WORKSHOP ANALISIS DATA
2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II
Modul
MODUL PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN ISU-ISU STRATEGIS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 3
WORKSHOP ANALISIS DATA
4 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II
Modul Penataan dan Pemerataan Guru ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi workshop ini merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II - 5
WORKSHOP ANALISIS DATA
6 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II
WORKSHOP ANALISIS DATA
Daftar Isi
Halaman Pengantar
V
Unit 1
Tujuan dan Fokus Workshop Analisis
3
Unit 2
Kerangka Analisis Distribusi Guru
13
Unit 3
Pengenalan Software dan Penyiapan Data
41
Unit 4
Analisa Data
55
Unit 5
Identifikasi Isu Strategis dalam Penataan dan Pemerataan Guru
71
Unit 6
Rencana Tindak Lanjut
99
Program Penataan dan Pemerataan Guru
i
WORKSHOP ANALISIS DATA
ii
Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Pengantar Workshop Analisis Data dan Penyusunan Isu-isu Strategis Workshop 1 dimaksudkan untuk melakukan analisis data dan menemukan isu-isu strategis dalam penataan guru. Kegiatan ini memerlukan data DAPODIK terkini dari kabupaten/kota yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat penting untuk memastikan bahwa kabupaten/kota telah menyiapkan data DAPODIK terkini sebelum workshop 1 dilaksanakan. Workshop Analisis Data dan Penyusunan Isu-Isu Strategis dilaksanakan selama 3 hari. Pelaksanaan workshop bisa dilaksanakan secara cluster antar kabupaten/kota dalam satu provinsi. Pihak-pihak yang perlu dihadirkan dalam pertemuan ini adalah tim data dari Dinas Pendidikan dan tim data dari BKD. Setiap kabupaten/kota mengirimkan 5 orang. Sebelum workshop dilaksanakan, tim harus mempersiapkan data DAPODIK terkini dari masing-masing kabupaten/kota yang akan ikut serta dalam workshop.
Program Penataan dan Pemerataan Guru
iii
WORKSHOP ANALISIS DATA
Jadwal Workshop 1 Analisis Data Penataan dan Pemerataan Guru Waktu
Kegiatan
PIC Hari pertama
08.00-08.30
Pembukaan
Kepala Dinas Pendidikan atau yang mewakili
08.30-09.30
Unit 1: Tujuan dan fokus Workshop 1 Analisis Data Penataan dan Pemerataan Guru
Fasilitator
09.30-10.30
Unit 2: Kerangka Analisis Penataan dan Pemerataan Fasilitator Guru
10.30-10.45
Rehat
10.45-11.15
Lanjutan Unit 2: Kerangka Analisis Penataan dan Pemerataan Guru
11.15-12.00
Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan Software
12.00-13.00
ISOMA
13.00-15.00
Lanjutan Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan Software
15.00-15.15
Rehat
15.15-16.30
Lanjutan Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan Software
Fasilitator
Fasilitator
Fasilitator
Hari kedua 08.00-10.00
Unit 4: Analisis Data untuk Penataan dan Pemerataan Guru
10.00-10.15
Rehat
10.15-12.00
Latihan Analisis Penataan dan Pemerataan Guru
12.00-13.00
ISOMA
13.00-14.30
Latihan Analisis Penataan dan Pemerataan Guru
14.30-14.45
Rehat
14.45-16.30
Kunjung karya hasil analisis distribusi guru
Fasilitator
Fasilitator Fasilitator Fasilitator
Hari ketiga
iv
08.00-09.30
Unit 5: Identifikasi Isu Strategis Dalam Penataan dan Pemerataan Guru
Fasilitator
09.30-09.45
Rehat
09.45-10.45
Latihan merumuskan isu strategis
Fasilitator
10.45-11.45
Unit 6: RTL
Fasilitator
11.45-12.00
Penutupan
Pejabat yang bertugas Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Program Penataan dan Pemerataan Guru
v
PENYAMAAN PERSEPSI
UNIT 1 TUJUAN & FOKUS WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru
1
WORKSHOP ANALISIS DATA
2
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 1 TUJUAN & FOKUS WORKSHOP ANALISIS DATA - Waktu: 60 menit
Pengantar Sesi pertama pelatihan mungkin peresmian acara dengan seorang pejabat senior, biasanya Kepala Dinas atau perwakilan. Setelah pembukaan, sesi yang dijelaskan di sini adalah (1) untuk mengingatkan peserta tujuan dari program Penataan Dan Pemerataan Guru (beberapa materi diulang dari Lokakarya Sosialisasi dalam rangka memperkuat pembelajaran), dan (2) untuk memperkenalkan dan mendiskusikan tujuan Workshop Analisis Data.
Tujuan Tujuan Unit 1 adalah agar peserta memahami tujuan dan manfaat Workshop Analisis Data dalam program Penataan dan Pemerataan Guru.
Pertanyaan Kunci 1. 2.
Apakah tujuan dan manfaat Penataan dan Pemerataan Guru? Apakah tujuan Workshop Analisis Data dalam Penataan dan Pemerataan Guru?
Petunjuk Umum Sesi dimulai dengan pengenalan tentang program Penataan dan Pemerataan Guru dan tujuan untuk Workshop 1. Selanjutnya ada sesi tanya-jawab dengan tujuan bahwa peserta lebih memahami materi yang dipaparkan.
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
3
WORKSHOP ANALISIS DATA
Sumber dan Bahan
Presentasi dalam PowerPoint
LCD dan laptop/komputer
Kertas plano, spidol, dan flipchart
Waktu Waktu yang digunakan dalam Unit 1 ini adalah 60 menit.
Ringkasan Sesi Introduction 15 menit
Connection 20 menit
Application 10 menit
Reflection 10 menit
Pemaparan
Penjelasan
Identifikasi
Refleksi
Fasilitator menyampaikan materi tujuan program Penataan dan Pemerataan Guru dan kondisi/profil guru Indonesia saat ini.
4
Diskusi kelompok: Bagaimana kondisi guru Indonesia saat ini. Bagaimana memperbaikin ya?
Pemaparan
Fasilitator menyampaikan materi mengenai prinsip, tujuan dan proses program PPG
Tanja Jawab (lanjut)
Diskusi sejauh mana peserta mengadopsi praktik-praktik yang baik (yang disampaikan dalam Introduction)
Extension 5 menit Pemaparan Fasilitator menyampaikan materi mengenai tujuan Workshop 1
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
WORKSHOP ANALISIS DATA
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (15 menit)
Fasilitator menyajikan materi, fokus pada (1) pengenalan dan gambaran program Penataan dan Pemerataan Guru, dan (2) kondisi dan profil penataan guru Indonesia saat ini. Presentasi menyoroti hal-hal berikut: (1) rasio guru-siswa di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, (2) makin lama makin lebih rendah, (3) menurut hasil proses sertifikasi sampai saat ini, guru menjadi lebih berkualifikasi dan lebih berkesejahteraan, tetapi belum lebih bermutu (berdasarkan penelitian Kemendikbud dan World Bank1), (4) terlalu banyak guru (sesuai SPM), (5) banyak guru yang mismatch, dan (6) penataan guru tidak merata. Ada banyak sekolah/madrasah terlalu banyak guru (menurut SPM) dan ada banyak sekolah/madrasah yang lainnya yang jumlah gurunya belum cukup. C
Connection (20 menit)
Peserta berdiskusi dalam kelompok kecil seperangkat pertanyaan kunci yang timbul dari presentasi. 1. Bagaimana kondisi dan profil guru Indonesia saat ini? 2. Apakah perlu diperbaiki? 3. Bagaimana cara memperbaikinya? 4. Apakah ada data yang diperlukan untuk analisis penataan dan pemerataan guru?
A
Application (10 menit)
Fasilitator memaparkan materi mengenai prinsip, tujuan dan proses program penataan dan pemerataan guru.
1
The World Bank 2013. Spending more or spending better: Improving education financing in Indonesia.
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
5
WORKSHOP ANALISIS DATA
R
Reflection (10 menit)
Sesi tanya-jawab, yang mengikuti presentasi perkenalan, harus fokus pada (1) memastikan bahwa peserta memahami poin-poin penting, dan (2) membantu peserta untuk membuat koneksi dengan kabupaten mereka sendiri dan praktik distribusi guru yang sedang digunakan. 1. Apakah data yang telah mereka kumpulkan selama ini sudah dimanfaatkan? 2. Data yang telah diperoleh dimanfaatkan untuk menunjukkan apa? Yang penting adalah bahwa para peserta memahami pentingnya penataan dan pemerataan guru yang telah tercermin pada kondisi saat ini di daerah mereka sendiri.
E
Extention (5 menit)
Fasilitator menyajikan gambaran dari tujuan dan proses untuk Workshop Analisis Data.
6
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 1
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
7
WORKSHOP ANALISIS DATA
8
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
9
WORKSHOP ANALISIS DATA
10
UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 2 KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
11
WORKSHOP ANALISIS DATA
12
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 2 KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU Waktu: 90 menit
Pengantar Isu tentang ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru mata pelajaran terus berlarut, tanpa ada pemecahan yang konkrit mulai pada jenjang satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, hingga nasional. Dampak dari ketidakseimbangan distribusi guru ini menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan keprofesian guru yang berkelanjutan. Salah satu sebab dari ketidakseimbangan penyebaran guru adalah sistem informasi guru belum dibangun secara terpadu. Sumber data yang memadai melalui NUPTK belum dimanfaatkan secara maksimal. Demikian juga dengan data pokok pendidikan (DAPODIK), di sisi lain, belum dianalisis secara rinci berdasarkan kebutuhan informasi untuk kebijakan, baik dalam peningkatan mutu layanan pendidikan secara umum, maupun untuk kebijakan penataan dan pemerataan guru. Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbuk, Mendagri, MenPAN dan RM, Menag, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS merupakan langkah awal untuk menata dan memeratakan guru antar sekolah, kabupaten/kota, dan antar provinsi. Untuk menindaklanjuti Perber 5 menteri tersebut, Kemdikbud telah membuat Petunjuk Teknis (Juknis) untuk plaksanaan penataan tersebut. Namun demikian, Juknis tersebut belum cukup dapat dijadikan panduan oleh staf Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Untuk membantu Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan provinsi mengimplementasikan Perber tersebut, USAID Prioritas mengembangkan Modul Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru. Unit 2 Workshop Analisis Data ini memberikan gambaran mengenai kerangka analisis distibusi guru.
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
13
WORKSHOP ANALISIS DATA
Tujuan Tujuan umum Unit 2 adalah memahami kerangka analisis tentang ketersediaan (supplay side) dan kebutuhan guru berdasarkan satuan pendidikan dan mata pelajaran (demand side), serta mampu memetakan distribusi guru secara komprehensif. Tujuan khusus yang diharapkan dikuasai peserta adalah sebagai berikut. 1. Memahami istilah-istilah dalam pendataan dan analisis data distribusi guru 2. Mengidentifikasi analisis distribusi guru (ketersediaan dan kebutuhan guru) yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan/BKD kabupaten/kota. 3. Mengidentifikasi analisis distribusi guru yang diperlukan untuk melakukan penataan dan pemerataan guru. 4. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kapasitas dalam analisis distribusi guru untuk menata dan meratakan distribusi guru 5. Mengidentifikasi langkah-langkah analisis distribusi guru sesuai dengan kebutuhan penataan dan pemerataan guru
Pertanyaan Kunci 1. 2. 3. 4. 5.
Sejauh mana stakeholder pendidikan memahami istilah-istilah dalam pemetaan guru Analisis ketersediaan dan kebutuhan guru apa saja yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan atau BKD kabupaten/kota ? Analisis ketersediaan dan kebutuhan guru apa saja yang diperlukan, tetapi belum dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan atau BKD kabupaten/kota ? Analisis apa yang diperlukan, tetapi belum dikuasai oleh staf pendataan untuk pemetaan distribusi guru (kesenjangan)? Langkah-langkah analisis data apa saja yang dapat diimplementasikan oleh staf pendataan di kabupaten/kota untuk penataan dan pemertaan guru ?
Petunjuk Umum Pendekatan yang digunakan dalam workshop ini adalah pendekatan andragogi, di mana peserta telah memiliki pengetahuan awal yang cukup tentang topik yang akan
14
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
dibahas. Untuk itu, peserta dianggap sebagai shareholder dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sesuai dengan pengalaman masing-masing. Sesi dimulai dengan pengenalan tentang istilah-istilah yang dipakai dalam pemetaan dan analisis data distribusi guru. Kegiatan ini dilakukan melalui tanya jawab. Peserta lain kemungkinan sudah banyak mengenal istilah-istilah yang sering digunakan dalam penataan dan analisis kebutuhan guru, namun kemungkinan masih banyak peserta lain yang belum mengenal istilah-istilah tersebut. Sesi pertama menanyakan kepada peserta: analisis apa saja yang sudah dilakukan berkaitan dengan ketersediaan dan kebutuhan guru, apakah analisis yang dilakukan selama ini membantu untuk pengambilan kebijakan? Sesi kedua, fasilitator menanyakan kepada peserta: analisis apa yang dibutuhkan untuk menganalisis kekurangan guru Sesi ketiga, fasilitator menanyakan kepada peserta: analisis apa yang dibutuhkan untuk menganalisis kelebihan guru. Pada akhir sesi, fasilitator melakukan refkeksi tentang kerangka analisis dan langkahlangkah analisis yang dapat diterapkan di masing-masing bidang, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Sumber dan Bahan
Presentasi dalam PowerPoint
Handout 2.1 Kerangka Analisis Distribusi Guru
Lembar Kerja 2.1, 2.2, dan 2.3
LCD dan laptop/komputer
Kertas plano, spidol, dan flipchart
Bahan bacaan: Kerangka Analisis Distribusi Guru.
Waktu Waktu yang digunakan dalam Unit 2 ini adalah 90 menit.
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
15
WORKSHOP ANALISIS DATA
Ringkasan Sesi Introduction 5 menit
Connection 15 Menit
Application 60 menit
Reflection
Fasilitator menyampaikan judul, latar belakang, dan pertanyaan kunci Unit I
Reading sesion Kerangka Analisis Distribusi Guru, penjelasan, dilanjutkan dengan tanya jawab
Diskusi Kelompok dibagi dalam 3 sesi, masing-masing 20 menit. Sesi 1 diskusi tentang struktur analisis Sesi 2: Alur analisis kekurangan guru, dan sesi 3: alur analisis kelebihan guru
Merefleksi pencapaian tujuan
5 menit
Extension 5 menit Menindaklanjuti unit 2 ini dengan menelaah analisis kebutuhan guru tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (10 menit)
Fasilitator menayangkan judul sesi dan membuka dengan salam. Fasilitator memulai kegiatan dengan menyatakan bahwa pada sesi ini, peserta akan belajar memahami Kerangka analisis dan langkah-langkah analisis kebutuhan guru Fasilitator juga menayangkan latar belakang/pentingnya mempelajari kerangka analisis dan analisis kebutuhan guru. Kompetensi yang harus dikuasai peserta setelah mempelajari Unit 1 mampu menjawab pertanyaan kunci. Penayangan disertai dengan penjelasan singkat.
C
Connection (15 menit)
Reading Session: Artikel tentang Distribusi Guru Pada langkah ini, para peserta mendapatkan kesempatan membaca artikel tentang Kerangka Analisis Distribusi Guru (Handout 2.1). Fasilitator mempersilakan peserta untuk membaca artikel itu dalam 15 menit.
