1
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN ANGGOTA KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN KARTASURA SUKOHARJO 1)
Kartika Sari Wahono1), S.Dwi Sulisetyawati2), Wahyu Rima Agustin3) Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2),3) Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman anggota keluarga dalam memberikan dukungan terhadap keluarga yang menderita Diabetes Mellitus di Desa Pucangan Kartasura sukoharjo. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode wawancara indepth interview dengan alat perekam smartphone (voice notes recorder). Analisa data pada penelitian ini menggunakan tehnik Collaizi. Dengan partisipan 4 orang lansia dengan DM.Temuan hasil penelitian didapatkan enam tema yaitu 1) Pengetahuan keluarga mengenai DM, 2) Upaya keluarga dalam menjaga kesehatan penderita, 3) Manajemen terapi DM, 4) Respon psikologis penderita, 5) Memilih informasi yang tepat, 6) koping penderita, kesimpulan dari penelitian adalah bahwa keluarga belum maksimal dalam memberikan dukungan ke anggota keluarganya yang sakit, hal ini dikarenakan pengetahuan keluarga dalam memahami penderita masih dirasa kurang maksimal, dukungan keluarga untuk penderita menjadi faktor penting dalam membantu memberikan perawatan. Peran keluarga sangat penting dalam memberi dukungan keluarga, diharapkan bagi keluarga agar memberi dukungan ke keluarganya yang sakit dengan penuh kesabaran dan memberi perhatian yang khusus.
Kata Kunci
: Pengalaman, Dukungan Keluarga, Diabetes Mellitus
2
Phenomenological Study on Family Members’ Experience in Extending Support to Diabetes Mellitus Patients at the Elderly Integrated Health Post of Pucangan Vilage Kartasura Sukoharjo. Kartika Sari Wahono1), S.Dwi Sulisetyawati2), Wahyu Rima Agustin2) ABSTRACK Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease caused by inherited and/ or acquired deficiency in production of insulin by the pancreas, or by the ineffectiveness of the insulin produced. The objective of the research is to explore the family members’ experience in extending the supports to their family members with diabetes mellitus in Pucangan Village, Kartasura Sub district, Sukoharjo Regency. The research used the qualitative method with the phenomenological approach. The samples of research were 4 elderlies with DM. The data of research were collected through in-depth interview aided with smart phone (phone voice notes recorder) as the instrument. The result of research shows that there were six themes, namely: (1) Family members’ knowledge of DM; (2) Family members’’ efforts in maintaining the patients’ health; (3) Management of DM therapy; (4) Patients’ psychological response; (5) Proper choice of information; and (6) Patient coping. The result of the research shows that the family members had not been maximal in extending their supports to the patients due to their lack of understanding on the disease. Thus, family members’ role is very important in giving support to the patient. The families are expected to extend their supports to their ill family members with full attention and great patience. Keywords: Experience, Family Members’ Supports, Diabetes Mellitus
3
ini terdapat 96 penderita DM, dimana
I. PENDAHULUAN International Diabetes Foundation
peningkatan
terjadi pada bulan Mei
(IDF) pada tahun 2009 memprediksi
2014, pada bulan tersebut terdapat
kenaikan jumlah penyandang DM dari
peningkatan kunjungan yaitu dari total
7 juta pada tahun 2009 menjadi 12
penderita 67 orang bertambah menjadi
juta pada tahun 2030. Dari laporan
96 orang, penjabarannya pada bulan Mei
tersebut menunjukkan
peningkatan
bertambah 12 orang, Juni bertambah
jumlah penyandang DM sebanyak 2-3
7orang, Juli bertambah 4 orang, Agustus
kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI,
bertambah 6 orang dan total penderita
2011). Di Indonesia laporan dari Badan
kini
Penelitian
Agustus 2014. Dengan angka
dan
Kesehatan
Kementrian
(RISKESDAS)
2013
terjadi
pada
Mellitus yang
Kesehatan
tahun
menyebutkan prevalensi
Pengembangan
diperoleh
96
penderita
sampai 20
penderita pra Diabetes Mellitus dan 70 Penderita yang sudah terdiagnosis.
