MISI
TUJUAN
SASARAN
3.Meningkatnya pendampingan penyelenggaraan penyuluhan melalui penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, kompetensi tenaga penyuluh serta peran dan fungsi BP3K, Posluhdes dan kelompok tani sebagai basis kegiatan pertanian, perikanan dan kehutanan
INDIKATOR SASARAN (%) Prosentase Pengawasan dan pembinaan kemanan pangan (%)berbasis perubahan iklim dan pengelolaan DAS Jumlah Program penyuluhan (40%, 125 unit)
Jumlah Tenaga penyuluh (%;orang) Jumlah Kelembagaan penyuluhan (BP3K dan Posluhdes)aktif (unit) Jumlah kelompok tani
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
66,6%
75%
83,3%
91,6%
100%
60,5%, 185 Unit
70,4%, 215
80,2%, 245 Unit
90,14%, 275 Unit
100%, 306 unit
65,62%, 1615 Orang
71,71%, 1765 Orang
77,8%, 1915 Orang
83,9%, 2065 Orang
90%, 2.253 org
230 Unit
269 unit
308 Unit
346 unit
385 unit
16.828 Klmpok
17.497 klmpok
17.831 Kelompok
18.165 Klmpok
18.500 klmpk
V - 16
MISI
TUJUAN
SASARAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
Populasi ternak sapi(ekor)
896.508
937.538
978.567
1.019.597
1.060.626
Populasi ternak kerbau (ekor) Populasi ternak kuda (ekor)
157.527
160.604
162.604
165.143
167.682
115.968
119.373
122.777
126.181
129.585
Populasi ternak kambing/domba(ekor)
601.896
613.430
624.963
636.497
648.030
Populasi Domba (ekor)
63.878
64.262
64.646
65.031
65.415
Populasi ternak babi (ekor) Jumlah wisatawan mancanegara (orang)
1.756.060
1.771.933
1.787.805
1.803.677
1.819.549
105.419
105.419
124.356
143.293
162,231
Jumlah kunjungan wisatawan domestik (orang)
440.013
490.784
541.555
592.326
643,097
Rata-rata lama menginap (hari) Meningkatkan jumlah IKM yang dibina (mengembangkan IKM dan menumbuhkan
2,41
2,5
2,58
2,66
2,75
5.653 unit usaha
5.818 unit usaha
5.984 unit usaha
6.149 unit usaha
6315 unit usaha
INDIKATOR SASARAN (kelompok)
4.Meningkatnya pendapatan peternak
5.Meningkatnya kunjungan wisata dan rata-rata lama tinggal wisatawan
6.Meningkatnya aktifitas Perdagangan Dalam Negeri dan ekspor RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 17
MISI
TUJUAN
SASARAN
7.Meningkatnya Jumlah, jenis dan sebaran Koperasi dan UMKM
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
1.692
1.697
1.703
1.708
1,714
3.209
3.543
3.876
4.209
4.543
663.653
704.492
745.331
786.170
827,009
429.345.012
643.687.505
858.029.99 8
1.072.372.4 92
1.286.714. 985
Meningkatnya modal luar koperasi (juta)
1.395.641.3 61
1.495.316.9 59
1.594.992.5 56
1.694.668.1 53
1.794.343. 750
Meningkatnya aset koperasi (juta)
1.498.963.4 57
1.820.317.9 90
2.141.672.5 23
2.463.027.0 55
2.784.381. 588
Meningkatnya volume usaha koperasi (juta)
1.619.434.0 23
1.819.434.0 23
1.940.729.6 24
2.062.025.2 26
2.183.320. 827
Meningkatanya SHU Koperasi (juta)
1.619.434.0 23
1.819.434.0 23
1.940.729.6 24
2.062.025.2 26
2.183.320. 827
66,6 Ha
100 Ha
133,3 Ha
166,6 Ha
200 Ha
1.599.768
2.016.435
2.433.102
2.849.768
3.266.435
INDIKATOR SASARAN wira usaha baru) Penyerapan tenaga kerja (org) Meningkatnya proporsi jumlah koperasi yang aktif (unit) Meningkatkan Jumlah Anggota Koperasi (org) Meningkatnya Modal sendiri koperasi (juta)
8.Meningaktnya perbaikan lingkungan dan potensi ekonomi masyarakat berbasis cendana
Luas tanaman
Jumlah bibit tanaman RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 18
MISI
TUJUAN
SASARAN
3.Peningkatan nilai tambah dan jangkauan pasar produk unggulan 4.Meningkatka n pembangunan pusat ekonomi baru ekonomi kerakyatan
Meningkatnya pertumbuhan jumlah industri
INDIKATOR SASARAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
Cendana yang ditanam Peningkatan Jumlah Industri (unit)
27
28
29
31
32
Meningkatnya realisasi investasi dan kerjasama di daerah (Kab/Kota)
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
Meningkatnya ketersediaan data potensi investasi daerah (kab/Kota Tersedianya informasi peluang usaha sektorunggulan (kab/Kota)) Meningkatnya pelayanan perijinan
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
Semua jenis jenis pada KPPTSP
Semua jenis jenis pada KPPTSP
Semua jenis jenis pada KPPTSP
Semua jenis jenis pada KPPTSP
Semua jenis jenis pada KPPTSP
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yg memiliki ketrampilan
1,57 %
2,02 %
2,47 %
2,92 %
3,37 %
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi 75
21,89 %
23,44 %
24,99 %
26,55 %
26,55 %
1.Meningaknya jumlah dan volume kegiatan investasi
2.Meningkatnya pelayanan Perizinan sesuai SPM 3.Meningatnya kompetensi dan daya saing tenaga kerja
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 19
MISI
TUJUAN
SASARAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
Penyelesaian kasus PHI melalui PB
96,61
97,26
97,91
98,56
99,21 %
Peninjauan kembali UMP tiap tahun
Rp. 1.450.000
Rp. 1.712.500
Rp. 1.975.000
Rp. 2.237.500
Rp. 2.500.000
Besaran pemeriksaan perusahaan Pengujian peralatan perusahaan Besaran peminat transmigrasi yang berhasil difasilitasi
36,25%
42,82%
49,39%
55,96%
62,53%
1,70%
2,10%
2,50%
2,90%
3,31%
52,8%
54,98%
57,17%
59,35%
61,54%
Besaran pemanfataan cadangan areal yang behasil dibangun
41%
49,98%
58,96%
67,94%
76,92 %
1 perda
1 perda
1 perda
1 perda
1 perda
50%
50%
75%
75%
>75%
INDIKATOR SASARAN %
4.Meningkatnya perlindungan tenaga kerja
5.Meningkatnya jumlah peserta transmigrasi dalam wilayah NTT dan keluar wilayah NTT
Misi-4: Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah
1.Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan sesuai prinsipprinsip good governance
1.Terwujudnya penataan kelembagaan dan sumber daya pada Pemprov NTT
- Perda penataan kelembagaan
- Efisiensi dan kinerja perangkat organisasi daerah/SKPD (%) RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 20
MISI
TUJUAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
- Penataan dan pengendalian kelembagaan , anjab dan ABK Kab/kota - Terlayaninya kebutuhan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam melaksanakan tugastugas kedinasan - Terfasiliitasi dan terkoordinasinyadaerah dengan K/L - Meningkatkan kualitas pengembangan ekonomi daerah melalui pengembangan KI-Bolok menjadi kawasan ekonomi khusus - Pengembangan ekonomi dan industri di Kapet Mbay - Kerjasama investasi antara daerah, sektor swasta dan pelaku usaha lainnya (Perbankan, Koperasi dan lembaga keuangan lainnya)
50%
50%
75%
75%
>75%
50%
60%
70%
80%
>90%
50%
60%
70%
80%
90%
75%
75%
75%
100%
100%
75%
75%
75%
100%
100%
50%
75%
75%
100%
100%
- Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan PNS sesuai
50%
50%
75%
75%
>75%
SASARAN
2.Terwujudnya kebijakan ekonomi NTT yang kompetitif
3.Terwujudnya aparatur yang profesional
INDIKATOR SASARAN
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 21
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN tupoksi (%) - % pejabat struktural yang mengikuti diklat penjenjangan struktural - % Pegawai yang mengikuti diklat teknis - % Pejabat fungsional yang mengikuti diklat penjejangan fungsional - % Pegawai yang dapat meningkatkan ketrampilan dan profesionalitas - Jumlah pendidikan Diploma, S1, S2 dan S3 bagi PNS
2.Mewujudkan kepastian hukum dan menciptakan rasa keadilan dalam masyarakat
Terbentuknya - Produk Legislasi Daerah sistem hukum daerah yang terarah untuk menyelesaiakan berbagai masalah sosial di NTT dan terciptanya sinkronisasi hukum dan HAM yang berpihak pada kepentingan rakyat - Monitoring, evaluasi dan pelaporan terpadu
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
50%
50%
75%
75%
75%
25%
25%
50%
50%
50%
50%
50%
75%
75%
75%
50%
50%
75%
75%
75%
75%
75%
100%
100%
100%
463
495
511
527
543
67
100
133
167
200
V - 22
MISI
TUJUAN
3.Mewujudkan P-5 HAM
SASARAN
Terwujudnya komitmen dan koordinasi hukum dalam pemberantasan KKN dan pelanggaran HAM dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemebntukan produk hukum serta terwujudnya P5 HAM
INDIKATOR SASARAN - Rapat koordinasi permasalahaan hukum - Pembinaan dan Pengawasan Produk Hukum Kab/kota Penanganan kasus di dalam dan luar pengadilan
- Sosialisasi dan advokasi peraturan perundangundangan dan inventarisasi masalahmasalah hukum - Pengembangan JDIH tingkat Provinsi dan pembinaan JDIH kab/kota - LHKPN - Koordinasi pelaksanaan RANHAM dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
16
17
18
19
20
405
421
437
453
469
31
32
33
35
36
33
35
37
39
41
27
27
28
28
29
402 16
427 19
451 23
476 29
500 32
V - 23
MISI
TUJUAN
4.Mewujudkan ketertiban keteraturan dan keamanan dalam masyarakat 5.Memperkoko h kesatuan dan persatuan serta politik didaerah yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 melalui sistem pengembangan politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
33,3 % gangguan yang muncul
50 % gangguan yang muncul
66,6 % gangguan yang muncul
83,3 % gangguan yang muncul
100% gangguan yang muncul
1.Terwujudnya - Meningkatnya peran ketahanan seni, Badan Kesbangpol dalam budaya, agama, koordinasi ketahanan kemasyarakatan seni, budaya, agama, dan ekonomi serta kemasyarakatan dan peningkatan ekonomi koordinasi fasilitasi kewaspadaan nasional
100%
100%
100%
100%
100%
- Meningkatnya peran aparatur pemerintahan dalam memfasilitasi kewaspadaan nasional di daerah - Meningkatnya ketahanan ideologi dan kewaspadaan nasional
100%
100%
100%
100%
100%
33,3 %
50 %
66,6 %
83,3 %
100%
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
Terwujudnya ketentraman dan ketertiban umum
perumusan kebijakan hukum Menurunnya tingkat gangguan ketertiban di daerah
2.Meningkatnya penghayatan, pengamalan,
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 24
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
33,3 %
50 %
66,6 %
83,3 %
100%
33,3 %
50 %
66,6 %
83,3 %
100%
4
6
8
9
11
pelestarian dan pengamanan idiologi pancasila serta meningkatkan rasa kebangsaan, cinta tanah air dan patriotisme untuk kejayaan bangsa dan negara serta meningkatkan kesadaran politik dan partsispasi dalam berdemokrasi - Meningkatnya partisipasi politik dan kualitas demokrasi 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi
4. Terwujudnya pelayanan publik yang memenuhi SPM dan SPD
Jumlah PERDA inisiatif, jumlah anggaran pendidikan dan kesehatan, jumlah rekomendasi DPRD kepada Pemerintah sebagai TL dari aspirasi masyarakat - Meningkatnya pelayanan perijinan - Meningkatnya kerjasama
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 25
MISI
TUJUAN
SASARAN
5.Kajian Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB)
6.Peningkatan kapasitas pembiayaan pembangunan daerah
INDIKATOR SASARAN antar pemerintah daerah - Tersedianya dokumen perencanaan, evaluasi dan pengendalian yang berkualitas dan tepat waktu - Jumlah perencanaan Pengelolaan DAS terpadu antar daerah difasilitasi Pemda dan Forum DAS NTT - Terbentuknya Daerah otonom Baru (DOB)
- Meningkatnya fasiliitasi koordinasi daerah dengan K/L 1. Meningkatnya - Meningkatnya pendapatan daerah penerimaan pendapatan dan pengelolaan daerah; aset daerah - Meningkatnya upaya penataanusahaan, penggunaan, dan pemanfaatan pengamanan aset secara akuntabel; - Meningkatnya pengelolaan keuangan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
15
15
15
15
15
6
8
10
11
13
2
2
3
4
5
100%
100%
100%
100%
100%
647,6 Milyar
728,3 Milyar
818,6 Milyar
909,3 Milyar
1.000 Milyar
26,6%
40%
53,3%
66,6%
80%
80%
V - 26
MISI
TUJUAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
100%
100%
100%
100%
100%
Meningkatnya jumlah kejuruan sekolah kejuruan sesuai kebutuhan daerah dan lulusan sekolah kejuruan yang masuk pasar kerja
50%
62,5%
75%
87,5%
100%
Meningkatnya jumlah kluster kegiatan ekonomi produktif dan terbentuknya korporasi kegiatan berskala usaha menengah
50%
62,5%
75%
87,5%
100%
Tersedianya publikasi hasil penelitian bidang politik dan pemerintahan
50%
62,5%
75%
87,5%
100%
Terwujudnya hasil-hasil penelitian sebagai bahan masukandalam proses
50%
62,5%
75%
87,5%
100%
SASARAN
