RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Jumat, 3 Juni 2011
- Inflasi Mei 0,12 %. - Moody’s pangkas peringkat kredit Yunani. - Reignwood jaminkan 16% saham ENRG. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Setelah libur kemarin, hari ini perdagangan saham diperkirakan akan cenderung didominasi aksi jual menyusul perkembangan bursa global dan kawasan yang kurang kondusif. Namun volume dan nilai perdagangan diperkirakan akan relatif tipis mengingat banyak pelaku pasar yang wait and see. Tadi malam indeks Dow Jones dan S&P 500 di AS ditutup masingmasing turun 0,34% dan 0,12% melanjutkan penurunan hari sebelumnya di atas 2%. Pelaku pasar lebih memilih menghindari aset beresiko setelah prospek pemulihan ekonomi global menunjukkan pelemahan, tidak sesuai dengan harapan pelaku pasar sebelumnya. Ini terindikasi dari sejumlah data seperti data aktifitas maufaktur di AS dan China yang melambat, angka kesempatan kerja dan pasar perumahan di AS yang turun periode Mei lalu. Disaat bersamaan China masih akan mengetatkan likuiditasnya dan berpeluang menaikkan kembali tingkat bunganya. Sedangkan Jepang memasuki krisis ekonomi dan politik setelah PM Jepang menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen. Di kawasan Eropa, sejumlah negara Uni Eropa masih menghadapi problem utang yang besar. Berbagai perkembangan yang kurang menggembirakan tersebut telah memicu tekanan jual di pasar saham AS, Eropa dan Asia Timur. Sementara itu pasar saham Asia Tenggara kemarin ditutup relatif mixed, indeks ST Singapura terkoreksi tipis 0,4%, indeks saham Malaysia (KLSE) menguat 0,1%, Thailand (SET) turun 0,6%. Perkembangan bursa kawasan dan global yang tidak menguntungkan tersebut akan berdampak pada perdagangan hari ini. Namun apabila terjadi tekanan jual, IHSG diperkirakan akan tertahan pada level support di 3780. Pelaku pasar bisa mencermati level tersebut untuk melakukan pembelian balik atas saham-saham sektoral yang menjanjikan pertumbuhan laba positif tahun ini. Pelaku pasar bisa mencermati saham-saham seperti sektor tambang batubara, CPO, dan yang diuntungkan dengan faktor inflasi rendah dan penguatan rupiah seperti otomotif, konsumsi dan infrastruktur. Disarankan untuk melakukan pembelian bertahap pada saat harga terkoreksi pada level supportnya. Secara keseluruhan tren pasar masih bullish, dengan dukungan perkembangan positif pada sejumlah indikator makro ekonomi Indonesia dan prospek pertumbuhan laba emiten sektoral yang kuat. Resiko pasar akan bersumber dari perkembangan ekonomi global. Untuk pemain jangka pendek tetap dalam pola trading memanfaatkan koreksi yang terjadi. IHSG 3780-3856
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
BPS: Mei Terjadi Inflasi 0,12%. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Mei 2011 terjadi inflasi 0,12%. Inflasi dipicu kenaikan harga sandang dan perumahan sepanjang Mei 2011. Inflasi kumulatif Januari-Mei 2011 adalah 0,51%, sementara inflasi yoy di Mei mencapai 5,98%. Dari 66 kota, sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan sisanya 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,66% dan Kendari 1,08%. Makanan jadi, minuman, dan rokok menyumbang inflasi 0,04%, perumahan, air, listrik, gas menyumbang inflasi 0,06. Kemudian sandang termasuk emas menyumbang inflasi 0,05%. (Detikcom) Cadangan Devisa Indonesia Per Akhir Mei Mencapai US$ 118 Miliar. Bank Indonesia (BI) merekam, jumlah cadangan devisa hingga akhir Mei 2011 mencapai US$ 118 miliar. Angka ini naik US$ 1,5 miliar dari posisi 20 Mei 2011 yaitu US$ 116,5 miliar. Sementara itu kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mencapai Rp 76,97 triliun atau mencapai rata-rata 38,9% dari total SBI. Hingga akhir Mei 2011, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mencatat, kepemilikan BI di Surat Utang negara (SUN) sebesar Rp 14,34 triliun. Ini adalah pertama kalinya kepemilikan BI meningkat sejak akhir Maret 2011 yaitu Rp 7,19 triliun. (Kontan Online) Bank Pundi Right Issue Rp100/Saham. PT Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS) melakukan penawaran saham terbatas II kepada pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias right issue dengan harga penawaran Rp100 persen sehingga nilai totalnya Rp500 miliar. BEKS akan menerbitkan lima juta saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham dan rasio 1:5. Dana hasil right issue ini akan dipergunakan untuk capital expenditure (capex), termasuk penambahan jumlah jaringan operasional dengan melakukan pembukaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu sebanyak 69 persen. Dan sisanya sebesar 31 persen akan digunakan sebagai modal kerja untuk meningkatkan kredit yang akan difokuskan kepada sektor UMKM. (Okezone) 26 Agustus, Bakrie Sumatera Bagi Dividen Rp4,3/ Saham. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membagikan dividen tunai sebesar Rp4,3 per lembar saham atau setara dengan Rp60,2 miliar. Dividen tersebut akan dibagikan perseroan pada tanggal 26 Agustus 2011. Laba bersih yang dibagikan untuk dividen sebesar Rp60,2 miliar merupakan 7,47 persen dari laba bersih 2010 sebesar Rp805,6 miliar sementara sebagian lainnya akan digunakan sebagai dana cadangan wajib dan sebagian lagi ssebagai cadangan lainnya. (Okezone)
Moody's Pangkas Peringkat kredit Yunani Menjadi Caa1. Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service kembali memangkas peringkat kredit Yunani. Peringkat turun menjadi Caa1 dengan potensi pemangkasan lebih lanjut dalam jangka pendek menengah ke depan sehubungan buruknya kondisi keuangan negara tersebut. Moody's memangkas peringkat kredit Yunani dengan landasan bahwa pemerintah Athena gagal menstabilkan posisi utangnya tanpa upaya restrukturisasi. Hal ini jelas bisa merugikan investor swasta. Hal ini menjadikan peringkat kredit Yunani berdasarkan Moody's berada 3 peringkat di bawah peringkat kredit berdasarkan Fitch Rating yaitu B-plus dan 2 peringkat di bawah peringkat kredit Standard & Poor's yang saat ini berada pada level B. Kondisi peringkat Yunani saat ini berada di level yang sama dengan Argentina pada 2001 silam, 5 bulan sebelum negara tersebut mengumumkan gagal bayar utangnya. (Kontan Online) Investasi Membuat BTEL Merugi. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menderita rugi bersih sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp 41,13 miliar. Padahal, pada periode sama di tahun lalu, BTEL membukukan laba bersih Rp 29,04 miliar. Pendapatan BTEL sepanjang kuartal I-2011 cenderung stagnan, cuma tumbuh 0,72% menjadi Rp 900,03 miliar dibanding kuartal I-2010 sebesar Rp 893,62 miliar. Manajemen BTEL menjelaskan, rugi tersebut disebabkan besarnya investasi yang tidak diimbangi oleh pendapatan. (Kontan Online) Stock Split AUTO Dijadwalkan Rampung Akhir Juni. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) akan menggelar pemecahan nilai nominal saham (stock split) mulai 11 Juni, dan dijadwalkan rampung pada 30 Juni 2011. Jadwal tersebut sudah disetujui Bapepam-LK maupun Bursa Efek Indonesia. Rasio stock split AUTO adalah 1:5. Dengan demikian, pasca stok split jumlah saham publik yang sebelumnya 35 juta saham akan menjadi 175 juta saham. (Kontan Online) Reignwood Jaminkan 16% ENRG. Reignwood International Investment Company Limited telaj menjaminkan 6,4 miliar saham atau hampir 16% dari total saham perusahaan migas PT. Energi Mega Persada Tbk (ENRG) kepada The Siam Commercial Bank Public Company Limited. Namun tidak ada penjelasan pasti tujuan dari penjaminan saham itu disepakati pada 19 Mei. (Bisnis Indonesia)
SAHAM PILIHAN TLKM 7550-8000. Harga saham TLKM sejak akhir April lalu hingga akhir Mei lalu bergerak dalam rentang konsolidasi di kisaran Rp.7400-Rp.7700. Harga sahamnya pada Maret lalu sempat anjlok ke Rp.6600 (23/3) namun menguat kembali hingga sempat mencapai Rp.7850. Pada perdagangan Rabu lalu (1/6) saham TLKM ditutup di Rp.7750. Harga saham TLKM berpeluang melanjutkan penguatannya dipicu sejumlah sentimen positif dari aksi individualnya. Namun penguatan harganya tersebut menghadapi tantangan dari iklim pasar yang akhir-akhir ini kurang kondusif terutama dari faktor pasar saham global. Sejumlah isu positif yang menaungi TLKM adalah rencana manajemen melakukan buy-back atas sahamnya di pasar, pembagian dividen yang cukup besar dan prospek bisnisnya pasca dibatalkannya rencana merger unit bisnisnya Flexi dengan Esia. Tahun ini laba TLKM