Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (edisi 2010)
Penyusun: 1. Triyono 2. Aris Wahyu Widodo 3. M. Qisthi Amarona 4. Eko Artanto Pengarah: Dr. Budi Sulistiyo Kol. (KH) Ir. Trismadi, M.Si
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Badan Penelitian dan Pengembangan kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2011
KATA PENGANTAR
I
ndonesia merupakan Negara Kepulauan yang dua pertiga dari wilayahnya merupakan laut, memiliki sumberdaya yang besar dalam menopang pembangunan nasionalnya. Keragaman dan kuantitas sumberdaya laut yang besar tersebut harus dimanfaatkan dengan mengedepankan aspek kelestarian, kerentanan, dan keberlanjutan. Salah satu langkah esensial dalam pengelolaan sumberdaya laut adalah dengan membagi wilayah laut berdasarkan karakteristik fisik dan geobioekologinya kedalam Wilayah Pengelolaan Perikanan. Wilayah Pengelolaan Perikanan RI terbagi menjadi sebelas satuan WPP RI. Dari sebelas WPP RI tersebut, WPP 711 (Laut China selatan, Laut Natuna, dan Selat Karimata) dan WPP 712 (Laut Jawa) merupakan WPP yang intensif dimanfaatkan, baik sumberdaya laut maupun jasa maritim. Undang-Undang RI nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan mengamanatkan adanya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan secara lestari, didukung dengan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan yang sistematis. Untuk melakukan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan tersebut diperlukan satuan wilayah pengelolaan yang mencerminkan karakteristik wilayah dan sumberdaya. Amanat ini disikapi dengan penyusunan willayah-wilayah pengelolaan perikanan dan komponen sistem pengelolaannya. Berbagai kerawanan akibat IUU (Ilegal, Unreported, Unregulated) Fishing dan konflik antar pemegang kewenangan pengelolaan perlu diantisipasi. Kawasan rawan IUU Fishing, seperti kawasan perairan perbatasan antar negara, menjadi prioritas dalam pengelolaan WPP. Satuan-satuan WPP ini dalam perkembangan selanjutnya harus memiliki kemampuan untuk: 1. menjadi peta dasar dengan sistem koordinat nasional, bagi kegiatan pendugaan potensi, perizinan dan pengawasan ditetapkan sebagai satuan spasial dengan batasan deskripsi maupun koordinat yang jelas dan standar. 2. ditetapkan sebagai satuan spasial dengan batasan deskripsi maupun koordinat yang jelas dan standar. 3. diolah dalam sistem digital, sehingga memudahkan pertukaran data dalam pengelolaan sumberdaya. 4. disajikan dalam format standar kartografi dan mudah dicetak sebagai lampiran perijinan yang diterbitkan.
iv
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
DAFTAR ISI
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................
1 1 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. A. Cakupan Geografis ............................................................... B. Perkembangan Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan ......... 1. Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia berdasarkan KepMentan No. 995/Kpts/IK210/9/99 ......... 2. Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2009 ...................................................................... 3. Pemutakhiran peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Tahun 2009 ......................................................................
1 1 1
1
BAB II FAKTA TERKAIT WPP RI .................................................. A. Penamaan Perairan .............................................................. B. Kodefikasi Satuan WPP RI ................................................... C. Batas Maritim Republik Indonesia ........................................
1 1 1 1
BAB III DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI ..................... 1. WPP RI 571 .......................................................................... 2. WPP RI 572 .......................................................................... 3. WPP RI 573 .......................................................................... 4. WPP RI 711 .......................................................................... 5. WPP RI 712 .......................................................................... 6. WPP RI 713 .......................................................................... 7. WPP RI 714 .......................................................................... 8. WPP RI 715 .......................................................................... 9. WPP RI 716 .......................................................................... 10. WPP RI 717 .......................................................................... 11. WPP RI 718 ..........................................................................
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
1 1
BAB I. PENDAHULUAN A. Cakupan Geografis Pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan laut Indonesia salah satunya dilakukan dengan penyusunan peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Peta WPP RI mengalami perubahan dan pemutakhiran sesuai dengan tuntutan perkembangan pengelolaan perikanan dan status administrasi. Peta WPP RI pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 melalui Keputusan Menteri Pertanian No.995/Kpts/IK 210/9/99 tentang Potensi Sumber Daya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB) dimana didalamnya dilampirkan Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang ditetapkan 9 WPP. Dengan berjalannya waktu serta perkembangan dalam pengelolaan perikanan dan mulai dikembangkannya konsep Monitoring, Controlling and Survailance (MCS), maka fungsi WPP selain diperlukan untuk penentuan potensi dan tingkat pemanfaatan juga dapat pula berperan sebagai dasar pengelolaan didalam hal perijinan dan pengawasan. C. Perkembangan Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia merupakan salah satu dinamika pengelolaan perikanan laut di Indonesia. Dimulai sejak terbitnya Kepmentan No. 995/Kpts/IK/210/9/99 tentang Potensi Sumberdaya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB) di Wilayah Perairan Indonesia hingga terbitnya Permen KP No. 001 tahun 2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI) dan pemutakhiran data spasial yang dilakukan: 1. Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia berdasarkan KepMentan No. 995/Kpts/IK210/9/99 tentang Potensi SDI dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB) di Wilayah Perairan Indonesia Latar belakang diterbitkannya KepMentan No. 995/Kpts/ IK210/9/99 adalah kesadaran atas perlunya memanfaatkan potensi sumberdaya ikan berdasarkan ketersediaan sumberdaya ikan di seluruh WPP RI yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
1
BAB I. PENDAHULUAN untuk kepentingan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan berwawasan kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya. Pemerintah perlu untuk mengatur penangkapan ikan di perairan Republik Indonesia sehingga tidak melebihi kapasitas atau mengambil dalam Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan (JTB). Selanjutnya sumberdaya ikan dikelompokkan dalam Kelompok Sumberdaya Ikan, yaitu pengelompokan sumberdaya ikan yang terdiri atas beberapa jenis ikan yang mempunyai sifat atau karakteristik biologi dan lingkungan yang sama atau hampir sama. Berdasarkan pengelompokan tersebut, potensi sumberdaya ikan dan JTB di Wilayah Pengelolaan Perikanan yang ditetapkan sebagai berikut: a. Di perairan Indonesia 1. Potensi sumberdaya ikan sebesar: – + 6,258 juta ton/tahun, dan – + 1,518 milyar ekor/tahun (khusus ikan hias) 2. JTB sebesar: – + 5,006 juta ton/tahun, dan – + 1,214 milyar ekor/tahun (khusus ikan hias) b. Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia 1. Potensi sumberdaya ikan sebesar + 1,858 juta ton/tahun 2. JTB sebagai +1,487 juta ton/tahun Ketetapan ini selanjutnya digunakan untuk memberikan Izin Usaha Perikanan (IUP), Surat Penangkapan Ikan (SPI) dan atau Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), serta untuk melakukan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan. Berdasarkan KepMentan No. 995/Kpts/IK210/9/99, Wilayah Perikanan Indonesia dibagi menjadi 9 (sembilan) Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP):
2
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB I. PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Perairan Selat Malaka Perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan Perairan Laut Jawa dan Selat Sunda Perairan Selat Makassar dan Laut Flores Perairan Laut Banda Perairan Laut Arafura Perairan Laut Seram dan Teluk Tomini Perairan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik Perairan Samudera Hindia
Gambar 1. Peta WPP dalam KepMentan No. 995/Kpts/IK210/9/99
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
3
BAB I. PENDAHULUAN 2. Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2009 Pada tanggal 21 Januari 2009 ditetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan RI No. Per. 01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Dalam Permen KP ini dijelaskan, yang disebut dengan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia. Dengan demikian, berlakunya WPP RI tidak terbatas pada manajemen penangkapan ikan, tetapi jauh hingga budidaya dan penelitian perikanan. Hal ini menunjukkan terbukannya peluang digunakannya satuan WPP RI sebagai satuan wilayah penelitian dan pengelolaan budidaya perikanan. Penyusunan WPP RI dilakukan dengan memperhatikan peta Wilayah Pengelolaan Perikanan seperti tercantum dalam KepMentan No. 995/Kpts/IK210/9/99. Selain itu WPP RI dikaji berdasarkan pendekatan bio-ekologis, keragaman sumberdaya ikan, kaidah toponim laut dengan memperhatikan kondisi morfologi dasar laut, pembagian wilayah perairan berdasarkan IMO dan IHO, serta memperhatikan perkembangan pemekaran wilayah otonomi daerah dan perkembangan penataan batas martim Indonesia. Berbagai masukan komprehensif dan konstruktif dari tim Ditjen P2SDKP, Ditjen Perikanan Tangkap, Ditjen P2HP dan KOMNAS KAJISKAN menjadi pertimbangan dalam melakukan delineasi batas peta WPP RI. Sebagai “pengejewantahan” dari kepentingan bangsa Indonesia untuk dapat mengelola sumberdaya perikanannya secara baik dan benar serta melindungi kepentingan nelayan nasional terhadap aksi-aksi illegal perikanan dari negara lain di dalam wilayah pengelolaan perikanan nasional, penyusunan Peta WPP RI dilakukan secara bersama (teamwork) lintas departemen atau interdep ( saat ini disebut lintas kementerian atau interkem) untuk dapat diaplikasikan bersama sehingga dapat melindungi kepentingan nasional.