2. Terbangunnya sistem pengawasan internal pada setiap SKPD Pemprov 14. Meningkatnya sumber daya pendidikan kejuruan yang berbasis inovasi daerah untuk menciptakan lapangan kerja sendiri 3. Menciptakan korporasi kegiatan ekonomi produktif dan inovatif antar Desa Mandiri Anggur Merah menuju kemandirian ekonomi lokal 4. Efektivitas dan dampaknya dalam pelaksanaan Pemilu Kada Langsung 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga
INDIKATOR SASARAN dan aset secara profesional dan kompetensi aparatur Kualifikasi SDM Pengawas;
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 27
MISI
TUJUAN
peneliti Misi-5: Mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup;
1. Peningkatan kualitas dan persebaran aksesibilitas wilayah berbasis tata ruang
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
pengambilan keputusan publik - Perda Tata Ruang (buah)
22
22
22
22
23
- Perda RDTL Kawasan
8
12
15
19
22
50%
55%
60%
70%
75%
50%
55%
60%
70%
75%
20%
20%
20%
20%
20%
1397,12 Km
1430,46 Km
1263,79 Km
1497,12 Km
1530,46 Km
50%
55%
60%
70%
75%
SASARAN
1.Tersusunnya Rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang secara berkelanjutan berwawasan lingkungan
INDIKATOR SASARAN
- Pemanfaatan Ruang sesuai struktur RTRWP (%) - Pemanfaatan Ruang sesuai Pola RTRWP (%) - Luasan RTH publik dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan 2.Terciptanya konekktivitas antar pusat produksi dan pusat koleksi/distribusi barang dan jasa 3.Meningkatnya kapasitas, partisipasi masyatakat dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
Panjang Jalan Provinsi (Km)
Parasarana Irigasi dan Jaringan Irigasi baik (%)
V - 28
MISI
TUJUAN
2. Peningkatan kualitas lingkungan untuk mendukung
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
produktifitas layanan jaringan irigasi teknis 4.Meningkatnya Perda IUJK sesuai profesionlisme peraturan perundang masyarakat jasa undangan (Kab/Kota ) konstruksi dalampembanguna n infrastrukstur 5.Meningkatnya Peningkatan Jumlah jumlah rumah layak Rumah Layak Huni %) huni dalam lingkungan permukiman yang sehat bagi masyarakat miskin di perdesaan dan perkotaan 6. Meningkatnya Sarana Air Bersih cakupan pelayanan Perdesaan air bersih untuk masyarakat 7.Meningkatnya Pelayanan Air Minum Ketersediaan Air (%) Baku Bersih untuk Masyarakat Perdesaan 1. Review Kawasan Luas wilayah DAS/Pulau Hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan minimal 30%
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
11
14
16
19
22
63,3
66,6
73,3
76,6
80
20
30
40
50
60
43,33
47,5
51,66
55,83
60
1.733.173 ha
1.695.265 ha
1.657.357 ha
1.619.448 ha
1.581.540 ha
V - 29
MISI
TUJUAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
2.Peningkatan - Penurunan jumlah kasus Perlindungan dan kehutanan Pengamanan hutan 50% - Peningkatan penyelesaian kasus kehutanan
69 kasus
63 kasus
56 kasus
49 kasus
42 kasus
53,06%
57,3%
61,53%
65,76%
70%
- Penurunan luas kebakaran lahan kawasan hutan
9,795 Ha
8,846 Ha
7,897 Ha
6.948,64 Ha
6.000 Ha
272.083 Ha
273.650 Ha
273.217 Ha
273.783 Ha
274.350 H a
0
0
1
2
3
3
3
3
3
3
4
7
9
11
13
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
daya saing wilayah
3.Rehabilitasi dan Lahan seluas 3.500 Ha
- Pembuatan tanaman kehutanan di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan (RHL, HKm, HD, Pengelolaan DAS dan Pembibitan - Penyusunan rencana detail/teknis tata ruang kawasan DAS lintas kabupaten - Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (Benanain, Noelmina dan Aesesa) - Lokasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang DAS sesuai kebijakan tata
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 30
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
ruang 4.Meningkatnya Sanitasi lingkungan yang Kualitas Sanitasi berkualitas Lingkungan 5.Meningkatnya - Jumlah dan kapasitas Pelayanan transportasi umum Transportasi Publik - Peningkatan Keselamatan Transportasi 6.Mitigasi dan - Jumlah kawasan hutan Adaptasi Perubahan yang dapat dikelola oleh Iklim masyarakat sbg bagian dari strategi mitigasi dan adaptasi - Rencana tanggap bencana dan perubahan iklim mulai dari tingkat desa (kab/kota) 7.Men Kelestarian - Optimalisasi HukumLingkungan hidup hukum lingkungan - Tersedianya Tenaga Fungsional Pengawas Lingkungan - Tersusunnya Perda mengenai Penegakan Hukum Lingkungan 8.Perlindungan dan Penurunan Kerusakan pengawasan Pesisir dan Laut ekosistem pesisir, laut dan pulaupulau kecil RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
53,33%
60%
66,66%
73,33%
80%
53,33%
60%
66,66%
73,33%
80%
23 %
35 %
46,6 %
58,3 %
70%
22 kab/kota
22 kab/kota
22 kab/kota
22 kab/kota
22 kab/kota
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80%
80%
80%
80%
80%
V - 31
MISI
TUJUAN
Misi-6: Meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak
1. Meningkatka n pemberdaya an dan perlindunga n perempuan
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
3
4
5
5
5
100%
100%
100%
100%
100%
Regulasi pelaksanaan PUG, perempuan dan anak
16
25
33
41
50
- Kelompok usaha perempuan mendapat akses pinjamam modal dari lembaga formal permodalan (%) - Jumlah kelompok usaha bersama perempuan (KUB) (%)
33,3%
50%
66,6%
83,3%
100%
20%
30%
40%
50%
60%
30%
30%
30%
30%
30%
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
9.Penggunaan Energi Baru Terbarukan 10.Pemanfaatan Sumber Daya Alam Pertambangan dan Peningkatan Kelestarian Lingkungan akibat Pertambangan 1.Meningkatnya kapasistas perempuan untuk mengkakses sumber daya pembangunan
Jumlah Pembangkit Listrik tenaga Surya dan Air Jumlah Ijin Usaha Pertambangan dan Wajib AMDAL
2.Meningkatnya Kelompok usaha perempuan
3.Tercapainya 30% - Keterwakilan Perempuan keterwakilan dalam jabatanlegislatif, jabatan perempuan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 32
MISI
TUJUAN
2. Peningkatan Kesejahteraan Anak
Misi-7: Mempercepat pembangunan Kelautan dan Perikanan
Peningkatan kesejahteraan nelayan serta pelaku usaha kelautan dan perikanan
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
sebagai tindakan eksekutif, yudikatif dan afirmatif dalam sosbud (%) jabatan legislatif, judikatif dan eksekutif Terbentuknya Desa - Jumlah Desa Layak Anak Layak Anak
1.Meningkatnya produksi dan produktivitas berkualitas perikanan dan kelautan dan PAD
- Jumlah Desa/Kelurahan yang menyelenggarakan Musrenbang Desa/kelurahan Berperspektif anak - Produksi Tangkap (ton)
- RTP Tangkap - Jmh Tenaga teknis yang profesional (orang) - Produksi Budidaya (Ton) 2.Meningkatnya - Jml RTP Budidaya (RT) SDM kelautan dan Perikanan 3. Meningkatnya - Jumlah penyuluh (org) Ketahanan Pangan dan gizi masyarakat RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
100
150
200
250
300
106
155
203
252
300
78.878,55
82.069,82
85,261,09
85.261,09
88.452.36
19.555.802, 07 84
20.380.349, 31 89
21.204.896, 54 93
22.029.443. 78 97
22.853.99
1.572.702,3 5
1.705.668,4 0
1.838.643,4 5
1.971.600,5 0
2.104.566. 55
54.554.897
57.332.345
60.109.793
62.887.242
65.664.69 0
163
171
179
187
V - 33
101
196
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
162.045.16 4
170.295.05 6
178.544.94 8
186.794.83 9
472.530
356.759
240.981
125.207
TAHUN 2018
dan Promosi - Jumlah Produk Export
- Jumlah Produk domestik 4.Jumlah investor dan industriperikanan mendukung peningkatan PDRB
- Jumlah KUB (klpk)
- Jumlah Investor (PT) Misi-8: Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan, Bencana dan Pengembangan Kawasan Perbatasan.
1. Percepatan penurunan Kemiskinan masyarakat
1.Menurunnya Angka Kemiskinan penduduk dari 20,03 % menjadi 15,0 %
195.044.7 31
9.433 1291
1029
767
505 243
26
28
29
31
33,50
- Jumlah Penduduk miskin (%)
18,48
17,61
16,74
15,87
15,00
- Kelembagaan Desa/kelurahah yang dibina (%)
100%
100%
100%
100%
100%
100
100
100
100
100
7.398
9.605
11.812
14.018
16.225
- Jumlah Desa pengembangan TTG - Jumlah Rumah dibangun (unit)
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 34
MISI
TUJUAN
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
100%
100%
100%
100%
100%
1472
1916
2359
2802
3.246
- Jumlah KK Miskin yang 2.Meningkatnya perlindungan sosial mempunyai ketrampilan berusaha/ KUBE bagi masyarakat (kab/kota) miskin - Jumlah penghuni panti dinas yang ditangani (kab/kota) - Jumlah KAT yang ditangani (Kab/kota)
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
Mewujudkan Ketahanan Terhadap Bencana
Jumlah Desa Tangguh Bencanatermasuk bencana karena dampak
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
22 Kab./Kota
Percepatan pengembangan wilayah perbatasan dan pulau terdepan
6 Kabupaten dan 5 Pulau terdepan
6 Kabupaten dan 5 Pulau terdepan
6 Kabupaten dan 5 Pulau terdepan
6 Kabupaten dan 5 Pulau terdepan
6 Kabupate n dan 5 Pulau terdepan
SASARAN
INDIKATOR SASARAN - Jumlah Peningkatan Kapasitas aparatur Desa/kelurahan (%) - Jumlah Lokasi Desa Mandiri Anggur Merah (Desa/ kelurahan)
2. Meningkatkan Ketahanan masyarakat terhadap bencana 3. Percepatan pembangunan wilayah perbatasan
Meningkatnya situasi keamanan yang kondusif di kawasan perbatasan antar Negara dan antar daerah
-
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
V - 35
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN - Jumlah penyelesaian perselisihan batas di beberapa segmen yang bermasalah
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 – 2018
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
6 segmen
7 segmen
8 segmen
9 segmen
10 segmen
V - 36
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 6.1.1. Strategi Pokok Pembangunan Daerah Strategi pembangunan daerah merupakan pendekatan utama mengenai upaya-upaya pembangunan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan visi pembangunan daerah. Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut maka ditetapkan 8 (delapan) misi pembangunan daerah yang dilaksanakan melalui 5 (lima) Strategi Pokok pembangunan daerah yaitu kemitraan, keberlanjutan, peningkatan dan percepatan, pemberdayaan masyarakat dan keterpaduan sektor. 1.
Strategi Kemitraan
Satuan pemerintahan Provinsi mengemban misi representasi pemerintah Pusat dan sekaligus sebagai daerah otonom. Karenanya, pemerintah Provinsi memiliki kewenangan sekaligus tanggungjawab untuk mengembangkan kemitraan secara internal dan eksternal. Kemitraan internal dengam kabupaten/kota didasarkan atas asas/prinsip kebersamaan, solidaritas dan komitmen yang sama untuk mewujudkan kemajuan bersama serta mengurangi kesenjangan antar daerah. Kemitraan daerah Provinsi, LSM regional/nasional/internasional maupun Negara sahabat merupakan bentuk kemitraan eksternal. 2.
Strategi Berkelanjutan
Program pembangunan yang digulirkan merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan dan dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya. Melalui proses pengkajian dan evaluasi yang akurat, dipetik hikmah dan pengalaman untuk menata programprogram pembangunan selanjutnya dan tetap merangkainya sebagai suatu jalinan yang bermanfaat bagi rakyat. Pembangunan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 3.
Strategi Peningkatan dan Percepatan
Pembangunan diarahkan untuk dapat mencapai perubahan dari kondisi pembangunan yang saat ini sedang berkembang dan belum optimal menuju kondisi perkembangan pembangunan yang lebih pesat, berkualitas dan bermanfaat bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai perubahan dimaksud, maka perlu dilakukan peningkatan dan percepatan melalui program dan kegiatan yang berdaya ungkit besar dan pro rakyat sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 1
4.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan peran dan akses masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Terkait dengan strategi tersebut, dikembangkanlah spirit dan paradigmaAnggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah), yaitu mengembangkan birokrasi pelayanan publik yang cepat dan murah melalui penataan kelembagaan dan kultur untuk mewujudkan anggaran pembangunan yang lebih besar berpihak pada kepentingan rakyat (belanja publik) dari pada untuk belanja pemerintah (belanja aparatur) dengan penerapan pengangaran program/kegiatan dari berbagai sumber-sumber dana lebih Pro-Rakyat demi terwujudnya kesejahteraan rakyat. 5.
