Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi. Planet ini memiliki sebuah tempat yang amat indah. Tempat tersebut adalah tempat dengan segala keajaiban dan keindahannya yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Keindahan yang tersusun disebabkan karena terdapatnya barisan-barisan pohon yang tertata rapi yang juga diiringi dengan barisan lampulampu yang bersinar dan berkilau seperti emas yang akan membuat siapapun yang melihatnya tidak berkedip. Jika cuacanya cerah, semuanya nampak bersinar terang karena cahaya Matahari yang menembus celah-celah dedaunan akan memantul kembali ke langit setelah menyentuh beberapa atap rumah yang berwarna seputih salju dan jalanan yang tersusun dari batu alam berwarna putih gading. Jika
turun hujan, makarintik-rintik hujan yang turun tidak langsung membasahi atap-atap rumah dan jalanan namun terlebih dahulu melewati tingkat-tingkat ranting dan dedaunan tinggi yang saling beradu sehingga menambah kesan romantis pada tetesan rintik hujan yang akan jatuh. Selain keindahannya, tempat ini juga penuh dengan keajaiban-keajaiban yang tidak akan bisa kau temukan di tempat lain. Salah satu contoh kecil keajaiban-keajaiban itu adalah adanya kebebasan untuk memakan semua makanan lezat tanpa khawatir akan menjadi gemuk ataupun sakit. Sudah pasti dengan segala keindahan dan keajaiban-keajaiban ini maka siapapun yang tinggal disini tidak akan pernah mau pergi. Tempat yang
disebut-sebut
orang
sebagai
surga
ini,
sebenarnya bukanlah surga. Tempat ini bernama Wonderheart. Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan
2
tampan. Karena itulah semua penduduk yang tinggal di sini hanya mengenal kebahagiaan dan kedamaian semata. Mereka tidak mengenal istilah iri hati, benci, dendam, ataupun emosi-emosi negatif lainnya. Semua itu terlihat jelas dari bagaimana rukunnya para penduduk di tempat bernama Wonderheart ini. Mereka saling besenda gurau, tertawa dan bernyanyi bersama tanpa terlihat adanya kesalah pahaman ataupun hal-hal yang berkaitan dengan perselisihan. Wajah polos dan lugu menghiasi semua wajah penduduk di tempat bernama Wonderheart ini. Di salah satu tempat di Wonderheart, yaitu kota Trevort, hiduplah seorang gadis yang baru saja beranjak menjadi remaja. Usianya masih dua belas tahun bernama Jolie Lainer. Orang-orang di sini biasa menyapanya dengan panggilan Jolie. Jolie adalah seorang gadis berambut hitam panjang dengan kulit berwarna putih. Pipinya yang berwarna merah nampak bagaikan buah Apel yang sudah ranum dan membuat wajahnya semakin terlihat lucu serta
3
menggemaskan. Gadis ini rupanya sedang melamun di bawah pohon rindang yang cukup tinggi sambil menikmati rintik-rintik hujan kecil yang terurai sejauh matanya memandang. Lamunannya itu buyar ketika seorang anak laki-laki bernama Axell datang dan mengajaknya untuk pergi bermain bersama menuju ke perbatasan kota Trevort. "Hei Jolie." Sapa anak laki-laki berusia tiga belas tahun itu. "Hei Axell, apa yang kau lakukan di sini?" Sahut Jolie sambil menepuk pundaknya sendiri untuk menghapus air hujan yang sempat menetes di pundaknya. "Aku sedang memperhatikanmu melamun di sini. Mengapa kau melamun Jolie? Daripada kau melamun, temani saja aku." Axell berjalan mendekati Jolie yang masih sibuk menebas-nebaskan sisa-sisa tetesan air hujan yang ada di pundaknya. "Aku sedang ingin menikmati pemandangan di sini saja." Jawab Jolie seraya menolak ajakan 4
Axell dengan bahasa tubuhnya. "Memangnya kau mau pergi kemana?" Tanya Jolie yang selalu penuh dengan rasa penasarannya. "Seperti biasa, aku ingin pergi ke pantai Pelangi di perbatasan kota Trevort, tapi kali ini aku mengajakmu karena ada sesuatu yang berbeda." Axell berusaha merayu Jolie agar mau ikut pergi ke pantai Pelangi di perbatasan kota Trevort. "Memangnya apa yang berbeda kali ini? Pesta ikan terbang? Pinguin berparuh emas? Ataukah buaya berbau durian itu?" Tanya Jolie penasaran. "Bukan, hari ini adalah hari Kucing Pelangi. Kau tahu kan apa yang spesial dari hari ini?" Sahut Axell riang dengan mukanya yang tidak kalah menggemaskan dari Jolie. "Ah tentu saja!! Aku ikut, tapi tunggulah aku sebentar. Aku akan mengganti bajuku dengan baju berkantong banyak agar anak-anak kucing itu bisa masuk ke kantongku." Jawab Jolie penuh semangat
5
