RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Rabu, 18 Mei 2011
- ANTA akan delisting. - INTA akan right issue USD 500 Juta. - UNVR ekspansi Rp. 400 Miliar. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Aksi jual atas sejumlah saham pertambangan dan perbankan pada perdagangan Senin lalu membuat IHSG ditutup turun 32,795 poin (0,86%) ke posisi 3799,226. Sepanjang perdagangan, di tengah minimnya minat bertransaksi, IHSG bergerak di teritori negatif dengan rentang 47 poin. Volume transaksi menyusut 45% hanya mencapai 4,79 miliar saham dibandingkan transaksi Jumat pekan sebelumnya yang mencapai 8,79 miliar saham. Aksi jual terutama dipicu investor asing yang mencatatkan nilai penjualan bersih mencapai Rp.434,23 miliar dibandingkan transaksi Jumat yang masih mencatatkan pembelian bersih Rp.191,44 miliar. Aksi jual terutama melanda saham-saham tambang batubara. Pelaku pasar terimbas sentimen negatif dari faktor global menyusul harga batubara cenderung melemah dan kecenderungan investor global menghindari aset beresiko. Ini dipicu kekhawatiran akan melambatnya proses recovery ekonomi global menyusul berlarutlarutnya problem utang di sejumlah negara Uni Eropa seperti yang dialami Yunani. Sementara pengetatan likuiditas di China juga diperkirakan masih akan berlanjut menyusul tingkat inflasi April yang mencapai 5,3% masih di atas target tahun ini sebesar 4%. Pelaku pasar tengah menunggu sinyal bank sentral China (PBOC) terkait dengan tingkat bunga acuannya dalam waktu dekat. Krisis utang Yunani dan pengetatan likuiditas China telah meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global tahun ini. Hal ini membuat sejumlah harga komoditas kembali melemah. Harga minyak mentah tadi malam di New York telah turun hingga di kisaran USD96/barrel. Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan masih berpotensi tertekan, terimbas sentimen negatif bursa global dan kawasan. Penurunan harga sejumlah komoditas tambang akan berdampak negatif atas sejumlah saham pertambangan. Investor untuk sementara akan beralih pada saham-saham yang bersifat defensif, seperti sektor utilitas dan infrastruktur.Namun tekanan jual ini bersifat jangka pendek. Investor tetap masih menaruh ekspektasi positif atas prospek ekonomi nasional. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang sekitar 50 poin dengan kecenderungan melemah. Level support IHSG akan berada di 3745-3775 dan resisten di 3810-3845. IHSG 3745-3810
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
April, Tingkat Inflasi India Melonjak Melampaui Estimasi. Tingkat inflasi India pada April naik melampaui estimasi. Kementrian Perdagangan India di New Delhi hari ini mengumumkan, indeks harga konsumen India naik 8,66% pada April dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sekadar informasi, pada Maret lalu, indeks yang sama naik 8,98%. Sementara, nilai tengah ekonom yang disurvei Bloomberg mematok angka 8,5%. Kondisi itu akan menekan bank sentral untuk kembali menaikkan suku bunganya untuk menahan laju inflasi. Jika langkah itu dilakukan, maka kenaikan suku bunga itu merupakan yang kesembilan kalinya sejak pertengahan 2010 lalu. Kemarin, India kembali menaikkan harga bahan bakar minyak sebesar 8,5%. langkah tersebut memicu aksi protes dari partai oposisi di negara itu. (Kontan Online) Bank Victoria Gelar Rights Issue Senilai Rp 199,45 Miliar. PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Bank ini berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,99 miliar saham baru ke pasar. BVIC mematok harga rights isssue Rp 100 per saham. Dari aksi korporasi ini BVIC akan mendapat dana segar Rp 199,45 miliar. Setelah rights issue, BVIC berharap CAR-nya naik menjadi 16%. Penambahan CAR tersebut perlu dilakukan lantaran bank ini berniat meningkatkan penyaluran pinjaman. BVIC menargetkan nilai kredit per akhir 2011 Rp 5 triliun. Untuk perbandingan, di akhir tahun lalu nilai kreditnya Rp 3,52 triliun. (Kontan Online) Trans Lifestyle Tender Offer Saham ANTA Rp 300. PT Trans Lifestyle, berniat melakukan penawaran tender (tender offer) saham PT Anta Express Tour & Travel Services Tbk (ANTA) terhadap