PENERAPAN ENTOMOLOGI DALAM BIDAIIG KEDOKTERAN FORENSIK Anis Nurwidayatil
ABSTRACT
'
Forensic entomologt is a branch of entornologt that studies the role ofinsects inforensic interest, such as determining the age ofthe corpse. Forensic entomologt is the application of insect science for the benefit of criminal matters, especially relating to the case of death. Evaluation of the activities offorensic entomolagt insects with a variety of techniques to help estimate time of death and determine whether the tissues of the body or bodies have been mov edfrom one location to another location. Method of application in the field of medical entomologt in the world today involve a lot medicolegalfields, especially in terms of determining the postmortem.interval; urban areas of forensic entomologt, which deterrnine the feasibility of the use of pesticides within a residence, aforensic entomologist in thefield of products, which deterruine thefeasibitity of storage offood products in connection with insect infestation. Method approach inforensic entomologt have been growing rapidly, including the use of electron rnicroscopy, the use of acperimental anirnals, andinsects DNA examination by PCR. In this revian are diseussed some of the parameters used in determining time of death. however, the focus of this reviq,v is to determine tirne of death of the parameter types and stages of insects found on the body. In this review also mentioned the example of insects that are often used for determining the age of the cofpse, the character and life cycles of these insects. Keywords : Insects, Forensic entornologt, death time deterrnining
PENDAHT]LUAT[ Entomologi forensik adalah salah satu
pemerilsaan dan pengidentifikasi DNA pada tubuh serangga dalam entomologi
cabang dalam entomologi yang mempelajari peran serangga dalam
forensik, maka kemungkinan deteksi akan
kepentingan forensik, misalnya penentuan umurjenazah. Entomologi forensik adalah aplikasi ilmu serangga untnk kepentingan hal-hal kriminal terutama yang berkaitan
memungkinkan untuk mengidentifikasi jaringan tubuh atau mayat seseorang melalui serangga yang ditemukan pada tempat kejadian perkara'. Entomologi forensik berkaitan erat dengan ilmu
dengan kasus kematian. Entomologi forensik mengevaluasi aktifitas serangga dengan berbagai teknik untuk membantu
memperkirakan saat kematian dan menentukan apakah jaringan tubuh atau mayat telah dipindah dari suatu lokasi ke lokasi lain. Entomologi tidak hanya bergelut dengan biologi dan histologi arfropoda, narnun saat ini entomologi
dalam metode-metodenya jugu
menggeluti iLnu lain seperti kimia dan
genetika. Dengan pengguraan
' Balai Litbang P2B2 Donggala Badan Litbang Kesehatan, KEMENKES RI
semakin besar seperti akan
Tanatologi. Tanatologi merupakan itnu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian manusia, yaitu: defurisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah tedadi kematian dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahantersebut'.
Mati menurut ilmu
kedokteran
didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulasi dan respirasi secara pennanen
(mati klinis). Dengan adanya )f
Jumal Vettor Penyakit, Vol.
III No. 2, 2009 : 55 - 65
perkembangan teknologr ada alat yang bisa menggantikan fungsi sirlarlasi dan respirasi secara buatan. Oleh karena itu definisi kematian berkembang meqjadi kematian batang otak. Brain death is d e ath. Matt adalah kematian batang otak'.
tidak menggunakan padafoto digital.
3. 4.
METODE Faktor-fhktor yang digunakan untuk menentukan saat terjadinya kematian Livormortis(lebamjenazah) 2. Rigor nortis(kakujenazah) 3. Body temperuture (stthtbadan) 4. Degree of decomposition (derajat Stomach Content(isilarnbung) Insect activity(aktivitas serangga)
5.
kejadian)4. Metode penerapan entomologi dalam lidang medik di dunia saat ini banyak melibatkan bidan g medikolegal, terutama dalam hal penentuan iuterval postnortem; bidang entomologi forensik urban, yang
6.
infestasi serangga.o
Bagi seorang entomolog, pengunpulan sampel adalah hal yang amat penting dan harus dilakukan dengan benar. Pengumpulan sampel dan prosedur hukum tiap negara mungkin berbeda, namun Mark Benecke telah membuat suatu pedoman umum mengenai pengumpulan sampel entomologi yang dinamainya "Ten A B as ic Rules for C oll ection' 1. Ambil foto close-up dari semua lokasi arfopodadiambil. 2. Karena lalva umumnya tidak terlihat s aat penggun aaablitz, us ahakan unhrk
56
Matikan serangga dengan air panas sebelum meletakkannya dalam
7.
Masukkan setengah jumlah spesimen padapeudingin.
8.
Lengkapi setiap wadah sampel dengan
label yatrg dilengkapi
dengan informasi tanggaL, inisial, waktu dan lokasi.
9.
menentukan kelayakan penggunaan
produk makanan sehubungan dengan
Jangan memasukkan serangga ke dalam isopropyl atau formalin, sebagai gantinya gunakan ethanol 98% bagi setengah dari jumlah
ethanol.
pestisida dalam tempat tinggal, entomologi forensik di bidang produk, yang menentukan kelayakan penyimpanan
Kumpulkan kira-kira satu sendok
serangga yang kita kumpulkan.