4
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB I. PENDAHULUAN Saat ini, peta WPP RI sudah mengalami re-delineasi dengan mempertimbangkan anasir-anasir ekologi bawah laut yang tercermin pada morfologi dasar laut dan anasir administratiftoponimik yaitu pembagian wilayah laut oleh International Maritime Organisation (IMO) dan International Hydrography Organisation (IHO). Peta WPP RI mengatur wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki sebelas Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan tertuang dalam Peraturan Menteri KP No. 001 tahun 2009, yaitu: 1. WPP RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman; 2. WPP RI 572 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda; 3. WPP RI 573 meliputi perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian Barat; 4. WPP RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan; 5. WPP RI 712 meliputi perairan Laut Jawa; 6. WPP RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone,Laut Flores, dan Laut Bali; 7. WPP RI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda; 8. WPP RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau; 9. WPP RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara Pulau Halmahera 10. WPP RI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik; 11. WPP RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur. Penyusunan peta WPP RI 2009 merupakan suatu proses panjang dalam upaya mempertemukan berbagai pendapat dan persepsi sehingga tersusun peta yang sinergis dalam pemanfaatannya. Kronologi penyusunan peta WPP RI 2009 dapat dideskripsikan Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
5
BAB I. PENDAHULUAN sebagai berikut: 1) 2004, 6 Oktober, dimulai dengan terbitnya terbitnya UU No: 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang mengatur secara legal pengelolaan perikanan di Indonesia. 2) 2005, Identifikasi dukungan terhadap kebijakan REVITALISASI PERIKANAN yang selanjutnya dihasilkan rekomendasi bahwa: a. perlu penyempurnaan penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). b. Peta WPP yang digunakan selama ini diterbitkan pada tahun 1999 sesuai dengan Lampiran Kep. Mentan No. 995/Kpts/ lK 210/9/99. 3) 2005-2006, kajian toponimi laut oleh Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati (saat ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir) menemukan ada kesesuaian batas-batas toponim laut dengan morfologi dasar laut. 4) 2006, menindaklanjuti kebijakan Revitalisasi Perikanan, maka dilakukan konsultasi arah dan format Wilayah Pengelolaan Perikanan dengan satuan kerja terkait di lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan dan Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (KOMNAS KAJISKAN). 5) 2007, Juli, presentasi hasil sementara pada rapat pimpinan Departemen Kelautan dan Perikanan yang dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Dari diskusi terhadap presentasi ini diperoleh masukan sebagai berikut: a. rekomendasi peta WPP RI sebagai lampiran PerMen KP, b. Sebelum diterbitkan perlu konsultasikan dengan institusi terkait yaitu Departemen Luar Negeri, Jawatan HidroOseanografi (Janhidros TNI AL), KOMNAS KAJISKAN dan pakar hukum laut.
6
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB I. PENDAHULUAN 6) 2007, Agustus – Oktober, dilakukan langkah-langkah antara lain: a. Pengecekan rinci batas-batas Zona Ekonomi Eksklusif sebagai batas luar WPP dengan Dinas Hidro Oseanografi TNI AL(DISHIDROS TNI-AL); baik untuk batas maritim yang sudah disepakati maupun skenario klaim maksimal. b. Pertemuan koordinasi lintas sektor. 7) 2007, Desember, sebagai langkah lanjut, maka dilakukan: a. Finalisasi Peta WPP. b. Penyerahan Hasil Kajian WPP dari Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan) kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai bahan pembahasan PerMen mengenai WPP. 8) 2008, Januari – Februari, koordinasi dilakukan untuk: a. Pembahasan draft PerMen. b. Pengiriman Surat Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Kemeterian Luar Negeri, Dishidros TNI AL dan Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan (Komnas Kajiskan) untuk mendapat masukan terakhir terhadap Peta WPP-RI sebelum penerbitan PerMen KP, yang ditindaklanjuti dengan pertemuan internal kementerian. Pada waktu itu, masukan dari Biro Hukum dan Organis Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa: - Peta WPP Baru disepakati sebagai “Unified Map” untuk kepentingan pengelolaan perikanan secara luas. - Definisi dari WPP perlu dirumuskan lebih lugas dan jelas.
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
7
BAB I. PENDAHULUAN - Masa Transisi WPP Lama ke WPP Baru perlu dipertimbangkan dan dicantumkan sebagai pasal dalam PerMen. - Sosialisasi WPP Baru selayaknya menjadi agenda pada tahap implementasi PerMen ini. - Dibentuk tim kecil untuk pembahasan lebih lanjut yang terdiri dari perwakilan Dirjend PT, PB, P2SDKP, Biro Hukum, Komnas KAJISKAN dan Badan Litbang KP. - Pembahasan Draft PerMen berikutnya dilakukan dalam waktu yang tidak lama. 9) 2008, 27 November, Pertemuan Interdep di Bogor. Pertemuan ini kemudian dikenal sebagai pertemuan Novus Bogor mengacu pada lokasi diadakannya pertemuan, yaitu di Hotel Novus. Pada pertemuan yang dihadiri oleh elemen Mabes TNI, Kemeterian Luar Negeri (Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional), elemen Direktorat Jenderal di Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta dari pakar-pakar perikanan, oseanografi, batas wilayah, dan geomorfologi dasar laut berhasil memutuskan batas terluar peta WPP yang didasarkan pada klaim maksimal batas maritim. 3. Pemutakhiran peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Tahun 2009 Dalam perkembangannya, aksi-aksi perikanan illegal dari negara asing terus mencoba mengusik kedaulatan perekonomian Indonesia atas sumberdaya perikanan melalui pelanggaran batas WPP RI. Ilegal fishing oleh negara asing bahkan mendapat dukungan negara bersangkutan dengan mengirimkan kapal patroli perairan. Situasi semacam ini dianggap sebagai suatu pelanggaran atas kedaulatan, baik secara ekonomi maupun kewilayahan sehingga perlu dilakukan protes ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara pelanggar. Secara internal, peninjauan kembali terhadap peta WPP RI terutama terkait dengan segmen-segmen batas negara lain juga dilakukan. Beberapa pertemuan inter-kementerian telah dilaksanakan dan disepakati untuk dilakukan pemutakhiran atas batas luar WPP
8
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB I. PENDAHULUAN
RI yang berbatasan langsung dengan negara lain. Terdapat tiga segmen yang menjadi fokus kaji ulang batas, yaitu batas utara WPP RI 711, segmen barat WPP RI 716 yang berbatasan dengan Malaysia dan batas utara WPP RI 716 yang berbatasan langsung dengan Filipina.
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
9
BAB I. PENDAHULUAN
10
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI Penyusunan peta WPP RI tahun 2009 dilakukan dengan mempertimbangkan standarisasi data dan sinkronisasi dengan data spasial lainnya. Setidaknya beberapa hal yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut: 1. Disusun berdasarkan standar sistem koordinat nasional dalam format digital berbasis Geographic Information System (GIS). 2. Dirancang mendukung pertukaran data antar pengguna. 3. Batas-batas terluar adalah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang telah dikaji pada setiap segmen perbatasan dengan status terkini, di bawah supervisi tim Dinas Hidro Oseanografi dan telah dikonsultasikan dengan Kementerian Luar Negeri. 4. Penamaan dan Penomoran WPP RI disesuaikan dan mengacu pada International Maritime Organisation (IMO), International Hydrography Organisation (IHO) dan Food and Agriculture Organisation (FAO). 5. Merupakan awal upaya revitalisasi perikanan dari aspek pengelolaan wilayah perikanan. A. Penamaan Perairan Penamaan dan pembakuan nama-nama unsur geografi telah menjadi perhatian masyarakat internasional sejak lama, hal ini ditunjukkan dengan dibentuknya UNGEGN (United Nation Groups of Expert on Geographical Name) melalui resolusi UN ECOSOC (United Nation Economic and Social Council) pada tanggal 23 April 1959. Laut sebagai salah satu unsur geografi juga sudah seharusnya memiliki nama-nama yang baku dan memiliki batas-batas yang jelas, sehingga penamaan laut beserta batas-batasnya menjadi jelas. PBB merekomendasikan kepada UNGEGN untuk melakukan studi tentang penarikan batas samudera dan laut secara nasional dan internasional yang pernah dan sedang dilakukan, termasuk subdivisi integralnya, tanpa mencampuri urusan yuridiksi nasional terhadap batas, dan dengan maksud memberikan rekomendasi pembaharuan cara penamaan dan prosedurnya. UNGEGN sebagai pihak yang Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
11
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI mendapat rekomendasi dari PBB selanjutnya menunjuk kepada International Hydrographic Organization (IHO) untuk membantu program-program PBB (UNGEGN) yang berhubungan dengan unsurunsur maritim. Sesuai dengan rekomendasi dari UNGEGN kepada IHO maka sebagai organisasi internasional kemaritiman, IHO telah menerbitkan batas-batas laut berdasarkan nama yang dipublikasikan dalam bentuk Special Publication 23 Tahun 1953 (SP-23 1953) dengan judul: LIMITS OF OCEANS AND SEAS (Special Publication No. 23), batas batas laut tersebut baru meliputi laut laut utama di Indonesia. Selain IHO, International Maritime Organization (IMO) menerbitkan peta wilayah laut berdasarkan nama-nama laut dengan kode-kode spesifik untuk keperluan kenavigasian. Pada tahun 2001 International Maritime Organization (IMO) mempublikasikan batas-batas laut yang diantaranya (chapter 6) memuat wilayah perairan Indonesia yang termasuk dalam SOUTH CHINA AND EASTERN ARCHIPELAGIC SEAS AND ITS SUB-DIVISIONS dalam bentuk Draft 23 May 2001. Kajian batas wilayah laut menurut kedua sumber resmi (IHO dan IMO) tersebut bisa dijadikan referensi sementara, sebelum batas-batas laut di seluruh wilayah periaran Indonesia dideliniasi, walaupun namanama laut tersebut sudah tergambar dalam peta laut.
12
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
Gambar 2. Special Publication No. 23
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
13
Gambar 3. Draft 23 May 2001 Chapter 6 IMO
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
14
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI B. Kodefikasi Satuan WPP RI Sebagaimana dasar penentuan wilayah pengelolaan perikanan yang mengacu pada kondisi fisik, ekologi dan oseanografi perairan Indonesia, WPP RI dalam kodefikasinya juga mengacu pada kodefikasi FAO untuk dapat digunakan secara regional dan internasional. Peta WPP RI pada lampiran Permen dilengkapi dengan daftar koordinat sebagai acuan batas-batas antar wilayah pengelolaan perikanan. Pada bagian luar perairan Indonesia, titik-titik koordinat mengacu pada daftar koordinat batas maritim Indonesia. Kode satuan WPP RI menurut kodefikasi internasional yang diterapkan oleh Food and Agriculture Organzation (FAO) pada bidang perikanan terutama untuk keperluan statistik perikanan. Di dunia, perairan untuk perikanan dibagi menjadi dua yaitu perairan umum dan perairan darat. Perairan umum berupa laut dan samudera memiliki kode statistik kawasan-kawasan perikanan dengan pertimbangan antara lain: 1. Batas alami wilayah dan pembagian alami lautan dan laut. 2. Kawasan yang dikembangkan oleh badan-badan perikanan yang dibentuk berdasarkan konvensi dan perjanjian antar negara. 3. Praktek-praktek umum yang berlaku secara nacional. 4. Batas-batas maritim negara. 5. Sistem grid bujur dan lintang. 6. Distribusi fauna aquatik. 7. Distribusi sumberdaya dan kondisi lingkungan di kawasan tersebut.
