Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
T h e A s ia P a c if ic
ISSN: 2407-6325
Journal of Management Studies
Vol. 2│No. 1
Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Indra Rustiawan Rusman* *
Universitas Putra Indonesia Cianjur
Article Info Keywords: Gender Leadership Style Performance
Abstract The purpose of this study was to gain a proper understanding of the influence of leadership style on performance with gender as a moderating variable. This research is a field. This method is intended to test the influence of leadership style variable (X1) as the independent variable on the performance variable (Y) as the dependent variable, and examine the effect of gender (X2) as a moderating variable between leadership style and performance. Than 80 questionnaires administered, 75 (100%) is returned in full. The study found that gender moderates the
Corresponding Author:
[email protected]
influence of leadership style on performance. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang tepat mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dengan gender sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode ini dimaksudkan untuk menguji
pengaruh
antara
variabel
gaya
kepemimpinan (X1) sebagai variabel independen terhadap variabel kinerja (Y) sebagai variabel dependen, serta menguji pengaruh gender (X2)
75
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
sebagai The Asia Pacific Journal Of Management Studies Volume 2 nomor 1 Januari-April 2015 ISSN 2337-6112 Hh. 75–96 ©2015 APJMS. All rights reserved.
moderasi
antara
gaya
kepemimpinan dan kinerja. Dari 80 kuesioner diberikan, 75 (100%) dikembalikan dengan lengkap. Studi ini menemukan bahwa gender memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja.
dalam membangkitkan kinerja di
Pendahuluan Salah satu isu topik yang paling
variabel
penting
di
dalam
studi
antara bawahan (Zacharatos et al., dalam
Jing
dan
Penelitian
peubah di tempat
kerja seperti
pendapat dari Obiwuru et al., (2011)
kepemimpinan pada kinerja individu
yang melihat bahwa pengaruh gaya
(Mkoji dan Sikalieh, 2012). Kinerja
kepemimpinan
individu adalah hasil olah pikir dan
organisasi adalah salah satu faktor
tenaga
yang
terhadap
seorang
karyawan
pekerjaan
yang
sesuai
2008).
perilaku organisasi adalah peubah-
dari
ini,
Avery,
dalam
berperan
dan
dihitung
individu
dalam
Harapannya
adalah
tetapi
dalam banyak hal hasil olah pikiran dan tenaga tidak dapat dihitung dan
dalam
meningkatkan atau memperlambat kepentingan
akan
suatu
penting
dilakukannya, dapat berujud, dilihat, jumlahnya,
dengan
temuan
komitmen
dari
organisasi. bahwa
dapat
hasil
memperkaya
dilihat, seperti ide-ide pemecahan
pengetahuan
suatu persoalan, inovasi baru suatu
organisasi yang sangat penting bagi
produk barang atau jasa, bisa juga
karyawan,
merupakan penemuan atas prosedur
mengetahui kinerja mereka dan pada
kerja yang lebih efisien (Fassina et
akhirnya
mengenai
yang
berpengaruh
nilai-nilai
sebelumnya
keputusan
karir mereka (Vigoda-Gadot dan
al, 2008).
Grimland, 2008). Beberapa menganggap kepemimpinan
peneliti gaya
Persepsi karyawan terhadap
diterapkan
gaya kepemimpinan berlaku tidak
bahwa yang
dalam
sama antarkaryawan, karena setiap
mencapai tujuan organisasi, dan
individu memiliki pemahaman dan
menjadi
76
sangat
penting
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
penjelasan
kondisi
kerja
yang
kelamin, warna, kemampuan fisik.
berbeda berdasarkan karakteristik,
Menurut Mathieu dan Zajac, (1990)
preferensi dan kepribadian (Palthe
dalam Doris, et al., (2014) bahwa
dan Kossek, 2003). Selain itu,
gender dapat memengaruhi persepsi
karakteristik individu seperti jenis
karyawan di tempat kerja dan reaksi
kelamin,
sikap mereka kepada orang lain
umur,
pendidikan,
kepemilikan dan pengalaman kerja
dalam sebuah organisasi.
juga dapat dikaitkan dengan tingkat kinerja
melalui
Berdasarkan latar belakang
pengalaman
masalah maka dapat dirumuskan
karyawan (Moyes et al, 2006).
masalah dalam penelitian ini sebagai
Berdasarkan semua masalah tersebut
berikut:
menjadi
pertimbangan
kepemimpinan berpengaruh terhadap
penelitian
ini
untuk
bagi meneliti
kinerja?
(1)
dan
Apakah
(2)
gaya
Apakah
gaya
pengaruh gender berasal dari dua
kepemimpinan berinteraksi terhadap
kelompok individual yang paling
kinerja dengan dimoderasi gender?.
mendasar pada hubungan antara gaya Ivancevich, Konopaske dan
kepemimpinan dan kinerja.
Matteson Sebagaimana
keragaman
gender di tempat kerja meningkat
kinerja
(2008)
mendefinisikan
sebagai
kemampuan
fungsi
untuk
dengan cepat di dalam organisasi
kesempatan
untuk
baik
kemauan
untuk
dari
maupun
negara-negara berkembang
maju
dari
melakukan, tampil,
dan
melakukan.
dan
Sedangkan Gibson et al. (2012)
kemungkinan
melihat kinerja sebagai hasil dari
akan lebih meningkat (Farrell &
pekerjaan yang berhubungan dengan
Hersch 2005 dalam Naqvi et al.,
tujuan organisasi seperti kualitas,
2013). Keanekaragaman gender pada
efisiensi,
dasarnya
efektivitas. Robbins dan Coulter
kecenderungan
karyawan
ini
adalah dari
keberadaan berbagai
latar
belakang sosial dan budaya dalam
dan
kriteria
lainnya
(2012) mengidentifikasikan kinerja sebagai
hasil
akhir
dari
suatu
suatu perusahaan. Ini mencakup banyak faktor seperti ras, usia, jenis 77
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
kegiatan yang merupakan salah satu
teori ini diasumsikan bahwa pada
tolok ukur kinerja individu.
dasarnya manusia memiliki sifat
Pendapat lain dikemukakan
malas,
lebih
senang
kepadanya
oleh Colquitt, Lepine dan Wesson
diberikan petunjuk-petunjuk praktis
(2013) menyatakan kinerja sebagai
saja dari pada diberikan kebebasan
seperangkat nilai perilaku-perilaku
berfikir dan memilih atau mengambil
karyawan yang berkontribusi baik
keputusan.
secara
positif
terhadap
maupun organisasi
Teori Y berasumsi bahwa
yang
manusia
pada
dianutnya. Pendapat ini didukung
bekerja.
