Serat Rambut Kelinci
Wool Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia Di Susun Oleh
Busono & Dini Koperasi NUKITA Bandung, 2015
Indonesia telah lama dikenal dunia sebagai negara dengan budaya tinggi, salah satunya adalah penghasil kain-kain indah. Hampir semua suku di Indonesia memiliki kekhasan kain adat tradisionalnya masing-masing. Budaya beternak kelinci telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, namun demikian beternak kelinci untuk menghasilkan serat tekstil masih belum dikenal. Padahal kelinci sebagai satwa penghasil serat wool telah lama dilakukan di Eropa dan Asia. Untuk itu disini akan diulas mengenai kelinci angora sebagai satwa potensial penghasil serat tekstil baru di Indonesia
DAFTAR ISI RINGKASAN PENDAHULUAN Dari Kelinci Untuk Benang Sejarah Pengembangan Kelinci Angora Sebagai Penghasil Wol Produksi Wol Kelinci Angora Kualitas Wol Penggunaan Wol Kelinci Angora Dalam Tekstil
PENGANTAR BUDIDAYA KELINCI ANGORA Habitat 1. Kandang 2. Peralatan 3. Pakan Dan Air 4. Persyaratan Nutrisi Kelinci Angora 5. Aspek lingkungan ekstrenal kandang Perawatan Dan Sanitasi Kandang Keseimbangan Seksual Jadwal Panen Ketenaga Kerjaan Dan Perkiraan Biaya Produksi 1. Tenaga Kerja 2. Perkiraan Biaya
KARAKTERISTIK WOL SERAT ANGORA Kelinci Angora Istilah Tekstil Panjang Serat wol kelinci Koefisien Gesekan Karakteristik Lain Dari Wol Angora Kualitas Komersial Serat Angora Dan Penggunaannya
SUMBER VARIASI DALAM PRODUKSI WOL ANGORA Perkiraan Genetik Strain Yang Berbeda (Jerman, Inggris, Denmark & Prancis) Berat Produksi Wol Rata-Rata Faktor Non-Genetik Dalam Output Wol Kuantitatif Faktor Variasi Non-Genetik Dalam Produksi Wol Kualitatif Menentukan Pilihan Strain Jenis Kelinci
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
2
STRAIN KELINCI ANGORA JERMAN UNTUK TEKSTIL Sejarah Kelinci Angora Jerman Perkembangan Angora Jerman Saat ini Serat Kelinci Angora Jerman Sinkronisasi Wol Angora Jerman Pencukuran Dan Penanganan Wol Angora
PELAKSANAAN PRODUKSI BENANG WOL ANGORA Standar Perawatan Rambut (Groming) Tatalaksana Panen Rambut Angora Proses Penyikatan Wol Kelinci Untuk Benang Tahapan Pembuatan Benang Pencampuran Dengan Serat Lain
PROSPEK PASAR UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA Pasar Dunia Serat Wol Angora Situasi Pasar Saat Ini
PERANAN KOPERASI UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA Pendampingan Budidaya Pelatihan Panen Dan Pasca Panen Wol Penampungan Hasil Panen Wol 1. Grading Hasil Panen Yang Disetorkan 2. Standarisasi Kualitas Serat Wol Yang Diterima 3. Pengelolaan Serat Wol Dibawah Standar 4. Sistem Pembayaran Ke Petani Transportasi Serat Wol Pengolahan Serat Wol Menjadi Benang Proses Tenun Kain Dari Wol Angora
TENTANG KAMI, KOPERASI NUKITA PUSTAKA
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
3
RINGKASAN Indonesia telah sejak lama dikenal dunia sebagai negara dengan budaya tinggi. Salah satu nilai budaya yang diakui dunia internasional adalah diakuinya Indonesia sebagai penghasil kain-kain indah, dengan motif yang cukup rumit dan beragam. Hampir semua suku di Indonesia memiliki kekhasan kain adat tradisionalnya masing-masing yang tentunya berbeda satu dengan lainnya. Hampir semua jenis serat telah diolah dan diproses oleh masyarakat Indonesia menjadi beragam produk tekstil, baik itu serat alam maupun serat sintetik. Kapas, Rami, Pisang, Nanas merupakan beberapa contoh dari serta tumbuhan yang telah banyak diproses. Serat sutera di beberapa provinsi di Indonesia justru telah menjadi budaya lokal dalam pengolahannya menjadi produk tekstil. Budaya beternak kelinci telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Kelinci yang dihasilkan lebih banyak diarahkan untuk produksi daging dan satwa hias (pet). Sedangkan beternak kelinci untuk menghasilkan serat tekstil masih belum dikenal di Indonesia. Beternak kelinci sebagai satwa penghasil serat wool telah lama dilakukan di Eropa (Jerman, Perancis & Inggris), Amerika Utara dan Asia (India, Turki dan Cina). Wool dari rambut kelinci dengan kualitas terbaik hanya didapatkan dari kelinci jenis Angora. Karena beberapa kelebihannya angora yang banyak dibudidayakan untuk produksi wool adalah dari strain Angora Jerman. Cina saat ini menjadi produsen utama dunia (lebih dari 80 % suplai dunia) dalam produksi wool angora, dimana yang digunakan adalah dari strain angora Jerman. Harga serat wool angora di pasaran internasional saat ini ada dalam kisaran $ US 33 untuk 3 oz serat. Namun demikian harga tersebut masih fluktuatif. Sebab banyak kasus terjadi di beberapa negara produsen, wool kelinci angora dicampur dengan kelinci jenis lain sehingga kualitasnya menjadi jelek. Kelinci angora harus dicukur setiap tiga bulan sekali, sebab jika tidak bulu tuanya akan menjadi kusut dan gimbal akhirnya menyebabkan penyakit. Dengan demikian tentunya produksi serat wool kelinci angora dapat menjadi sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut di pedesaan. Sebab peternak baik dalam skala kecil maupun sedang dapat menjadi produsen serat wool untuk keperluan industri tekstil. Hal ini dapat terjadi karena budaya beternak kelinci adalah budaya tua yang telah tersebar luas di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu gagap teknologi dalam budidayanya. Akhir kata kami dari Koperasi NUKITA sangat berharap jika Indonesia dalam waktu dekat dapat menjadi salah satu produsen serat wool kelinci untuk kebutuhan industri tekstil baik dalam negeri maupun eksport. Hal ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi peternak di desa-desa di seluruh Indonesia, sebab serat wool kelinci angora dalam banyak literatur disebutkan sebagai serat “mulia” yang setara dengan Kashmir, Alpaka dan Sutera. Bandung, 16 November 2015 Penulis Busono & Dini
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
4
PENDAHULUAN DARI KELINCI UNTUK BENANG Definis rambut angora atau serat angora mengacu pada mantel berbulu halus yang dihasilkan oleh kelinci angora. Ini merupakan rambut panjang yang memberikan kelinci angora penampilan yang khas dan menempatkannya di antara serat mewah terkenal seperti kasmir, mohair, alpaka, dan sutera. Serat angora dikenal karena kelembutan, halus, serat yang tipis, dan halo (fluffiness) yang dihasilkannya. Serat angora juga memiliki sifat jauh lebih hangat dan lebih ringan dari wol karena pada serat angora inti yang dimilikinya berongga. Hal ini juga memberikan karakteristik bernuansa mengambang. Kelinci Angora menghasilkan rambut dalam berbagai warna, dari putih, abu-abu, coklat hingga hitam. Kualitas serat angora yang baik memiliki diameter sekitar 12-16 mikrometer diameter. Benang yang dihasilkan dari 100% angora biasanya hanya digunakan sebagai aksesoris. Sebab kain yang dihasilkan memiliki efek halo yang berlebihan, terlalu menyerap kelembapan dan menjadi terlalu hangat untuk dipakai. Serat angora biasanya dicampur dengan wol domba untuk meningkatkan elastisitas benang, sebab secara alami serat Angora tidak elastis. Namun pencampuran ini mengurangi kelembutan dan efek halo pada benang. Benang rajut komersial biasanya menggunakan 30-50% angora, untuk menghasilkan efek halo serta mempertahankan kehangatan, dan kelembutan. Untuk dapat menghasilkan serta angora sebagai bahan baku benang, peternak harus mengembangkan kelinci dalam jumlah yang memadai untuk produksi. Sebab kelinci baru bisa dicukur rambutnya setelah usia 6 bulan. Baru berikutnya kelinci dipanen bulunya setiap 90 hari sekali. Proses setelah panen berikutnya serat atau wol kelinci kemudian disortir, dicuci, dan dikirim ke pabrik pengolahan untuk dikombinasikan dengan serat lain supaya produk benang yang dihasilkan lebih kuat dan tahan lama. Beberapa benang kemudian dicelup warna yang berbeda dan setelah kering selanjutnya diberi label. Proses mengubah serat mentah menjadi produk jadi yang siap rajut merupakan proses yang kompleks dan banyak yang tidak menyadari. Bahkan pekerjaan yang dilakukan jauh lebih rumit dari memproduksi gulungan benang akrilik. Namun demikian serat angora adalah serat yang mewah dan mahal dan jauh lebih tahan lama dari serat sintetis. Serat angora dikenal memiliki kemampuan untuk mempertahankan jahitan dengan sangat baik, dan pelepasan yang terbatas.
Sejarah Pengembangan Kelinci Angora Sebagai Penghasil Wol Kelinci jenis angora telah sangat lama dikenal. Ini merupakan kelinci yang diyakini berasal dari kota Angora di Turki. Bangsa Romawi adalah yang pertama kali menjadikan kelinci angora untuk
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
5
dikembangkan sebagai satwa untuk keperluan industri tekstil. Dan hal ini terus berlanjut hingga tahun 1700-an. Dalam sejarah industri tekstil, kelinci angora diperkenalkan ke Prancis dari Inggris tahun 1723 dan penggunaan serat kelinci Angora untuk pakaian tercatat pada tahun 1870. Tahap dalam industri modern dimulai pada tahun 1930-an dari Perancis berupa penelitian seleksi genetik yang hasilnya disusun dalam sebuah buku The Rabbit Book of French Angora. Kelinci Angora Jerman juga menjalani seleksi intensif yang serupa untuk produksi serat. Sampai tahun 1965 Perancis adalah produsen terkemuka untuk pasar serat angora di dunia. Sedangkan pasar serat angora di dunia saat ini didominasi oleh Cina. Cina sekarang menyediakan lebih dari 90% dari perdagangan serat Angora, diikuti produsen lainnya adalah Perancis, Chili, Argentina, Hungaria, Jerman, Finlandia, dan India. Dalam (de Rochambeau dan Thebault 1990) saat ini dikenal ada dua jenis kelinci angora putih yang utama untuk keperluan komersial industri tekstil yakni : 1. French Angora adalah adalah jenis dengan mantel ganda dan dapat dipanen dengan cara dicabut atau disisir. 2. Jerman Angora adalah jenis yang dipanen hanya dengan dicukur. Kelinci angora Jerman dihasilkan dari seleksi intensif selama lebih dari 60 tahun dari jenis kelinci angora Inggris, yang khusus diarahkan untuk menghasilkan serat tekstil. Cina, Eropa Tengah dan Amerika Selatan dalam memproduksi serat angora menggunakan kelinci angora dengan perbandingan ; 70 hingga 90% jenis angora Jerman dan 5 hingga 10% jenis Angora Perancis. Serat angora Cina modern saat ini menggunakan jenis tersendiri yang merupakan perkawinan antara angora Jerman, angora Perancis dan jenis New Zeland White (sebenarnya untuk kelinci pedaging). Jenis ini cenderung menghasilkan serat yang agak kasar. (Thebault 1993; Wang 1993). Kelinci angora Cina memiliki bobot 4,1 hingga 4,4 kg pada usia 11 bulan, dimana dari bobot tersebut 15 %-nya adalah serat atau rambut. Dari hasil penelitian jenis angora Cina memiliki produktifitas yang signifikan yakni lebih tinggi 0,2 hingga 1,8 % dari jenis angora Perancis. (Allain dan Thebault 2000)
Produksi Wol Kelinci Angora 90% dari serat Angora di dunia diproduksi di Cina, meskipun Eropa, Chili dan Amerika Serikat juga memproduksi dalam jumlah kecil. Di Cina ada lebih dari 50 juta kelinci Angora, dengan serat yang dihasilkan sebesar 2.500-3.000 ton per tahun. Pemanenan rambut dilakukan sebanyak tiga kali setahun (setiap 4 bulan) dengan cara dicabut atau dicukur. Dalam siklus hidupnya kelinci angora Cina akan merontokkan rambutnya setiap empat bulan sekali, sedangkan pada jenis angora Perancis setiap 3 bulan sekali. Pemanenan dengan cara mencabut harus pada saat keinci mengalami moulting atau rontok bulu supaya kelinci tidak stress. Dan ini
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
6
hanya dapat dilakukan pada jenis kelinci yang mengalami rontok bulu (tidak pada jenis angora Jerman). Untuk jenis angora Jerman dan keturunannya, pemanenan dilakukan dengan cara dicukur. Kelinci harus disisir setidaknya setiap dua minggu sekali untuk menghindari rambut menjadi kotor dan gimbal. Kelinci angora harus dipanen rambutnya setiap tiga bula sekali, sebab jika tidak rambutnya akan menjadi gimbal dan menyebabkan penyakit. Melatih kelinci untuk dipanen rambutnya sejak usia 6 bulan dapat memperkecil stres kelinci pada saat panen.