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
15
Gambar 4. Peta kawasan statistic FAO
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
16
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI Menurut pembagian wilayah statistik perikanan FAO, perairan Indonesia berada pada dua area, yaitu area 57 kawasan Samudera Hindia bagian timur (Eastern Indian Ocean) dan area 71 (the Western Central Pacific) kawasan Indo-Pasifik bagian barat. Selanjutnya, satuan penomoran WPP RI mengikuti kedua area tersebut dengan kode lokal berurutan dari nomor 1 dan seterusnya dimulai dari arah barat ke timur untuk kode regional 57 sesuai dengan sistem koordinat internasional; sedangkan untuk area 71 dimulai dari Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut banda, Laut Seram, Laut Sulawesi, Samudera Pasifik, dan Laut Arafura. Area 57 kawasan Samudera Hindia bagian timur dan area 71 kawasan Indo-Pasifik bagian barat. Perikanan utama di area 57 adalah shad, catfish, ponyfishes, croackers, mullets, carangids, sarden, anchovies, tuna dan spesies mirip tuna, makarel, hiu, prawns, udang, lobster, cockles, dan cephalopoda. Untuk area 71 yang berada di Pasifik bagian barat didominasi oleh kawasan dengan paparan benua yang luas, dimana kearah barat berawal dari Vietnam dan Thailand kemudian turun melalui Malaysia dan Indonesia bagian barat dan berakhir di Laut Jawa. Kea rah timur, paparan mencapai Indonesia bagian timur, Papua Nugini dan Australia. Kawasan ini sangat kaya akan sumberdaya demersal, termasuk udang bungkuk (penaeid shrimp), dan sumberdaya pelagis kecil. Di kawasan lepas pantai yang meliputi perluasan pulau-pulau Samudera Pasifik, adalah kawasan yang sangat kaya akan ikan tuna. C. BATAS MARITIM REPUBLIK INDONESIA Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 negara tetangga, yaitu : India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, dan Timor Leste. Batas maritim terdiri dari batas laut wilayah (laut teritorial), batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan batas Landas Kontinen. Penentuan batas maritim perlu dilaksanakan dalam rangka penegakan kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut, pengelolaan sumber daya alam serta pengembangan ekonomi kelautan. Penentuan dan Perundingan batas maritim dengan negara tetangga dilaksanakan oleh tim Interkem yang beranggotakan Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
17
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Dishidros TNI AL, Bakosurtanal, Departemen ESDM, Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan dan Perikanan, serta Tim Pakar. Hasil Perjanjian yang telah dilaksanakan antara Indonesia dengan negara tetangga adalah sebagai berikut: 1. Batas Laut Teritorial dengan Malaysia (1970), Singapura untuk segmen Tengah (1973) dan untuk segmen Barat (2010, telah diratifikasi). 2. Batas ZEE dengan Australia (2003, belum diratifikasi). 3. Batas Landas Kontinen dengan Malaysia (1969), Australia (1971 dan 1972), Thailand (1971 dan 1975), Malaysia dan 4. Thailand (1971), India (1974 dan 1977), Thailand dan India (1978), dan Vietnam (2003). 5. Batas tertentu Republik Indonesia - Papua New Guinea dengan Australia (1973). 6. Batas Maritim dengan Papua New Guinea (1971). Batas maritim yang masih dalam proses perundingan adalah batas laut teritorial dengan Malaysia di perairan sebelah Timur Pulau Sebatik dan Selat Malaka bagian Selatan serta batas ZEE dengan Filipina di Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik. Beberapa batas maritim yang belum dirundingkan dengan negara tetangga yang tergambar pada atlas ini adalah klaim Unilateral Indonesia, antara lain: 1. Batas Laut Teritorial dengan Singapura dan Malaysia di perairan sebelah Utara Pulau Bintan dan di Selat Malaka bagian Selatan serta Batas Laut Teritorial dengan Timor Leste di Laut Sawu, Selat Ombai dan Laut Timor. 2. Batas ZEE dengan India di Laut Andaman, dengan Thailand dan Malaysia di Selat Malaka, dengan Malaysia dan Vietnam di Laut China Selatan, dengan Palau di Samudera Pasifik serta dengan Timor Leste di Laut Timor. 3. Batas Landas Kontinen dengan Filipina, Palau dan Timor Leste. Pemutakhiran data spasial WPP dilakukan terhadap batas-batas maritim terluar Indonesia melalui pertemuan inter-kementerian. Pada
18
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI tanggal 22 Juli 2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan melaluli Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati mengadakan pertemuan teknis interkem membahas review terhadap Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Pertemuan yang diselenggarakan sebagai tindak lanjut salah satu rekomendasi hasil rapat oleh Dirjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan tanggal 08 Juli 2010 perihal Tindak Lanjut Laporan Rapat Koordinasi Penyusunan Posisi Indonesia terhadap Masalah Patroli RRT dan Praktek Penangkapan Ikan Tanpa Ijin Nelayan RRT di Laut China Selatan ini dihadiri berbagai instansi terkait yang kemudian menyetujui dilakukannya perubahan batas terluar pada tiga segmen, yaitu: 1. Segmen ZEEI di WPP 711 Laut China Selatan, Selat Karimata dan Laut Natuna, dilakukan dengan menarik titik 711-40 dan 711-41a ke arah barat dengan membentuk busur radius 200 NM. 2. Segmen ZEEI di WPP 716, terdapat 3 (tiga) titik yang tidak dapat dilakukan penarikan garis secara sepihak, utara Pulau Sebatik, dimana garis zig-zag diusulkan untuk ditarik lurus pada 4°10’. Pada batas WPP 2009, batas diwujudkan dalam bentuk garis zigzag berdasarkan konsesi minyak dimana handrock masuk dalam wilayah Indonesia, padahal RI telah mengakui handrock sebagai milik Malaysia. Dengan demikian batas P. Sebatik digunakan untuk 4°10 LU kearah tenggara sampai handrock dan Karang Unarang. 3. Segmen ZEEI WPP 717 utara Pulau Miangas diusulkan penarikan garis alternatif dengan pertimbangan lebih menguntungkan pihak Indonesia. Peraturan perundang-undangan terkait wilayah perairan NKRI adalah: a. Umum: 1. UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia 2. UU No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut). 3. UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia 4. UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara 5. PP No. 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
19
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI Pesawat Udara Asing dalam Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Melalui Alur Laut Kepulauan yang Ditetapkan. 6. PP No. 38 Tahun 2002 No.37 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia. b. Khusus: b.1
Batas Laut Wilayah (Teritorial) 1. UU No. 2 Tahun 1971 tentang Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Malaysia Tentang Penetapan Garis batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selamat Malaka. 2. UU No. 6 Tahun 1973 tentang Perjanjian Antara Indonesia dan Australia mengenai Garis-garis Batas tertentu antara Indonesia – Papua New Guinea. 3. UU No. 7 Tahun 1973 tentang Perjanjian Antara Indonesia dan Singapura Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Singapura. 4. UU No. 4 Tahun 2010 tentang Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Republik Singapura Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Barat Selat Singapura.
b.2. Batas Wilayah yurisdiksi 1. UU No. 18 Tahun 2007 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam tentang Penetapan Batas Landas Kontinen tanggal 26 Juni 2003. 2. Keppres No. 89 Tahun 1969 tentang Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia Tentang Penetapan Garis-garis Landas Kontinen antara Kedua Negara. 3. Keppres No. 42 Tahun 1971 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
20
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI Commonwealth Australia Tentang Penetepan Batasbatas Dasar Laut Tertentu 4. Keppres No. 20 Tahun 1972 tentang Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Malaysia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Garis-garis Batas Landas Kontinen Bagian Utara Selat Malaka. 5. Keppres No. 21 Tahun 1972 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetepan Suatu Garis Batas Landas Kontinen antara Kedua Negara di Bagian Utara selat Malaka dan Laut Andaman. 6. Keppres No. 66 tahun 1972 tentang Persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Commonwealth Australia tentang Penetapan Batas-batas Dasar Laut Tertentu di Laut Timor dan Laut Australia. 7. Keppres No. 51 Tahun 1974 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah India tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen antara Kedua Negara. 8. Keppres No. 1 Tahun 19 77 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Suatu Garis Batas Dasar laut antara Kedua Negara di Laut Andaman. 9. Keppres No. 26 Tahun 1977 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik India tentang Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen tahun 1974 di Laut Andaman dan Samudera Hindia. 10. Keppres No. 24 Tahun 1978 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Republik India dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Titik Pertemuan Tiga Garis Batas dan Penetapan Garis Batas Ketiga Negara di Laut Andaman. 11. Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia tentang Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif dan batas Laut Tertentu ditandatangani tanggal 14 Maret 1997. 12. Keppres No. 21 Tahun 1982 tentang Persetujuan Hasil Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
21
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
22
Perundingan antara Republik Indonesia dengan Papua New Guinea tahun 1980 tentang Batas-batas Laut Tertentu. 13. MoU antara Republik Indonesia dan Australia tentang Pengawasan dan Pelaksanaan Pengaturan Perikanan Sementara MoU 1982 tentang Provisional Fisheries Surveillance and Enforcement Line. 14. Recommendations of the Commission on the Continental Shelf in regard to the submission made by Indonesia in respect of the area North West Sumatra on 16 june 2008 (Rekomendasi Komisi Batas Landas Kontinen tentang submisi yang disampaikan oleh Indonesia untuk area sebelah barat Laut Sumatera tertanggal 16 Juni 2008). Rekomendasi tersebut disahkan pada tanggal 28 Maret 2011. Atas dasar hal tersebut luas wilayah yurisdiksi landas kontinen Indonesia bertambah seluas 4.209 km2. Perubahan delineasi pada batas WPP RI tahun 2010 digambarkan pada peta-peta berikut. Garis merah adalah batas WPP RI hingga tahun 2009, sedangkan garis biru adalah batas WPP RI yang disepakati pada tahun 2010.
