15
PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS SERTA LOCUS OF CONTROL TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT PADA KAP DI PEKANBARU Yusrawati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Email:
[email protected]
Ari Suryadi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Email:
[email protected]
Abstract This research is aimed to examine empirically the effect of time pressure, audit risk, materiality review procedure and quality control as well as locus of control to premature sign off audit procedure. The population of this study are auditors who work at KAP in Pekanbaru with 8 branches, the are 56 auditors become the sample of this study. This study is analized by using descriptive statistics, logistic regression and Friedman. The result of this study shows that time premature sign off audit procedure are influence by the time pressure, audit risk, review procedure and quality control variable while materiality and locus of control variables do not have effect on the premature sign off audit procedure. For the next study, the writer suggest to use internal characteristic of auditor such as self esteem, need for approval, need for achievement and competitive type behavior. Keywords : Premature sign of auditor procedure, audit risk, materiality, review procedure, quality control and locus of control
A. 1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh
akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan (Mulyadi, 2002 : 4-5 dan 7). Proses audit merupakan bagian dari assurance services. Pengauditan ini melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang melakukan audit, sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses pengauditan a ka n b e ra k i b a t b e r ku ra n g nya kualitas informasi yang diterima oleh
16
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
pengambil keputusan (Suryanita et al., 2006). Meskipun dalam teori dinyatakan secara jelas bahwa audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun dalam prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit (reduced audit quality) masih sering terjadi (Suryanita et al., 2006). Perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit quality behaviours) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor selama m e l a ku ka n p e ke r j a a n d i m a n a tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit (Malone dan Roberts, 1996) dalam Suryanita et al., (2006). Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behaviors) adalah penghentian prematur atas prosedur audit (Malone dan Roberts, 1996 : Coram, et al., 2004) dalam Suryanita et al., (2006). Perilaku tersebut dianggap paling tidak dapat diterima atau dimaafkan dan paling berat hukumannya (bisa berupa pemecatan) jika dibandingkan dengan bentuk RAQ lainnya (Malone dan Roberts, 1996; Coram, et al., 2004) dalam Suryanita et al., (2006). Perilaku ini juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan hukum terhadap auditor. Hal tersebut dikarenakan auditor tidak melakukan prosedur audit yang disyaratkan dengan lengkap dan melakukan p e n gh e n t i a n p ro s e d u r s e c a ra sengaja, tetapi auditor masih berani untuk memberikan tanggapan dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai
dalam prosedur audit yang ada. Informasi yang telah dikumpulkan oleh auditor ketika melakukan penghentian prematur atas prosedur audit menjadi tidak valid dan akurat, hal ini dikarenakan kemungkinan auditor untuk melakukan kesalahan menjadi lebih besar. Menurut Akhmad Samsul Ulum (2005) Alasan auditor melakukan penghentian atas prosedur audit karena terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, adanya anggapan prosedur audit yang dilakukan tidak penting (risiko kecil), prosedur audit yang tidak material, prosedur audit yang kurang dimengerti, batas waktu penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh faktor kebosanan dari para auditor. Beberapa penelitian terdahulu mencoba melihat pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku auditor dalam penghentian prematur atas prosedur audit. Suryanita et al., (2006) menggunakan sampel auditor junior dan auditor senior pada kantor akuntan publik di Jawa Tengah menggunakan sampel auditor junior dan auditor senior pada kantor akuntan publik di Semarang. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku auditor dalam penghentian prematur atas prosedur audit di kantor akuntan publik di Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Semarang. Pe n e l i t i a n i n i m e r u p a k a n replikasi dari penelitian terdahulu oleh Ayu Puji Lestari (2009) yang menguji hubungan antara time pressure, risiko audit, materialitas,
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2.
Perumusan Masalah B e rd a s a r k a n u ra i a n l a t a r belakang masalah, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Urutan prioritas prosedur audit manakah yang sering dihentikan oleh auditor. 2. Apakah time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control berpengaruh terhadap terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit.