Kualitas Wol Atau Serat Kelinci Kualitas wol atau serat angora dibagi menjadi empat kelas, yang dibagi berdasarkan panjang bulu dan kebersihan meliputi, 1. Kualitas premium wol kelinci angora adalah dari bagian punggung belakang. Rambut pada sisi ini memiliki ukuran paling panjang dan paling bersih. Wol atau serat juga tidak boleh dikotori oleh jerami sisa pakan atau kotoran lainnya. 2. Kualitas kedua adalah yang dihasilkan dari leher dan bagian dibawahnya. Dan kemungkinan mengandung kotoran dari sisa pakan atau lainnya. 3. Kualitas ketiga adalah yang dihasilkan dari sekitar ekor dan kaki dan area lain yang memilki rambut lebih pendek. 4. Kualitas keempat atau paling buruk adalah terdiri dari rambut gimbal, atau kotor karena noda urin dan lainnya. Kualitas ketiga dan keempat lebih baik digunakan untuk kebutuhan bersarang.
Penggunaan Wol Kelinci Angora Dalam Tekstil Serat atau wol angora dalam industri pada umumnya digunakan pada sweater, suithings, topi, selendang, sarung tangan dan benang rajut. Karena kelembutannya, dengan pencampuran mengganakan serat lain dengan tepat wol angora dapat digunakan sebagai pakaian dalam wanita dan bahan fesyen lainnya yang lebih spesifik.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
7
PENGANTAR BUDIDAYA KELINCI ANGORA Habitat 1. Kandang
Konstruksi. Kandang dapat dibangun menggunakan bahan dari kayu, kawat galvanis dan bambu. Rangka kandang menggunakan kayu yang baik (supaya tidak habis digerogoti kelinci), dinding menggunakan kawat galvanis ukuran kotak 1x1 inchi atau 1x2 inchi dan alas menggunakan bambu yang dibelah dan disusun dengan jarak rata 1 – 2 cm. Kandang tidak boleh memiliki bagian yang tajam yang mungkin dapat membahayakan kelinci. Konstruksi kandang harus mudah untuk dibersihkan, mudah dalam perawatan kelinci dalam pemberian pakan, minum, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Ukuran kotak. Kelinci angora harus dikurung secara individual pada sekat-sekat kandang sistem baterai, terutama untuk kelinci dewasa. Kotak sekat individual untuk kelinci angora harus cukup leluasa untuk mengakomodasi tingkat aktivitas perilaku kelinci secara normal dan memungkinkan kelinci untuk bebas bergerak. Ukuran yang disarankan pada kotak sekat individual kelinci dewasa untuk berat 2,2 hingga 5,5 kg adalah tinggi 60 cm, panjang 90 cm dan lebar 60 cm. Sedangkan untuk betina dengan anak-anaknya ukuran kandang yang disarankan adalah tinggi 60 cm, panjang 120 cm dan lebar 70 cm.
2. Peralatan
Tempat pakan. Tempat pakan terutama yang berbentuk pelet dapat terbuat dari gerabah, palstik atau logam. Tempat pakan tidak boleh memiliki tepian tajam dan mudah untuk dibersihkan. Tempat minum. Tempat minum individual terbuat dari botol plastik yang dilengkapi dengan niple sehingga mudah dibersihkan. Dapat juga menggunakan sistem irigasi satu tampungan air, yang dilengkapi dengan jaringan selang dan menggunakan niple sebagai kontrol minum supaya air tidak berceceran. Kotak sarang. Desain kotak sarang sangat berpengaruh untuk menghasilkan anak-anak kelinci yang sehat. Kotak sarang harus cukup besar supaya kelinci dapat masuk dan leluasa dalam membangun sarang yang memadai untuk merawat anak-anaknya. Ukuran kotak sarang minimum yang disarankan adalah Panjang 45 cm, lebar 30 cm dan tinggi 25 cm.
3. Pakan Dan Air
Pakan. Pakan yang tepat dan seimbang baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan satu persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan dan produktifitas kelinci. Pakan kelinci Angora sangat berbeda jika dibandingkan dengan kelinci pedaging. Secara fisiologis pada kelinci angora dewasa pertumbuhan badan akan dihentikan dan reproduksi dibatasi. Ini harus dilakukan sebab metabolisme tubuh untuk menghasilkan 2 kg atau lebih protein kering dari selubung internal folikel rambut per tahun menjadi 1 kg keratin (rambut), dalam jumlah yang sama setara dengan 7 atau 8 kg otot. Ini menjelaskan kenapa pakan angora membutuhkan diet protein tinggi hingga 17 persen.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
8
Keratin pada rambut kaya akan asam amino sulfur yang mengekspos 35 g belerang tahun, sehingga asupan yang tepat dari asam amino ini harus dipastikan sebesar 0,8 persen dalam ransum. Produktivitas yang tinggi dari strain Angora modern (sampai 1.400 g per tahun), membuat produktivitasnya sulit tercapai jika hanya menggunakan pakan tradisional seperti jerami, alfalfa, oats, barley, dll. Untuk mengejar produktifitas, jumlah pakan dapat ditambahkan tetapi kekurangan asam amino sulfur tetap tidak terelakkan. Untuk pertimbangan biaya (tidak termasuk biaya tenaga kerja) beberapa peternak Perancis masih menggabungkan pakan tradisional dengan konsentrat yang seimbang yang mengandung metionin, vitamin dan mineral. Lebih lengkap dapat dibaca pada persyaratan nutrisi kelinci angora untuk produksi serat.
Air. Air adalah unsur yang paling penting dalam diet kelinci, sebab kelinci tidak akan makan jika mereka haus. Air tawar yang bersih harus disediakan setiap hari, baik pada musim hujan maupun kemarau.
4. Persyaratan Nutrisi Kelinci Angora Untuk Produksi Serat Kelinci Angora adalah satwa yang khusus dipelihara untuk produksi rambut atau wol, sehaingga pakan yang diberikan merupakan diet seimbang untuk dapat menghasilkan 1.0-1,4 kg serat atau wol per tahun. Bobot serat ini mewakili sekitar 0,30 berat badan kelinci, ini merupakan produksi keratin tertinggi per kg berat hidup yang ditemukan pada seluruh satwa produksi penghasil serat. Pada domba, kambing atau camelids, rasio ini umumnya kurang dari 0,10 berat hidup. Pemanfaatan protein (rasio protein yang dipertahankan dalam serat dibandingkan protein yang digunakan untuk pertumbuhan serat) pada kelinci Angora diperkirakan sebesar 0,43. Nilai ini dua kali lipat efisiensi yang diperkirakan pada domba Merino untuk menghasilkan wol yakni hanya sebesar 0,20-0,25 (Liu dan Guru 2003). Kelinci angora tidak hanya memiliki produktifitas serat yang tinggi, tapi mereka juga memiliki interval pencukuran setiap tiga bulan sekali. Pemberian pakan pada kelinci harus disesuaikan dengan persyaratan kebutuhan energi kehilangan panas tubuh setelah dicukur dan kebutuhan protein untuk fase tingkat pertumbuhan serat. Pakan lengkap berupa pelet telah banyak dikembangkan untuk mempertahankan berat hidup kelinci dan memaksimalkan produksi serat. Kebutuhan gizi kelinci telah diringkas dalam Tabel 3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara berbagai strain kelinci angora (Lebas et al 1998). Kebutuhan serat pakan berupa jerami dapat disediakan satu atau dua kali seminggu sebagai alas tidur, dan hal ini tidak berpengaruh pada kesehatan atau produksi wol kelinci Angora (Rougeot et al. 1980).
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
9
Tabel 3. Kebutuhan nutrisi pada kelinci angora dewasa untuk produksi serat rambut (Lebas et al 1998)
Kebutuhan asam amino sulfur pada kelinci angora cukup tinggi. Persyaratan ini harus dapat dipenuhi sebanyak mungkin dari sumber suplemen asam amino sulfur supaya produksi serat yang dihasilkannya cukup tinggi. Kebutuhan asam amino sulfur tersebut dapat dipenuhi dari pakan D,L-‘metionin’ meskipun dalam kondisi tertentu ‘sistin’ memiliki keunggulan dalam menghasilkan serat lebih tinggi. Suplemen ‘metionin’ sangat diperlukan kelinci angora untuk menghasilkan produksi serat tahunan yang stabil hingga 1000 gr per tahun. Selain itu untuk memaksimalkan kualitas dan pertumbuhan serat, pakan kelinci angora perlu dilengkapi dengan suplemen berupa 1 gr ‘arginin’. Kebutuhan gizi untuk betina yang sedang bereproduksi lebih tinggi dari betina yang tidak bereproduksi. Konsentrasi protein harus dinaikkan sebesar 10 % dari biasa, dan kandungan energi cerna meningkat menjadi 11,7 MJ/KG. Konsentrasi diet lisin, metionin ditambah sistin dan arginin juga meningkat sebesar 1 g / kg dari nilai-nilai yang ditunjukkan pada Tabel 3 (Liu dan Zhang 1993). Pemberian pakan setelah panen atau pencukuran sangat perlu untuk dibatasi dan diatur, sebab dalam pengamatan ketika kelinci disediakan pelet ad libitum (selalu tersedia) justru menyebabkan gangguan gizi. Kelinci yang makan hingga 500 gr pelet per hari selama dua minggu pertama setelah dicukur justru mengalami gangguan seperti enterotoxaemia. Jumlah pakan yang direkomendasikan untuk kelinci angora dewasa setelah panen atau pencukuran adalah sebagai berikut : Bulan pertama setelah pencukuran 1.200 gr per ekor per minggu Bulan kedua setelah pencukuran 1.100 gr per ekor per minggu
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
10
Bulan ketiga setelah pencukuran 1.000 gr per ekor per minggu
Pemberian ransum mingguan harus merata selama enam hari dalam seminggu. Jadwal pemberian pakan harus tercatat secara individual, sehingga kesehatan kelinci terkait dengan berat badan dapat cepat diketahui. Satu hari puasa dalam satu minggu bertujuan untuk mencegah perkembangan bola rambut di lambung (trichobezoard). Persyaratan pemberian pakan didasarkan pada konsentrasi nutrisi untuk tahap yang berbeda dalam pertumbuhan dan reproduksi ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Berat hidup, kebutuhan asupan harian untuk kelinci selama pertumbuhan dan reproduksi
5. Aspek lingkungan ekstrenal kandang
Sinar matahari. Sinar matahari langsung cenderung menyebabkan overheating atau ketidaknyamanan, untuk itu naungan harus disediakan guna melindungi kelinci dari sinar matahari langsung. Suhu Ekstrem. Kisaran suhu yang ideal untuk kelinci Angora adalah 26 – 36 0C. Ketika suhu udara melebihi 43 0C, harus disediakan pendinginan AC ruangan atau cara lainnya. Selama suhu ekstrim perawatan ekstra harus dilakukan terutama untuk anak kelinci dan kelinci baru dicukur. Hujan dan angin. Kelinci harus dilengkapi dengan pelindung yang memungkinkan mereka untuk tetap kering dan bersih selama hujan. Pelindung juga diperlukan selama angin kencang. Perlindungan dari predator. Sistem perkandangan terbuka harus tertutup untuk mencegah masuknya predator. Drainase. Drainase yang cepat menghilangkan kelebihan air harus dibangun di sekeliling perkandangan.
Perawatan dan Sanitasi Kandang 1. Perkandangan. Untuk menjaga kesehatan kelinci, kandang harus tetap bersih dan bebas dari kotoran, rambut, jaring laba-laba dan puing-puing lainnya. Kandang kawat harus dicuci atau dibersihkan secara rutin, dengan mencuci semua permukaan menggunakan air sabun hangat dilanjutkan pembilasan dengan air, yang ditambahkan bahan desinfektan yang aman dan efektif. Kelinci harus dikeluarkan dari kandang ketika dibersihkan. Nampan, yang digunakan di bawah kandang, harus dikosongkan dan sering dibersihkan untuk mencegah bau dan penumpukan limbah.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
11
2. Tempat makanan dan air. Tempat pakan harus dicuci secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kerak sisa pakan. Botol air juga harus dicuci secara teratur untuk mencegah pertumbuhan ganggang dan pencemaran air. 3. Kotak sarang. Kebersihan kotak sarang harus dipantau setiap hari. Menggantikan bahan bersarang yang kotor atau terendam air seni dengan bahan yang bersih.Bersihkan dan disinfeksi kotak sarang ketika telah selesai digunakan. 4. Pembuangan limbah. Untuk meminimalkan bau, masalah penyakit dan hama kutu, makanan limbah harus dibuang secara teratur. Akumulasi sampah harus dicegah. 5. Pengendalian hama. Langkah-langkah efektif untuk mengendalikan serangga, parasit dan hama di kandang harus diterapkan dan dipelihara. 6. Kesehatan kelinci. Kelinci harus diperiksa setiap hari terutama pada perubahan perilaku dan kesehatan. 7. Jadwal pencukuran. Jadwal pencukuran harus dilakukan tepat setiap 90 hari terutama untuk Angora Jerman. Untuk itu harus dilakukan jadwal yang tercatat.