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
Gambar 5. Perubahan garis terluar WPP RI 711
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
23
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Gambar 6. Perubahan garis terluar WPP RI 716 segmen P. Sebatik
24
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
Gambar 7. Perubahan garis terluar WPP RI 716 segmen P. Miangas
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
25
BAB II. FAKTA TERKAIT WPP RI
26
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI Pada Bab III ini, ditampilkan Daftar Koordinat dan Peta WPP RI untuk masing-masing satuan WPP yaitu:
12. WPP RI 571 NO
LINTANG
NO TITIK
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
1
571
1
5
36
34,27
LU
95
21
55,44
BT
2
571
2
5
48
18,58
LU
95
22
32,63
BT
3
571
3
5
54
24,59
LU
95
13
1,88
BT
4
571
4
6
24
57,56
LU
94
29
24,29
BT
5
571
5
6
38
30,01
LU
94
37
59,99
BT
6
571
6
6
43
23,99
LU
94
40
42,49
BT
7
571
7
7
2
24,00
LU
94
55
36,98
BT
8
571
8
7
36
14,44
LU
95
22
38,24
BT
9
571
9
8
3
19,69
LU
95
40
36,88
BT
10
571
10
8
13
17,22
LU
95
56
8,48
BT
11
571
11
7
7
33,38
LU
96
37
31,15
BT
12
571
12
6
37
47,35
LU
97
45
52,24
BT
13
571
13
5
48
28,66
LU
98
23
47,51
BT
14
571
14
5
23
2,11
LU
98
55
57,14
BT
15
571
15
5
18
2,38
LU
99
0
55,69
BT
16
571
16
4
53
22,60
LU
99
18
56,77
BT
17
571
17
4
34
44,08
LU
99
40
11,21
BT
18
571
18
4
20
40,85
LU
99
52
11,93
BT
19
571
19
4
6
24,84
LU
99
57
13,82
BT
20
571
20
4
2
36,53
LU
99
54
46,30
BT
21
571
21
3
58
34,61
LU
99
53
54,49
BT
22
571
22
3
54
5,90
LU
99
54
35,57
BT
23
571
23
3
50
50,06
LU
99
56
21,91
BT
24
571
24
3
48
16,13
LU
99
59
3,05
BT
25
571
25
3
46
38,86
LU
100
2
23,53
BT
26
571
26
3
46
7,68
LU
100
5
39,34
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
27
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
27
28
571
27
3
46
31,08
LU
100
8
56,22
BT
28
571
28
3
47
2,90
LU
100
10
30,36
BT
29
571
29
3
36
54,83
LU
100
18
59,72
BT
30
571
30
3
31
54,44
LU
100
27
9,36
BT
31
571
31
3
18
35,64
LU
100
42
32,87
BT
32
571
32
3
1
13,94
LU
100
49
10,99
BT
33
571
33
2
51
36,00
LU
101
0
11,99
BT
34
571
33
2
51
36,00
LU
101
0
11,99
BT
35
571
34
2
41
30,12
LU
101
12
6,12
BT
36
571
35
2
15
24,01
LU
101
46
30,00
BT
37
571
36
1
55
12,00
LU
102
13
23,88
BT
38
571
37
1
41
12,12
LU
102
34
59,88
BT
39
571
38
1
19
5,99
LU
103
2
6,00
BT
40
571
39
1
19
30,00
LU
103
3
54,00
BT
41
571
40
1
15
0,00
LU
103
22
48,00
BT
42
571
41
1
13
30,11
LU
103
25
18,77
BT
43
571
42
1
11
15,79
LU
103
20
46,07
BT
44
571
43
1
8
30,34
LU
103
17
41,03
BT
45
571
44
1
7
11,28
LU
103
17
21,84
BT
46
571
45
1
6
4,18
LU
103
17
22,78
BT
47
571
46
1
5
18,74
LU
103
17
10,07
BT
48
571
47
0
51
23,54
LU
103
9
23,54
BT
49
571
48
0
50
31,06
LU
103
8
57,34
BT
50
571
49
0
44
28,54
LU
103
6
51,34
BT
51
571
50
0
43
12,32
LU
103
5
7,62
BT
52
571
51
0
41
30,01
LU
103
1
39,43
BT
53
571
52
0
41
27,78
LU
102
59
31,92
BT
54
571
53
0
43
28,52
LU
102
53
55,03
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
29
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 13. WPP RI 572 NO
30
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
1
571
1
5
36
34,27
LU
95
21
55,44
BT
2
571
2
5
48
18,58
LU
95
22
32,63
BT
3
571
3
5
54
24,59
LU
95
13
1,88
BT
4
571
4
6
24
57,56
LU
94
29
24,29
BT
5
572
1
6
50
9,67
LS
105
14
26,27
BT
6
572
2
8
52
14,09
LS
102
34
12,68
BT
7
572
3
8
51
36,22
LS
102
4
28,49
BT
8
572
4
8
47
0,92
LS
101
35
5,24
BT
9
572
5
8
38
33,11
LS
101
6
34,38
BT
10
572
6
8
29
44,95
LS
100
46
4,08
BT
11
572
7
8
14
39,80
LS
100
20
27,71
BT
12
572
8
7
57
16,56
LS
99
58
50,63
BT
13
572
9
7
44
0,71
LS
99
44
39,59
BT
14
572
10
7
25
15,49
LS
99
27
53,39
BT
15
572
11
6
12
57,35
LS
98
30
42,00
BT
16
572
12
5
36
56,48
LS
97
56
7,08
BT
17
572
13
5
14
43,98
LS
97
37
31,69
BT
18
572
14
4
58
9,41
LS
97
25
34,93
BT
19
572
15
4
13
51,71
LS
96
43
30,25
BT
20
572
16
4
1
47,17
LS
96
30
48,67
BT
21
572
16
3
46
35,98
LS
96
17
10,18
BT
22
572
17
3
24
20,41
LS
96
1
31,30
BT
23
572
18
3
0
28,91
LS
95
47
4,13
BT
24
572
19
2
1
21,29
LS
95
8
1,97
BT
25
572
20
1
55
50,16
LS
95
3
49,82
BT
26
572
21
0
28
47,32
LS
94
12
30,74
BT
27
572
22
0
26
37,86
LS
94
11
14,42
BT
28
572
23
0
3
10,55
LU
93
40
57,29
BT
29
572
24
0
28
12,40
LU
93
10
52,54
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
30
572
25
0
58
34,18
LU
92
43
1,78
BT
31
572
26
1
40
17,22
LU
92
19
13,15
BT
32
572
27
2
11
16,51
LU
92
8
51,94
BT
33
572
28
2
56
36,17
LU
92
3
6,84
BT
34
572
29
3
47
57,91
LU
92
2
30,66
BT
35
572
30
3
53
16,44
LU
92
15
35,06
BT
36
572
31
6
6
46,30
LU
94
16
0,70
BT
37
572
32
6
18
27,47
LU
94
25
33,71
BT
38
712
16
5
52
43,36
LS
106
2
25,69
BT
39
712
17
5
34
50,70
LS
105
49
43,57
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
31
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
32
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 14. WPP RI 573 NO
LINTANG
NO TITIK
D
M
S
BUJUR L
D
M
S
B
1
572
1
6
50
9,67
S
105
14
26,27
BT
2
572
2
8
52
14,09
S
102
34
12,68
BT
3
573
1
9
20
10,90
S
124
2
39,62
BT
4
573
2
9
20
0,78
S
124
2
38,80
BT
5
573
3
9
17
41,89
S
124
1
40,33
BT
6
573
4
9
14
59,24
S
124
3
59,72
BT
7
573
5
9
12
23,08
S
124
5
11,33
BT
8
573
6
9
4
24,82
S
124
5
0,10
BT
9
573
7
9
3
53,10
S
124
6
3,56
BT
10
573
8
9
3
29,56
S
124
7
4,37
BT
11
573
9
9
2
15,14
S
124
10
45,70
BT
12
573
10
9
1
12,83
S
124
12
37,58
BT
13
573
11
9
0
34,78
S
124
13
56,93
BT
14
573
12
9
0
12,46
S
124
14
59,17
BT
15
573
13
9
0
2,88
S
124
15
33,01
BT
16
573
14
8
58
15,38
S
124
22
32,81
BT
17
573
15
8
57
58,28
S
124
24
3,35
BT
18
573
16
8
57
52,88
S
124
25
29,10
BT
19
573
17
8
57
52,60
S
124
26
50,06
BT
20
573
18
8
57
53,39
S
124
27
25,85
BT
21
573
19
8
58
-0,06
S
124
28
35,08
BT
22
573
20
8
58
10,78
S
124
29
30,70
BT
23
573
21
9
1
26,33
S
124
29
7,62
BT
24
573
22
9
5
18,42
S
124
28
35,33
BT
25
573
23
9
8
6,22
S
124
28
32,56
BT
26
573
24
9
10
20,39
S
124
28
29,57
BT
27
573
25
9
10
27,80
S
124
28
33,85
BT
28
573
26
8
29
31,56
S
125
7
1,16
BT
29
573
27
8
30
20,74
S
125
3
18,32
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
33
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
30
34
573
28
8
31
41,99
S
125
0
8,75
BT
31
573
29
8
33
1,84
S
124
59
39,19
BT
32
573
30
8
36
51,08
S
124
59
0,56
BT
33
573
31
8
40
31,08
S
124
58
53,65
BT
34
573
32
8
44
5,57
S
124
59
5,53
BT
35
573
33
8
48
1,33
S
124
58
4,58
BT
36
573
34
8
51
49,10
S
124
57
31,03
BT
37
573
35
8
52
34,54
S
124
57
49,61
BT
38
573
36
8
57
18,65
S
124