Strategi Keterpaduan Antar Sektor
Keberhasilan pembangunan membutuhkan keterlibatan seluruh sektor pembangunan dan komponen bangsa baik pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat maupun pemangku kepentingan terkait. Tiap pihak yang terkait mewakili berbagai kepentingan dan sektor yang menjadi kewenangannya, karena itu dibutuhkan payung integrasi guna menciptakan keterpaduan agenda pembangunan yang ditetapkan dalam upaya percepatan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. 6.2. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Arah kebijakan pembangunan dilaksanakan untuk megoptimalkan lima strategi pokok pembangunan yang menjadi landasan seluruh program dan kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu ditetapkan arah kebijakan umum pembangunan yang mendukung strategi pembangunan yang selanjutnya dijabarkan dalam arah kebijakan masing-masing misi pembangunan. 6.2.1. Peningkatan Investasi Pembangunan Arah kebijakan pembangunan untuk mendukung strategi kemitraan pembangunan dilaksanakan melalui peningkatan investasi pembangunan dengan melibatkan seluruh pelaku pembangunan. Peningkatan investasi dilaksanakan melalui peningkatan jumlah dan kualitas penggunaan dana investasi pada 8 agenda pembangunan daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka strategi kemitraan pembangunan melalui peningkatan investasi pembangunan diwujudkan melalui penggalian dana, peningkatan kualitas dan peningkatan pengelolaan investasi pembangunan; 1. Penggalian Sumber Dana Investasi Pembangunan Penggalian sumber-sumber investasi pembangunan dilaksanakan melalui dukungan perencanaan pembangunan yang berkualitas sesuai kebutuhan daerah. Sumber-sumber dana investasi pembangunan yang perlu didorong dan digerakan peningkatannya untuk mendukung 8 agenda pembangunan yaitu; Dana Kantor Pusat, Dana Kantor Daerah, Dana Dekonsentrasi, Dana Tugas pembantuan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana perimbangan, Lain-lain pendapatan yang syah, APBD Kabupaten/Kota Investasi Swasta, Hibah kerjasama bilateral dan multilateral, NGO Internasional, CSR BUMN, Kerjasama pemerintah Swasta dan sumber-sumber investasi pembangunan lainnya.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 2
Peningkatan investasi pembangunan juga dilaksanakan melalui optimalisasi kerjasama pembangunan yaitu kerjasaam provinsi sunda kecil, kerjasama Provinsi Kepulauan, Kerjasaama kota kembar dengan Kota Negara sahabat (Sisters City); Kota Kupang-Kota Palmeston di Australia dan Kota Larantuka dengan Kota Kota Fatima di Portugal; Kerjasama Pemerintah Provinsi dengan investor Swasta dalam pengelolaan Asset, penyertaan Modal pada Bank NTT dan PT. Bangun Askrida, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Flobamora dan optimalisasi aset-aset daerah yang dikoordinasikan pengelolaannya oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT. 2. Meningkatkan Kualitas Investasi Pembangunan Peningkatan kualitas investasi pembangunan dimaksudkan bahwa untuk setiap pembiyaan harus mampu memberikan daya ungkit besar dan mampu menyelesaiakan permasalahan yang dapat menghambat pencapaian yang optimal 8 agenda pembangunan. Untuk mewujudkan kualitas investasi pembangunan maka perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pendanaan investasi dilaksanakan dengan prinsip transparan, responsive, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, berdaya ungkit besar dengan tetap berwawasan lingkungan untuk menjamin kesinambungannya. 3. Peningkatan Pengelolaan Hasil Investasi Pembangunan Pengeloaan hasil investasi pembangunan yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan kesinambungan pembangunan harus dilaksanakan dengan baik untuk menjamin tingkat fungsionalnya optimal. Untuk menjamin setiap hasil investasi pembangunan berfungsi optimal maka pemangku kepetingan yang mengelola, memelihara, membina, mengendalikan dan memberikan pengawasan harus jelas standar operasi prosedurnya sejak selesai pembangunan hingga pengelolaannya. Sehubungan sumber dana pembangunan dari berbagai sumber dengan prosedur yang berbeda maka setiap hasil pembangunan dilaksanakan pencatatan secara baik dilengkapi dengan standar prosedur yang akan dipergunakan secara bersama sebagai kartu kendali. 6.2.2. Optimalisasi Pelaksanaan 6 Tekad Pembangunan Sebagai potensi unggulan daerah dalam mendukung pemangunan ekonomi daerah maka pelaksanaan 4 tekad pembangunan yaitu menjadikan NTT sebagai Provinsi Jagung, Provinsi Ternak, Provinsi Koperasi dan Provinsi cendana dilanjutkan dengan melakukan revitalisasi dan peningkatan skala usaha serta peningkatan jangkauan pembangunan ke seluruh wilayah. Untuk memperbesar daya ungkit pembangun ekonomi daerah maka akan dilaksanakan percepatan dan peningkatan pengelolaan potensi unggulan baru yaitu pariwisata serta perikanan dan kelautan dengan menetapkan sebagai tekad pembangunan yaitu NTT sebagai Destinasi utama Dunia dan NTT sebagai Provinsi Kepulauan berbasis Perikanan dan Kelautan. Pelaksanaan strategi kesinambungan pembangunan dijabarkan dalam pelaksanaan 6 tekad pembangunan untuk mendukung pelaksanaan 8 agenda pembangunan khususya agenda pembangunan ekonomi kerakyatan dan pariwisata serta agenda perikanan dan kelautan.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 3
Pembangunan pariwisata dilaksanakan di seluruh wilayah dengan mewujudkan “ Sail Komodo 2013 sebagai jembatan emas NTT sebagai destinasi Pariwisata Dunia. Untuk kesiapan kawasan destinasi wisata maka kebijakan nasional dalam pembangunan Desa Wisata akan disinergikan dengan program desa wisata daerah. Sehubungan Kota Kupang ditetapkan sebagai lokasi Flag off Sail Indonesiamaka akan didukung pembangunan marina dan pengembangan kawasan wisata Lasiana. Rantai jaringan destinasi dunia dengan pintu masuk Labuan Bajo dengan jaringan destinasi dunia Komodo-Kampung Megalitik Dunia di Sumba-Taman laut terindah di Teluk Maumere–Pulau Kepa, Prosesi Jumat Agung di Larantuka dan proses penangkapan Paus Tradisional di Lembata, Kampung adat dan penduduk tradisional Boti, dan Nemrala sebagai pusat selancar skala dunia serta didukung aneka ragam potensi destinasi wisata yang terbagi dalam empat klaster destinasi wilasata dikembangkan secara terpadu. Untuk meningkatkan promosi pariwisata akan Badan Promosi Pariwista Nusa Tenggara Timur yang beranggotakan para, pengusaha, pelaku dan profesional bidang pariwisata. Nusa tenggara Timur sebagai Provinsi kelautan dengan basis perikanan dan Kelautan akan didukung melalui peningkatan ekonomi, aksesibilitas wilayah dan kelestarian kelautan melalui; (i) mengoptimalkan pengelolaan kawasan strategis Taman Nasional Perairan Laut Sawu seluas 3,2 Juta Ha, (ii) Pengembangan 8 Satuan Wilayah Pengembangan Laut Terpadu (SW-PLT), (iii) Peningkatan pengelolaan Kawasan budaya rumput laut, mutiara dan kawasan pengembangan garam serta (vi) Peningkatan penelolaan potensi perikanan dan kelautan melalui peningkatan pengelolaan potensi tangkap dan budidaya. Pelaksanaan 6 tekad pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal dilaksanakan dengan pendekatan kewilayahan dan didukung sektor terkait dengan sesuai potensinya. Pendekatan pembangunan dilaksanakan basis desa/kelurahan pada klaster kawasan yaitu kawasan pertanian terpadu untuk pengembangan jagung dan peternakan, kawasan pesisir dan laut terpadu, kawasan wisata terpadu, kawasan pengembangan cendana dan pengembangan koperasi secara merata berbasis desa/kelurahan. Khusus untuk prikanan juga dilaksanakan Pengembangan industri maritim pengolahan ikan dan rumput laut serta dan untuk peternakan dilaksanakan pengembangan rumah potong hewan modern. 6.2.3. Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Nusa Tenggara Timur mampu sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi ke 15 dari 33 provinsi, tetapi kontrusi terhadap PDRB Nasional belum mencapai 1 %. Belum optimlanya kontribusi Nusa Tenggara Timur secara nasional karena banyaknya potensi unggulan belum dikelola dan rendahnya infrastruktur fasilitas pelayanan dasar. Sehubungan dengan itu strategi peningkatan dan percepatan pembangunan dilaksanakan melalui; (i) peningkatan kinerja potensi unggulan yang sudah dikelola; (ii) Perluasan dan percepatan pengelolaan potensi yang belum dikelola; dan (iii) peningkatan dan percepatan dukungan pembangunan infrasruktur wilayah dan infrastruktur pelayanan sosial dasar.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 4
Untuk mewujudkan capaian tersebut maka arah kebijakan pembangunan dalam rangka mewujudkan strategi peningkatan dan percepatan pembangunan difokuskan pada pembangunan sumberdaya manusia, ekonomi wilayah, konektivitas wilayah, air bersih dan kelistrikan serta reformasi birokrasi. 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia Peningkatan mutu sumberdaya manusia agar berdaya saing tinggi didukung pembangunan pendidikan, kesehatan dan pelatihan kompetensi secara reguler didukung kebijakan peningkatan dan percepatan yaitu; - Pembangunan pendidikan dan kebudayaan melalui penerapan manajemen pengelolaan pendidikan yang didukung oleh Gong Belajar, penyediaan guru kontrak, Biaya operasional sekolah (BOS), beasiswa, peningkatan kompetensi guru, tutor, pamong belajar, seniman, budayawan, dan peningkatan prasarana dan sarana pendidikan yang berbasis teknologi serta peningkatan prasarana dan sarana pendidikan - Pembangunan kesehatan masyarakat didukung Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (Revolusi KIA) yang disinergikan dengan Biaya Operasional Kesehatan (BOK),Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM), Jaminan Kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas, jumlah dan distribusi tenaga kesehatan, Peningkatan gizi masyarakat melalui mandiri pangan yang didukung pengelolaan pangan lokal dan Pembangunan Rumah sakit Rujukan Tipe A - Peningkatan daya saing sumberdaya manusia dilaksanakan melalui pelatihan kompetensi tenaga kerja berbasis kewirausahaan untuk mendukung pencapaian jumlah wirausaha 2 % dari total penduduk; 2. Pembangunan Ekonomi Peningkatan, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita maka akan dilaksanakan melalui sinergi pembangunan ekonomi daerah dengan kebijakan pembangunan afirmatif Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu; (i) Direktif Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur bersama Provinsi Pupua dan Provinsi Papua Barat; (ii) Direktif Presiden untuk percepatan penyelesaian masalah eks pengungsi Timor Timur dan pembangunan desa/kelurahan terkena dampak langsung;(iii)Pengembangan KAPET Mbay sebagai kawasan strategis Nasional dan optimalisasi pemanfaatan Kawasan Industri Bolok menjadi kawasan Ekonomi Khusus yang terintegrasi dengan kawasan Pelabuhan Tenau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; (iv) Optimalisasi MP3EI koridor V NTT bersama Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung ketahahan pangan nasional; (v) Kebijakan pariwisata Nasional yang menetapkan NTT sebagai destinasi wisata utama Indonesia; (vi) Kebijakan nasional sebagai daerah pendukung swasembada daging dan garam; dan (vii) Sebagai wilayah terdepan Negara di selatan indonesia yang berbatasan darat dan laut dengan negara lain.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 5
Percepatan pembangunan ekonomi juga didukung Pembangunan NTT Fair sebagai pusat promosi daerah skala Nasional, dan pembangunan segi tiga emas ekonomi yang didukung konektivitas Internasional Kupang-Dilli-Darwin. Untuk maksud tersebut diperlukan kerjasama yang terintegrasi antara ketiga negara. l meningkatkan geliat sektor jasa dalam pembangunan ekonomi perkotaan akan dibangun “Pusat kuliner dan Olah Terpadu pada Kawasan Gelanggang Olah Raga Oepui dan kawasan lainnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Untuk mencegah penumpukan kegiatan ekonomi pada satu pusat maka pada kawasan strategis dibangunan pusat-pusat pertumbuhan baru sebagai bagian dari jaringan kota-kota yang telah tumbuh. 3. Peningkatan Konektivitas Wilayah Pembangunan ekonomi, pelayanan sosial dan kemasyarakatan perlu didukung konektivitas wilayah. Sehubungan dengan itu pembangunan infrastruktur dipacu jumlah dan kualitasnya. Pembangunan infrastruktur berdaya ungkit besar yang akan dibangun yaitu; (i) Pembangunan Bandara Internasional pada lokasi baru, (ii) peningkatan kualitas jalan provinsi untuk mencapai mantap 100 %, (iii) Pembangunan jembatan lintas pulau yaitu “Jembatan Palmerah” yang menghubungan ujung Timur Pulau Flores dengan Pulau Adonara, (iv) peningkatan transportasi terpadu antar modal dan (v) peningkatan prasarana transportasi ke 44 Pulau yang di huni. 4. Peningkatan Perumahan Air Bersih dan Kelistrikan Percepatan pembangunan daerah juga dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan sosial daerah yaitu rumah layak huni, air bersih dan listrik. Sehubungan dengan itu akan dilaksanakan upaya terobosan pembangunan melalui; (i) Pembangunan perumahan layak huni integrasi program desa mandiri anggur merah, P2LDT dan pembangunan rumah swadaya, (ii) peningakatan layanan air bersih pedesaan melalui penyediaan air baku dari bendungan, embung-embung, penyulingan air laut dan pengembangan air tanah yang disninergikan dengan program Pamsimas, dan (iii) Pelayanan listrik melalui optimalisasi pengembangan energi baru dan terbarukan serta percepatan pembangunan “Sumba Iconic Island” energi dan terbarukan. 5. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik Reformasi birokrasi birokrasi untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya sasaran pembangunan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien. Terbangunnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam manajemen pemerintahan akan tercermin dari berkurangnya tingkat korupsi, makin banyaknya keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan yang professional dan berkinerja tinggi.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 6
Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut harus dilakukan pada seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik diharapkan terwujud dalam pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas, dan kapasitas dana kuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi. Ketiganya merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan .Pelayanan publik juga merupakan hal yang penting karena kewajiban utama pemerintah adalah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakatnya agar dapat hidup lebih aman, nyaman dan sejahtera. Upaya peningkatan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik dilaksanakan melalui penyiapan peraturan daerah yang dapat melindungi hakhak sipil, peningkatan keterbukaan informasi, peningkatan akses masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dan pelaksanaan standar pelayanan minimum (SPM) secara konsiten, penandatangan pakta integritas, Pelaksanaan E-procrument dalam penagadaan barang dan jasa, dan meningkatkan pendelegasian pelaksanaan kegiatan secara swakelola langsung oleh masyarakat, lembaga swasdaya mansyarakat dan perguruan tinggi sesuai dengan kompetensinya serta pembentukan Tim Pengendali Mutu pelaksanaan dan pengendali pelaksanaan kegiatan pada seluruh SKPD. 6.2.4. Program Desa Mandiri Anggur Merah Penjabaran strategi pemberdayaan untuk mewujudkan anggaran pembangunan yang lebih besar berpihak pada kepentingan rakyat (belanja publik) dari pada untuk belanja pemerintah (belanja aparatur) dengan penerapan pengangaran program/kegiatan dari berbagai sumber-sumber lebih Pro-Rakyat demi terwujudnya kesejahteraan rakyat dilaksanakan mealui Program Desa Mandiri Anggur Merah. Sebagai program dengan pendekatan kewilayahan terpadu dan menyeluruh, maka pelaksanaannya strategis sebagai berikut; (1) Mendukung pelaksanaan enam tekad pembangunan yang ditetapkan sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan pendapatan perkapita, menurunkan angka kemiskinan yang masih mencapai 20,03% keadaan maret 2013 dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian; (2) Merupakan mendukung pelaksanaan 8 agenda pembangunan; dan (3) Mendukung pembangunan pedesaan karena sebagian besar tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian; Pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah didukung alokasi dana APBD yaitu dana segar (Fresh Money)Rp. 250 juta untuk ekonomi produktif, Rp.50 juta untuk pembangunan rumah layak huni, pendamping kelompok masyarakat (PKM), operasional pengendalian pembangunan tingkat desa, kelurahan dan pemerintah kecamatan yang didukung Polsek dan Koramil diharapkan dapat menciptakan masyarakat desa/kelurahan maju dan produktif. Program Desa mandiri Anggur Merah disinergikan pelaksanannya dengan PNPM Mandiri, Program Kementrian/Lembaga, Program Hibah Lembaga Internasional, CSR BUMN dan Replikasi Program Desa Mandiri Anggur Merah melalui APBD Kabupaten/Kota serta partisipasi masyarakat pada Gerakan Pulang kampung (GPK). Untuk mendukung pembangunan ekonomi pada lokasi program Desa Mandiri Anggur Merah maka melalui kemitraan Bank NTT dan Bank mitra lainnya akan didorong kemitraan dengan Koperasi Desa mandiri Anggur Merah dan Koperasi lainnya.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 7
6.2.5. Perwilayahan Pembangunan Pewilayahan pembangunan dilaksanakan sebagai penjabaran strategi keterpaduan antar sektor yang dapat menjamin peningkatan efisiensi dan efektifitas pembangunan. Provinsi Kepulauan Nusa Tenggara Timur dibagi dalam 3 wilayah pembangunan yaitu; (i) Wilayah pembangunan I (WP-I), meliputi wilayah Kabupaten/kota di Pulau Timor Barat, Alor, Rote Ndao dan Sabu Raijua; (ii) Wilayah pembangunan II (WP-II), meliputi wilayah Kabupaten di Pulau Flores, Lembata dan pulau-pulau sekitarnya; dan (iii) Wilayah pembangunan III (WP-I), meliputi wilayah Kabupaten di Pulau Sumba. Selanjutnya dalam setiap satuan wilayah pembangunan dibangun dalam sub-sub wilayah pembangunan hingga satuan wilayah terkecil pembangunan yaitu Desa/Kelurahan. Prioritas utama dalam pembangunan lintas sektor terpadu yaitu; Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Pengembangan Infrastruktur, pembangunan lingkungan hidup dan tata ruang serta tata Kelola Pemerintahan hingga Desa/ Kelurahan. Pembangunan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil yang optimal harus didasarkan pada karakteristik wilayah dengan pendekatan pembangunan yaitu: (i) keberpihakan, (ii) percepatan, (iii) peningkatan, (iv) penyerasian dan mengoptimalkan; (v) pengembangan, serta (vi) Pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan dengan penerapan pada masing-masing elemen sebagai berikut: a. Pembangunan SDM Indeks pembangunan manusia (IPM) mencerminkan tiga aspek utama yang terkait dengan kualitas sumber daya manusia, yaitu: (i) aspek pendidikan ditunjukkan dengan tingkat melek huruf dan rata-rata lama sekolah; (ii) aspek kesehatan, ditunjukkan dengan angka harapan hidup, angka kematian bayi waktu lahir, dan angka kematian ibu waktu melahirkan; (iii) aspek Ekonomi, ditunjukkan dengan pengeluaran untuk konsumsi per tahun. Berdasarkan katagori tersebut maka strategi pengembangan sesuai Wilayah Pembangunan (WP) sebagai berikut: 1) WP kualitas SDM rendah diterapkan kebijakan percepatan. Percepatan peningkatan sumber daya manusia dilakukan melalui percepatan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang diwujudkan dengan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan SD, SLTP dan SLTA yang sejenis, peningkatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dengan memberikan bantuan khusus kesehatan di daerah miskin; peningkatan kualitas tenaga kerja dengan pemaganggan dan penciptaan peluang kerja; 2) WP kualitas SDM sedang diterapkan kebijakan pemberdayaan. Pemberdayaan terhadap SDM dilakukan melalui pengembangan sarana dan prasarana yang dapat menjamin kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat; 3) WP kualitas SDM tinggi diterapkan kebijakan penguatan. Penguatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui fasilitasi pengembangan pendidikan unggulan, peningkatan pelayanan kesehatan; peningkatan kualitas tenaga kerja lokal, pemberian bantuan modal usaha, dukungan pada Jamsostek bagi tenaga kerja dan pemberian beasiswa pada mahasiswa di bidang yang sesuai dengan potensi sumber daya alam dan kebutuhan setempat. b. Pembangunan Basis Ekonomi Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan maka harus diupayakan dua hal utama yaitu melakukan eksploitasi sumber daya alam
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 8
termasuk kelautan dan potensi keanekaragaman hayati dalam batas-batas lestari (apabila sumber daya alam tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, maka hasil eksploitasinya sebagian digunakan mencari cadangan baru atau mengembangkan komoditas pengganti) dan penganekaragaman ekonomi baik horizontal maupun vertikal. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat diidentifikasi empat karakteristik basis ekonomi wilayah yaitu; (1) WP Pertanian Terpadu, dengan unggulan Tanaman Pangan Lahan Kering, Tanaman pangan lahan basah, Perkebunan, peternakan, dan industri kecil pengolahan hasil pertanian; (2) WP Pesisir Terpadu, dengan unggulan perikanan budidaya, perikanan perikanan Tangkap dan industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan didukung kegiatan ekonomi lainnya; (3) WP Wisata Terpadu, Unggulan Wisata Bahari, Unggulan Wisata Alam, Unggulan Wisata Budaya dan Religius, Wisata Kuliner dan ekonomi kreatif khas destinasi wisata didukung kegiatan ekonomi lainnya; (4) WP Pertambangan dan Industri terpadu, dengan unggulan Unggulan Pertambangan dan Industri menengah didukung ekonomi lainnya; dan (5) WP Jasa terpadu, denganunggulan perdagangan dan jasa-jasa didukung ekonomi lainnya. Wilayah potensial tersebut dibangun dengan strategi pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan sebagai berikut: 1) WP potensi dan keragaman usaha rendah, diterapkan kebijakan pengembangan sumber daya secara berkelanjutan dengan strategi pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak pada masyarakat lokal dengan melibatkan pihak-pihak terkait; perkembangan agroindustri berbasis sunberdaya terbaharui; pengelolaan usaha penambangan berwawasan lingkungan, pengembangan energi baru dan terbarukan, dan pemanfaatan sumber daya alam yang mengutamakan pendekatan ekosistem. 2) WP potensi rendah dan keragaman usaha tinggi diterapkan kebijakan peningkatan daya saing dan daya tarik investasi dengan strategi penetpan standarisasi dan peningkatan mutu produksi; pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; pengupayaan harga-harga produksi berada pada harga pasaryang wajar dan pemberian intensif bagi usaha pengelolaan sumber daya alam lestari 3) WP potensi tinggi dan keragaman usaha rendah, diterapkan kebijakan peningkatan keanekaragaman produk hasil pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam dengan strategi penganekaragaman horizontal bagi produk-produk yang mempunyai nilai tambah dan permintaan pasar tinggi dan penganekaragaman produk sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. 4) WP potensi dan keragaman usaha tinggi, diterapkan kebijaksaan peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran dengan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi produk-produk sumber daya alam yang mempunyai nilai tambah dan permintaan pasar tinggi baik di dalam maupun luar negeri; serta peningkatan akses pasar, sistem distribusi, dan pemasaran.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 9
c. Pembangunan Prasarana dan Sarana Ketersediaan prasarana dan sarana wilayah merupakan faktor penunjang pengembangan desa/kelurahan. Oleh sebab itu, secara garis besar terdapat tiga katagori kondisi sarana dan prasarana yang pembangunannya dilaksanakan strategi pengembangan sebagai berikut: WP dengan prasaran dan sarana tinggi, kebijakan pembangunan yang diterapkan adalah penyerasian dan pengoptilmalan serta penguatan prasarana dan sarana yang ada; WP dengan prasaran dan sarana sedang, kebijakan pembangunan yang diterapkan adalah pengoptilmalan yang ada dan percepatan pembangunan prasarana dan sarana yang dibutuhkan; WP dengan prasarana dan sarana rendah, kebijakan yang diterapkan adalah percepatan dan perluasan pembangunan prasarana dan sarana. d. Percepatan Penurunan Kemiskinan Kebijakan percepatan penurunan kemiskinan dilaksanakan melalui pendekatan pembangunan secara terpadu dan menyeluruh aspek-aspek pembangunan yang menjadi sumber utama kemiskinan masyarakat melalui pengembangan potensi keunggulan wilayah melalui sinergi Program pemberdayaan Kementrian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabuaten/kota dan program-program pemberdayaan masyarakat lainya yaitu: Kluster-1: Bantuan perlindungan sosial. Bantuan perlindungan sosial berupa alokasi BOS, PKH, Jamkesmas, BOK dan bantuan pada korban bencana alam dan lansia dalam pelaksanaannya telah disinergikan dengan program hibah dari dana APBD Provinsi seperti beasiswa, jamkesda dan hibah sosial yang disinergikan dengan program perlindungan sosial Kabupaten/kota dan sumber-sumber pembangunan lembaga internasional, CSR BUMN, Lembaga sosial kemasyarakatan dan lainnya Kluster-2: Pemberdayaan Masyarakat.Pelaksanaanprogram pemberdayaan meliputi PNPM, PUAP,PPIPD, Desa Wisata dan P2DTK telah dilaksanakan sesuai mekanisme yang ditetapkan yang disinergikan dengan program perlindungan sosial Kabupaten/kota dan sumber-sumber pembangunan lembaga internasional, CSR BUMN, Lembaga sosial kemasyarakatan dan lainnya Kluster-3: Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR merupakan sumber permodalan bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Untuk meningkatkan pelaksanaan KUR melalui kelembagaan Koperasi terus dilaksanakan advokasi pada masyarakat; Kluster-4: Program Pro rakyat.Kebijakan nasional tentang program rumah sangat murah dan murah, kendaraan umum angkutan murah, penyediaan air minum berbasis masyarakat, listrik murah dan hemat sangat penting bagi masyarakat yang disinergikan dengan program perlindungan sosial Kabupaten/kota dan sumber-sumber pembangunan lembaga internasional, CSR BUMN, Lembaga sosial kemasyarakatan dan lainnya.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 10
