ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Departemen Pendldlkan Dan Kebudayau Direktorat ienderaJ Pendidikan Tinggi Universitas Airlangga
PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus Kenakalan Remaja Oi Surabaya)
Ketua Penelitl : Drs. Soetojo Darsosentono, MS
,/"'\
t~ ~~\\
\l''''' r- > >!"' , .» ~ i>' j ,.J P- ~),../ .-----~ > _
<;f
r< -?, ('ii, ....>
--->/~
.
••
. . MILl&: ,EltPUSTAKAAII "VNl"'BllSrIAS Al&LANOOA »> • •
OD
(t
7 19.948 [<:1
'I
SUllABAYA
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Dibiayai Oleh : SPP/DPP Unair 1992/1993 SK. Rektor Nomor : J0769/PT.03.H/N/1992 Nomor Urut : 37
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
'
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
i
~. ~-
s>,
,r,
lid ,C k' . / CT't-", ;\Jc1
~I ~.
,"
-',.:\
PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus Kenakalan Remaja Oi Surabaya)
\
lk ) (.- _.l o l.., ~
f',
Tim Peneliti :
" Drs. Soetojo Darsosentono, MS
Drs. Henri Subiakto, SH
Ora. Sri Moerdijati, MS
Ora. Liestianingsih 0
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Jl. Darmawangsa Dalam 2 Telp. 42322
SURABAYA
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono • _"
'-----
.~
,
...... ..4.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DEPARTEMEN PfNDtOIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
II •
LEMBAGA PENELITIAN Jl Dar_gsa Dalam 2 Telp. (031) 42322 $d,..... 60286
IIENTITAS DAN PEtl:iESAHAN LAroRAN AKHIR
1. a. Judul Penelitian
~u. PENELITIAN
: Pengaruh Media !Jassa Terhadap Kenakalan Remaja (Studi Kasus Kenakalan Remaja di Surabsya)
:{ J
.b• ..Ma.calll- Pene 1it ian
HoillllllllleA(:.al
Iv} Terapan
.I 1
ReRge-llilA!80
2. Kepala Proyek Penelitian
a. Nama Lengkap dengan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Golongan/NIP. d. Jabatan Sekarang e. Fakultas I Jurusan f. Universitas g. Bidang Ilmu yang 01telit1
: : : : : : :
Drs. Soetojo Darsosentono. HS Laki-1aki penata Tk: ;1,- III/d .,. 131 836 626 Dektor Madya I.Sosial dan I.Politik / Sosiologi Universitas Airlmgga Ilmu Komunikasi
3. Jumlah Tim Peneliti
:
4
4. Lokasi Penelitian
:
Kotamadya Surabaya
Orang
5. Kerjasama dengan Instansi Lain
a. Nama Instansi b. A 1
:
a mat
:
6. Jangka Waktu Penelitian
:
6 Bulan
7. 8iaya yang Oipcrlukan
:
Rp
a. Dilaksanakan Tanggal
:
26 Agustus 1993
b. Has11 Penilaian
:[ 1 RaiL [aka]; [J Seliag,g
~l
2.000.000,00
8. Seminar Hasil Penelitian
[VJ l]
B a
i
Ku r ,
k n
Q
Mengetahui I ~bngesahkan a.n, Rektor . !(etua Le!1'.b= Penelitian.
,
~ Laporan Penelitian
Prof .D!'• dr. Socdijono
Pengaruh media massa 'NIP 1302G15040
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ii RIHGIASAM PEHELITIAM Judul Ketua Peneliti
Pengaruh Kedia Kassa Terhadap ~enakalan Re.aja (Studi Kasus Kenakalan 'Rellaja Di. Surabaya) Drs. Soetojo Darsosentono, KS
Fakultas
Ilmu Sosial Dan 11llu Politik
Biaya
DPP OPP Universitas Airlangga 1992/1993. SK Rektor No.10769/PT03.H/M/1992
Penelitian ini berawal dari ketertarikan' peneliti pada masalah perkembangan media massa khususnya televisi swasta, yang akhir-akhir ini dinilai banyak pihak sarat dengan tayangan fil. film Barat. Ada kesan, perkembangan media .assa telah Ilenimbulkan kekhawatiran akan dampaknya yang negatif pada kalangan rellaja. ," 'Remaja sebagai kalangan lIudausia, yang sedang nencar i' identitas diri, serta dalall proses transisi dari anak-anak Ilenuju dewasa, dinilai merupakan kalangan yang paling mudah terpengaruh oleh berbagai budaya asing yang hadir melalui media Dassa. Beranjak dari itu, dibangunlah asullsi bahwa kenakalan remaja berkait erat dengan Ilembanjirnya informasi dan buda,.a asing yang hadir melalui media nassa.. . , Penelitian ini mencqba Ilellbuktikan kebenaran asumsi yang dibangun tersebut. Apakah benar bahwa kenakalan rellaja Ilerupakan fenomena yang muneul karen a banyak dipengaruhi kehadiran media Massa? Pertanyaan ini akan dijawab melalui penelitian survey yang dilakukan di keeallatan Gubeng, kotalladya Surabaya. Dengan sallPel 100 responden, penelitian ini digarap berqasar Iletode kwantitatif, dengan dilengkapi beberapa anal isis kualitatif. Dari data hasil penelitian Ilellperlihatkan, bahwa secara ullum kenakalan remaja merupakan Ilasalah yang kOllpleks yang berkaitan dengan berbagai faktor sosial Ilaupun individual. Kenakalan rellaja Klerupakan masalah yang muneul tidak seilata-llata dikarenakan kehadiran media massa dengan tayangan-tayangannya. Point lain yang p e r l u d i ca t a t dari hasil penelitian 1::1 ade Lah , bahva tidak semua "'''salah kenakalan remaja berhubungan dengan terpaan seseorang terhadap media massa. Ada beberapa hal yang memang berhubungan namun ban yak pula masalah kenakalan remaja yang tidak bo.rhubungan d erigan t e r paan media. . . Televisi ~ang acapkali dikhawatirkan pengaruhnya, ternyata tldaklah terlalu berpengaruh pada banyak hal, baik seperti opini dan perilaku ten tang kebebasan bergaul (eiuman dan seks) k:biasaa~ b~rkelahi; penggunaan obat terlarang, hingga kebiasaa~ mInum ~Inuman keras. Pada kasus minum minuman keras justru memperllhatkan, mereka yang menghabiskan waktu menonteD televisi di rumah malahan eenderung tidak terlibat minum minuman keras.' Selain tele~i~i, ada p~la media massa yang memang mempunyai pengaruh pada eplnl dan perllaku penontonnya. Film Biru misalnya men~rut penelitian ini secara nyata mempengaruhi opini da~ perllaku remaja mengenai hubungan seks sebelum nikah Wa~hasil dalam memandang kenakalan remaja, k~arifan amat perlu dlkembangkan. Bagaimanapun nesarnya kekhawatiran pada media massa, toh la akan tetap hadir di masyarakat yang modern ini .
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
e
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iii UTA PEHGAIITAR
Dengan mengucap syukur. akhirnya laporan penelitian Pengaruh
Media
Hassa
Katamadya
Terhadap
Surabaya
Kenakalan Reaaja.
di
Kecamatan
dapat terselesaikan. Untuk
itu
Gubeng.
tidak
lupa
peneliti mengueapkan terimakasih pada semua pihak yang memberikan.
benLaannya, baik langsung lIaupun tidak }8J1ltS.IUlghinua seles.ainya
p en e I itian ini. Ueapan terima kasih ini terutama kami sampaikan pada Le.baga F'enelitian Universitas Airlangga yang memberi kesempatan dan dana rada peneliti untuk mengadakan observasi. sekaligus menyelesaikan penulisan laporannya. Sebagai kekurangan, ini
amat
sebuah
karya.
penelitian
ini
oleh karena itu apa yang tertuang
tak
lepas
dalsm
terbuka dari aasukan dan kritikan yang
dad
penelitian
dapat
berguna
untuk meningkatkan kualitas dan perbaikan lebih lanjut. Seandainya
data
dan hasil yang
diperoleh
dianggap
itupun OIemerlukan suatu tindak lanjut berupa penelitian yeng
lebih
mendalall
dengan
m~toda
atau
teori
baik.
lanjutan
yang
munekin
Harapan peneliti semoga laporan ini biss
berguna
bagi kita semua. khususnya lIereka yang berperhatian pad a
masalah
herbeda.
Akhirnya.
kc'munikasi massa.
Surabaya. 10 Agustus
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
1993
Soetojo darsosentono
•
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iv
DAFTAR lSI
HALAH AN JUDUL .........•...............•.............. ·.··.··
i
RI NGKASAN PENELITIAN ..........•...........•......•.•..••....
ii
KATA PENGANTAR ........•..•............•..•.....•...•........
iii
DAFTAR lSI ......................................•...........
iv
DAFTAR TABEL BAB I
.
v
PENDAHULUAN ..................................•..... Latar Belakang Hasalah ~ ......• Permasalahan ................................•...... Tujuan Penelitian . Tinjauan Pustaka .
1
1
4
.
5
9
DESKRIPSI PENELITIAN .............................•. 2.1. Kenakalan Rena.i a . 2.2. Deskripsi Daerah Penelitian .
12
12
18
TEHUAN DAN ANALISIS DATA .......•...................
21
21
He t od o Iog t
BAR I I
BAR I I I
RAIl IV
c
.)
3.1. Temuan Data ..............................•.... 3.1.1. Identitas Responden . 3.1.2. Terpaan Media Hassa .............•........ 3.1. 3. Op i n i Remaja _ . 3.1.4. Perilaku Remaja . 3.2. Analisis Data ...............................•.
3.2.1. Terpaan Televisi dan Opini Kenakalan .
3.2.2. Terpaan Televisi dan Kenskslan .......•....
3.2.3. Terpaan Jenis Film dan Kenakalan •.........
3.2.4. Terpaan Film Biru Pads Relllaja .
39 47 50
PENUTUP
.
55
"'"
56 59
Ke s i npu l an
'"
"
"
.•••.......•....••.... '"
Saran-saran
.
DAFTAR PUSTAKA..............................................
I.AllPIRAN (Kuesioner)........................................
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
22
22
27
30
34 34
60
61
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
v
DAFTAR TABEL Halaman
NO.TABEL I
Data Kenakalan Remaja Tahun 1990-1992 Oi Jati•....
12
II
Data Penyalahgunaan Narkotika 1992 Di Jati•.......
15
III
Data Perkelahian Pelajar Tahun 1989-1993 di Jatim.
16
IV
Data Junlah Penduduk Di Kecamatan Gubeng th 1992 ..
18
V
Junlah Hurid TK-SHTA 1990 di Kecamatan Gubeng .....
19
VJ
.Frekuensi Responden Menonton Televisi
.
23
VII
Jenis Siaran TV Yang Paling Sering Dilihat
.
24
VI II
Jenis Film Televisi Yang Dipilih Responden
.
25
IX
J en is Fi 1m Bioskop Yang Pal ing Disukai
.
26
Opini Responden Tentang Berciuman Dalam Pergaulan.
27
XI
Opini Responden Tentang Perkelahian ...........•...
29
XII
Lawan Responden Berciuman
.
31
XIII
Lawan Responden Berhubungan Seks ..........•..•....
32
XIV
Pihak Yang Terpaksa Dalam Hubungan Seks
33
X
xv
.
Hubungan Frekuensi Menonton Televisi Dengan
Opini
BE':"c1uluan
XVI
..
Hubungan Frek~ensi Henonton Televisi Dengan
Opini
Hub ungan Se k s . . • . . • . . . . . . . . . . . . • . . . . • . . . . . . . . • "
XVII XVIII XIX XX XXI
36
••
37
Hubungan Frekuensi Henonton Televisi Dengan Kebia saan Hinum HinDman Keras '" .
39
Hubungan Frekuensi Menonton Televisi Dengan Kebia saan Ciuman .
42
Hubungan Frekuensi Menonton Televisi Dengan Kebia saan Ber huburrg an Seks .
44
Hubungan Frekuensi Menonton Televisi Dengan Kebia saan Remaja Henggunakan Obat Terlarang .
45
Hubungan Pilihan Jenis Film Di Televisi Dengan Ee b i as aan Beekelahi .
47
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
"
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vi Dengan .
48
Hubungan Kenonton Fim Blue dengan Opini Berciuman.
