SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
ALAT MESIN PERTANIAN BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN
Drs. Kadirman, MS.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB IX PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN EVALUASI USAHA JASA ALAT MESIN PERTANIAN
A. Kompetensi Inti (KI) 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
B. Kompetensi Dasar (KD) 20.22 Merencanakan kegiatan usaha jasa alat mesin pertanian 20.23 Mengelola usaha jasa alat mesin pertanian 20.24 Mengevaluasi kegiatan usaha jasa alat mesin pertanian
C. Uraian Materi Pembelajaran 1.
Studi Kelayakan Usaha Jasa Alat Mesin Pertanian
a.
Pengertian Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah kegiatan yang mempelajari secara
mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan. Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha. Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk : 1
1) Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya. 2) Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya. 3) Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
b. Tujuan Studi Kelayakan Usaha Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan”, yaitu: a.
Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang akan datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan. c.
Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
d. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
2
e.
Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.
2.
Perhitungan Kebutuhan Kegiatan Usaha
a.
Modal Kerja
Modal kerja terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut : 1) Persediaan bahan baku dan barang-barang jadi Perusahaan manufaktur memerlukan bahan baku untuk memproduksi barang, perusahaan jasa memerlukan bahan dan pedagang eceran serta grosir memerlukan persediaan barang jadi untuk dijual. 2) Promosi, gaji, sewa tempat Masalah promosi harus diperhatikan dan kebutuhan modal promosi harus dianggarkan, juga dengan gaji para karyawan, biaya operasional serta untuk sewa gedung. 3) Asuransi Polis asuransi harus dibayar ketika usaha dimulai, karena itu perlu modal awal untuk membayar semua asuransi tersebut, yang tidak kalah penting listrik, telepon,alat tulis kantor, transportasi dan perizinan, dsb.
b. Cara Perhitungan Modal Kerja Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan modal kerja, yaitu : 1) Kebutuhan uang tunai satu hari, dan 2) Jangka waktu keterikatan modal Contoh : Bapak Darmawan membuka koperasi yang menjual kebutuhan pokok/toserba disebuah kantor, dimana pekerjanya menerima gaji per minggu. Setiap hari ia belanja untuk keperluan uasaha sebesar Rp 5.000.000,-. Berapa modal kerja yang dibutuhkan dan berapa jangka waktu keterikatan dana ? 3
Jawab : 1) Modal kerja yang diperlukan Rp 5.000.000,2) Jangka waktu keterikatan dana selama 7 hari c.
Sumber Dana
Beberapa sumber dana untuk mendapat dana, yaitu :
Meminjam uang dari teman atau saudara
Kredit dari supplier
Meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan Untuk menanamkan kepercayaan, baik pada investor maupun bank untuk
memberikan kredit ada 5 (lima) masalah pokok yang harus dijaga, yaitu :
Character (watak), yaitu menyangkut watak atau tabiat pemilik atau pengelola usaha
Capacity (kemampuan), yaitu menyangkut kemampuan pemilik atau pengelola usaha, baik dalam bidang manajemen maupun keuangan
Capital (modal), yaitu keseluruhan kekayaan yang dimiliki kegiatan usaha
Colleteral (jaminan), yaitu asset yang dapat dijual oleh pemberi kredit, bila saat pengembalian yang dijanjikan tidak memenuhi kewajiban.
Condition (keadaa), yaitu situasi ekonomi dan politik pada waktu pemberian kredit.
3.
Penyusunan Rencana Kegiatan Merencanakan jenis usaha adalah merencanakan kegiatan yang dijalankan oleh
setiap perusahaan, baik besar maupun kecil untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegagalan merencanakan jenis usaha bisa disebabkan : a.
Kurangnya pengalaman di dalam bidang usaha
b. Tidak ada perencanaan yang tepat c.
Kurangnya dana untuk modal kerja usaha
d. Tidak cocoknya minat atau interes terhadap bidang usaha Seorang pengelola usaha baru dalam merencanakan usaha harus mencakup : a.
Penelitian di dalam menetapkan jenis usaha 4
b. Pencarian informasi tentang jenis usaha yang cocok c.
Pembuatan pedoman tentang pelaksanaan kegiatan usaha
d. Pembuatan program kegiatan usaha e.
Pembuatan anggaran untuk melaksanakan kegiatan jenis usaha yang diinginkan
4.
Pembukuan Usaha Jasa Alat Mesin Pertanian Penggunaan Sarana
Penyelenggara pembukuan (manajemen pembukuan) yang baik, meliputi : a.
Jumlah laba yang diperoleh di dalam periode tertentu
b. Posisi harta, utang dan modal perusahaan setiap saat c.
Kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, misalnya penjualan, pembelian, utang piutang dan persediaan
d. Informasi kepada pihak luar, misalnya pihak pemerintah, laporan untuk pajak, laporan penghasilan karyawan Kegiatan-kegiatan Pembukuan a.
Sistem pembukuan yang layak
b. Klasifikasi rekening, misalnya neraca dan rugi/laba c.