3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur audit yang sering dihentikan oleh auditor serta memberikan bukti empiris mengenai pengaruh antara variabel time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control terhadap terjadinya penghentian prematur prosedur audit. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control terhadap perilaku penghentian prematur prosedur audit pada kantor akuntan publik di Pekanbaru.
B. 1.
TELAH PUSTAKA Prosedur Audit
(Audit
17
Procedures) Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur audit yang harus dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit (Mulyadi, 2002 : 86). Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Berbeda dengan standar auditing yang dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien dengan klien yang lainnya, karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat dan kompleksitas operasi dan sebagainya. Serangkaian prosedur audit yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu beberapa prosedur audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang menurut Herningsih (2001) dalam Suryanita et al., (2006) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur. Prosedur tersebut adalah : a. Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.5 2001) b. Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 2001) c. Internal auditor klien (PSA No. 33 2001) d. Informasi asersi manajemen (PSA
18
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
e. f. g. h.
i. j. 2.
No.7 2001) Prosedur analitik (PSA No.22 2001) Konfirmasi (PSA No.7 2001) Representasi manajemen (PSA No.17 2001) Pengujian pengendalian teknik berbantuan komputer (PSA No.59 2001) Sampling audit (PSA No.26 2001) Perhitungan fisik (PSA No.7 2001).
Pe n gh e n t i a n P re m a t u r a t a s Prosedur Audit (Premature SignOff Audit Procedures) Sesuai dengan standar auditing (IAI, 2001) bahwa untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas maka auditor harus melaksanakan beberapa prosedur audit. Prosedur audit merupakan s e ra n g k a i a n l a n g k a h - l a n g k a h yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan audit. Menurut Raghunatan (1991) dalam Akhmad Samsul Ulum (2005) Penghentian prematur atas prosedur audit (premature sign-off audit procedures) adalah dihentikannya l a n g ka h - l a n g ka h d a l a m a u d i t program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit tidak terlengkapi. Jika praktik atau perilaku disfungsional ini dilakukan, sudah pasti akan berpengaruh langsung terhadap kualitas audit, sebab apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgement yang salah akan semakin tinggi. Menurut Akhmad Samsul Ulum (2005) Alasan auditor melakukan penghentian atas prosedur audit
karena terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, adanya anggapan prosedur audit yang dilakukan tidak penting (risiko kecil), prosedur audit yang tidak material, prosedur audit yang kurang dimengerti, batas waktu penyampaian laporan audit, serta adanya pengaruh faktor kebosanan dari para auditor. 3.
Tekanan Waktu (Time Pressure) Target waktu merupakan salah satu cara yang dapat digunakan d a l a m m e n gh a d a p i ko m p e t i s i antar kantor akuntan publik dalam memperebutkan pangsa pasar. N a m u n , te ka n a n wa k t u ( t i m e pressure) yang tidak sewajarnya dalam pencapaian target waktu banyak terbukti sebagai potensial dari perilaku penurunan kualitas audit (reduces audit quality behaviors). T i m e p res s u re m e r u p a ka n keadaan dimana auditor dituntut untuk mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan. Jika dengan memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, auditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit berdasarkan pertimbangan ekonomi biaya dan manfaat (Amalia Yuliana et al., 2009). Time pressure memiliki dua dimensi sebagai berikut (Amalia Yuliana et al., 2009) : a. Time budget pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap target waktu yang telah disusun, atau terdapat
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
pembatasa waktu dalam target yang sangat ketat. b. T i m e d e a d l i n e p r e s s u r e merupakan kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melalukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit (Suryanita et al., 2006). 4.
