105
PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DEWAN DIREKSI DAN LEVERAGE TERHADAP MOTIVASI MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SYARIAH PERIODE 2006-2011
HENDRI SETIAWAN SISKA (
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau Abstract This study was aimed to examine empirically the the effect of auditor’s reputation, board of director, and leverage on earning management motivation. The Object of this study were 30 componies emited on Syariah Index of Indonesian Exchange Stock on periode 2006- 2011. The analytical tool used in this study was multiple linier regression. The results of this study showed that patially the leverage variable had a significant effect on earning management motivation. While other variables, namely auditor reputation and board of director had no effect on auditor independence in appearance. And in simultan test auditor’s reputation, board of director and leverage had a significant effect on earning management motivation. Keywords: Earning Management, Auiditor’s reputation, board of director, leverage
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (manajer). Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Gumanti (2000) mendefenisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba berbeda dengan perataan laba (income smoothing) karena perataan laba adalah tindakan
untuk meratakan laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan tujuan pelaporan eksternal terutama bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil. Oleh karena itu, perataan laba merupakan bagian dari manajemen laba. Scott (2002) mengatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik inilah yang disebut manajemen laba. Scott mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba yaitu bonus purpose, political motivations,taxation motivations,pergantian CEO, Initial Public Offering (IPO), contracting
106
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
incentives, stock price effect, dan pentingnya member informasi kepada investor. Defond and Park (1997) dalam Lobo and Zhou (2001) menyatakan bahwa manajemen laba memiliki hubungan negatif dengan kinerja kini dan memiliki hubungan positif dengan kinerja masa depan. Hal ini dikarenakan jika laba tahun berjalan lebih besar dari tahun sebelumnya, maka manajemen akan menyimpan labanya untuk periode yang akan datang melalui negative discretionary accruals. Jika laba tahun depan diprediksi lebih besar daripada tahun berjalan maka manajemen akan menggeser laba masa mendatang ke masa kini melalui positive discretionary accruals. Manajemen laba diukur dengan menggunakan proksi Discretionary Accruals (DA). Sedangkan yang dimaksud dengan Discretionary Accruals adalah komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi. Agar kinerja perusahaan terlihat bagus, manajemen berusaha untuk mengatur laba, yaitu dengan melakukan manajemen laba. Ada berbagai cara dalam manajemen laba, di antaranya pemilihan metode akuntansi atau kebijakan akrual, tetapi cara yang paling sering dilakukan adalah dengan kebijakan akrual atau Discretionary Accruals, yaitu dengan mengendalikan transaksi akrual sehingga laba terlihat tinggi. Akan tetapi, transaksi tersebut tidak mempengaruhi aliran kas, misalnya waktu dari pengakuan pendapatan sehingga kebijakan akrual akan dapat mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan. Diungkapkan oleh Roshan bahwa transaksi akrual terdiri atas transaksi non discretionary
accruals dan discretionary accruals, transaksi non discretionary accruals misalnya biaya depresiasi, sedangkan transaksi discretionary accruals misalnya waktu dari pengakuan pendapatan (Roshan, 1998) dalam Astuti (2005). Auditor merupakan pihak independen yang berperan untuk memeriksa pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh manajemen sehingga dapat mengurangimanajemen laba dan meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan. Healy dan Palepu (2000) menjelaskan bahwa independensi auditor sangat penting karena reputasi auditor akan mempengaruhi kredibilitas pelaporan keuangan dan turut menentukan kualitas audit. Beberapa penelitian mendukung bahwa kualitas audit dapat mengurangi manajemen laba sehingga meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan perusahaan (Balsam et al, 2003). Antonia (2007) yang menguji pengaruh reputasi auditor, proporsi dewan `komisaris independen, leverage, kepemilikan manajerial, dan proporsi komite audit independen terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa variable reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba. .Xie (2001) mengatakan bahwa jumlah dewan direksi yang kecil menyediakan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang lebih baik disbanding dengan jumlah dewan direksi yang besar. Penelitian Xie (2001) menunjukkan bahwa keberadaan dewan direksi memiliki pengaruh dalam mengurangi tindakan manajer untuk melakukan manajemen laba. Leverage perusahaan menjelaskan proporsi sumber pendanaan jangka pendek dan jangka panjang terhadap
