PENGARUH PERSEPSI REMUNERASI PEGAWAI, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) PERCONTOHAN SERANG PROVINSI BANTEN Yeni Widyastuti Email :
[email protected] Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta KM 4 Serang
Abstract : This research maintain to analyze The Influence of Employee’s Remuneration Perception, Work Motivation and Work Discipline to The Employee Performance in The State Treasury Services Office (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara/KPPN Percontohan) Serang, Banten Province Therefore, in order to strengthening all this variable factors to the employee’s performance, the organization need to more recognize and honouring the employee’s work achievements, career opportunies and also make tranparency and accountability between structural and fungsional employee’s system to reduce the distorsion and unfairness of this remuneration system. About discipline, the punishment had to attended for create the money follows function system in The State Treasury Services Office. Keywords: discipline, remuneration
Penggunaan kinerja
yang
pengukuran
dikaitkan
pemberian imbalan
employee’s performance,
motivation,
hasil kajian Stiffler (2006, hal: 2526)
dengan
yaitu
Compensation
yang sesuai,
tentang
Incentive
Management
sudah banyak pula dikaji oleh para
Making
ahli dan dikenal dengan pay-for-
Reality sebagai berikut: “The lure of
performance
pay-for-performance system is a
sytem.
Sebagaimana 179
Pay-For-Performance
: a
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
simple one, the people who have
their productivity or hours of work
greatest impact of the success the
when salaries are low. The reduction
organization receive the greatest
in
share
compensation
of
the
rewards:
merit
production is greater as the diminishes…..
The
increases, bonuses, promotions and
survey concluded that the reform of
recognition.
the
civil service pay is especially vital
rewards
for the rehabilitation of Government,
motivates employees to improve their
particularly in terms of realizing
performance and strive for greater
improvements in capacity and the
achievements”
delivery
Likewise,
opportunity for
greater
terhadap
akan
kinerja
goods
and
yang
Reformasi sistem remunerasi
berpengaruh
menjadi hal yang menarik dalam
bahwa kompensasi (gaji) juga
public
services”
Hal lain yang menunjukkan
rendah
of
pegawai
juga
suatu sistem berbasis kinerja. Dalam
dikemukakan
dalam
laporan
New Public Management (NPM)
penelitian
Kiragu
dari
sistem remunerasi dapat menjadi
dan
suatu consequence, kondisi yang
Mukandala dari University of Dar es
membuat pegawai termotivasi. Akan
Saalam (2003) juga menyimpulkan
tetapi sistem remunerasi yang tidak
bahwa di beberapa wilayah negara
berdasarkan
Afrika terdapat hubungan yang erat
berkeadilan, baik individu maupun
antara gaji dengan kinerja pegawai
organisasi
birokrasi (civil service). Disebutkan
kecemburuan.
bahwa dalam penelitian tersebut:
kinerja
“The argument that adequate pay is
remunerasi
crucial to sustaining motivation,
Penempatan dan promosi pegawai
performance and integrity of public
hendaknya
servants has been widely accepted
kompetensi.
Pricewaterhouse
Coopers
kinerja
dapat
menimbulkan
Pola
menjadi
yang
pengukuran
syarat
yang
utama
berkeadilan.
berdasarkan
standar
Pembentukan
and documented. There is evidence from all around the world that
Percontohan
Government workers either cut back
perwujudan dari program reformasi 180
adalah
KPPN salah
satu
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
birokrasi di lingkungan Direktorat
mulai
Jenderal
untuk penyimpangan kewenangan
Perbendaharaan
yang
meminimalisir kesempatan
merupakan mata rantai dari reformasi
dalam
birokrasi Kementrian Keuangan yang
pelayanan.
Transparansi
pada prinsipnya ditujukan untuk
tanggung
jawab
mewujudkan
seharusnya diinformasikan kepada
tata
kelola
melaksanakan
tugas dan
pelayanan
publik.
pemerintahan yang baik, peningkatan kinerja pengelolaan keuangan negara
Berdasarkan
Peraturan
dan peningkatan pelayanan kepada
Menteri
pemangku kepentingan atau mitra
190/PMK.1/2008 tentang Pedoman
kerja dan masyarakat.