57
3,56
BT
39
573
37
8
57
21,42
S
124
57
0,94
BT
40
573
38
9
27
37,15
S
125
5
19,61
BT
41
573
39
9
32
44,30
S
125
11
17,48
BT
42
573
40
9
37
4,26
S
125
13
51,85
BT
43
573
41
9
40
19,88
S
125
15
48,02
BT
44
573
42
9
55
37,88
S
125
31
7,25
BT
45
573
43
10
10
38,06
S
125
49
8,87
BT
46
573
44
11
0
54,61
S
126
17
42,18
BT
47
573
45
11
20
19,82
S
126
30
0,50
BT
48
573
46
11
21
0,00
S
126
28
0,01
BT
49
573
47
11
26
0,00
S
126
12
0,00
BT
50
573
48
11
31
0,01
S
126
0
0,00
BT
51
573
49
11
37
0,01
S
125
45
0,00
BT
52
573
50
11
45
0,00
S
125
25
0,01
BT
53
573
51
11
47
0,00
S
125
19
59,99
BT
54
573
52
12
19
0,01
S
123
21
0,00
BT
55
573
53
12
15
31,82
S
123
20
54,71
BT
56
573
54
12
11
40,81
S
123
20
32,03
BT
57
573
55
12
9
24,37
S
123
19
43,21
BT
58
573
56
12
7
30,43
S
123
18
58,14
BT
59
573
57
12
5
9,49
S
123
17
38,62
BT
60
573
58
12
2
55,79
S
123
15
46,19
BT
61
573
59
12
1
29,82
S
123
14
4,09
BT
62
573
60
11
59
53,74
S
123
10
52,57
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
63
573
61
11
59
24,04
S
123
8
40,74
BT
64
573
62
11
58
32,48
S
123
4
56,03
BT
65
573
63
11
58
40,19
S
123
0
44,03
BT
66
573
64
11
59
16,26
S
122
58
44,54
BT
67
573
65
12
0
18,50
S
122
55
37,09
BT
68
573
66
12
2
29,04
S
122
51
28,40
BT
69
573
67
12
3
33,55
S
122
49
36,70
BT
70
573
68
12
5
34,73
S
122
47
21,98
BT
71
573
69
12
9
3,60
S
122
45
2,16
BT
72
573
70
12
12
27,83
S
122
43
58,19
BT
73
573
71
12
15
9,83
S
122
43
47,60
BT
74
573
72
12
17
57,34
S
122
44
15,65
BT
75
573
73
12
21
10,73
S
122
45
34,60
BT
76
573
74
12
23
25,19
S
122
47
14,28
BT
77
573
75
12
25
39,72
S
122
49
45,44
BT
78
573
76
12
26
38,83
S
122
51
33,48
BT
79
573
77
12
27
35,21
S
122
53
55,07
BT
80
573
78
12
28
18,19
S
122
57
18,47
BT
81
573
79
12
29
17,20
S
123
2
6,18
BT
82
573
80
12
30
0,00
S
123
6
0,00
BT
83
573
81
13
15
0,00
S
121
49
0,01
BT
84
573
82
13
56
0,00
S
120
1
0,01
BT
85
573
83
13
45
31,39
S
119
40
56,35
BT
86
573
84
13
35
51,11
S
119
24
46,33
BT
87
573
85
13
33
3,74
S
119
13
13,40
BT
88
573
86
13
29
35,45
S
119
1
51,53
BT
89
573
87
13
26
33,04
S
118
53
28,97
BT
90
573
88
13
10
45,05
S
118
21
34,67
BT
91
573
89
12
32
32,14
S
117
19
5,70
BT
92
573
90
12
26
24,94
S
117
9
41,69
BT
93
573
91
12
25
49,15
S
116
42
56,56
BT
94
573
92
12
23
14,53
S
116
24
10,94
BT
95
573
93
12
11
57,66
S
115
23
33,04
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
35
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
96
36
573
94
12
9
49,43
S
114
45
29,05
BT
97
573
95
12
6
7,52
S
114
10
30,97
BT
98
573
96
12
2
17,88
S
113
47
23,57
BT
99
573
97
11
49
4,33
S
112
48
57,53
BT
100
573
98
11
43
59,45
S
111
29
43,12
BT
101
573
99
11
41
16,26
S
111
7
16,64
BT
102
573
100
11
37
55,09
S
110
49
7,36
BT
103
573
101
11
26
44,52
S
109
56
44,56
BT
104
573
102
11
19
41,99
S
109
33
19,08
BT
105
573
103
11
10
24,60
S
109
1
25,79
BT
106
573
104
9
46
49,80
S
105
50
55,39
BT
107
713
6
8
23
0,00
S
122
40
55,96
BT
108
713
7
8
25
47,82
S
119
51
27,11
BT
109
713
8
8
29
17,23
S
119
35
29,36
BT
110
713
9
8
29
29,98
S
119
35
15,76
BT
111
713
10
8
29
43,94
S
119
35
0,96
BT
112
713
11
8
29
46,07
S
119
34
37,92
BT
113
713
12
8
29
47,40
S
119
34
19,67
BT
114
713
13
8
25
38,21
S
119
27
18,29
BT
115
713
14
8
25
51,38
S
119
20
6,97
BT
116
713
15
8
27
13,00
S
119
16
22,19
BT
117
713
16
8
18
51,55
S
119
0
14,90
BT
118
713
17
8
22
25,18
S
117
6
18,04
BT
119
713
18
8
22
20,03
S
117
4
56,39
BT
120
713
19
8
22
23,52
S
117
4
15,17
BT
121
713
20
8
22
39,36
S
117
3
34,49
BT
122
713
21
8
22
31,73
S
117
3
12,46
BT
123
713
22
8
20
51
S
116
43
6,06
BT
124
713
23
8
26
48,70
S
116
1
55,27
BT
125
713
24
8
22
41,16
S
115
42
39,02
BT
126
713
25
8
5
52,55
S
114
26
8,92
BT
127
713
26
8
4
6,35
S
114
25
41,45
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
128
714
91
8
27
51,44
S
125
9
46,04
BT
129
714
92
8
19
8,65
S
125
8
24,97
BT
130
714
93
8
7
56,46
S
124
28
18,84
BT
131
714
94
8
10
38,14
S
124
23
3,73
BT
132
714
95
8
10
58,22
S
124
22
13,30
BT
133
714
96
8
10
49,66
S
124
19
8,98
BT
134
714
97
8
17
34,73
S
124
3
31,00
BT
135
714
98
8
14
59,50
S
123
55
26,65
BT
136
714
99
8
17
55,86
S
123
20
43,33
BT
137
714
100
8
16
12,40
S
123
20
1,32
BT
138
714
101
8
19
30,86
S
123
1
11,46
BT
139
714
102
8
19
22,15
S
123
0
46,19
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
37
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
38
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 15. WPP RI 711 NO
LINTANG
NO TITIK
D
M
S
BUJUR L
D
M
S
B
1
571
41
1
13
30,11
LU
103
25
19
BT
2
571
42
1
11
15,79
LU
103
20
46
BT
3
571
43
1
8
30,34
LU
103
17
41
BT
4
571
44
1
7
11,28
LU
103
17
22
BT
5
571
45
1
6
4,18
LU
103
17
23
BT
6
571
46
1
5
18,74
LU
103
17
10
BT
7
571
47
0
51
23,54
LU
103
9
24
BT
8
571
48
0
50
31,06
LU
103
8
57
BT
9
571
49
0
44
28,54
LU
103
6
51
BT
10
571
50
0
43
12,32
LU
103
5
8
BT
11
571
51
0
41
30,01
LU
103
1
39
BT
12
571
52
0
41
27,78
LU
102
59
32
BT
13
571
53
0
43
28,52
LU
102
53
55
BT
14
711
1
1
12
55,69
LU
103
26
16
BT
15
711
2
1
11
43,80
LU
103
34
0
BT
16
711
3
1
11
55,50
LU
103
34
20
BT
17
711
4
1
11
17,41
LU
103
39
38
BT
18
711
5
1
10
45,98
LU
103
40
15
BT
19
711
6
1
7
49,30
LU
103
44
26
BT
20
711
7
1
10
17,04
LU
103
48
18
BT
21
711
8
1
11
45,24
LU
103
51
35
BT
22
711
9
1
12
26,28
LU
103
52
51
BT
23
711
10
1
16
10,20
LU
104
1
60
BT
24
711
11
1
17
32,53
LU
104
2
36
BT
25
711
12
1
17
17,99
LU
104
4
36
BT
26
711
13
1
16
16,54
LU
104
7
57
BT
27
711
14
1
16
15,60
LU
104
10
2
BT
28
711
15
1
16
16,61
LU
104
12
7
BT
29
711
16
1
16
34,07
LU
104
14
13
BT
30
711
17
1
16
55,99
LU
104
16
18
BT
31
711
18
1
16
55,85
LU
104
18
23
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
39
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
40
32
711
19
1
17
18,78
LU
104
20
29
BT
33
711
20
1
18
1,76
LU
104
22
34
BT
34
711
21
1
18
23,69
LU
104
23
14
BT
35
711
22
1
19
46,49
LU
104
24
59
BT
36
711
23
1
21
31,75
LU
104
26
38
BT
37
711
24
1
23
9,42
LU
104
28
19
BT
38
711
25
1
23
53,99
LU
104
29
42
BT
39
711
26
1
23
59,89
LU
104
29
40
BT
40
711
27
1
25
29,32
LU
104
29
51
BT
41
711
28
1
31
8,65
LU
104
33
47
BT
42
711
29
1
38
24,79
LU
104
42
21
BT
43
711
30
1
56
39,26
LU
104
46
17
BT
44
711
31
2
9
54,07
LU
104
58
23
BT
45
711
32
3
3
3,28
LU
104
48
31
BT
46
711
33
4
1
1,20
LU
104
43
14
BT
47
711
34
4
2
51,00
LU
104
44
11
BT
48
711
35
5
4
34,32
LU
105
28
25
BT
49
711
36
6
10
4,08
LU
105
48
40
BT
50
711
37
6
11
37,00
LU
105
54
8
BT
51
711
38
7
6
4,18
LU
107
10
5
BT
52
711
39
7
44
34,94
LU
109
4