5t
XXIV
Hubungan Kenonton Film Blue Oengan Hubungan Seks Sebelum Nikah
Tentang .
52
XXV
Hubungan Kenonton Film Blue Oengan Pernah Tidaknya Be r hubungan Seks ' .
53
XXII XXIII
Hubungan Pilihan Jenis Film Agresifitas Dalam Berkelahi
Laporan Penelitian
Oi Televisi
Pengaruh media massa
Opini
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
, (
1
BAB I "
PERDAHULUAN
i
<:
1.1. LATAR BELAXARG Remaja
sebagai
generasi penerus
merupakan
aset
bagi
pelaksanaan pembangunan. Pembinaan secara mental maupun terus menerus dilakukan. Pembinaan ... terjadinya
/
fisik
dilakukan untuk mengurangi
kenakaIanrellajll.. ''SeblQtai''S1lian'slItu'perilakc
menyimpang yang terjadi di Dasyarakat. Hasa remaja adalah masa kritis dalam sikIus perkembangan fisik
dan psikis manusia.masa ini
dampak negatif
akan lebih
mudah
terkena
dari lingkungannya. Remaja Iebih mudah
terbu
juk atau mengikuti sikap dan perilaku lingkungannya. sementara mereka
tidak atau belum mampu Denyeleksi Dana yang
baik
dan
mana yang buruk. Resiko ini akan lebih terasa pada rellaja yang tinggal perkotaa~.
Tersedianya
berbagai
kelonggaran-kelonggaran penyimpangan
fasilitas
dan
norma sellakin mellperbes.ar
keDudahan. terjadinya
perilaku. Orang tUB sudah semakin jarang
kang atau malarang anaknya kapanpun. Tinggal sedikit
di
menge
keluar rumah dengan siapa saja dan keluarga yang masih menganut sistem
pendidikan pola lama. Adanya kebabasan seperti ini yang diperoleh rellaja. lIaka tak jarang timbul perilaku menyillpang. yakni kenakalan remaja. Apalagi jika mereka tidak dapat mellilih teman ataupun lingkun gan bermain yang mendukung. Ga]ongan
Laporan Penelitian
masyarakat
yang
melakukan
Pengaruh media massa
tiridakan-tindakan
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menyelewens
dari
noraa-noraa sosial
dan
2 aasvarekat,
susila
d i sebu t sebagai aasyarakat yanlt delikuen. Perilaku
delikuen atau perilaku menyiapang
pade
reaaja
dirumuskan oleh Haud A. Herril sebasai berikut : A Child is Classified as adelinquent when his anti social tendenoies appear to be so grave that he bee ames or ought to beCODe the subject of offioial action (Gerungan. 1987: 199)
Kenakalan remaja yang terjadi, tidak saja disebabkan oleh faktor lebih
Iingkungannya
baik internal
aaupun
eksternal
dari itu, seperti yang telah diuraikan di
atas.
saja, bahw~
karena fasilitas hiburan begitu banyak, khususnYft.aedia aassa. sedikit banyak diserap oleh reaaja baik secara langsung aaupun tidak.
"engSIo~alnya
inforaa5i aelalui berbalai
aedia
.
massa
yang memasuki setiap ruaah
diduga .erupakan salah satu faktor
pemacu
kenakalan
meningkatnya
rellaja
khusunya
diperkotaan.lnformasi khususnya dari negara barat, yang diten garai
bertentangan dengan nilai-ni1ai budaya kita. Media
oleh
setiap
men g had irkan terutama
televisi
tidak dapat diidgkari
hampir
rumah tangga, secara tidak
Iangsung
berbagai
kepadn
perilaku
"baru"
remaja. Karenanya bisa jadi
ada
dimiliki Dedia
ini
penontonnya
peniruan
periIaku
remaja seperti apa yang mereka tonton. Berdasarkan hasil penelitian IRIP Bandung, bah"a ternya ta remaja yang berperilaku delikuen disebabkan karen a faktor; orang
keluarga
yang tidak utuh
(51%).
kurang
tua-anak (39%). kurangnya disiplin orang
Laporan Penelitian
c
Pengaruh media massa
tua
faktor
komunikasi mengasuh
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
anak
(48%), sebeb orang tua aelalaikan aturan
tidak
BeBinta
ijin keluar aalaa hari (22X) dan karena tidak aendapat hiburan di rumah (49%).( Gerungan, 1987:200) Sedangkan dari
hasil
berkelahi ganggu
bentuk-bentuk
perilaku delikuen
penelitian di atas an tara
lain;
pada
reaaja
aencuri
(47%),
(19%), aencopet (10%). aencatut karcis (8%).
anak
gadis (6%), aenipu (6X).( Gerungan,
Bentuk-bentuk
1987:
perilaku delikuen tersebut terjadi pada
d e ng an berbagai faktor yangte1.lihdisebutkan Beberapa
penelitian
ten tang daapak
,eng: 200)
reaaja
dterdabulu.
aedia
yang
telah
dilakukan. aenemukan bah"a pengaruh atau daapak aedia terhadap individu
sangat
ditentukan
oleh faktor
tampat.
vaktu
dan
lingkungan.Dalaa penelitian aengenai daBpak Bedia yang dilaku kan
pada tahun 1930 aembuktikan bah"a Bedia.
dengan
baik
mengemban pengaruh yang
cukup
yang
berke.bang
dalaB
aeabentuk
opini. keyakinan, dan aengubah kebiasaan hidup. Henurut and
Bauer
yang
1960, seoara aktif media juga
kurang
meBbantuk
lebih sesuai dengan keinginan
Bauer
perilaku
orang-oreng
yang
dapat mengendalikan aedia dan isinya.(KoQuail, 1989:228) Seluruh anggapan
studi ten tang komunikasi massa didasarkan
bahwa
media mempunyai da.pak.(
KoQuail,
pada
1989:227)
Namun tampakaya persoalan daapak Bedia ini selalu aenjadi yang
tidak pasti dan aeni.bulkan ketidaksepakatan.
saja dalam kehidupan kita sehari-hari, apakah kita ken
pakaian
cuaea, yang
yang dikenakan
berdasarkan
pengaruh
membeli sesuatu karena pengaruh iklan, dimuat
rlD'~~
Laporan Penelitian
surat kabar, dan bereaksi
Pengaruh media massa
hal
Contohnya aenyesuai prakiraan
menon ton terhadap
film aeara
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
yang disiarkan oleh televisi dan radio. Proses dengan
dampak
media
harus
dilihat
konteks kasus tertentu. Sementara
timbulnya
suatu
pengalaman
dan
pengetahuan
daapak aturan
itu
biasanya
praktis. dan
dan 'disesuaikan
dapat
diperkirakan
berdasarkan
bukan
pada
didasarkan
yang tepat baaai.ana da.pak tertentu
telah
pada atau
mungkin terjadi. Sehingga sebenarnya sering atau tidak seringnya . individu dikenai
media Massa belum mempunyai akibat yang
cukuP
terhadap perilaku yang dilakukannya. Ternyata bukan
telas
frekuensi
terpaan media massa yang berpengaruh tetapi isi dari
tayangan
media Massa itu sendiri yang dapat menjadi'faktor yang mempen garuhi. Jadi isi dari fila yang ditayangkan. buku atau ceraaah yang lebih mempengaruhi perkembangan sosial manusia. Selama ini yang aenjadi perhatian mengenai pengaruh .edia mass a terhadap parkembangan dan perilaku reaaja adalah
apakah
dan
aassa.
bagaimana
Se.entara
pengaruh dari frekuensi terpaan
media
belum melihet bageimana isi media massa dapat
pengaruhi perilaku remeja. Untuk itulah penelitian ini
mem dimak
sudkan. 1.2. PERHASALAHAH Dari latar belakang masalah yanl telah diuraikan di atas. dapat dike.ukakan beberapa point permasalahan yang
dirumuskan
dalam penelitian inl. yaitu : 1.
Bagaimana
peran media massa
terhadap
kenakalan
remaja.
khususnya remaja di Surabaya ?
.,
.!\:-=-~~ .. ;...da
hubungan antara frekuensi terpaan lIedia .assa
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono ~
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
dengan tingkat kenakalan remaja ?
1.3. TUJUAN PBHELITIAN Dengan diharapkan
dirumuskannya
dua permasalahan
nantinya penelitan ini dapat
pakok
di
memberikan
atas.
gambaran
yang tepat mengenai pengaruh media massa --yang dalam hal penekanannya remaja
di
pada
televisi
Surabaya.
dan
film--
Dengan perkataan
terhadap lain.
ini
kenakalan'
secara
khusus
penelitian ini bertujuan untuk' 1. Hengetahui bagaimana peran media massa terhadap'
kenakalan
remaja di perkotaan. khususnya di Surabaya. 2. lngin mengetahui
ada
tidaknya
hubungan antara
frekuensi
terpaan media massa dengan tingkat kenakalan remaja.
1.4. TINJAUAN PUSTAKA Dalam diwarnai
dengan
mengalami
yakni
menjadi
pola
interaksipUA
anggota
berkurang namun interaksi itu
melalui media massa. Dalam konteks
menjadi
sumber informasi untuk
menjadi
masyarakat
lebih
banyak
demikian
mengetahui
media
lingkungan
pemakainya. ia menjadi sarana yang kemudian tidak
dil~paskan
yang
maka
interaksi langsung antar
semakin
dilakukan
bagi
peran media massa.
banyak
pergeseran. Interaksi sosial di masyarakat
abstrak,
maS$a
kehidupan modern di mana interaksi sasial
dapat
dari aktifitas sehari-hari masyarakat. Karena per an
begitu
mempengaruhi
besar. banyak
media hal
acapkali
terhadap
dikhawatirkan khalayaknya,
akan
termasuk
pengaruh negatifnya.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berbicara hal-hal massa.
yang
ten tang dampak media kita perlu telah Benjadi konsekuensi
apakah
6 pada
mengacu
langsung
disengaja atau tidak. PeDbedaan
kOBunikasi
dasar
daBPak
media ini dapat dikategorikan sebagai berikut; pertaBa.
daDPak
yang bersifat k9gnitif yakni yang berkaitan dengan pengetahuan dan
opini.
dengan
KeduR.
sikap
berkaitan
dan
daDpak yang perasaan.
bersifat ketiga.
afektif
berkaitan
psikoDotorik
daDpak
dengan daDpak atas perilaku.(Hc Quail.
1969.
231)
tlallltln"p_bedaandallpak ini dapat bervariasi Denurutjenis arah
dampak.
Joseph Klapper (1960) BeBbedakan
an tara 'Konversi',
daDPak
'Perubahan kecil', dan ·Penguatan·.
dan Bedia
Ketiga
pembedaan dampak ini dijabarkan secara rinei bahwa media dapat menyebabkan : Perubahan yang dinginkan (konversi) Perubahan yang tidak diinginkan Perubahan keeil (bentuk atau intensitasnya) Hemperlancar perubahan (diinginkan atau tidak) HeBperkuat apa yang ada (tidak ada perubahan) Heneegah perubahan Kategori pelanearan menengahi Ata:u
ini
dengan
sendirinya
eukup
jelas.
perubahan mengacu pada peran media
yang
tetapi bersifat'
dalam proses perubahan masyarakat yang lebih
den!lan
lIlerupakan
kata
lain media massa dala..
intervening
sarana
dalal!
hal
ini
proses'
luas.
hanyalah perubahan
lIlasyaraka t. Sementara pemikiran bagi
model
Stimulus
Respon
(S-R)
lleBpunyai
yang berbeda. Hodel ini lebih kurang dapat
dampak
yang
Laporan Penelitian
diinginkan
c
dan
yang
Pengaruh media massa
tidak
berlaku
diinginkan.
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
meskipun
model
S
- R tidak
aenunjukkan
tanggapan (yang aenyiratkan adanya interaksi dengan dan
reaksi
(yang
menyiratkan
tidak
7 antara
perbedaan
adanya
penerima) at au
pilihan
interaksi antar peneriaa). Asumsi model Stimulus - Respon ini. bahwa efek
merupakan
reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu. sehing ga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan
erat
antara
and
isi
pernyataan
dengan reaksi
audiens
(KcQueil
iii ii'fClahl, 1985: 48).