Penetapan,
yang
Keuangan
Nomor
Evaluasi,
Penilaian,
Citra KPPN secara umum
Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan
selama
Peringkat Bagi Pemangku Jabatan
pemberian
ini
lekat
pungli,
dengan
sogokan
dan
dan
Peringkat
Bagi
Pemangku
gratifikasi, berusaha untuk dirubah
Jabatan Pelaksana di Lingkungan
melalui
Kementrian
pembentukan
KPPN
Keuangan,
Percontohan
pegawai
(www.perbendaharaan.go.id diakses
memegang teguh kode etik, akan
18 Maret 2010). Untuk mengubah
menjadi faktor determinan yang turut
citra ini, diperlukan kesiapan SDM
menentukan job grading pemberian
yang
remunerasi
handal
untuk
mendukung
berupa
integritas
bagi
kejujuran
pegawai
dan
yang
konsep KPPN Percontohan. Dengan
bersangkutan. Jika sikap dan perilaku
pemberian remunerasi yang sudah
pegawai terhadap pekerjaan dengan
mulai
salah
diterapkan
di
KPPN
satu
indikatornya
yaitu
Percontohan Serang dimana tuntutan
integritasnya rendah, maka akan
publik
akan
profesionalisme
diterapkan
birokrasi
sangat
tinggi,
jabatan dan berarti pula penurunan
maka
seharusnya KPPN Serang melakukan pengawasan
yang
lebih
penurunan
peringkat
grade remunerasinya.
kepada
KPPN Percontohan Serang
pegawainya. Organisasi diharapkan
merupakan
181
salah
satu
contoh
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
organisasi yang menerapkan sistem
sector
firms
and
pemberian imbalan yang berdasarkan
organisations.
public
sector
pada kinerja, dengan penilaian atas
Sedangkan keterkaitan antara
disiplin dan kinerja individu para
apa yang diinginkan calon individu
pegawainya atau dikenal dengan pay-
pegawai
for performance system. Sistem ini
tempatnya
sudah banyak digunakan di beberapa
(2007:
negara berkembang dan menjadi
bahwa: “…nature of the overarching
fenomena global. Telah banyak bukti
cognitive
yang menunjukkan sistem pemberian
namely the employee psychological
imbalan berbasis kinerja ini baik di
contract,which,we have suggested,
organisasi publik maupun swasta.
offers a valid and practical means of
Shields
understanding and managing the
(2007:
bukunya
349-350)
Managing
dalam
tentang bekerja
514-515)
oleh juga
Shields dikatakan
andemotional
complex
Performance
organisasi
variable,
associations
between
Employee and Reward : Concepts,
employees’ experience, expectations,
Practices, Strategies
menyebutkan
perceptions, emotions, attitudes and
bahwa: Performance pay has for
behavior. Following Guest, we have
many years been a defining feature
suggested
of
psychological
reward
practice
in
many
that
the
employee
contact
comprises
developed countries. A survey of 770
three
North
organisations,
organisational trust, perception of
conducted in 2000, indicated that
‘deal’ fulfilment and perception of
more
organisational
American
than
two-thirds
operated
et
al.
2002:
cognitions:
justice
or
‘felt-
fairness’…”
variable pay plans of some sort (Lowery
main
Kajian
100).
tentang
Performance pay is now a global
Remunerasi
phenomenon, and there is evidence
Kebijakan Sistem Remunerasi PNS :
of a substantial increase in the use of
Menuju Good Governance yang
performance-related
disusun oleh Direktorat Aparatur
rewards
in
PNS
Sistem
Penyempurnaan
developed and developing countries
Bappenas
(2004:15-16)
since the 1980s, and in both private
menunjukkan
keterkaitan
182
juga antara
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
persepsi
remunerasi
Percontohan
pegawai,
Serang,
motivasi kerja dan disiplin kerja
Banten.
terhadap kinerja pegawai sebagai
diharapkan
berikut: 1) Keterkaitan remunerasi
informasi kepada pihak-pihak yang
dengan kualitas, yang terdiri dari : a)
berkepentingan dalam hal ini KPPN
Remunerasi
memotivasi
Percontohan Serang Propinsi Banten,
pegawai untuk mencapai kualitas
dengan manfaat khususnya adalah
kinerja
dapat
dapat
yang
sebaik-baiknya;
b)
Hasil
Provinsi
penelitian
dapat
ini
memberikan
memberikan
konsep
Remunerasi dapat menjadi motivator
pengukuran kinerja yang berbasis
bagi para pegawai untuk melakukan
pada
perbaikan
c)
disiplin kerja yang jelas sehingga
Remunerasi dapat menjadi acuan
memenuhi keadilan internal dalam
untuk
pemberian imbalan (reward).
