iv
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Daftar Isi Falsafah 1 • Model Kepemimpinan 2 • Transformasi 6 • Luwes 7 • Kebahagiaan 8 • Persilangan Budaya 11 • Kepemimpinan Nusantara 12 • Jenjang Ksatria 16 • Menyatu dengan Alam 19 • Kendi Kewiraan 20 • Pembekalan atas Kualitas Insani, Keamanan, Kesehatan, Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial 24 • Teknologi 27 • Filosofi Giri Wijaya 30 • Giri Wijaya 35 • Wana Arena 41 • Sambal Nusantara 45 • Alam 49 • Bumi Kemah 53 • Peta Lokasi 54
vi
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
1
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
FALSAFAH Mengambil saripati inspirasi dari warisan adiluhung nusantara yang penuh akan petuah kearifan budaya dalam mosaik keharmonisan dengan alam sekitar, kami tergerak untuk merintis WIKASATRIAN sebagai penjelmaan sebuah candradimuka untuk membangkitkan dan menempa etos jiwa kepemimpinan yang tangguh dari setiap insan, sekaligus sebagai bentuk bakti sumbangsih kami terhadap kemajuan bangsa. WIKASATRIAN adalah kehalusan sanubari untuk membuka sekat-sekat budi pekerti dan kalbu dalam upaya bernaung diri kepada cakrawala alam. Melalui gerbang pemahaman itu, diharapkan kelak tercipta landasan kokoh pencerahan sejati yang mampu menjelma menjadi panduan kepemimpinan berbudi luhur.
2
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
MODEL KEPEMIMPINAN Terbersitnya keinginan untuk mengembalikan jati diri kepemimpinan berbasis kearifan nusantara ini bermula tatkala prahara krisis dunia modern menumbangkan banyak negeri kuat di tanah seberang. Peristiwa itu menumbuhkan secercah inspirasi akan kekuatan kebijaksanaan milik dunia timur yang nyata telah berhasil mengatasi rintangan dan terpaan krisis yang mendera tersebut. Tahun-tahun selanjutnya juga menyingkap tabir bukti akan adanya kekuatan tersamar asli Indonesia yang dapat dijadikan pegangan untuk tetap bertumbuh kembang. Kajian mendalam yang kami lakukan merunut pada satu kesimpulan, bahwa kepemimpinan merupakan unsur utama dalam mewujudkan kinerja prima. Telaah tersebut berlanjut dengan hadirnya inspirasi untuk menemukan kembali dan meletakkan kearifan nusantara sebagai landasan kepemimpinan perusahaan dengan 3 fondasi utama khas Indonesia: Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Alam, yang masing-masing mengejawantah dalam wujud religiusitas, pengharkatan, dan pelestarian.
3
religiusitas
tr
n pe
gh
k ar
at
an
an
sforma
si
pe luwes
les
ta
r ia
n
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
4
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Untuk melahirkan sebuah pencerahan murni akan entitas budi luhur, diperlukan penghayatan tentang konsepsi pengosongan diri untuk dapat membungkus diri melewati proses transformasi secara luwes.
5
budi luhur
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
6
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
transformasi Serbuan gelombang besar globalisasi acap kali menepikan kearifan budaya lokal dan menumbuhkan bibit-bibit identitas homogenisasi budaya, tempat semua berlomba-lomba untuk menjadi serupa dan sebangun. Di tengah-tengah abad yang semakin mutakhir, tak jarang budaya potong kompas, siap saji, dan mental menerabas kian deras melunturkan warna jati diri. Sejatinya Indonesia memiliki banyak sekali potensi kearifan lokal yang dapat dikelola, dikembangkan, dan diterapkan untuk semakin meningkatkan kualitas hidup insan WIKA di abad modern. WIKASATRIAN berupaya keras dalam menghimpun dan mentransformasi kearifan budaya lokal nusantara untuk menghadapi tantangan global agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa multikultur yang beradab, melalui model kepemimpinan baru yang melayani dan mengayomi.
