me 2 Nomor 3 20 013 Jurnal Teeknik PWK Volum Online :http:///ejournal-s1.unddip.ac.id/index.phhp/pwk __________________________________________________________________________________________________________________________
PERUB BAHAN KARA AKTERISTIK PPERMUKIMA AN PESISIR P PADA KAWA ASAN WISATA A PANTAI ALAM RAND DUSANGA IN NDAH KABUPATEN BREBBES
1
a¹dan Bitta P Pigawati² B Chandra Annggitya Putra Mahasisw wa Jurusan Pe erencanaan W Wilayah dan Ko ota, Fakultas Teknik, Univerrsitas Diponeg goro 2 Dosen Jurusan Perencanaan Wilaayah dan Kota a, Fakultas Tek knik, Universittas Diponegorro email :
[email protected] m
Abstrak: Kawasan Pantai Alam Randusanga IIndah (PARIN)) merupakan salah satu wiilayah pariwissata potensiall miliki penggunnaan lahan ya ang terdiri da ari perikanann (budidaya dan d tangkap),, (WPP)) pantai utarra yang mem hutan n mangrove, p pertanian (saw wah terintrusi)i), permukima an minoritas d dan pariwisataa (wisata pantai). Kawasan n wisata a yang terleta ak di Kelurahan Randusannga Wetan da an Randusang ga Kulon terseebut memilikii karakteristikk guna lahan spesifiik karena di kawasan k wisaata yang berffungsi untuk menjalankan aktivitas wissata terdapatt an aktivitas pariwisata ddi Kawasan Pantai Alam m fungsi lain berupa kawasan permukiman. Perkembanga usanga Indah h (PARIN) tellah mempenggaruhi perub bahan guna lahan l di seki kitar kawasan n wisata dan n Randu memp pengaruhi perubahan kondisi fisik lingkkungan perm mukiman dan penggunaan permukiman n masyarakatt pesisiir di sekitarnyya. Penelitian ini bertujuaan untuk meengkaji bentuk perubahan karakteristikk permukiman n w Pantai Alam Randuusanga Indah di Kelurahan n Randusangga Kulon dan Randusanga a pesisiir kawasan wisata ukiman dan perubahan penggunaan n Wetan berdasarkan indikatorr perubahan lingkungan fisik permu ukimannya. H Hasil penelitian n menunjukann bahwa telah h terjadi perubahan karaktteristik permu ukiman pesisirr permu pada kawasan wiisata Pantai Alam Randussanga Indah yang melipu uti Kelurahan Randusanga a Wetan dan n usanga Kulon Wetan. Perub bahan karaktteristik lingkun ngan fisik perm mukiman massyarakat pesissir ditunjukan n Randu dari p peningkatan kkualitas jaring gan jalan, penningkatan kua alitas hunian, peningkatan kualitas perm mukiman, dan n peningkatan kualiitas permane ensi bangunaan. Sementarra kualitas ja aringan persaampahan di permukiman n arakat pesisiir mengalamii penurunan. Sementara perubahan karakteristik k ppenggunaan permukiman n masya masya arakat Perubahan penggu unaan permukkiman sebagiian besar dila akukan oleh m masyarakat yang y memilikii hunia an di sekitar akkses masuk w wisata pantai. PPenggunaan p permukiman yyang semula hhanya hunian biasa beralih h menja adi warung/to oko/jasa karen na peluang ussaha yang diseebabkan kebe eradaan kawaasan wisata pa antai. Kata Kunci : Perrubahan kara akteristik Perrmukiman, aktivitas a pariw wisata, lingkkungan fisik permukiman,, pengg gunaan permu ukiman Abstract: Area of P Pantai Alam R Randusanga Inndah (PARIN) is one of pote ential tourism m area (WPP) iin north coastt on lands conssisting fisheryy (cultivation n and piscato orial), mangro rove, agricultu ure (intruded d that has utilizatio ng), minor seettlement and d tourism (beeach tourism)). The area which w is locatted in Randussanga Wetan n farmin villagee and Randussanga Kulon has a specific lland use beca ause in the are ea which also serves to und dergo tourism m activitty has anotheer function, a a settlement aarea. The gro owing tourism m activity thaat happens there has been n affectting the chan nge of land use around tourism area a and affecting a physicaal condition of o residentiall enviro onment and fu unction of coa astal settlemeent of citizen a around the arrea. This reseaarch aims to e examine whatt shapee of the chang ge of coastal settlement ch characteristicss in tourism area of Pantaii Alam Randu usanga Indah,, Randu usanga Kulon n village and d Randusangaa Wetan villa age based on n the indicattor of change e of physicall resideential environ nment and th he use of thee settlement. The results of o the researrch show tha at there weree chang ges of coastall settlement characteristicss in tourism arrea of Pantai Alam Randussanga Indah e encompassing g Randu usanga Wetan n village and Randusanga KKulon village. The change o of physical envvironment cha aracteristic off coasta al settlementt of citizen is shown from tthe growing networking off street qualiity, residentia al, settlement,,
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
| 444
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasan Wisata Pantai
Chandra Anggitya dan Bitta Pigawati
and building permanence. Meanwhile the quality of waste‐related network in the coastal settlement has reduced. The change of use of settlement is mostly done by the people who settle around the gate of the tourism area. The original use of the settlement that was only a common resident turned into shopping and service centre because of the marketing opportunity around the tourism area.
