“YIN - YANG”
Pertanggungjawaban ggun gg ungj un gjawab gj aban ab an T Ter Tertulis ertu er tuli tu lis Penciptaan li Pencip Pe ipta ip taan ta an M Musik Etnis
Oleh Oleh
Darta D arta Meilando Meilan ndo 1010377015 10103770 7015 70 15
TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 ETNOMUSIKOLOGI JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2014
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
“YIN–YANG”
Pertanggungjawaban ggun gg ungj un gjaw gj awaban aw an T Ter Tertulis ertu er tuli tu liss Penc li Penciptaan ncip nc ipta ip taan ta an M Musik Etnis
Oleh Oleh
Darta D arta Meilando Meilando 1010377015 1010 10 1037 10 377015 37
Tugas Akhir ini Diajukan Kepada Dewan Penguji Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang Etnomusikologi ii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2014 HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Oleh Darta Meilando berjudul Yin-Yang telah diterima oleh Tim Penguji Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Tanggal 21 Juli 2014
Drs. Haryanto, M. Ed. Ketua
Wars Wa rsan rs ana, an a, S.S Warsana, S.Sn., M.Sn. Pembimbing Pembim imbi im bing I/Anggota bi I
Drs.Supr Dr priy pr iyad iy ad M.Hum. Drs.Supriyadi, Pembim Pe Pembimbing imbi im bing bi ng II/Anggota I
I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum. Penguji Ahli/Anggota
Mengetahui, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Prof. Dr. I Wayan Dana, SST., M.Hum. NIP. 19560308 197903 1 001
iii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa dalam karya seni dan pertanggungjawaban tertulis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 18 Juni 2014 Yogy Yang Ya membuat pernyataan,
Darta Dart Meilando Da NIM 1010377015 NI
iv UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
MOTTO
Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri. La Fontaine
Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. Richard Wheeler
v UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Kary Ka ryaa inii saya ry saya persembahkan per p erse er semb se mbah mb ahka ah kan ka n kepada kepa ke pa : Ayahanda Ayah Ay ahanda ah da Tercinta Ter T erci er cint ci ntaa : Kadarusman nt Kada Ka daru da rusm ru sman sm an Ibunda da Tercinta Ter T erci er cint ci ntaa : Ri nt Rita ta Herawati Heraw awat aw ati at Keluarga besar kakek Abdullah Sulaiman akek ek Suhid Suh S uhid uh id Midin Mid M idin id in dan dan keluarga kkel elua el uarg ua rgaa besar rg besa be sarr kakek sa ka Kepada sanak - saudara teruatama kakakku Endah yang audara : Adik, Adi A dik, di k, kakak kkak akak dan ak an tter erua er uata ua tama kepada ta kep berada di surga, semoga engkau mendengar nada-nada indah untukmu. Sang-inspirator : Adinda Enny Shabrina
vi UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
KATA PENGANTAR Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka karya “Yin – Yang” beserta tulisan yang melengkapinya dapat ditulis dengan semestinya. Karya ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata S-1 jurusan Etnomusikologi minat Penciptaan Musik Etnis, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Kendala dan hambatan merupakan hal yang biasa ditemui dalam pencapaian proses karya, tetapi dengan dukungan dari berbagai pihak dan kerja ran akhirnya karya kar arya ar ya iini ni ddapat juga dise keras serta kesabaran diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa tanp tanpa bantuan pihak pihak lain karya ini tidak akan npaa ba bant ntuan da dari ri ppih ihak - ppih ih ihak ih ak lai baik ik.. Wa ik Wakt ktu, kt u, tten enag en aga, ag a, dan dan ppik ikir ik iran ir an ttelah diluangkan untuk berjalan dengan ba baik. Waktu, tenaga, pikiran mewujudkan karya Yi menjadi sebuah bentuk Yinn – Yang Yang m men enja en jadi ja di sseb ebua eb uahh be ua bent ntuk nt uk sajian karya komposisi emua em uask ua skan. sk musik etnis yang mem memuaskan. Dalam kesempatan Penulis menyampaikan ucapan terima kasih empata tann in ta ini, i, P Pen enul en ulis iingin ul in m men enya en yampai ya nya kepada sem emua em ua ppih ihak yang telah membantu, mendukung ih yang sebesar-besarnya semua pihak dan berpartisipasi dalam karya ini. Ucapan terikasih tersebut tertuju kepada : 1.
Drs. Haryanto, M.Ed., Selaku Ketua Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
2.
Eli Irawati, S.Sn., M.A., Selaku Sekretaris Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
3.
Drs. Supriyadi, M. Hum., Selaku Dosen Wali serta Dosen pembimbing II yang senantiasa membimbing dengan sepenuh hati, meluangkan waktunya dengan sepenuhnya, serta telah bersabar dalam membimbing.
vii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4.
Warsana, S.Sn., M.Sn., Selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mendukung setiap langkah, baik itu ranah ekplorasi hingga keranah pembentukan karakter diri dalam setiap ujian komposisi sebelumnya. Telah mengajarkan banyak hal mengenai ilmu komposisi. Mengigatkanku di waktu lamban dengan semboyannya yang akan selalu terukir yaitu “gek ndang le”. Serta juga telah bersabar memberikan spirit dan masukan hingga tugas akhir ini.
5.
I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum., selaku Penguji Ahli atas kritik dan saran yang membangun.
6.
ak kken enal en al lelah melangk Ayahanda dan Ibunda yang tak kenal melangkahkan kaki, membanting ri riz izki iz ki uuntuk uk m mem embe em besa be sarkan ddan sa an m tulang mencari rizki membesarkan menyekolahkanku hingga ditanah
ntau auan au an.. an perantauan.