Risiko Audit (Audit Risk) Dalam perencanaan audit , auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggungjawab dan fungsi auditor independen yang berbunyi sebagai berikut: Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi. Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (SA Seksi 312). Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun ia telah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
19
Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atas laporan keuangan dengan semestinya. Risiko audit, dibagi menjadi dua bagian (Mulyadi, 2002 : 166-167) : a. Risiko audit keseluruhan (Overall audit risk) Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menetapkan risiko audit keseluruhan yang direncanakan (overall planned audit risk), yang merupakan besarnya risiko yang dapat ditanggung oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, padahal kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material. b. Risiko audit individual Karena audit mencakup pemeriksaan terhadap akunakun secara individual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepada akun-akun yang berkaitan. Risiko audit individual perlu ditentukan untuk setiap akun karena akun tertentu seringkali sangat penting karena besar saldonya dan/atau frekuensi transaksi perubahannya. Terdapat tiga unsur dalam risiko audit, yaitu : a. Risiko bawaan R i s i ko b awa a n a d a l a h kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi te r h a d a p s u a t u s a l a h s a j i material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
20
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
b.
c.
5.
Risiko pengendalian Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini ditentukan oleh efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian intern untuk mencapai tujuan umum pengendalian intern yang relevan dengan audit atas laporan keuangan entitas. Risiko deteksi Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100 %.
Materialitas (Materiality) Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan. SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam Perencanaan audit dan
penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (Mulyadi, 2002 : 157) Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 312 materialitas adalah: Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Definisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukan dengan memperhitungkan keadaan yang melingkupi dan perlu melibatkan keadaan baik pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. D a l a m p e n e ra p a n d e f i n i s i materialitas, terdapat tiga tingkat materialitas yang digunakan untuk menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan (Arens, dkk, 2003 : 79-80) yaitu : 1. Nilainya tidak material, ketika suatu kesalahan penyajian terjadi dalam laporan keuangan tetapi salah saji tersebut tidak mungkin mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh si pengguna laporan, 2. Nilainya material tetapi tidak mempengaruhi keseluruhan panyajian laporan keuangan, ketika suatu kesalahan penyajian dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi kebutuhan seorang pengguna laporan, tetapi secara keseluruhan laporan keuangan tetap disajikan secara wajar dan tetap dapat digunakan,
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
3.
N i l a i nya s a n g a t m a t e r i a l sehingga kewajaran seluruh laporan keungan dipertanyakan. Dalam konsepnya, tingkat materialitas berpengaruh langsung terhadap jenis opini yang diterbitkan. Dalam penerapannya, merupakan suatu pertimbangan yang cukup sulit untuk memutuskan berapa materialitas sebenarnya dalam suatu situasi tertentu. Tidak terdapat suatu panduan yang sederhana dan terstrukur yang dapat menolong seorang auditor untuk memutuskan apakah sesuatu hal bersifat tidak material, material, atau sangat material. Evaluasi materialitas tergantung pula pada apakah dalam suatu situasi tertentu terdapat suatu ketidaksesuaian dengan PSAK atau terdapat suatu pembatasan lingkup audit. Tujuan penetapan materialitas ini adalah untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah, lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan. Sebalikanya, jika auditor menetapkan jumlah yang tinggi, lebih sedikit bahan bukti yang dikumpulkan.
6.
