WORK SPIRIT IN BANK WORKER • BACK OFFICE SECTION Nandie hayati, wahyu raharjo Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: bank worker, spirit, work. ABSTRACT : Human resources is an important factor in the economy, because human beings one of the factors of production in producing goods and services. The Bank is the main business of financial institutions to collect funds and channel these funds back to the community. Most people do not know that there is division in the bank, one of which is the back office. In the achievement of targets this section, required human resources who have high morale, because this section is the part that is behind the operation. To determine this, a study of bank employees was held, especially the back office. Subjects who used the bank's back office employees aged 26 years, male sex, who has worked for 1 year 10 months at the bank. Data were collected by interview and observation techniques in the office of the subject. The results showed, morale is owned by the subject, because the things that raised the subject is the demands of the job or the obligations and responsibilities of subjects who worked in the back office. As an individual who has the morale is, the subject attempted to maintain morale and even trying to improve. For a speedy completion and obtain results in line with expectations.
SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN BANK• BAGIAN BACK OFFICE NPM : 10505139 Nama : Nandie Hayati Pembimbing : Wahyu Rahardjo S.Psi., M.Si Tahun Sidang : 2010 Subjek : Semangat kerja, Psikologi kerja Judul SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN BANK â€oeX― BAGIAN BACK OFFICE Abstraksi Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam perekonomian, karena manusia salah satu faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat. Kebanyakan masyarakat tidak mengetahui divisi yang ada pada bank, salah satunya adalah back office. Di dalam pencapaian target bagian ini, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki semangat kerja tinggi, karena bagian ini adalah bagian operasional yang berada di belakang. Untuk mengetahui hal tersebut, diadakanlah penelitian terhadap karyawan bank, khususnya bagian back office. Subjek yang digunakan adalah karyawan bank bagian back office yang berumur 26 tahun, berjenis kelamin laki-laki, yang telah bekerja selama 1 tahun 10 bulan pada bank. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara serta observasi di kantor subjek. Hasil riset menunjukkan, semangat kerja yang dimiliki subjek sedang, karena hal-hal yang dikemukakan subjek adalah tuntutan dari pekerjaan atau kewajiban serta tanggung jawab subjek yang bekerja pada bagian back office. Sebagai individu yang memiliki semangat kerja sedang,
subjek berusaha untuk mempertahankan semangat kerja tersebut dan bahkan berusaha meningkatkan. Agar pekerjaan cepat selesai dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
ABSTRAK Semangat Kerja Pada Karyawan Bank “X” Bagian Back Office Nandie Hayati Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam perekonomian, karena manusia salah satu faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kem bali dana tersebut ke masyarakat. Kebanyakan masyarakat tidak mengetahui divisi yang ada pada bank, salah satunya adalah back office. Di dalam pencapaian target bagian ini, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki semangat kerja tinggi, karena bagian ini adalah bagian operasional yang berada di belakang. Untuk mengetahui hal tersebut, diadakanlah penelitian terhadap karyawan bank, khususnya bagian back office. Subjek yang digunakan adalah karyawan bank bagian back office yang berumur 26 tahun, berjenis kelamin laki-laki, yang telah bekerja selama 1 tahun 10 bulan pada bank “X”. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara serta observasi di kantor subjek. Hasil riset menunjukkan, semangat kerja yang dimiliki subjek sedang, karena hal-hal yang dikemukakan subjek adalah tuntutan dari pekerjaan atau kewajiban serta tanggung jawab subjek yang bekerja pada bagian back office. Sebagai individu yang memiliki semangat kerja sedang, subjek berusaha untuk mempertahankan semangat kerja tersebut dan bahkan berusaha meningkatkan. Agar pekerjaan cepat selesai dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
BAB I PENDAHULUAN
manusia dalam bidang: fisik, teknologi, ekonomi, dan sebagainya.
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam pembangunan
Sumber daya manusia (SDM)
ekonomi diperlukan peran serta
merupakan faktor penting dalam
lembaga keuangan untuk membiayai,
kegiatan perekonomian, karena
ka re na pe m ba n g u n a n s a n ga t
sumber daya manusia dipandang
memerlukan ketersediaan dana. Oleh
sebagai salah satu faktor produksi
karena itu, kebebasan keberadaan
dalam usaha menghasilkan barang
lembaga keuangan dalam membiayai
a ta u ja s a ole h s a tu a n - s a tua n
pembangunan sangat diperlukan.
ekonomi, (Siagian, 2005). Walau
Lembaga keuangan yang terlibat
bagaimanapun canggihnya teknologi
dalam suatu pembiayaan
yang mendukung perekonomian,
pembangunan ekonomi dibagi
tetapi tanpa peran serta manusia
menjadi dua, yaitu lembaga
sebagai operasionalnya dirasa tidak
keuangan bank (bank) dan lembaga
mampu menghasilkan output yang
keuangan non-bank (LKBB)
sesuai dengan yang diharapkan. Di
(Kuncoro & Suhardjono, 2002).
dalam usaha mengelola dan
Bank adalah lembaga
memanfaatkan sumber daya manusia
keuangan yang usaha pokoknya
diperlukan adanya menajemen yang
adalah menghimpun dana dan
ba ik, kare na m a nus ia a da la h
menyalurkan kembali dana tersebut
makhluk sosial yang mempunyai
ke masyarakat dalam bentuk kredit
sifat dan perilaku yang berbeda-beda.
serta memberikan jasa-jasa dalam
N a w a w i (1998) m e nje la s ka n
lalu lintas pembayaran dan peredaran
manusia sebagai makhluk Tuhan
uang, (Kuncoro & Suhardjono,
Yang Maha Esa yang kompleks, unik
2002).
dan diciptakan dalam integrasi dan
Banyaknya bagian pada suatu
substansi yang tidak dapat berdiri
bank tergantung pada kebutuhan
sendiri. Oleh sebab itu untuk
bank tersebut. Semakin besar suatu
mencapai tujuan yang diharapkan,
bank, maka akan membutuhkan lebih
maka diperlukan sumber daya
banyak karyawan serta bagian atau divisi-divisi. Pada kantor cabang
utama, transaksinya lebih komplit,
jenis pekerjaan pada bagian back
sehingga membutuhkan karyawan
office ini dibandingkan dengan
lebih banyak dan divisinya sendiri
bagian operasional lainnya yang
pun juga lebih banyak, sebagai
bertemu langsung dengan nasabah.
contoh pada beberapa kantor cabang
Tida k ha nya pe rbedaa n je nis
utama, bagian back office terdiri atas
pekerjaan saja, tetapi juga karyawan
dua bagian, yaitu bagian valas dan
pada bagian back office pada bank
bagian kliring. Sedangkan kantor
”X”
cabang pembantu yang transaksinya
karyawan laki-laki. Berbeda dengan
tidak terlalu ramai, hanya
bagian operasinal lainnya yang
mempekerjakan seorang karyawan
banyak
untuk semua transaksi, hal ini
perempuan bagian custumer service
dikarenakan juga pada kantor cabang
ataupun teller.
bank, seringkali membuat
seluruhnya
menempatkan
adalah
karyawan
Masing-masing
transaksinya tidak terlalu ramai. Banyaknya bagian pada suatu
hampir
bagian
operasional pada bank memiliki karakteristik tersendiri, tujuan serta
masyarakat atau nasabah bank
hasil yang ingin dicapai oleh bagian
bingung, bahkan tidak mengetahui
tersebut, sehingga pimpinan bank
bagian-bagian yang ada. Hal ini
harus menyadari bahwa perlu untuk
dikarenakan kekurangan informasi
meningkatkan semangat kerja pada
pada masyarakat. Padahal
karyawannya. Karyawan yang
keberadaan karyawan dari bagian-
memiliki semangat kerja yang tinggi
bagian operasional lainnya
dapat dilihat dari kesediaan individu
memberikan pengaruh yang sangat
untuk bekerja dengan sepenuh hati.
besar pada bank tersebut.