Keywords:Thechange of settlement characteristic, tourism activity, physical settlement environment, function of the settlement
PENDAHULUAN Sektor Pariwisata Kabupaten Brebes termasuk ke dalam kategori WPP‐F bersama wilayah Tegal dan sekitarnya dengan basis pengembangan produk yaitu pengembangan kegiatan wisata alam dan agro. Perkembangan pariwisata di suatu kawasan akan membawa berpengaruh terhadap sumber daya lokal yang ada di sekitarnya termasuk yang terjadi di kawasan pariwisata pesisir Kabupaten Brebes. Pada prinsipnya Erawan (1987:47 dalam Tashadi, Ed., 1994) membagi 3 bidang pokok yang dipengaruhi pariwisata yaitu sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Pitana dan Gayatri (2005:109) menyatakan bahwa pariwisata sebagai suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh masyarakat dengan berbagai dampak terhadap sosial ekonomi, sosial budaya dan lingkungan fisik permukiman, termasuk terhadap masyarakat pesisir. Dahuri et al. (2001: 226) mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa bila suatu wilayah pesisir dibangun untuk tempat rekreasi, biasanya fasilitas‐ fasilitas pendukung lainnya juga berkembang pesat. Wiranatha (2008) menyatakan bahwa secara umum, pariwisata berdampak positif salah satunya peningkatan infrastruktur di daerah tujuan wisata. Kawasan pesisir yang terletak di Kelurahan Randusanga Wetan dan Randusanga Kulon tersebut memiliki karakteristik guna lahan spesifik karena di kawasan wisata yang berfungsi untuk menjalankan aktivitas wisata terdapat fungsi lain berupa kawasan permukiman. Sebagai Wilayah Pariwisata Potensial (WPP) pantai utara yang diresmikan sejak tahun 2001 lalu, aktivitas pariwisata Pantai Alam Randusanga Indah telah membawa perubahan signifikan terhadap penggunaan lahan di wilayah pesisir
Kelurahan Randusanga Wetan yang mempengaruhi kondisi lingkungan fisik permukiman dan penggunaan permukiman masyarakat pesisir di sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bourne dalam Suseno (2008), bahwa tumbuhnya pemusatan aktivitas sarana rekreasi/wisata akan membawa dampak perubahan penggunaan lahan di wilayah sekitarnya. Secara ekonomis, Alih fungsi lahan atau perubahan penggunaan lahan merupakan mekanisme yang mempertemukan antara permintaan dan penawaran lahan yang menghasilkan kelembagaan lahan baru dengan karakteristik yang berbeda (Nugroho dan Rochmin (2004) dalam Suseno, 2008). Alih fungsi lahan ini dapat berjalan secara sistematis dan sporadis. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan termasuk kebutuhan lahan permukiman. Akibatnya, lahan‐lahan non terbangun berubah fungsi menjadi lahan terbangun. Hal tersebut pula yang akhirnya mempengaruhi karakteristik permukiman masyarakat pesisir di sekitar kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah. Adapun perubahan lingkungan fisik permukiman akibat perkembangan kawasan wisata sebagaimana Sujarto (1993:134) tegaskan bahwa dampak fisik diperlihatkan oleh peningkatan kondisi kualitas lingkungan fisik permukiman yang bersih, nyaman dan bebas banjir melalui penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar bagi permukiman yang memadai. Perubahan sebuah permukiman sangat dipengaruhi oleh perubahan aktivitas masyarakat yang mendiami (Rossi, 1982). Dalam hal ini permukiman terbentuk sebagai akibat adanya
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 444-456
| 445
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
fungssi dari aktivvitas manussia yang lua s dan komp pleks dan di sisi lain ju uga dapat ddilihat sebaggai hasil dari d bentukkan fisik b uatan manu usia yang terrbentuk dari waktu ke w waktu dan ttumbuh tidaak hanya se ecara fisik n amun tumb buh bersamaa masyarakatnya (Spreirregen, 1985). Berdasarkaan penelitian n yang dilakkukan pangan, makka diharapkan dapat menngkaji di lap perubahan bagaimana karakteeristik mukiman maasyarakat pe esisir dilihatt dari perm fisik dua aspek utam ma yaitu karakteristik k lingku ungan perrmukiman dan perubbahan penggunaan perm mukiman pa ada saat sebbelum dan ssetelah adan nya aktivitass wisata. Wiilayah penelitian meliputi permukiiman pesisirr dua kelurrahan yaitu Kelurahan Randusanga Kulon R dan Randusanga Wetan sep perti dilihat pada bar 1 sebagaai berikut : Gamb
Sumb ber: Citra Quickkbird, 2011
GAMBAR 1 YAH PERMU UKIMAN PESIISIR RANDUSSANGA WILAY KAJIA AN LITERATU UR Perm mukiman Pesiisir
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
Jika menyebuut permukim man, haruss kita baya angkan sebbagai pandu uan antaraa wadah de engan isinyaa, yaitu ma anusia yangg hidup bermasyaraka b at dan berbudaya.. Permukima an adalah perumaha an dengan n segala isi dan d kegiatann yang ada didalamnya.. Pemukiman sering diisebut perumahan dan n atau seba aliknya. Peermukiman sebenarnyaa mengandu ung dua artti yang berrbeda, yaitu u menunjukkkan isi yangg berupa manusia atau u masyaraka at sebagaai penghuni, dan n menunjukkkan wadah bberupa fisik hunian yangg terdiri dari alam dan eelemen buatan manusia.. tetapi, permukiman itu sendiri dapatt p terbentuk dengan addanya hubun ngan antaraa penghuni dengan lingkungan huniannyaa (Marlina (2006) ddalam Rozita, 2009)) Permukima an (settlem ment) dapa at diartikan n sebagai ba agian dari ppermukiman bumi yangg dihuni ma anusia denggan segala sarana dan n prasarana yang m menunjang kehidupan n penduduk,, yang meenjadi satu u kesatuan n dengan te empat tingggal yang bersangkutan n (Sumaatma adja dalam SSunarno, 200 04 : 39). Sementara w wilayah pesisir dapatt an sebagai wilayah da aratan yangg didefinisika berbatasan n dengan llaut, batas di daratan n meliputi daerah‐daera d ah yang tergenang airr maupun yang tidak teergenang air yang