Teri Te rima ri maka ma kasi ka sihh si Terimakasih
tela te lah la telah
mend me nd mendidikku
dengan
segala
ng kkal aliann fa al faha hami ha mi iitu tu sseb ebua eb uahh ke ua keba baik ba ikan ik an dan terimakasih telah kemampuan yang kalian fahami sebuah kebaikan, esem empa em pata pa tan ke ta kepa pada pa daku da ku uunt ntuk nt uk med edap ed apat ap atka at ka pendidikan yang sesuai memberikan kesempatan kepadaku untuk medapatkan angku ha hara rapk ra pkan pk an.. Kini an ni bbeb eber eb erap er apaa mi ap mimpidengan apa yangku harapkan. beberapa mimpi-mimpiku telah tercapai, impi pian pi an yyang harusku raih. Ayah, Bunda, doa namun masih banyak juga im impian kalian merupakan anugrah terbesar untukku, ridho kalian adalah doa untukku. 7.
Kepada Seluruh dosen jurusan Etnomusikologi, FSP, ISI Yogyakarta yang telah banyak memberikan berbagai ilmu serta pengalaman kepada saya.
8.
Seluruh staf karyawan jurusan Etnomusikologi, FSP, ISI Yogyakarta yang selalu bersedia membantu dan memberikan fasilitas sampai proses Tugas Akhir ini terselesaikan.
9.
Seluruh pendukung “Yin – Yang” : Iqbal (violin I), Reza (Violin 2), Andika (Viola), Hosea (Cello), Diar (Multyperkusi), Anugrah (Bas), Entrata
viii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
(Pitperccusi), Iqbal (Horn), Ardo (Demung 1), Ewal (Demung II), Surya (Bonang). 10. Tim Crew “Yin – Yang” : Bangkit Sanjaya (LO), Enny shabrina (konsumsi), Irwansyah (Crew alat), Wendy (Crew Alat), Bang Arlan ( Dokumentasi ), Basofi (Dokumentasi), Ade (Konsumsi), Renny (Kostum), Ayuda (Kostum), Rafi (Kostum), A’uk (Kostum). 11. Abang Iqbal H. Saputra selaku pembela tanah air serta motivator anak bangsa. Beliton ongg yang on yang ikut berapresiasi berapresia dalam pertunjukan. 12. Kawan-kawan Asrama Belitong Yog Y ogyakarta yang og yang iiku kut serta ku sert rtaa dalam rt da 13. Asrama Kep. Riau Yogyakarta ikut memberikan dukungan lanc la ncar nc aran ar an komposisi kkom ompo om posi po sisi si si Yi Yinn-Ya nYang Ya ng. ng penuh untuk kela kelancaran Yin-Yang. sepe perj pe rjuang rj ngan ng an aang ngka ng kata ka tann 20 ta 2010 10 sser erta er ta sseluruh sahabat Jurusan 14. Teman-teman se seperjuangan angkatan serta gi. etnomusikologi. nyadar arii bahwa ar bahw ba hwa tulisan hw tu ini ma masi sihh jauh si ja dari d kesempurnaan. Maka, Penulis menyadari ini masih mbaca yang budiman bbud udim ud iman im an ddapat membe sudilah kiranya pembaca memberikan tegur sapa, kritik, saran, serta masukan yang membangun. Semoga laporan pertanggungjawaban tugas akhir ini dapat memberikan subangsih dalam dunia keilmuan khususnya Etnomusikologi. Yogyakarta, 21 Juni 2014 Penulis
Darta Meilando
ix UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... MOTTO ....................................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................... INTISARI ....................................................................................................
i ii iii iv v vi vii x xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. B. Perumusann Ide ..................... .............................................................................. .............................. .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .......................... .. C. Tinjauan Sumber ............. ........................................................................... 1. Tinjauan auan Tercetak Ter T erce er ceta ce takk ................................................................. ta ...... .... .... .. ........ .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. ............ .. 2. Tinjauan auan Karya Kar K arya ...................................................................... ar ........... .... .. .... .. ...... .. .............. .. .... .. .... .. ........ .. D. Tujuan Penciptaan enci cipt ci ptaa pt aan ......................................................................... aa ... .... .. .... .. ........ .. .... .. .... .. .... .. .... .. ...... .. .... .. .......... .. .... .. .... .. .... .. ...... .. Penc Pe ncip nc ipta ip taan ....................................................................... ta .... .... .. .... .. .... .. ...... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. ........ .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. E. Manfaat Penciptaan F. Kontribusi si ..................................................................................... .... .. .... .. .... .. .... .... .. .... .. .......... .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .......... .. .... .. .... .. ...... .. ...... .. .... .. G. Metode Penciptaan enci en cipt ci ptaann ........................................................................ pt .... .... .. ...... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .... .. .......... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .. iras ir asi/ as i/Ra i/ Rangsa Ra sang sa ng Awal Awa A wall .... wa .... .. .... .. ............ .. .... .. .... .. .... .. .... .. 1. Inspirasi/Rangsang ...................................................... munc ncul nc ulan ul an Ide .. ...... .... .. ...... .. .... .. .... .. ...... .. .... .. .......... .. ...... .. .... .. ...... .. 2. Pemunculan .................................................................... splo lora rasi ra si .. .... .... .. ...... .. .... .. .... .. .... .. .... .. ...... .. .... .. .... .. .... .. .... .. ...... .... .. .... .. .... .. .... ........ .. 3. Eksplorasi ............................................................................. 4. Improvisasi ........................................................................... provisas asii .... as .... .. .... .. ...... .. .................. .. .... .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .......... .. mbentuka kann ........................................................................ ka .... .... .. .... .. .... .. .............. .. .... .. .... .. .... .. .... .. ................ .. 5. Pembentukan
1 12 13 13 15 18 19 20 21 21 22 23 25 28
BAB II ULASAN KARYA A. Ide Musikal ................................................................................... B. Bentuk (Form) .............................................................................. C. Penyajian ....................................................................................... 1. Aspek Musikal ...................................................................... a. Bagian I .......................................................................... b. Bagian II ........................................................................ c. Bagian III ....................................................................... d. Bagian IV ....................................................................... 2. Aspek Non Musikal .............................................................. a. Tata Pentas....................................................................... b. Tata Sound System ........................................................... c. Tata Lampu ...................................................................... d. Kostum ............................................................................
