28 Juni 2013
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
Highlight PIN PAPDI XI RIAU
Welcome to PIN PAPDI XI RIAU
Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. Wismandari, SpPD, FINASIM, Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, FINASIM, Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Palu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, GedungICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email:
[email protected]; Website: www.pbpapdi.org
28 Juni 2013
1
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
Selamat datang kepada peserta PIN PAPDI XI, RIAU
BIDANG HUMAS PUBLIKASI DAN MEDIA
2
28 Juni 2013
S
elamat berjumpa kembali para sejawat internis dalam Halo Internis edisi Highlight PIN PAPDI XI Riau. Di tengah keraguan akan berlangsungnya hajatan tahunan kita dikarenakan musibah asap di Riau, PIN PAPDI tetap dilangsungkan dan Halo Internis edisi khusus ini akhirnya bisa didistribusikan. Seperti bak pepatah sekali layar terkembang,maka perahu harus melaju. Edisi khusus kali ini mengulas kepengurusan PB PAPDI periode 2012-2015, mulai terpilihnya Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP sebagai Ketua Umum PB PAPDI dan Prof. DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM sebagai Ketua Umum KIPD pada KOPAPDI XV di Medan, 12 Desember 2012 lalu , Pelantikan Pengurus PB PAPDI dan KIPD sampai Rekernas PB PAPDI dan Semua Cabang. Di awl kepengurusan yang baru, PAPDI bekerjasama denganKemenkes RI menyelenggarakan Hari Kesehatan Sedunia, 7 April silam. Berbagai kegiatan dilakukan dalam rangka kampanye “Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah”. Ada kabar baik dari delegasi PB PAPDI yang menghadiri ACP. Gagasan untuk membentuk Asean Chapter of ACP, akhirnya disetujui. Tak lama lagi akan terbentuk ACP Chapter Asean. Demikian sepatah kata dari redaksi, selamat mengikuti PIN XI Riau. Bernas Ilmiah, kudapan kuliner, tidur nyenyak di Kota Bertuah Pekanbaru.
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
PIN XI PB PAPDI RIAU:
Update in Diagnostic Procedures and Treatment in Internal Medicine Ramai-ramai ke Riau. Bernas ilmiah, kudapan kuliner, tidur nyenyak di Kota Bertuah, Pekanbaru.
P
APDI cabang Riau selaku tuan rumah Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) XI PAPDI 2013 siap menyambut sejawat dari seluruh Indonesia. PIN XI PAPDI akan berlangsung di Hotel Pangeran, Pekan Baru , Riau dari 28 Juni hingga 30 Juni 2013. Selama tiga hari peserta PIN XI akan memperoleh pelbagai perkembangan terkini dalam bidang ilmu penyakit dalam sambil menikmati keramahan alam dan makanan khas Bumi Lancang Kuning. ”Kami menghimbau sejawat ramai-ramai datang ke Kota Bertuah. Kami, tuan rumah siap mensukseskan PIN XI ini,” ujar Ketua PAPDI cabang Riau, Dr. Rayendera, SpPD, FINASIM. Panitia, kata Dr. Rayendera, telah bekerja maksimal untuk kelancaran acara ini. Panitia PIN XI adalah anggota PAPDI cabang Riau dan melibatkan dokter umum dan perawat dari rumah sakit di Pekanbaru. Dr. Rayendera menegaskan semua sarana, akomodasi, dan transportasi telah rampung, namun ia berharap asap tebal yang menggelayuti langit Pekanbaru dapat segera teratasi. “Untuk menghilang-
DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP.
kan asap ini, Pemda telah melakukan antisipasi , berupa hujan buatan dan pemadaman titik-titik api. Minggu ini asap mulai menipis, tidak menghala ngi jarang pandang dan bandara sudah normal kembali,” katanya PIN merupakan pertemuan ilmiah tahunan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. PB PAPDI setiap tahunnya menyelenggarakan acara ini dengan
Dr. Rayendera, SpPD, FINASIM.
