, PENGEMBANGAN
MODEL DINAMIS UNTUK PERANCANGAN
KEBIJAKAN INDUSTRI ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN)
Ismail* *Staf Pengajar Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor
ABSTRACT farm
machinery
industry
is an urgent
industry
in farm
intensification
with
mechanization. A highly demand of farm machinery couldn't completed supplied by an industrial domestic yet, so it is cause a highly farm machinery import. The action of increasing farm machinery production
is relation with an integral development
farm machinery industrial system. The purposes of this research is develop a policy model of farm machinery industry with analyze a dynamical of farm machinery industrial system. There are six sub-systems that supporting/arm growth: (i) production,
machinery industry
(if) component. (iit) capital, (iv) human resources, (v) macro
flnance and government,
and (vi) salary and demand. Three policy scenarios are
developed in this research: (i) decreasing an import component (ii) giving subsidy for buying/arm research
machinery product and (iii) infestation promotion. This result of this
indicated
production
that decreasing
an import component
is able to increase
growth by 23,10%, demand by 17,20%, and infestation
Further subsidy for buyingfarm
by 50,38%.
machinery product can increase production growth
by I R.23%. demand by 18,24%. and infestation 51, ll%. And infestation promotion can increase production growth 17,24%. demand 17,23%, and infestation 83,50%.
-
..
Keyword'): farm machinery industry, dynamics system. industrial policy
1. PENDAHlJl.UAN Pada tahun
1984, Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara meraih
pengckspor beras tcrbesar di dunia saat
status swasernbada pangan yaitu bebas
itu.
dari kondisi
ekstensifikasi
12
rawan
pangan.
Bahkan
Program
pemerintah dan
berupa
intensifikasi
WARTA AKAR No 21, JULl 2009
pertanian berjalan dengan baik. Salah
pada
satu pendukung
keberhasilan
572.246.455.855,00
intensifikasi
pertanian
mekanisasi
1.083.400.4 78.200,00
(Asosiasi
pertanian.
(2000-2004) impor alsintan adalah US$
penggunaan
alat dan
(alsintan),
hasil
semakin
pertanian
(Asia
yang
Productivity
Organization (APO), 1996). petani
akan
alsintan
pentingnya
dalam
menyebabkan dari
Rp
proses
pula
alsintan
menjadi
2007). Tercatat selama 5 tahun terakhir
baik
pertanian
tahun
dan mesin
pertanian
penggunaan
meningkat
pada
peralatan
mesm
Kesadaran
dan
Rp
Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian,
baik
dilakukan
sebesar
usaha
mendukung
Semakin
Mekanisasi
2005
2000
merupakan
pengintegrasian dalam
adalah
pertanian.
pertanian
program
tahun
tahun
proses
penggunaan
ke tahun
terus
105,6
juta
per
tahun
(Direktorat
Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Impor
(Ditjen
ILMT A), 2007).
dilakukan
karena
masih
kurangnya
tingkat
produksi
industri
alsintan
nasional.
(Departemen
Perindustrian, 2000). Upaya peningkatan alsintan
produksi
industri
erat
dengan
terkait
pengembangan
industri alsintan secara
1990 hingga tahun 2003 penggunaan
komprehensif
Pengembangan
alsintan utama seperti traktor roda dua
ini berkaitan
erat dengan
kebijakan
mengalami
Pembuatan
kebijakan
mengalami
pompa
peningkatan.
tahun
sebesar
13,99%,
yang
20,27%,
sprayer
membutuhkan
kenaikan
air sebesar
Dari
dibuat.
industri
metode yang tepat agar
sebesar 4,47%, tresher sebesar 6,98%
tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
dan rice mill sebesar 5,15%. Namun
Mengingat karakteristik perkembangan
demikian,
penggunaan
industri
tidak serta merta didukung
--.. dinamik
alsintan, oleh
pentingnya
ketersediaannya.
Ketersediaan
aIsintan
dan memiliki
kompleks,
maka
alsintan belum cukup memadai dengan
ditempuh
kebutuhan
menjelaskan
alsintan
nasional
diharapkan.