terus
menerus;
meningkatkan
kemampuan
kompetensi
pegawai
dan
Kepuasan pelanggan
Hipotesis dalam penelitian ini
dan stakeholders, karena : pertama,
adalah sebagai berikut: a) Jika
Sistem
persepsi remunerasi pegawai positif
individu. 2.
remunerasi
memberikan
informasi kepada para pimpinan-
terhadap
pimpinan unit kerja yang diperlukan
motivasi kerja akan semakin besar
untuk mengarahkan bawahan dalam
pengaruhnya
mencapai sasaran yang diinginkan.
pegawai; b) Jika persepsi remunerasi
Kedua,
dapat
pegawai positif terhadap disiplin
mendorong terjadinya kerja sama
kerja, maka disiplin kerja akan
yang lebih baik.
semakin besar pengaruhnya terhadap
Remunerasi
motivasi
kerja,
terhadap
maka
kinerja
kinerja pegawai; c) Jika persepsi
Berdasarkan latar belakang di untuk
remunerasi pegawai positif, maka
pengaruh
motivasi kerja dan disiplin kerja
pegawai,
secara bersama-sama akan semakin
motivasi kerja dan disiplin kerja
besar pengaruhnya terhadap kinerja
terhadap kinerja pegawai di Kantor
pegawai.
atas
maka
menganalisis persepsi
menarik besarnya
remunerasi
Pelayanan Perbendaharaan Negara
183
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
bila
METODE Penelitian
ini
merupakan
semua
anggota
digunakan
populasi
sebagai
sampel
penelitian asosiatif yang bertujuan
(Sugiyono, 2007:78). Sampel dalam
untuk mengetahui hubungan antara
penelitian
dua variabel atau lebih (Arikunto,
responden.
2002:11) Penelitian ini dilakukan di
menggunakan
Kantor Pelayanan Perbendaharaan
berhubungan
Negara (KPPN) Percontohan Serang
dimana
Provinsi Banten. Populasi penelitian
sampel yang berhubungan adalah
adalah seluruh PNS di lingkungan
untuk mengetahui pengaruh antara
Kantor Pelayanan Perbendaharaan
variabel yang satu dengan variabel
Negara (KPPN) Serang, Propinsi
yang
Banten. Teknik pengambilan sampel
distribusi frekuensi, korelasi product
secara non probability sampling,
moment, korelasi ganda, regresi linier
yaitu teknik pengambilan sampel
sederhana serta regresi ganda.
ini
sebanyak
Dalam
33
penelitian
ini
sampel
yang
(correlated
sample)
tujuan
pengujian
lain.Analisis
data
untuk
meliputi
yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
PEMBAHASAN Pada
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi 2007:77). penentuan
sampel
sampel
ini
akan
dipaparkan dan dianalisis data hasil
(Sugiyono,
Sedangkan
bagian
untuk
penelitian
yang
menggunakan
variabel-variabel
sampling jenuh. Sampling jenuh
dioperasionalkan
menyangkut yang
sebagai
berikut.
adalah teknik pengambilan sampel
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai (Y) Interval Kategori 147 - 165 Rendah 166 - 185 Tinggi Jumlah (Sumber: Data Primer Diolah)
Frekuensi 11 22 33
184
Persentase 33,3 % 66,7 % 100 %
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
Berdasarkan
atas
menunjukkan kinerja tinggi. Dengan
dapat diketahui bahwa sebanyak 11
demikian dapat dikonklusikan bahwa
responden
variabel kinerja pegawai cenderung
atau
data
33
di
persen
menunjukkan kinerja yang rendah
berada
pada
taraf
tinggi.
dan 14 responden atau 66,7 persen
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Remunerasi Pegawai (X1) Interval Kategori 31 - 42 Negatif 43 - 55 Positif Jumlah (Sumber: Data Primer yang Diolah) Berdasarkan
data
di
atas
Frekuensi 7 26 33
memiliki
Persentase 21,2 % 78,8 % 100 %
persepsi
yang
positif.
dapat diketahui bahwa sebanyak 7
Dengan
demikian
dapat
responden atau 21,2 persen memiliki
dikonklusikan
bahwa
variabel
persepsi remunerasi yang negatif dan
persepsi
26 responden atau 78,8 persen
cenderung berada pada taraf positif.
remunerasi
pegawai
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja (X2) Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
50 – 59
Rendah
15
45,5 %
60 - 70
Tinggi
18
55,5 %
33
100 %
Jumlah (Sumber: Data Primer yang Diolah)
185
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
Berdasarkan
data
di
atas
motivasi kerja yang tinggi. Dengan
dapat diketahui bahwa sebanyak 15
demikian dapat dikonklusikan bahwa
responden atau 45,5 persen memiliki
variabel motivasi kerja cenderung
motivasi kerja yang rendah dan 18
berada
pada
taraf
tinggi.
responden atau 55,5 persen memiliki Tabel 4: Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja (X3) Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
60 – 66
Rendah
16
48,5 %
70 - 75
Tinggi
17
51,5 %
33
100 %
Jumlah (Sumber: Data Primer yang Diolah)
Berdasarkan
atas
motivasi kerja secara bersama-sama
dapat diketahui bahwa sebanyak 16
terhadap kinerja pegawai adalah kuat
responden
dan signifikan (yaitu
atau
data
di
48,5
persen
sebesar 63,2
menunjukkan disiplin kerja yang
persen). Dengan demikian persepsi
rendah dan 17 responden atau 51,5
remunerasi pegawai yang positif
persen menunjukkan disiplin kerja
terhadap
motivasi
yang tinggi. Dengan demikian dapat
semakin
memperbesar
dikonklusikan
variabel
motivasi
kerja
disiplin kerja pegawai cenderung
pegawai
di
berada pada taraf tinggi.
Serang.
bahwa
Pengaruh
motivasi
kerja
kerja,
pengaruh
terhadap
KPPN
Remunerasi
akan
kinerja
Percontohan
PNS
lebih
terhadap kinerja pegawai di KPPN
diartikan sebagai sitem penggajian
Percontohan Serang adalah kuat dan
dikaitkan dengan sistem penilaian
signifikan
(yaitu
kinerja
persen).
Sedangkan
sebesar
62,9
yang
bertujuan
untuk
pengaruh
memacu prestasi dan motivasi kerja
persepsi remunerasi pegawai dengan
PNS. Sasaran remunerasi mendorong 186
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
peningkatan
profesionalisme
Mengupayakan
dan
agar
penghasilan
kinerja PNS serta dorongan untuk
PNS disesuaikan dengan dengan
tidak
korupsi.
tingkat inflasi, antara lain dengan
Pemerintahan yang bersih sebagai
membuat indeks untuk dijadikan
tujuan reformasi birokrasi sudah
dasar bagi penyesuaian gaji dan
menjadi
undang-undang.
tunjangan; f) Agar beban anggaran
Arah Kebijakan Jangka Panjang
belanja pegawai tidak terlalu besar
(2004-2010),
program
reformasi
maka perlu dirumuskan kebijakan
remunerasi
Pegawai
Negeri
outsourcing untuk jabatan fungsional
diharapkan dapat diarahkan pada
umum khususnya yang menyangkut
sistem remunerasi yang adil dan
masalah rekrutmen dan penggajian;
transparan dengan: a) Merumuskan
g) Menyusun Peraturan Pemerintah
struktur
gaji
tentang Dana Pensiun dalam menata
jabatan
dan
melakukan
amanat
dengan
klasifikasi
bobot
jabatan;
pengelolaan dana pensiun
b)
Merumuskan jenis tunjangan yang
Berdasarkan tujuan reformasi
layak untuk diberikan kepada PNS;
remunerasi diatas dapat kita lihat
c) Mengkaitkan sistem penggajian
bahwa di KPPN Percontohan Serang
dengan
sistem
penilaian
kinerja
pemberian remunerasi adalah untuk
dengan
tujuan
untuk
memacu
prestasi
dan
motivasi
kerja;
menerapkan
pay-for-performance
(mengkaitkan
d)
antara
sistem
Menata sumber pembiayaan gaji
penggajian dengan sistem penilaian
yang transparansi dan mendorong
kinerja)
pengintegrasian anggaran rutin dan
memacu prestasi dan motivasi kerja.
pembangunan agar tersedia dana
Terlihat
yang cukup bagi pembayaran gaji
remunerasi
PNS secara layak. Dengan penerapan
menunjukkan
struktur gaji Pegawai Negeri ini
signifikan terhadap motivasi kerja
maka tidak ada lagi honor-honor, dan
pegawai. Hasil
penghasilan lain diluar gaji dan tunjangan
yang
resmi;
dengan
tujuan
bahwa yang
untuk
penerapan ada
mampu
pengaruh
yang
ini
juga
dapat
dibandingkan dengan penelitian lain
e)
187
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
yang menganalisis variabel yang
terdapat penggolongan yang jelas
sama yaitu keterkaitan antara sistem
untuk setiap jabatan, profesionalitas
remunerasi dengan motivasi dan
dan
kinerja yaitu dalam penelitian yang
kompetitif,
dilakukan oleh Rina Purwani (2009)
personil kunci di tiap fungsi sudah
yang berjudul Hubungan Sistem
diidentifikasi dan dipelihara dengan
Remunerasi Baru Dengan Motivasi
pengupahan yang baik. Sehingga
Dan Kinerja Pegawai PT Pertamina
dapat disimpulkan bahwa semakin
Geothermal Energy Kantor Pusat
baik pemberian remunerasi untuk
Jakarta.
pegawai
Penelitian
ini
bertujuan
kualitas
tinggi dan
dan
cukup
merasa
akan
bahwa
meningkatkan
untuk menganalisis sikap pegawai
motivasi pegawai. Variabel motivasi
terhadap
juga
motivasi,
kinerja,
dan
memiliki
hubungan
dan
remunerasi,
pengaruh yang signifikan terhadap
menganalisis hubungan implementasi
kinerja, sehingga dapat disimpulkan
sistem remunerasi dengan motivasi
bahwa
pegawai,
pegawai akan meningkatkan kinerja
implementasi
menganalisis
implementasi dengan
sistem kinerja
menganalisis dengan
sistem
hubungan
kinerja
menyusun
hubungan
bagus
motivasi
pegawai.
remunerasi pegawai,
Sebagaimana dikatakan oleh
motivasi
Vroom dalam Expectancy Theory-
dan
nya bahwa “Changing the pay system
strategi
can modify employees' behaviour,
pegawai,
perbaikan
semakin
operasional sistem remunerasi di
which
lingkungan
Pertamina
performance”. Kaitan antara prestasi
Geothermal Energy Kantor Pusat
kerja dan imbalan adalah tingkat
Jakarta.
keyakinan
PT
Hasil
penelitian
in
turn
can
impact
seseorang
on
tentang
menunjukkan bahwa pegawai merasa
hubungan antara tingkat prestasi
setuju bahwa sistem remunerasi baru
kerjanya dengan pencapaian hasil
menekankan pengakuan perbedaaan
tertentu.
individual sesuai kualifikasi yang
adanya kebutuhan (needs) dalam diri
diakui oleh perusahaan selama ini.
individu
Dalam sistem remunerasi baru sudah
berperan sebagai faktor pendorong, 188
Motivasi
(faktor
kerja
internal)
adalah
yang
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
pembangkit
dan
penguat,
bersangkutan
untuk
merasakan
mencapai tujuannya dalam bekerja
ketidakadilan karena tentunya akan
atau
Jadi
berpengaruh
para
remunerasi yang diterima Selain itu
Percontohan
dalam penetapan grade ini, masih
Serang sudah mempunyai persepsi
terdapat pegawai yang merasa bahwa
remunerasi
yang
positif
maka
persentase
diharapkan
akan
muncul
pula
diterimanya masih kecil dan belum
employee’s behaviour yang lebih
sesuai dengan beban kerja. Dari hasil
baik,
semangat
wawancara
tersebut,
dapat
pendorong, pembangkit dan penguat
disarankan
bahwa
selain
sehingga memotivasi pegawai di
mempertimbangkan
KPPN Percontohan Serang untuk
kepangkatan/golongan
berkinerja lebih baik. Mengingat
penetapan grade hendaknya juga
bahwa
Keuangan
mempertimbangkan masa kerja serta
merupakan ujung tombak dalam
pengukuran beban kerja yang sesuai
pelaksanaan reformasi birokrasi di
supaya tercapai keadilan internal
Indonesia.
terhadap pegawai.
kegiatan
diharapkan pegawai
lainnya.
bahwa di
yang
ketika
KPPN
berupa
Kementrian
Dalam
terhadap
besaran
remunerasi
Pengaruh
yang
maka
disiplin
kerja
peraturan
tentang
penetapan
grade
terhadap kinerja pegawai di KPPN
berdasarkan pada pangkat/golongan
Percontohan Serang adalah kuat dan
saja serta tahun masuk dalam KPPN
signifikan
(yaitu
Percontohan
ini
persen).
Sedangkan
pengaruh
dirasakan masih merugikan pegawai
persepsi
remunerasi
pegawai
yang berada dalam kepangkatan atau
bersama-sama dengan disiplin kerja
golongan yang sama tetapi karena
terhadap kinerja pegawai adalah
tahun
sangat kuat dan signifikan (yaitu
remunerasi,
Serang.
masuknya
Hal
di
KPPN
Percontohan berbeda maka grade
sebesar
remunerasinya menjadi berbeda. Hal
demikian
ini
pegawai
menyebabkan
pegawai
yang
189
80,0
sebesar
persen).
persepsi yang
positif
77,0
Dengan remunerasi terhadap
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
disiplin
kerja,
akan
waktu.
semakin
Ketidakhadiran pengaruh
akan
memperbesar pengaruh disiplin kerja
membawa
terhadap
terhadap kinerja pegawai di KPPN
pengurangan uang makan pegawai.
Percontohan Serang.
Pemberian remunerasi ini juga bukan
Disiplin merupakan salah satu
tanpa konsekuensi. Jika ada yang
sarana untuk mencapai produktivitas
melanggar peraturan atau kurang
kerja
memiliki
pegawai
terutama
dalam
dengan
birokrasi,
kinerja
maka
akan
dikurangi.
remunerasinya
pengembangan birokrasi.
Sebagai contoh ketika PNS datang
Kadangkala pimpinan dihadapkan
terlambat, pulang sebelum jam kerja
pada prestasi dan perilaku yang tidak
selesai,
diharapkan.
remunerasinya akan dipotong. Setiap
sumberdaya
tindak
aparat
Hukum
disiplin
dan
digunakan
ukuran
atau
semester
untuk
bolos
kerja
Kementerian
maka
Keuangan
menghilangkan perilaku yang tidak
melakukan evaluasi kinerja setiap
diinginkan dan prestasi yang buruk.
stafnya. Selain evaluasi pelaksanaan
Penegakan hukuman masih dianggap
tugas salah satu unsur penilaiannya
sebagai cara yang efektif dan efisien
adalah kehadiran di tempat kerja.
untuk mengubah perilaku. Dalam
Terdapat hubungan atau kesatuan
organisasi publik contoh perilaku
antara respon yang didefinisikan dan
yang mendapat hukuman antara lain
konsekuensi
korupsi,
penyalahgunaan
menentang atau stimulus (seperti:
kewenangan, absensi, memperlambat
pengurangan pembayaran bagi yang
jam kerja dan memalsukan biaya. Di
absen,
KPPN
karena prestasi kerja yang buruk dan
Percontohan
Serang
tindakan
mendapatkan
yang
peringatan
ketidakdisiplinan akan berpengaruh
sebagainya).
terhadap besaran remunerasi yang
dikatakan bahwa penegakan disiplin
diterima serta menentukan posisi
pegawai
di
grade remunerasi pegawai. Disiplin
Serang
berkait
kehadiran misalnya dipantau melalui
remunerasi
absensi
konsekuensinya.
elektronik
(hand
key)
sehingga pegawai menjadi lebih tepat 190
Sehingga
KPPN
dapat
Percontohan erat
pegawai
dengan sebagai
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
persepsi
dinamika kegiatan dan entitas publik
remunerasi pegawai, motivasi kerja
dan privat (business and society), dan
dan disiplin kerja terhadap kinerja
(d) sumber daya aparatur yang
pegawai
Percontohan
berada pada struktur dengan posisi,
bersama-sama
hak, kewajiban, dan tanggung jawab
Pengaruh
di
Serang
KPPN
secara
terhadap kinerja adalah sangat kuat
tertentu.
dan signifikan (yaitu sebesar 80,7
dilaksanakan secara simultan seperti
persen). Dengan demikian persepsi
penyusunan
remunerasi pegawai yang positif
Procedures (SOP) yang benar-benar
terhadap motivasi kerja dan disiplin
implementatif,
kerja, akan semakin memperbesar
akuntabel
pengaruh motivasi kerja dan disiplin
penyusunan uraian jabatan, standar
kerja secara bersama-sama terhadap
kompetensi
kinerja
sehingga
pegawai
di
KPPN
Berbagai
agenda
Standard
Operating
efektif, dan
efisien, transparan,
jabatan, dihasilkan
harus
assesment, job
person
macth (Buletin Kinerja, 2010:4).