masih h dipengaruh hi oleh prooses‐proses laut sepertii pasang surut, angin llaut dan inttrusi garam,, sedangkan n batas di laaut ialah daerah‐daerah h yang dipen ngaruhi olehh proses‐ pro oses alami dii daratan se eperti sedim mentasi dan mengalirnyaa air tawar ke laut, sertta daerah ‐ daerah lautt engaruhi ol eh kegiatan n‐ kegiatan n yang dipe manusia di daratan (Beengen, 2001). Maka darii itu permu ukiman pesiisir dapat didefinisikan d n sebagai ba agian dari ppermukiman bumi yangg dihuni ma anusia denggan segala sarana dan n prasarana penunjang kehidupan penduduk,, yang menjadi satu kes atuan dan te erletak padaa wilayah da aratan yang bberbatasan d dengan laut,, batas di da aratan melipputi daerah‐d daerah yangg tergenang air maupunn yang tidak tergenangg air yang masih dipengaaruhi oleh prroses‐prosess laut. Keterkaitan Keberadaaan Aktivitas Wisata dan n Perubahan n Karakteristitik Permukim man
| 446
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasan Wisata Pantai
Chandra Anggitya dan Bitta Pigawati
kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivism yang memandang realitas/ gejala/ fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Menurut (Creswell, 1994, hal. 153) penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif meliputi tahap pengujian suatu literatur, pengujian hipotesis atau pertanyaan penelitian yang muncul dari literatur, mengoperasionalkan konsep atau variabel, dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel tersebut sehingga menghasilkan kesimpulan dan saran dari penelitian. Metode pengumpulan data membahas tentang alat/ teknik pengumpulan data dan prosedur penelitan dilakukan meliputi pencatatan data, kebutuhan data yang diperlukan, dan langkah‐langkah penelitian selanjutnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder. Untuk memperoleh sampel yang akurat, maka dibutuhkan rumus penentuan besaran sampel. Ukuran sampel pada penelitian ini akan diukur dengan rumus dari Notoadmodjo (2003) seperti yang terlihat dari perhitungan pada Tabel 1 dibawah ini. TABEL I JUMLAH SAMPEL DARI JUMLAH POPULASI Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2013 RW Jumlah KK Jumlah Sampel Randusanga Kulon RW I 420 24 RW II 672 36 RW III 301 16 Randusanga Wetan RW I 191 13 RW II 202 11 Total 1828 100 Jenis analisis yang digunakan dalam penelitian, untuk menjawab pertanyaan dan mencapai tujuan penelitian sesuai dengan sasaran penelitian yang akan dicapai yaitu:
Berdasarkan dampak pembangunan pariwisata, maka pada prinsipnya Erawan (1987:47 dalam Tashadi, Ed., 1994 ) membagi menjadi 3 bidang pokok yang dipengaruhi pariwisata yaitu: ekonomi, sosial dan lingkungan. Demikian pula Pitana dan Gayatri (2005:109) memperkuat dengan menyatakan bahwa pariwisata sebagai suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh masyarakat membawa berbagai dampak. Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata, yaitu: dampak terhadap sosial ekonomi, dampak terhadap sosial budaya dan dampak terhadap karakteristik lingkungan fisik permukiman. Dahuri et al. (2001: 226) menyatakan bahwa bila suatu wilayah pesisir dibangun untuk tempat rekreasi, biasanya fasilitas‐ fasilitas pendukung lainnya juga berkembang pesat. Wiranatha (2008 ) menyatakan bahwa secara umum, pariwisata berdampak positif salah satunya peningkatan infrastruktur di daerah tujuan wisata. Dampak terhadap lingkungan fisik permukiman di kawasan wisata adalah penyediaan prasarana dan sarana untuk menunjang kegiatan wisata. Adapun dampak lingkungan fisik permukiman akibat perkembangan kawasan wisata sebagaimana Sujarto (1993:134) tegaskan bahwa dampak fisik diperlihatkan oleh peningkatan kondisi kualitas lingkungan fisik permukiman yang bersih, nyaman dan bebas banjir melalui penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar bagi permukiman yang memadai. Perubahan sebuah permukiman sangat dipengaruhi oleh perubahan aktivitas masyarakat yang mendiami (Rossi, 1982). Dalam hal ini permukiman/kota terbentuk sebagai akibat adanya fungsi dari aktivitas manusia yang luas dan kompleks dan di sisi lain juga dapat dilihat sebagai hasil dari bentukan fisik buatan manusia yang terbentuk dari waktu ke waktu dan tumbuh tidak hanya secara fisik namun tumbuh bersama masyarakatnya (Spreiregen, 1985). METODE PENELITIAN Penelitian tentang perubahan karakteristik permukiman pesisir pada
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 444-456
| 447
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasan Wisata Pantai
Chandra Anggitya dan Bitta Pigawati
analisis ini dilakukan perbandingan karakteristik fisik lingkungan permukiman pada saat sebelum dan setelah keberadaan aktivitas wisata yang melingkupi karakteristik jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan sanitasi, sistem pengelolaan sampah, kepadatan hunian, dan konstruksi bangunan permukiman.Perbandingan yang dilakukan menggunakan besaran atau ukuran seperti panjang jalan, prosentase perubahan kualitas material perkerasan jalan, prosentase kepemilikan sarana air bersih, prosentase kepemilikan sarana sanitasi, prosentase kepemilikan sarana persampahan, prosentase tingkat kepedulian perbaikan prasarana dasar, tingkat kepadatan hunian, dan prosentase penggunaan konstruksi/material bangunan permukiman. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang diperkuat menggunakan informasi hasil penelitian berupa grafik dan peta yang menggambarkan signifikansi perubahan karakteristik fisik lingkungan permukiman. Hasil dari tahapan ini informasiperubahan karakteristik fisik lingkungan permukiman pesisir pada kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah sebagai input dalam tahapan analisis selanjutnya.