Keseimbangan Seksual Angora dewasa betina menghasilkan rambut paling baik. Hal ini karena pada tiga kali panen hingga usia sembilan bulan, betina dapat menghasilkan rambut lebih banyak dari jantan yakni rata-rata 1 kg pada betina sedangkan pada jantan hanya 700-800 gr. Oleh karena itu kelinci angora untuk produksi rambut biasanya terdiri dari betina dewasa yang dipelihara selama mungkin, dengan reproduksi yang ditekan. Hal ini karena kehamilan dan laktasi dapat mengurangi produksi rambut hingga sepertiganya. Jumlah pejantan yang dibudidayakan biasanya cukup kecil, proporsinya hanya 2 atau 3 persen di unit produksi budidaya. Di Perancis jantan tidak dibudidayakan dan akan segera diambil saat lahir, dan yang dibudidayakan lebih lanjut adalah betina muda.
Jadwal Panen Rambut dipanen setiap 90 sampai 100 hari, ketika folikel mencapai tahap istirahat dan sebelum rambut mulai jatuh, yang akan menyebabkan gimbal dan mengurangi nilai. Rambut dapat dipanen menggunakan gunting manual atau gunting listrik, atau dipanen dengan pencabutan (khusus strain angora Perancis). Teknik pencabutan telah lama dilakukan di Perancis. Hal ini dapat dilakukan karena adanya sinkronisasi reaktivitas folikel rambut yang terstruktur baik antara rambut panduan dengan mantel. Sejak 1980-an peternak Perancis telah menggunakan obat menghilangkan rambut yang dicampur dalam pakan dan dijual dengan nama Lagodendron R (Société proval, 27 rue de la gare de Reuilly, 75012 Paris). Dengan menggunakan produk ini, kelinci dapat dipanen lebih cepat, mudah dan tidak stress. Menggunting adalah teknik yang lebih umum di Cina, sedangkan pencabutan lebih umum di Eropa Tengah dan Amerika Selatan. Rambut kelinci Angora jenis Perancis lebih baik dikumpulkan dengan pencabutan, sedangkan dicukur dengan gunting paling baik untuk jenis angora Cina dan Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
12
Jerman. Perbedaan metode ini terjadi antara lain karena perbedaan genotipe yang menghasilkan pertumbuhan folikel rambut secara simultan sesuai dengan metode pengumpulan yang dilakukannya. Waktu terbaik dalam mengumpulkan rambut angora oleh serorang operator terampil membutuhkan sekitar 30 menit, kurang dari 20 menit atau lebih dari 45 menit jarang terjadi.
Ketenaga Kerjaan Dan Perkiraan Biaya Produksi 1. Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam produksi kelinci Angora dapat dibagi menjadi lima kategori : Pakan Panen rambut Pembersihan dan desinfeksi bangunan Perawatan kesehatan kuratif atau preventif (vaksinasi) Reproduksi.
Pakan Pemberian pakan tidak memerlukan banyak waktu, peternak hanya mendistribusikan pakan pellet seimbang dalam tempat pakan yang mudah diakses. Untuk itu membutuhkan waktu sekitar 40 menit per hari atau 210 jam per tahun, untuk unit produksi sebesar 400 ekor kelinci Angora. Diperlukan waktu dua kali lipat untuk pemberian pakan kasar seperti jerami dan rumput segar. Perawatan harian berupa pemberian pakan, sanitasi kesehatan pakan dan transportasi pakan memakan waktu 400 jam per tahun
Panen Rambut Panen rambut merupakan proses yang paling memakan waktu. Perhitungannya perlu menyertakan tidak hanya pemanenan dengan cara mencukur atau pencabutan tetapi juga pergerakan kelinci dari kandang ke meja pengumpulan, tahap perawatan untuk menghilangkan kotoran atau materi tanaman dari mantel, beratnya nilai yang berbeda dari rambut, pencatatan, kembali kelinci ke kandang, ditambah langkah-langkah pasca panen untuk pengurangan stres termal. Semua proases membutuhkan 1.000 jam per tahun untuk unit produksi sebanyak 400 ekor kelinci.
Pembersihan kandang Pembersihan kandang, prosedur desinfektan dan sanitasi kandang memakan waktu setidaknya 250 jam per tahun.
Perawatan kesehatan Perawatan kelinci pada dasarnya adalah berupa pencegahan penyakit. Vaksinasi dan pencegahan penyakit umum dapat memakan waktu hingga 175 jam per tahun.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
13
Reproduksi Reproduksi yang terkait pekerjaan penanganan hewan produksi, memeriksa kehamilan dan perawatan anakan, sexing kelinci yang baru lahir dan menyapih memerlukan waktu 175 jam per tahun. Dengan demikian total waktu kerja yang digunakan pada unit produksi sebesar 400 ekor kelinci Angora adalah sebesar 2.000 jam kerja per tahun kondisi produksi normal.
2. Perkiraan Biaya Produksi Saat ini industri di Perancis memiliki estimasi bahwa setiap ekor kelinci membutuhkan sekitar 4 jam kerja per tahun. Menurut Rougeot dan Thebault (1989), kondisi ini berarti setiap satu orang mampu untuk mengoperasikan 500 unit kandang kelinci. Harga kelinci angora Perancis per ekor sekitar dua kali lipat dari nilai produksi serat tahunan yang dihasilkannya. Pada estimasi ini harga per ekor angora Perancis sekitar AUD $ 150 dengan masa hidup produktif selama empat tahun. Kelinci angora Perancis menghasilkan rata-rata 1,2 kg serta wol per tahun. Harga internasional saat ini untuk bahan mentah serat wol kelinci angora di tingkat petani adalah sekitar AUD $ 20 per kg. Untuk serat wol kelinci yang dipanen di Perancis memiliki harga lebih tinggi yakni sekitar AUD $ 50 per kg, tapi semua serat ini langsung diproses di Perancis untuk dijadikan benang dengan nilai bersih sekitar AUD $ 75 per kg. Industri serta angora di Cina dapat beroperasi dengan harga yang rendah karena biaya tenaga kerja yang murah. Total biaya serta angora diperkirakan AUD $ 16,34 per kg, dan harga di tingkat peternak adalah AUD $ 25,81 untuk serat yang baru dipanen. Harga serat bervariasi sesuai dengan kualitas, perbedaan harga sekitar 20% lebih rendah untuk serat yang dicukur dibandingkan dengan serat dicabut. Baik di Cina maupun di Perancis skala ekonomis dalam budidaya kelinci angora skala kecil untuk satu keluarga adalah sebesar 500 ekor, ini sudah termasuk untuk penyediaan pakan. Untuk peternakan dalam skala yang lebih besar satu orang operator menangani sekitar 200 ekor kelinci. Dimana operator tersebut bertugas hingga menangani kelinci yang bereproduksi, sedangkan untuk panen akan diserahkan pada pada operator khusus. Seekor kelinci untuk memproduksi serat mengkonsumsi 53 kg pakan per tahun, dengan nilai harga pakan pelet sebesar AUD $ 400 per ton (berdasarkan harga untuk pelet kelinci daging). Pada angka ini seekor kelinci mengkonsumsi AUD $ 21,20 pakan untuk menghasilkan 1,2-1,4 kg serat. Harga untuk tahun 2001 di Perancis untuk serat Angora adalah AUD $ 23,44. Ini setara dengan nilai serat sebesar AUD $ 28,13 hingga AUD $ 32,82 per hewan per tahun. Selisih yang ada sebesar AUD $ 6,93 hingga AUD $ 11,62 digunakan untuk menutupi biaya operasional dan termasuk pengembalian modal. Industri ini di Perancis hingga saat ini masih terus bertahan dengan menjual benang dan bahan jadi sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
14
KARAKTERISTIK WOL SERAT ANGORA Kelinci Angora Kelinci angora pada awalnya dibudidayakan dalam skala industri untuk produksi rambut atau serat wol. Budidaya produksi rambut kelinci angora sama sekali berbeda dengan produksi daging kelinci. Teknik ini secara historis mencapai puncak spesialisasinya di Perancis yang telah dikenal lama menjadi negara produsen wol kelinci angora. Namun saat ini beberapa negara dipimpin oleh Cina, kini telah mengembangkan spesialisasi ini. Rambut kelinci angora merupakan salah satu dari lima serat tekstil keratinic hewani dengan nilai ekonomi yang cukup signifikan untuk diusahakan. Serat utama dalam industri tekstil adalah wol dari domba dengan jumlah produksi lebih dari 1,3 juta ton per tahun (dicuci). Empat serat lainnya adalah : mohair, angora, kasmir dan alpaca. Pada masing-masing serat dihasilkan antara 5.000-30.000 ton per tahun. Namun demikian produksi keempat serat ini lebih ditujukan untuk menghasilkan kualitas, kehalusan, kilau dan rasa untuk produksi barang-barang mewah dengan nilai jual tinggi. Dalam industri tekstil serat angora sering dianggap sebagai salah satu serat "mulia". Serat wol yang berasal dari kelinci angora tuju kali lebih hangat dari wol domba.
Secara umum karakteristik serat wol angora adalah : termasuk dalam serat alam protein hewani, serat bersih tidak perlu dicuci atau bahkan disisir (carding), masuk dalam kategori serat mewah, sangat tahan lama dan tahan dicuci, tidak menyebabkan iritasi di kulit seperti wol domba, mudah untuk diwarnai serta dapat bercampur dengan sangat baik dengan serta lainnya baik itu serta alam maupun sintetik seperti polyester.
Istilah Tekstil Dalam istilah tekstil, "Angora" tanpa kualifikasi lainnya merujuk semata-mata untuk rambut yang dihasilkan oleh kelinci Angora. Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menetapkan simbol WA. W untuk wol, yang dimaksud sebagai rambut tekstil mulia, dan H yang digunakan untuk rambut kelinci biasa. Huruf A adalah untuk kelinci Angora, sedangkan M untuk mohair yang dihasilkan oleh kambing Angora. Jadi simbol untuk mohair adalah WM. Rambut kelinci biasa ditunjuk HK (K = Kaninchen yang berarti "kelinci" dalam bahasa Jerman).
Panjang Serat Wol Kelinci Rambut Angora dapat tumbuh sangat panjang karena perpanjangan fase aktif dari siklus folikel rambut. Rambut dapat terus tumbuh hingga sekitar 14 minggu, sedangkan pada kelinci biasa (pendek) rambut tumbuh pada tingkat yang sama, tetapi hanya sampai lima minggu. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya gen resesif di kelinci Angora. Secara umum ada tiga jenis komposisi rambut pada kelinci angora yakni ;
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
15
Rambut panduan, yang terpanjang (10 sampai 11 cm) menutupi pertumbuhan rambut lainnya. Rambut penjaga, lebih pendek dari rambut panduan (8 cm) serat terasa agak kasar menjadi lapisan kedap udara (saling menutupi). Rambut bawah, sangat pendek (6 cm) terasa sangat halus dengan diameter 12 – 14 mikron. Jumlahnya Sangat banyak dan berfungsi sebagai isolasi lapisan termal. Rambut ini menjadi salah satu serat hewan terbaik yang digunakan dalam industri tekstil karena memungkinkan kohesi di benang.
Koefisien Gesekan Serat rambut kelinci angora memiliki karakteristik koefisien gesekan rendah. Hal ini menghasilkan kelembutan tertentu untuk disentuh, tetapi juga membuatnya sangat mudah untuk tergelincir. Inilah sebabnya mengapa serat angora yang panjang menjadi penting, walaupun demikian serat yang pendek tetap masih dapat digunakan. Penggunaan serat angora pendek ini menyebabkan terjadinya penipuan dengan cara mengganti penggunaan rambut kelinci angora dengan rambut kelinci biasa, sehingga menghasilkan benang kualitas buruk yang tersebar di mana-mana. Hal ini menjadi preseden buruk pada industri Angora. Karena kelembutannya rambut angora sering digunakan untuk pembuatan pakaian dalam. Sepuluh persen angora dalam campuran wol, katun dan serat sintetis membuat kain sangat lembut pada kulit. Penyisiran pada rambut untuk menghasilkan efek halo memberikan penampilan yang halus dan berharga. Rambut angora yang diperoleh dengan pencabutan paling cocok untuk tujuan ini.
Karakteristik Lain Dari Wol Angora Meskipun kelinci Angora secara alami memiliki varian warna yang beragam, hanya strain albino yang banyak diproduksi. Serat rambut yang sepenuhnya putih, akan memudahkan bagi proses pencelupan. Pewarnaan serat kelinci Angora pertama kali dilakukan oleh peternak di India, dilakukan dengan mencelup kain artisanal undyed dengan warna alam. Rambut kelinci angora medulated (berongga) sehingga terasa lebih ringan dari wol (kepadatan 1,1 berbanding 1,3). Hal ini sekaligus dan meningkatkan sifat isolasi dari serat rambut angora. Wol serat rambut kelinci angora memiliki semua sifat-sifat keratin, terutama isolasi panas dan penyerapan air yang sempurna serta kualitas pencelupan baik. Serat rambut angora kelinci 98,5 persen murni sebagai sekresi kulit sedangkan bulu domba kemurniannya hanya 50 persen karena adanya suint. Wol angora dapat langsung diolah tanpa dicuci sebelumnya. Untuk itu sangat penting bagi produsen untuk menjaga kontrol konstan pada kebersihan hewan.
