATUS") = "N" ambilSIMRS("JAM") = pisah(1) ambilSIMRS("TANGGAL") = pisah(0) ambilSIMRS("BULAN") = bulan(0) & "/" & bulan(2) ambilSIMRS.Update m_SmsBox(i).Delete Set RSB = New Recordset RSB.Open "SELECT SUM(LUAS___HA_) As LUAS___HA_ From klcov Where nama = '" & ambil1 & "' And LANDUSE = 'sungai'", db, adOpenFowardOnley, adLockOptimistic balas = "Luas sungai adalah : " & RSB.Fields!LUAS___HA_ & " ha" End Select 'Kirim Balasan Set balasRS = New Recordset balasRS.Open "select * from SIM where STATUS='N'",db, adOpenStatic,adLockOptimistic Do While Not balasRS.EOF BUS.SendSMSMessage balasRS("NO_HP"), balas If balas1 <> 0 Then BUS.SendSMSMessage balasRS("NO_HP"),balas1 End If balasRS("Status") = "Y" balasRS.Update balasRS.MoveNext Loop
e. Pembacaan Database dan Menampilkan Peta untuk Aplikasi SIG Database yang bisa digunakan untuk menampilkan peta dalam SIG ini hanya dalam format *.shp atau shapefiles.
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat lima jenis data dalam format shapefiles, yaitu BOGOR.shp; klcov.shp; peta_dasar.shp; soil.shp; dan TLL.shp. Aplikasi SIG yang dibangun tidak menggunakan soil.shp sebagai data source dan menggunakan empat data dari lima data yang ada dikarenakan semua data yang ada dalam soil.shp terdapat di dalam data TLL.shp. Berikut contoh penggalan program untuk membaca database dan menampilkan peta Kabupaten Bogor: Private Sub Form_Load()
Dim dc As New DataConnection dc.Database = ReturnDataPath("contoh") If Not dc.Connect Then End
Dim layer As MapLayer Set layer = New MapLayer Set layer.GeoDataset = dc.FindGeoDataset("bogor") layer.Symbol.Color = moPaleYellow Map1.Layers.Add layer legend1.getActiveLayer legend1.setMapSource Map1 legend1.LoadLegend True legend1.ShowAllLegend legend1.Active(0) = True legend1.Visible = False
m_mapTip.Initialize Map1, tmrtooltip, pictooltip, lbltooltip m_mapTip.SetLayer layer, "NAMA" End Sub
f. Digitasi dan Transformasi Peta Seluruh proses digitasi dan transformasi peta yang meliputi editing, coloring, rendering dan labeling peta menggunakan perintah-perintah dari oleh MapObject. Berikut
beberapa contoh penggalan program yang digunakan untuk proses digitasi dan transformasi peta. Private Sub Command3_Click() Screen.MousePointer = vbHourglass
Dim strings As New MapObjects2.strings Set ly = Map1.Layers("bogor") Set recs = ly.Records Do While Not recs.EOF strings.Add recs("nama").Value recs.MoveNext Loop
Set ly.Renderer = New ValueMapRenderer ly.Renderer.Field = "nama" ly.Renderer.ValueCount = strings.Count
For i = 0 To strings.Count - 1 ly.Renderer.Value(i) = strings(i) Next i Map1.Refresh
legend1.getActiveLayer legend1.setMapSource Map1 legend1.LoadLegend True legend1.ShowAllLegend legend1.Active(0) = True legend1.Visible = True Screen.MousePointer = vbDefault End Sub
Contoh penggalan program di atas digunakan untuk coloring dan rendering peta Kabupaten Bogor. Sedangkan source code program yang digunakan untuk labeling peta Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: Private Sub Command6_Click() Screen.MousePointer = vbHourglass
Dim f As New StdFont
f.name = "Times" f.Bold = False
Set ly = Map1.Layers("bogor") Set ly.Renderer = New LabelRenderer ly.Renderer.Symbol(0).Height = 18 Set ly.Renderer.Symbol(0).Font = f ly.Renderer.Field = "Nama" ly.Renderer.AllowDuplicates = True Map1.Refresh
legend1.Visible = False Screen.MousePointer = vbDefault End Sub
b. Desain Eksternal Pada tahap desain ekstemal dilakukan proses desain pada user interface program aplikasi GMap. GMap merupakan program aplikasi Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kesesuaian Lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor yang di dalamnya ditambahkan fitur aplikasi SMS Sistem Monitoring keadaan parameter kesesuaian lahan. Desain tampilan awal GMap menggunakan aplikasi software Autorun Pro Enterprise. Desain yang baik,
sederhana,
mudah
dimengerti
dan
interaktif
dapat
mempermudah pengoperasian program oleh administrator sehingga dapat bekerja lebih efisien. Berikut akan dijelaskan mengenai desain tampilan awal GMap, desain aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap dan desain Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap. 1. Desain Tampilan Awal GMap Software Autorun Pro Enterprise yang digunakan untuk desain aplikasi ini mampu membuat dan mengedit sebuah tampilan autorun interface yang akan di-burning ke dalam CD. Berikut adalah tampilan desain dari masing-masing tampilan pada GMap.
a. Desain Tampilan Splash GMap
Gambar 19. Desain tampilan splash GMap b. Desain Tampilan Lisensi GMap Dalam tampilan ini terdapat persetujuan terhadap lisensi yang telah dibuat oleh designer. Apabila setuju, pengguna akan masuk ke menu utama GMap sedangkan kalau tidak setuju aplikasi GMap akan berakhir.
Gambar 20. Desain tampilan lisensi dari GMap c. Desain Tampilan Menu Utama GMap Pada desain ini ditampilkan tombol untuk mengakses menu Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap, Aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap dan menu About Designer GMap.
Gambar 21. Desain tampilan menu utama GMap d. Desain Tampilan About Designer GMap
Gambar 22. Desain tampilan about designer GMap Tampilan About Designer GMap didesain untuk memberitahukan
pengguna
tentang
pembuat
program
GMap. 2. Desain Aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap. a. Desain Tampilan Registrasi (Tampilan Pemasukan Nomor HP dan Password Pengguna GMap) Pada desain ini ditampilkan input nomor HP dan password bagi pengguna untuk mengakses Sistem Monitoring GMap. Password yang digunakan adalah “123”.
Gambar 23. Desain tampilan input password dan nomor HP pengguna GMap b. Desain Pemasukan Nomor COM Tampilan pemasukan nomor COM seperti pada Gambar 24 didesain dengan menggunakan input box Pengguna dapat memasukkan nomor port COM dimana telepon selular terhubung ke komputer sehingga telepon selular dan komputer dapat terkoneksi.