Identifikasi kawasan permukiman pesisir pada kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah.tahapan analisis ini merupakan lanjutan dari analisis perkembangan penggunaan lahan kawasan pesisir dengan fokus yang lebih sempit yaitu pada perkembangan penggunaan lahan permukiman pesisir. Dengan begitu, diketahui bagaimana perkembangan penggunaan lahan permukiman pesisir yang dilihat berdasarkan perubahan luas penggunaan lahan permukiman pesisir sehingga dapat diidentifikasi perkembangan penggunaan lahan permukiman yang terjadi signifikan atau tidak. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang diperkuat menggunakan informasi hasil penelitian berupa grafik dan peta. Hasil dari tahapan ini informasiperkembangan perkembangan penggunaan lahan kawasan pesisir sebagai input dalam tahapan analisis selanjutnya. Analisis aktivitas masyarakat permukiman pesisir di sekitar kawasan wisata Pantai Alam Randusanga IndahFenomena perkembangan aktivitas wisata pantai yang mempengaruhi penggunaan lahan pesisir serta aktivitas masyarakatnya, menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menganalisis perubahan karakteristik permukiman yang terjadi. Oleh sebab itu, sebelum masuk ke dalam pokok bahasan perubahan karakteristik permukiman perlu dilakukan identifikasi terhadap perubahan aktivitas masyarakat permukiman pesisir yang terjadi di Kelurahan Randusanga Wetan dan Kelurahan Randusanga Kulon. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan memadukannya dengan analisis crosstab untuk melihat keterkaitan perubahan aktivitas dengan karakteristik masyarakat pesisir randusanga.output dari tahapan ini berupa informasiperkembangan aktivitas masyarakat permukiman pesisir di sekitar kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah sebelum dan setelah adanya kawasan wisata sebagai input dalam tahapan analisis selanjutnya.
Analisis perubahan karakteristik penggunaan permukiman pesisir pada kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah Dalam analisis ini dilakukan perbandingan karakteristik penggunaan permukiman pada saat sebelum dan setelah keberadaan aktivitas wisata yang melingkupi penggunaan hunian masyarakat apakah hanya digunakan sebagai tempat tinggal biasa atau digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Perbandingan yang dilakukan menggunakan prosentase penggunaan hunian agar dapat diketahui signifikansi dari perubahan penggunaan hunian di kawasan permukiman pesisir randusanga. Analisis ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang diperkuat menggunakan informasi hasil penelitian berupa grafik dan peta. Hasil dari tahapan ini informasiperubahan karakteristik fisik lingkungan permukiman pesisir pada kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah sebagai input dalam tahapan analisis selanjutnya.
Analisis perubahan karakteristik fisik lingkungan permukiman pesisir pada kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indahdalam
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 444-456
| 448
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
Analisis perubahan karakteristik permukkiman pesisir pada kaawasan wisa ata Pantai Alam Randusanga In ndah Berttjuan menngkaji perub bahan karaakteristik pe ermukiman yang terjad di. Hasil an nalisis menggenai perubbahan karakkteristik fisik lingkunggan permukkiman dan pesisir perubahan n karakteeristik penggunaan perm mukiman pe esisir menjaddi dua inputt utama dalam d analiisis ini. Deengan mengggabungkan hasil analisiis tersebut, dapat dilihaat bagaimana perubah han karakteeristik serta perm mukiman pessisir secara keseluruhan k damp pak positiff atau negatif terhhadap penggunaan lahan permukimannya. Annalisis ini m menggunakan teknik analisis a deskkriptif kuanttitatif dengaan menunju ukantemuan studi karakteeristik menggenai p perubahan perm mukiman peesisir pada kawasan w wisata Pantaai Alam Rand dusanga Inda ah. HASIL PEMBAHA ASAN Kawasan permukiman pesisirr di usanga Weta an dan Kelu rahan Kelurrahan Randu Randusanga Kulo on berkemb bang memb entuk pola linier yangg terpusat di jalan uutama menu uju objek wisata Pantai A Alam Randu sanga Indah h dan jalan lokal menuju Kelu rahan Kaligaangsa Kulon. Secara geografis, dapat dikatakan batas aantara perm mukiman pessisir di t san ngat bias k arena dua kelurahan tersebut hanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang sangaat kecil. Pada P awaln nya permukkiman terseebut meru upakan pe ermukiman asli masyyarakat Kelurrahan Randu usanga Kulonn yang sebaggian besar bermata b pen ncaharian seebagai petan ni dan petaani tambak. Sedikit berrbeda dengan kawasan pesisir pada umumnya yang identtik dengan n perkampungan nellayan, kawaasan permu ukiman pessisir randu sanga beraw wal dari permukiman masyaarakat margginal yang terus berke embang ke arah pesisir Kelurahaan Randusanga Wetan dan Randusanga Ku ulon. Perkembangan pola perm mukiman bersifat linier m mengikuti jarringan jalan yang sudaah ada seh hingga tidakk ada perub bahan yangg signifikan n terhadap luas kawaasan permu ukiman pesisir di Kel uraha Randusanga Wetan dan Ra andusanga KKulon. Baik pada saat sebelum ma aupun padaa saat setelaah adanya aktivitas wisata, kaw wasan
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