31 33 34 34 34 39 45 54 59 59 61 61 62
BAB III KESIMPULAN ...............................................................................
63
x UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
KEPUSTAKAAN ........................................................................................
65
LAMPIRAN ................................................................................................. 1. Nama Pendukung ............................................................................. 2. Nama Pendukung IO ........................................................................ 3. Sinopsis ............................................................................................ 4. Tata Letak Instrumen ........................................................................ 5. Dokumentasi Latihan Komposisi Yin-Yang ....................................... 6. Dokumentasi Gladi Bersih Komposisi Yin-Yang ............................... 7. Dokumentasi Pertunjukan Komposisi Yin-Yang ................................ 8. Dokumentasi Bersama Seluruh Tim................................................... 9. Pamflet Tugas Akhir Penciptaan Musik Etnis Etnomusikologi........... 10. Full Score Komposisi Yin-Yang ........................................................
67 67 67 68 69 71 73 76 81 83 84
xi UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
INTISARI Komposisi musik Yin-Yang merupakan interpretasi dari konsep dualisme hakekat manusia, yakni mengenai jiwa-raga yang sangat berkaitan erat dengan tujuan hidup manusia. Kajian tentang hakekat hidup manusia memiliki perbedaan antara filsuf Barat dan Timur. Filsuf Barat memfokuskan hakekat jiwa pada rasio (pemikiran). Sementara pendapat filsuf Timur, hakekat jiwa terletak pada qolb. Hal tersebut dalam karya ini digunakan sebagai inspirasi. Dalam konsep diatas, manusia merupakan makhluk yang sempurna, dan di dalam konsep dualisme Yin-Yang memiliki empat prinsip. Selanjutnya prinsipprinsip tersebut digunakan untuk mengeksplorasi mediom dan idiom musikal. Lebih lanjut, pemilihan berbagai model melodi, ritme, harmoni serta dinamika dilakukan. Hal terakhir yang dilakukan ialah menentukan bentuk-bentuk musik yang sesuai dengan komposisi musik yang berjudul Yin-Yang ini. Setelah mengaplikasikan konsep ke dalam komposisi musik, diketahui up musik tidak kalah kompleksnya pl ya dengan berbagai unsur bahwa di dalam kehidupan yang terdapat dalam m diri manusia. Kata
kunci
:
dualis isme is me,, me dualisme,
Yin-Y Yi Yan ang, Yin-Yang,
xii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
prin pr insi in sip, prinsip,
kkompleksitas
musikal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Notonagoro hakekat manusia terdiri dari tiga unsur yakni susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat. Ketiga unsur ini merupakan hakekat manusia yang utuh dan tidak bisa terpisahkan.1 Susunan kodrat terdiri dari dua hal, yakni jiwa dan raga. Jiwa mengarah kepada sesuatu hal yang bersifat metafisik atau benda yang tidak bisa dilihat oleh perti akal, rasa ddan an kehendak. kkeh ehendak. Tanpa akal eh a mata manusia, seperti manusia tidak akan bisa berkembang, baik it pribadi peradaban. akal, manusia tidak ituu pr prib ibad ib adii maupun ad maup ma upun up un perad adab ad aban ab an. Tanpa an Ta akan ak an,, ta an tanpaa ak akal al m man anus an usia us ia tidak ttid idak id ak akan aaka kann bisa ka bi menyatakan sesuatu. akan bisa membedakan, manusia Lalu dengan rasa, ma manusia “nyaman atau tidak manu nusi nu sia bi si bisa sa merasakan mer m eras er asak as akan ak an suatu ssua uatu kehadiran ua kkeh ehad eh ad dupp da dann disetiap diseti tiap ti ap m man anus an usia us ia pasti p mem m emil em ilik hasrat untuk mencapai il nyaman” dalam hidup manusia memiliki suatu tujuan dalam hidupnya. Sementara merupakan am hidup upny up nya. ny a. S Sem ementara raga em rag agaa me ag meru rupaka fisik atau benda yang ru nyata dan bisa dilihat Benda ihat oleh mata. Be Bend ndaa fisik tersebut terbentuk dari berbagai nd unsur hewani dan unsur tumbuhan.2 Sifat kodrat terdiri dari dua hal, yakni sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Pada hakekatnya, tidak ada orang yang seratus persen bersifat individualistik (peduli terhadap diri sendiri) ataupun bersifat altruistik (peduli kepada orang lain saja). Pada umumnya hanya kecenderungan kedua sifat
1
Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila (Yogyakarta : PT. Hanindita Graha Widya, 2000),
2
Sunoto, 63.
63.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
tersebut yang membedakannya. Hal ini disebabkan karena kedua sifat tersebut ada dalam setiap manusia dan saling berkaitan di setiap saat.3 Kedudukan kodrat terdiri dari dua hal yaitu makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Kenyataan yang terjadi, manusia merupakan mahluk yang bersifat individu (mandiri), sekaligus makluk sosial (bergantung kepada orang lain) namun tidak dipungkiri manusia juga merupakan makluk yang diciptakan oleh Tuhan. Hal tersebut melekat dan juga tidak dapat dipisah-pisahkan dalam diri manusia.4
1.