Prosedur Pemeriksaan dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik (Review Procedures and Quality Control by Audit Firm) Prosedur review merupakan proses memeriksa/meninjau ulang hal/pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut gagal dilakukan. Prosedur ini berperan dalam memastikan bahwa
21
bukti pendukung telah lengkap dan juga melibatkan pertimbangan ketika terdapat sugesti bahwa penghentian prematur telah terjadi. Sugesti bisa muncul, misalnya jika ada auditor yang selalu memenuhi target (baik waktu maupun anggaran) dan tampak memiliki banyak waktu luang. Heriyanto (2002) dalam Suryanita et al., (2006) mendefinisikan prosedur review sebagai pemeriksaan terhadap kertas kerja yang dilakukan oleh auditor pada level tertentu. Fokus dari prosedur review ini terutama pada permasalahan yang terkait dengan pemberian opini. Berbeda dengan prosedur review yang berfokus pada pemberian opini, kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar auditing. Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memiliki kebijakan yang dapat memonitor praktik yang berjalan di KAP itu sendiri (Messier, 2000) dalam Suryanita et al., (2006). Keberadaan suatu sistem kontrol kualitas akan membantu sebuah KAP untuk memastikan bahwa standar profesional telah dijalankan dengan semestinya di dalam praktik. Terdapat 5 elemen dari kontrol kualitas yaitu independensi, integritas dan obyektivitas, manajemen personalia, penerimaan dan keberlanjutan serta perjanjian dengan klien, performa yang menjanjikan serta monitoring (Messier, 2000) dalam Suryanita et al., (2006) Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang menyimpang, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur
22
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
external locus of control (Robbins, 1996) dalam Indri Kartika dan Profita Wijayanti (2007). Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan karyawan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan karyawan dengan kontrol eksternal merasakan bahwa terdapat kontrol di luar dirinya yang mendukung hasil pekerjaan yang dilakukan (Cecilia Engko dan Gudono, 2007).
audit. Kemudahan pendeteksian ini akan membuat auditor berpikir dua kali ketika akan melakukan tindakan semacam penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Malone dan Roberts (1996) dalam Suryanita et al., (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut. 7.
Pusat Kendali Auditor (Locus of Control Auditor) Konsep tentang locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter, 1966) dalam (Cecilia Engko dan Gudono, 2007). Te o r i l o c u s o f c o n t r o l menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus internal atau eksternal. Rotter (1990) dalam (Hyatt & Prawitt, 2001) menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka. Mereka yang yakin dapat mengendalikan tujuan mereka dikatakan memiliki internal locus of control, sedangkan yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar disebut memiliki
C.
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah pada delapan kantor akuntan publik yang terdaftar pada direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia tahun 2009 dan berada di Pekanbaru. Masalah yang diteliti adalah pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. O p e r a s i o n a l i s a s i Va r i a b e l Penelitian dan Pengukurannya Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya telah digunakan oleh Herningsih (2002), Suryanita et al., (2006), Indri Kartika dan Profita Wijayanti (2007, yaitu sebagai berikut. a. T i m e p re s s u re m e r u p a ka n keadaan dimana auditor dituntut untuk mempertimbangkan faktor ekonomi (waktu dan biaya) di dalam menentukan jumlah dan kompetensi bukti audit yang dikumpulkan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
b.
c.
d.
e.
yang dikembangkan oleh Herningsih (2002) 5 item. Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi p e n d a p a t nya s e b a g a i m a n a mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2002) 3 item. Materialitas dapat didefinisikan sebagai besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, d i l i h a t d a r i ke a d a a n ya n g melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi p e r t i m b a n g a n o ra n g ya n g meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2002) 3 item. Prosedur review digunakan oleh Kantor Akuntan Publik untuk mengontrol kemungkinan terjadinya premature sign off yang dilakukan oleh auditornya, sedangkan kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai dengan standar auditing ataukah tidak. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Malone dan Roberts (1996) dalam Suryanita et al., (2006) 5 item. Locus of control adalah tingkatan dimana seseorang menerima tanngungjawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen
23