7
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
LUWES Kami sepenuhnya menyadari, di dalam proses transformasi senantiasa terjadi pergeseran nilai-nilai lama yang menciptakan perubahan pilar-pilar budaya dengan beragam keanekaan dan kedalamannya. Imbas pergeseran dan perubahan itu terkadang menimbulkan riak disintegrasi sebagai akibat adanya benturan dengan nilai-nilai baru yang acap menimbulkan resistensi. Untuk itu, kami memandang diperlukan sebuah transformasi yang melibatkan keluwesan pribadi di dalamnya, yang kelak dapat menular menjadi sebuah transformasi kolektif yang manunggal, bahwa manusia harus mampu memasuki hati dan menyatu dengan sesamanya. Seorang pemimpin yang mampu mewujudkan keluwesan dalam berinteraksi akan dapat membaca setiap situasi sehingga mampu mengambil keputusan yang benar dalam membimbing, melayani, dan mengayomi segenap insan di sekitarnya.
8
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
kebahagiaan Kebahagiaan adalah pilihan setiap pribadi yang menjalani roda kehidupan fana. Kebahagiaan sendiri bertautan erat dengan kebutuhan hidup secara hierarkis, tempat tangga dasar memiliki kebutuhan ragawi yang didominasi bentuk kebendaan, kemudian memuncak ke atas dengan bentuk kebutuhan yang lebih abstrak, berupa aktualisasi diri. Puncak kebahagiaan hakiki dapat diraih tatkala pribadi tersebut telah mengalami sokoguru pencerahan tentang makna hidup lewat pengosongan diri dalam kesejatian, sehingga setiap aktivitas dalam pengaktualisasian dirinya didasarkan oleh keyakinannya tentang hakikat dan arti kehidupannya tersebut. Namun dimensi kebahagiaan terlalu luas untuk dapat diselami dengan hanya satu pemaknaan. Tangga puncak kebahagiaan holistik juga bisa dicapai melalui pilihan untuk bersikap penuh ikhlas dan rasa syukur yang senantiasa mengukur kemampuan diri serta cakap menyeimbangkan hasrat. Nrimo ing pandum tidak meletakkan kebahagiaan pada hal-hal jasmaniah semata, tetapi lebih mengacu pada pilihan berefleksi dan berserah diri pada Sang Hyang Tunggal.
10
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
11
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
persilangan budayA Secara historis, sebagai wilayah kepulauan yang kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi, peradaban nusantara telah lama berakulturasi dengan beragam kebudayaan India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa, yang menjadikan senyawa tunggal keadaban Indonesia yang unik dan majemuk. Menilik dari keluwesan latar belakang tersebut, kami beritikad memberanikan diri untuk mengambil peran lebih di tengah percaturan global melalui kegiatan pembekalan pemimpin agar memiliki kemampuan berempati, memahami, dan bertoleransi atas bangsa-bangsa lain. Untuk melangkah masuk ke arah paradigma global tersebut, bahasa adalah pijakan utama yang penting sebagai prasyarat agar komunikasi dapat berjalan efektif. Kami memandang bahwa setiap budaya asing memiliki peluang untuk dapat disinergikan dengan budaya Indonesia.
12
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
KEPEMIMPINAN NUSANTARA Kekayaan budaya lokal yang tersebar di seluruh pelosok nusantara kami persatukan dalam bentuk segi enam sarang tawon, sebagai citra koloni lebah yang mengusung semangat gotong-royong tanpa pamrih. Kebhinnekaan ragam budaya nusantara yang terkandung di dalam mosaik sarang tawon tersebut juga dapat terwakili oleh dua alat musik tradisional khas Indonesia, yakni kendang dan gamelan. Sebagai pengejawantahan kepemimpinan dalam bermusik yang serasi, kendang menentukan dan mengatur alur irama keselarasan. Sedangkan gamelan merupakan kekayaan irama nusantara yang perlu terus diresapi dan dimaknai dalam kesejatian diri dan toleransi seperti nilai keluhuran yang tertanam dalam jiwa Bhinneka Tunggal Ika.