Percontohan Serang. Pelaksanaan
Direktorat
reformasi
Jenderal
birokrasi memerlukan strategi dan
Perbendaharaan,
program aksi yang terarah pada
menyatakan dalam Buletin Kinerja,
proses perubahan dan pencapaian
Edisi 4 tahun (2010 : hal.11) sebagai
sasaran
berikut : “Individu (SDM) sangat
yang
pada
pokoknya
Herry
Purnomo
meliputi, (a) aktualisasi tata nilai,
menentukan
yang melandasi dan menjadi acuan
organisasi,
perilaku
proses
diaplikasikan ukuran kinerja individu
administrasi negara dan birokrasi,
individu. Melalui pengukuran kinerja
yang terarah pada pencapaian tujuan
individu, reward and punishment
bangsa dalam bernegara, (b) struktur
mudah
(tatanan kelembagaan negara dan
bisa dapat dengan jelas diberikan.
masyarakat
Selama ini kinerja individu kurang
wilayah),
sistem
pada (c)
dan
setiap
proses
satuan
karena
dilaksanakan.
diperhatikan
manajemen
langkah
karena
itu
gerak perlu
Remunerasi
belum
ada
ukuran yang jelas. Kalaupun ada,
dalam keseluruhan fungsinya, dalam
191
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
ukuran tersebut masih diperdebatkan.
remunerasi pegawai, motivasi kerja
Sebagai
dan
contoh
diberikan
grading
ke
yang
pegawai
disiplin
kerja
menunjukkan
adanya pengaruh yang
belum
kuat dan
memperhatikan tanggung jawab dan
signifikan terhadap kinerja pegawai
beban kerja individu. Orang dengan
di
beban
berbeda
Kinerja akan masuk dalam penilaian
mendapatkan remunerasi yang sama.
komponen pertama dari grading
Terkait
dari
remunerasi diatas yang diberi bobot
lakukan
penilaian sebesar 40 persen, variabel
berdampak positif. Jika ada capaian
disiplin diberikan bobot penilaian 30
yang masih merah, kita identifikasi
persen sedangkan sikap dan perilaku
penyebabnya,
kita
terhadap pekerjaan termasuk persepsi
untuk
dan motivasi kerja diberikan bobot
kerja
yang
dampaknya,
monitoring
yang
menentukan
maka kita
selanjutnya action
plan
dapat
kita
lihat
Percontohan
Serang.
penilaian 30 persen. Sebagaimana
memperbaikinya”. Berdasarkan
KPPN
uraian bahwa
diatas ukuran
disampaikan
oleh
Ditjen
Perbendaharaan
sendiri
bahwa
grading remunerasi memang masih
melalui pengukuran kinerja individu,
terdapat
reward
perdebatan,
terutama
and
punishment
mudah
berkenaan dengan beban kerja dan
dilaksanakan, remunerasi bisa dapat
tanggung jawab individu. Namun hal
dengan
ini diantisipasi melalui monitoring
karenanya dapat disimpulkan dalam
yang dilakukan oleh pihak Ditjen
penelitian ini bahwa para pegawai di
Perbendaharaan
yang
KPPN Percontohan Serang memiliki
menunjukkan dampak yang positif.
persepsi remunerasi yang positif,
Ditjen Perbendaharaan sendiri juga
motivasi kerja dan disiplin kerja
akan
yang tinggi sehingga menghasilkan
selalu
sendiri
melakukan
upaya
dampak
terhadap
Oleh
kebijakan
remunerasi ini terhadap kinerja para pegawainya.
diberikan.
kinerja pegawai yang tinggi pula.
perbaikan yang berkelanjutan untuk memantau
jelas
Hasil
penelitian
variabel
persepsi
KESIMPULAN Berdasarkan diatas 192
dapat
pembahasan
diketahui
bahwa
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
persepsi
berada pada tingkat sedang. Hal ini
remunerasi pegawai, motivasi kerja
antara lain tampak dalam jawaban
dan disiplin kerja terhadap kinerja
yang diberikan responden yang tidak
pegawai
di
menyatakan
Serang
sudah
besarnya
pengaruh
signifikan
KPPN
Percontohan
sangat
dengan
kuat
ketika
diberikan pernyataan yang berkenaan
dan
kisaran
pendapat
dengan
62,9
apresisasi
atasan
dan
persen sampai dengan 80,7 persen.
achievement dari organisasi. Oleh
Hal ini tentunya merupakan hal yang
karenanya disarankan agar motivator
sangat diharapkan mengingat tugas
atau
besar yang diemban segenap jajaran
sebagaimana
Kementrian
pada
teori Herzberg diatas diaplikasikan di
umumnya dan KPPN Percontohan
KPPN Percontohan Serang dimana
Serang
terdapat pengakuan atas prestasi,
Keuangan
pada
khususnya,
yang
pembawa
kepuasan
dikemukakan
serta
dalam
merupakan ujung tombak reformasi
rekognisi
kesempatan
birokrasi.
