MATRICONDITIONING PLUS FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN CENDAWAN DOMINAN PENYEBAB DAMPING - OFF PADA TOMAT
(Lycopersicon esculentum Mill.)
Oleh SUSILOWATI A34402056
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Ringkasan Susilowati. Matriconditioning plus Fungisida Nabati untuk Mengendalikan Cendawan Dominan Penyebab Damping-off pada Tomat (Lycopersicon esculentum Mill). (Dibawah bimbingan SATRIYAS ILYAS dan SUDARSONO). Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode perlakuan matriconditioning plus fimgisida nabati terbaik untuk mengeliminasi patogen penyebab damping-off dalam upaya menyediakan bibit tomat sehat. Benih tomat varietas Arthaloka yang sehat dan benih yang diinokulasi buatan dengan Fusarium sp. digunakan dalam penelitian. Isolat cendawan dominan penyebab damping-off didapat dengan mengisolasi kecambah tomat yang terserang damping-off di persemaian (percobaan 1). Benih yang diinokulasi didapat dengan merendam benih dalam isolat Fusarium sp., sedangkan media tanam yang diinokulasi didapat dengan mencampur media tanam dan media biakan corn meal sand dengan perbandingan 10:l (bh) (Hermatin, 1993) sebagai percobaan 2. Benih yang diinokulasi buatan disemai di media steril untuk diuji mutu fisiologisnya pada percobaan 3. Perlakuan benih terdii atas kontrol, matriconditioning, matriconditioning plus minyak cengkeh 0,06%, matriconditioning plus minyak sereh wangi 0,25%, matriconditioning plus Zngrofol0,6% dan Zngrofol0,6%, setelah diberi perlakuan benih diinkubasi pada suhu 2 2 ' ~ selama 4 hari (percobaan 4). Benih yang diinokulasi dan diberi perlakuan benih diuji tingkat kontaminasinya menggunakan metode blotter test yaitu dengan menginkubasi benih di bawah penyinaran near ultra violet selama 12 jam dan 12jam berikutnya periode gelap pada hari ke-1 dan hari ke-3 sampai hari ke-14, sedangkan pada hari ke-2 benih diinkubasi pada suhu - 2 0 ' ~untuk menghambat perkecambahan benih (percobaan 5). Benih sehat yang telah diberi perlakuan disemai pada dua tingkat kontaminasi media tanam yaitu media steril dan media yang diinokulasi (percobaan 6), sedangkan benih yang diiiokulasi dan diberi perlakuan disemai di media steril (percobaan 7). Rancangan acak lengkap diterapkan pada percobaan 3 (mutu fisiologis benih yang diiiokulasi buatan) dan percobaan 5 (tingkat kontaminasi Fusarium sp. pada benih yang diinokulasi buatan). Percobaan 6 (mutu fisiologis benih pada dua tingkat kontaminasi media tanam) dan percobaan 7 (mutu fisiologis benih pada dua tingkat kontaminasi benih) menggunakan rancangan splitplot. Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa Fusarium sp. mempakan cendawan dominan yang ditemukan dari isolasi kecambah tomat yang terserang damping-off di persemaian. Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa benih yang diinokulasi buatan memiliki tingkat kontaminasi Fusarium sp. sebesar 98% dan memperlihatkan kecenderungan'menurun pada semua tolok ukur mutu fisiologis dan pertumbuhan bibit pada percobaan 3. Hasil percobaan 5 menunjukkan bahwa perlakuan matriconditioning plus minyak sereh wangi 0,25% efektif pada blotter test dalam menurunkan tingkat kontaminasi Fusarium sp. menjadi 10%. Hasil uji mutu fisiologis benih pada dua tingkat kontaminasi media tanam (percobaan 6) menunjukkan bahwa perlakuan matriconditioning dan matriconditioning plus minyak cengkeh 0,06% pada benih
yang ditanam di media steril menunjukkan kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dibanding pada benih yang ditanam di media yang diinokulasi. Perlakuan kontrol dan matriconditioning pada benih yang ditanam di media steril menunjukkan bobot kering bibit normal dan laju pertumbuhan bibit yang lebih besar dibanding pada benih yang ditanam di media yang diinokulasi Hasil uji mutu fisiologis benih pada dua tingkat kontaminasi benih (percobaan 7 ) menunjukkan bahwa perlakuan kontrol pada benih yang diinokulasi menunjukkan persentase rebah kecambah dan Tso yang lebih tinggi dibanding vada benih sehat. Perlakuan kontrol vada benih sehat menuniukkan kecevatan L b u h yang lebih tinggi dibandinipada benih yang diinoiulasi. ~erlakuan matriconditioning pada benih yang . - diinokulasi