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
pemakaian asset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dilakukan perusahaan diduga melakukan earnings management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya. Perusahaan akan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Penelitian Shanti (2005) yang menguji pengaruh leverage finansial terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Penelitian Astuti (2005) yang melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba di seputar right issue menunjukkan bahwa variable leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Widyaningdyah (2001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu tersebut terletak pada : Penelitian Widyaningdyah menggunakan sampel penelitian manufaktur dan industry lain selain jasa dan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 1994-1997. Sementara penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah tahun 2006-2011. Penelitian ini mengubah variabel persentase saham penawaran perdana menjadi nilai penawaran saham perdana. Penelitian ini juga menggunakan tahun yang lebih baru yaitu tahun 2006-2011. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas penulis menarik
107
penelitian dengan judul “PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DEWAN DIREKSI, DAN LEVERAGE TERHADAP MOTIVASI MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS SYARIAH PERIODE 20062011”. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah reputasi auditor, jumlah dewan direksi, dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah?” 3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui apakah reputasi auditor, jumlah dewan direksi, dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah?” Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengeteahuan mengenai masalah manajemen laba. 2. Bagi pengembangan teori, penelitian ini diharapkan dapat member masukan terutama di bidang akuntansi. 3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Manajemen Laba a. Pengertian Manajemen Laba
108
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
Manajemen laba menurut Belkaoui (2004) yaitu sebagai suatu intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi, yang dapat dilakukan melalui pemilihan metode-metode akuntansi dalam GAAP (General Accepted Accounting Principles) ataupun dengan cara menerapkan metode-metode yang telah ditentukan dengan cara tertentu. b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Scott (2000) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manaejemen laba yaitu : 1) Bonus Purposes Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara opportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan bonus. 2) Political Motivation Umumnya berada pada perusahaan besar dan industri yang melibatkan kepentingan publik. Perusahaan akan berusaha mengurangi visibilitasnya yaitu pada saat tingkat kemakmuran tinggi. Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik karena beberapa alasan, antara lain adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat serta untuk meminimalkan tuntutan serikat buruh. 3) Taxation Motivation Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Dalam hal ini manajemen berusaha menurunkan laba untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar.
4) Pergantian Chief Executive Officer (CEO) CEO yang mendekati masa pension akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Selain itu dalam kasus pergantian manajer biasanya diakhir tahun tugasnya, manajer akan melaporkan laba yang tinggi, sehingga CEO yang baru akan merasa sangat berat untuk mencapai tingkat laba tersebut. 5) Contracting Incentives Pada motivasi contractual, agency theory menjelaskan timbulnya kontrak antara agen dan principal, dimana masing-masing pihak bertindak sendirisendiri untuk memaksimalkan kepentingannya sehingga menimbulkan konflik. Oleh karena itu kedua belah pihak masuk ke dalam kontrak yang bertujuan untuk memuaskan kepentingan berbagai pihak, karena mereka menyadari bahwa kepentingan akan terpenuhi jika tujuan bersama terpenuhi. 6) Stock Price Effects Maner melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan bertujuan untuk mempengaruhi pasar yaitu perspeksi investor. 7) Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik. 2. Reputasi Auditor Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit, namun demikian dalam banyak penelitian kompetensi dan idepedensi masih masih jarang digunakan untuk melihat seberapa besar kualitas audit secara aktual (Ruiz Barbadillo et, 2004) dalam setiarno (2006). Reputasi