tujuan untuk membantu para dokter, terutama internis yang tersebut di seluruh Indonesia untuk meningkatkan skill dan meng up date ilmu pe ngetahuan, khususnya di bidang ilmu penyakit dalam. ”Dengan adanya PIN ini diharapkan dokter spesialis pe nyakit dalam dapat memperoleh pe ngetahuan dan ketrampilan tambahan dalam rangka peningkatan pelayanan secara holistik kepada
28 Juni 2013
3
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS pasien,” kata Ketua Pelaksana PIN XI DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP. Penyelenggaraan PIN pun bergantian di kota-kota cabang PAPDI di Indonesia. Menurut Dr. Ari, tempat penyelenggaraan PIN di berbagai kota propinsi dimaksudkan untuk pemerataan dan update disiplin ilmu di bidang penyakit dalam khususnya bagi anggota PAPDI yang tersebar di 36 cabang dari Sabang sampai Me rauke. Model penyelenggaraan PIN pun berbeda dengan symposium kedokteran lainnya. PIN lebih mengutamakan model lokakarya dengan tema-tema aktual untuk memudahkan peserta berinteraksi lebih jauh dengan para pembicara yang pakar dibidangnya. Hal ini diharapkan agar internis dapat menatalaksana pasien secara holistik dan mampu mena ngani kasus-kasus yang kerap terjadi di wilayah masing-masing. Tema “Update in Diagnostic Procedures and Treatment in Internal Medicine” menjadi daya tarik
JURNAL INTERNASIONAL
4
28 Juni 2013
tersendiri bagi internis untuk ikut PIN. Ditambah lagi dengan kemasan yang menarik, berupa kuliah umum, temu ahli dan workshop, menjadikan PIN agenda tahunan yang tak terlewatkan, “PIN menjadi agenda wajib tahunan .Tema-temanya aktual sesuai dengan kebutuhan kita ketika berpraktik, terutama bagi sejawat yang ada di daerah. Dengan ini seorang internis dapat selalu meng-update kemampuan yang diperlukan dalam menjalankan profesinya,” ujar Dr. Rayendra Pada PIN kali ini, kata internis yang berpraktik di RSUD Dr. Arifin Ahmad Riau akan diselenggarakan temu alumni pada malam harinya. Dokterdokter dari almamater tertentu masing-masing akan saling bertemu menjalin silahturahmi yang di antara mereka. Di samping up date pengetahuan, para sejawat bersama keluarga dapat menikmati wisata alam, sejarah dan kuliner di Kota Bertuah Pekanbaru. Wisata air sungai Siak menjadi pili-
han tujuan wisata yang sayang bila dilewatkan. Istana Siak menjadi bukti kejayaan kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau. Sedangkan bagi penggemar wisata kuliner, makanan khas Riau gulai asam pedas patin Riau menjadi tujuan wisata kuliner favo rit. Sementara untuk sejawat yang ingin membeli cinderamata khas Riau dapat mengunjungi Pasar Bawah yang menjual berbagai souvenir de ngan harga cukup miring. Dengan begitu, PIN XI Riau diharapkan menjadi daya tarik tersendiri. Dan kami, tuan rumah menghimbau sejawat beserta keluarga bersama-sama dapat mengisi liburan mengunjungi Bumi Lancang Kuning. Sambil meningkatkan kompetensi dalam ilmu penyakit dalam, sejawat dan keluarga dimanjakan oleh wisata alam, sejarah dan kuli ner di Kota penghasil minyak dan sawit ini. Selamat bernas ilmiah, kudapan kuliner, tidur nyenyak di Kota Bertuah, Pekanbaru, Riau.(HI)
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
PB PAPDI:
Dari KOPAPDI XV Medan Hingga Rakernas 2013
“ Pelantikan bersama PAPDI dan KIPD merupakan pertama kali terjadi. Ini menjadi momentum pertama untuk bersinergi menjalankan renstra”
B