16
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Fasilitator mengantar materi tentang analisis kecukupan (supplay side) dan kebutuhan (demand side) guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Paparan bersifat stimulus untuk memotivasi peserta berpikir tentang kebutuhan analisis data tentang guru. Sisa waktu yang ada digunakan untuk tanya jawab tentang makna setiap rumus, peristilahan atau kata-kata yang dianggap sulit oleh peserta.
A
Application (60 menit)
Aplikasi dibagi dalam 3 sesi, masing-masing sesi selama 20 menit, dengan pembagian topik sebagai berikut: Sesi 1: Mendiskusikan tentang struktur analisis guru, mulai dari analisis tingkat individu guru, sekolah, kecamatan, dan kebupaten/kota. Pada sesi ini peserta diajak berdikusi tentang berbagai tingkat analisis distribusi guru menurut jenjang analisis. Sesi 2: Pada sesi ini, analisis fokus pada sekolah dengan kekurangan guru. Analisis kekurangan guru dimulai dari indentifikasi sekolah yang mengalami kekurangan guru, analisis tentang besar siswa di sekolah, dilanjutkan dengan analisis jarak antar sekolah, dan analisis kepadatan penduduk di wilayah di mana sekolah berada. Sesi 3: Pada sesi ini, analisis fokus pada sekolah yang mengalami kelebihan guru. Peserta diajak berdiskusi, apakah pada sekolah yang mengalami kelebihan guru, secara otomatis harus dipindahkan ke sekolah lain. Peserta diajak untuk menelaah langkah-langkah analisis kelebihan guru sebagai berikut: Setelah mengidentifikasi sekolah yang kelebihan guru, analisis dilanjutkan dengan apakah jumlah siswa di sekolah tersebut telah sesuai dengan SPM, juga diajak apakah di kabupaten/kota tersebut target APK/APM sudah terpenuhi.
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
17
WORKSHOP ANALISIS DATA
Analisis kecukupan dan kebutuhan guru menurut jenjang unit analisis dapat disajikan dalam diagram berikut: o Jumlah sekolah di kecamatan o APK/APM Kec o Proyeksi penduduk AUS 5 tahun ke depan o Kepadatan penduduk
o o o o o o o o o
Individu Guru
o o o o o o o
Sekolah
Kecamatan
o APK/APM saat ini o Sasaran APK/APM 5 tahun ke depan (Renstra) o Pencapaian SPM/SNP
Guru Mata pelajaran/ kelas Jumlah jam mengajar Jenis Kelamin Usia Kualifikasi Pendidikan Sertifikasi Sertifikat Pendidikan Status Kepegawaian Alamat tempat tinggal
Kab/Kota
Jenjang Sekolah Jumlah rombel Jumlah siswa per rombel Jumlah guru mapel/kelas Jumlah mata pelajaran Lokasi sekolah Pencapaian SPM di tingkat sekolah terkait PTK
Diagram 1: Unit Analisis Kecukupan dan Kebutuhan Guru
Ketersediaan guru
Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan
Kekurangan guru
Rasio siswa thd rombel > 32
Kelebihan guru
Rasio siswa thd rombel < 32
Jarak dengan sekolah lain > 6 km
Jarak dengan sekolah lain < 3 km
Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat
Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun
Diagram 2: Kerangka Analisis Kecukupan dan Kebutuhan Guru
18
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Sesi 1: Kerangka Analisis Distribusi Guru (20 menit) Fasilitator menanyakan: Apakah Dinas Pendidikan memiliki Tupoksi tentang Penataan Guru? Jika ya, apakah setingkat bidang (eselon 3) atau ada di bawahnya (dalam bentuk seksi atau bagian)? Sebutkan fungsi unit itu dalam pendataan distribusi dan penataan pemerataan guru! Serta apa yang sudah dilakukan berkaitan dengan pendataan distribusi guru Hasil diskusi dituliskan pada lembar kerja atau ditulis di komputer. Hasil diskusi ini akan dipresentasikan. Selama proses diskusi fasilitator diminta untuk mendampingi kelompok-kelompok yang bekerja. Hal ini penting agar hasil kerja kelompok berjalan dalam arah yang benar. Setelah peserta menyampaikan gagasannya, fasilitator memberikan penguatan sebagai berikut.
Analisis apa yang telah dilakukan berkaitan dengan Distribusi Guru ?
Apakah hasil yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan untuk implementasi Perber 5 Menteri tersebut? Apakah analisis pemetaan guru selama ini dapat mendeteksi kelebihan guru di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya? Apakah analisis yang dilakukan selama ini dapat mendeteksi kelebihan guru justru di sekolah dengan jumlah siswa kecil atau sebaliknya kekurangan guru pada sekolah dengan jumlah siswa yang besar? Apakah analisis yang telah dilakukan mencakup kebutuhan guru sampai dengan kebutuhan untuk lima tahun ke depan (akibat dari: pertumbuhan penduduk, peningkatan APK/APM, pemenuhan standar SPM/SNP, dan penambahan rombel) pada masing-masing jenjang pendidikan
Sesi 2: Kerja kelompok Analisis Distribusi Guru: Fokus pada sekolah kekurangan guru (25 menit) Fasilitator memberikan pengantar tentang analisis kekurangan guru dengan menggunakan pendekatan analisis yang mampu memberikan bahan alternatifUNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
19
WORKSHOP ANALISIS DATA
alternatif kebijakan yang lebih spesifik. Langkah selanjutnya fasilitator memancing dengan beberapa pertanyaan untuk kebutuhan analisis distribusi guru. a. Apakah sekolah yang mengalami kekurangan guru, secara otomatis harus melakukan pengadaan guru GTT atau mengusulkan penambahan kuota pada dinas pendidikan untuk pengangkatan PNS baru b. Analisis bagimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang tepat, selain pengadaan guru baru? c. Faktor-faktor (variabel) apa yang perlu dipertimbangan dalam analisis kekurangan guru? d. Analisis bagimana yang dibutuhkan agar menghasilkan alternatif-alternatif kebijakan yang tepat, sesusi dengan kebutuhan nyata di lapangan?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut, perserta diharapkan melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, dengan topik analisis kekurangan guru yang terjadi di beberapa sekolah. Handout untuk diskusi disiapkan pada Lembar Kerja 2.1. Selama kelompok-kelompok ini berdiskusi, fasilitator berkeliling membantu kelompok agar berhasil merumuskan tugas tersebut. Sesi 3: Kerja kelompok Analisis Distribusi Guru: Fokus pada Sekolah Kelebihan Guru (25 menit) Fasilitator memberikan pengantar tentang analisis kelebihan guru dengan menggunakan pendekatan analisis yang mampu memberikan alternatif kebijakan yang lebih spesifik. Langkah selanjutnya fasilitator memancing dengan beberapa pertanyaan untuk analisis distribusi guru khusus bagi sekolah yang kelebihan guru. a. Apakah sekolah yang mengalami kelebihan guru, secara otomatis harus melakukan pendistribusian guru ke sekolah lain dalam satu kecamatan, antar kecamatan, bahkan antar kabupaten/kota? b. Analisis bagimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang tepat, selain pemindahan guru? c. Faktor-faktor (variabel) apa yang perlu dipertimbangan dalam analisis kelebihan guru? d. Analisis bagaimana yang dibutuhkan agar menghasilkan alternatif-alternatif kebijakan yang tepat untuk mengatasi kelebihan guru?
20
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut, peserta diharapkan melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, dengan topik analisis kekurangan guru yang terjadi di beberapa sekolah (Lembar Kerja 2.2) Presentasi dan tanya jawab (5 menit) Pada langkah ini fasilitator menugaskan salah satu kelompok (boleh dipilih acak atau dipilih dari hasil kerja kelompok yang dianggap terbaik) untuk dipresentasikan. Presentasi selama 5 menit dilanjutkan dengan 10 menit tanya jawab. Pada proses tanya jawab ini fasilitator diminta untuk membantu agar proses diskusi terarah sesuai dengan topiknya. R
Reflection (5 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hasil diskusi.
E
Extention (5 menit)
(1) Semua peserta menindaklanjuti Unit 2 ini dengan menelaah analisis apa yang telah dilakukan dan analisis baru apa yang perlu dilakukan. (2) Daerah perlu mengembangkan kreativitas untuk menganalisis kecukupan dan kebutuhan guru.
Pesan Utama Pengembangan kapasitas ini akan lebih bermanfaat apabila peserta menindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan pemetaan ketersediaan dan kebutuhan di kabupaten/kota. Pemetaan dilanjutkan dengan analisis data untuk mengetahui kekurangan kelebihan guru di sekolah mana dan untuk mata pelajaran apa.
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
21
WORKSHOP ANALISIS DATA
Handout 2.1 MODUL KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU
I. PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan guru di Indonesia saat ini tergolong mewah dengan rasio siswa guru jenjang SD 16:1 dan jenjang SMP sebesar 14:1. Jumlah guru yang dianggap mewah ini belum menjamin bahwa semua sekolah memiliki guru yang cukup. Hasil analisis DBE di beberapa kabupaten/kota menunjukkan bahwa banyak sekolah dengan jumlah siswa di bawah SPM, tetapi jumlah gurunya lebih dari SPM. Di sisi lain beberapa sekolah mengalami kekurangan guru. Hasil analisis layanan pendidikan di Kota Cimahi tahun 2013 menunjukkan bahwa pada jenjang SD kekurangan guru kelas, sementara guru bidang studi agama dan olahraga kelebihan guru. Demikian juga di jenjang SMP terdapat sejumlah mata pelajaran kelebihan guru, tetapi mata pelajaran lain kekeurangan guru. Beberapa masalah dalam distribusi guru diantaranya adalah: 1) kurang berfungsinya pengelolaan sumberdaya pendidik pada tingkat kabupaten/kota; 2) selama ini, pangkal administrasi guru ada di sekolah, sehingga jika sekolah kekurangan 4 jam pelajaran, maka sekolah menganggap kekurangan satu guru; 3) sekolah hanya melaporkan tentang kekurangan guru, jika ada kelebihan guru, sekolah tidak melaporkan; dan 4) tidak ada kebijakan disinsentif bagi sekolah yang kelebihan guru. Lahirnya Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil merupakan respon yang tepat terhadap penataan distribusi guru yang selama ini sulit dilakukan, terutama antar kabupaten dalam provinsi dan distribusi guru antar kabupaten/kota antar provinsi. Melalui peraturan lima menteri ini, memerintahkan kepada Kementerian, Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota, serta satuan pendidikan untuk melakukan analisis dan pemetaan guru yang ada di lingkup kebijakan masing-masing. Dari laporan sementara, tampak bahwa analisis pemetaan yang digunakan oleh satuan pendidikan dan kabupaten/kota belum mencerminkan analisis yang komprehensif. Kabupaten/kota hanya melakukan analisis agregat dari satuan pendidikan dan analisisnya hanya satu dimensi, sehingga yang tampak adalah berapa sekolah yang kelebihan dan berapa sekolah yang kekurangan guru. Analisis yang
22
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
sedikit lebih lengkap, seperti tabulasi silang antar dua atau lebih faktor belum dilakukan, padahal melalui analisis ini informasi tentang peta guru akan lebih lengkap, terutama untuk penataan distrubusi guru yang berkedilan.
Tujuan Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat: Mengenal kerangka analisis distribusi guru secara mendalam Menyusun rancangan analysis ketersediaan dan kebutuhan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan kabupaten/kota Menyusun peta distribusi guru menurut jenjang pendidikan dan mata pelajaran pada masing-masing jenjang Menyusun proyeksi ketersediaan dan kebutuhan guru lima tahun ke depan
II. KERANGKA ANALISIS KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GURU 1. Ketersediaan dan Kebutuhan Guru Saat ini Langkah-langkah analisis kebutuhan guru SD/MI meliputi sebagai berikut: a. Kebutuhan Guru Kelas Data yang dibutuhkan Rumus yang digunakan Penyajian/Laporan Hasil Analisis b. Kebutuhan Guru mata pelajaran Agama dan Penjaskes Data yang dibutuhkan Rumus yang digunakan Penyajian/Laporan Hasil Analisis 2.
Kebutuhan guru saat ini Kekurangan/kelebihan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan (antar satuan pendidikan dalam kecamatan), dan kabupaten/kota (antar kecamatan dan kewilayahan), berdasarkan standar: o Rasio rombel terhadap guru kelas o Beban mengajar guru minimal 24 jam/ minggu bagi guru mata pelajaran Peningkatan mutu layanan pendidikan o Team teaching, kelas layanan khusus o Guru inti (master teacher)
3.
Ketersediaan Kebutuhan guru 5 tahun ke depan Penambahan rombongan belajar, sebagai akibat dari:
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
23
WORKSHOP ANALISIS DATA
o Peningkatan pemenuhan angka partisipasi (APK/APM) o Penyesuaian dengan Standar (SPM dsan SNP) Pengurangan guru sebagai akibat dari: o Guru memasuki masa pensiun o Guru yang dipromosikan ke jabatan non guru (kepala sekolah dan pengawas) Tahap ini bertujuan memberikan gambaran tentang ketersediaan dan kebutuhan guru saat ini di tingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Oleh karena gambaran tersebut akan menjadi dasar bagi langkah perencanaan penataan dan pemerataan guru, termasuk penetapan kebijkan dan implemnetasi kebijakan yang terintegrasi dengan perencanaan daerah. Kerangka Analisis Distribusi Guru Di mana kedudukan analisis distribusi guru dalam analisis layanan pendidikan kabupaten/kota? Pertanyaan ini penting diajukan, karena sesusungguhnya dinas pendidikan telah punya analisis layanan pendidikan tingkat kabupaten/kota. Walaupun kedalaman analisis antarkebupaten/kota sangat bervariasi. Analisis distribusi guru merupakan bagaian dari analisis layanan pendidikan kabupaten/kota. Untuk itu: Kecenderungan/tren setiap indikator pada tiga tahun terakhir. Perbandingan antar antara ketersediaan dan kebutuhan guru berdasarkan indikator SNP, SPM, atau indikator lain yang relevan. Perhatikan pada kelompok sasaran khusus, seperti sekolah dengan kekurangan guru, sekolah dengan kelebihan guru, mata pelajaran yang kelebihan guru, dan mata pelajaran yang kekurangan guru. Keterkaitan antara satu kondisi (variabel) dengan kondisi lainnya. Ini dilakukan dengan cara tabulasi silang antar dua variabel atau dengan cara membuat diagram pencar (scatterplot). Tingkat Analisis Distribusi Guru Analisis distribusi guru dilakukan secara berjenjang menurut individu guru, sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Walaupun untuk kepentingan penataan dan pemetaan guru analisis berikutnya dapat dilanjutkan pada tingkat provinsi. Individu guru Sekolah Kecamatan Kabupaten/Kota
24
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
o Jumlah sekolah o APK/APM Kec o Proyeksi penduduk AUS 5 tahun ke depan o Kepadatan penduduk
o Guru Mata pelajaran/ kelas o Jumlah jam mengajar o Jenis Kelamin o Kualifikasi Pendidikan o Sertifikat Pendidikan o Usia o Status Kepegawaian
Individu Guru Sekolah
o APK/APM saat ini o Sasaran APK/APM 5 tahun ke depan (Renstra) o Pencapaian SPM/SNP
Kecamat an Kab/Kota
o Jenjang Sekolah o Jumlah rombel o Jumlah siswa per rombel o Jumlah guru mapel/kelas o Jumlah mata pelajaran o Lokasi sekolah o Pencapaian SPM di tingkat sekolah
Struktur/Alur Analisis Alur analisis distribusi guru difokuskan pada dua kondisi nyata di lapangan, yaitu sekolah dengan kekurangan guru dan sekolah dengan kelebihan guru. Kedua kondisi tersebut menjadi fokus anlisis yang akan digunakan sebagai dasar dalam penetaan dan pemetaan guru.