Lebih
Khusus untuk bagian back office karyawan tidak bertemu langsung dengan nasabah, tetapi melakukan transaksi non-tunai, seperti pengimputan valas dan juga kliring, selain itu juga melakukan pengarsipan (filing) dan lain sebagainya. Terlihat jelas perbedaan
lanjut
Nitisemito
(1996)
menjelaskan bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Finlay dkk., (dalam Panggabean, 2002) menyebutkan
unsur penting dari semangat kerja
kerja, dan juga suasana ruang kerja
adalah keinginan untuk mencapai
yang kondusif. Hal tersebut dapat
tujuan dari sebuah kelom pok
memberikan reaksi positif bagi
tertentu.
karyawan untuk membangkitkan
Moekijat
(1989)
juga
mengatakan semangat kerja yang baik dapat dihubungkan dengan
semangat dan kegairahan kerja. B. Pertanyaan Penelitian
motif dan hasil kerja yang baik.
Dari beberapa penjelasan di
Sedangkan semangat kerja yang
atas, maka timbul beberapa
rendah biasanya dihubungkan
pertanyaan, antara lain:
dengan kekecewaan, keengganan,
a. Seperti apa semangat kerja pada
kekurangan akan dorongan serta
karyawan bank bagian back
hasil kerja yang kurang baik. Karyawan yang memiliki semangat
office? b. Faktor-faktor
apa
yang
kerja tinggi sangat diperlukan dalam
mempengaruhi semangat kerja
setiap kerjasama, karena mereka
pada karyawan bank bagian back
akan berusaha keras untuk mengatasi kesukaran yang berkenaan dengan tugas dan pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu dapat meningkatkan hasil produksi atau output yang sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu seorang pimpinan bank harus mampu dan bisa menumbuhkan atau membangkitkan semangat dan kegairahan kerja pada karyawannya. Suasana kerja pada umumnya menjadi faktor penentu yang dapat membangkitkan semangat kerja karyawan. Misalnya saja, terciptanya suasana kekeluargaan diantara sesama rekan
office? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk m e n g e ta h u i s e p e r t i a p a a ta u gambaran semangat kerja
pada
karyawan bank yang bekerja di bagian back office, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi semangat kerja karyawan bank bagian back office. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
psikologi, khususnya dalam
(2006) berpendapat morale (moril)
Psikologi
Industri
dan
adalah sikap atau semangat yang
Organisasi,
yang
berkaitan
ditandai secara khas oleh adanya
dengan semangat kerja karyawan
kepercayaan diri, motivasi yang kuat
bank pada bagian back office.
untuk meneruskan sesuatu usaha,
Selain itu dapat memberikan gambaran pada pimpinan bank untuk memotifasi karyawan dalam meningkatkan semangat kerja
baik. Menurut Nitisemito (1996), semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan
2. Manfaat Praktis Hasil
kegembiraan dan organisasi yang
penelitian
Hasibuan (2005) mengatakan ini
semangat kerja sebagai keinginan
diharapkan bermanfaat sebagai
dan kesungguhan seseorang
masukan bagi karyawan bank
mengerjakan pekerjaanya dengan
khususnya bagian back office, sehingga dapat meningkatkan
baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.
semangat kerja. Selain itu
Sastrohadiwiryo (2003)
pim pina n ba nk juga da pa t
mengatakan semangat kerja dapat
mengetahui tinggi rendahnya
diartikan sebagai suatu kondisi
semangat kerja pada karyawan,
mental, atau perilaku individu tenaga
khususnya pada bagian back
kerja dan kelompok-kelompok yang
office, sehingga pimpinan bank
menimbulkan
dapat berusaha meningkatkan
mendalam pada diri tenaga kerja
semangat kerja pada karyawan
untuk bekerja dengan giat dan
bank bagian back office.
konsekuen dalam mencapai tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Semangat Kerja 1. Definisi Semangat Kerja Semangat kerja merupakan
kesenangan
yang
yang telah ditetapkan perusahanaan. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan
seseorang dalam
terjemahan dari kata morale yang
melakukan pekerjaan secara giat dan
artinya moril atau semangat juang
baik serta berdisiplin tinggi untuk
(Echols & Shadily,1997). Chaplin
mencapai prestasi kerja yang
maksimal dan juga mencapai tujuan
orang yang memiliki semangat
yang telah ditetapkan perusahaan.
kerja yang tinggi tidak akan
2. Aspek-Aspek Semangat Kerja
mudah putus asa dalam
Menurut Maier (dalam
menghadapai berbagai kesukaran
Majorsy, 2008), ada empat aspek
yang
semangat kerja, yaitu:
pekerjaannya. Hal ini berarti
a. Kegairahan atau antusiasme
orang tersebut memiliki energy
(zeast, antuciasm), secara tidak
dan kepercayaan untuk
langsung berhubungan dengan
memandang masa depan dengan
motivasi yang tinggi. Kegairahan
baik. Hal tersebut dapat
juga dapat meperkirakan bahwa
meningkatkan kualitas seseorang
motivasi ada pada tugas itu
untuk bertahan.
sendiri, karena kegembiraan
muncul
dalam
c. Kekuatan untuk melawan frustasi
berarti ada minat yang akan
(Resistance
mendorong individu untuk
menggambarkan
berupaya lebih keras dalam
orang yang memiliki semangat
bekerja.
kerja yang tinggi tidak memiliki
Karyawan
yang
to frustration), bagaimana
memiliki kegairahan dalam
sikap yang pesimis apabila
bekerja berarti karyawan tersebut
m e ne m u i ke s u li ta n da la m
memiliki
pekerjaannya.
dorongan
untuk
melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
spirit), menggambar hubungan
b. Kualitas untuk bertahan (staying quality),
merupakan
d. Semangat kelompok (team
suatu
antara karyawan. Dengan adanya semangat kelompok maka
keadaan yang menggambarkan
karyawan lebih berfikir sebagai
situasi kelompok yang tidak
kami daripada saya; mereka akan
kehilangan arah tujuan ketika
saling tolong-menolong dan tidak
menghadapi kesulitan. Ini berarti
saling
ada ketekunan, penuh keyakinan
menjatuhkan; keberhasilan pada
bersaing
karyawan
untuk
dan saling memberi semangat
seorang
dianggap
antar karyawan. Menurut Alport
sebagai keberhasilan kelompok.