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati. DeAngelo (1981) dalam dalam Setyarno (2006) menyatakan bahwa auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. 3. Dewan Direksi Xie (2001) mengatakan bahwa jumlah dewan direksi yang kecil menyediakan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang lebih baik dibanding dengan jumlah dewan direksi yang besar. Penelitian Xie (2001) menunjukkan bahwa keberadaan dewan direksi memiliki pengaruh dalam mengurangi tindakan manajer untuk melakukan manajemen laba. 4.Leverage Leverage perusahaan menjelaskan proporsi besarnya sumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah hutang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan earnings management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya (Widyaningdyah, 2001). B. Hipotesis Penelitian
109
Dari model penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 = Reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba. H2 = Jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap manajemen laba. H3 = Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. H4 = Reputasi Auditor, Jumlah dewan direksi dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar di Indeks Syariah sejak tahun 2006 sampai dengan 2011. B. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan proxy discretionary accrual (DA) untuk menilai praktek manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Perhitungan besarnya akrual diskresi dengan tiga langkah: 1) Menghitung Akrual Total (total accrual) Total akrual yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan data arus kas dari aktivitas operasi yang langsung diambil dari laporan arus kas. Dengan pendekatan laporan arus kas maka total akrual dihitung sebagai berikut: TACCit = NIit – OCFit NIit = laba bersih (net income) perusahaan I untuk periode t. OCFit = operating cash flow perusahaan I untuk periode tetap.
110
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
Menghitung Akrual Non Diskresi (non discretionary accrual) Untuk melihat manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan, nilai total akrual selanjutnya dibedakan menjadi akrual non diskresi dan akrual diskresi. Jones (1991) dalam Rumondang (2004) menawarkan suatu model untuk memisahkan total akrual menjadi non discretionary accrual dan discretionary accrual. Model ini ditujukan untuk menghitung akrual yang diharapkan terjadi seiring dengan berubahnya aktivitas aperasional perusahaan yaitu non discretionary accrual. Selisih antara total akrual dengan non discretionary accrual akan menggambarkan discretionary accrual atau akrual yang sengaja diterapkan manajemen untuk tujuan tertentu. Penelitian ini mengukur discretionary accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, karena dianggap model ini paling baik diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen laba. (Dechow et.al.1995 dalam Lobo dan Zhou,2001), yaitu: TACCit = α1 (1/TAi,t-1) + α2 (ΔREVit – ΔRECit)/TAt-1 + α3 PPEit/TAt-1 + ε it TACCit = total akrual perusahaan i pada tahun t, dibagi total asset untuk perusahaan i pada akhir tahun t-1 TAi,t-1 = total asset untuk perusahaan i pada akhir tahun t-1 ΔREVit = perubahan dalam pendapatan untuk perusahaan i pada akhir tahun t, dibagi total asset perusahaan i pada akhir tahun t-1 ΔRECit = perubahan dalam piutang bersih untuk perusahaan i pada tahun t, dibagi total asset pada akhir tahun t-1
PPEit
= aktiva tetap perusahaan i pada tahun t, dibagi total asset pada akhir tahun t-1
Persamaan akrual total diatas diestimasi dengan metode ordinary least square. Estimasi α1, α2, α3 didapat dari regresi OLS tersebut dan digunakan untuk menghitung non discretionary accrual sebagai berikut: NDACCit = α1 (1/TAi,t-1) + α2 (ΔREVit – ΔRECit)/TAt-1 + α3 PPEit/TAt-1 + ε it 3). Menghitung Akrual Diskresi (discretionary accrual) Dan akhirnya, discretionary accrual diestimasi dengan cara sebagai berikut: DACCit = TACCit – NDACCit 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini diukur sebagai berikut : 1). Reputasi Auditor (X1) Variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu dengan menggunakan skala 1 untuk auditor prestigius dan skala 0 untuk auditor non prestigius. Setelah dilakukan perangkingan, 3 kantor akuntan yang dikategorikan prestigius adalah: Prasetyo Utomo & Co, Hans Tuanakotta Mustofa, dan Hanadi Sujendro & Co. cara ini telah dilakukan Sunariyah (1993) dalam Widyaningdyah (2001) untuk menguji pengaruh reputasi auditor terhadap ketepatan ramalan laba. 1) Jumlah Dewan Direksi (X2) Variabel ini juga merupakan variabel dummy dengan kriteria mengacu pada penelitian Jensen maka dalam penelitian ini merumuskan perusahaan yang mempunyai jumlah dewan direksi kurang dari 7 orang (1-7 orang) diberi skala 1 (diduga optimal dalam mengontrol manajemen) dan yang lebih dari 7 orang diberi skala 0 (diduga tidak optimal dalam mengontrol manajemen).