langsung tancap gas. Rapat-rapat marathon pun dilakukan untuk men yusun kepengurusan dan rencana-rencana stretegis PB PAPDI periode 2012-2015. “Kepengurusan PB PAPDI mendatang lebih professional. Program kerja yang dibuat terukur dengan indikator-indikator keberhasilannya. Kami dibantu konsultan managemen, akhirnya saya pun juga belajar managemen,” aku Prof. Idrus. Selanjutnya, Pengurus PB PAPDI periode 2012-2015 terbentuk. Pelantikan dan pengukuhan pengurus PB PAPDI dilakukan bersamaan de ngan Badan Pengurus Harian Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (BPH KIPD), di Hotel JW Marriot, 16-17 Februari 2013 lalu. Pengurus PB PAPDI dan BPH KIPD 2012-2015 langsung dilantik oleh Ketua Umum PB IDI, Dr. Zainal Abidin, MH yang didampingi Ketua Bidang Orga nisasi PB IDI Dr. Adib Khumaedi, SpOT. Acara pelantikan berlangsung khidmat, dengan ditandai penyematan pin PAPDI oleh Ketua Umum PB IDI dan
Foto Dok HI
allroom 1 Hotel Aryaduta, Medan, seketika riuh rendah. Para delegasi dari 36 cabang PAPDI yang terbentang dari Sabang sampai Merauke bertemu melakukan sidang organisasi pada Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XV, Medan 12-15 Desember 2012 lalu. Perdebatan mewarnai jalannya sidang yang berlangsung hingga dini hari. Namun, kerja keras tersebut tak sia-sia. KOPAPDI XV Medan menelurkan beberapa keputusan strategis untuk keberlangsungan PAPDI tiga tahun ke depan. Diantaranya, adalah terpilihnya Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP sebagai Ketua Umum PB PAPDI, dan Prof. DR. Dr. Siti Setiati, SpPD, K-GER, MEpid, FINASIM sebagai Ketua BPH KIPD. Di dampuk sebagai Ketua Umum PB PAPDI periode 2012-2015, Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP
Pelantikan Pengurus PB PAPDI dan KIPD oleh Ketua Umum IDI
diakhiri foto bersama pengurus PB PAPDI, BPH KIPD, dan Ketua Umum serta Ketua Bidang Organisasi PB IDI. Pada sambutannya, Dr. Zainal Abidin, MH mengatakan pada era globalisasi tantangan kian berat. Secara internal, dokter dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya. Disisi lain, masuknya dokter asing, terutama dokter dari negara-negera Asean, suatu yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Di samping itu, terhitung awal 2014 mulai diberlakukannya sistem jaminan sosial nasional akan mengubah paradigma sistem pelayanan dan pembiayaan kesehatan nasional. “Diperlukan peran aktif PAPDI untuk bersama-sama menghadapi era globalisasi ini,” ujar Dr. Zainal.
28 Juni 2013
5
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS Sebelum pelantikan, pengurus PB PAPDI melakukan rapat pleno. Rapat yang dihadiri seluruh pengurus baik dari PAPDI maupun KIPD ini membahas dan mensosialisasikan renstra yang dipaparkan oleh Ketua Umum PB PAPDI dan Ketua BPH KIPD. Pada acara itu, masing-masing saling memperkenalkan pengurus PB PAPDI dan BPH KIPD yang dipaparkan oleh Sek retaris Jenderal PB PAPDI Dr. Sally Aman nasution, SpPD,K-KV, FINASIM, FACP dan Sekretaris Jenderal KIPD Dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM. “Pertemuan dan pelantikan bersama antara PB PAPDI dan KIPD dalam membahas renstra merupakan kejadian pertama kali yang dilakukan kedua organisasi, dan hal ini menjadi momentum untuk sinergi kegiatan bersama antara PAPDI dan KIPD secara terukut dan terencana,” ungkap Prof. Idrus.
dari departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran di Indonesia dan pengurus dari PB PAPDI dan KIPD. Menurut Prof. Idrus ada beberapa persoalan penting di PAPDI, baik internal maupun eksternal. Di internal, isu fragmentasi di tubuh ilmu pe nyakit dalam. “Kami ke depan tetap komitmen mempertahankan keutuhan ilmu penyakit dalam. Itu sudah tak bisa kompromi lagi,” ujarnya Secara eksternal, isu mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). PAPDI mesti menyikapi hati-hati jangan sampai hal ini justru mengganggu tatanan yang sudah ada. Persoalan lain, kesiapan me nyongsong AFTA 2015. “Isu-isu ini tentu kami sikapi dengan hati-hati. Kami telah menyiapkan tim ad hoc untuk membuat kajian setiap persoalan tadi,” tegas prof. Idrus.