Alur Analisis sekolah kekurangan Guru Kekurangan guru selama ini telah menjadi masalah yang menjadi perhatian sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota. Pemecahan yang digunakan selalu dengan menggunakan langsung, yaitu mengangkat guru baru, baik guru tidak tetap atau melalui pengusulan penambahan kuota PNS baru.
Apakah penanganan kekurangan guru harus selalu dengan penambahan guru baru? Analisis berikut memberikan alternatif pilihan dalam pemenuhan kekurangan guru di sekolah. Sebagai gambaran, dari sekolah yang kekurangan guru, perlu menambahkan analisis terhadap sebagai berikut: Rasio siswa terhadap rombel, apakah sekolah tersebut sekolah tergolong sekolah dengan julah siswa kecil atau sekolah besar
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
25
WORKSHOP ANALISIS DATA
Jika sekolah tersebut tergolong sekolah kecil, apakah langkah berikutnya adalah apakah jarak dengan sekolah lainnya berdekatan (terngkau dengan jalan kali tidak lebih dari 3 km) atau lebih dari 3 km. Selain itu, perlu dilihat apakah daerah tersebut memiliki tingkat pertumbuhan penduduk cenderung meningkat atau cenderung menurun (banyak penduduk migrasi). Atau analisis lainnya yang dipandang perlu di masing-masing kabupaten/kota, termasuk pemekaran daerah atau pemukiman baru
Alur analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
JENJANG SD/MI Ketersediaan guru
Kebutuhan guru
Analisis Kebutuhan
Kekurangan guru Jumlah siswa disekolah >96
Kelebihan guru
Jumlah siswa di sekolah < 96
Jarak dengan sekolah lain > 3 km
Jarak dengan sekolah lain < 3 km
Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat
Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun
Catatan: sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 96 orang menunjukkan bahwa sekolah tersebut berkategori sekolah kecil (SPM jenjang SD)
26
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
JENJANG SMP/MTS
Ketersediaan guru
Kebutuhan guru
Analisis Kebutuhan
Kelebihan guru
Kekurangan guru Jumlah siswa disekolah >108
Jumlah siswa di sekolah < 108
Jarak dengan sekolah lain > 6 km
Jarak dengan sekolah lain < 6 km
Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat
Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun
Contoh alur analisis di atas hanya salah satu dari sekian banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam melakukan analisis kecukupan guru. Misalkan, jika kita ingin menganalisis kelebihan guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Maka alur yang digunakan hampir sama, hanya untuk pendalaman analisis yang berbeda.
Alur Analisis sekolah kelebihan Guru Mengapa kelebihan guru menjadi masalah dalam distribusi guru saat ini? Banyak beranggapan bahwa kelebihan guru dapat meningkatkan mutu pelajaran, karena siswa yang dikelola lebih sedikit, sehingga pengelolaan menjadi lebih efektif. Dari berbagai data menunjukkan bahwa banyak sekolah dengan rasio siswa-guru yang sangat kecil, bahkan kurang dari setengah standar SPM, ternyata sekolah itu mutunya releatif rendah dibandingkan dengan sekolah dengan rasio siswa-guru lebih besar. Apakah kelebihan guru harus selalu dipindahkan ke sekolah lain yang mengalami kekurangan guru? Jawabannya bisa ya bisa tidak, mengapa?
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
27
WORKSHOP ANALISIS DATA
Dalam jangka pendek, kelebihan guru sebagian harus didistribusikan ke sekolah lain yang mengalami kekurangan guru, tetapi dalam jangka penjang kelebihan guru tidak selalu harus didistribusikan ke sekolah lain, baik dalam kecamatan, antar kecamatan, dan antar kabupaten/kota. Analisis berikut memberikan alternative-alternatif pilihan dalam penanganan kelebihan guru di sekolah. Sebagai gambaran, dari sekolah yang kelebihan guru, perlu menambahkan analisis sebagai berikut: Rasiso siswa terhadap rombel, apakah sekolah tersebut sekolah tergolong sekolah dengan jumlah siswa kecil atau sekolah besar Jika sekolah tersebut tergolong sekolah besar, langkah berikutnya adalah apakah sekolah tersebut telah memenuhi SPM? Selain itu, perlu dilihat apakah daerah tersebut telah memenuhi target pencapaian APK/APM sesuai dengan target Renstra dinas pendidikan kabupaten/kota.
JENJANG SD/MI Ketersediaan guru
Kebutuhan guru
Analisis Kebutuhan
Kekurangan guru Rasio siswa thd guru/sekolah < 96
Kelebihan guru
Rasio siswa thd guru/sekolah > 96
SPM rasio siswa rombel telah terpenuhi
SPM rasio siswa rombel belum terpenuhi
APK/APM telah memenuhi target Resntra
28
APK/APM belum memenuhi target Renstra
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
JENJANG SMP/MTS
Ketersediaan guru
Kebutuhan guru
Analisis Kebutuhan
Kekurangan guru Mapel
Kelebihan guru Mapel
jumlah siswa di sekolah < 108
Jumlah siswa di sekolah > 108
SPM rasio siswa rombel telah terpenuhi
SPM rasio siswa rombel belum terpenuhi
APK/APM telah memenuhi target Resntra
APK/APM belum memenuhi target Renstra
Alur analisis di atas khusus untuk menganalisi kelebihan guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Hal ini penting dilakukan, karena masalah yang lebih banyak terjadi pada tingkat kabupaten/kota adalah kelebihan guru. Bagaimana memanfaatkan kelebihan guru agar mutu pendidikan menjadi lebih baik? Promosi jadi pengawas Kepala sekolah Fasilitator daerah (guru inti) Contoh rumus yang digunakan Kebutuhan Guru Kelas
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
29
WORKSHOP ANALISIS DATA
Jenjang SMP Jumlah Rombel ideal
Jumlah Jam tersedia (jt)menggunakan rumus sebagai berikut:
Kebutuhan guru (kg)dihitung melalui rumus
30
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Kebutuhan Guru pada jenjang SMA
Kebutuhan Guru BK
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
31
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja Peserta 2.1 Jika sebagian besar sekolah pada jenjang SD/MI kekurangan guru kelas, di sisi lain kelebihan guru agama dan guru olah raga. 1. 2. 3. 4.
Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar sebesar 0,80 Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 Rata-rata jam mengajar guru agama 12 jam Rata-rata jam mengajar guru olah raga sebesar 15 jam
Analisis apa yang diperlukan agar dapat memberikan alternatif kebijakan yang tepat pada masing-masing data di atas? Langkah 1. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar sebesar 0,80 Langkah analisis berikutnya: a) .......................................... b) .......................................... c) ......................................... Langkah 2. Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 Langkah analisis berikutnya: a) .......................................... b) .......................................... c) ......................................... Langkah 3. Rata-rata jam mengajar guru agama 12 jam Langkah analisis berikutnya: a) .......................................... b) .......................................... c) ......................................... Langkah 4. Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 Langkah analisis berikutnya: a) .......................................... b) .......................................... c) .........................................
32
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja Peserta 2.2 Jika sebagain besar sekolah pada jenjang SMP/MTs kelebihan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS, analisis apa yang diperlukan agar dapat memberikan alternatif kebijakan yang tepat? 1. Rata-rata jumlah jam mengajar guru Bahsa Indonesia sebesar 18 jam perminggu 2. Rata-rata jumlah jam mengajar guru IPS sebesar 21 jam per minggu Dari data tersebut, analisis apa yang perlu dilakukan untuk memperoleh alternatifalternatif kebijakan 1. ............................................................ 2. ............................................................ 3. ............................................................ 4. ............................................................
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
33
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 2
34
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
35
WORKSHOP ANALISIS DATA
36
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
37
WORKSHOP ANALISIS DATA
38
UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru
PENYAMAAN PERSEPSI
UNIT 3 PENGENALAN SOFTWARE DAN PENYIAPAN DATA
UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru
1
PENYAMAAN PERSEPSI
40
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 3 PENGENALAN SOFTWARE DAN PENYIAPAN DATA - Waktu: 3 jam dan 15 menit (195 menit)
Pengantar Analisis data oleh Dinas Pendidikan selama ini masih sering dilakukan secara manual. Ini yang menyebabkan proses analisis dianggap rumit dan memerlukan skill ICT yang tinggi. Berbagai software yang dapat digunakan untuk analisis sudah dikembangkan, dari Microsoft Excel sampai SPSS. Tetapi seringkali pengolahan dengan berbagai software inipun masih memerlukan langkah-langkah manual untuk pengumpulan, entri data, desain analisis, dan juga penyajiannya. Sementara itu sistem informasi Pendidikan yang dikembangkan berbagai lembaga seringkali didesain terlalu kaku untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing lembaga, tanpa mempertimbangkan kemungkinan penggunaan bagi institusi dan lembaga lain yang menjadi sumber atau mendukung pengumpulan data itu sendiri seperti pihak sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota ataupun dinas Pendidikan provinsi. USAID PRIORITAS, melanjutkan pendekatan dari USAID DBE 1 telah mengembangkan software sederhana untuk membantu Sekolah, Dinas Pendidikan baik Kabupaten/Kota ataupun Provinsi yang belum mengembangkan sistem tersendiri untuk membantu melakukan analisis. Software tersebut adalah SIMPK yang sumber datanya berbasis pada DAPODIK (SIMPKDAPODIK). Software ini menggunakan Microsoft Office sebagai platform dasar, dengan Microsoft Access sebagai basis datanya, dan Microsoft Excel sebagai alat analisis terutama fitur Pivot-Table dan PivotChart. Dalam unit ini kita akan memperkenalkan software ini kepada peserta, dan memberikan kesempatan bagi peserta mempraktikan penggunaan software ini Akan tetapi sebaik-baik sistem analisis ataupun pendataan, mutu sumber data adalah kunci utama keberhasilan analisis. Oleh karena itu dalam tahap ini juga dilakukan reviu dari pendampingan antara tahap Sosialisasi dan Workshop 1 (analisis data), dimana data terakhir terkumpul akan dilihat dan direview untuk melihat berapa persen cakupan dari data terhadap keadaan riil yang telah diketahui sebelumnya. Tetapi dalam reviu ini pula akan ditekankan kembali kepada peserta, bahwa tujuan akhir dari reviu adalah bukan pada data yang lengkap 100% dan akurat 100%, akan tetapi lebih untuk melihat karakteristik dari data yang sudah terekam.
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
41
PENYAMAAN PERSEPSI
Tujuan Tujuan dari unit ini adalah: 1. Memperkenalkan software SIMPK-DAPODIK 2. Mengajarkan penggunaan SIMPK-DAPODIK dalam: a. Pengumpulan dan impor data b. Verifikasi data c. Menghasilkan output data dan melakukan analisis pada output tersebut 3. Menggunakan PivotTable dan PivotChart a. Membuat PivotTable b. Menampilkan klasifikasi baris/kolom sederhana c. Melakukan filtrasi data d. Menampilkan nilai sum/count/average 4. Reviu Data yang akan digunakan dalam analisis
Pertanyaan Kunci 1. Apakah fungsi, fitur, dan peran SIMPK-DAPODIK dalam analisis penataan dan pemerataan guru? 2. Bagaimanakah langkah-langkah untuk: a. Pengumpulan data b. Impor Data c. Menghasilkan output 3. Bagaimana langkah-langkah dasar untuk membuat dan mengolah Pivot Table dan Pivot Chart? 4. Bagaimanakah kelengkapan dan akurasi data dari Sistem Pendataan Dikdas (DAPODIK)?
42
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Petunjuk Umum Pada dasarnya unit ini dibagi menjadi dua bagian: (i) pengenalan software; (ii) riviu data. Tetapi kegiatan ini digabung menjadi satu unit mengingat perlunya fleksibilitas penyelenggaraan unit ini dikarenakan beberapa kondisi: a. Kesiapan data DAPODIK: sebelum atau pada saat acara WS #1 b. Besar data DAPODIK keseluruhan Dua kondisi di atas akan menentukan dalam praktik impor dan penyiapan data apakah akan menggunakan seluruh data atau data sampel, menggunakan data riil masing-masing kabupaten/kota atau menggunakan data kabupaten/kota yang lain. Bila kita akan melakukan impor seluruh sekolah, maka proses reviu seyogyanya dilakukan setelah praktik impor dan generate data selesai dilakukan. Bila kita akan melakukan impor sebagian, atau menggunakan kabupaten lain – dan data lengkap telah disediakan sebelumnya, maka reviu data seyogyanya dilakukan sebelum proses impor, karena akan memberikan ruang lebih banyak untuk diskusi perbaikan/pelengkapan data.
Sumber dan Bahan 1. Paparan I: Pengenalan Software, dan Pengingat mengenai Peran dan Fungsi Data 2. Sumber data sekunder untuk: a. Jumlah Sekolah – menurut status b. Jumlah Guru – menurut status kepegawaian c. Jumlah Murid 3. Notebook + LCD/Proyektor + Sound System
Waktu Penyelenggaraan sesi ini adalah selama 3 jam dan 15 menit, dibagi menjadi dua kelompok waktu: Bagian I: Pengenalan Software akan memakan waktu 90 menit Bagian II: Reviu data akan memakan waktu 105 menit
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
43
PENYAMAAN PERSEPSI
Ringkasan Sesi Introduction (5 menit) Fasilitator akan memaparkan tujuan, pertanyaan kunci dan tahapan kegiatan, untuk kedua bagian.
Connection (20 menit) Fasilitator memaparkan peran dan fungsi SIMPK DAPODIK, mengupas lagi praktik analisis yang baik, dan gambaran umum penggunaan SIMPK DAPODIK
Application 135 menit
Reflection (20 menit)
Peserta melakukan praktik: Impor, Generate, dan Pivot Table Dasar dibawah panduan fasilitator
Fasilitator membantu peserta merefleksikan kemampuan peserta dalam menggunaan SIMPK
Fasilitator
kemudian
merefleksikan kondisi kelengkapan data yang ada saat itu, dan apa yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki kelengkapan data
Extension (15 menit) Peserta merumuskan langkah-langkah perbaikan data yang mungkin dilakukan, atau menyusun karakteristik dari data yang terkumpul untuk menjadi pertimbangan dalam analisis ke depan. Bila ada proses validasi, verifikasi atau update data, maka Peserta membuat kesepakatan untuk pembagian tugas dan penjadwalan untuk dibawa di RTL.
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (5 menit)
Fasilitator membuka kegiatan unit ini dengan mengucapkan salam, dan menanyangkan Paparan. Sebelum memulai paparan, secara ringkat Fasilitator menerangkan latar belakang, tujuan, dan pertanyaan kunci unit ini, dan ditutup dengan tahapan kegiatan unit ini, sesuai dengan adaptasi dari kondisi yang diangkat di bagian Petunjuk Umum.