13
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
“L amun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.” Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Sumpah Palapa
GA J A H M A D A
16
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
jenjang ksatria Dalam mengarungi tiap denyut kewirausahaan diperlukan bekal ilmu yang dicitrakan oleh air yang memberi kemaslahatan ilmu yang mengalir bagi sekitarnya. Citra tersebut merupakan pengejawantahan dari aspek Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Alam yang dikemas dalam bentuk pembelajaran melalui Jenjang Ksatria dan Kendi Kewiraan. Jenjang Ksatria menempa segenap insan WIKA untuk menjadi pemimpin yang memiliki rasa syukur, keikhlasan, kebahagiaan, kepemimpinan yang melayani, pemahaman lintas budaya, dan pelestarian alam, lewat tatanan berjenjang: Satria Pratama, Satria Utama, dan Satria Piningit yang dicitrakan dalam wujud mahkota kerajaan nusantara. Bentuk mahkota inilah yang juga mengilhami wujud logo WIKASATRIAN.
17
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
SATRIA PININGIT
SATRIA UTAMA SATRIA PRATAMA Satria Pratama mengalami pembelajaran akan makna pencerahan bahwa rasa ikhlas dan syukur atas segala peristiwa dalam hidup adalah pilihan dan pemaknaan relung hati, penguasaan akal pikiran demi penciptaan kebahagiaan insani. Jiwa kepemimpinan Satria Pratama dilandasi kepedulian sesama, diwarnai semangat kebersamaan dengan bingkai tindakan pelayanan tanpa pamrih. Satria Pratama memiliki kesadaran diri bahwa ia adalah kepingan kecil dari rangkaian mosaik besar alam berserta seluruh isinya.
Satria Utama menjelmakan pembelajaran makna kebahagiaan berlandaskan rasa syukur dan keikhlasan menerima dalam kontribusi nyata di lingkungan. Kepemimpinan Satria Utama sebagai suri tauladan untuk melayani, diwujudkan dalam tindakan nyata, dikemas dengan gaya transformasi yang luwes untuk kemaslahatan. Satria Utama memiliki keselarasan diri yang menyatu dengan alam sekitarnya dan menjalin harmoni dengan keberagaman alam budaya universal.
Satria Piningit menorehkan tinta emas pembelajaran makna tentang warisan nilainilai yang ia tinggalkan melalui saripati hidup yang berkecukupan. Satria Piningit memahami makna pengendalian nafsu ragawi lewat madah “hidup dalam mati dan mati dalam hidup”. Kepemimpinan diwujudkan dengan menelurkan warisan pembaharuan dan menanamkan nilai-nilai bagi generasi mendatang. Satria Piningit menginspirasi dan memelihara jejakjejak warisan yang ia tinggalkan melalui upaya pelestarian keanekaragaman alam budaya.
19
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
menyatu dengan alam Setelah menjalani pembelajaran makna pencerahan, setiap insan akan menyusuri jalur setapak hingga sampai di puncak gunung. Proses pendakian tersebut adalah wujud dari kebersamaan, menghargai alam, dan rasa syukur atas anugerah Tuhan terhadap seluruh alam ciptaan-Nya. Hanya melalui berdiam diri dalam perenungan makna dan merendahkan hati dalam kematian nafsu-nafsu ragawi, dapat merasakan sukma kebahagiaan sejati yang bersatu dengan alam.
20
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
kendi kewiraan Kendi Kewiraan mewujud dalam rupa kepamongan yang memberikan segenap tatanan ilmu terhadap seluruh insan Indonesia sebagai bekal kewiraan bestari melalui: Kecakapan Tata Kelola Perusahaan, Kepemimpinan & Kecakapan Taktis, Strategi Pengambilan Keputusan, Penataran Pamong, Kewirausahaan, Tatanan Pengetahuan & Rekacipta, dan Tata Kelola Risiko.
KECAKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pembekalan peserta dalam lingkup perundang-undangan dan peraturan yang terkait dengan perusahaan dan bidang usaha strategis agar memiliki orientasi kelola usaha yang piawai.
Kepemimpinan & Kecakapan Taktis Pembelajaran tentang bagaimana menjadi inspirasi dalam merancang pemikiran strategis dan taktis kepada peserta untuk dapat memberikan terobosan yang memiliki daya cipta bagi perusahaan.
Strategi Pengambilan Keputusan Penciptaan ajang bagi peserta melalui tantangan yang dialami perusahaan untuk dapat melahirkan keputusan yang efektif, cepat, saling menguntungkan para pihak.
21
Kewirausahaan Penggemblengan peserta untuk memiliki jiwa usaha yang selalu berlandaskan kreativitas dan integritas di tiap karya pekerjaan dengan mengacu pada aspek kearifan sumber daya alam.
Tatanan Pengetahuan & Rekacipta Banyak kearifan lokal yang dapat dijadikan basis, dalil, pengetahuan, maupun konsep manajemen asli Indonesia sehingga terapan usaha sesuai dengan kondisi sosial yang sesuai dengan zamannya. Kreativitas dan berani keluar dari kenyamanan merupakan inti sistem kelola pengetahuan.
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Tata Kelola Risiko Pembekalan peserta supaya memiliki kemampuan dalam mengupas dan mengurai risiko dalam tiap manajemen sehingga mampu mengantisipasi peluang dan kondisi yang tidak diinginkan dengan berbasis terapan saripati nusantara.
22
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Mendalangkan sosok wayang Semar yang mencitrakan keluhuran dalam bertutur dan berperilaku.
23
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Menabuh kendang, pengejawantahan kepemimpinan dalam mengatur irama keselarasan dengan memainkan musik bercorak nusantara.
24
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
PEMBEKALAN aTAS KUALITAS INSANI, KEAMANAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN, dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL Sebagaimana telur yang menjadi inti kehidupan, sistem manajemen merupakan salah satu inti dari kekuatan organisasi dalam beroperasi dan mengembangkan bisnisnya. Sistem manajemen dikembangkan berdasarkan nilai-nilai luhur budaya Indonesia sebagaimana disuarakan oleh Ki Hajar Dewantara. Sistem manajemen terus dikembangkan sesuai dengan prinsip Niteni, Niroake, dan Nambahi agar selaras dengan kearifan Indonesia, dengan mengedepankan Kekuatan Mutu, Keselamatan, serta Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Segenap insan akan dibekali dengan pembelajaran dan pemahaman akan kekuatan sistem manajemen yang bercirikan kearifan Indonesia. “Niteni, Niroake, Nambahi” (Ki Hajar Dewantara)
25
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
26
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
27
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
TEKNOLOGI Dewasa ini, antisipasi akan perkembangan teknologi menjadi sesuatu yang semakin tak terelakkan. Pada hakikatnya, teknologi merupakan tangan-tangan pelaksana kekuasaan yang dimiliki ilmu pengetahuan sehingga memiliki faedah dalam membantu pencaharian hidup manusia dengan lebih efisien. Tak terkecuali dalam batas dimensi ruang dan waktu yang semakin tergerus dengan kehadiran teknologi yang mampu mempersempit jarak dan memangkas waktu melalui aplikasi teknologi terkini dalam menggabungkan kecerdasan, inovasi, efisiensi, dan transformasi.