Rakernas Perdana Pengurus Baru
“Kami ke depan tetap komitmen mempertahankan keutuhan ilmu penyakit dalam. Itu sudah tak bisa kompromi lagi”
Program-program PAPDI ke depan, tambah Prof. Idrus, adalah konsolidasi anggota, melanjutkan apa yang tealh dirintis Ketua Umum PB PAPDI sebelumnya, DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD,K-HOM, FINASIM, FACP. Selanjutnya, meningkatkan
Foto Dok HI
Setelah pengurus PB PAPDI dan KIPD dilantik, selanjutnya PB PAPDI menyelenggarakan rapat kerja nasional (Rakernas PB PAPDI) dengan seluruh cabang PAPDI di Indonesia. Acara ini berlangsung di Hotel Harris, Jakarta 6-7 April 2013 lalu. Rakernas PB PAPDI dihadiri oleh ketua-ketua dari 36 cabang PAPDI yang berada di tiap propinsi di Indonesia, perwakilan
Pengurus PB PAPDI dan cabang Rakernas 2013
6
28 Juni 2013
kompetensi internis melalui CPD, dan menjalin kerjasama lebih erat dalam lingkup regional, seperti AFIM. Serta kerjasama international dengan ACP. “kita akan membentuk ACP Chapter Asean,” ujarnya. Program kerja yang tak kalah pentingnya, lanjut Prof. Idrus, keberadaan PAPDI harus dirasakan secara umum oleh masyarakat dan khususnya seluruh anggota, terutama anggota yang bertugas di daerah terpencil. “Pada dasarnya, saya katakana pengurus PAPDI adalah pelayan karenakami member pelayanan kepada anggota dan masyarakat,” ujarnya seperti dilansir dalam Halo internis Highlight KOPAPDI XV Medan. Rakernas yang berlangsung dua hari ini dihadiri oleh beberapa narasumber. Diantaranya adalah Dr. Untung Sutardjo, MKes Kepala Badan PPSDM Kemekes RI, Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SpF, SH Staf Ahli Kemenkes RI, dan Prof. Dr.dr. Herkutanto. SpF, SH. Rakernas kali ini juga menampilkan pembicara dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) yang khusus membahas terkait de ngan Pendidikan Sp.I dan Sp.II Pe nyakit Dalam. Cukup banyak pembahasan dan diskusi yang disampaikan. Di sesi terakhir, tiap-tiap tim ad hoc memaparkan hasil kajian terhadap persoalannya masing-masing. (HI)
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
Hari Kesehatan Dunia 2013
Foto Dok HI
Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah Diantaranya gathering untuk awak media cetak maupun elektronik di Munik Restoran, pada 8 April lalu yang mengulas seputar hipertensi dengan narasumber Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, PB PAPDI - Kemenkes menyelenggarakan Seminar Hipertensi SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, ari Kesehatan Dunia yang FAPSIC, FACP dan Koordinator Bidang jatuh setiap 7 April kerap dija- Humas, Publikasi dan Pengabdian dikan momentum peringatan Masyarakat Dr. Ika Prasetya Wijaya, akan bahaya gangguan kesehatan. SpPD,K-KV, FINASIM dan moderator Untuk, tahun ini Organisasi Keseha- Dr. Eka Ginanjar, SpPD, FINASIM. Pada kesempatan tersebut, Prof. tan Dunia (WHO) menetapkan tema Hari Kesehatan Dunia mengenai ba- Idrus mengungkapkan rasa terimakasih kepada rekan-rekan media agar haya hipertensi. Seperti diketahui, hipertensi dapat menyampaikan informasi pen masih menjadi masalah kesehatan ting bahaya hipertensi dan bagaimadi seluruh dunia. Saat ini penyakit na pencegahannya kepada khalayak tekanan darah tinggi ini menempati luas. “Di sini peran media baik cetak urutan pertama penyebab kematian. maupun elektronik cukup strategis mengedukasi Di Indonesia sendiri, angka kejadi- untuk an hipertensi berdasarkan Riskesdas masyarakat akan baDepartemen Kesehatan Tahun 2007 haya resiko penyakit mencapai 31%. Data pasien hiper- hipertensi,” ujar Prof. tensi di RSCM yang mengunjungi poli Idrus sembari memrawat jalan maupun rawat inap peri- beritahukan kepada media ode tahun 2010-2012 sebanyak lebih rekan-rekan sebagai Ketua Umum dari 15.000 kunjungan penderita. Untuk itu, sebagai wujud peng- PB PAPDI terpilih sejak abdian kepada masyarakat, PAPDI Desember 2012 silam menggalang kewaspadaan terhadap menggantikan DR.Dr. hipertensi. Pengurus Besar PAPDI Aru W. Sudoyo, Spmenggelar serangkaian acara pada PD,K-HOM, FINASIM, bulan April atau bulan hipertensi. FACP.