(dalam Djui & Setiasih, 2001)
Semangat kelompok merupakan
aspek semangat kerja yang jelas menggambarkan gej ala
menurun. c. Hasrat untuk maju.
kelompok dan merupakan salah
Adanya keinginan untuk maju
satu karakteristik dasar kelompok
dapat meningkatkan semangat
untuk bekerja sama dan
kerja karyawan. Namun
bertanggung jawab secara sosial.
sebaliknya jika karyawan tidak
3. Faktor-Faktor Mempengaruhi
yang
mempunyai keinginan untuk
Semangat
maju, maka semangat kerja akan
Kerj a
menurun.
Nitisemito
(1996)
mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi semangat kerja yaitu: a. Kebanggan
pekerja
akan
d. Perasaan telah diperlakukan secara baik. Semangat kerja akan meningkat bila
karyawan merasa
telah
pekerjaan dan kepuasannya
diperlakukan dengan baik oleh
dalam bekerja.
perusahaannya.
Kebanggaan yang
Namun
bila
dimiliki
karyawan merasa bahwa ia tidak
karyawan terhadap pekerjaan dan
diperlakukan dengan baik, maka
kepuasannya dalam bekerja akan
semangat kerjanya akan
memacu semangat kerja
menurun.
karyawan. Sebaliknya, jika tidak ada kebanggaan terhadap pekerjaan dan tidak ada kepuasan dalam bekerja, maka semangat kerja karyawan akan cenderung statis bahkan dapat pula menurun. b. Sikap terhadap pimpinan. Jika karyawan memiliki sikap positif terhadap pimpinan, maka
e. Kemampuan untuk bergaul dengan karyawan sekerjanya. Semangat kerja akan meningkat bila
didukung
dengan
kemampuan untuk bergaul dengan rekan sekerja, sehingga pekerjaan yang berat akan terasa lebih ringan. Tetapi sebaliknya, semangat kerja karyawan akan menurun bila karyawan tidak
semangat kerja akan meningkat.
mampu bergaul dan bekerja sama
Tapi bila karyawan bersikap
dengan rekan sekerjanya.
negative terhadap pimpinannya maka semangat kerja akan
f. Kesadaran
akan
tanggung
jawabnya terhadap pekerjaan. Semangat kerja meningkat bila karyawan memiliki kesadaran
besemangat mengerjakan tugastugasnya. c. Kondisi kerja.
akan tanggung jawab terhadap
Kondisi kerja yang kondusif akan
pekerjaannya.
menyebabkan karyawan lebih
Sebaliknya,
semangat kerja menurun bila
bersemangat
karyawan
menyelesaikan tugas-tugasnya.
tidak
memiliki
kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
untuk
d. Kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Flippo (dalam Majorsy,
Semangat kerja akan meningkat
2008) mengemukakan faktor-faktor
bila karyawan mempunyai
yang dapat mempengaruhi semangat
kebanggan terhadap pekerjaan
kerja karyawan, antara lain:
yang dilakukannya. Sebaliknya,
a. Upah.
semangat kerja akan menurun
Karyawan bersemangat
akan
lebih
menyelesaikan
kewajibannya, bila hak yang diperoleh sesuai dengan hasil jerih payahnya. Dengan kata lain,
karena karyawan tidak memiliki kebanggaan
terhadap
pekerjaannya. e. Pimpinan yang terbuka dan cakap.
pemberian upah sesuai standard
Dengan adanya pemimpin yang
an dapat memenuhi kebutuhan
terbuka dan cakap, karyawan
karyawannya akan mendorong
merasa
karyawan untuk menyelesaikan
dengan baik mengenai kendala
tugas-tugasnya.
yang dirasakannya. Komunikasi
b. Keamanan. Adanya jaminan keamanan dari perusahaan membuat karyawan
dapat
berkomunikasi
ini dapat meminimalisir tuntutan dan pemogokan kerja serta dapat meningkatkan semangat kerja karyawan untuk menyelesaikan tugasnya. f. Kesempatan untuk maju. Semangat kerja meningkat bila karyawan memiliki kesempatan
untuk maju dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
menurunkan produktivitas. b. Absensi
Tetapi bila karyawan tidak
Tingkat absensi yang naik
memiliki kesempatan untuk
merupakan salah satu indikasi
maju, maka semangat kerja akan
turunnya semangat kerja. Selain
menurun.
itu, karyawan akan malas dalam
g. Kecocokan dengan rekan kerja.
melaksanakan pekerjaannya.
Kecocokan dengan rekan kerja
Setiap ada kesempatan untuk
akan menciptakan kondisi kerja
tidak bekerja akan mereka
yang kondusif, dimana karyawan
pergunakan, apalagi jika waktu
akan merasa lebih bersemangat,
luang tersebut dapat dipakai
aman dan nyaman untuk
untuk mendapatkan penghasilan
menyelesaikan tugas yang
yang lebih tinggi meskipun untuk
dibebankan kepadanya.
sementara.
4. Indikasi Turun / Rendahnya Semangat Kerja
c. Turn over Apabila keluar-masuk karyawan
Menurut Nitisemito (1996)
naik daripada sebelumnya, juga
ada beberapa indikasi semangat
merupakan salah satu indikasi
kerja, yaitu:
turunnya semangat kerja.
a. Produktivitas
Sehingga
dapat
menurunkan
Produktifitas dapat diukur atau
produktivitas juga dapat
dibandingkan
mengganggu perusahaan.
dengan
waktu
sebelumnya. Produktivitas yang turun ini dapat terjadi karena
jalannya
d. Kerusakan
kemalasan, penundaan pekerjaan,
Kerusakan dapat terjadi pada
dan sebagainya. Seorang
bahan baku, bahan jadi, maupun
karyawan yang semangat
peralatan yang digunakan.
kerjanya menurun cenderung
Naiknya tingkat kerusakan
malas melaksanakan tugas-tugas,
merupakan salah satu indikasi
sengaja menunda-nunda
turunnya semangat kerja. Terjadi
pekerjaan, mungkin juga memperlambat siap pekerjaan, da sebagainya. Hal tersebut dapat
e. Kegelisahan
Kegelisahan akan terjadi jika
Setiap perusahaan seharusnya
semangat kerja turun. Kegilisaha
dapat memberikan gaji yang
itu dapat terwujud dalam bentuk
cukup
ketidaktenangan kerja, keluh
Pengertian “cukup” dinilai
kesah serta hal-hal lain. Hal ini
relatif, yaitu apabila jumlah yang
perlu diketahui sebab kegelisahan
mampu dibayarkan tanpa
merupakan salah satu indikasi
menimbulkan
turunnya semangat kerja.
perusahaan. Jumlah gaji yang
f. Tuntutan
kepada
karyawannya.
karugian
pada
diberikan tersebut mampu
Tuntutan merupakan suatu
memberikan semangat kerja
ketidakpuasan, oleh sebab itu bila
kepada karyawannya. Dengan
dalam suatu perusahaan sering
gaji yang cukup, karyawan
terjadi tuntutan maka perusahan
diharapkan
itu harus waspada.
meningkatkan semangat kerja
g. Pemogokan Indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja adalah
mampu
yang tinggi. b. Memperhatikan mental.
kebutuhan
apabila terjadi pemogokan. Hal
Kebutuhan rohani pada karyawan
ini adalah wujud dari
dapat berupa tempat untuk
ketidakpuasan, kegelisahan dan
menjalankan ibadah, rekreasi,
sebagainya. Apabila hal tersebut
partisipasi, dan sebaginya.