permukima an pesisir pada kawa asan wisataa Pantai Ala am Randus anga Indah h Kelurahan n Randusang ga Wetan ddan Randussanga Kulon n tidak men ngalami perrubahan lua as lahandan n hanya me engalami ppeningkatan kepadatan n permukima an. Peniingkatan keepadatan permukiman p n disebabkan n oleh peniingkatan jum mlah rumah h masyaraka at di kawaasan pesisirr Kelurahan n Randusang ga Wetan ddan Randussanga Kulon n seperti ya ang ditunjuukan pada Gambar 2 2 sebagai be erikut :
Sumber: Analisis Peneliti, 22013
GA AMBAR2 GRAFIK P PERUBAHAN N KEPADATA AN PENDUDU UK Berd dasarkan hassil penelitian n yang telah h dilakukan, menunjukaan bahwa keberadaan n aktivitas wisata Panntai Alam Randusangaa Indah yang g terletak dii Kelurahan Randusangaa Wetan da an Randusannga Kulon keberadaan n turut me erubah akttivitas massyarakat dii Kelurahan Randusangaa Wetan dan Kelurahan n Randusang ga Kulon. 4. Perubahan n aktivitass masyaraka at tidak berhhubungan secara nyataa dengan lam ma tinggal m masyarakat (n nilai Pearson n Chi Square e = 1,720; dkk = 2; dan Asymp. A Sig = = 0,423 > 0,05 0 ) dan asal masya arakat (nilaii Pearson Chi C Square = 0,339; dk = 2; dan n Asymp. Sig g = 0,844 > 0,05) baik di d Kelurahan n Randusang ga Wetan maupun Kelurahan n Randusang ga Kulon. Peru ubahan karakkteristik linggkungan fisikk permukima an disebabkkan akibat ad danya upayaa penataan lingkungan permukiman di sekitarr kawasan wisata olehh pemerinta ah sehinggaa
| 449
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
meru ubah kondisi fisik lingkun ngan permukkiman setelaah keberradaan akktivitas w wisata. Perub bahan terseebut ditunjukan oleh addanya perub bahan karakteristik lingkungan fisik perm mukiman daan perubah han pengguunaan perm mukiman maasyarakat pe esisir. Perubbahan karakkteristik lingkungan fisik permukkiman masyyarakat pesisir tersebutt ditunjukann dari jalan, penin ngkatan kualitas jaringan j penin ngkatan kualitas hunian, peninggkatan kualittas permu ukiman, da an peninggkatan kualittas perman nensi bangu unan. Semeentara damp pak lainnya adalah penurunan kuualitas jaringgan persampahan di d permukkiman masyyarakat pesissir. Peningkaatan kualitas jaringan jalan ditun njukan oleh p peningkatan kualitas maaterial perkeerasan jalan dari seb belumnya hhanya perkeerasan aspaal (30%), batu b (40%) dan semeen (30%) meenjadi jalan a aspal (80%), pavin blockk (15%), sertta batu (5%). Perubahann lain terlih hat dari peenambahan jumlah paanjang jalan lebih dari 300% setelah keberaadaan aktivitas wisata akibat pena ataan lingkuungan perm mukiman di sekitar kawasan k w wisata. Perub bahan terssebut term masuk signnifikan karen na terjadi peeningkatan le ebih dari duua kali lipat dibandingkaan sebelum adanya akttivitas wisatta. Perubahan n karakteristik jaringan jaalan di lingku ungan perm mukiman pesisir p Kelu rahan Randusanga Weetan dan Ra andusanga Kulon dirasakan masyarrakat sebaga ai suatu hal ppositif yang membantu u mengemb bangkan akttivitas mereeka di luar aktivitas pariwisata p p antai. Berdaasarkan penelitian yang y dilakkukan, dikettahui bahwa 48% masya arakat mera sakan hal positif peru ubahan kara akteristik beerupa penambahan panjang jalan dan 52% laainnya menyyatakan perrubahan material perkeerasan jalan menjadi hal h yang po ositif. Perubbahan karakkteristik jarin ngan jalan dapat d dilihat pada Gamb bar 3 sebagaai berikut :
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
Sumber: Ciitra Quickbird, d, diolah; 2013 3
GAM MBAR3 PERUBAHAN KARRAKTERISTIK K JALAN Perkkembangan kualitas jaringan j airr bersih cenderung statiis karena sejak sebelum m elah adannya aktivittas wisataa dan sete penyediaan jaringan air bersih menjadii tanggung jawab j masyaarakat. Baru u pada akhirr tahun 2013 pemerinntah Kabup paten lewatt PDAM mulai membukaa saluran airr bersih bagii masyaraka at Kelurahan Randusanga a Wetan dan n Randusang ga Kulon yaang ditargettkan selesaii pada akhir tahun 20013 pembua atan saluran n baru telah h selesai sehhingga pada awal tahun n 2014 ma asyarakat yyang belum m mampu u menyediakkan kebutuhhan air berrsih merekaa dapat sege era terlayani.. Berd dasarkan hassil penelitian n yang telah h dilakukan terhadapp masya arakat dii permukima an pesisir KKelurahan Randusanga, R , keberadaan aktivitas wisata dirasakan telah h meningkattkan keppedulian pemerintah h terhadap pembangu nan dan penyediaan n jaringan air a bersih d i Permukim man mereka.. Sekitar 17 7% masyarakkat Randusa anga Wetan n dan 30% Masyarakaat Randusa anga kulon n
| 450
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
menyyatakan terd dapat peninggkatan kepeddulian pemeerintah dengan ad danya proogram penyediaan jaringan airr bersih oleh upaten Brebe es yang dira sakan Pemeerintah Kabu masyyarakat sebaagai suatu perubahan yang positif. Perubahan n yang terjad di masih terrpusat wasan pada sekitar jalan utama masuk kaw wisatta Pantai Alam Ran ndusanga Indah tepattnya pada RW R II dan RW R III Kelu rahan Randusanga Kulon. Untuk lebih jelaasnya, dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai beriikut :
Sumb ber: Citra Quicckbird, diolah; 2011
GAMBAR4 PEERUBAHAN K KARAKTERIST TIK AIR BERSSIH