Bekerja
oleh Schermerhorn et al. (2010) yang
alamiah bagi orang dewasa. Teori
mendefinisikan
sebagai
McGregor dikembangkan oleh Ouchi
dari
(1981) dalam Mullins (2010) dengan
pencapaian tugas-tugas, baik yang
teori Z yang menekankan kepada
dilakukan oleh individu, kelompok
lingkungan
dimana
diajarkan
maupun organisasi.
bagaimana
mengelola
individu
kualitas
tujuan
negatif
kinerja
dan
kuantitas
dasarnya
senang
adalah
faktor
Robbins dan Judge (2009)
sedemikian rupa sehingga mereka
mengatakan kinerja adalah sebagai
dapat bekerja sama secara efektif.
fungsi
dari
interaksi
antara
Menurut Vroom dalam Ivancevic,
(A),
Konopaske dan Matteson (2008),
motivasi (M) dan kesempatan atau
tingkat sejauh mana keberhasilan
opportunity (O); yaitu kinerja = f (A
seseorang
x M x O). Mathis dan Jackson (2010)
pekerjaannya
menyatakan bahwa kinerja pada
performance”. Biasanya orang yang
dasarnya, apa yang dilakukan atau
level
tidak dilakukan karyawan. McGregor
disebut
dalam Newstroom (2010) dengan
produktif, dan sebaliknya orang yang
Theory X is traditional berpendapat
levelnya tidak mencapai standar
bahwa setiap karyawan mau bekerja
dikatakan sebagai tidak produktif
giat sesuai dengan harapan. Dalam
atau berkinerja rendah.
kemampuan
78
atau
ability
of
dalam
menyelesaikan
disebut
“level
performance-nya sebagai
orang
of
tinggi yang
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
Kreitner dan Kinicki (2008) mengidentifikasikan balik
sebagai
teori
informasi
pemimpin
umumnya
berperilaku
umpan
terhadap pengikut, tergantung pada
yang
situasi, sedangkan Newstrom (2010)
obyektif tentang kinerja individu
menyatakan
atau kolektif berbagi dengan orang-
tindakan pemimpin eksplisit dan
orang
implisit seperti yang terlihat oleh
dalam
memperbaiki (1913)
posisi
keadaan.
dalam
mengatakan perilaku
untuk Thorndike
Kreitner bahwa
adalah
karyawan
bahwa
yang
(2009)
kepemimpinan.
rendahnya
Rehman
efek
dengan
jumlah
pola
disebut
et
al.
gaya
(2012)
menemukan bahwa; pertama, baik
konsekuensi yang menguntungkan
kepemimpinan
cenderung
sedangkan
transformasional memiliki hubungan
perilaku dengan konsekuensi yang
positif dengan komitmen organisasi
tidak
tetapi
diulangi,
menguntungkan
cenderung
transaksional
dan
kepemimpinan
menghilang. Skinner dalam Colquitt,
transformasional memiliki hubungan
Lepine
sedikit lebih kuat serta dampaknya
dan
Wesson
(2013)
mengajukan suatu teori penguatan
terhadap
(reinforcement
Temuan penting kedua adalah bahwa
theory)
yang
komitmen
organisasi.
menyatakan bahwa perilaku individu
kepemimpinan
akan memunculkan motivasi jika ada
lebih
konsekuensi dari perilaku tersebut.
kepemimpinan transaksional. Bennis
Pemimpin
memainkan
transformasional
digunakan
daripada
dalam Yukl (2010) bahwa pemimpin
peranan penting dalam membantu
sebagai
kelompok
dan
untuk
menentukan secara benar apa yang
mencapai
tujuan.
Bagaimanapun
harus dikerjakan dan manajer adalah
organisasi
orang
yang
juga kemampuan dan keterampilan
orang
yang
dapat
kepemimpinan
secara
benar
semua
dalam
pengarahan
dapat
mengerjakan tugas
dan
adalah faktor yang penting dari
tanggung jawabnya. Pendapat lain
efektivitas kepemimpinan. Williams
dikemukakan oleh Kotter dalam
(2011)
Yukl
mendefinisikan
kepemimpinan
sebagai
gaya
(2010)
yang
membedakan
cara 79
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
manajemen dengan kepemimpinan
autocratic, democratic, and laissez-
berdasarkan fungsi dan aktivitasnya.
faire. Menurut Hersey dan Blanchard
Newstrom
(2010)
(2001) dalam Ivancevic, Konopaske
kepemimpinan
dan Matteson (2008) bahwa perilaku
sebagai suatu proses memengaruhi
kepemimpinan harus diplotkan pada
dan mendukung yang lainnya untuk
dua poros terpisah dan bukan hanya
bekerja keras agar tujuan tercapai.
satu kontinum saja.
mendefinisikan
Tidak
demikian
halnya
dengan
Hersey
dan
pendapat House et al. dalam Yukl
memperkenalkan
(2010) yang melihat kepemimpinan
kepemimpinan
tidak
kontinum
hanya
melakukan
proses
Blanchard
model
gaya
dengan
empat
(merupakan
kombinasi
memengaruhi bawahan tetapi juga
dari model Ohio) yang popular
sebagai
dengan Harsey dan Blanchard’s
motivator
sebagaimana
pernyataan-nya
bahwa
Situational
Leadership
Model.
kepemimpinan adalah kemampuan
Dalam model ini lebih ditekankan
seseorang
kepada
untuk
memengaruhi,
memotivasi,
dan
memungkinkan
orang
untuk
lain
berkontribusi
empat
kepemimpinan
pola
yaitu;
gaya
(1)
gaya
instruktif (tinggi tugas dan rendah
terhadap efektifitas dan keberhasilan
hubungan);
organisasi.