juga menunjukkan kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dibandiig pada benih-sehat. ~erlakuankontrol dan Ingrofol0,6% pada benih sehat menunjukkan bobot kering bibit normal dan tinggi bibit 6 MST yang lebih tinggi dibanding pada benih yang diinokulasi. Perlakuan matriconditioning plus Ingrofol 0,6% dan perlakuan Ingrofol 0,6% pada benih sehat menunjukkan laju pertumbuhan bibit yang lebih tinggi dibanding pada benih yang diinokulasi. Perlakuan Ingrofol 0,6% pada benih sehat menunjukkan tinggi bibit 4 MST yang lebii tinggi dibandiig pada benih yang diinokulasi. Semua perlakuan yang diujikan pada benih sehat menunjukan jumlah dam 4 MST yang lebih tinggi dibanding pada benih yang diinokulasi. Perlakuan kontrol, matriconditioning, matriconditioning plus Ingrofol 0,6% dan Ingrofol 0,6% pada benih sehat menunjukkan jumlah daun 5 MST yang lebih tinggi dibanding pada benih yang diinokulasi. Perlakuan yang sama pada benih sehat menunjukkan jumlah daun 6 MST yang lebih tinggi dibandiig pada benih yang diinokulasi kecuali perlakuan IngrofolO,6% Perlakuan matriconditioning pada media steril atau benih yang diinokulasi menunjukkan pengamh yang lebih baik pada kecepatan tumbuh yaitu 26,8Y&ari dan 32,l%ha1i dibanding kontrol yaitu 24,l%hari dan 19,l%/hari. Perlakuan yang sama pada media yang diinokulasi menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada Tso yaitu 2,6 hari dibanding kontrol yaitu 3,5 hari. Perlakuan matriconditioning pada benih yang diinokulasi menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, indeks vigor dan spontanitas tumbuh yaitu 98%, 97,5%, 97% dan 48,7% dibanding kontrol yaitu 90%, 87%, 81% dan 43,5%. Perlakuan matriconditioning plus minyak sereh wangi 0,25% pada media steril atau benih sehat menunjukkan pengamh yang lebih baik pada persentase rebah kecambah, bobot kering bibit normal dan laju pertumbuhan bibit yaitu 0,5%, 2,79 g dan 60 mg/KN dibandiig kontrol yaitu 3,5%, 2,57 g dan 56 mg/KN. Perlakuan yang sama pada benih yang diinokulasi menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada tinggi bibit 6 MST dan jumlah daun 3 MST yaitu 8,3 cm dan 1,3 dibanding kontrol yaitu 7,l cm dan 0,6. Secara m u m perlakuan matriconditioning dan matriconditioning plus minyak sereh wangi 0,25% memberikan h a i l uji yang lebii baik dibanding perlakuan laimya.
M A TRICONDITIONING PLUS FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN CENDAWAN DOMINAN PENYEBAB DAMPING - OFF PADA TOMAT
(Lycopersicon esculentum Mill.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleb SUSILOWATI A34402056
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Mohoniah ampun lcepada Tuhanmu. Ssesungguhnya Dia maha pengampun, Niscaya dia akan mengirimkan hujan yang lebat buat kamu, membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan kebun-kebun dan sungai untukmu. Mengapa tidak engkau berharap pada kebesaran Allah?. (Surah Nuuh ; I 0-1 3)
D a n K a m i wajibkan manusia (bcrbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya ...(Surah AI-Ankabuut ;8 )
K ~ ~ e r s e m b a h k aKaryaku n ini untuk Bapak, Ibu, A a , Teteh.Adik d a n s e m u a Koluargaku
LEMBAR PENGESAHAN Judul
:MATRICOIVDITZONING PLUS FUNGISIDA NABATI UNTUK
Nama
MENGENDALIKAN CENDAWAh' DOMINAN PENYEBAB DAMPING-OFF PADA TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) :Susilowati
NRP
:A34402056
Menyetujui, Dosen Pembimbing I1 C _
Prof. Dr. IT. Sudarsono. MSe. NIP. 131 476 606
NIP. 131 124 822
,-,.***a
Tanggal LUIUS :
NIP. 130 422 698
"I 2 OCT 2006
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Agustus 1984. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Yusuf A. Zaeni dan Ibu Aspiah. Jenjang pendidikan penulis diawali di Madrasah Ibtidaiyah A1 - Ulumiyah kecamatan Gunung Putri
-
Bogor, Jawa Barat pada tahun 1990. Penulis
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SLTP Puspanegara Citeureup, kecamatan Citeureup - Bogor, Jawa Barat pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 3 Bogor, Bogor Timur dan lulus pada tahun 2002. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui seleksi penerimaan mahasiswa bam (SPMB) pada tahun 2002 dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.