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
2)
Leverage (X3) Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan equity yang dimilikinya, apabila rasio leverage tinggi maka menunjukkan resiko suatu perusahaan tinggi pula. Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio total utang terhadap total aktiva mengacu pada penelitian Widyaningdyah (2001). C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar di Indeks Syariah sejak tahun 2006 sampai dengan 2011. Dipilihnya Indeks Syariah sebagai tempat penelitian karena Indeks Syariah dianggap memiliki data yang lengkap dan telah terorganisasi dengan baik. Sampel penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan criteria sebagai berikut : a. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan untuk periode yang berakhir 31 Desember. b. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang melakukan manajemen laba.
c.
d.
111
Perusahaan mengeluarkan annual report yang datanya mengenai laporan keuangan. Perusahaan memiliki data yang lengkap mengenai reputasi auditor, leverage, dan dewan direksi.
D. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk melihat hubungan antara praktek manajemen laba dengan reputasi auditor, leverage, dan jumlah dewan direksi. Regresi berganda untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut: DACCit = β0 + β1 AUDi,t +β2 BOARDi,t + β3 LEVi,t + εi,t Notasi: DACCit = discretionary accrual yang dihitung menggunakan Model Jones (1991) yang dimodifikasi dari perusahaan i pada tahun t. AUDi,t = Reputasi auditor pada perusahaan i pada tahun t BOARDi,t = Jumlah dewan direksi pada perusahaan i pada tahun t. LEVi,t = Leverage pada perusahaan i pada tahun t. εi,t = Error.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimu Maximu m m
Mean
Std. Deviation
Manajemen Laba
180
-18,83
3,11
-,6307
1,60509
Reputasi Auditor
180
,00
1,00
,1333
,34088
112
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
Dewan Direksi
180
4,00
10,00
5,3389
1,61406
Leverage
180
,01
8,03
1,0763
1,13047
Valid N (listwise)
180
Sumber : Data Olahan (ICMD 2009 & 2012) Tabel 1 diatas memperlihatkan bahwa sejumlah 180 data penelitian telah valid dan dapat digunakan dalam pengujian hipotesis. Manajemen laba memiliki nilai tertinggi 3,11 dan terendah -18,83. Reputasi auditor memiliki nilai tertinggi 1 dan nilai terendah 0. Dewan direksi memiliki
nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 4. Adapun leverage tertinggi adalah 8,03 dan terendah adalah 0,01. B. Hasil Pengujian Regresi Berganda Hasil olahan SPSS untuk pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan:
Tabel 2. Hasil Pengujian Regresi Berganda Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
1
Standardized Coefficients
Std. Error
Sig.
Beta
-,630
,440
Reputasi Auditor
,019
,370
Dewan Direksi
,091
,078
-,454
,102
Leverage
t
-1,433
,154
,004
,051
,959
,092
1,169
,244
-,320 -4,438
,000
a. Dependent Variable: Manajemen Laba Dengan memperhatikan rumus : DACCit = β0 + β1 AUDi,t +β2 BOARDi,t + β3 LEVi,t + εi,t Manajemen Laba = - 0,630 + 0,019 AUDI,t + 0,091 BOARDi,t – 0,454 LEVi,t Persamaan di atas memperlihatkan arah hubungan yang ditimbulkan oleh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut : 1. Konstanta adalah negatif 0,630 yang memperlihatkan bahwa nilai manjemen laba sebagai variabel terikat akan bernilai negatif 0,630 jika variabel lainnya yang terdiri dari reputasi auditor, dewan direksi dan leverage bernilai nol.