6.2.6. Prioritas Lokasi Pembangunan Lokasi pembangunan merupakan komponen penting dalam mewujudkan pembangunan yang efsien, efektif serta berdaya guna dan berhasil guna. Penetapan lokasi pembangunan harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2010 yang rincikan pada satuan pembangunan terdepan yaitu Desa/Kelurahan. Sehubungan dengan itu lokasi pembangunan dilaksanakan dengan prioritas Sebagai berikut: a. Aspek Tata Ruang Lokasi pembangunan mengacu pada Rencana Struktur dan Pola Ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sebagai berikut: 1) Lokasi prioritas sesuai rencana struktur Tata Ruang meliputi: (i) Lokasi pembangunan pada pusat-pusat kegiatan di wilayah Provinsi terdiri atas: (i) Pusat Kegiatan Nasional (PKN); Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp); Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp); Pusat Kegiatan Lokal (PKL); dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); (ii) Lokasi kegiatan dengan fokus mendukung sistem jaringan prasarana utama yaitu: sistem jaringan transportasi darat; sistem jaringan transportasi laut; sistem jaringan transportasi udara; dan (iii) Lokasi kegiatan dengan fokus mendukung sistem jaringan prasarana lainnya yaitu: sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi; sistem jaringan sumber daya air; dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan dan 2) Lokasi kegiatan sesuai arahan Pola Ruang yaitu: (i) Kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; kawasan rawan bencana; kawasan lindung geologi; dan kawasan lindung lainnya; dan (ii) Kawasan budi daya meliputi: kawasan peruntukan hutan produksi; kawasan peruntukan hutan rakyat; kawasan peruntukan pertanian; kawasan peruntukan perikanan; kawasan peruntukan pertambangan; kawasan peruntukan industri; kawasan peruntukan pariwisata; dan kawasan peruntukan permukiman. 3) Lokasi program pada lokasi Kawasan Strategis meliputi : (i) Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas : PKNp Waingapu di Kabupaten Sumba Timur dan PKNp Maumere di Kabupaten Sikka; PKWp Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan, PKWp Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, PKWp Ende di Kabupaten Ende, PKWp Ruteng di Kabupaten Manggarai dan PKWp Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat; Kawasan Mena di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu; Kawasan Tenau dan Kawasan Namosain di Kota Kupang; Kawasan Nebe-Konga di Kabupaten Flores Timor dan Kabupaten Sikka;
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 11
Kawasan Nangaroro, Mautenda, Waiwajo di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende; Kawasan Aesesa di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo; Kawasan Buntal di Kabupaten Manggarai Timur; Kawasan Wae Jamal, Lembor di Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat; Kawasan Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Barat; Kawasan Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah; Kawasan Waepesi di Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Ngada; Kawasan Lewoleba di Kabupaten Lembata; Kawasan Industri Bolok di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang; Kawasan Industri Maurole di Kabupaten Ende; dan Kawasan Industri Kanatang di Kabupaten Sumba Timur. 4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas: Kawasan Noelmina di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan; Kawasan Benanain di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu; Kawasan Konservasi Kelimutu di Kabupaten Ende; Kawasan Konservasi Riung di Kabupaten Ngada; Kawasan Konservasi Laut Sawu; Kawasan Konservasi Laut Flores; Kawasan Satuan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu yang meliputi: Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Selat Ombai – Laut Banda; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu I; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu II; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu III; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Flores; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Selat Sumba; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Timor; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Hindia; dan Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Selat Sape. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya terdiri atas: Kawasan Larantuka di Kabupaten Flores Timur; dan Kawasaokaka di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya. Kawasan strategis lainnya yaitu berupa Kawasan Pendukung Strategis Perbatasan sebagai penunjang Kawasan Strategis Nasional perbatasan darat dan laut dengan Negara Timor Leste dan Australia; terdiri atas : Kawasan Baing di Kabupaten Sumba Timur, sebagai penunjang Pulau Mengkudu; Kawasan Ndana di Kabupaten Rote Ndao, sebagai penunjang Pulau Ndana; Kawasan Dana di Kabupaten Sabu Raijua, sebagai penunjang Pulau Dana;
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 12
Kawasan Batek di Kabupaten Kupang, sebagai penunjang Pulau Batek; Kawasan Ponu di Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagai penunjang kawasan perbatasan dengan Distrik Oekusi; dan Kawasan Amfoang di Kabupaten Kupang, sebagai penunjang kawasan perbatasan dengan Distrik Oekusi, dan Kawasan Motaain dan Motomasin di Kabupaten Belu, sebagai penunjang kawasan perbatasan Atambua. b. Pengembangan Ekonomi Berbasis Desa/Kelurahan Sesuai potensi utama Desa/kelurahan maka untuk menjamin keterpaduan pembangunan maka ditetapkan lima kegiatan ekonomi berbasis Desa/kelurahan yaitu; (i) Pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis pertanian,(2) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis kelautan dan perikanan, (3) Pembangunan desa/kelurahan berbasis Wisata, (4) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis Industri dan pertambangan dan (5) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis jasajasa. 6.2.7. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan Keberhasilan implementasi strategi pembangunan daerah sangat ditentukan oleh sampai sejauhmana sejumlah factor penentu keberhasilan dapat dikendalikan dan dipenuhi dengan baik. Faktor penentu keberhasilan yang dimaksud mencakup perencanaan dan penganggaran partisipatif, pemberdayaan masyarakat, kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah dan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance). 1. Kualitas Perencanaan dan Penganggaran Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan dan sinkronisasi antara perencanaan dan kemampuan keuangan daerah. Melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan penganggaran secara berjenjang akan membantu meningkatkan kualitas perencanan. Model perencanaan dan penganggaran secara partisipatif akan menjamin keterkaitan antara permasalahan riil yang sedang dihadapi masyarakat dan prioritas upaya pemecahannya dengan memberdayakan segala potensi yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat. Selain itu perencanaan dan penganggaran secara partisipatif akan menjamin tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan keberlanjutan pembangunan. Prinsip perencanaan dan penganggaran partisipatif adalah:1). Proses pengambilan keputusan dilakukan bersama dan 2). Keberlanjutan proses pengambilan keputusan bersama tersebut dalam tahapan selanjutnya yaitu: a). penetapan tujuan, b). identifikasi sumber daya dan kebutuhan, c). koleksi sumber daya dan perumusan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan), d). alokasi sumber daya untuk kegiatan prioritas, e). pelaksanaan kegiatan, dan monitoring dan evaluasi. Perencanaan dan penganggaran secara partisipatif dilakukan mulai dari tahapan proses perencanaan yang paling bawah yaitu Musrenbang Dusun/Desa. Perencanaan dan dan penganggaran partisipatif merupakan salah satu faktor penentu yang akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah jangka menengah yang telah ditetapkan.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 13
2. Partisipasi Masyarakat Peningkatan partisipasi masyarakat melalui Pemberdayaan dengan mengikuti kaidah yang benar yaitu mengikuti suatu siklus kegiatan pemberdyaan melalui tahap-tahap inisiasi, sosialisasi, pemberian program, penguatan kemampuan baik petani sebagai individu maupun kelompoknya. Dengan demikian, kemampuan yang diperoleh masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan akan menjadi nilai baru dan terinternalisasi dalam kehidupan mereka setiap hari. Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan harus dalam konteks memberdayakan masyarakat sehingga visi yang diemban dapat dicapai. Dalam memberdayakan masyarakat harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti: 1).Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh rakyat, 2). Adanya kontribusi dari masyarakat, 3). Menumbuhkan dan mengembangkan swadaya gotong-royong masyarakat, 4). Bekerja untuk dan bersama masyarakat, 5). Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) berbasis masyarakat, 6). Kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, dan 7). Desentralisasi. 3. Tersedianya Data Yang Akurat. Faktor ini memiliki nilai yang strategis dalam pencapaian visi dan misi pembangunan daerah. Data yang akurat dan mutakhir merupakan informasi dasar yang sangat menentukan penyusunan kebijakan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, informasi memiliki posisi strategis untuk merealisasikan terwujudnya kebijakan pemerintah yang memiliki responsivitas, cermat, dan tepat sasaran. Semangat desentralisasi dalam otonomi daerah menuntut pemerintah daerah lebih mendayagunakan dan mengembangkan potensi daerah. Dengan adanya tuntutan tersebut, daerah memerlukan data potensi dan kondisi daerah yang obyektif, akurat dan aktual, sebagai bahan informasi kebijakan daerah. Hal tersebut dikarenakan suatu informasi tidak akan bernilai tanpa didukung data. Informasi yang baik dan berbobot hanyalah informasi yang didukung oleh data. Penggunaan data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah dan sudah barang tentu akan mewujudkan kebijakan/keputusan yang salah pula. Selain hal tersebut, keputusan yang baik hanya berasal dari pembuat keputusan yang baik (jujur, berani, objektif, dan tahu persoalan) dan didukung dengan data yang obyektif, mewakili (representatif), memiliki akurasi tinggi, tepat waktu, dan relevan terhadap permasalahan yang dipecahkan. Apabila data yang digunakan sebagai input merupakan data yang salah maka apabila diproses akan menghasilkan output berupa informasi yang salah. Informasi yang salah akan menghasilkan keputusan yang salah pula sehingga tujuan yang diharapkan tidak dapat dicapai. 4. Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah menjelaskan tentang kemampuan kelembagaan pemerintah mengakomodasi aspirasi yang berkembang, menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, kemampuan mendefinisikan permasalahan dan merumuskan berbagai kebijakan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif, kemampuan aparatur dalam mengimplementasikan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 14
kebijakan-kebijakan secara arif-bijaksana serta kemampuan aparat untuk berempati dalam melayani kepentingan masyarakat. Kemampuan-kemampuan yang disebutkan di atas mengisyaratkan adanya perubahan mendasar dalam model kepelayanan birokrasi dari rowing oriented ke steering oriented. Birokrasi pemerintah bukanlah satu-satunya sarana yang mengerjakan segala sesuatu (rowing) untuk pembangunan, tetapi hanya salah satu sarana yang menjalankan fungsi pokok mengarahkan dan memberikan kesempatan (steering) bagi segenap elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan kata lain postur birokrasi harus mengalami pencerahan (enlightment) dari postur birokrasi yang dilayani menjadi birokrasi yang melayani. 5. Sinergi Pembangunan Keberhasilan pembangunan membutuhkan keterpaduan pembangunan yang dilaksanakan berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat maupun pemangku kepentingan terkait. Tiap pihak yang terkait diwakili oleh berbagai kepentingan dan sektor yang menjadi kewenangan mereka, oleh sebab itu dibutuhkan suatu payung untuk mewadahi berbagai sektor tersebut sehingga agenda pembangunan bisa terpadu untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu kesejahteraan rakyat. 6. Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa Fakta menunjukkan bahwa praktik KKN yang telah berkembang demikian canggih merupakan penghambat yang paling utama dalam pembangunan. Budaya KKN yang terus meluas telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Ide good governance mendapat aksentuasi yang kuat dalam kaitannya dengan pertanggungjawab moral, sosial, politik dan hukum pemerintah terhadap masyarakat sebagai sumber kekuasaan yang dimiliki pemerintah. UNDP merumuskan sembilan prinsip pemerintahan yang bersih dan berwibawa (Good Governance) adalah sebagai berikut: Partisipasi yang konstruktif, Penegakan hukum, Keterbukaan, Melayani,Berorientasi pada kesepakatan, pemerataan, efektif dan efisien, bertanggungjawab dan memiliki visi.Mewujudkan sembilan prinsip good governance tersebut dalam praktik pemerintahan bukanlah hal yang mudah. Praktik pemerintahan yang diwarnai KKN, cenderung top down dan sentralistik yang telah demikian lama diterapkan telah menjadikan birokrasi pemerintah resistens terhadap berbagai perubahan. Diperlukan kerja keras dengan strategi yang tepat untuk mewujudkan praktik pemerintahan yang memenuhi prinsip good governance tersebut. 6.3. TUJUAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk menjabarkan strategi dan agenda pembangunan yang telah ditetapkan maka diperlukan arah kebijakan agar dapat menjadi pedoman bagi pemerintah maupun stakeholder dalam melaksanakan pembangunan serta sebagai dasar untuk menentukan indikasi program sesuai tugas dan kewenangannya. Selanjutnya berdasarkan lima strategi pembangunan daerah serta berbagai factor pendukung maka dirumuskan keterkaitan misi, tujuan, strategi yang menentukan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 15
arah kebijakan yang perlu akan ditetapkan. Sehubungan dengan itu arah kebijakan masing-masing misi sebagaimana tabel 6.1
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 16
Tabel 6.1 Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan tahun 2013-2018 TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
2017
2018
Misi-1: Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing; 1.
Meningkatkan mutu dan akses Pendidikan pada semua jenjang
1. Meningkatn 1. Penyiapan pendidikan ya rata-rata murah lama sekolah 2. Perluasan akses pendidikan bagi masyarakat; 3. Kebijakan GONG BELAJAR
1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi masyarakat masyarakat masyarakat miskin masyarakat miskin miskin melalui miskin melalui melalui BOS dan melalui BOS dan BOS dan Beasiswa BOS dan Beasiswa Beasiswa Beasiswa 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan Partisipasi Partisipasi sekolah Partisipasi sekolah Partisipasi sekolah sekolah SD/MI 96.47 % 3. Wajib Belajar 9 tahun 3. Wajib Belajar 9 3. Wajib Belajar 9 dan SMP/MTS tahun tahun 90.63% 3. Wajib Belajar 9 tahun
2. Meningkatny 1. Pelaksanaan PLS Kejar 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan a Tingkat (Paket B, C) pendidikan yang pendidikan yang Pendidikan ditamatkan ditamatkan SD Masyarakat 2. Meningkatkan 2.Menurunkan 100% , SMP pemerataan fasilitas penduduk buta98.46% , SMA pendidikan huruf 95.06 % dan SMK 3.Meningkatkan 98.37 % Penduduk 2.Menurunkan berijazah penduduk buta4.Peningkatan rasio huruf yang sekolah dengan berumur > 15 penduduk usia tahun sebesar sekolah 8.49 % 3.Meningkatkan Penduduk berijazah 4. Peningkatan rasio sekolah dengan penduduk usia sekolah
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
1.Meningkatkan pendidikan yang ditamatkan 2.Menurunkan penduduk buta-huruf 3.Meningkatkan Penduduk berijazah 4.Peningkatan rasio sekolah dengan penduduk usia sekolah
VI - 17
1.Meningkatkan pendidikan yang ditamatkan 2.Menurunkan penduduk butahuruf 3.Meningkatkan Penduduk berijazah 4.Peningkatan rasio sekolah dengan penduduk usia sekolah
1.Pendidikan dasar tanpa biaya bagi masyarakat miskin melalui BOS dan Beasiswa 2.Peningkatan Partisipasi sekolah 3. Wajib Belajar 9 tahun
1.Pendidikan dasar tanpa biaya bagi masyarakat miskin melalui BOS dan Beasiswa 2.Peningkatan Partisipasi sekolah 3. Wajib Belajar 9 tahun
1.Meningkatkan pendidikan yang ditamatkan 2.Menurunkan penduduk butahuruf 3.Meningkatkan Penduduk berijazah 4.Peningkatan rasio sekolah dengan penduduk usia sekolah
1.Meningkatkan pendidikan yang ditamatkan 2.Menurunkan penduduk butahuruf 3.Meningkatkan Penduduk berijazah 4.Peningkatan rasio sekolah dengan penduduk usia sekolah
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
3. Meningkatny 1. Meningkatkan kualitas a kualitas proses belajar dan mengajar prosentase kelulusan semua jenjang pendidikan 2.Meningkatnya rasio guru murid
2. Meningkatnya ketersediaan, kualitas dan persebaran guru
1.Peningkatan kompetensi guru (sertifikasi)
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
2016
2017
2018
1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
1.Meningkatnya kualitas dan jumlah kelulusan
2.Meningkatnya 2.Meningkatnya rasio guru murid rasio guru murid pada tingkat SD 1:20, SMP 1:19, SMA/MA/SMALB 1:21, dan SMK 1:17 1.Peningkatan 1.Peningkatan kompetensi guru kompetensi guru (sertifikasi) 38.32 (sertifikasi) %
2.Meningkatnya rasio guru murid
2.Meningkatnya rasio 2.Meningkatnya guru murid rasio guru murid
3.Meningkatnya rasio guru murid
1.Peningkatan kompetensi guru (sertifikasi)
1.Peningkatan kompetensi guru (sertifikasi)
2.Peningkatan jumlah guru berijasah S1
1.Peningkatan 2. Meningkatnya kompetensi guru ketersediaan, (sertifikasi) kualitas dan persebaran guru
2.Peningkatan jumlah guru berijasah S1 pada tingkatan SD 26.8%, SMP 62.4%, SMA 86.69% dan SMK 38.32% 3.Penyebaran guru 3.Penyebaran guru berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan
2.Peningkatan jumlah guru berijasah S1
2.Peningkatan jumlah guru berijasah S1
2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan guru berijasah S1 jumlah guru berijasah S1
3.Penyebaran guru berdasarkan kebutuhan
3.Penyebaran guru berdasarkan kebutuhan
1.Penyebaran guru berdasarkan kebutuhan
3. Penguatan Kualitas Pengelolaan pendidikan
1.Meningkatnya sekolah kondisi baik 2.Penerapan
1.Meningkatnya sekolah 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya kondisi baik sekolah kondisi baik sekolah kondisi baik 2.Penerapan kebijakan 2.Penerapan 2.Penerapan
1.Meningkatnya sekolah kondisi baik 2.Penerapan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 18
(1) enyebaran guru berdasarkan kebutuhan 1.Meningkatnya sekolah kondisi baik 2.Penerapan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI kebijakan pendidikan berbasis sekolah
3. Peningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan Perpustakaan
Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan dan prestasi olah Raga
1. Meningkatn 1. Memperluas ya kesempatan pemuda partisipasi berorganisasi pemuda dalam pembanguna n pemuda
2. Meningkatkan Kepekaan sosial dan kompetensi pemuda
1. Meningkatkan 2. Memperluas cakupan
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
3.Peningkatan Pengawasan kependidikan Pengembangan perpustakaan berbasis Sekolah dan Desa
Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan
kebijakan pendidikan berbasis sekolah 48% 3.Peningkatan Pengawasan kependidikan 1.Peningkatan perluasan dan mutu Perpustakaan 2.Pengembangan perpustakaan berbasis IT Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan. Terdapat 12 organisasi kepemudaan yang aktif S 1.Mengembangkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial di kalangan pemuda
pendidikan berbasis sekolah 3.Peningkatan Pengawasan kependidikan 1.Peningkatan perluasan dan mutu Perpustakaan 2.Pengembangan perpustakaan berbasis IT Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan
2016
kebijakan pendidikan berbasis sekolah
2017 kebijakan pendidikan berbasis sekolah
3.Peningkatan 3.Peningkatan Pengawasan Pengawasan kependidikan kependidikan 1.Peningkatan 1.Peningkatan perluasan dan mutu perluasan dan Perpustakaan mutu 2.Pengembangan Perpustakaan perpustakaan 2.Pengembangan berbasis IT perpustakaan berbasis IT Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan
Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan
2018 kebijakan pendidikan berbasis sekolah 3.Peningkatan Pengawasan kependidikan 1.Peningkatan perluasan dan mutu Perpustakaan 2.Pengembangan perpustakaan berbasis IT Penguatan peran serta pemuda dalam setiap dimensi pembangunan
1. Mengembangka 1.Mengembangkan rasa 1.Mengembangkan 1.Mengembangka 1.Mengembangkan n rasa kesetiakawanan dan rasa n rasa rasa kesetiakawanan kepedulian sosial kesetiakawanan dan kesetiakawanan kesetiakawanan dan kepedulian dikalangan pemuda kepedulian sosial dan kepedulian dan kepedulian sosial di dikalangan pemuda sosial sosial dikalangan kalangan dikalangan pemuda pemuda pemuda 2. Menumbuhkemb 2.Menumbuhkemba 2.Menumbuhkembangk 2.Menumbuhkembang 2.Menumbuhkem 2.Menumbuhkemba angkan ngkan an kewirausahaan kan kewirausahaan bangkan ngkan kewirausahaan kewirausahaan generasi pemuda generasi pemuda kewirausahaan kewirausahaan generasi generasi pemuda generasi generasi pemuda pemuda pemuda 1. Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 19
TUJUAN
SASARAN prestasi olah raga tingkat regional, nasional dan internasional
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
2017
olah raga usia dini di organisasi olah organisasi olah lingkungan sekolah dan raga raga perguruan tinggi 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan peminaan atletpeminaan atletatlet berprestasi atlet berprestasi 3. Penyelengaraan 3.Penyelengaraan lomba dan lomba dan pertandingan/kej pertandingan/kej uaraan di daerah uaraan di daerah
organisasi olah raga organisasi olah raga organisasi olah 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan raga peminaan atlet-atlet peminaan atlet2.Meningkatkan berprestasi atlet berprestasi peminaan atlet3.Penyelengaraan 3.Penyelengaraan atlet berprestasi lomba dan lomba dan 3.Penyelengaraan pertandingan/kejuara pertandingan/kejua lomba dan an di daerah raan di daerah pertandingan/k ejuaraan di daerah 3. Peningkatan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan pembinaan olahragwan pembinaan jenis pembinaan jenis pembinaan jenis olah pembinaan jenis pembinaan jenis berbakat dan olah raga prestasi olah raga prestasi raga prestasi olah raga prestasi olah raga pemberian reward 2. Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan jumlah prestasi insan olahraga yang jumlah atlet jumlah atlet atlet berperstasi atlet berperstasi 2.Peningkatan berdesikasi dan berperstasi berperstasi tingkat Nasional dan tingkat Nasional dan jumlah atlet berprestasi tingkat Nasional tingkat Nasional Internasional Internasional berperstasi dan Internasional dan Internasional tingkat Nasional dan Internasional 2. Meningkatnya Peningkatan dan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan jumlah 1.Peningkatan jumlah 1.Peningkatan jangkauan pengembangan sarana jumlah jumlah Lapangan Lapangan Olah raga Lapangan Olah raga jumlah pelayanan dan prasarana olah raga Lapangan Olah Olah raga 2.Peningkatan 2.Peningkatan Lapangan Olah sarana dan raga 2.Peningkatan Pemerataan Pemerataan raga prasarana 2. Peningkatan Pemerataan parasarana olahra parasarana olah 2.Peningkatan olah raga Pemerataan parasarana olah raga raga Pemerataan parasarana olah raga parasarana olah raga raga
2018 organisasi olah raga 2.Meningkatkan peminaan atletatlet berprestasi 3.Penyelengaraan lomba dan pertandingan/kej uaraan di daerah 1.Peningkatan pembinaan jenis olah raga prestasi 2.Peningkatan jumlah atlet berperstasi tingkat Nasional dan Internasional 1.Peningkatan jumlah Lapangan Olah raga 2.Peningkatan Pemerataan parasarana olah raga
Misi-2: Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat jangkau seluruh masyarakat 1. Meningkatkaka 1. Meningkatny n umur harapan a Kualitas Hidup pelayanan Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu
Meningkatkan akses dan 1. Percepatan mutu upaya kesehatan pembangunan yang berkelanjutan infrastruktur pelayanan kesehatan; 2. Kemitraan dan koordinasi dalam pendataan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
2.Percepatan pembangunan infrastruktur pelayanan kesehatan; 3. Kemitraan dan koordinasi
1. Percepatan 1. Percepatan pembangunan pembangunan infrastruktur infrastruktur pelayanan kesehatan; pelayanan 2. Kemitraan dan kesehatan; koordinasi dalam 2. Kemitraan dan pendataan koordinasi dalam kepesertaan serta pendataan
VI - 20
1. Percepatan pembangunan infrastruktur pelayanan kesehatan; 2. Kemitraan dan koordinasi dalam
1. Percepatan pembangunan infrastruktur pelayanan kesehatan; 2. Kemitraan dan koordinasi dalam pendataan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI kepesertaan serta peningkatan cakupan layanan kesehatan;
2. Penurunan kematian ibu baru melahirkan dan dan anak baru lahir 3. Menurunny a angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2017
kepesertaan serta peningkatan cakupan layanan kesehatan;
3. Peningkatan 3. Peningkatan 3. Peningkatan kapasitas institusi kapasitas institusi kapasitas institusi pelayanan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan dan kesehatan dan dan penguatan penguatan sistem penguatan sistem sistem rujukan; rujukan; rujukan;
3. Peningkatan kapasitas institusi pelayanan kesehatan dan penguatan sistem rujukan;
3. Peningkatan kapasitas institusi pelayanan kesehatan dan penguatan sistem rujukan;
3. Peningkatan kapasitas institusi pelayanan kesehatan dan penguatan sistem rujukan;
Revolusi KAI
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
Pembangunan kesehatan Preventif terpadu
1. Meningkatkan mutu pelayanan RSUD W.Z. Johanes sebagai rumah sakit rujukan daerah dan rumah sakit pendidikan
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat yang lebih layak
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat yang lebih layak
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat yang lebih layak
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat yang lebih layak
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat
Meningkatkan kapasitas pelayanan Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W.Z. Yohannez melalui: a). peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Rumah Sakit b). Pemindahan Lokasi Rumah Sakit ke tempat yang lebih layak
VI - 21
pendataan kepesertaan serta peningkatan cakupan layanan kesehatan;
2018
peningkatan cakupan layanan kesehatan;
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
dalam pendataan kepesertaan serta peningkatan cakupan layanan kesehatan;
2016
kepesertaan serta peningkatan cakupan layanan kesehatan;
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI 2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen kesehatan
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 (1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan penguasaan regulasi serta implementasinya; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi kebijakan serta pemberdayaan masyarakat; (5) Pemberdayaan masyarakat dan penatalaksanaan layanan publik yang memadai (customer focus); (6) Kemitraan lintas sektor melalui pengembangan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
2016
2017
2018
(1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan
(1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan
(1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan
yang lebih layak (1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan
(1) Peningkatan kapasitas institusi dan terintegrasinya jaringan SIKDA di seluruh kabupaten/kota; (2) Peningkatan kapasitas dinas kesehatan dalam pemahaman dan
penguasaan regulasi serta implementasinya; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi
penguasaan regulasi serta implementasinya; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi kebijakan serta pemberdayaan
penguasaan regulasi serta implementasinya; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi kebijakan serta
penguasaan regulasi serta implementasinya ; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap
penguasaan regulasi serta implementasinya; (3) Kemitraan dan koordinasi dengan organisasi profesi dan badan yudikatif; (4) Peningkatan advokasi dan pengawasan terhadap implementasi
VI - 22
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI kebijakan berbasis bukti (Evidence Based Policy); dan (7) Peningkatan kapasitas SDM dan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
masyarakat; (5) Pemberdayaan masyarakat dan penatalaksanaan layanan publik yang memadai (customer focus); (6) Kemitraan lintas sektor melalui pengembangan kebijakan berbasis bukti (Evidence Based Policy); dan (7) Peningkatan kapasitas SDM dan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan
pemberdayaan masyarakat; (5) Pemberdayaan masyarakat dan penatalaksanaan layanan publik yang memadai (customer focus); (6) Kemitraan lintas sektor melalui pengembangan kebijakan berbasis bukti (Evidence Based Policy); dan (7) Peningkatan kapasitas SDM dan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan
(1) Pemberdayaa (1) Pemberdayaan (1) Pemberdayaan n masyarakat masyarakat masyarakat dalam dalam dalam pembangunan pembangunan pembangunan upaya kesehatan upaya upaya kesehatan berbasis masyarakat kesehatan berbasis (UKBM); (2) berbasis masyarakat Pengawasan masyarakat (UKBM); (2) melekat dan (UKBM); (2) Pengawasan penguatan regulasi Pengawasan melekat dan mengenai kesehatan melekat dan penguatan lingkungan dan penguatan regulasi kesehatan kerja; (3) regulasi mengenai Pemberdayaan
(1) Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM); (2) Pengawasan melekat dan penguatan regulasi mengenai kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; (3) Pemberdayaan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
kebijakan serta pemberdayaan masyarakat; (5) Pemberdayaan masyarakat dan penatalaksanaan layanan publik yang memadai (customer focus); (6) Kemitraan lintas sektor melalui pengembangan kebijakan berbasis bukti (Evidence Based Policy); dan (7) Peningkatan kapasitas SDM dan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan.