7. Scene markers
(tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat
Selalu sertakan alat ukur dalam setiap foto yang diambil untuk menjelaskan ukuran lanra atau bentuk serangga lain.
3
pembusukan)
5. 6.
terutama
makanpenuh sertangga dari minimal 3 lokasi berbeda dari tempat kejadian perkara dan untuk serangga dari tubuh mayat, letakkan pada wadah bertutup yangbening.
adalah:
1.
blitz
Konsultasikan dengan entomology forensik yang berpeugalaman untuk setiap pertanyaan yang timbul saat
pengumpulan sampel dan pemroses{umya.
10.
Identifikasi dan analisa
harus
dilakukan dengan bantuan entomolog.
Metode modern yang saat ini umum
digunakan dalam analisa bidang entomologi adalah "scanning electron tnicroscopy (SEM)", sebuah metode yang meneliti morfologi telur dan lalva dengan setsama di bawah sebuah mikroskop electuon. Melalui sebuah penelitian yang
dilakukan pada tahun 2007, telah dibuktikan bahwa SEM dapat membuat identifikasi secara array morfologi dari serangga hingga penentuan spesies medadi jauh lebih akurat.Penentuan spesies ini akan amat membantu dalam
Penerapan Entomologi dala:n Bidang Kedokteran Forensik ...........(Anis
membuat perkiraan saat kematian yang
lebih akurat, serta merentukan
perangaran yang tepat pada kasus entomologi forensik urban dan bidang produk.o
Pada kasus entomologi foreusik, sering juga digunakan hewan coba untuk merekonstruksi kembali kondisi tempat kejadian perkara. Dengan metrggunakan babi dengan lingkungan sekitar yang dimodifikasi agar sesuai dengan tempat kejadian perkara, pembusukan diamati dan serangga kemudian dikumpulkan sebagai sampel untuk dianalisa dengan teknikteknik entomologi forensik.o Pemeriksaan DNA dilalekan dengan
beberapa teknik, pemeriksaan mitochondrial DNA umum dilakukan
untuk penentuan spesies sslangga saat sampel yang diperoleh tidak dapat dispesifikasi berasal dari serangga pada
Numidayati)
akibat hilangnya ATP. ATP diguuakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin sehingga te{adi relaksasi otot. Nasrun karena pada saat kematian terjadi penurunan cadangan AIP maka ikatan antara aktin dan myosin akan menetap (menggumpal) dan terjadilah kekakuan jenazah. Rigor mortis akan mulai muncul 2 jam postmortem semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 12 jam postnortem. Kemudian setelah itu akan berangsur-angsur menthilang sesuai dengan kemunculannya. Pada 12 jam
setelah kekakuan maksimal
(24
jam
postmortem) kaku j enazah sudah tidak ada lagi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku jenazah adalah suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuh makin cepat
terjadi kaku jenazah. Rigor mortis
diperiksa dengan cara menggerakkan sendi fleksi dan antefleksi pada seluruh
tahap perkembangan tertentu. Pemeriksaan DNA dengan metode-
persendiantubuh'.
metode baru terus berkembang, baik untuk
Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku j etazah adalah:
tujuan menganalisa spesies serangga maupun untuk tujuan identifikasi bagian lain dari serangga, seperti apa yang
1. Cadaveric
yaitu kekakuan
otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yalg hebat sesaat sebelummati'.
dimakan oleh serangga kelompok nekrofagus.
Spasrnus,
o
PEMBAEASAN
1.
2. Heat stiffening, yaitt kekakuan otot
tekanan. Muncul pada menit ke-3 0 sampai
3.
Livormortis Livor mortis atau lebam mayatte{adi akibat pengendapan eritrosit sesudah kematian akibat berentinya sirkulasi dan adanya gravitasi forrmi. Eritrosit akan menempati bagian terbawah badan dan te{adi pada bagian yang bebas dari dengan 2 jan. Intensitas lebam jenazah meningkat dan menetap 8-12 jam' .
Lebam jetazah normal berwarna merah keunguan. Tetapi pada keracunan sianida (CN) dan karbon monoksida (CO) akan berwanra merah cer ah (cherry red)'z .
2, RigorMortis Rigor mortis atau kaku j eaazahterjadi
akibat koagulasi protein karena panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yanglama'. Cold stiffening, yaitukekakuan tubuh
akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot2.
3. BotlyTbmperature Pada saat sesudah mati, terjadi karena
adanya proses pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih
57
E
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.
III No. 2, 2009 : 55 - 65
dingin secaf,a radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. Penurunan suhu badan
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, konstitusi tubuh dan pakaian. Bila suhu lingkugan rendah, badannya kurus dan pakaiannya tipis maka suhu badan akan menurun lebih cepat, Lama kelamaan suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan'.
Perkiraan saat kematian dapat dihihrng dari pengukuran suhu jenazah perrektal (Rectal TemperaturelRT). Saat kematian (dalam jam) dapat dihitung rumus PMI (Post Mortem Interval) berikut. Rumus untuk suhu dalam o Celcius
PMI:37 oC-RToC+3 Rumus untuk suhu dalam o Fahrenheit
PMI:98,6oF-RToF 1,5
4. Decomposition Pembusukan jenazah terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri. Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN, H2S
dan lainlain. Gas yang terj adi
menyebabkan pembengkakan. Akibat proses pembusukan rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola mata melotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebih mudah terjadi pada udara terbuka suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakit infeksi maka pembusukan berlangsung lebih cepat'.