Kualitas Komersial Dalam industri wol serat angora da beberapa penilaian kualitas rambut yang diidentifikasi berdasarkan panjang, jenis hewan dan kebersihan. Kualitas pertama rambut yang mewakili 70
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
16
persen dari serta rambut harus lebih dari 6 cm dan bersih. Kelas ini dihargai senilai £ 950 per kg pada tahun 1984, tetapi hanya £ 300 pada tahun 1981 hingga 1982. Sejak tahun 1988, harga berkisar antara £ 300 – 380 per kg. Rambut kualitas kedua bersih tapi terlalu pendek (kurang dari 6 cm). Rambut ini dihasilkan dari area perut dan kaki. Kelas ini dihargai sekitar 20 % lebih rendah dari wol kualitas pertama. Rambut kelinci Angora muda lebih pendek dan lebih lembut. Produk ini sering kali masuk pada kelas kedua. Rambut yang bersih tetapi gimbal dikumpulkan area leher hanya dihargai 15 % dari nilai rambut kualitas pertama. Rambut yang kotor hampir tidak berharga. Nilai yang dimiliki bahkan lebih rendah dari rambut dari ras kelinci biasa. Nilainya tidak akan lebih dari 5 atau 6 % dari kualitas pertama. Oleh karena itu rambut yang bersih adalah sangat penting dalam produksi wol angora.
Serat Angora Dan Penggunaannya Dalam beberapa hal serat angora berbeda dari wol. Angora adalah serat medullated, yang membuatnya ringan dan lembut. Serat angora adalah heterotype dan berisi beberapa rambut kasar disebut bulu. Bulu dengan komposisi yang bervariasi dari kelinci biasanya justri diinginkan sebab akan memiliki karakter mencegah gimbal dan menambahkan karakter fluffiness pada benang. Serat bawah sangat baik, dengan diameter serat rata-rata sekitar 11 sampai 14 mikron. Untuk kebutuhan komersial diperlukan peningkatan diameter rata-rata serat rambut yang lebih besar (Rougeot dan Thebault 1989; Hermann et al 1996). Serat angora memiliki kepadatan rendah sekitar 1,15-1,18 gm / cm3 sedangkan untuk wol 1,33 gm / cm3 dan 1,50 gm / cm3 untuk kapas. Hal ini memberikan rasa pakaian angora sangat ringan tapi hangat. Serat angora dapat digunakan dalam beberapa cara: 1). Pakaian rajutan biasanya dengan efek fluffing moderat, seperti pullover, topi wol, kaus kaki, sarung tangan, dll 2). Bahan tenun untuk kain setelan dan pakaian hangat lainnya. Produk rajutan adalah jenis kain yang umum diproduksi. Sebagian besar serat wol angora digunakan dalam produk pakaian kesehatan rajutan yang terasa ringan. Sifat hangat dari kain angora menyebabkan kain angora banyak digunakan dalam produk kesehatan untuk kepentingan pasien arthritis dan untuk pakaian dalam hangat di iklim dingin. Sedangkan untuk produk kain non bulu serat angora digunakan sebagai campuran wol dan sintetis untuk menghasilkan kain yang tahan lama. Serat angora yang dicampur dengan serat sintetis atau serat katun telah dikembangkan untuk menghasilkan kain kualitas tinggi, ringan, mudah dicuci dan nyaman dipakai.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
17
Serat angora yang dicampur dengan serat lain seperti wol akan meningkatkan kinerjanya yang lebih baik dalam pengolahan dan kain menjadi tahan pakai. Produk tekstil angora Perancis biasanya mengandung 20% wol. Namun untuk mendapatkan sifat-sifat Angora dalam produk jadi, serat angora yang digunakan tidak lebih dari 30% yang diperlukan dalam kain. Serat angora dapat dicampur dengan berbagai serat alami dan sintetis dengan tetap mempertahankan karakteristik kain yang diinginkan dari kain angora murni. Kain yang mengandung serat angora hanya cocok untuk sarung tangan. Kain angora dapat diproduksi dengan mesin jika kain angora mengandung 50% serat sintetis seperti poliester.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
18
SUMBER VARIASI DALAM PRODUKSI WOL ANGORA Perkiraan Genetik Strain Yang Berbeda Di dunia dikenal beberapa strain kelinci angora seperti angora Perancis, Inggris, Jerman, Denmark, Cina dan lainnya. Meskipun demikian dari beberapa strain kelinci Angora, hanya strain Jerman, Perancis dan Cina (jenis Tanghang dan Wan) yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk diusahakan. Strain Cina (termasuk strain Jerman yang dipelihara di Cina dan Amerika Selatan) mensuplai pasokan lebih dari 95 persen dari kebutuhan serat rambut angora di dunia. Di Eropa yang didominasi strain Perancis dan Jerman lebih dikhususkan untuk memproduksi fitur spesifik melalui pengembang biakan selama lebih dari 50 tahun.
Berat Produksi Wol Rata-Rata Produksi berat rambut telah lama menjadi fokus tunggal dalam pemilihan dan pemuliaan kelinci Angora. Upaya perbaikan genetik tersebut di Perancis dan Jerman telah menghasilkan akselerasi yang sangat baik pada pertumbuhan rambut. Output tahunan pada unit produksi di INRA, produksi eksperimental di Perancis naik dari 885 gr/tahun pada 1980 menjadi 1.086 gr/tahun pada tahun 1986 dengan keuntungan phenotypical sebesar 31 gr/tahun. Hewan yang diuji di Neu-Ulrichstein Hesse Centre Jerman diperoleh produktivitas dari 400 gr/tahun pada 1945 menjadi 1.350 gr/tahun pada tahun 1986 dengan keuntungan phenotypical sebesar 32 gr/tahun. Produksi di sektor komersial Perancis dibandingkan Jerman tertinggal sedikit di belakang angka-angka ini, dimana produksi tahunan setiap ekor betina dewasa di Perancis diperkirakan 1.000 gr/tahun sedangkan di Jerman mancapai 1.200 gr/tahun. Sedangkan dalam sistem produksi di Cina terdapat perbedaan hasil yang diperoleh. Angka yang dihasilkan berkisar dari 261 gr/tahun (jenis tidak dilaporkan, 1985) dan 815 gr/tahun (jenis Wan, 1992). Pemberian pakan menjadi sangat berpengaruh pada produksi, karena kelinci Jerman dalam kondisi di Cina, menurut literatur, menghasilkan 422-820 gr/tahun.
Faktor Non-Genetik Dalam Output Wol Kuantitatif
Faktor paling penting yang digunakan sebagai penilaian saat ini untuk menentukan kualitas kelinci adalah berat hasil panenan pada setiap panen rambut. Ini tentu saja dilihat dari interval antara dua panen. Tapi faktor ini akan mejadi lemah ketika mempertimbangkan hasil panen tahunan. Teknik panenan rambut (cukur atau pencabutan) merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Terutama untuk strain Perancis, teknik pencukuran justru akan mengurangi produktivitas betina dewasa hingga 30 persen. Besaran jumlah lima kali panenan pertama serat rambut angora penting untuk diperhatikan terutama untuk strain Prancis. Panen pertama relatif tidak dihitung, sedang empat panenan berikutnya berturut-turut mewakili 11%, 60%, 81% dan 93% dari produksi dewasa. Strain Jerman tampaknya lebih dewasa sebelum waktunya, dari beberapa referensi diketahui jika pada panenan ketiga telah mewakili produktivitas penuh potensi kelinci dewasa. Faktor jenis kelamin sangat berpengaruh pada strain Perancis. Kelinci jantan menghasilkan 20 % lebih sedikit rambut. Hal ini tidak tampak pada strain Jerman, dari beberapa literatur dilaporkan terjadi perbedaan dari nol sampai 15 %, dimana sebagian besar melaporkan angka rata-rata 10
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
19
% lebih sedikit pada kelinci jantan. Faktor berat hidup cukup relevan, kecuali selama masa pertumbuhan, tetapi harus berkorelasi dengan jumlah panenan (pertama, kedua, dan seterusnya). Faktor musiman juga harus diperhitungkan. Panen rambut musim dingin selalu lebih berat dari panen musim panas, bervariasi dengan 4 sampai 30 %. Hal ini menunjukkan jika efek musim sangat berpengaruh pada tingginya produktivitas. Faktor-faktor variasi lainnya seperti musim kelahiran telah dipelajari, namun data baru diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. Tidak dapat disangkal jika faktor lain seperti kekurangan pakan, suhu dan kenyamanan memiliki pengaruh langsung terhadap produktivitas
kuantitatif rambut. Faktor Variasi Non-Genetik Dalam Produksi Wol Kualitatif
Parameter kualitas penilaian rambut angora meliputi ; panjang, kehalusan, diameter rambut, struktur bulu dan komposisinya. Komposisi dimaksud adalah adanya perbedaan mendasar antara bulu wol dan bulu tebal rambut penjaga. Sesuai dengan klasifikasi yang disampaikan pada ‘Konvensi Corvallis’ tahun 1992, yakni lebih dari 70 % dari rambut penjaga penuh yakni dengan ujung runcing, di mana serat yang lebih pendek dari 15 mm kurang dari 1 persen. Untuk rambut lainnya yang dianggap gimbal atau kotor juga dianggap sebagai parameter kualitas. Interval antara panenan rambut merupakan faktor penting guna menentukan panjang rambut. Perbedaan kualitas rambut penjaga diperoleh dari pencabutan atau mencukur saat rambut dipanen. Prosedur panenan rambut adalah satu hal fundamental. Jumlah panenan penting diperhatikan (setidaknya pada panen pertama) untuk semua starin kelinci angora. Sedang untuk strain Perancis pada panenan kedua dan ketiga, di mana kelinci muda masih menghasilkan bulu wol, bahkan setelah pencabutan. Faktor jenis kelamin kurang berpengaruh pada strain Jerman dibandingkan pada strain Perancis. Tetapi jantan memang menunjukkan kecenderungan untuk lebih mudah gimbal. Bobot hidup dan musim kurang berpengaruh pada jantan dewasa, namun masih ada perbedaan structural meliputi rasio panjang underfur dimana rambut berkurang di musim panas dibandingkan musim dingin. Rasio panjang underfur 55 % di musim panas dibandingkan dengan 65 % di musim dingin.
Menentukan Pilihan Strain Jenis Kelinci Membuat keputusan yang tepat untuk memilih strain yang akan dibudidayakan saat pembelian kelinci angora untuk produksi serat rambut adalah hal sangat penting. Integritas peternak adalah pertimbangan pertama. Kita harus paham pada sejarah genetik dari kelinci angora yang akan kita pelihara, supaya serat wol yang dihasilkan nantinya dapat sesuai dengan harapan. Selain itu nilai investasi modal, tenaga kerja, ketersediaan pakan yang sesuai, iklim lingkungan dan kemampuan berkembang biak kelinci juga menjadi bahan pertimbangan selanjutnya.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
20
STRAIN KELINCI ANGORA JERMAN UNTUK TEKSTIL Angora Jerman adalah kelinci domestik berasal dari Eropa, yang merupakan mutasi dari kelinci liar Eropa Oryctolagus cuniculus. Di Eropa hanya kelinci jenis Angora yang diakui untuk memproduksi wol. Kelinci angrora Jerman adalah salah satu yang dianggap sebagai kelinci domestik Eropa unggul dalam memproduksi serat wol hingga saat ini. Sebagian besar angora yang dikembangkan di dunia saat untuk produksi serat wol adalah keturunan dari jenis angora Jerman. Kelinci angora yang berasal dari populasi di Jerman dan dibesarkan sesuai dengan standar yang diakui di Jerman, disebut sebagai "angora Jerman". Strain ini perkembangbiakannya dianggap terpisah dari populasi Eropa lainnya. Beberapa strain angora lainnya yang diakui sebagai kelinci produksi serat wol diantaranya adalah Angora Denmark atau Angora Perancis yang berasal dari populasi di Prancis. Di Inggris untuk membedakan dengan populasi asli, angora yang diimpor sering disebut sebagai "angora Kontinental". Sangat menarik untuk membandingkan kelinci angora yang dibudidayakan di Inggris dengan Angora yang dibudidayakan di Amerika Utara (koloni Inggris). Di Inggris kelinci lahir tubuhnya lebih panjang, dan persentase dari rambut penjaga yang lebih tinggi dibandingkan sepupunya di Amerika Utara. Tetapi keragaman variasi warna wol dan tekstur yang sangat baik dari wol angora Inggris ini mirip dengan di Amerika Utara dan wol angora Perancis. Angora Perancis, menjadi bagian dari populasi kelinci Eropa Kontinental, yang lebih mirip dengan kelinci yang dikenal di Amerika Utara sebagai angora Jerman. Asosiasi peternakan kelinci Eropa mengambil pendekatan yang berbeda untuk mengelompokkan kelinci di Amerika Utara. Mereka menetapkan suatu standar untuk penilaian setiap individu. Dengan demikian ada standar Perancis atau standar Jerman atau standar Denmark, atau angora dari strain lainnya sesuai dengan daerah perkembang biakan kelinci Angora tersebut.