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
2. Reputasi auditor memiliki arah hubungan yang positif 0,019 yang menunjukkan bahwa semakin besarnya reputasi auditor akan membuat manajemen laba cenderung meningkat. Dengan asumsi setiap kenaikan reputasi auditor sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada manajemen laba sebesar 0,019.
113
menyebabkan kenaikan pada manajemen laba sebesar 0,091. 4. Leverage memiliki arah hubungan yang negatif 0,454 yang menunjukkan bahwa semakin besarnya leverage akan membuat manajemen laba cenderung menurun. Dengan asumsi setiap kenaikan leverage sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada manajemen laba sebesar 0,454.
3. Jumlah dewan direksi memiliki arah hubungan yang positif 0,091 yang menunjukkan bahwa semakin besarnya jumlah dewan direksi akan membuat manajemen laba cenderung meningkat. Dengan asumsi setiap kenaikan jumlah dewan direksi sebesar 1 akan C. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Secara Parsial (Uji t) Hasil Pengujian hipotesis adalah: Tabel 3. Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
1
Standardized Coefficients
Std. Error
Sig.
Beta
-,630
,440
Reputasi Auditor
,019
,370
Dewan Direksi
,091
,078
-,454
,102
Leverage
T
-1,433
,154
,004
,051
,959
,092
1,169
,244
-,320 -4,438
,000
a. Dependent Variable: Manajemen Laba Dengan melihat hasil SPSS pada Tabel 3, dan memperhatikan nilai signifikansi masing-masing variable, maka dapat diambil kesimpulan berikut:
1. Pengaruh Reputasi terhadap Manajemen Laba
Auditor
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa p value (0,959) > α (0,05).
114
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
Kesimpulannya, H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, reputasi auditor terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel. 2. Pengaruh Jumlah Dewan Direksi terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian memperlihatkan bahwa p value (0,244) > α (0,05). Kesimpulannya H0 diterima dan H2 ditolak. Dengan demikian, jumlah dewan direksi terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Pengaruh Leverage Manajemen Laba
b. Pengujian Secara Simultan (Uji F) Hasil uji secara simultan melalui SPSS disajikan pada Tabel 4. sebagai berikut
terhadap
Tabel 4. Pengujian Secara Simultan (Uji F) ANOVAa Sum of df Mean Square Squares
Model Regression 1
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa p value (0,000) < α (0,05). Kesimpulannya H0 ditolak dan H3 diterima. Dengan demikian, leverage terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel.
53,066
3
17,689
Residual
408,094
176
2,319
Total
461,160
179
F 7,629
Sig. ,000b
b. Predictors: (Constant), Leverage, Dewan Direksi, Reputasi Auditor a.