Struktur dan kepri kepribadian riba ri badi ba dian man di manusia. anus an usia us ia.. ia pend pe ndapat nd at di di atas atas perlu pper erlu er lu dipaparkan ddip ipap ip apar ap arka ar ka pendapat Ibnu Sina Memperjelass pendapat
mengenai struktur dan dan kepribadian keprib ke ibad ib adia ad iann manusia. ia manu ma nusi nu sia. si a. Menurut Men M enur en urut ur ut Ibnu IIbn bn Sina, seluruh hal yang liki ki dimensi ddim imensi mineral im min m iner in eral er al aata tauu keadaan ta keadaa ke aann anorganik, aa anor an hidup, selain memiliki atau juga mempunyai beberapa nafs (bahasa nephes (bahasa hasa Arab), Arab Ar ab), ab ), ne neph phes (ba ph baha ba hasa ha sa Yahudi), Yah Y ahud ah udi), soul ud so (bahasa Inggris) atau jiwa.5 Nafs sering disalah artikann sebagai seba se baga ba gai nafsu (dorongan, ga (doron hasrat, keinginan), dalam penulisan ini nafs diartikan sebagai jiwa. Segala hal yang hidup (tanaman, binatang, manusia) mempunyai tiga fungsi secara umum, yakni mencari makan, pertumbuhan dan reproduksi. Manusia dan binatang berbeda dengan tumbuhan. Manusia dan binatang memiliki kemampuan berpindah-pindah dan memiliki kemampuan persepsi sensorik. Namun manusia dan binatang juga memiliki
3
Sunoto, 65. Sunoto, 63. 5 Mohammad Shafi, Psikoanalisis dan Sufisme (Yogyakarta: Penerbit Campus Press, 2004), 6-7. 4
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
perbedaan, manusia memiliki kemampuan intelektual dan binatang tidak memiliki kemampuan tersebut. Nafs terdiri dari dua hal, yakni nafs nabati dan nafs hewani. Nafs nabati merupakan nafs yang paling mendasar, yaitu mencari makan, pertumbuhan dan reproduksi. Sementara, nafs hewani terdiri dari daya kekuatan pendorong dan daya kemampuan persepsi. Daya kekuatan pendorong adalah stimulus untuk membangkitkan tindakan berupa dorongan sensual atau libido seksual serta dorongan agresi atau kemarahan. ang tidak kalah pentingnya pent pe ntin nt ingn in gnya adalah daya gn da kemampuan persepsi Hal lain yang rsepsi si sensoris ssen ensoris dan en dan daya daya kekuatan kek ekua ek uata ua tann alam bawah sadar. Persepsi ta yang terdiri dari persepsi den enga en gann pengindraan ga peng pe ngin ng indr in draa dr aann eksternal aa ekst ek ster st erna er nal yang na yang dapat ddap ditangkap pancaindra sensoris berkaitan dengan emen em enta en tara itu, ta iitu tu,, daya tu daya kekuatan kkek ekua ek uata ua tan alam ta alam bawah b dari segala hal. Sementara sadar merupakan keku kuat ku atan at an internal inter erna er nall dari na dari pikiran ppik ikir ik iran manusia, ir man m anus an usia us ia seperti imajinasi, ilusi, perwujudan dari kekuatan maupun ingatan. memaparka kann dua ka dua komponen ko Ibnu Sina juga memaparkan utama dari nafs insani yakni kecerdasan (aql) dan hati (qol). Komponen pertama yaitu aql, dalam bahasa Persia dan Arab, kata aql berarti membatasi, mengikat. Aql dalam tulisan ini diartikan sebagai kecerdasan berfikir dan menalar. Ada terdapat tiga fungsi besar dari
kecerdasan,
yakni
inhibition
(pengekangan,
kontrol),
recognition
(pengenalan), reasoning (penalaran). Selanjutnya dijelaskan adanya dua tipe kecerdasan yakni, kecerdasan praktikal (aql-al-amila) atau kecerdasan kerja. Kecerdasan ini berfikir secara deduktif, membantu individu dalam menilai kenyataan sehari–hari dan berjuang untuk mempertahankan hidup. Selanjutnya
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
kecerdasan abstrak dan universal (aql-al-alima), kecerdasan ini memiliki kemampuan berfikir dalam hal teoritis dan abstrak. Kecerdasan ini berfikir secara induktif, kecerdasan pisikologis dan filosofis seperti merenung, merefleksi, religius, aspirasi dan nilai-nilai keindahan dalam seni, industri dan lainnya. Komponen kedua ialah qolb (bahasa Arab) dan dil (bahasa Persia). Kedua istilah ini berarti hati, jiwa dan ruh. Para sufi mengartikan tingkat tertinggi dan pusat dari alam bawah sadar ialah qolb.
2.