(tinggi tugas dan tinggi hubungan);
Pendapat ini diperkuat oleh
(2)
gaya
konsultatif
(3) gaya partisipatif (tinggi hubungan
bahwa
dan rendah tugas); dan (4) gaya
kepemimpinan merupakan rangkaian
delegatif (rendah tugas dan rendah
pertukaran sosial dimana pemimpin
hubungan). House (1971) dalam
dapat menggerakkan emosi-emosi
Robbins
bawahan ke dalam keadaan lebih
mengembangkan
baik atau lebih buruk. Lewin dalam
Kepemimpinan yang motivasional
Quick
dengan Teori Path-Goal Leadership
Goleman
(2007)
dan
Nelson
(2009)
dan
menunjukkan bahwa penelitiannya
Theory.
menemukan tiga gaya dasar yaitu
mengemukakan kepemimpinan
80
Coulter
(2012) Teori
Robert empat yang
House gaya menjadi
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
perilaku seorang pemimpin yaitu; (1)
et al. (2013) menyatakan bahwa
kepemimpinan
berorientasi
seorang pemimpin harus memiliki
pada prestasi (achievement oriented);
kesadaran emosional yang mampu
(2) kepemimpinan arahan (directive);
memasok bawahan memiliki konsep
(3)
nilai-nilai yang jelas menggunakan
yang
kepemimpinan
partisipatif
(participative),
dan
(4)
kepemimpinan suportif (supportive).
sejumlah
superior
emosional
untuk
kecerdasan menghasilkan
(2003)
kelompok menyepakati bersama nilai
menguraikan karakteristik pemimpin
dalam memfasilitasi potensi pekerja
Bass,
et
al.,
“inspirational
yaitu idealize
influence,
consideration,
and
motivation,
dalam organisasi.
individualize
Gender
kerap
memainkan
intellectual
peranan penting dalam memengaruhi
stimulation”. Ivancevich, Konopaske
kinerja karyawan, penilaian kinerja,
dan Matteson (2008) mengemukakan
dan
empat ciri utama pemimpin sebagai
dengan sumber daya manusia (Ngaoi
berikut; (1) memberikan arahan dan
dan Mwangi, 2013). Sementara Abel
arti bagi orang-orang yang mereka
dan Emmanuel (2012) menyatakan
pimpin;
menumbuhkan
bahwa pengaruh gender pada hasil
mendorong
yang berbeda sangat penting dalam
tindakan dan pengambilan risiko; (4)
lingkungan pekerjaan. Selain itu,
memberikan harapan.
gender biasa juga dianggap sebagai
(2)
kepercayaan;
(3)
keputusan
yang
berkaitan
(2013)
karakteristik pribadi, gender dapat
menyatakan bahwa ada hubungan
memengaruhi persepsi karyawan di
yang signifikan secara statistik antara
tempat kerja dan reaksi mereka
kinerja yang cerdas dan pemimpin
kepada orang lain dalam sebuah
transaksional emosional. Tapi tidak
organisasi
ada hubungan linier yang signifikan
dalam Miao dan Kim, 2009). Gender
antara kinerja yang cerdas dan
dapat memengaruhi individu yang
pemimpin
terhubung dengan rekan kerja yang
Sakiru
et
al.
transformasional
emosional. Bass (1994) dalam Sakiru
menawarkan informasi,
(Mathieu
dan
Zajac,
berbagai
macam
dukungan
sosial 81
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
(Scandura & Lankau, dalam Miao
membuat
dan Kim, 2009).
melangkah maju ke arah yang benar
Sebagaimana Penelitian barubaru
ini
yang
dilakukan
oleh
anggota
organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya, Seorang pemimpin yang
Jayasingam dan Cheng (2009) yang
baik
mengemukakan
bahwa
gaya
mengidentifikasi arah kerja bagi
kepemimpinan
membentuk
dan
anggota organisasi untuk diikuti.
memperkuat peran yang tepat secara
DuBrin (2004) dalam Yeh dan Hong
sosial untuk pria dan wanita. Salah
(2012)
satu dari beberapa studi penelitian
kepemimpinan
yang
anggota
variasi
karyawan
dalam
persepsi
terhadap
kinerja
dapat
membimbing
atau
percaya
bahwa
dapat
memotivasi
organisasi
menyelesaikan
untuk
tujuan
organisasi
berdasarkan jenis kelamin adalah
dengan
karya Bekele, Shigutu dan Tensay
kepemimpinan
(2014).
menemukan
organisasi merupakan salah satu
bahwa karyawan pria dan wanita
faktor yang berperan penting dalam
memegang pandangan yang berbeda
meningkatkan atau memperlambat
untuk lima dari sepuluh dimensi
kepentingan
yang terdiri dari kinerja, termasuk
individu-individu dalam organisasi.
organisasi
kebanggaan,
Oleh karena itu, perlunya seorang
kerja
pemimpin untuk menemukan gaya
peneliti
ini
keunggulan/kinerja, tim/komunikasi,
pelatihan/
pengembangan,
dan
keyakinan. dalam
dan
suatu
komitmen
kepemimpinannya memengaruhi
Gaya
dari
agar
dapat
hubungan
antara
atasan dan bawahan dan memiliki
kejujuran/keterbukaan.
hubungan yang signifikan dengan Kepemimpinan
dapat
memengaruhi seorang individu atau perilaku mencapai kinerja
suatu tujuan
kelompok
(Dale dan Fox, 2008).
untuk
organisasi
pekerjaan.