tidak tertahan dan tidak dapat
Kebutuhan rohani merupakan
diatasi lagi, maka akan
kebutuhan yang sangat
menimbulkan tuntutan tuntutan
menentukan
yang bila tidak berhasil ditagani
karyawannya.
akan berujung pada pemogokan. 5. Cara Meningkatkan Semangat Kerj a
semangat
kerja
c. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai. Perusahaan perlu menciptakan
Menurut Nitisemito (1996),
suasana yang santai pada waktu
faktor-faktor yang mempengaruhi
tertentu. Banyak cara yang dapat
semangat kerja antara lain:
dilakukan
a. Gaji yang cukup.
memberiakn s uasana yang
perusahaan
untuk
sanatai pada karyawan, misalnya
penenpatan
mengadakan rekreasi atau piknik
menimbulkan turunnya semangat
bersama,
mengadakan
kerja pada karyawannya. Oleh
pertandingan olah raga antar
sebab itu untuk penempatan perlu
karyawan, dan sebagainya.
dilakukan seleksi. Selain itu
Pengaruh dari penciptaan suasana
karyawan yang sudah berada
santai ini, diharapkan dapat
pada posisi yang tepat, tetapi
menimbulkan semangat kerja
karena sudah terlalu lama berada
pada karyawan.
pada posisi tersebut, dapat juga
d. Harga diri perlu mendapatkan perhatian.
karyawan
dapat
menimbulkan kebosanan, dan kemudian semangat kerjanya
Gaji yang cukup, belum tentu
menurun. Hal ini perlu mendapat
menjamin semangat kerja yang
perhatian bagi perusahaan, untuk
baik pada karyawan. Bisa jadi
mencegah kesalahan pada saat
karyawan yang diberikan gaji
bekerja, pekerjaan menjadi
yang cukup, pindah ke
lambat selesai, dan sebagainya.
perusahaan baru, yang gajinya
f. Berikan kesempatan untuk maju.
lebih rendah. Hal ini disebabkan,
Semangat kerja pada karyawan
kurang diperhatikannya harga
a ka m t im b ul ji ka m e re ka
diri karyawan, bahkan sering
mempunyai harapan untuk maju.
direndahkan.
Oleh sebab itu, hendaknya setiap
perusahaan
Sebaliknya baru,
harga
di diri
mendapat perhatian khusus. e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
perusahaan
memberikan
kesempatan pada karyawann. Memberikan penghargaan pada karyawan yang berprestasi, dapat
Setiap perusahaan harus mampu
berupa pengakuan,
menempatkan karyawan pada
kenaikan gaji, kenaikan pangkat,
posisi yang tepat, artinya yaitu
pemindahan ke posisi lain uang
perusahaan menempatkan pada
lebih sesuai, dan sebagainya.
posisi yang sesuai dengan
Perusahaan yang baik bukan
keterampilan
hanya memberikan penghargaan,
masing-masing
karyawannya. Kesalahan pada
hadiah,
behkan mengadakan program
pendidikan
tambahan
bagi
perusahaan dapat dirasakan oleh
karyawan. Hal tersebut tentu
karyawan,
akan disambut gembira oleh
membagikan laba perusahaan
karyawan, dan tentu saja akan
atau membagikan bonus.
meningkatkan semangat kerja. g. Perasaan aman menghadapi masa
misalnya
dengan
i. Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding.
depan perlu diperhatiakan.
Dalam
Semangat kerja karyawan akan
perusahaan, berunding dan
terpupuk jika mereka mempunyai
meminta saran dari bawahan
perasaan aman terhadap masa
sangat diperlukan. Apabila
depan dan profesi mereka.
karyawan diajak berunding,
Menciptakan menghadapi
rasa
aman
masa
depan.
mengelola
sebuah
mereka akan merasa ikut bertanggung
jawab.
Dengan
Misalnya ada jaminan pensiun
tanggung jawab tersebut,
atau uang pesangon setelah masa
kegairahan dan semangat kerja
kerja selesai.
mereka meningkat.
h. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas. Kesetiaan
atau
j. Pemberian insentif yang terarah. Pemberian insentif adalah system
loyalitas
paling efektif sebagai pendorong
karyawan terhadap perusahaan
semangat kerja. Namun pihak
dapat menimbulkan rasa
perusahaan juga harus berhati-
tanggung jawab. Tanggung
hati,
j a w a b d a p a t m e n c ip t a k a n
kebijaksanaan insentif membuat
kegairahan dan semangat kerja
perusahaan rugi. Jangan sampai
karyawan. Untuk menimbulkan
karyawan hanya mengejar
loyalitas
insentif saja sehingga kurang
karyawan
terhadap
jangan
perusahaan pihak pimpinan harus
berhati-hati,
mengusahakan agar karyawan
mengejar target banyaknya
merasa senasib dengan
pekerjaan
perusahaan. Dengan perasaan
diselesaikan.
tersebut, perusahaan biasanya mengusahakan agar kemajuan
mereka
sampai
yang
hanya dapat
k. Fasilitas yang menyenangkan.
Fasilitas yang menyenangkan
mengatakan karyawan akan
sangat luas artinya, termasuk
mendapatkan
juga balai pengobatan, tempat
berupa pembayan upah dan
ibadah, kamar kecil yang bersih,
gaji, pemberian kompensasi
pendidikan
pelengkap
untuk anak, dan
kompensasi
seperti
sebagainya. Apabila perusahaan
pembayaran asuransi, cuti
sanggup menyediakan fasilitas-
sakit dan sebagainya.
fasilitas tersebut, maka akan
Perusahaan akan membayar
menimbulkan kepuasan dan rasa
kompensasi secara adil dan
senang pada karyawan, dan akan
layak. Oleh karena itu para
menciptakan semangat kerja pada
karyawan
karyawan.
pekerjaan sesuai dengan upah
B. Karyawan Bank Bagian Back Office 1. Definisi Karyawan Bank bagian Back Office a. Definisi Karyawan
melakukan
yang mereka terima. Bedasarkan
uraian
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan dalam penelitian ini adalah
Ba dudu da n Za im
pekerja yang bekerja pada
(1994) mengatakan karyawan
suatu lembaga atau
adalah pegawai atau pekerja
perusahaan
(dianggap lebih halus
mendapatkan gaji dan
daripada buruh). Sedangkan
dituntut
menurut Pusat Pembinaan
pekerjaan
dan Pengembangan Bahasa
kesepakatan antara karyawan
(1995) karyawan adalah
dengan perusahaan atau
orang yang bekerja pada
lembaga.
s ua t u le m ba ga ( ka nt o r, perusahaan, dan sebagainya) dengan
mendapatkan
(upah);
pegawai;
gaji
buruh;
yang
untuk
melakukan
sesuai
dengan
b. Definisi Bank bagian Back Office Kamus
Bank
Indonesia (dalam Anima,
pekerja. Mukhyi dan
tanpa tahun ) mengatakan
Hudiyanto
back office termasuk ke
(1995)
dalam bagian administrasi,
membukukan setoran dan
yang di deskripsikan area
penarikan
kerja pada bank yang
mengkreditkan penghasilan
kegiatannya,
antara
lain,
bunga ke rekening nasabah,
membukukan
setoran
dan
dimana bagian ini berada
penarikan mengkreditkan
serta
serta
pada gedung lain.