Gambar 24. Desain tampilan koneksi GMap. c. Desain Tampilan Program Utama Gambar 25 menunjukkan tampilan program utama Aplikasi SMS pada GMap. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat tiga bagian utama pada program yaitu menu program, data grid Sistem Monitoring dan tombol kontrol. Menu program berfungsi untuk mengatur properti sistem dan melakukan navigasi program tambahan seperti Info Data HP, Ganti Password, Tip of The Day, dan About GMap. Data grid berfungsi untuk menampilkan data incoming SMS yang
tersimpan dalam database. Tombol RUN GMAP berfungsi untuk menjalankan program, sedangkan tombol MANUAL berfungsi untuk menjalankan program secara manual atau tanpa menggunakan SMS.
Gambar 25.
Desain tampilan program utama aplikasi SMS GMap
Ketika kita menekan tombol MANUAL, maka akan tampil dua bagian utama, yaitu tiga buah text box untuk mengisi data sesuai dengan label yang mengikutinya dan data grid untuk menampilkan hasil running Sistem Monitoring secara manual. Dalam mengisi text box, diperlukan format yang sama dengan format mengirim SMS untuk Sistem Monitoring GMap. Untuk menjalankannya, text box pertama diisi dengan parameter yang akan diketahui oleh pengguna, sedangkan text box kedua diisi dengan nama desanya. Adapun semua format penulisan untuk text box telah dicantumkan dalam petunjuk yang ada dalam tampilan itu. Setelah proses run, maka hasil data yang akan diakses oleh pengguna akan muncul dalam data grid. Selanjutnya jika pengguna akan mengakses lebih lanjut tentang luas lahan hasil data yang telah ditampilkan dalam data grid, maka dalam text box ketiga harus diisi dengan nama data yang ingin diketahui luasnya tersebut. Setelah di-run, maka akan tampil message box yang
menginformasikan tentang luas lahan yang diakses oleh pengguna. d. Desain Tampilan Info Data HP
Gambar 26. Desain tampilan info data HP Tampilan info data HP merupakan tampilan program yang menunjukkan informasi dan kondisi telepon selular. Hal terpenting dari info data telepon selular pada tampilan ini adalah signal level dan batere level sehingga pengguna aplikasi dapat mengetahui kondisi telepon selular jika sinyalnya lemah atau baterenya yang lemah. Pengguna dapat melakukan tindakan apabila hal seperti itu terjadi misalnya dengan melakukan pengisian ulang daya batere (recharging). e. Desain Tampilan About GMap
Gambar 27. Desain tampilan about GMap
Tampilan
About
GMap
didesain
untuk
memberitahukan
pengguna
tentang
deskripsi
singkat
program
informasi
sistem
dan
komputer
yang
menjalankannya. f. Desain Tampilan Ganti Password Sistem
Gambar 28. Desain tampilan ganti password sistem Form Ganti Password Sistem ini berfungsi untuk mengganti password Sistem Monitoring GMap. g. Desain Tampilan Help Program
Gambar 29. Desain tampilan help program Form
Help
Program
GMap
didesain
untuk
memberikan bantuan informasi pengoperasian program dan cara penggunaannya. Form ini didesain untuk memberikan
layanan secara singkat dan interaktif sehingga lebih mengena pada pengguna yang membutuhkan informasi secara cepat. 3. Desain Sistem Informasi Geografis (SIG) Kecamatan Jonggol GMap a. Desain Tampilan Awal SIG Kecamatan Jonggol
Gambar 30. Desain tampilan awal SIG Jika pengguna akan masuk ke dalam SIG, maka harus mengklik tombol “MULAI”. Untuk keluar SIG, klik gambar warna kuning bertuliskan “KELUAR”. b. Desain Peta Tematik Kabupaten Bogor
Gambar 31. Desain peta tematik Kabupaten Bogor
Tampilan peta tematik Kabupaten Bogor didesain untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang peta kecamatan di Kabupaten Bogor. Dalam peta tersebut ditampilkan letak dari 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor beserta keterangannya dalam tiga bentuk peta, yaitu peta tanpa label, peta kecamatan dengan warna dan peta dengan label kecamatan. Selain itu terdapat dua tombol untuk mengakses menu utama dari SIG Kecamatan Jonggol, yaitu menu Tata Guna Lahan (TLL) dan menu Kelas Lahan (KLCOV).
Menu
TLL
digunakan
untuk
mengakses
informasi tentang peta Kecamatan Jonggol ditinjau dari peta tata guna lahannya. Peta TLL merupakan hasil overlay dari parameter-parameter kesesuaian lahan tanpa disertai dengan overlay dari coverage landuse dan land admin. Menu KLCOV digunakan untuk mengakses informasi tentang peta Kecamatan Jonggol ditinjau dari peta kelas lahannya. Peta KLCOV merupakan gabungan dari peta TLL dengan overlay dari coverage landuse dan land admin. Dalam tampilan ini juga ditambahkan menu untuk menampilkan shapefile ke dalam tampilan peta dengan menekan tombol “FIND SHAPEFILES”. c. Desain Tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol
Gambar 32. Desain tampilan peta dasar Kecamatan Jonggol
Setelah masuk ke menu Tata Guna Lahan atau Kelas Lahan, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 32. Dalam tampilan ini terdapat beberapa tombol menu
diantaranya
menu
Satuan
Peta
Tanah,
menu
Kemiringan Lahan, menu Kemampuan Lahan, menu Kondisi Lahan dan menu Kesesuaian Lahan. Keterangan peta dapat diperoleh dengan mengklik wilayah peta yang dimaksud, dan dalam tabel akan muncul keterangan secara otomatis. d. Desain Tampilan Menu Tata Guna Lahan
Gambar 33.
Desain tampilan menu Tata Guna Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah)
Tampilan ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna tentang menu-menu yang ada di tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol dilihat dari peta Tata Guna Lahan. Peta yang ditampilkan dapat diperbesar dengan menekan tombol zoom. Setelah di zoom maka akan tampak keterangan di dalam peta tentang lokasi tata guna lahan. Warna peta akan otomatis berubah jika kita menekan tombol menu yang berwarna merah sesuai dengan jenis menu yang kita pilih.
e. Desain Tampilan Menu KLCOV
Gambar 34.
Desain Tampilan Menu Kelas Lahan (contoh untuk pemilihan kategori menu Satuan Peta Tanah)
Tampilan ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna tentang menu-menu yang ada di tampilan Peta Dasar Kecamatan Jonggol dilihat dari peta Kelas Lahan. Peta yang ditampilkan dapat diperbesar dengan menekan tombol zoom. Setelah di zoom maka akan tampak keterangan di dalam peta tentang lokasi kelas lahan dari masing-masing desa. Warna peta akan otomatis berubah jika kita menekan tombol menu yang berwarna merah sesuai dengan jenis menu yang kita pilih.
E. IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan implementasi sistem dilakukan setelah proses pembangunan aplikasi selesai. Sistem harus diuji untuk mengevaluasi kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan end user yang dirumuskan tahap investigasi sistem sampai desain sistem. 1. Konektivitas Komputer dengan Telepon Seluler Simulasi dalam tahapan implementasi sistem ini menggunakan seperangkat PC (personal computer) dan telepon selular Nokia Seri 5110. Konektivitas antara PC dan telepon selular dihubungkan dengan menggunakan kabel data serial. Telepon selular dengan kabel data serial dihubungkan ke PC pada serial port komputer atau yang sering disebut dengan COM port.
2. Pengoperasian Sistem Pengaturan
peralatan
merupakan
langkah
pertama
dalam
melakukan pengoperasian sistem yaitu telepon selular yang berfungsi sebagai server dihubungkan dengan komputer menggunakan kabel serial melalui COM (port serial) dari komputer. Pada saat awal pengoperasian sistem akan muncul tampilan splash screen dari program yang ditunjukkan pada Gambar 19. Setelah tampilan splash screen maka akan muncul tampilan lisensi (Gambar 20) dan tampilan menu utama (Gambar 21). Dalam tampilan menu utama terdapat tiga menu utama yaitu menu Aplikasi GIS untuk mengakses aplikasi SIG GMap, menu Aplikasi SMS untuk mengakses aplikasi SMS Sistem Monitoring GMap dan menu About (Gambar 22) untuk mengetahui informasi tentang desainer GMap. Aplikasi utama pada GMap adalah Aplikasi fitur SMS Sistem Monitoring terhadap parameter kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Ketika menu Aplikasi SMS dijalankan, maka akan muncul tampilan splash screen dari program Aplikasi SMS Sistem Monitoring sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 19. Setelah tampilan splash screen maka akan muncul form Registrasi (input nomor HP dan password pengguna GMap) seperti pada Gambar. 23. Langkah selanjutnya adalah mengisi nomor port COM untuk koneksi dengan telepon selular seperti Gambar 24. Jika koneksi berhasil maka akan muncul program utama sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 25. Sistem akan berjalan secara operasional ketika tombol RUN GMAP diklik dan akan berhenti jika tombol STOP GMAP diklik seperti ditunjukkan pada Gambar 25. Program yang telah beroperasi akan bersifat idle dengan menunggu SMS yang masuk ke telepon selular. Ketika SMS diterima oleh telepon selular kemudian disimpan ke dalam inbox, maka program akan mengambil SMS tersebut kemudian diidentifikasi apakah format yang dikirimkan benar atau salah. Jika benar maka program akan menjalankan query sesuai dengan isi SMS. Setelah SMS di dalam inbox diambil dan diolah, maka SMS tersebut akan disimpan kemudian dihapus dari inbox.
Hal ini dilakukan agar inbox telepon selular tidak penuh sehingga telepon selular dapat menerima SMS yang masuk kemudian. Proses ini akan berlangsung secara berulang-ulang sesuai dengan waktu yang telah disetting dalam object timer. 3. Pengamatan Unjuk Kerja Sistem Pada tahap ini dilakukan pengamatan pada sistem agar dapat diketahui kinerja sistem secara keseluruhan termasuk kekurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi. Pengamatan dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini antara lain adalah pengujian proses konektivitas komputer dengan telepon selular, simulasi dengan operator selular berbeda dan pengamatan sistem secara keseluruhan. a. Proses Konektivitas Komputer dengan Telepon Selular Pengujian proses koneksi telepon selular dengan komputer dilakukan dengan cara melakukan simulasi koneksi sebanyak lima kali ulangan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa proses koneksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat tanpa ada kendala yang berarti. Dari hasil simulasi didapat bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan program utama setelah proses koneksi adalah 1,23 detik. b. Simulasi dengan Operator Selular Berbeda Selama simulasi program untuk simulasi operator yang berbeda, sim card yang digunakan untuk telepon selular adalah kartu Bebas dari XL, kartu Mentari dari Indosat Satelindo GSM dan kartu Simpati dari Telkomsel. Simulasi ini dilakukan dalam 2 kategori, yaitu pengamatan terhadap waktu rata-rata per layanan SMS dan analisis biaya dari kombinasi beberapa operator layanan selular pada beberapa waktu pengamatan. Waktu pengamatan dilakukan pada waktu pagi hari jam 06.00, siang hari jam 11.00 (waktu kerja) dan jam 12.00 (waktu istirahat), sore hari jam 16.00 dan malam hari jam 22.00. Dari hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam kondisi normal yang dilihat dari info data handphone menunjukkan signal level pada angka 4 dan batere level pada tingkat
100 %, waktu rata-rata per layanan SMS dari XL, Telkomsel dan Indosat Satelindo menunjukkan selisih waktu yang berbeda. Adapun hasil dari pengamatan ini disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil Pengamatan Waktu Rata-rata per Layanan SMS Operator Layanan Selular Waktu rata-rata per layanan SMS Operator Selular (detik) Telkomsel Indosat XL No. Antar Antar Antar dengan dengan dengan XL Telkomsel Indosat XL Telkomsel Indosat 1. 06.00 28.77 36.86 31.03 49.52 52.24 42.42 2. 11.00 30.22 40.66 31.56 52.31 58.45 46.32 3. 12.00 30.54 41.21 31.85 53.10 58.74 47.63 4. 16.00 34.81 46.87 36.21 57.65 61.21 50.22 5. 22.00 33.54 45.23 34.98 56.45 60.24 48.84 Catatan: Lokasi handphone user dan server berada pada lokasi yang sama yaitu di Kecamatan Dramaga pada tanggal 2 September 2007 Jam Pengamatan
Metode
pengamatan
yang
dilakukan
adalah
dengan
mengirimkan format SMS “Landuse Sukamanah” selama 5 kali, kemudian dihitung waktu mulai dari pengiriman SMS hingga balasan SMS diterima pengirim dan diambil rata-rata waktu yang digunakan. Grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS antar operator ditunjukkan pada Gambar 35. (Jam(Jam-WIB)
Gambar 35. Grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS Berdasarkan grafik perbandingan waktu rata-rata per layanan SMS dari kombinasi beberapa operator layanan selular yang sama maupun berbeda, layanan SMS operator antar sesama XL memiliki
waktu rata-rata per layanan SMS yang paling cepat diantara kombinasi operator selular yang lain. Sedangkan layanan SMS operator antar operator yang berbeda yaitu Indosat dan Telkomsel memiliki waktu rata-rata per layanan SMS yang paling lama. Selain itu dari pengamatan didapat hasil bahwa waktu yang paling cepat untuk mengirimkan SMS adalah pada waktu pagi hari. Dari segi biaya per SMS, umumnya semua operator memberikan tarif biaya per SMS yang sama yaitu sebesar Rp. 350,baik untuk ke sesama operator maupun ke beda operator. Tetapi ada juga operator yang memberikan paket khusus SMS bagi penggunanya jika pengguna menggunakan fasilitas tertentu yang disediakan oleh operator tersebut sehingga biaya SMS yang dikeluarkan lebih murah. Simulasi proses pengamatan ini tidak bertujuan untuk mengevaluasi kinerja operator tertentu, melainkan untuk mengetahui layanan SMS yang tercepat dan dengan biaya termurah untuk digunakan dalam pengujian sistem yang telah dibangun. c. Pengamatan Sistem Keseluruhan Pengamatan sistem secara keseluruhan dilakukan dengan melakukan pengujian sistem dengan mengirimkan format SMS untuk semua jenis layanan informasi. Pada pengujian ini digunakan sim card Bebas dari layanan operator XL pada telepon selular yang terkoneksi pada PC dan pada telepon selular pengguna dengan alasan waktu yang dibutuhkan untuk layanan SMS yang digunakan untuk proses pengiriman SMS dan penerimaan SMS balasan dari sesama operator XL paling cepat berdasarkan simulasi pengamatan pada operator layanan selular yang berbeda pada tahap sebelumnya (lihat Gambar 35). Waktu pengujian dilakukan pada jam 11.00 dengan asumsi bahwa pengguna akan lebih banyak membutuhkan informasi pada waktu jam kerja. Pengujian pertama dilakukan dengan mengirimkan SMS untuk registrasi pengguna dengan format “GMAPASS 201185, NOVAN”.