peningkatan
penderita
menjadi
Studi pendahuluan dari 8 orang
Diabetes
yang bersedia diwawancarai adalah
berdasarkan
keluarga yang terlibat langsung dalam
wawancara yaitu 1,1% pada tahun 2007
pemenuhan
menjadi
2013
keluarganya yaitu merawat penderita
sedangkan prevalensi Diabetes Mellitus
DM pada tahap kronis dan jenuh
berdasarkan diagnosis
kontrol pada bulan Oktober 2014
1,5%
pada
tahun
dokter
atau
kebutuhan
anggota
gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1%
yang
dengan prevalensi terdiagnosis dokter
terkadang hidup
tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah
keluarga
(3,7%) dan paling rendah pada daerah
Diabetes lama, butuh waktu
Jawa Barat (0,5%). Disebutkan Wilayah
menelateni
Jawa Tengah terdapat (1,9%) penderita
kesabaran yang ekstra untuk merawat.
DM ( Riskesdas, 2013).
Saat dilakukan pendekatan, keluarga
Berdasarkan data dari buku rekap
lalu,
mengatakan
dengan anggota
yang
sudah
dan
harus
merawat
penderita
hingga bulan September 2014 pasien
kesabaran
yang
Posyandu
Lansia
mengingatkan
Kartasura
Sukoharjo
bulannya
mengalami
Pucangan
tercatat
terdiagnosa untuk
mempunyai
penderita mengatakan bahwa untuk
bulanan pasien dari awal tahun 2013
Desa
bahwa
membutuhkan tinggi
dan
untuk
memberikan
setiap
pengertian dalam hal berkaitan dengan
peningkatan,
sakitnya, keluarga juga mengatakan
Posyandu yang berdiri awal tahun 2013
orang
terdekat
penderita
sangat
4
diperlukan
ketika
penderita
sudah
1. Anggota Keluarga yang bertindak
putus asa menghadapi penyakitnya.
langsung
Berdasarkan uraian tersebut peneliti
memberi dukungan ke penderita
bermaksud
diabetes mellitus.
untuk
mengeksplorasi
bagaimana“Pengalaman
dalam
merawat
dan
Anggota
2. Anggota Keluarga yang memiliki
Memberikan
keluarga penderita diabetes melitus
Dukungan Pada Penderita Diabetes
dan rutin mengontrol di Posyandu
Mellitus Di Desa Pucangan Kartasura
Lansia Desa Pucangan Kartasura
Sukoharjo”
Sukoharjo.
Keluarga
Dalam
3. Merupakan anggota keluarga inti
2. METODOLOGI Penelitian
ini
merupakan
yang telah lama tinggal bersama
penelitian kualitatif, Pendekatan yang
dengan penderita minimal 3 tahun
digunakan dalam penelitian ini adalah
dan
fenomenologi. Dalam penelitian ini
merawat semenjak awal penderita
peneliti
terdiagnosis.
ingin
bagaimana
mengeksplorasi
pengalaman
keluarga
penderita Diabetes Mellitus secara mendalam.
mempunyai
pengalaman
4. Berusia 40-60 tahun 5. Anggota keluarga yang kooperatif dan bersedia menjadi partisipan.
Desain yang digunakan dalam
Sampel penelitian kualitatif pada
penelitian ini adalah desain study
umumnya tidak ditentukan pada tahap
fenomenologi
usulan
dengan
pendekatan
penelitian.