spector (Spector:1988 dalam Donnelly et al., 2003) 16 item. f. Penghentian prematur atas prosedur audit (premature signoff audit procedures) adalah dihentikannya langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit tidak terlengkapi. Variabel ini diukur menggunakan i n s t r u m e n ya n g d i g u n a ka n oleh Raghunathan (1991) yang kemudian dikembangkan oleh Herningsih (2002) 10 item. 3. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada KAP di Pekanbaru yang terdiri dari 8 KAP dengan jumlah auditor sebanyak 56 orang. Sedangkan sampel yang akan digunakan adalah auditor yang bekerja di 8 KAP kota Pekanbaru dengan jumlah auditor sebanyak 26 orang. Adapun teknik peng-ambilan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004 : 78). 4. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner ke masing-masing kantor akuntan publik di Pekanbaru. 5. Metode Pengumpulan Data Untuk mengambil data serta informasi dilakukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan
24
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
metode sebagai berikut : a. Interview, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mewawancarai langsung anggota kantor akuntan publik b. Kuesioner, yaitu membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu : “Tidak Pernah” (TP), “Kadang-Kadang” (KK), “Sering” (S), “Hampir Selalu” (HS) dan “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju” (STS). Dari keempat pilihan jawaban tersebut, masing–masing pilihan diberi nilai 0 untuk “Tidak Pernah” (TP) dan “Kadang-Kadang” (KK), nilai 1 untuk “Sering” (S) dan “Hampir Selalu” (HS). Nilai 4 untuk “ Sangat Setuju” (SS), nilai 3 untuk “Setuju” (S), nilai 2 untuk “Tidak Setuju” (TS), dan nilai 1 untuk “Sangat Tidak Setuju” (STS). 6. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer dengan SPSS (Statistical Package for Social Science). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian (jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian khusus, latar belakang pendidikan). Berikut adalah hasil penelitian untuk statistik deskriptif b. Uji Kualitas Data Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan realibilitasnya oleh peneliti sebelumnya. Namun demikian, uji validitas dan realibilitas tetap dilakukan karena mempertimbangkan perbedaan waktu dan kondisi yang dialami oleh penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya. Berikut adalah hasil penelitian untuk uji kualitas data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik reability analysis dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar : < 0,6 tidak reliable, 0,6 – 0,7 acceptable, 0,7 – 0,8 baik, dan > 0,8 sangat baik. Hasil pengujian validitas dapat dilihat bahwa skor
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TP
26
0
1
.31
.471
RA
26
4
8
6.12
.909
M
26
4
8
6.00
1.058
PRKK
26
11
15
13.69
.928
LCA
26
33
48
40.54
3.385
Valid N (listwise)
26
Sumber : Data Primer Diolah, 2009
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
25
Tabel 2. Hasil Uji Realibilitas dan Validitas Variabel
Cronbach Alpha
Prosedur Audit Time Pressure Risiko Audit Materialitas Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Locus of Control
Person Correlation
0,864 0,724 0,786 0,725
0,529**-0,940** 0,540**-0,850** 0,792**-0,895** 0,595**-0,871**
0,723 0,714
0,514**-0,875** 0,536**-0,822**
** Signifikansi pada level 0,01
masing–masing butir dan skor total (pearson correlation) menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan pada level 0,01 sehingga seluruh kuesioner dinyatakan valid. c. Analisis Uji Friedman (Pengujian Hipotesis 1) Friedman Two Way Anova (Analisis Varian Dua Jalan Friedman), digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang berpasangan (related) bila datanya berbentuk ordinal (rangking). Analisis dari hipotesis ini digunakan untuk menentukan peringkat prioritas terjadinya premature sign off. Bila data yang terkumpul berbentuk interval, atau ratio, maka data tersebut diubah ke dalam data ordinal (Sugiyono, 2004 : 264)
Hasil pengujian dari 26 sampel mengenai urutan prioritas prosedur audit menunjukkan nilai chi square sebesar 134,906. Nilai signifikansi pengujian diperoleh sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat p e r b e d a a n ya n g s i g n i f i ka n terhadap urutan prioritas prosedur audit yang dilakukan auditor. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima. Berdasarkan nilai rengking tertinggi menunjukkan bahwa Pemahaman Bisnis Klien menempati urutan pertama dan Konfirmasi menempati urutan ke10. d. A n a l i s i s Re g r e s i L o g i s t i k (Pengujian Hipotesis 2-6) U n t u k m e n g u j i s e c a ra multivariate hipotesis adanya
Tabel 3. Urutan Prioritas Prosedur Audit Mean Rank Pemahaman Bisnis Klien Pemahaman Pengendalian Intern Klien Pengujian Substantive Pertimbangan Internal Auditor Prosedur Analitis Konfirmasi Menggunakan Representasi Manajemen Melaksanakan Uji Kepatuhan Mengurangi Jumlah Sampel Pemeriksaan Fisik
1.15 2.83 4.67 7.71 5.67 8.60 6.17 6.88 6.92 4.38
Prioritas 1 2 4 9 5 10 6 7 8 3
26
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
logistik yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan antara data hasil pengamatan dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi. Hasil pengujian Hosmer Lameshow test diperoleh sebagai berikut :
Test Statistics N Chi-Square df Asymp. Sig.