Pada uji pertama ini, program dapat mengirimkan balasan yang benar dengan balasan “Terima kasih atas pendaftaran anda sebagai pengguna GMAP-ketik LANDUSE , SUBKLAS , KSLAHAN
,
JNSTNH
,
PMBATAS
”. Waktu total rata-rata yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan SMS adalah 29.5 detik. Hasil pengujian selengkapnya disajikan dalam Tabel 9. Pengujian kedua dilakukan dengan mengirimkan SMS untuk mengetahui keadaan landuse di masing-masing desa. Untuk keadaan landuse di Desa Sukamanah, diuji dengan mengirimkan SMS dengan format “Landuse sukamanah”. SMS balasan yang diterima adalah “KampungKebun
CampuranSawah
2x
panen/tahunSungaiTanah
Kosong Diperuntukkan”. Waktu total rata-rata yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan SMS adalah 30.22 detik. Pengujian ketiga dilakukan dengan mengirimkan SMS untuk mengetahui luas landuse kampung di Desa Sukamanah yaitu dengan mengirimkan SMS dengan format “Lkampug sukamanah”. SMS balasan yang diterima adalah “Luas kampung adalah : 80.99 ha”. Waktu total rata-rata yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan SMS adalah 31.03 detik. Tabel 9. Hasil Pengujian Waktu Total Rata-rata untuk Pengiriman dan Penerimaan SMS. Waktu Pengujian No.
Format SMS
(detik)
Waktu Ratarata (detik)
1
2
3
1.
GMAPASS 201185, NOVAN
30.68
29.10
28.72
29.50
2.
Landuse sukamanah
30.45
30.60
29.61
30.22
3.
Lkampung sukamanah
30.75
31.21
31.13
31.03
Waktu rata-rata per layanan SMS
30.25
Program berjalan dengan baik dengan waktu rata-rata per layanan SMS adalah 30.25 detik. Namun tidak menutup kemungkinan munculnya kesalahan program (bugs) misalnya :
1. Telepon selular tidak terhubung dengan baik pada kabel data serial karena ada gangguan pada kabel data atau gangguan lain yang bersifat mekanis sehingga dapat mengakibatkan koneksi putus sehingga program terhenti 2. Sinyal telepon selular yang kurang atau tidak ada sama sekali sehingga program tidak dapat beroperasi 3. Kesalahan pada operator 4. Kesalahan dalam pengetikan baik dalam pemilihan jenis layanan atau input yang lain 5. Kesalahan ponsel yang berfungsi sebagai server 6. Kesalahan ponsel pengguna
F. PERAWATAN SISTEM Tahapan kelima dari metode pengembangn sistem dengan metode SDLC adalah tahapan perawatan sistem. Perawatan sistem yang dilakukan meliputi
pemeliharaan
sistem
dan
pengembangan
sistem.
GMap
menggunakan fasilitas telepon selular sebagai SMS server dan PC sebagai media konektivitas dengan telepon selular untuk menjalankan aplikasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perawatan sistem ini antara lain: a. Melakukan update dan backup database yang ada untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan sistem serta penghapusan secara berkala terhadap record database yang sudah lama dan tidak terpakai agar tidak terlalu membebani database dan sistem. b. Melakukan perbaikan dan modifikasi sistem sesuai dengan kebutuhan terkini. c. Penambahan fitur-fitur yang memudahkan dalam pengaksesan sistem. d. Untuk SIG perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik terhadap data-data tabular yang mungkin berubah sebagai contoh luas penggunaan lahan (landuse) dan lain-lain, updating sistem serta modifikasi dan perbaikan sistem sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM Sistem yang dibangun ini memiliki kelebihan yaitu dalam hal kemudahan dan fleksibilitas dalam pengaksesan informasi serta biaya akses sistem yang murah. Pengguna dapat menggunakan dan melakukan akses informasi melalui telepon selular dengan layanan SMS. Keuntungan penggunaan SMS dalam aplikasi ini adalah adanya pengiriman notifikasi dan peringatan, penyampaian pesan terjamin, handal, mekanisme komunikasi dengan biaya yang rendah, kemampuan untuk menyaring pesan dan menanggapi panggilan secara selektif. Kelebihan lain dari program ini adalah kemudahan dalam mengembangkan sistem dengan menambah modul-modul baru untuk fitur-fitur tambahan dan implementasi program untuk bidang yang lain. Di samping kelebihan dari sistem yang dikembangkan, terdapat berbagai kekurangan diantaranya adalah kekurangan secara umum yaitu kondisi layanan yang sangat tergantung dengan kondisi jaringan GSM di Indonesia. String input dan output yang terbatas karena menggunakan layanan SMS dimana dalam satu kali pengiriman SMS dibatasi 160 karakter. Selain itu, implementasi dari sistem kurang sesuai diterapkan pada lingkungan organisasi dengan ruang lingkup kecil tanpa melakukan kerjasama dengan operator selular karena biaya operasional dari sistem justru akan mahal. Adapun kekurangan secara khususnya adalah pada aplikasi sistem ini sendiri yaitu keterbatasan informasi parameter yang bisa diakses melalui SMS karena jumlah data yang terlalu banyak yang tidak memungkinkan untuk bisa diakses semuanya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Aplikasi GMap terdiri dari dua bagian yaitu Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Aplikasi SMS Sistem Monitoring tentang keadaan kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Aplikasi Sistem Informasi Geografis yang dibangun terdiri atas informasiinformasi peta administrasi, penggunaan lahan, jenis tanah beserta sifat fisik dan kimianya, kemampuan lahan, kondisi lahan dan kesesuaian lahan dari Kecamatan Jonggol. Aplikasi SMS Sistem Monitoring dibangun dengan tujuan memudahkan pengguna dalam mengakses informasi yang ada di dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Aplikasi GMap dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan MapObject 2.2, didukung dengan penambahan komponen Mobile FBUS v.1.5, seperangkat PC dan telepon selular atau modem GSM. Database yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model data relasional yang dibangun dengan menggunakan Microsoft Access. Berdasarkan proses pengujian pada tahapan implementasi sistem dapat disimpulkan bahwa keseluruhan sistem mampu berjalan dengan baik, dan dari hasil perhitungan waktu rata-rata per layanan informasi SMS adalah 30.25 detik dengan perincian untuk waktu layanan pendaftaran pengguna adalah 29.50 detik, waktu layanan informasi parameter kesesuaian lahan adalah 30.22 detik dan waktu layanan untuk informasi luasan area dari parameter kesesuaian lahan adalah 31.03 detik. Lamanya waktu ini sangat tergantung dari keadaan SMS center operator, keadaan sinyal telepon selular dan dari besarnya trafik layanan SMS yang sedang terjadi. B. SARAN Program yang dikembangkan ini secara operasional sudah dapat diimplementasikan untuk pengaksesan informasi klasifikasi kesesuaian lahan untuk padi sawah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Namun di
