BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.1.1. Yogyakarta Sebagai Kota Pendidikan
Yogyakarta
kota
pendidikan
dengan
kota-kota
lainnya, Yogyakarta mempunyai banyak fasilitas
pendidikan
terbesar
yang
di
merupakan
Indonesia.
bermutu
salah satu
Dibandingkan
dan memadai, sehingga
banyak
pelajar
dan
mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang datang ke
Yogyakarta untuk menuntut ilmu. Predikat Yogyakarta
gai
kota
seba
pelajar itu terlihat dari
jumlah
sebesar 30 % dari jumlah
penduduk.
Yogyakarta
boleh dikatakan sebagai tempat penggodokan dan
pengasahan
mahasiswa
intan-intan
ayem,
pelajar
remaja. Suasana kota Yogya yang tenang,
penuh toleransi dan tidak ngoyo, merupakan
dan
adem
suasana
yang sangat mendukung dalam proses belajar.
Jumlah
adalah
penduduk Yogyakarta pada periode
3.124.286 jiwa1^, dan 9,3 % dari
jumlah
1994/1995
tersebut
merupakan pemuda yang dapat mengenyam pendidikan di
ting-
kat
30
SLTP
dan SLTA, dan ini berarti juga merupakan
%
dari jumlah pemuda yang ada di Yogyakarta.
Untuk Wilayah Kotamadya Yogya yang mempunyai jumlah
penduduk sebesar 464.946 jiwa, prosentase pelajar SLTP dan SLTA
adalah sebesar 16,75 %, secara rinci jumlah
dan sekolah untuk 1) BPS,
SLTP dan SLTA,
pelajar
ditunjukkan dalam tabel
Yogyakarta Dalam Angka, 1994.
d Ibawa.il
in'
Tabel
1.
Jumlah Murid dan Sekolah
SLTP dan SLTA Th 1994 di Kotamadya Yogya
>MA
SMP Status
Ski
Dibawah Depdikbud Kejuruan Diluar Depdikbud Jumlah
Sumber : BPS,
Mrd
Ski
Mrd
23.667
56
782
29
24.275 19.893
6
1.501
14
2.792
74
25.950
99
46.960
65 o
Yogyakarta Dalam Angka,
1994
Prosentase peningkatan pelajar SLTA di Yogya adalah
23,59 %, dari jumlah tersebut
adalah pelajar asal
daerah
dan pendatang, sedangkan peningkatan jumlah pelajar penda tang
Dengan
melihat
jumlah pelajar pendatang yang dari tahun ke tahun
mening-
kat
sebesar
akan
banyak
permasalahan tinggal
1,71 % - 2,0 % per
yang
menimbulkan
tahun.
permasalahan.
timbul adalah
kebutuhan
sebagai tempat hunian dan tempat
Salah
satu
akan
tempat
belajar
selama
menyelesaikan study di Yogyakarta.
1.1.2. Kebutuhan Asrama Pelajar SLTA
Salah
pelajar
satu
pengatasan masalah
hunian
bagi
ini adalah dibangunnya Asrama Pelajar yang
para
dipe-
runtukkan bagi pelajar luar daerah, keberadaan asrama selain sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat
jar
dan tempat pembinaan sehingga keberadaan
ini bela
asrama
ini
mampu mendukung lancarnya proses belajar siswa. Dalam
Tap
MPR No IV/MPR/1978 disinggung tentang pentingnya pembinaan
terhadap berikut
generasi
Pengembangan
"
mempersiapkan nasional
nan,
muda,
kader
adapun
isinya
generasi
muda
perjuangan
bangsa
dan
kepemimpi-
patrotisme,
kepribadian dan budi pekerti luhur".
kreatifitas
untuk
pembangunan
generasi muda berkembang
ideal-
2 N
' Oleh
itu perlu diciptakan iklim yang sehat sehingga kan
sebagai
diarahkan
dengan memberikan bekal ketrampiIan,
kesegaran jasmani, daya kreasi,
isme,
adalah
karena
memungkun-
secara
wajar.
Selain itu dengan adanya asrama ini akan meringankan beban
orang
tua,
baik beban biaya maupun
beban
batin
karena
tempat tinggal anaknya selama pendidikan berada jauh
dari
rumah dan pengawasan mereka.Asrama merupakan suatu fasili tas tempat tinggal yang didalamnya diberikan suatu wasan
pelajar
dan penanganan khusus guna
mencegah
terhadap tindakan-tindakan
norma-norma
sosial
terjerumusnya
negatif.
dan susila lebih mudah
penga
Pelanggaran terjadi
pelajar yang tinggal di pemukiman tersebar, karena lingkungan
pada
faktor
merupakan faktor yang paling mendominasi
peiu-
bentukan pribadi seseorang.