44
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
C
Connection (20 menit)
Fasilitator menayangkan fungsi SIMPK-DAPODIK, manfaat tujuan dan langkah-langkah umum penggunaannya. Dalam sesi ini dilakukan sedikit pengulangan mengenai praktik yang baik bagi analisis untuk pengambilan kebijakan. Pengulangan ini untuk memberikan paparan kepada peserta yang mungkin tidak terlibat dalam sosialisasi, atau penekanan bagi yang sudah terlibat. A
Application (135 menit)
Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, satu kabupaten/kota satu kelompok. Bila dimungkinkan ada fasilitator pendamping untuk setiap kelompok, tetapi bila kurang maksimal satu pendamping untuk dua kelompok. Peserta melakukan praktik impor data, untuk kemudian melakukan generate data. Bila proses ini untuk keseluruhan sekolah dianggap cukup lama, bisa menggunakan sebagian tertentu data (satu-dua kecamatan) Tetapi sebelum acara dimulai, fasilitator telah menyiapkan output/generate untuk masing-masing kelompok dengan data yang sesuai. Setelah proses impor selesai, dilakukan reviu data ringan untuk membandingkan data yang diimpor dengan data terekam dalam SIMPK-DAPODIK. Setelah teryakinkan tidak ada anomali dalam impor, maka peserta kemudian melakukan generate output. Bila peserta mengimpor seluruh data, maka hasil generate output dapat langsung digunakan untuk berlatih, bila tidak, maka fasilitator akan memberikan hasil SIMPKDAPODIK yang sudah berisi data, dan hasil generate output untuk masing-masing kelompok. Tahap akhir dari proses aplikasi adalah pengenalan mengenai PivotTable dan PivotChart. Fasilitator utama memaparkan bagian terakhir dari Paparan yang berisi 5 soal pivotTable dan pivotChart. Dengan runut dan sabar fasilitator akan memperkenalkan kepada peserta apa yang dimaksud dengan Pivot Table, bagaimana menampilkan data dan pengelompokan data. Setelah ini selesai, kita akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu – refleksi. Dimana salah satu hal yang direfleksikan adalah bagaimana kelengkapan data yang ada.
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
45
PENYAMAAN PERSEPSI
R
Reflection (20 menit)
Fasilitator mengajak peserta untuk merefleksikan dua hal: a. Kemampuan peserta mengoperasikan SIMPK-DAPODIK, apakah peserta mampu mengoperasikan software dan output SIMPK-DAPODIK (mandiri/tanpa bimbingan fasilitator) b. Bagaimana kondisi data yang tersedia, apakah data yang terekam sudah memadai (cukup). Bila verifikasi/pelengkapan data kecil masih memungkinkan, peserta diminta untuk mempertimbangkan bagaimana melakukan hal ini secara efektif/seefisien mungkin. Fasilitator harus mampu memberikan kepercayaan diri kepada peserta bahwa data yang ada sudah memadai dan bisa dimulai melakukan analisis. Adapun bila ada update data, analisis dapat di-refresh dengan menggunakan data yang baru tanpa adanya pengulangan. Itupun, yang sering terjadi, tidak ada perubahan besar/signifikan dari hasil analisis.
E
Extention (15 menit) Dari hasil refleksi, fasilitator mengambil kesimpulan apakah yang akan dilakukan peserta dalam waktu Extention yang tersedia: 1. Melakukan pengulangan/pendalaman proses SIMPK-DAPODIK 2. Melakukan pelengkapan/verifikasi data ringan 3. Melakukan analisis data ringan Selain itu, Fasilitator harus mengajak peserta untuk mau secara mandiri melakukan proses impor dan generate, serta melakukan analisis dengan pivoting dasar. Bila diperlukan verifikasi/pelengkapan data yang cukup besar, dalam tahap ini fasilitator harus mencatatnya untuk kemudian mengangkat kembali isu ini dalam Rencana Tindak Lanjut Fasilitator menutup acara dengan mengajak peserta untuk melakukan analisis yang lebih komplek dan mendalam yang akan dilakukan di Unit 3.
Pesan Utama Penggunaan data penting untuk kesempurnaan data. Proses analisis dapat dilakukan oleh semua orang, dengan bantuan SIMPK-DAPODIK dan juga PivotTable dan PivotChart. Makin sering data digunakan maka makin banyak perbaikan data dapat dilakukan, makin sering melakukan analisis maka kemampuan analisis dan olah data peserta juga akan semakin baik.
46
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 3
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
47
PENYAMAAN PERSEPSI
48
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
49
PENYAMAAN PERSEPSI
50
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
51
PENYAMAAN PERSEPSI
52
UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 4 ANALISIS DATA
UNIT 4: Analisis Data
53
WORKSHOP ANALISIS DATA
54
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 4 ANALISIS DATA - Waktu: 7 jam (420 menit)
Pengantar Dalam unit ini peserta akan melakukan praktik dari analisis data. Unit ini akan melakukan analisis berdasarkan kerangka analisis yang telah diulas di Unit 1 WS#1. Analisis dimulai pada tahap yang paling sederhana seperti jumlah sekolah, jumlah siswa, dan juga jumlah anak usia sekolah menurut wilayah. Semua output yang akan dilakukan dalam Unit ini sebetulnya sudah dapat dihasilkan oleh SIMPK-DAPODIK. Akan tetapi dalam unit ini output pivoting yang dihasilkan tidak akan digunakan karena peserta akan melakukan penghitungan secara manual. Hal ini dilakukan agar: a. Peserta memahami Indikator-indikator yang digunakan b. Peserta mampu mengubah indikator tersebut menjadi rumus-penghitungan c. Peserta mampu mengembangkan analisis secara mandiri. Selain itu dalam unit ini peserta akan merekam/mencatat nilai-nilai indikator dalam analisis untuk diangkat sebagai kandidat isu strategis. Analisis dilakukan dengan langkah-langkah yang hampir selalu sama. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung indikator untuk tingkat Kabupaten/Kota 2. Menghitung indikator pada jenjang yang lebih rendah (Kecamatan, Desa/Kelurahan, Sekolah) 3. Membandingkan dengan atribut sekolah (Negeri/Swasta, Perkotaan/Pedesaan/ Terpencil, Tingkat Kemiskinan) 4. Melakukan tabulasi silang dengan indikator lain 5. Membuat kesimpulan Setelah penyusunan kesimpulan, peserta diminta merekam hasil ini dalam lembar kerja untuk kemudian digunakan dalam diskusi di unit berikut yaitu identifikasi isu strategis.
UNIT 4: Analisis Data
55
WORKSHOP ANALISIS DATA
Tujuan Tujuan dari unit ini adalah menyelesaikan penyiapan tabel-tabel analisis, membaca tabel tersebut dan menyiapkan simpulan bagi masing-masing indikator bila memang ditemukan kesenjangan antara kinerja Kabupaten/Kota atau Sekolah dengan standar yang digunakan. Analisis, pembacaan dan simpulan ini akan direkam dalam Lembar Kerja untuk memudahkan pengelolaan, kerunutan, analisis, dan juga penyusunan narasi Kerangka analisis dan indikator yang digunakan dalam unit ini mengacu pada Unit 1 WS#1. Hasil dari unit ini adalah daftar kesenjangan indikator kinerja penataan dan pemerataan guru untuk kemudian didiskusikan lebih lanjut di unit 4. Selain penghitungan di atas, unit ini juga bertujuan mengembangkan lebih lanjut kemampuan Pivoting dari peserta, sehingga diharapkan peserta mempunyai kapasitas untuk mengembangkan analisis lebih lanjut, melakukan analisis mandiri dan menggunakan kapasitas Pivoting peserta untuk melakukan analisis bagi data-data lain yang dimiliki.
Pertanyaan Kunci Pertanyaan Kunci dari Unit ini adalah: 1. Indikator kinerja apa sajakah dari daftar indikator penataan dan pemerataan guru yang memiliki kesenjangan dengan standar yang ada? a. Sebarapa jauh kesenjangan tersebut? b. Bagaimana bila dibandingkan kinerja kabupaten/kota lain? c. Apakah kesenjangan tersebut mencakup semua wilayah atau hanya kecamatan/desa/ kelurahan tertentu? d. Apakah kesenjangan tersebut merata, atau ada kriteria wilayah atau atribut tertentu dari sekolah? e. Apakah ada keterkaitan kesenjangan ini dengan indikator lain? 2. Bagaimanakah cara untuk melakukan penghitungan masing-masing indikator dan melakukan penyajiannya dalam bentuk PivotTable, dan PivotChart.
56
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Petunjuk Umum Unit ini adalah unit yang cukup panjang. Dikerjakan dalam kelompok masing-masing kabupaten/kota. Mayoritas waktu dalam unit ini dihabiskan dalam tahap Application, terutama dalam praktik. Praktik dilakukan dalam dua tahap, yaitu: 1. Praktik penghitungan, penyiapan dan analisis indikator Praktik ini adalah praktik analisis Pivoting. Disini peserta diminta untuk melakukan pivoting untuk masing-masing indikator bila memungkinkan, atau sebagian indikator – bila waktu terbatas atau kemampuan peserta tidak memungkinkan untuk itu. Hampir semua output sebetulnya bisa dikomputasikan dan disiapkan oleh Software SIMPK-DAPODIK. Tetapi untuk pelatihan ini pivoting yang dihasilkan belum diberikan kepada peserta untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melakukan analisis dan Pivoting. 2. Paparan/Kunjung Karya dari indikator yang mengalami kesenjangan dan menjadi kandidat isu strategis Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan diskusi antar kelompok, sehingga peserta dapat melakukan pembandingan kinerja layanan antar kabupaten/kota. Karena pembandingan dengan kinerja kabupaten/kota yang lain merupakan salah satu langkah dalam analisis. Bila diputuskan untuk melakukan kunjung karya, maka peserta tidak menggunakan lembar kerja tapi flip-chart. Bila diputuskan untuk paparan, maka peserta menggunakan lembar kerja – untuk kemudian dipindahkan ke dalam Powerpoint.
Sumber dan Bahan 1. 2. 3. 4.
Paparan Unit 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data Paparan Unit 4: Analisis Data Lembar Kerja untuk Analisis dan Penentuan Isu Strategis Notebook + LCD/Proyektor + Sound System + Flip Chart
UNIT 4: Analisis Data
57
WORKSHOP ANALISIS DATA
Waktu Unit ini idealnya menggunakan waktu selama 7 jam (420 menit). Tetapi bisa disesuaikan terutama bila kapasitas ICT peserta dianggap belum memenuhi untuk pembelajaran PivotTable dan PivotChart, sehingga bisa langsung ke pembacaanya saja.
Ringkasan Sesi Introduction (5 menit)
Connection (30 menit)
Fasilitator akan memaparkan tujuan, pertanyaan kunci dan tahapan kegiatan, untuk kedua bagian.
Fasilitator memaparkan cara tahaptahap analisis, rasionalitas tahap tersebut.
58
Application (360 menit)
Reflection (15 menit)
Fasilitator Peserta memaparkan melakukan ulang refleksi dari kerangka pengalaman analisis. melakukan Peserta penghitungan menghitung dan analisis, indikatoruntuk melihat indikator yang pemahaman ditampilkan mereka dan satu persatu. penguatan apa yang Hasil analisis diperlukan, diisikan ke serta analisis lembar kerja apa yang untuk perlu kemudian diperdalam dipaparkan atau kunjung karya
Extension (10 menit) Fasilitator mendisuksikan dengan peserta mengenai analisis lanjut, atau pendalaman untuk penghitungan analisis, serta membaca lebih detail kerangka analisis. Dan menekankan perlunya kegiatan mandiri untuk itu.
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (5 menit)
Fasilitator membuka kegiatan unit ini dengan mengucapkan salam, dan menayangkan Paparan. Sebelum memulai paparan, secara ringkas Fasilitator menerangkan latar belakang, tujuan, dan pertanyaan kunci unit ini, dan ditutup dengan tahapan kegiatan unit ini. Jelaskan kepada peserta bahwa unit inilah inti dari kegiatan peserta pada Workshop I, yaitu analisis data. C
Connection (30 menit)
Di unit ini fasilitator menjelaskan mengenai hal-hal berikut:
Tahap-tahap analisis yang merupakan sari dari praktik yang baik: o Menghitung Indikator Kabupaten (rata-rata kinerja) o Pendalaman/pengelompokan o Identifikasi Sekolah/Guru berkinerja rendah Lembar Kerja Flipchart untuk masing-masing kelompok Metaplan untuk menulis tahapan analisis
Fasilitator sekedar mengingatkan rasional dari tahap-tahap tersebut, karena telah banyak diulas pada diskusi-diskusi di awal mengenai praktik yang baik. Penekanan justru diberikan mengenai Lembar Kerja yang akan digunakan secara kontinyu dari analisis data sampai dengan penentuan isu strategis. Tekankan pentingnya menggunakan lembar kerja agar analisisi dan penentuan isu strategis bisa direkam, dan lebih terpimpin dan runut.
A
Application (360 menit)
Dalam tahap ini aplikasi dilakukan menurut kelompok kabupaten/kota. Tahap ini adalah tahap utama dari unit ini, dimana peserta mengerjakan penghitungan dan analisis untuk setiap indikator. Paparan melanjutkan paparan sebelumnya yang mencantumkan analisis-analisis yang akan dilakukan dan dibagi menjadi dua kelompok: UNIT 4: Analisis Data
59
WORKSHOP ANALISIS DATA
1. Analisis Utama yang berisi indikator-indikator utama yang akan diukur kesenjangannya. Indikator ini dikelompokan menjadi: (a) Kebutuhan dan kecukupan guru; (b) Kualifikasi guru; dan (c) Outflow guru. 2. Analisis pendukung adalah indikator-indikator terkait dengan indikator utama yang bisa membantu pengukuran kesenjangan atau sebab akibat dari kesenjangan indikator utama. Analisis pendukung ini dapat digunakan melihat seberapa besar cakupan/dampak dari indikator utama dan mengklasifikasikan apakah kesenjangan tersebut adalah isu strategis atau tidak. 3. Hasil analisis kemudian dicatat pada kolom hasil penghitungan 4. Peserta kemudian membandingkan hasil penghitungan ini dengan standar yang sesuai dalam kolom kesenjangan 5. Agar tim dapat dengan mudah melihat kembali proses analisis, file hasil PIVOT dicatat pada kolom sumber rujukan Fasilitator memulai dengan mencontohkan penghitungan dan analisis indikator-indikator pertama, dan kemudian menjelaskan analisis dan simpulan yang dihasilkan. Setelah peserta dianggap sudah cukup lancar menggunakan PivotTable, maka peserta secara bergantian diminta untuk melakukan didepan, dalam melakukan Pivoting, serta analisis sederhana. Bila ada perbedaan kecepatan antar kelompok, untuk kelompok yang lebih cepat dapat diberikan salinan dari paparan sehingga mereka bisa mengerjakan lebih banyak tanpa harus menunggu kelompok yang lain. Bebaskan peserta untuk menggunakan kreativitasnya untuk menyajikan, mengelompokan data, dan juga melakukan tabulasi silang. Ajak peserta untuk berdiskusi indikator apa saja yang cocok untuk digunakan dalam tabulasi silang, dan apa alasannya. Dalam melakukan tabulasi silang, kita tidak hanya mencari penyebab, atau dampak dari indikator utama. Bisa tabulasi silang murni hanya untuk melihat prevalensi indikator yang satu dengan indikator yang lain. Ingatkan peserta untuk terus mengisi informasi yang diperoleh pada lembar kerja. Selain itu bila memungkinkan peserta diharuskan menulis ringkasan informasi tersebut dalam metaplan dan flipchart untuk memudahkan kunjung karya. Bila tidak memungkinkan, maka peserta diminta untuk merekam informasi ringkas ini dalam Powerpoint untuk paparan. Sisakan waktu yang cukup di akhir tahap ini untuk melakukan kunjung karya/paparan. Kunjung Karya/Paparan ini dilakukan memperluas wawasan peserta dalam melakukan analisis, serta memberikan perbandingan kinerja antar Kabupaten/Kota. Bila analisis pada indikator kinerja antar kabupaten/kota tidak berbeda jauh, maka isu kesenjangan yang ditemukan di tingkat Kabupaten/Kota dapat diangkat menjadi isu provinsi.