sambil berlari masuk ke dalam rumahnya yang tidak begitu jauh dari tempatnya melamun tadi. "Baiklah Jolie, cepat sedikit. Aku tak mau kau kehilangan kesempatan untuk bertemu kucing-kucing pelangi itu." Axell nampak tergesa-gesa. Hari Kucing Pelangi adalah hari dimana akan ada banyak anak kucing berwarna pelangi yang amat lucu dan menggemaskan keluar dari sarangnya untuk mencari induknya. Jolie sangat menyukai anak-anak kucing Pelangi itu. Baginya tidak ada hal yang lebih lucu dan menggemaskan ketimbang anak-anak kucing Pelangi. Oleh karena kucing Pelangi itu tidak muncul setiap saat, maka Jolie tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada kali ini. Terlihat dari pintu rumahnya, Jolie keluar berlari tergopoh-gopoh dengan bajunya yang sedikit kedodoran namun terdapat kantong-kantong besar di bajunya. Tampak kumal memang, tetapi Jolie tetap terlihat manis dan menggemaskan. Axell segera menyambar tangan Jolie dan mengajaknya berlari
6
agar mereka tidak terlambat. Mereka berlari kecil menuju perbatasan kota Trevort dengan kota di sebelahnya, kota Bleuss, yang dibatasi oleh pantai berpasir warna-warni dansetelahnya akan ditemui persimpangan jalan menuju taman luas di tengah Wonderheart. Taman Wonderheart ini dikelilingi oleh empat kota yaitu kota Trevort, Bleuss, Mennova, dan terakhir adalah kota Gebront. Berbicara mengenai pantai, pantai ini adalah pantai yang sangat luas dengan pasir berwarna-warni yang jika dilihat dari kejauhan akan nampak seperti sebuah pelangi yang amat besar. Jolie dan Axell akhirnya sampai di pantai pelangi itu dan mereka menikmati
segarnya
angin
sepoi-sepoi
yang
berhembus. Terlihat mereka berdua juga menikmati indahnya pemandangan pasir warna-warni itu. Tak lama kemudian kegelisahan mulai nampak di wajah Jolie karena anak-anak kucing berwarna pelangi itu tak kunjung muncul.
7
"Ah sebenarnya kapan kucing-kucing mungil itu akan muncul?" Celoteh Jolie sambil memandang indahnya pasir-pasir berwarna pelangi di sekitar tempat dia berdiri. Axell yang sedang bermain dengan batu-batu kecil di dekat situ dengan segera menjawab pertanyaan Jolie. "Tunggulah sebentar lagi, ini masih siang Jolie. Tunggulah sebentar sampai pagi tiba." Sahut Axell sambil terus memainkan batu-batu kecil yang bisa mengeluarkan suara mirip dentingan piano.Aneh memang, tetapi di Wonderheart urutan terjadinya pagi, siang, dan malam terbalik. Malam akan menjadi siang lalu siang menjadi pagi dan pagi akhirnya kembali
menjadi
malam.
Sambil
menunggu
datangnya pagi di Wonderheart, nampak Jolie dan Axell serta beberapa anak lainnya sedang bermainmain menikmati indahnya pantai itu. Pagi yang ditunggu-tunggu oleh Jolie, Axell dan beberapa anak lain akhirnya datang. Sinar Matahari pagi itu akan membius siapapun yang melihat keindahannya.
8
Perhatian Jolie teralih ketika muncul segerombolan anak kucing Pelangi kecil yang mungil, lucu dan menggemaskan memenuhi tepian pantai berpasir pelangi itu. "Axell lihatlah, mereka begitu banyak dan lucu! Ayo bantu aku menangkapnya. Aku ingin bermain-main dengan mereka!" Jolie berteriak kegirangan sambil berlari mendekati beberapa anak kucing Pelangi kecil yang sangat menggemaskan itu. Axell pun ikut berlarian bersama beberapa anak lain yang berkumpul di situ untuk mengejar anak-anak kucing itu. Anak-anak kucing ini sungguh sangat gesit. Untuk menangkapnya sungguh dibutuhkan perjuangan yang lumayan. "Aku dapat…!" teriak seorang anak yang berhasil menangkap satu anak kucing. Hal itu membuat Jolie dan Axell yang dari tadi tidak berhasil menangkap
satu
anak
kucing
pun
semakin
bersemangat.
9
"Axell ayo, kau jaga sisi sebelah sana. Kali ini kita harus menangkapsetidaknya satu dari beberapa anak kucing Pelangi ini!" Jolie berteriak sambil berlari-lari dengan baju kedodorannya yang penuh dengan kantong. Tampak wajah penuh semangat di wajah Jolie dan Axell. Semangat mereka akhirnya membuahkan hasil. Satu kucing berwarna pelangi dengan sedikit corak hitam di kaki depan sebelah kiri berhasil ditangkap. Jolie dan Axell merasa senang, lalu segera berjalan kaki bersama membawa kucing kecil itu pulang. Rumah Jolie dan Axell bersebelahan. Karena itulah Jolie dan Axell sering sekali bermain bersama. Di Wonderheart, tiap penduduknya memiliki rumah masing-masing dengan ciri khas yang berbeda-beda. Penduduk di Wonderheart tidak memiliki hubungan keluarga, tetapi mereka semua hidup bagaikan keluarga yang amat sangat rukun.
10