saham publik di harga Rp 300 per lembar. Jumlah saham publik yang diincar sebanyak 123,5 juta lembar. Dengan demikian, jumlah dana yang harus disiapkan oleh pemegang saham pengendali ANTA itu sekitar Rp 37,05 miliar. Trans Lifestyle saat ini menguasai 78,33% dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan perseroan. Trans Lifestyle akan membayar seluruh biaya transaksi penjualan saham dalam rangka tender offer, dengan demikian pemegang saham dikenakan pajak atas penjualan saham sebesar 0,1% dari transaksi tersebut. (Detikcom) INTA Right Issue USD 500 Juta. PT. Intraco Penta Tbk (INTA) akan melakukan penawaran umum terbatas saham (right issue) senilai USD 500 juta pada kuartal III2011. Dana right issue akan digunakan untuk mengakuisisi kuasa pertambangan batubara. KP yang akan di akuisisi suudah siap berproduksi. (Investor Daily)
Bakrie-JSMR Bidik Peluang Infrastruktur di Jatim. Dua perusahaan operator jalan tol, yaitu PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Bakrie Toll Road, anak perusahaan PT Bakrieland Development Tbk, membidik peluang infrastruktur di wilayah Jawa Timur (Jatim). Keduanya berminat berinvestasi di sejumlah proyek jalan tol dan air minum di Jatim. Grup Bakrie, melalui Bakrieland Development, saat ini sedang menyiapkan pembangunan dua proyek infrastruktur di Jatim. Proyekproyek itu adalah pengoperasian ruas jalan tol Pasuruan–Probolinggo dan pembangunan air minum Umbalan, Pasuruan. Sementara itu, Jasa Marga diketahui meminati pengembangan proyek jalan tol di Jatim. Jasa Marga akan mengerjakan tiga dari empat ruas jalan tol di Jatim, yakni Surabaya– Mojokerto sepanjang 36 km, Gempol-Pasuruan (34 km), Surabaya–Gempol (37 km),dan Gempol-Pandaan (13,6 km). (Okezone) UNVR Ekspansi Rp. 400 Miliar. PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merealisasikan belanja modal sebesar Rp. 400 Miliar sepanjang kuartal I-2011. Dana tersebut digunakan untuk ekspansi kapasitas pabrik dan pengembangan produk perseroan. UNVR telah menganggarkan belanja modal sebesar 300 juta euro atau sekitar Rp. 3,6 triliun untuk periode 2010-2012. (Investor Daily) CPRO Pertahankan Kepemilikan Di AWS. PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) bertekad tetap mempertahankan kepemilikan terhadap tambak udang yang dikelola PT Aruna Wijaya Sakti (AWS). Produsen udang ini belum berniat melepaskan kepemilikan ke investor lain. Besarnya potensi produksi tambak eks Dipasena ini membuat CPRO enggan melepas kepemilikan di sini. Sekadar mengingatkan, pemerintah saat ini tengah mengkaji untuk mengambil alih pengelolaan tambak Aruna. Sementara petambak yang tergabung di Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu (P3UW) meminta pemerintah mencari investor baru. (Kontan Online) Libur Panjang Dongkrak Trafik Penerbangan. Maskapai penerbangan menikmati berkah libur panjang dadakan. Selain menikmati lonjakan penumpang, sejumlah maskapai menangguk rezeki nomplok ini dari kenaikan menaikkan harga tiket. PT Garuda Indonesia Tbk, misalnya, menaikkan harga tiket rute JakartaSurabaya. Pada hari biasa harga tiket rute tersebut Rp 1,1 juta. Namun, di libur akhir pekan kemarin, harga ini naik menjadi Rp 2,8 juta. Agar keuntungan lebih optimal, Garuda mengurangi tiket promo penerbangan. GIAA juga mengadakan extra flight minimal dua kali dalam sehari. (Kontan Online)
SAHAM PILIHAN JSMR 3300-3525. JSMR telah mengakuisisi ruas tol GempolPandaan senilai Rp.75 miliar dari Xilin Enterprise. Dengan akuisisi ini JSMR menguasai sebanyak 52,02% saham PT Margabumi Adhikaraya yang mengoperasikan ruas tol tersebut. Dengan akuisisi ini, JSMR akan menghubungkan ruas tol tersebut dengan dua ruas tol yang telah dimilikinya yakni Surabaya-Gempol dan Gempol-Pasuruan. Saat ini perseroan juga tengah mengincar dua ruas tol lainnya di Jawa Timur yakni ruas tol Waru-Wonokromo nyang diharapkan tuntas akhir bulan ini dan ruas tol Mojokerto-Kertosono yang masih dalam penjajakan. Tahun ini JSMR menganggarkan dana Rp.7 triliun untuk membiayai berbagai agenda ekspansi perseroan. Dengan akuisisi berbagai ruas tol tersebut pendapatan perseroan diharapkan akan tumbuh di atas 12% pada tahuntahun mendatang. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sepanjang kuartal pertama 2011 membukukan laba bersih Rp.373 miliar, tumbuh 27,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.292 miliar. Pencapaian laba tersebut mencerminkan 26,4% dari konsensus perkiraan laba tahun ini sebesar Rp.1,41 triliun. Pertumbuhan laba tersebut ditopang peningkatan pendapatan usaha 13,8% mencapai Rp.1,15 triliun dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.1,01 triliun. Tahun ini perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 12% mencapai Rp.4,8 triliun. Pendapatan usaha JSMR 1Q11 terutama dikontribusikan pertumbuhan volume kendaraan yang melintasi ruas tol perseroan sebesar 12% (yoy) mencapai 254 juta kendaraan. Tahun ini selain pertumbuhan volume kendaraan sebesar 6,2% yang melintasi ruas rol perseroan, pertumbuhan pendapatan juga akan didorong oleh kenaikan tarif tol di 12 ruas tol dari 14 ruas tol yang dikuasai perseroan sebesar 8%-12% pada September mendatang. Pada harga Rp.3425, saham JSMR ditransaksikan dengan PE 16,6x proyeksi laba 2011. Harga saham perseroan relatif lebih murah ketimbang perusahaan sejenis di kawasan Asia yang rata-rata ditransaksikan dengan PE 19x. Harga saham JSMR berpeluang menuju Rp.3900 untuk jangka menengah hingga akhir tahun ini dengan PE rata-rata 19x. Secara technical, investor disarankan Buy apabila menembus level Rp.3425 dengan target jangka pendek Rp.3525. Atau Buy on Weakaness pada level harga Rp.3300. GIAA 520-550. Harga saham Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sejak awal April hingga kemarin bergerak sideways dengan kisaran harga Rp.530-Rp.550.Harga tersebut telah terkoreksi sekitar 28% dari harga perdananya di Rp.750. Volume transaksi sahamnya relatif tipis dengan rata-rata harian hanya 15,16 juta saham dalam sebulan terakhir. Tren kenaikan harga minyak sepanjang kuartal pertama tahun ini telah berdampak negatif bagi pertumbuhan kinerja perseroan. Ini terlihat dari perseroan menderita rugi bersih Rp.183,31 miliar dan rugi usaha sebesar Rp.258,72 miliar, meskipun pendapatan usaha naik 49,65% mencapai Rp.5,19 triliun dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.3,47 triliun. Hal ini dipicu melonjaknya biaya operasional penerbangan hingga 65,21% mencapai Rp.2,89 triliun. Lonjakan tersebut terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar hingga 74,4% mencapai Rp.1,97 triliun (1Q11) dibandingkan konsumsi bahan bakar pada 1Q10 sebesar Rp.1,13 triliun. Harga minyak pada 1Q10 rata-rata 62,01 sen dolar AS per liter naik menjadi 83,20 sen dolar AS per liter pada 1Q11. Sementara dari sisi jumlah penumpang, perseroan sepanjang 1Q11 berhasil meningkatkan jumlah penumpangnya hingga 42% mencapai 3.676 penumpang dibandingkan 1Q10. Melihat pencapaian kinerja 1Q11, perseroan tahun ini akan sulit mencapai target laba yang ditetapkan sebelumnya yakni di atas Rp.1 triliun. Tahun lalu perseroan membukukan laba bersih Rp.290,48 miliar turun 67,5% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp.895,11 miliar. Namun apabila harga minyak tidak melonjak di atas rata-rata kuartal pertama tahun ini, perseroan masih berpeluang mencatatkan laba bersih tahun ini dengan dukungan penambahan 11 pesawat baru sehingga bisa menghemat pemakaian BBM. Selama ini biaya energi sekitar 30% dari total biaya operasional perseroan. Selain menghadapi resiko tingginya biaya bahan bakar, perseroan juga menghadapi ketatnya persaingan antar maskapai. Dengan merujuk pada EPS 2010 sebesar Rp.15,92 dan asumsi pertumbuhan EPS tahun ini sebesar 50% mencapai Rp.23,88 maka pada harga Rp.540, saham perseroan ditransaksikan dengan PE 22,61x, relatif tinggi ketimbang saham maskapai penerbangan di kawasan Asia seperti Singapore Airlines yang hanya ditransaksikan dengan PE 12,55x, Cathay Pasific 8,39x, Airasia Bhd sebesar 10,03x, Malaysian Airlines System sebesar 18,72x maupun Thai Airways sebesar 9,05x. Speculative Buy di kisaran Rp.500-Rp520.
Perhatikan : ASII 57000-60000 KLBF 3375-3575 BUMI 3300-3600 BORN 1410-1660 TINS 2550-2675 PGAS 3900-4125 TLKM 7450-7850
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.