26 134.906 9 .000
a. Friedman Test
p e n ga r u h va r i a b e l - va r i a b e l bebas terhadap tindakan penghentian prematur audit oleh auditor, dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hal ini karena variabel dependen (penghentian prematur) merupakan data yang berbentuk dummy, dimana variabel ini dinyatakan dalam nilai 0 untuk menunjukkan auditor yang tidak melakukan penghentian prematur dan nilai 1 yang menunjukkan bahwa auditor melakukan penghentian prematur. Perhitungan statistik dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi logistik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS. Hasil yang diperoleh dari penghitungan selanjutnya akan dibahas sebagai berikut: 1. Uji kelayakan model (goodness of fit test) Menurut Ghazzali (2001: 129), dalam menilai kelayakan model regresi logistik dapat dillihat dari pengujian Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test. Pada pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian ketepatan antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil pengamatan. Model regresi
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
df
Sig.
1
3.012
6
.807
Hasil pengujian kesamaan model prediksi dengan observasi diperoleh nilai chi square sebesar 3,012 dengan signifikansi sebesar 0,807. Dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak diperoleh adanya perbedaan antara data estimasi model regresi logistik dengan data observasinya. Hal ini berarti bahwa model tersebut sudah tepat dengan tidak perlu adanya modifikasi model. 2. Pengujian keseluruhan model (overall model fit) Menurut Ghazali (2001: 128), untuk pengujian overall model fit, menggunakan pengujian terhadap nilai -2 log likelihood. Nilai -2 log likelihood yang rendah menunjukkan bahwa model akan semakin fit. Dengan nilai -2 log likelihood value block number = 0 lebih besar dari nilai -2 log likelihood value block number = 1, maka model regresi semakin baik. Penurunan nilai -2 log likelihood tersebut kemudian disajikan dalam nilai chi square dalam tabel omnibus test of model coefficient. Dari
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
27
Uji -2 Log Likelihood Block Number = 0 Iteration Historya,b,c Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
Step 0 1
28.167
-1.077
2
28.091
-1.200
3
28.091
-1.204
4
28.091
-1.204
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 28,091 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Uji -2 Log Likelihood Block Number = 1 Iteration Historya,b,c,d Iteration
Coefficients
-2Log likelihood Constant
Step 1
a. b. c. d.
TP
RA
M
PRKK
LCA
1
17.177
10.599
1.763
-.976
-.138
-.854
.155
2
14.429
15.177
2.805
-1.554
-.163
-1.291
.257
3
13.914
18.228
3.489
-1.904
-.187
-1.595
.326
4
13.878
19.367
3.725
-2.017
-.208
-1.708
.351
5
13.878
19.483
3.747
-2.028
-.212
-1.719
.354
6
13.878
19.484
3.747
-2.028
-.212
-1.719
.354
7
13.878
19.484
3.747
-2.028
-.212
-1.719
.354
Method: Enter Constant is included in the model. Initial -2 Log Likelihood: 28,091 Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001. Pengujian Koefisien Secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1 Step Block Model
14.213 14.213 14.213
hasil pengujian omnibus test of model coefficient diperoleh nilai chi square sebesar 14,213 dengan nilai signifikansi sebesar 0,014. Dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka
df
Sig.