“I ng ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” “Di depan seorang pemimpin harus memberi teladan dan contoh tindakan yang baik, di tengah seorang pemimpin harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang pemimpin harus bisa memberikan dorongan dan arahan.”
ki h a j a r dew a n t a r a
30
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
FILOSOFI giri wijaya Tapak bangun WIKASATRIAN mengambil wayang punakawan sebagai sumber ilham, yang tecermin dalam wujud Semar. Kepustakaan wayang sendiri merupakan hikayat budaya yang penuh nilai-nilai keluhuran nusantara dan telah diakui UNESCO sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur. Adapun Semar sengaja dipilih sebab mengandung makna filosofis yang dalam. Bentuk raganya memaknai perwujudan akan jagad semesta yang esa, yang bermuara pada sosok tunggal berwatak sederhana, rendah hati, bijaksana, dan matang. Semar tidak pernah menonjolkan diri sebagai pemimpin, namun selalu menjadi panutan yang dihormati dan disegani sebagai pamong utama.
31
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
35
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
giri wijaya Rupa bangun Giri Wijaya terilhami dari bentuk gunung, sesuai dengan nama “Giri” yang bermakna gunung dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Sanskerta. Sedangkan “Wijaya” diambil dari nama “Wijaya Karya”, sebagai induk tempat WIKASATRIAN bernaung. Gunung merupakan representasi kearifan nusantara menyatunya manusia dan alam dengan segala isinya menjulang menghargai Sang Ilahi. Berdiam asri di Desa Pasir Angin, Gadog Ciawi, Jawa Barat, dengan dikelilingi tiga pancang gunung yang menjulang, yakni Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Geulis, membuat Giri Wijaya menjelma menjadi wadah yang tepat bagi insan Indonesia untuk menempa diri menjadi pribadi yang berbudi luhur lewat interaksi yang selaras dengan seluruh unsur serta pencurahan segenap rasa syukur atas segala anugerah Sang Pencipta.
36
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
37
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
39
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Giri Budaya memiliki faedah sebagai pendapa ruang berkumpul dan menjalin persilangan budaya. Ruang ini memberi pesan bahwa setiap insan harus memiliki sikap menghargai keragaman budaya baik nusantara maupun bangsa asing. Giri Sasana adalah ruangan terluas di area Giri Wijaya yang berperan sebagai wahana auditorium, tempat peserta dapat menimba ilmu melalui tiap bentuk pagelaran yang diputar. Ruangan ini juga merupakan hasil dari bentuk pemikiran seni kriya yang mencerminkan paduan dari teknik, seni, dan kreativitas yang berani menerobos keluar dari pakem.
40
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
41
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
wana arena Bernaung di lekukan kaki pijakan WIKASATRIAN, Wana Arena memegang peran sebagai pendapa halaman yang bersifat terbuka tanpa sekat dengan penuh suasana kekeluargaan yang kental. Wana Arena memiliki faedah sebagai jembatan penghubung lewat peran pembelajaran dan sarana interaksi yang harmonis antara manusia dengan lingkungan melalui pementasan ragam budaya.
“N asionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan semata-mata copie atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.”
Di Bawah Bendera Revolusi, hlm. 6
I R . S O E K AR N O
44
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
45
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
saMBAL NUSANTARA WIKASATRIAN melihat persebaran dan keanekaragaman sambal nusantara merupakan bukti nyata dari kekayaan jati diri bangsa. Untuk itu, WIKASATRIAN merancang kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan kembali kebanggaan akan keunikan penganan yang dimiliki bangsa ini, yaitu sambal. Sambal adalah bumbu penyempurna rasa di hampir setiap hidangan yang dapat ditemui di seluruh penjuru nusantara. Di dalamnya, ada letupan-letupan gelora pedas yang bergejolak, siap meledakkan segala kebuntuan dan kebekuan indrawi.
46
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Dikelilingi pemandangan rumput yang menghampar hijau, ruang santap Giri Boga menghadirkan takjub pesona nusantara bagi setiap pengunjung untuk dapat langsung mengecap lezatnya ragam hidangan nusantara yang disediakan, dengan diiringi alunan musik bercorak tradisional.