Dependent Variable: Manajemen Laba
Oleh karena p value (0,000) < α c. Hasil Pengujian Koefisien (0,05), maka Ha diterima dan Ho Determinasi ditolak, dengan demikian, reputasi Untuk melihat besarnya pengaruh yang auditor, dewan direksi dan leverage ditimbulkan oleh variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat, dapat (bersama-sama) terhadap manajemen diperhatikan tabel 5. berikut: laba. Tabel .5. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model
R
1
,339a
R Square ,115
Adjusted R Square ,100
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
115
a. Predictors: (Constant), Leverage, Dewan Direksi, Reputasi Auditor b. Dependent Variable: Manajemen Laba Penelitian ini menggunakan lebih dari 1 variabel bebas, yaitu 3 variabel, sehingga untuk menghitung koefisien determinasi perlu digunakan Adjusted R Square. Adjusted R Square pada Tabel 5 menunjukkan nilai 0,100. Hal ini menunjukkan bahwa 10% perubahan pada manajemen laba dipengaruhi oleh variabel-variabel penentu yang digunakan dalam model penelitian, sedangkan sisanya (90%) diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini, seperti profitabilitas, likuiditas, aktivitas, kepemilikan saham publik, dll. C. Analisis Hasil Penelitian 1. Pengaruh Reputasi terhadap Manajemen Laba
Auditor
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dechow et al (1996) dan Widyaningdyah (2001) yang juga memperoleh hasil tidak berpengaruhnya jumlah dewan direksi terhadap manajemen laba. Akan tetapi, hasil ini bertentangan dengan penelitian Aryanis (2007) yang mendapatkan hasil reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dalam penelitian terdahulu dinyatakan bahwa reputasi auditor mulai diragukan, terutama setelah terjadi skandal akuntansi berskala dunia, seperti Enron dan WorldCom pada awal tahun 2000 yang menyebabkan ditutupnya 1 dari 5 KAP terbesar di dunia (The Big 5) yaitu KAP Arthur Andersen. Hal ini juga berdampak pada auditor yang ada di Indonesia, sehingga kepercayaan publik mulai berkuran terhadap kinerja auditor. Hal ini membuat reputasi
auditor menjadi cenderung setara dan tidak ada keistimewaan untuk auditorauditor tertentu, sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap indikasi manajemen laba yang ada di perusahaan yang mereka audit. 2. Pengaruh Jumlah Dewan Direksi terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian menunjukkan jumlah dewan direksi terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel. Dengan demikian, perubahan pada jumlah dewan direksi tidak akan mempengaruhi nilai manajemen laba pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini memperlihatkan bahwa proses monitoring dilakukan oleh direksi belum efektif sehingga pada akhirnya tidak mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan yang di dalamnya terdapat info laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dechow et al (1996), Widyaningdyah (2001) dan Aryanis (2007) yang juga memperoleh hasil tidak berpengaruhnya jumlah dewan direksi terhadap manajemen laba. Penelitian terdahulu juga memperlihatkan bahwa meskipun ukuran perusahaan berubah-ubah, hal tersebut tidak secara langsung mempengaruh tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini terjadi karena perubahan ukuran perusahaan cenderung konstan dan tidak berubah terlalu ekstrim. Perusahaan yang telah berada dalam skala besar tidak akan tiba-tiba menjadi perusahaan yang berada dalam kelompok skala kecil, begitu pula
116
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
sebaliknya. Sehingga pada akhirnya perubahan tindakan manajemen laba pun tidak dapat dideteksi melalui perubahan ukuran perusahaan, dimana baik manajer pada perusahaan kecil maupun perusahaan besar sama-sama memiliki alasan tertentu untuk melakukan manajemen laba. 3. Pengaruh Leverage Manajemen Laba
terhadap
Hasil pengujian adalah leverage terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan sampel. Dengan demikian, perubahan pada leverage akan mempengaruhi nilai manajemen laba pada perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi leverage maka manajer akan me-manage earnings dan accruals sehingga teridentifikasi adanya tindakan manajemen laba terhadap perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dechow (1996) Widyaningdyah (2001), Pasaribu (2007) dan Justrina (2007) yang menyatakan leverage berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Akan tetapi, hasil ini bertentangan dengan penelitian Aryanis (2007) yang mendapatkan hasil tidak berpengaruhnya leverage terhadap manajemen laba.
berperan untuk memeriksa pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh manajemen sehingga dapat mengurangi manajemen laba dan meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan. Healy dan Palepu (2000) menjelaskan bahwa independensi auditor sangat penting karena reputasi auditor akan mempengaruhi kredibilitas pelaporan keuangan dan turut menentukan kualitas audit. Dewan direksi juga harus menetapkan pengawasan internal yang efektif untuk mencapai kepastian yang berkenaan dengan kebenaran informasi keuangan. Selanjutnya, semakin tinggi leverage maka manajer akan lebih me-manage earnings dan accruals sehingga teridentifikasi adanya tindakan manajemen laba terhadap perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan , diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
2.