Sejarah Kelinci Angora Jerman Hampir tujuh puluh tahun yang lalu, peternak angora dari Zentralverband Deutches Kanichenzuchters (ZDK), melakukan kemitraan dengan Pusat Penelitian Pertanian Federal, memulai sebuah program untuk meningkatkan produksi wol angora mereka. Tujuannya untuk produksi wol dan penetapan standar tipe tubuh. Mereka mulai dengan bibit yang kita kenal sebagai angora Inggris. Produksi wol terus meningkat dari titik awal sebesar 250 gram ke rekor dunia yang ditetapkan pada tahun 1990 menjadi 2.232 gram. Sepuluh tahun kemudian, rekor baru lebih dari 2.800 gram tercapai. Kemajuan tersebut dapat dicapai dengan menghilangkan beberapa variable yang tidak menguntungkan dalam sistem manajemen budidaya. Stasiun pengujian pertama kali didirikan pada tahun 1934 untuk menyediakan kondisi yang terkendali untuk evaluasi bibit angora, pengumpulan data dan penelitian untuk meningkatkan manajemen peternakan.Dalam merencanakan strategi
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
21
untuk perbaikan angora tersebut, peternak di Jerman secara jelas mendefinisikan tipe tubuh, produksi wol dan kualitas wol dalam bahasa seobyektif mungkin. Standar untuk angora di Jerman adalah sangat spesifik. Tubuh ideal dihitung dari lebar bahu dalam, sedangkan panjang tubuh harus tiga kali lebar bahu. Bentuk tubuh tubular, menyerupai sepotong roti. Tipe tubuh ini dianggap memudahkan dalam pencukuran rambut saat pertama. Berat hidup sebesar 2,5 – 5 kg dengan rata-rata berat tubuh sekitar 4,5 kg. Wol harus padat dan menutupi seluruh badan kelinci terasa halus dan tidak gimbal. Wol angora Jerman berkerut. Tekstur yang ideal adalah wol harus panjang bahkan jika mungkin rata di seluruh tubuh kelinci. Pengembangan angora di Jerman dimulai lebih dari 70 tahun yang lalu. Hingga saat program pengembangan tersebut masih merupakan program yang intensif dilakukan dengan target untuk melampaui prestasi yang telah ada saat ini. Semua berharap jika angora yang dihasilkan dari sistem Jerman dan dibesarkan sesuai dengan standar Jerman akan memenuhi harapan untuk produksi wol dan tipe tubuh. Perkembangan Angora Jerman Import terhadap angora Jerman dalam jumlah besar terjadi sejak tahun 1980. Dengan jumlah produksi wol yang mengesankan, Angora Jerman menjadi sangat terkenal di Amerika Utara. Sebuah versi strain baru dari keturunan angora Jerman kemudian dikenal sebagai ‘Giant Angora’ dan telah disyahkan sebagai strain terpisah oleh ARBA (American Rabbit Breeder Association). Pada Konvensi yang dilaksanakan oleh IAGARB (International Association of German Angora Rabbit Breeder) tahun 1990, anggota sepakat bahwa Angora Jerman adalah keturunan eksklusif dari bibit angora impor. Dimasukkannya genetik dari keturunan asing tidak peduli seberapa jauh, akan selalu dipertimbangkan sebagai ras persilangan. Persilangan dengan angora Amerika Utara, angora Inggris atau angora Perancis, walaupun masih dalam satu jenis tetap akan dianggap sebagai varietas silangan yang tidak dapat didaftarkan. Hanya pada generasi keempat dari hasil persilangan angora Jerman, terlepas dari warna yang dihasilkan baru dapat didaftarkan sebagai "Jerman-Hybrid." Pada tahun 2005 pada Pertemuan Tahunan IAGARB, langkah maju yang penting diambil. Disepakati bahwa sistem mendefinisikan Angora Jerman hanya dari segi silsilah tidak efektif. Hal ini dianggap membingungkan dan mudah untuk penyalahgunaan. Kelinci dihargai hanya karena mereka adalah keturunan dari bibit impor, bukan karena mereka mempertahankan kualitas yang sangat baik dari nenek moyang mereka. Dalam sistem registrasi IAGRAB yang diberlakukan mulai tahun 2001, alternatif penilaian menggunakan pendekatan ‘definisi persentase’. Seperti halnya di Jerman, pengujian dilakukan untuk mengidentifikasi kelinci angora terbaik.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
22
Di Eropa kelinci angora yang banyak dikembangbiakan adalah jenis angora Jerman. Dalam rangka mengikuti sistem Jerman sedekat mungkin, dilakukan pendekatan dengan mengadopsi sistem pengembang biakan angora secara umum. Dimana pengujian lebih ditekankan kepada memilih kelinci yang paling baik, walaupun dengan cara ini ada kemungkinan untuk masuknya jenis kelinci import. Dengan demikian komite standard memutuskan bahwa setiap anggota hybrid yang lulus tes registry IAGRAB terlepas dari persentase latar belakang impor akan memiliki kode ‘H’ untuk tatonya. Untuk kelinci angora tanpa garis impor yang lulus tes, akan memiliki kode ‘N’ pada tato-nya. Komite Standar merasa bahwa sistem ini akan membantu pembeli potensial dalam memiliki pemahaman yang lebih besar dari latar belakang kelinci terdaftar. Dengan kebijakan baru tersebut telah disetujui bahwa registrasi yang ada dapat digunakan untuk angora berwarna. Kecuali jika kelinci tersebut adalah keturunan langsung dari angora berwarna yang diimpor dari Jerman, mereka dan seluruh anak albinonya akan terus menyertakan kode ‘H’ pada akhir nomor tatonya. Dalam sistem registry IAGARB yang bekerja dengan sangat baik, hingga pertengahan 2007 seluruh kelinci yang telah lulus pengujian diketahui 100% dari garis impor dengan hanya 2 pengecualian. Kedua pengecualian jenis kelinci ini adalah 98% Hibrida dan menunjukkan kualitas yang luar biasa. Sejak itu, Komite Standar mengakui bahwa pengujian kinerja individu sendiri adalah cara terbaik untuk memastikan kualitas. Istilah hibrida dan persilangannya terbukti terlalu membingungkan. Penggunaan sistem ‘H’ akhirnya ditinggalkan karena tidak ada kelinci Angora tanpa memiliki garis keturunan impor yang pernah lulus pengujian, sedangkan kode ‘N’ tidak pernah digunakan. Akhirnya supaya kelinci angora dapat terdaftar pada IAGARB, angora harus bersertifikat dimana pada setiap panenan (90 hari) tercatat harus memenuhi hasil 325 gram atau lebih.
Serat Kelinci Angora Jerman Secara umum serat rambut kelinci termasuk kelinci angora terdiri dari empat jenis yakni : Penjaga rambut, penjaga awn rambut, Awn underwool dan underwool. Anggapan yang menyatakan jika angora hanya memiliki tiga jenis serat dapat dikatakan sebagai gagasan tanpa bukti yang jelas. (lihat sincronisasi wol angora Jerman) Pengecualian hanya terjadi pada jenis kelinci Rex, dimana semua rambut mantel pada tubuhnya berukuran pendek terdiri dari jenis serat yang sama. Rambut mantel angora adalah mutasi dari kelinci berambut pendek, berarti mereka akan terdiri dari unsur-unsur arsitektur yang sama. Empat jenis serat adalah komponen dasar dari banyak rambut mamalia. Serat wol yang luar biasa dari kelinci angora berasal dari struktur dasar bulu. Serat Awn underwool dan underwool, yang menyusun serat mantel angora muncul dari ‘cluster’ dengan folikel akar rambut. Semakin banyak serat dalam sebuah cluster, semakin besar kepadatan mantel kelinci angora. Ini adalah adaptasi alamiah yang memungkinkan
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
23
hewan berbulu untuk menyesuaikan ketebalan mantel mereka dalam menanggapi musim dan perubahan suhu. Di University of Michigan Ann Arbor, Leslie Samson dan Susan Wiley memeriksa sampel semua jenis angora dari seluruh Amerika Utara. Selain memotret ke empat jenis serat wol angora, mereka mengamati cluster wol di lapis kedua pada kelinci bertambut panjang dan berambut pendek. Di bawah mikroskop, mereka mencatat bahwa terdapat 2 sampai 6 serat underwool pada kelinci angora umum yang menghasilkan wol 500 gram atau kurang dalam setahun. Hitungan yang lebih besar diperoleh sebesar 20 serat per cluster dalam sampel yang dipanen dari angora Jerman produksi tinggi. Kelinci angora memiliki sejarah panjang di Jerman. Pada 1920, protokol untuk pengujian produksi didirikan di Institut Pemuliaan Hewan Kecil dari Martin Luther University di HalleWittenberg.Sejak saat itu, produksi wol Angora kelinci di Jerman telah ditimbang dan dicatat. Penemuan dalam hal pemuliaan berdasarkan kriteria yang terukur dengan tujuan menjadikan serat wol angora sebagai bahan tekstil. Penelitian juga difokuskan pada karakteristik mantel seperti tekstur, kesesuaian untuk mesin pengolahan dan ketahanan terhadap shedding, pilling dan felting selama pakai. Pada tahun 1935, produksi tahunan kelinci di Jerman meningkat menjadi rata-rata 422 gr per tahun. Saat ini total panen lebih dari 2.000 gr per tahun, hal ini tidak biasa di Eropa dan Amerika Utara. Dalam standar penilian di IAGARB untuk kelinci ngora memiliki total 45 poin untuk wol. Variable yang dinilai adalah kerapatan, panjang, keseragaman dan tekstur. Sedangkan karakteristik mantel harus bertekstur halus dan lembut. Wol yang berkerut sangat diinginkan karena akan menciptakan benang hidup. Penilaian lainnya memiliki total 55 poin untuk standar kondisi dan tipe tubuh.
Sinkronisasi Wol Angora Jerman Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam membedakan antara pentingnya synchronized dan non-synchronized (menyamakan panjang serta rambut) pada pertumbuhan serat wol angora sebelum dilakukan pencukuran panen (Leslie Samson, 2010). Mantel kelinci secara umum terdiri dari empat jenis serat yang berbeda. Serat wol angora adalah ekspresi dari mutasi yang memungkinkan mantel untuk tumbuh lebih panjang daripada kelinci normal. Masing-masing jenis serat ini memiliki struktur dan tujuan yang berbeda dalam fungsinya dari isolasi, airshedding, mantel pelindung. Empat Tipe serat pada rambut kelinci : A: Penjaga Rambut B. Awn Rambut C. Awn Wol D. underwool Drawing oleh Leslie Samson © 2012 Leslie Samson
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
24
Ketika dilakukan pencukuran panen, kelinci dengan mantel diperiksa atau disinkronkan. Semua serat pertama akan panjang dan lapisan bawah akan konsisten sekitar 7,5 cm. Angora Jerman akan menghasilkan serat yang seragam, dimana panjang mantel optimal adalah 90 hari setelah pencukuran sebalumnya. Pertimbangan ini menjadi penting untuk pembuatan benang. Ketika semua wol adalah kelas pertama dengan panjang prima dan seragam, serat benang akan menjadi sempurna. Kualitas produk yang dihasilkan dari benang tersebut akan memiliki halo yang indah, tekstur yang lembut sempurna. Selain itu ketika jumlah serat panjang dari kualitas pertama jumlahnya konsisten, selama pengolahan benang tidak banyak serat yang terbuang sehingga kerugian saat pengolahan menjadi rendah. Sebagai contoh, ketika membuat benang dengan komposisi 50/50. Digunakan 50 pon wol angora yang sempurna dan sinkron dan akan dicampur dengan 50 pon domba wol halus. Dalam prosesnya kerugian yang mungkin terjadi hanya sekitar 15%. Ketika dilakukan pencukuran panen rambut kelinci tanpa disinkronkan, maka akan didapati berbagai lapisan pertumbuhan mantel. Pencukuran seperti itu akan menghasilkan berbagai panjang serat wol. Akan ada lapisan panjang 7,5 cm tapi mungkin lapisan lain pertumbuhannya hanya 5 cm dan rambut yang lebih dekat dengan kulit hanya 1,5 cm panjangnya. Ketika rambut tersebut dicukur, ketiga lapisan tersebut akan bercampur, sebab akan mustahil untuk memisahkannya. Panen serat rambut tanpa dilakukan sinkronisasi atau penyeragaman panjang rambut hanya akan mengakibatkan kerugian pengolahan lebih dari 30%. Hal ini dikarenakan serat pendek yang tercampur tidak akan terproses saat pembuatan benang dengan mesin. Cara melakukan sinkronisasi serat wol sebelum pencukuran panen dapat dilakukan dengan cara mengusap punggung kelinci dan dilihat keseragamn pertumbuhan serat rambut. Cara berikutnya adalah dengan memotong beberapa serat rambut bagian luar dan diukur sama panjang, berikutnya mengambil sample serat awn dan serat wol bawah. Jika semua lapisan memiliki panjang antara 5 cm hingga 8 cm berarti serat telah sinkron dan siap dipanen. Skema rambut mantel yang disinkronisasi © 2012 Leslie Samson
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
25
Foto rambut mantel yang disinkronkan. Sampel dari jenis agouti angora Jerman terdiri dari satu mantel. Pada foto tampak tidak ada bukti pertumbuhan mantel sekunder.