Dalam
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di
mengumpulkan data rentang partisipan
rumah
yang
1-4 orang partisipan apabila dengan
termasuk anggota rutin datang di
melihat apakah data sudah tersaturasi
Posyandu
Pucangan
atau kejenuhan data apabila sampel
Kartasura. Sampling yang digunakan
kurang dari 4 sudah mencapai titik
pada penelitian ini adalah purposive
saturasi maka peneliti menghentikan
sampling. Purposive sampling adalah
pencarian sampel.
keluarga
Lansia
penderita
Desa
teknik pengambilan sampel sumber
Dalam penelitian kualitatif, yang
data dengan pertimbangan tertentu.
menjadi
Sampel ini menetapkan terlebih dahulu
penelitian adalah peneliti itu sendiri
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
sehingga peneliti harus “divalidasi”.
sebelumnya. Kriteria partisipan yang telah ditentukan yaitu:
instrumen
Instrumen penelitian
ini
inti
atau
pendukung menggunakan
alat
dalam alat
5
Keluarga Mengenai Penyakit DM
“...kalau cek gula darahnya tinggi, darah hasilnya lebih dari 200mg/dl mbak”(P.3) “....cek gulo niko hasile tinggi mbak lebih dari 200 mg/dl”(cek gula darahnya tinggi (P.4) Partisipan 1,2,3 dan 4 mengatakan tanda gejala dari DM badan gemuk menjadi kurus adalah sebagai berikut “....Awal-awalnya dulu bapak badannya gemuk padet gagah sekarang jadi kurus...” (P.1) “....Badannya ga gemuk-gemuk, malah terakhir beratnya 60 kg padahal sebelumnya 95kg mbak....” (P.2) “....Saya liat badannya ibuk berangsur-angsur cenderung kuruspadahal ga diet atau pantang makan...”(P.3) “...Semakin lama badannya bapak habis padahal makanannya ga ada yang dipantang...” (P.4). Partisipan 1,2,3 dan 4 mengatakan
dan
bahwa tanda gejala DM adalah luka
perekam yang menghasilkan berupa rekaman,
dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan alat perekam dalam bentuk handphone dan transkrip atau pedoman
wawancara
dibuat,
catatan
yang
sudah
lapangan
(nama
partisipan, alamat dan usia)
dengan
dokumentasi alat tulis dan catatan pengambilan data berupa memo. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan
teknik
analisa
data
Colaizzi (Polit & Back, 2006). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengetahuan Keluarga Hasil wawancara pengetahuan
triangulasi
keluarga
dengan
pasien
dengan
selanjutnya
dilakukan analisis data yang dapat dilihat
sebagai
diketahui sampai
berikut.
bahwa 4
Dapat
partisipan
mengenai
1
dukungan
keluarga dalam memberi dukungan terhadap penderita DM dari empat partisipan
mampu
menyebutkan
definisi gula lebih dari 200 mg/dl adalah sebagai berikut “ya niku mbak gendes gulanya tinggi...geh 200mg/dl niku mbak dhuwur... (kadar gulanya tinggi..ya 200 mg/dl an itu mbak tinggi)” (P.1) “ ....kadar gulanya tinggi mbak, kalo patokannya di posyandu lebih dari 200 mg/dl an mbak” (P.2)
lama sembuhnya sebagai berikut : “....ada lecet di lutut ma dekat jempol kukunya lepas mbak...lha pas itu kok ketahuan lukanya ga sembuh2...” (P.1) “...Babak mantune dangu sanget (luka lama sekali sembuhnya...” (P.2) “...Pernah kena paku di kaki lukanya lama sembuh mbak....”(P3) “...Lha pas keberet niko mboten cepet mari malah dangu nanahen niko...” (waktu keberet dulu tidak cepat sembuh, sembuhnya malah lama jadi nanahan) (P.4). Partisipan tanda adalah
1,2,3,4
gejala sering
mengatakan
Diabetes kencing
Mellitus dengan