5.
Proses-Proses Spesifik pada Jenazah Karena Kondisi Khusus
Mummifikasi Mummifftasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, wama
58
coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk'. Adipocere Adipocere adalah proses terbentuknya bahan yang berwama keputihan, lunak dan berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh postmortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri.
Faktor yafig
mempermudah
terbentuknya adipocere adalah kelembaban dan suhu panas. Pembentukan adipocere membutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberap bulan. Adipocere relatif resisten terhadap pembusukan 2.
GastricEmplying
Pengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saat kematian. Karena makanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifft unhrk dicerna dan dikosongkan dari lambung. Misalnya sandwich akan dicerna dalam waktu 1 jam sedangkan makan besar membtuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk dicema'.
6.
Aktivitas Serangga Aktivitas serangga juga dapat digunakan unhrk memperkirakan saat kematian yaifu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenazah,. Necrophagus species akan memakan jaringan tubuh jenazah. Sedangkan predator dan parasit akan memakan serangga Necrophagus. Omnivorus species akan memakan keduanya baik jaringan tubuh maupun serangga. Telur lalat biasanya akan mulai ditemukan pada jenazah sesudah l-zhan
postmortem. Larva ditemukan pada 6-10 hari postmortem. Sedangkan larva dewasa yarlg akan berubah menjadi pupa ditemukan p ada t2- 18 hari'. Lalat pemakan bangkai (Zo os aprofag) biasanya digunakan dalam entomologi forensik, unhrk penentuan umur suafu
mayat karena serangga tersebut sering ditemukan pada mayat, contoh Famili
Calliphoridae, Sarcophagidae,
Staphilinidae, Histeridae dan Silphidae'. Contoh spesies yang digunakan adalah
Lucilia cuprina,
Chrys omya
mggacephala, Chrysomya rufifacies, dan Chrysomyanigripes.5 Serangga yang tertarik pada mayat, secara umum dapat dikategorikan menj adi
tiga kelompok: pertama, spesies
nelcofagus; yang memakan j aringan tubuh mayat, kedua kelompok predator dan
parasit; yang memakan
Angka ini sedikit variatif, tergantung pada temperatur, kelembapan dan spesies Ialat. Setelah menetas, larrra berkembang lebih besar hingga alfiinrya mencapai tahap pulpa. Tahap ini dapat memakan waktu 6 sampai l0 hari pada kondisi fiopis biasa. Lalat dewasa keluar dari pupa pada 12 sampai 18 hari. Harus diingat bahwa banyak variabel yang mempengaruhi perkembangan serangga, karenanya dari opini para penulis, suatu usaha memperkirakan saat kematian dengan menggunakan metode dari entomologi,
harus dibantu oleh seorang ahli
serangga nekrofagus dan kelompok terakhir adalah kelompok spesies omnivore yang memakan baik jaringan tubuh mayat dan juga memakan serangga yang lain. Dari
menj alani metamorphosis lengkap dan ada
spesies nekrofagus adalah kelompok spesies yang
yang menjalani metamorphosis tidak lengkap. Pada metamorphosis tidak
paling penting dalam membantu membuat perkiraan saat kematian. Bergantung pada waktu dan spesies dari serangga, serangga dapat mendatangi, makan dan berkembang biak segera setelah kematian. Sejalan dengan proses pembusukan, beberapa gelombang generasi serangga dapat menetap pada tubuh mayat. Berbagai
lengkap, versi kecil dari serangga dewasa menetas dari telur. Serangga keoil ini secara bertahap matang merjadi bentuk dewasa. Pada metamorphosis lengkap, serangga menetas dari telur sebagai Larva. Larva ini memiliki bentuk yang amat berbeda dengan bentuk dewasanya. Setelah beberapa waktu, luva memasuki fase istirahat, yang disebut pupa. Dari pupa serangga keluar sebagai serangga telah terbenhrk sesuai anatomi dan histologi
tiga ftslompok ini, kelompok
faktor seperti derajat pembusukan,
penguburan, tereuda,m dalam air, proses mumifikasi dan kondisi geografi dapat menentukan kecepatan kerusakan tubuh mayat, dan berapa tipe serangga serta berapa generasi serangga yang dapat ditemukana. LaLat adalah serangga yarrg paling umum diasosiasikan dengan pembusukan. Lalat cenderung menempatkan telunrya dalam orificium tubuh atau pada luka terbuka. Keoenderungan ini kemudian akan mengakibatkan berubahnya bentuk luka atau bahkan hancurnya daerah sekitar luka. Tehu lalat unumnya terdeposit pada mayat segera setelah kematian pada siang hari. Bila mayat tidak dipindahkan dan hanya telnr yang ditemukan pada mayat, maka dapat diasumsikan bahwa waktu kematianberkisar attara I sampai zhart.
entomologimedik.a
Dalam perkembangaflxya dari telur menjadi dewasa, seratrgga ada yarrg
seranggadewasa.o
1)
Calliphoridae
Lalat dewa sa C allip ho ri d a e umvmny a mengkilat dengan wama metalik, sering kali dengan biru, hijau, atau hitam pada
thoraks dan perut. Antena adalah tersegmentasi, 3 arista. Arista yar;g berbulu di seluruh badan, dan yang kodua adalah segmen antena jelas berlekuk. fuiggota Calliphoridae mempunyai vena Rs 2-bercabang, aM frontal suture, dm c alyp t er
b erkemban g dengan baiko.