Skema rambut mantel tanpa disinkronisasi © 2012 Leslie Samson
Foto rambut mantel tanpa disinkronkan. Sampel dari jenis agouti angora Jerman. Pada foto tampak Sampel menunjukkan adanya mantel sekunder pada sampel asli. Sampel di sebelah kanan menunjukkan pertumbuhan mantel terpanjang. Foto munculnya bintik menjadi indikator bahwa mantel wol berumur kurang dari 90 hari. Bintik-bintik terutama jelas tampak pada angora berwarna, sebenarnya bintik ini berasal dari berpigmen kulit yang muncul tepat di bawah serat awn dan penjaga rambut. Rambut baru tumbuh setelah rambut lama dicukur sekitar 10 hari sebelumnya. Ini berarti bahwa kelinci tidak menghasilkan rambut mantel 90 hari secara stabil. Jika Anda memeriksa mantel dan melihat lapisan bawah dengan panjang 2,5 cm, maka rambut itu bagian dari mantel yang keluar sekitar 30 hari sebelumnya. Rambut mantel yang tidak seragam yang sangat jarang terjadi pada Angora Jerman albino. Sedangkan angora Jerman hitam yang dihasilkan dari persilangan import justru menghasilkan rambut mantel yang tidak seragam. Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
26
Pencukuran Dan Penanganan Serat Wol Angora Kelinci Angora pertama kali dicukur pada usia 8 minggu dan kemudian pada sekitar 3 bulan sekali. Untuk angora Perancis panen dengan pencabutan terlebih dahulu dengan dilakukan pemberian obat untuk menghilangkan rambut yang dicampurkan dalam pakan (Lagodendron ®, Proval Perusahaan, Paris). Pemberian obat sukup satu kali pada waktu 5 hari sebelum panen. Sedang untuk jenis kelinci Jerman panen dilakukan dengan pencukuran menggunakan gunting. Dalam cuaca dingin setelah pencukuran dapat disediakan kotak di kandang untuk melindungi kelinci dari dingin sampai ada pertumbuhan rambut yang cukup untuk melindungi kelinci. Pencukuran juga dapat diatur untuk mengurangi stres panas pada hewan selama puncak panas musim panas. Waktu pencukuran diperkirakan antara 10 dan 15 menit per kelinci tergantung pada keterampilan pencukur tersebut. Pemberian obat perontok bulu Lagodendron harus disesuaikan dengan siklus reproduksi betina kelinci angora. Lagodendron tidak boleh diberikan kepada betina hamil atau menyusui. Periode perkawinan dibatasi 4 minggu setelah panen agar periode kehamilan dan menyusui telah selesai sebelum panen wol berikutnya. Serat rambut hasil panenan pada angora Jerman memiliki lima kelas yakni : 1A.W wol serta panjang > 6 cm 1B.W wol serta panjang 2.W wol serta pendek 6 cm atau kurang C.F.W. wol bersih teapi gimbal 1D.W wol kotor Cina juga menggunakan lima klasifikasi namun terdapat perbedaan dengan Perancis dan Jerman karena variable jenis serat, panjang serat dan struktur mantel. Tidak ada standar nasional yang mengklasifikasikan serat rambu Angora Cina. Standar dan klasifikasi disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan oleh petani dan pasar yang mereka pasok. Contoh klasifikasi wol angora Cina: Kelas pertama 5 cm bulu tunggal Kelas dua 3 sampai 4 cm bulu tunggal Kelas tiga 6 cm bulu tunggal atau bulu ganda Balik kelas 4,5-5 cm bulu ganda Kelas lima 3-4 cm bulu ganda Selama transportasi serat wol dikemas ke dalam kantong plastik untuk mencegah felting selama transportasi.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
27
PELAKSANAAN PRODUKSI BENANG WOL ANGORA Perawatan Rambut Perwatan rambut atau gorming perlu dilaksanakan secara rutin untuk menjaga kebersiha rambut kelinci angora sebelum dipanen. Perlatan yang diperlukan untuk grooming berupa sikat perawatan hewan peliharaan kecil dan besar (kawat-bulu), sisir gig kecil untuk menyisir, sepasang gunting kecil, dan pemangkas kuku. Untuk produksi wol diperlukan menyikat rambut kelinci sebanyak dua kali seminggu, ini untuk menjaga supaya rambut bebas dari kusut dan gimbal. Menghilangkan rambut yang rontok perlu dilakukan untuk mencegah Wool Blok. Cara ini dapat membantu kelinci angora perlu untuk mempertahankan kepadatan dan panjang wol dengan kualitas baik. Untuk teknik perawatan khusus, penggunaan blower seminggu sekali dapat digunakan untuk membuka mantel supaya tidak mudah kusut dan untuk menjaga kebersihan rambut. Hal ini sangat penting untuk dilakukan secara teratur supaya kelinci terbebas dari kusut dan gimbal. Cara melakukan groming dimulai dulu dengan meletakkan kelinci di pangkuan dan mulai menyikat rambut dari atas di punggung ke sisi. Untuk menyikat bagian perut dan kaki dengan cara dimulai dari bagian bawah telinga kelinci dilanjutkan ke leher dan bergulir ke arah punggung. Kelinci tidak akan stres jika dilatih secara teratur.
Tahapan pelaksanaan Panen Rambut Angora Setelah melakukan kebiasaan perawatan yang baik, kelinci akan memiliki bulu yang indah dan pada waktunya siap untuk dilakukan pemanenan dengan dicukur, atau dicabut sesuai dengan jenis kelinci yang dikembangkan. Baik denga cara mencukur atau mencabut yang harus diperhatikan adalah kelinci tidak boleh merasa kesakitan dan pada akhirnya kelinci menjadi stress.
Sebelum dicukur pastikan kelinci angora dalam keadaan tenang dan rambut tampak bersih. Sebaiknya rambut telah disinkronisasi terlebih dahulu.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
28
Angora dapat dicukur hingga 4 kali dalam setahun, selama panjang serat 5 cm atau lebih. Pencukuran dapat menggunakan manual atau elektrik sesuai dengan kebiasaan setelah sebelumnya dilakukan disinkronisasi supaya serat yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.
Setelah dicukur jika malam hari terlalu dingin dapat diberikan lampu penghangat, atau dapat juga diberi kotak supaya hangat. Panen pertama dilakukan antara usia 5 hingga 8 bulan tergantung strain kelinci (perlu usia lebih tua pada giant angora).Setelah panen pertama, pemanenan akan dilakukan lagi sekitar setiap 3 bulan. Genetika, kondisi cuaca, kebiasaan peternak akan membuat rentang waktu panen menjadi bervariasi. Serat hasil panen biasanya dikemas dalam kantung plastik supaya tidak rusak oleh kelembapan, hama, kotor atau kusut.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
29
Tahapan pemanenan serat wol kelinci dengan cara dicukur adalah sebagai berikut : Pastikan gunting yang digunakan dalam kondisi tajam. Disarankan untuk menggunakan gunting pendek mengurangi kemungkinan pemotongan kulit kelinci secara tidak sengaja gunting listrik khusus untuk angora karakternya lebih kuat dan dapat mempercepat waktu pencukuran, namun harganya sangat mahal. Teknik mencukur kelinci dimulai dari punggung tengah terus kearah bawah. Pilih satu sisi terlebih dahulu hingga selesai baru sisi lainnya. Arah potongan ke depan atau ke belakang dapat disesuaikan dengan kebiasaan. Cukur rambut kelinci sedikit demi sedikit dan segera simpan dalam kantung plastik, jangan mencukur sekaligus dalam jumlah banyak karena akan menyebabkan rambut kelinci beterbangan. Pada angora Perancis dapat juga dilakukan panen rambut dengan pencukuran, hal ini dilakukan ketika kelinci belum memasuki masa rontok bulu, tapi sudah harus dicukur karena faktor lainnya. Jika sudah terbiasa kelinci akan menikmati proses pencukuran tanpa merasa stress. Tahapan pemanenan serat wol kelinci dengan cara dicabut adalah sebagai berikut : Mulailah dengan menyisir dan merapika rambut kelinci. Grooming membantu merangsang kulit untuk membuat lebih mudah dalam mencabut. Seperti dalam perawatan, mulailah menyisir dari bagian bawah. Ini untuk merapikan daerah yang mudah kusut seperti pada kaki dan perut. Hati-hati karena kulit sangat tipis di sini terutama pada tendon yang dekat dengan permukaan kulit. Pencabutan dimulai pada satu area dengan cara menggenggam dan menarik keluar wol terpanjang. Pekerjaan dilakukan secara sabar sehingga kelinci tidak merasa kesakitan. Beberapa kelinci biasanya telah memiliki mantel baru sehingga kelinci tidak akan botak, tapi pada kelinci lainnya proses ini dapat membuat kelinci sampai hampir botak. Cara mengengam rambut kelinci menggunakan ibu jari dan dua jari pertama. Sebaiknya jangan menggengam terlalu banyak sebab justru rambut akan lebih sulit terlepas sehingga membutuhkan waktu lebih lama. Angora Perancis saya pada musim panas cenderung menggosok wol pada perutnya hingga rontok, jadi rambut tersebut juga dapat dimanfaatkan. Serat wol dari daerah perut terutama untu jenis agoutis memiliki warna yang berbeda jadi harus dimasukkan ke dalam kantong terpisah.
Proses Penyikatan Wol Kelinci Untuk Benang Setelah panen serat rambut selesai dilakukan selajutnya masuk pada tahapan carding atau pnyikatan atau penyisiran serat supaya memiliki lajur serat yang searah sehingga memudahkan dalam proses pembuatan benang. Berikut adalah tahapan carding pada serat wol kelinci angora hasil panen. Alat yang diperlukan adalah sisir atau sikat tangan yang memiliki jarum halus.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
30
Berikutnya adalah mengambil serat wol angora secukupnya, sesuai dengan ukuran sikat yang kita miliki.
Letakkan wol pada salah sati sikat, tambahkan seperlunya sedikit demi sedikit hingga sikat tampak penuh.
Ambil sikat lainnya dan mulai menyikat dari bagian bawah lalu seluruh melewati seluruh serat digaruk dari sikat pertama ke sikat kedua. Cara ini akan mentransfer serat angora sepenuhnya ke sikat lainnya.
Sambil terus menyikat wol lama kelamaan wol akan mulai berbaris rapi.Pastikan jika serat wol semuanya dapat sejajar satu sama lain. Penyisiran dapat dilakukan setidaknya hingga tiga kali sampai serat benar-benar rapi dan sejajar.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
31
Periksa panjang serat. Serat dengan kualitas baik dapat memiliki panjang serat disisir minimal 7,5 cm. Hal ini dapat membuat benang lebih mudah untuk diputar serta lebih seragam dan lebih baik secara keseluruhan.
Setelah memili ki panjang serat yang tepat dan sangat halus, serat siap untuk diangkat dari sikat carder untuk digunakan dalam proses pembuatan benang.
Cara mengambil serta dari sikat adalah dengan meletakkan sikat menghadap ke atas, gulung serat dari bawah, terus hingga serta menjadi gulungan yang lembut. Mengambil serat bawah (berlawanan untuk menangani sisi sikat carder) dan roll serat ke arah pegangan.
Untuk membuat benang masukkan serat yang telah digulung pada alat pemutar atau spiner untuk mengisi kumparan dan memulai pemintalan benang.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
32
Tahapan Pembuatan Benang Wol Angora adalah tentang satu-satunya serat yang dapat dipintal langsung tanpa perlu dibersihkan atau disisir tergantung pada bagaimana cara serat wol tersebut dipanen. Tahapan pembuatan benang serat angora dengan cara hand spining dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemanenan serat wol angora, Serat angora dapat dipanen setelah memiliki panjang setidaknya 7,5 cm. Serat dapat dipanen dengan cara dicabut (perancis) atau dicukur (Jerman) 2. Carding atau penyikatan, Untuk wol angora lebih mudah menggunakan hand carders dari pada drum carders. Carders untuk kapas yang lebih baik untuk digunakan karena memiliki gigi halus. Menggunakan drumcarders untuk wol angora 100% sangat sulit karena serat akan menempel pada benjolan antara drum. Kesabaran diperlukan bila menggunakan drumcarder pada wol angora. 3. Blending, adalah memadukan serat angora dengan serat lain seperti wol domba yang dimaksudkan untuk memperbaiki karakter serat wol. Komposisi blending tergantung pada kebutuhan kain yang akan diproduksi. Lihat pencampuran dengan serat lain. 4. Handspinning Angora, memutar serat angora sangat berbeda dengan memutar wol domba. Hal ini karena serat angora sangat lembut dan licin, sehingga bagi pemula merasa sulit untuk memutar serat dari 100% angora. 5. Pemintalan, pada serat Angora pemintal harus berputar pada kecepatan tinggi dengan sedikit atau tanpa ketegangan. Menambahkan sedikit serat wol domba akan membuat lebih mudah untuk berputar. 6. Hand Spindle, Sebuah poros atas penggulung merupakan yang terbaik untuk memutar serat angora karena kelembutan seratnya. Gelendong kumparan juga harus juga harus ringan. Berikut adalah gambar handspining untuk pembuatan benang dari serat wol angora.