pernyataan seagai berikut: “.... sering gampang niku (itu) mbak pipis....”(P.1)
6
“...kok sering kencing setiap malam...” (P.2) “...pipisnya sering banget pas malam...” (P.3) “...wira wiri ten(ke) kamar mandi pipis terus mbak...” (P.4). Partisipan 1,2,3, mengatakan mudah haus sebagai tanda gejala dari DM
“...gampang haus...”(P.1) “...mudah ngelak’an (haus) mbak...” (P.2) “...minum bolak-balik mudah haus...” (P.4) dan riwayat diabetes seperti wawancara dua partisipan yaitu : 1) ibu dari penderita adalah: “...ibuknya bapak itu mbak...”(P.1) “...sepertinya dari ibuknya bapak mbak...” (P.2). dari
keempat
partisipan
mengatakan 2) Ayah dan ibu penderita, yaitu : “...ayah dan ibu orang tua sibu dulu kayaknya ada mbak..”(P.3) “...bapakipun bapak kaleh sibu niko lak sami gendis..(bapak sama ibu sama-sama gula)”(P.4). Satu
(Elmon, Monica, kreviuck, 2010). Gejala klasik penyakit Diabetes Mellitus dikenal dengan istilah trio P, yaitu meliputi polyuria (peningkatan berkemih),
polypagia
berlebihan),
adalah:
Dua
dalam metabolisme gula dalam tubuh
dari
keempat
partisipan
(rasa lapar
polydipsia (rasa haus),
rasa letih yang tidak jelas sebabnya b. Empat Pilar Hasil wawancara dari keempat partisipan didapatkan sub tema upaya keluarga dalam mengatur pola diet yaitu: 1) Menggunakan gula khusus diabet seperti yang diungkapkan partisipan 1,2,3 dan 4 sebagai berikut “...menggunakan gula khusus diabet...” (P.1) “...tidak memakai gula biasa, memakai gula khusus diabet...” (P.2) “...memakai gula jagung mbak...” (gula khusus diabet) (P.3) “...memakai gula jagung...”(gula khusus diabet)(P.4), 2) Menerapkan 3J (jumlah, jam, jenis makanan yang diberikan) dari keempat
mengatakan 3) Nenek adalah :
partisipan menyatakan
“...niku ten keluargane bapak saking buyut ke uti...(di keluarganya bapak ada dari nenek ke ibunya bapak mbak)”(P.4).
“...3J kalau diterapin ke bapak masih sulit mbak...” (P.1) “...kalau diet sendirit untuk 3J susah diterapin mbak....” (P.2) “...kalau diet 3J susah diterapin mbak...” (P.3) “...Ya masih sulit diterapin mbak...” (P.4),
Diabetes mellitus adalah penyakit yang
paling
menonjol
yang
disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah, klasifikasi gula darah 200 mg/dl
dikategorikan
sangat
tinggi
3) Mengurangi konsumsi gula dan lemak
seperti
pernyataan
yang
diungkapkan tiga dari empat partisipan seagai berikut:
7
“...cuma ngurangin gula sama lemaklemakan gitu...” (P.2) “...ngurangin manis2 sama lemak...” (P.3) “...konsumsi gula sama lemak dibatasi...”(P.4) Dari Sub tema tersebut didapatkan
“ya diberi pengertian mbak, disemangati supaya bisa menjaga kesehatannya...” (P.4). 2)
Memotivasi.
Seperti
yang
diutarakan empat partisipan sebagai berikut:
kadar glukosa darah yang terkendali
“...di motivasi...”(P.1) “...di motivasi mbak...” (P.2) “...”ya memberi semangat mbak, di kasih tau supaya kesehatan ibu terjaga...” (P.3) “..ya diberi semangat supaya bisa menjaga kesehatan...”(P.4) Dari empat sub tema yang didapat makan didapat tema
tidak hanya tergantung pada hilangnya
Salah satu fungsi keluarga atau
tema manajemen terapi DM Terkendalinya kadar gula darah yang baik dan optimal diperlukan untuk
dapat
mencegah
terjadinya
komplikasi kronik, untuk menyatakan
gejala
diabetes
pemeriksaan
saja,
kadar
tetapi
glukosa
juga
peran keluarga diantaranya adalah
darah.
fungsi perawatan kesehatan dan salah
Kadar gula darah puasa merupakan
satu
prediktor dari kualitas hidup pada
dilakukan oleh keluarga diantaranya
domain kondisi lingkungan. Semakin
adalah memberikan perawatan kepada
tinggi kadar gula darah puasa maka
anggota
skor domain kesehatan lingkungan
keluarga yang merupakan orang dekat
akan
dan berinteraksi dengan
individu
senantiasa
individu
semakin
menurun
secara
bermakna (Prasetyani, 2011). c. Dukungan Nyata Keluarga
tugas
kesehatan
yang
keluarganya,
berusaha
harus
sehingga
agar
tersebut yang merupakan bagian dari
Hasil wawancara empat partisipan
keluarga
terjaga
kesehatannya
didapatkan empat sub tema bahwa
diantaranya melalui perhatian yang
upaya
merupakan wujud dukungan keluarga
keluarga
kesehatan
penderita,
mengontrolkan bila
enggan
berobat yaitu 1) Memberi Pengetian seperti
yang
diutarakan
keempat
(Friedman, Bowden&Jones, 2010). d. Dukungan Pengharapan Hasil wawancara empat partisipan
partisipan yaitu:
didapatkan
“... ya diberi pengertian kalau hidup sehat bisa panjang umurnya...” (P.1) “ya dari keluarga memberi pengertian,...“(P.2) “...Pasti ibu merasa diperhatikn...”(P.3)
penyulit dalam memberi dukungan
sub
tema
dari
faktor
yaitu: 1) Cepat putus asa seperti yang diutarakan empat partisipan sebagai berikut :
8
“...minum obat, gulanya ga turun2, trus bapak cepet marah mbak kalo pas kondisi tertentu, mgkn putus asa ntah pripun(gimana) ya mbak...” (P.1) “...minum obat bosenn, kalau kondisi kecapean atau gulanya ga turun maunya diem ajah mbak nyerah berobat...”(P.2) “...selalu mengatakan aku sehat, jadi kadang sok g diminum obatnya mbak, trus sok bilang mik obat sama suntik yo ra mudun mudun gulane nyerah sama obatnya...”(P.3) “kadang tidak merasakan keluhannya ...sudah disiapkan obatnya ga diminum, katanya juga ga akan turun gulanya...”(P.4) , 2) Keras kepala. Seperti yang diutarakan partisipan sebagai berikut : “...ngeyele niku mbak sek angel...” (P.1) “Ya itu mbak ngeye...l” (P.2) “...jadi malah kayak debat mbak ngeyele dlu istilahnya...”(P.3) “...mangkeh yen diparingi pangertian ngueeyellle niku lho, jadi kadang serba bingung” (P.4) . Motivasi dalam memberikan dukungan ke penderita didapat sub tema 1) Motivasi spiritual seperti yang diungkapkan
keempat
partisipan
“...lebih mendekatkan diri ke gusti Alloh, minta diberi kesehatan...” (P.1) “....ya sama agamanya yang utama mbak mbak , yang memberi kesehatan Alloh kan mbak...” (P.2) “yang utama spiritualnya dikuatkan...”(P.4). 2) Memahami kemauan penderita yang
Dari sub tema tersebut didapat tema respon psikologi penderita. Perhatian ke penderita mempunyai semangat dalam berobat, memiliki harapan bahwa kehadirannya sangat diperlukan
keluarganya,
partisipan
mengarahkan keluarganya untuk lebih memberi
motivasi
spiritual
ke
keluarganya yang sakit dengan harapan bahwa sakitnya adalah ujian yang harus dilewati dengan ikhlas, dikarenakan oleh keluarga mempunyai semangat dan yakin terhadap Tuhan mereka, sehingga penderita mampu mengontrol ketidak stabilan psikisnya,
status
mental dan persepsi terhadap yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik untuknya ( Yudi Garnadi, 2012)
sebagai berikut
seperti