Kebanyakan spesies lalat yang diteliti
adalah andutogenous,. betina
membutuhkan jumlah protein yang besar
untuk mengembangkan telur matang dalarn ovariumnya (sekitar 800 pg per 59
Jurnal Velior Penyakit, Vol. Itr No. 2, 2009 : 55 - 65
sepasang ovarium). Teori saat
ini
adalah
bahwa betina mendatangi bangkai baik untuk makan dan bertelur, tetapi ini masih harus dibuktikan. Telur, biasanya berwama kekuningan atau berwama putih, kira-kira 1,5 mm x 0.4 mm, dan, ketika diletakkan, terlihat seperti bola nasi. Sementara betina biasanya meletaldcan 150-200 telur per kelompok, dia biasanya iteroparous, bertelur sekitar 2.000 telur selama perj alanan hidupnyao.
Dari telur menetas ke larva tahap pertama memakan waktu sekitar 8 jarn untuk satu hari. Larramemiliki tiga tahap pekembangan (yang disebut instar); setiap tahap dipisahkan oleh molting event. Instar dapat dibedakpn dengan memeriksa spirakel posterior, atau bukaan ke sistem pernapasan. Lanra menggunakan enzim proteolitik dalam kotoran mereka (serta penggilingan mekanik melalui mulut kait) untuk memecah proteiu pada temak atau mayat mereka makan. Lalat adalah poikilotherrnic, bahwa tingkat di mana mereka tumbuh dan berkembang sangat bergantung pada temperaflr dan spesies. Di bawah suhu kamar (sekitar 30 derajat Celcius) bisa pergi dari telur ke dalam kepompong 150-266 jam (6 sampai 11 hari). Ketika tahap ketiga selesai pupa akan meninggalkan mayat dan menggali ke dalam tanah, muncul sebagai serangga dewasa 7- I 4 hari kemudiano.
didefinisikan dengan baik. Screwworrn sekunder ditemukan di seluruh Amerika Serikat, Amerika ffopis, dan di selatan Kanada selama musim panas. Spesies ini adalah salah satu spesies yang paling umum ditemukan pada pembusukan di Amerikaselatano.
Calliphoridae biasanya menjadi serangga pertama datang dan kontak dengan bangkai karena mereka memiliki kemampuan untuk mencium bau binatang mati dari sepuluh mil (16 lon) jauhnya. Setelah mencapai bangkai, betina meletakkan teluf ke bangkai. Sejak pembentnkan lanra dapat diprediksi jika temperatur diketahui, Calliphoridae dianggap alat yang berharga dalam ilmu forensik. Perkiraan waktu tadisional sejak kematian pada umumnya tidak bisa diandalkan setelah T2 jam dan seringkali ahli entomologi adalah satu-satunya orang yang mampu menghasilkan perkiraan selang waktu yang akurat. Disiplin kfiusus yang berkaitan dengan praktek ini dikenal sebagai entomologi forensiko. Calliphora vicina dan Cynomya mortuorum lalat penting eutomologi forensik. Calliphoridae lain yang penting bagi forensik adalah Phormia regina, Calliphora vomitoria, Calliphora livida, Lucilia cuprina, Lucilia sertcata, Lucilia
illustris, Chrysomya rufifacies,
Chrysomya megacephala, Cochliomyia
Habitat yang khas untuk
macellaria, dan Protophormia
Calliphoridae adalah di daerah beriklim hopis yang memberikan lapisan longgar, tanah basah dan sampah di mana larrra dapat berkembang dan menjadi pupa.
terraenovae. Salah satu mitos yang
Primary Screwworm (Coehliomyia
hominivorasc) merupakan hama utama di selatan Amerika Serikat, telah diberantas melalui pelepasan besar jantan yang sudah disterilkana.
Screw worrn sekunder (Cochliomyia macellaria) merupakan salah satu spesies utama yang akan menjadi dasar perkiraan interval posfinortem karena suksesi dan
terjadinya pada pembusukan telah 60
menarik meuyatakan bahwa spesies dari gerlrs Lucilia dapat merasakan kematian dan muncul tepat bahkan sebelurn terjadia.
a)
Cochliomyia
Cochliomyia adalah genus dalam famili Calliphoridae, yang dikenal sebagai lalat, dalam urutan Diptera. Ada empat spesies dalam genus ini: Cochliomyia macellaria, Cochliomyia hominivorax, Cochliomyia aldrichi, dan Cochliornyia minima. Dua spesies utama Cochliomyia
hominivorax dan Cochlionyia macellariaa.