21
BT
53
711
40
7
39
22,10
LU
111
6
34
BT
54
711
41
6
51
16,60
LU
111
4
47
BT
55
711
42
6
6
38,52
LU
111
3
7
BT
56
711
43
5
44
29,69
LU
110
51
46
BT
57
711
44
5
13
7,86
LU
110
40
35
BT
58
711
45
4
20
24,18
LU
110
17
3
BT
59
711
46
3
35
35,63
LU
110
11
26
BT
60
711
47
2
53
23,39
LU
110
13
10
BT
61
711
48
2
4
59,99
LU
109
38
8
BT
62
712
1
4
9
53,96
LS
105
49
58
BT
63
712
2
3
25
31,98
LS
107
57
57
BT
64
712
3
3
4
21,86
LS
110
12
39
BT
65
712
4
3
2
43,19
LS
110
38
30
BT
66
712
5
3
2
17,66
LS
110
38
50
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
41
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 16. WPP RI 712 NO
42
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
53,964
LS
105
49
58,30
BT
1
712
1
4
9
2
712
2
3
25
31,98
LS
107
57
57,42
BT
3
712
3
3
4
21,864
LS
110
12
38,56
BT
4
712
4
3
2
43,188
LS
110
38
30,37
BT
5
712
5
3
2
17,664
LS
110
38
49,52
BT
6
712
6
3
51
27,72
LS
115
22
58,73
BT
7
712
7
4
43
1,488
LS
115
42
37,76
BT
8
712
8
4
43
22,044
LS
115
42
45,58
BT
9
712
9
4
50
27,78
LS
115
46
18,05
BT
10
712
10
4
53
41,712
LS
115
40
41,88
BT
11
712
11
4
55
54,516
LS
115
38
16,48
BT
12
712
12
4
56
19,644
LS
115
37
51,35
BT
13
712
13
6
56
26,124
LS
116
16
19,67
BT
14
712
14
7
12
9,144
LS
115
53
13,27
BT
15
712
15
7
56
7,8
LS
114
25
25,72
BT
16
712
16
5
52
43,356
LS
106
2
25,69
BT
17
712
17
5
34
50,7
LS
105
49
43,57
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
43
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 17. WPP RI 713 NO 1
44
NO TITIK 712
6
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
3
51
27,72
LS
115
22
58,73
BT
2
712
7
4
43
1,49
LS
115
42
37,76
BT
3
712
8
4
43
22,04
LS
115
42
45,58
BT
4
712
9
4
50
27,78
LS
115
46
18,05
BT
5
712
10
4
53
41,71
LS
115
40
41,88
BT
6
712
11
4
55
54,52
LS
115
38
16,48
BT
7
712
12
4
56
19,64
LS
115
37
51,35
BT
8
712
13
6
56
26,12
LS
116
16
19,67
BT
9
712
14
7
12
9,14
LS
115
53
13,27
BT
10
712
15
7
56
7,80
LS
114
25
25,72
BT
11
713
1
1
1
9,95
LS
118
59
18,28
BT
12
713
2
0
45
4,21
LS
120
6
2,05
BT
13
713
3
4
41
21,77
LS
121
28
18,23
BT
14
713
4
4
41
24,50
LS
121
28
19,13
BT
15
713
5
7
20
1,68
LS
121
49
38,86
BT
16
713
6
8
22
59,81
LS
122
40
55,96
BT
17
713
6
7
23
57,12
LS
121
49
12,90
BT
18
713
7
8
25
47,82
LS
119
51
27,11
BT
19
713
8
8
29
17,23
LS
119
35
29,36
BT
20
713
9
8
29
29,98
LS
119
35
15,76
BT
21
713
10
8
29
43,94
LS
119
35
0,96
BT
22
713
11
8
29
46,07
LS
119
34
37,92
BT
23
713
12
8
29
47,40
LS
119
34
19,67
BT
24
713
13
8
25
38,21
LS
119
27
18,29
BT
25
713
14
8
25
51,38
LS
119
20
6,97
BT
26
713
15
8
27
13,00
LS
119
16
22,19
BT
27
713
16
8
18
51,55
LS
119
0
14,90
BT
28
713
17
8
22
25,18
LS
117
6
18,04
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
29
713
18
8
22
20,03
LS
117
4
56,39
BT
30
713
19
8
22
23,52
LS
117
4
15,17
BT
31
713
20
8
22
39,36
LS
117
3
34,49
BT
32
713
21
8
22
31,73
LS
117
3
12,46
BT
33
713
22
8
20
50,93
LS
116
43
6,06
BT
34
713
23
8
26
48,70
LS
116
1
55,27
BT
35
713
24
8
22
41,16
LS
115
42
39,02
BT
36
713
25
8
5
52,55
LS
114
26
8,92
BT
37
713
26
8
4
6,35
LS
114
25
41,45
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
45
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
46
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 18. WPP RI 714 NO
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
1
713
3
4
41
21,77
LS
121
28
18,23
BT
2
713
4
4
41
24,50
LS
121
28
19,13
BT
3
713
5
7
20
1,68
LS
121
49
38,86
BT
4
713
6
8
22
59,81
LS
122
40
55,96
BT
5
713
6
7
23
57,12
LS
121
49
12,90
BT
6
714
1
1
3
1,84
LS
123
19
17,18
BT
7
714
2
1
8
47,04
LS
123
17
58,20
BT
8
714
3
1
9
22,43
LS
123
18
11,12
BT
9
714
4
1
10
28,74
LS
123
18
55,73
BT
10
714
5
1
11
16,73
LS
123
19
29,21
BT
11
714
6
1
13
14,41
LS
123
22
51,60
BT
12
714
7
1
27
35,86
LS
123
30
30,74
BT
13
714
8
1
28
38,10
LS
123
31
53,80
BT
14
714
9
1
38
14,39
LS
123
37
17,44
BT
15
714
10
1
39
36,32
LS
124
24
1,94
BT
16
714
11
1
46
52,10
LS
125
18
59,40
BT
17
714
12
1
46
49,80
LS
125
22
0,66
BT
18
714
13
1
56
22,38
LS
125
55
3,36
BT
19
714
14
1
58
29,60
LS
125
55
7,39
BT
20
714
15
2
28
36,30
LS
126
2
48,05
BT
21
714
16
3
6
46,48
LS
126
5
23,10
BT
22
714
17
3
3
47,09
LS
126
48
3,74
BT
23
714
18
2
51
55,94
LS
128
9
41,04
BT
24
714
19
3
51
48,78
LS
130
51
1,48
BT
25
714
20
3
52
3,79
LS
130
55
58,26
BT
26
714
21
3
52
43,82
LS
130
57
21,38
BT
27
714
22
3
52
38,96
LS
130
57
31,07
BT
28
714
23
3
53
1,10
LS
130
57
51,01
BT
29
714
24
3
54
24,66
LS
131
3
14,22
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
47
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
48
30
714
25
3
54
21,10
LS
131
3
24,88
BT
31
714
26
3
54
54,40
LS
131
5
27,02
BT
32
714
27
3
54
56,63
LS
131
5
47,87
BT
33
714
28
3
55
7,72
LS
131
9
52,34
BT
34
714
29
3
55
8,00
LS
131
10
57,61
BT
35
714
30
3
55
35,80
LS
131
12
19,51
BT
36
714
31
3
58
15,53
LS
131
22
3,40
BT
37
714
32
4
4
7,32
LS
131
27
0,65
BT
38
714
33
4
22
43,72
LS
131
35
1,97
BT
39
714
34
4
24
59,47
LS
131
36
23,51
BT
40
714
35
4
25
24,35
LS
131
36
34,67
BT
41
714
36
4
32
19,18
LS
131
40
52,97
BT
42
714
37
4
35
3,98
LS
131
41
26,99
BT
43
714
38
4
36
4,07
LS
131
42
12,53
BT
44
714
39
4
42
0,18
LS
131
43
44,51
BT
45
714
40
4
47
17,20
LS
131
44
24,58
BT
46
714
41
5
16
43,21
LS
133
7
18,91
BT
47
714
42
6
0
26,50
LS
132
50
41,86
BT
48
714
43
6
59
13,13
LS
132
0
29,66
BT
49
714
44
7
4
56,17
LS
131
54
46,15
BT
50
714
45
7
6
3,92
LS
131
53
115,15
BT
51
714
46
8
1
51,38
LS
131
17
33,32
BT
52
714
47
8
1
54,44
LS
131
17
31,49
BT
53
714
48
8
3
42,80
LS
131
16
52,28
BT
54
714
49
8
7
6,71
LS
131
9
58,54
BT
55
714
50
8
20
15,86
LS
130
45
20,09
BT
56
714
51
8
15
41,65
LS
129
0
58,10
BT
57
714
52
8
12
3,49
LS
128
49
32,02
BT
58
714
53
8
16
15,56
LS
128
14
4,13
BT
59
714
54
8
15
25,42
LS
128
4
43,79
BT
60
714
55
8
15
35,32
LS
128
2
42,32
BT
61
714
56
8
11
41,89
LS
127
48
27,65
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
62
714
57
8
12
52,31
LS
127
44
29,15
BT
63
714
58
8
13
0,77
LS
127
36
4,28
BT
64
714
59
8
18
2,77
LS
127
27
0,00
BT
65
714
60
8
18
54,36
LS
127
25
24,35
BT
66
714
61
8
17
49,56
LS
127
23
18,10
BT
67
714
62
8
14
55,57
LS
127
16
14,48
BT
68
714
63
8
13
36,16
LS
127
12
40,57
BT
69
714
64
8
13
11,39
LS
127
8
51,36
BT
70
714
65
8
13
5,77
LS
127
5
27,28
BT
71
714
66
8
11
56,00
LS
127
1
26,47
BT
72
714
67
8
11
46,07
LS
126
57
55,44
BT
73
714
68
8
11
38,47
LS
126
57
15,95
BT
74
714
69
8
11
53,77
LS
126
52
59,30
BT
75
714
70
8
12
36,72
LS
126
48
37,55
BT
76
714
71
8
12
49,68
LS
126