sme. Konsep dualisme. Pemahamann mengenai meng ngen ng enai en ai jiwa jiw iwa dan iw dan raga ra merupakan mer erup er upakan hakekat dari manusia. up
al ppem emah em aham ah aman am an itu itu dengan dden enga en gann istilah ga isti is tilahh dualisme. ti dual du alis al Para filsuf mengenal pemahaman Pengertian dualisme berp be rpen rp enda en dapa patt bahwa pa bahw ba hwaa segala hw sega se gala ga la sesuatu sses esuatu es tu berasal bber er ialah aliran yang berpendapat dari dua asas yang rdir irii sendiri. ir send se ndiri.6 F nd Filsuf Fil ilsu il suf ba su bara barat, rat, ra t, R Rene Descartes Desc De scar sc ar merupakan salah satu masing-masing berdiri tokoh dualisme. Pepata Pepatah tahh Descartes Desc De scar sc arte ar tes yang terkenal te tter erke er kena ke nall ialah Cogito ergo sum yang na artinya, aku berfikirr maka aku ada. Pepatah dan memberikan Pepa Pe pata pa tahh tersebut mengartikan ta menga pemahaman kepada manusia bahwa apabila kita berfikir maka eksistensi atau keberadaan kita di dunia ini benar-benar ada. Rene Descartes menamakan kedua hakekat manusia tersebut dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang (kebendaan).7 Dunia kesadaran atau rohani ialah pikiran dan dunia ruang atau kebendaan merupakan raga. Pemahaman Rene Descartes ini juga di ulas dalam berbagai buku metode-metode filsafat8 dan dalam buku ringkasan sejarah filsafat.9
6
Sunoto, 62. H. Hasbullah Bakry, Sistematik Filsafat (Jakarta: Penerbit Widjaya, 1980), 45. 8 Anton Bakker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 78. 7
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
Selain pandangan Ibnu Sina (Arab) dan Rene Descartes (Barat), pandangan lain tentang dualisme juga terdapat dalam kehidupan masyarakat China. Konsep dualisme menurut pandangan hidup masyarakat China dipahami sebagai representasi prinsip pertama dari alam semesta. Prinsip tersebut dikenal dengan istilah Yin dan Yang. Yin merupakan perwujudan pertama dari alam semesta, lalu hiduplah energi yang melahirkan terang yang dikenal dengan Yang.10 Siklus dari kedua prinsip tersebut tergelar dalam alam semesta, seperti (di diag agra ag ram of the supereme ra super yang dilambangkann dalam Taijitu (diagram ultimate). Yin-Yang dasar ar,, yaitu ar yait ya itu : it memiliki sifat-sifat dasar, ilik ikii kualitas-kualitas ik kual ku alitas al as-k as -kua -k uali ua lita li tass yang ta yang berlawanan bber erla er lawa la wana wa na dan saling beroposisi 1. Yin-Yang memiliki anas an as,, gelap-terang, as gela ge lapla p-te ptera te rang ra ng,, lelaki-perempuan, ng lela le laki la ki-p ki -per -p erem er empu em puan pu an,, dan an da sebagainya. seperti dingin-panas, unya un yaii akar ya ak yang yyan angg sama an sama dan dan saling salin ingg terikat in teri te rika satu sama lain seperti ri 2. Yin-Yang mempunyai memb me mbut mb utuh ut uhkan satu uh satu sama ssam ama lain, am la manusia yang salingg membutuhkan manusia tidak akan da laki-laki llak akiak i-la ilaki la ki ataupun sebaliknya. sebal berkembang biakk bila hanya ada 3. Yin-Yang saling mentransformasi : setiap kemajuan di imbangi dengan kemunduran, bila sesuatu naik maka di sisi lain ada yang turun. 4. Yin-Yang saling mengimbangi secara dinamis, keduanya hadir bersama dan memiliki derajat yang sama.11 Namun konsep dualisme dari filsuf Timur dan filsuf Barat tersebut, memiliki sedikit perbedaan. Eksistensi dari perbedaan ini menimbulkan pengaruh 9
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat (Yogyakarta: Penerbitan Yayasan Kanisius, 1976), 46. 10 Budiono Kusumahamidjojo, Sejarah Filsafat Tiongkok (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), 190. 11 Budiono, 190.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
besar terhadap pemahaman, peradaban dan keyakinan manusia. Konsep Timur yang diwakili oleh filsuf China dan Arab (sufi) memiliki kesamaan prinsip. Secara ringkas, hakekat manusia menurut filsuf Timur terbentuk dari jiwa dan raga. Jiwa terdiri dari akal (aql) dan hati (qolb), raga merupakan benda fisik yang terbentuk dari berbagai unsur hewani dan unsur tumbuhan. Namun demikian, menurut filsuf Barat, hakekat manusia terdiri dari jiwa (rohani) dan raga (kebendaan). Jiwa diartikan hanya sebagai akal atau pikiran, dan raga diartikan sama dengan pengertian filsuf Timur. Bara Ba ratt dan ra dan filsuf Timur terletak ter Perbedaan prinsip filsuf Barat pada hakekat jiwa prins nsip ns ip Barat B ter erha er hada ha dapp hakekat da hake ha keka ke katt jiwa hanya dalam definisi ka (qolb). Penekanan prinsip terhadap ni menyebabkan men m enye en yeba ye babk ba bkan bk an Descartes Des D esca es cart ca rtes rt es banyak bban anya an yakk mendapatkan kesulitan ya “pemikiran”. Hal ini peng pe ngar ng aruh ar uh tubuh ttub ubuh ub uh atas aata tass jiwa ta jiwa dan d sebaliknya sseb ebal eb alik al untuk mengartikan pengaruh pengaruh jiwa atas Desc De scar sc artes mengatakan ar meng me ngatak ng akan ak an bahwa b wa kontak kkon onta on ta antara tubuh dan jiwa tubuh. Selanjutnya,, Descartes glandu dula du la piealis ppie ieal ie alis al is (sebuah (sebu buah bu ah kelenjar kkel elen el enja en jarr kecil ja keci yang letaknya di bawah berlangsung dalam glandula pemec ecah ec ahan ah an ini ini tidak memadai memad bagi Descartes sendiri. otak kecil). Tetapi akhirnya pemecahan Terlepas dari hal itu, tidak dipungkiri bahwa Descartes telah memberikan kontribusi yang besar terhadap peradaban manusia Barat khususnya, sehingga ia dikenal sebagai Bapak filsuf modern. Sebaliknya, penekanan hakekat jiwa masyarakat Timur memberikan solusi atas pertanyaan Descartes mengenai pengaruh jiwa atas tubuh dan tubuh atas jiwa. Karena aql merupakan bentuk dari kecerdasan manusia dan qolb merupakan hati, jiwa dan ruh manusia. Qolb sangat berkaitan dengan rasa dan qolb merupakan hal yang tidak bisa dijelaskan oleh rasional. Salah satu contoh qolb tersebut ialah disaat seseorang manusia bisa
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
berkoneksi, beraktifitas dan berkomunikasi dengan berbagai hal yang metafisik. Penyaji dalam karya ini lebih cenderung memilih pendapat dan prinsip dari filsuf Timur. Sebab eksistensi qolb tidak dapat dijelaskan secara rasional.