Penerapan Entomologi dalam Bidrng Kedokeran Forensik ...........(Anis Nurwidayati)
Cochliornyia hominivorax dikenal sebagai primary screwworrn karena mereka menghasilkan larva myiasis dan memakan jaringan hidup. Hal ini menyebabkan kerusakan di kulit host. Cochliomyia macellaria diketal sebagai secondary screwworrn karena mereka menghasilkan lalva myiasis, tapi makan hanya pada jaringan nekrotik. Secara forensik spesies ini penting karena sering dikaitkan dengan mayat-mayat dan bangkai. B ark h o miniv o r ac dar- m ac e l! ar i a berkembang di daerahfiopis yang hangata.
Secara umum, semua Diptera memiliki: tiga bagian tubuh (kepala,'dada, dan perut); tiga pasang kaki, satu pasal:'g sayap depan digunakan untuk terbang; satu pasang halter yang diubah menjadi sayap belakang dan sepasang antena. Semua
spesies dalam famili Calliphoridae memiliki bulu meron, berbulu arista, dan calypters berkembang dengan baik. Baik Cochlioruyia macellaria dan Cochliomyia hominivorac adalah wanra utamanya hijau metalik hijau kebiruan, dengan seta pada permukaan dorsal batang vena, spiracles anterior putih pucat, palpi filiform, dan tiga hitam garis-garis longitudinal (vittae) pada notum dari toraks. Cochliomyia macellaria betina memiliki basicosta kekuningan sementara pada Cochliomyia hominivorax betina memiliki basicosta cokelat. Cochliornyia macell aria panjang 6-9 mm. Cochliomyia hominivorax ada\ah panjang8-10mma.
Larva Cochliomyia macellaria dan C ochliomyia hominivorax merrtiliki tubuh silinder anterior lonjong dengan 10 atau lebih duri kuat di sekitar kawasan spirackel, peritreme tidak lengkap, tidak jelas atau tidak ada sebuah tombol, den pita dwi kecil pada setiap segmen. Larva Cochliomyia hominivoruc y an9telah j elas
batang trakea berpigmen. Larva Cochliomyia macellaria yang tidak memiliki batang trakea berpigmen; mereka memiliki duri dalam bentuk av pada anus benjol. Instar ketiga yang
matang Cochliomyia hominivorax dan Cochliomyia macellaria larva dapat mencapai panjang 17 ritma .
Umumnya siklus hidup Cochliomyia
mirip dengan Diptera lain dalam bahwa merclr,a
h o I orn
et ab o I o u s. Ada empat tahap
hangat, lembab lingkungan), dan dapat berlangsung selama dua'sampai tiga bulan di daerah beriklim dingin. Cochliomyia betina hanya bertelur sekali dalam seumur hidup dan dapat bertelur aatara I 00 hingga 400. Betina biasanya bertelur di tepi luka yang terbuka. Kondisi hangat dan lembab adalah kombinasi sempuma dari rumah dan sumber makanan. Daerah hidrurg, mulut, atau anal dari sebuah 6ss1 sangat
rentan sebagai tempat bertelur Cochliomyiaa.
Lanra akan menetas sekitar l2-2t jam setelah telur disusun. Lanra benrama
krem. Larva yang akan Cochliomyia hominivorax kepala-pertama menyelap ke sumber makanan apa pun yang terdekat,
dan menggali lebih dalam, ke dalam makan daging jika tersedia. Hasil ini seperti lesi yang menyebabkan rasa sakit parah ke host. Larra yang Cochliomyia macellaria hanya akan makan pada jaringan nelaotik luka. Setelah 5 sampai 7 hari, larva akan turun dan menjauh dari
sumber makanan untuk menjadi kepompong. Larva akan menggali ke dalanr lapisan pertama permukaan tanah, di bawah daun atau sampah dan mulai menjadi pupa. Pupa adalah warna coklat gelap. Tahap ini dapat berlangsung dari 7 hari pada suhu hangat selama dua bulan jika cuaca lebih dingin. Dewasa akan berkembang biak hanya sekali dalam seumur hidup mereka. Lalat dewasa memilih untuk berkembang biak antara 34 hari setelah menetas dari pupa. Jantan dewasa dengan cepat, dan akan menghabiskan waktu mereka menunggu dan makan di dekat vegetasi dan nektar
6t
E
:
telw, lanra, pupo, dan dewasa. Seluruh siklus hidup berlangsun g ruta-rata 2t harl pada kondisi prima (lebih baik yang
Jumal Vektor Penyakit, Vol.
III No. 2,2009 : 55 - 65
bunga. Betina biasanya buas, dan akan makan di cairan dari luka hidup. Betina dapat terbang jauh untuk menemukan pasangan. Lalat dewasa spesies ini akan hidup sekitar dua sampai tiga
. '
*i"ggot.
Cochliomyiahorninivorax
Cochliomyia hominivorax, atau
screwwofin primer, adalah spesies parasit
yang termasuk ke dalam famili Calliphoridae. Spesies larva terkenal yang makan daging organisme hidup, terutama hewan berdarah panas seperti sapi dan
ternak lainnya. Larva mereka
menyebabkan myiasis, atau kutu belatung, dalam lesi atau luka-luka dan cedera lain
pada host. Tidak seperti kebanyakan belatung, belatung yang hominivorax akan
menyerang dan memakan jaringan hidup
sehat bersama jaringan membusuk
(hominivorax secara harfiah
diterjemahkan menjadi "manusia makan"). New World screwworm dapat tumbuh dengan ukuran rata-rata 8-10 mm (0,3-0,4 inci), dan seperti karakteristik lalat rumah yang umum. Sekitar 12-21 jam setelah menetas larva, mereka merangkak ke dalam luka dan segera mulai makan dan
ke dalam daging. Larva hominivorax memiliki duri kecil pada setiap segmen tubuh yang menyerupai sebuah sekrup/benang. Setelah larva menetas dari telur kepala mereka akan masuk pertama kali ke sumber makanan apa pun, dan menggali lebih dalam tegak lurus terhadap permukaan kulit ke dalam menggali
daging hidup. Larva kemudian akan terus makan pada luka cairan dan jaringan hewan. Setelah 5-7 hai,larva tumbuh dan pergi dari luka ke liang ke dalam tanah dan menjadi kepompong. Periode kepompong bervariasi dari minggu sampai 2 bulan ke atas, tergantung pada suhu tanah. Dewasa berkembang biak hanya sekali selama hidup mereka, yangdekat dengan 20 hari'.
o
Cochliomyiamacellaria
Cochliomyia macellaria, atau screwworm Sekunder, adalah lalat pemakan daging larva yang hanya 62
mengkonsumsi nekrotik jaringan, baik itu dari bangkai atan binatang atau manusia host (myiasis). Ini perbedaan penting antara rnacellaria dan hominivorax tidak dipahami untuk banyak riwayat medis; myiasis manusia dan hewan secara universal dipandang sebagai bencana. Namun, karena pemahaman medis dari proses kerusakan jaringan dan infeksi berlangsung, hal itu mulai dapat diamati bahwa luka dengan tipe tertentu belatung kutu benar-benar memiliki penurunan tingkat keparahan dan lamanya infeksi. Ini berlanjut sampai macellaria diterapkan dalam beberapa kasus seperti belatung bedah. Namun, konotasi negatif yang
mengelilingi kata "screwworm" telah berlangsung, macellaria yang sebagian besar tidak berb ahay a sering dipersalahkan atas serangan yang myiasis
padahal sebenarnya hominivorax yang bertanggung jawab. Ini tidak boleh ditafsirkan bahwa macellaria tidak
memakan daging; Cochliomyia
macellaria secara rutin antara penjajah pertama dari bangkai, dan dalam kasuskasus forensik telah lama terbukti memiliki kebiasaan memakan daging. Macellaria terutama berlimpah pada mayat-mayat dan bangkai hangat, di daerah yang diterangi matahari langsung.
Untungnya, dengan munculnya bukti molekuler baru-baru ini, belatung macellaria diambil dari mayat dan direbus
untuk sterilitas sekarang
dapat
memberikan informasi penting mengenai
korban dan menentukan interval pemeriksaan mayat. Ahli entomologi forensik dapat menggunakan berbagai
metode ekstraksi untuk menguji komposisi saluran pencenxaan larva untuk
menentukan apakah korban
mengkonsumsi narkoba atau mengubah zat dalan sistem mereka sebelum mereka dibunuh'.
Setelah proses diagnosis klinis dimulai dan kondisi myiasis diakui, larva
cukup mudah untuk diidentifikasi.
Penerapan Entomologi dalam Bidang Kedokteran Forensik ...........(Anis Nwwidayati)
Struktr tubuh mereka secara keselunrhan menyerupai bentuk sekrup berputar didasarkan pada nama umur mereka, suatu bentuk yang culup unik di dalam larrra parasit. Tengkorak akhir larva akan
memiliki dua melengkung tajam-kait, umuflmya berwarna gelap, dan pola kfias ventilator akan dilalqftan pada akhir caudal. Fitur yang paling mudah untuk identifikasi, dan cara termudah unhrk membedakan arattara hominivorax dan
macellaria, adalah tabung trakea terkemuka yang gelap terlihat di final sepertiga dari tubuh larrra, dan sering terlihat baik dengan mikroskop dan dengan mata telanjang. Perawatan korban dapat memakan waktu dan, karena tingginya insiden infeksi sekunder, frusffasi, tetapi dengan perawatan yang
menentukan, hasil
positif yang
mengejutkan sering dicapai dalam semua kecuali kasus-kasus terburuk. Langkah pertama yang jelas adalah penghapusan
manual dari belatung, umumnya menggunakan pinset atau penjepit untuk merebut larva pada ujung posterior sebagai spiracles emerge untuk memungkinkan
respirasi. Setelah semua larva telah dihlps5, sebuah antibiotik topikal smear akan diterapkan, sering kali dengan iriugan antibiotik oral. Jaringan nelrotik murgkin perlu debridemen, yarLg dapat menj adi proses yang menyakitkan'.
Seperti dengan banyak hal, pencegahan adalah obat terbaik. Luka yang terbuka, bahkan satu begitu kecil sebagai melepuh, adalah sebuah situs ha:na potensial, dan harus diperlakukan sesuai dengan pestisida yang telah disetujui. Pada saat tahun ketika temak
yang paling rentan (pengebirian,
melahirkan, dll), inspeksi harian harus dilalcukan bila memungkinkan. Terdeteksi infestasi awal cukup diobati, tetapi korban dapat dan memang hasil dari kutu maju, terutama di domba dan anak sapi yang baru lahiro.
Cochliomyia rnacellaria, atau
Sekunder screwwonns, muncul hanya sekitar luka yang sudah ada (uka dalam hal ini didefinisikan sebagai termasuk wilayah tali pusat temak yang baru lahir) dan karena itu praktek myiasis fakultatif. Mereka tertarik paling kuat pada luka yang terinfeksi karena bau yang kuat dari discharge luka, tetapi seperti horninivorax, bahkan melepuh kecil atau abrasi dapat berfungsi sebagai tempat kutu. Lalat juga dapat bertelur di rambut atau wol yang tebal dan kusut bernoda dengan cairan tubuh*.
Apabila screwworrn telah dikonfirmasi, pengobatan cepat sangat penting. Pemindahan fi sik semua belatung adalah langkah pertama, dan sering dilakukan dengan metode yang sarna seperti yang dibahas di atas. Timbulnya infeksi sekunder sangat rendah di macellaria infestasi karena kurangnya kerusakan pada jaringan hidup dan, pada kenyataannya, dalam hewan diabaikan,
macellaria sebefrarfr,ya bisa
menguntungkan dari sudut pandang pengendalian infeksi, sebagai belatung akan tekun hanya menghapus terinfeksi dan jaringan nelaotik. Sebuah antibiotik topikal kemudian harus diterapkan, diperkuat dengan oral atau disuntilkan antibiotik dukungan, dan berpakaian yang
longgar harus dilakukan untuk memungkinkan drainase4.
2)
Sarcophagahaemorrhoidalis Sarcophagidae adalah famili diptera yang umumnya dikenal sebagai lalat daging, yang terdiri dari sekitar 2000 spesies. Banyak spesies Sarcophagidae lebih suka berkembang biak di bangkai atas medialain, tetapi adabeberapa spesies yang berkembang biak di kotoran. Sejumlah besar spesies parasitik atau cleptoparasitik dan tidak pernah berkembang biak di bangkai. Sulit rurtuk
mengidentifikasi spesies,S.
haemorrhoidalis kecuali alat kelamin dapat diamati. Jantan dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan dalam genus
63
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.
III No. 2, 2009 : 55 - 65
Sarcophagidae agakbesar ukuran mulai 416 mm. Ciri termasuk pola kotak-kotak seperti di perut, garis di dada dan mata merah. Lalat daging tertarik pada apa pun
membusuk, termasuk tinja.
Sarcophagidae tak terhalang oleh hujan dan terbang dalam cuaca apapun. Karena sifat ini, Sarcophagidae akan sering menjadi lalat pertama menjajah mayat orang setelah periode hujan. Lalat daging tampaknya lebih menyukai sinar matahari lebih dari kondisi berbayang. Sarcophaga haemorrhoidalis (Bercaea cruentata) adalah salah satu spesies yang paling umum di indoor TKP diAmerika Serikat4. Semua anggota famili Sarcophagidae adalah larviparous atau ovoviviparous. Sarcophaga haemorrhoidalis (Bercaea cruentata) memberikan kelahiran hidup
untuk larva dengan betina mempertahankan telw di perutnya. Lalat daging yang sangat tertarik pada bangkai atau daging kering. Setelah 1 larva
didepositkan sebagai tahap instars, perkembangan pesat berikut dengan 3 instars biasanya dicapai oleh tiga sampai empat hari. Larviposition untuk dewasa biasanya memerlukan waktu sekitar dua minggu. Jika lalat terpaksa hibemate karena daerah beriklim sedang, mereka akan melalcukannya di tahap kepompong'. Sarcophaga haemorchoidalis adalah spesies umum daging terbang yar,g muncul di seluruh dunia dalam distribusi dan umumnya ditemukan di Amerika Serikat. Hal ini dapat ditemukan separljang tahun di bagian selatan Amerika Serikat. Lawa adalah beradaptasi dan dapat hidup di air basah semi-kebiasaan yang tidak cocok untuk kebanyakan jenis terbang
lainnya. Secara keseluruhan,
^S.
haemorrhoidalis yang paling mungkin ditemukan pada iklim dengan temperatur yang lebih tinggi dan akan lebih memilih temperatur tinggi sepanjang seluruh siklus hidupo.
i)
64
Hydrotaea Larva dari genus
ini sering dimorfik
obligative karnivora, yang berarti bahwa instar kedua dan ketiga adalah predator. Rentang ini tergantung pada spesies, beberapa karnivora dalam ketiga instars. Namun, terlepas dari spesies, semua larva instar akhir se1alu karnivora dengan beberapa kanibalistik kuat. Pertumbuhan mereka bervariasi dengan yang terkecil berada di bawah 6 mm dan yang terbesar hingga 15 n:m. Perut mereka telah ventral bekas dan spiracles besar dengan celah sinuate. fulereka lebih memilih untuk tinggal di daerah-daerah dengan fermentasi balrteri tinggi, sehingga mereka sering diternukan di vegetasi atau tinja. Sebagian besar spesies lebih suka bertelur di padang rumput dan rumput panjanga.