samping itu, masih banyak saran-saran yang perlu dilaksanakan untuk penyempurnaan sistem di masa yang akan datang, diantaranya: 1. Diperlukan updating data parameter-parameter kesesuaian lahan secara berkala untuk menjaga keakuratan data 2. Penambahan fitur-fitur yang memudahkan dalam pengaksesan sistem diantaranya penggunaan kabel data USB (Universal Serial Bus) sebagai sarana koneksi telepon selular ke PC 3. Sistem ini sebaiknya dikelola oleh administrator agar mudah dalam perawatan dan terjamin keamanannya 4. Dapat dioperasikan pada platform selain Windows. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi biaya operasional jika menggunakan sistem operasi tanpa lisensi, seperti Linux, Mac OS dan lain-lain dan agar dapat digunakan oleh semua kalangan karena tidak semua pengguna sistem ini memakai Windows sebagai sistem operasi komputernya 5. Perlu adanya kerjasama dengan pihak operator telepon selular untuk mengurangi biaya pengeluaran pulsa SMS.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Pengguna Jasa SMS di Indonesia tahun 19982006.http://www.apjii.net.id/statistik.php?lang=ind. Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia. Tanggal 5 Juli 2007. Anonim, Telekomunikasi dan Informatika (Telematika) di Indonesia (Data Pengguna Jasa SMS di Indonesia tahun 2006).http://www.iptek.net.id/ind/. Asosiasi Telepon Selular Indonesia. Tanggal 5 Juli 2007. Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Lembaga Swadaya Informasi IPB. Bogor. Awad, E.M., Gottere, M.H. 1992. Database Management. Boyd and Fraser Publishing Company, Danvers, Massachussets, USA. Biro Pusat Statistik. 1999. Bogor dalam Angka 1999. Jakarta. Djaenudin, D. et. al.. 1992. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. Djaenudin, D. et. al. 1994. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor. FAO. 1976. A Frame Work for Land Evaluation. Soil Bull. No 32. FAO. Rome. Hardjowigeno, S.,Widiatmaka, Anang, S.Y. 1999. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. InfoKomputer. 2006. Majalah Komputer Bulanan. Edisi Khusus Bulan Juli 2006. PT. Gramedia, Jakarta. Gozali, Gumilang A. 2006. Rancang Bangun Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini Parameter Lingkungan Mikro Budidaya Tanaman pada Rumah Kaca (Greenhouse) Berbasis SMS (Short Message Service). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Gunawan, F. 2003. Membuat Aplikasi SMS Gateway Server dan Client dengan Java dan PHP. Elex Media Komputindo, Jakarta. Gunton. 1994. Dalam Handout Kuliah Teknologi dan Sistem Informasi Departemen Teknik Pertanian dengan judul Modul 1 IS oleh Kudang Boro Seminar. Teknik Pertanian IPB, Bogor. Kam, S.P., J.N. Paw, M. Loo. 1992. The Use of Remote Sensing and Geographic Information System in Coastal Zone Management. Proceedings of The Regional Workshop on Coastal Zone Planning and Management in ASEAN. Brunei Darussalam 28-30 April 1992. Khang, B. 2002. Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Khomarudin, M. 1998. Pewilyahan Tanaman Mangga dan Jambu Mete di Sulawesi Tenggara. Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. IPB. Bogor. Kimball, Ralph. 2001. ESRI: Embeddable Mapping and GIS Components for Application Developers: Spatial Enabling Your Data Warehouse. Intelligent Enterprise Kort, H. E. Dan Silberschartz. 1998. Database Design Concept. Mc. Graw Hill, Inc., New York, USA Kusumawati, P. 1997. Hubungan Antara Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), Studi Kasus Pengusahaan Tanaman Padi Sawah dan Jagung di Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Tanah. IPB. Bogor. Latief. M.A. 2001. Pengklasifikasian Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Jagung di Sub DAS Cimuara-Cibeureum Kawasan DAS Cimanuk Hulu Kabupaten Garut. Skripsi. Jurusan Tanah. IPB. Bogor. Lestari, Lusi. 2003. Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. IPB. Bogor Mannino, M. V. 2001. Database Application Development and Design. Mc. Graw Hill Companies, Inc., New York, USA. Nasution, O.B. 2000. Efek Residu Pemberian Terra Cottem Bahan Organik pada Tahun Kelima serta Pemberian Mulsa Terhadap Sifat Fisik Tanah, Pertumbuhan, dan Produksi Kedelai (Glycine L. Merr) pada Alfisol Jonggol. Skripsi. Jurusan Tanah. IPB. Bogor O’Brien, J. A. 1999. Management Information System: A Managerial End User Perspective. Richard D. Irwin, Inc., Boston, USA. Oetomo, B. S. D. dan Y. Handoko. 2003. Teleakses Database Pendidikan Berbasis Ponsel, Penerbit ANDI, Yogyakarta. Post, Gerald V. 1999. Database Management System. McGraw-Hill, Singapore. Purwadhi, S.H. 1999. Sistem Informasi Geografis-Materi Pokok Pelatihan Penginderaan Jauh dan SIG Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN. Jakarta. Rismaneswati. 1999. Efek Residu Pemberian Terra Cottem Bahan Organik pada Tahun Keempat serta Pemberian Mulsa Terhadap Sifat Fisik Tanah, Pertumbuhan, dan Produksi Kedelai (Glycine L. Merr) pada Alfisol Jonggol. Skripsi. Jurusan Tanah. IPB. Bogor. Seminar, Kudang B. 2005. Handout Kuliah Sistem Basis Data Departemen Teknik Pertanian dengan judul Database Design. Teknik Pertanian IPB, Bogor. Sidik, Betha. 2003. MySQL Untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembang Aplikasi Web. Informatika, Bandung.