penghasilan
2. Hak dan Kewajiban Karyawan
bunga ke rekening nasabah;
Menurut Rivai dan Sagala
bagian ini dapat berada di
(2009), hak atau kompensasi
gedung lain dengan kegiatan
untuk
penerimaan
pembayaraan
sesuatu yang diterima karyawan
angsuran kredit, penyatuan
sebagai pengganti kontribusi jasa
cek atau warkat benda lain
mereka pada perusahaan.
yang akan dikirimkan ke
karyawan
Hak
atau
merupakan
kompensasi
bank penerbit, laporan
langsung terdiri dari:
rekening
rekonsiliasi, aktivitas bank,
a. Pembayaran karyawan (upah / gaji)
dan lain-lain (back office).
b. Bonus atau komisi.
nasabah
c. Definisi Karyawan Bank bagian Back Office Berdasarkan
dari
de finis i di a ta s te nta ng karyawan serta back office maka disimpulkan karyawan bank bagian back office adalah pekerja yang bekerja pada lembaga atau bank untuk mendapat gaji yang dituntut untuk untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
kesepakatan
yang
tugasnya antara lain
Hak atau kompensasi tidak langsung atau benefit, terdiri dari Pembayaran yang tidak tercakup dalam
kompensasi
financial
langsung, meliputi: a. Liburan b. Asuransi c. Jasa, seperti perawatan anak, dsb. Situs(www.direct.gov.uk/en/e mployment&healt and safety at work/06_4016683) mennyebutkan bahwa kewajiban karyawan, adalah:
a. Menjaga keselamatan kesehatan personal
dan
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk
b. Bekerja sama dengan karyawan lain
kredit serta memberikan jasa-jasa
c. Tidak menyalahgunakan fasilitas
peredaran uang.
dalam lalu lintas pembayaran dan
kesehatan, keselamatan, atau
Dari beberapa definisi yang
kesejahteraan yang disediakan
disebutkan oleh beberapa tokah di
oleh perusahaan d. Melaporkan
atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal
yang
mungkin mempengaruhi kemampuan untuk bekerja C. Bank
bank adalah lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi, yang menghimpun dana dari masyarakat
1. Definisi Bank
dalam bentuk simpanan dan
Bank merupakan lembaga
menyalurkannya ke masyarakat
keuangan yang terlibat dalam suatu
dalam bentuk kredit dan atau bentuk
pembiayaan pembangunan ekonomi.
lainnya, yang berfungsi sebagai
Selain itu bank juga berfungsi
fungsi perantara keuangan antara
sebagai fungsi perantara keuangan
bank dengan masyarakat.
antara bank dengan masyarakat.
2. Fungsi Bank
Pengertian bank menurut Undang-
Menurut Kamsir (2004), bank
Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank
sebagai
adalah badan usaha yang
mempunyai fungsi sebagai berikut:
menghimpun dana dari masyarakat
a. Menghimpun dana (funding)
lembaga
dalam bentuk simpanan dan
masyarakat
menyalurkannya ke masyarakat
simpanan.
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
Bank
keuangan
dalam
bentuk
adalah
tempat
bentuk lainnya dalam rangka
penyimpanan uang atau
meningkatkan taraf hidup rakyat
berinvestasi bagi masyarakat.
banyak. Menurut Kuncoro dan
Tujua n uta ma m asya ra ka t
Suhardjono (2002), bank adalah
menyimpan uang biasanya adalah
lembaga
untuk keamanan uangnya.
keuangan
yang
usaha
pokoknya adalah menghimpun dana
b. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat dalam bentuk kredit.
Selain
sebagai
tempat
berdasarkan fungsinya terdiri dari
penyimpanan, bank juga
Bank Umum dan Bank
memberikan kredit kepada
Perkreditan Rakyat (BPR). Bank
masyarakat. Pinjaman atau kredit
umum adalah bank yang
yang diberikan dibagi dalam
melaksanakan kegiatan usaha
berbagai jenis sesuai dengan
secara konvensional dan
keinginan nasabah. Jenis kredit
berdasarkan prinsip syariah yang
yang biasa diberikan oleh hampir
dalam kegiatannya memberikan
semua bank adalah seperti kredit
jasa dalam lalu lintas
investasi, kredit modal kerja, atau
pembayaran. Sedangkan Bank
kredit perdagangan.
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service). Memberikan jasa-jasa lain seperi pengiriman uang
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
(transfer), penagihan surat-surat
b. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
beharga yang berasal dari dalam
Disamping dilihat dari segi
kota dan luar negeri (inkaso),
fungsinya, bank juga dapat
letter of credit (L/C), save
dilihat dari segi kepemilikannya.
deposit box, bank garansi, bank
Maksudnya adalah siapa saja
notes, travelers cheque, dan jasa
yang memiliki bank tersebut,
lainnya.
dapat dilihat dari akte pendirian
3. Jenis-Jenis Bank
dan penguasaan saham yang
Jenis perbankan ditinjau dari berbagai segi, antara lain:
dimiliki bank yang bersangkutan.
a. Dilihat dari Segi Fungsinya Menurut
Undang-Undang
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah: 1) Bank milik pemerintah
Pokok Perbankan Nomor 7
B a n k m i l i k p e m e r in t a h
Tahun 1992 dan ditegaskan lagi
merupakan bank yang akte
dengan keluarnya Undang-
pendirian maupun moda l
Undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan
bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia,
a s ing da n piha k s w a s ta
2) Bank milik swasta nasional
nasional. Kepemilikan saham
Bank milik swasta nasional
secara mayoritas dipegang
merupakan bank yang seluruh
oleh warga Negara Indonesia.
atau sebagian besar sahamnya dimiliki olah swasta nasional.
campuran dimiliki oleh pihak
c. Dilihat dari Segi Status Bank yang dilihat dari segi
Dapat diketahui dari akte
status, artinya dilihat dari segi
pendiriannya didirikan oleh
kemampuan
swasta sepenuhnya, begitu
masyarakat, terutama bank
pula dengan pembagian
umum. Jenis bank dilihat dari
keuntungannya
segi status adalah Bank Devisa
untuk
keuntungan swasta pula. 3) Bank milik koperasi Bank
milik
melayani
dan Bank Nondevisa. Bank Devisa merupakan bank
koperasi
yang dapat melaksanakan
merupakan bank yang
transaksi keluar negeri atau yang
kepemilikan saham-
berhubungan dengan mata uang
sahamnya dimiliki oleh
a s i n g s e c a ra ke s e l ur u ha n .
perusahaan yang berbadan
Sedangkan
hukum koperasi.
merupakan bank yang belum
4) Bank milik asing
mempunyai izin untuk
Bank
Nondevisa
Bank milik asing merupakan
melaksanakan transaksi sebagai
bank yang kepemilikan
bank devisa, sehingga tidak dapat
sepenuhnya oleh pihak asing
melaksanakan transaksi seperti
(luar negeri) di Indonesia.
halnya bank Devisa.