Lalat dalam genus ini ditemukan di bagian-bagian yang lebih hangat Utara dan Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Austraiia. Mereka yang paling sering ditemukan di perkotaan. Mereka lebih memilih daerah fermentasi sehingga mereka sering ditemukan di vegetasi, tinja, atau membusuk bangkai. Ini adalah serangan tersier lalat, sehingga hanya terlihat pada tubuh yang telah meninggal lebih dari sepuluh hario. Penelitian telah dilakukan pada siklus hidup serangga ini, yaitu Hydrotaea
rostrata, dalam upaya untuk lebih memahanii wakru berlalu dalam situasi terkait kejahatan di Australia. Dewasa terbang akan mencari bahan-bahan yang membusuk, lebih baik materi di mana jumlah yang diperpanjang waktu telah berlalu sejak kematian. Sifat ini adalah kunci dalam membantu forensik ahli entomologi di daerah. Massa belatung, yang sering karakteristik spesies lain lalat, tidak khas H. rostrata.Lawa dari spesies ini dapat dibagi dalam tiga tahap, atau instars, yang kemudian diikuti dengan pembentukan sebuah kepompong. Setelah peristiwa ini. larva akan menjadi lalat dewasa. Seluruh proses memakan waktu antara 518,4 dan L555,6 jam menurut sebuah studi di Australia, dilakukan oleh IR Dadour, DF Cook, dan N. Wirth, yang
Penerapan Entomologi dalam Bidang Kedokteran Forensik ...........(Anis
dibesarkan serangga mulai dari telur di bawah kondisi lingkungan yang berbedabeda. Musim panas yang lebih hangat seperti suhu,25 C (77 oF) dan 19-30'C (66-86 oF), cenderung mendukung suatu jangka waktu yang lebih pendek untuk dewasa, pada perkiraan 21,6 dm 23,5 hari. Sebaliknya, musim dingin-dingin seperti snhu, 15 "C (59 oF) dan 12-18'C (54-64 oF), lebih menyukai suatu periode waktu lebih lama untuk dewasa, pada perkiraan 64,5 dan 48,3 hari'.
Hydrotaea telah membantu dalam kasus-kasus forensik di seluruh dunia dengan memungkinkan identifikasi bedah mayat interval (PI!tr), dalam beberapa
Nurwidaya0
KESIMPTJLAI[: Berbagai spesies lalat memiliki karakter morfologi dan si11r, hidup yang sangat beragam. Dengan adanya perbedaan siklus hidup masing-masing spesies lalat memberikan kontribusi yang
sangat penting dalam dunia entomologi forensik. Pendekatan metode entomologi forensik telah berkembang pesat saat ini, baik menggunakan milcoskop elecfron maupun amplifikasi dengan PCR untuk mengidentifikasi DNA dari serangga yang terdapat pada tubuh maya! sehingga dapat
membantu dalam penentuan waktu kematian.
kasus tercatat. Spesies tertentu ini biasanya datang ke tempat kejadian 4-5
bulan setelah bangkai telah mulai dekomposisi besar. Hal ini menrurjukkan bahwa hal itu tiba di TKP setelah banyak kerusakan dan pembusukan telah terjadi dan berhasil beberapa spesies lain. Ketika Hydrotaea yatrg ditemukan selama penyelidikan biasanya adalah tanda bahwa mayatitu tidak terbakar dan bahwa spesies Calliphoridae, Ltau pukulan terbang, fase
DAFTARPUSTAKA:
1. Anonim.
forensik.
2.
Anonim.Ilmu Kedokteran Forensik. Available at http://yasinfadillah.
blogspot.com/ 2008/ 05/ilmukedokteran- forensik-dan_22.hfi nl
telah selesai. Hydrotaea sp. fakultatif predator dapat mereka instars kedua dan ketiga, ini berarti bahwa mereka bisa memakan satu sama lain atau spesies lalat lain yang mendahului mereka, seperti pularlan terbang. Hal ini penting untuk paru peneliti karena mereka harus mencakup waktu tarnbahan kepada pMI sejak Hydrotaea sp. mungkin telah dimakan lalat atau lawa yang mendahului kedatangan mereka. Setiap jam di PMI adalah signifikan karena perbedaan dalam satu jam kematian bisa mengubah penyebabkematian.
Forensic Science, Ilmu
forensik. Avalilable at http://sptead.satupelangi .net /seijin/ }CICIg I 07 / 061 forcnsie-science-ilmu-
3. Anonim.
Pentinguya Serangga bagi Kehidupan Manusia. Avalilable at : http ://web.ipb. ac.id/^phidayat/entom olo gi/babO I %20PENTINGNYA%20 SERANGGA%2 OBAGI%2 OMANU S
4.
IA%20edited%2 0fin. hhn.
TJandra, W., E.Kristanto, S. Kalangi, J.F Mallo. Peran Entomologi Forensik Dalam Perkiraan Saat Kematian Dan Olah Tempat Kejadian Perkara Sisi
Medis. Available at
:
http ://www.freewebs.corn/enrin lc/en
tomologimedik.hfin
65