3.
Kebenaran, kebaikan dan keindahan. Pemaparan tentang potensi yang terdapat dalam jiwa manusia tersebut
melahirkan prinsip-prinsip dasar tentang keindahan, kebaikan dan kebenaran. Kebenaran merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah persepsi obyektifitas. yakn ya knii ob kn obyek khusus dan obyek umum. Obyek Obyek terdiri dari dua macam, yakni khusus adalah data yangg di ditangkap suatu indra dita tangka ta kap ol ka oleh eh ssua uatu iind ua ndra nd ra saja. Namun dalam mencari ni bber ersi er sifatt um si umum um ddal alam al am arti a ba bahw hwaa obyek yang sama dapat hw kebenaran, obyek ini bersifat dalam bahwa enga en gama ga matt ya ma yang ng jjum umla um lahn la hnya hn ya ttak ak tter erba er ba 12 Dalam eksistensi, dipersepsikan oleh ppen pengamat jumlahnya terbatas. memp mpun mp unya un yai kualitas ya kual ku alit al itas it as sama sam amaa seperti am se yang disajikan d obyek-obyek itu mempunyai yang kepada persepsi. ki nilai nil ilai il ai kejujuran kkej ejuj ej ujur uj uran ur an dan merupakan mer erup er upak up akan ak an nilai nil tertinggi dari realitas. Kebenaran memiliki men enar en arik ar ik dan d berpengaruh mengenai pengetahuan Pandangan modern yang sangat menarik manusia, yaitu pragmatisme. Pragmatisme ialah sebuah pandangan yang memberikan penjelasan yang berguna tentang suatu permasalahan dengan melihat sebab akibat berdasarkan kenyataan untuk tujuan praktis. Sering kali ajaran pragmatis diringkas didalam formula bahwa kebenaran adalah apa yang membawa hasil. Pragmatisme mungkin lebih baik dimengerti sebagai suatu teori arti dari
12
P. Hardono Hadi., Epistimologi Filsafat Pengetahuan (Yogyakarta: Penerbitan Yayasan kanisius, 1994), 79.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
pada teori kebenaran. Namun akan lebih baik lagi bila pragmatisme disebut sebagai teori mengenai penemuan kebenaran.13 Selain prinsip-prinsip kebenaran tersebut, perlu juga dipaparkan tentang prinsip-prinsip kebaikan yang terdapat dalam jiwa manusia. Setiap manusia memiliki keinginan dan memiliki tujuan yang baik dan tertinggi. Sangat sulit untuk dibantah bahwa manusia terus-menerus mengejar hal yang baik. Kebaikan yang dimaksud selalu berorientasi pada diri sendiri. Apabila manusia dapat membedakan kehidupan yang baik dari suatu kehidupan yang buruk, sesuatu yang rjakan dan tidak tid idak id ak dikerjakan, ddik ikerjakan, maka ik mak sebenarnya ia telah sepantasnya dikerjakan mengetahui yang mana yang yyan ang baik, an baik ik, benar ik bena be nar menuju na me ju ke ke arah tujuan yang semestinya. enga gata ga taka ta kann bahwa ka bahw ba hwaa keinginan hw kein ke ingi in gina gi nann yang na yang telah ttel elah dicapai dengan baik el Poespoprodjo mengatakan adalah “kebahagiaan”. aan” n”..14 A n” Arti Art rtii da rt dari ri kkeb kebahagiaan ebah eb ahag ah agia ag iaan ia an ssendi sendiri diri di ri ialah iial al keadaan subjektifitas sses eseo es eora eo rang merasa ra mer m eras er asa dalam as dala da lam la m dirinya diriny di nyaa telah ny tela te lah puas akan keinginannya la yang menyebabkan seseorang rinya te tela lahh me la memi miliki suatu mi tu yang yyan angg baik an dan menyadari dirinya telah memiliki baik. Sebaliknya, seseorang h, risau, bila kei eing ei ngin ng inan in annya tidak terc an akan merasa gelisah, keinginannya tercapai. Untuk menghindari hal tersebut, manusia akan terus meraih kebaikan demi mencapai kebahagiaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa kebaikan merupakan tujuan akhir dalam hidup manusia untuk menemukan kebahagiaan. Ukuran kebaikan yang dimiliki oleh setiap manusia memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Ada seseorang merasa bahagia bila hidupnya sederhana dan ada pula seseorang yang merasa bahagia jika dalam hidupnya terpenuhi semua keinginannya. Niat, tekad, usaha merupakan prasyarat untuk mendapatkan kebahagiaan sehingga keberhasilan dan kegagalan 13
P. Hardono Hadi, 126 W. Poespoprodjo, Filsafat Moral : Kesusilaan dalam Teori dan Praktek (Bandung: CV. Pustaka Grafika, 1999), 45. 14
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