meningkatkan karir yang jelas. Oleh untuk
karenanya disarankan agar tercipta
terus memberikan kinerja terbaik
transparansi dan akuntabilitas antara
maka beberapa hal dibawah ini patut
struktural
dipertimbangkan
mengurangi
Meskipun
demikian
antara
lain:
1)
dan
fungsional distorsi
dan
Melalui Two Factors Theory dari
ketidakadilan
Herzberg
yang
remunerasi ini. Dengan demikian
disebut
terwujud pula equal pay for equal
terdapat
menyebabkan
faktor
kepuasan
work;
yang
penelitian,
faktor
rekognisi (pengakuan), (c) pekerjaan
memberikan
kontribusi
itu sendiri, (d) tanggung jawab, (e)
pengaruh terbesar terhadap kinerja di
kesempatan
meningkatkan
KPPN Percontohan Serang. Oleh
karir dan (f) insentif yang baik.
karena itu penegakan disiplin juga
Persepsi
sangat diperlukan meskipun selama
(a)
untuk
remunerasi
prestasi,
pegawai
(b)
di
ini
KPPN Percontohan Serang masih
193
sudah
Berdasarkan
sistem
motivator atau pembawa kepuasan meliputi
2)
dalam
untuk
banyak
hasil disiplin
upaya
atau
yang
Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No 2, Desember 2010
dilakukan oleh KPPN Percontohan
tuntutan masyarakat terhadap KPPN
Serang
pengawasan
Percontohan Serang adalah tinggi,
pekerjaan dan tingkat kehadiran yang
untuk melakukan pembenahan yang
dipantau dengan absensi elektronik
krusial terhadap reformasi birokrasi;
(handkey). Hukuman dan ukuran
3) Penilaian terhadap sikap dan
tindak
untuk
perilaku terhadap pekerjaan yang
menghilangkan perilaku yang tidak
memiliki bobot penilaian sebesar 30
diinginkan dan prestasi yang buruk.
persen
Penegakan hukuman masih dianggap
berdasarkan
PMK
sebagai cara yang efektif dan efisien
No.190/PMK.01/2008
masih
untuk mengubah perilaku. Dalam
memungkinkan
organisasi publik contoh perilaku
penilaian. Misalnya saja bagaimana
yang mendapat hukuman antara lain
mengukur tingkat integritas, yang
korupsi,
diberi nilai 90 jika sangat sering
melalui
disiplin
digunakan
penyalahgunaan
sebagai
penetapan
terjadinya
grade
bias
kewenangan, absensi, memperlambat
mempertahankan
jam kerja dan memalsukan biaya.
memegang
Hal ini perlu dilakukan dengan
Pengukuran ini sangat sulit karena
pertimbangan
yang
pemberlakuan
kejujuran
teguh
dinilai
kode
adalah
dan etik.
kejujuran
remunerasi di KPPN Percontohan
pegawai yang dinilai oleh atasan oleh
Serang harus menjamin bahwa setiap
karena itu alat ukur yang obyektif
satuan dalam birokrasi publik harus
diperlukan
mampu menghayati bahwa money
akurat dalam penilaian integritas ini.
follow functions (uang mengikuti fungsi)
dan
Artinya membawa
bukan
adalah
sebaliknya.
kebijakan
konsekuensi
ini
bahwa
194
untuk
menilai
secara
Pengaruh Persepsi Remunerasi Pegawai, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Kppn) Percontohan Serang Provinsi Banten (Yeni Widyastuti)
Kebijakan, Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan. Edisi 4
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Kiragu, Kithinji & Rwekaza Mukandala. 2003. Public Service Pay Reform Tactics Sequencing and Politics in Developing Countries: Lessons from Sub-Saharan Africa (Draft Report)
Bappenas. 2004. Laporan Kajian Sistem Renumerasi PNS. Bappenas, Jakarta. Purwani, Rina. 2009. Hubungan Sistem Remunerasi Baru Dengan Motivasi Dan Kinerja Pegawai PT Pertamina Geothermal Energy Kantor Pusat Jakarta
Stiffler, Mark A. 2006. “Incentive Compensation Management: Making Pay-for-Performance a Reality”. Performance Improvement Vol. 45 No. 1.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alphabeta. Bandung
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.1/2008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan
Shields, Jhon. 2007. Managing Performance Employee and Reward : Concepts, Practices, Strategies. Cambridge University Press: United Kingdom (UK)
http://www.perbendaharaan.go.id/pro /index.php?pilih=news&aksi=lihat&i d=2332 diakses tanggal 18 Maret 2010 jam 13.47 wib
Buletin Kinerja: Mengawal Perubahan. 2010. Pusat Analisis dan Harmonisasi
195