5) Bank milik campuran Bank
milik
campuran
d. Dilihat dari Segi Menentukan Harga
Cara
merupakan bank yang
Di Indonesia pada mulanya
sahamnya dimiliki oleh 2
hanya satu kelompok, namun
belah pihak yaitu dalam dan
hadirnya bank syariah sejak
luar negeri. Artinya,
tahun 1990-an jenis bank dapat
kepemilikan saham bank
dilihat dari segi atau caranya
dalam menentukan harga, baik
simpanan dan menyalurkannya ke
harga jual maupun harga beli
masyarakat dalam bentuk kredit dan
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu
atau bentuk-bentuk lainnya dalam
Bank yang berdasarkan prinsip
rangka meningkatkan taraf hidup
konvensional (Barat) dan Bank
rakyat banyak.
ya ng Berda sa rka n Prins ip Syariah (Islam).
Banyaknya bagian pada suatu bank tergantung pada kebutuhan
4. Struktur Organisani Bank Struktur organisasi pada bank
bank tersebut. Karyawan merupakan unsur yang sangat penting dalam
struktur
sebuah organisasi, karena tanpa ada
organisasi merupakan konfigurasi
karyawan sebuah organisasi tidak
formal yang sangat menentukan apa
dapat berjalan. Semakin besar bank
yang akan dilakukan oleh suatu
tersebut, maka akan membutuhkan
organisasi. Oleh karena itu setiap
lebih banyak karyawan serta bagian
bank membuat struktur organisasi
atau divisi-divisi.
sangat penting,
karena
serta membuat deskripsi tugas dan
Back office merupakan salah
tanggung jawab setiap karyawan,
satu bagian yang terdapat pada suatu
seksi, bagian, devisi dan direksi.
bank. Pada bagian ini karyawan tidak
D. Semangat Kerja pada
bertemu langsung dengan nasabah,
Karyawan Bank Bagian
tetapi karyawan memiliki area kerja
Back Office
pada bank yang kegiatannya antara
Sumber Daya Manusia
lain adalah membukukan setoran dan
(SDM) merupakan faktor penting
penarikan
serta
mengkreditkan
dalam kegiatan perekonomian,
penghasilan bunga ke rekening
karena sum ber daya manusia
nasabah.
dipandang sebagai salah satu faktor
Selain itu bagian back office
produksi dalam usaha menghasilkan
juga tidak bertemu langsung dengan
barang atau jasa oleh satuan-satuan
nasabah. Hal tersebut juga membuat
ekonomi, (Siagian, 2005).
karyawan pada bagian ini harus
Menurut
Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
memiliki semangat kerja yang lebih dari pada karyawan bagian lain.
Menurut Blum dan Naylor (dalam Stephan & Borman, 1978) tiga unsur yang membangun semangat kerja
wawancara, catatan lapangan, dan sebagainya (Poerwandari, 1998). Pendekatan
kualitatif
adalah: kepuasan, motivasi, dan
berasumsi bahwa manusia adalah
kepaduan kelompok.
makhluk yang aktif, yang
Berdasarkan uraian di atas,
mempunyai kebebasan kemauan,
dapat dilihat bahwa semangat kerja
yang perilakunya hanya dapat
pada karyawan bank harus sangat
dipahami dalam konteks budayanya,
diperhatikan oleh pimpinan bank.
dan yang perilakunya tidak
Bahkan pimpinan harus berusaha
didasarkan pada hukum sebab akibat.
meningkatkannya, karena karyawan yang memiliki semangat kerja tinggi
B. Subjek penelitian 1. Karakteristik Subjek
sangat diperlukan dalam setiap kerja
Karakteristik subjek
sama, karena mereka akan berusaha
penelitian dalam penelitian ini
keras untuk mengatasi kesukaran
adalah karyawan bank “X”,
yang berkenaan dengan tugas dan
bagian back office, berumur 26
pekerjaannya untuk mencapai tujuan
tahun, yang telah bekerja sekitar
organisasi, yaitu dapat meningkatkan hasil produksi atau output yang sesuai dengan target yang ditetapkan
1 tahun 10 bulan. 2. Jumlah subjek Dalam
penelitian
oleh perusahaan, dan perusahaan
kualitatif menurut Patton (1990)
tersebut akan mendapat banyak
menyatakan tidak ada aturan
keuntungan.
yang pasti tentang jumlah subjek BAB III
dalam penelitian kualitatif.
METODE PENELITIAN
Jumlah subjek penelitian
A. Pendekatan penelitian
tergantung pada apa yang ingin
Penulisan ini, penulis
diketahui, tujuan dan manfaat
menggunakan pendekatan kualitatif.
penelitian.Maka dalam penelitian
Pendekatan kualitatif yaitu
ini, peneliti hanya menggunakan
pendekatan yang menghasilkan dan
satu orang subjek dibantu oleh
mengolah data yang sifatnya
satu orang significant other.
deskriptif, seperti transkripsi
C. Tahap-tahap yang digunakan 1. Tahap Persiapan
Setelah data diperoleh, maka analisis langkah selanjutnya adalah yang dilakukan oleh
Tahap persiapan diawali
peneliti, data yang diperoleh dari
dengan pertanyaan penelitian,
penelitian kualitatif merupakan
yang dijadikan topik penelitian,
data yang bersifat deskriptif,
setelah itu pertanyaan masalah
dalam melakukan proses analisa,
dituangkan dalam permulaan.
peneliti
Bab laporan penelitian, langkah
prosedur untuk mengolah data
selanjutnya adalah pergumulan
yang didapat untuk dijadikan
konsep dan teori yang akan
informasi yang nantinya akan
digunakan
penelitian
dihubungkan dengan teori yang
sekaligus sebagai penunjang
melatarbelakangi, pengolahan
fakta yang akan ditemui di
data
lapangan, yang pada akhir
dilakukan dengan pencatatan
nantinya akan dijadikan acuan
hasil wawancara secara
dalam menentukan hubungan
menyeluruh (verbatim), analisis
antara data yang diperoleh
hasil wawancara dengan koding,
dengan
serta pada akhirnya dapat ditarik
dalam
teori
yang
melakukan
hasil
beberapa
wawancara
dapat
melatarbelakanginya. Kemudian
kesimpulan dari hasil wawancara
pedoman wawancara dan
tersebut.
pedoman observasi disusun sebagai panduan ketika
3. Melakukan Analisis Data Menurut Miles dan
pengambilan data berlangsung.
Huberman (1994), terdapat dua
2. Tahap Pelaksanaan
jenis analisa yang dapat
Pada tahap ini merupakan
digunakan untuk menganalisis
puncak penelitian dan akan
data kualitatif:
melakukan metode pengambilan data dengan metode observasi
a. Analisis Intra Kasus (Withincase)
dan wawancara, berdasarkan
Jenis analisis ini, peneliti akan
pedoman yang telah disusun
menganalisis fenomena yang
sebelumnya di tahap awal.
terjadi, penyebab terjadinya dan
bagaimana fenomena tersebut terjadi sesuai dengan pemahaman subjek
akan
peristiwa
yang
secara spontan dalam interaksi alamiah. b. Wawancara dengan pedoman
dialaminya.
umum.
b. Analasis Antar Kasus (Crosscase)
dengan pedoman wawancara
Analisis antar kasus perlu
mencantumkan isu-isu yang
dilakukan agar peneliti dapat
harus diliput tanpa menentukan
mengetahui proses umum yang
urutan
terjadi pada masing-masing
mungkin
kasus.
pertanyaan
D. Teknik pengumpulan data
Pedoman wawancara tersebut
yang
Peneliti
dilengkapi
sangat
pertanyaan,
umum,
bahkan
tanpa
bentuk
secara
eksplisit.