motivasi pekerja, sikap, dan kinerja
dan
Sebuah
kepemimpinan yang sesuai dapat
Memahami pengaruh gaya kepemimpinan sangatlah dikarenakan
82
terhadap
penting, gaya
kinerja hal
ini
kepemimpinan
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
pada seorang pemimpin dipandang
Pekerjaan sebagai komponen penting
oleh beberapa peneliti sebagai salah
dalam membentuk kekuasaan dan
satu
utama
status bagi perempuan dan laki-laki.
kinerja
Ketika prestasi kerja yang dinilai
kepemimpinan
oleh seorang pemimpin, penilaian
kekuatan
untuk
meningkatkan
perusahaan. yang
pendorong
Gaya
efektif
sumber
dipandang
potensial
manajemen
sebagai
dari pekerja laki-laki dan perempuan
pengembangan
dapat dipengaruhi oleh peran dari
didukung
gender yang mengarah ke dalam
bagi
evaluasi kegiatan pekerjaan yang
dan
keunggulan
kompetitif
peningkatan
kinerja
organisasi
negatif
(Timothy et al., 2011). Dengan
Penelitian terbaru mendukung
demikian, dapat disimpulkan bahwa
pandangan
gaya
berpengaruh
masih ada di tempat kerja dan bahwa
terhadap kinerja. Dengan kata lain,
gender mungkin terkait dengan laki-
gaya kepemimpinan yang efektif
laki yang menerima penilaian kinerja
dapat
yang lebih baik daripada perempuan
kepemimpinan
meningkatkan
kinerja
karyawan. H1 :
bahwa
peran
gender
(Watkins et al., 2006). Selain itu Pengaruh
Kepemimpinan
Gaya terhadap
bahwa
pemimpin
perempuan
menggunakan gaya kepemimpinan
Kinerja Gender
beberapa data yang menunjukkan
sering memainkan
yang berbeda dari laki-laki, serta
peran penting dalam memengaruhi
beberapa
kinerja karyawan, penilaian kinerja,
perilaku khusus yang digunakan oleh
dan keputusan yang berhubungan
wanita dibandingkan pria (Anderson
dengan
et al, 2006).
sumber
daya
manusia
(Sturman dalam Ngao dan Mwangi,
artikel
H2 :
menilai
Interaksi
2013). Sedangkan Sahram (). Dalam
Kepemimpinan
penelitiannya mengemukakan bahwa
Kinerja
tempat kerja merupakan pengaturan
sebagai moderasi
dengan
bahwa
Gaya terhadap Gender
di mana peran gender dapat terlihat.
83
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Berdasarkan kajian teoritik penelitian tersebut di atas maka dapat
divisualisasikan dalam bentuk model teori
sebagai
Gaya Kepemimpin an
berikut:
Kinerja
Gender Gambar 1. Model teoritik Penelitian ini dilakukan pada
Metode Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian lapangan (field research)
Stasiun Televisi Swasta ANTV yang terletak di Jakarta. Para peneliti
melalui penyebaran angket dengan
menyerahkan
metode penelitian korelasional yang
pribadi untuk Divisi Produksi, Divisi
bertujuan untuk menguji hipotesis,
Pemasaran dan Divisi News yang
dilakukan dengan cara mengukur
bekerja selama lima tahun. Semua
sejumlah variabel dan menghitung
kuesioner diselesaikan selama waktu
koefisien korelasi antara variabel
kerja. Dari 80 kuesioner diberikan,
tersebut,
agar
dapat
ditentukan
75 (100%) dikembalikan dengan
variabel
mana
yang
berkorelasi
lengkap, yang menghasilkan rata-rata
(Noor,
2013).
dimaksudkan
Metode untuk
ini
menguji
tanggapan
kuesioner
sebesar
67,6
secara
persen.
Sampel terdiri dari 32,5 persen
gaya
perempuan yang memiliki usia rata-
kepemimpinan (X1) sebagai variabel
rata 32 tahun. Dengan menggunakan
independen terhadap variabel kinerja
usia karyawan rata-rata sebagaimana
(Y) sebagai variabel dependen, serta
ambang batas menunjukkan sampel
menguji
cukup
pengaruh
antara
pengaruh
variabel
gender
(X2)
seimbang
dalam
hal
sebagai variabel moderasi antara
komposisi gender. Sementara 64,5
gaya kepemimpinan dan kinerja.
persen dari karyawan yang berusia
84
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
hingga 30 tahun adalah laki-laki
item tersebut yang dapat menilai
dibandingkan dengan 35,5 persen
kinerja mereka dalam skala Likert
dari karyawan yang lebih tua dari 30
dengan bernilai mulai dari 1 (sangat
tahun.
tidak
setuju)
sampai
Peserta
Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
menunjukkan
Singh-Sengupta
dalam
(1=pria, 2=wanita).
(1997)
(2004).
Peserta
dalam
Hasil
ini
diminta
untuk
Reliabilitas
nilai
gaya
sejauh
mana
menggambarkan kepemimpinan,
diminta
untuk
Karakteristik Gender
Gaya Kepemimpinan
penelitian
(sangat
setuju).
Operasional Variabel
Mas’ud
5
gender
Pengujian
mereka
Validitas
dan
Pengujian validitas instrumen diukur
dengan
korelasi
Pearson
penilaian yang mereka yakini atas
(Tabel 1). Hasil pengujian validitas
item tersebut yang dapat menilai
menunjukkan bahwa nilai korelasi
organisasi mereka dalam skala Likert
semua pertanyaan item pada variabel
dengan bernilai mulai dari 1 (sangat
kinerja adalah signifikan, artinya
tidak
instrumen
setuju)
sampai
5
(sangat
penelitian
dapat
setuju).
dinyatakan data penelitian valid dan
Kinerja
dapat data dapat digunakan untuk
Sebuah versi singkat dari
analisis
selanjutnya.
instrumen yang dikembangkan oleh
pertanyaan
Lindholm (2000) dalam Mas’ud
kepemimpinan, terdapat satu item
(2004). Peserta dalam penelitian ini
pertanyaan yaitu nomor 3 yang tidak
diminta
untuk
valid
kinerja
karyawan
menggambarkan sejauh
mana
penilaian yang mereka yakini atas
item
Sedangkan
sehingga
pada
untuk
gaya
analisis
selanjutnya dari pertanyaan ini tidak dimasukkan
dalam
analisis
selanjutnya.
85
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Tabel 1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Butir Pertanyaan Pearson Correlation Sig. Gaya Kepemimpinan Butir 1 0.512 0.00 Butir 2 0.424 0.00 Butir 3 0.095 0.99 Butir 4 0.840 0.00 Butir 5 0.796 0.00 Butir 6 0.880 0.00 Butir 7 0.441 0.00 Butir 8 0.784 0.00 Butir 9 0.684 0.00 Butir 10 0.642 0.00 Kinerja Butir 1 0.775 0.00 Butir 2 0.332 0.00 Butir 3 0.756 0.00 Butir 4 0.763 0.00 Butir 5 0.572 0.00 Butir 6 0.814 0.00 Butir 7 0.597 0.00 Butir 8 0.630 0.00 Butir 9 0.546 0.00 Butir 10 0.657 0.00
Sementara reliabilitas dalam
Validitas Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
instrumen dikatakan reliabel. Hasil
penelitian ini diukur dengan alpha
pengujian
Cronbach, di mana jika nilai tersebut
dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini.
lebih
besar
dari
Variabel 86
0,05,
reliabilitas
instrumen
maka
Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas Cornbach’s Alpha
Reliability
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
Kinerja Gaya Kepemimpinan
0.721 0.841
Analisis data yang digunakan adalah
analisis
korelasi
Reliable Reliable
korelasi
ini
adalah
untuk
yang
menganalisis data penelitian yang
kemudian digunakan untuk mengkaji
diperoleh sehingga didapatkan suatu
hubungan antara gaya kepemimpinan
kesimpulan (Noor, 2013).
dan kinerja yang dimoderasi oleh
Hasil Penelitian dan Pembahasan
gender, Keuntungan dari analisis Uji
Normalitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Gaya Kepemimpinan N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kinerja
120
120
Mean
31.2833
32.7250
Std. Deviation
5.53398
5.44331
Absolute
.168
.158
Positive
.168
.158
Negative
-.111
-.100
1.845
1.727
.202
.605
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Merujuk
hasil
berdistribusi normal. Sedangkan nilai
nilai
penyimpangan
hasil
perhitungan dari X1 = 0,168, dan
perhitungan dari Y = 0,158, dan
Asy,p. sig. (2-tailed) menunjukkan
Asy,p. sig. (2-tailed) menunjukkan
harga 0,202. Oleh karena pengujian
harga 0,605. Oleh karena pengujian
uji
uji
uji
Kolmogorov–Smirnov (KS) pada
Kolmogorov–Smirnov (KS) pada
= 0,05, terlihat bahwa harga Asymp
= 0,05, terlihat bahwa harga Asymp
Sig.
perhitungan
pada di
penyimpangan
Sig.
maksimum
normalitas
(0,605)
atas,
>
dengan
nilai
maksimum
normalitas
(0,202)
>
dengan
nilai
hasil
uji
yang
yang
dipersyaratkan yaitu 0,05. Dengan
dipersyaratkan yaitu 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan data
demikian dapat disimpulkan data
variabel X1 berasal dari data yang
variabel Y berasal dari data yang
berdistribusi normal.
87
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Uji
Linieritas
Regresi
dan
pasangan variabel yang diteliti secara individual dengan asumsi bahwa jika
Signifikansi Regresi Uji linieritas dan signifikansi
secara individual semua pasangan
regresi dilakukan melalui uji regresi
memperlihatkan
univarian, yaitu uji linieritas dan
pergerakan yang sama, maka hal itu
signifikansi
regresi
juga akan terjadi jika dilakukan
telah
kajian secara keseluruhan. Analisis
berdasarkan
koefisien jalur
yang
gejala-gejala
dikontruksikan. Uji ini dimaksudkan
regresi
masing-masing
untuk melihat persamaan regresi
variabel tersebut dapat diuraikan sebagai
pasangan
berikut.
Tabel 3 Hasil Uji Linieritas Regresi dan Signifikansi Regresi Statistik Model Regresi (Y terhadap X1) Constant 2.429 Coefficient 0.968 Sig. .000 Fhitung 3735.765 Ftabel 3.074 Berdasarkan hasil pengujian
gaya kepemimpinan sebesar 100%
yang tersaji pada tabel 3 di atas,
diikuti oleh kenaikan kinerja sebesar
bahwa model persamaan regresi Ŷ =
96,80%. Dengan kata lain bahwa
2,429 + 0,968X menyatakan bahwa
setiap peningkatan satu skor variabel
gaya
X1
kepemimpinan
menjelaskan
kinerja.
dapat Koefisien
mengakibatkan
variabel
peningkatan
Y sebesar 0,968 pada
regresi Gaya kepemimpinan (X1)
konstanta 2,429. Dari hasil regresi di
sebesar 0,968 menunjukkan arah
atas, pada model (Y terhadap X1)
positif.
Ini
bahwa gaya kepemimpinan sangat
menunjukkan bahwa untuk setiap
signifikan pada ρ = 0,000 dengan
peningkatan
Hasil uji Fhitung = 3735.765 > Ftabel
Koefisien
gaya
regresi
kepemimpinan
= 3,074 pada = 0,01.
(X1) sebanyak satu satuan, akan
0,99 (2,117)
terjadi
(Y).
Dengan demikian dapat disimpulkan
Lebih umum lagi bahwa kenaikan
bahwa semua model secara statistik
88
peningkatan
kinerja
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
valid
untuk
dilanjutkan
dalam
data yang diberikan. Atas dasar hasil
pengujian.
pengujian hipotesis yang dilakukan maka disajikan hasil uji hipotesis
Pengujian Hipotesis
penelitian
sebagai
berikut.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung uji statistik dari Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error
Beta
21.205
1.587
13.360
.000
Gaya Kepemimpinan
.255
.102
.259
2.508
.014
Interaksi
.019
.002
1.250
12.105
.000
a. Dependent Variable: Kinerja a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
F
3477.993
2
1738.997
47.932
117
.410
3525.925
119
Sig.