47
Ruang rapat WIKASATRIAN merepresentasikan kesepakatan dalam kewibawaan yang melahirkan keputusan-keputusan penting yang diambil di dalam ruangan bernuansa alami dengan eksplorasi ragam elok kriya nusantara yang dibalut citra agung dan elegan.
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
49
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
alam Situs tempat WIKASATRIAN berpijak dikelilingi aneka ragam vegetasi yang sangat kaya, dengan tanaman langka khas Jawa Barat. Letak WIKASATRIAN pun berada strategis di antara 3 gunung, yakni Gunung Salak, Gunung Pangrango, dan Gunung Geulis. Potensi unik inilah yang juga pantas menjadikan WIKASATRIAN sebagai tempat budidaya hayati khas Jawa Barat, tempat insan dapat langsung berinteraksi dan belajar dari segenap unsur di alam sekitarnya.
50
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Putri Malu (Mimosa pudica) Mudah dikenali dari ciri khas daunnya yang sigap menutup saat disentuh, tumbuhan putri malu memberi pembelajaran tentang perilaku yang tangkas, cekatan, dan gesit dalam bereaksi menghadapi setiap bentuk tantangan. Suplir (Adiantum capillus-veneris) Sebagai tumbuhan, suplir sesungguhnya bukan tumbuhan istimewa. Namun suplir berkembang lewat serbuk spora yang ringan terbawa angin sehingga mudah tumbuh di banyak tempat. Ini berkaitan dengan pembelajaran akan menumbuhkan harapan bagi perusahaan untuk giat melebarkan usaha ke banyak tempat.
51
Manggis (Garcinia mangostana) Buah manggis dikenal sebagai buah herbal yang mengandung kadar antioksidan tertinggi di dunia. Ini mengajarkan bahwa sebaik-baiknya perusahaan haruslah dapat memberi faedah bagi masyarakat sekitarnya.
Durian (Durio zibethinus) Meskipun berlapis cangkang kulit yang keras penuh duri, buah negeri tropis ini digemari banyak orang karena aroma khas dan isi dagingnya. Dalam lantunan peribahasa Indonesia, buah ini melukiskan jatuhnya tuah yang membawa rezeki. Buah durian memberi pembelajaran bahwa keberadaan perusahaan haruslah dapat menjadi rezeki bagi khalayak ramai.
Kemang (Mangifera kemanga) Merupakan vegetasi asli Jawa Barat yang juga telah ditetapkan sebagai flora jati diri Kabupaten Bogor, buah yang acap dijadikan sebagai penganan rujak dan mulai langka dijumpai ini memberi pembelajaran supaya kita tidak mudah tercerabut dari akar budaya bangsa yang adiluhung.
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
53
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
BUMI KEMAH Dalam upaya menghayati kedalaman semesta alam yang berujung mengalir pada ketenangan batin, peserta akan bermalam di bumi kemah WIKASATRIAN. Melalui pengistirahatan ragawi di luar ruanganlah kita dapat lebih leluasa meresapi ruparupa bahasa alam yang senantiasa melahirkan hikmah bagi insan yang mampu berdiam diri dalam merenungkan kebesaran Sang Pencipta sehingga kelak memiliki kecakapan dalam memimpin dengan berpegang pada aspek Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Alam.
54
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
PETA LOKASI WIKASATRIAN terletak di ketinggian 570 meter di atas permukaan laut, di Desa Pasir Angin, Gadog Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dapat ditempuh menggunakan transportasi darat melewati Tol Jagorawi Jakarta.
55
wikasatrian Pusat Kepemimpinan
Inspirasi dan Pengelolaan oleh:
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Informasi:
Wikasatrian Desa Pasir Angin Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor T. 0251 8257600 www.wikasatrian.com