Buku besar dan buku pembantu
d. Jurnal/buku harian e.
Dokumen-dokumen
f.
Sistem penjualan dan penerimaan uang 1) Penjualan, pengiriman dan pembukuan faktur 2) Perincian penjualan 3) Piutang 4) Penerimaan kas, dan 5) Pengeluaran kas
g.
Sistem pembelian dan pengeluaran uang 1) Pembelian dan laporan penerimaan 2) Pembelian dan ongkos-ongkos 3) Pembayaran per kas 4) Sistem pencatatan waktu dan penggajian a) Penempatan pegawai 5
b) Pencatatan waktu c)
Penggajian ,dan
d) Perincian upah karyawan h. Sistem produksi dan biaya 1) Order produksi 2) Pengawasan persediaan 3) Akuntansi biaya
5.
Pemasaran Hasil Produksi
a.
Analisis Aspek Potensi Pasar
Analisis pasar diarahkan pada 1) Kondisi pemasaran a) Perkembangan jumlah penawaran dan permintaan produk yang akan dihasilkan b) Perkembangan harga produk selama ini c) Siapa saja produsen utama produk tersebut d) Jalur pemasaran produk tersebut e) Mengestimasi pemasaran di masa yang akan datang (1) Proyeksi jumlah permintaan dan penawaran produk yang akan dihasilkan (2) Proyeksi jumlah produk yang akan dipasarkan (3) Kebijakan pemesanan produk yang akan dihasilkan b. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pengelola usaha di dalam perencanaan pemasaran barang dan jasa, adalah : 1) Melakukan analisis situasi 2) Menetapkan sasaran 3) Mengembangkan strategi dan program pemasaran 4) Menyediakan alat koordinasi 5) Pengendalian c.
Perencanaan pemasaran barang dan jasa yang baik, adalah : 1) Menetapkan pembeli sasaran 6
2) Perkiraan jumlah pembelian 3) Kombinasi kebijakan pemasaran barang dan jasa a) Kebijakan produk (product mix) b)
Kebijakan distribusi (place mix)
c)
Kebijakan harga (price mix)
d) Kebijakan promosi (promotion mix)
6.
Laporan Kegiatan
a.
Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah daftar yang disusun pada akhir periode pembukuan
yang dapat menggambarkan hasil kegiatan selama suatu periode pembukuan serta posisi keuangan pada akhir periode akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari :
Neraca (Balance Sheet) adalah daftar yang disusun secara sistematis untuk menyataan posisi keuangan
pada saat tertentu dengan menginformasikan posisi harta (aktiva), utang dan modal. Syarat-syarat suatu Neraca : o
Mencantumkan nama, bidang usaha dan tanggal neraca dibuat
o
Menyusun neraca secara sistematis menurut klasifikasinya : Aktiva, Utang dan Modal
o
Aktiva tetap dicantumkan berdasarkan nilai buku dan akumulasi
o
Hanya piutang tertagih saja yang dicantumkan dalam neraca
o
Disusun berdasarkan keseimbangan harta = utang + modal
Laporan Perubahan Modal Adalah berupa perubahan modal akibat aktivitas kegiatan usaha, penambahan
investasi atau pengambilan dana. Ada tiga factor yang menyebabkan perubahan modal, adalah : o
Hasil kegiatan usaha, bila kegiatan usaha mengalami keuntungan secara otomatis modal bertambah, demikian pula sebaliknya
o
Penambahan investasi, penambahan investasi otomasi akan menambah modal 7
o
Pengambilan dana oleh pemilik atau pemegang saham, serara otomatis akan mengurangi modal usaha.
7.
Laba Rugi Hasil Usaha Jasa Perhitungan rugi/laba adalah perhitungan yang secara sistematis menghitung
hasil kegiatan usaha pada saat tertentu. Isi perhitungan rugi/laba dapat menggambarkan berapa pendapatan, pengeluaran (beban) dan rugi atau laba. Perhitungan rugi/laba secara garis besar diperoleh dari seluruh pendapatan usaha dikurangi dengan beban-beban yang dikeluarkan. Ada 3 (tiga) hal yang tercantum dalam perhitungan rugi/laba : o Pendapatan (Income) Yaitu jumlah aktiva yang timbul dari hasil penjualan produk atau aktivitas lain dalam kegiatan usaha. o Pengeluaran (Beban/Expence) Yaitu pengorbanan langsung dan tidak langsung yang secara ekonomis telah dimanfaatkan dalam kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan. o Rugi/Laba Contoh : Bentuk Single Step
CV. TRAKTOR TANI PERHITUNGAN RUGI/LABA Per 31 Desember 2015 (Dalam ribuan rupiah) Pendapatan usaha Pendapatan di luar usaha Jumlah Pendapatan Beban usaha
105.000 25.000 130.000 50.000
Pajak penghasilan
6.000
Jumlah beban
56.000
LABA BERSIH
74.000
8