H
PAPDI bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan mengedukasi masyarakat akan bahayanya hipertensi. Prof. idrus menambahkan pada bulan Hipertensi ini, PAPDI bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan menggelar seminar tentang hipertensi untuk masyarakat. Seminar awan telah diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta yang dihadiri ratusan masyarakat dari berbagai kalangan. Hadir sebagai pembicara Dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, FINASIM, Dr. Aida Lydia, PhD, SpPD, K-GH FINASIM dan Dr. Dono Antono, SpPD,K-KV FINASIM serta moderator Dr. Dharmeizar, SpPD, K-GH. Dan menetapkan bulan April 2013 merupakan bulan “Kewaspadaan Terhadap hipertensi”. Di samping itu, PB PAPDI juga menghimbau kepada 36 cabang PA-
28 Juni 2013
7
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
8
28 Juni 2013
PAPDI Cabang Serentak Peringati Hari Kesehatan Sedunia 2013
S
emarak Hari Kesehatan Sedunia tidak hanya dirasakan warga Jakarta. Gaungnya pun terasa hingga di daerah-daerah. Beragam bentuk kegiatan digelar untuk memperingati bahaya risiko hipertensi, mulai dari seminar, bersepeda santai, olah raga massal hingga lomba menulis bertema “Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan darah”. Berbagai pihak, termasuk PAPDI turut peduli terhadap risiko penyakit ini.“Kami mengimbau kepada 36 cabang PAPDI untuk berpartisipasi aktif meAngkampayekan waspadai hipertensi,” kata Ketua Umum PB PAPDI Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Beberapa cabang menyambut himbauan ini. Di an taranya PAPDI cabang Cirebon bekerjasama dengan Dinkes Kota Cirebon menggelar seminar kesehatan dengan tema”Kendalikan Tekanan Darah : Cegah Komplikasi dan Raih Hidup Berkualitas”. Seminar itu diadakan di Hotel Zamrud Cirebon, 27 April lalu dengan pembicara dr. Sutiadi Kusuma, SpPD, Dr. Irwan haris, SpPD, dan Dr. Wizhar Syamsuri, SpPD, FINASIM serta selaku Moderator Dr. Dedi Nuralamsyah, SpPD., FINASIM.
Palguna, SpPD, FINASIM dan Dr. IGN. Ommy Agustriadi, SpPD. Seminar berlangsung meriah dengan dihadiri masyarakat sekitar dan beberapa awak media setempat.
Seminar Hipertensi PAPDI cabang NTB
PAPDI cabang Purwokerto menggelar seminar hipertensi di Aula RSUD Margono Sukarjo Purwokerto. Tampil sebagai pembicara Dr. Haidar Alatas,SpPD, K-GH, Dr. Aditiawarman, SpPD, dan Dr. Ma’mun, SpPD dengan dihadiri 160 perserta dari masyarakat
Seminar Hipertensi PAPDI cabang Purwokerto
Foto Dok HI
PDI dari di seluruh Indonesia untuk berperan aktif memperingati Hari Kesehatan Sedunia tahun ini. Dan PAPDI juga menyelenggarakan Jurnalis Award tentang hipertensi bagi awak media. Sementara Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD,K-KV, FINASIM banyak memaparkan bahaya, pengobatan dan pencegahan penyakit hipertensi. Menurutnya Hipertensi ditengarai sebagai pemicu terhadap terjadinya semua penyakit kardivaskular mayor, seperti PJK, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung dengan risiko yang meningkat antara 2-3 kali lipat dibanding populasi tanpa hipertensi. Bahayanya, tambah Dr. Ika, hipertensi merupakan silent killer karena penderita tidak akan menemukan gejala apa-apa pada tubuhnya. Dan hipertensi menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya gangguan pada jantung dan pembuluh darah, dan secara khusus menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK) dan gagal jantung pada usia dewasa muda maupun usia lanjut. Seperti diketahui faktor genetik berperan sangat besar dalam terjadinya hipertensi yaitu 4050%., sedangkan faktor lingkungan berperan sebesar 10-30%. Oleh karena itu, lanjut Dr. Ika, yang paling penting adalah men cegah hipertensi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan pola hidup yang sehat, seperti berhenti merokok, makan banyak sayuran dan buah-buahan, menghindari makanan cepat saji karena banyak me ngandung natrium. Berolahraga secara teratur dan dilakukan secara kontinu setiap hari selama 30-60 menit. Ia mengajak semua orang, khususnya mereka memiliki keluarga yang penderita hipertensi harus melakukan kontrol secara berkala. Dengan Demikian, PAPDI berharap masyarakat cukup memahami resiko hipertensi dan bersama-sama mewaspadai hipertensi dan kendalikan tekanan darah sehingga upaya global menekan prevalensi hipertensi menjadi kenyataan.(HI)
Seminar Hipertensi PAPDI cabang Sumbar Seminar Hipertensi PAPDI cabang Cirebon
Sementara di Nusa Tenggara Barat, PAPDI cabang NTB juga menyelenggarakan hal serupa. Seminar dengan tema “Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah” berlangsung di Mataram Lombok dengan menghadirkan pembicara Dr. I Gede
setempat. Di Cabang lain, PAPDI cabang Sumatera Barat tak kalah semaraknya memperingati Hari Kesehatan Sedu nia 2013. Berbagai acara seperti siaran radio mengenai hipertensi, kampanye anti rokok hingga seminar hipertensi, digelar sepanjang bulan April 2013 atau bulan hipertensi. (HI)
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP Sekretaris Jenderal PB PAPDI
Foto Dok HI
Selangkah Menuju ASEAN Chapter of ACP orang, yang terdiri dari internis, subspesialis penyakit dalam, residen, dan fellow yang mengaplikasikan keahlian klinisnya pada diagnosa, terapi, dan perawatan pasien dewasa. Kemajuan dalam bidang diagnostik, pengobatan dan akademis, membawa Negeri Paman Sam menjadi kiblat kedokteraan bagi pelbagai negara, termasuk Indonesia. Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Kendati begitu, dan Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP ketika mengikuti ACP ACP tidak hanya ‘milik’ Amerika. Keanggotaan ACP tersebar di lebih dari 125 negara. eanggotaan ACP tersebar di ACP memiliki perwakilan lokal berupa seluruh dunia, dan tak lama lagi akan dibuka cabang baru ACP di ASEAN. Ada kabar gembira untuk para Keanggotaan ACP internis di kawasan Asean. Tak lama tersebar di seluruh lagi, akan terbentuk American College of Physicians (ACP) Internal Med- dunia, dan tak lama lagi icine, Chapter Asean. “Akan diresmi- akan dibuka cabang kan tanggal 1 Juli,” ujar Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP baru ACP di ASEAN. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) ketika Chapter di beberapa negara. Saat ini, Chapter ACP berada di Brazil, Kanada, ditemui dikantor PB PAPDI. ACP merupakan perhimpunan Chile, Jepang, Meksiko, Saudi Arabia, profesi kedokteran spesialis terbe- Kolombia, and Venezuela. Sebagai sar di Amerika Serikat. Saat ini, ACP anggota dari International Society of memiliki anggota sebanyak 133.000 Internal Medicine (ISIM), ACP bekerja
K
sama dengan organisasi lain dan perkumpulan internis di seluruh dunia pada berbagai program. Pembentukan Chapter Asean digagas oleh internis dari beberapa negara Asean, termasuk Indonesia. Keberadaan Chapter Asean diharapkan akan mendukung perkembangan ilmu penyakit dalam di negara-negara Asean. “Pembentukan Chapter Asean memiliki arti penting karena dunia medis banyak berkiblat ke Amerika. Dengan terbentuknya chapter ini, maka ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan,” jelas Dr. Sally. Keuntungan yang diperoleh, menurut ahli kardiologi ini, diantaranya adalah ACP memiliki berbagai program training untuk para residen maupun internis dan pembentukan chapter akan membuka akses ter hadap pelatihan-pelatihan tersebut. Dan, Indonesia dan negara-negara ASEAN lain dapat meminta para ahli di ACP untuk menjadi pembicara dalam berbagai konferensi ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan medis. “Terbentuknya chapter secara resmi akan menguntungkan kita. Apalagi, ACP punya berbagai kegiatan untuk negara berkembang, dan dengan adanya chapter, maka ACP akan memberi prioritas yang lebih besar,” ujar dokter yang menerima fellow dari ACP tahun ini. Menurut Dr. Sally kurikulum pendidikan penyakit dalam di Indonesia faktanya mengacu ke Amerika. Tak heran, bila internis Indonesia