2016
VI - 23
2017
2018
implementasi kebijakan serta kebijakan serta pemberdayaan pemberdayaan masyarakat; (5) masyarakat; (5) Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat dan masyarakat dan penatalaksanaan penatalaksanaan layanan publik layanan publik yang memadai yang memadai (customer focus); (customer (6) Kemitraan focus); (6) lintas sektor Kemitraan lintas melalui sektor melalui pengembangan pengembangan kebijakan berbasis kebijakan bukti (Evidence berbasis bukti Based Policy); dan (Evidence Based (7) Peningkatan Policy); dan (7) kapasitas SDM dan Peningkatan terintegrasinya kapasitas SDM sistem pencatatan dan dan pelaporan terintegrasinya sistem pencatatan dan pelaporan (2) (1) Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat masyarakat dalam dalam pembangunan pembangunan upaya kesehatan upaya kesehatan berbasis berbasis masyarakat masyarakat (UKBM); (2) (UKBM); (2) Pengawasan Pengawasan melekat dan melekat dan penguatan regulasi penguatan mengenai regulasi kesehatan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
4. Meningkatkan upaya pemenuhan Jumlah, Mutu dan distribusi secara berkeadilan SDM kesehatan
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; (3) Pemberdayaan masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
(1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga kesehatan; (2) Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3) Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga
(1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga kesehatan;
(1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga kesehatan; (2)
(1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga kesehatan;
(1) Peningkatan jumlah, jenis dan kualitas SDM kesehatan serta redistribusi tenaga kesehatan;
kesehatan; (2) Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan
(2) Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3)
Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3)
(2) Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan
(2) Pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3)
VI - 24
mengenai kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; (3) Pemberdayaan masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
2018
mengenai kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja; (3) Pemberdayaa n masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
2017
lingkungan dan kesehatan kerja; (3) Pemberdayaan masyarakat; (4) Kemitraan dengan masyarakat dan eksternal agencies; dan (5) Peningkatan kegiatan advokasi dan kemitraan yang sustain dengan masyarakat.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 kesehatan; dan (3) Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
5. Meningkatkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang bermutu masyarakat
2. Meningkatkan Kualitas Kehidupan keluarga
4. Meningkatn ya kualitas dan jangkauan pelayanan KB
Kerjasama terpadu Lintas pelaku peningkatan partisipasi masyarakat dalam melaksanaan KB
(1) Kemitraan regional dalam penyediaan jumlah sediaan farmasi yang bermutu,aman dan terjangkau; (2) Peningkatan jumlah sediaan alat kesehatan yang terstandar di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3) Pengetatan regulasi dan mekanisme pengawasan pangan dan konsumsi pangan.
(1) Kemitraan regional dalam penyediaan jumlah sediaan farmasi yang bermutu,aman dan terjangkau; (2) Peningkatan jumlah sediaan alat kesehatan yang terstandar di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3) Pengetatan regulasi dan mekanisme pengawasan pangan dan konsumsi pangan.
Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. (1) Kemitraan regional dalam penyediaan jumlah sediaan farmasi yang bermutu,aman dan terjangkau; (2) Peningkatan jumlah sediaan alat kesehatan yang terstandar di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3) Pengetatan regulasi dan mekanisme pengawasan pangan dan konsumsi pangan.
1. Pemberdayaan 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan masyarakat masyarakat serta masyarakat serta serta pengembangan pengembangan pengembangan kebijakan kebijakan kesehatan kebijakan kesehatan yang yang berkelanjutan kesehatan yang berkelanjutan dari dari hulu sampai hilir; berkelanjutan hulu sampai hilir; 2.Pemberdayaan dari hulu 2.Pemberdayaan masyarakat dan sampai hilir; masyarakat dan koordinasi pelayanan 2. Pemberdayaan koordinasi KB.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 25
2016
Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
2017
kesehatan; dan (3) Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. (1) Kemitraan (1) Kemitraan regional dalam regional dalam penyediaan jumlah penyediaan sediaan farmasi jumlah sediaan yang bermutu,aman farmasi yang dan terjangkau; (2) bermutu,aman Peningkatan jumlah dan terjangkau; sediaan alat (2) Peningkatan kesehatan yang jumlah sediaan terstandar di setiap alat kesehatan level pelayanan yang terstandar kesehatan; dan (3) di setiap level Pengetatan regulasi pelayanan dan mekanisme kesehatan; dan pengawasan pangan (3) Pengetatan dan konsumsi regulasi dan pangan. mekanisme pengawasan pangan dan konsumsi pangan. 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan masyarakat serta masyarakat pengembangan serta kebijakan kesehatan pengembangan yang berkelanjutan kebijakan dari hulu sampai kesehatan yang hilir; berkelanjutan 2.Pemberdayaan dari hulu sampai masyarakat dan hilir; koordinasi 2.Pemberdayaan
2018 Kemitraan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. (1) Kemitraan regional dalam penyediaan jumlah sediaan farmasi yang bermutu,aman dan terjangkau; (2) Peningkatan jumlah sediaan alat kesehatan yang terstandar di setiap level pelayanan kesehatan; dan (3) Pengetatan regulasi dan mekanisme pengawasan pangan dan konsumsi pangan. 1.Pemberdayaan masyarakat serta pengembangan kebijakan kesehatan yang berkelanjutan dari hulu sampai hilir; 2.Pemberdayaan masyarakat dan koordinasi
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI masyarakat dan koordinasi pelayanan KB.
2. Optimalnya perlindungan kesehatan masyarakat
Meningkatnya Askes pembiayaan kesehatan masyarakat
Sinergi pembiyaan kesehatan masyarakat dengan JKN dan mitra potensial
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
pelayanan KB.
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
2016
2017
2018
pelayanan KB.
masyarakat dan koordinasi pelayanan KB.
pelayanan KB.
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
(1)Meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam JKN,(2) Peningkatan alokasi anggaran pembiayaan kesehatan bersumber APBD; (4) Kemitraan dengan donor agencies dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan perorangan dan masyarakat; dan (5) Realokasi anggaran secara proporsional di setiap sub sistem kesehatan daerah
Misi -3 : Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi keparawisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal; 1. Meningkatn ya ketahanan pangan Derah
Meningkatkan Diversifikasi pangan
1. Peningkatan 1.Peningkatan Produksi pangan Produksi pangan 2. Pegembangan 2.Pegembangan pangan khas pangan khas daerah daerah
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
1.Peningkatan Produksi 1.Peningkatan pangan Produksi pangan 2.Pengembangan 2.Pengembangan pangan khas daerah pangan khas daerah
VI - 26
1.Peningkatan 1.Peningkatan Produksi Produksi pangan pangan 2.Pengembangan 2.Pengembangan pangan khas pangan khas daerah daerah
TUJUAN
SASARAN 3. Meningkatn ya hasil hutan
1. Mewujudkan NTT sebagai Provinsi jagung, ternak , cendana, Destinasi Utama pariwisata Dunia dan NTT sebagai provinsi Koperasi
STRATEGI Meningkatkan pengelolaan potensi hasil hutan kayu dan non kayu
1. Terwujudny a komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional
Peningkatan produksi dan Produktivitas Komoditas jagung
2. Meningkatn ya pendapatan peternak
Meningkatkan jenis dan Populasi ternak
4. Meningaktn Pengembangan cendana ya perbaikan berbasis masyaraat lingkungan dan potensi ekonomi masyarakat berbasis cendana 5. Meningkatn 1. Meningkatkan kualitas ya dan keterjangkauan kunjungan akses seluruh destinasi wisata dan wisata rata-rata 2. Peningkatan kualitas lama tinggal pelayanan wisata
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
1. Pengembangan pemembibitan ternak 2. Peningkatan skala kepemilikan ternak 3. Pencegahan penyakit terpadu 1. Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2. Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana 1. Penataan Destinasi dan pelayanan wisata berbasis Desa Wisata 2. Peningkatan
1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan pemembibitan pemembibitan ternak pemembibitan ternak 2.Peningkatan skala ternak 2.Peningkatan skala kepemilikan ternak 2.Peningkatan skala kepemilikan 3.Pencegahan penyakit kepemilikan ternak ternak terpadu 3.Pencegahan 3.Pencegahan penyakit terpadu penyakit terpadu
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
1. Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2. Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana 1.Penataan Destinasi dan pelayanan wisata berbasis Desa Wisata 2.Peningkatan
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi
Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
1.Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2.Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana
1.Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2.Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana
1.Penataan Destinasi 1.Penataan Destinasi dan pelayanan wisata dan pelayanan berbasis Desa Wisata wisata berbasis 2.Peningkatan investasi Desa Wisata dan daya serap tenaga 2.Peningkatan kerja kepariwisataan investasi dan daya
VI - 27
2017
2018
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
Peningkatan Pengelolaan kawasan hutan produksi Meningkatkan Peranan komoditas jagung sebagai pendukung ketahahan pangan nasional sesuai kebijakan MP3EI
1.Pengembangan pemembibitan ternak 2.Peningkatan skala kepemilikan ternak 3.Pencegahan penyakit terpadu 1.Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2.Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana 1.Penataan Destinasi dan pelayanan wisata berbasis Desa Wisata 2.Peningkatan
1.Pengembangan pemembibitan ternak 2.Peningkatan skala kepemilikan ternak 3.Pencegahan penyakit terpadu 1.Pengembangan cendana sistem kontrak hidup 2.Kerjasama terpadu lintas pelaku pengembangan cendana 1.Penataan Destinasi dan pelayanan wisata berbasis Desa Wisata 2.Peningkatan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
wisatawan
2. Peningkatan nilai tambah dan jangkauan pasar produk unggulan
6. Meningkatn ya Jumlah, jenis dan sebaran Koperasi
1. Meningkatnya daya tarik masyarakat 2. Meningkatkan daya dukung koperasi dalam pembangunan ekonomi daerah
1. Meningkatn ya Pertumbuha n jumlah Industri
Peningkatan partisipasi masyarakat dan investasi swasta pengembangan industri
2. Meningkatka n Perdaganga n Dalam Negeri dan
Meningkatkan kecintaan masyarakat menggunakan produksi dalam daerah
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 investasi dan daya serap tenaga kerja kepariwisataan 3. Pengembangan SDM pariwisata 4. Pembetukan Badan Promosi Wisata 1. Peningkatan advokasi dan pelatiha n Kperasi 2. Meningkatkan jumlah koperasi baru dan koperasi aktif 3. Meningkatkan skala dan daya serap tenaga kerja usaha koperasi 1. Pengembangan industri berbais bahan baku dalam daerah 2. Pengembangan SDM Industri 3. Peningkatan Skala dan daya serap tenaga kerja usaha Industri 1. Meningkatkan investasi usaha perdagngan produksi daerah 2. Meningkatkan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
investasi dan daya 3.Pengembangan SDM serap tenaga kerja pariwisata kepariwisataan 4.Pembetukan Badan 3.Pengembangan Promosi Wisata SDM pariwisata 4.Pembetukan Badan Promosi Wisata 1.Peningkatan 1.Peningkatan advokasi advokasi dan dan pelatiha n Kperasi pelatiha n Kperasi 2.Meningkatkan jumlah 2.Meningkatkan koperasi baru dan jumlah koperasi koperasi aktif baru dan koperasi 3. Meningkatkan skala aktif dan daya serap tenaga 3. Meningkatkan kerja usaha koperasi skala dan daya serap tenaga kerja usaha koperasi 1.Pengembangan 1.Pengembangan industri berbais industri berbais bahan baku bahan baku dalam dalam daerah daerah 2.Pengembangan 2.Pengembangan SDM SDM Industri Industri 3.Peningkatan Skala 3.Peningkatan Skala dan daya serap dan daya serap tenaga tenaga kerja kerja usaha Industri usaha Industri 1.Meningkatkan investasi usaha perdagngan produksi daerah 2.Meningkatkan
1.Meningkatkan investasi usaha perdagngan produksi daerah 2.Meningkatkan
VI - 28
2016
2017
serap tenaga kerja investasi dan kepariwisataan daya serap 3.Pengembangan SDM tenaga kerja pariwisata kepariwisataan 4.Pembetukan Badan 3.Pengembangan Promosi Wisata SDM pariwisata 4.Pembetukan Badan Promosi Wisata 1.Peningkatan 1.Peningkatan advokasi dan advokasi dan pelatiha n Kperasi pelatiha n 2.Meningkatkan Kperasi jumlah koperasi 2.Meningkatkan baru dan koperasi jumlah koperasi aktif baru dan 3. Meningkatkan skala koperasi aktif dan daya serap 3. Meningkatkan tenaga kerja usaha skala dan daya koperasi serap tenaga kerja usaha koperasi 1.Pengembangan 1.Pengembangan industri berbais industri berbais bahan baku dalam bahan baku daerah dalam daerah 2.Pengembangan SDM 2.Pengembangan Industri SDM Industri 3.Peningkatan Skala 3.Peningkatan dan daya serap Skala dan daya tenaga kerja usaha serap tenaga Industri kerja usaha Industri 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan investasi usaha investasi usaha perdagngan perdagngan produksi daerah produksi daerah 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan
2018 investasi dan daya serap tenaga kerja kepariwisataan 3.Pengembangan SDM pariwisata 4.Pembetukan Badan Promosi Wisata 1.Peningkatan advokasi dan pelatiha n Kperasi 2.Meningkatkan jumlah koperasi baru dan koperasi aktif 3. Meningkatkan skala dan daya serap tenaga kerja usaha koperasi 1.Pengembangan industri berbais bahan baku dalam daerah 2.Pengembangan SDM Industri 3.Peningkatan Skala dan daya serap tenaga kerja usaha Industri 1.Meningkatkan investasi usaha perdagngan produksi daerah 2.Meningkatkan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ekpor
3. Meningkatkan pembangunan pusat ekonomi baru ekonomi kerakyatan
1. Meningakny a jumlah dan volume kegiatan investasi
2. Meningatny a kompetensi dan daya
Penciptaan iklim investasi yang kondusif
Pelatihan ketrampilan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan potensi ekonomi di perdesaan
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