60
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
R
Reflection (15 menit)
Pada tahap ini, fasilitator mengajak peserta untuk merefeleksikan tiga hal: 1. Informasi atau hasil analisis apa sajakah yang diperoleh peserta. Bagaimana mereka melihat kinerja layanan pendidikan di Kabupaten/Kota masing-masing terutama dalam penataan dan pemerataan guru. Apakah ada hal-hal lain yang ingin diketahui, analisis apa yang ingin dilakukan lebih lanjut? 2. Bagaimanakah kemampuan pemahaman peserta terhadap tahap-tahap analisis? Bagaimana kemampuan untuk melakukan Pivoting. Apakah perlu ada pendalaman atau pemantapan – baik di dalam sesi ini atau mandiri. 3. Bagaimana kinerja layanan pendidikan di Kabupaten/Kota dibanding dengan standar (SPM atau SNP)?. Fasilitator menanyakan kepada peserta untuk mengaitkan kinerja dengan standar yang sesuai.
E
Extention (10 menit) Fasilitator mengumpulkan dari tahap refleksi kegiatan lanjut apa yang akan dilakukan terkait dengan Unit ini. Kegiatan lanjut ini seyogyanya dilakukan secara mandiri oleh peserta, dengan fasilitator melakukan pendampingan terbatas ketika fasilitator akan melakukan kunjungan pendampingan. Tetapi bila memang diperlukan tidak dibatasi bahwa fasilitator melakukan pendampingan intensif pada saat kunjungan.
Pesan Utama Analisis yang hanya menggunakan indikator di tingkat Kabupaten/Kota tanpa adanya pendalaman sering menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Bila tidak dilakukan pendalaman dalam analisis, maka sering Kabupaten/Kota cepat puas dengan rata-rata indikator yang memadai, dan melupakan bahwa rata-rata indikator itu berarti ada sekolah yang kinerjanya lebih tinggi dari indikator kinerja tersebut, tetapi banyak pula sekolah yang dibawah rata-rata tersebut. Karena itu maka tidak ada bantuan/dukungan terhadap sekolah-sekolah berkinerja rendah tersebut.
UNIT 4: Analisis Data
61
WORKSHOP ANALISIS DATA
Selain itu, isu pemerataan mutu yang sering dimunculkan sebagai salah satu pilar dalam Perencanaan Strategis Kementerian Pendidikan mewajibkan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam. Tetapi analisis mendalam ini masih sering dihindari karena kerepotan yang menyertainya. Dalam unit ini kita mendalami penggunaan pivot tabel yang dapat membantu analisis mendalam.
62
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 4
UNIT 4: Analisis Data
63
WORKSHOP ANALISIS DATA
64
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 4: Analisis Data
65
WORKSHOP ANALISIS DATA
66
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja 4.1 (contoh lembar kerja, gunakan format softcopy)
UNIT 4: Analisis Data
67
67
WORKSHOP ANALISIS DATA
68
UNIT 4: Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 5 IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DALAM PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
69
WORKSHOP ANALISIS DATA
70
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 5 IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DALAM PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Waktu: 150 menit
Pengantar Isu tentang ketidakseimbangan penyebaran guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru matapelajaran terus berlarut, tanpa ada pemecahan yang konkrit mulai pada jenjang satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, hingga nasional. Dampak dari ketidakseimbangan penyebaran guru ini menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan. Salah satu sebab dari ketidakseimbangan penyebaran guru adalah sistem informasi guru yang dibangun secara terpadu belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Sumber data yang memadai melalui DAPODIK (Data Pokok Pendidikan) belum dimanfaatkan secara maksimal. Data tersebut belum dianalisis secara rinci berdasarkan kebutuhan informasi untuk kebijakan, baik dalam peningkatan mutu layanan pendidikan secara umum, maupun untuk kebijakan pentataan dan pemerataan guru. Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbud, Mendagri, MenPAN dan RM, MenAg, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS merupakan langkah awal untuk menata dan memeratakan guru antar sekolah, kabupaten/kota, dan antar provinsi. Untuk menindaklanjuti Perber 5 Menteri tersebut, Kemdikbud telah membuat Petunjuk Teknis (Juknis) untuk pelaksanaan penataan tersebut. Namun demikian, Juknis tersebut belum cukup dapat dijadikan panduan oleh staf Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Untuk membantu Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan provinsi mengimplementasikan Perber tersebut, USAID PRIORITAS mengembangkan Modul Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru. Pada Workshop 1 Unit 5 diharapkan para peserta workshop dapat mengidentifikasi isu-isu strategis yang ada di kabupaten/kota berkaitan dengan penataan dan pemerataan guru. Hasil identifikasi isu strategis ini akan digunakan sebagai bahan perumusan kebijakan yang akan dibawa dalam Workshop Analisis Kebijakan.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
71
WORKSHOP ANALISIS DATA
Tujuan Tujuan umum Unit 5 adalah peserta mampu mengidentifikasi isu strategis dalam penataan dan pemerataan guru pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan khusus yang diharapkan dikuasai peserta adalah sebagai berikut: 1.
Mampu mengidentifikasi isu-isu strategis dalam distribusi guru di tingkat kabupaten
2.
Mampu mengidentifikasi penyebab masalah dalam distribusi guru
3.
Mampu merumuskan isu strategis penataan dan pemerataan guru yang akan ditindaklanjuti sebagai bahan perumusan kebijakan.
Pertanyaan Kunci 1. 2. 3. 4. 5.
Apakah distribusi guru telah menjadi isu strategis? Apa kriteria suatu kesenjangan dapat dikatakan sebagai isu strategis dalam penataan dan pemerataan guru? Bagaimana langkah mengidentifikasi isu strategis dalam penataan dan pemerataan guru? Bagaimana cara melakukan analisis penyebab masalah dalam distribusi guru? Bagaimana merumuskan isu strategis?
Petunjuk Umum Pendekatan yang digunakan dalam workshop ini adalah pendekatan andragogi, dimana peserta telah memiliki pengetahuan awal yang cukup tentang topik yang akan dibahas. Untuk itu, peserta dianggap sebagai shareholder dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sesuai dengan pengalaman masing-masing. Sesi dimulai dengan pengenalan tentang isu-isu dalam distribusi guru. Kegiatan ini dilakukan melalui tanya jawab. Peserta lain kemungkinan sudah banyak mengetahui isu-isu yang berkembang berkaitan dengan distribusi guru.
Sumber dan Bahan
Presentasi dalam PowerPoint
Handout 5.1
72
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja 5.1 dan 5.2
LCD dan laptop/komputer
Kertas plano, spidol, dan flipchart
Waktu Waktu yang digunakan dalam Unit 1 ini adalah 150 menit.
Ringkasan Sesi Introduction 10 menit
Connection 20 Menit
Application 105 menit
Reflection
Fasilitator menyampaikan judul, latar belakang dan pertanyaan kunci Unit 5
Diskusi awal tentang masalah distribusi guru dan bagaimana cara melakukan identifikasi
Diskusi Kelompok dibagi dalam 3 sesi,. Sesi 1(20 menit): Identifikasi isu strategis; Sesi 2 (20 menit): Analisis penyebab masalah; Sesi 3: (45 menit) Merumuskan isu strategis dalam Penataan dan Pemerataan Guru; Presentasi (20 menit)
Merefleksi pencapaian tujuan, terutama merumuskan isu strategis sebagai input untuk Workshop 2
10 menit
Extension 5 menit Menindaklanjuti unit 5 ini dengan menelaah analisis kebutuhan guru tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (10 menit)
Fasilitator menayangkan judul sesi dan membuka dengan salam. Fasilitator memulai kegiatan dengan menyatakan bahwa pada sesi ini, peserta akan belajar memahami isu strategis, cara mengidentifikasi isu strategis, serta analisis penyebab masalah.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
73
WORKSHOP ANALISIS DATA
Fasilitator juga menayangkan latar belakang/pentingnya mempelajari identifikasi isu strategis dalam distribusi guru. Kompetensi yang harus dikuasi peserta setelah mempelajari Unit 5, mampu menjawab pertanyaan kunci. Penayangan disertai dengan penjelasan singkat.
C
Connection (20 menit)
Diskusi tentang Distribusi Guru Pada langkah ini, para peserta diajak diskusi tentang bagaimana distribusi guru di daerahnya, apakah sudah merata pada semua jenjang pendidikan, khususnya jenjang SD dan SMP. Apakah peserta telah mengetahui secara detil tentang adanya masalah dalam distribusi guru di daerahnya? Peserta diberi Handout 5.1 untuk dibaca selama 10 menit. Fasilitator mengantar materi tentang analisis kecukupan (supplay side) dan kebutuhan (demand side) guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Paparan bersifat stimulus untuk memotivasi peserta berpikir tentang kebutuhan analisis data tentang guru. Sisa waktu yang ada digunakan untuk tanya jawab tentang makna setiap rumus, peristilahan atau kata-kata yang dianggap sulit oleh peserta.
A
Application (105 menit)
Aplikasi dibagi dalam 3 sub-sesi, dengan pembagian topik sebagai berikut: Sesi 1: Mendiskusikan tentang rumusan dan kriteria isu strategis dalam distribusi guru. Peserta diajak diskusi tentang isu strategis dalam distribusi guru di daerahnya masing-masing. Pemahaman tentang isu strategis selama ini, kemudian diajak untuk membandingkan dengan kriteria isu strategis yang disampaikan oleh fasilitator. Setelah itu, peserta diminta merumuskan isu strategis berkaitan dengan distribusi guru berdasarkan kriteria yang telah dibahas. Sesi 2: Pada sesi ini, kegiatan fokus pada langkah-langkah bagaimana mengidentifikasi isu strategis dalam distribusi guru. Peserta diajak berpikir tentang langkah mana yang sudah dilakukan dalam melakukan identifikasi isu strategis berkaitan dengan distribusi guru. Selain itu, langkah mana yang dibutuhkan, tetapi mereka belum melakukan, karena keterbatasan kapasitas dalam mengidentifikasi isu strategis.
74
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Sesi 3: Pada sesi ini, kegiatan fokus pada bagaimana cara melakukan analisis akar penyebab masalah. Langkah ini menjadi penting agar alternatif kebijakan yang akan dipilih harus berdasarkan pada penyebab masalah yang mendasar. Peserta akan diajak secara bersama maupun sendiri-sendiri melakukan analisis akar penyebab masalah. Hubungan ketiga sesi pengenalan analisis data dapat disajikan pada diagram berikut:
Analisis ketersediaan guru kelas dan guru mapel
Analisis kebutuhan guru kelas dan guru mapel
Analisis Kesenjangan kebutuhan guru (kelebihan atau kekurangan)
Identifikasi Isu Strategis dalam Distribusi Guru
Analisis Keterkaitan dan Penyebab Masalah
Diagram 1: Identifikasi Isu Strategis dalam Distribusi Guru
Sesi 1: Identifikasi Isu Strategis dalam Distribusi Guru (20 menit) Fasilitator menyampaikan pengertian isu strategis secara umum dan dikaitkan dengan distribusi guru. • Isu strategis tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih berdasarkan hasil analisis kesenjangan. • Isu strategis dapat dikembangkan dengan menggunakan hasil analisis penyebab masalah, dalam hal ini isu strategis lebih tajam dibandingkan dengan yang sebelumnya
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
75
WORKSHOP ANALISIS DATA
Selanjutnya fasilitator menyampaikan kriteria isu strategis berdasarkan berbagai sumber yang telah dirujuk. Adapun kriteria isu strategi dalam distribusi guru adalah sebagai berikut: Kriteria isu strategis dalam distribusi guru • Cakupan yang luas, multi dimensi • Jangka waktunya panjang, berhubungan dengan tujuan perencanaan jangka panjang. • Mengandung resiko dan kemungkinan keuntungan yang besar. • Isu tersebut menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik. • Isu tersebut tidak bisa ditangani dengan cara reguler
Setelah membahas kriteria isu strategis, kepada peserta diminta untuk melakukan diskusi kelompok mengidentifikasi contoh-contoh isu strategis dengan menggunakan Lembar Kerja 5.1. Selanjutnya peserta ditugaskan untuk mengidentifikasi apakah distribusi guru merupakan isu strategis di kabupaten/kota para peserta. Dalam diskusi ini peserta tidak diberi handout tetapi cukup dengan pertanyaan yang disiapkan di slide presentasi yaitu sebagai berikut. Apakah distribusi guru telah menjadi masalah yang mendasar?
Apakah distribusi guru selama ini menjadi masalah dalam peningkatan mutu layanan pendidikan? Apakah distribusi guru berdampak pada pemenuhan jam mengajar guru dan pembayaran tunjangan sertifikasi pendidik? Apakah distribusi guru telah menjadi isu strategis di kabupaten/kota Saudara? Apakah ketimpangan distribusi guru telah lama terjadi di kabupaten/kota Saudara?
Hasil diskusi langsung dipresentasikan/ditanggapi secara pleno. Jika ada waktu dapat dituliskan pada lembar kerja atau ditulis di komputer untuk dipresentasikan. Selama proses diskusi, fasilitator menjelaskan tentang kriteria isu strategis dalam distribusi guru. Setelah peserta menyampaikan gagasannya, fasilitator memberikan penguatan dengan menyampaikan kriteria isu strategis sebagai berikut.
76
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Fasilitator memberikan pengantar tentang langkah-langkah identifikasi isu strategis, yaitu dimulai dengan mengidentifikasi kesenjangan dengan cara membandingkan kondisi nyata dengan kondisi yang diidealkan. Jika didapat ada kesenjangan dalam distribusi guru, apakah kesenjangan tersebut memenuhi kriteria isu strategis. Langkah berikutnya adalah bagaimana merumuskan isu strategis dalam distribusi guru. Beberapa pertanyaan yang dapat memicu untuk diskusi yang lebih dalam adalah a. Bagaimana cara menetapkan suatu masalah menjadi isu strategis yang dilakukan selama ini? b. Dalam hal kabupaten/kota mengalami kelebihan guru, apakah kelebihan guru merupakan isu strategis? Mengapa? c. Dalam satu kabupaten kelebihan guru agama sebanyak 110 guru dari 510 SD yang ada di kabupaten tersebut, sementara di kabupaten tersebut kekurangan guru kelas sebanyak 78 orang. Apakah kondisi ini menjadi isu strategis? Lakukan langkah-langkah identifikasi isu strategis untuk memastikan bahwa kondisi tersebut masuk kategori isu strategis atau bukan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut, peserta diharapkan melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, dengan topik analisis kekurangan guru yang terjadi di beberapa sekolah? Selama kelompok-kelompok ini berdiskusi, fasilitator berkeliling membantu kelompok agar berhasil merumuskan tugas tersebut.