Pelajar pada hakekatnya mempunyai kepentingan
sama,
yaitu
menuntut
ilmu di
sekolah
yang
diharapkan
dengan tujuan dan harapan agar dapat belajar dengan tif
dan
yang
efek-
efisien.
Sebagai gambaran mengenai kebutuhan tempat
2) MPR RI, Tap MPR No IV/MPR/1978, Pola Umum PELITA ke Tiga, Sosial Budaya, No 10 Huruf b.
tinggal
bagi
pelajar yang memilih asrama sebagai
tempat
selama pendidikan di Yogya, ditunjukkan dalam tabel wa h
tinggal diba-
in i . Tabel 2. Macam Asrama
oan Kapasitas Daya Tampung
Nama
Daya Tampung
Asrama
178 96 82 30 30
Mu'allimin
Syantikara Realino Mahakam Pasir
Uai
Tabel
orang orang orang orang orang
3.
Jumlah Pendaftar Calon Penghuni Asrama
dan Kapasitas Daya Tampung Asrama Putri
Asrama
Kapasitas
Jumlah
Tahun
Pendaftar
Stella Duce
Sumber
: Sr.
1989
122
80
1990
138
80
1991
140
80
1992
158
80
Theodorine,
Catatan pendaftar warga Asrama
S t e l l a Duce.
Asrama
Kapasitas
Jumlah
Tahun
Pendaftar
Mu'allimat
Sumber
1989
152
116
1990
161
116
1991
173
116
1992
186
116
: Ibu Kholifah Syukri,
Catatan Jumlah Penghuni
Asrama Nu "allimat.
Dengan melihat tabel diatas,
terlihat bahwa kapasi
tas daya tampung asrama lebih sedikit dibandingkan
dengan
jumlah calon penghuni asrama, dengan begitu masih diperlu-
kan
adanya
tinggal
bagi
asrama untuk memenuhi kebutuhan
para
peminat calon
semakin meningkat dari tahun ke
1.1.3.
akan
penghuni
tempat
asrama
yang
tahun.
Asrama Pelajar SLTA
Asrama pelajar SLTA ini adalah khusus untuk pelajar
putri.
Latar belakang dari pada keberadaan asrama
pelajar putri ini, selain ditinjau dari masalah akan
tempat tinggal dan tempat belajar yang
khusus
kebutuhan
layak,
juga
ditinjau dari kondisi psikologis remaja putri.
Pelajar SLTA pada umumnya berusia 16-20 tahun, pada usia tersebut dinamakan usia remaja,
yaitu usia dimana dia
bukan lagi anak-anak tetapi juga belum dewasa. Dalam tersebut
terjadi
suatu perkembangan dalam
diri
usia
seorang
remaja, perkembangan pribadi dalam diri remaja itu
antara
lain3) : - Mereka berusaha melepaskan diri dari orang tua.
- Mereka cenderung mendekati teman sebaya.
Perkembangan perilaku ini, bagi remaja putra tidak menjadi masalah,
tetapi bagi bagi remaja putri
permasalahan, berat
karena
melepaskan
kebanyakan orang
anak putrinya untuk
akan
tua
menimbulkan
akan
berusaha
sangat mandiri,
menjauh dari pengawasannya.
Pada
seorang
masa
remaja
remaja,
merupakan
suatu
mengalami ketakstabilan emosi
masa
dan
dimana
upaya
3) DR. Siti Rahayu Haditomo, Prof, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press, 1992.
penemuan but,
jati diri.
tanpa adanya bimbingan dan
banyak menimbulkan Bimbingan putri
Dengan melihat kondisi remaja khusus,
akan
efek-efek negatif. dan pengawasan
yang menuntut
hal
khusus
ini,
bagi
ilmu jauh dari daerahnya
lukan dalam mengatasi muan jati diri,
pengawasan
terse
lebih
ketakstabilan emosi dan
ini untuk mencegah
pelajar diper-
upaya
terjadinya
pene penyim-
pangan perilaku pelajar putri ke dalam hal-hal yang tif.
Selain
ditinjau suatu
itu seorang pelajar
dari
watak dasar yang
fasilitas
yang
mampu
menyesuaikan dirinya terhadap
putri
pendatang,
dimilikinya,
mendampingi
bila
memerlukan
dirinya
dalam
lingkungan yang baru.