kualitas dan Promosi produksi unggulan daerah 3. Meningkatkan daya serap tenaga kerja perdagangan 1. Peningkatkan partisipasi dan akses masyarakat pada kegiatan investasi 2. Meningkatkan investasi melalui pengembangan lembaga penjamin pinjaman daerah untuk usaha kecil dan menengah 3. Meningkatkan daya dukung 4. investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah
kualitas dan kualitas dan Promosi Promosi produksi produksi unggulan unggulan daerah daerah 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan daya daya serap tenaga serap tenaga kerja kerja perdagangan perdagangan
4.investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah
3.menengah 4.Meningkatkan daya dukung investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah
3.menengah 4.Meningkatkan daya dukung investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah
1. Meningaktnya peluang tenaga kerja 2. Meningkatnya penempatan
1.Meningaktnya peluang tenaga kerja 2.Meningkatnya penempatan
1.Meningaktnya peluang tenaga kerja 2.Meningkatnya penempatan tenaga kerja
1.Meningaktnya peluang tenaga kerja 2.Meningkatnya penempatan tenaga
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
kualitas dan Promosi produksi unggulan daerah 3.Meningkatkan daya serap tenaga kerja perdagangan
1.Peningkatkan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan partisipasi dan partisipasi dan akses partisipasi dan akses masyarakat masyarakat pada akses masyarakat pada kegiatan kegiatan investasi pada kegiatan investasi 2.Meningkatkan investasi 2.Meningkatkan investasi melalui 2.Meningkatkan investasi melalui pengembangan investasi melalui pengembangan lembaga penjamin pengembangan lembaga penjamin pinjaman daerah lembaga penjamin pinjaman daerah untuk usaha kecil dan pinjaman daerah untuk usaha kecil untuk usaha kecil dan menengah dan 3.Meningkatkan daya dukung
VI - 29
2017
2018
kualitas dan kualitas dan Promosi Promosi produksi produksi unggulan daerah unggulan daerah 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan daya serap tenaga daya serap kerja perdagangan tenaga kerja perdagangan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan partisipasi dan partisipasi dan akses akses masyarakat masyarakat pada kegiatan pada kegiatan investasi investasi 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan investasi melalui investasi melalui pengembangan pengembangan lembaga penjamin lembaga pinjaman daerah penjamin untuk usaha kecil pinjaman daerah dan untuk usaha kecil dan
3.menengah 4.Meningkatkan daya dukung investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah 1.Meningaktnya peluang tenaga kerja 2.Meningkatnya penempatan
3.menengah 4.Meningkatkan daya dukung investasi dalam penyerapan tenaga kerja dan kapasitas ekonomi daerah 1.Meningaktnya peluang tenaga kerja 2.Meningkatnya penempatan
TUJUAN
SASARAN
saing tenaga kerja
3. Meningkatn ya perlindunga n Tenaga kerja
4. Meningkat nya jumlah peserta transmigra si dalam
STRATEGI melalui pelatihan institusional dan institusional
tenaga kerja 3. Meningkatkan peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi daerah 1. Peningkatan kapasitas 1. Menciptakan pengetahuan atas hak pengawasan dan kewajiban ketenagakerjaan tenaga kerja secara mandiri (Independent) , tidak memihak dan seragam di seluruh NTT 2. Pencegahan TKI Ilegal 3. Peurunan kasuskasus ketenaga kerjaan 1. Meningkatkan 2. Menciptakan produktivitas hubungan industrial tenaga kerja yang harmonis dan 2. Penyelesaian meningkatnya peran Kasus kelembagaan Perselisihan hubungan industrial Hubungan Industrial, Penetapan UMP dan pembentukan LKS Bipartit dan Tripartit Pembangunan kawasan 1. Pembinaan dan transmigrasi baru yang pemberdayaan potensial secara masyarakat ekonomi serta transmigrasi penguatan kapasitas dan SDM dan kelembagaan pengembangan
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 tenaga kerja 3.Meningkatkan peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi daerah 1.Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (Independent) , tidak memihak dan seragam di seluruh NTT 2.Pencegahan TKI Ilegal 3.Peurunan kasuskasus ketenaga kerjaan 1.Meningkatkan produktivitas tenaga kerja 2. Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial, Penetapan UMP dan pembentukan LKS Bipartit dan Tripartit 1.Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan kawasan
3.Meningkatkan peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi daerah
2016
2017
kerja tenaga kerja 3.Meningkatkan peran 3.Meningkatkan tenaga kerja dalam peran tenaga pembangunan kerja dalam ekonomi daerah pembangunan ekonomi daerah 1.Menciptakan 1.Menciptakan 1.Menciptakan pengawasan pengawasan pengawasan ketenagakerjaan ketenagakerjaan ketenagakerjaan secara mandiri secara mandiri secara mandiri (Independent) , tidak (Independent) , tidak (Independent) , memihak dan memihak dan tidak memihak seragam di seluruh seragam di seluruh dan seragam di NTT NTT seluruh NTT 2.Pencegahan TKI Ilegal 2.Pencegahan TKI 2.Pencegahan TKI 3.Peurunan kasus-kasus Ilegal Ilegal ketenaga kerjaan 3.Peurunan kasus3.Peurunan kasuskasus ketenaga kasus ketenaga kerjaan kerjaan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan produktivitas tenaga produktivitas produktivitas kerja tenaga kerja tenaga kerja 2.Penyelesaian Kasus 2.Penyelesaian Kasus 2.Penyelesaian Perselisihan Perselisihan Kasus Hubungan Industrial, Hubungan Perselisihan Penetapan UMP dan Industrial, Hubungan pembentukan LKS Penetapan UMP dan Industrial, Bipartit dan Tripartit pembentukan LKS Penetapan UMP Bipartit dan dan Tripartit pembentukan LKS Bipartit dan Tripartit 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan masyarakat masyarakat masyarakat transmigrasi dan transmigrasi dan transmigrasi dan pengembangan pengembangan pengembangan kawasan transmigrasi kawasan kawasan
VI - 30
2018 tenaga kerja 3.Meningkatkan peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi daerah 1.Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri (Independent) , tidak memihak dan seragam di seluruh NTT 2.Pencegahan TKI Ilegal 3.Peurunan kasuskasus ketenaga kerjaan 1.Meningkatkan produktivitas tenaga kerja 2.Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial, Penetapan UMP dan pembentukan LKS Bipartit dan Tripartit 1.Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan pengembangan kawasan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
wilayah NTT dan keluar wilayah NTT
melalui pemberian jaminan hidup, pelatihan, sarana produksi dan sarana ekonomi lainnya menuju kemandirian
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
kawasan transmigrasi sebagai pusat transmigrasi transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru sebagai pusat sebagai pusat pertumbuhan dalam mendukung pertumbuhan baru pertumbuhan baru dalam pengembangan dalam mendukung baru dalam mendukung perdesaan dan pengembangan mendukung pengembangan ekonomi lokal perdesaan dan pengembangan perdesaan dan 2.Mewujudkan daya ekonomi lokal perdesaan dan ekonomi lokal saing kawasan 2.Mewujudkan daya ekonomi lokal 2. Mewujudkan daya transmigrasi saing kawasan 2. Mewujudkan saing kawasan menduking transmigrasi daya saing transmigrasi pembagunan ekonomi menduking kawasan menduking daerah pembagunan transmigrasi pembagunan ekonomi daerah menduking ekonomi daerah pembagunan ekonomi daerah
2017
2018
transmigrasi transmigrasi sebagai pusat sebagai pusat pertumbuhan pertumbuhan baru dalam baru dalam mendukung mendukung pengembangan pengembangan perdesaan dan perdesaan dan ekonomi lokal ekonomi lokal 2.Mewujudkan 2.Mewujudkan daya daya saing saing kawasan kawasan transmigrasi transmigrasi menduking menduking pembagunan pembagunan ekonomi daerah ekonomi daerah
Misi-4. Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah 1. Mewujudkan kepastian hukum dan menciptakan rasa keadilan dalam masyarakat
Terbentuknya sistem hukum daerah yang terarah untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial di NTT
Peningkatan kapasitas aparatur
Membentuk produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Membentuk produk Membentuk produk hukum daerah hukum daerah dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 tahun tahun
Membentuk produk Membentuk hukum daerah produk hukum dilaksanakan 5 tahun daerah dilaksanakan 5 tahun
Membentuk produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
2. Mewujudkan ketertiban, keteraturan dan keamanan dalam masyarakat
Terciptanya sinkronisasi hukum dan HAM yang berpihak pada kepentingan rakyat
Peningkatan penyuluhan hukum
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
Evaluasi dan kaji ulang produk hukum daerah dilaksanakan 5 tahun
3. Mewujudkan P5
Terwujudnya P5-HAM
Peningkatan pelaksanaan RAHHAM di daerah
Koordinasi penegakan hukum dan HAM
Koordinasi penegakan hukum dan HAM
Koordinasi penegakan hukum dan HAM dilaksanakan 5 tahun
Koordinasi penegakan hukum dan HAM
Koordinasi penegakan hukum dan HAM
Koordinasi penegakan hukum dan HAM
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 31
TUJUAN
4. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
5. Peningkatan kualitas tatakelola pemerintahan sesui prinsipprinsip good governance
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014 dilaksanakan 5 tahun
dilaksanakan 5 tahun Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
Terwujudnya komitmen dan koordinasi aparat penegak hukum dalam pemberantasan KKN dan Pelanggaran HAM
Peningkatan koordinasi dengan aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan
Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembentukan produk hukum.
Peningkatan partisipasi masyarakat
1.Sosialisasi produk hukum dilaksanakan 5 tahun 2.Pengawasan Produk Hukum dilaksanakan 5 tahun
Menata pengembangan aparatur Pemprov menuju aparatur yang profesional
Penerapan Assement Centre
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Sistem, Proses dan Prosedur kerja yang Jelas, Efektif, Efisien, Terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip
1.Penerapan Sistem Manajemen Pemerintah Daerah yang berbasis E Planing, E Organazing, E Actuating, dan E. Controling (E. POAC) 2.Penerapan E. Tata
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
2016
dilaksanakan 5 tahun Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
1.Sosialisasi produk 1.Sosialisasi produk hukum hukum dilaksanakan dilaksanakan 5 5 tahun tahun 2.Pengawasan Produk 2.Pengawasan Hukum dilaksanakan Produk Hukum 5 tahun dilaksanakan 5 tahun
1.Sosialisasi produk hukum dilaksanakan 5 tahun 2.Pengawasan Produk Hukum dilaksanakan 5 tahun
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
VI - 32
2017
2018
dilaksanakan 5 tahun
dilaksanakan 5 tahun
Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
Pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur dilaksanakan tahun 1-2
1.Sosialisasi produk hukum dilaksanakan 5 tahun 2.Pengawasan Produk Hukum dilaksanakan 5 tahun
1. Sosialisasi produk hukum dilaksanakan 5 tahun 2. Pengawasan Produk Hukum dilaksanakan 5 tahun
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningkatkan kompetensi layanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
Meningakatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik dilaksanakan 5 tahun
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
2017
2018
Naskah Dinas
6. Peningkatan kondisi pembangunan yang kondusif
7. Peningkatan pelaksanaan reformasi biroktrasi
Meningkatnya pembentukan dan sinkronnya produk-produk hukum, dan meningkatkan kesadaran hukum dan HAM masyarakat
Pengendalian dan pembinaan produk hukum daerah
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan kenyamanan lingkungan,
Penguatan koordinasi dan kerjasam pemeliharaan keamanan dan pemberdayaan masyarakat
Terpeliharanya situasi yang kondusif didaerah selam 5 Tahun
Meningkatnya Pemahaman wawasan kebangsaan dan kesadaran msyarakat dalam berdemokrasi
Peningkatan partisipasi politik dan demokrasi melalui penguaatan dan permberdayaan masyarakat, institusi, kelompok (perempuan) dan Partai Politik
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah
1) memastikan tersedianya indikator kinerja utama yang cukup solid untuk mengukur kinerja SKPD; 2) meningkatkan ketaatan terhadap peraturan perundangan; 3) Memberikan perhatian serius terhadap aspek
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
Terpeliharanya situasi yang kondusif didaerah selam 5 Tahun
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
Terpeliharanya situasi Terpeliharanya situasi yang kondusif didaerah yang kondusif selam 5 Tahun didaerah selam 5 Tahun
Terpeliharanya situasi yang kondusif didaerah selam 5 Tahun
Terpeliharanya situasi yang kondusif didaerah selam 5 Tahun
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatkan Partisipasi Politik Dan Kulaitas Demokrasi Selama 5 Tahun
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
Meningkatnya kenirja yang terukur pemerintah dalam penyelenggraaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat selama 5 tahun
VI - 33
Menjamin kepastian hukum dan HAM pelayanan publik dilakanakan selama 5 tahun
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN 2015
2014
2016
2017
2018
pengendalian, evaluasi dan pelaporan
8. Peningkatan kapasitas pembiayaan pembangun daerah,
Meningkatkan pelaksanaan dan kepatuhan terhadap sistem pengawasan internal
1) Menerapkan Sistem pengawasan internal pada setiap SKPD; 2) Meningkatkan profesionalisme aparat / SDM pengawas; 3) Komitmen untuk menindaklanjuti LHP dengan menyelesaikan temuan-temuan yang ada
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Terwujudnya akuntabilitasi pengelolaan keuangan selama 5 tahun menuju opini WTP
Meningkatkan pelayanan publik melalui sarana dan prasarana aparatur/perka ntoran yang memadai
Peningkatan dan percepatan penyediaan sarana prasarana aparatur/perkantoran
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Peningkatan kecepatan dan ketepatan pelayanan publik selama 5 tahun
Meningkatkan pendapatan daerah
Intensifikasi dan extensifikasi sumbersumber penerimaan daerah.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Penigkatan sistim informasi dan menejemen pendapatan dan asset daerah selama 5 Tahun.
Menigkatkan pengelolaan aset daerah
1). Optimalisasi pendayagunaan aset bagi peningkatan PAD
Teroptimalisasiny a pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
Teroptimalisasinya pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
Teroptimalisasinya pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
Teroptimalisasinya pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
Teroptimalisasiny a pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
Teroptimalisasinya pendayagunaan Aset bagi peningkatan PAD selama 5 Tahun.
2). Peningkatan pengawasan dan pengendalian tugas dan fungsi aparatur.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018
VI - 34