Hodel lain
Stiaulus - Respon. aempunyai elemen-eleaen
(a) Sebuah isi pernyataan atau Pesan tunggal
(b)
antara
(Stimulus)
Seorang koaunikan atau penerima individu (organisme)
(c)
Reaksi atau efek (respon). Pesan Tunggal
------>
Penerima Individu
------>
Konsepsi pemikiran model Stimulus - Respon ini
Reaksi berangkat
dari dua pemikiran utama. yaitu; 1. Pand~ngan atau gambaran bahwa masyarakat modern terdiri da ri
kumpulan
bertindak hanya
individu-individu
sesuai dengan
yang
terpecah-pecah
kepentingan-kepentingan
sedikit dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dan
dan
sendiri. kendala
kendala sosial. 2. Pandangan bahwa media masse terlibat dalem kampanye memobi lisir
tingkah laku sesuai keinginan
memiliki
kekuatan.
lembaga-lembaga
baik privat .aupun umum
yang
(KcQuail
and
Windhal, 1965: 48).
George
Gerbner
Laporan Penelitian
mempunyai pendapat
Pengaruh media massa
yang
hampir
serupa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan
asumsi
Stimulus
8 penelitiannya
berdasar
Response,
(Gerbner. 1973> memperlihatkan adanya pengaruh siaran televisi pada penon ton berat terhadap tingkat agresivitasnya. Semen tara Me
earthy
(1975>
kekerasan konflik
menemukan bahwa
frekuensi
berkorelasi dengan indikator agresi dengan orang tua, frekuensi berkelahi.
nakal
lainnya.
yang
Apa
dilakukan
menonton
film
seperti
jumlah
dan
perilaku
earthy
He
penelitiannya di canada ini ternyata berbeda dengan yang
dikemukakan
menyatakan
Psikolog
pandangan ini
justru
bahwa menonton adegan kekerasan dalam film dan
merupakan Teori
oleh-Fesbach (1955).
dalam
sarana
penyaluran agresi yang
ada
pada
TV
manusia.
katarsis ini melihat bahwa adegan kekerasan dalam
film
ataupun televisi justru mengurangi agresifitas penontonnya. Pendapat
mengenai
bermacam-macam sebenarnya
dalam
Pengaruh
faktor-faktor khalayak,
media
massa
memang
termasuk ada yang melihat bahwa
muncuI
langsung.
pengaruh
lain
norma
waktu
media
massa
seperti
kelompok
jangka selalu
kontak dan
masih
pengaruh
tidak
panjang 'dan di
antarai
dengan
selektifitas
personal,
kepemimpinan
itu
(Joseph
opini
Klapper, 1966) Remaja tumbuh,
sebagai
memang
ber~sam.
bagian masyarakat
yang
usianya
mempunyai kebiasaan memanfaatkan
Acapkali remaja melihat siaran TV dan
sedang
media film
ataupun
media cetak sebagai sesuatu yang sesuai dengan dunianya. ~ncul
idola di media mass a tersebut. Yang banyak
sebagai
salah satu faktor yang dapat diimitasi
Karenanya
Ut:IIKtUl
Laporan Penelitian
~"lIelitian
o
inL
peneliti
Pengaruh media massa
yang
Acap
melihatnya
oleh berusaha
mereka. untuk
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mengungkap
pengaruh
Adakah kebenaran
media massa
bah~a
tersebut
9 resaja.
terhadap
sedia massa berpengaruh pada
kenakalan
remaja. Helalui penelitian ini berbagai pertanyaan dan
perma
salahan di atas akan dicoba untuk dieari jawabnya.
1.5. KETODOLOGI PEHELITIAH 1.5.1. Ketode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kwantitatif dengan me~ode
survey
kwantitatif.
p~nelitian
lapangan. Hamun kendati sifat dalam
analisisnya
tidak
ini
kellungkinan
senutup
dilengkapi pula dengan analisis kualitatit. dengan maksud agar data yang ada lebih sampu berbieara dan bermakna. untuk
meneliti hubungan antar variabel yang
Selanjutnya
seeara
teoritis
relevan. akan digunakan tabulasi silang. 1.5.2. Variabel Penelitian Variabel bebas (X) dalam penelitian .ini adalah terpaan
media
Massa.
Pengukuran
variabel
frekuensi
bebas
meliputi;
frekuensi responden menonton televisi. frekuensi menonton film dan frekuensi membaca media cetak. Va r i abe I Pengukuran
terikat (Y) adalah perilaku
variabel
ini meliputi perilaku
kenakalan
remaja.
kenakalan
remaja
yang
pernah dilakukan oleh responden. Perilaku tersebut
puti
k~biasaan
melakukan kukan
merokok. meminum
keras.
berkelahi.
hubunsan seks. menggunakan obat terlarang dan
perbuatan
dibatasi
minuman
untuk
kejahatan. Iebih
Variabel
memudahkan
terikat
sekaligus
ini supaya
terjadi bias dalam pengumpulan data .. Sementara untuk
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
•
meli
mala
sengaja tidak. variabel
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bebas,
kendati
pengertian
media Massa
sangat
10 dalam
luas.
penelitian ini penekanannya adalah pada pengaruh televisi film.
Hal
teoritis
itu
dilakukan
nengingat
secara
empiris
televisi dan film dalam hal kenakalan
remaja
dan
waupun lebih
sering dipertanyakan pengaruhnya daripada media massa lain. 1.5.3. Populasi dan Sanpel Populasi penelitian ini adalah mereka yang berusia remaja di "kc'-tamadya Surabaya. Rellaj a aerupakan b ag i.an masyarakat yang
usianya
sudah lepas dari nasa anak-anak. nanun
termasuk
nereka
usia dewasa. Biasanya remaja merupakan
masa
ketika
s e s eo r ang sedang nenenpuh pend Id i kan s e t i ng ka t SLTP dan _."".'"'
Mereka
ini
berumur
antara\14 hingga
21
belun
SLTA.
tahun.
Sedangkan sampel yang diambil pada penelitian ini. adalah para
remaja
Surabaya.
terdapat di
kecamatan
Gubeng.
Katanadya
Jumlah sallPel yang diallbil adalah 100 orang Penganbilan sanpel sejumlah ini dikarenakan
random.
yang
yang
homogen
dan memiliki karakteristik
yang
secara papulasi
hanpir
sama.
Khususnya honagen dalam umur dan tingkat penendidikan. Kecama tan Gubeng diambil berdasarkan pertimbangan bahwa di kecamatan Gubeng struktur penduduknya llellPunyai banyak persallaan struktur
penduduk
kecamatan
Gubeng
mewakili
Surabaya. Karena itu
untuk
dijadikan area atau wilayah
dengan
melludahkannya yang
dianggap
masyarakat Surabaya. Di antara 100 rcsponden
terse-
but, juga dipilih 10 orang untuk dilakukan wawancara berstruk tur.
Tujuannya adalah untuk menggali data lebih dalam
interview) dengan maksud agar diperoleh data yang lebih
(depth leng
k np ,
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11 1.5.3. Teknik Penguapulan Data Pengumpulan berupa untuk akan
daftar
data dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang disebarkan
kepada
kuesioner responden.
memperoleh data yang akan diteliti. Disamping itu
juga
dikumpulkan beberapa data sekunder untuk nendukung
data
primer. Penelitian ini juga menggunakan wawancara
berstruktur
untuk menggali data yang dirasa perlu diperdalaD. Tidak
seDua
respond en diwawancarai. hanya beberapa yang dianggap represen .1;.Ai.,t.if ..l.lD..t.u.k. penggalian data .depth ilJtervieN.
1.5.4. Analisis Data Data
akan
dianalisis dengan
menggunakan
tabel
silang
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pengaruh variabel bebas dengan
variabel
terikat.
Pada tabel
silang
tersebut
akan
dilengkapi dengan persentase dan pembahasannya. Analisis utana pada
penelitian
kwantitatif. kualitatif
ini
namun juga
sebenarnya untuk
lebih
digunakan.
adalah
dengan
analisis
Ilelengkapinya
analisis
Terutama
dimaksudkan
untuk
memberikan kedalaman pada arti paparan 'data yang ada.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
4
Soetojo darsosentono
segi
kualitas
terlihat
Iebih
bervariatif
Ileningkat.
dan
29
pada
tahun 1991 Ilenjadi 14 kasus
pada
4
dari
kasus (1992). Pencurian dan kekerasan meningkat
kasus
dan
( 99 1)
Markotik dari 18 kasus pada tahun 1990 menjad,i 20
tahun
1992.
Perke1ahian dari 15 (1990). 23 (1991) nallun menurun pada tahun 1992 (14 kasus). Menin~katnvR
,..,..Q;ill
k~n.~R1Rn
r1;,..t1~;da;
,..1.6.h
A;eo.a.h.hlro ...
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12 BAR II
DESKRIPSI
2.1.
PBHBLITIAH
Kenakalan Rellaja Pesatnya perkembangan di bidang ekonomi sebagai
dampak·
dari era indutrialisasi terDasuk di Indonesia ternyata mengun dang
munculnya
masalah-masalah sosial.
Salah
satu
masalah
yang pada dekade terakhir ini dinilai mengalalli
sosia1 ingkatan
kualitasnya
baik dalam kuantitasnya maupun
pen adalah
kenakalan remaja. Helihat
data ellpirik kenakalan remaja (lihat tabel
nampak secsra kuantitas dan kualitas kenakalan rellaja
1)
lIening
kat khususnya di Jawa Timur. TABEL I DATA KENAKALAN REKAJA TAHUN 1990-1992 DI JAWA TIKUR No. Jenis Pelanggaran
1. 2. 3.
4.
5. 6. 7. 8.
9.
Pencurian Ringan Pencurian Berat Pencurian & Kekerasan Perjudian Perampasan Peraillpokan Penipuan Penganiayaan Pengrusakaan
10.
Penbunuhan
11 12. 13.
Penggelapan Pembakaran Perkelahian Perkosaan Perjinahan Unjuk Rasa Narkotika Lalu Lintas
14. 15. 16. 17. 18.
Laporan Penelitian
1990
TH.l991
81 43 8
Th 1992*
83 30 4
86
21 14
16 4
8
-
-
1 36
4 34
30
2 1
1
15 5 6 4
Jumlah Sumber:Soedayat
TH
-
2 14 3 2 2 29
23 4 4 3
18 26
20 23
266
241
sr , 1993
8
241'
,, Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25 yang
Pada tabel 7, film merupakan jenis siaran televisi paling
banyak ditonton oleh responden. Ternyata
temuan
data
berikutnya menunjukkan film action barat merupakan jenis
film
televisi untuk
yang film
(68%).
paling menarik untuk responden drama
keluarga
dan
film
Sedang
Ilenunjukkan
silat
persentase hampir sama. Bila temuan data ini dikaitkan
dengan
temuan sebelumnya ---responden menonton pada jam siaran malam, terutama
menonton
barat--
maka
televisi
hanya
film
dan
filmnya
dapat dikatakan untuk
segi
batu.ra
hiburan.
tentang
film
action
-r e sponden "~enggunakan
Data
lengkapnya
bisa
dilihat pada tabel 8 berikut ini.
TABEL VIII
JENIS FILM 01 TELEVISI YANG DIPILIH RESPONDEN
JENIS FILM a. b. c. d.
%
JUMLAH
Film drama keluarga Film action barat Fib. silat Lainnya
14 68 12 6
14% 68% 12%
100
100%
6%
- JUMLAH
Selain bioskop.
melihat televisi responden juga melihat
Pada dua bulan terakhir pelaksanaan
film
penelitian
di ini
hanya 18% yang tidak pernah Ilelihat film di bioskop.
selebih
nya
menontan
film
82%
dengan
pilihan
..
pada dua bulan terakhir ini mereka frekuensi
Sedangkan
jenis
film yang mereka sukai, paling ban yak terpilih
jenis
Laporan Penelitian
yang
berbeda-beda.
pernah
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
film
action
(60X). Kemudian disusul film humor
26 film
(16X),
drama (l1X) berikutnya film silat dan La i nnva . Leb-ih
jelasnya
bisa dilihat pada tabel 9 berikut.
TABEL IX JENIS FILM BIOSKOP YANG PALING OISUKAI JENIS FILM BIOSKOP a. b. c. d. e.
JUMLAH
X
60
60X
11
11%
9 16 4
9% 16X 4%
100
100%
Film action Film drama Film silat Film humor lainnya JUHLAM
Responden yang s eb ag i an besar laki-laki dan berpendidi. SLA ternyata pernah ~enonton blue film.
kan tidak
sendiri,
menontonnya
Mereka
tetapi bersama-sama dengan teman
tidak
di rumah sendiri, tetapi
di
menan ton
(40X),
dan
rumah
teman
temuan
data
(37%) .