Simkin, M.G. 1987. Computer Information System for Bussines. Wm. C. Brown. Publishers Dubuque. Iowa. Sitorus, S.R.P. 1995. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito. Bandung. Subyantoro, Didik. 2004. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Microsoft Windows. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sundawan, O. 1995. Analisis Biaya dan Kelayakan dari Kepemilikan Traktor Tangan di Kabupaten Daerah Tingkat Dua Karawang Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. IPB. Bogor Surati, I Nengah. 2003. Sistem Geografis untuk Pengelolaan Tegakan. Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan IPB, Bogor. Sutabri, T.2004. Analisa Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta Townshed, J.R.G. 1981. Terrain Analysis and Remote Sensing. George Allen and Unwin Ltd., London. Wiradisastra, U.S., B. Soernawinata, H. Wijaya, dan K.R. Brata. 1996. Report on: Soil Survey and Mapping Sepapah Coal Mine Area-South Kalimantan. Yenita. 2000. Kelas Kesesuaian dan Produktivitas Lahan Untuk Padi Sawah di Desa Cijedil dan Cibeureum, Cianjur. Skripsi. Jurusan Tanah. IPB. Bogor
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Produksi tanaman padi sawah (ton/tahun) dirinci menurut kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 1997-1999 (BPS, 1999) No. Kecamatan 1997 1998 1999 1 Babakan Madang * * * 2 Bojonggede 3543 3502 3497 3 Caringin 16721 12338 13866 4 Cariu 51428 50826 46001 5 Ciampea 37969 28489 26278 6 Ciawi 5818 6893 7888 7 Cibinong 862 1016 688 8 Cibungbulang 21593 19838 16698 9 Cigudeg 23693 21901 29509 10 Cijeruk 16314 14104 11838 11 Cileungsi 14047 10715 19251 12 Ciomas 13482 10578 11438 13 Cisarua 1941 1669 1252 14 Citeureup 4319 4109 4206 15 Dramaga 10187 7997 6955 16 Gunung Putri 495 453 442 17 Gunung Sindur 3136 1795 2305 18 Jasinga 14772 14828 12564 19 Jonggol 62595 51904 60321 20 Kemang 9819 7960 5768 21 Leuwiliang 29672 26762 27278 22 Megamendung 4583 2523 5529 23 Nanggung 14669 16639 18790 24 Pamijahan 47660 34050 36486 25 Parung 8741 4675 6572 26 Parung Panjang 11436 11469 12293 27 Rumpin 13664 16448 16118 28 Sukamakmur * * * 29 Sukaraja 998 705 1452 30 Tenjo 11182 10151 6672 *) Tidak ada data
Lampiran 2. Luas kesesuaian lahan Kecamatan Jonggol tingkat subkelas dan persentasenya Kelas Tidak Sesuai Aktual (N1)
Sub Kelas N1r N1s Tidak sesuai permanen (N2) N2s Cukup Sesuai (S2) S2wrfn S2wrfns Sesuai Marginal (S3) S3fn S3fns S3r S3rf S3rfn S3rfns S3rfs S3rs S3s Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Jumlah Sumber: Lusi Lestari (2003)
Luas (ha) 52.62 1803.38 3646.17 364.05 252.12 1575.49 276.54 206.05 270.29 2669.31 590.3 41.12 69.75 27.53 1719.88 13564.60
Persentase (%) 0.39 13.29 26.88 2.68 1.86 11.61 2.04 1.52 1.99 19.68 4.35 0.30 0.51 0.20 12.68 100.00
-
C S Thb S R
Keterangan :
: Liat : Pasir : terhambat : sedang : tinggi
Temperature (t) - Rata-rata tahunan (°C) Ketersediaan Air (w) - Bulan kering (<75mm) - Curah hujan (mm) Media Perakaran (r) - Drainase tanah - Tekstur Retensi Hara (f) - KTK tanah - pH tanah Hara Tersedia - total N - P2O5 - K2O
Kualitas/Karakteristik Lahan
Thb C R 5.8 S T R-S
Thb SC R 5.8 S T R-S
5
S T R-S
R 6.4
S SiL
2–4 >1500
25.9
: debu : lempung : Agak cepat : sangat tinggi : sangat rendah
2–4 >1500
2–4 >1500
Si L Ac ST SR
25.9
3
25.9
2
S T R-S
SR 5.5
Ac SCL
2–4 >1500
25.9
6
Lampiran 3. Karakteristik lahan pada masing-masing SPT (PPT, 1981)
SR S-T R-S
SR 5.1
Thb SiC
2–4 >1500
25.9
8
T ST R
S 7.1
Ac/c C
2–4 >1500
25.9
9
Satuan Peta Tanah
S R-SR SR-S
SR 4.7
S C
2–4 >1500
25.9
11
S R-SR SR-S
SR 5.4
S-Thb C
2–4 >1500
25.9
13
R-SR S SR-R
SR 5.4
S C
2–4 >1500
25.9
14
R-SR T SR-R
SR 5.2
S C
2–4 >1500
25.9
15
PERIMETER 752.3561 613.2299 752.6384 531.3881 550.1412 15627.5 544.2653 1015.718 442.3978 246.858 183.7249 446.3701 2357.294 4792.745 614.1589 983.0806 3212.612 2919.949 952.9384 2008.077 448.2596 5519.438 5824.602 732.4324 126.6517 240.0637 1811.45 1070.04
KLCOV_ 330 312 1153 794 1437 1216 160 36 622 171 207 461 1249 1049 542 12 710 319 965 519 408 1229 1167 1011 671 799 621 713
Sumber: Lusi Lestari (2003)
AREA 21506.22 21421.06 32448.03 14376.97 11703.56 4948045 18087.19 33388.38 11196.09 3482 1036.969 12317.69 174048.2 790428.5 6261.438 37230.78 179331.5 130557.2 18540 206408.3 10924.28 941337.8 253557.3 16131.59 512.3438 1489.844 67977.19 37358.66
KLCOV_ID 329 311 1152 793 1436 1215 159 35 621 170 206 460 1248 1048 541 11 709 318 964 518 407 1228 1166 1010 670 798 620 712
TLL1_ 36 36 80 80 154 97 2 2 19 25 26 14 114 114 3 3 75 37 93 11 32 135 115 112 62 62 51 51
TLL1_ID 62 62 111 111 250 128 2 2 22 29 30 17 157 157 3 3 104 63 124 14 53 198 158 154 89 89 78 78
Lampiran 4. Atribut Tabel Coverage KLCOV (Kesesuaian Lahan) TNH_ 16 16 20 20 23 14 2 2 2 2 4 10 5 5 3 3 17 17 20 7 7 19 11 11 3 3 2 2
TNH_ID 911 911 917 917 919 918 902 902 902 902 907 908 906 906 903 903 905 905 917 920 920 922 904 904 903 903 902 902
SPT 9 9 14 14 14 14 3 3 3 3 8 8 8 8 5 5 6 6 14 15 15 15 6 6 5 5 3 3
