Tema :
BERSEKUTU
Pembacaan : 12:13
Yohanes 3:3; Yohanes 1:12-13; Efesus 2:19-20; I Korintus
Kompilasi
Yohanes 3
:
3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Yohanes 1 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Efesus 2 19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. I Korintus 12 13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam TUHAN, istilah persekutuan atau bersekutu tentu tidak asing lagi bagi kita umat percaya. Istilah ini adalah istilah unik yang dimiliki oleh kita sebagai umat Kristus. Tapi apakah kita pernah mencoba untuk memahami apa makna terdalam dari persekutuan atau bersekutu ini. Adanya bersekutu dalam Tri Panggilan Gereja tentu bukan hal yang main-main, melainkan karena bersekutu ini adalah sesuatu yang sentral bagi kepercayaan kita sebagai kawanan domba Kristus. Jadi apa sebenarnya bersekutu ini. Munculnya istilah ibadah persekutuan kadang secara tidak sadar membuat sebagian orang memaknai kata persekutuan hanya sebatas sebuah event ibadah. Dan setelah ibadah selesai membuat mereka berpikir bahwa persekutuan telah selesai dan mereka kembali ke dunianya masing. Apakah betul seperti itu makna dari persekutuan.
Jika kita mengambil pelajaran dari kebenaran yang diungkapkan kepada kita melalui pembacaan hari ini, kita dapat mengerti bahwa di dalam bersekutu ternyata ada sesuatu yang ajaib yang dikerjakan TUHAN. Sesuatu yang tidak kita lihat, tetapi jika kita awas dapat kita rasakan.
Apakah itu yang dikerjakan TUHAN ? (bertanya kepada jemaat)
Setelah menerima beberapa jawaban.
Ya ada beberapa jawaban. Dari pembacaan hari ini kita dapat mengetahui bahwa memasuki persekutuan, TUHAN ternyata mengerjakan kelahiran kita kembali. Ini bukan sesuatu ungkapan semata. Melainkan di belakang yang kita lihat TUHAN secara ajaib dan benar-benar mengerjakan kelahiran kita kembali ke dalam KELUARGA TUHAN, sehingga kita layak disebut anak-anak ALLAH. Kita sebagai manusia memiliki dua keanggotaan keluarga. Kita menjadi anggota keluarga manusia melalui kelahiran kita sebagai bayi mungil. Kelahiran ini patut kita syukuri karena ternyata TUHAN menginginkan kita ada di dunia ini untuk melayani Dia dan bekerja bagi Dia di dalam dunia. Setelah peristiwa kelahiran ini ada yang disebut pertumbuhan. Dari tahun ke tahun kita dijaga dan disertai oleh TUHAN. Kita tidak melihat bagaimana TUHAN menjaga kita tapi kenyataannya kita ada sebagaimana kita ada seperti pada saat ini. Apakah karena kita tidak melihat sehingga itu akan mengurangi rasa syukur kita. Tentu tidak karena kita dapat merasakan tuntunan TUHAN itu. Di dalam Matius 18:10, TUHAN Yesus Kristus mengungkapkan sebuah rahasia kebenaran bagaimana pedulinya TUHAN kepada kita. Matius 18 10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Pertumbuhan setelah kelahiran ini sering diklasifikasikan ke dalam empat tahapan yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan melanjutkan usia atau lansia. Tahapan ini lebih dimaknai sebagai pertumbuhan menurut waktu atau umur. Tetapi pertumbuhan yang sebenarnya diharapkan adalah bagaimana kita membentuk diri dalam waktu yang berjalan tersebut untuk menjadi manusia yang lebih baik. Baik dalam segala aspek. Tentu banyak tantangan, tetapi hikmat dari TUHAN akan menolong kita melaluinya jika kita mau menyerahkan kehidupan kita kepada-Nya. Tantangan bisa datang dari mana saja, seperti dari keadaan hidup yang menekan, dari orang yang memusuhi kita, bahkan dari orang-orang yang dekat dengan kita seperti sahabat-sahabat kita, bahkan dari diri kita sendiri dengan berbagai kelemahan yang kita punyai.
Di masa remaja, masa-masa dimana sering disebut sebagai masa pencarian jati diri, kita sering terombang-ambing karena belum memiliki sejumlah pengalaman yang menguatkan kita. Kita sebenarnya membutuhkan orang-orang yang lebih dewasa untuk menuntun kita. Dalam masa ini, mari sebut saja salah satu tantangan yang paling sering kita hadapi adalah dari sahabat-sahabat kita karena dalam lingkungan inilah kita sebagai remaja lebih banyak berada. Tentu saja tantangan dari sahabat-sahabat ini sebagian besar mereka tidak sengaja lakukan untuk merusak kehidupan kita. Tetapi lebih banyak karena kita dan mereka sama-sama tidak mengerti dalam keadaan kita sebagai remaja yang naif. Adanya sebuah perasaan yang disebut solidaritas kadang kita maknai salah
dalam masa-masa naif ini. Muncullah beberapa kata-kata dari sahabat-sahabat kita jika kita tidak turut dalam hal-hal tidak baik yang mereka lakukan. “Wah, kamu ini tidak setia kawan ahhh”, ataukah “kamu tuh kamseupay banget sih alias kampungan sekali udiknya payah”. Ini adalah dua kalimat pamungkas yang bisa membuat kaki anak-anak remaja otomatis bergetar terus melangkah bahkan melanggar untuk ikut dalam hal-hal yang tidak baik yang dilakukan oleh sahabat-sahabatnya.
Saya masih mengingat pengalaman saya waktu bersekolah di Barana’ dulu. Sekolahnya diasramakan jadi kita terpisah dari orang tua. Dalam keadaan seperti kita sangat rentan untuk kehilangan arah karena tidak ada orang tua sebagai yang lebih dewasa untuk menuntun kita. Dalam asrama mau tidak mau sepanjang hari kita akan bergaul dengan sahabat-sahabat kita menjadi apa yang tadi saya sebut sebagai kumpulan naif remaja yang kurang makan asam garam. Nah, disitu kami kadang keluar malam melanggar aturan, melompat pagar untuk pergi ke rumah keluarga salah seorang sahabat kami. Disitu mulailah pikiran menjadi anak gaul merasuk, dibelilah sejumlah minuman untuk mabukmabukan. Merasa gaul jika menjadi anak nakal waktu itu sangat mempengaruhi kita. Bisa mengelabui satpam untuk melompat pagar itu kelihatannya sangat mengasyikkan. Pulanglah sekumpulan pemuda bodoh terhuyung masuk kembali ke dalam asrama bahkan muntah-muntah karena mabuk. Bodoh tapi merasa gaul. Kalau saya ingat-ingat lagi, kejadian itu sangat memalukan. Puji TUHAN sekarang sudah tidak lagi. Tapi apakah masa remaja sebagai masa naif itu mesti dilalui dengan hal-hal yang tidak baik yang meresahkan dan kadang membuat hati orang tua kita gelisah dan kawatir menunggu di rumah. Tentu tidak, melalui dua tema ibadah PPGT sebelumnya kita dituntun untuk melalui masa-masa remaja kita dengan benar, juga dengan dua kalimat pamungkas. Kalau tadi ada dua kalimat pamungkas yaitu “kamu tidak setia kawan” dan “kamu tuh kamseupay” maka dari dua tema kita sebelumnya juga ada dua kalimat pamungkas.
Tema “Kristus sebagai pusat hidup orang percaya” mengajarkan satu kalimat pamungkas yang harus selalu kita ingat jika menghadapi godaan. Yaitu “Apa yang akan dilakukan Yesus Kristus jika menghadapi godaan seperti ini.”
Tema “Roh Kudus di dalam hidup orang percaya” mengajarkan satu kalimat pamungkas lagi yang juga harus kita selalu ingat jika menghadapi godaan. Yaitu “Apa yang akan dinasehatkan Roh Kudus ketika saya menghadapi godaan seperti ini.”
Kalau tadi kita membahas keanggotaan keluarga manusia. Maka keanggotaan keluarga yang kedua adalah anggota keluarga TUHAN melalui kelahiran kembali melalui kelahiran rohani. Keluarga kita di dunia bersifat sementara, tetapi keluarga rohani akan berlanjut hingga kekekalan. Jadi kelahiran kembali seharusnya lebih kita syukuri. Karena melalui kelahiran kembali ini kita dilayakkan menjadi anak-anak ALLAH dengan demikian kita diberikan anugerah
yang istimewa yaitu dapat merasakan kehidupan bersama TUHAN di dalam kerajaan-Nya. Kumpulan anak-anak ALLAH inilah makna persekutuan yang sebenarnya. Melalui kelahiran kembali ini, kita juga mendapat hal-hal yang serupa tapi tak sama dengan apa yang kita dapat dalam kelahiran kita sebagai bayi.
Sebagai bayi kita akan diberi nama, dan dalam kelahiran kembali ini kita juga mendapat sebutan baru yaitu anak-anak ALLAH. I Yoh 3:1 1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Jika sebagai bayi kita akan mirip atau memiliki rupa orang tua kita, maka dalam kelahiran kembali kita juga mendapat keserupaan, yaitu serupa dengan Kristus. Roma 8 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Jika dalam keluarga dunia kita mendapat hak istimewa dari keluarga kita, maka kelahiran kembali juga memberikan kita hak istimewa. Galatia 4 6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Dalam kelahiran kembali kita juga merasakan kedekatan hubungan keluarga. Dalam kedekatan yang dikerjakan TUHAN inilah kita berhubungan sebagai sesama anggota keluarga TUHAN. Efesus 2 19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. I Korintus 12
13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Dan dalam kelahiran kembali kita juga mendapat warisan keluarga. I Petrus 1 3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Mengapakah kita harus bersekutu. Saya masih mengingat ucapan Pak Pendeta Panggalo di penutupan Praya tahun lalu bahwa Yesus Kristus sering menyebut kita kawanan dombanya karena memang orang percaya akan mudah tersesat jika tidak berada dalam kawanan sebagai mana domba sungguhan. Jika domba itu keluar dari kawanan maka dia akan semakin jauh tersesat.
Dari persekutuan kita akan memperoleh buah-buah yang dilahirkan dari persekutuan yang benar sebagai anak-anak ALLAH.
Melalui persekutuan TUHAN memberikan kasih karunianya untuk menciptakan persaudaraan yang mendorong yang meneguhkan bukan menjatuhkan sesama anak-anak ALLAH. Karena kita semua adalah lemah sehingga tidak ada yang lebih sempurna dari yang lainnya. Ibrani 10 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Jadi janganlah kita menjauhi persekutuan karena ada ketidak sukaan tertentu yang kita anggap sebagai bagian yang gelap. Melainkan janganlah pelita itu diletakkan di luar ruangan tetapi dimasukkan untuk menerangi seluruh ruangan.
Buah persekutuan yang berikut adalah pengajaran yang mengubahkan dan menumbuhkan. Efesus 4 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Penyembahan yang mengarahkan hati pada kemuliaan TUHAN adalah buah persekutuan berikutnya. I Tawarikh 16 29 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan.
Buah persekutuan yang lain adalah pelayanan yang memenuhi kebutuhan dan menjadi kesaksian bagi orang lain sehingga menimbulkan kerinduan untuk mengenal keselamatan yang hanya diperoleh di dalam TUHAN Yesus Kristus. Yohanes 13 34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Lalu bagaimana kita memasuki dan hidup di dalam persekutuan. Ada empat tahap yang harus kita lalui: 1. Lihat Bersedia untuk coba melihat. Ini sudah kita lalui bersama. 2. Datang Bersedia datang secara rutin. 3. Tumbuh
Mencari dan menggunakan kesempatan yang ada untuk bertumbuh. Bukan hanya sekedar kumpul-kumpul melainkan memiliki niat untuk membangun diri ke arah pertumbuhan yang lebih baik. 4. Layani Mencari dan menyempatkan diri untuk menolong orang lain bertumbuh. Agar orang lain pun ikut merasakan keistimewaan sebagai anak-anak ALLAH. Jadi saya tunggu orang-orang yang mau membantu saya dalam pelayanan sekolah minggu. Berikut adalah AD/ART dalam persekutuan sebagai komunitas: 1.
Saling jujur dan terbuka
2.
Saling percaya dan memegang rahasia
3.
Saling memperhatikan dan mendorong
4.
Saling rendah hati dan mengampuni
5.
Kuantitas dan Kualitas waktu bersama
Akhir kata saya bacakan Kisah Para Rasul 4:42-47 untuk menjadi perenungan kita bersama
42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersamasama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
TUHAN memberkati, melindungi, dan mempersatukan kita semua. Amin