Untuk
kekurangan
kebutuhan
dilakukanlah
impor.
yang
memenuhi
Impor
yang
bergerak sistem
metode
yang yang
adalah metode yang dapat dinamika
kompleks
(1961) mengemukakan
alsintan
dinamika
sistem
sistem industri
tersebut.
aIsintan
WARTA AKAB, No 21, lULl 2009
secara
dapat
Forrester
bahwa metode menjelaskan
13
sistem
kompleks
dinamik.
dengan
tendesi
Jen dan Chen (2005) juga
menyatakan
bahwa metode
pengembangan
industri
nasional di masa depan.
dinamika
sistem sangat cocok untuk membahas
2. METODOLOGI
permasalahan
Metodologi
industri yang kompleks.
Penelitian kebijakan
yang
(1997),
kebijakan
dengan
tentang
diantaranya
Cakravastia studi
mengkaji
industri nasional juga telah
dilakukan,
oleh
yang melakukan industri
pendekatan
nasional
dinamika
sistem.
pendahuluan
alsintan,
perkernbangan,
jangka
input,
terdapat
hubungan
umpan
balik
didalamnya.
l. Mengembangkan sistem
industri
sebagai
alsintan
nasional
suatu perangkat
analisis
masa
datang. adalah
dan
efek
mendapatkan
masalah
Selanjutnya
menetapkan dari
penelitian.
hasil
tujuan perumusan
Untuk
penguasaan
untuk
mendapatkan
pengetahuan
metode
dinamika
perancangan
tentang
sistem
kebijakan
dan
dilakukanlah
strategi kebijakan industri alsintan
studi literatur tentang sistem dinamis
nasional.
dan
2. Mempelajari kebijakan pasar,
pengaruh kornponen,
dan
yang
kebijakan
diterapkan
pengembangan
skenario kebijakan
terhadap
model
alsintan
3. Menyusun alsintan
kebijakan.
dengan
direpresentasikan sistem
berikutnya
Tahapan
adalah mengumpulkan data-
data yang terkait untuk
industri
analisis
--.berikutnya
investasi
nasional
14
tantangan
masalah melalui analisis
masalah.
model dinamika
dan
di
output
penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
pemerintah,
berikutnya
merumuskan
dimana
aktual
alsintan
komplek dan dinamis, dengan horison yang panjang,
sejarah
kebijakan
permasalahan
Langkah
waktu
penelitian
untuk mencari gambaran
industri
untuk
yang
tahapan
mengenai objek kajian tentang struktur
industri
masalah
atau
yang dilakukan adalah melakukan studi
Fungsi metode dinamika sistem adalah menyelesaikan
alsintan
penelitian ke
dinamis.
adalah
dalam Tahapan
pengembangan
model. Berbagai hipotesis dan asumsi kebijakan nasional
sebagai
industri dasar
dibuat pad a setiap tahapan kemudian
diuji
dan
tersebut, dianalisis
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
berdasarkan data dan informasi yang
dihasilkan
telah
dianalisis
dikumpulkan.
berdasarkan
Model
hasil
direvisi
pengunan
setiap
skenario
untuk
melihat
pengaruh
skenario terhadap perilaku sistem yang
dan
analisis tersebut melalui beberapa kali
telah
pengulangan
perilaku
(iterasi)
dari
sampai model
model
tersebut dinilai memuaskan (memenuhi
skenario,
syarat validitas).
perancangan
melakukan Analisis
Berikutnya
analisis
perilaku
pada
hasil
adalah
perilaku model. model
dilakukan
simulasi
dengan
telah
beberapa
dikembangkan Model
dasar
model
awal
yang
merupakan
parameter-parametemya
kondisi
sistem
nyata
-----
-
sub sistem tenaga kerja,
sistem
keuangan makro (Gambarl).
1
!
1,
j
!
1
:
i ~
I
-.I -I
_ __
Produksi
tI ;: ~
!
!
SubSistem
i
Kapital
_I
f-.-..-.__ ..__ ---
I
~--:~:~istem·1 I Populasi dan Tenaga Keria " ~
!