Sesi 2: Analisis Penyebab Masalah dalam Distribusi Guru (20 menit) Langkah ini merupakan langkah yang penting, karena selama ini banyak yang mengambil kebijakan tanpa menganalisis penyebab masalah. Sehingga apapun masalahnya cara penyelesaiannya hanya satu. Sebagaimana diketahui bahwa masalah distribusi guru, tidak sederhana seperti dibayangkan banyak orang, bukan hanya tinggal mendistribusi guru dari sekolah yang kelebihan guru ke sekolah yang kekurangan guru. Tetapi harus menganalisis berbagai faktor yang terkait dengan distribusi guru. Fasilitator memberikan ilustrasi tentang bagaimana cara melakukan analisis penyebab masalah secara pleno, sebagaimana diilustrasikan sebagai berikut.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
77
WORKSHOP ANALISIS DATA
Coba perhatikan kasus tentang kelebihan guru kelas pada beberapa SD di Kecamatan XX. Apakah ini masalah? Tentu ya, karena guru yang tidak punya kelas yang diajar terancam tunjangan sertifikasinya tidak dibayarkan atau dicabut. Pertanyaan berikutnya, mengapa di kecamatan tersebut kelebihan guru kelas? Mungkin jawabannya adalah karena banyak guru yang minta pindah ke kecamatan tersebut Pertanyaan berikutnya, mengapa guru-guru tersebut minta pindah ke SD di kecamatan tersebut? Mungkin jawabannya adalah sebagian guru tersebut adalah guru perempuan yang dekat dengan tempat kerja suaminya Pertanyaan berikutnya, mengapa dinas pendidikan kabupaten/kota memberikan ijin/rekomendasi pemindahan guru tersebut? Mungkin jawabannya adalah karena dinas pendidikan tidak memiliki peta distribusi guru yang komprehensif. Pertanyaan terakhir, mengapa dinas pendidikan tidak punya peta distribusi guru yang komprehensif? Mungkin jawabannya adalah karena dinas pendidikan tidak punya perencanaan penataan dan pemerataan guru Jadi akar masalahnya adalah dinas pendidikan tidak punya perencanaan dalam penataan dan pemerataan guru.
Jika pemahaman peserta masih kurang, dilanjutkan diskusi dengan pertanyaan sebagai berikut.
Coba perhatikan kasus tentang kelebihan guru matematika di sejumah SMP di kabupaten XX. Apakah ini masalah? Jika ya, pertanyaan berikutnya? Pertanyaan berikutnya...................................................... ? Pertanyaan berikutnya ..................................................... ? Pertanyaan berikutnya ..................................................... ? Pertanyaan terakhir ......................................................... ? Jadi akar masalahnya adalah ..................
Sesi 3: Merumuskan Isu Strategis (45 menit) Berdasarkan ilustrasi pada sesi di atas, peserta diajak diskusi untuk mencari penyebab masalah dalam distribusi guru di kabupaten/kota peserta sendiri (diskusi menggunakan Lembar Kerja 5.2). Diskusi dilakukan secara kelompok, dan selesai diskusi wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
78
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Presentasi dan tanya jawab (20 menit) Pada langkah ini fasilitator menugaskan salah satu kelompok (boleh dipilih acak atau dipilih dari hasil kerja kelompok yang dianggap terbaik) untuk dipresentasikan (form di atas). Presentasi selama 5 menit dilanjutkan dengan 15 menit tanya jawab. Pada proses tanya jawab ini fasilitator diminta untuk membantu agar proses diskusi terarah sesuai dengan topiknya.
R
Reflection (10 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hasil diskusi.
E
Extention (5 menit)
(1) Semua peserta menindaklanjuti Unit 5 ini dengan menelaah isu strategis apa yang telah dirumuskan oleh peserta, serta hasil analisis penyebab masalah. (2) Daerah perlu mengembangkan kreativitas untuk menganalisis penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi internal masing-masing kabupaten/kota.
Pesan Utama Pengembangan kapasitas ini akan lebih bermanfaat apabila peserta menindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan identifikasi isu strategis serta menganalisis penyebab masalah distribusi guru di daerahnya masing-masing.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
79
WORKSHOP ANALISIS DATA
Handout Peserta 5.1 IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DALAM PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Pendahuluan Salah satu isu yang cukup kuat dalam bidang pendidikan saat ini adalah distribusi guru yang tidak merata. Sejumlah sekolah kelebihan guru, di sisi lain banyak sekolah yang kekurangan guru. Bahkan dalam satu sekolah, kelebihan guru mata pelajaran tertentu dan kekurangan guru mata pelajaran lainnya. Sebagaimana diatur dalam PP No 48/2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat, Daerah Provinsi, dan Kabupaten/Kota, pengelolaan guru ada di tingkat kabupaten/kota. Di sisi lain, kapasitas kabupaten/kota baik dilihat dari kapasitas sumberdaya manusia maupun kapasitas fiskal pada umumnya masih belum mencukupi untuk mengelola guru yang jumlahnya sangat besar, bahkan di beberapa kabupaten/kota bisa mencapai lebih dari 70 % dari total PNS Peraturan Bersama 5 Menteri tahun 2011 dan Petunjuk Teknis tentang Penataan dan Pemerataan Guru belum cukup kuat untuk dijadikan panduan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, karena keterbatasan dalam kapasitas mulai dari pemetaan guru yang lebih rinci maupun pengambilan kebijakan yang kreatif. Struktur penyajian modul materi isu strategis meliputi: 1) pendahuluan, 2) tujuan; 3) output; 4) pengertian dan kriteria isu startegis; 5) langkah-langkah mengidentifikasi isu strategis; dan 6) isu eksternal yang berpengaruh terhadap distribusi guru.
Tujuan Setelah mempelajari Unit ini diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi isu-isu strategis distribusi guru pada tingkat satuan pendidikan, distribusi guru dalam kecamatan, dan distribusi guru antar kecamatan. Secara khusus, peserta secara mandiri diharapkan mampu: Mengidentifikasi kesenjangan kecukupan guru pada tingkat satuan pendidikan, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran Mengidentifikasi kesenjangan kecukupan guru antar satuan pendidikan dalam kecamatan baik guru kelas maupun guru mata pelajaran
80
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Mengidentifikasi kesenjangan kecukupan guru antar satuan pendidikan antar kecamatan baik guru kelas maupun guru matap elajaran
Output Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu: Mengenali adanya kesenjangan kecukupan guru pada tingkat satuan pendidikan, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran Melakukan identifikasi isu strategis distribusi guru pada jenjang satuan pendidikan, kecamatan, dan kabupaten/kota Melakukan analisis penyebab/keterkaitan antar indikator dalam mengkaji strategis distribusi guru
isu
Pengertian dan Kriteria Isu Strategis dalam Distribusi Guru Pengertian Isu Strategis Dalam kehidupan sehari-hari kata isu sering dipakai untuk menunjukkan bahwa disitu ada informasi yang belum jelas sumber dan kebenaraannya, seperti isu kudeta, isu kenaikan harga BBM, dan isu SARA. Dalam manajemen strategis, seringkali muncul kata isu strategis. Apa makna isu dalam kehidupan sehari-hari sama dengan makna isu dalam manajemen strategis. Apakah setiap kesenjangan atau masalah menjadi isu strategis? Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan sederhana ini, mari kita lihat kriteria isu strategis yang dikembangkan dalam manajemen strategis. Untuk memahami isu strategis, berikut ini adalah pengertian Isu menurut berbagai ahli, diantaranya: Kriteria Isu Strategis Dalam istilah ilmiah, isu diartikan sebagai suatu kesenjangan atau masalah yang sangat serius, sehingga jika tidak ditangani akan berdampak lebih besar. Suatu masalah dapat dikatakan sebagai isu, jika memenuhi syarat sebagai berikut: 1.
Luas cakupannya. Artinya, wawasan cakupannya tidak hanya meliputi satu sektor atau satu wilayah saja, tetapi meliputi beberapa sektor/wilayah.
2.
Jangka waktunya panjang. Pengertian ini erat hubungannya dengan tujuan dari perencanaan jangka panjang. Hal ini bisa ditafsirkan bahwa penyelesaian
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
81
WORKSHOP ANALISIS DATA
masalah memerlukan waktu yang panjang dan dampak yang ditimbulkan bisa jadi mempunyai akibat yang jauh ke depan. 3.
Mempunyai keterkaitan yang luas. Substansi permasalahan dan cara-cara penyelesaiannya menyangkut banyak pihak dalam masyarakat
4.
Mengandung resiko dan kemungkinan keuntungan yang besar. Rugi (dampak) yang ditimbulkan atau hasil yang mungkin diperoleh akibat dari penanganan masalah tersebut cukup besar baik dalam nilai uang maupun dalam nilai sosial lainnya yang tidak dapat dinilai dengan uang.
5.
Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatik.
Dengan memperhatikan kriteria di atas, kita dapat mengidentifikasi apakah suatu kesenjangan dapat dikatakan sebagai isu startegis. Perhatikan contoh masalah dalam distribusi guru berikut, mana yang masuk dalam isu strategis dan mana yang bukan isu strategis?. Pada jenjang SD kekurangan guru kelas, tetapi kelebihan guru Penjaskes dan Guru Agama Pada SD N 3 Kecamatan XXX kekurangan guru kelas 2 orang Kelebihan guru kelas terjadi pada sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 120 siswa Pada jenjang SMP, kekurangan guru mata pelajaran Matematika, tetapi kelebihan guru IPA dan IPS Pada SMPN 2 kekurangan guru matematika satu orang Distribusi guru antar sekolah dalam kecamatan tidak merata Langkah-Langkah Mengidentifikasi Isu Strategis Untuk melakukan identifikasi masalah, diperlukan langkah-langkah yang sistematis dan bertahap. Identifikasi kesenjangan/masalah distribusi guru Analisis keterkaitan antar unsur yang menyebabkan kesenjangan/masalah Analisis Penyebab akar masalah (root cause analisys) Pemilihan isu strategis yang relevan dengan perencanaan strategis bidang pendidikan dan sumberdaya manusis secara umum.
82
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Identifikasi Kesenjangan/Masalah Langkah pertama dalam melakukan identifikasi isu strategis adalah melakukan analisis kesenjangan. Cara yang digunakan untuk melakukan analisis kesenjangan adalah membandingkan antara kondisi nyata saat ini dengan kondisi ideal yang telah ditetapkan. Cara membandingkan seperti tampak pada diagram berikut:
Bagan 1 Identifikasi Isu Strategis
Kondisi nyata Kekurangan atau kelebihan guru
Kondisi Ideal Kesenjangan/ Masalah
Kecukupan guru
Analisis Penyebab Masalah
Bagaimana menetapkan kondisi nyata? Kondisi nyata didasarkan pada hasil pemetaan distribusi (ketersediaan dan kebutuhan) guru, baik saat ini maupun kebutuhan di tahuan-tahun mendatang sampai dengan 5 tahun ke depan. Ketersediaan guru dapat disajikan menurut sekolah, kecamatan dan kabupaten/kota.
Bagaimana menetapkan kondisi ideal? Kondisi ideal adalah kondisi yang diharapkan atau dicita-citakan (das sollen), biasanya dinyatakan dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif. Namun demikian, kondisi ideal hendaknya dapat terukur.
Bagaimana mengidentifikasi adanya kesenjangan? Dalam hal distribusi guru, kesenjangan bisa terjadi kekurangan atau kelebihan
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
83
WORKSHOP ANALISIS DATA
Jika telah teridentifikasi adanya kesenjangan dalam distribusi guru, kesenjangan dalam distribusi guru dapt dilihat dari dua sisi, yaitu: 1) satuan pendidikan yang kekurangan guru, 2) satuan pendidikan yang mengalami kelebihan guru, 3) peta distribusi guru menurut satuan pendidikan. Mengapa terjadi ketidakseimbangan maka perlu ditelusuri lagi dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Analisis Keterkaitan Antar Unsur yang Menyebabkan Kesenjangan/Masalah Mengapa distribusi guru dianggap masalah yang rumit? Masalah distribusi guru tidak berdiri sendiri, hanya memperhitungkan ketersediaan dan kebutuhan guru semata, tetapi banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap distribusi guru, baik bersifat internal guru, maupun aspek di luar guru, seperti sekolah dimana guru mengajar, sebaran penduduk (demografi), daerah tergolong 3T (terpecil, terluar, dan terdepan) geografi, aspek ekonomi, sosial budaya dan kebijakan pemerintah daerah dan pusat.
Mengapa aspek sekolah perlu dipertimbangkan? Distribusi guru selama ini hanya mempertimbangkan jumlah rombongan belajar, baik untuk guru kelas maupun untuk guru mata pelajaran, sebagai dasar penentuan rumus kebutuhan guru. Faktor besar rombongan belajar hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh perencana pendidikan, akibatnya rasio siswa terhadap guru pada jenjang SD dan SMP selama 10 tahun terakhir semakin mengecil, seperti tampak pada diagram berikut:
84
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Sumber: Kemdikbud, 2011 2011
Sumber: UNESCO,
Diagram di atas menunjukkan bahwa rasio siswa terhadap guru tergolong mewah, bandingkan dengan Negara lain, dimana posisi ketersediaan guru di Indonesia di antara Negara-negara lain, termasuk negara maju.
Apakah rasio siswa terhadap guru yang rendah akan berdampak pada efektivitas pembelajaran? Secara teoritis mestinya ya, tetapi secara praktis ternyata tidak. Jika dilihat dari rasio siswa terhadap guru, Indonesia menempati lima terbaik, tetapi mutu hasil belajar berdasarkan standar internasional, seperti PISA, Indonesia menempati urutan kelima terendah. Ternyata jumlah guru yang banyak, tidak menjamin mutu pembelajaran lebih baik.