Adapun
watak dasar yang dimiliki remaja putri, -
nega
antara lain
'
:
Feminim
- Lebih menutup diri - Memerlukan
rasa aman
yang besar
Dengan melihat watak dasar putri
akan
seorang remaja
lebih kesulitan dalam menyesuaikan diri
lingkungan yang baru dari
1.2.
tersebut,
dengan
pada remaja putra.
Permasalahan
1.
Bagaimana keberadaan
asrama pelajar dan
fasilitas
penunjangnya mampu mendukung proses belajar
huni serta
asrama proses
dan
segala
aktivitas
integrasi penghuni
peng
kegiatannya,
asrama
terhadap
4) David 0.Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau, Psikologi Sosial, Alih Bahasa Michael Adryanto, Erlangga, Jakarta, 1991.
lingkungan yang baru.
2.
Bagaimana merencanakan kegunaan ruang utama beserta
ruang
memenuhi untuk
1.3.
efisien
dalam
fungsi dan persyaratannya sebagai
istirahat dan
Tujuan dan
1.3.1.
pelengkapnya yang
arti tempat
belajar.
Sasaran
Tujuan
Menyediakan
fasilitas
dapat dipergunakan sebagai
bagi
pelajar
putri,
yang
:
- Tempat tinggal dalam jangka waktu 3 tahun. - Tempat pembinaan siswi.
selain
itu
juga untuk meringankan beban orang
menyekolahkan anaknya di
1.3.2.
Sasaran
bagi
belajar
yang
luar daerah tempat tinggalnya.
Mendapatkan konsep dasar perencanaan dan
gan
tua
asrama pelajar sebagai wadah dan
pembinaan sebagai dasar
terbangun melalui
kegiatan pengungkapan
hunian, fisik
:
- Pengaturan tan,
perancan-
hubungan antara beberapa fungsi
antara
lain
kegia
:
* Kegiatan belajar * Kegiatan
tinggal
* kegiatan-kegiatan kegiatan diatas, -
kegiatan
lain antara
yang lain
diperlukan :
relax
- kegiatan pembinaan,
dan
Iain-lain
diluar
ke
dalam sistem
lay out
fisik dengan
rangi ruang gerak penghuni
- Mengemukakan
kungan
lainnya.
makro maupun mikro untuk
ling
dirumuskan
dalam
lay out dan accessibilitas.
Lingkup Pembahasan
- Mengungkapkan
tif,
masalah arsitektur yang
persyaratannya. Persyaratan
persyaratan
besaran,
pola interior,
persyaratan
kenikmatan,
mulai dari ruang utama, - Masalah
lain diluar
masalah
sirkulasi,
persyaratan fisis ruang,
sampai ruang pelengkap. akan
sejauh mendukung pemecahan
utama.
yang dipergunakan adalah Diskripsi
metode
deduktip,
asrama
sebagai tempat tinggal,
dengan
pola
meliputi
Pembahasan
Analisa
pembinaan
yang
lingkup arsitektur hanya
dibahas secara selektif,
Metode
representa-
bagi ungkapan tata ruang Asrama Pelajar dengan
segala
1.5.
mengu-
kedudukan asrama pelajar dalam
penentuan lokasi,
1.4.
tidak
bagi
fungsi
yaitu dengan memulai
pelajar. dan
masalah
tempat belajar dan
Kesemuanya
peran yang
tinjauan
kemudian
diemban
asrama
dengan
tempat
dikaitkan pelajar,
sebagai tolok ukur usaha penyelesaian masalah-masaiah pada sebuah bangunan
asrama pelajar.
SjSr l*
9
1. 7.Sistematika Pembahasan
BAB
I. Pendahuluan yang berisi tentang pembahasan Belakang,
Lingkup
Permasalahan,
Pembahasan,
Tujuan
Metode
dan
Latar
Sasaran,
Pembahasan
serta
Sistematika Pembahasan.
BAB
II. Tinjauan Umum tentang Asrama sebagai tempat ting
gal belajar dan tempat pembinaan remaja.
BAB III. Mengungkapkan
perkembangan
sosial
remaja
dan
pengaruh psikologis terhadap perancangan asrama.
BAB
BAB
IV. Menganalisa
wadah
kegiatan
asrama pelajar SLTA
V. Konsep perencanaan dan perancangan asrama pelajar SLTA di Yogyakarta.