1
I
l
.__
I I
i
i
Ir I
i
:
l'
~:~~-:::~:-~:u~-J:---I
i .-. ---~
l
~--------::--l ::~~~:::r:~-~--:~ Sub Sistem
i
I
i
., .••.i..
I
+
'
I : i : : •
I
, II
t
!
I ,, ,
-.<
-
:
1-
~::~::~l r~"~ ~~l-. -----------1
I
sub sistem
permintaan, sub sistem kapital dan sub
ada
I I !:
:
j
L_
(alat
sistem produksi, sub sistem komponen,
-:~-_~==i-Iu!---~.~~:
i
Komponen
industri alsintan
..._-_..-.
""ri
.J
dapat
terkait satu sama lain, antara lain sub
~~!=t-~: -~-~ ~;~1~~ [ ~ ~--~=~-l L.
yang
sistem yang saling berinteraksi dan
sekarang. Sementara itu, output yang
,r--- ..-- ..----.---~~------
kebijakan
mesin pertanian), terdapat 6 (enam) sub
dengan
yang
dilakukan
selanjutnya
Pada sektor
ditentukan
berdasarkan data yang sesuai
penerapan
MODEL
dengan
skenario.
hasil
memperbaiki performansi sistem.
menggunakan model dasar serta model yang
Berdasarkan
dimodelkan.
I1
.
1,
!,
1
i.. ·
.. ...• -
-.
Ailran Material -.
-- .. - ..•
Aliran Informasi AliranTenagaKe~a .!':~I~~~_.El~~~~~Jli!a_'_J
Gambar 1. Diagram Sub Sistem Industri Alsintan
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
15
Sub
sistem
produksi
menggambarkan
(Gambar
keterkaitan
2)
memenuhi
interaksi
permintaan
alsintan
permintaan dari dalam negeri/permintaan
antara produksi dengan permintaan, yang
domestik maupun permintaan ekspor.
menghasilkan output produk alsintan untuk
Gambar 2. Diagram Hubungan Kausal Sub Sistem Produksi Gap Komponen
..!.~.
/
;/ +t Peeen Komponon Impor
1 e •• M.auk Komponen tmpcr
+~ ~_
-.
Tingkat Kedatangen Komponen Impor
Tingkat Keclatengl:'t Komponen Oomestik
.....
"'--
Gambar 3. Diagram HubunganKausal
16
baik
Tingklt Produksi Aktual
Sub Sistem Komponen
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
Bung. Kredit Investasi
-- .........•••. -
+
Realisasi Investasi __~.. Kapital
'_,_
..-9' ---
KebutltIan
Tingkat
./.,..
Pemesanan Kapital
---
/~",/-
•. ' _
+ \
\
)'
Tingkat
__
---/
+
/ Gap Kapasitas
r
/
~-'"
-\
+, " --.
Kapas!tas Produksl
,/
6/ Kapital
+ ,
\
Penam~han KapaSltas
_-
I
L___
! //
'",~\",=) "--'"
'.--
'~~.-.-.-..
J
/ +
,J +
Ketersedi ••••
T_ •./
Ketja
j
Kapital
Tingkat Produksi Aktual ~
+
/,/'
-, Oepresiasi
+#'
".
/
/
Output Tenaga
~/ Kapasltas
'~---"
)
~-)
\ \
\
Oepresiasi
+
~ Tingkolt Panyerapan T8NIQII Kerja
\
/:..""-
.•)~+
••.
.