4244.835
.000b
a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Interaksi, Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan
hasil
analisis
Pada tabel 4 hasil analisis
data pada tabel di atas, menunjukkan
data menunjukkan bahwa variabel
bahwa variabel gaya kepemimpinan
gender
berpengaruh
variabel
variabel kinerja. Berdasarkan hasil
kinerja. Perolehan hasil perhitungan
perhitungan, koefesien regresi β2=
koefisien
0,019
terhadap
regresi
β1
=
0,255
berpengaruh
menunjukkan
terhadap
arah
positif
menunjukkan arah positif dengan
dengan harga thitung = 12.105 dan
harga thitung = 2.508 dan harga ttabel =
harga ttabel = 1,980. Fakta ini
1,980. Fakta ini mengungkapkan
mengungkapkan bahwa thitung > ttabel
bahwa thitung > ttabel berarti H0 ditolak
berarti H0 ditolak dan H1 diterima.
dan H1 diterima. Dengan demikian
Sedangkan, harga Fhitung = 107,348 >
gaya kepemimpinan yang efektif
Ftabel
akan
kepemimpinan berpengaruh positif
kinerja.
menyebabkan
peningkatan
dan
=
4,149
signifikan
berarti
terhadap
gaya
kinerja
89
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Tabel 5 Mode Summary Gender Model Summary Model
R
R Square
Gender = Pria (Selected) a
1
.678
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.656
.655
1.11791
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
Gender = Wanita (Selected) a
1
.595
.591
.591
.55287
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan
hasil
analisis
100%). Dengan demikian, efektifitas
pada tabel di atas, menunjukkan
gaya
bahwa Kelompok karyawan pria
gender akan meningkatkan kinerja
yang menerima gaya kepemimpinan
karyawan.
secara
efektif
sumbangan sedangkan wanita
sebesar
65,60%,
kelompok
karyawan
yang
kepemimpinan memberikan
memberikan
menerima secara
gaya efektif
sumbangan
sebesar
59,10% terhadap kinerja. Artinya kelompok
karyawan
dominan
dibandingkan
pria
lebih
karyawan
wanita terhadap peningkatan kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gender akan meningkatkan kinerja. Dengan perkataan lain, gaya kepemimpinan dapat menjelaskan kinerja sebesar 98,60%, sedangkan ada faktor lain di luar kinerja yang memengaruhi gaya kepemimpinan sebesar 1,40% (0,118 x 0,118 x
kepemimpinan
Pembahasan Kepemimpinan memungkinkan menjadi
organisasi
lebih
untuk
produktif
menguntungkan,
tetapi
dan tingkat
keberhasilan tergantung pada gaya pemimpin
dan
lingkungan
yang
dihasilkan diciptakan bagi karyawan untuk berfungsi dengan baik. Hal ini didukung oleh pendapat dari Kim (2004) dalam Puni et al.
(2014)
bahwa jenis gaya kepemimpinan yang
ditunjukkan
oleh
sebagian
besar manajer untuk memengaruhi hasil
organisasi
karyawan
seperti
rendah,
turnover
mengurangi
absensi, kepuasan pelanggan, dan efektivitas organisasi.
90
dimoderasi
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
Warrick (1981) dalam Puni et
Hasil
al. (2014) mengemukakan bahwa
menunjukkan
gaya kepemimpinan mengendalikan
karyawan
interpersonal,
berdasarkan
penghargaan
dan
temuan
juga
bahwa
meneliti
secara
terpisah
jenis
kelamin
hukuman yang membentuk perilaku
menunjukkan adanya kesamaan dan
karyawan, motivasi dan sikap yang
divergensi berkaitan dengan gaya
berdampak pada kinerja organisasi.
kepemimpinan yang memengaruhi
Hal itu, dapat menyebabkan inspirasi
kinerja.
atau kekecewaan di antara karyawan
membedakan
yang mengakibatkan kenaikan atau
karyawan mempertimbangkan sejauh
penurunan
mana organisasi mereka menekankan
produktivitas
(Sander
Seperti
terlihat, jenis
kelamin,
dalam Puni et al., 2014). Selain itu,
keadilan
gaya kepemimpinan di tempat kerja
kinerja. Namun demikian, perhatian
dapat
diri
terhadap detail mempunyai hasil
karyawan baik secara positif maupun
yang bertentangan bagi individu
negatif khususnya kesehatan dan
berdasarkan jenis kelamin.
tingkat
memengaruhi
energi
citra
karyawan dengan
dengan
tanpa
Selain
anteseden
itu,
bahwa
dari
ada
menciptakan dorongan iklim kerja
kemungkinan gaya kepemimpinan
atau diisi dengan ketegangan dan
yang berbeda yang digunakan oleh
rasa takut.
pria dan wanita dapat menjelaskan
Dukungan efektivitas gaya kepemimpinan perusahaan
perbedaan terhadap promosi posisi
serta
kinerja
kepemimpinan yang lebih tinggi.
meyakini
bahwa
Pada
saat
yang
sama,
perlu
disposisi dari pimpinan, peran dan
diperhatikan bahwa ada juga bukti
tanggung jawab dalam pengambilan
yang menunjukkan bahwa pria dan
keputusan-keputusan
wanita tidak menggunakan gaya
organisasi
untuk
membantu
mencari
solusi
kepemimpinan yang berbeda (Kent
terhadap tantangan dan beradaptasi
et al., 2010). Dengan perkataan lain,
dengan lingkungan yang kompetitif
pria
yang kompleks yang berdampak
pengembangan
pada profitabilitas.
informasi dan brand pemberi kerja
menganggap karir,
kesempatan berbagi
91
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
sebagai
kontributor
kinerja,
pembuktian hasil penelitian dengan
sementara stabilitas dan informalitas
teori pendukung yang juga relatif
sebagaimana pendorong.
terbatas.
Semua ini sejalan dengan
hanya
variabel secara
kinerja
diukur
kualitatif,
yang
profil laki-laki, menekankan ambisi,
mengandalkan atasannya sendiri. Hal
dominasi, dan aturan dan prosedur
ini memungkinkan hasil penilaian
yang jelas.Ini juga mungkin alasan
masih mengandung subyektivitas.
mengapa
Akan
aturan
mereka dan
lebih
mereka
memilih
tidak
mau
lebih
baik
kepemimpinan
jika
diukur
gaya dengan
dianggap berbeda daripada yang lain.
melibatkan beberapa pihak yang
Selain itu, fakta bahwa perempuan
berpengaruh. Penelitian ini hanya
menganggap
dilakukan
bahwa
pada
stasiun
televisi
orang-orang
dan
ANTV di Jakarta, yang tidak dapat
meningkatkan
kinerja
digunakan sebagai dasar generalisasi
terhadap ketenangan
berorientasi
mereka tidak hanya bagian dari sifat
yang
perempuan,
lainnya di Jakarta.
namun
juga
sesuai
dengan hubungan jenis karir yang perempuan inginkan.
mewakili
stasiun
televisi
Kesimpulan Studi ini menemukan bahwa gender memoderasi pengaruh gaya
Keterbatasan Penelitian Ada beberapa keterbatasan
kepemimpinan
terhadap
kinerja
dalam penelitian ini seperti teori-
disajikan sebagai berikut:
teori dan hasil pendukung dari
1. Terdapat pengaruh positif gaya
penelitian
sebelumnya.
Pekerjaan
kepemimpinan terhadap kinerja.
penelitian yang berkaitan dengan
Hasil
gaya kepemimpinan di tempat kerja,
bahwa gaya kepemimpinan yang
serta
efektif
kinerja.
dilakukan terutama
di
Penelitian stasiun
yang televisi,
yang berkaitan dengan
penelitian
akan
menunjukkan
mengakibatkan
peningkatan kinerja karyawan. 2. Terdapat
interaksi
gaya
dan
gender
perilaku karyawan yang juga masih
kepemimpinan
terbatas.
terhadap kinerja. Ini menunjukkan
92
Hal
ini
menghasilkan
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
bahwa gaya kepemimpinan dan
yang berbeda jenis kelamin dan
gender
memberikan kinerja yang tepat
akan
mengakibatkan
peningkatan kinerja.
untuk bawahan mereka dalam menyelesaikan tujuan pekerjaan
Implikasi
secara efektif. Penelitian
ini
memiliki
implikasi penting dan kontribusi untuk
gaya
dan
Rekomendasi dari penelitian
kinerja. Hasil temuan penelitian ini
ini sebaiknya Manajemen Stasiun
membuktikan
Terdapat
Televisi ANTV dalam memahami
pengaruh positif dan signifikan gaya
keragaman mengenai gender tidak
kepemimpinan
lagi dijadikan alasan dalam memilih
Dalam
kepemimpinan
Rekomendasi
bahwa
terhadap
rangka
mewujudkan
kinerja.
mencapai
gaya
dan
seorang
pemimpin.
Akan
tetapi
kepemimpinan
dalam memilih seorang pemimpin
yang efektif terhadap pelaksanaan
berdasarkan kemampuan serta dapat
pekerjaan didukung dengan desain
menunjukkan kualitas kepemimpinan
pekerjaan
dan
yang
baik,
maka
mampu
menjalankan
diperlukan upaya sebagai berikut:
kepemimpinan yang efektif. Hal ini
a. Merekomendasikan
program
dikarenakan
kepemimpinan
khusus
secara
akan
gaya
berjalan
efektif
dilakukan
perusahaan.
adanya
dengan kebutuhan dan karakteristik
program kepemimpinan tersebut,
situasi dapat meningkatkan kinerja
perusahaan
karyawan.
keahlian
dapat pemimpin
memiliki yang
berbeda yang akan melengkapi pemimpin masa depan untuk beroperasi dengan percaya diri dalam ekonomi global. b. Menyesuaikan
gaya
tepat,
apabila
yang dirancang untuk tujuan Dengan
dengan
kepemimpinan
sesuai
Daftar Pustaka Abel, Adigun, and Okoiye. O. Emmanuel. 2012. Effects of Emotional Intelligence and Stress Management Training on Job Performance of Non Academic Staff of Lagos State University Nigeria. European
kepemimpinan kepada karyawan
93
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Journal of Educational Studies. Vol. 4. No. 3; hh. 319-31. Anderson, N., Lievens, F., Van Dam, K., dan Born, M., 2006. A construct-driven investigation of gender differences in a leadership-role assessment center. Journal of Applied Psychology. Vol. 91, hh. 555566. Bass, B. M et al., (2003). “Predicting UnitPerformance by Assessing Transformational and Transactional Leadership. Journal of Applied Psychology, Vol. 88. No. 2, hh. 207-218. Bekele, Abraham Zewdie, Assegid Demissie Shigutu, dan Assefa Tsegay Tensay. 2014. The Effect of Employees’ Perception of Performance Appraisal on Their Work Outcomes. International Journal of Management and Commerce Innovations. Vol. 2. No. 1, hh. 136-73. Colquitt, Jason A, Jeffery A. Lepine., Michael J. Wesson, 2013, Organization Behavior. Singapore: McGraw-Hill.
University Libraries In Ogun State, Nigeria. Journal of New Media and Mass Communication. Vol. 1, No. 1, hh. 12-19. Gibson, James L., John M. Ivancevich and Robert Konopaske, 2012, Organizations; Behavior, Structure, Processes. Singapore: McGraw-Hill. Goleman, Daniel. 2007. Social Intelligence. USA: A Bantam Book.