Dalam penelitian ini, metode
digunakan untuk meningkatkan
pengumpulan data yang akan
peneliti mengenai aspek-aspek
digunakan adalah metode wawancara
yang harus dibahas, sekaligus
dan observasi.
menjadi daftar pengecek
1. Wawancara
(cheklist).
Wawancara adalah suatu
c. Wawancara dengan pedoman
proses tanya jawab lisan yang
terstandar
didalamnya terdapat dua orang atau
Pedoman wawancara ditulis
lebih berhadap-hadapan secara fisik
secara rinci, lengkap dengan set
yang satu dapat melihat muka yang
pertanyaan dan penjabarannya
lain dan mendengarkan dengan
dalam kalimat.
telinga sendiri suaranya.
yang
terbuka.
Dalam penelitian ini, peneliti
Patton (dalam Poerwandari,
menggunakan metode wawancara
1 9 9 8) s e c a ra um u m a da ti ga
dengan pedoman umum. Hal ini akan
pendekatan dasar dalam memperoleh
memungkinkan peneliti untuk
data kualitatif melalui wawancara,
memiliki
penduan
yaitu:
mengajukan
pertanyaan
a. Wawancara konversasional yang
berkaitan dengan hal-hal yang
informal. Didasarkan sepenuhnya
diteliti, namun tetap fleksibel
pada berkembangnya pertanyaan
tergantung pada perkembangan dan situasi wawancara.
dalam yang
2. Observasi
Yaitu
observasi
dimana
(dalam
pengamat berada di luar subjek
Basuki, 2006), observasi adalah studi
yang diteliti dan tidak ikut dalam
yang disengaja dan sistematis
kegiatan-kegiatan yang mereka
tentang fenomena sosial dan gej ala-
lakukan.
gej ala psikis dengan jalan
Pada penelitian ini, observasi
Menurut
Kartono
pe n ga m a ta n da n p e nc a ta ta n .
yang akan dilakukan adalah
Sedangkan menurut Young (dalam
observasi non partisipan, dimana
Walgito, 2003) observasi merupakan
peneliti tidak ikut serta dalam
suatu metode penelitian yang
kegiatan yang dilakukan subjek.
dijalankan secara sitematis dan dengan sengaja dilakukan dengan
E. Alat bantu pengumpulan data
menggunakan alat indera (terutama
Dalam penelitian ini beberapa
indera penglihatan, yaitu mata)
instrument yang digunakan sebagai
sebagai alat untuk menangkap secara
alat Bantu penelitian adalah:
langsung kejadian-kejadian sekarang
1. Pedoman wawancara
maupun yang sudah terjadi. Hal ini
Pedoman
wawancara
digunakan terhadap kejadian -
dikembangkan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian yang
kejadian terhadap masa lalu.
bersangkutan.
berarti bahwa observasi tidak dapat
Menurut observasi
(2004)
menggunakan pedoman wawancara
dibedakan
yang disusun berdasarkan tujuan
Moleong dapat
Penelitian
berdasarkan keterlibatan pengamat dalam kegiatan orang-orang yang diamati dibedakan berdasarkan atas: a. Observasi partisipan Yaitu suatu observasi dimana pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau diamati seolah-olah pengamat merupakan bagian dari mereka. b. Observasi non partisipan
penelitian, teori yang berkaitan dengan semangat kerja, karyawan, serta bank. 2. Pedoman observasi Penelitian
menyusun
pedoman observasi untuk mengamati semangat kerja. Pedoman observasi
disusun berdasarkan aspek-aspek serta faktor-faktor semangat kerja .
validitas dalam suatu penelitian
3. Tape recorder
beberapa teknik yang digunakan
dengan metode kualitatif, ada
Alat Bantu elektronik berupa
seperti perpanjangan keikutsertaan,
alat perekam, menggunakan kaset
ketekunan, pengamatan, triangulasi,
yang digunakan untuk merekam hasil
dan lain-lain. Dalam penelitian ini
wawancara yang dilakukan baik
teknik yang digunakan adalah teknik
untuk subjek, maupun significant
pemeriksaan dengan triangulasi yang
other.
memiliki empat macam sebagai
4. Alat tulis
teknik pemeriksaan untuk mencapai
Alat tulis yang digunakan adalah buku tulis, pensil, pulpen. Dengan tujuan penggunaan alat tulis ini adalah untuk mencatat semua data atau informasi dalam suatu penelitian, baik wawancara maupun observasi.
keabsahan yaitu: 1. Triangulasi dengan sumber atau data Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek
F. Keabsahan dan keajegan penelitian
yang dianggap memiliki sudut pandang berbeda. Dalam penelitian
Keakuratan dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan hasil
kua lita tif, be ra rti m e m ba ha s
wawancara, hasil observasi dan
mengenai validitas dan reliabilitas
mewawancarai significant other.
penelitian. Sarantakos (dalam
2. Triangulasi penyidik
Poerwandari, 1998) menyampaikan
Adanya pengamatan diluar
bahwa dalam penelitian kualitatif,
penelitian yang turut memeriksa
validitas berusaha dicapai tidak
hasil pengumpulan data. Dalam
m e la l u i m a n i p u l a s i v a r i a b e l
penelitian ini, dosen pembimbing
melainkan melalui orientasinya dan
bertindak sebagai pengamat yang
upaya mendalami dunia empiris
memberikan masukan terhadap hasil
dengan menggunakan metode paling
pengumpulan data.
cocok untuk pengambilan dan analisis data. Untuk mencapai
3. Triangulasi teori
Yaitu menggunakan berbagai teori yang berlainan untuk
wawancara subjek dengan significant other.
dikumpulkan sudah memenuhi
G. Teknik analisis data Poerwandari (2001)
syarat. Pada penelitian ini, berbagai
memberikan tahapan yang
teori tentang semangat kerja,
diperlukan dalam menganalisis data
karyawan dan bank sebagaimana
kualitatif. Tahap-tahap tersebut
memastikan bahwa data yang
teori ini telah dijelaskan pada bab II untuk digunakan dan menguji terkumpulnya data. 4. Triangulasi metode Yaitu penggunaan beberapa
adalah: 1. Mengorganisasikan data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam
(indepth
metode yang berbeda untuk meneliti
interview), dimana data direkam
suatu hal yang sama yaitu dengan
dengan tape recorder dibantu alat
observasi dan wawancara. Dalam
tulis lainnya. Kemudian dibuatkan
penelitian ini, peneliti melakukan
transkipnya dengan mengubah hasil
metode analisis intra kasus (withincase), serta penggunaan metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Untuk menjaga keabsahan dan keajegan penelitian, peneliti menggunakan triangulasi teori yaitu dengan mengaitkan teori-teori yang telah ada, triangulasi metode yaitu menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara dan observasi, dan triangulasi dengan sumber atau data, yaitu membandingkan dengan hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. 2. Pengelompokkan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan pengkodean (coding).