44
21,37
BT
77
714
72
8
12
44,93
LS
126
40
8,47
BT
78
714
73
8
13
16,82
LS
126
35
48,77
BT
79
714
74
8
13
12,65
LS
126
33
46,22
BT
80
714
75
8
11
47,80
LS
126
27
20,20
BT
81
714
76
8
12
38,92
LS
126
18
32,26
BT
82
714
77
8
15
2,56
LS
126
10
35,98
BT
83
714
78
8
15
34,96
LS
126
5
32,10
BT
84
714
79
8
15
16,67
LS
125
55
46,24
BT
85
714
80
8
15
31,32
LS
125
52
10,63
BT
86
714
81
8
14
57,44
LS
125
51
20,38
BT
87
714
81
8
14
57,44
LS
125
51
20,38
BT
88
714
82
8
12
15,48
LS
125
47
20,33
BT
89
714
83
8
11
18,31
LS
125
46
17,83
BT
90
714
84
8
7
20,46
LS
125
40
21,97
BT
91
714
85
8
6
48,71
LS
125
38
34,22
BT
92
714
86
8
7
13,01
LS
125
37
21,90
BT
93
714
87
8
11
8,16
LS
125
31
25,72
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
49
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
50
94
714
88
8
14
47,15
LS
125
26
39,37
BT
95
714
89
8
22
18,95
LS
125
19
58,58
BT
96
714
90
8
26
18,64
LS
125
16
5,30
BT
97
714
91
8
27
51,44
LS
125
9
46,04
BT
98
714
92
8
19
8,65
LS
125
8
24,97
BT
99
714
93
8
7
56,46
LS
124
28
18,84
BT
100
714
94
8
10
38,14
LS
124
23
3,73
BT
101
714
95
8
10
58,22
LS
124
22
13,30
BT
102
714
96
8
10
49,66
LS
124
19
8,98
BT
103
714
97
8
17
34,73
LS
124
3
31,00
BT
104
714
98
8
14
59,50
LS
123
55
26,65
BT
105
714
99
8
17
55,86
LS
123
20
43,33
BT
106
714
100
8
16
12,40
LS
123
20
1,32
BT
107
714
101
8
19
30,86
LS
123
1
11,46
BT
108
714
102
8
19
22,15
LS
123
0
46,19
BT
109
715
24
5
16
27,05
LS
133
9
19,84
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
51
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 19. WPP RI 715 NO
52
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
1
714
1
5
16
43,21
LS
133
7
18,91
BT
2
714
2
4
47
17,20
LS
131
44
24,58
BT
3
714
3
4
42
0,18
LS
131
43
44,51
BT
4
714
4
4
35
3,98
LS
131
41
26,99
BT
5
714
5
4
36
4,07
LS
131
42
12,53
BT
6
714
6
4
32
19,18
LS
131
40
52,97
BT
7
714
7
4
24
59,47
LS
131
36
23,51
BT
8
714
8
4
25
24,35
LS
131
36
34,67
BT
9
714
9
4
22
43,72
LS
131
35
1,97
BT
10
714
10
3
58
15,53
LS
131
22
3,40
BT
11
714
11
4
4
7,32
LS
131
27
0,65
BT
12
714
12
3
55
35,80
LS
131
12
19,51
BT
13
714
13
3
55
8,00
LS
131
10
57,61
BT
14
714
14
3
55
7,72
LS
131
9
52,34
BT
15
714
15
3
54
56,63
LS
131
5
47,87
BT
16
714
16
3
54
54,40
LS
131
5
27,02
BT
17
714
17
3
54
21,10
LS
131
3
24,88
BT
18
714
18
3
54
24,66
LS
131
3
14,22
BT
19
714
19
3
53
1,10
LS
130
57
51,01
BT
20
714
20
3
52
38,96
LS
130
57
31,07
BT
21
714
21
3
52
43,82
LS
130
57
21,38
BT
22
714
22
3
52
3,79
LS
130
55
58,26
BT
23
714
23
3
51
48,78
LS
130
51
1,48
BT
24
714
24
2
51
55,94
LS
128
9
41,04
BT
25
714
25
3
3
47,09
LS
126
48
3,74
BT
26
714
26
3
6
46,48
LS
126
5
23,10
BT
27
714
27
2
28
36,30
LS
126
2
48,05
BT
28
714
28
1
56
22,38
LS
125
55
3,36
BT
29
714
29
1
58
29,60
LS
125
55
7,39
BT
30
714
30
1
46
49,80
LS
125
22
0,66
BT
31
714
31
1
46
52,10
LS
125
18
59,40
BT
32
714
32
1
39
36,32
LS
124
24
1,94
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
33
714
33
1
38
14,39
LS
123
37
17,44
BT
34
714
34
1
28
38,10
LS
123
31
53,80
BT
35
714
35
1
27
35,86
LS
123
30
30,74
BT
36
714
36
1
13
14,41
LS
123
22
51,60
BT
37
714
37
1
11
16,73
LS
123
19
29,21
BT
38
714
38
1
10
28,74
LS
123
18
55,73
BT
39
714
39
1
9
22,43
LS
123
18
11,12
BT
40
714
40
1
8
47,04
LS
123
17
58,20
BT
41
714
41
1
3
1,84
LS
123
19
17,18
BT
42
715
1
1
34
40,22
LS
125
9
26,96
BT
43
715
2
2
18
0,50
LS
127
46
41,30
BT
44
715
3
2
35
42,07
LS
128
27
40,97
BT
45
715
4
2
25
18,80
LS
128
41
37,79
BT
46
715
5
0
19
23,66
LS
129
51
5,40
BT
47
715
6
0
16
49,91
LS
129
55
24,49
BT
48
715
7
0
11
13,38
LS
130
0
7,56
BT
49
715
8
0
11
4,99
LS
130
2
30,44
BT
50
715
9
0
10
57,11
LS
130
2
56,94
BT
51
715
10
0
8
51,54
LS
130
7
5,05
BT
52
715
11
0
7
53,47
LS
130
9
4,97
BT
53
715
12
0
6
42,05
LS
130
12
47,95
BT
54
715
13
0
6
38,27
LS
130
13
7,90
BT
55
715
14
0
6
37,91
LS
130
14
39,37
BT
56
715
15
0
6
6,01
LS
130
16
36,91
BT
57
715
16
0
2
31,42
LS
130
52
18,84
BT
58
715
17
0
2
16,58
LS
130
53
44,02
BT
59
715
18
0
1
14,45
LS
131
2
38,51
BT
60
715
19
0
22
51,42
LS
131
14
30,44
BT
61
715
20
0
23
44,95
LS
131
15
0,79
BT
62
715
21
0
23
54,67
LS
131
15
26,35
BT
63
715
22
0
45
19,87
LS
131
26
31,74
BT
64
715
23
4
15
6,48
LS
134
52
28,09
BT
65
715
24
5
16
27,05
LS
133
9
19,84
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
53
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
54
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 20. WPP RI 716 NO
LINTANG
NO TITIK
D
M
S
BUJUR L
D
M
S
B
1
713
1
1
1
9,95
LU
118
59
18,28
BT
2
713
2
0
45
4,21
LU
120
6
2,05
BT
3
715
1
1
34
40,22
LU
125
9
26,96
BT
4
715
2
2
18
0,50
LU
127
46
41,30
BT
5
715
3
2
35
42,07
LU
128
27
40,97
BT
6
715
4
2
25
18,80
LU
128
41
37,79
BT
7
716
1
4
9
59,76
LU
117
54
44,71
BT
8
716
2
4
9
59,11
LU
117
56
30,73
BT
9
716
3
4
9
59,36
LU
118
1
43,46
BT
10
716
4
4
9
59,36
LU
118
6
15,08
BT
11
716
5
4
5
26,09
LU
118
15
59,87
BT
12
716
6
4
0
2,99
LU
118
27
33,98
BT
13
716
7
3
58
28,52
LU
118
28
42,31
BT
14
716
8
3
56
15,54
LU
118
31
18,34
BT
15
716
9
3
55
15,02
LU
118
33
7,96
BT
16
716
10
3
54
40,86
LU
118
34
42,17
BT
17
716
11
3
54
17,03
LU
118
36
45,11
BT
18
716
12
3
54
16,99
LU
118
39
15,26
BT
19
716
13
3
55
5,12
LU
118
42
29,34
BT
20
716
14
3
56
1,75
LU
118
44
21,01
BT
21
716
15
3
57
51,59
LU
118
46
37,42
BT
22
716
16
3
57
4,39
LU
118
48
5,65
BT
23
716
17
3
56
23,35
LU
118
50
3,77
BT
24
716
18
3
56
1,46
LU
118
52
57,25
BT
25
716
19
3
56
8,09
LU
118
54
37,12
BT
26
716
20
3
56
28,50
LU
118
56
15,07
BT
27
716
21
3
57
24,08
LU
118
58
34,36
BT
28
716
22
3
58
31,66
LU
119
0
19,55
BT
29
716
23
3
59
38,26
LU
119
1
34,28
BT
30
716
24
4
1
14,99
LU
119
2
53,52
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
55
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
31
56
716
25
4
3
50,29
LU
119
4
13,80
BT
32
716
26
4
5
26,34
LU
119
4
42,02
BT
33
716
27
4
7
30,32
LU
119
4
58,08
BT
34
716
28
4
8
45,42
LU
119
4
57,32
BT
35
716
29
4
10
0,01
LU
119
4
48,72
BT
36
716
30
4
10
0,01
LU
119
8
39,77
BT
37
716
31
3
6
40,86
LU
119
55
33,92
BT
38
716
32
3
26
36,31
LU
121
21
31,10
BT
39
716
33
3
48
49,50
LU
122
56
0,67
BT
40
716
34
4
56
57,66
LU
124
45
56,23
BT
41
716
35
5
2
38,94
LU
125
27
21,31
BT
42
716
36
5
54
21,56
LU
126
23
30,70
BT
43
716
37
6
25
16,10
LU
127
19
7,72
BT
44
716
38
6
24
25,09
LU
128
39
2,02
BT
45
716
39
6
24
20,34
LU
129
31
31,37
BT
46
716
40
6
24
17,50
LU
130
2
52,87
BT
47
716
41
6
20
0,20
LU
130
5
13,42
BT
48
716
42
6
10
41,81
LU
130
9
51,30
BT
49
716
43
5
58
23,77
LU
130
15
5,15
BT
50
716
44
5
45
46,55
LU
130
19
29,10
BT
51
716
45
5
36
34,78
LU
130
22
8,33
BT
52
716
46
5
25
36,12
LU
130
24
42,12
BT
53
716
47
5
18
26,96
LU
130
34
49,87
BT
54
716
48
5
3
3,02
LU
130
52
55,06
BT
55
716
49
4
43
18,44
LU
131
10
55,09
BT
56
716
50
4
31
21,29
LU
131
19
43,82
BT
57
716
51
4
25
9,77
LU
131
23
46,90
BT
58
716
52
4
24
9,07
LU
131
37
16,50
BT
59
716
53
3
4
51,31
LU
130
59
59,24
BT
60
716
54
3
1
5,09
LU
130
58
56,78
BT
61
716
55
2
58
10,60
LU
130
58
58,87
BT
62
716
56
2
54
16,38
LU
131
0
12,56
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
57
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 21. WPP RI 717 NO
58
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
37,79
BT
1
715
4
2
25
18,80
LU
128
41
2
715
5
0
19
23,66
LU
129
51
5,40
BT
3
715
6
0
16
49,91
LU
129
55
24,49
BT
4
715
7
0
11
13,38
LU
130
0
7,56
BT
5
715
8
0
11
4,99
LU
130
2
30,44
BT
6
715
9
0
10
57,11
LU
130
2
56,94
BT
7
715
9
0
10
56,71
LU
130
2
59,71
BT
8
715
10
0
8
51,54
LU
130
7
5,05
BT
9
715
11
0
7
53,47
LU
130
9
4,97
BT
10
715
12
0
6
42,05
LU
130
12
47,95
BT
11
715
13
0
6
38,27
LU
130
13
7,90
BT
12
715
14
0
6
37,91
LU
130
14
39,37
BT
13
715
15
0
6
6,01
LU
130
16
36,91
BT
14
715
16
0
2
31,42
LU
130
52
18,84
BT
15
715
17
0
2
16,58
LU
130
53
44,02
BT
16
715
18
0
1
14,45
LS
131
2
38,51
BT
17
715
19
0
22
51,42
LS
131
14
30,44
BT
18
715
20
0
23
44,95
LS
131
15
0,79
BT
19
715
21
0
23
54,67
LS
131
15
26,35
BT
20
715
22
0
45
19,87
LS
131
26
31,74
BT
21
716
56
2
54
16,38
LU
131
0
12,56
BT
22
717
1
2
51
31,46
LU
131
2
2,54
BT
23
717
2
2
49
37,49
LU
131
4
6,38
BT
24
717
3
2
48
6,55
LU
131
6
55,73
BT
25
717
4
2
35
35,09
LU
131
40
17,83
BT
26
717
5
2
35
12,41
LU
131
41
30,12
BT
27
717
6
2
34
40,26
LU
131
45
38,74
BT
28
717
7
2
35
29,58
LU
131
50
5,71
BT
29
717
8
2
38
14,46
LU
131
55
2,75
BT
30
717
9
2
41
16,91
LU
131
57
50,15
BT
31
717
10
2
44
0,78
LU
131
59
35,70
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
32
717
11
4
11
17,56
LU
132
29
11,62
BT
33
717
12
4
4
23,41
LU
132
44
40,88
BT
34
717
13
3
58
38,24
LU
132
55
24,64
BT
35
717
14
4
0
35,57
LU
132
59
53,23
BT
36
717
15
4
5
22,88
LU
133
12
21,53
BT
37
717
16
4
12
24,26
LU
133
38
7,51
BT
38
717
17
4
15
27,36
LU
133
58
40,62
BT
39
717
18
4
16
13,26
LU
134
25
22,44
BT
40
717
19
4
15
6,16
LU
134
40
10,60
BT
41
717
20
4
12
44,64
LU
134
56
9,31
BT
42
717
21
4
7
8,26
LU
135
19
12,25
BT
43
717
22
4
0
1,44
LU
135
38
42,40
BT
44
717
23
3
55
43,10
LU
135
48
9,11
BT
45
717
24
3
50
12,19
LU
135
58
39,58
BT
46
717
25
3
41
37,54
LU
136
12
32,08
BT
47
717
26
3
23
14,82
LU
136
35
47,40
BT
48
717
27
3
7
18,91
LU
136
51
18,47
BT
49
717
28
2
50
58,63
LU
137
4
6,67
BT
50
717
29
2
10
36,26
LU
137
32
29,72
BT
51
717
30
2
0
51,19
LU
137
47
33,76
BT
52
717
31
1
48
59,00
LU
138
35
0,82
BT
53
717
32
1
43
21,65
LU
139
12
33,48
BT
54
717
33
1
42
39,71
LU
139
16
54,62
BT
55
717
34
1
41
34,76
LU
139
22
41,09
BT
56
717
35
1
39
16,56
LU
139
32
42,58
BT
57
717
36
1
36
1,22
LU
139
43
59,95
BT
58
717
37
1
32
37,90
LU
139
53
42,58
BT
59
717
38
1
28
44,76
LU
140
3
13,72
BT
60
717
39
1
23
2,62
LU
140
15
9,40
BT
61
717
40
1
5
36,67
LU
140
48
42,59
BT
62
717
41
1
1
35,00
LU
140
48
48,46
BT
63
717
42
0
44
9,96
LU
140
49
9,84
BT
64
717
43
1
4
35,00
LS
141
24
0,04
BT
65
717
44
2
8
30,01
LS
141
1
30,00
BT
66
717
45
2
36
15,98
LS
141
0
0,00
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
59
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
60
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI 22. WPP RI 718 NO
NO TITIK
LINTANG
BUJUR
D
M
S
L
D
M
S
B
1
714
42
6
0
26,50
LS
132
50
41,86
BT
2
714
43
6
59
13,13
LS
132
0
29,66
BT
3
714
44
7
4
56,17
LS
131
54
46,15
BT
4
714
45
7
6
3,92
LS
131
54
55,15
BT
5
714
46
8
1
51,38
LS
131
17
33,32
BT
6
714
47
8
1
54,44
LS
131
17
31,49
BT
7
714
48
8
3
42,80
LS
131
16
52,28
BT
8
714
49
8
7
6,71
LS
131
9
58,54
BT
9
714
50
8
20
15,86
LS
130
45
20,09
BT
10
714
51
8
15
41,65
LS
129
0
58,10
BT
11
714
52
8
12
3,49
LS
128
49
32,02
BT
12
714
53
8
16
15,56
LS
128
14
4,13
BT
13
714
54
8
15
25,42
LS
128
4
43,79
BT
14
714
55
8
15
35,32
LS
128
2
42,32
BT
15
714
56
8
11
41,89
LS
127
48
27,65
BT
16
714
57
8
12
52,31
LS
127
44
29,15
BT
17
714
58
8
13
0,77
LS
127
36
4,28
BT
18
714
59
8
18
2,77
LS
127
27
0,00
BT
19
714
60
8
18
54,36
LS
127
25
24,35
BT
20
715
23
4
15
6,48
LS
134
52
28,09
BT
21
715
24
5
16
27,05
LS
133
9
19,84
BT
22
718
1
9
7
40,01
LS
141
1
9,98
BT
23
718
2
9
8
8,02
LS
141
1
13,84
BT
24
718
3
9
22
59,99
LS
140
52
0,01
BT
25
718
4
9
24
29,99
LS
140
49
30,00
BT
26
718
5
9
52
0,01
LS
140
28
59,99
BT
27
718
6
10
24
0,00
LS
139
46
0,01
BT
28
718
7
10
49
59,99
LS
139
12
0,00
BT
29
718
8
10
24
0,00
LS
138
37
59,99
BT
30
718
9
10
22
0,01
LS
138
34
59,99
BT
31
718
10
10
9
0,00
LS
138
13
0,01
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
61
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
62
32
718
11
9
57
0,00
LS
137
45
0,00
BT
33
718
12
9
7
59,99
LS
135
28
59,99
BT
34
718
13
9
16
59,99
LS
135
13
0,01
BT
35
718
14
9
22
0,01
LS
135
3
0,00
BT
36
718
15
9
25
0,01
LS
134
49
59,99
BT
37
718
16
9
4
57,54
LS
133
55
30,83
BT
38
718
17
8
52
59,99
LS
133
22
59,99
BT
39
718
18
9
6
0,00
LS
132
46
0,01
BT
40
718
19
9
13
59,99
LS
132
33
0,00
BT
41
718
20
9
16
0,01
LS
132
30
0,00
BT
42
718
21
9
19
59,99
LS
132
19
59,99
BT
43
718
22
9
22
59,99
LS
132
12
0,00
BT
44
718
23
9
31
0,01
LS
131
57
0,00
BT
45
718
24
9
33
0,00
LS
131
52
0,01
BT
46
718
25
9
36
0,00
LS
131
43
0,01
BT
47
718
26
9
40
0,01
LS
131
31
0,01
BT
48
718
27
9
42
0,00
LS
131
28
0,01
BT
49
718
28
9
46
59,99
LS
130
55
0,01
BT
50
718
29
9
45
0,00
LS
130
43
0,01
BT
51
718
30
9
39
0,00
LS
130
6
0,00
BT
52
718
31
9
45
0,00
LS
129
30
0,00
BT
53
718
32
9
58
59,99
LS
129
1
0,01
BT
54
718
33
10
25
59,99
LS
128
18
0,00
BT
55
718
34
10
28
0,01
LS
128
13
59,99
BT
56
718
35
10
29
54,89
LS
128
12
11,88
BT
57
718
36
10
11
15,72
LS
128
7
39,00
BT
58
718
37
9
56
36,49
LS
128
3
39,02
BT
59
718
38
9
43
2,53
LS
127
59
30,52
BT
60
718
39
9
26
39,01
LS
127
55
13,30
BT
61
718
40
9
10
34,50
LS
127
51
55,22
BT
62
718
41
8
56
6,90
LS
127
47
53,74
BT
63
718
42
8
44
1,50
LS
127
43
33,67
BT
64
718
43
8
34
18,30
LS
127
38
55,10
BT
65
718
44
8
24
37,62
LS
127
32
23,93
BT
66
718
45
8
19
35,54
LS
127
26
44,59
BT
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
BAB III. DAFTAR KOORDINAT DAN PETA WPP RI
Wilayah Pengelolaan Perikanan 2 Penataan Wilayah Pengelolaan Perikanan
63