diperkirakan tumbuh 8,32% mencapai Rp.12,50 triliun, meskipun sepanjang 1Q11, laba bersih hanya tumbuh 1,25% mencapai Rp.3,82 triliun dibandingkan periode yang sama (1Q10) Rp.3,78 triliun. Pendapatan usaha 1Q11 tumbuh 2,14% mencapai Rp.16,70 triliun. Pendapatan seluler TLKM 1Q11 hanya naik 0,95% mencapai Rp.6,75 triliun. Jumlah pelanggan seluler Telkom akhir Maret lalu mencapai 99,36 juta pelanggan, naik 5,4 juta pelanggan dari posisi akhir 2010 yang sebanyak 94,01 juta pelanggan. Pada harga saat ini, saham TLKM ditransaksikan dengan PE 12,5x menggunakan proyeksi laba tahun 2011.Harga sahamnya tersebut masih lebih murah ketimbang saham emiten telekomunikasi seperti ISAT dan EXCL yang saat ini ditransaksikan dengan masing-masing PE 23,7x dan 13,2x. Selain valuasi yang relatif masih murah, potensi penguatan harga saham TLKM juga berasal dari rencana pembagian dividen tahun buku 2010. Perseroan berencana membagikan dividen sebesar 55% laba bersihnya atau sekitar Rp.322,59/saham. Desember lalu perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp.26,75. Sisa dividen yang berpotensi dibagi sebesar Rp.295,84/saham. Pada harga Rp.7750, dividen yield berpotensi mencapai 3,8%. Secara technical harga saham perseroan dalam jangka pendek akan kembali berpeluang menembus Rp.7850 dengan support ada di Rp.7400. Pada valuasi PE rata-rata 16x, harga saham TLKM ditargetkan mencapai Rp.10000 untuk satu tahun ke depan. Apabila terjadi koreksi atas sahamnya akibat kondisi pasar yang kurang kondusif disarankan melakukan pembelian pada harga supportnya atau di bawahnya. Level terbaik melakukan pembelian di bawah harga Rp.7550.
SAHAM PILIHAN ENRG 185-210. ENRG menyiapkan dana Rp.3,1 triliun tahun ini untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Dari jumlah tersebut, Rp.1,7 triliun merupakan belanja modal sedangkan Rp.1,4 triliun belanja operasional. Kebutuhan dana tersebut akan dibiayai dari kas internal. Produksi tahun ini ditargetkan mencapai 17.500 barrel of equivalent per day (boepd), naik 33% dibandingkan rata-rata tahun lalu sebesar 13100 boepd. Per Maret 2011, produksi mencapai 15 ribu boepd. Produksi minyak naik menjadi 7056 bph dari 6733 bph, sedangkan produksi gas naik dari 41 mmscfd menjadi 43,2 mmscfd. Kenaikan produksi tersebut ditopang oleh mulai berproduksinya lapangan minyak Pagerungan Utara dan Blok Bentu yang memproduksi gas akhir Maret lalu. Selain itu perseroan juga menikmati lonjakan harga jual migas. Harga jual gas ENRG tahun ini mencapai USD3,5/mmscfd naik dari tahun lalu USD2,78/ mmscfd. Tahun depan harga jual gas ditargetkan mencapai USD5/mmscfd. Sedangkan harga jual minyak ENRG pada 1Q11 mencapai USD108,1/barrel naik dari sebelumnya USD78/barrel. Kenaikan volume produksi dan harga jual tersebut telah meningkat kinerja perseroan, sebagaimana tercermin dari laba bersih yang mencapai Rp.14,31 miliar pada 1Q11 dibandingkan periode yang sama 2010 yang masih menderita rugi bersih Rp.21,7 miliar. Laba usaha ENRG sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) pada 1Q11 tumbuh 374% mencapai Rp.194,68 miliar. Tahun ini laba bersih ENRG diperkirakan mencapai Rp.252,61 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang menderita rugi Rp.62,32 miliar, atau EPS Rp.6,22. Harga saham ENRG sejak 19 April lalu cenderung menguat signifikan hingga 61% dari Rp.130 hingga mencapai Rp.210 pada perdagangan Rabu lalu. Volume transaksi sahamnya meningkat pada perdagangan 1 Juni lalu mencapai 990,40 juta saham dibandingkan volume transaksi hariannya dalam sebulan terakhir sebanyak 561,47 juta saham. Secara teknis level support saham ENRG berkisar Rp.178-Rp.182. Resisten kuat ada di Rp.210. Apabila level ini tertembus, harga saham ENRG berpeluang menguat hingga Rp.240-Rp.260. Pada harga Rp.210, saham ENRG ditransaksikan dengan PE 33,76 kali proyeksi EPS 2011, relatif tinggi ketimbang saham sejenis seperti MEDC yang saat ini ditransaksikan dengan PE 20,47x. Buy pada harga di bawah Rp.185 atau break Rp.210 dengan volume yang meningkat signifikan.
Perhatikan : ASII 58000-60100 BUMI 3225-3425 BMRI 6900-7250 BBRI 6000-6550 JPFA 3800-4200 CPIN 1840-1960 MNCN 920-1000
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.