4. Pengaruh Reputasi Auditor, Jumlah Dewan Direksi dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Dalam penelitian ini, Auditor, Jumlah Dewan Direksi dan Leverage berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba. Auditor merupakan pihak independen yang
3.
Reputasi auditor terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini diperlihatkan dengan p value (0,959) > α (0,05) yang berarti H1 ditolak. Jumlah dewan direksi terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen. Hal ini diperlihatkan dengan p value (0,244) > α (0,05) yang berarti H2 ditolak. Leverage terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini diperlihatkan dengan p value
Pengaruh reputasi auditor, dewan direksi …. ( Hendri setiawan & Siska )
4.
(0,000) < α (0,05) yang berarti H3 diterima. Hasil pengujian secara simultan memperlihatkan bahwa p value (0,000) < α (0,05), maka Ha diterima dengan demikian, reputasi auditor, dewan direksi dan leverage berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba.
B. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan agar : 1. Bagi para investor yang membutuhkan laporan keuangan tanpa adanya manipulasi
117
(manajemen laba) dapat melihat nilai dari leverage, karena dalam penelitian ini terbukti terdapat pengaruh leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Syariah. 2. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel dan periode penelitian, karena koefisien determinasi penelitian ini baru 10%, sedangkan 90% lagi perubahan pada manajemen laba selaku variabel terikat masih dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, seperti profitabilitas, likuiditas, dll.
DAFTAR PUSTAKA Antonia. Mariannette. 2007. Analisis Pengaruh Proxy-Proxy Pengukuran Likuiditas Tidak Langsung Terhadap Yield to Maurity Pada Surat Utang Negara (Periode 2003-2006). Universitas Indonesia. Jakarta. Balsam et al. 2003. Auditor Industry Specialization and Earnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory 22 (2): 71–97. Belkaoui, Ahmed Riahi.2004. Teori Akuntansi. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Budiasih, Igan. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba. Makalah SNA. Bali. Dechow, P.M.R.G. Sloan and A.P. Sweeney (Spring 2006), Causes and Consequences of Earning Manipulation: Analysis of Firm Subject to Enforcement Action by The SEC. Contemporary Accounting Research, page 1-36. Gumanti,Tatang Ary.2000.Earning Management : Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol.2,No.2. Halim, Julia, dkk. 2005, Pengaruh Manajemen laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam Indeks LQ-45. Solo: Simposium Nasional Akuntansi VIII.
118
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 21 No. 2 Desember 2013
Lobo, Gerald J, dan Jian Zhou. 2001. Disclosure Quality and Earnings Management. http:/www.ssrn.com. Midiastuty, Pranata dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Seminar Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Nugroho, Bhuono Agung, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, ANDI: Yogyakarta.
Pratistio, Arif, 2004, Good Corporate Governance, Informasi Asimetry, and Earning Management. Simposium Nasional Akuntansi VII. Rumondang, Parulian Safrida. 2004. Analisis Hubungan Antara Komite Audit dan Komisaris Independen dengan Praktek Manajemen Laba; Study Empiris Perusahaan di BEJ. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Scott,W.R.2000.Financial Accounting Theory.Prentice Hall Inc:New Jersey. Setyarno, Eko Budi. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006. Shanti, J.C. dan C.Bintang Hari Yudhanti.2005.Pengaruh Set Kesempatan Investasi dan Leverage Financial Terhadap Manajemen Laba.Fakultas Ekonomi Unika Mandala,Surabaya. Sugiri, Slamet dan Syukur Abdullah, 2003, Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, dan Leverage Financial terhadap Manajemen Laba, Jurnal Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha No.28. Sutrisno, 2002, Studi Manajemen Laba (Earning Management). Evaluasi Pandangan Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya. Makalah Kompak. Tjondro,Elsa.2007. Pengaruh Level of Assurance, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Struktur Modal Calon Debitur, dan Ukuran Bank Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi. Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001.Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol.3,No.2.