Guru yang banyak itu berada di sekolah mana? Masalah yang harus ditelusuri adalah di mana guru yang berlebih itu bertugas? Hal ini penting untuk melihat keberadaan guru yang bersangkutan, apakah guru yang berlebih ada di sekolah yang jumlah siswanya besar atau sebaliknya guru berlebih ada di sekolah yang jumlah siswanya kecil. Guru berlebih di sekolah yang jumlah siswanya besar, di atas SPM, maka guru tersebut dapat dimanfaatkan lebih optimal, misalnya dengan cara berikut ini:
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
85
WORKSHOP ANALISIS DATA
Percent of schools with different numbers of surplus or deficit teachers 20% 15% 10% 5%
0% 5%
10%
Deficit classroom teachers
Surplus classroom teachers
15% 20% < -9 -9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8 +9 > + 9
Madrasah Private Regular Public Regular Private
Studi Manajemen SDM, DBE1, 2010
Jika menggunakan standar rasio siswa terhadap guru menggunakan standar SPM bidang pendidikan sebesar 32 untuk jenjang SD, grafik di atas menujukkan bahwa sebagian besar sekolah dengan jumlah siswa di bawah standar, tetapi jumlah guru kelas lebih dari yang dibutuhkan. Bahkan jika menggunakan jumlah siswa setengah dari standar SPM, masih jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan sekolah yang jumlah siswa lebih besar dari standar SPM, tetapi gurunya kekurangan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perencanaan dan pengelolaan guru belum berfungsi secara efektif. Peran kabupaten/kota dalam pengelolaan guru masih lemah, selain ketersediaan data yang akurat, juga data yang tersedia belum dianalisis secara rinci. Karena analisis data guru di tingkat kabupaten/kota bersifat agregat, tanpa ada analisis data sampai pada unit analisis per individu guru. Dampak dari kondisi ini adalah inefisiensi dalam pendidikan cukup besar, karena harus membayar gaji guru yang sesungguhnya tidak dibutuhkan. Inefisiensi ini bisa dihitung di tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional. Bila perlu, berikan ranking efisiensi pengelolaan pendidikan menurut rata-rata gaji guru terhadap rasio siswa/guru pada sekolah di tingkat kabupaten, ranking kabupaten di tingkat provinsi, dan ranking provinsi di tingkat nasional. Rumus yang digunakan untuk menghitung efisiensi pendidikan dilihat dari rasio siswa terhadap guru adalah sebagai berikut:
86
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Rumus di atas dapat digunakan pada tingkat sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi. Informasi ini sangat penting untuk melihat apakah penyelenggara pendidikan telah mempertimbangkan aspek efisiensi dalam pengelolaan pendidikan. Ketersediaan guru di kabupaten/kota secara umum telah mencukupi, tetapi pemerataan ketersediaan tersebut tidak merata untuk semua sekolah. Terdapat di sejumlah sekolah dengan kelebihan guru, di sisi lain banyak sekolah kekurangan guru, baik untuk guru kelas maupun untuk guru bidang studi.
ANALISIS PENYEBAB MASALAH (Root Cause Analysis) Setelah teridentifikasi adanya kesenjangan dan analisis keterkaitan, langkah berikutnya adalah mencari penyebab masalah tersebut. Salah satu metode yang banyak dipakai dalam analisis penyebab masalah adalah analsis penyebab akar masalah (Root Cause Analysis). Coba perhatikan kasus tentang kelebihan guru kelas pada beberapa SD di Kecamatan XX. Apakah ini masalah? Tentu ya, karena guru yang tidak punya kelas yang diajar terancam tunjangan sertifikasinya tidak dibayarkan atau dicabut. Pertanyaan berikutnya, mengapa di kecamatan tersebut kelebihan guru kelas? Mungkin jawabannya adalah karena banyak guru yang minta pindah ke kecamatan tersebut. Pertanyaan berikutnya, mengapa guru-guru tersebut minta pindah ke SD di kecamatan tersebut? Mungkin jawabannya adalah sebagian guru tersebut adalah guru perempuan yang dekat dengan tempat kerja suaminya. Pertanyaan berikutnya, mengapa dinas pendidikan kabupaten/kota memberikan ijin/rekomendasi pemindahan guru tersebut? Mungkin jawabannya adalah karena dinas pendidikan tidak memiliki peta distribusi guru yang komprehensif. Pertanyaan terakhir, mengapa dinas pendidikan tidak punya peta distribusi guru yang komprehensif? Mungkin jawabannya adalah karena dinas pendidikan tidak punya perencanaan penataan dan pemerataan guru? Jadi akar masalahnya adalah dinas pendidikan tidak punya perencanaan dalam penataan dan pemerataan guru. Mengapa analisis akar masalah jarang dilakukan, padahal analisis ini sangat ampuh untuk perbaikan program?. Dalam pengertian akar dapat disimpulkan sebagai berikut Akar dapat menyebar lebih jauh dari yang Anda duga.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
87
WORKSHOP ANALISIS DATA
Akar sulit untuk ditemukan dan sulit untuk disingkirkan Akar yang tidak dimusnahkan dapat terus tumbuh Akar seringkali sangat kotor Langkah-langkah dalam analisis penyebab masalah: Investigasi, tujuan dari tahap ini adalah untuk mengungkap fakta yang menyebabkan masalah (misalnya kelebihan guru di beberapa SD), serta bagaimana hal itu bisa terjadi dan perhatian pada hal-hal yang benar-benar terjadi secara faktual. Analisis, tujuan dari tahap ini adalah mengungkap alasan mengapa hal itu bisa terjadi? Dalam melakukan analisis harus memasukan kontek sistem atau organisasi yang telah dikembangkan, termasuk di dalamnya regulasi yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Nilai sistem dapat dijadikan sebagai pembanding mengapa hal itu bisa terjadi? Keputusan, tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan rekomendasi yang dapat mengidentifikasi apa yang harus dipelajari dan apa yang harus dilakukan? Melalui tahap ini kita dapat mengoreksi dan mengeliminasi penyebab masalah, sehingga penyebab masalah dapat disederhanakan.
PEMILIHAN ISU STRATEGIS YANG RELEVAN DENGAN PERENCANAAN STRATEGIS PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU Semua dinas pendidikan kabupaten/kota telah memiliki perencanaan jangka menengah atau renstra. Salah satu program yang disiapkan dalam perencanaan jangka menengah tersebut adalah berkaitan dengan PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan). Pertanyaannya adalah ”apakah dalam analisis layanan pendidikan dinas pendidikan kabupaten/kota telah memasukkan analisis distribusi guru secara komprehensif?”, Jika jawabanya ya, maka dengan mudah tinggal mengintegrasikan hasil pemetaan distribusi guru ke dalam perencanaan jangka menengah atau menjadi bagian dari analisis layanan pendidikan bidang PTK, sehingga menghasilkan isu-isu strategis yang dapat dijabarkan ke dalam kebijakan dan program. Persoalannya jika analisis distribusi guru belum dilakukan secara komprehensif dalam analisis layanan pendidikan pada Renstra. Dalam hal ini ada dua alternatif yang dapat
88
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
dipilih, yaitu: 1) melakukan revisi terhadap Renstra, atau 2) menyusun perencanaan penataan dan pemerataan guru secara tersendiri.
Isu Eksternal yang Berpengaruh terhadap Distribusi Guru Identifikasi perubahan-perubahan pada kerangka kebijakan dan peraturan yang akan berdampak besar pada distribusi guru, diantaranya adalah; 1) Peraturan Bersama 5 Menteri tahun 2011, 2) Penerapan Kurikulum 2013, 3) Otonomi Daerah, 4) Otonomi Satuan pendidikan melaui SBM, 5) Kewajiban minimal beban mengajar guru menurut PP 74/2007, penyelenggaraan pendidikan di tingkat daerah, 6) alokasi anggaran untuk peningkatan mutu guru pada tingkat kabupaten/kota sangat terbatas.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
89
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja 5.1
Gunakan kriteria isu strategis, apakah kesenjangan berikut merupakan isu strategis atau bukan. Berikan tanda cawang pada kolom ya atau tidak, serta berikan alasan mengapa hal tersebut masuk isu strategis atau tidak Kesenjangan dalam Distribusi Guru
Kategori Isu Strategis Ya
Tidak
Berikan alasan
1. Pada jenjang SD kekurangan guru kelas, tetapi kelebihan guru Penjaskes dan Guru Agama 2. Pada SDN 3 Kecamatan XXX kekurangan guru kelas sebanyak 2 orang 3. Kelebihan guru kelas terjadi pada sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 120 siswa 4. Pada jenjang SMP, kekurangan guru mata pelajaran Matematika, tetapi kelebihan guru IPA dan IPS 5. Pada SMPN 2 kekurangan matematika satu orang
guru
6. Distribusi guru antar sekolah dalam kecamatan tidak merata
90
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
Handout Peserta 5.2 Lakukan identifikasi kesenjangan dari kondisi nyata yang saat ini dengan cara membandingkan dengan kondisi ideal menurut berbagai standar, kemudian rumuskan isu-isu strategis. Analisis penyebab masalah secara mendalam terhadap kesenjangan dan isu strategis. Kondisi Nyata
Kondisi Ideal (Standar apa yang digunakan?)
Kesenjangan
Isu Strategis
Rata-rata rasio guru kelas terhadap rombel sebesar 0,75 (jumlah rombongan belajar sebanyak 4044 buah)
Rasio guru kelas terhadap rombel sebesar 1 (SPM indikator no 5, 1:1)
kekurangan guru kelas sebanyak 939 orang.
Kekurangan guru kelas pada jenjang SD terjadi di semua kecamatan
Penyebab Masalah Selama ini tidak ada pemetaan kekurangan guru SD. Tidak ada pengangkatan guru kelas SD selama 5 tahun. Kekurangan guru tidak tercatat karena sekolah mengangkat guru bantu.
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
91
WORKSHOP ANALISIS DATA
Kondisi Nyata
Kondisi Ideal (Standar apa yang digunakan?)
Kesenjangan
Isu Strategis
Penyebab Masalah
Catatan: Dapat ditambahkan satu kolom lagi di paling kanan “Bahan Rujukan” yang diisi dengan kode sumber/tabel/data analisis
92
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 5
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
93
WORKSHOP ANALISIS DATA
94
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
95
WORKSHOP ANALISIS DATA
96
UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 6 RENCANA TINDAK LANJUT
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
97
WORKSHOP ANALISIS DATA
98
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
WORKSHOP ANALISIS DATA
UNIT 6 RENCANA TINDAK LANJUT - Waktu: 60 menit
Pengantar Workshop 1 bertujuan untuk menganalisis data pendidik dalam rangka memunculkan isu-isu strategis. Pada workshop ini peserta dikenalkan pada alat analisis data sampai dengan penentuan isu-isu strategis. Pada Unit 1 peserta diajak untuk mengetahui tujuan penataan dan pemerataan guru. Pada Unit 2 peserta diajak mengenali kerangka analisis distribusi guru. Pada Unit 3 peserta belajar menggunakan software dan melakukan validasi dan verifikasi data, menganalisis data dan menginterpretasi hasil analisis tersebut. Pada Unit 4 peserta berlatih melakukan analisis data. Pada Unit 5 peserta diajak untuk menemukan berbagai isu strategis berdasarkan analisis data. Agar hasil Workshop 1 dapat dilaksanakan di daerah, maka diperlukan rencana tindak lanjut (RTL) sebagai kelanjutan Workshop 1setelah peserta kembali ke daerah. RTL merupakan rencana untuk melakukan kegiatan kongkrit setelah Workshop 1 selesai. Hasil dari pelaksanaan RTL akan ditindaklanjuti dengan pendampingan analisis data dan penemuan isu-isu strategis. Kegiatan RTL dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal yang belum tuntas dikerjakan di Workshop 1. Selanjutnya, tim membuat rencana untuk menuntaskan kegiatan analisis data dan penemuan alternatif pemecahan. Hasil RTL akan dibahas dan dimantapkan pada kegiatan pendampingan.
Tujuan Tujuan Unit 6 adalah menyusun rencana tindak lanjut dari Workshop 1, meliputi: 1.
Menyusun kegiatan-kegiatan beserta jadwalnya yang akan dilakukan di daerah untuk menuntaskan analisis data dan isu-isu strategis.
2.
Menyusun jadwal pendampingan di daerah berkenaan dengan penuntasan analisis data dan isu-isu strategis.
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
99
WORKSHOP ANALISIS DATA
Pertanyaan Kunci 1. Kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan di daerah setelah Workshop 1 berakhir? Kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan? 2. Kapan kegiatan pendampingan analisis data dan isu-isu strategis dilaksanakan?
Petunjuk Umum Unit 6 RTL merupakan unit perencanaan aktivitas di daerah pasca kegiatan Workshop 1 tentang Analisis Data. Pada unit ini peserta diharapkan dapat menyusun rencana kegiatan untuk melengkapi analisis data dan isu-isu strategis. Selain itu, peserta juga menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan pendampingan.
Sumber dan Bahan
Presentasi dalam PowerPoint
Lembar Kerja 6.1
LCD dan laptop/komputer
Kertas plano, spidol, dan flipchart
Waktu Waktu yang digunakan adalah 60 menit
100
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
WORKSHOP ANALISIS DATA
Ringkasan Sesi Introduction 5 menit
Connection 20 menit
Application 25 menit
Reflection
Fasilitator menyampaikan judul, latar belakang, pertanyaan kunci, dan langkah-langkah penyajian Unit 6
Mengidentifika si kegiatankegiatan yang belum diselesaikan pada Workshop 1
Menyusun rencana kerja
Merefleksi pencapaian Tujuan
5 menit
Extension 5 menit
Menindaklanjuti Unit 6 dengan melaksanakan rencana kerja dalam RTL
Rincian Langkah-langkah Kegiatan I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menayangkan judul unit dan menyatakan bahwa pada unit ini, peserta akan menyusun Rencana Tindak Lanjut. Fasilitator
menayangkan
latar
belakang/pentingnya
RTL,
pertanyaan
kunci,
kompetensi yang harus dikuasai peserta setelah mempelajari Unit 6 RTL, serta langkah-langkah penyajiannya. Penayangan disertai dengan penjelasan singkat tentang pokok-pokok masalah. Fasilitator menjelaskan kompetensi RTL yaitu peserta diharapkan menyusun RTL yang realistis yang sesuai keadaan di kabupaten/kota masing-masing sehingga RTL dapat terlaksana. RTL yang disusun meliputi: 1. Menyusun kegiatan-kegiatan untuk menuntaskan analisis data dan isu-isu strategis 2. Menyepakati jadwal pelaksanaan pendampingan. RTL dilaksanakan kurang lebih empat minggu terhitung mulai kegiatan Workshop 1 sampai menjelang kegiatan pendampingan analisis data.
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
101
WORKSHOP ANALISIS DATA
Catatan untuk Fasilitator Latar Belakang Pentingnya RTL: Agar hasil Workshop 1 tuntas dan menggambarkan keadaan daerah tentang distribusi guru, maka diperlukan Rencana tindak lanjut (RTL). Hasil dari pelaksanaan RTL akan dibahas dalam Pendampingan Analisis Data dan Isu-isu strategis.
C
Connection (20 menit)
Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa penuntasan analisis data dan isu-isu strategis memerlukan komitmen dari berbagai pihak. Agar penuntasan analisis data tersebut berjalan dengan baik maka perlu dilakukan tindak lanjut Workshop 1. Dalam sesi ini peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan kabupaten asal mereka untuk melanjutkan analisis data dan isu-isu strategis serta menyepakati jadwal pelaksanaan pendampingan di daerah masing-masing. Pertanyaan untuk membimbing setiap kelompok dalam mengidentifikasi kegiatan adalah: 1.
Apa saja kegiatan analisis data (analisis individu guru, analisis pada jenjang sekolah, analisis pada jenjang kecamatan, dan analisis pada jenjang kabupaten/kota) dan isu-isu strategis yang belum diselesaikan?
2.
Kapan kegiatan tersebut dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti dengan pendampingan?
Setiap kelompok peserta diminta berdiskusi untuk mengenali kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam menuntaskan analisis data dan isu-isu strategis.
A
Application (25 menit)
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan identifikasi kegiatan-kegiatan yang perlu dituntaskan sebagai tindak lanjut Workshop 1, peserta menyusun Rencana Tindak Lanjut. RTL meliputi, kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan, penanggungjawab, dan hasil yang diharapkan (LembarKerja 6.1).