TAKSONOMI Rendoll Rendoll Orthoxic Tropudlts Orthoxic Tropudlts Orthoxic Tropudlts Orthoxic Tropudlts Aeric Tropaquepts Aeric Tropaquepts Aeric Tropaquepts Aeric Tropaquepts Fluventic Tropaquepts Fluventic Tropaquepts Fluventic Tropaquepts Fluventic Tropaquepts Fluventic Eutropepts Fluventic Eutropepts Tropofluvents Tropofluvents Orthoxic Tropudlts Typic Haplorthox Typic Haplorthox Typic Haplorthox Tropofluvents Tropofluvents Fluventic Eutropepts Fluventic Eutropepts Aeric Tropaquepts Aeric Tropaquepts
NAMA_PPT Renzina Renzina Latosol Coklat Kemerahan Latosol Coklat Kemerahan Latosol Coklat Kemerahan Latosol Coklat Kemerahan Aluvial Kelabu Aluvial Kelabu Aluvial Kelabu Aluvial Kelabu Hidromof Kelabu Hidromof Kelabu Hidromof Kelabu Hidromof Kelabu Aluvial Coklat Aluvial Coklat Aluvial Coklat Aluvial Coklat Latosol Coklat Kemerahan Latosol Merah Latosol Merah Latosol Merah Aluvial Coklat Aluvial Coklat Aluvial Coklat Aluvial Coklat Aluvial Kelabu Aluvial Kelabu
Kolom 1 – 12 (dari 59 kolom)
LRG_LHN_ID 3 3 31 31 116 48 1 1 3 3 3 1 65 65 1 1 38 26 45 3 7 87 65 7 7 7 7 7
Sumber: Lusi Lestari (2003)
LRG_LHN_ 39 39 41 41 59 43 38 38 39 39 39 38 44 44 38 38 42 40 17 39 2 50 44 2 2 2 2 2
Lampiran 4. (Lanjutan) TPGRAF1_ 3 3 8 8 22 9 2 2 3 3 3 2 5 5 2 2 4 4 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5
TPGRAF1_ID 202 202 205 205 207 206 201 201 202 202 202 201 203 203 201 201 202 202 201 202 203 203 203 203 203 203 203 203
KETERANGAN LERENG 2-8% LERENG 2-8% LERENG 20-25% LERENG 20-25% LERENG 30-40% LERENG 25-30% LERENG 0-2% LERENG 0-2% LERENG 2-8% LERENG 2-8% LERENG 2-8% LERENG 0-2% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 0-2% LERENG 0-2% LERENG 2-8% LERENG 2-8% LERENG 0-2% LERENG 2-8% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15% LERENG 8-15%
KMPLHN2_ 2 2 5 5 7 7 2 2 2 2 2 2 5 5 2 2 5 4 5 2 2 7 5 2 2 2 2 2
KMPLHN2_ID 301 301 303 303 307 307 301 301 301 301 301 301 303 303 301 301 303 302 303 301 301 307 303 301 301 301 301 301
KODE A2aT A2aT B2aT B2aT C2aT C2aT A2aT A2aT A2aT A2aT A2aT A2aT B2aT B2aT A2aT A2aT B2aT A2aT B2aT A2aT A2aT C2aT B2aT A2aT A2aT A2aT A2aT A2aT
KEDALAMAN A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm B = 60 - 90 cm B = 60 - 90 cm C = 30 - 60 cm C = 30 - 60 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm B = 60 - 90 cm B = 60 - 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm B = 60 - 90 cm A = Lebih dari 90 cm B = 60 - 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm C = 30 - 60 cm B = 60 - 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm A = Lebih dari 90 cm
Kolom 13 – 21(dari 59 kolom)
DRAINASE a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus a = Poreus
Sumber: Lusi Lestari (2003)
TEKSTUR 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus 2 = Agak Halus
Lampiran 4. (Lanjutan) EROSI T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi T = Tidak ada erosi
C_HUJAN > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500 > 1500
B_KERING 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4
SUHU 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9 25.9
DRAINASE_P Agak cepat/Cepat Agak cepat/Cepat Sedang Sedang Sedang Sedang Terhambat Terhambat Terhambat Terhambat Terhambat Terhambat Terhambat Terhambat Sedang Sedang Agak Cepat Agak Cepat Sedang Sedang Sedang Sedang Agak Cepat Agak Cepat Sedang Sedang Terhambat Terhambat
TEKSTUR_PP Liat Liat Liat Liat Liat Liat Liat Liat Liat Liat Liat Berdebu Liat Berdebu Liat Berdebu Liat Berdebu Lempung Berdebu Lempung Berdebu Lempung Liat Berpasir Lempung Liat Berpasir Liat Liat Liat Liat Lempung Liat Berpasir Lempung Liat Berpasir Lempung Berdebu Lempung Berdebu Liat Liat
Kolom 22 – 30 (dari 59 kolom) KTK S S SR SR SR SR R R R R SR SR SR SR R R SR SR SR SR SR SR SR SR R R R R
Sumber: Lusi Lestari (2003)
T S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
BK S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2
CH S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
D N1 N1 S3 S3 S3 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S1 S1
TS S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S2
KE S1 S1 S1 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1
K S1 S1 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S2 S2
P S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1
N S1 S1 S3 S3 S3 S3 S1 S1 S1 S1 S3 S3 S3 S3 S1 S1 S1 S1 S3 S3 S3 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1
P2O5 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
K2O S2 S2 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S2 S2 S2 S2
E S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
KES_LAHAN N1 N1 N1 N1 N2 N2 S2 S2 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
PH_TANAH 7.1 7.1 5.4 5.4 5.4 5.4 5.8 5.8 5.8 5.8 5.1 5.1 5.1 5.1 6.4 6.4 5.5 5.5 5.4 5.2 5.2 5.2 5.5 5.5 6.4 6.4 5.8 5.8
S S2 S2 N1 N1 N2 N2 S1 S1 S2 S2 S2 S1 S3 S3 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3