termasuk jaringan j sannitasi atau fa asilitas MCK K sehingga meningkatkaan sekitar 20% 2 jumlah h masyaraka at yang telahh memiliki fasilitas MCK K pribadi di masing‐m masing ruma ahnya. Darii sebelumnyya hanya seekitar 63% masyarakat,, kini angka a tersebut m % meningkat hingga 83% masyaraka at sehingga perubahan yang terjadii dirasakan ssebagai hal yyang positif. Kebe eradaan kaawasan wissata Pantaii Alam Ra andusanga Indah ke enyataannyaa membawa akibat peeningkatan kepedulian n pemerintah terhadaap perbaikkan sistem m sanitasi di d permukim man pesisirr Kelurahan n Randusang ga Wetan sebesar 57% dan n Kelurahan Randusangga Kulon sebesar 5%.. an kepeduliaan tersebut terlihat darii Peningkata adanya bantuan pennyediaan fasilitas MCK K pribadi untuk masing‐‐masing rum mah keluargaa tidak mam mpu yang bbelum memiliki fasilitass tersebut. Bantuan peenyediaan fa asilitas MCK K n tersebut dimulai paada tahun 2012 dan dilakukan ssecara bertaahap masing‐‐masing limaa rumah tan ngga dalam setiap Ruku un Tetanggaa (RT). Seca ara spasial, perubahan karakteristikk jaringan sanitasi di permukim man pesisirr Kelurahan Randusangaa Wetan dan Kelurahan n Randusang ga Kulon terffokus pada w wilayah yangg berbatasan n antara RW III Kelurahan n Randusang ga Kulon ddan RW I Kelurahan n Randusang ga Wetan. Duua RW terse ebut menjadii fokus utama pemerinntah dalam melakukan n bantuan penyediaann sanitasi lingkungan n permukima an berupa ssarana MCK masyarakat.. Untuk leb bih jelasnyaa, perubaha an tersebutt dapat dilihat pada Gam mbar 5 sebaggai berikut :
Sementaraa perkemb bangan kuualitas jaringgan sanitasi cenderung sstatis karena sejak sebellum dan settelah adanya a aktivitas w wisata penyediaan jaringan air bersih meenjadi tangggung jawab m masyarakat. Pemerintah telah menggucurkan baantuan pen nyediaan fa silitas MCK namun jumlahnya masih sangat terrbatas karen na terkend dala masalah pendaanaan. Setelah berdirinyya kawasan wisata, ter dapat upaya penataan lingkungan p permukimann yang mem mperbaiki keetersediaan prasarana dasar
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
| 451
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
sampah meningkat m menjadi se ekitar 20%.. Sementara asisanya massih mengand dalkan lahan n kosong da an pekaranggan sekitar permukiman p n untuk men nampung sam mpah rumah tangganya. Kepe emilikan saraana persamp pahan hanyaa dimiliki ole eh sebagian m masyarakat RW II dan IIII Kelurahan Randusangga Kulon da an sebagian n masyaraka at RW II KKelurahan Randusanga, R , perubahan n tersebut dapat diilihat padaa Gambar 6 sebagai beriikut :
Sumber: Citra Quiickbird, diolah h; 2011
GAMBAR5 ASI PERUBAHAN KARAKTERISSTIK SANITA Perubahan n negatif terlihat dari em pengellolaan penurunan kuaalitas siste pah ditunju ukan oleh tidak addanya samp koord dinasi antaraa masyarakat dan pemerrintah dalam m menangaani limbah hasil akttivitas pariw wisata sehingga menimbulkan timbbunan samp pah di kawassan permukiiman masya rakat. Namu un terdapatt perubahan n yang dira sakan masyyarakat seb bagai hal positif k arena Berdaasarkan haasil penelitian yang telah dilaku ukan, terdap pat pertumb buhan proseentase masyyarakat yan ng telah memiliki s arana persaampahan seperti s bakk penampuungan samp pah atau tem mpat penam mpungan sa mpah semeentara setellah adanya aktivitas w wisata walau upun jumlah hnya tidak begitu signiifikan. Jika d dibandingkan pada saat sebelum addanya aktivitas pariw wisata, prosentase juumlah arana pengellolaan masyyarakat yangg memiliki sa samp pah sangatlah minim, ya aitu hanya s ekitar 12% masyarakatt pada tahu un 2000. Seetelah adanya aktivitass wisata, prrosentase juumlah masyyarakat yangg memiliki sa arana pengellolaan
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
Sumber: Ciitra Quickbird, d, diolah; 2011 1
GAM MBAR6 AN KARAKTEERISTIK PERSSAMPAHAN PERUBAHA Peniingkatan kuualitas hunian terlihatt dari tingka at kepadatann hunian yan ng terkendalii dan perba aikan kualittas permanensi rumah h (kekuatan konstruksii bangunan n) sehinggaa dirasakan masyarakkat sebaggai suatu u perubahan n positif. PPeningkatan Kepadatan n Permukima an terlihat ddari semakin n banyaknyaa jumlah ban ngunan perm mukiman yan ng muncul dii kawasan p permukiman pesisir sementara tidakk ada penambahan luaas lahan permukiman. p . n tinggi berrada di sebagian besarr Kepadatan kawasan RW R II Keluraahan Randussanga Kulon n dan sebagian keciil RW I Kelurahan n
| 452
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
Randusanga Wetan. Kepadatan sedang b erada di sekkitar kawasaan RW II dan RW III Kelu rahan Randusanga Kulo on serta seb bagian RW I dan nga Wetan. Dan RW II Kelurahan Randusan datan sangat rendah h, terseba r di kepad sebaggian kecil RW III Kelura ahan Randu sanga Kulon n dan sebaagian kecil RW II Kelu rahan Randusanga Weetan. Untukk lebih jelaasnya, tingkat kepadataan hunian dapat dilihat pada Gamb bar 7 sebagaai berikut :
pemerintah kembali m menjaga stabilitas jumlah h rumah permanen di Kelurahan Randusangaa Untuk lebih h jelasnya,, Wetan tersebut. U n karakteristtik konstrukssi bangunan n perubahan permukima an masyaraakat dapat dilihat d padaa Gambar 8 sebagai beriikut :
Sumberr: Citra Quickbbird, diolah; 2 2013
Sumb ber: Citra Quicckbird, diolah; 2011
GAMBAR7 PERUBAHA AN KEPADATA AN HUNIAN Hasil pen nelitian lain nnya menunnjukan wa peningkaatan jumlah h rumah te mbok bahw atau rumah perm manen di pe ermukiman ppesisir usanga Weta an dan Kelu rahan Kelurrahan Randu Randusanga Kulon. Namun n sempat t erjadi penurunan jum mlah ruma ah tembokk di Kelurrahan Randusanga We etan pada ttahun 2007, karena adanya benccana banjir yang usak beberaapa rumah warga. Banntuan meru penataan lingkun ngan permukkiman pesisiir dari