Serat angora setelah selesai dipanen, dan siap untuk dicarding. Alat drumcarder untuk menyikat wol
Spining serat angora tanpa di carding. Spining serat angora setelah di carding. Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
33
Benang serat wol angora yang telah jadi
Pencampuran Dengan Serat Lain Untuk pakaian musim dingin campuran yang terasa nyaman dan lembut adalah berupa 85 % wol Angora dikombinasikan dengan 15% wol merino. Campuran ini menghasilkan benang dua lapis yang halus, dimana per 100 gr benang bisa sepanjang 100 meter lebih. Benang cukup halus hingga didapatkan 5 – 8 jahitan per inchi pada ukuran jarum AS 1 hingga 4. Benang ini dikenal angora blizzard, terasa ringan, hangat dan halus. Sehingga cocok untuk renda dan rajut karena akan mempertahankan definisi jahitan dengan baik. Angora Blizzard adalah pilihan yang sempurna untuk pakaian rajut elegan dari topi hingga sweater. Perawatan untuk pakaian rajutan dari benang ini adalah mudah dicuci dan mudah kering. Benang angora frost adalah campuran dari 50% wol Angora dengan 20% wol merino superwash dan 30% Nylon. Benang tiga lapis ini memiliki ukuran dimana per 100 gr benang bisa sepanjang 100 meter lebih. Indeks yang dimiliki sangat mirip dengan apa yang direkomendasikan untuk benang angora Blizzard. Pada komposisi campuran menggunakan 50% wol Angora, benang memiliki banyak halo kabur dan lebih hangat. Hal ini tepat untuk kaus kaki rajutan tangan cantik dan sarung tangan. Angora frost sock, dibuat dengan 50% benang Angora dan 50 % nylon. Serat terasa sangat halus dengan menggunakan campuran yang sama dengan benang Frost. Kaus kaki ini banyak digunakan oleh para pemain ski, operator surat, penjaga persimpangan dan lainnya.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
34
Benang Chunky rabbit, terbuat dari komposisi angora 50% dan 50% benang merino domestik. Campuran ini menghasilkan karakter lembut dan lebih kuat. Produk ini menjadi produk serba guna dari mulai beang desainer, benang rajut dan amsih banyak lainnya.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
35
PROSPEK PASAR UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA Sebuah potensi besar yang harus diperhatikan adalah bahwa produksi kelinci Angora adalah sebuah usaha padat karya dan juga membutuhkan keahlian yang hebat. Kesalahan sekecil apapun bisa berarti kehilangan kelinci dewasa yang produktif. Kelinci harus berproduksi lebih dari satu tahun untuk mendapatkan keuntungan (rata-rata harapan hidup untuk satu kali masa produksi adalah 4 tahun). Panen rambut harus selalu berhati-hati, karena tindakan ceroboh akan menghasilkan produk yang buruk. Selain itu, tidak semua iklim cocok untuk budidaya kelinci angora. Panas yang berlebihan dan cahaya yang kuat adalah elemen yang buruk bagi kelinci angora albino. Persyaratan pakan kelinci anggora yang memadai sangat penting, sebab kekurangan pakan secara kualitatif dan kuantitatif akan berakibat pada produksi rambut yang rendah. Harga wol angora berfluktuasi dari tahun ke tahun yang dipengaruhi oleh faktor fashion, dengan siklus tiga sampai lima tahunan. Siklus ini akan menjadi penting pada neraca pasokan dan permintaan klasik. Ketika produksi dunia secara struktural tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fashion. Harga angora (wol dicukur) tiba-tiba melonjak dua kali lipat antara tahun 1976 dan 1978 dari $ 13 menjadi $ 28 per kg karena produksi dunia saat itu yang diperkirakan sebesar 900 ton pada tahun 1977 tidak cukup menutupi kebutahn pasar. Harga tetap tinggi ini selama sepuluh tahun, bahkan sempat mencapai $ 45 hingga $ 50/kg. Kemudian pada tahun 1988, ketika produksi dunia telah meningkat hingga 9.000 ton, pasar tiba-tiba runtuh dan harga telah jatuh ke $ 20/kg pada musim panas 1991. Namun karena ada kemerosotan produksi di Chile, Argentina, Hungaria, Perancis dan Cina (China pada level terendah), harga naik hingga $US 30 pada tahun 1992. Karena volume pemanfaat serat angora terus meningkat, kemungkinan nilai perdagangan akan naik lagi mencapai 10.000 ton per tahun. Perancis adalah salah satu negara maju yang konsisten mempertahankan produksi angora kualitas terbaiknya. Namun ada satu krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Perancis, karena biaya produksi yang tinggi menyebabkan penjualan wol angora Perancis tidak bisa dibawah $US 75/kg. Kesenjangan harga angora Perancis dan harga dunia berakibat luar biasa bagi pembeli asing (selisih harga dunia dan harga angora Perancis sebesar 40 – 50 persen ). Oleh sebab itu Perancis tidak dapat mengeksport angora sejak tahun 1988, dan sejak itu pemasaran dalam negerinya juga terhambat, baik dalam bentuk bahan mentah maupun bahan jadi (misalnya sweater).
Pasar Dunia Serat Wol Angora Produksi Angora adalah benar-benar sebuah industri internasional. Sebab tidak ada satu negara yang menjadikan rantai industri angoranya terbentuk secara utuh dalam negara tersebut. Misalnya Prancis walaupun dikenal ebagai negara fashion, tapi produksi angoranya ditujukan untuk perdagangan eksport. Situasi ini sama halnya dengan negara produsen lainnya seperti China dan
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
36
Chili yang mengeksport bahan mentahnya ke Eropa, Jepang, dan Korea untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar retail produk olahan wol angora sendiri terdapat di Amerika Utara, Eropa Barat dan Jepang. Negara India adalah pengecualian dalam industri Angora. India saat ini untuk serat angora dikenal sebagai negara produsen, pengolah dan sekaligus konsumen serat angora. Tidak ada catatan internasional khusus untuk perdagangan serat angora di India. Serat angora dalam perdagangan internasional dikategorikan sebagai serat hewan halus lainnya dengan kode perdagangan internasional 5.102,19. Perancis mendominasi pasar dunia untuk serat Angora sebelum tahun 1950-an. (Ossard dkk.,1995). Sampai tahun 1970 produksi dunia stabil pada sekitar 1.000 ton per tahun. Fluktuasi harga mencerminkan fluktuasi permintaan ini (Gambar 2). Ketika harga naik serat Angora dalam penyimpanan dijual. Kenaikan harga lebih disebabkan karena kurangnya pasokan. Petani tidak dapat meningkatkan produksi selama periode ini karena kendala keuangan untuk investasi dan ketidakpastian tentang masa depan harga. Pada 1976 – 1988 ada peningkatan tajam dalam permintaan. Namun pasokan hanya meningkat perlahan karena produksi tidak dapat meningkat dengan cepat bahkan dengan permintaan yang berkelanjutan. Peningkatan produksi Perancis (Gambar 3), Jerman dan China (Gambar 1). Periode ini juga melihat Argentina, Chili dan Hungaria (Gambar 4) menjadi produsen signifikan serat Angora. Selama periode ini Selandia Baru dan Australia melakukan upaya upaya untuk memasuki pasar serat Angora dengan memulai industri serat Angora mereka.
Tabel 1. Angka produksi serat Angora dunia, Produksi serat Angora di Cina dan jumlah serat Angora Cina yang diperdagangkan di pasar serat internasional dalam ton/tahun (Sumber: INRA 2002)
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
37
Tabel 2. Harga yang dibayar untuk Angora serat impor ke Prancis 1959-2001 dalam dolar Australia (Sumber: INRA)
Gambar 3. Produksi serat Angora di Perancis (Sumber: INRA 2002)
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
38
Tabel 4. produksi serat Angora di Argentina, Chile dan Hungaria (Ossaed et al. 1995) Dari tahun 1988 sampai 1995 menurut (Ossard dkk.,1995) permintaan tetap konstan, tetapi pasokan terus meningkat, beberapa produsen merespon untuk memenuhi permintaan pasar baru. Pada awalnya harga kembali ke tingkat sebelumnya, tetapi dengan semakin banyaknya pasokan serat Angora sedangkan permintaan stabil membuat harga kembali turun. Harga ini belum meningkat sejak tahun 1995, hal ini memaksa produsen seperti Perancis dan Finlandia untuk tidak lagi menjual serat mentahnya ke pasar internasional. Cina saat secara efektif mendominasi pasar serat Angora internasional. Ada sekitar 50 juta kelinci Angora di Cina, yang mampu memproduksi sekitar 10.000 ton serat kelinci per tahun dimana 50% serat angora tersebut diekspor ke pasar internasional (Tang 2002).
Situasi Pasar Saat Ini Cina adalah sumber utama dunia dari serat Angora dan dengan demikian dapat menetapkan harga dunia. Sebagai produsen serat angora Cina saat ini menerima setara dengan AUD $ 16,84 per kg serat mentah. Harga ekspor cina adalah sekitar AUD $ 19,40 selama tiga bulan pertama tahun 2002, berkurang dari AUD $ 35,96 pada tahun 1997. Cina dapat menyediakan lebih dari 8.000 ton per tahun dari serat mentah (Gambar 1). Pengolahan serat Angora Cina kapasitasnya juga meningkat dengan kemampuan untuk menghasilkan lebih dari 4.000 ton serat mentah menjadi produk olahan per tahun sesuai dengan kebutuhan pasar. Teknologi pengolahan juga telah ditingkatkan untuk mengatasi masalah penyusutan, felting dan pilling di kain (Tang 2002). Perancis mempertahankan catatan untuk harga internasional untuk serat Angora yang diimpor ke Perancis impor pada tahun 2001 seharga AUD $ 23,44. Harga serat Angora Perancis saat ini sekitar AUD $ 36 tapi tidak ada serat mentah memasuki negeri itu padahal Perancis adalah pasar serat mentah internasional. Persatuan peternak angora Perancis menangani semua serat mentah yang dihasilkan untuk diproses menjadi benang atau produk garmen sebelum dirilis ke pasar. Diperkirakan ini dapat meningkatkan nilai tambah serat bagi petani dan telah memungkinkan industri Angora Perancis untuk terus
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
39
beroperasi. Diperkirakan bahwa produksi tahunan sekitar 12 ton per tahun (Gambar 2) dengan jumlah penyimpanan yang cukup, meskipun stock pile ini telah berkurang. Chili merupakan pengekspor serat Angora ke Eropa dengan harga pembelian terbaik di pabrik diperkirakan sekitar AUD $ 18,80 (Grade 5) hingga $ 22,9 (Grade 1) per kg. Chile juga industri pengolahan dengan nilai penjualan benang sebesar AUD $ 645 per kg. Eropa Timur, termasuk Jerman, dan Argentina telah berhenti memproduksi serat angora mentah untuk pasar internasional. India masih tidak memasuki pasar serat Angora internasional dan menggunakan semua Serat angora yang diproduksinya secara internal (Gupta et al, 2000). Finlandia adalah produsen kecil serat Angora dan menggunakan model Perancis dengan tidak menjual bahan mentah tapi mengolahnya menjadi benang dan produk garment. Selandia Baru setelah perkembangan pesat pada 1980-an, kini hanya tersisa satu peternakan kelinci Angora komersial. Itupun hanya beroperasi sebagai objek wisata yang disebut 'The Shearing Shed' (The Shearing Shed 2002). Demonstrasi mencukur kelinci dilakukan setiap hari dan mereka memiliki toko yang menjual produk Angora dari peternakan. Contoh produk bahan baku serat wol angora yang diperdagangkan internasional. Wol angora Jerman putih $ 5 / oz Wol angora Jerman hitam $ 5 / oz Wol angora Jerman agouti $ 5 / oz Spesifikasi barang : warna wol campur, Tidak ada kotoran atau noda, memiliki panjang beragam. Dihasilkan dari penyisiran dan pencukuran.
100% Angora dan Dicelup warna Biru, Chestnut, Chocolate, Chocolate Agouti - Cappuccino, Fawn, Lilac, Alam, Oat, White $ 33,00 / 1 oz http://angoraonline.com
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
40
PERANAN KOPERASI UNTUK PRODUKSI WOL ANGORA Salah satu unit kerja di Koperasi NUKITA adalah budidaya kelinci. Dimana pengembangbiakan kelinci di Koperasi NUKITA bertujuan sebagai satwa ternak untuk industri dan sebagian lagi sebagai satwa hias. Tujuan koperasi NUKITA dalam pengembangan kelinci angora adalah untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui kegiatan usaha budidaya atau ternak kelinci, dengan pengembangan usahanya berupa pembuatan benang dan tenun kain di masyarakat. Alasan pemilihan kelinci angora sebagai bentuk usaha baru bagi masyarakat adalah karena tingkat efisiensi dan produktifitas kelinci yang cukup tinggi dibandingkan ternak lain. Selain itu tingkat investasi yang tidak terlalu besar serta budaya yang telah terbentuk membuat pengembangan kelinci angora di masyarakat akan lebih mudah dilaksanakan. Koperasi NUKITA berharap untuk dapat menghasilkan serat angora dan benang berkualitas baik, sehingga diharapkan nantinya Jawa Barat dan Indonesia akan dikenal sebagai salah satu penghasil serat mulia. Hal ini akan memperkaya khazanah budaya kain tradisional di Indonesia. Hal ini hanya dapat tercapai dengan menerapkan sistem manajemen yang baik dan terukur dari mulai budidaya kelinci di kandang hingga produk jadi berupa barang tekstil. Berikut adalah beberapa hal yang dilaksanakan di Koperasi NUKITA untuk membangun budaya produksi serat angora di Iandonesia.