“...motivasi itu disesuaikan sama yang jadi kemauanya bapak gimana mbak...”(P2) “...ya kita mengetahui kemauannya ibu dulu apa mbak...”(P.3) “...didengerin apa yang dimauin, biar bisa nentuin kedepan gimana...”(P.4)
diutarakan
keempat
partisipan “ ya ditanya apa yang jadi kemauannya, didengar gimana ya gitu mbak...” (P.1)
e. Dukungan Informasi Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema dari bentuk informasi dan dari mana keluarga mendapatkan yaitu 1) Penyuluhan dari pelayanan kesehatan, seperti yang diutarakan empat partisipan “Ya biasanya kalo dari puskesmas ada kegiatan untuk lansia banyak penyuluhannnya sama cek darah gratis mbak, kadang dari kegiatan
9
posyandu ada mbak diit gula pakai demostrasi sama aplikasi...” (P.1) “Dari Posyandu lansia sering diberikan penyuluhan dari puskesmas mbak, biasanya ada programprogram khusus bagi penderita seper ti hipertensi, asam urat, kalau diabetes sendiri di puskesmas ada senam kaki diabetes mbak...” (P.2) “informasinya itu disampaikan langsung dari petugas kesehatan baik saat di puskesmas ataupun di posyandu lansia mbak...”(P.3) “info geh biasanya di lansia ada penyuluhan mengenai cara mengontrol gula darah, kalau tidak di puskesmas itu ada juga mbak senam gt, atau penyuluhan tentang diit gula...” (P.4).
apabila penderita atau keluarga yang sakit merasa tidak akan sembuh dari sakitnya,
karena
diutarakan keempat partisipan sebagai berikut : “...biasanya sama buka internet mbak infonya kan up to date” (P.1) “...browsing internet katah up to date infonya”(P.2) “...info yang banyak di internet itu banyak mbak ulasan tanya jawab dokter” (P.3) “...browsing internet anak2 nanti yang menyampaikan mbak” (P.4) Dari subtema tersebut didapat tema memilih informasi yang tepat. Keluarga sebuah
berfungsi
sugesti yang khusus pada individu (Harmoko, 2012). f. Dukungan Emosional Hasil wawancara empat partisipan didapatkan sub tema yang dilakukan keluarga agar penderita tidak stress yaitu: 1. Diarahkan ke religi atau keagamaan.
Seperti
diseminator (penyebar)
dan informasi
tentang dunia, menjelaskan tentang pemberian saran,
sugesti,
informasi
yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. didpat
melalui
Informasi jaringan
itu
bisa
internet.
Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan
munculnya suatu
yang
keempat partisipan
sebagai berikut : “...lebih di arahkan ke agama saja mbak...” (P.1) “...diarahkan lebih berpasrah diri sama Tuhan supaya, diringankan dosanya, diangkat penyakitnya” (P.2) “...lebih di arahkan khusyu sama ibadahnya mbak supaya lebih positif pemikirannya mbak”(P.3) “...diarahkan lebih mendekatkan diri pada Alloh mbak supaya lebih kearah positif”(P.4) Dari subtema tersebut didapat tema koping penderita DM
sebagai
kolektor
yang
diberikan dapat menyumbangkan aksi
diungkapakan 2) Browsing internet. Seperti yang
informasi
stressor
Dukungan memberikan
emosional parasaan
bahwa
dapat kita
dicintai oleh orang lain sehingga tidak ada merasa rendah diri maupun stress, sehingga
dukungan
tersebut
dapat
mengembangkan hubungan personal yang relatif (Adib, 2011). Peranan keluarga amat penting, pihak keluarga yang penuh pengertian
10
dan kooperatif dengan pihak perawatan
masih menghidangkan makanan
dan memberikan dorongan moril penuh
yang seharusnya perlu dibatasi.
kepada
penderita,
akan
membantu dalam penderita
dengan
banyak
3. Dukungan nyata didapat tema
penatalaksanaan
upaya keluarga dalam menjaga
mekanisme
kesehatan penderita hal tersebut
diharap
telah diberikan keluarga dalam
keluarga bisa menjadi menjadi pusat
bentuk bantuan finansial dan
pengendali
material (instrumental support
dukungan
tipe
emosionalnya
memberikan
dimana
dengan
dukungan
emosional
material support)
dapat memberikan parasaan bahwa
4. Dukungan pengharapan didapat
kita dicintai, menguatkan satu sama
tema respon psikologi penderita
lain oleh orang lain sehingga tidak ada
hal ini dikarenakan orientasi
merasa sehingga
iri
maupun
stress
subjek memperlihatkan bahwa
dukungan
tersebut
dapat
keluarga
rendah
berupaya
memberi
mengembangkan hubungan personal
kasih sayang supaya penderita
yang
tidak merasakan sendiri dan
relatif
(Friedman,
psikologis
Bowden&Jones).
penderita
tidak
mengalami gangguan. 4.KESIMPULAN DAN SARAN
5. Dukungan tema
a. Kesimpulan 1. Persepsi
keluarga
mengenai
informasi didapat
memilih
ketepatan
informasi dalam hal ini keluarga
Diabetes Mellitus didapatkan
berusaha
tema
yang tepat untuk disampaikan ke
pengetahuan
mengenai
Definisi,
keluarga Tanda
Gejala dan Riwayat penyakit 2. Komponen empat pilar didapat tema
manajemen terapi DM
mencari
informasi
anggota keluarganya yang sakit. 6. Dukungan emosional didapat tema koping penderita DM. Keluarga berusaha memberikan
pada lansia penderita DM di
penguatan
desa Pucangan Kartasura masih
spritual
terkendala pada menerapkan 3J
mengembangkan
hal ini disebabkan keluarga
personal dan pemikiran positif
beranggapan bahwa orang sakit
penderita.
masih
memerlukan
makanan
yang enak sehingga keluarga
berupa sehingga
motivasi dapat hubungan
11
b. Saran 1. Peran
keluarga
sangat
penting
dalam memberi dukungan keluarga, diharapkan
bagi
keluarga
agar
memberi dukungan ke keluarganya yang sakit dengan penuh kesabaran dan memberi perhatian yang khusus dengan adanya dukungan sangat membantu,
untuk
meningkatkan
keyakinan
akan
kemampuan
penderita untuk bisa mandiri dalam merawat diri. 2. Institusi
Pendidikan
Keperawatan
Tinggi
hendaknya
bisa
mengembangkan ilmu komunitas keluarga
sehingga
dalam
hal
memberi dukungan sosial keluarga, sudah mengetahui hal yang akan dilakukan
langsung
ke
lahan
komunitas 3. Bagi
peneliti
selanjutnya,
agar
DAFTAR PUSTAKA Adib, M. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering Menyerang Kita. Jogjakarta: Buku Biru Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian. Malang: Ummi Press Corwin, E.J. (2009). Buku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Saku
Creswell, J.W (2010). Research Desaign Kuantitatif, Kualitatif and mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Effendy, F & Mahmudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika Friedman, M.M Bowden, V R. & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi 5. Jakarta: EGC Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman dengan Diabetes Melitus. Jakarta: Agromedia Pustaka
dapat melanjutkan penelitian ini mengenai
hubungan
perubahan
psikis terhadap adanya dukungan keluarga maupun faktor-faktor yang mempengaruhi
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
hidup
Moleong, J.L (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya
hendaknya
......Perkeni.(2011).Persatuan Endokrin Indonesia.
kualitas
penderita DM 4.
Bagi
kader
lansia
senantiasa
meningkatkan
pengetahuan mengenai dukungan keluarga, sehingga kader lansia mampu keluarga penderita.
memberikan untuk
motivasi
kesembuhan
Prasetyani, A.E. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha Medika Rita Sari.(2013).Hubungan Penyuluhan dan Psikologi Penderita DM di RS.Sanglah:Denpasar
12
Sarwono, J. (2014). Metodologi Pradana Suwondo, Iman Yusra, A. (2011). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis: Universitas Indonesia