5 5 5
.014 .014 .014
dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama kelima variabel penelitian berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
28
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
Tabel Pengujian Hipotesis Variables in the Equation
Step 1a TP RA M PRKK LCA Constant
B
S.E.
3.747 -2.028 -.212 -1.719 .354 19.484
1.782 .951 .878 .867 .233 11.207
Wald
df
4.421 4.544 .058 3.934 2.310 3.023
1 1 1 1 1 1
Sig. .036 .033 .810 .047 .129 .082
Exp(B) 42.381 .132 .809 .179 1.424 2.896E8
a. Variable(s) entered on step 1: TP, RA, M, PRKK, LCA.
3. Menguji koefisien regresi logistik Pengujian pengaruh variabel secara parsial pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Wald dengan pendekatan chi square. Hasil pengujian wald pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
ditinggalkan memiliki risiko tinggi dikemudian hari, maka penghentian prematur cenderung tidak dilakukan. Sebaliknya, jika praktik ini berisiko rendah di kemudian hari maka kecenderungan untuk melakukannya semakin tinggi. Rincian hal tersebut sebagai berikut : a.
Berdasarkan tabel di atas , dapat disusun persamaan sebagai berikut : PSO = 19,484 + 3,747 TP - 2,028 RA – 0,212 M - 1,719 PRKK + 0,354 LCA Dari persamaa di atas diperoleh bahwa variabel Time Pressure dan Locus Of Control memiliki koofisien yang bertanda positif, sedangkan Risiko Audit, Materialitas serta Prosedur Review dan Kontrol Kualitas memiliki koofisien yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa time pressure dan locus of control yang lebih besar akan menyebabkan probabilitas terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Sebaliknya, peningkatan pada risiko audit, materialitas serta prosedur review dan kontrol kualitas akan menurunkan probabilitas terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Menurut Herningsih (2001) dalam Suryanita et al., (2006) auditor yang beranggapan bahwa jika prosedur audit
b.
Pengaruh Time Pressure Pengujian pengaruh variabel tekanan waktu (Time Pressure) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit didasarkan pada nilai wald statistic yang diperoleh sebesar 4,421 dengan signifikansi sebesar 0,036. Dengan nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa time pressure berpengaruh pada penghentian prematur atas prosedur audit pada KAP di Pekanbaru. Pengaruh Risiko Audit Pengujian pengaruh variabel risiko audit (Audit Risk) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit didasarkan pada nilai wald statistic yang diperoleh sebesar 4,544 dengan signifikansi sebesar 0,033. Dengan nilai signifikansi yang berada di atas 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa risiko audit berpengaruh pada penghentian prematur atas prosedur audit pada KAP di Pekanbaru.
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
29
Hasil Nilai R Square Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
13.878a
Nagelkerke R Square
.421
.638
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
c.
d.
e.
Pengaruh Materialitas Pengujian pengaruh variabel materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada nilai wald statistic yang diperoleh sebesar 0,058 dengan signnifikansi sebesar 0,810. Dengan nilai signifikansi yang berada di atas 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa materialitas tidak berpengaruh pada penghentian prematur atas prosedur audit pada KAP di Pekanbaru. Pengaruh Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Pengujian pengaruh variabel prosedur review dan kontrol kualitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit didasarkan pada nilai wald statistic yang diperoleh sebesar 3,934 dengan signifikansi sebesar 0,047. Dengan nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas berpengaruh pada penghentian prematur atas prosedur audit pada KAP di Pekanbaru. Pengaruh Locus of Control Pengujiaan pengaruh variabel locus of control auditor terhadap penghentian prematur atas prosedur audit didasarkan pada nilai wald statistic yang diperoleh sebesar 2,310 dengan signifikansi sebesar 0,129. Dengan nilai signifikansi yang berada di atas 0,05, maka hal ini
4.
menunjukkan bahwa locus of control tidak berpengaruh pada penghentian prematur atas prosedur audit pada KAP di Pekanbaru. Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square Terdapat dua ukuran R square yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Cox and Snell R Square menggunakan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit untuk diinterprestasikan. Sedangkan Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox and Snell R Square dengan nilai yang bervariasi dari 0 sampai dengan 1 (Ghazali, 2001: 128).
Nilai Nagelkerke R Square pada Tabel diatas adalah sebesar 0,638 yang berarti bahwa 63,8% probabilitas penghentian prematur atas prosedur audit dapat dipengaruhi oleh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control. Sedangkan sisanya sebesar 36,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. D. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara simultan, time pressure,
30
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
risiko audit , materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada kantor akuntan publik di Pekanbaru. 2. Secara parsial Time pressure, Risiko Audit, serta Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan materialitas dan locus of control tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit pada kantor akuntan publik di Pekanbaru. E. S A R A N U N T U K P E N E L I T I A N MENDATANG 1.
menggunakan variabel lain yang dapat mempengaruhi terjadinya penghentian prematur atas p ro s e d u r a u d i t . M i s a l nya dengan menambah pengujian faktor-faktor dari segi internal karakteristik auditor seperti (self esteem, need for approval, need for achievement serta competitive type behavior). 2.
Penelitian yang akan datang hendaknya memperluas cakupan sampel yang digunakan seperti adanya responden yang menjabat sebagai partner sehingga kemungkinan hasil penelitian akan berbeda jika diterapkan pada auditor yang menempati jenjang tersebut.
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arens, Alvin A, James K,Leobbecke. 1999. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Arens, Alvin A, Randal, J, Elder, Mark S, Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu., Jakarta: Indeks. Basuki, Krisna Yunika Mahardani. 2006. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Jurnal Maksi Vol.6, No.2. Coram, Paul et al. 2004. The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working paper, The University of Melbourne. Dijk, M.Van. Litigation and Audit Quality; Two Experimental Studies, [On-line] Engko, Cicilia, Gudono. 2007. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control Terhadap Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor. JAAI .Vol 11 No.2
Pengaruh Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur... (Yusrawati & Ari Suryadi)
31
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponogoro. Hyatt, T., and D. Prawitt. 2001. Does Congruence Between Audit Structure and Auditors Locus of control Affect Job Performance. The Accounting Review. 76. Kartika, Indri, Provita Wijayanti. 2007. Locus Of Control sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar Kell, Walter G, Raymond N Johnson, William C Boynton. 2002. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. Lestari, Ayu Puji. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit. Semarang: Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2002. Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Nazir. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nor Mohd, Mohd Nazali, Malcolm Smith, Zubaidah Ismail. Auditor’s Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices: a Preliminary Study from Malaysian Cotext, [On-Line] Rotter, J.B. 1966. Generalized Expectancies For Internal Versus External Control Of Reinforcement. Psychological Monographs. Vol.80 PP.1-28. Santoso, Singgih. 2008. SPSS Statistik Parametik. Jakarta: Elex Media Kompotindo. Simamora, Henry. 2002. Auditing. Yogyakarta: YKPN. Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suryanita, Dody, Hanung Triatmoko. 2006. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Ulum, Akhmad Samsul. 2005. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan antara Time Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit. Jurnal Maksi. Vol.5, No.2 Yuliana, Amalia, Netty Herawati, Enggar Diah Puspa Arum. 2009. Pengaruh Time Pressure dan Risiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Jurnal Cakrawala Akuntansi. Vol. 1, No. 1.
32
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia, 2009, Daftar Kantor Akuntan Publik Pekanbaru, (akuntanpublikindonesia.com), Jakarta