KADAR_K2O R R SR - R SR - R SR - R SR - R R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S R-S SR - R SR - R SR - R SR - R R-S R-S R-S R-S R-S R-S
TOTAL_N T T R - SR R - SR R - SR R - SR S S S S SR SR SR SR S S S S R - SR R - SR R - SR R - SR S S S S S S
KADAR_P2O5 ST ST S S S S T T T T S-T S-T S-T S-T T T T T S T T T T T T T T T
Kolom 31 – 48 (dari 59 kolom)
Lampiran 4. (Lanjutan)
SUB_KELAS N1r N1r N1s N1s N2s N2s S2wrfn S2wrfn S2wrfns S2wrfns S3fn S3fn S3fns S3fns S3r S3r S3rf S3rf S3rfn S3rfn S3rfns S3rfns S3rfs S3rfs S3rs S3rs S3s S3s
Sumber: Lusi Lestari (2003)
PEMBATAS D D s s s s BK, Ts,KTK,K2O BK, Ts,KTK,K2O BK, Ts,KTK,K2O, s BK, Ts,KTK,K2O, s KTK, N KTK, N KTK, N, s KTK, N, s D D D, KTK D, KTK D, KTK, N, K2O D, KTK, N, K2O D, KTK, N, K2O, s D, KTK, N, K2O, s D, KTK, s D, KTK, s D, s D, s s s
Lampiran 4. (Lanjutan) LAND_ADM_ 150 28 376 285 487 415 73 21 256 6 90 212 427 219 245 8 275 133 261 234 162 415 394 219 217 269 256 141
L3ADCOP_ 150 28 376 285 487 415 73 21 256 6 90 212 427 219 245 8 275 133 261 234 162 415 394 219 217 269 256 141
L3ADCOP_ID 149 27 375 284 486 414 72 20 255 5 89 211 426 218 244 7 274 132 260 233 161 414 393 218 216 268 255 140
L3COP_ 95 22 249 35 324 228 29 16 169 5 8 141 277 4 152 7 179 35 135 48 107 228 4 4 144 176 169 48
L3COP_ID 539 715 409 707 689 734 659 658 722 684 555 693 501 708 713 578 681 707 631 665 629 734 708 708 551 641 722 665
ADMIN_ 4 4 12 11 14 13 7 3 10 3 5 8 13 9 7 2 8 6 11 10 7 13 13 9 7 9 10 4
ADMIN_ID 12 12 7 6 13 10 9 2 11 2 3 5 10 8 9 1 5 4 6 11 9 10 10 8 9 8 11 12
Kolom 49 – 57 (dari 59 kolom) NAMA Singasari Singasari Balekambang Bendungan Sukajaya Sukanegara Singajaya Sukamaju Cibodas Sukamaju Jonggol Sirnagalih Sukanegara Sukasirna Singajaya Sukamanah Sirnagalih Weniggalih Bendungan Cibodas Singajaya Sukanegara Sukanegara Sukasirna Singajaya Sukasirna Cibodas Singasari
LUAS___HA_ 2.15 2.14 3.24 1.44 1.17 494.8 1.81 3.34 1.12 0.35 0.1 1.23 17.4 79.04 0.63 3.72 17.93 13.06 1.85 20.64 1.09 94.13 25.36 1.61 0.05 0.15 6.8 3.74
Sumber: Lusi Lestari (2003)
LANDUSE Kampung Sawah 2x panen/tahun Kampung Sawah 2x panen/tahun Perkebunan Besar Tegalan Kebun Campuran Kebun Campuran Sawah 1x panen/tahun Tanah Kosong Kampung Kuburan Kampung Sawah 2x panen/tahun Sawah 2x panen/tahun Kampung Perumahan Sawah 2x panen/tahun Kebun Campuran Kebun Campuran Kampung Tegalan Sawah 2x panen/tahun Sawah 2x panen/tahun Kampung Kebun Campuran Sawah 1x panen/tahun Kebun Campuran
Lampiran 4. (Lanjutan) KES_LAHAN2 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N1 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N1 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N2 S2 S2 S2 S2 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3 S3 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3 S3 S3 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3 S3 S3 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3 S3 S3
SUB_KELAS2 Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N1r Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N1s Tidak dapat dikonversi menjadi sawah N2s S2wrfn S2wrfn S2wrfns S2wrfns Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3fns S3r Tidak dapat dikonversi menjadi sawah Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3rf S3rfn S3rfn Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3rfns S3rfs S3rfs Tidak dapat dikonversi menjadi sawah S3rs S3s S3s
Kolom 58 – 59 (59 kolom)
= = = = = = =
Tekstur Bulan kering Curah Hujan Drainase Tekstur Kedalaman Efektif KTK PH Tanah Total Nitrogen Kadar P2O5 Kadar K2O Lereng Erosi
Catatan : Tabel Atribut Tabel Coverage KLCOV (Kesesuaian Lahan) memuat 28 record dari 1430 record yang terbentuk, dipilih 2 record dari masing-masing subkelas yang berbeda secara acak.
Lahan yang tidak dapat dikonversi menjdi sawah kelas kesesuaian lahannya diabaikan
K PH N P2O5 K2O S E
Keterangan : T = BK = C = D = TS = KE =
Rata-rata tahunan (°C)
(t)
Bulan Kering (<75 mm) Curah Hujan (mm) LGP (hari)
Drainase tanah Tekstur Kedalaman efektif (cm) Gambut Ketebalan
KTK pH C-organic (%)
Salinitas (mmhos/cm)
Kejenuhan Al (%) Kedalaman sulfidik (cm)
Total N P2O5 K2O
-
Lereng (%)
Potensi mekanisasi (s/m)
-
Hara tersedia
-
Toksisitas (x)
-
Kegaraman (c)
-
Retensi hara
-
Media perakaran (r)
-
Ketersediaan Air (w)
-
Temperature
Kualitas/Karakteristik lahan
<3 <3
Sedang T sedang
>75
<3.5
≥ sedang 5.5-7.0 -
Terhambat SCL, SiL, Si, CL >50 -
<3 >1500 90-240
24-19
S1
3-8 3-15
R Sedang R
60-70
3.5-5.5
Rendah >7-8, 4.5-5.5 -
Terhambat SL, L, SiCL, C, SiC 40-50 Saprik <100
3-<9 1200-1500 75-90
S2 >29-32 22-<24
>8-15 >15-40
SR R-SR SR
40-<60
>5-6.6
Sangat rendah >8-8.5, 4-<4.5 -
Sedang-Baik LS,StrC 25-40 Hernik 100-150
9-9.5 800-<1200 75-90
Kelas Kesesuaian Lahan S3 >32-35 18-<22
>15-25 Td
-
30-<40
>6.6-8
-
Cepat Td 20-25 Hernik-saprik >150-200
<75
Td
Td
N1
>25 >40
-
<30
>8
>8.5 -
Sangat cepat Kerikil, pasir <20 Fiprik >200
>9.5 <800 <75
N2 >35 <18
Batuan permukaan (%) Singkapan batuan (%)
Tingkat bahaya erosi (c)
SR
<2 R
2-10 S
>10-25 T
>25-40
ST
>40