merupakan bentuk akhir dari sebuah pencapaian tersebut. Oleh sebab itu, kegagalan merupakan salah satu keburukan yang didapat seseorang. Dengan kata lain, keburukan juga merupakan sisi lain dari sebuah kebaikan. Bukan hanya kebaikan, keburukan termasuk hal yang sangat sulit untuk dibantah, karena realitas hidup manusia itu lebih mudah untuk melakukan keburukan. Kebaikan dan keburukan itu selalu bereksistensi dalam kehidupan seharihari baik disadari maupun tidak. Kebaikan dan keburukan ini dipelajari dan dipahami dalam moralitas. Definisi moralitas secara khusus adalah kualitas dalam menunju jukk ju kkan kk an bahwa b perbuatan manusia yang menunjukkan perbuatan itu, baik atau buruk. up pengertian pen enge en gert ge rtia rt ian tentang ia tentan angg baik-buruknya an baik ba ik-buruk ik ukny uk nya perbuatan ny pe Moralitas mencakup manusia.15 Baik dik ikaj ik ajii dalam aj dala lam la m ilmu ilmu antropologi aant ntro nt ropo ro polo po logi lo gi budaya bbud ud dan buruk juga dikaji dan sejarah yang ahwa ah wa semua ssem emua em ua bangsa bban angs an gsaa dan gs da disegala dise di segala se la zaman zzam am ditemukan kesadaran memberitahukan bahwa bur uruk ur uk,, tentang uk tentan angg yang an yang harus hhar arus ar us dilakukan dil ilak il akuk ak ukan uk an dan yang tidak boleh tentang baik dan buruk, tetapi, pi,, pe pi perl perlu rluu di rl dita ditambahkan tamb ta mbah ahka ah kan bahwa ka bahw ba hwaa tidak hw ti semua bangsa dan tidak dilakukan.16 Akan tetapi mpunyai pengertian pengerti tian ti an yang yyan ang sama tentang baik dan buruk. Suatu an semua zaman mempunyai bangsa atau kelompok sosial lainnya melakukan perbuatan-perbuatan tertentu tidak terkena larangan apa pun. Sebaliknya, ada hal-hal yang di suatu zaman tertentu melakukan perbuatan tertentu ditolak sebagai tidak etis oleh hampir semua bangsa beradab sekarang ini. Sebagai contoh dapat disebut : kolonialisme, perbudakan, dan diskriminasi terhadap wanita. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semua bangsa mempunyai pengalaman mengenai baik dan buruk secara tidak sama, memiliki sifat tetap dan berubah-ubah. Dalam hal ini 15 16
W. Poespoprodjo, 188. K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), 14.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
moralitas berkedudukan sebagai tolak ukur tentang baik dan buruk perbuatan manusia. Selanjutnya, pengertian mengenai keindahan juga perlu diuraikan dalam kesempatan ini, dan juga pendapat dari berbagai ahli tentang keindahan. Keindahan berasal dari kata beauty (Inggris), beau (Prancis), bello (Spanyol dan Itali). Ketiga kata tersebut berakar dari kata bonum. Jadi makna beauty (keindahan) sangat berkaitan dengan pengertian kebaikan. Pengertian keindahan menurut cakupannya juga perlu dibedakan, yakni keindahan sebagai suatu kualitas (bersifat abstrak) dan sebagai sebuah benda tertentu (berwujud yang ng pperlu diperhati kongkret). Suatu perbedaan lain ya diperhatikan ialah menurut luas engertia iann ke ia keinda daha da han, ha n, ddia iantaranya ia ya aadala lingkupan dari pengertian keindahan, diantaranya adalah keindahan dalam arti daha hann da ha dalam m es este teti te tiss mu ti murn rnii dann ke rn kein inda in yang terluas, keindahan estetis murni keindahan dalam arti terbatas dala lam la m pe peng ngel ng elih el ihat ih atan at an.. Ar an Aris istote is tele te less dalam buku rhetorica le dalam kaitannya da dalam pengelihatan. Aristoteles ndah ahan ah an ddenga gann ““That ga That Th at merumuskan keindahan dengan
which be wh bein ingg good is also pleasant” in being
17 lain bbai aikk ju ai juga ga aadala lahh me la meny nyen ny enangk en Pernyataan yang (sesuatu yang selain baik adalah menyenangkan).
istoteles juga didukung ddid iduk id ukun uk ung oleh Thomas Aquinas dan Mortimer un dipaparkan oleh aristoteles Adler. Thomas Aquinas merumuskan keindahan sebagai “id quod visum placet” (that which pleases upon being seen, sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat).18 Sementara menurut Mortimer Adler beauty (keindahan) adalah “the property of any object that gives us the disinterestes pleasure we can derive from simply contemplating or apprehending that individual object as such”, (Sifat dari sesuatu benda yang memberikan kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisa memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda 17 18
The Liang Gie, Filsafat Keindahan (Yogyakarta: PUBIB, 1996), 13. The Liang Gie, 13.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
individual itu sebagaimana adanya). Dari perumusan di atas dapat disimpulkan bahwa keindahan bertalian erat dengan kesenangan. Keindahan terdiri dari dua hal, yakni keindahan alam dan keindahan seni. Dalam hal ini, uraian difokuskan pada keindahan seni. Plato seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa keindahan yang dapat ditangkap pancaindra merupakan bayangan (pencerminan, diruang, imitasi). Dari apa yang ada sebenarnya, bayangan dari realitas yang sesungguhnya.19 Senada dengan hal tersebut, Susanne K. Langer menegaskan bahwa “Art is oms symbolic of human huma hu mann feeling” ma fe k lain kesenian adalah the creation of froms dengan kata -wujud ud yang y meru me rupa ru paka pa kan simbol ka simb si mbol mb ol dari dar perasaan manusia.20 penciptaan wujud-wujud merupakan Selanjutnya dikatakan kann bahwa ka bahw ba hwaa dalam hw dala da lam la m musik, musi mu sik, si k, simbol ssimbo boll notasi bo nota musik mengacu pada no masalah “waktu” yang yang diungkapkan ddiung