- ",
I
Te~~ng
-------,/ -<,-~----'" ~Siste~ ProdukSI
L~_I
Penambahan
/
+
Gap Tenaga K8fJ8 ~
+
Kapltat
/'
)
\~ +
,
+
/
Kebutuhan Tambah Kapital
Angk8Ian Kerja
\
/ //
T~
(Kefja
Ketja
Gambar 4. Diagram Hubungan Kausal Sub Sistem Kapital serta Populasi dan Tenaga Kerja Sub sistem komponen (Gambar 3)
produksi.
menggambarkan kebutuhan komponen
barang
karena adanya kebutuhan produksi.
penambahan barang kapital sekaligus
Kebutuhan
menambah
komponen menimbulkan
Meningkatnya kapital
gap
akan
kebutuhan menaikkan
barang
gap komponen yang dapat dipenuhi
Penambahan
dengan
menaikkan jumlah barang kapital yang
cara melalukan pemesanan
komponen
baik
secara
domestik
terpasang
barang
kapital
kapital.
sekaligus
akan
meningkatkan
maupun impor. Pemakaian komponen
kapasitas terpasang yang kemudian
akan
berpengaruh
mengurangi
persediaan
positif
pada
tingkat
komponen. Persediaan komponen akan
produksi guna memenuhi permintaan
bertambah
atau
total alsintan.
datangnya
komponen
maupun
impor,
dipenuhi
oleh
domestik
sehingga
dapat
mengurangi gap komponen.
Kapasitas
produksi
alsintan
menimbulkan kebutuhan tenaga kerja sektor alsintan. Jumlah angkatan kerja
'<,
Pada Gambar 4 ditunjukkan tentang
yang diperoleh dari jumlah penduduk
sub sistem kapital serta populasi dan
akan mendorong tenaga kerja sektor
tenaga kerja. Kebutuhan barang kapital
industri guna memenuhi kebutuhan
terjadi
tenaga kerja sektor alsintan.
akibat
kebutuhan
kapasitas
produksi untuk pemenuhan kebutuhan
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
17
Bunga KrediI Investasi . \, Pongeluaran Pemerintah
MuKiplier
EkSpor
+~
+
.(
/
\
•.
+,.
Pennintaan
to..-. .
Investasi NaSMlnal
Agregll _\
+J -
.--..-+
IC-.~ )
/
Impor
<, _/
Pendapatan Masyarakat
- .- -
1-I
+
..
!.:
Pennintaa" __".. Alsinlan Domestik
~ ~
+ ----...
'-~~~-~-:;-e:-I Perrnintaan
l'----T-Tingkat Konsumsi PelanilUPJA .•
.~.~.
II ,
Bea Masuk Allintan
. //
""
/
Pajak Pendapatan
SUbSist,m Kapilal
I
Permintean _.-~Impot'A1sint.n
"
/'
~'-'---""'I
!.. _
¥
+"
I·-----~--J
Reatisasi Investasi KapRaI Alsintan
Inwlllsi selain Afsintan
-,-,--/
Pendapllan PetanilUPJA
-,
'
~BUMA
---MPC (Marginal Proopensity 10Consume)
Gambar 5. Diagram Hubungan Pemerintah Sub
sistem
keuangan
makro
Kausal Sub Sistem Keuangan Makro dan
pendapatan
dan
masyarakat
semakin
pemerintah (Gambar 5) menggambarkan
meningkat juga. Peningkatan pendapatan
pengaruh
masyarakat
investasi
alsintan
terhadap
menyangkut
lID
juga
permintaan agregat atau Gross Domestic
pendapatan petani dan Unit Pengelola Jasa
Product (GDP) selain dipengaruhi oleh
AIsintan (UPJA) yang diharapkan akan
pengeluaran konsumsi pemerintah, tingkat
menambah
ekspor dan multiplier.
sehingga permintaan domestik alsintan
bahwa
semakin
Dengan asumsi
tinggi
GDP
tingkat
konsumsi
alsintan
akan naik.
maka
Bee M •• uk Produk _ .. Alsinten Jadi
----~----
- -- --
I
". '~,
[ SubSi.tem L:.~.~~(~n,~_."-r:J
-./
~·~7sii~~~:nJ'~for -: .: •. Kebut~~:i~t:~OdUk'i _, ,
/
I
/
/
Permint.an
Alsinten
."
-..~.
-~-::-~~::;:l [=rr: produkai----.-J
/
BUM A '\
/l
\\
( \ \ \
permin:J.n~::::'''Ii'
\
-"Tingkat
"<" ",
-
Permint•• n Ehpor
-..
-"
'
Konsumsi
/
\ \
-- .. Pengiriman
. Produk
,ill.
Petani/UPJA
Gambar 6. Diagram Hubungan Kausal Sub Sistem Pendapatan dan Permintaan Pada
dan
domestik dari petani atau Unit Pelayanan
permintaan (Gambar 6) dijelaskan bahwa
Jasa AIsintan (UPJA). Permintaan terjadi
permintaan produk domestik terjadi akibat
karena terdapatnya kemampuan keuangan
adanya
berupa pendapatan dan kecenderungan
18
sub
sistem
permintaan
pendapatan
potensial
alsintan
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
mengkonsumsi alsintan. Pendapatan dan
Berdasarkan
kecenderungan
alsintan
ditetapkan ukuran performansi sistem yaitu
dikonversi
tingkat produksi, permintaan dan investasi.
tiap
orang
mengkonsumsi itu
kemudian
sasaran
menjadi konsumsi agregat yang akhimya
Skenario
menjadi permintaan domestik terhadap alat
kebijakan industri alsintan Departemen
dan mesin pertanian (alsintan). Semakin
Perindustrian
tinggi
kecenderungan
kebijakan dari APO (1991), APO (1996)
diasumsikan
dan Handoko & Winoto (2004) yaitu
semakin tinggi pula permintaan domestik
penurunan penggunaan komponen impor,
terhadap alsintan.
pemberian Bantuan Uang Muka Alsintan
pendapatan
mengkonsumsi
dan
alsintan,
disusun
pengembangan
berdasarkan
dan
arah
skenario
usulan
(BUMA), dan promosi investasi. Angka variabel skenario kebijakan (Tabel 3. PERANCANGAN KEBIJAKAN Proses
perancangan
kebijakan
disusun berdasarkan fakta dan kebijakan
industri
yang ditetapkan pemerintah.
alsintan (Gambar 7) didasarkan pada arah
Skenario terbaik dan gabungan skenario
kebijakan pengembangan industri alsintan nasional.
Dari
arah
1)
terbaik yang menghasilkan peningkatan
kebijakan
performansi sistem
pengembangan industri tersebut dijabarkan
dijadikan
strategi pengembangan industri alsintan.
acuan
secara signifikan dalam
menentukan
altematif kebijakan.
Kebij_ ka n de n S Ira teg i Pen gem ban 9 a n IndustriAlaldan M.sin Pertanlan (Oepartemen Perindustflan, 2005)
.. i"
"
... .... UkurandanKfiteri8 p e rtc rm a n sr: I' Tingkat Produksi I.TingkatPermintaan
j
i l -
~
--
e e s e re n Kebijakan IndustriAlaldan (KPIN Departamen
! ,--
Pengembangan Mesin Pertanian Perindustruln. 2005)
Ii - I
I
'1
I
L-:. T in~.~_~.~~~_~~_!_~'::_=_~._ .J
-
liap
+ Skenario Kriteria
dan
; I~-----· 1
t
Terhadap Performans;
I I
r-
J
i f
~.i---,.. Skenario
I
"
Skenario·.skenario
[: ::~u~~~i:~:~~':..onenImpor i ._:r~_~o~ ~n~;:~_~~_~~ .. r .. ,
I
Hasil Ukuran
Penentuan Kebijakan:
--, Usu,." S"."a,i. Kabij*lI:an dad APO (1990. APO (f99SI. dan Handata & W i".tQ (2004)
. -- ..
Pene~tuan Kebljakan Penggabungan
Terbaik
r
Altelnatif M e ra tu t Skenario
~
...
Analisa
t+e s u Atte K e b ija k 8 n
m e
ttt
Gambar 7. Proses Perancangan Kebijakan
WARTA AKAB, No 21, ruu 2009
19
alsintan, meskipun masih di bawah
Tabell. Angka Variabel Skenario Kebijakan
hasil
Angka Skenario Variabel No
Angka 2011-
Model"
Awal
2009
2010 2015
Komponen
38%
30%
30%
20%
Impor 2
gabungan. membuat
penerapan
scenario
Pemberian
BUMA
para
pengguna
alsintan
dalam negeri yaitu kelompok petani/
Penggunaan 1
dari
Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) menjadi lebih mempunyai daya beli
0%
BUMA
25%
terhadap
Promosi 0.0692
3
0.08
0.1
0.1
produk
alsintan
lokal ,
sehingga dapat menaikkan permintaan
Investasi
terhadap Dari hasil simulasi pada Gambar 8 menunjukkan penurunan impor
bahwa
skenario
penggunaan
komponen perbaikan
memberikan
performansi
sistem
meningkatkan
dalam
produksi
Penerapan
alsintan.
skenario
kebijakan
gabungan memberikan hasil terbaik pada perilaku
sistem dibandingkan
dengan penerapan skenario kebijakan secara
sendiri-sendiri.
ditunjukkan skenario
pula
bahwa
skenario-
yang
dibentuk
kebijakan
saling mendukung
Dapat
satu sama lain
terhadap performansi
industri pada
Dari hasil simulasi pada Gambar 9
pemberian pengaruh meningkatkan
bahwa BUMA
Pemberian
lokal.
BUMA memang hanya
memberikan kenaikan permintaan yang sedikit, namun cukup berpengaruh dalam
membantu
kelompok
petanilUPJA untuk dapat memiliki alsintan. Dari hasil simulasi pada gambar 10 menunjukkan bahwa skenario promosi investasi
memberikan
perbaikan
sistem
dalam
performansi
meningkatkan jumlah investasi industri alsintan.
Promosi
meningkatkan
investasi
minat
untuk
menanamkan
sektor
industri
skenario memberikan
perbaikan permintaan
dalam produk
ini
juga
kebijakan
dapat
para investor modalnya
alsintan.
di
Meskipun
harus
didukung
investasi
yang
dengan lain.
Kebijakan
investasi
pendukung
terse but
misalnya
kebijakan
prosedur
ijin investasi
yang lebih
sederhana, 20
alsintan
demikian, kebijakan promosi investasi
kriteria tingkat produksi.
menunjukkan
produk
dengan
tujuan
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
agar
investor tidak mengalami dalam
menanamkan
kesulitan
investasi
di
3e13
:23e13 '"
~e13
Indonesia. Hasil rangkuman penerapan skenario
kebijakan
disajikan
pada
.fl;>e13 c: 'ill
~le13 c:
0..12
Lampiran.
2000
2005
2010
2015
TahUl
-1- Jumlah investasi alsintan (model dasar)
6812
-2-3-4-5-
Penurunan penggunaan komponen impor Pemberian BUMA Promosi investasi Jumlah investasi pada skenario gabungan Gambar 10. Penerapan Skenario Terhadap Pertumbuhan Investasi
2000
2005
2010
201E
Tahl
SIMPULAN
-l-Tingkat produksi alsintan (dasar) -2- Penurunan komponen impor -3- Pemberian BUMA -4- Promosi Investasi -5- Tingkat produksi pada skenario gabungan
1. Model
dinamika sistem industri
alsintan
yang
dikembangkan
terdiri dari enam sub sistem yang
Gambar 8. Penerapan Skenario Terhadap Tingkat Produksi
saling berkaitan yaitu sub sistem produksi,
komponen,
kapital,
2.1~
populasi
dan
tenaga
kerja,
keuangan makro dan pemerintah, serta pendapatan dan permintaan. 2. Penerapan 2000
2005
2010
2015
Tahur
-1-2-3-4-5-
Jumlah permintaan alsintan (model dasar) Penurunan penggunaan komponen impor Pemberian BUMA Promosi investasi Jumlah permintaan pada skenario gabungan
Gambar 9. Penerapan Skenario Terhadap Pertumbuhan Permintaan
skenario
kebijakan
komponen, pasar domestik dan investasi memberikan
perbaikan
pada performansi sistem. 3. Penerapan
kebijakan
skenario
gabungan memberikan perbaikan pada
performansi
sistem
yaitu
pertumbuhan produksi mencapai 24,22 persen, pertumbuhan pasar mencapai
WARTA AKAB, No 2.J, JULI2009
18,28
persen,
dan
21
pertumbuhan
investasi mencapai
84,47 persen 4. Ketiga bidang skenario kebijakan
yang diterapkan dapat memberikan pengaruh
perbaikan
signifikan
terhadap
performansi jangka
yang perilaku
sistem baik dalam
pendek
maupun
dalam
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Forrester, Jay W. (1961), Industrial Dynamics, The MIT Press, Cambridge. Handaka dan Winoto. (2004), Proses Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertaniandi Indonesia. Balai Besar PengembanganMekanisasiPertanian (BBPMP). Sterman, J., D. (2000), Business Dynamics: A System Thinking and Modelling for A Complex World, Mc.Graww Hill, London. Starling, Gover. (1988), Strategies For Policy Making, The Dorsey Press, Chicago, Illin
Asian
Productivity Organization (APO). (1991), Utilization Farm Machinery in Indonesia, Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, 1991
Asian
Productivity Organization (APO). (1996), Agricultural Mechanization in Indonesia, Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, 1996.
Cakravastia, A., (1997), Studi Kebijakan Industri Nasional dengan Metodologi Dinamika Sistem (Studi Kasus: Sektor Industri Produk dari Plastik KLUI356), Tugas Akhir Sarjana, Jurusan Teknik Industri, ITB. Chen
and Jan (2005). A System Dynamic Model of Semiconductor Industry Development in Taiwan. Journal of the Operational Society, 89: 700-704.
-
.•. ..
Departemen Perindustrian. (2005), Kebijakan Pembangungan Industri Nasional, Departemen Perindustrian, Jakarta, 2005.
22
WARTA AKAB, No 21, JULl 2009
Lampiran. Rangkuman Performansi
Hasil Penerapan
Skenario
Terhadap
Kriteria
Sistem Growth Tabun
Skenario Kebijakan
Komponen
Tingkat Produksi
2009
2011
2015
2.030.772.1513
3.158.527.637.4
7.066.257.792.3
05
(Rupiah/Tahun) Tingkat Investasi
] 2.746.596.063.
2.204.749.768.8
10.001.474.189. 50,38 990
78
0
Growth
Pasar 2009
2011
2015
2.030.772.] 5 1.3
2.841.751.055.0
Rate (%)
Domestik Tingkat Produksi (Rupiah/Tahun) Tingkat Permintaan
18,23
4.918.625.159.0
6.887.251.562.2
05
25 13.444.186.166. 18,24 449
83 2.212.342.391.2
864.651.642.23
oj
(Rupiah/Tahun)
10.295.678.122.
45
Investasi
Tingkat Produksi
2011
20t5 Rate (%)
2.795.271.429.0
2.030.772.151.3 19 4.918.625.159.0
5.273.278.208.2
28 6.768.059.297.5
-17,24
95 12.769.693.162. 17,23
(Rupiah/Tahun) Tingkat Investasi
Growth
2009
(Rupiah/Tahun) Tingkat Permintaan
51, II
134
! Kebijakan
05 864.651.642.23
(Rupiah/Tahun)
42 4.905.546.136.2
0
958 33.008.820.261.
57
049
83,50 Growth
Kebijakan
Gabungan
2009
2011
20tS Rate (%)
Tingkat Produksi (Rupiah/Tahun) Tingkat Permintaan (Rupiah/Tahun) Tingkat Investasi (Rupiah/Tahun)
I
5.546.460.819.8
54
19
(Rupiah/Tahun) Tingkat Investasi
17,20
243
80
864.651.642.23
(Rupiah/Tahun) Kebijakan
6.766.369.34] .6
4.9]8.625.159.0
23,10
92
50
19
(Rupiah/Tahun) Tingkat Permintaan
Rate (%)
2.030.772.151.3
3.212.653.112.0
19
60
4.918.625.159.0- ·6.888.893.485.3 05 864.651.642.23
04 4.931.895.691.0
0
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
59
7.460.127.859.7 61
24,22
13.469.365.327. 18,28 018 34.068.851.901. 259
84,47