28 Juni 2013
9
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS yang telah cukup banyak teregistrasi ASEAN diminta untuk datang ke San menjadi anggota ACP Chapter Inter- Fransisco untuk menghadiri acara ACP nasional. “Tentu ini mempermudah awal April lalu. “Pihak ACP pada intinterbentuknya Chapter Asean. Dalam ya ingin mengetahui seberapa besar kaitannya dengan pasar bebas, maka keinginan kami untuk membentuk masyarakat luas dapat melihat bah- Chapter ASEAN. Mereka, misalnya, anwa segala sesuatu yang dikerjakan tara lain menanyakan bagaimana penoleh internis kita, adalah bukan tanpa gaturan untuk menjadi Ketua di antara guideline,” ujarnya. kami,” paparnya. Ide untuk membentuk Chapter Diakui Dr. Sally, secara internal ASEAN ini hadir saat Kongres Perhim- para anggota ini belum memutuskan punan Dokter Spesialis Penyakit Da- siapa yang akan menjadi ketua nanlam Indonesia (KOPAPDI) XV di Med- tinya. Negara-negara ASEAN saat itu an Desember 2012 lalu. Sebenarnya, menjawab, ketua akan dipilih secara Indonesia ingin membuat chapter rotasi di antara lima negara tersesendiri. Namun ternyata, ada persyaratan yang belum mampu dipenuhi seperti jumlah member dan fellow yang dimiliki Indonesia. Ketika bertemu dengan negara-negara ASEAN lain yaitu, Filipina, Singapura, Thailand, dan Malaysia, ternyata mereka memiliki keinginan Delegasi PB PAPDI pada Kongres AFIM yang sama namun juga terbentur oleh jumlah keanggotaan yang tidak mencukupi. but. Untunglah, pihak ACP menilai Akhirnya, negara-negara ASEAN ber- kesungguhan lima negara ini, dan pikir, kenapa mereka tidak bergabung meminta agar ASEAN Chapter dipersaja untuk membentuk Chapter ASE- siapkan dengan baik. AN. Usai pertemuan San Fransisco, lima Diakui Dr. Sally, Malaysia umum negara ASEAN berkejaran dengan waknya masih menjadikan British sebagai tu mempersiapkan ASEAN Chapter. panduan, namun Singapura, yang Dalam waktu yang berdekatan, yaitu awalnya juga berkiblat ke British be- 5-8 Mei 2013 di Filipina akan diadakan beberapa tahun terakhir mengubah Kongres Asean Federation of Internal ke Amerika. “Bahkan anggota ACP Medicine (AFIM) pertama bersamaan dan fellow dari Singapura ternyata dengan Kongres Philippine College of yang terbanyak di antara negara ASE- Physicians (PCP). Pertemuan tersebut AN,” ujarnya. sekaligus akan digunakan untuk haDimulai dari pertemuan lima neg- bis-habisan mempersiapkan Chapter. ara di Medan, akhirnya disepakati Namun karena dirasa akan banyak untuk mulai melakukan upaya-upaya pembahasan, maka sebelumnya akan guna berdirinya Chapter tersebut. Pe dilakukan pertemuan di Pattaya,Thainyusunan proposal dilakukan di antara land pada acara Annual Meeting The lima negara ASEAN tersebut, kemudi- Royal College of Physicians of Thaian diajukan ke ACP. “Kami melakukan land, 24 April 2013. kontak melalui email,” ujar Dr. Sally Di Pattaya, pertemuan sekaligus menggambarkan bagaimana komuni- membicarakan mengenai keorganikasi dilakukan. Proposal yang diajukan sasian AFIM, yang terkait erat dengan disetujui oleh ACP, dan kelima negara chapter. Pertemuan di Pattaya san-
10
28 Juni 2013