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
GA AMBAR8 PERU UBAHAN KON NSTRUKSI BA ANGUNAN
Peru ubahan pennggunaan permukiman p n sebagian besar dilakkukan oleh masyarakatt miliki hunian di sekitar akses a masukk yang mem wisata pan ntai. Penggu naan permu ukiman yangg semula ha anya huniann biasa bera alih menjadii warung/toko/jasa kareena peluang usaha yangg disebabkan n keberadaaan kawassan wisata.. Penggunaa an permukim man pesisir mempunyaii fungsi uta ama sebagaai tempat hunian dan n membentu uk komunitass masyarakat. Sete elah adanya pperkembanggan kawasan n wisata Pa antai Alam m Randusan nga Wetan n terbukti m memberikan ddampak eko onomi, sosiall dan lingkungan fisik terhadap masyarakatt setempat baik positif maupun neggatif. Hal inii
| 453
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasann Wisata Pantai
CChandra Anggitya dan d Bitta Pigawati
menggakibatkan terjadinyya perubbahan penggunaan permukiman masyarakat m ppesisir yang semula han nya berfungssi sebagai h unian unian sekaliggus tempat uusaha biasaa menjadi hu yang menghasilkaan komoditi atau keuntuungan an memanfa atkan lebih bagi masyaarakat denga aktivitas wisata. Berdasarkan n hasil peneelitian perub bahan p penggunaan permukkiman masyyarakat berrkaitan erat dengan jarak antarra permukim man ke kawa asan wisata (nilai Pearsson Chi Squ uare = 8,87 76; dk = 2;; dan Asym mp. Sig = 0,012 < 0,05). 0 Hubuungan terseebut terlihatt dari sema akin dekat jarak perm mukiman maasyarakat ke kawasan w wisata pantaai maka semakin mempenggaruhi kecen nderungan masyarakat untuk merrubah penggunaan huniannya sebagai h unian sekaligus tempat usaha. Perubahan n pada pengguunaan perm mukiman masyarakat m berkaitan erat (nilai dengan sektor pekerjaan masyarakat m Pearsson Chi Squ uare = 19,536; dk = 2 ; dan Asym mp. Sig = 0,003 < 0,05). 0 Hubuungan terseebut terlihaat dari se ektor pekeerjaan masyyarakat mem mperlihatkan n bahwa haamper seluruh masyaraakat yang memiliki ssektor pekerjaan di biidang pariw wisata cendeerung meru ubah fungsi huniannya sebagai h unian sekaligus tempaat usaha. Perubahan yang terjad di juga berkaitan erat de engan pemu garan rumaah yang dilakukan oleh masyarakat (nilai Pearsson Chi Squ uare = 38,485; dk = 2 ; dan Asym mp. Sig = 0,000 < 0,05). 0 Walaaupun keduanya memiiliki hubunggan yang nnyata, namu un hanya sebagian kecil masyarakatt yang melakukan pemu ugaran ruma ah guna merrubah fungssi huniannyaa, hal ini mem mbuktikan bbahwa untuk tidakk ada kecen nderungan masyarakat m melakukan pemu ugaran rumah untuk merrubah penggunaan huniiannya Secara sp pasial, pengggunaan h unian masyyarakat yangg digunakan n sebagai h unian sekaligus tempatt usaha berada di sebbagian besarr kawasan RW R II dan RW R III Kelu rahan Randusanga Kulo on dan seba agian besar RW I ndusanga W Wetan dan RW II Kelurahan Ran seperrti pada Gam mbar 9 sebaggai berikut :
Teknik PPWK; Vol. 2; No. 3;; 2013; hal. 444-4556
Sumber: Citra a Quickbird, dioolah; 2011
GAM MBAR9 PERUBA AHAN PENGG GUNAAN PER RMUKIMAN KESIMPULAN & REKOM MENDASI Kesimpulan Berd dasarkan penelitian mengenaii perubahan n karakteristtik permukiman pesisirr pada kawa asan wisata PPantai Alam Randusangaa Indah Ke ebupaten BBrebes, maka m dapatt dirumuskan kesimpuulan hasil penelitian n erikut : Sebagai be 1. Kawasan permukim man pesisir d di Kelurahan n Randusanga Wettan dan Randusangaa Kulon tidak menggalami peru ubahan luass lahan yaitu tetap menunjuka an angka 12 2 Ha untuk Kelurahhan Randusa anga Wetan n serta p perubahan ddari 103 Ha m menjadi 108 8 Ha pa ada tahun 2007 untukk Kelurahan n Randusanga Kuloon. Nam mun terjadii gkatan kepaddatan permukiman darii pening awalnyya rata‐rata hanya 90 rumah/Ha dii Kelurahan Randussanga Wetan n meningkatt hingga 115 rumaah/Ha setelah adanyaa aktivita as wisata, ssementara di d Kelurahan n Randusanga Kulon terjadi penn ngkatan darii
| 454
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasan Wisata Pantai
Chandra Anggitya dan Bitta Pigawati
5. Bentuk dari perubahan karakteristik permukiman pesisir di Kelurahan Randusanga Wetan dan Randusanga Kulon ditunjukan dari adanya perubahan karakteristik lingkungan fisik permukiman dan perubahan karakteristik penggunaan permukiman pesisir pada saat sebelum dan setelah adanya kawasan wisata. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengaruh perkembangan aktivitas wisata dan bantuan penataan lingkungan permukiman pesisir oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Rekomendasi Kepada pengelola kawasan wisata dan Pemerintah Daerah dalam pengambilan kebijakan pengembangan kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Wetan yaitu: 1. Perlu adanya pengawasan terhadap pembangunan permukiman masyarakat guna mengendalikan kepadatan permukiman dan mencegah munculnya bangunan di lokasi yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Brebes. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan memperketan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB bagi masyarakat permukiman pesisir Randusanga. 2. Perlu adanya upaya pemerintah untuk mencegah timbulnya kesenjangan pada sektor mata pencaharian masyarakat selain sektor pariwisata, pertanian tambak dan rumput laut. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan adanya bantuan pelatihan ketrampilan dan bantuan modal bergulir kepada masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi yang tidak dapat memanfaatkan perkembangan aktivitas wisata secara langsung (di luar kawasan wisata). 3. Perlunya perbaikan terhadap infrastruktur dasar khususnya untuk jaringan sanitasi dan persampahan harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah karena kurang maksimalnya kinerja infrastruktur dasar tersebut menjadi kendala terhadap perkembangan kualitas