Bila berikutnya bahua
temuan
data
ini dikaitkan
dengan
---interaksi sosial responden--- yang
uaktu
luang responden lebih
ban yak
menunjukkan
dihabiskan
untuk
bermain bersama teman-teman sekolflh (39%). Haka bisa digambar kan
kalau
---ten tang
hubungan seks---
antara kurang
responden terbuka,
dengan sehingga
orang
tuanya
mereka
tidak
berani untuk menonton blue film di rumah sendiri. Responden
di
samping
melihat film,
baik
di
televisi
maupun bio?kop, mereka juga sering membaea surat kabar,
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa Q
hanya
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27 saja dan
penekanan dalam penelitian ini lebih difokuskan pada Film
tersebut. Hal itu sengaja dilakukan
konsepsional sekaligus
dua
media
itu
yang
dinilai
karena
TV
secara relevan
paling
untuk membatasi permasalahan.
3.1.3. Opini Remaja Opini
hal-hal
yang
menjurus pada kenakalan renaja. seperti hUbungan seks di
luar
nikah.
atau
pendapat
responden
terhadap
kebiasaan merokok. minuD minuman keras
dan
kebiasaan
berkelahi, dapat kita lihat pada uraian data berikut ini. Opini berciuman
respond en d eng.an
--- dalam hal ini
teman
atau pacar
t en t ang
renaja
da Lan
pe r g au Lan
ad a Lah
"ajar, bisa dilihat pada tabel 10 berikut ini.
TABEL X
OPINI RESPONDEN BERCIUMAN DENGAN TEHAN/PACAR
DALAH PERGAULAN ADALAH PERBUATAN WAJAR
JoUMLAH
OPINI a. Sangat seluju b. Setuj u c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
JUMLAH Sahagian
besar
dengan
teman/pacar
<4 5%) .
Namun
13 20 15
7% 45% 13% 20% 15%
100
100%
7
45
responden
menyatakan
dalam pergaulan
mas ih cu kup ban yak
Laporan Penelitian
X
adalah
responden
Pengaruh media massa
setuju
berciuman
perbuatan yang
wajar
menya t akan '
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28 tidak setuju (20%) dengan hal tersebut. Hal seperti ini nampak karena pergaulan remaja sekarang lebih bebas daripada Ian
remaja
beberapa tahun sebelumnya. Bagi
pergau
remaja
sekarang
berciuman dengan teman atau pacar dalam pergaulan bukan
meru
pakan perbuatan yang aneh. Hal tersebut sudah merupakan sesua tu
yang
wajar.
Heskipun seks
sebelu.
pergaulannya bebas. tetapi menikah
lebih dari
untuk
separuh
berhubungan
responden
mereka
menyatakan sangat tidak setuju (56%). Dalam kaitan ini
mereka
masih
berhu
mengakui bahwa harus menikah lebih tahu sebelum
bungan seks. Selanjutnya sebagai
opini
remaja/responden
merokok
tentang
sarana untuk memperlancar pergaulan. Ternyata
hampir
dari separuh respond en (45%) menyatakan tidak setuju. Demikian pula
halnya
lebih jika
opini mereka
ten tang
minum-minuman
dari separuh responden (81%) menyatakan hal
tersebut digunakan sebagai sarana
beralkohol
tidak untuk
setuju. keakraban
pereaulan. Angka-angka menjadi setuju
hal
memperlihatkan
bahwa
merokok
yang dekat dengan perilaku remaja.
sudah
Mereka
yang
bahwa merokok merupakan sarana pergaulan. lebih
persentasenya minum
ini
daripada
yang tidak
setuju.
besar
SeDentar~
minuman keras. relatif masih lebih besar
yang
daripada yang menerima. Namun demikian angka-angka ini
untuk
menolak secara
kualitatif sudah cukup menjadi alasan bagi kalangan orang
tua
untuk lebih memperhatikan masalah-masalah ini. Selanjutnya di bauah ini akan dikemukakan pula
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
mengenai
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
opini
responden tentang perkelahian. apakah perkelahian merupakan
mereka
hal yang wajar ataukah
tidak?
bagi
Untuk
itu
dapat kita lihat pada tabel berikut.
TABEL XI
OPINI RESPONDEN TENTANG PERKELAHIAN BAGI REHAJA
ADALAH HAL YANG WAJAR
OPINI
%
JUMLAH
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju JUHLAH
16 12 42 30
0 16% 12% 42% 30%
100
100%
0
Dari temuan data pada tabel XI menunjukkan bahwa dari
separuh responden (72%) menyatakan tidak
pernyataan waj ar.
bahwa
Hanya
Kenl'ataan
perkelahian
setuju
adalah
dengan
hal
sedikit responden yang menjawab ·setuju ini
responden/remaja
r"enunjukkan
Se d ang kan
remaja/responden
bahwa
pada
yang (16%).
pendapat
-menurut
perkelahian adalah termasuk
yang dikategorikan
keras
bagi remaja
lebih
perbuatan
menjurus pada perilaku kenakalan remaja. dari
temufln-temuan
data
yang berkaitan dengan sex,
opini
ten tang merokok
minuman
dan perkelahian sebagai sarana untuk mengakrabkan
per
gaulan. dapat disimpulkan bahwa mereka (responden) tidak menye tujui hal tersebut.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
3.1.4. Perilaku Reaaja Temuan
data
pada perilaku remaja
bahwa
~engungkapkan
lebih dari separuh responden (61%) tidak merokok.
minim-minu
man keras (71%) dan berkelahi (63%). Ternyata terdapat konsis-' tensi antara opini responden dan perilaku mereka yang
berkai
tan dengan rokok, minuman keras dan perkelahian. Bagi
respon
den yang pernah minnm-minuman keras, mereka
minu~
jika
sedang
berkumpul dengan teman-temannya atan acara pesta. Mereka tidak pernah minnm di rumah atau sengaja minum sendirian. Dari berkelahi
100
responden.
37%
diantaranya
mengaku
pernah
dan dalam perkelahian tersebut pada umumnya
mereka
tidak menggunakan senjata. Sebagian keeil saja yang kan
senjata tajam (2,7%), dan senjata pemukul
mengguna
(13,60%).
Re
sponden yang pernah berkelahi tidak pernah menggunakan senjata
1
api, Temuan dat yang
berkaitan dengan sex, (61%) respond en
pernah sex
selanjutnya mengungkapkan perilaku respond en
berciumen denSen lawan jenisnya.
(94%),
berciuman lawan tetapi
apalagi
Sedangkan nereka yang pernah sebanyak
menyatakan
39 orang (39X). Mereka
bukan
pacar.
WTS. dan kenalan
di
oerhubungan
melakukan
kegiatan
menyatakan
respond en berciuman terdiri dari pacar.
teman
jalan.
belum
bahwa bermain
Sedangkan
persentasenya bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
TABEL XII
LAWAN RESPONDEN BERCIUHAN
x
JUHLAH
LAWAN BERCIUHAN
72% 23%
a. Pacar b. Ternan bermain bukan pacar c. WTS d. Kenalan di Jalan e. Lainnya
28
2
0 5%
JUHLAH
39
100%
Responden melakukannya dengar. bahwa
teman
yang dengan
pernah
9 0 0
0
melakukan
pacar (28%),
ciuman
sisanya
lebih
banyak
nelakukan
ciuman
bermain tetapi bukan pacar (9%).
responden dalam hal ini remaja tidak
N = 39
Dan
pernah
terlihat melakukan
ciuman d engan WTS dan kenalan di jalan. Hal ini sesuai
dengan
temuan data tentang opini mereka terhadap perilaku berciuman. Kebebasan pergaulan mereka masih ada batasnya sebagaimana norma/aturan
yang
berlaku di lingkungannya.
Responden
pernah berciuman ataupun melakukan hubungan sex, mereka
yang ;nela
kukan kegiatan tersebut dengan teman bermain atau pacarnya. Perilaku ngan
remaja selain berciuman, yaitu melakukan
seks. ternyata hanya 6% responden yang pernah
hubuDgan
hubu
melakukan
seks. Dan yang tidak pernah melakukan hubungan
dengan
pacar atau temannya yaitu 94%. Adapun distribusi
olehan
data
lawan responden berhubungan seks
dapat
Pengaruh media massa
per
dilihat
pacta tabel di berikut ini.
Laporan Penelitian
seks
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32 TABEL UIl
LAMAN RESPONOEN BERHUBUNGAN SEKS LAWAN BERHUBUNGAH SEKS
JUKLAH
%
2 1
a. Paear d. Teman e. Tetangga f. Lainnya
1 2 0 0
33.33% 16.67% 16.67% 33.33% 0 0
JlJMLAH
6
HlO%
b. Kenalan di jalan c. WTS
Kendati yang pernah berhubungan seks 6
orang
atau
6%
mempunyai
arti
sekarang
telah
melonggarnya
dari
total
tersendiri. IIU,1CU I
nilai
responden.
Raupak bahwa mekanisme
moral
sebelum nikah hanya namun di
angka
ini
antara
remajn
perllJisiveness.
atan
di antara mereka.
nampak lagi apabila kita lihat juga pada
, Hal
itu
lebih
opini lIereka tentang
seks. Semen tara hubungan pecar.
seks,
itu
pada
responden
terdapat (33,33%)
yang yang
pernah
Ilelakukan
melakukannya
(33,33%) dengan teman. Yang lainnya
18.6J~
dengan
m~lakukan
hubungan seks dengan Wanita Tuna Susila (WTS) dan 16.67%
yang
lain melakukannya deng an kenalan d i jalan (16.67%). Ketika seks
dilakukan
penggalian apakah
mereka
dalam keadaan suka-sama suka ataukah ada yang
T'e r nya t
a
ada 50% yang .,enyatakan adanya
berhubungan terpaksa?
keterpaksaan
ketika
melakukan hubungan seks tersebut. Hubungan seks yang dilakukan oleh
mereka dengan tidak didasari rasa suka sama suka
lawan yang diajak berhubungan seks itu. dapat kita lihat paparan
tabel
Laporan Penelitian
berikut
dengan pad a
ini.
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
TABEL XIV
PIHAK YANG TERPAKSA DALAH HELAKUKAN HUB. SEKS
PIHAK YANG TERPAKSA
JUHLAH
%
a. Responden yang terpaksa b. Lawan seks yang terpaksa
2 1
66.66% 33.34%
JUHLAH
3
100%
Dari
remaja
yang pernah berhubungan seks
tida~
dengan
didadasari rasa suka saua suka dalam melakukan hubungan ternyata Dengan
lebih banyak pada responden yang terpaksa kata
jenisnya
lain
untuk
responden
responden
Ilelakukan
terse but
dipaksa
hubungan seks.
Dan
seks.
(66,66%).
oleh
lawan
,hanya
33,34%
yang· Ilenyatakan .lawan seks-nya yang terpaksa.
atau
responden yangmellaksa lawannya untuk Ilelakukan hubungan seks . .
Perilaku penggunaan ini
kenakalan
yang
sellpat
menggunakan
besar ohat
respond en
(93%)
tidak
terlarang, seperti obat
sebesar
kenakalan
obat
Ilencoba
G.
Morfin
terlarang
mendapatkannya
100%
dari ternan. Tidak ada satupun respond en yang mendap,atkan
ooat
hanva
7%. Hereka ini
adalah
pernah
daftar
Heroin. Hereka yang pernah mengunakan
tersebu t
tergali
obat terlarang di kalangan remaja. Pada
sebagian
hingga
lain
tersebut dari orang yang tidak dikenal. toko obat. apotik atau sumber
lain~ya.
merupakan
hal
penggunaan
Ini
yang
memperlihatkan sangat
besar
bahwa
antar
teman
pada
kasus
pengaruhnya
obat terlarang. Karena itu
interpersonal
faktor
intensitas
remaja memang perlu
kOllunikasi
mendapat perhatian •
yang serius.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
3.2. ANALISIS DATA Pada
pembahasan
berikut ini akan
dikemukakan
antar
variabel yang relevan. Sarana anal isis
untuk
memperlihatkan
tabulasi
hubungan itu adalah
hubungan
yang
digunakan
dengsn
meggunakan
si-lang yang diperlihatkan dengan frekuensi
beserta
kelengkapan persentasenya. ma~ss
Dalam pembahasan penelitian pengaruh media kenakalan
remaja
ini. konsepsi media- massa
yang
terhadap
digunakan
dipersempit artinya hanya pada media massa yang memang teoritis
sangat
Karenanya p ad a
relevan berpengaruh pada
penekananan variabel
kenakalan
media lIassa
liassa televisi dan filII.
media
secara
lebih
Sedangkan
remaja. ditujukan
jenis
media
Massa lain hanya dibahas sebNtai pelengkap yang Ilungkiri kurang begitu mendalam. dikemukakan
~ellbahasan
pada basian ini. pada mulanya akan
terlebih dahulu beberapa hubungan antara
terpaan
media massa dengan variabel I:enakalan remaja. Baru selanjutnya akan
dikemukakan
pula
hubungan variabel
non
media
variabel kenakalan remaja yang dapat terekam pada
dengan
penelitaian
in i .
3.2.1. Terpaan Televisi dan Opini Kenakalan Analisis
pertama
yang dikemukakan pada
pembahasan
ini
adalah hubungan antara Qaktu rata-rata yang dihabiskan respon den
untuk
menonton televisi dengan opini
sengajavariabel frekuensi televisi
dibagi
~aktu
berciuman.
rata-rata responden
dalam lima katagori. angat
tinggi.
Seeara menonton tinggi.
sedang rendah dan sangat rendah. Klasifikasi ini berdasar pada
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tabel
frekuensi
dengan data
yang
telah dibahas di
bag i an
pengklasifikasian berdasar range yang di
lapangan dengan rUllus yang telah
35 Yaitu
nuka ,
diperoleh
ditetapkan
dari (lihat
pembahasan pada tabel temuandata). Pada tabel X berikut nampak bahwa sebagian besar
respon
den menghabiskan banyak waktu di depan televisi. Dalam hal ini bagi
mereka
yang llellPunyai frekuensi tinggi
'dalall
menonton
televisi cenderung perllisif terhadap ciuman antar remaja. 7
orang
yang mellpunyai frekuensi
televisi sangat
waktu
rata-rata
sangat tinggi. mereka terdiri atas 14.2%
menonton
dan
setuju dan setuju. bahwa ciuman adalah perbuatan
wajar
bagi rellaja. sisa pada frekuensi ini
tidak
Ada
28.5% yang
sependapat
dengan pernyataan itu. Semen tara
dari
18 responden
yang
berfrekuensi
tinggi
dalam menonton televisi. 9 orang atau 50% setuju bahwa berciu man
antar
sangat
remaj~
adalah wajar. Sedang
1
responden
setuju pada pernyataan itu. Sementara sisanya 1
(5.5%) orang
(5,5%) ragu-ragu, 3 respond en (16.6%) Tidak setuju, dan 4 yang lain (22,2%) sang:it tidak :;;etuju. Bagi
mereka
rata-rata
sedang,
yang frekuensi waktu
menonton
terdapat 29 respond en
dengan'
relatif
tersebar. namun itupun lebih condong
sebagai
suatu
sebagai
penon ton
tersebut, remaja setuju.
2
televisinya
melihat
hal yang wajar. Dari 29 responden televisi yang
responden
(6,8%)
mempunyai sangat
sebagai perbuatan wajar, 12 orang
Pengaruh media massa
yang
frekuensi
setuju
ciuman
(41,3%)
5 responden lain (17,2%) ragu-ragu,
Laporan Penelitian
opini
yang ciuman masuk sedang antar
menyatakan
semen tara
yang
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menganggap
36 dan
tidak uajar. 7 orang (24.1%) tidak setuju.
3
orang (10.3%) sangat tidak setuju. Yang masuk dalam kriteria.frekuensi menonton 'televisinya rendah 3 orang (6.6%) sangat setuju. 22 orang (48.8%) dan
setuju.
6 orang (13.3%) ragu-ragu. sisanya B orang (17.&%)
tid~k
setuju dan 6 orang (13,3%) sangat tidak setuju. Untuk
respond en
yang
masuk
dalam
kriteria
frekuensi
men on ton sangat rendah, hanya terdapat lorang, responden berada tidak
pada posisi menganggap ciunan sebagai
perbuatan
wajar bagi remaja. Agar lebih jelas dalam
melihat
ini yang ke
cenderungan-kecenderungan yang menghubungankan antara frekuen si
menonton televisi dengan opini remaja pada wajar
tidaknya
ciuman bagi nereka, dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari rungan opini
tertentu. Bahwa terpaan media mempunyai
•
remaja
37 kecende
paparan data di atas nampak kurang adanya
ten tang
wajar tidaknva ciuman
hubungan
dengan
antara
mereka
di
kurang mendapat dukungan dari data empiris. Bagi yang berfrekuen si tinggi dalam menonton televisi memang cenderung ke arah setuju daripada
ke
kecenderungan
arah tidak setuju. Ramun pada hubungan
antar dua variabel
kriteria itu
yang
tidak
lain
terlihat
nv a t a p ad a data. Selanjutnya frekuensi menonton televisi juga dengan
opini remaja terhadap hubungan seks tanpa
dihubungkan
nikah.
Perta
nyaannya, apakah mereka setuju bahva hubungan seks sebelum adalah
perbuatan wajar. ataukah sebaliknva mereka tidak
nikah setuju.
Jawabannya dapat kita simak pada pembahass.n berikut.
TABEL XVI HUBUNGAN FREKUENSI WAKTU RATA-RATA KENONTON TELEVISI DENGAN OPINI· TERHADAP HUBUNGAN SEKS SEBELUM NIRAH SEBAGAI PERBUATAN WAJAR. OPINI FREKUENSI IlENONTON
Sangat stj
Sgt Rendahl0(O%) Rendah 0 (0%) Sedans I 0 (0%) Tinggi I a (0%) Sgt Tinggi I 1 (14,3%)
I setuju\ 0(0%) 6 03,3%) 3 00,3%) 2
(11,1%) 0 (0%)
1
11
ragu-ragu ITidak stj 0(0%) 4 (8,9%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
I sangat tak stj
0(0%)
1(0%) 24 ('24 ,4%) (53, 3%) 18 8 (27,6%) (62,1%) 5 11 (27,8%) (61,1%) 2 4 (28,6%) (57,1%) 11
4
26
I
Total 1(100%) 45 (100%) 29 000% ) 18 (100% ) 7
(100%) 58
Menurut tabel XVI, terlihat bahwa opini seseorang, tidak Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
semata-mata visi).
dibentuk oleh kwantitas terpaan media
38 (teIe
massa
media massa boleh jadi merupakan salah satu
faktor
determinan terbentuknya opini, namun faktor lain yang non pun
yan~
ternyata memang periu diperhitungkan. Opini
pengekspresian sebagai
sikap,
secara
teoritis
memang
media-
merupakan'
sering
hasil proses yang panjang dari sosialisasi,
dilihat
yang
hanya berlangsung meialui media Dassa namun juga melalui kontak
atau
tidak kontak
personal. 1nilah yang nantinya dicoba untuk digali
Iebih
lanjut. Dilihat yang
menganggap
tidak
hubungan seks sebelum nikah
sebagai
wajar. secara persentase masih lebih besar
setuju
atau
perbuatan pada
dari angka-angka pada tadi, nampak bahwa 'mereka
sangat setuju bahva hubungan seks
wajar.
Namun
demikian, ada yang
hal
yang
daripada
yang
pranikah
periu
adalah
diperhatikan
angka-angka ini, setidaknya secara kwantitatif di
kalangan
remaja ada sebagian yang mempunyai sikap sangat perllisif terhadap aktifitas
seksual
sebelum nikah, yaitu 12 orang atau
12%
dari
total sampel. Hereka
yang
permisif
dengan
sangat
menyetujui,
menyetujui berasal dari mereka yang mempunyai frekuensi televisi
sangat
menonton
rendah.
Karenanya
tersebarnya angka-angka tersebut. nampak bahwa
data-data
atas
tidaklah
tinggi. tinggi. sedang, dan
at au
memberikan bukti adanya
hubungan
yang
kuat
ataupun pengaruh terpaan media terhadap pendapat tersebut. Dengan lain
untuk menyimpulkan adanya hubungan
antara
frekuensi
terpaan televisi dengan opini tentang hubungan seks sebelum nikah ata yang ada tidak cukup kuat untuk berbicara. Karerianya
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
asumsi
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
pengaruh
antar
variabel
di atas
kecil
sekali
kemungkinannya
terjadi.
Ini memperkuat asumsi sebelumnya bahwa opini
seseorang
terbentuk atas determinan-determinan yang beragam. tidak
sekadar
dari terpaan televisi semata.
3.2.2. Terpaan Televisi Dan Kenakalan
Selanjutnya hubungan
an tara
analisis berikut ini akan
Frekuensi Menonton
dikemukakan
Televisi
dengan
pula
Kebiasaan
minum minuman Keras. Sebagaimana kita ketahui. dalam banyak acara film
di TV. adegan minurn rninurnan beralkohol merupakan
hal
amat sering terjadi. Terutama pada film Barat. baik film atau
cowboy,
biasa
bahkan film keluarga. Alkohol merupakan
dalam
film-film
tertentu
adegan
(seperti
pada
itu. Bahkan
adakalanya
minum-minuman keras itu
terjadi
film Silat). Penelitian ini
menooba
action.
hal
pada
yang
yang
file-film
s8.pai
mabuk
mengkaitkan'
pula apakah terpaan pesan media yang demikian juga dicontoh penontonnya. atau dengan kata lain mempunyai pengaruh pada
oleh peri
laku penontonnya. khususnya para remaja. TABEL XVII
HUBUNGAN FREKUEHSI MEMONTON TELEVISI DENGAN KEBIASAAN HINUM
MINUMAN KERAS.
FREKUENSI MEHONTON
I
KEBIASAAN MINUM MINUMAN KERAS Pernah melakukan I Tidak Pernah
o
Sgt Rendah Rendah Sedang Tinggi Sgt Tinggi
16 5 4 4
Total
29
Pada
tabel
Laporan Penelitian
(O%) (35.6%) (17,2%) (22,3%) (57. 1%)
1 29 24 14 3
I
(100%) (64.4%) (82.8%) (19.7%) (42,9%)
71
XII di atas, dapat disimak
Pengaruh media massa
Jumlah
1 45 29 18 7
I
(100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
100
adanya
beberapa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40 temuan yang memperlihatkan. bahwa mereka yang frekuensi televisinya
sangat
tinggi
57.1% pernah
minum
menonton
lI1inuman
keras.
sedangkan mereka yang mempunyai frekuensi menonton tinggi.
22.3X
yang
pernah
minum minuman keras. dan
hanya
17,2%· untuk
yang
berfrekuensi sedang, penonton yang berfrekuensi rendah. ada 35,6% pernah minum minuman keras. Ada Jika
sesuatu
yang menarik dari angka-angka
kita baca dari kebiasaan minum minuman keras
ke
XVII.
frekuensi
TV. pada bagian yang pernah minum minuman ~eras.
menonton yang
tabel
tertinggi --16 orang atau 55,2% dari 29 orang
melakukan--
justru berasal dari mereka yang
angka
yang
pernah
frekuensi
menonton
televisinya rendah. Artinya bahwa mereka yang sering minum man
keras
menonton ban yak
justru lebih banyak berasal dari mereka
)rang
jarang
televisi. Bisa jadi itu disebabkan karena w'aktu
mereka
dihabiskan di luar rumah, dengan tidak menontan
TV.
waktu-waktu luang inilah yang justru memungkinkan mereka kan
minu
Dan
melaku
kebiasaan minum minuman keras. Sinyalemen ini sesuai
dengan
pernyataan seorang responden ketika ditanyakan lebih dalam menge nai kebiasaan mereka. minum minuman keras. Biasannya kami minum itu di malam hari mas , .. Terutama ka l au - c srigkruk' nggak ada kerjaan, nah kami u runan , pa t ungan beli mi nunan , anak sini suka vodcs atau nsntion, rasanya manis dan harum ... Biasanya tiap anak ya rata-rata ngabisin satu botol. Walau kadang kadang sampai ada yang bisa minum lebih dua botol. Tapi paling sering satu anak kurang ·dari satu botol. Yah ... untuk mengisi waktu dan menghilangkan rasa sumpek gitu. Secara minum
minuman
empiris menurut pengamatan di lapangan. keras memang lebih sering dilakukan
kegiatan
oleh
remaja
yang cangkruk di pinggir jalan, at au b eg ad ang di Luar rurnah. Cs ngk ru k dan b e g ad ang , biasanya lepas d a r i p e ng ana t en orang
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
t ua ,
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
intensitas ini.
pengaruh hubungan personal sangat kuat dalall dua
Waktu
mendorong
luang di lIalall hari
bersalla
tellan-teman
untuk lIelakukan berbagai hal, terllasuk
cenderung
kellungkinannya
minum minullan keras. Sellentara menonton televisi lebih lakukan
di
hal
dalall rUllah, sehingga lIludah teramati,
banyakdi
dan
biasanya
waktu lIereka larut dalall acara televisi tersebut. Terlepas dari banyaknya pengaruh yang mungkin lIuncul. sini
sebenarnya mellperlihatkan bahwa kehadiran
fisik,
telah
waktu
secara
luang
yang
lebih banyak dilakukan di dalam rUllah. Acara-acara televisi
yang
menarik
lIenyebabkan adanya pemanfaatan
televisi
di
telah mallpu '"lIengikat" mereka untuk betah di rumah.
akhirnya
televisi
aC8Pkaii '"menyelamatkan" ban yak
remaja
kegiatan malam hari di luar rumah yang kurang berllanfaat.
Dan dari
Asumsi C~affee
semaoam ini sebenarnya sesuai dengan penikiran Steven H.
tentang efek kehadiran lIedia lIassa (Rahkmat, 1992, hal 220). Berikutnya, Kalau pada pembahasan sebelumnya sudahdike mukakan di
aeng ena i hubungan terpaan media d engan opini
bawah
menon ton Asumsi
ini akan dikellukakan pula
hubungan
an tara
televisi dengan kebiasaan berciullan di yang
bero:iuman, frekuensi
antara
memunoulkan pertanyaan ini. hallpirlah
rellaja.
sama
nengan
•
pembahasan sebelurmya. Sebagaimana kita ketahui, televisi acapka
,. _1
dinilai menyiarkan film-film Barat yang isinya
sarat
dengan
adegan-adegan yang mencerminkan kebebesan dalam pergaulan. Termasuk
dalam hal ini adalah seringnya menayangkan adegon
man. Berangkat dari asumsi demikian, penelitian ini juga untuk
memahami, apakah penayangan-penayangan demikian
pengaruh
terhadap
Laporan Penelitian
perilaku
atau
kebiasaan
Pengaruh media massa
rellaja.
oiu
mencoba ~empunyai
Khususnya
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kebiasaan teman akan
42 denaan
rellaja dalam hal be r c Iuaan , baik dengan pacar , ,
ataupun
dengan partner yang lain. Untuk itu
dikellukakan
tabel yang Ilellerikan
data-data
berikut
ini
hubungan
dua
variabel tersebut.
TABEL XVIII
HUBUNGAN FREKUENSI MENONTON TELEVISI DENGAN KEBIASAAN CIUMAN
FREKUENSI MENDNTON
I
KEBIASAAN CIUMAN Pernah Ilelakukan
Sgt Rendah Rendah Sedang Tinggi Sgt Tinggi
o (0%) 19 (42,2%) 6 (20,7%) 6 (33.3%) 4 (57,1%)
Total
29
I
Tidak Pernah 1
26 23 12 3
Jumlah
1 (100%) 45 (l00%) .
(l00%) (57.8%) (79.3%) (66.7%) (42.9%)
29 (l00%) 18 (l00%) 7 (l00%) 100
71
t~le-
Kendati ada 57% dari mereka yang frekuensi Ilenonton visinya tinggi pernah ciuman, namun angka-angka yang lain menunjukkan
I
adanya kecenderungan tertentu yang
kuat.
k;nang
Kurangnya
kecenderungan itu begitu nampak pada mereka yang mellPunyai freku ensi
menan ton
ciuman. 33,3%.
televisi rendah, ada 42,2% yang
biasa
sementara yang frekuensi menontonnya tinggi Karenanya angka-angka di atas secara
mendukung
asumsi
pengaruh terpaan televisi
melakukan
malan
kuantitatif terhadap
cuma kurang
keb'iasaan
ciuman di kalangan remaja. Kebiasaan ciuman merupakan perilaku yang Ilungkin
dila~u-
kan, hukan sekedar karena adanya terpaan media semata. Dalam ini
perilaku
seseorang juga ditentukan oleh
adanya
kesempatan
perilaku i~u dilaksanakan, serta kuat tidaknya sangsi yang kin
berlaku.
Karenanya bisa jadi,.walaupun
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
hal
s e se o r ang
Ilung diterpa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43 media massa terus menerus. naDun tidak melakukan sebagaimana yang ia lihat di media karena adanya sangsi ataupun kurangnya kesempa tan
padanya. Semen tara bisa pula terjadi, mereka jarang
melihat'
~amun
karena
ad egan
ciuman ai televisi,
sering melakukan ciuman
mempunyai kesempatan untuk melakukannya. serta tidak atau kurang m~lakukan
nya adanya sangsi sosial yang ia rasakan bila Tentu
saj a
dua kondisi ini akan lIlempunyai
hasil
hal
yang
itu,
berbeda
pula. Dan hal semacam inilah yang perlu dicermati. Berbeda yang
apa bila kita melihat secara
kualitatif.
rendahpun bisa saja merupakan suatu bukti
media
apabila
stimuli
dor-ongan
media.
seribu
perilaku
tersebut
adanya
meRlang
Walaupun pengaruh itu hanya pada
1
orang misalnya. namun jika pengaruh terhadap
lngka
pengaruh
dikarenakan orang
dari
satu
orang
tersebut memang mendalam, secara kualitatif bisa dikatakan terda pat pengaruh yang kuat. Untuk mengetahui Ilendalam tidaknya penga r uh
tersebut,
menu rut metode kualitatif
d a t a,
haruslah
digali
dengan pertanyaan intensif, terbuka. mendalall dan disertai dengan pengamatan.
Hanya saja
pad~
penelitian ini
analisis
kualitatif
t idak d i gun ak an s eb aga i metode dasar yang d ipiJ. i h , Pembahasan menan tan seks.
berikut
adalah
hubungan
antara
te levis i derrg an pernah t idaknya reRlaj a i tu
Dasar
asumsi analisis ini hampir sarna
dengan
fr-ekuensi be r hubungan pembahasan
s ebe Iumn ya, yakni memperta.nyakan ku a t ny a pengaruh televisi gai stimuli yang dapat merangsang aktifitas seksual Penelitian asumsi
ini
tersebut.
berusaha uotuk
membuktikan
Oleh sebab itu berikut
ini
seba
penontonnya.
secara
kwantitatif
akan
dikemukakan
paparan data dari hubungan duti variabel tersebut.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
TABEL XIX
HUBUNGAN FREKUENSI KENONTON TELEVISI DENGAN KEBIASAAN
BERHUBUNGAN SEKS
FREKUENSI HENONTON
I
Hl!BUNGAN Pernah Ilelakukan I
SEKS
Tidak Pernalt
Sgt Rendah Rendah Sedang Tinggi Sgt Tinggi
o (0%) 4 (8.8%) 0(0%) o (0%) 2 (33.3%)
1 41 29 18
Total
6
94
Angka-angka
yang
s
terdapat
kurang
sebelumnya.
Nampak bahwa m~reka yang pernah
lerdapat
sangat
!
(100%) 000%) (100%) OOO%} (100%)
100
kuantitatif
seks
JUlllah
1 45 29 18 7
(100%) (91.1%) (100%) (100%) (5.3%)
pada label
Ilellpunyai makna pada
I
di
asullsi
tidak saja pada ne re ka yang
atas
secara
yang
diajukan
Ilelakukan
hubungan
Ilempunyai
frekuei,lsi
tinggi dalam Ilenonton televisi. nallun juga terdapat
pada
yang mempunyai frekuensi rendah. Ini berarti tidaklah kuat penda pat yang mengatakan bahwa terpaan televisi Ilellpengaruhi seksual
penontonnya. Hal dellikian tidaklah keliru.
dasarnye
isi (content) televisi di Indonesia
erotis untuk
yang
menonjol dalall daya rangsang
lebih
memperjelas pemetaan isi
karena
relatif
sensor yang kuat. sehingga amatlah jarang lerdapat
-dorongan
mempunyai
ad egan-ad egan
sekssualnya.
media
televisi
Kungkin tersebut
dapat dilakukan suatu penelitian isi atau content analysis. dilakukan secara sistellatis. Dengan analisis isilah gambaran kecenderungan
isi
media televisi dapat diketahui
pada
dangan
yang dan lebih
jelas.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Media
Massa
MeMang
sering
diasumsikan
sebagai
suatu
stimuli yang Mampu Memberikan gambaran, contoh ataupun imitasi pada
mereka
yang
menontonnya.
Helalui
media
Massa
orang
belajar ban yak hal yang sebelumnya tidak ia kenaI. Begitu pula yang
diasumsikan semen tara pada kalangan remaja.
Pertanyaan
nya, apakah benar bahwa remaja banyak mencoba hal baru menon ton malah
media
atau meMPeroleh berita
dari
media?
sebaliknya, bahwa terpaan televisi yang
karena Ataukah
tinggi
justru
menjadi salah satu diseminasi penyaluran waktu luang, sehingga menyebabkan tidak sempat melakukan hal-hal di luar nya.
kebiasaan
Pertanyaan ini coba dijawab dengan menghubungkan
frekuensi
rata-rata waktu menonton televisi dengan
antara,
kebiasaan
respond en menggunakan obat terlarang dan sejenisnya. TABEL XX
HUBUNGAN FREKUENSI HENONTON TELEVISI DENGAN KEBIASAAN REMA;/A
HENGGUNAKAN OBAT TERLARANG
FREKUENSI
I I I
MENONTON Sgt Rendah Rendah Sedang Tinggi Sgt Tinggi
KEBIASAAN HENGGUNAKAN OBAT TERLARANG Pernah melakukan
o (0%)
I \
I
I
I
Total Hed i a contoh imitasi,
Tidak Pernah
3 (6,7%) 1 (3,4%) o (0%) 3 (42,9%)
1 42 28 18 4
7
93
Massa
yang
I
sebagai sarana
kemudian mendorongnya
yang
I
(100%) (93,3%) (96,5% ) (100%) (4,3%)
1 45 29 18 7
Jumlah (100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
100
memberikan
memunculkan
memang secara teoritik dan empirik tidak
gambar,an,
harapan
dan
disangkal.
Namun dalam banyak hal asumsi itu memang tidak dapat digenari
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46 lisir. Sebagai contoh adalah hubungan terpaan televisi kebiasaan penonton remaja terhadap penggunaan obat Henurut
data
rata-rata
pada tabel XX memperlihatkan
waktu
menonton televisi tidak
dengan.
terlarang.
bahwa,
frekuensi
mempunyai
hubungan
yang kuat dengan kebiasaan menggunakan obat terlarang. yang
mempunyai
pern~h
frekuensi rendahpun ternyata
menggunakan
juga
obat terlarang (6,7%). Oari
Hereka
ada
yang
mereka
yang
berkuensi tinggi 3,4%, dan dari frekuens sangat tinggi Kendati
persentase tertinggi ada pada mereka
yang
42,9%.
mempunyai
frekuensi menonton televisi sangat tinggi, namun kecenderungan angka
yang
persentase tinggi
ada tidaklah nampak. Itu terlihat yang
dalam
ada pada mereka yang
dari
termasuk
menonton televisi. Karenanya
kecilnya
berfrekuensi
tidaklah
terlalu
kuat bukti adanya hUbungan kedua variabel di atas. Suatu hal yang menarik mengenai penggunaan (obat
daftar
G, morfin, ganja dsb) di kalangan
o~at
terlarang
remajs
yang
dijadikan sampel, adalah ketika dilacak darimana mereka mempe roleh obat-obat itu. Oari 7 orang yang pernah menggunaksn obat tersebut,
teman.
orang (14,2%) berasal ·dari toko obat, dan
1
3 orang atau
42,9%
memperolehny~
terlarang
lain (42,9%) memperolehnya dari apotik. Tidak ada dari
3
dari orang
mereka
yang memperoleh dari keluarga atau orang yang tidak d Ikena L. Angka-angka ini memperlihatkan bahwa banvak hal,
positif
maupun
negatif teradopsi o1eh seseorang tidak.semata
me1a1ui
media
massa, melainkan lebih karena hubungan personal
dengan
teman, kenalan stau kontak sosia1 yang lain.
Laporan Penelitian o
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47 3.2.3. Terpaan Jenis Fila dan Kenakalan Pada
pembahasan
berikut ini, hubungan
an t ar
variabel
yang dikemukakan adalah pilihan jenis film di televisi
dengan
kebiasaan berkelahi.
TABEL XXI HUBUNGAN PILIHAN JENIS FILM 01 TELEVISI DENGAN KEBIASAAN BERKELAHI JENIS FILM
I I
TELEVISI
I
Drama kel Action Film Snat Lainnya
I I I I
Total
KEBIASAAN BERKELAHI Pernah melakukan I
Tidak Pernah
5 (35,7%) 29 (42,6%) 2 (16.7%) 1 (20%)
9 (64,3% ) 39 (57,4%) 10 (83,3%) 5 (80%)
37
63
Jumlah
I
14 (100%) 68 (lQO%) 12 (100%) 6. (100%) 100
Pada mereka yang pernah berkelahi, nampaknY
berasal dari pecinta film action. Ada 29 orang
42,6% penon ton filn action pernah berkelahi. dua
~isa
jadi hubunan
variabel ini dikarenakan adanya kesesuaian. bahwa
yang
menyenangi
suka
dengan ad egan kekerasan. Atau bisa pula sebaliknya bahwa
film
action ternyata pernah kita
yang
mereka
biasa
menjadi
film action adalah mereka
atau
contoh atau imitasi bagi Dereka.
Hanya
saja
pecinta film drama keluargapun terdapat
35.7%
yang
berkelahi. Karena i t u ag ak sulit kiranya secara mengatakan
kebiasaan
bahwa pilihan jenis
film
ini
berkelahi b ag i remaja yang menontonnya.
mempengaruhi Bisa
pilihan film yang sering ditonton, berhubungan dengan
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
pasti
jadi
imitasi
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48 yang
untuk berkelahi. namun besar kemungkinan ada faktor lain juga menentukan perilaku demikian. Agar dengan
lebih
jelas untuk pembahasan bubungan
kebiasaan
berkelahi.
berikut
ini
jenis
akan
filII
dikemukakan
paparan jenis til. pilihan dengan agresifitas responden. Oalam hal ini bagi 8mereka yang pernah bekelahi akan dilihat
inten
sitas perkelahiannya dengan pilihan jenis film mereka sukai.
TABEL XXII
HUBUNGAN PILIHAN JENIS FILH 01 TELEVISI OENGAN
AGRESIFITAS DALAH BERKELAHI
JENIS FILH
I
I
I
TELEVISI
AGRESIFITAS BERKELA"I Helukai Lawan
I Tak Pernah Kelukai I
Jumlah
Drama Keluarga Action Film Silat Lainnya Total
I
I
I I
2 (40%) 10 (34.5%) 0 (0%) 0(0%)
3
(60%) 19 (65,5%) 2 (100%) 1 (100%)
5 (100%) 29 (100%) 2 (100%) 1 (100%)
12
25
37 (100%)
Walaupun mereka yang menyenangi film action secara freku- , entif
paling banyak. namun persentase terbesar
lawan
jika berkelahi justru ada pada pemilih
(40%).
Angka ini memperlihatkan bahwa
dalam
yang drama
agresifitas
lIelukai keluarga seseorang
berkelahi --seperti melukai lawan atau tidak
melukai-
ternyata tidak berhubungan dengan pilihan jenis film
televisi
yang disukai. Artinya mereka lIelakukan suatu agreiifitas dalam berkelahi tidak dipengaruhi imitasi adegan film yang ie sukai. Pada
pecinta
Laporan Penelitian o
film silat misalnya. dari
Pengaruh media massa
12
orang
yang
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49 memilihnya,
hanya
2 orang (20%) yang pernah
berkelahi,
dan
ternyata 2 orang tersebut tidak pernah melukai lawan.
Padahal
film silat sebenarnya termasuk film yang sarat dengan
kekera esensial
san, bahkan perkelahian merupakan bagian yang paling
pada filn jenis ini. kekera
Sementara fila bertemakan drama keluarga, ad e g an
sannya relatif lebih sedikit dibanding film action atau silat. Naroun ternyata persentase terbesar pelaku kekerasan justru ada pada pemilih jenis film ini. Kenakalan fenomena
remaja dengan agresifitasnya memang
yang kODpleks. Banyak faktor
yang
merupakan
mempengaruhinya.
Tidak saja lingkungan sosial, keluarga dan media massa. kond i s i
·individualpun
oleh ka l angan
psikolog
aoap
sebagai potensi yang dapat memunculkan fenomena yang Media
Namun dilihat
berbeda.
massa di satu sisi memang dapat mempunyai hubungan
p engaz u h , tidak
nanun
terlalu
tersebut.
secara k"antitatif di kuat
data yang
Sayangnya
banyak
membuktikan
pada penelitian
ini
hal
ternyata
adanya
pengaruh
faktor-faktor
media tidak kesemuanya tergali untuk diperikan. Hal itu lain
karena stressing dan tujuan
dan
penelitian ini
yang
non tidak tidak
mengarah ke sana. Walau diperoleh
demikian, penelitian
perkelahian. minuman
Dari
ada data sampingan ini berkaitan dengan
sejumlah
29 respond en
yang
lI,enarik
kenakalan yang
biasa
keras. Terdapat 15 orang atau 51,7% biasa
yang berupa minull
berkelahi.
Semen tara dari 71 orang yang tidak pernah minum minuman
keras
hanya 22,5% yang pernah terlibat perkelahian. Angka ini menan
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dakan,
5& remaja,
bahwa mereka yang sering terlibat perkelahian
sebagian besar berasal dari mereka biasa minum minuman Karena
itu bisa jadi faktor ini merupakan faktor
penting
keras.
yang
hubungannya dengan masalah perkelahian dan
lebih
kenakalan
pada umumnya daripada pengaruh media massa, khususnya televisi dan film. Menurut data hasil survai, remaja yang biasa minum man
keras
72% berasal dari mereka
yang
sekarang
menpunyai
pendidikan setingkat SLTA, 25,14% dari yang droup out (pengangguran),
minu
sekolah
dan sisanya 3.45% berasal dari pelajar.
Dengan demikian pada usia pendidikan SLTA nerupakan
SLTP.
nasa-nasa
yang paling genting berkaitan dengan kenakalan remaja. Hal ini tidak
saja
namun
juga
rawan
dalan hal terlibat perkelahian. Dari 37 responden
yang
pernah
untuk kebiasaan minum minuman keras.
terlibat
berpendidikan
perkelahian akhir-akhir
SLTA.
ini.
18,9% Tidak sekolah. dan
64.9%
sedang
sisanya
3,45%
dari SLTP. 3.2.4. Terpaan Film Biru Pada Remaja Opini
ses~orang
merupakan cerninan dari sikap
terhadap
suatu obyek. Sikap selain berkaitan dengan fungsi kepentingan" ia
dipengaruhi oleh persepsi atau bagainana seseorang memberi
makna oleh
pada
obyek tersebut. Da Lan hal ini
serangkaian
indera. realitas
infornasi ataupun
persepsi
stimuli
yang
diwarnai ditangkap
Terpaan film blue bagi remaja, nemberikan makna bahwa
hal
yang mereka lihat
adalah
sesuatu
benar-benar terjadi. Pernah dilakukan orang atau bahkan pula
dipersepsi
sebagai
Laporan Penelitian
hal yang biasa
Pengaruh media massa
di
lakukan
pad a yang dapat orang.
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51 Karenanya ada kecenderungan bagi mereka yang biasa melihat film
blue akan permisif pendapatnya tentang seks. Hal itu
disebab
kan
tersebut
oleh
persepsi yang melihat adegan
merupakan
dalam
film
sesuatu yang banyak terjadi di masyarakat.
TABEL XXIII
HUBUNGAN KENONTON FILM BIRU DENGAN OPINI
RESPONDEN BAHWA BERCIUMAN ADALAH PERBUATAN WAJAR DI KALANGAN
REHAJA.
I
OPINI
---1------------ TERPAAN ISangat FILM BIRU I stj
Setuju Iragu-ragu ITidakl sangat I stj I stj I
Pernah
29 (65,9%) 14 (25%)
3 (6,8%) tdk pernah 4 (7,1%)
Jumlah
7
Pada
4 (9,1%) 10 (7,9%)
43
Total
2 6 (13,6%) (4,5%) 17 11 (30,4%) (19,6%)
14
44 (100%) 56 (100%)
23
angk a tabel XXII; nampak bahwa ne r eka
13 8=100 yang
pernah
men on ton film blue cenderung untuk permisif pendapatnya terha dap
moral sosial (setuju atau sangat setuju bahwa
ciuman
kalangan remaja adalah perbuatan wajar). Ada 29 orang setuju
dan 3 orang (6,8%) sangat setuju. Atau kalau
di
(65,9%) dijumlah
sebanyak 32 orang (72,7%) dari 44 responden yang pernah menon ton
ciuman.
Sementara
mereka yang belum pernah menonton film biru relatif
cenderung
untuk
film biru cenderung longgar dalam hal
netral
tidak menuju pada
Laporan Penelitian
suatu
ekstrimitas
Pengaruh media massa
pendapat
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tertentu. tidak
Hanya saja pada angka tebe1 tadi.
setuju
atau sangat tidak setuju
persentase
1ebih
besar
52 yang
sedikit
daripada yang longgar pendapatnya. Berkaitan dengan pernah tidaknya menonton film biru ketika
ini.
dikejar pertanyaan dengan siapa mereka menonton.
ter
nyata 90% menantan film cabul itu bersama teman. 6.8% sendiri an.
dan
msreka
2.3% dengan yang lain. mempero1eh
kaset
biru
Ketika
ditanyakan
tersebut,
67.4%
darimana menyatakan
berasa1 dari teman. 20.9% dari videa rental. 6,9% milik tua.
dan sisanya 4.8% mereka menyatakan tidak
tahu
orang
darimana
kaset itu berasal.
TABEL XXIV
HUBUNGAN HENONTON FILH BIRU DENGAN OPINI RESPONDER BAHWA
HUBUNGAN SEKS SEBELUH NIKAH ADALAH PERBUATAN WAJAR.
OPINI
TERPAAN FILH BIRD
Sangat /setuju setuju
Pernah
11 1 (2.3%) (25.6%) td k pernah 0 0 (0%) (0%) 1
11
I
I
ragu-ragu' Tidak stj 21 (4.6%) 2 (3.5%)
I
26 (28.0%) 14 (24.6%)
4
sangat tak stj
lTotal
17 (39,5%) 4.1 (71.9%>
43 (100%) 57 ( 100%) 58
26
N=100 Kendati sebagian besar respond en cenderung masih mengang gap perbuatan seks sebelum nikah adalah perbuatan tidak wajar.· , namun
ada
beberapa hal yang menarik disimak
pada
tabel
di
atas. Nampak bahwa mereka yang tidak pernah menanton film blue cenderung
opininya kontra terhadap longgarnya
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
hubungan
seks
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebelulll
BF
Illenyatakan
hubungan mereka
53 non ton
nikah. 71.9% dan 24.6% dari yang tidak pernah sangat
seks yang
sebelulll nikah adalah pernah
tidak
setuju
bahwa
perbuatan
wajar.
NallUn
tidak setuju dan
menonton BF ada 12
orang
yang
longgar
pendapatnya. 25.6% setuju dan 2,3% sngat setuju bahwa hubungan seks sebelulll nikah adalah perbuatan wajar. Dari angka-angka tersebut. nampak ada kecenderungan opini yang
berbeda antara yang pernah menonton film blue
dan
yang
belulll pernah. Berarti kedua variabel ini ada kesejajaran
yang
saling
berhubungan. Karena itu benar kiranya
bahwa
pengaruh
media terhadap opini tertentu tidak dapat digeneralisir. namun harus
diperhatikan
penonjolan isinY8. dan
tentu
saja
juga
terpaan
film
perbedaan khalayak dan konteksnya. Tetapi biru
juga
ketika
dikejar lebih jauh, apakah
mempengaruhi
angka-angka
perilaku
seks
responden
diperoleh
yang kurang mendukung. Dari 44 orang yang
menonton BF, hanya 5 orang (11,4%) yang pernah'lllelakukan sebelum remaja atau
nikah.