3 .Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data
berdasarkan dari analisis data subjek
Setelah kategori dan pola
yang telah berhasil dikumpulkan.
data tergambar dengan jelas, peneliti
Dalam penelitian ini, penulisan yang
menguji data tersebut terhadap
dipakai adalah presentasi data yang
asumsi yang dikembangkan dalam
di dapat yaitu yaitu, penulisan data-
penelitian ini. Pada tahap ini kategori
data hasil penelitian berdasarkan
yang telah di dapat melalui analisis
penelitian wawancara mendalam dan
ditinjau kembali berdasarkan
observasi dengan subjek.
landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II. 4. Mencari alternatif penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori
Penulisan hasil penelitian ini,
Prosesnya dimulai dari datadata yang telah diperoleh dari subjek yang dibaca berulang kali lalu dianalisis,
sehingga
didapatkan
gambaran mengenai penghayatan
dan pola data de ngan as umsi
pengalaman
terwujud, penulis masuk ke dalam
dilakukan interpretasi secara
tahap penjelasan. Berdasarkan pada
keseluruhan
kesimpulan yang telah didapat dari
mencakup keseluruhan dari hasil
kaitan tersebut, penulis perlu mencari
penelitian ini.
subjek. dimana
Selanjutnya didalamya
suatu alternatif penjelasan lain
BAB IV
tentang kesimpulan yang telah
HASIL DAN ANALISIS
didapat. Sebab dalam penelitian
A. Pelaksanaan
kualitatif memang selalu ada
Pertama kali yang dilakukan
alternatif penjelasan yang lain. Dari
peneliti saat pertama kali akan
hasil analisis, ada kemungkinan
melaksanakan
terdapat hal-hal yang menyimpang
mencari calon subjek yang dapat
dari asumsi atau tidak terpikirkan
mendukung penulisan, yakni calon
sebelumnya. Dalam tahap ini akan
subjek yang bekerja pada bagian
dijelaskan dengan alternatif atau
back office.
teori-teori lain. 5. Menulis hasil penelitian
penelitian
adalah
B. Hasil 1. Aspek-aspek semangat kerja a.Kegairahan atau antusiasme
rumah jam setengah tujuh dan biasa
bersama pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai.
sampai di kantor setengah delapan.
2.Faktor-faktor
Subjek sangat menyukai pekerjaan
memperngaruhi semangat kerja
Subjek biasa berangkat kerja dari
kiriman uang luar negeri yang
yang
a. Upah
kapasitasnya cukup besar, agar peng-
Subjek bekerja hampir dua tahun.
inputannya lebih mudah.
Subjek merasa cukup dengan gaji
b. Kualitas untuk bertahan
yang diberikan, karena subjek baru
Pertama kali bekerja, subjek sering
selesai kuliah dan belum memiliki
mengalami kendala, karena tidak
pengalaman. Gaji yang diterima
mendapatkan training. Apalagi untuk
subjek berpengaruh terhadap
kiriman uang luar negeri serta saat
semangat subjek dalam bekerja.
banyak kerjaan yang harus di handle
b. Keamanan
subjek. Subjek bersabar dan selalu
Subjek berstatus karyawan agen dan
mengerjakan pekerjaan, karena tidak
belum
ada solusi lain, selain bersabar.
keamanan,
c. Kekuatan untuk melawan frustasi
mendapatkan gaji. Bila terjadi
Ketika
penggantian 60 ribu perharinya.
subjek
mennyelesaikan
tidak kendala,
dapat subjek
mendapatkan
jaminan
subjek
hanya
sesuatu pada subjek, hanya mendapat c. Kondisi kerja
menyerahkan pekerjaannya pada
Subjek bekerja di kantor cabang
wakil pimpinan. Selain itu, subjek
pembantu Permata Senayan. Staff
juga pernah merangkap mengerjakan
atau rekan kerja subjek ada delapan
pekerjaan OB. Subjek merasa puas
orang. Lingkungan di sekeliling
pada bagian back office, sehingga
merupakan
subjek tidak ingin untuk pindah
memberikan fasilitas ATM dolar
bagian.
serta rupiah. Selain itu untuk
d. Semangat kelompok
menunjang kerja subjek kantor
Subjek mengerjakan pekerjaan kantor
perkantoran.
Kantor
subjek juga menyediakan fasilitas
secara bersama-sama. Subjek senang
mesin fax, fotocopy, serta mesin ikat
bekerja dengan cara seperti itu.
uang.
Subjek berharap dengan bekerja
d. Kebanggaaan pekerjaan yang dilakukan
terhadap
Subjek mengerjakan berbagai macam pekerjaan di kantor. Subjek merasa
pun, terasa lebih mudah untuk dikerjakan. BAB V
senang dengan pekerjaan tersebut,
PENUTUP
tetapi subjek juga merasa biasa-biasa
A. Simpulan
saja kerena pekerjaan tersebut sudah Berdasarkan hasil studi maka
merupakan kebiasaan kerja atau rutinitas subjek setiap harinya e. Pimpinan yang terbuka dan cakap
dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa semangat kerja yang dimiliki oleh subjek sedang, karena hal-hal yang dikemukakan subjek adalah tuntutan
Pimpinan subjek jarang berada di kantor, karena pimpinan subjek sibuk. Setiap kali ada masalah, pimpinan subjek selalu membicarakannya, selain itu subjek juga diberikan kesempatan untuk membicarakan masalahnya dengan pimpinan. Subjek mengatakan dengan komunikasi yang baik itu, subjek merasa bersemangat. f. Kesempatan untuk maju Bank tempat subjek bekerja memiliki jenjang karir. Setelah pada bagian back office, biasanya akan naik menjadi authorized. Subjek senang dengan adanya jenjang karir tersebut.
dari pekerjaan subjek atau kewajiban serta tanggung jawab subjek yang bekerja pada bagian back office. Adapun beberapa aspek semangat kerja yang muncul pada subjek, yaitu aspek kegairahan dan antusiasme, kualitas untuk bertahan, serta semangat
kelompok.
Sedangkan
be be ra pa fa kt o r - fa kt o r ya n g mempengaruhi semangat kerja, yang muncul pada diri subjek adalah faktor kondisi kerja, pimpinan yang terbuka dan cakap, kesempatan untuk maju, serta kecocokan dengan rekan kerja. Sebagai
individu
yang
Pimpinan serta rekan kerja juga memberikan semangat pada subjek untuk bisa naik ke jenjang selanjutnya. g. Kecocokan dengan rekan kerja Komunikasi di tempat kerja subjek terjalin lancar. Subjek merasa senang dengan komunikasi tersebut. Pekerjaan yang diberikan pada subjek
memiliki semangat kerja yang sedang, subjek selalu berusaha untuk
meningkatkan tersebut.
semangat
kerja
B. Saran Dari hasil penelitian tentang semangat kerja pada karyawan bank bagian back office ini, maka saran yang dapat diajukan oleh peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk subjek disarankan agar selalu mempertahankan semangat kerja. Agar memperoleh hasil kerja yang maksimal dan sesuai dengan harapan subjek serta harapan pihak bank atau kantor. 2. U ntuk re ka n ke rja subje k disarankan
untuk
selalu
memberikan dorongan serta semangat pada subjek. Agar subjek selalu dapat meningkatkan semangat kerja yang sudah muncul. 3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan
dapat
lebih
mengembangkan dan melebarkan penelitiannya terhadap semangat kerja pada karyawan bank bagian back office.