102
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
WORKSHOP ANALISIS DATA
R
Reflection (5 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas.
E
Extention (5 menit)
RTL merupakan rencana untuk melaksanakan kegiatan kongkrit setelah Workshop 1 selesai. RTL ini akan dilanjutkan dengan pendampingan dan hasilnya sebagai bahan untuk Workshop 2.
Pesan Utama Pelaksanaan RTL kadang terkendala oleh kegiatan rutin masing-masing petugas pelaksananya. Oleh sebab itu, komunikasi dan saling mengingatkan di antara anggota tim perlu sering dilakukan. Semua pihak harus saling memberikan dukungan dalam penuntasan analisis data dan isu-isu strategis.
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
103
WORKSHOP ANALISIS DATA
Lembar Kerja 6.1 RENCANA TINDAK LANJUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA.............................................
No.
Kegiatan
104
Waktu
Tempat
Penanggung jawab
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang diharapkan
WORKSHOP ANALISIS DATA
PRESENTASI UNIT 6
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
105
WORKSHOP ANALISIS DATA
106
UNIT 6: Rencana Tindak Lanjut
WORKSHOP ANALISIS DATA
PENDAMPINGAN ANALISIS DATA KABUPATEN/KOTA
Pendampingan Analisis Data
107
WORKSHOP ANALISIS DATA
108
108
Pendampingan Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENDAMPINGAN ANALISIS DATA KABUPATEN/KOTA
1. Latar Belakang Program PRIORITAS telah memberikan bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas kabupaten/kota utamanya Dinas Pendidikan dalam menganalisis data untuk menunjang program penataan dan pemerataan guru. Peningkatan kapasitas dilakukan melalui kegiatan workshop analisis data, dengan materi yaitu
Kerangka Analisis
Penataan dan Pemerataan Guru, Penyiapan Data, Analisis Data, dan Identifikasi Isuisu Strategis dalam Penataan dan pemerataan guru. Dalam rangka melengkapi dan menyempurnakan analisis data dan identifikasi isu-isu strategis yang telah dihasilkan dari kegiatan workshop dirasa perlu dilakukan pendampingan oleh tim PRIORITAS kepada Tim Daerah. Pendampingan dilakukan untuk membantu
Dinas Pendidikan
khususnya
Tim Analisis Data
dalam
pemutakhiran data, analisis data dan identifikasi isu-isu strategis. Pendampingan ini merupakan tindak lanjut dari workshop analisis data di tingkat kabupaten/klaster/propinsi. Pendampingan bertujuan untuk memastikan bahwa data pelayanan pendidikan di kabupaten telah di mutakhirkan serta dilakukan analisa yang mendalam sehingga muncul isi-isu strategis yang mendesak ditangani. Kemutakhiran data menjadi penting dalam pendampingan karena dukungan data yang akurat dan analisis yang tepat merupakan prasyarat dalam memunculkan isu strategis yang tepat pula. Pendampingan akan dilakukan sebanyak 2 kali (masing-masing 2 hari) disesuaikan dengan kondisi dan dinamika riil di kabupaten/kota. Dalam pendampingan ini tim fasilitator akan mendatangi dan mendampingi tim analisa data. Pertemuan disarankan dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan, Bapeda, atau kantor Bupati dan melibatkan orang-orang yang berkaitan dengan analisis data. Pendampingan Tahap I difokuskan pada penajaman proses analisis sehingga isu-isu yang dimunculkan akan lebih strategis dan berdampak luas dan jangka panjang. Sebelum dilakukan pendampingan diharapkan District Coordinator (DC) telah memastikan bahwa Tim Analisis Data telah bekerja untuk melakukan update data sebisa mungkin sesuai dengan target atau kesepakatan kelengkapan data, misalnya kelengkapan data 80% atau 90% yang akan dianalisis. Namun diharapkan update data tidak terlalu lama, artinya dibatasi sesuai dengan jadwal kegiatan Tim. Berdasarkan update data, Tim melakukan analisis data dan penyusunan isu-isu strategis. Sehari
Pendampingan Analisis Data
109
WORKSHOP ANALISIS DATA
menjelang pendampingan diharapkan DC telah memastikan ketersedian dokumendokumen yang akan dianalisis. Pendampingan Tahap II adalah paparan hasil analisis data dan identifkasi isu-isu strategis dari Tim Analisis Data kepada Tim Pengambil Kebijakan. 2. Tujuan Kegiatan Kegiatan Pendampingan bertujuan untuk: a.
Meriviu hasil workshop analisis data
b.
Melengkapi, memperbarui, dan memvalidasi data sampai tingkat kelengkapan
c.
yang disepakati Melakukan analisis data lebih lanjut
d.
Melakukan verifikasi data, jika diperlukan
e.
Merumuskan peta kondisi guru dalam rangka mencapai SPM bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
f. g.
Menghitung kesenjangan Merumuskan isu-isu strategis terkait dengan peta kondisi guru dalam rangka mencapai SPM bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
3. Waktu dan Tempat Kegiatan Workshop pendampingan secara intensif dilakukan paska workshop analisis data di tingkat kabupaten/kota. Pendampingan dilakukan selama dua kali, masing-masing dua hari. Pendampingan I (dua hari) Hari : .................................................. Tanggal
: .................................................2013
Waktu
: 08.00 – 16.00
Tempat
: ................................................, Kabupaten/Kota................................
Pendampingan II (2 hari) Hari
: ..................................................
Tanggal
: .................................................2013
Waktu Tempat
: 08.00 – 16.00 : ................................................, Kabupaten/Kota................................
4. Peserta dan Pendamping Peserta workshop Pendampingan I sebagai berikut: o Tim Analisis Data
110
o
Pengawas
o
Perwakilan dari SD/MI, SMP/MTs 110
Pendampingan Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Peserta workshop Pendampingan II sebagai berikut: o o
Tim Analisis Data Tim Pengambil Kebijakan
o
Pengawas
o
Perwakilan dari SD/MI, SMP/MTs
Pendamping adalah: Tim fasilitator PRIORITAS Pusat, Fasilitator Propinsi dan/atau Fasilitator dari Service Provider yang telah mengikuti Training of Trainer. 5. Agenda Persiapan Sebelum dilakukan pendampingan diharapkan District Coordinator telah memastikan bahwa Tim Analisis Data telah bekerja untuk melakukan update data sesuai yang disepakati, misalnya kelengkapan data mencapai 80% atau 90%. Namun diharapkan update data tidak terlalu lama, artinya dibatasi sesuai dengan jadwal kegiatan Tim, jangan sampai update data terlalu lama. Berdasarkan update data, Tim melakukan analisis data dan menyusun isu-isu strategis. Sehari menjelang pendampingan diharapkan DC telah memastikan ketersedian dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Perkiraan Jadwal kegiatan Pendampingan Tahap I (2 hari) Waktu
Kegiatan
Hari Pertama 08.00 – 09.30
Reviu hasil Workshop analisis data
09.30 – 10.30
Penyusunan Rencana Pendampingan
10.30 – 10.45
Rehat
10.45 – 12.00
Analisis data
12.00 – 13.00
Ishoma
13.00 – 15.30
Analisis data
15.30 – 16.00
Verifikasi data
Hari Kedua 08.00 – 09.30
Analisis data
09.30 – 10.30
Verifikasi data
10.30 – 10.45
Rehat
10.45 – 12.00
Menghitung kesenjangan dan mengidentifikasi isu-isu Strategis
12.00 – 13.00
Ishoma
13.00 – 15.30
Identifikasi isu-isu Strategis
15.30 – 16.00
Rangkuman
Pendampingan Analisis Data
111
WORKSHOP ANALISIS DATA
Pendampingan Tahap II adalah paparan hasil analisis data dan identifkasi isu-isu strategis dari Tim Analisis Data kepada Tim Pengambil Kebijakan. Oleh sebab itu dalam Pendampingan II ini Tim Pengambil Kebijakan diundang. Kegiatan utamanya adalah menghasilkan isu-isu strategis yang telah disepakati untuk dibawa sebagai bahan mengikuti Workshop Analisis Kebijakan. Perkiraan Jadwal kegiatan Pendampingan Tahap II (2 hari) Waktu
Kegiatan
Hari Pertama 08.00 – 16.00
Penajaman Analisis Data dan Isu-isu Strategis
Penyusunan presentasi Hasil Analisis Data dan Isu-isu Strategis
Hari Kedua 08.00 – 10.00
Presentasi Hasil Analisis Data dan Isu-isu Strategis
10.00 – 10.30
Rehat
10.30 – 12.00
Diskusi dan Tanggapan
12.00 – 13.00
Ishoma
13.00 – 14.30
Diskusi dan Tanggapan (lanjutan)
14.30 – 15.30
Rangkuman
Rincian Kegiatan Riviu Hasil Workshop Analisis Data Pada sesi ini Ketua Tim Analisis Data menyajikan kembali Hasil Analisis dan Identifikasi Isu Strategis yang telah diselesaikan dalam Workshop Analisis Data kepada peserta. Peserta memberikan refleksi kritisnya terhadap Hasil Analisis dan Identifikasi Isu Strategis. Refleksi kritis dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah hasil analisis dan isu strategis yang teridentifikasi telah sesuai dengan realita data yang ada. Penyusunan Rencana Pendampingan Pada sesi ini peserta difasilitasi oleh pendamping mengidentifikasi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan selama kegiatan pendampingan berdasarkan realita (kondisi data, hasil analisis, identifikasi isu strategis) dan harapan. Dalam sesi ini juga disepakati lama waktu pendampingan dan jadwalnya.
112
112
Pendampingan Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
Pendamping sebaiknya dengan cermat melihat kembali hasil analisis data, ketersediaan data, isu-isu strategis yang muncul, sehingga dapat membantu peserta menyusun rencana kerja selama kegiatan Pendampingan. Analisis Data Pada sesi Analisis Data peserta melanjutkan analisis data untuk mengambil mengidentifikasi isu mengenai distribusi guru. Pendamping diharapkan mendampingi secara benar langkah-langkah melakukan analisis, baik mulai dengan import data, mengolah, dan membaca hasil. Analisis data dimulai dari lingkup sekolah, kecamatan, dan kabupaten. Output yang dihasilkan, misalnya: No Analisis 1 Proyeksi Perkembangan Layanan Pendidikan 2
Kecukupan Guru (Supply)
3
Kebutuhan Guru (Demand)
Pendampingan Analisis Data
Sumber Data Data Usia Tunggal Anak Usia 0-18 Angka Partisipasi Target Angka Partisipasi Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Sekolah Beban Mengajar Guru menurut Mapel SPM No. 5, 6 Jumlah Guru Status guru (PNS/non PNS) Proyeksi Guru Pensiun Jumlah Siswa Jumlah Rombel Jumlah Sekolah Beban Mengajar Guru menurut Mapel SPM No. 1, 2, 5, 6 Jumlah Guru Status guru (PNS/non PNS) Proyeksi Guru Pensiun
Output Proyeksi Kecenderungan Layanan Pendidikan (5 tahun ke depan)
Jumlah Guru yang dibutuhkan Jumlah Kelebihan/ Kekurangan Guru Proyeksi Kelebihan/ Kekurangan Guru lima tahun ke depan
Sekolah kecil o Sekolah Terpencil o Sekolah calon Regrouping o Sekolah calon Multigrade Sekolah satu lokasi o Sekolah calon Regrouping o Kemungkinan guru mengajar di lebih dari satu sekolah Sekolah Besar o Penambahan Rombel dan Kelas Baru dan Kebutuhan Guru
113
WORKSHOP ANALISIS DATA
No Analisis 4 Kualifikasi Guru dan Kepala Sekolah
Sumber Data Jumlah Guru Pendidikan Tertinggi Guru Sertifikasi Guru Status kepangkatan (?) SPM No. 7,8,9,10,11
Output Peta kebutuhan upgrading Guru
Verifikasi Data Setelah diperoleh hasil analisis data kegiatan berikutnya adalah melakukan verifikasi data, misalnya: Jika dicurigai ada kelebihan/kekurangan Guru di suatu sekolah/kecamatan, perlu dilakukan pengecekan ulang apakah data yang dianalisis sudah benar, Jika hasil analisis menemukan ada sekolah yang memungkinkan untuk dibuat menjadi sekolah kecil (Sekolah Terpencil, Sekolah calon Regrouping, Sekolah calon Multigrade) perlu dilakukan pengecekan ulang apakah kondisi sekolah mendukung atau tidak, dan lain-lain Identifikasi dan Pemilihan Isu-isu Strategis Isu strategis bidang pendidikan dapat didefinisikan sebagai persoalan-persoalan yang memiliki dampak signifikan terhadap masalah pendidikan yang mungkin untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Dalam sesi ini peserta ditugaskan mengidentifikasi isu-isu strategis berdasarkan hasil analisis, serta mengurutkan isu-isu berdasarkan skala prioritas. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi dan merumuskan isu-isu strategis adalah sebagai berikut: 1.
Memeriksa situasi eksternal terkait distribusi guru: kependudukan, situasi politik, situasi lingkungan, dan arah kebijakan pendidikan yang ada di Renstra Kemdikbud, Renstra Dinas Pendidikan Propinsi, RPJMD Kabupaten/Kota (bila telah tersusun), serta dampaknya terhadap pengembangan pendidikan.
2.
Memeriksa kembali hasil analisis data berkaitan dengan distribusi. Identifikasi masalah-masalah apa yang muncul dan perlu diselesaikan dalam lima tahun ke depan.
3.
Merumuskan kondisi ideal pelayanan pendidikan dalam bidang pendidik dan tenaga kependidikan. Lakukan analisis kesenjangan antara kondisi sekarang dengan kondisi ideal yang diinginkan. Identifikasi penyebab yang menimbulkan adanya kesenjangan tersebut.
114
114
Pendampingan Analisis Data
WORKSHOP ANALISIS DATA
4.
Mengidentifikasi seluruh isu-isu yang terkait dengan dunia pendidikan untuk
5.
jangka waktu lima tahun kedepan. Melakukan analisis masalah untuk mempertajam isu-isu yang telah diidentifikasi.
6.
Menyepakati isu-isu yang dirasakan banyak pihak, yang berkembang dengan volume dan intensitas yang tinggi, mendesak, dan berdampak besar bila tidak segera ditangani, khususnya dalam pencapaian SPM bidang pendidik dan tenaga kependidikan.
7.
Menyusun matriks isu strategis untuk setiap indikator SPM, indikator mana yang paling mendesak di atasi, serta sifat penangannya, apakah dapat diatasi secara
8.
internal atau membutuhkan pihak lain (eksternal). Merumuskan dengan kalimat yang jelas isu-isu strategis yang telah diidentifikasi.
9.
Memilih isu yang akan segera ditangani.
Pemilihan Isu Strategis Pada sesi terdahulu peserta sudah mengidentifikasi isu-isu strategis. Dalam sesi ini peserta menetapkan isu-isu mana yang akan dilanjutkan untuk dipresentasikan kepada Tim Pengambil Kebijakan yang selanjutnya akan dibawa dalam Workshop II Pengambilan Kebijakan. 7. Kebutuhan Anggaran: Sesuai standar USAID PRIORITAS.
Pendampingan Analisis Data
115
WORKSHOP ANALISIS DATA
116
116
Pendampingan Analisis Data