awalnya 60 rumah/Ha menjadi 85 rumah/Ha setelah adanya aktivitas wisata. 2. Kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah yang terletak di Kelurahan Randusanga Wetan dan Randusanga Kulon memiliki karakteristik spesifik karena di kawasan wisata yang berfungsi untuk menjalankan aktivitas wisata terdapat fungsi lain berupa kawasan permukiman. Sehingga keberadaan aktivitas wisata mempengaruhi perubahan karakteristik permukiman masyarakat. Sementara perubahan aktivitas masyarakat tidak berhubungan secara nyata dengan lama tinggal masyarakat dan asal masyarakat. 3. Perubahan karakteristik lingkungan fisik permukiman masyarakat pesisir banyak terjadi akibat adanya upaya penataan lingkungan permukiman pesisir di sekitar kawasan wisata oleh pemerintah Kabupaten Brebes yang ditunjukan dari peningkatan kualitas jaringan jalan, peningkatan kualitas hunian, peningkatan kualitas permukiman, dan peningkatan kualitas permanensi bangunan. Sementara kualitas jaringan persampahan di permukiman masyarakat pesisir mengalami penurunan. 4. Perubahan penggunaan permukiman masyarakat sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang memiliki hunian di sekitar akses masuk wisata pantai. Penggunaan permukiman yang semula hanya hunian biasa beralih menjadi warung/toko/jasa karena peluang usaha yang disebabkan keberadaan kawasan wisata pantai. Secara spasial, fungsi rumah masyarakat yang digunakan sebagai hunian sekaligus tempat usaha berada di sebagian besar kawasan RW II dan RW III Kelurahan Randusanga Kulon dan sebagian besar RW I dan RW II Kelurahan Randusanga Wetan.Perubahan penggunaan permukiman masyarakat berkaitan erat dengan jarak antara permukiman ke kawasan wisata, sektor pekerjaan masyarakat dan pemugaran rumah yang dilakukan oleh masyarakat.
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 444-456
| 455
Perubahan Karakteristik Permukiman Pesisir Pada Kawasan Wisata Pantai
Chandra Anggitya dan Bitta Pigawati
Masyarakat di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara dalam “Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan” Vol. 7 No. 3, November 2011. Kuswartojo, Tjuk. 2005. Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Penerbit ITB Muakhor, Adam. 2008. “Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Randusanga Indah Kabupaten Brebes Sebagai Objek Wisata Unggulan”. Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik. Semarang : Universitas Diponegoro Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G., 2005. Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta : Andi Offset. Rossi, Aldo, 1982. The Architecture of The City, Massachusetts: The MIT Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suprijanto, Iwan, 2006. Karakteristik Spesifik, Permasalahan dan Potensi Pengembangan Kawasan Kota Tepi Laut/Pantai (Coastal City) di Indonesia (Proceeding ‐ Studi DampakTimbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan diIndonesia dan Lingkungan Global). Tashadi, Ed., 1994. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Depdiknas. Wiranatha, Agung Suryawan., 21 Januari 2008. Pengelolaan Objek Wisata Berbasis Masyarakat (Debat Publik), BaliPost.
hidup masyarakat di sekitar kawasan wisata 4. Mengawasi perkembangan aktivitas penggunaan hunian permukiman masyarakat pesisir untuk mencegah munculnya aktivitas baru yang tidak sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten Brebes dan mencegah munculnya lapak‐lapak pedagang liar di sekitar kawasan wisata. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperketat pemberian izin berdagang di sekitar kawasan wisata Pantai Alam Randusanga Indah. 5. Mengawasi penggunaan lahan dalam upaya pengembangan kawasan wisata untuk menjaga keberkelanjutan aktivitas pariwisata Pantai Alam Randusanga Indah dengan memadukan kawasan wisata dengan permukiman masyarakat sebagai pendukung pariwisata. DAFTAR PUSTAKA Catanese, J Anthony. Wahyudi (ed.). 1988. Perencanaan Kota. Jakarta : Penerbit Erlangga Dahuri, R, J Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pegelolaan Sumberdaya Wilaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Dahuri, R. 1999. “Pengelolaan Wilayah Pesisir dalam Kontek Pengembangan Kota Pantai dan Kawasan Pantai Secara Berkelanjutan”. Makalah Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Disampaikan dalam Seminar Nasional Kemaritiman, Jakarta. Faizun, Moh. 2009. “Dampak Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Kartini Terhadap Masyarakat Setempat Di Kabupaten Jepara”. Tesis. Tidak Diterbitkan. Program PascasarjanaMagister Pembangunan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik. Semarang : Universitas Diponegoro Fauzi, Muchammad. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Walisongo Press Irianto. 2011. Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Teknik PWK; Vol. 2; No. 3; 2013; hal. 444-456
| 456