Pendampingan Budidaya Walaupun budidaya kelinci sudaha menjadi budaya yang tersebur luas di Indonesia, namun dalam budidaya kelinci angora untuk produksi serat masih jarang diketahui dan jauh berbeda dari sistem budidaya kelinci yang ada saat ini. Untuk itu perlu dilakukan pendampingan budidaya kelinci bagi peternak anggota koperasi yang tertarik dalam produksi serat angora. Pendampingan yang dilakukan meliputi : Penyediaan bibit angora unggul Sistem perkandangan yang baik Manajemen pakan yang sesuai untuk produksi serat (tinggi protein) Pengawasan kesehatan Perawatan atau groming satwa
Pelatihan Panen Dan Pasca Panen Wol Dari pelatihan panen dan pasca panen diharapkan peternak dapat menghasilkan serat rambut dengan kualitas yang baik, untuk keperluan proses pembuatan banang. Pelatihan dan pendampingan meliputi : Identifikasi satwa mabung Sinkronisasi serat sebelum panen Panen atau pencukuran rambut Pengelompokan serat berdasarkan kelas Penggudangan serat sebelum dikirim ke koperasi
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
41
Penampungan Hasil Panen Wol 1. Grading hasil panen yang disetorkan, Serat yang disetorkan petani kepada koperasi akan melalui sistem grading. Pada tahap grading dilakukan terutama dari tingkat kebersihan dan warna. Sedang untuk kualitas panjang serat akan dilakukan setelah budaya budidaya kelinci untuk produksi serat telah stabil. 2. Standarisasi Kualitas Serat Wol Yang Diterima, standar kualitas yang digunakan dalam penilaian serat sebagai bahan baku tekstil menggunakan standar IAGRAB. Sebab kebanyakan kelinci yang ada di Indonesia dari strain angora Jerman. Walaupun sebagian besar tidak diketahui strain induknya dan bahkan variasi warna juga amat beragam, pemanenan serat rambut akan menggunakan gunting untuk menghindari cedera pada kelinci. 3. Pengelolaan serat wol dibawah standar, serat dibawah standar kualitas umum seperti terlalu halus atau terlalu muda, terlalu pendek - kurang dari 3 inci, terlalu panjang lebih dari 4,5 inci, serat kusut, kotor karena air kencing, serat kotor sisa pakan, bekas tungau, dan lainnya tidak diperbolehkan untukkeperluan industri tekstil. Untuk itu serat akan tetap diterima oleh koperasi dengan harga yang lebih rendah untuk diolah menjadi berbagai produk kerajinan melalui kerja sama dengan pihak ke tiga. 4. Sistem Pembayaran Ke Petani, seperti pada unit-unit yang lainnya, penetuan harga beli serat dari peternak oleh koperasi akan dilakukan secara terbuka yang dihitung berdasarkan harga jual koperasi kepada pihak pembeli serat. Pembayaran akan dilakukan secara tunai di koperasi.
Transportasi Serat wol Transportasi serat dari peternak kepada koperasi, serat dikemas dalam kemasan plastik kedap. Selanjutnya setelah penimbangan dilakukan sortasi dan serat yang baik akan disatukan sesuai kelas dan warna. Dikoperasi serat akan dikemas dalam palstik kedap yang lebih besar dan dimasukkan kotak untuk menghindari kerusakan dari serangga dan lainnya. Transportasi serat mentah dari koperasi ke pabrik pengolahan benang dalam kemasan kotak tertutup sehingga serta tetap bersih.
Pengolahan Serat Wol Menjadi Benang Proses pengolahan serat wol menjadi benang dapat dilakukan oleh anggota koperasi yang tergabung dalam kelompok pengrajin benang serat angora. Jika proses pembuatan benang dilakukan oleh anggota koperasi, maka hasil dari benang akan dibeli oleh koperasi. Jadi di sini anggota koperasi bekerja atas upah kerja dalam proses pembuatan benang. Proses juga dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Jadi serat angora akan dijual oleh koperasi kepada pengrajin atau perusahaan pengolah benang yang membutuhkan serat angora milik koperasi.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
42
Proses Tenun Kain Dari Wol Angora Seperti halnya pada pembuatan benang, dalam pembuatan kain koperasi juga dapat melakukan proses penenunan sendiri oleh anggotanya atau bekerjasama dengan pengrajin tenun dengan sistem makloon. Sangat diharapkan jika koperasi tidak menjual serat angora dalam bentuk serat mentah, sebab dengan menjual serat angora dalam bentuk produk jadi akan memberikan nilai tambah yang cukup signifikan bagi bagi peternak maupun koperasi. Selain itu dengan cara tersebut akan menjadikan produk serat wol angora milik koperasi tidak tergantung pada patokan harga serat angora Internasional yang fluktuatif. Dengan karakteristik serat angora yang mudah diwarnai, tentunya kain dari serat angora akan lebih mudah berbaur dengan kain tradisional Indonesia lainnya yang lebih dahulu telah terkenal di seluruh dunia seperti batik dan songket.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
43
TENTANG KAMI, KOPERASI NUKITA Koperasi NUKITA berdiri di Bandung pada tahun 2015 yang diprakarsai dan sekaligus beranggotakan para pelaku usaha dibidang agrobisnis dari mulai petani, usaha pengolahan, usaha perdagangan, bidang jasa dan bidang penelitian. Dengan semboyan “Menjalin kebersamaan membangun kemandirian bangsa melalui agroindustri selaras alam” koperasi NUKITA berharap dapat terus membangun potensi di daerah melalui aktifitas perekonomian di bidang agroindustri. Informasi lebih lanjut mengenai keanggotaan dan lainnya dapat menghubungi e-mail :
[email protected] atau mengunjungi situs kami di koperasinukita.com
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
44
PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
http://angoraonline.com http://ironoakfarm.blogspot.co.id http://leighsfiberjournal.blogspot.co.id http://www.fibre2fashion.com https://en.wikipedia.org http://iagarb.com http://knitty.com http://www.wikihow.com http://eweporium.webs.com http://www.angorarabbits.co.za http://www.nationalangorarabbitbreeders.com
1. 2.
"Angora". Natural Fibres 2009.org. Retrieved 20 November 2013. "The Joy of Handspinning – Hand spinning wool into yarn with a spinning wheel or drop spindle, How to Care For Your Angora Rabbit". Joyofhandspinning.com. 2013-09-15. Retrieved2013-11-09. "A cruelty-free angora fur trade may be incompatible with fast fashion". The Guardian. 10 December 2013. Retrieved 5 June 2014. Allain D, de Rochambeau H, Thebault RG and Vrillon JL (1999). The inheritance of wool quality and liveweight in the French Angora rabbit. Animal Science 68: 441-447. Allian D and Thebault RG (2000). Measurement of fibre and fleece characteristics in Angora wool: Comparison of OFDA and cross section methods. World Rabbit Science 8, Suppl. 1. Allain D, de Rochambeau H, Thebault RG and Vrillon JL (1999). The inheritance of wool quality and live weight in the French Angora rabbit. Animal Science 68: 441-447. Caro W, Magofke JC, Garcia X, Garcia G, Carvajal S, Gecele P, Jadrijevic D and Bruna G (1984). [Environmental factors affecting fleece production in Angora rabbits.]Investigacious del Deptmento de Production Animal, 1981-1982, Universitad de Chile, pp. 200-206[Spanish]. Cheng C, Shimin L, Li Z and Zhuang X (1991). The effect of nutrition, temperature and physiology factors on wool production of the Angora rabbit. Applied Rabbit Research 14: 89-92. Couchman RC (1992). Angora and Alpaca. In: McGregor BA ‘Specialist fibre production and marketing’. Proceeding of the Australian Society of Animal Production 19: 261. Garcia FX and Magofle JC (1982). [Genetic parameters for the production of fleeces and body weight in Angora rabbits.] Avances en Produccion Animal 7: 81-90 [Spanish]. Gupta NP, Pokharna AK, Shakyawar DB and Singh RN (2000). Status of Angora wool production and utilization in India. World Rabbit Science 8 Suppl. 1 Vol. B. Herrmann S, Wortmann G and Wortmann FJ (1996). Characteristics of Angora rabbit fibre 1 – The influence of fibre origin on fibre and medulla diameter in Angora wool. World Rabbit Science 4: 149-153. Lanszki J, Thebault R-G, Allain D, Szendro Z and Eiben C (2001). The effect of melatonin treatment on wool production and hair follicle cycle in angora rabbits. Animal Research 50: 79-89. Lin ZH, Shen YZ, Zhang ZH, Lin DG, Kong PL and Li GM (1995). The estimation of genetic parameters for some quantitative traits in coarse-wool rabbit. Chinese Journal of Rabbit Farming, Noember, pp. 36-39 [Chinese]. Liu SM and Masters DG (203). Amino acid utilization for wool production. In: ‘Amino Acids in Animal Production’. 2nd Edition, Ed. JPF D’Mello, pp. 309-328 [CAB International, London]. Liu SM and Zhang L (1993). Rabbit nutrition and nutrient requirements. In: ‘Handbook of Rabbit Farming’. Chinese Agricultural Press, Beijing, pp. 193-245
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
45
KONTRIBUTOR 1.
Busono Edi
Busono Edi Setiawan SSi. Lahir di Magelang tangal 9 April 1975. Sejak tahun 2000 hingga 2006 aktif sebagai konsultan di Pemda Provisi Jawa Barat untuk pembentukan jejaring distribusi barang dan peningkatan ekonomi keluarga. Baru sejak tahun 2006 mulai berkonsentrasi pada aktifitas pengembagan komoditi kopi dari sektor hulu (budidaya), sektor tengah (perdagangan dan industry bahan baku) hingga sector hilir untuk pembentukan warung-warung kopi dengan biaya murah untuk pencetakan lapangan kerja. Selain itu dari 2010 hingga saat ini beliau duduk sebagai salah satu direktur di PT Babun Djaja Asia, yang bergerak pada pengembangan berbagai komoditi rempah di Indonesia dengan pola inti rakyat. Salah satu komoditi unggulan yang sedang dikembangkan adalah Stevia, sebagai komoditi gula dataran tinggi.
2.
Dini Mardiani
Dini Mardiani S.P. Lahir di Bandung tanggal 19 Maret 1974. Sejak tahun 1998 hingga tahun 2000 aktif di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat sekitar hutan. Beliau juga aktif di berbagai lembaga yang bergerak di bidang Agro seperti : Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) tahun 2001-2004, konsultan di Pemda Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2006. Pada tahun 2010 beliau juga aktif di Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan membina beberapa kelompok tani dari tahun 2005- sekarang. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Koperasi NUKITA Bandung yang bergerak di bidang Agro komoditi berbasis lingkungan, seperti : kopi, stevia, rempah, tanaman keras, kelinci, dsb dari hulu hingga hilir.
3.
Kang Manul
Muhammad Luqmanulhakim SP. Lahir di Garut tanggal 6 Juli 1984. Sejak lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, beliau aktif berwirausaha dan menulis buku. Pada tahun 2009 beliau mendapatkan apresiasi dari kedutaan besar Indonesia di London, Inggris yang berhubungan dengan pelestarian salah satu kebudayaan di Garut. Sejak tahun 2010 beliau terdaftar sebagai salah satu trusted seller & longtime member dari Indonesia di eBay.com serta membantu mempromosikan produk kerajinan tangan & kopi luwak green bean & roasted bean, khusus dari Jawa Barat ke 23 negara bagian di Amerika Serikat, Rusia, Ceko, Italia, Inggris, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Thailand, Belgia, Kazakhstan, Mexico, Hongkong, Australia, Brazil, Irlandia, Norwegia, Taiwan dan Turki. Tahun 2012 dan 2013 beliau menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada mata kuliah Apresiasi Seni. Beliau juga aktif dan terdaftar sebagai salah satu Author & Self Publisher dari Amazon Kindle Direct Publishing bersama dengan ribuan penulis dari seluruh dunia. Pada tanggal 11 Mei 2012 salah satu buku yang beliau tulis dengan judul “Don’t Buy Kopi Luwak Before You Read This Book!” pernah menjadi Top 3 best seller Kindle eBook di Amazon.com bersama-sama dengan buku pemilik Starbucks (Howard Schultz ). Selain aktif di eBay beliau juga sampai saat ini masih aktif di Alibaba sebagai salah satu Gold Supplier Member.
Wol Kelinci Angora Sebagai Industri Potensial Baru Serat Tekstil Di Indonesia
46