gat alot yang menghabiskan waktu hampir lima jam membahas kata per kata berbagai tentang kepengurusan, konstitusi, law agreement, board of region, komisi-komisi, dan lain-lain. Pada pertemuan itu Indonesia diwakili oleh Dr. Sally. Pembicaraan pun berlanjut ke Manila. “Alhamdulillah, sudah terbentuk, tinggal ditandatangani oleh masing-masing negara,” ujarnya. Sayang, Malaysia tidak dapat hadir di Manila karena sedang berlangsung pemilihan umum di negara tersebut. Dalam pertemuan tersebut, juga berhasil disetujui logo AFIM yang merepresentasikan negara-negara anggota AFIM. Dr. Sally menjelaskan kepengurusan AFIM akan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Disepakati, bahwa Filipina akan menjadi Ketua AFIM pertama, karena Kongres AFIM pertama diadakan di Filipina. Jabatan Ketua dengan periode 2 tahun akan dirotasi. Selanjutnya Ketua AFIM akan dijabat oleh Singapura, dan selanjutnya Indonesia pada 2016 nanti. Indonesia dipilih menjadi Ketua berikutnya, karena pada 2016 akan berangsung World Congress of Internal Medicine (WCIM) di Bali. “Moderator pertemuan sangat ketat menetapkan pemilihan Ketua berdasarkan eventevent tersebut,” ujar dokter Sally menggambarkan suasana sidang. Nantinya, formasi kepengurusan AFIM sekaligus ditetapkan sebagai kepengurusan ACP Chapter. Berarti, hanya tinggal beberapa langkah menuju ASEAN Chapter pada 1 Juli nanti. Dr. Sally mengatakan, ASEAN Chapter akan membawa manfaat besar bagi pendidikan dan pengembangan ilmu para ahli penyakit dalam Indonesia. “Manfaat untuk anggota memang tujuan kami mengupayakan hal ini,” tuturnya di akhir pembicaraan. (HI)
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
“Surga Itu Ada Di Bawah Laut” Dr. Erni Juwita Nelwan, Sp.PD, FINASIM
Foto Dok HI
Sekretaris PIN PAPDI XI RIAU
U
n g k a p a n ini bukan tanpa alasan. Malang melintang menekuni kegemarannya, telah menganugerahi dokter kelahiran Jakarta, 5 September 1975 ini, berbagai kenikmatan menyaksikan aneka “surga” laut. Nyaris berbagai titik-titik menarik telah dijelajahinya, dari ujung Barat wilayah Aceh, Belitung, Selat Sunda, Pulau Seribu, hampir semua titik di Lombok dan Bali, Bunaken, Malalayang, Derawan, hingga ke mancanegara. “Setiap tempat, setiap titik memiliki sisi-sisi yang menarik, dari biota laut, pemandangan, serta tantangannya berbeda.,” ungkapnya. Dari pengalaman menyelam itu, Night Dive, menjadi favoritnya. Pemandangan laut yang misterius di malam hari, menjadi alasan mengapa ia memilih men yelam pada malam
hari. “Di malam hari, bisa melihat ikan yang benar-benar sedang tidur, lucu sekali, suasanya juga lebih tenang, karena binatang-binatangnya lebih kalem,” ceritanya antusias. Meski demikian, hobinya yang satu ini tak lantas menyisakan cerita mulus tanpa insiden apapun. Di awal-awal masa menekuni hobi ini, jemarinya pernah tiba-tiba bengkak karena menyentuk ikan beracun. “Sekarang, saya selalu memakai sarung tangan kalau menyelam, karena saya tidak akan bisa menahan diri tidak menyentuh kalau ikannya memang menggemaskan dan lucu, tapi juga saya tidak mau risiko,” ujarnya. Air sepertinya memang menjadi objek favorit bagi Dr. Erni. Sejak kecil ia mengaku gemar sekali berenang. “Tiba-tiba saja suka,” demikian aku Wnya. Ketika mendapat kesempatan pertama diving di tahun 2004 atas perkenalan dari salah seorang, ia pun segera mendaftarkan diri mengambil dive lisence dari POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia), agar memudahkannya “nyemplung” di laut manapun bahkan di mancanegara. “Selama ada dive master
lokal di sana, kita boleh masuk, de ngan license ini,” ujarnya. Di tengah kesibukannya , Dr. Erni mengaku tetap menyempatkan waktu dan mengatur jadwal khusus untuk “nyemplung” ke laut. “Kadang memanfaatkan jadwal mengajar ke daerah-daerah baik dari kegiatan ilmiah dari PAPDI atau Perhimpunan Tropik Infeksi, di mana dia terdaftar sebagai anggota. “Biasanya waktunya saya panjangin sehari sebelum atau sesudah, mana waktunya paling enak, saya atur dengan tidak meninggalkan kewajiban selama di sana,” kata Dr. Erni. Dan dia bersyukur kerap kali dapat kesempatan terbaik. Ketika tidak ada kegiatan ke daerah, ia pun mengalokasikan waktu tersendiri setidaknya 2-3 bulan sekali. Kini dia berharap, kelak mampu mewujudkan mimpinya menjadi dive master. (HI)
28 Juni 2013
11
Highlight PIN PAPDI XI RIAU Halo INTERNIS
12
28 Juni 2013