Nalllun jika dibalik. dari
6
orang
berasal dari Illereka yang pernah
seks
respond en
yang pernah Illelakukan seks sebelulll nikah. ada 5 (85,3%)
pernah
menonton
orang film
biru. Hanya ada 1 orang yang pernah melakukan seks yang beras al
dari
mereka yang tidak pernah Ilenonton film b i ru .
orang yang Illengaku pernah berhubungan seks tersebut
Dan '6
keseluru
hannya adalah anak laki-Iaki.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono Q
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
TABEL XXV HUBUNGAN HENONTON FILM BLUE OENGAN PERNAH TIDAINYA BERHUBUNGAN SKIS SEBELUH NIKAH.
I BERHUBUNGAN SEIS TANPA FILM BLUE Pernah I Tidak Pernah I I Pernah I T idak Pernah I TERPAAN
NIKA~
5(11.4%) 1(1.8%)
Jumlah
secara
kwantitatif hubungan dua variabel
begitu nampak, namun secara kualitatif
ba ho a ,
me r eka
sebagian
yang
besar
44(100%) 57(100%)
N =100
94
6
Jadi tidak
39(66,6%) 55(98,2%)
TOTAL
pernah ber hubungan
bisa
seks
(5 dari 6 orang atau 83,3%)
di
atas
dikatakan
sebelum pernah
nikah
menonton
film biru. Karena itu secara kualitatif terpaan film cabul ini pe~garuh
mempunyai kuat
oleh
pada sebagian penontonnya. Hal ini
pengakuan responden
ketika
dilakukan
diper
wanwancara
dengan peneliti. Pertama kali saya pingin sama perempuan itu, gara-garanya habis diajak teman-teman nonton fibl blue. Kayaknya apa yang saya lihat itu, simana yah ... bikin orang pingin gitu loh. Padahal kata teman saya kalau mbayar.gin teru~ itu nggak baik, akhirnya saya pergi mencari wanita di Bangunrejo, waktu itu saya memberanikan diri pergi sendi rian lho mas. Apa
yang
d Lkenukakan oleh s eorang respond en 'pria
yang
agak terbuka ini, bisa jadi tidak mewakili keadaan orang lain. Artinya tidaklah
pada sama.
orang yang berbeda pengaruh terpaan Namun demikian, tetap
saja
film
dapat
bahwa film biru memang bisa berpengaruh pada khalayak
blue
dikatakan terten
tu. Terutama jika ada faktor-faktor yang mendukungnya, seperti
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kesempatan
untuk
oelaku kan, kendornya kontrol
sosial,
55
dan
keadaan individu itu sendiri. Pada tidak
analisis
di
bahas
mempertajam
data ini pellbahasan media
secara mendalam,
pembahasan
karen a
cetak
sengaja
dimaksudkan
pada media massa yang
memang
untuk dirasa
lebih relevan baik secara teoritik Ilaupun empirik pada kenakaIan
remaja,
diperoleh
yaitu televisi dan film.
dalam
Data
dan
hubungannya dengan media cetak,
angka baik
yang surat
kabar maupun majalah, secara umum kurang relevan dengan perma salahan yang dibahas. Karena itu data-data ini tidak
dipapar
kan dan dibahas secara khusus.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56
BAB
IV
PENUTUP
dari
Permasalahan
yang muneul dala. penelitian
ketertarikan
peneliti pada masalah yang
perkembangan
Redia
Dassa
khususnya
ini
berawal.
berkisar
pada
swasta.
yang
televisi
akhir-akhir ini dinilai banyak menayangkan film-film Barat masyarakat.
SebagaiDana
diketahui
perkembangan
teknologi
komunikasi. dengan fen omena globalisasinya. telah media
di
menempatkan ini
media
massa tidak saja berfungsi sebagai sumber infor.asi dan
hibu
ran,
massa pada posisi yang amat penting. Dewasa
tapi
juga dinilai telah menimbulkan
.asaIah,
terutama
berasal dari kekhawatira,n kuatnya pengaruh negatif yang ditim bulkan terhadap Remaja dari
.asyara~at.
khususnya pada kalangan remaja.
mer~pakan
yang
bag ian masyarakat
yang
berasal
kalangan muda usia,. yang sedang mencari identitas
serta
dalam
Dinilai
proses transisi dari
banyak
terpengaruh
anak-anak
pihak merupakan kalangan
olen
berbagai budaya asing
Denuju
yang yang
diri. dewasa.
paling hadir
mudah
meIaIui
media massa. Beranjak remaja asing
dari
itu. dibangunlah asumsi
bahwa
kenakalan
berkait erat dengan membanjirnya informasi dan yang hadir melalui media massa. Dan melalui
budaya
penelitian
ini dicoba dibuktikan kebenaran asumsi yang dibangun tersebut: Apakah
benar
bahwa
kenakalan remaja
yang
akhir-akhir
sering disoroti masyarakat itu merupakan fenomena yang
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
ini
muncul
Soetojo darsosentono
"",~
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
karena
kehadiran
dijawab
melalui
media massa tersebut? Pertanyaan peneli
tian yang
dilakukan
57 akan
ini
di
keeamatan
Gubeng, kotamadya Surabaya. 1. Kesillpulan Helalui
penelitian yang dilaksanakan dengan
sampel
100
responden yang dipilih seeara random, diperoleh hasil beberapa kesimpulan
yang bersifat unum dan khusus.
Adapun
kesimpulan
tersebut adalah sebaeai berikut: 1.
Seeara
umum
kompleks maupun
yang
kenakalan
remaja
merupakan
berkaitan dengan
individual.
Yang
berbagai
tidak
yang
masalah faktor
semata-mata
sosial
dikarenakan
kehadiran media massa. 2.
Point ini
kedua yang adalah,
dapat
ditarik
dalam
bahwa tidak semua masalah
kesimpulan
umum
kenakalan
remaja
berhubungan dengan terpaan seseorang terhadap media massa. Ada
beberapa
masalah
hal yang memang
kenakalan
berhubungan
remaja yang tidak
namun
banyak
berhubungan
dengan
terpaan media. 3. Hulai point ketiga ini akan pulan
yang
lebih bersifat
dikemukakan khusus.
kesim
beberapa
Adapun
kesimpulannya
antara lain, bahwa terpaan seseorang remaja menonton visi ,
atau
waktu rata-rata menonton
televisi
tele
tidaklah
berhubungan dengan opini mereka tentang penilaian ciuman di kalangan remaja, apakah mereka menganggap ciullan suatu
perbuatan yang wajar atau tidak. Ada 52%
yang
ganggap
ciuman merupakan perbuatan yang wajar di
remaJa,
tetapi mereka ini terdiri dari berbag~i
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Ilerupakan men
kalangan respond en
Soetojo darsosentono
c
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58
yang
berbeda kriteria terpaan aedianya
(televisi).
Tidak
ada keeenderungan opini tertentu pada remaja yang dikarena kan perbedaan intensitas terpaan media massa. berhu
4.Terpaan televisi pada penon ton remaja juga tidak bungan
dengan
sebelum
opini mereka ten tang
nikah.
wajar
tidaknya
Ada 12% dari respond en yang
setuju
seks bahua
seks sebelum nikah adalah perbuatan yang uajar. Dari mereka yang
permisif ini ternyata tidak semuanya memperoleh
ter~
paan media yang tinggi. namun juga berasal darr mereka yang rendah terpaan televisinya. 5. Terpaan media massa khususnya televisi juga tidak berhubun gan dengan perilaku remaja dalam minum minuman keras. Malah ada
kecenderungan
keras
justru
bahwa mereka yang biasa
berasal dari mereka
yang
minull
rend~h
minuman rata-rata
waktunya menonton televisi. berhubung~n
6. Kebiasaan eiuman di kalangan remaja juga tidak d eng an 29~
ting!ri rendahnya terpaan televisi pada mereka.
r e sp onden yang biasa bereiuman ternyata
mereka
yang
berasal
beragam terpaan Bedia televisinya
dan
Ada dari tanpa
adanya kecenderungan tertentu yang kuat. 7. Pernah tidaknYa berhubungan seks di kalangan remaja juga tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya terpaan
televisi
pada mereka. Ada 6X responden yang pernah berhubungan seks, ternyata paan
mereka berasal baik dari yang sangat tinggi
medianya
maupun rendah. Dengan
tanpa
ter
kecenderungan
tertentu. 8. Frekuensi Menonton Televisi juga
tidak
be r hubung an .
•
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan Dari
59 terlarang.
kebiasaan remaja dalam menggunakan obat 7% yang pernah menggunakan obat
berasal
terlarang,
ternyata
dari mereka yang diterpa televisi secara
beragam.
tanpa ada kecenderungan tertentu.
9. Kebiasaan Berkelahi bagi remaja tidak berhubungan dengan jenis
film yang disukai. Begitu pula pada pernah
dalam
berkelahi
melukai
lawan.
juga
tidak
tidaknya
berhubungan
dengan pilihan jenis film yang disukai tersebut. 10.Terpaan Film Biru (porno) mempunyai hubungan dengan opini remaja dalam memandang wajar tidaknya ciuman di kalangan per~ah
remaja. Ada 72,7% responden yang menganggap
c Iunan
di
ka l angan
nonton film biru,
remaja
adalah
perbuatan
wajar.
Remaja yang pernah menonton film BF cenderung
mem
punyai
pendapat yang longgar terhadap masalah moral,
baik
ciuman maupun hubungan seks sebelum nikah.
11, Terpaan Film Biru juga berhubungan dengan opini remaja menge
nai
hubungan
mereka
yang
seks sebelum nikah.
Ada
kecenderungan
pernah lIenonton film biru
mellPunyai
pada'
pendapat
yang permisif terhadap masalah seks.
12.
Terpaan Film Biru (porno) juga berhubungan dengan pernah ti daknya
responden
kecenderungan
pada
berhubungan
seks
sebelull
mereka yang pernah
nikah.
melakukan
Ada
hubungan
seks (85,3%) pernah menon ton film biru.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60 2. Saran-Saran Beberapa point kesilllPulan yang telah dikemukakan di hendaknya d i t e r Laa dengan hati-hati. Artinya Ilalaupun dapat disetujui. namun harus disadari bahW'a pulan
itu
terbatas
lingkupnya
pada data hasil
atas
Ilungkin
kesinpulan-kesill
penelitian
yang
juga terbatas ini. Oleh ka r enanya , jika
ruang
dilakukan
generalisasi harus dilakukan d engan hati-hati pula. . ~
Berikutnya,
peneliti~n
mengingat apa yang diteliti pada
ini tidak ne Hpu t i s enua dimensi media massa dan segala kenakalan
remaja,
penelitian yang
maka akan lebih baik lagi
lanjutan
yang lebih detail dan
jika
dilakukan
dengan
responden
lebih luas, dan alat ukur yang lebih tajam
statistik).
sehingga
dengan itu akan
aspek
(menggunakan
diperoleh
hasil
d ap a t, d i pe r-band Ingkan dan d i pe r h i t.ungkan dalam studi
yang
lanjutim
tersebut. Kendati tian
demikian apa yang telah dihasilkan oleh ·peneli
ini setidaknya dapat dijadikan bahan renungan
sekaligus
masukan untuk pemelllshaman terhadap fenomena kenakalan
remaja,
dan hubungannya dengan media massa.***
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
,/ / DAFTAR PUSTAKA
Ge ru ng an ,
W.A., Pengantar Psiko10gi So s i a L, Penerhit Karya, Bandung, 1986.
He. Quail, Dennis, Teo r i Komun i k se i lfassa, Penerbit Jakarta. 1988.
Ile.."dja
Erlangg31,
He. Quail, Dennis, Hodel-model Komunikasi (Terjemahan)
Pener bit Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta, 1984.
Rahmat,
Jalaludin, Hetode Pen e I i t i en Remaja Karya, Bandung, 1988. Psiko1ogi
Komunikasi,
Pene-rb i t
Penerbit
Relliladja
Komunikasi,
Karya, Bandung, 1988 Singarimbun, Masri, Hetode PeneliLian Survey, Penertit LP3ES, Jakarta, 1987.
Laporan Penelitian
Pengaruh media massa
Soetojo darsosentono
,