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2008. Organization Behavior and Management 8th. Singapore: McGraw-Hill International., inc. Jayasingam, Sharmila dan Moey Yoke Cheng. 2009. Leadership Style and Perception of Effectiveness: Enlightening Malaysian Managers. Asian Social Science. Vol. 5, No. 2, hh. 54-65.
Dale, J. and Fox, M. 2008. Leadership Style and Organizational Commitment: Mediating Effect of Role Stress. Journal o Managerial Issues, 20(1), 109-130,10.
Jing, Fenwick Feng and Gayle C. Avery. 2008. Missing Links In Understanding The Relationship Between Leadership and Organizational Performance. International Business & Economics Research Journal Vol. 7, No. 5; 2008. hh. 67-78.
Doris, Onuoha, Uloma, Samuel, Toyosi Daniel and Ojo, Adebowale Ifeoluwa. 2014. Gender And Job Satisfaction: A Study Of Library Staff In Private
Kent, Thomas W., 2010. Gender Differences and Transformational Leadership Behavior: Do Both German Men
94
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
and Women Lead in the Same Way? International Journal of Leadership Studies, Vol. 6. No. 1, hh. 52-66. Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2008. Organization Behavior 8th. Singapore MCGraw-Hill International., inc. Mas’ud, Fuad. (2004), Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Mathis, Robert L. and John H. Jackson. 2010. Human Resources Management, USA: SouthWestern College Pub. Miao, Ren-Tao dan Heung-Gil Kim. 2009. Gender as a Moderator of the Relationship between Organizational Citizenship Behaviors and Team Effectiveness in China. Asian Social Science. Vol. 5, No. 10, hh. 98-108. Mkoji, Davis and Damary Sikalieh. 2012. The Influence of Personality Dimensions on Organizational Performance. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 2 No. 17; 2012. hh. 184194. Moyes, G.D., P.A. Williams, and B. Koch. 2006. The effects of age and gender upon the perceptions of accounting professionals concerning their job satisfaction and work-related attitudes.
Managerial Auditing Journal. Vol. 21 No.5, hh. 536-561. Mullins,Laurie J., 2010. Management and Organisational Behaviour. Harlow: Pearson Education Limited. Naqvi, Raza. et al., 2013. Impact Of Gender Diversity On Team Performance: The Moderating Role Of Organizational Culture In Telecom Sector Of Pakistan. Asian Journal Of Social Sciences & Humanities. Vol. 2 No. 4 November 2013, hh. 228235.
Neil E. Fassina, David A. Jones and Krista L. Uggerslev. 2008. Relationship Clean-Up Time: Using Meta-Analysis and Path Analysis to Clarify Relationships among Job Satisfaction, Perceived Fairness, and Citizenship Behaviors. Journal of Management, Vol. 34 No. 2, 2008. hh. 161-188. Newstrom, John W. 2010. Organization Behavior; Human Behavior at Work 13th. Singapore: MCGraw-Hill International., inc. Ngao, Edward and Charles Mwangi. 2013. Effects of Managing Gender of Employees in Enhancing Organizational Performance. A Case Study of Kenya Ports Authority. European Journal of Business and Management Vol.5, No.21, 2013, hh.1-7.
95
The Asia Pacific Journal of Management Volume 2 No. 1, (2015-2016)
Noor, Juliansyah. (2014). Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group. Obiwuru .T, Okwu. A, Akpa. V and Nwankere. I., 2011. Effects of leadership style on organiszational performance: A survey of selected small scale enterprises in Ikosi – Ketu Council development area of Lagos State, Nigeria. Australian journal of business and management research. Vol. 1 No. 7.
Palthe, J., & Kossek, E. E. (2003). Subcultures and employment modes: Translating HR strategy into practice. Journal of Organizational Change, Vol. 16, No. 3, hh. 287–308.
Research in Business, Vol. 4, No. 1, hh. 616-26. Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. 2012. Management. Singapore: Prentice Hall International, inc. Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. 2009. Organizational Behavioral. Singapore: Prentice Hall International, inc. Sakiru, Oladipo Kolapo., 2013. Leadership styles and its effectiveness on employees' job commitment. Research on Humanities and Social Sciences. Vol.3, No.9, 2013, hh. 169-75. Schermerchorn, John R., et al., 2010, Organizational Behavior. New Jersey: John Wiley & Son.
Puni, Albert, Samuel B. Ofei, dan Abednego Okoe. 2014. The Effect of Leadership Styles on Firm Performance in Ghana. International Journal of Marketing Studies. Vol. 6, No. 1, hh. 177-85.
Timothy C., Obiwuru et al., 2011. Effects of Leadership Style on Organizational Performance: A Survey of Selected Small Scale Enterprises in Ikosi-Ketu Council Development Area of Lagos State, Nigeria. Australian Journal of Business and Management Research Vol.1 No.7, hh. 100-11.
Quick, James Campbell and Debra L. Nelson, 2009. Principles of Organizational Behavior; Realities and Challenges. Singapore: Mc Graw-Hill International, inc.
Vigoda-Gadot, E. and Grimland, S. 2008, “Values and career choice at the beginning of the MBA educational process”, Career Development International, Vol. 13 No. 4, hh. 333-45.
Rehman, Shams-Ur., et al, 2012. “Perceived Leadership Styles and Organizational Commitment”, Interdisciplinary Journal of Contemporary
Watkins MB, Kaplan S, Brief AP, Shull A, Dietz J, Mansfield MT. 2006. Does it pay to be a sexist? The relationship between modern sexism and career
96
Indra Rustiawan Rusman/Pengaruh Gender dalam Memoderasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja/75-96
outcomes. Journal Vocational Behavior, Vol.69, No. 3, hh. 524–37. Williams, Chuck. 2011). Management. USA: SouthWestern Cengage Learning. Yeh, Hueryren dan Dachuan Hong. 2012. The Mediating Effect of Organizational Commitment on Leadership Type and Job Performance. The Journal of Human Resource and Adult Learning, Vol. 8, No. 2, hh. 5059. Yukl, Gary. 2010. Leadership In Organization, Singapore: Pearson Prentice Hall.
97