ngka ng kapk ka pkan pk an dalam ddal alam al am bentuk bben entu en tuk bunyi. tu buny bu ny Makna didalam musik mpos osis os isii waktu is wa u da dala lam la m bentuk bent be ntuk nt uk bun unyi un yi iitu tu diberi d tampak ketika komposisi dalam bunyi “tanda”, sehingga komposisi tanda tersebut lemahnya bunyi, halus terseb ebut eb ut berpengaruh bber erpe er peng pe ngaruh ng uh terhadap tterha hada ha dapp keras da ke kasarnya timbre, dan an juga cepat lambatnya lamb la mbat mb atny at nya irama, sehingga ny sehingg menampilkan adanya kehidupan didalam musik. Pemaparan tentang “diri” manusia tersebut mengindikasikan bahwa unsurunsur yang ada dalam tubuh setiap manusia tidaklah sederhana, begitu pula dengan musik. Musik juga terdiri dari dua hal, yakni jiwa dan raga yang biasa disebut dengan idiom dan mediom. Oleh sebab itu penyaji ingin mengaplikasikan “diri” manusia kedalam “diri” musik. Penyaji tertarik mengungkapkan hal tersebut karena terdapat pepatah yang mengatakan bahwa sebelum mengenal 19
Djelantik, Ilmu Estetika (Denpasar :STSI Denpasar, 1992), 17. Susan K Langer, “On Significant in Music” dalam Aesthetic and The Arts. Lee A. Jacobus ed., (New York : Hill Book Company, 1968), 136-139. 20
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
tuhanmu, kenalilah dirimu terlebih dahulu. Memahami hal tersebut, diharapkan dalam setiap aktivitas kehidupan, senantiasa akan instropeksi diri sebelum melangkah. Sejauh pengetahuan penyaji, komposisi musik yang berjudul “Yin-Yang” ini belum pernah dibuat atau diciptakan oleh orang lain. Oleh sebab itu diharapkan bahwa komposisi musik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
B. Perumusan Ide Komposisi musikk ini diberi Yin-Yang. Seperti yang telah dipaparkan ini dibe beri be ri judul jud udul ud ul Yi Yin-Ya Yang Ya ng.. Se ng Sepert Yang Ya ng me meru rupa ru paka pa kann ko ka kons nsep ns ep dualisme ddua ualism ua smee da sm dari filsafat Timur (China). di atas bahwa Yin-Yang merupakan konsep sarr da sa dari ri kon onse on sepp Yi se Yinn-Ya nYang Ya ng : Ada empat sifat dasar konsep Yin-Yang 1.
emilik ikii ku ik kual alitas al as-k as -kua -k uali ua lita li tass yang ta yang berlawanan bber erla er lawa la wana dan saling beroposisi wa Yin-Yang memiliki kualitas-kualitas an-keb ebur eb uruk ur ukan uk an,, dingin-panas, an dingin-p -pan -p anas an as,, ge as gelap-te seperti kebaikan-keburukan, gelap-terang, lelaki-perempuan, ka di aplikasikan plik ik dan sebagainya. Ko Konsep ini akan dengan kontrapung, mengimitasi metode pembentukan musik fuga dan kanon.
2.
Yin-Yang mempunyai akar yang sama dan saling terikat satu sama lain seperti manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, manusia tidak akan berkembang biak bila hanya ada laki-laki ataupun sebaliknya. Didalam musik, konsep ini akan diaplikasikan dengan teknik-teknik inter locking, teknik ini dikenal dengan ubit-ubitan, imbal-imbalan. Sifat Yin -Yang saling terikat juga akan diaplikasikan dalam ilmu harmoni.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
13
3.
Yin-Yang saling mentransformasi : setiap kemajuan di imbangi dengan kemunduran, bila sesuatu naik maka di sisi lain ada yang turun. Konsep ini akan diaplikasikan pola-pola dinamika, tempo, ritme dan nada tinggi akan di imbangi dengan nada rendah (seperti oktaf).
4.
Yin-Yang saling mengimbangi secara dinamis, keduanya hadir bersama dan memiliki derajat yang sama. Dalam hal ini, akan ada beberapa bagian yang memberikan tingkat balance dari seluruh permainan instrumen lalu membentuk komposisi yang seimbang. aparan ide tersebu but, bu t, llan antas bagaimana merealisasikan prinsip an Dari pemaparan tersebut, lantas
mposis isii mu is musikk yang ng bber erju er judull Yi ju Yinn-Yang ini ? ndualisme dalam komposisi berjudul Yin-Yang
umbe berr be C. Tinjauan Sumber mpos osis os isii mu is musikk in inii be bers rsum rs umbe um ber dari be ri ffen enom en om Karya komposisi bersumber fenomena yang terjadi dalam ari. H Hal al ini ini lleb ebih eb ih dit itek it ekan ek anka an kann mengenai ka mengen dua asas yakni baikme kehidupan sehari-hari. lebih ditekankan dang ng sseb ebagainya. Sifat yang berkaitan dengan eb buruk, benar-salah,, lebih-kurang, da sebagainya. prinsip dualisme ini menjadi sumber serta landasan dasar dalam komposisi musik ini. Adapun tinjuan lain baik itu secara tercetak (sumber tercetak) dan tinjauan karya (discografy) yang memberikan refrensi terhadap komposisi ini serta memperkuat dipertanggung jawabkan secara baik dan ilmiah. Dalam hal ini akan dijelaskan dalam dua sub, sebagai berikut : 1.
Tinjauan tercetak / Sumber tercetak Budiono Kusumahamidjojo, Sejarah Filsafat Tiongkok (Yogyakarta :
Jalasutra, 2010). Buku ini membahas mengenai sejarah Tiongkok serta prinsip-
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta